56
DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH TAHUN 2006 DEPARTEMEN DALAM NEGERI DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH TAHUN 2006 TAHUN 2006

Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

DEPARTEMEN DALAM NEGERIDIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH

TAHUN 2006

DEPARTEMEN DALAM NEGERIDEPARTEMEN DALAM NEGERIDIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAHDIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH

TAHUN 2006TAHUN 2006

Page 2: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

22

memuat secara komprehensif pengaturan tentang perencanaan dan penganggaran, penatausahaan, pengakuntansian, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan daerah yg diselaraskan dengan pengelolaan keuangan negara (comprehensifness).

disertai dengan contoh format dan formulir2 serta tata cara pengerjaannya.

dikemas dalam bahasa sederhana untuk mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan multi tafsir.

dapat disesuaikan dengan kondisi setempat dan kebutuhan para pengelola keuangan daerah (adaptable).

mengadopsi prinsip dan standar pengelolaan keuangan daerah yang baik untuk mewujudkan efisien, efektif, transparan dan akuntabilitas (best practice).

feasible diterapkan dengan cara manual dan menggunakan teknologi informasi.

menjamin kontinuitas penataan menajemen keuangan daerah.

memuat secara komprehensif pengaturan tentang perencanaan dan memuat secara komprehensif pengaturan tentang perencanaan dan penganggaran, penatausahaan, pengakuntansian, pelaporan dan penganggaran, penatausahaan, pengakuntansian, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan daerah yg diselaraskan dengan pertanggungjawaban keuangan daerah yg diselaraskan dengan pengelolaan keuangan negara ((comprehensifnesscomprehensifness). ).

disertai dengan contoh format dan formulir2 serta tata cara pengdisertai dengan contoh format dan formulir2 serta tata cara pengerjaannya.erjaannya.

dikemas dalam bahasa sederhana untuk mudah dipahami sehingga tiddikemas dalam bahasa sederhana untuk mudah dipahami sehingga tidak ak menimbulkan multi tafsir.menimbulkan multi tafsir.

dapat disesuaikan dengan kondisi setempat dan kebutuhan para pedapat disesuaikan dengan kondisi setempat dan kebutuhan para pengelola ngelola keuangan daerah (keuangan daerah (adaptableadaptable).).

mengadopsi prinsip dan standar pengelolaan keuangan daerah yang mengadopsi prinsip dan standar pengelolaan keuangan daerah yang baik untuk baik untuk mewujudkan efisien, efektif, transparan dan akuntabilitas (mewujudkan efisien, efektif, transparan dan akuntabilitas (best practicebest practice).).

feasiblefeasible diterapkan dengan cara manual dan menggunakan teknologi informaditerapkan dengan cara manual dan menggunakan teknologi informasi.si.

menjamin kontinuitas penataan menajemen keuangan daerah.menjamin kontinuitas penataan menajemen keuangan daerah.

Dasar pemikiran yg terkandung dalamPERMENDAGRI NO 13 TAHUN 2006Dasar pemikiran yg terkandung dalamDasar pemikiran yg terkandung dalam

PERMENDAGRIPERMENDAGRI NO 13 TAHUN 2006NO 13 TAHUN 2006

Page 3: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

33

Omnibus RegulationsOmnibus RegulationsOmnibus Regulations

Pengaturan yang komprehensif dalam satu peraturan perundangan saja PP 58/2005 Pasal 155 PP 58/2005

PERMENDAGRI 13/2006

Pengaturan yang komprehensif dalam satu peraturan Pengaturan yang komprehensif dalam satu peraturan perundangan saja perundangan saja PP 58/2005 PP 58/2005 Pasal 155 PP 58/2005 Pasal 155 PP 58/2005

PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006

DASAR HUKUMDASAR HUKUM ::UU 17/2003UU 17/2003UU 1/2004UU 1/2004UU 10/2004UU 10/2004UU 15/2004UU 15/2004

UU 25/2004UU 25/2004UU 32/2004UU 32/2004UU 33/2004UU 33/2004

Page 4: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

44

Kekuasan Pengelolaan Keuangan Daerah Kekuasan Pengelolaan Keuangan Daerah Kekuasan Pengelolaan Keuangan Daerah

KEPMENDAGRI KEPMENDAGRI 29/200229/2002 PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006

Kekuasaan umum Kekuasaan umum pengelolaan keuda pengelolaan keuda ditangan kepala daerah ditangan kepala daerah

Mendesentralisasikan pelaksanaan Mendesentralisasikan pelaksanaan kekuasan pengelolaan keuangan kekuasan pengelolaan keuangan daerah kepada: daerah kepada: a.a. Kepala SKPKD selaku pejabat Kepala SKPKD selaku pejabat

pengelola keuangan daerah.pengelola keuangan daerah.b.b. Kepala SKPD selaku pejabat Kepala SKPD selaku pejabat

pengguna anggaran/pengguna pengguna anggaran/pengguna barang daerah.barang daerah.

c.c. Sekda selaku koordinator Sekda selaku koordinator pengelola keuda.pengelola keuda.

Pokok-pokok Perbedaan PP 105/2000 dengan PP 58/2005

PokokPokok--pokok Perbedaan pokok Perbedaan PP 105/2000 dengan PP 58/2005PP 105/2000 dengan PP 58/2005

Page 5: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

55

PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHPEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHPEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Kepala Daerah• pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah.

• mewakili pemda dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Kepala Daerah• pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah.

• mewakili pemda dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

mempunyai kewenangan menetapkan :• kebijakan pelaksanaan APBD;• kebijakan pengelolaan barang daerah;• kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;• bendahara penerimaan dan/atau bendahara

pengeluaran;• pejabat yang melakukan penerimaan daerah;• pejabat yang mengelola utang dan piutang

daerah;• pejabat yang mengelolan barang milik daerah; • pejabat yang menguji tagihan &

memerintahkan pembayaran.

mempunyai kewenangan menetapkan :• kebijakan pelaksanaan APBD;• kebijakan pengelolaan barang daerah;• kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;• bendahara penerimaan dan/atau bendahara

pengeluaran;• pejabat yang melakukan penerimaan daerah;• pejabat yang mengelola utang dan piutang

daerah;• pejabat yang mengelolan barang milik daerah; • pejabat yang menguji tagihan &

memerintahkan pembayaran.

Melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada • SEKDA selaku koordinator pengelola

keuangan daerah;• Kepala SKPKD selaku PPKD; • Kepala SKPD selaku pejabat pengguna

anggaran/pengguna barang.

Melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada • SEKDA selaku koordinator pengelola

keuangan daerah;• Kepala SKPKD selaku PPKD; • Kepala SKPD selaku pejabat pengguna

anggaran/pengguna barang.

berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.

berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.

Page 6: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

66

Koordinator Pengelolaan Keuangan DaerahKoordinator Pengelolaan Keuangan DaerahKoordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Sekretaris DaerahMembantu KDH menyusun kebijakan & mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan PEMDA termasuk pengelolaan KEUDA

Sekretaris DaerahSekretaris DaerahMembantu KDH menyusun Membantu KDH menyusun kebijakan & kebijakan & mengkoordinasikan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan penyelenggaraan urusan PEMDA termasuk PEMDA termasuk pengelolaan KEUDApengelolaan KEUDA

Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan KEUDA lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh KDHBertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada KDH

Melaksanakan tugasMelaksanakan tugas--tugas tugas koordinasi pengelolaan KEUDA koordinasi pengelolaan KEUDA lainnya berdasarkan kuasa yang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh KDHdilimpahkan oleh KDHBertanggung jawab atas Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada KDHpelaksanaan tugas kepada KDH

Mempunyai tugas koordinasi di bidang :• penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

pengelolaan APBD dan barang daerah;• penyusunan rancangan RAPBD &

RPAPBD;• penyusunan Raperda APBD, PAPBD,

& pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

• tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas KEUDA;

• penyusunan laporan KEUDA dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

• memimpin TAPD;• menyiapkan domlak APBD & pengelolaan

barang daerah;• memberikan persetujuan pengesahan DPA-

SKPD/DPPA- SKPD; dan

Mempunyai tugas koordinasi di bidang :• penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

pengelolaan APBD dan barang daerah;• penyusunan rancangan RAPBD &

RPAPBD;• penyusunan Raperda APBD, PAPBD,

& pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

• tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas KEUDA;

• penyusunan laporan KEUDA dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

• memimpin TAPD;• menyiapkan domlak APBD & pengelolaan

barang daerah;• memberikan persetujuan pengesahan DPA-

SKPD/DPPA- SKPD; dan

Page 7: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

77

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah(PPKD)

Pejabat Pengelola Keuangan DaerahPejabat Pengelola Keuangan Daerah(PPKD)(PPKD)

Kepala SKPKD selaku PPKDKepala SKPKD selaku PPKDmenyusun dan melaksanakan kebijakan menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan KEUDA;pengelolaan KEUDA;menyusun RAPBD dan RPAPBD;menyusun RAPBD dan RPAPBD;melaksanakan pemungutan PATDA yang melaksanakan pemungutan PATDA yang ditetapkan PERDA;ditetapkan PERDA;melaksanakan fungsi BUD;melaksanakan fungsi BUD;menyusun laporan keuda; menyusun laporan keuda; melaksanakan tugas lainnya berdasarkan melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh KDH.kuasa yang dilimpahkan oleh KDH.

Dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD, PPKD Dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD, PPKD berwenang:berwenang:

menyusun kebijakan dan domlak APBD;menyusun kebijakan dan domlak APBD;mengesahkan DPAmengesahkan DPA--SKPD/DPPASKPD/DPPA--SKPD;SKPD;melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;memberikan juknislak sistem penerimaan dan memberikan juknislak sistem penerimaan dan pengeluaran kasda;pengeluaran kasda;melaksanakan pemungutan pajak daerah;melaksanakan pemungutan pajak daerah;menetapkan SPD;menetapkan SPD;menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama PEMDA;pinjaman atas nama PEMDA;melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan KEUDA;KEUDA;menyajikan informasi KEUDA; menyajikan informasi KEUDA; melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah;serta penghapusan barang milik daerah;menunjuk pejabat di lingkungan SKPKD selaku menunjuk pejabat di lingkungan SKPKD selaku kuasa BUD; kuasa BUD; bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada KDH melalui SEKDA.kepada KDH melalui SEKDA.

PPKD melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPKD menyusun RAPBD/ RPAPBD & melakukan dallak APBD, memungut pajak daerah, menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama PEMDA, melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan KEUDA, menyajikan informasi KEUDA; & melaksanakan kebijakan pengelolaan barang milik daerah.

PPKD melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPKD menyusun RAPBD/ RPAPBD & melakukan dallak APBD, memungut pajak daerah, menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama PEMDA, melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan KEUDA, menyajikan informasi KEUDA; & melaksanakan kebijakan pengelolaan barang milik daerah.

Page 8: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

88

KUASA BUDKUASA BUDKUASA BUDMempunyai tugas:Mempunyai tugas:

menyiapkan anggaran kas;menyiapkan anggaran kas;menyiapkan SPD;menyiapkan SPD;menerbitkan SP2D;menerbitkan SP2D;menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dmemantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau an/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaanmengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;APBD;menyimpan uang daerah;menyimpan uang daerah;melaksanakan penempatan uang daerah & mengelola/menatausahakan imelaksanakan penempatan uang daerah & mengelola/menatausahakan investasi nvestasi daerah;daerah;melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna angmelakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas garan atas beban rekening kas umum daerah;beban rekening kas umum daerah;melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; melakukan penagihan piutang daerah. melakukan penagihan piutang daerah.

Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUDBertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD

Page 9: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

99

Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna BarangPejabat Pengguna Anggaran/Pengguna BarangPejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang

Mempunyai tugas:menyusun RKA-SKPD dan DPA-SKPD;melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja;melaksanakan anggaran SKPD;menguji tagihan dan memerintahkan pembayaran; melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang ditetapkan;menandatangani SPM;mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPDmengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD;mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD;melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan KDH

Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada KDH melalui SEKDA.

Mempunyai tugas:Mempunyai tugas:menyusun RKAmenyusun RKA--SKPD dan DPASKPD dan DPA--SKPD;SKPD;melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban belmelakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja;anja;melaksanakan anggaran SKPD;melaksanakan anggaran SKPD;menguji tagihan dan memerintahkan pembayaran; menguji tagihan dan memerintahkan pembayaran; melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam bmengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang atas anggaran yang ditetapkan;ditetapkan;menandatangani SPM;menandatangani SPM;mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPDmengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPDmengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggmengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD ung jawab SKPD yang dipimpinnya;yang dipimpinnya;menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD;menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD;mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD;mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD;melaksanakan tugasmelaksanakan tugas--tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan KDHkuasa yang dilimpahkan KDH

Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada KDH melalui SBertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada KDH melalui SEKDA.EKDA.

Page 10: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1010

Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam melaksanakan tugas-tugas dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.Pelimpahan sebagian kewenangan berdasarkan pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.Pelimpahan sebagian kewenangan ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD.Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang.

Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam melaksanakan Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam melaksanakan tugastugas--tugas dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala tugas dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguunit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna na barang.barang.Pelimpahan sebagian kewenangan berdasarkan pertimbangan tingkataPelimpahan sebagian kewenangan berdasarkan pertimbangan tingkatan n daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbankerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan gan objektif lainnya.objektif lainnya.Pelimpahan sebagian kewenangan ditetapkan oleh kepala daerah ataPelimpahan sebagian kewenangan ditetapkan oleh kepala daerah atas s usul kepala SKPD.usul kepala SKPD.Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawab Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang.barang.

KUASA PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANGKUASA PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANGPENGGUNA BARANG

Page 11: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1111

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPDPejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPDPejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barangPPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.

Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna angPejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna anggaran/kuasa garan/kuasa pengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjukpengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK berdasarkan pertimbangan kompetpada unit kerja SKPD selaku PPTK berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, ensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendalianggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan dan pertimbangan objektif lainnya.objektif lainnya.PPTK PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggbertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna aran/pengguna barangbarangPPTKPPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna baranyang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang g bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa penggunbertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa pengguna a anggaran/kuasa pengguna barang.anggaran/kuasa pengguna barang.

Tugas PPTK :mengendalikan pelaksanaan kegiatan;melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; danmenyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Tugas PPTK :mengendalikan pelaksanaan kegiatan;melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; danmenyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Page 12: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1212

Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)

Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK(PPK--SKPD)SKPD)

Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai PPK-SKPD.

PPK-SKPD mempunyai tugas:

meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;

meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

melakukan verifikasi SPP;

menyiapkan SPM;

melakukan verifikasi harian atas penerimaan;

melaksanakan akuntansi SKPD; dan

menyiapkan laporan keuangan SKPD.

PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK.

Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPAUntuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA--SKPD, kepala SKPD menetapkan SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD spejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai PPKebagai PPK--SKPD.SKPD.

PPKPPK--SKPD mempunyai tugas:SKPD mempunyai tugas:

meneliti kelengkapan SPPmeneliti kelengkapan SPP--LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK; bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;

meneliti kelengkapan SPPmeneliti kelengkapan SPP--UP, SPPUP, SPP--GU, SPPGU, SPP--TU dan SPPTU dan SPP--LS gaji dan tunjangan PNS LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuaserta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangn perundang--undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

melakukan verifikasi SPP;melakukan verifikasi SPP;

menyiapkan SPM;menyiapkan SPM;

melakukan verifikasi harian atas penerimaan;melakukan verifikasi harian atas penerimaan;

melaksanakan akuntansi SKPD; danmelaksanakan akuntansi SKPD; dan

menyiapkan laporan keuangan SKPD.menyiapkan laporan keuangan SKPD.

PPKPPK--SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukSKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan an pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK.penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK.

Page 13: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1313

MODEL 1Struktur Organisasi SKPD

MODEL 1MODEL 1Struktur Organisasi SKPDStruktur Organisasi SKPD

KEPALA SKPDKEPALA SKPD

Pengguna AnggaranPengguna Anggaran

Kasubbag TUKKasubbag TUK

PPKPPK--SKPDSKPD

Kabag TUKabag TU

Ka UPTKa UPT

Kuasa Pengguna Angg.Kuasa Pengguna Angg.

KabidKabid

Kuasa Pengguna Angg.Kuasa Pengguna Angg.

KasubbidKasubbid

PPTKPPTK

KasubbidKasubbid

PPTKPPTK

Page 14: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1414

MODEL 2Struktur Organisasi SKPD

MODEL 2MODEL 2Struktur Organisasi SKPDStruktur Organisasi SKPD

KEPALA SKPD

Pengguna AnggaranPengguna Anggaran

Kasubbag TUK

PPKPPK--SKPDSKPD

Kabag TU

Ka UPT

PPTKPPTK

Kabid SKPD

PPTKPPTK

Page 15: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1515

SEKDA

Pengguna Anggaran

Kabag/Kasubbag TU

PPK-SKPD

KARO/KABAG

Kuasa Pengguna Angg.

Kasubbag

PPTK

MODEL 3MODEL 3Struktur Organisasi SKPDStruktur Organisasi SKPDKhusus Sekretariat DaerahKhusus Sekretariat Daerah

Page 16: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1616

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Penerimaan dan Bendahara PengeluaranBendahara Pengeluaran

Diusulkan PPKD kepada KDH untuk ditetapkan sebagai bendahara untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran SKPD.Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional.Baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.Dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara penerimaan pembantu dan/atau bendahara pengeluaran pembantu.Secara fungsional bertanggung jawab kepada PPKD selaku BUD. Secara administratif bertanggung jawab kepada kepala SKPD.

Diusulkan PPKD kepada KDH untuk ditetapkan sebagai bendahara untDiusulkan PPKD kepada KDH untuk ditetapkan sebagai bendahara untuk uk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggarmelaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran an SKPD.SKPD.Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah pejabat fuBendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional.ngsional.Baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan keBaik secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan giatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertiperdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak ndak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuksebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka a rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembarekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga ga keuangan lainnya atas nama pribadi.keuangan lainnya atas nama pribadi.DDalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara penerimaalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara penerimaan an pembantu dan/atau bendahara pengeluaran pembantu.pembantu dan/atau bendahara pengeluaran pembantu.Secara fungsional bertanggung jawab kepada PPKD selaku BUD. Secara fungsional bertanggung jawab kepada PPKD selaku BUD. Secara administratif bertanggung jawab kepada kepala SKPD.Secara administratif bertanggung jawab kepada kepala SKPD.

Page 17: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1717

FUNGSI APBDFUNGSI APBDFUNGSI APBDFungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBD menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBD harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBD menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

Fungsi otorisasiFungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBD menjadi dasar untuk mengandung arti bahwa APBD menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutanmelaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan..

Fungsi perencanaanFungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBD menjadi pedoman bagi mengandung arti bahwa APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutmanajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.an.

Fungsi pengawasanFungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBD menjadi pedoman untuk mengandung arti bahwa APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesumenilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.ketentuan yang telah ditetapkan.

Fungsi alokasiFungsi alokasi mengandung arti bahwa APBD harus diarahkan untuk mengandung arti bahwa APBD harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosamenciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan n sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekosumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.nomian.

Fungsi distribusiFungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBD harus mengandung arti bahwa kebijakan APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Fungsi stabilisasiFungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBD menjadi alat untuk mengandung arti bahwa APBD menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomiamemelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian n daerah.daerah.

Page 18: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1818

Prinsip-Prinsip PenganggaranPrinsipPrinsip--Prinsip PenganggaranPrinsip Penganggaran

Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD

Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan secara bruto

Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dpt dicapai serta berdasarkan ketentuan per-UU-an

Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah cukup dan harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya

Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, barang Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBDdan/atau jasa dianggarkan dalam APBD

Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan secara brutosecara bruto

Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dpt Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dpt dicapai serta berdasarkan ketentuan perdicapai serta berdasarkan ketentuan per--UUUU--anan

Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah cukup dan kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah cukup dan harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinyaharus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya

Page 19: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

1919

Struktur APBD Struktur APBD Struktur APBD KEPMENDAGRI 29/2002KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006

Klasifikasi belanja menurut bidang Klasifikasi belanja menurut bidang kewenangan pemerintahan daerah, kewenangan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek organisasi, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanjadan rincian obyek belanja

Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintahan Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan kelompok, daerah, organisasi, program, kegiatan kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanjajenis, obyek dan rincian obyek belanja

Pemisahan secara tegas antara Pemisahan secara tegas antara belanja aparatur & belanja belanja aparatur & belanja pelayanan publikpelayanan publik

Pemisahan kebutuhan belanja antara aparatur Pemisahan kebutuhan belanja antara aparatur dengan pelayanan publik tercermin dalam program dengan pelayanan publik tercermin dalam program & kegiatan& kegiatan

Pengelompokan BAU, BOP & BM Pengelompokan BAU, BOP & BM cenderung menimbulkan terjadinya cenderung menimbulkan terjadinya tumpang tindih penganggarantumpang tindih penganggaran

Belanja dikelompokkan dalam Belanja Langsung & Belanja dikelompokkan dalam Belanja Langsung & Belanja Tidak Langsung sehingga mendorong Belanja Tidak Langsung sehingga mendorong terciptanya efisiensi mulai saat proses terciptanya efisiensi mulai saat proses penganggaranpenganggaran

Menggabungkan antara jenis belanja Menggabungkan antara jenis belanja sebagai input dan kegiatan dijadikan sebagai input dan kegiatan dijadikan sebagai jenis belanjasebagai jenis belanja

Restrukturisasi jenisRestrukturisasi jenis--jenis belanjajenis belanja

Page 20: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2020

STRUKTUR PENDAPATAN STRUKTUR PENDAPATAN STRUKTUR PENDAPATAN A. Pendapatan Asli Daerah:A.A. PendapatanPendapatan AsliAsli Daerah:Daerah:

1. Pajak Daerah2. Retribusi Derah3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan4. Lain-lain PAD yang sah

1.1. PajakPajak DaerahDaerah2.2. RetribusiRetribusi DerahDerah3.3. HasilHasil PengelolaanPengelolaan KekayaanKekayaan Daerah Yang Daerah Yang DipisahkanDipisahkan4.4. LainLain--lain PAD yang lain PAD yang sahsah

B. Dana Perimbangan :B.B. Dana Dana PerimbanganPerimbangan ::1. Dana Bagi Hasil2. Dana Alokasi Umum3. Dana Alokasi Khusus

1.1. Dana Dana BagiBagi HasilHasil2.2. Dana Dana AlokasiAlokasi UmumUmum3.3. Dana Dana AlokasiAlokasi KhususKhusus

C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah :C.C. LainLain--lain lain PendapatanPendapatan Daerah yang Daerah yang sahsah ::1. Bantuan Dana2. Hibah3. Dana Darurat4. Dana Penyesuaian & Dana OTSUS5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya

1.1. BantuanBantuan DanaDana2.2. HibahHibah3.3. Dana Dana DaruratDarurat4.4. Dana Dana PenyesuaianPenyesuaian & Dana OTSUS& Dana OTSUS5.5. BantuanBantuan KeuanganKeuangan daridari ProvinsiProvinsi atauatau PemdaPemda lainnyalainnya

Page 21: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2121

Dasar pertimbangan Pengelompokan 9 Jenis Belanja

Dasar pertimbangan Dasar pertimbangan Pengelompokan 9 Jenis BelanjaPengelompokan 9 Jenis Belanja

Pasal 39 PP 58/2004 menyatakan bahwa setiap jenis belanja yang dianggarkan harus memperhatikan keterkaitan pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari program dan kegaitan yang dianggarkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut.

Mempertimbangkan ketentuan tersebut diatas, maka Belanja Daerah yang diklasifikasikan menurut jenis belanja dibagi kedalam kelompok Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

Jenis belanja yg tidak langsung dapat diukur dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari suatu program dan kegaitan seperti belanja pegawai untuk membayar gaji dan tunjangan PNS, belanja bunga, belanja subsidi belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tak terduga.

Jenis belanja yang langsung dapat diukur dengan hasil dari suatu program dan kegaitan yang dianggarkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut yaitu belanja pegawai untuk membayar honorarium/upah kerja, belanja barang dan jasa dan belanja modal.

Pasal 39 PP 58/2004 Pasal 39 PP 58/2004 menyatakan bahwa setiap jenis belanja yang dianggarkan menyatakan bahwa setiap jenis belanja yang dianggarkan harus memperhatikan keterkaitan pendanaan dengan keluaran dan haharus memperhatikan keterkaitan pendanaan dengan keluaran dan hasil yang sil yang diharapkan dari program dan kegaitan yang dianggarkan, termasuk diharapkan dari program dan kegaitan yang dianggarkan, termasuk efisiensi dalam efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut. pencapaian keluaran dan hasil tersebut.

Mempertimbangkan ketentuan tersebut diatas, maka Belanja Daerah Mempertimbangkan ketentuan tersebut diatas, maka Belanja Daerah yang yang diklasifikasikan menurut jenis belanja dibagi kedalam kelompokdiklasifikasikan menurut jenis belanja dibagi kedalam kelompok Belanja Tidak Belanja Tidak LangsungLangsung dan dan Belanja Langsung.Belanja Langsung.

Jenis belanja yg tidak langsung dapat diukur dengan keluaran danJenis belanja yg tidak langsung dapat diukur dengan keluaran dan hasil yang hasil yang diharapkandiharapkan dari suatu program dan kegaitandari suatu program dan kegaitan seperti seperti belanja pegawai untuk belanja pegawai untuk membayar gaji dan tunjangan PNS, belanja bunga, belanja subsidi membayar gaji dan tunjangan PNS, belanja bunga, belanja subsidi belanja hibah, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan danbelanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tak belanja tak terduga.terduga.

Jenis belanja yang langsung dapat diukur dengan hasil dari suatuJenis belanja yang langsung dapat diukur dengan hasil dari suatu program dan program dan kegaitan yang dianggarkan,kegaitan yang dianggarkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut yaitu belanja pegawai untuk membayar honorarium/upah ketersebut yaitu belanja pegawai untuk membayar honorarium/upah kerja, belanja rja, belanja barang dan jasa dan belanja modal.barang dan jasa dan belanja modal.

Page 22: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2222

Struktur BelanjaStruktur BelanjaStruktur BelanjaKEPEMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006

APARATUR & PELAYANAN PUBLIKAPARATUR & PELAYANAN PUBLIKBelanja Administrasi UmumBelanja Administrasi Umum

Belanja PegawaiBelanja PegawaiBelanja Barang & JasaBelanja Barang & JasaBelanja Perjalanan DinasBelanja Perjalanan DinasBelanja PemeliharaanBelanja Pemeliharaan

Belanja Tidak LangsungBelanja Tidak LangsungBelanja PegawaiBelanja PegawaiBelanja BungaBelanja BungaBelanja SubsidiBelanja SubsidiBelanja HibahBelanja HibahBelanja Bantuan SosialBelanja Bantuan SosialBelanja Bagi Hasil & Bantuan KeuBelanja Bagi Hasil & Bantuan KeuBelanja Tak TerdugaBelanja Tak Terduga

Belanja Operasi & PemeliharaanBelanja Operasi & PemeliharaanBelanja PegawaiBelanja PegawaiBelanja Barang & JasaBelanja Barang & JasaBelanja Perjalanan DinasBelanja Perjalanan DinasBelanja PemeliharaanBelanja Pemeliharaan

Belanja ModalBelanja ModalBelanja ModalBelanja Modal

Belanja LangsungBelanja LangsungProgram Program ……Kegiatan Kegiatan ……

Belanja PegawaiBelanja PegawaiBelanja Barang & JasaBelanja Barang & JasaBelanja ModalBelanja Modal

BELANJA BAGI HASIL & BANTUAN KEUBELANJA BAGI HASIL & BANTUAN KEUBELANJA TIDAK TERSANGKABELANJA TIDAK TERSANGKA

Page 23: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2323

STRUKTUR PEMBIAYAANSTRUKTUR PEMBIAYAANSTRUKTUR PEMBIAYAAN

A. Penerimaan Pembiayaan:A.A. PenerimaanPenerimaan PembiayaanPembiayaan::1. Selisih Lebih Perhitungan (SiLPA) Anggaran Tahun Sebelumnya2. Pencairan Dana Cadangan3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan4. Penerimaan Pinjaman Daerah5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman6. Penerimaan Piutang Daerah

1.1. SelisihSelisih LebihLebih PerhitunganPerhitungan (SiLPA(SiLPA) ) AnggaranAnggaran TahunTahun SebelumnyaSebelumnya2.2. PencairanPencairan Dana Dana CadanganCadangan3.3. HasilHasil PenjualanPenjualan KekayaanKekayaan Daerah yang Daerah yang DipisahkanDipisahkan4.4. PenerimaanPenerimaan PinjamanPinjaman DaerahDaerah5.5. PenerimaanPenerimaan KembaliKembali PemberianPemberian PinjamanPinjaman6.6. Penerimaan Piutang DaerahPenerimaan Piutang Daerah

B. Pengeluaran Pembiayaan:B.B. PengeluaranPengeluaran PembiayaanPembiayaan::1. Pembentukan Dana Cadangan2. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 3. Pembayaran Pokok Utang4. Pemberian Pinjaman

1.1. PembentukanPembentukan Dana Dana CadanganCadangan2.2. PenyertaanPenyertaan Modal Modal PemerintahPemerintah Daerah Daerah 3.3. PembayaranPembayaran PokokPokok UtangUtang4.4. PemberianPemberian PinjamanPinjaman

Pembiayaan Neto (A – B)PembiayaanPembiayaan NetoNeto (A (A –– B)B)

Page 24: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2424

Dana CadanganDana CadanganDana CadanganDibentuk guna mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran yang ditetapkan dengan PERDA.PERDA tentang dana cadangan mencakup penetapan tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.RAPERDA dana cadangan dibahas bersamaan dengan pembahasan RAPERDA tentang APBD.Penetapan RAPERDA tentang pembentukan dana cadangan ditetapkan KDH bersamaan dengan penetapan RAPERDA tentang APBD.Dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah, kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan.Dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri.Penerimaan hasil bunga/deviden rekening dana cadangan dan penempatan dalam portofolio dicantumkan sebagai penambah dana cadangan berkenaan dalam daftar dana cadangan pada lampiran RAPERDA tentang APBD.Pembentukan dana cadangan dianggarkan pada pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran yang berkenaan.

Dibentuk guna mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dDibentuk guna mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat apat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran yang dsekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran yang ditetapkan dengan itetapkan dengan PERDA.PERDA.PERDA tentang dana cadangan mencakup penetapan tujuan pembentukPERDA tentang dana cadangan mencakup penetapan tujuan pembentukan dana an dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadacadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan ngan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan dan ditransrincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan dan ditransfer ke rekening fer ke rekening dana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun anggaran pelaksandana cadangan, sumber dana cadangan, dan tahun anggaran pelaksanaan dana aan dana cadangan.cadangan.RAPERDA dana cadangan dibahas bersamaan dengan pembahasan RAPERDRAPERDA dana cadangan dibahas bersamaan dengan pembahasan RAPERDA tentang A tentang APBD.APBD.Penetapan RAPERDA tentang pembentukan dana cadangan ditetapkan KPenetapan RAPERDA tentang pembentukan dana cadangan ditetapkan KDH DH bersamaan dengan penetapan RAPERDA tentang APBD.bersamaan dengan penetapan RAPERDA tentang APBD.Dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan daDana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah, kecuali dari erah, kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan penerimaan lain yang pedana alokasi khusus, pinjaman daerah dan penerimaan lain yang penggunaannya nggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan peraturan perunddibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan peraturan perundangang--undangan.undangan.Dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri.Dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri.Penerimaan hasil bunga/deviden rekening dana cadangan dan penempPenerimaan hasil bunga/deviden rekening dana cadangan dan penempatan dalam atan dalam portofolio dicantumkan sebagai penambah dana cadangan berkenaan portofolio dicantumkan sebagai penambah dana cadangan berkenaan dalam daftar dalam daftar dana cadangan pada lampiran RAPERDA tentang APBD.dana cadangan pada lampiran RAPERDA tentang APBD.Pembentukan dana cadangan dianggarkan pada pengeluaran pembiayaaPembentukan dana cadangan dianggarkan pada pengeluaran pembiayaan dalam tahun n dalam tahun anggaran yang berkenaan.anggaran yang berkenaan.

Page 25: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2525

Pendidikan Pendidikan KesehatanKesehatan

Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum Perumahan Perumahan

Penataan Ruang Penataan Ruang Perencanaan Pembangunan Perencanaan Pembangunan

Perhubungan Perhubungan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup

PertanahanPertanahanKependudukan dan Catatan Sipil Kependudukan dan Catatan Sipil

Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

SosialSosialTenagaTenaga KerjaKerja

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Penanaman Modal Penanaman Modal

Kebudayaan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Pemuda dan Olah Raga

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pemerintahan UmumPemerintahan Umum

Kepegawaian Kepegawaian Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

StatistikStatistikKearsipan Kearsipan

Komunikasi dan Informatika Komunikasi dan Informatika

URUSAN PILIHANURUSAN PILIHANPertanian Pertanian

Kehutanan Kehutanan Energi dan Sumberdaya MineralEnergi dan Sumberdaya Mineral

Pariwisata Pariwisata Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan

Perdagangan Perdagangan PerindustrianPerindustrianTransmigrasiTransmigrasi

•• Pelayanan umumPelayanan umum

•• Pertahanan *)Pertahanan *)

•• Ketertiban dan ketentramanKetertiban dan ketentraman

•• EkonomiEkonomi

•• Lingkungan hidupLingkungan hidup

•• Perumahan dan fasilitas umumPerumahan dan fasilitas umum

•• KesehatanKesehatan

•• Pariwisata dan budayaPariwisata dan budaya

•• Agama *)Agama *)

•• PendidikanPendidikan

•• Perlindungan sosialPerlindungan sosial

URUSAN WAJIBURUSAN WAJIB

URUSAN PEMERINTAHAN DAERAHURUSAN PEMERINTAHAN DAERAH FUNGSI KEUANGAN NEGARAFUNGSI KEUANGAN NEGARA

Page 26: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2626

KEPMENDAGRI 29/2002KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006

Jadual tahapan penyiapan dokumen Jadual tahapan penyiapan dokumen penyusunan APBD tidak diatur secara penyusunan APBD tidak diatur secara rincirinci

Jadual tahapan penyiapan dokumen Jadual tahapan penyiapan dokumen penyusunan APBD diatur secara rinci dan penyusunan APBD diatur secara rinci dan ketat utk mencapai target persetujuan ketat utk mencapai target persetujuan DPRD paling lambat 1 bulan sebelum TA DPRD paling lambat 1 bulan sebelum TA dilaksanakandilaksanakan

AKUAKU=rencana tahunan daerah disusun =rencana tahunan daerah disusun KDH bersama DPRD bersumber dari hasil KDH bersama DPRD bersumber dari hasil JARING ASMARA berpedoman pada JARING ASMARA berpedoman pada RENSTRADA/dokumen perencanaan RENSTRADA/dokumen perencanaan daerah lainnya utk disepakati bersama daerah lainnya utk disepakati bersama DPRDDPRD

KUAKUA disusun oleh KDH berdasarkan RKPD disusun oleh KDH berdasarkan RKPD yang diformulasikan dari hasil JARING yang diformulasikan dari hasil JARING ASMARA (MUSRENBANGDA) dan hasil ASMARA (MUSRENBANGDA) dan hasil evaluasi kinerja masa lalu mengacu pada evaluasi kinerja masa lalu mengacu pada RPJMD & RKP serta pedoman penyusunan RPJMD & RKP serta pedoman penyusunan APBD utk disepakati bersama DPRDAPBD utk disepakati bersama DPRD

Penyusunan Penyusunan Strategi dan Prioritas APBDStrategi dan Prioritas APBDberdasarkan AKU yg telah disepakati dgn berdasarkan AKU yg telah disepakati dgn DPRD sepenuhnya menjadi kewenangan DPRD sepenuhnya menjadi kewenangan pemda utk dijadikan sebagai dasar pemda utk dijadikan sebagai dasar penyusunan RASKpenyusunan RASK

PPASPPAS disusun oleh KDH dan dibahas disusun oleh KDH dan dibahas dengan DPRD utk disepakati bersama yg dengan DPRD utk disepakati bersama yg selanjutnya KUA & PPA dijadikan sebagai selanjutnya KUA & PPA dijadikan sebagai pedoman penyusunan RKApedoman penyusunan RKA--SKPDSKPD

Penyusunan Rancangan APBDPenyusunan Rancangan APBDPenyusunan Rancangan APBD

Page 27: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2727

NONO URAIANURAIAN WAKTUWAKTU KETERANGANKETERANGANA.A. APBDAPBD

1.1. Penyusunan RKPDPenyusunan RKPD Akhir bulan MeiAkhir bulan Mei

2.2. Penyampaian Rancangan KUA kepada Kepala Penyampaian Rancangan KUA kepada Kepala DaerahDaerah

Awal bulan JuniAwal bulan Juni 1 bulan1 bulan

3.3. Penyampaian Rancangan KUA dari Kepala Penyampaian Rancangan KUA dari Kepala Daerah kepada DPRDDaerah kepada DPRD

Pertengahan bulan JuniPertengahan bulan Juni

4.4. KUA disepakati antara Kepala Daerah dengan KUA disepakati antara Kepala Daerah dengan DPRDDPRD

Minggu pertama bulan Juli Minggu pertama bulan Juli

5.5. Penyusunan Rancangan PPASPenyusunan Rancangan PPAS 1 minggu1 minggu

6.6. Penyampaian Rancangan PPAS ke DPRD Penyampaian Rancangan PPAS ke DPRD Minggu kedua bulan Juli Minggu kedua bulan Juli

7.7. PPAS disepakati antara Kepala Daerah dengan PPAS disepakati antara Kepala Daerah dengan DPRDDPRD

Akhir bulan Juli Akhir bulan Juli

8.8. Penetapan Pedoman penyusunan RKAPenetapan Pedoman penyusunan RKA--SKPD SKPD oleh Kepala Daeraholeh Kepala Daerah

Awal bulan AgustusAwal bulan Agustus 1 minggu1 minggu

9.9. Penyampaian Raperda APBD kepada DPRD Penyampaian Raperda APBD kepada DPRD Minggu pertama bulan OktoberMinggu pertama bulan Oktober

10.10. Pengambilan keputusan bersama DPRD dan Pengambilan keputusan bersama DPRD dan Kepala Daerah terhadap RAPBDKepala Daerah terhadap RAPBD

Paling lama 1 (satu) bulan sebelum Paling lama 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan tahun anggaran yang bersangkutan (awal bulan Desember)(awal bulan Desember)

11.11. Penetapan hasil evaluasiPenetapan hasil evaluasi 15 hari kerja (pertengahan bulan 15 hari kerja (pertengahan bulan Desember)Desember)

12.12. Penetapan Perda tentang APBD & Raper KDH Penetapan Perda tentang APBD & Raper KDH tentang penjabaran APBD bila sesuai hasil tentang penjabaran APBD bila sesuai hasil evaluasievaluasi

Akhir Desember (31 Desember)Akhir Desember (31 Desember)

2 bulan2 bulan

3 minggu3 minggu

3 minggu3 minggu

Jadwal Penyusunan APBDJadwal Penyusunan APBDJadwal Penyusunan APBD

Page 28: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2828

NONO URAIANURAIAN WAKTUWAKTU KETERANGANKETERANGAN13.13. Penyempurnaan sesuai hasil evaluasi Penyempurnaan sesuai hasil evaluasi 7 hari kerja7 hari kerja Akhir bulan DesemberAkhir bulan Desember

14.14. Pembatalan berdasarkan hasil evaluasi Pembatalan berdasarkan hasil evaluasi 7 hari kerja setelah hasil 7 hari kerja setelah hasil evaluasi dari Menteri evaluasi dari Menteri Dalam Negeri/GubernurDalam Negeri/Gubernur

15.15. Penghentian dan pencanutan pelaksanaan Perda Penghentian dan pencanutan pelaksanaan Perda tentang APBD bersama DPRDtentang APBD bersama DPRD

7 hari kerja7 hari kerja Awal bulan JanuariAwal bulan Januari

16.16. Penetapan keputusan pimpinan DPRD tetang Penetapan keputusan pimpinan DPRD tetang penyempurnaan Perda APBD dan penyampaian hasil penyempurnaan Perda APBD dan penyampaian hasil penyempurnaan berdasarkan hasil evaluasipenyempurnaan berdasarkan hasil evaluasi

3 hari kerja setelah keputusan 3 hari kerja setelah keputusan ditetapkanditetapkan

17.17. Penetapan Perda APBD dan Peraturan Kepala Daerah Penetapan Perda APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBDtentang penjabaran APBD

31 Desember31 Desember

18.18. Penyampaian Perda APBD dan Peraturan Kepala Penyampaian Perda APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Menteri Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri/GubernurDalam Negeri/Gubernur

7 hari kerja 7 hari kerja

B.B. DALAM HAL DPRD TIDAK MENGAMBIL KEPUTUSAN BERSAMA TERHADAP RAPERDDALAM HAL DPRD TIDAK MENGAMBIL KEPUTUSAN BERSAMA TERHADAP RAPERDA TENTANG APBDA TENTANG APBD

1.1. Penyampaian Rancangan Peraturan Kepala Daerah Penyampaian Rancangan Peraturan Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur dalam hal kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur dalam hal DPRD tidak mengambil keputusan bersama terhadap DPRD tidak mengambil keputusan bersama terhadap Raperda tentang APBD sampai dengan batas waktu Raperda tentang APBD sampai dengan batas waktu yang ditetapkan undangyang ditetapkan undang--undang.undang.

Paling lama 15 hari kerja setelah Paling lama 15 hari kerja setelah Raperda tidak disetujui DPRD Raperda tidak disetujui DPRD (pertengahan bulan Desember)(pertengahan bulan Desember)

2.2. Pengesahan Menteri Dalam Negeri/Gubernur Pengesahan Menteri Dalam Negeri/Gubernur terhadap Rancangan Peraturan Kepala Daerah terhadap Rancangan Peraturan Kepala Daerah

Paling lama 30 hari kerja Paling lama 30 hari kerja (pertengahan bulan Januari)(pertengahan bulan Januari)

1 bulan1 bulan

C.C. APBD bagi daerah yang belum memiliki DPRDAPBD bagi daerah yang belum memiliki DPRD

1.1. Penyampaian rancangan KUA dan PPAS kepada Penyampaian rancangan KUA dan PPAS kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur bagi daerah yang Menteri Dalam Negeri/Gubernur bagi daerah yang belum memiliki DPRD belum memiliki DPRD

Pertengahan bulan JuniPertengahan bulan Juni

2.2. Persetujuan Menteri Dalam Negeri/GubernurPersetujuan Menteri Dalam Negeri/Gubernur Minggu pertama bulan JuliMinggu pertama bulan Juli 15 hari15 hari

3.3. Penyampaian Rancangan Peraturan Kepala Daerah Penyampaian Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang APBD tentang APBD

30 hari kerja sejak KUA dan PPAS 30 hari kerja sejak KUA dan PPAS disahkan Menteri Dalam disahkan Menteri Dalam Negeri/GubernurNegeri/Gubernur

Minggu pertama bulan Minggu pertama bulan AgustusAgustus

Page 29: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

2929

SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBNSINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMD

RenstraSKPD

RenjaSKPD RKPD

KUA PPAS

PEDOMANPENYUSUNAN

RKA-SKPD

RAPERDAAPBD

TAPD

RKA-SKPD

Dibahas bersama

DPRD

5 tahun

5 tahun

1 tahun 1 tahun

RKP

RPJM

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH

1 tahun 1 tahun

5 tahun

1 tahun

Page 30: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3030

Penyusunan & Penetapan Perda APBDPenyusunan & Penetapan Perda APBDPenyusunan & Penetapan Perda APBD

Page 31: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3131

KEPMENDAGRI 29/2002KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006

Alur pengerjaan RASK membutuhkan Alur pengerjaan RASK membutuhkan waktu dan tahapan yg panjang dan waktu dan tahapan yg panjang dan kompleks (11 tahap pd SKPD & 14 kompleks (11 tahap pd SKPD & 14 tahap pd SKPKD)tahap pd SKPKD)

Alur pengerjaan RKAAlur pengerjaan RKA--SKPD disederhanakan SKPD disederhanakan (5 tahap pd SKPD & 7 tahap pd SKPKD)(5 tahap pd SKPD & 7 tahap pd SKPKD)

Belum secara tegas mengatur Belum secara tegas mengatur penggunaan kode rekening belanja antara penggunaan kode rekening belanja antara SKPD dan SKPKD dalam penyusunan SKPD dan SKPKD dalam penyusunan RASKRASK

Mengutamakan informasi mengenai input Mengutamakan informasi mengenai input belanja belanja

Memuat Informasi secara komprehensip Memuat Informasi secara komprehensip terkait dengan capaian indikator kinerja terkait dengan capaian indikator kinerja program dan kegiatan, lokasi, kelompok program dan kegiatan, lokasi, kelompok sasaran dan perkiraan maju pendanaan sasaran dan perkiraan maju pendanaan kegiatankegiatan

Adanya penegasan pengaturan penggunaan Adanya penegasan pengaturan penggunaan kode rekening belanja.kode rekening belanja.Belanja pegawai, belanja barang dan jasa, Belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal dapat dianggarkan dalam serta belanja modal dapat dianggarkan dalam masingmasing--masing RKAmasing RKA--SKPD.SKPD.Belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, Belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga hanya dianggarkan dalam RKAterduga hanya dianggarkan dalam RKA--SKPKD.SKPKD.

Page 32: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3232

KodeKode NamaNama FormulirFormulir

RKARKA--SKPDSKPDRingkasanRingkasan AnggaranAnggaran PendapatanPendapatan, , BelanjaBelanja dandanPembiayaanPembiayaan SKPDSKPD

RKARKA--SKPDSKPD11 RincianRincian AnggaranAnggaran PendapatanPendapatan SKPDSKPD

RKARKA--SKPDSKPD2.12.1

Rincian Anggaran Belanja Tidak Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPDLangsung SKPD

RKARKA--SKPDSKPD2.22.2

RekapitulasiRekapitulasi RincianRincian AnggaranAnggaran BelanjaBelanjaLangsungLangsung menurutmenurutProgram Program dandan KegiatanKegiatan SKPDSKPD

RKARKA--SKPDSKPD2.2.12.2.1

Rincian Anggaran Belanja Langsung Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Programmenurut Programdan Per Kegiatan SKPDdan Per Kegiatan SKPD

RKARKA--SKPDSKPD3.13.1

RincianRincian PenerimaanPenerimaan PembiayaanPembiayaanDaerahDaerah

RKARKA--SKPDSKPD3.23.2

RincianRincian PengeluaranPengeluaran PembiayaanPembiayaanDaerahDaerah

ALUR PENGERJAAN RKA SKPDALUR PENGERJAAN RKA SKPDALUR PENGERJAAN RKA SKPD

Page 33: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3333

Kode Rekening PenganggaranKode Rekening PenganggaranKode Rekening Penganggaran

Setiap urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang dicantumkan dalam APBD menggunakan kode urusan pemerintahan daerah dan kode organisasi.

Kode pendapatan, kode belanja dan kode pembiayaan yang digunakan dalam penganggaran menggunakan kode akun pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan.

Setiap program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek serta rincian obyek yang dicantumkan dalam APBD menggunakan kode program, kode kegiatan, kode kelompok, kode jenis, kode obyek dan kode rincian obyek.

Untuk tertib penganggaran semua kode dihimpun menjadi satu kesatuan kode anggaran yang disebut kode rekening.

Setiap urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang Setiap urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang dicantumkan dalam APBD menggunakan kode urusan dicantumkan dalam APBD menggunakan kode urusan pemerintahan daerah dan kode organisasi.pemerintahan daerah dan kode organisasi.

Kode pendapatan, kode belanja dan kode pembiayaan yang Kode pendapatan, kode belanja dan kode pembiayaan yang digunakan dalam penganggaran menggunakan kode akun digunakan dalam penganggaran menggunakan kode akun pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan.pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan.

Setiap program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek serta rincian Setiap program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek serta rincian obyek yang dicantumkan dalam APBD menggunakan kode obyek yang dicantumkan dalam APBD menggunakan kode program, kode kegiatan, kode kelompok, kode jenis, kode program, kode kegiatan, kode kelompok, kode jenis, kode obyek dan kode rincian obyek.obyek dan kode rincian obyek.

Untuk tertib penganggaran semua kode dihimpun menjadi satu Untuk tertib penganggaran semua kode dihimpun menjadi satu kesatuan kode anggaran yang disebut kode rekening. kesatuan kode anggaran yang disebut kode rekening.

Page 34: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3434

BAGAN KODE REKENINGBAGAN KODE REKENINGBAGAN KODE REKENING

kode jenis pendapatan, belanja & pembiayaankode jenis pendapatan, belanja & pembiayaan

kode anggaranpendapatan, belanja & pembiayaan

kode anggaranpendapatan, belanja & pembiayaan

kode bidangpemerintahankode bidangpemerintahan

kode unit organisasikode unit organisasi

kode obyekpendapatan, belanja & pembiayaan

kode obyekpendapatan, belanja & pembiayaan

kode rincian obyekpendapatan, belanja & pembiayaan

kode rincian obyekpendapatan, belanja & pembiayaan

kode bagian belanjakode bagian belanja

X XX XX XX XX XX XX X

kode kelompokpendapatan, belanja & pembiayaan

kode kelompokpendapatan, belanja & pembiayaan

kode Urusan Pemerintahan daerahkode Urusan Pemerintahan daerah

kode Organisasikode Organisasi

kode Programkode Program

Kode Akun pendapatan, belanja & pembiayaanKode Akun pendapatan, belanja & pembiayaan

kode Kegiatankode Kegiatan

kode jenis pendapatan, belanja & pembiayaankode jenis pendapatan, belanja & pembiayaan

kode obyek pendapatan, belanja & pembiayaankode obyek pendapatan, belanja & pembiayaan

kode rincian obyekpendapatan, belanja & pembiayaan

kode rincian obyekpendapatan, belanja & pembiayaan

XX XX XX XX XX XX XX XX XX

KEPMENDAGRI 29/2002KEPMENDAGRI 29/2002KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006

kode kelompokpendapatan, belanja & pembiayaan

kode kelompokpendapatan, belanja & pembiayaan

Page 35: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3535

KEPMENDAGRI 29/2002KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006

Raperda ttg APBD memuat rincian Raperda ttg APBD memuat rincian sampai dengan obyek pendapatan, sampai dengan obyek pendapatan, belanja & pembiayaanbelanja & pembiayaan

Raperda ttg APBD memuat rincian Raperda ttg APBD memuat rincian sampai dengan jenis pendapatan, belanja sampai dengan jenis pendapatan, belanja & pembiayaan dan dilengkapi dengan & pembiayaan dan dilengkapi dengan program & kegiatan serta keselarasan program & kegiatan serta keselarasan antara urusan pemerintahan daerah antara urusan pemerintahan daerah dengan fungsi pengelolaan keuangan dengan fungsi pengelolaan keuangan negaranegara

Penekanan dasar hukum penganggaran Penekanan dasar hukum penganggaran hanya pada sisi pendapatanhanya pada sisi pendapatan

Penekanan dasar hukum penganggaran Penekanan dasar hukum penganggaran selain pada angaran pendapatan juga selain pada angaran pendapatan juga meliputi belanja dan pembiayaanmeliputi belanja dan pembiayaan

Informasi yang disajikan dalam APBD Informasi yang disajikan dalam APBD cenderung pada input belanja yang cenderung pada input belanja yang direncanakan utk menghasilkan outputdirencanakan utk menghasilkan output

Informasi yang disajikan dalam APBD Informasi yang disajikan dalam APBD lebih transparan dengan menguraikan lebih transparan dengan menguraikan program dan kegiatan, lokasi, tolok ukur program dan kegiatan, lokasi, tolok ukur kinerja, sumber dana dari input belanja kinerja, sumber dana dari input belanja yang direncanakanyang direncanakan

Page 36: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3636

Penetapan APBDPenetapan APBDPenetapan APBD

KEPMENDAGRI 29/2002KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006

Tdk secara rinci mengatur jadwal Tdk secara rinci mengatur jadwal penyampaian, pembahasan Raperda penyampaian, pembahasan Raperda APBD kpd DPRD dan persetujuan APBD kpd DPRD dan persetujuan terhadap Raperda APBD oleh DPRD.terhadap Raperda APBD oleh DPRD.

Jadwal penyampaian, pembahasan Raperda Jadwal penyampaian, pembahasan Raperda APBD kpd DPRD dan pengambilan APBD kpd DPRD dan pengambilan keputusan bersama terhadap Raperda APBD keputusan bersama terhadap Raperda APBD dgn DPRD serta proses evaluasi .dgn DPRD serta proses evaluasi .

Tdk secara tegas mengatur materi Tdk secara tegas mengatur materi pembahasan Raperda APBD dengan pembahasan Raperda APBD dengan kesesuaian program kegiatan dgn kesesuaian program kegiatan dgn AKU & Strategi Prioritas.AKU & Strategi Prioritas.

Menitik beratkan pembahasan Raperda Menitik beratkan pembahasan Raperda APBD pada kesesuaian program kegiatan APBD pada kesesuaian program kegiatan dgn KUA & PPASdgn KUA & PPAS

Tdk mengatur mengenai penetapan Tdk mengatur mengenai penetapan APBD apabila DPRD tdk mengambil APBD apabila DPRD tdk mengambil keputusan bersama thd Raperda keputusan bersama thd Raperda APBD.APBD.

Mengatur mengenai penetapan APBD Mengatur mengenai penetapan APBD dengan PerKDH apabila DPRD tdk dengan PerKDH apabila DPRD tdk mengambil keputusan bersama thd Raperda mengambil keputusan bersama thd Raperda APBD.APBD.

Penetapan Perda ttg APBD paling Penetapan Perda ttg APBD paling lambat 1 bulan setelah APBN lambat 1 bulan setelah APBN ditetapkan untuk selanjutnya ditetapkan untuk selanjutnya dievaluasi oleh MDN bagi Provinsi dievaluasi oleh MDN bagi Provinsi dan oleh Gubernur bagi kab/kota dan oleh Gubernur bagi kab/kota (evaluasi bersifat represif)(evaluasi bersifat represif)

Penetapan Perda ttg APBD paling lambat Penetapan Perda ttg APBD paling lambat 31 Desember tahun anggaran sebelumnya 31 Desember tahun anggaran sebelumnya setelah Raperda ttg APBD dievaluasi oleh setelah Raperda ttg APBD dievaluasi oleh MDN bagi Provinsi dan oleh Gubernur bagi MDN bagi Provinsi dan oleh Gubernur bagi kab/kota (evaluasi bersifat preventif)kab/kota (evaluasi bersifat preventif)

Page 37: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3737

Pengesahan MDN

(30 Hari)

DPRDDPRD Dibahas bersamaDPRD & Pemda

PenyampaianRAPERDA APBD &

RAPERGUBAPBD

(3 hari)

Membuat RAPERGUB

SebesarPagu APBD Tahun Lalu(15 hari)

MDN(15 hari)

Hasil Evaluasi

Sesuaidgn UU

Tdk Disempurnakan

MDN membatalkanBerlaku Pagu APBD

Sebelumnya

GUBERNURGUBERNURmenetapkan menetapkan PERPER--GUBGUB

PROSES EVALUASI PERDA APBD PROVINSI & PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN APBD

PROSES EVALUASI PERDA APBD PROVINSI & PROSES EVALUASI PERDA APBD PROVINSI & PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN APBD PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN APBD

Setuju

RAPERDA APBD

RAPERGUBPENJABARAN APBD

GUBERNURGUBERNURmenetapkan menetapkan PERDA & PERDA & PERPER--GUBGUB

Penyempurnaan(7 Hari)

MelewatiBatas WKT

Evaluasi

Tidak Setuju

Tdk SesuaiDgn UU

Page 38: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3838

DPRDDPRD Dibahas bersamaDPRD & Pemda

PenyampaianRAPERDA APBD &RAPERBUP/WAL

APBD(3 hari)

Membuat RAPERBUP/WAL

SebesarPagu APBD Tahun Lalu(15 hari)

Pengesahan Gubernur(30 Hari)

Hasil Evaluasi

Sesuaidgn UU

Tdk Disempurnakan

GUB membatalkanBerlaku Pagu APBD

Sebelumnya

Bupati/WalikotaBupati/Walikotamenetapkan menetapkan

PERPER--BUP/WALBUP/WAL

PROSES EVALUASI PERDA APBD KAB/KOT &PERATURAN BUP/WAL TTG PENJABARAN APBD

PROSES EVALUASI PERDA APBD KAB/KOT &PROSES EVALUASI PERDA APBD KAB/KOT &PERATURAN BUP/WAL TTG PENJABARAN APBD PERATURAN BUP/WAL TTG PENJABARAN APBD

Setuju

RAPERDA APBD

RAPERBUP/WALPENJABARAN APBD

Bupati/WalikotaBupati/Walikotamenetapkan menetapkan PERDA & PERDA &

PERPER--BUP/WALBUP/WAL

Penyempurnaan(7 Hari)

MelewatiBatas waktu

Evaluasi

Laporan kpdMDN

GUBERNURGUBERNUR(15 hari)

Tidak Setuju

Tdk SesuaiDgn UU

Page 39: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

3939

Pelaksanaan APBDPelaksanaan APBDPelaksanaan APBDKEPMENDAGRI 29/2002KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 13/2006

Selain pada aspek pelaksanaan juga menekankan Selain pada aspek pelaksanaan juga menekankan pada aspek penyiapan dokumen, mencakup : pada aspek penyiapan dokumen, mencakup :

Jadwal proses penyusunan DPAJadwal proses penyusunan DPA--SKPD oleh SKPD oleh SKPD dan penyerahannya kpd PPKD.SKPD dan penyerahannya kpd PPKD.

Isi DPAIsi DPA--SKPD mencakup : rincian sasaran yg SKPD mencakup : rincian sasaran yg hendak dicapai, fungsi, program, kegiatan hendak dicapai, fungsi, program, kegiatan anggaran utk mencapai sasaran dan rencana anggaran utk mencapai sasaran dan rencana penarikan dana serta pendapatan yg penarikan dana serta pendapatan yg direncanakan.direncanakan.

Proses & jadwal verifikasi DPAProses & jadwal verifikasi DPA--SKPD oleh Tim SKPD oleh Tim Anggaran Pemda (15 hari)Anggaran Pemda (15 hari)

Proses dan jadwal pengesahan DPAProses dan jadwal pengesahan DPA--SKPD oleh SKPD oleh PPKD setelah memperoleh persetujuan SEKDAPPKD setelah memperoleh persetujuan SEKDA

Menekankan pada aspek pelaksanaan Menekankan pada aspek pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran serta belum penerimaan dan pengeluaran serta belum mengatur dengan lengkap proses mengatur dengan lengkap proses penatausahaanpenatausahaan

Pengaturan secara komprehensif mengenai Pengaturan secara komprehensif mengenai penatausahaan pendapatan, belanja dan penatausahaan pendapatan, belanja dan pembiayaan berikut perubahan tata cara pembiayaan berikut perubahan tata cara pencairan dan penggunaan dana.pencairan dan penggunaan dana.

Page 40: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4040

KodeKode NamaNama FormulirFormulir

DPADPA--SKPDSKPDRingkasanRingkasan Dokumen Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan AnggaranAnggaran Satuan Kerja Perangkat Satuan Kerja Perangkat DaerahDaerah

DPADPA--SKPDSKPD11

Rincian Dokumen Pelaksanaan Rincian Dokumen Pelaksanaan AnggaranAnggaran PendapatanPendapatan SKPDSKPD

DPADPA--SKPDSKPD2.12.1

Rincian Dokumen Pelaksanaan Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPDSKPD

DPADPA--SKPDSKPD2.22.2

RekapitulasiRekapitulasi RincianRincian Dokumen Dokumen Pelaksanaan AnggaranPelaksanaan Anggaran BelanjaBelanjaLangsungLangsung menurutmenurutProgram Program dandan KegiatanKegiatan SKPDSKPD

DPADPA--SKPDSKPD2.2.12.2.1

Rincian Dokumen Pelaksanaan Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung menurut Anggaran Belanja Langsung menurut ProgramProgramdan Per Kegiatan SKPDdan Per Kegiatan SKPD

DPADPA--SKPDSKPD3.13.1

Rincian Dokumen Pelaksanaan Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran PenerimaanAnggaran Penerimaan PembiayaanPembiayaanDaerahDaerah

DPADPA--SKPDSKPD3.23.2

Rincian Dokumen Pelaksanaan Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran PengeluaranAnggaran Pengeluaran PembiayaanPembiayaanDaerahDaerah

ALUR PENGERJAAN DPA-SKPDALUR PENGERJAAN ALUR PENGERJAAN DPADPA--SKPDSKPD

Page 41: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4141

Jadwal Pelaksanaan APBDJadwal Pelaksanaan APBDJadwal Pelaksanaan APBD

NONO URAIANURAIAN WAKTUWAKTU KETERANGANKETERANGANA.A. PELAKSANAAN APBDPELAKSANAAN APBD

1.1. Pemberitahuan menyusun DPAPemberitahuan menyusun DPA--SKPD SKPD 3 hari setelah Perda APBD ditetapkan3 hari setelah Perda APBD ditetapkan

2.2. Penyerahan Rancangan DPAPenyerahan Rancangan DPA--SKPD dan SKPD dan rancangan anggaran kas dari SKPD kepada PPKDrancangan anggaran kas dari SKPD kepada PPKD

6 hari kerja6 hari kerja

3.3. Verifikasi dan pengesahan rancangan DPAVerifikasi dan pengesahan rancangan DPA--SKPD SKPD dan rancangan anggaran kas dan rancangan anggaran kas

15 hari kerja setelah ditetapkan Perda 15 hari kerja setelah ditetapkan Perda APBDAPBD

Minggu kedua bulan Minggu kedua bulan JanuariJanuari

4.4. Penyampaian DPAPenyampaian DPA--SKPD dan anggaran kas yang SKPD dan anggaran kas yang telah disahkan ke SKPDtelah disahkan ke SKPD

7 hari kerja7 hari kerja Minggu ketiga Bulan Minggu ketiga Bulan JanuariJanuari

B.B. DPALDPAL--SKPDSKPD

1.1. Kepala SKPD menyampaikan laporan akhir Kepala SKPD menyampaikan laporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan fisik dan nonrealisasi pelaksanaan kegiatan fisik dan non--fisik fisik maupun keuangan kepada PPKD untuk maupun keuangan kepada PPKD untuk pengesahan menjadi DPALpengesahan menjadi DPAL--SKPD tahun anggaran SKPD tahun anggaran berikutnyaberikutnya

Pertengahan bulan DesemberPertengahan bulan Desember

Page 42: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4242

Bagan Alir Persiapan Pelaksanaan APBDBagan Bagan AlirAlir Persiapan Pelaksanaan APBDPersiapan Pelaksanaan APBD

Page 43: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4343

Pelaksanaan & PenatausahaanPelaksanaan & PenatausahaanPelaksanaan & PenatausahaanNO URAIAN KETERANGAN1. Memberi persetujuan pengesahan DPA-SKPD SEKDA

4. Penyiapan dokumen SPP-LS PPTK

8. Mengakutansikan dan menyiapkan laporankeuangan SKPD PPK-SKPD

2. Mengesahkan DPA-SKPD & Anggaran Kas PPKD3. Menerbitkan SPD PPKD selaku BUD

5. Pengajuan SPP-UP/GU/TU (sistem UYHD) & SPP-LS

BendaharaPengeluaran

6. Pengajuan SPM-UP/GU/TU & SPM-LS Kepala SKPD

7. Menerbitkan SP2D Kuasa BUD

9. Pertanggungjawaban Dana (SPJ) Kepala SKPD

10. PPKDLaporan Keuangan & Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

Page 44: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4444

P P T K(menyiapkan dokumen)

PPK-SKPD

PEJABAT PENGGUNAANGGARAN/KUASA KUASA

BUDSPMSPM

BANK

FIHAKIII

SP2DSP2D

TagihanTagihan & & LaporanLaporan KegiatanKegiatan

Proses Pencairan & Pembayaran LSProses Pencairan & Pembayaran LSProses Pencairan & Pembayaran LS

UangUang

BENDAHARAPENGELUARAN

(SPP-LS)

Page 45: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4545

BENDAHARAPENGELUARAN

PPK-SKPD

PEJABAT PENGGUNAANGGARAN/KUASA

SPPSPP--UP/GU/TUUP/GU/TU

KUASABUD

SPMSPM--UP/GU/TUUP/GU/TU

BANK

SP2DSP2D

UANGUANG

Proses Pencairan & Pembayaran UPProses Pencairan & Pembayaran UPProses Pencairan & Pembayaran UP

Page 46: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4646

Jadwal Perubahan APBDJadwal Perubahan APBDJadwal Perubahan APBDNONO URAIANURAIAN WAKTUWAKTU KETERANGANKETERANGAN

1.1. Penyampaian Rancangan Perubahan KUA dan Penyampaian Rancangan Perubahan KUA dan PPAS kepada DPRDPPAS kepada DPRD

Minggu pertama bulan AgustusMinggu pertama bulan Agustus

2.2. Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS antara Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS antara Kepala Daerah dan DPRDKepala Daerah dan DPRD

Minggu kedua bulan AgustusMinggu kedua bulan Agustus 7 hari7 hari

3.3. Pedoman Penyusunan RKAPedoman Penyusunan RKA--SKPD Perubahan SKPD Perubahan APBDAPBD

Minggu ketiga bulan AgustusMinggu ketiga bulan Agustus

4.4. Penyampaian Raperda APBD berserta lampiran Penyampaian Raperda APBD berserta lampiran kepada DPRDkepada DPRD

Minggu kedua bulan SeptemberMinggu kedua bulan September

5.5. Persetujuan DPRD terhadap Raperda Persetujuan DPRD terhadap Raperda Perubahan APBDPerubahan APBD

3 bulan sebelum tahun anggaran berakhir3 bulan sebelum tahun anggaran berakhir Akhir bulan September Akhir bulan September

6.6. Penyampaian kepada Menteri Dalam Penyampaian kepada Menteri Dalam Negeri/gubernur utk dievaluasiNegeri/gubernur utk dievaluasi

3 hari kerja3 hari kerja

7.7. Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang hasil Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang hasil evaluasievaluasi

15 hari kerja15 hari kerja Pertengahan bulan Pertengahan bulan OktoberOktober

8.8. Pengesahan Perda yang telah dievaluasi dan Pengesahan Perda yang telah dievaluasi dan dianggap sesuai dengan ketentuandianggap sesuai dengan ketentuan

Pertengahan bulan OktoberPertengahan bulan Oktober

9.9. Penyempurnaan perda sesuai hasil evaluasi Penyempurnaan perda sesuai hasil evaluasi apabila dianggap bertentangan dgn apabila dianggap bertentangan dgn kepentingan umum dan peraturan yang lebih kepentingan umum dan peraturan yang lebih tinggitinggi

7 hari kerja7 hari kerja Minggu ketiga bulan Minggu ketiga bulan OktoberOktober

10.10. Pembatalan Perda perubahan APBD bila tidak Pembatalan Perda perubahan APBD bila tidak dilakukan penyempurnaandilakukan penyempurnaan

7 hari kerja setelah pemberitahuan utk 7 hari kerja setelah pemberitahuan utk penyempurnaan sesuai hasil evaluasi penyempurnaan sesuai hasil evaluasi

Minggu keempat bulan Minggu keempat bulan OktoberOktober

11.11. Pencabutan Raperda perubahan APBD Pencabutan Raperda perubahan APBD 7 hari kerja7 hari kerja Minggu pertama bulan Minggu pertama bulan NopemberNopember

12.12. Pemberitahuan utk penyampaian rancangan Pemberitahuan utk penyampaian rancangan perubahan DPAperubahan DPA--SKPDSKPD

3 hari kerja setelah PAPBD disahkan3 hari kerja setelah PAPBD disahkan Minggu ketiga bulan Minggu ketiga bulan OktoberOktober

Page 47: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4747

DOKUMENLATAR BELAKANG PERUBAHAN PENGANGGARAN PELAKSANAAN

RKARKA--SKPDSKPD DPADPA--SKPDSKPD

DPPADPPA--SKPDSKPD DPPADPPA--SKPDSKPD

Dilakukan pergeseranDilakukan pergeseran DPPADPPA--SKPDSKPD DPPADPPA--SKPDSKPD

Antar rincian obyek Antar rincian obyek PPKDPPKDAntar obyek Antar obyek SEKDASEKDAAntar jenis, program/kegiatan, Antar jenis, program/kegiatan, organisasi organisasi atas persetujuan DPRDatas persetujuan DPRD

RKARKA--SKPDSKPD DPADPA--SKPDSKPD

DPPADPPA--SKPDSKPD DPADPA--SKPDSKPD

DPALDPAL--SKPDSKPD DPALDPAL--SKPDSKPD

RKARKA--SKPDSKPD DPADPA--SKPDSKPD

DPPADPPA--SKPDSKPD DPPADPPA--SKPDSKPD

RKARKA--SKPDSKPD DPADPA--SKPDSKPD

DPPADPPA--SKPDSKPD DPPADPPA--SKPDSKPD

Luar biasa <50%Luar biasa <50% DPPADPPA--SKPDSKPD DPPADPPA--SKPDSKPD

Setelah perubahan kedua APBDSetelah perubahan kedua APBDLuar biasa >50%Luar biasa >50%

Dapat mendahului perubahan, dan Dapat mendahului perubahan, dan jika terjadi setelah perubahan jika terjadi setelah perubahan ditampung dalam laporan realisasi ditampung dalam laporan realisasi anggarananggaran

DaruratDarurat

Dapat mendahului perubahan dan Dapat mendahului perubahan dan menunggu perubahanmenunggu perubahan Atas Atas persetujuan DPRDpersetujuan DPRD

Penggunaan Saldo anggaran Penggunaan Saldo anggaran dalam tahun anggaran berjalandalam tahun anggaran berjalan

Dapat mendahului perubahan atas Dapat mendahului perubahan atas persetujuan DPRDpersetujuan DPRD

Perkembangan asumsi KUA yang Perkembangan asumsi KUA yang tidak sesuaitidak sesuai

KETERANGAN

Perubahan APBDPerubahan APBD

Page 48: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4848

Jadwal Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

Jadwal Pertanggungjawaban Jadwal Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDPelaksanaan APBD

NONO URAIANURAIAN WAKTUWAKTU KETERANGANKETERANGAN1.1. Penyusunan Laporan Realisasi Semester IPenyusunan Laporan Realisasi Semester I Minggu kedua bulan Juni Minggu kedua bulan Juni

2.2. Penyampaian laporan realisasi anggaran semester Penyampaian laporan realisasi anggaran semester pertama dari pengguna anggaran ke PPKD pertama dari pengguna anggaran ke PPKD

7 hari kerja setelah semester pertama 7 hari kerja setelah semester pertama berakhirberakhir

3.3. Penyampaian hasil konsolidasi laporan semester Penyampaian hasil konsolidasi laporan semester pertama oleh PPKD ke Sekda selaku koordinator pertama oleh PPKD ke Sekda selaku koordinator pengelolaan keudapengelolaan keuda

Minggu kedua bulan JuliMinggu kedua bulan Juli

4.4. Penyampaian rancangan laporan semester pertama Penyampaian rancangan laporan semester pertama dari Sekda kepada Kepala Daerahdari Sekda kepada Kepala Daerah

Minggu ketiga bulan JuliMinggu ketiga bulan Juli

5.5. Penyampaian laporan realisasi semester pertama Penyampaian laporan realisasi semester pertama dari Kepala Daerah kepada DPRDdari Kepala Daerah kepada DPRD

Akhir bulan JuliAkhir bulan Juli

6.6. Penyampaian laporan keuangan SKPD kepada Penyampaian laporan keuangan SKPD kepada Kepala Daerah melalui PPKD Kepala Daerah melalui PPKD

2 bulan setelah tahun anggaran berakhir2 bulan setelah tahun anggaran berakhir Bulan FebruariBulan Februari

7.7. Konsolidasi laporan keuangan SKPD oleh PPKDKonsolidasi laporan keuangan SKPD oleh PPKD 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir3 bulan setelah tahun anggaran berakhir Bulan MaretBulan Maret

8.8. Penyampaian laporan keuangan daerah kepada Penyampaian laporan keuangan daerah kepada BPKBPK

3 bulan setelah tahun anggaran berakhir3 bulan setelah tahun anggaran berakhir Akhir bulan MaretAkhir bulan Maret

9.9. Pemeriksaan laporan keuangan oleh BPKPemeriksaan laporan keuangan oleh BPK 2 bulan setelah disampaikan2 bulan setelah disampaikan Bulan MeiBulan Mei

10.10. Penyampaian Raperda pertanggungjawaban yang Penyampaian Raperda pertanggungjawaban yang telah diaudit oleh BPK dari Kepala Daerah kepada telah diaudit oleh BPK dari Kepala Daerah kepada DPRDDPRD

6 bulan setelah tahun anggaran berakhir6 bulan setelah tahun anggaran berakhir Akhir bulan JuniAkhir bulan Juni

11.11. Persetujuan DPRD terhadap Raperda Persetujuan DPRD terhadap Raperda pertanggungjawaban yang telah diaudit BPKpertanggungjawaban yang telah diaudit BPK

1 bulan setelah disampaikan1 bulan setelah disampaikan Akhir bulan JuliAkhir bulan Juli

Page 49: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

4949

NONO URAIANURAIAN WAKTUWAKTU KETERANGANKETERANGAN12.12. Rancangan Perda tentang pertanggung jawaban Rancangan Perda tentang pertanggung jawaban

pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan Kepala daerah tentang penjabaran pertanggung Kepala daerah tentang penjabaran pertanggung jawaban pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan jawaban pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri/ disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri/ Gubernur untuk dievaluasiGubernur untuk dievaluasi

Paling lama 3 (tiga) hari kerjaPaling lama 3 (tiga) hari kerja

13.13. Penyampaian hasil evaluasi oleh Menteri Dalam Penyampaian hasil evaluasi oleh Menteri Dalam Negeri/GubernurNegeri/Gubernur

Paling lama 15 (limabelas) hari kerjaPaling lama 15 (limabelas) hari kerja

14.14. Kepala Daerah dan DPRD menyempurnakan hasil Kepala Daerah dan DPRD menyempurnakan hasil evaluasi sebelum ditetapkanevaluasi sebelum ditetapkan

Paling lama 7 (tujuh) hari kerja Paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil terhitung sejak diterimanya hasil evaluasievaluasi

Page 50: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

5050

Aspek Pelaporan & PertanggungjawabanAspek Pelaporan & Aspek Pelaporan & PertanggungjawabanPertanggungjawaban

Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam bentuk Raperda kepada DPRDbentuk Raperda kepada DPRD

Jenis Laporan Keuangan (yang menggambarkan tentang hak, Jenis Laporan Keuangan (yang menggambarkan tentang hak, kewajiban, dan kekayaan daerah pada akhir tahun serta kewajiban, dan kekayaan daerah pada akhir tahun serta sumber dan penggunaan, termasuk pergeseran penyusun sumber dan penggunaan, termasuk pergeseran penyusun laporan keuangan)laporan keuangan)

Perubahan muatan hukum dalam dokumen Perubahan muatan hukum dalam dokumen pertanggungjawabanpertanggungjawaban

Penyusunan kebijakan akuntansi berdasarkan standar akuntansi Penyusunan kebijakan akuntansi berdasarkan standar akuntansi PemerintahanPemerintahan

Page 51: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

5151

Aspek Pembinaan & PengawasanAspek Pembinaan & PengawasanAspek Pembinaan & Pengawasan

MDN dan Gubernur melakukan pembinaan dan MDN dan Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan dibidang pengelolaan keudapengawasan dibidang pengelolaan keuda

Menekankan pada aspek pembinaan manajerial Menekankan pada aspek pembinaan manajerial dan saran perbaikan kedepandan saran perbaikan kedepan

Pemeriksaan oleh BPKPemeriksaan oleh BPK

Page 52: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

5252

Ketentuan PeralihanKetentuan PeralihanKetentuan PeralihanDilaksanakan secara bertahap mulai tahun anggaran 2006 :Dilaksanakan secara bertahap mulai tahun anggaran 2006 :

Status bendahara sebagai pejabat fungsional. Status bendahara sebagai pejabat fungsional. Pasal 14 ayat (1)Pasal 14 ayat (1)Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja berdasarkan capaiPenyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja berdasarkan capaian an kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja, standar sakinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, tuan harga, dan standar pelayanan minimal dan standar pelayanan minimal Pasal 90 ayat (2)Pasal 90 ayat (2)Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pasal 296 ayat Pasal 296 ayat (4)(4)

Mulai Tahun Anggaran 2007 :Mulai Tahun Anggaran 2007 :Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintaBerdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah h daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggarandaerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaransementara yang disampaikan oleh kepala daerah. sementara yang disampaikan oleh kepala daerah. Pasal 87 ayat (1)Pasal 87 ayat (1)Penetapan Raperda ttg APBD dan Raper KDH ttg penjabaran APBD Penetapan Raperda ttg APBD dan Raper KDH ttg penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh KDH menjadi Perda ttg APBDyang telah dievaluasi ditetapkan oleh KDH menjadi Perda ttg APBDdan PerKDH ttg penjabaran APBD yang dilakukan selambatdan PerKDH ttg penjabaran APBD yang dilakukan selambat--lambatnya lambatnya tanggal 31 Desember TA sebelumnya. tanggal 31 Desember TA sebelumnya. Pasal 116 ayat (1) Pasal 116 ayat (1)

Page 53: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

5353

Ketentuan PeralihanKetentuan PeralihanKetentuan Peralihan

Dilaksanakan secara bertahap mulai TA 2007 : Dilaksanakan secara bertahap mulai TA 2007 : Pemerintah daerah menyusun sistem akuntansi pemerintah daerah yaPemerintah daerah menyusun sistem akuntansi pemerintah daerah yang mengacu ng mengacu kepada standar akuntansi pemerintahan. kepada standar akuntansi pemerintahan. Pasal 233 ayat (2)Pasal 233 ayat (2)

Paling lambat TA 2008 :Paling lambat TA 2008 :Pemerintah daerah menetapkan Peraturan daerah tentang pokokPemerintah daerah menetapkan Peraturan daerah tentang pokok--pokok pokok pengelolaan keuangan daerahpengelolaan keuangan daerah

Mulai TA 2009 :Mulai TA 2009 :Penyusunan RKAPenyusunan RKA--SKPD dengan pendekatan kerangka pengeluaran jangka SKPD dengan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju yang berisimenengah dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju yang berisi perkiraan perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan dan meanggaran berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan dan merupakan rupakan implikasi kebutuhan dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan implikasi kebutuhan dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan tersebut pada tersebut pada tahun berikutnya. tahun berikutnya. Pasal 90 ayat (2)Pasal 90 ayat (2)

Page 54: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

5454

Tindak LanjutTindak LanjutTindak Lanjut

Menyusun Peraturan Daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah.

Menyusun Peraturan kepala daerah tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah sebagai pelaksanaan dari Peraturan Daerah tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan daerah.

Menyusun Peraturan Daerah tentang pokokMenyusun Peraturan Daerah tentang pokok--pokok pokok pengelolaan keuangan daerah.pengelolaan keuangan daerah.

Menyusun Peraturan kepala daerah tentang Menyusun Peraturan kepala daerah tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah sebagai pelaksanaan dari Peraturan Daerah tentang sebagai pelaksanaan dari Peraturan Daerah tentang PokokPokok--Pokok Pengelolaan Keuangan daerah.Pokok Pengelolaan Keuangan daerah.

Page 55: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

5555

Issu KrusialIssu KrusialIssu Krusial

1. PP tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah belum final

2. PP tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah belum final.

3. Keterbatasan pemahaman terhadap pengetahuan akuntansi dan terbatasnya tenaga akuntan dilingkungan Pemda

4. Penerapan penganggaran dengan perkiraan maju (MTEF),Standar Pelayanan Minimun, Analisa Standar Belanja (ASB)

5. Belum adanya pengaturan penatausahaan dan pelaporan BLUD

1.1. PP tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah PP tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah belum finalbelum final

2.2. PP tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah belum PP tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah belum final.final.

3.3. Keterbatasan pemahaman terhadap pengetahuan Keterbatasan pemahaman terhadap pengetahuan akuntansi dan terbatasnya tenaga akuntan dilingkungan akuntansi dan terbatasnya tenaga akuntan dilingkungan PemdaPemda

4.4. Penerapan penganggaran dengan perkiraan maju Penerapan penganggaran dengan perkiraan maju (MTEF)(MTEF),,Standar Pelayanan Minimun, Analisa Standar Belanja Standar Pelayanan Minimun, Analisa Standar Belanja (ASB)(ASB)

5.5. Belum adanya pengaturan penatausahaan dan pelaporan Belum adanya pengaturan penatausahaan dan pelaporan BLUDBLUD

Page 56: Pedoman Pengelolan Keuangan daerah

5656

S E K I A N&

TERIMA KASIH

S E K I A NS E K I A N&&

TERIMA KASIHTERIMA KASIH