52
Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim Juni 2019 Pedoman praktik yang baik untuk pelaporan perusahaan atas komitmen yang terkait dengan ruang lingkup Accountability Framework, termasuk laporan kepada publik secara reguler, pengungkapan informasi, dan klaim kinerja yang terkait dengan komitmen Accountability Framework = Kerangka Akuntabilitas

Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

1

Pedoman OperasionalPelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Juni 2019

Pedoman praktik yang baik untuk pelaporan perusahaan atas komitmen yang terkait dengan ruang lingkup Accountability Framework, termasuk laporan kepada publik secara reguler, pengungkapan informasi, dan klaim kinerja yang terkait dengan komitmen

Accountability Framework = Kerangka Akuntabilitas

Page 2: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

© 2019 Accountability Framework initiative. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

DISKLAIMER: Produk kerja ini dimaksudkan sebagai imbauan saja dan bukan sebagai opini atau nasihat hukum tentang persoalan yang ditangani. Pembaca disarankan untuk melibatkan penasihat hukum sejauh yang diperlukan.

Accountability Framework dibuat melalui proses konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk perusahaan, LSM, dan pemerintah, serta mengikuti praktik-praktik yang baik dan berlaku untuk inisiatif multi pihak.

Dokumen ini adalah bagian dari Accountability Framework versi 1.0 (dirilis pada Juni 2019), yang mewakili konsensus anggota Kelompok Pengarah Accountability Framework initiative (AFi) yang berpartisipasi dalam pengembangannya:

Untuk informasi lebih lanjut tentang AFi dan proses pengembangan Framework, silakan kunjungi www.accountability-framework.org

AFi didanai oleh:

Tim utama AFi (sekretariat) dipimpin bersama oleh Rainforest Alliance dan Meridian Institute.

Pakar independent

Inisiatif Kerangka Akuntabilitas bertanggung jawab atas isi dokumen ini, yang mungkin tidak mewakili pandangan para penyandang dana AFi.

Page 3: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

i

Daftar Isi

Tujuan & ringkasan 01

Pendahuluan 03

1. Ikhtisar pelaporan komitmen rantai pasokan 04

1.1 Jenis pelaporan 04

1.2 Prinsip-prinsip pelaporan yang efektif 05

1.3 Penggunaan sistem pelaporan yang baku, diterima, dan dapat diandalkan secara teknis 08

2. Konten pelaporan perusahaan tentang komitmen 09

2.1 Melaporkan atribut, tata kelola, dan paparan risiko perusahaan 12

2.2 Melaporkan sistem-sistem pengelolaan dan kegiatan yang terkait dengan implementasi komitmen 14

2.3 Pelaporan tentang ketertelusuran dan kontrol 14

2.4 Melaporkan kepatuhan terhadap komitmen dan hasil dari komitmen 15

3. Pengungkapan informasi mengenai basis pasokan dan pemasok 24

3.1 Pengungkapan informasi oleh produsen dan pengolah primer (dan pedagang saat membeli langsung dari produsen atau pengolah primer) 26

3.2 Pengungkapan informasi oleh manufaktur barang konsumsi dan pihak lain yang membeli dari pedagang 27

3.3 Pengungkapan informasi oleh pengecer 29

3.4 Kasus di mana saat ini perusahaan belum mengungkapkan semua informasi di atas 30

3.5 Pengelolaan dan penyampaian informasi yang diungkapkan 31

Page 4: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

ii

4. Klaim 32

4.1 Prinsip dan praktik untuk klaim yang kuat 34

4.2 Berbagai jenis klaim: ketertelusuran, praktik, dan hasil 40

Lampiran: Sistem-sistem pengelolaan dan kegiatan yang terkait dengan implementasi komitmen 44

Page 5: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

iii

Kredit foto: Tomas Hajek

Page 6: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

01Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Tujuan & ringkasanMeningkatnya jumlah perusahaan yang membuat komitmen rantai pasokan etis bertepatan dengan meningkatnya harapan untuk pelaporan dan pengungkapan informasi perusahaan tentang isu-isu keberlanjutan. Perusahaan sebaiknya menunjukkan kemajuan atas komitmennya melalui pelaporan yang akurat, menyeluruh, dan tepat waktu sehingga investor, mitra bisnis, pemerintah, masyarakat sipil, dan konsumen dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang kredibel. Selain itu, perusahaan mungkin ingin membuat klaim tentang sejauh mana mereka telah memenuhi komitmennya atau menghasilkan kemajuan ke arah pemenuhan komitmennya. Pedoman Operasional ini menguraikan Prinsip Inti 12, yang menetapkan praktik yang baik untuk pelaporan, pengungkapan informasi, dan klaim perusahaan atas komitmen yang membahas ruang lingkup Accountability Framework (pada intinya, menghentikan deforestasi dan konversi ekosistem serta menghormati hak asasi manusia).

Pedoman ini membahas empat topik utama:

y Ikhtisar pelaporan komitmen rantai pasokan: Bagian 1 menguraikan praktik-praktik yang baik untuk pelaporan publik dan pelaporan bisnis ke bisnis tingkat tinggi/agregat tentang implementasi dan hasil dari komitmen rantai pasokan yang etis. Topik ini juga membahas penggunaan sistem yang ada untuk melaporkan komitmen dalam ruang lingkup Accountability Framework.

y Konten pelaporan perusahaan: Bagian 2 memberikan ekspektasi untuk pelaporan perusahaan tentang paparan risiko, implementasi komitmen, ketertelusuran dan pengendalian pasokan komoditas, kepatuhan terhadap komitmen, dan hasil dari komitmen. Pedoman ini dikembangkan melalui konsultasi dengan beberapa inisiatif pelaporan dan penilaian terkemuka yang berfokus pada topik-topik dalam ruang lingkup Accountability Framework. Pedoman ini dirancang untuk berfungsi secara selaras dengan (dan membantu meningkatkan penyelarasan di antara) sistem-sistem yang digunakan untuk menilai perusahaan secara eksternal oleh pembeli, investor, masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan lainnya.

Page 7: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

02 Accountability Framework

y Pengungkapan informasi mengenai basis pasokan dan pemasok: Dua bagian pertama membahas pelaporan di tingkat agregat oleh perusahaan atau unit usaha, sedangkan Bagian 3 membahas pengungkapan informasi yang terkait dengan sumber dan pemasok tertentu dalam operasional dan rantai pasokan perusahaan. Informasi ini dimaksudkan untuk mendorong transparansi yang lebih luas dan akuntabilitas yang lebih kuat di setiap sisi rantai pasokan yang bertanggung jawab.

y Klaim: Bagian 4 menjelaskan bagaimana perusahaan dapat membangun dan membuktikan klaim yang kuat dan kredibel terkait dengan kemajuan atau pemenuhan komitmen dalam lingkup Accountability Framework. Materi ini dibentuk langsung dari Bagian 1-3 dan bagian lain dari Framework ini, karena monitoring, verifikasi, pelaporan, dan praktik pengungkapan informasi yang mematuhi praktik-praktik baik yang ditentukan AFi memberikan landasan yang kuat bagi klaim yang kredibel.

Page 8: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

03Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Pendahuluan

Pelaporan dan pengungkapan informasi adalah inti dari tujuan AFi guna mendorong kemajuan yang lebih cepat, akuntabilitas yang lebih kuat, dan insentif yang lebih jelas untuk produksi dan perdagangan komoditas yang bertanggung jawab. Untuk tujuan tersebut, pedoman ini menetapkan praktik baik yang sebaiknya diikuti oleh perusahaan untuk melaporkan kemajuan dan hasil terkait topik sosial dan lingkungan secara efektif dalam lingkup AFi serta untuk membuat klaim yang berkaitan dengan hasil-hasil tersebut.

Page 9: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

04 Accountability Framework

1. Ikhtisar pelaporan komitmen rantai pasokan

1.1 Jenis pelaporanPedoman Operasional ini membahas dua jenis pelaporan yang komprehensif: 1) pelaporan publik reguler yang dirancang untuk memberikan informasi tentang operasional dan kinerja perusahaan kepada semua pemangku kepentingan, dan 2) pelaporan bisnis-ke-bisnis (B2B) di mana perusahaan dapat memberikan informasi tentang sumber pasokan, sistem perusahaan, dan kepatuhan terhadap persyaratan dari pembeli atau investor:

y Pelaporan publik: Sebagaimana ditentukan dalam Prinsip Inti 12, perusahaan yang telah mengeluarkan komitmen rantai pasokan yang etis perlu melaporkan kepada publik, kemajuan dan hasil yang terkait dengan pelaksanaan komitmen, secara teratur setidaknya sekali per tahun. Laporan-laporan ini merupakan mekanisme utama perusahaan untuk menyampaikan informasi tentang kemajuan yang mereka capai dalam memenuhi komitmen serta meningkatkan hasil lingkungan dan sosial dari kegiatan operasionalnya.

y Pelaporan B2B: Selain pelaporan publik, perusahaan perlu melaporkan atau berbagi informasi dengan pembeli dan penyedia dana mengenai komitmen, kemajuan terhadap komitmen, dan kinerja operasional perusahaan terhadap komitmen dari pembeli atau penyedia dana. Pembeli dan penyedia dana patut meminta informasi tersebut sebagai bagian dari kegiatan manajemen rantai pasokan dan manajemen portofolio investasi/pinjaman mereka masing-masing. Pelaporan yang tepat oleh pemasok akan memungkinkan konsumen dan investor untuk dapat menilai sejauh mana rantai pasokan atau portofolio pembiayaan mereka sendiri dalam mematuhi komitmen. Pelaporan tersebut juga memungkinkan perusahaan-perusahaan mitra ini untuk memonitor dan menilai mekanisme kontrol para pemasok atau peminjamnya serta untuk mendukung perbaikan sesuai kebutuhan.

Bagian 1 dan 2 dari Pedoman Operasional ini berkaitan dengan pelaporan publik dan B2B. Perusahaan perlu mengikuti pedoman ini untuk meningkatkan keterbandingan dan keandalan informasi, meningkatkan efisiensi pengumpulan data dan aliran data oleh dan antara pemasok dan pembeli, serta meningkatkan akuntabilitas secara menyeluruh.

Page 10: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

05Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

1.2 Prinsip-prinsip pelaporan yang efektifPelaporan perusahaan sebaiknya mengikuti standar dan panduan yang diterima secara umum untuk konten, kelengkapan, kejelasan, aksesibilitas, dan kualitas. Mengikuti prinsip-prinsip ini akan membantu memastikan bahwa tindakan dan hasil dilaporkan dengan jujur dan transparan, dengan cara yang dapat ditafsirkan serta diperbandingkan. Terdapat banyak kerangka kerja dan standar pelaporan, termasuk Global Reporting Initiative (GRI),1 CDP Forests,2 kerangka kerja pelaporan Climate Disclosure Standards Board (CDSB),3 Greenhouse Gas Protocol Corporate Standard,4 dan United Nations Guiding Principles Reporting Framework (UNGP RF),5 yang menyediakan prinsip-prinsip untuk pelaporan yang efektif. Perusahaan didorong untuk mempertimbangkan rangkaian prinsip tersebut ketika melaporkan komitmen dalam lingkup Accountability Framework (lihat Kotak 1 untuk prinsip pelaporan GRI, dalam bentuk daftar). Terdapat banyak prinsip yang digunakan bersama oleh entitas dan kerangka kerja, dan perusahaan perlu mengenali serta mematuhi prinsip-prinsip yang sesuai dengan jenis sistem pelaporan serta konten dari komitmen mereka.

Pelaporan komitmen rantai pasokan sebaiknya membahas semua segmen usaha perusahaan di mana komoditas pertanian dan kehutanan menimbulkan risiko lingkungan atau sosial.6 Setiap pengecualian perlu diidentifikasi dan dibuktikan kebenarannya di dalam laporan, berdasarkan penilaian risiko yang kredibel atau metode prioritas serupa yang sah (lihat Pedoman Operasional Manajemen Rantai Pasokan). Pelaporan yang komprehensif memastikan bahwa informasi dapat diinterpretasikan serta dapat memberikan penilaian yang akurat atas operasional dan kinerja perusahaan relatif terhadap komitmen dan dalam konteks keseluruhan operasional perusahaan yang terkait. Selain itu, untuk meningkatkan interpretabilitas pelaporan, perusahaan sangat dianjurkan untuk menggunakan istilah dan definisi yang selaras dengan Accountability Framework dalam laporan dan komunikasinya.

1 Lihat https://www.globalreporting.org/standards2 Lihat https://www.cdp.net/en/forests3 Lihat https://www.cdsb.net/sites/default/files/cdsb_framework_2.1.pdf4 Lihat https://ghgprotocol.org/corporate-standard5 Lihat https://www.ungpreporting.org6 Sebagaimana ditentukan dalam Prinsip Inti 3.1, komitmen diharapkan berlaku pada semua segmen perusahaan di mana komoditas pertanian dan kehutanan menimbulkan risiko lingkungan atau sosial; cakupan komitmen sebaiknya tidak terbatas pada pasar, lini produk, kepemilikan, atau wilayah geografis tertentu. Pelaporan perusahaan perlu mencakup ruang lingkup yang setidaknya sama luas. Hal ini juga berlaku meskipun komitmen perusahaan belum diterapkan pada semua bidang usaha di mana komoditas pertanian dan kehutanan menimbulkan risiko lingkungan atau sosial. Jika perusahaan memiliki lini bisnis lain di luar produksi, perdagangan, manufaktur, atau ritel pertanian dan kehutanan, maka pelaporan terkait aktivitas di sektor-sektor tersebut dapat dimasukkan sebagai bagian dari laporan keberlanjutan yang lebih luas di seluruh perusahaan.

Page 11: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

06 Accountability Framework

Konsisten dengan Prinsip Inti 4.4, pelaporan publik oleh perusahaan sebaiknya tersedia secara bebas dan siap digunakan oleh semua pemangku kepentingan yang berminat. Laporan yang lengkap sebaiknya dipublikasikan dalam format dan bahasa yang dapat dimengerti oleh pemangku kepentingan utama, termasuk pemerintah terkait, kelompok industri, investor, masyarakat sipil, dan inisiatif pelacakan dan penilaian. Jika sesuai, komponen yang relevan dari laporan publik juga sebaiknya dapat diakses oleh pemangku kepentingan setempat sebagai bagian dari keseluruhan proses dan kegiatan pelibatan pemangku kepentingan perusahaan. Hal ini mungkin memerlukan terjemahan ke dalam bahasa lokal dan penyebaran informasi melalui saluran-saluran yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan setempat. Perusahaan perlu memberikan kesempatan untuk komentar publik terhadap laporan dan atas semua komponen operasional perusahaan. Implementasi komitmen harus mempertimbangkan dan menanggapi masukan semacam itu sebagaimana diperlukan untuk mendorong keterlibatan pemangku kepentingan secara terbuka.

7 Untuk tujuan menentukan ruang lingkup pelaporan yang tepat, penilaian materialitas sebaiknya berfokus pada dampak terhadap lingkungan dan hak asasi manusia dan bukan pada risiko bisnis bagi perusahaan itu sendiri. Dalam hal pelaporan terkait hak asasi manusia, UNGP merekomendasikan istilah ‘salience’ (yang paling penting dan menonjol) daripada materialitas untuk menggambarkan risiko paling berat terhadap hak asasi manusia relatif terhadap operasional dan/atau rantai pasokan perusahaan, yang setidaknya, harus dibahas dalam pelaporan perusahaan.

KoTaK 1. Prinsip-prinsip pelaporan dari Inisiatif Pelaporan Global (Global Reporting Initiative/GRI)

Standar GRI 101 menyediakan seperangkat prinsip pelaporan umum indikatif untuk menentukan ruang lingkup, konten, kualitas, dan karakteristik yang sesuai untuk pelaporan publik yang efektif di berbagai topik. Prinsip-prinsip tersebut dikutip di bawah ini:

1.1 Inklusivitas pemangku kepentingan: Organisasi pelapor harus mengidentifikasi para pemangku kepentingan dan menjelaskan bagaimana organisasi tersebut telah merespons harapan serta kepentingan dari para pemangku kepentingan yang dianggap wajar.

1.2 Konteks keberlanjutan: Laporan harus menyajikan kinerja dari organisasi pelapor dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas.

1.3 Materialitas:7 The report shall cover topics that:

Page 12: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

07Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

1.3.1. mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi pelapor; atau

1.3.2. secara substantif mempengaruhi penilaian dan keputusan para pemangku kepentingan

1.4 Kelengkapan: Laporan harus mencakup topik-topik pokok dan batasan-batasannya, yang cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan, serta untuk memungkinkan para pemangku kepentingan menilai kinerja organisasi pelapor dalam periode pembuatan laporan.

1.5 akurasi: Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci sebagai dasar bagi para pemangku kepentingan menilai kinerja organisasi pelapor.

1.6 Keseimbangan: Informasi yang dilaporkan harus mencerminkan aspek positif dan negatif dari kinerja organisasi pelapor untuk memungkinkan penilaian yang rasional atas keseluruhan kinerja organisasi tersebut.

1.7 Kejelasan: Organisasi pelapor harus menyediakan informasi dengan cara yang dapat dipahami dan diakses oleh para pemangku kepentingan yang menggunakan informasi tersebut.

1.8 Keterbandingan: Organisasi pelapor harus memilih, menyusun, serta melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dengan tata cara yang memungkinkan pemangku kepentingan untuk dapat menganalisis perubahan kinerja organisasi secara bertahap, serta dapat mendukung analisis ketika diperbandingkan dengan organisasi lain.

1.9 Keandalan: Organisasi pelapor harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, serta melaporkan informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan dengan cara yang dapat diperiksa, dan membuktikan kualitas serta materialitas informasi.

1.10 Ketepatan waktu: Organisasi pelapor harus memberikan laporan secara berkala sehingga informasi tersedia tepat pada waktunya bagi pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang terinformasi.

Page 13: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

08 Accountability Framework

1.3 Penggunaan sistem pelaporan yang baku, diterima, dan dapat diandalkan secara teknis

Standar, perangkat, dan metrik pelaporan yang ada dapat digunakan untuk meningkatkan standarisasi dan kredibilitas informasi yang dilaporkan, khususnya untuk topik-topik dan sektor-sektor yang mana standar, perangkat dan metrik tersebut tersedia dan dapat diterapkan. Perusahaan didorong untuk menggunakan sistem yang ada saat melaporkan komitmennya. Namun, saat ini tidak terdapat sistem tunggal yang secara komprehensif menangani semua komponen Prinsip-Prinsip Inti dan Pedoman Operasional Accountability Framework. Oleh karena itu, perusahaan biasanya perlu menggunakan beberapa sistem dan/atau menggabungkan ukuran tambahan, seperti yang dijelaskan dalam Bagian 2 pedoman ini.

Terdapat banyak sistem yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pelaporan tentang elemen-elemen Accountability Framework dan sejauh-ini setiap sistem mungkin perlu dilengkapi untuk dapat menangani pelaporan beragam elemen-elemen yang berlaku. Misalnya, Global Reporting Initiative (GRI) menyediakan standar pelaporan tentang berbagai topik lingkungan, sosial, dan tata kelola, serta panduan yang jelas tentang pengungkapan informasi perusahaan. Namun, perusahaan yang mengikuti standar GRI disarankan untuk memberikan rincian pelaporan tambahan tentang deforestasi, konversi, dan penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat dan masyarakat setempat. Kuesioner dan platform pelaporan CDP Forests mencakup perincian yang luas tentang risiko deforestasi dan mitigasi risiko tersebut, tetapi ruang lingkup sistem ini tidak mencakup berbagai pertimbangan hak asasi manusia yang diperlukan dalam pelaporan komitmen secara penuh. Sebaliknya, Kerangka Pelaporan UNGP berfokus pada pelaporan terkait hak asasi manusia tetapi tidak secara signifikan membahas masalah deforestasi atau konversi. Lihat Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim di bagian Sumber Daya tentang keselarasan antara AFi dan ketiga sistem pelaporan ini.

Selain standar pelaporan, kuesioner, dan perangkat-perangkat yang tersedia untuk umum seperti yang dirangkum di atas, terdapat banyak perangkat, platform, layanan, dan pendekatan komersial serta eksklusif yang tersedia untuk pelaporan dan pengungkapan informasi B2B. Sistem tersebut dapat membantu perusahaan hilir dan penyedia dana untuk meminta informasi dari pemasok dan penerima dananya, dan bagi pemasok serta penerima dana untuk memberikan informasi tersebut kepada pihak yang meminta. AFi mendorong sistem komersial dan eksklusif ini untuk mematuhi prinsip dan ekspektasi yang ditentukan dalam pedoman ini, dan jika memungkinkan menggabungkan metrik atau ukuran-ukuran yang direkomendasikan. Lebih lanjut, AFi mendorong perusahaan-perusahaan yang menggunakan sistem ini untuk menetapkan bahwa praktik yang baik dan ukuran-ukuran umum yang dijabarkan dalam Accountability Framework diikuti dan dimasukkan ke dalam ruang lingkup layanan. Dengan melakukan hal tersebut, dapat membantu meningkatkan konsistensi, kredibilitas, dan interoperabilitas informasi yang diungkapkan dan dilaporkan oleh semua pihak.

Page 14: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

09Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

2. Konten pelaporan perusahaan tentang komitmen

Pelaporan publik dan B2B tentang kemajuan terhadap dan pemenuhan komitmen perusahaan perlu mencakup informasi setidaknya dari empat komponen berikut:

1) Paparan perusahaan terhadap risiko lingkungan dan sosial.

2) Sistem-sistem pengelolaan dan kegiatan terkait implementasi komitmen.

3) Tingkat ketertelusuran dan/atau pengendalian dalam rantai pasokan perusahaan.

4) Hasil komitmen dalam hal: a) kemajuan terhadap atau pemenuhan komitmen itu sendiri; b) hasil yang diperoleh di lapangan.

Pelaporan perusahaan sebaiknya menggunakan pengukuran/metrik yang baku, dapat diandalkan secara teknis, dan sesuai, untuk memastikan bahwa informasi yang dilaporkan akurat dan cukup terperinci, serta untuk mempermudah komparabilitas temuan secara bertahap dan di seluruh perusahaan, wilayah geografis, dan sektor. Pengukuran yang digunakan untuk pelaporan sebaiknya mencakup informasi tentang apakah dan bagaimana perusahaan berusaha menerapkan elemen-elemen Accountability Framework yang berlaku. Guna memfasilitasi pelaporan dan penilaian yang konsisten dengan topik-topik dalam ruang lingkup AFi, beberapa prakarsa utama dalam pelaporan, penilaian, dan monitoring berupaya menyelaraskan pengukuran mereka dengan elemen-elemen Accountability Framework (lihat Kotak 2).

Pemilihan metrik yang sesuai untuk perusahaan tertentu akan tergantung pada sifat bisnis dan konteks di mana perusahaan tersebut beroperasi—terutama pada tahap rantai pasokan mana perusahaan tersebut berfungsi. Misalnya, pedoman dalam Bagian 2.2 terkait pelaporan kegiatan dan sistem implementasi yang membahas kedua kegiatan tersebut di lapangan (biasanya paling relevan bagi produsen, pengolah, dan beberapa perantara) serta di seluruh manajemen rantai pasokan dan sistem monitoring (biasanya paling relevan untuk perantara dan pembeli hilir). Perusahaan sebaiknya menggunakan pengukuran yang relevan dengan bisnis, konteks, dan rantai pasokannya dalam pelaporan perusahaan.

Selain pelaporan berdasarkan pengukuran yang sesuai, pelaporan perusahaan sebaiknya mencakup informasi kualitatif dan deskriptif serta contoh-contoh. Tujuan dari informasi ini adalah untuk membantu menjelaskan dan menafsirkan pelaporan berbasis pengukuran, serta

Page 15: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

10 Accountability Framework

memberikan rincian tambahan tentang bagaimana perusahaan menerapkan komitmennya; hal tersebut dapat mencakup berbagai tantangan yang dihadapi, bagaimana perusahaan bekerja untuk menangani dan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, bagaimana pelaksanaan komitmen telah mengarah pada perbaikan atau dampak, dan bagaimana implementasi komitmen diadaptasi secara bertahap berdasarkan pembelajaran hingga saat ini.

KoTaK 2. Kolaborasi untuk menyelaraskan pelaporan dan penilaian komitmen rantai pasokan

Akuntabilitas yang kuat didasarkan pada ‘lingkaran akuntabilitas’ yang efektif dengan tiga komponen utama:

y kejelasan tentang ekspektasi, parameter, dan praktik terbaik dalam penetapan dan pelaksanaan komitmen rantai pasokan yang etis

y kemampuan perusahaan untuk menunjukkan kemajuan dan kepatuhan terhadap komitmen dengan cara yang kuat dan dapat dimaknai oleh para pemangku kepentingan; serta

y kemampuan pemangku kepentingan—termasuk pembeli, investor, konsumen, dan organisasi masyarakat sipil—untuk membuat keputusan yang terinformasi dan tepat berdasarkan informasi yang objektif dan dapat dipercaya tentang kinerja perusahaan yang mencakup langkah-langkah yang baku dan dapat diperbandingkan.

Accountability Framework dirancang untuk menangani komponen pertama dan kedua di atas, memberikan kejelasan kepada perusahaan tentang penetapan, pelaksanaan, serta pembuktian kemajuan ke arah komitmen. Namun, AFi sendiri tidak bertujuan untuk menilai perusahaan. Oleh karena itu untuk mengatasi komponen ketiga, AFi bekerja sama dengan beberapa inisiatif pelaporan, penilaian, dan pemantauan terkemuka guna membangun pendekatan yang umum dan selaras untuk penilaian kinerja perusahaan pada topik-topik dalam ruang lingkup AFi.

Page 16: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

11Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Inisiatif-inisiatif tersebut—meliputi Supply Change, Forest 500, Trase, SCRIPT, CDP Forests, Ceres, ZSL SPOTT, dan Global Forest Watch Pro—terdiri dari beberapa jalur utama di mana pembeli, investor, konsumen, dan pemangku kepentingan lainnya mendapatkan informasi tentang kinerja dan hasil-hasil perusahaan yang berkaitan dengan komitmen rantai pasokan. Masing-masing inisiatif tersebut mengidentifikasi metrik dan indikator untuk monitoring, pelaporan, dan penilaian yang sesuai dengan ruang lingkup, aplikasi, serta target audiensnya. Upaya kolaboratif ini akan mengidentifikasi ukuran-ukuran inti pada topik-topik yang relevan yang dapat digunakan untuk menyelaraskan permintaan pelaporan dan proses penilaian terkait topik-topik yang ditangani oleh banyak inisiatif dan oleh AFi sendiri.

Proses kolaboratif ini dimaksudkan untuk menyederhanakan, memperjelas, dan menyelaraskan pelaporan dan penilaian dengan cara:

1) Meningkatkan keselarasan dalam pengukuran dan metode yang relevan yang digunakan oleh berbagai inisiatif untuk menilai kinerja perusahaan; dan

2) Meningkatkan keselarasan antara pengukuran yang digunakan oleh inisiatif dan prinsip-prinsip serta pedoman Accountability Framework.

Hasil dari proses tersebut sampai saat ini tercermin dalam Pedoman Operasional ini dan akan semakin diintegrasikan ke dalam perangkat dan metode dari inisiatif-inisiatif yang disebutkan di atas. Proses penyelarasan ini akan menguntungkan perusahaan dan mereka yang mengevaluasi kinerjanya dengan cara:

1) Menjelaskan ekspektasi untuk pelaporan perusahaan sesuai elemen-elemen Accountability Framework.

2) Menyederhanakan permintaan pelaporan terhadap perusahaan, karena adanya konvergensi dalam ukuran yang digunakan oleh berbagai inisiatif dan penyelarasan ukuran tersebut dengan Accountability Framework.

3) Meningkatkan interpretabilitas informasi yang tersedia untuk dasar pengambilan keputusan oleh pembeli dan investor komoditas.

4) Mengumpulkan dataset yang lebih lengkap, dapat ditafsirkan, dan sebanding pada komitmen perusahaan dan kemajuan terhadap komitmen tersebut.

Page 17: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

12 Accountability Framework

2.1 Melaporkan atribut, tata kelola, dan paparan risiko perusahaan

Laporan perusahaan sebaiknya mencakup informasi kontekstual yang relevan tentang profil, tata kelola, pasar, karyawan, praktik pelaporan perusahaan, dan informasi lainnya yang diperlukan bagi pemangku kepentingan untuk memahami ruang lingkup bisnis perusahaan. Laporan juga perlu mencakup keadaan di mana bisnis perusahaan dapat dikaitkan dengan risiko serta dampak sosial dan lingkungan, dan sistem atau mekanisme di seluruh perusahaan yang digunakan untuk mengelola risiko dan dampak tersebut.8

Standar GRI 102 mencakup serangkaian pengungkapan informasi terperinci yang diwajibkan atas atribut perusahaan, tata kelola, dan paparan risiko yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang:

y Profil perusahaan dan konteks di mana perusahaan beroperasi (yaitu, organisasi, lokasi operasional, merek dagang, informasi tentang rantai pasokan dan pasarnya)

y Risiko dan dampak utama

y Nilai dan norma perusahaan

y Pengaturan perusahaan

y Mekanisme pelibatan pemangku kepentingan

y Praktik pelaporan perusahaan

Pengungkapan informasi di atas tidak hanya meningkatkan transparansi tentang bisnis perusahaan dan potensi risiko sosial dan lingkungan, tetapi juga menyediakan konteks untuk pelaporan topik-topik tertentu. Misalnya, informasi tentang jumlah karyawan dan jenis pekerjaan adalah hal yang penting untuk memahami pelaporan yang terkait dengan hak-hak pekerja. Perusahaan sangat dianjurkan untuk mengikuti Standar GRI 102 atau dapat juga dengan memuat pengungkapan informasi serupa tentang atribut perusahaan dalam pelaporannya.

Perangkat lainnya dirancang untuk mencakup paparan yang sesuai dengan ruang lingkup tertentu yang aktual. Sebagai contoh, kuesioner CDP Forests menyediakan pendekatan yang komprehensif untuk melaporkan paparan yang terkait dengan risiko deforestasi, sedangkan Kerangka Pelaporan UNGP menyediakan struktur yang dapat membantu mengungkapkan risiko yang terkait dengan hak asasi manusia.

8 Bagian ini membahas agregat pengukuran dari operasional dan paparan perusahaan. Selain pelaporan mengenai sifat paparan yang lengkap, perusahaan juga diharapkan untuk mengungkapkan informasi tentang operasional dan pemasok tertentu yang termasuk dalam agregat pengukuran ini. Pedoman lebih lanjut tentang pengungkapan ini dapat ditemukan di Bagian 3 dokumen ini.

Page 18: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

13Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Terlepas dari pengukuran atau mekanisme pelaporan yang digunakan, pelaporan tentang paparan risiko dalam ruang lingkup Accountability Framework sebaiknya mencakup informasi tentang lokasi, jenis, dan jangkauan kegiatan perusahaan, sebagaimana diuraikan pada Kotak 3.

KoTaK 3. Elemen utama untuk melaporkan paparan risiko perusahaan

Perusahaan sebaiknya melaporkan informasi tentang perannya dalam produksi dan perdagangan komoditas, kepemilikan lahan, pembelian komoditas serta asal usul komoditas tersebut guna membantu memperjelas tingkat paparan risiko deforestasi, konversi, dan pelanggaran hak asasi manusia. Pelaporan ini sebaiknya mencakup elemen-elemen berikut:

Untuk semua perusahaan:

y Komoditas yang diproduksi dan/atau dimiliki perusahaan dalam rantai pasokannya

y Peran rantai pasokan untuk setiap komoditas yang memiliki risiko sosial atau lingkungan (misalnya, produsen, pengolah, pedagang, manufaktur, pengecer)

y Negara-negara tempat perusahaan beroperasi atau tempat pembeliannya, dipilah-pilah berdasarkan komoditas dan peran rantai pasokan jika perusahaan memainkan banyak peran

Untuk produsen dan perusahaan yang memiliki atau mengelola lahan produksi:

y Total luas lahan yang dimiliki, dikelola, atau dikendalikan oleh perusahaan untuk setiap komoditas

y Total area produksi yang dimiliki, dikelola, atau dikendalikan oleh perusahaan untuk setiap komoditas

y Lokasi produksi komoditas (misalnya, ha area produksi per yurisdiksi sub nasional) di lahan yang dimiliki, dikelola, atau dikendalikan oleh perusahaan

Untuk pembeli dan perusahaan hilir:

y Total volume masing-masing komoditas dalam rantai pasokan perusahaan selama periode pelaporan

y Asal usul material yang dibeli untuk setiap komoditas (misal, volume pembelian dan/atau pengadaan per yurisdiksi subnasional)

Page 19: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

14 Accountability Framework

2.2 Melaporkan sistem-sistem pengelolaan dan kegiatan yang terkait dengan implementasi komitmen

Perusahaan perlu melaporkan sistem-sistem pengelolaan dan kegiatan yang digunakan dalam implementasi komitmen. Pelaporan sebaiknya memberikan informasi tentang keberadaan, luas, dan jenis dari setiap sistem atau kegiatan yang signifikan yang dimaksudkan untuk membantu memenuhi, memonitor, atau memverifikasi komitmen. Hal ini termasuk kegiatan perusahaan sendiri dan kegiatan pemasok serta entitas lain dalam rantai pasokannya, sebagaimana dinilai melalui monitoring dan mekanisme kontrol lainnya. Pengukuran tertentu untuk pelaporan akan tergantung pada posisi perusahaan dalam rantai pasokan dan tingkat visibilitas rantai pasokan. Misalnya, produsen dan perusahaan hulu dapat lebih memfokuskan pelaporannya pada praktik penggunaan lahan dan keterlibatan dengan masyarakat, sementara perusahaan hilir dapat memfokuskan pelaporannya tentang bagaimana keikutsertaan pemasok langsung dan tidak langsung untuk memastikan pengendalian pasokan dan tindakan yang efektif dalam mengatasi segala ketidakpatuhan.

Lampiran menyediakan daftar kegiatan perusahaan yang diidentifikasi dalam Accountability Framework sebagai hal yang penting untuk penerapan komitmen yang efektif. Pelaporan perusahaan sebaiknya memberikan informasi tentang apa dan bagaimana kegiatan ini dilakukan. Terdapat banyak kerangka kerja pelaporan yang membahas aspek-aspek tertentu dari proses implementasi komitmen tetapi saat ini tidak terdapat kerangka kerja yang menyediakan struktur yang lengkap untuk pelaporan semua kegiatan dan sistem implementasi yang terkait dengan komitmen dalam ruang lingkup AFi. Perusahaan sebaiknya menggunakan kerangka kerja yang ada secara kombinasi dan/atau melengkapinya dengan pelaporan tambahan untuk memastikan bahwa perusahaan memasukkan informasi pada semua komponen implementasi utama.

2.3 Pelaporan tentang ketertelusuran dan kontrol

Perusahaan perlu melaporkan sejauh mana perusahaan mengetahui dan/atau mengendalikan sumber bahan baku dalam rantai pasokannya untuk menilai dan memastikan kepatuhan terhadap komitmen. Seperti dijelaskan dalam Prinsip Inti 5 dan Pedoman Operasional Manajemen Rantai Pasokan, hal ini dapat dilakukan melalui ketertelusuran penuh dan/atau sistem kontrol yang efektif. Aspek pelaporan ini memiliki dua komponen utama:

Page 20: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

15Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

1) Ketertelusuran: Perusahaan sebaiknya melaporkan tentang proporsi volume rantai pasokan yang dapat ditelusuri ke pemasok tertentu baik langsung atau tidak langsung pada setiap tahap pasokan (misalnya, pertanian atau kelompok tani, pabrik atau silo, pedagang, pemasok langsung) serta proporsi dari volume yang tidak dapat ditelusuri ke pemasok tertentu tetapi dapat ditelusuri ke wilayah asal tertentu (misalnya, radius di sekitar pabrik, yurisdiksi, atau negara). Informasi ini sebaiknya dipilah berdasarkan faktor-faktor yang relevan termasuk komoditas, sumber pembelian dan pengadaan, atau pemasok utama.

2) Kontrol: Perusahaan sebaiknya melaporkan proporsi volume rantai pasokan dan/atau bagian dari pemasoknya yang dapat diketahui tingkat kepatuhannya. Informasi ini sebaiknya dipilah berdasarkan faktor-faktor relevan yang sama yang disebutkan pada poin di atas. Jika perusahaan menggunakan sistem kontrol untuk mengelola atau memastikan kepatuhan pemasok hulu, maka identitas masing-masing sistem tersebut dan volume produk atau pemasok yang terkait sebaiknya ditentukan. Langkah-langkah kontrol tersebut mencakup beberapa skema sertifikasi, identifikasi yurisdiksi berisiko rendah dan/atau partisipasi dalam pendekatan yurisdiksi yang efektif, dan verifikasi mekanisme kontrol yang efektif oleh pemasok langsung.

Pada kedua kasus tersebut, perusahaan sebaiknya melaporkan metodologi yang digunakan untuk memverifikasi penelusuran dan mekanisme pengendalian.

2.4 Melaporkan kepatuhan terhadap komitmen dan hasil dari komitmen

Perusahaan sebaiknya melaporkan informasi yang akurat dan lengkap mengenai tingkat kemajuan terhadap pemenuhan komitmennya dan pemenuhan target atau tolok ukur yang terkait dengan komitmen tersebut. Pelaporan ini sebaiknya mencakup informasi tentang tingkat kepatuhan saat ini dan tren dari waktu ke waktu. Selain melaporkan kemajuan terhadap kepatuhan, perusahaan perlu melaporkan hasil atau dampak operasional perusahaan dan rantai pasokan pada deforestasi, konversi, perlindungan ekosistem, dan hak asasi manusia. Perusahaan sebaiknya berusaha keras untuk menunjukkan bagaimana pemenuhan komitmen mereka secara progresif berkaitan dengan pengurangan dampak negatif dan/atau peningkatan dampak positif dari operasional dan rantai pasokannya pada ekosistem alam dan hak asasi manusia. Informasi ini memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memahami sejauh mana perusahaan telah memenuhi komitmen dan target sementaranya, tren dari tahun ke tahun terhadap tujuan dan tolok ukur tersebut, serta hasil nyata dari kemajuannya.

Page 21: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

16 Accountability Framework

Informasi tentang kepatuhan dan kemajuan dapat diperoleh melalui beberapa pendekatan dan sumber yang berbeda. Hal ini termasuk:

1) Memonitor data operasional perusahaan sendiri (misalnya, lokasi produksi atau pengolahan) atau operasional pemasok, yang dikumpulkan oleh perusahaan itu sendiri atau oleh penyedia layanan atau auditor sesuai Accountability Framework atau kerangka kerja praktik yang baik lainnya yang kredibel; pendekatan ini paling relevan untuk produsen, perusahaan hulu, dan perusahaan dengan visibilitas ke basis produksi.

2) Penerimaan, pengumpulan, dan verifikasi data monitoring dan data manajemen yang dikumpulkan oleh pemasok perusahaan dan diserahkan kepada perusahaan berdasarkan permintaan; pendekatan ini paling relevan untuk perusahaan hilir dan perusahaan yang mempunyai visibilitas terbatas ke rantai pasokan.

3) Data yang dikumpulkan melalui pemetaan rantai pasokan dan penilaian risiko yang mengidentifikasi jangkauan dan asal usul pembelian dan pengadaan dari sumber, wilayah geografis, atau yurisdiksi yang terbukti berisiko rendah untuk satu atau lebih topik sosial atau lingkungan dalam lingkup pelaporan.

4) Keluhan dan kekhawatiran yang diterima oleh perusahaan (atau diketahui melalui upaya yang wajar oleh perusahaan) dan tanggapan perusahaan terhadap hal itu.

5) Verifikasi yang dilakukan dalam konteks program sertifikasi atau proses jaminan lainnya.

6) Bukti kepatuhan kepada hukum nasional dan/atau internasional, program yurisdiksi, atau mekanisme sertifikasi yang berfungsi untuk menunjukkan kepatuhan atau kemajuan terhadap aspek komitmen perusahaan.

Untuk memfasilitasi interpretasi yang jelas dan keterbandingan informasi yang dilaporkan, metrik yang digunakan untuk melaporkan hasil terkait komitmen sebaiknya:

1) Mengukur atau mendeskripsikan hasil tersebut baik secara absolut (misalnya, jumlah hektar atau jumlah orang yang terkena dampak) dan dibandingkan dengan total cakupan atau paparan terhadap perusahaan atau unit bisnis dan kaitannya dengan hasil tertentu (misalnya, proporsi volume pasokan atau proporsi landbank perusahaan yang terpengaruh).

2) Mengacu pada ruang lingkup operasional yang konsisten di seluruh pengukuran dan topik (misalnya, pengukuran yang digunakan untuk melaporkan dampak deforestasi dan hak asasi manusia sebaiknya mencakup area produksi, segmen bisnis, dan pemasok yang sama).

Page 22: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

17Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

3) Memberikan representasi yang lengkap dan seimbang tentang kondisi atau tren yang dilaporkan, termasuk aspek positif dan negatif dari kinerja perusahaan di keseluruhan ruang lingkup masalah terkait, area produksi atau pembelian dan pengadaan, atau unit bisnis yang terkait pelaporan. Misalnya, laporan sebaiknya tidak menyatakan volume dari pembelian dan pengadaan bahan baku yang patuh tanpa menempatkan informasi tersebut dalam konteks total volume pembelian dan pengadaan material serta volume yang masih tidak patuh.

Sub-bagian berikut ini memberikan perincian lebih lanjut tentang pelaporan kepatuhan dan hasil dari komitmen. Bagian 2.4.1 menguraikan tentang pelaporan terkait kemajuan terhadap kepatuhan komitmen pada semua topik, Bagian 2.4.2 memberikan panduan khusus untuk melaporkan hasil dari komitmen tanpa deforestasi dan komitmen tanpa konversi, dan Bagian 2.4.3 menyajikan pertimbangan tambahan untuk melaporkan komitmen terkait hak-hak masyarakat adat dan masyarakat setempat.

2.4.1 Melaporkan kemajuan dan pencapaian kepatuhan terhadap komitmen pada semua topik

Perusahaan sebaiknya melaporkan tingkat kepatuhan terhadap komitmen di seluruh cakupan komitmennya. Pelaporan kepatuhan sebaiknya:

y Memberikan informasi kontekstual sejauh mana kepatuhan untuk material yang dihasilkan atau dibeli oleh perusahaan diketahui

y Menunjukkan sejauh mana kemajuan terhadap kepatuhan berada, dan sejauh mana komitmen telah dipenuhi

y Dipilah berdasarkan faktor-faktor yang relevan seperti sumber pembelian dan pengadaan dan komoditas, serta oleh setiap komponen komitmen (contohnya, rantai pasokan bebas deforestasi atau menghormati hak-hak pekerja)

Tergantung pada posisi dalam rantai pasokan, perusahaan dapat melaporkan tingkat kepatuhan berdasarkan luas lahan, volume rantai pasokan, atau pemasok utama. Dalam semua kasus, pelaporan kepatuhan sebaiknya dikontekstualisasikan sehubungan dengan operasional penuh perusahaan dan ruang lingkup komitmennya.

Kerangka kerja dan sistem untuk pelaporan kemajuan terhadap kepatuhan yang dilakukan secara efektif dan kontekstual, saat ini sedang dibangun, termasuk upaya-upaya yang selaras dengan AFi yang dipimpin oleh Proforest (Lihat Kotak 4).

Page 23: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

18 Accountability Framework

KoTaK 4. Kerangka Kerja Implementasi Pembelian dan Pengadaan yang Bertanggung Jawab9

9 Lihat https://www.proforest.net/en/publications/accelerating-implementation-of-responsible-sourcing-commitments-a-framework-for-progress-to-2020-and-beyond.

Organisasi keberlanjutan rantai pasokan, Proforest, dengan keterlibatan beberapa perusahaan, praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya, sedang mengembangkan sebuah kerangka kerja untuk melaporkan volume pada berbagai tahapan kemajuan terhadap komitmen rantai pasokan yang bertanggung jawab. Dengan menggunakan pendekatan ini, perusahaan dapat mengalokasikan volume komoditas yang mereka beli atau jual ke berbagai kategori untuk memberikan gambaran keseluruhan kemajuan di seluruh bisnisnya dan melacaknya dari tahun ke tahun. Informasi ini dapat dikomunikasikan dan diturunkan ke rantai pasokan untuk memfasilitasi pelaporan yang jelas dan dapat diperbandingkan bahkan untuk hubungan rantai pasokan yang kompleks dan tidak tetap. Perusahaan didorong untuk menggunakan sistem yang baru berkembang ini dalam melaporkan kemajuan berdasarkan volume rantai pasokan dengan cara yang baku dan dapat diinterpretasikan.

Dengan menggunakan pendekatan ini, perusahaan sebaiknya melaporkan proporsi volume rantai pasokan yang termasuk dalam masing-masing kategori berikut:

1) Sumber tidak diketahui dan kepatuhan tidak diketahui

2) Sumber diketahui tetapi kepatuhan tidak diketahui

3) Sumber diketahui dan produk diketahui tidak patuh

4) Sumber diketahui dan produk diketahui aktif bergerak menuju kepatuhan

5) Sumber diketahui dan produk diketahui patuh

Rincian lebih lanjut yang menentukan setiap kategori, relatif terhadap komitmen sosial dan lingkungan yang berbeda dan sektor komoditas, saat ini sedang dalam pengembangan. Materi ini akan diperbarui dengan informasi atau referensi baru ketika telah tersedia.

Page 24: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

19Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

2.4.2 Melaporkan hasil dari komitmen tanpa deforestasi dan tanpa konversi

Selain melaporkan kemajuan dan pencapaian kepatuhan atas komitmennya, jika memungkinkan, perusahaan juga perlu melaporkan wilayah deforestasi atau konversi yang terkait dengan operasional dan/atau rantai pasokannya, serta jika memungkinkan akibat penggunaan lahan lainnya terkait dengan degradasi, konservasi, dan restorasi.

Untuk produsen dan perusahaan dengan visibilitas dan/atau kontrol ke tingkat unit produksi, pelaporan hasil yang terkait dengan penggunaan lahan dan tutupan lahan seharusnya diambil dari monitoring langsung atas wilayah produksi. Untuk perusahaan hilir, pelaporan dapat mencakup informasi tentang penggunaan lahan dan tutupan lahan yang dikumpulkan dari pelaporan pemasok, serta perkiraan potensi dampak yang dihasilkan melalui monitoring pada skala area pembelian dan pengadaan yang diketahui. Pedoman Operasional Monitoring dan Verifikasi memberikan panduan terperinci tentang pendekatan-pendekatan monitoring ini. Lampiran 2 dari pedoman tersebut juga mengidentifikasi metrik yang sesuai yang dapat digunakan untuk mengukur hasil yang terkait dengan deforestasi, konversi, perlindungan ekosistem, dan restorasi. Hal ini mencakup ukuran-ukuran yang digunakan oleh produsen dan perusahaan dengan visibilitas langsung ke unit produksi serta ukuran-ukuran yang digunakan oleh perusahaan hilir. Kotak 5 mengidentifikasi pertimbangan utama dalam melaporkan hasil yang terkait dengan deforestasi, konversi, dan perlindungan ekosistem.

KoTaK 5. Pertimbangan utama untuk melaporkan hasil yang terkait dengan deforestasi, konversi, dan perlindungan ekosistem

Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan panduan berikut untuk melaporkan deforestasi, konversi, dan perlindungan ekosistem dengan cara yang kuantitatif, kredibel, dan dapat diinterpretasikan.

Untuk produsen dan perusahaan lain yang memiliki atau mengelola lahan:

y Deforestasi atau konversi pada lahan yang dimiliki atau dikelola oleh perusahaan sebaiknya diukur dalam hektar

y Deforestasi atau konversi sebaiknya dipilah berdasarkan jenis ekosistem

Page 25: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

20 Accountability Framework

y Kegiatan konservasi dan/atau restorasi pada lahan yang dimiliki atau dikelola oleh perusahaan sebaiknya diukur dalam hektar dan dipilah berdasarkan status konservasi, penunjukan, atau pendekatan

Untuk perusahaan yang membeli bahan baku atau produk turunan dari produsen atau pemasok lain:

y Jika memungkinkan, informasi tentang deforestasi atau konversi yang terdapat pada bahan baku dalam rantai pasokan sebaiknya diukur dalam hektar

y Ketika alih guna lahan yang terdapat dalam rantai pasokan tidak diketahui karena kendala visibilitas dan ketertelusuran, perusahaan sebaiknya melaporkan sejauh mana material tersebut dibeli dari area atau yurisdiksi yang mungkin terkait dengan deforestasi atau konversi (lihat Pedoman Operasional Monitoring dan Verifikasi untuk penjabaran dan contoh lebih lanjut)

y Informasi tentang kegiatan konservasi dan/atau restorasi yang didukung atau difasilitasi oleh perusahaan sebaiknya diukur dalam hektar dan dipilah berdasarkan status konservasi, penunjukan, atau pendekatan

2.4.3 Melaporkan hasil komitmen terhadap hak-hak IP/LC

Perusahaan yang terlibat dalam akuisisi, pembangunan, atau pengelolaan lahan untuk produksi atau pengolahan komoditas perlu melaporkan kepatuhan dan hasil dari komitmennya untuk menghormati hak-hak masyarakat adat dan masyarakat setempat/indigenous peoples and local communities (IP/LC). Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang upaya perusahaan dalam mengidentifikasi, memitigasi, dan memperbaiki kerugian terhadap hak asasi manusia, pelaporan komitmen ini sebaiknya berfokus pada tindakan perusahaan dan penjelasan atas tindakan tersebut. Sistem pelaporan yang dirancang untuk menangani risiko dan dampak terhadap hak asasi manusia, seperti Kerangka Kerja Pelaporan UNGP (lihat Kotak 6) dan perangkat Penilaian Kepatuhan Hak Asasi Manusia/Human Rights Compliance Assessment (HRCA), yang dikembangkan oleh Institut Denmark untuk Hak Asasi Manusia,10 memberikan perhatian terbesar pada proses dan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, bukan pada hasil kuantitatif.

10 https://www.business-humanrights.org/sites/default/files/5_%20Community%20Impact_0.pdf

Page 26: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

21Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Pelaporan kebijakan perusahaan dan dampak terkait hak asasi manusia mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan risiko yang paling penting dan menonjol terhadap hak asasi manusia yang terkait dengan operasional perusahaan. Perusahaan perlu melaporkan upaya yang dilakukan untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif terhadap hak-hak tersebut, termasuk contoh-contoh yang menggambarkan bagaimana kebijakan dan proses tersebut dilaksanakan. Pelaporan sebaiknya mencakup diskusi tentang tantangan yang dihadapi perusahaan dalam upayanya untuk menghormati hak asasi manusia dan pendekatan perusahaan untuk memahami dan mengatasinya. Akhirnya, pelaporan sebaiknya menggambarkan bagaimana dan kapan remediasi kerugian terhadap hak-hak IP/LC telah dilakukan.

Untuk risiko apa pun yang teridentifikasi terhadap hak-hak masyarakat adat atau masyarakat setempat, pelaporan hasil komitmen untuk menghormati hak-hak tersebut setidaknya mencakup metrik pengukuran yang menggambarkan kemajuan atau kepatuhan terhadap komponen yang ditentukan dalam Prinsip Inti 2. Hal ini termasuk:

y Deskripsi dan hasil dari metode uji tuntas yang digunakan untuk menilai dan memastikan bahwa hak-hak IP/LC dan kerugian aktual atau potensial terhadap hak-hak ini diidentifikasi, dihindari atau dikurangi, dan dilacak.

y Deskripsi penerapan Prinsip Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan/Free, Prior and Informed Consent (FPIC) untuk semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dan/atau pemasoknya yang dapat mempengaruhi hak, lahan, sumber daya, wilayah, mata pencaharian, dan ketahanan pangan masyarakat adat dan setempat. Hal ini termasuk identifikasi kegiatan pembangunan lahan atau akuisisi lahan oleh perusahaan dan/atau pemasoknya yang baru-baru ini atau saat ini memicu proses FPIC, serta status proses FPIC tersebut dan hasil-hasilnya.

y Deskripsi langkah-langkah untuk menyediakan atau bekerja sama dalam remediasi di mana perusahaan telah menyebabkan atau berkontribusi terhadap kerusakan pada IP/LC.

y Tanggapan dan/atau resolusi untuk setiap keluhan yang belum terselesaikan, termasuk status dan jangka waktu.

Selain itu, perusahaan didorong untuk melaporkan secara lebih luas tentang proses dan hasil yang terkait dengan hak asasi manusia dengan menggunakan perangkat yang sesuai seperti Kerangka Kerja Pelaporan UNGP. Perangkat semacam ini menyediakan serangkaian petunjuk dan panduan untuk mengarahkan pengguna melalui proses pelaporan masalah-masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol dalam operasional dan rantai pasokan perusahaan (lihat Kotak 6).

Page 27: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

22 Accountability Framework

Pelaporan lengkap akan memerlukan staf atau konsultan yang memahami topik-topik ini dan/atau penggunaan perangkat yang lebih rinci yang dirancang khusus untuk mengidentifikasi potensi kerugian dan tindakan perusahaan terkait dengan IP/LC untuk menerapkan inisiatif pelaporan secara efektif dalam konteks. Kerangka kerja tambahan seperti HRCA, yang menyediakan daftar pertanyaan terperinci dan indikator-indikator terkait tentang berbagai topik yang berhubungan dengan hak-hak IP/LC, dapat digunakan untuk memperoleh metrik pengukuran dan pendekatan pelaporan yang lebih komprehensif. Demikian pula, Indigenous Navigator11 memberikan indikator terperinci untuk pelaporan tentang indikator struktural, indikator proses, dan indikator hasil yang berkaitan dengan hak-hak IP/LC.

11 http://nav.indigenousnavigator.com/index.php/en/tools/indicators

KoTaK 6. Prinsip-Prinsip Panduan PBB tentang Kerangka Kerja Pelaporan (UNGP RF)

Pelaporan komitmen terkait hak asasi manusia membutuhkan penjabaran tentang tindakan perusahaan untuk mengidentifikasi, memitigasi, dan memperbaiki kerugian potensial atau aktual terhadap hak-hak masyarakat adat, masyarakat setempat, pekerja, atau pemangku kepentingan lainnya. UNGP RF memberikan serangkaian panduan untuk membantu perusahaan melaporkan komitmennya atas hak asasi manusia, termasuk hak IP/LC dan hak-hak pekerja. Perusahaan didorong untuk menggunakan UNGP RF atau kerangka kerja lain yang serupa dan sesuai dengan tujuan untuk memandu pelaporan tentang topik-topik hak asasi manusia. Penyelarasan UNGP RF dengan Prinsip-Prinsip Inti tertentu dijelaskan dalam sumber daya terkait.

Kerangka Kerja Pelaporan menginstruksikan perusahaan untuk:

y Menyatakan masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol (salient) terkait kegiatan perusahaan dan hubungan bisnis selama periode pelaporan.

y Menjelaskan bagaimana menentukan masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol.

Page 28: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

23Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Kerangka kerja ini kemudian mengajukan serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk memandu perusahaan melalui proses pelaporan masalah-masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol:

y Apakah perusahaan memiliki kebijakan tertentu tentang penanganan masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol?

y Pendekatan apa yang digunakan perusahaan untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan dalam kaitannya pada tiap masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol?

y Bagaimana perusahaan mengidentifikasi setiap perubahan bertahap dalam setiap jenis masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol?

y Bagaimana perusahaan mengintegrasikan temuannya tentang setiap masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol ke dalam proses dan tindakan pengambilan keputusannya?

y Bagaimana perusahaan mengetahui bahwa upayanya efektif dalam mengatasi setiap masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol?

y Bagaimana perusahaan mengadakan pemulihan yang efektif terhadap orang-orang yang dirugikan oleh tindakan atau keputusannya terkait masalah hak asasi manusia yang paling penting dan menonjol?

Page 29: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

24 Accountability Framework

3. Pengungkapan informasi mengenai basis pasokan dan pemasok

Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip Inti 12.2, di samping laporan berkala tentang kemajuan terhadap komitmen, perusahaan diharapkan untuk mengungkapkan informasi tentang pemasoknya, sumber pasokan, dan sifat serta status dari setiap ketidakpatuhan dan keluhan terkait. “Pengungkapan” menandakan bahwa perusahaan menjadikan informasi ini tersedia dalam format dan bahasa yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan utama dan masyarakat umum.

KoTaK 7. Pendekatan AFi untuk pengungkapan informasi

Pengungkapan informasi—juga disebut sebagai “transparansi”—merupakan elemen penting untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan dan sistem manajemen yang terkait dengan komitmen rantai pasokan. Transparansi semacam ini dapat membantu perusahaan di berbagai tahap rantai pasokan untuk lebih memahami dan mengelola risiko serta ketidakpatuhan dalam rantai pasokannya. Hal ini juga dapat membantu menumbuhkan kepercayaan dan kolaborasi yang lebih luas antara perusahaan, masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan lainnya. Ketika dikombinasikan dengan teknologi informasi yang ada, transparansi adalah perangkat yang kuat untuk membantu mendukung pergeseran secara luas menuju sektor komoditas yang bertanggung jawab.

Pada saat yang sama, kendala komersial, hukum, dan teknis saat ini dapat mempersulit upaya untuk meningkatkan transparansi, setidaknya dalam jangka pendek. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, AFi telah mengembangkan pendekatan bernuansa tentang pengungkapan informasi yang tercermin dalam Prinsip Inti 9.2 serta dalam Pedoman Operasional ini. Pendekatan tersebut berfokus pada aspek transparansi yang paling penting untuk: i) membantu

Page 30: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

25Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

mengurangi deforestasi, konversi, dan pelanggaran hak asasi manusia; ii) mengirimkan sinyal pasar yang jelas dalam mendukung praktik yang bertanggung jawab kepada produsen dan pemasok hulu; dan iii) mengirim informasi yang akurat tentang sumber pasokan, risiko, dan tingkat kepatuhan kepada pembeli hilir.

Sebagai pengakuan terhadap kendala yang ada dan pertimbangan komersial, pendekatan yang diusulkan tidak meminta perusahaan untuk mengungkapkan semua informasi yang relevan, melainkan hanya himpunan bagian dari informasi utama. AFi juga mengakui bahwa transparansi yang lebih luas akan membutuhkan waktu dan menunjukkan bagaimana perusahaan dapat secara progresif bergerak menuju tujuan ini.

Praktik yang baik untuk pengungkapan informasi akan berbeda tergantung pada posisi dan peran perusahaan dalam rantai pasokan. Beberapa prinsip umum menjelaskan praktik pengungkapan tertentu yang diuraikan dalam bagian ini:

1) Mengetahui identitas, lokasi atau batasan, karakteristik dasar, dan tingkat kepatuhan operasional produksi dan pengolahan primer adalah hal yang sangat penting untuk memastikan pemenuhan komitmen rantai pasokan. Tanpa informasi ini, secara umum tidak mungkin untuk mengetahui kepatuhan atau kinerja sumber pasokan, dan akan ada banyak peluang untuk pasokan yang tidak patuh untuk memasuki rantai pasokan perusahaan yang telah mengeluarkan komitmen.

2) Pada saat yang sama, sebagaimana diakui oleh Prinsip Inti 5, ketika terdapat sistem kontrol yang efektif (misalnya, program sertifikasi dan jenis sistem lainnya yang serupa), maka hal ini secara sebagian atau seluruhnya dapat memenuhi kebutuhan perusahaan hilir untuk mengetahui lokasi dan mengelola atribut semua produsen dan pengolahan primer dalam basis pasokannya.

3) Pengungkapan informasi dan transparansi adalah bidang praktik yang berkembang pesat, sebagian didorong oleh teknologi informasi baru dan pergeseran harapan masyarakat. Elemen-elemen transparansi yang tampaknya mustahil lima atau sepuluh tahun yang lalu menjadi hal yang lumrah saat ini. Sebagai pendekatan yang berwawasan ke depan untuk mentransformasi kinerja sosial dan lingkungan dari sektor komoditas, Accountability Framework mencakup elemen-elemen tertentu—termasuk aspek pengungkapan informasi—yang akan memerlukan realisasi secara progresif dalam beberapa konteks.

Page 31: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

26 Accountability Framework

Seperti dicatat dalam Kotak 7, praktik pengungkapan yang tepat akan berbeda berdasarkan posisi dan peran entitas pengungkap dalam rantai pasokan dan, untuk pembeli bahan baku atau barang setengah jadi, sejauh mana terdapat sistem kontrol yang efektif. Pendekatan khusus untuk berbagai pelaku rantai pasokan dijelaskan di bawah ini.

3.1 Pengungkapan informasi oleh produsen dan pengolah primer12 (dan pedagang saat membeli langsung dari produsen atau pengolah primer13)

Entitas-entitas ini sebaiknya mengungkapkan informasi berikut:

1) Lokasi produksi, pengolahan primer, dan lokasi pengumpulan, termasuk:

y Batas unit produksi sumber (ke tingkat pertanian, perkebunan, hutan tanaman, peternakan, atau unit manajemen hutan), kecuali bahwa:

+ titik lokasi akan cukup untuk petani kecil di mana ukuran unit produksi berada pada atau di bawah ambang batas deteksi atau kemampuan monitoring dari perangkat berbasis data penginderaan jauh atau produk data14

y Titik lokasi pengolahan dan lokasi pengumpulan (misalnya, pabrik, rumah pemotongan hewan, fasilitas pengolahan lainnya, silo, dan lokasi pengumpulan lainnya).

12 Pengolah primer didefinisikan sebagai “bisnis, koperasi, atau entitas lain yang melakukan tahap pertama pengolahan dan/atau pengumpulan pra-pengolahan setelah bahan baku pertanian atau kehutanan dipanen. Contohnya termasuk pabrik kelapa sawit, rumah pemotongan hewan ternak, silo biji gandum/padi dan biji minyak, fasilitas penggilingan kopi basah, dan pabrik penggergajian yang memproses kayu gelondongan menjadi potongan kayu.”13 Contoh pedagang ini termasuk: pedagang kedelai yang membeli langsung dari kebun atau kelompok tani; pedagang kedelai yang membeli dari produsen atau pengolah primer yang mematuhi Moratorium Kedelai; perusahaan kelapa sawit yang terintegrasi secara vertikal yang mengolah buah sawit dari perkebunannya sendiri serta buah yang dibeli dari pemasok pihak ketiga; dan pedagang kakao yang membeli dari kelompok produsen.14 Misalnya, untuk kelompok petani kecil kakao di Afrika Barat yang anggotanya memiliki lahan pertanian sekitar 1-3 hektar, kumpulan titik lokasi di pusat pertanian masing-masing anggota tani memungkinkan pemenuhan persyaratan ini sambil tetap memberikan rincian informasi yang cukup untuk menilai risiko dan memonitor kepatuhan. Karena resolusi dan ketepatan perangkat monitoring terus meningkat dari waktu ke waktu, petani kecil dan kelompok petani kecil sebaiknya mengantisipasi bertambahnya tekanan untuk memberikan informasi batasan lahan secara penuh di masa yang akan datang.

Page 32: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

27Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

2) Batas wilayah yang digunakan atau ditunjuk untuk konservasi (misalnya, wilayah ekosistem alami yang dibiarkan tidak dibangun sesuai persyaratan hukum atau komitmen sukarela, area yang diidentifikasi untuk konservasi melalui penilaian yang relevan seperti penilaian Stok Karbon Tinggi dan penilaian Nilai Konservasi Tinggi, lahan yang dikelola untuk restorasi, dan area lain dari ekosistem alami yang tersisa dalam unit produksi).15

3) Informasi tentang lokasi dan jenis ketidakpatuhan dan pengaduan, serta rencana dan jadwal untuk resolusi, dan status resolusi saat ini.

Catatan: AFi tidak meminta pengungkapan informasi kepada publik terkait volume produksi dan penjualan karena kekhawatiran pemangku kepentingan tentang pengungkapan informasi yang berpotensi bersifat kepemilikan atau kompetitif. Namun, perusahaan diharapkan untuk menjaga catatan yang akurat dan terperinci dari informasi tersebut dan membuatnya tersedia (misalnya untuk auditor) untuk monitoring dan verifikasi integritas rantai pasokan dan keakuratan informasi mengenai tingkat kepatuhan dengan komitmen perusahaan (lihat Pedoman Operasional Monitoring dan Verifikasi). Hal ini sangat penting untuk menjaga dari pencucian produk (product laundering), penghitungan ganda, penjualan berlebih, dan bentuk-bentuk praktik perdagangan tidak jujur lainnya yang menyembunyikan asal usul pasokan produk yang sebenarnya serta dampak sosial dan lingkungan terkait. Pada konteks di mana terdapat masalah sistemik dengan jenis-jenis manipulasi tersebut dan masalah ini dimungkinkan atau diperburuk dengan tidak diungkapkannya informasi tentang volume produksi dan penjualan berdasarkan sumber, maka praktik yang baik untuk perusahaan yang bertanggung jawab dan pemasoknya adalah dengan mengungkapkan informasi tersebut.

3.2 Pengungkapan informasi oleh manufaktur barang konsumsi dan pihak lain yang membeli dari pedagang

Skenario berikut menguraikan pengungkapan informasi oleh manufaktur barang konsumsi. Skenario yang sama berlaku untuk perusahaan lain yang berada dalam posisi perantara rantai pasokan tetapi tidak membeli langsung dari produsen atau pengolah primer, seperti produsen pakan ternak, pedagang yang membeli dari pedagang lain, dan beberapa pengolah sekunder atau tersier (misalnya, oleo kimia yang berasal dari minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit). (untuk singkatnya, kumpulan perusahaan ini, yang mana Bagian B diberlakukan, disebut

15 Apabila terdapat risiko yang signifikan bahwa pengungkapan informasi tersebut dapat membahayakan nilai-nilai konservasi di dalam wilayah ini (misalnya, habitat spesies yang terancam punah atau lokasi-lokasi dengan artefak budaya), perusahaan perlu mengungkapkan sebanyak mungkin informasi yang ditunjukkan tanpa mengungkapkan informasi sensitif yang dapat membahayakan nilai-nilai konservasi tersebut.

Page 33: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

28 Accountability Framework

di bawah ini sebagai “perantara manufaktur dan industri tengah.”). Skenario pengungkapan yang berbeda didasarkan pada apakah perusahaan menggunakan sistem kontrol yang dikelola oleh pihak lain (misalnya, program sertifikasi, pedagang, atau yurisdiksi) untuk membantu mengelola sebagian—atau seluruh—rantai pasokannya.

3.2.1 Penggunaan sertifikasi

Ketika menggunakan sistem sertifikasi kredibel yang mampu menghubungkan pasokan bahan baku dengan unit produksi yang memiliki atribut kinerja atau kepatuhan tertentu, perantara manufaktur dan industri tengah sebaiknya mengungkapkan nomor sertifikat atau pengidentifikasi unik lainnya dari produsen atau pengolah primer.

Program sertifikasi diimbau untuk mengungkapkan informasi, atau mewajibkan pesertanya untuk mengungkapkan, informasi seperti Bagian 3.1, di atas. Manufaktur yang membeli volume bersertifikat dapat mengacu kepada informasi yang tersedia untuk umum tersebut untuk mengungkapkan informasi yang relevan tentang asal usul pasokan bersertifikatnya.

3.2.2 Penggunaan mekanisme kontrol lain atau pembelian dan pengadaan berdasarkan yurisdiksi

Ketika membeli dari pedagang dengan mekanisme kontrol yang efektif16 dan/atau dari yurisdiksi berisiko rendah,17 perantara manufaktur dan industri tengah sebaiknya mengungkapkan, sebagaimana yang berlaku:

1) Asal usul pasokan yang dibeli dari pedagang dengan mekanisme kontrol yang efektif, dipilah-pilah berdasarkan pedagang, komoditas, serta wilayah pembelian dan pengadaan.

Pedagang dengan mekanisme kontrol yang efektif mengungkapkan informasi sesuai Bagian 3.1, di atas. Perantara manufaktur dan industri tengah yang membeli dari para pedagang tersebut dapat mengacu pada informasi yang tersedia untuk umum ini dalam mengungkapkan asal usul pasokan mereka yang berada lebih ke hulu dari pedagang tersebut.

2) Asal usul pasokan dari yurisdiksi yang berisiko rendah atau dikendalikan oleh sistem kontrol yurisdiksi, dipilah berdasarkan yurisdiksi dan komoditas.

16 Lihat Pedoman Operasional Monitoring dan Verifikasi untuk mengetahui karakteristik mekanisme kontrol yang efektif. Hal ini termasuk pengungkapan informasi sebagaimana tercantum dalam Bagian A di atas. Manufaktur didorong untuk mendukung pemasoknya dalam membangun dan mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian yang efektif.17 Sebagaimana didefinisikan dalam Pedoman Operasional Pencapaian Komitmen Melalui Kolaborasi

Page 34: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

29Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

3.2.3 Pada semua kasus lainnya

Untuk tiap bagian pasokan perusahaan yang tidak dikontrol melalui sertifikasi, mekanisme kontrol lain yang efektif, atau pembelian dan pengadaan berdasarkan yurisdiksi (dengan kata lain, pembelian dari yurisdiksi berisiko rendah), maka ekpektasi standar untuk perantara manufaktur dan industri tengah adalah untuk melacak pasokannya ke sumber produsen dan pengolah primer serta mengungkapkan hal-hal berikut:

1) Informasi lokasi produsen atau pengolah primer, sesuai Bagian 3.1 (1) di atas.

2) Informasi tentang lokasi dan jenis ketidakpatuhan dan keluhan, sesuai Bagian 3.1 (3) di atas.

3.3 Pengungkapan informasi oleh pengecerPengecer perlu mengungkapkan atau mendukung pengungkapan informasi, berdasarkan peran mereka yang berbeda-beda dalam rantai pasokan yang terkait lini produk yang berbeda pula, sebagai berikut:

1) Ketika pengecer membeli barang jadi dari manufaktur barang konsumsi, pengecer perlu meminta manufaktur tersebut untuk mengungkapkan informasi yang tercantum dalam Bagian 3.2. Pengecer kemudian dapat mengacu pada informasi yang tersedia untuk umum tersebut untuk mengungkapkanasal usul pasokannya yang berada lebih ke hulu dari manufaktur tersebut.

2) Ketika pengecer membeli bahan baku atau barang setengah jadi dari tingkat rantai pasokan yang lain, pengecer sebaiknya mengikuti praktik pengungkapan informasi sesuai perannya dalam rantai pasokan sebagaimana diuraikan di atas. Hal ini termasuk:

y Ketika pengecer membeli langsung dari produsen atau pengolah primer (misalnya, buah segar, susu, atau daging) pengecer perlu mengungkapkan informasi sebagaimana ditentukan dalam Bagian 3.1 di atas.

y Ketika pengecer membeli dari perantara (dengan kata lain, pedagang) yang berada lebih ke hilir dari produsen atau pengolah primer, pengecer perlu mengungkapkan informasi sebagaimana ditentukan dalam Bagian 3.2 di atas. Hal ini termasuk pada saat pengecer juga berfungsi sebagai manufaktur barang konsumsi (contohnya, untuk produk merek mereka sendiri).

Page 35: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

30 Accountability Framework

3.4 Kasus di mana saat ini perusahaan belum mengungkapkan semua informasi di atas

Seperti disebutkan dalam Kotak 7, mitra AFi mengakui bahwa beberapa elemen pengungkapan informasi yang tercantum dalam Bagian 3.1, 3.2, dan 3.3 mungkin sulit untuk dipenuhi oleh beberapa perusahaan, setidaknya dalam jangka pendek. Hal ini benar terutama untuk perusahaan yang mengelola rantai pasokan yang panjang dengan banyak pemasok tidak langsung dan tingkat perdagangan perantara yang kompleks. Perusahaan yang belum mengungkapkan semua informasi sebaiknya menunjukkan niat dan upaya dengan itikad baiknya untuk berusaha menuju tingkat transparansi tersebut dengan memberikan informasi berikut ini sebagai bagian dari keseluruhan pelaporan dan pengungkapan informasi perusahaan:

y Penjelasan mengapa tingkat pengungkapan informasi ini belum tercapai (misalnya, ketertelusuran yang terbatas pada unit produksi; peraturan pemerintah melarang transparansi informasi tersebut; kekhawatiran bahwa pengungkapan lokasi dari nilai konservasi tertentu dapat berisiko hilangnya nilai-nilai ini [misalnya, perburuan spesies langka atau pencurian artefak budaya]; situasi di mana perusahaan masih bekerja dengan pemasoknya untuk meningkatkan sistem kontrolnya, dll)

y Rencana terikat waktu untuk mencapai tingkat pengungkapan informasi ini dan, jika ada informasi tertentu yang dikehendaki untuk tidak pernah diungkapkan karena tingkat kepekaannya (contohnya seperti yang dijelaskan di atas), maka berikan daftar informasi apa yang dikehendaki untuk tetap tidak diungkapkan dan mengapa.

Jika hukum atau prosedur pemerintah melarang atau menghambat pengungkapan informasi yang diuraikan dalam dokumen ini, perusahaan diimbau untuk mendorong perubahan hukum dan prosedur yang akan memungkinkan informasi ini untuk dapat diakses publik. Perusahaan sebaiknya membagikan sebanyak mungkin informasi yang tercantum di atas selama dalam batasan hukum.

Page 36: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

31Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

3.5 Pengelolaan dan penyampaian informasi yang diungkapkan

Sehubungan dengan pengungkapan informasinya, perusahaan perlu mengikuti praktik yang standar dan baik dalam pengelolaan data, format data, aksesibilitas, serta presentasi. Informasi sebaiknya tersedia secara online dengan tata cara yang memungkinkan para pemangku kepentingan yang berminat untuk dapat mengakses, mencari, mengumpulkan, dan mengunduh informasi dengan mudah. Hal ini dapat dilakukan melalui sistem perusahaan itu sendiri atau disimpan (host) di platform umum atau bersama. Dianjurkan untuk menggunakan platform umum atau bersama karena dapat menghemat biaya, meningkatkan fungsionalitas, dan selaras atau terintegrasi dengan dataset terkait. Format informasi yang konsisten sebaiknya digunakan, termasuk format file umum yang sesuai (misalnya, format shapefile atau kml/kmz untuk data batas spasial).

Page 37: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

32 Accountability Framework

4. Klaim

Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip Inti 12 dan diuraikan dalam Pedoman Operasional ini, perusahaan yang telah mengeluarkan komitmen rantai pasokan yang etis sebaiknya mengomunikasikan secara publik tentang kemajuan atas pemenuhan komitmennya melalui pelaporan dan pengungkapan informasi. Perusahaan juga dapat membuat klaim tertentu tentang kemajuan tersebut, atau tentang kredensial keberlanjutan bisnisnya, kredensial produk maupun layanan perusahaan tertentu. Walaupun pelaporan dan klaim tidak sepenuhnya berbeda (lihat Kotak 8 tentang Definisi Penting), klaim biasanya dipahami sebagai ringkasan pesan singkat tentang kemajuan atau kinerja yang berfungsi untuk tujuan promosi. Karena atribut penyederhanaan dan promosi tersebut, klaim menjadi rentan untuk disesatkan secara sengaja atau tidak disengaja jika tidak disusun dan dibuktikan dengan benar.

KoTaK 8. Beberapa definisi penting*

Klaim: pesan yang digunakan untuk menggambarkan atau mempromosikan suatu produk, proses, atau perusahaan sehubungan dengan atribut atau kredensial keberlanjutan. Klaim ini dapat termasuk pesan yang terkait dengan penetapan, implementasi, kemajuan, atau pemenuhan komitmen rantai pasokan.

Pelaporan: penyampaian informasi tentang kepatuhan, kinerja, atau tindakan dari satu pihak ke pihak lain. Pelaporan dapat bersifat publik atau pribadi (contohnya, internal, pihak ke-pihak secara bilateral, atau satu-ke-banyak pihak melalui platform pelaporan pemasok).

Pengungkapan: penyampaian informasi secara publik oleh perusahaan. Pengungkapan dapat mencakup pelaporan yang tersedia untuk publik serta penyampaian informasi lainnya kepada publik, seperti informasi kebijakan dan komitmen perusahaan; struktur bisnis perusahaan, afiliasi, dan kepentingan keuangan; daftar pemasok; konflik kepentingan; tindakan politik; atau tindakan lain yang diambil untuk memenuhi komitmen perusahaan. Pengungkapan adalah mekanisme untuk transparansi.

* Catatan: Istilah-istilah ini didefinisikan sehubungan dengan komitmen rantai pasokan etis perusahaan dan bagaimana mengomunikasikan kemajuan ke arah komitmennya.

Page 38: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

33Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Bagian ini menentukan bagaimana perusahaan dapat membuat dan membuktikan klaim yang kuat dan kredibel terkait komitmennya dalam lingkup Accountability Framework. Materi ini berkaitan langsung dengan bagian lain dari Pedoman Operasional ini dengan mempertimbangkan bahwa pelaporan dan pengungkapan informasi yang mematuhi pedoman AFi, dan yang didukung oleh monitoring dan verifikasi yang selaras dengan AFi, dapat memberikan landasan yang kuat untuk klaim yang kredibel tentang kemajuan dan pemenuhan komitmen rantai pasokan.

Bagian ini memberikan panduan tentang:

y Prinsip dan praktik baik yang mendukung klaim yang kuat

y Jenis-jenis utama klaim yang biasanya menarik bagi perusahaan sehubungan dengan komitmen rantai pasokan, khususnya:

+ klaim terkait tingkat ketertelusuran produknya atau pemetaan rantai pasokannya

+ klaim terkait aktivitas dan proses tertentu yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi komitmen rantai pasokan

+ klaim terkait hasil sosial atau lingkungan, termasuk kemajuan atau pemenuhan komitmen rantai pasokan

Penting untuk dicatat bahwa pedoman ini membahas klaim yang berkaitan dengan komitmen rantai pasokan, bukan klaim yang terkait penggunaan atau kepatuhan perusahaan terhadap Accountability Framework itu sendiri. Karena Accountability Framework bukanlah standar kepatuhan dan tidak memiliki mekanisme verifikasi, perusahaan tidak dapat mengklaim bahwa mereka disertifikasi atau diverifikasi karena mematuhi Accountability Framework. Namun, perusahaan didorong untuk mengomunikasikan penggunaan Accountability Framework dalam memandu mereka tentang bagaimana cara menetapkan, mengimplementasikan, dan memonitor komitmen rantai pasokannya. Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan dapat mengomunikasikan penggunaan Accountability Framework dan hubungannya dengan AFi, silahkan kunjungi bagian situs web AFi tentang Klaim dan Komunikasi.

Pada akhirnya, AFi tidak memiliki rencana untuk meninjau atau menyetujui klaim yang dibuat atau ingin dibuat perusahaan terkait dengan komitmen rantai pasokannya. Sebaliknya, pedoman ini bertujuan memberikan standar umum tentang praktik yang baik untuk mendukung perusahaan dalam membuat klaim yang dapat dipercaya terkait komitmen rantai pasokannya.

Page 39: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

34 Accountability Framework

4.1 Prinsip dan praktik untuk klaim yang kuatKlaim perusahaan mengenai implementasi, kemajuan, atau pemenuhan komitmen rantai pasokan sebaiknya mengikuti praktik yang baik serta diterima untuk membuat dan mengelola klaim. Panduan Praktik yang Baik Klaim Keberlanjutan dari Aliansi ISEAL (ISEAL Alliance Sustainability Claims Good Practice Guide),18 bersama dengan Prinsip-prinsip Kredibilitas ISEAL (ISEAL Credibility Principles),19 merupakan acuan berharga bagi perusahaan yang ingin membuat klaim-klaim semacam ini. Pedoman Accountability Framework tentang klaim juga konsisten dengan acuan ini dan menguraikannya untuk memberikan detail tambahan berkenaan dengan jenis klaim tertentu, bukti yang diperlukan untuk memperkuat, serta karakteristik dan contoh klaim yang kuat.

Fondasi praktik yang baik adalah prinsip bahwa klaim harus jelas, jujur, berbasis bukti, dapat diverifikasi, dan bebas dari detail atau kelalaian yang menyesatkan. Selain itu, klaim harus mencakup atau didukung oleh informasi yang memadai bagi pemangku kepentingan untuk memahami konten klaim dan sumbernya serta atribut bukti yang membenarkan klaim. Dua aspek klaim yang kuat ini, selaras dengan panduan yang ditemukan dalam acuan Aliansi ISEAL, selanjutnya dijabarkan melalui sembilan elemen praktik yang baik dalam dua sub bagian berikut.

4.1.1 Konten klaim

Klaim yang kuat sebaiknya mencakup enam jenis informasi berikut untuk memberikan kejelasan kepada pembaca tentang apa yang diklaim:

1) Ruang lingkup topik: Klaim sebaiknya memperjelas elemen-elemen kinerja lingkungan dan/atau sosial mana yang termasuk dalam ruang lingkup. Semua elemen yang tercakup perlu didasarkan pada bukti yang cukup (lihat Bagian 4.1.2 di bawah) dan klaim tidak boleh menyatakan atau menyiratkan penyertaan elemen lain yang tidak menyediakan bukti yang cukup. Bahasa yang digunakan untuk menggambarkan ruang lingkup topik tidak boleh lebih luas daripada ruang lingkup topik dari bukti pendukungnya. Misalnya, jika perusahaan telah mendokumentasikan tidak ada kerja paksa di sebagian rantai pasokan, perusahaan tidak dapat membuat klaim tentang penghormatan terhadap hak asasi manusia, karena hak asasi manusia mencakup serangkaian topik yang lebih luas dari kerja paksa.

18 Lihat https://www.isealalliance.org/get-involved/resources/iseal-sustainability-claims-good-practice-guide19 Lihat www.iseal.org/credibilityprinciples. Lihat juga https://community.isealalliance.org/challenge

Page 40: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

35Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Klaim yang membahas berbagai topik (dan didasarkan pada bukti kinerja yang memadai dalam area topik tersebut) perlu menyatakan masing-masing topik yang menjadi fokus klaim secara spesifik. Klaim berdasarkan buktiatas satu atau beberapa topik tertentu tidak dapat menyatakan bahwa rantai pasokan atau produk tertentu ‘berkelanjutan’ atau ‘bertanggung jawab’ karena kedua istilah ini menyiratkan penyertaan serangkaian topik yang lebih komprehensif (misalnya, penggunaan pestisida, perlindungan kualitas air, dll.). Namun, klaim dapat menyusun pesan tertentu yang relevan dengan ruang lingkup topik dengan mengatakan bahwa kinerja pada topik-topik tersebut merupakan elemen atau langkah menuju keseluruhan tujuan perusahaan atau upaya menuju rantai pasokan yang berkelanjutan atau bertanggung jawab, sebagaimana didefinisikan dalam komitmen.

Klaim yang disetujui sebagai bagian dari program sertifikasi (atau inisiatif keberlanjutan terstruktur yang serupa dengan persyaratan yang terkait dengan verifikasi dan klaim) tidak perlu menyatakan setiap topik yang terdapat dalam program atau inisiatif tertentu. Misalnya, perusahaan dengan pembelian dan pengadaan volume produk yang disertifikasi untuk standar tertentu dapat mengajukan klaim tentang sertifikasi tanpa menyebutkan persyaratan atau kriteria tertentu dalam skema sertifikasi tersebut.

2) Jangkauan: Sejauh mana klaim yang berlaku perlu ditentukan dan, jika sesuai, dikontekstualisasikan:

a) Menentukan jangkauan klaim: Perusahaan sebaiknya menentukan apakah klaim berkaitan dengan kinerja di seluruh perusahaan atau hanya untuk unit bisnis, produk, rantai pasokan, sistem manajemen, atau investasi tertentu. Jika klaim dibatasi atau difokuskan pada wilayah/daerah tertentu, jenis pemasok (misalnya, hanya pemasok langsung), atau bagian operasional, para pelaku, atau wilayah lainnya, maka hal ini juga sebaiknya ditentukan secara jelas.

b) Kontekstualisasi jangkauan klaim: Jika klaim tidak berkaitan dengan keseluruhan perusahaan yang ditanganinya, maka selain menyatakan bagian mana yang berlaku, klaim sebaiknya menggambarkan bagaimana bagian ini berhubungan dengan keseluruhan perusahaan.

Misalnya, jika perusahaan memiliki komitmen untuk membeli seluruh minyak kelapa sawit dari sumber yang bebas deforestasi, maka lebih baik bagi klaim untuk membahas seluruh rantai pasokan minyak sawit perusahaan dan bukan hanya sebagian dari itu. Namun, jika klaim hanya membahas sebagian, maka bagian ini sebaiknya dikontekstualisasikan sehubungan dengan keseluruhan perusahaan, misalnya: “100% dari minyak kelapa sawit [Perusahaan] dari Kolombia diverifikasi bebas deforestasi. Hal ini merepresentasikan 35% dari total pembelian global minyak kelapa sawit kami.”

Page 41: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

36 Accountability Framework

3) Jangka waktu: Jangka waktu yang terkait dengan klaim sebaiknya jelas. Bergantung pada apa yang sesuai untuk ruang lingkup topik, jangka waktu dapat disajikan sebagai potret/snapshot kinerja pada waktu tertentu atau sebagai deskripsi kemajuan kumulatif selama periode waktu yang ditentukan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat mengklaim bahwa 60% dari pasokan kedelainya diverifikasi bebas deforestasi dan bebas konversi pada tahun 2019 (klaim snapshot), atau 1 juta dollar telah diinvestasikan untuk mendukung produsen kecil mulai 2015 hingga saat ini (klaim kumulatif). Baik snapshot maupun klaim kemajuan kumulatif sebaiknya bersifatterkini, biasanya mencerminkan bukti yang berumur tidak lebih dari satu tahun. Misalnya, jika produk yang berasal dari area pembelian atau pemasok tertentu ditemukan bebas deforestasi pada tahun 2019, status bebas deforestasinya sebaiknya dipastikan lagi pada tahun 2020 untuk mendukung klaim bebas deforestasi pada tahun 2020.

4) Tingkat kinerja: Klaim sebaiknya secara akurat menggambarkan tingkat kinerja dan hasil dalam hubungannya dengan target, tolok ukur, tanggal batas akhir, dan definisi dari setiap komitmen terkait. Lihat Bagian 4.2 untuk informasi lebih lanjut tentang karakterisasi tingkat kinerja untuk berbagai jenis klaim (ketertelusuran, praktik, dan hasil).

5) Tingkat atribusi: Klaim sebaiknya secara akurat mengkarakterisasi hubungan antara tindakan perusahaan (contohnya, kegiatan, investasi, pengambilan keputusan pembelian dan pengadaan, serta kebijakan dan sistem internal) dan hasil. Klaim sebaiknya tidak melebih-lebihkan hubungan ini dengan mengklaim atribusi ketika atribusi belum ditunjukkan. Klaim yang mengaitkan dampak positif dengan intervensi perusahaan—misalnya pekerja anak di area tertentu dikurangi atau dihilangkan karena program atau investasi perusahaan—memerlukan standar bukti yang lebih tinggi karena perlu menunjukkan bahwa tidak hanya hasil tertentu saja yang tercapai (misalnya, berkurangnya insiden pekerja anak) tetapi juga bahwa hasil ini disebabkan (setidaknya sebagian) karena intervensi perusahaan, dan bukan karena kemungkinan penyebab atau penjelasan lainnya. Menunjukkan atribusi memerlukan standar bukti yang tinggi—biasanya studi dampak yang dirancang dengan baik dengan kelompok kontrol atau dengan subjek perbandingan lainnya yang sah. Bukti yang hanya menunjukkan korelasi temporal atau spasial antara kegiatan dan hasil, tidak cukup kuat untuk menunjukkan atribusi. Namun demikian, meskipun atribusi tidak dapat ditunjukkan, perusahaan dapat membuat klaim tentang tindakan-tindakan yang diambil untuk mencapai hasil yang diinginkan (lihat Bagian 4.2.2) dan memberikan konteks pada klaim-klaim ini dengan pernyataan-pernyataan faktual tentang hasil positif atau tren yang lebih luas yang diamati pada konteks di mana tindakan ini diambil.

6) akses terhadap informasi lebih lanjut: Klaim sebaiknya memberikan sarana kepada para pemangku kepentingan yang berminat untuk mengakses bukti dan informasi lain yang digunakan untuk menyokong klaim.

Page 42: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

37Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

4.1.2 Sumber dan atribut bukti untuk membenarkan klaim

Klaim yang kuat sebaiknya didukung dengan bukti pencapaian yang memadai pada topik-topik yang termasuk dalam klaim, dan bukti tersebut sebaiknya tersedia bagi pembaca yang berhubungan dengan klaim itu (lihat elemen 6, di atas). Minimal, komponen-komponen berikut sebaiknya dipertimbangkan untuk memberikan bukti yang sesuai untuk membenarkan klaim:

1) Ketertelusuran atau pemetaan rantai pasokan: Untuk pedagang dan perusahaan hilir yang membeli komoditas bahan baku atau barang setengah jadi, informasi yang dapat dipercaya tentang asal usul material ini adalah prasyarat untuk dapat membuat klaim berbasis hasil. Hal ini tidak selalu berarti bahwa perusahaan itu sendiri perlu melacak asal usul material kembali ke pertanian atau hutan asalnya. Sebaliknya, Prinsip Inti 5 menetapkan bahwa sumber pasokan sebaiknya diketahui atau dikendalikan hingga ke tingkat yang cukup untuk memastikan kepatuhan (atau sifat ketidakpatuhan), dan Bagian 2 dari Pedoman Operasional Manajemen Rantai Pasokan menjelaskan beberapa pilihan untuk menunjukkan pengetahuan atau kontrol tersebut. Hal ini termasuk sertifikasi, mekanisme kontrol pemasok, dan sistem kontrol berbasis wilayah, serta penelusuran penuh ke sumber pembelian dan pengadaan.

Dalam konteks sertifikasi, jika bahan baku bersertifikat mengandung komponen yang tidak bersertifikat (misalnya, ketika menggunakan model rantai kepemilikan/chain of custody yang bukan Identity Preserved atau Segregated20), maka bahan baku tidak dapat diklaim sebagai “bebas deforestasi” atau sesuai dengan komitmen berbasis hasil lainnya karena kepatuhan komponen yang tidak bersertifikat tidak diketahui. Dalam hal ini, perusahaan masih dapat membuat klaim mengenai penggunaan sertifikasi (lihat Bagian 4.2.2 di bawah) serta klaim berbasis volume, untuk volume yang terkait dengan komponen bersertifikat. Selanjutnya, jika melalui uji tuntas tambahan, bahan baku yang tidak bersertifikat dapat diverifikasi berasal dari sumber yang diketahui kinerjanya (sesuai dengan Pedoman Operasional Manajemen Rantai Pasokan dan bagian relevan lainnya dari Accountability Framework), maka perusahaan dapat membuat klaim untuk volume yang asal usul serta kinerjanya diketahui.

20 Model sertifikasi yang identitasnya tidak dipertahankan (not identity preserved) atau dipisahkan (segregated) maksudnya bahwa produk tersebut merupakan campuran dari bahan baku bersertifikat dan tidak bersertifikat (misalnya, keseimbangan massa/mass balance atau campuran) atau telah ditransaksikan melalui sistem kredit yang menghubungkan bahan bersertifikat dengan pembeli melalui credit ledger (misalnya, perdagangan atau pembukuan dan klaim bersertifikat) dan bukannya penelusuran produk secara fisik. Meskipun model-model ini memastikan bahwa volume bahan bersertifikat yang dijual sesuai dengan jumlah bahan yang setara dengan standar sertifikasi tertentu, model-model tersebut tidak memungkinkan untuk memastikan ketertelusuran atau kinerja dari porsi volume produk fisik yang tidak disertifikasi.

Page 43: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

38 Accountability Framework

2) Penilaian kinerja: Agar kredibel, karakterisasi kinerja relatif terhadap komitmen perlu dinilai melalui sistem monitoring dan verifikasi yang mengikuti prinsip dan pedoman Accountability Framework.

Untuk mendukung proses penjaminan, bukti yang digunakan untuk mendukung klaim juga harus dapat diaudit. Misalnya, jika klaim menyatakan bahwa semua pasokan yang berasal dari Cerrado Brasil adalah bebas konversi, maka auditor harus dapat memverifikasi bagian mana dari pasokan perusahaan yang sebenarnya berasal dari Cerrado dan bahwa pasokan ini bersumber dari unit produksi atau wilayah yang tidak memiliki konversi.

3) Metode verifikasi: Perusahaan perlu secara akurat mengkarakterisasi jenis verifikasi yang digunakan untuk memperkuat klaim dan/atau bukti pendukungnya. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat mengklaim bahwa suatu produk telah diverifikasi secara independen sebagai produk yang memenuhi komitmen tertentu hanya jika penetapan ini telah dilakukan melalui proses penilaian (verifikasi) eksternal pihak ketiga yang konsisten dengan Prinsip Inti 11 dan Pedoman Operasional Monitoring dan Verifikasi.

AFi menganjurkan semua klaim untuk diverifikasi secara independen (misalnya, melalui verifikasi pihak ketiga yang kredibel21) dan/atau dapat diverifikasi berdasarkan informasi yang diungkapkan oleh perusahaan yang membuat klaim atau tersedia untuk umum. Dalam hal yang kedua, misalnya, sebagai pengganti verifikasi pihak ketiga untuk mendukung klaim tanpa deforestasi, perusahaan dapat mengungkapkan batas-batas semua wilayah pembelian dan pengadaannya dan melakukan analisis dengan menggunakan Global Forest Watch Pro yang menunjukkan bahwa tidak ada area yang mengalami deforestasi setelah tanggal batas akhir.

21 Verifikasi pihak ketiga dalam kasus ini belum tentu mensyaratkan audit di tingkat basis pasokan, melainkan dengan peninjauan pihak ketiga yang independen terhadap kebenaran bukti yang digunakan untuk mendukung klaim.

Page 44: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

39Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

KoTaK 9. Anatomi klaim yang kuat

Berikut ini adalah contoh klaim tingkat perusahaan (bukan tingkat produk) yang mencerminkan elemen-elemen yang ditentukan di atas. Catatan kaki di bawah ini mengidentifikasi aspek-aspek tertentu dari klaim yang mengikuti Pedoman Operasional ini.

“Pada tahun 2018,1 kami membeli total 20.000 ton2 karet alam, 90%3 di antaranya diverifikasi secara independen4 sebagai bebas konversi, sesuai dengan definisi dan tanggal batas akhir dalam komitmen keberlanjutan kami.5 Jumlah 10%6 sisanya dari volume ini menunjukkan kemajuan terhadap kepatuhan.7 Untuk mempelajari lebih lanjut tentang komitmen bebas konversi kami, lihat di www.amazingcompany.com.8”

Catatan penjelasan:

1) Merujuk kepada jangka waktu tertentu (elemen 3).

2) Kredibilitas klaim diperkuat dengan mengacu pada volume total rantai pasokan yang spesifik (elemen 2).

3) Jangkauan klaim dirujuk dan dikontekstualisasikan dalam hal persentase dari total volume rantai pasokan yang diwakilinya (elemen 2).

4) Metode verifikasinya ( jaminan) dirincikan (elemen 8).

5) Ruang lingkup topik dan tingkat kinerja ditetapkan. Hal ini dinyatakan dengan tepat berdasarkan acuan kepada definisi dan tanggal batas akhir dalam komitmen yang dikutip (elemen 1, 4, dan 8).

6) Jangkuan klaim ditetapkan dan dikontekstualisasikan relatif terhadap persentase total volume rantai pasokan yang tidak patuh (elemen 2).

7) Tingkat kinerja untuk volume yang tidak patuh dirincikan, dengan demikian memberikan kontekstualisasi lebih lanjut yang relevan (elemen 2 dan 4). Accountability Framework menganggap “menunjukkan kemajuan” menjadi istilah pendek yang tepat bagi kategori “tidak patuh tetapi secara aktif menunjukkan kemajuan terhadap kepatuhan” yang dijelaskan dalam Kotak 4 dari Pedoman Operasional ini.

8) Akses terhadap informasi lebih lanjut disediakan (elemen 6).

Catatan: Tidak ada klaim yang dibuat terhadap atribusi (elemen 5).

Page 45: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

40 Accountability Framework

4.2 Berbagai jenis klaim: ketertelusuran, praktik, dan hasil

Praktik pelaporan yang baik dapat mendukung berbagai jenis klaim, termasuk klaim tentang:

i. tingkat ketertelusuran atau kontrol dalam rantai pasokan,

ii. tindakan yang diambil untuk menerapkan komitmen, atau

iii. hasil yang terkait dengan kemajuan atau pemenuhan komitmen.

Secara keseluruhan, ketiga jenis klaim ini memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan tidak hanya tentang pencapaian akhir dari komitmennya tetapi juga tentang langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan dan tingkat kemajuan yang direalisasikan hingga saat ini.

Sub bagian berikut lebih lanjut menjelaskan ketiga jenis klaim ini secara terpisah dan memberikan contoh ilustrasi sederhana dari bagian klaim yang terkait dengan tingkat kinerja. Contoh-contoh ini tidak dimaksudkan sebagai ilustrasi klaim yang berdiri sendiri dan kredibel karena tidak membahas kesembilan elemen klaim yang kuat yang diuraikan di atas dan diilustrasikan dalam contoh yang lebih lengkap dalam Kotak 10.

4.2.1 Klaim tentang ketertelusuran dan pemetaan rantai pasokan

Prinsip Inti 5 dan Pedoman Operasional Manajemen Rantai Pasokan menentukan tingkat ketertelusuran rantai pasokan yang diperlukan untuk menilai dan menunjukkan pemenuhan komitmen. Untuk mendukung pendekatan ini, Bagian 2.3, 2.4.1 dan Kotak 4 dari Pedoman Operasional ini menguraikan bagaimana perusahaan dapat melaporkan tingkat ketertelusuran dalam rantai pasokannya dan/atau proporsi volume pasokan atau pemasok di mana ketertelusuran sudah cukup untuk memastikan kepatuhan. Perusahaan yang mengikuti panduan ini akan dapat membuat klaim mengenai tingkat ketertelusuran yang telah mereka capai. Klaim dapat dirinci berdasarkan proporsi volume komoditas, proporsi lahan atau area produksi, atau proporsi pemasok yang ketertelusurannya telah tercapai dan/atau kepatuhannya diketahui. Untuk kejelasan, ketepatan, dan kredibilitas klaim-klaim seperti demikian:

y Pengukuran yang digunakan untuk mengukur ketertelusuran sebaiknya dibuat jelas dalam klaim

y Tingkat di mana ketertelusuran telah dicapai (contohnya, peternakan, pabrik, yurisdiksi, atau pemasok) harus ditentukan

Page 46: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

41Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Contoh klaim tersebut termasuk:

y “[Perusahaan] melacak seluruh pasokan minyak sawitnya kembali ke pabrik asal, suatu langkah utama menuju rantai pasokan bebas deforestasi”

y “50% dari volume pasokan [Perusahaan] dapat ditelusuri ke yurisdiksi dengan risiko deforestasi yang rendah”22

y “40% dari volume pasokan [Perusahaan] berasal dari sumber yang diketahui”

[Catatan: Istilah “diketahui” dapat menandakan “ditelusuri ke peternakan asal” atau “ditelusuri ke titik di mana kepatuhan atau ketidakpatuhan dapat dipastikan.” Perusahaan harus jelas dalam penggunaan istilah ini. Mengikuti Accountability Framework, empat pilihan yang disediakan pada Bagian 2 dari Pedoman Operasional Manajemen Rantai Pasokan dapat digunakan untuk menunjukkan apakah pasokan diketahui].

4.2.2 Klaim tentang tindakan yang diambil untuk penerapan komitmen

Perusahaan dapat membuat klaim tentang kegiatan, proses, investasi, atau partisipasi tertentu dalam inisiatif yang mendukung tujuan dalam penerapan dan pemenuhan komitmen. Klaim-klaim ini dapat mendukung komunikasi mengenai langkah-langkah yang diambil untuk memenuhi komitmen dan pencapaian hasil positif di lapangan atau dalam rantai pasokannya. Untuk membantu memperkuat klaim tersebut, perusahaan sebaiknya melaporkan tindakan yang diambil dalam penerapan komitmen sesuai dengan Bagian 2.2 dari Pedoman Operasional ini. Untuk kejelasan, ketepatan, dan kredibilitas klaim-klaim seperti demikian:

y Jenis tindakan sebaiknya dijelaskan dengan jelas, spesifik, dan jujur.

y Jangkauan tindakan sebaiknya ditentukan—biasanya dalam istilah kuantitatif—dan sebaiknya dikontekstualisasikan sehubungan dengan operasional penuh perusahaan sehingga skala dan ruang lingkupnya dapat ditafsirkan dengan benar. Misalnya, jika perusahaan ingin mengklaim bahwa mereka memberikan dukungan kepada 10.000 petani kecil kelapa sawit, perusahaan juga sebaiknya menyatakan jumlah total petani kecil kelapa sawit dalam rantai pasokan penuhnya.

22 Meskipun klaim ini valid dan diizinkan, jika dibuktikan secara memadai, AFi menekankan bahwa perusahaan yang saat ini memiliki operasional, pembelian dan pengadaan, atau investasi di yurisdiksi berisiko tinggi sebaiknya tidak melepaskan diri dari wilayah tersebut dengan tujuan supaya lebih cepat “membersihkan” portofolio bisnisnya untuk membenarkan klaim seperti ini. Sebaliknya, perusahaan perlu tetap terlibat dan menggunakan pengaruhnya untuk membantu mengatasi tantangan dalam konteks ini. Lihat Prinsip Inti 10 dan Pedoman Operasional Pencapaian Komitmen Melalui Kolaborasi untuk diskusi lebih lanjut.

Page 47: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

42 Accountability Framework

y Jika tindakan menyebabkan perlunya kontribusi perusahaan untuk upaya yang lebih luas (contohnya inisiatif bentang alam, yurisdiksi, atau inisiatif sektoral), maka jangkauan dan jenis kontribusi tertentu oleh perusahaan sebaiknya ditetapkan.

Contoh-contoh klaim tersebut termasuk:

y “[Perusahaan] berkomitmen untuk berinvestasi pada bentang alam yang menjadi sumber kami. Pada tahun 2018, kami menginvestasikan $1 juta untuk mendukung dan memberikan insentif kepada 5.000 petani kecil kakao di Wilayah Barat Ghana untuk menghentikan deforestasi dan memulai praktik agroforestri. Hal ini merupakan langkah pertama dalam mendukung produksi dan penggunaan lahan yang berkelanjutan untuk semua 27.000 petani kecil Ghana di mana [Perusahaan] membeli kakao.”

y “[Perusahaan] secara aktif melibatkan pemasok kedelai untuk menghentikan konversi ekosistem dan menghormati hak asasi manusia terkait dengan produksi kedelai di Amerika Selatan. Tujuh dari sembilan pemasok utama kedelai kami, mewakili 83% dari total pembelian kedelai kami, melacak semua pembelian kedelainya kembali ke lahan pertanian pada tahun 2019. Hal ini membantu [Perusahaan] memastikan bahwa komitmen rantai pasokan etis kami terpenuhi.”

y “[Perusahaan] telah menyelesaikan penilaian NKT untuk 20 dari 27 hutan tanaman industri di Brasil. Kami berencana untuk menyelesaikan penilaian tujuh hutan tanaman industri yang tersisa pada Desember 2020.”

y “40% dari pemasok [Perusahaan] memiliki sistem manajemen dan tindakan pengendalian untuk mendukung kepatuhan terhadap komitmen kami tentang hak asasi manusia.”

y “[Perusahaan] membeli 50.000 ton kredit Round Table on Responsible Soy (RTRS), yang sesuai dengan sekitar 15.000 hektar produksi kedelai di daerah Matopiba Brasil pada tahun 2018. Investasi ini mendukung produksi kedelai yang bebas konversi yang setara dengan kedelai yang digunakan (secara langsung atau tidak langsung) pada produk [Perusahaan] yang dijual di Inggris, Jerman, dan Belgia.”

Page 48: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

43Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

4.2.3 Klaim tentang hasil yang terkait dengan kemajuan atau pemenuhan komitmen

Klaim tingkat hasil adalah klaim yang menyampaikan kondisi atau tren sosial atau lingkungan tertentu di unit produksi, area lahan, atau operasional pengolahan sumber. Perusahaan akan dapat membuat klaim hasil ketika perusahaan telah menetapkan ketertelusuran, pemetaan rantai pasokan, dan/atau mekanisme kontrol efektif yang mampu menghubungkan produk atau rantai pasokan ke sumber-sumber yang kinerja tingkat hasilnya diketahui. Klaim hasil perlu didasarkan pada mekanisme monitoring dan verifikasi yang kuat, seperti dijelaskan dalam Prinsip Inti 11 dan Pedoman Operasional Monitoring dan Verifikasi. Klaim hasil harus didukung oleh bukti yang memadai yang tersedia di samping klaim itu sendiri; hal ini dapat dilaksanakan melalui pelaporan yang dilakukan sesuai Bagian 2.4 pada dokumen ini. Untuk kejelasan, ketepatan, dan kredibilitas klaim hasil:

y Jika klaim tidak berlaku untuk semua pemasok atau sumber-sumber dalam lingkup tertentu (misalnya jika hanya berkaitan dengan pemasok langsung), maka segala batasan atau pengecualian tersebut sebaiknya secara jelas ditentukan.

y Hasil klaim yang dibuat (contohnya tanpa deforestasi atau tanpa konversi) sebaiknya didefinisikan dengan jelas menggunakan acuan yang sesuai, seperti acuan kepada spesifikasi komitmen itu sendiri. Untuk tujuan kejelasan, kredibilitas, dan konsistensi dalam interpretasi, perusahaan sangat dianjurkan—baik dalam komitmen maupun klaim tentang hasil terhadap komitmen—untuk menentukan dan membuat parameter hasil yang dijelaskan secara umum (misalnya, tanpa deforestasi, tanpa konversi, atau menghormati hak-hak masyarakat adat dan masyarakat setempat) dengan cara seperti yang dirinci dalam Accountability Framework.

Contoh klaim tersebut termasuk:

y “[Perusahaan] hanya membeli minyak kelapa sawit bebas deforestasi.”

y “Pada tahun 2019, 85% kakao [Perusahaan] diverifikasi secara independen sebagai bebas deforestasi, naik dari 35% pada tahun 2017.”

y “Emisi gas rumah kaca dari alih guna lahan terkait dengan rantai pasokan kedelai [Perusahaan] telah berkurang 50% sejak [Perusahaan] mengeluarkan komitmen tanpa konversi pada tahun 2018.”

Page 49: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

44 Accountability Framework

Lampiran: Sistem-sistem pengelolaan dan kegiatan yang terkait dengan implementasi komitmen

TaBeL 1. Sistem-sistem pengelolaan dan-kegiatan yang terkait dengan implementasi komitmen

Untuk memfasilitasi penilaian yang efektif terhadap kemajuan perusahaan dan pemenuhan komitmen, perusahaan sebaiknya melaporkan sistem yang digunakan dan kegiatan yang dilakukan untuk mengimplementasikan komitmen tersebut. Daftar berikut mengidentifikasi sistem dan kegiatan utama yang terkait dengan implementasi komitmen sebagaimana dijelaskan dalam Prinsip-Prinsip Inti Accountability Framework. Perusahaan didorong untuk melaporkan sistem dan kegiatan yang sesuai dari daftar ini sebagai bagian dari pelaporan publik dan B2Bnya. Dengan melaksanakan hal tersebut akan membantu perusahaan menunjukkan secara lebih jelas sejauh mana perusahaan mengimplementasikan komitmen sesuai dengan Accountability Framework.

Page 50: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

45Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim

Prinsip-Prinsip Inti yang Terkait

Sistem dan kegiatan untuk menilai risiko ketidakpatuhan dalam operasional dan rantai pasokan

o Penilaian risiko terhadap potensi dampak negatif dari operasional dan rantai pasokan pada hutan dan ekosistem lainnya 5

o Penilaian risiko terhadap operasional dan basis pasokan untuk risiko dan tantangan hak-hak pekerja 2, 5

o Penilaian risiko terhadap potensi dampak negatif dari operasional dan rantai pasokan pada hak-hak masyarakat adat dan masyarakat setempat 2, 5

o Penilaian hukum yang berlaku untuk mengidentifikasi kewajiban hukum yang relevan yang terkait komitmen perusahaan 3, 5

o Mekanisme pengaduan yang mencakup prosedur untuk menyediakan remediasi ketika diperlukan 2, 9

o Rencana atau proses pelibatan pemangku kepentingan untuk menyediakan informasi yang relevan kepada para pemangku kepentingan dan memberikan peluang untuk masukan dan keterlibatan terkait masalah sosial dan lingkungan 4

o Sistem yang digunakan untuk memetakan rantai pasokan dan mencapai ketertelusuran 5

Sistem dan kegiatan yang terkait dengan akuisisi lahan, pembangunan, dan manajemen lahan yang bertanggung jawab

o Penilaian terpadu dan partisipatif serta proses perencanaan penggunaan lahan untuk mengidentifikasi nilai-nilai konservasi dan nilai masyarakat atas lahan, menilai kepemilikan lahan, mengevaluasi potensi dampak dari kegiatan yang diusulkan, serta merancang rencana untuk meminimalisasi dampak negatif dan mengurangi dampak yang tidak dapat dihindari 7

o Penggunaan proses Prinsip Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan/Free, Prior, and Informed Consent (FPIC) untuk kegiatan yang berpotensi mempengaruhi hak, lahan, sumber daya, wilayah, mata pencaharian, dan ketahanan pangan masyarakat adat dan masyarakat setempat 2, 7

o Merencanakan, menetapkan, atau mengelola kegiatan untuk memastikan perlindungan jangka panjang pada ekosistem bernilai konservasi atau budaya 7, 8

o Sistem dan kegiatan untuk menyediakan perbaikan yang adil dan layak dalam hal dampak buruk terhadap hak asasi manusia yang timbul dari akuisisi, pembangunan, atau manajemen lahan 9

o Restorasi dan/atau kegiatan kompensasi untuk memulihkan deforestasi, konversi, dan dampak lingkungan di masa lalu 9

Page 51: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

46 Accountability Framework

Prinsip-Prinsip Inti yang Terkait

Sistem dan kegiatan yang terkait dengan manajemen pemasok

o Sistem untuk mencegah pembiayaan atau bentuk dukungan lain kepada produsen atau pemasok yang terlibat dalam deforestasi, konversi ekosistem alami, atau dampak buruk terhadap hak asasi manusia 4

o Komunikasi kepada pemasok tentang komitmen perusahaan, ekspektasi kepada pemasok, dan bagian-bagian yang berlaku dari Accountability Framework 6

o Dukungan kepada pemasok untuk membantu pemasok memenuhi komitmen 6

o Dukungan kepada pemasok petani kecil untuk memfasilitasi kepatuhan dan penyertaan mereka dalam rantai pasokan 6

o Keterlibatan dengan pemasok yang tidak patuh untuk mengembangkan dan menerapkan rencana terikat waktu dalam mencapai kepatuhan dan/atau memperbaiki kerugian di masa lalu atau yang sedang berlangsung 6

o Keterlibatan dengan pemasok langsung untuk mendukung kepatuhan pemasok tidak langsung melalui insentif, mekanisme dukungan, dan sistem kontrol pembelian yang efektif 6

o Sistem manajemen atau mekanisme jaminan untuk memastikan pemasok telah melaksanakan pengelolaan lahan yang efektif dan perlindungan jangka panjang atas lahan yang mereka miliki, kendalikan, atau kelola 7, 8

Sistem dan kegiatan untuk monitoring operasional dan rantai pasokan

o Sistem, perangkat, dan metode untuk memonitor dan memverifikasi kepatuhan produksi atau operasional pengolahan primer yang dimiliki atau dikelola oleh perusahaan 11

o Sistem, perangkat, dan metode untuk memonitor dan memverifikasi kepatuhan operasional dan/atau rantai pasokan dari pemasok 11

o Pendekatan yang digunakan untuk menggabungkan informasi dari pemangku kepentingan setempat dan pihak-pihak yang terkena dampak ke dalam sistem monitoring 11

o Penggunaan verifikasi pihak ketiga yang independen untuk memvalidasi tingkat kepatuhan dan kinerja serta memberikan jaminan untuk mendukung komunikasi dan klaim 11

Sistem dan kegiatan untuk memfasilitasi dampak positif yang lebih luas dari rantai pasokan

o Partisipasi atau dukungan untuk upaya kebijakan dan perencanaan multi-pihak untuk meningkatkan tata kelola lahan, menghindari deforestasi dan konversi, serta mencegah dampak buruk terhadap hak asasi manusia melalui tindakan di tingkat bentang alam atau yurisdiksi 10

o Keterlibatan dalam keadaan yang berisiko tinggi dan kolaborasi terkait dengan pemangku kepentingan untuk memperkuat tata kelola dan mendorong kepatuhan yang lebih luas serta penerapan praktik-praktik yang lebih baik 10

o Partisipasi atau dukungan kepada inisiatif sektor untuk menciptakan tujuan, komitmen, standar yang kolektif atau selaras, proses implementasi yang terkoordinasi, sistem monitoring, atau langkah-langkah lain untuk meningkatkan efektivitas, memperluas skala, dan meminimalkan kebocoran/leakage 10

o Advokasi dan keterlibatan pemerintah yang konsisten dengan komitmen perusahaan, hukum yang berlaku, dan elemen-elemen Accountability Framework 10

Page 52: Pedoman Operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan ... · Pedoman operasional Pelaporan, Pengungkapan Informasi, dan Klaim 03 Pendahuluan Pelaporan dan pengungkapan informasi

47

www.accountability-framework.org