43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pendidikan saat ini telah menunjukkan hasil yang cukup signifikan bagi pembangunan nasional. Pendidikan dipandang sebagai salah satu dari berbagai investasi yang dianggap sangat menentukan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Namun, kemajuan yang telah dialami dalam pembangunan nasional terasa belum optimal karena terjadinya kesenjangan keberhasilan pembangunan yang bervariasi antar daerah di Indonesia. Upaya perbaikan di bidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar masyarakat dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa upaya yang dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan sarana-sarana pendidikan, program sertifikasi guru, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas karena pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat. Semua keberhasilan agenda reformasi pendidikan pada akhirnya ditentukan oleh unsur yang berada paling depan, yaitu guru. Dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, 1

Pedoman s1 kkt upi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pedoman s1 kkt upi

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pembangunan pendidikan saat ini telah menunjukkan hasil yang

cukup signifikan bagi pembangunan nasional. Pendidikan dipandang

sebagai salah satu dari berbagai investasi yang dianggap sangat

menentukan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Namun, kemajuan yang telah dialami dalam pembangunan nasional

terasa belum optimal karena terjadinya kesenjangan keberhasilan

pembangunan yang bervariasi antar daerah di Indonesia.

Upaya perbaikan di bidang pendidikan merupakan suatu keharusan

untuk selalu dilaksanakan agar masyarakat dapat maju dan berkembang

seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa

upaya yang dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum,

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan

sarana-sarana pendidikan, program sertifikasi guru, dan lain-lain. Hal ini

dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan terciptanya

sumber daya manusia yang berkualitas karena pendidikan pada dasarnya

ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar

hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif

sebagai warga masyarakat.

Semua keberhasilan agenda reformasi pendidikan pada akhirnya

ditentukan oleh unsur yang berada paling depan, yaitu guru. Dalam dunia

pendidikan, peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang

sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas

pendidikan di tanah air tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang

berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri.

Di lain pihak, kondisi dunia pendidikan sekarang ini dihadapkan

pada masalah yang kompleks. Persoalan pendidikan tidak hanya bertaut

pada masalah gedung sekolah yang hampir runtuh, tetapi juga pada

persoalan klasik, yakni kurangnya tenaga guru, guru yang mengajar tidak

1

Page 2: Pedoman s1 kkt upi

sesuai dengan latar belakang pendidikan (mismatch), kualifikasi rendah,

disparitas kompetensi, dan distribusi. Hal ini dapat dibuktikan oleh kondisi

Indonesia saat ini yang masih kekurangan 200.000 tenaga guru (Ditjen

PMPTK, 2010). Kekurangan guru terbesar adalah tenaga guru SD

kemudian berturut-turut SMP, SMA dan SMK, dan TK.

Jika dicermati pada banyak kasus, sebenarnya bukan kekurangan

guru yang terjadi, tetapi pendistribusian guru yang tidak efektif. Beberapa

guru mempunyai kelas yang sangat kecil dan yang lainnya ada guru yang

mempunyai kelas yang terlalu banyak siswa, dan kedua-duanya tidak

efektif dan efisien. Umumnya, jumlah guru pada daerah perkotaan cukup

bahkan pada beberapa sekolah berlebih. Terkonsentrasinya guru di

perkotaan menyebabkan sekolah di pedesaan mengalami kekurangan

guru. Kenyataan sekarang ini, rasio guru dan siswa di Indonesia 1 : 14,

berarti sudah ideal karena melampaui rasio guru dan murid di negara

maju seperti Korea Selatan 1 : 30, Jepang 1 : 20, dan Malaysia 1 : 25.

Namun, karena pendistribusian guru yang tidak merata mengakibatkan

menumpuknya guru-guru di sekolah perkotaan, sedangkan di sekolah

pedesaan masih kekurangan guru. Sekitar 76 % sekolah di perkotaan

mengalami kelebihan guru, sementara 83 % sekolah di pelosok dan

pedesaan kekurangan guru (Ditjen Dikti, 2010).

Persoalan distribusi guru hampir terjadi di seluruh Indonesia.

Akibatnya, pada daerah yang kekurangan guru, guru harus mengajarkan

beberapa mata pelajaran dan harus mengajar lebih dari satu kelas.

Sebaliknya, pada daerah yang kelebihan guru, pemberlakuan jumlah jam

mengajar 24 jam tatap muka per minggu bagi guru bersertifikat pendidik

tidak dapat terpenuhi. Jumlah guru yang telah lulus sertifikasi sampai

dengan tahun 2010 sebanyak 753.155 orang (PMPTK, 2010). Ternyata

bagi guru yang sudah disertifikasi pun muncul masalah karena kesulitan

memenuhi jumlah jam mengajar yang merupakan kewajibannya sebanyak

24 jam mengajar per minggu. Akibat lain dari persoalan distribusi dan

kesulitan pemenuhan 24 jam tatap muka per minggu tersebut adalah

terjadinya mismatch. Menurut data yang dikeluarkan PMPTK (2007)

terdapat 16,22% guru-guru yang mismatch. Dari lima bidang studi yang

2

Page 3: Pedoman s1 kkt upi

diteliti saat itu terdapat mismatch pada PKN 15,22%; Pendidikan Agama

sebesar 20,80%; Tata Niaga sebesar 27,88%; Fisika sebesar 15,53%; dan

Seni sebesar 52,93%.

Dampak tidak terpenuhinya kewajiban mengajar minimal 24 jam

tatap muka per minggu produktivitas guru menjadi rendah dan

ketidakefisienan anggaran. Selain itu, mismatch berdampak pada

rendahnya kualitas pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh

terhadap kualitas pendidikan secara nasional.

Alternatif solusi yang dapat ditempuh adalah menambah jumlah

rombongan belajar (rombel) dan atau guru mencari (sendiri) tambahan

jam mengajar ke sekolah lain. Dari dua alternatif itu, solusi pertama

adalah yang paling tepat, namun sulit untuk dilaksanakan. Hal ini

dikarenakan penambahan rombel akan berdampak pada diperlukannya

ruang kelas baru, perangkat teknis lain, seperti sarana pembelajaran

seperti buku penunjang, laboratorium, dan alat-alat peraga pembelajaran.

Selain itu, pemekaran jumlah rombel juga berdampak pada

membengkaknya dana operasional sekolah dan rendahnya tingkat

ketercapaian proses pembelajaran.

Solusi kedua juga sulit untuk dilaksanakan, mengingat setiap

sekolah mengalami kesulitan yang sama. Setiap guru tidak mempunyai

data akurat untuk memilih sekolah mana yang masih membutuhkan

tambahan tenaga pengajar. Kalaupun ada, belum tentu mengakomodasi

jenis mata pelajaran yang dibutuhkan. Terutama dirasakan oleh guru-guru

mata pelajaran non-ujian nasional (UN) yang jumlah jam mengajarnya dua

jam per minggu.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut, para guru harus memiliki

kompetensi alternatif yang merupakan kompetensi tambahan selain

kompetensi utama. Pemilikan kompetensi tambahan dapat dilakukan

melalui penambahan pendidikan akademik baik bagi mereka yang masih

menempuh atau sudah lulus S1 kependidikan maupun guru dalam jabatan

yang telah bersertifikat pendidik. Hal ini dapat dilakukan melalui Program

S1 Kependidikan dengan Kewenangan Tambahan (Program S1 KKT).

3

Page 4: Pedoman s1 kkt upi

Hal yang perlu menjadi perhatian terkait dengan Program S1 KKT

adalah bahwa program ini harus tetap sejalan dengan prinsip-prinsip

profesionalitas guru dan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam

konteks di SD, kewenangan utama guru SD adalah sebagai guru kelas

dengan kewenangan tambahan sebagai guru SMP pada salah satu dari

lima (5) mata pelajaran pokok di SD (Bahasa Indonesia, PKn, Matematika,

IPA, IPS). Pada tingkat SMP dan SMA, kewenangan utama sebagai guru

pada satu mata pelajaran, ditambah dengan kewenangan tambahan

pada salah satu mata pelajaran yang berada dalam satu rumpun, atau

mata pelajaran lain yang memiliki substansi keilmuan yang dekat.

Sedangkan untuk guru SMK, kewenangan tambahan adalah kewenangan

utama sebagai guru pada salah satu mata pelajaran produktif dengan

kewenangan tambahan sebagai guru pada salah satu mata pelajaran

adaptif yang relevan. Untuk pelaksanaan Program S1 KKT ini diperlukan

adanya pedoman pelaksanaan.

B.Dasar Hukum1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2009 tentang

Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11/P Tahun 2011

tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

C.Tujuan

Program S1 KKT ini bertujuan menghasilkan guru dan calon guru

yang memiliki keunggulan dalam kompetensi sebagai guru profesional

4

Page 5: Pedoman s1 kkt upi

dengan kewenangan tambahan mengajar mata pelajaran lain di luar

kewenangan utama.

Tujuan penyusunan pedoman ini adalah sebagai berikut.

1. Memberi acuan bagi LPTK dalam menyelenggarakan Program S1 KKT.

2. Memberi arah bagi LPTK penyelenggara Program S1 KKT agar sesuai

dengan prosedur dan persyaratan minimal yang harus dipenuhi.

3. Menjadi acuan minimal dalam penjaminan mutu penyelenggaraan

Program S1 KKT.

BAB IIPROFIL LULUSAN DAN PESERTA PROGRAM

Dalam rangka menghasilkan guru dan calon guru yang memiliki

kompetensi dengan kewenangan tambahan sebagaimana dijelaskan pada

Bab 1 maka dideskripsikan profil lulusan dan persyaratan peserta

program.

A. Profil Lulusan

Profil lulusan dibedakan menjadi profil umum dan profil khusus sebagai berikut.

1. Profil Umum

Guru memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran di sekolah,

mulai dari jenjang pendidikan usia dini sampai sekolah menengah.

Kedudukan guru dalam sistem persekolahan menempati posisi strategis,

berada di garis paling depan, mengajar di depan kelas, menghadapi dan

mengatasi secara langsung berbagai persoalan yang terjadi dengan

peserta didik di kelas dan di sekolah, baik yang bersifat akademik maupun

yang bersifat nonakademik. Keberhasilan peserta didik menguasai

pengetahuan dan mengasah ketajaman keterampilan, bergantung kepada

guru dalam memberi arahan, tuntutan, bimbingan, dan keteladanan yang

baik. Dengan demikian, guru bukan hanya menjadi ujung tombak

5

Page 6: Pedoman s1 kkt upi

pendidikan di sekolah, tetapi juga menjadi kunci keberhasilan pendidikan

secara nasional. Profil umum lulusan Program S1 KKT sebagai berikut.

a. Religius dan Berkarakter Kuat

Guru memiliki sifat religius, taat beragama dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya dengan sungguh-sungguh dalam bersikap

dan berperilaku sehari-hari, sehingga dapat menjadi teladan dan panutan

bagi peserta didik dan masyarakat di lingkungannya. Guru memiliki

karakter yang kuat sebagai hasil dari olah hati, olah pikir, olah raga, dan

olah rasa/karsa. Karakter yang kuat tercermin pada nilai utama karakter:

jujur, cerdas, tangguh dan peduli.

1) Jujur adalah lurus hati, tulus, ikhlas, menyatakan apa adanya; terbuka;

konsisten antara yang dikatakan dan yang dilakukan; berani berkata

benar; dapat dipercaya; dan tidak curang.

2) Cerdas adalah berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan

penuh perhitungan; rasa ingin tahu yang tinggi; berkomunikasi efektif

dan empatik; bergaul secara santun; menjunjung kebenaran dan

kebajikan; mencintai Tuhan dan lingkungan

3) Tangguh adalah pantang menyerah; andal; kuat berpendirian; disiplin;

tabah; dan memiliki kemampuan bertahan hidup (survival) yang tinggi.

4) Peduli adalah memperlakukan orang lain dengan sopan; bertindak

santun; toleran terhadap perbedaan; tidak suka menyakiti orang lain;

mau mendengar orang lain; mau berbagi; tidak merendahkan orang

lain; tidak mengambil keuntungan dari orang lain; mampu

bekerjasama; mau terlibat dalam kegiatan masyarakat; menyayangi

manusia dan makhluk lain; setia; cinta damai dalam menghadapi

persoalan.

b. Unggul dalam Kompetensi Pedagogik dan Profesional

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran untuk memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kemampuan pengelolaan pembelajaran seorang guru dicerminkan

6

Page 7: Pedoman s1 kkt upi

dengan memahami landasan kependidikan, memahami perkembangan

peserta didik, mengembangkan kurikulum atau silabus, merancang

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis, memanfaatkan teknologi pembelajaran, melakukan evaluasi hasil

belajar, mendorong peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya, dan memiliki kemampuan belajar sepanjang

hayat.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan dan keterampilan bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya serta

mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran. Guru sekurang-

kurangnya memiliki (a) penguasaan materi pelajaran secara luas dan

mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata

pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampu, dan (b)

penguasaan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau

seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren

dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau

kelompok mata pelajaran yang diampu.

c. Kuat dalam Kompetensi Kepribadian dan Sosial

Guru yang unggul dalam kompetensi kepribadian dapat

menunjukkan sosok utuh guru yang mencerminkan ciri-ciri dan sifat-sifat

berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa,

stabil, dewasa, jujur, sportif, secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri,

dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Kompetensi sosial dapat berupa berkomunikasi lisan, tulisan

dan/atau isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi

secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan orang tua/wali peserta didik, bergaul

secara santun dengan masyarakat sekitar.

d. Efektif dalam Berkomunikasi

7

Page 8: Pedoman s1 kkt upi

Sebagai anggota masyarakat, guru dapat berkomunikasi melalui

lisan, tulisan, atau isyarat secara santun, menggunakan teknologi

komunikasi dan informasi secara fungsional. Guru juga dapat bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta

didik, dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma dan sistem nilai yang berlaku, serta menerapkan

prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Komunikasi merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran.

Guru harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan dapat

memberikan kejelasan pesan yang disampaikan, sehingga tidak

menimbulkan kesalahan informasi yang diterima. Kemampuan komunikasi

guru yang hebat dicirikan dengan penyampaian pesan yang sistematis

dan runtut, menggunakan bahasa baku, intonasi suara yang tepat, dan

penggunaan bahasa tubuh yang sesuai.

e. Jujur dan Berwibawa

Pendidikan membantu peserta didik memiliki kepribadian merdeka,

sehat fisik, sehat mental, cerdas dan menjadi anggota masyarakat yang

berguna. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan guru yang jujur

dan berwibawa serta berkemampuan mewujudkan nilai-nilai

kemanusiaan, memiliki citra diri yang positif, memiliki etos kerja dan

komitmen yang tinggi dan sifat empati yang tinggi.

f. Berpenampilan Menyenangkan

Guru memiliki penampilan yang mantap, meyakinkan dalam setiap

langkah, sikap, dan tutur kata, sehingga memberi kesan baik dan

mendalam bagi peserta didik. Selain itu, guru memiliki sifat

kepemimpinan yang tegas, disiplin, taat aturan, dan teguh dalam

pendiriannya yang digunakan sebagai bekal untuk membina,

mengarahkan, membimbing, dan menuntun peserta didik menjadi

manusia yang cerdas, bermanfaat, dan bertanggung jawab. Dengan

8

Page 9: Pedoman s1 kkt upi

penampilan yang mantap tersebut dapat membetahkan peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran.

g. Memiliki Etos Kerja dan Komitmen Tinggi

Etos kerja merupakan nilai yang dianut seseorang dalam

menempuh kehidupannya yang terkait dengan kerja. Etos kerja yang

dimiliki seseorang akan mewarnai komitmen kerja seseorang. Etos kerja

sebagai suatu nilai yang mewarnai perilaku kerja seseorang,

pembentukannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang

dianut seseorang. Dalam hubungan dengan menjalankan jabatan

profesional guru, maka peningkatan kinerja guru perlu dilakukan

pembinaan sejak mereka menempuh pendidikan akademik, dalam rangka

meningkatkan etos kerja dan komitmen terhadap pengembangan

profesionalitas secara berkelanjutan.

2. Profil Khusus

Profil khusus lulusan yang diharapkan sebagai berikut.

a. Memiliki Kewenangan Tambahan Vertikal

Kewenangan tambahan vertikal adalah lulusan program S1 KKT

yang mampu melaksanakan tugas mengajar bidang studi utama pada

jenjang pendidikan yang berbeda, yaitu pada SD/MI dan SMP/MTs atau

SMP/MTs dengan SMA/MA/SMK.

b. Memiliki Kewenangan Tambahan Horizontal

Kewenangan tambahan horizontal adalah lulusan Program S1 KKT

mampu melaksanakan tugas mengajar bidang studi lain yang serumpun

dengan bidang studi utamanya pada jenjang pendidikan yang sama.

c. Memiliki Kewenangan Tambahan Bidang Khusus

Kewenangan tambahan bidang khusus adalah lulusan Program S1

KKT mampu melaksanakan tugas di luar kewenangan utamanya.

Kewenangan ini khusus diperuntukkan bagi peserta program S1 KKT yang

9

Page 10: Pedoman s1 kkt upi

telah bersertifikat pendidik, namun tidak mengajar sesuai dengan bidang

studi utamanya.

B. Peserta Program S1 KKT

1. Persyaratan Peserta

Peserta Program S1 KKT dibedakan menjadi Kelompok A, Kelompok

B, dan Kelompok C.

a. Kelompok A adalah mahasiswa S1 Kependidikan yang telah

menyelesaikan seluruh mata kuliah kewenangan utama selain skripsi

dan sedang menulis skripsi.

b. Kelompok B adalah lulusan S1 Kependidikan yang belum menjadi

guru/belum memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(NUPTK).

c. Kelompok C adalah Guru telah bersertifikat pendidik dan berkualifikasi

S1 tetapi mengajar tidak sesuai kewenangan utamanya (mismatch)

atau tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar minimal 24 jam tatap

muka per minggu.

Persyaratan untuk masing-masing kelompok peserta sebagai

berikut.

a. Kelompok A

1) Mahasiswa S1 program studi kependidikan yang serumpun dengan

bidang studi yang akan diambil pada Program S1 KKT

2) Telah menyelesaikan seluruh mata kuliah, kecuali skripsi yang

dibuktikan dengan Transkrip Akademik yang telah disyahkan oleh

pejabat yang berwenang;

3) IPK minimal 3,00;

4) Proposal skripsi (tugas akhir) yang telah disetujui oleh pembimbing;

5) Bersedia mengikuti Program S1 KKT sesuai dengan peraturan yang

berlaku;

6) Berbadan sehat dibuktikan dengan surat keterangan dokter;

7) Berkelakuan baik dan bebas napza (narkotika, psikotropika, dan zat

aditif lainnya) dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi

yang berwenang;

10

Page 11: Pedoman s1 kkt upi

8) Mendapatkan izin/rekomendasi tertulis sebagai calon mahasiswa S1

KKT dari Dekan; dan

9) Persyaratan lain yang ditentukan di masing-masing LPTK

penyelenggara.

b. Kelompok B

1) Berijazah S1 Kependidikan dari LPTK yang terakreditasi pada

Program Studi yang serumpun dengan yang akan diambil pada

Program S1 KKT

2) IPK minimal 3,00

3) Bersedia mengikuti Progam S1 KKT sesuai dengan peraturan yang

berlaku;

4) Berbadan sehat dibuktikan dengan surat keterangan dokter;

5) Berkelakuan baik dan bebas napza (narkotika, psikotropika, dan zat

aditif lainnya) dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi

yang berwenang;

6) Tidak menuntut diangkat sebagai PNS setelah menyelesaikan studi

Program S1 KKT; dan

7) Persyaratan lain yang ditentukan di masing-masing LPTK

penyelenggara.

c. Kelompok C

1) Bersertifikat pendidik tetapi tidak sesuai dengan bidang studi utama

pada ijazah S1;

2) Memiliki kualifikasi akademik S1 Kependidikan dari LPTK yang

terakreditasi;

3) Memiliki NUPTK;

4) Bersedia mengikuti Program S1 KKT sesuai dengan peraturan yang

berlaku;

5) Bersedia ditugaskan kembali di wilayah asal yang telah ditentukan

setelah lulus Program S1 KKT;

6) Berbadan sehat dibuktikan dengan surat keterangan dokter;

11

Page 12: Pedoman s1 kkt upi

7) Berkelakuan baik dan bebas napza (narkotika, psikotropika, dan zat

aditif lainnya) dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi

yang berwenang;

8) Mendapatkan izin/rekomendasi tertulis sebagai calon peserta

Program S1 KKT dari pemerintah daerah setempat; dan

9) Persyaratan lain yang ditentukan di masing-masing LPTK

penyelenggara.

2. Rekrutmen Peserta

Sistem perekrutan harus mampu menjaring dan menyaring putra-

putri terbaik bangsa untuk menjadi pendidik profesional. Untuk

memperoleh masukan seperti di atas, sistem perekrutan mahasiswa

program S1 KKT dilaksanakan sesuai ketentuan sebagai berikut.

a. Seleksi Administrasi

1) Calon Peserta Program S1 KKT Kelompok A dan B

a) Calon peserta mendaftar ke LPTK penyelenggara dengan

menyerahkan dokumen sebagai berikut:

(1) Formulir pendaftaran calon peserta program;

(2) Fotokopi ijazah S1 dan Transkrip Nilai yang sudah

dilegalisasi oleh pejabat berwenang (khusus Kelompok B);

(3) Fotokopi Transkrip Nilai yang dilegalisasi oleh pejabat

berwenang;

(4) Proposal penelitian skripsi yang disahkan oleh pembimbing

dan pimpinan jurusan/prodi (Khusus Kelompok A);

(5) Surat pernyataan kesediaan mengikuti Program S1 KKT

sesuai peraturan yang berlaku;

(6) Surat pernyataan tidak menuntut diangkat sebagai PNS

setelah yang bersangkutan menyelesaikan Program S1 KKT;

(7) Surat izin/rekomendasi dari dekan;

(8) Surat keterangan berbadan sehat dari dokter;

(9) Surat keterangan berkelakuan baik dari instansi yang

berwenang;

12

Page 13: Pedoman s1 kkt upi

(10) Surat keterangan bebas napza dari instansi yang

berwenang; dan

(11) Persyaratan administratif lain yang ditentukan oleh LPTK

penyelenggara.

b) LPTK Penyelenggara melakukan seleksi administrasi calon

mahasiswa Program S1 KKT dengan melakukan pemeriksaan

kelengkapan dan keabsahan dokumen.

2) Calon Peserta Program S1 KKT Kelompok C

a) Calon peserta melakukan pendaftaran ke Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut:

(1) Mengisi formulir pendaftaran calon peserta program

(2) Fotokopi ijazah S1 dan transkrip nilai yang sudah

dilegalisasi oleh pejabat berwenang;

(3) Surat pernyataan kesediaan mengikuti Program S1 KKT

pendi sesuai peraturan yang berlaku;

(4) Surat pernyataan tidak menuntut diangkat sebagai PNS

setelah yang bersangkutan menyelesaikan Program S1 KKT;

(5) Surat pernyataan izin/rekomendasi dari pemerintah daerah;

(6) Surat keterangan berbadan sehat dari dokter;

(7) Surat keterangan berkelakuan baik dari instansi yang

berwenang;

(8) Surat keterangan bebas napza dari instansi yang

berwenang;

(9) Persyaratan administratif lain yang ditentukan oleh LPTK

penyelenggara.

b) Dinas Kabupaten/Kota melakukan seleksi administrasi calon

mahasiswa Program S1 KKT dengan melakukan pemeriksaan

kelengkapan dan keabsahan dokumen;

c) Daftar calon mahasiswa Program S1 KKT yang dinyatakan lulus

seleksi administrasi selanjutnya dikirim ke LPTK Penyelenggara

untuk dilakukan verifikasi.

b. Seleksi Akademik oleh LPTK

13

Page 14: Pedoman s1 kkt upi

BPSDMP & PMP dan

Ditjen Diktimenetapkan Kuota

BPSDMP & PMP dan

Ditjen Dikti

melakukan

sosialisasi

Disdik Prov/Kab/Kota

dan LPTK melakukan

sosialisasi dan pendaftaran

calon mahasiswa

Peserta mengisi formulir dan melengkapi

dokumen serta mengirimkan ke Disdik Kab/Kota (Kelompok C)

dan LPTK (Kelompok A &

B)

Seleksi administrasi oleh Disdik Kab/Kota

(Kelompok C) dan LPTK

(Kelompk A & B)

Verifikasi dokumen dan

seleksi akademik oleh LPTK

Pengumuman dan

pelaporan hasil seleksi

secara online

1) LPTK melakukan seleksi akademik sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan LPTK yang bersangkutan.

2) LPTK menetapkan hasil seleksi sesuai dengan kuota yang telah

ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan melaporkan

ke Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditdiktendik)

Ditjen Dikti dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP & PMP).

3) Mekanisme dan instrumen seleksi akademik diatur oleh LPTK

penyelenggara.

c. Mekanisme Perekrutan

Mekanisme perekrutan S1 KKT meliputi penetapan kuota

kabupaten/kota, sosialisasi, seleksi, penetapan calon yang dinyatakan

lulus, dan pengumuman hasil seleksi. Pelaksanaan perekrutan calon

mahasiswa melibatkan: BPSDMP & PMP; Ditjen Dikti; Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota; dan LPTK. Alur perekrutan mahasiswa Program S1 KKT

disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1: Alur Mekanisme Perekrutan Mahasiswa Program S1 KKT

Penjelasan alur mekanisme perekrutan mahasiswa Program S1 KKT

sebagai berikut.

14

Page 15: Pedoman s1 kkt upi

a. BPSDMP & PMP dan Ditjen Dikti menetapkan kuota;

b. BPSDMP & PMP dan Ditjen Dikti melaksanakan sosialisasi

pelaksanaan Program S1 KKT kepada Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota dan LPTK tentang perekrutan mahasiswa dan

pelaksana Program S1 KKT;

c. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi

pendaftaran ke sekolah/calon mahasiswa;

d. Peserta mengisi formulir pendaftaran;

e. Formulir pendaftaran dilengkapi dokumen persyaratan

pendaftaran, dikirim ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota bagi

calon mahasiswa Kelompok C dan ke LPTK penyelenggara bagi

calon mahasiswa kelompok A dan kelompok B.

f. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi administrasi

dan menetapkan calon peserta yang lulus, selanjutnya

mengirimkannya ke LPTK penyelenggara beserta dokumen

persyaratan pendaftaran.

g. LPTK melakukan verifikasi dokumen dan seleksi akademik melalui

tes dan/atau non tes.

h. LPTK mengumumkan hasil seleksi dan melaporkan secara online

dan melaporkannya ke Ditjen Dikti dan BPSDMP & PMP.

15

Page 16: Pedoman s1 kkt upi

BAB III KURIKULUM DAN SISTEM PEMBELAJARAN

Program S1 KKT merupakan pendidikan akademik yang bertujuan

untuk meningkatkan kompetensi akademik mahasiswa yang terkait

dengan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik. Oleh karena

itu, kurikulum dan sistem pembelajaran yang diterapkan pada program ini

difokuskan pada penguatan kompetensi tersebut.

A. Kurikulum1. Struktur Kurikulum

Kurikulum Program S1 KKT untuk mahasiswa kelompok A dan B,

hanya difokuskan pada pengembangan kompetensi akademik bidang

studi kewenangan tambahan. Oleh karena itu, kurikulum untuk dua

kelompok ini hanya mencakup matakuliah bidang studi kewenangan

tambahan (tidak ada matakuliah kependidikan).

Kurikulum Program S1 KKT untuk mahasiswa kelompok C bertujuan

untuk mengembangkan kompetensi akademik bidang studi dan

kependidikan kewenangan tambahan. Oleh karena itu, kurikulum untuk

kelompok ini terdiri atas matakuliah bidang studi dan matakuliah

kependidikan kewenangan tambahan.

2. Beban Studi

Beban studi yang harus ditempuh oleh mahasiswa kelompok A dan

B, sebanyak 24 SKS. Untuk mahasiswa kelompok C, beban studi yang

harus ditempuh sebanyak 48 SKS, yang terdiri atas mata kuliah bidang

studi kewenangan tambahan sebanyak 36 SKS (75%), dan mata kuliah

bidang kependidikan sebanyak 12 SKS (25%). Matakuliah bidang

kependidikan sekurang-kurangnya ditujukan untuk mengembangkan

kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai

pembelajaran. Sedangkan matakuliah bidang studi kewenangan

tambahan ditetapkan oleh program studi penyelenggara Program S1 KKT.

Pelaksanaan kurikulum untuk masing-masing kelompok disajikan

sebagaimana Gambar 2 dan 3.

16

Page 17: Pedoman s1 kkt upi

Semester I

Kompetensi Akademik Bidang Studi Kewenangan

Tambahan

24 SKS (100%)

Gambar 2: Pelaksanaan Kurikulum Program S1 KKT untuk Kelompok A dan

B

Semester I

Kompetensi Akademik Bidang Studi Kewenangan

Tambahan

24 SKS (50%)

Semester

II

Kompetensi Akademik

Bidang Studi Kewenangan

Tambahan

12 SKS (25%)

Kompetensi Akademik Bidang

Kependidikan

Kewenangan Tambahan

12 SKS (25%)

Gambar 3: Pelaksanaan Kurikulum Program S1 KKT untuk Kelompok C

Keterangan Gambar:

Gambar 2: Beban studi mahasiswa Program S1 KKT kelompok A dan B

sebanyak 24 sks (100%) yang dilaksanakan dalam satu

semester.

Gambar 3: Beban studi mahasiswa Program S1 KKT kelompok C sebanyak

48 sks yang dilaksanakan dalam dua semester. Semester 1

sebanyak 24 sks (50%) matakuliah bidang studi kewenangan

tambahan dan Semester 2 sebanyak 12 sks (25%) matakuliah

17

Page 18: Pedoman s1 kkt upi

bidang studi kewenangan tambahan 12 sks (25%) matakuliah

bidang kependidikan kewenangan tambahan

B. Sistem Pembelajaran

Sistem pembelajaran dalam Program S1 KKT harus memperhatikan

beberapa prinsip sebagai berikut.

1.Keaktifan Peserta Didik

Proses pembelajaran diarahkan pada upaya untuk mengaktifkan

peserta didik, bukan dalam arti fisik melainkan dalam keseluruhan

perilaku belajar. Keaktifan ini dapat diwujudkan antara lain melalui

pemberian kesempatan menyatakan gagasan, mencari informasi dari

berbagai sumber dan melaksanakan tugas-tugas yang merupakan aplikasi

dari konsep-konsep yang telah dipelajari. Dengan demikian LPTK

penyelenggara dapat menerapkan strategi dan metode pembelajaran

yang paling tepat sesuai kebutuhan peserta didik dengan

mempertimbangkan latar belakang kompetensi S1 Kependidikan bidang

studi utama.

2.Berfikir Tingkat Tinggi

Pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi pada

kemampuan berfikir tingkat tinggi (higher order thinking), meliputi berfikir

kritis, kreatif, logis, reflektif, pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan.

3.Berbasis Karakter

Proses pembelajaran di samping diarahkan pada pencapaian tujuan

instruksional (instructional effects) juga harus mengembangkan

kepribadian mahasiswa untuk menjadi guru yang berkarakter, seperti

jujur, peduli, tanggung jawab, cerdas, serta memiliki kemampuan

komunikasi, menghargai pendapat orang lain, dan mendengarkan

pendapat orang.

4.Pemanfaatan Teknologi Informasi

Keterampilan memanfaatkan multimedia dan teknologi informasi

perlu dikembangkan dalam semua perkuliahan, baik untuk

18

Page 19: Pedoman s1 kkt upi

mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan maupun sebagai media

pembelajaran.

5.Kontekstual

Dalam melaksanakan pembelajaran, konsep-konsep diperoleh

melalui pengalaman dan kenyataan yang ada di lingkungan sehari-hari.

Konsep-konsep tersebut harus disajikan dengan metode pembelajaran

yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran Active Learning In Higher Education (ALIHE)

dan pendekatan Active Learning In School (ALIS).

6.Belajar dengan Berbuat.

Prinsip learning by doing tidak hanya diperlukan dalam

pembentukan keterampilan, melainkan juga pada pembentukan

pengetahuan dan sikap. Dengan prinsip ini, pengetahuan dan sikap

terbentuk melalui pengalaman dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan

yang ditugaskan termasuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di

lapangan.

19

Page 20: Pedoman s1 kkt upi

BAB IV STRATEGI IMPLEMENTASI

A. Asas Penyelenggaraan

Penyelenggaraan program S1 KKT dilakukan berbasis azas-azas

obyektifitas, transparansi, akuntabilitas, orientasi mutu, berbasis

kebutuhan, dan kerja sama (kolaborasi). Dengan menerapkan asas-asas

ini diharapkan penyelenggaraan Program S1 KKT dapat berjalan efektif

dan efisien.

1. Objektif, Transparan, dan Akuntabel

Objektif yaitu mengacu kepada proses penyelenggaraan yang

sesuai dengan ketentuan dan memenuhi standar pendidikan nasional.

Transparan yaitu mengacu kepada proses pendidikan yang memberikan

peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk

memperoleh akses informasi tentang proses dan hasil Program S1 KKT.

Akuntabel merupakan proses yang dipertanggungjawabkan kepada

pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan

akademik.

2. Berorientasi Peningkatan Mutu Guru

Program S1 KKT merupakan upaya dalam meningkatkan mutu guru

atau calon guru. Guru yang telah lulus mengikuti Program S1 KKT dan

memenuhi syarat lain sesuai dengan ketentuan dapat diberi tugas sesuai

dengan kewenangan yang dimilikinya. Dengan meningkatnya mutu guru,

diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran dan mutu pendidikan di

Indonesia secara berkelanjutan.

3. Berbasis Kebutuhan

Dalam rangka efektifitas dan efisiensi pelaksanaan serta

penjaminan mutu hasil Program S1 KKT, jumlah peserta setiap tahun

ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama,

atau pemerintah propinsi/kabupaten/kota berdasarkan proyeksi

kebutuhan sekarang dan yang akan datang. Untuk itu diperlukan analisis

20

Page 21: Pedoman s1 kkt upi

kebutuhan secara mendalam dilihat dari mata pelajaran atau kelompok

mata pelajaran, jenjang satuan pendidikan, dan sebaran wilayah.

4. Kolaboratif

Penyelenggaraan Program S1 KKT dilaksanakan melalui kerjasama

internal LPTK penyelenggara maupun eksternal. Kerjasama internal

dimaksudkan bahwa Program S1 KKT dilaksanakan secara bersama-sama

antara dua program studi atau lebih dalam sebuah LPTK. Untuk

mengoptimalkan kolaborasi ini diperlukan koordinasi dan pengelolaan

yang sinergis di lingkungan internal LPTK. Selain itu, penyelenggaraan

Program S1 KKT juga harus dilaksanakan secara kolaboratif antara LPTK

dengan pemangku kepentingan di luar LPTK, terutama Ditjen Dikti dan

Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pengguna atau calon pengguna

lulusan. Kolaborasi ini ditekankan pada penyamaan visi tentang

kebutuhan pengguna lulusan yang harus dipenuhi oleh LPTK dan

sebaliknya.

B. Tahapan Penyelenggaraan

1. Tahap Persiapan

Penyelenggaraan Program S1 KKT diawali persiapan yang berupa

orientasi yang difokuskan pada analisis konteks dan kebutuhan (context

and needs analysis). Analisis dilaksanakan melalui langkah penelitian atau

pengkajian untuk mengumpulkan data tentang sejauh mana Program S1

KKT dirasakan sebagai kebutuhan masa kini dan masa mendatang bagi

peningkatan profesionalisme guru dan kualitas pendidikan. Pada tahap ini

juga dilakukan kegiatan analisis kemampuan (capacity analysis) dari

masing-masing LPTK penyelenggara Program S1 KKT, yaitu suatu analisis

kemampuan LPTK dalam menyelenggarakan program secara efektif dan

efisien. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut.

a.Penetapan Kebijakan Nasional Program S1 KKT

21

Page 22: Pedoman s1 kkt upi

Langkah ini dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

untuk menghasilkan sistem penyelenggaraan Program S1 KKT yang efektif

dan memenuhi prinsip-prinsip penyelenggaraan sebagaimana diuraikan di

atas. Hal-hal yang dipersiapkan pada tahap ini meliputi:

1) Harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan Program S1 KKT dengan

kebijakan-kebijakan lain di bidang pendidikan nasional.

2) Pengembangan naskah akademik sistem penyelenggaraan Program S1

KKT.

3) Penetapan standar proses dan hasil Program S1 KKT.

4) Mengembangkan dan menetapkan Pedoman Program S1 KKT.

5) Melakukan koordinasi antar LPTK Penyelenggara dengan dinas

pendidikan kabupaten/kota.

6) Pengembangan sistem dan mekanisme seleksi LPTK dan program studi

penyelenggara Program S1 KKT.

7) Pengembangan sistem dan perangkat monitoring dan evaluasi

Program S1 KKT.

8) Penetapan kabupaten/kota yang menjadi wilayah LPTK penyelenggara

Program S1 KKT.

9) Sosialisasi mekanisme dan pelaksanaan Program S1 KKT kepada LPTK

penyelenggara Program S1 KKT dan pemerintah daerah serta pihak-

pihak yang berkepentingan lainnya.

b.Penetapan Program Studi Penyelenggara

Penyelenggara Program S1 KKT adalah program studi kependidikan

terakreditasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

c.Sinkronisasi Kebijakan antara LPTK dengan Dinas Pendidikan

LPTK yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara melaksanakan

sinkronisasi Kebijakan dengan Dinas Pendidikan. Sinkronisasi dimaksud

meliputi kegiatan diskusi, saling tukar pemahaman, dan penggalangan

komitmen bersama demi tercapainya kesamaan visi tentang Program S1

KKT. Kegiatan sinkronisasi antara LPTK dan Dinas Pendidikan

22

Page 23: Pedoman s1 kkt upi

Kabupaten/Kota ini bertujuan untuk mensikronkan antara kebutuhan

pemda dengan program studi yang tersedia di LPTK. Kebutuhan dimaksud

meliputi (1) macam bidang studi, (2) jumlah masing-masing bidang studi,

dan (3) spesifikasi kualifikasi guru. Kegiatan sinkronisasi dilakukan melalui

pertemuan sosialisasi Program S1 KKT yang dihadiri Dinas Pendidikan

dan diharapkan terjadi: (1) peningkatan pemahaman, (2) peningkatan

motivasi, dan (3) peningkatan dukungan bersama atas keberhasilan

Program S1 KKT. Sinkronisasi juga dilakukan dalam rangka rekrutmen

masukan calon mahasiswa yang berasal dari guru.

d.Konsolidasi Internal LPTK Penyelenggara

LPTK yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara Program S1 KKT

harus melaksanakan konsolidasi internal guna melakukan persiapan untuk

(1) rekrutmen mahasiswa, (2) pelaksanaan perkuliahan, dan (3)

monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Hal-hal yang perlu dilaksanakan

dalam konsolidasi internal ini meliputi sebagai berikut.

1) Sistem dan perangkat pendukung rekrutmen dan seleksi mahasiswa.

2) Mengembangkan kurikulum Program S1 KKT.

3) Menyusun pedoman teknis penyelenggaraan Program S1 KKT di LPTK

yang bersangkutan.

4) Mengembangkan silabus, satuan acara perkuliahan, bahan ajar, dan

perangkat pembelajaran lainnya.

5) Penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan sistem

informasi manajemen Program S1 KKT.

6) Pengembangan sistem dan perangkat penjaminan mutu.

7) Meningkatkan kapasitas pengelolaan (managemen) pada tingkat

insitusi pendidikan tinggi (universitas), fakultas, jurusan dan program

studi.

23

Page 24: Pedoman s1 kkt upi

2. Tahap Pelaksanaan

a. Rekrutmen Peserta

Peserta Program S1 KKT terdiri dari (1) mahasiswa S1 kependidikan

yang tinggal menyelesaikan skripsi atau tugas akhir, (2) sarjana (S1)

kependidikan yang belum menjadi guru, dan (3) guru yang telah

bersertifikat pendidik tetapi tidak sesuai dengan kewenangan utama

(mismatch). Persyaratan peserta dan prosedur rekrutmen harus

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang diatur pada Bab 2 pedoman

ini.

b. Proses Pembelajaran

Program S1 KKT diselenggarakan dalam rangka perluasan

kompetensi akademik mahasiswa. Oleh karena itu proses pembelajaran

yang dilaksanakan harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana

diuraikan pada Bab 3, yang meliputi: keaktifan peserta didik, fokus pada

higher order thinking, berbasis karakter, memanfaatkan teknologi

informasi, kontekstual, pembelajaran inovatif dan bervariasi, dan belajar

dengan berbuat. Selain itu, pembelajaran juga harus dilaksanakan dengan

penerapan pendekatan sistem yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian secara konsisten.

c. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran meliputi penilaian proses dan hasil belajar

dan dilaksanakan sesuai ketentuan sebagai berikut.

1) Evaluasi dilaksanakan oleh dosen pengampu matakuliah di bawah

koordinasi program studi/jurusan yang menyelenggarakan program S1

KKT.

2) Evaluasi didasarkan pada prinsip-prinsip sahih, objektif, adil, terpadu,

terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan

kriteria, dan akuntabel.

24

Page 25: Pedoman s1 kkt upi

3) Evaluasi menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes,

observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain

yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan karakteristik peserta

didik.

4) Evaluasi menggunakan instrumen yang memenuhi persyaratan: (a)

substansi, yang berarti merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b)

konstruksi, yang berarti memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan

bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, menggunakan

bahasa yang baik dan benar serta komunikatif.

5) Instrumen dikembangkan secara terintegrasi dan komprehensif untuk

mengukur kompetensi pedagogik dan profesional, atau bahkan ke arah

kompetensi sosial dan kepribadian.

6) Instrumen evaluasi lebih diarahkan kepada pemecahan masalah

(problem-based learning) kasus otentik yang terjadi dalam proses

pembelajaran, yaitu mengapa, bagaimana penyelesaiannya, dan

pendekatan pedagogis apa yang digunakan.

7) Instrumen penilaian harus diupayakan mengukur tingkat kemampuan

berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) secara proporsional

sesuai dengan karakteristik kompetensi yang diujikan.

d. Ujian Komprehensif

Ujian komprehensif bertujuan untuk menilai kemampuan mahasiswa

untuk memecahkan masalah yang membutuhkan pendekatan

komprehensif lintas kompetensi yang diperoleh melalui matakuliah-

matakuliah yang ditempuh selama mengikuti Program S1 KKT. Ujian

komprehensif dilaksanakan melalui ujian tulis, lisan, dan kinerja. Ujian

tulis dan lisan difokuskan untuk menilai kemampuan memecahkan

masalah secara kompherensif, analitis-sintesis dan

mengkomunikasikannya secara tertulis dan lisan. Ujian kinerja difokuskan

untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam merencanakan,

melaksanakan, dan menilai pembelajaran melalui praktik mengajar (peer

25

Page 26: Pedoman s1 kkt upi

teaching). Ujian komprehensif dilaksanakan setelah mahasiswa

menyelesaikan seluruh beban belajar yang harus ditempuh dalam

Program S1 KKT. Ketentuan teknis ujian komprehensif diatur oleh masing-

masing LPTK penyelenggara.

e. Penentuan Kelulusan dan Yudisium

1) Kelulusan mahasiswa terdiri dari kelulusan matakuliah dan kelulusan

program.

2) Mahasiswa dinyatakan lulus matakuliah apabila yang bersangkutan

sekurang-kurangnya menguasai 55% dari seluruh kompetensi yang

harus ditempuh dalam matakuliah yang bersangkutan.

3) Mahasiswa dinyatakan lulus Program S1 KKT apabila yang

bersangkutan telah (1) lulus seluruh matakuliah yang harus ditempuh

pada Program S1 utamanya, (2) lulus seluruh matakuliah yang harus

ditempuh pada Program S1 KKT, dan (3) lulus ujian komprehensif

Program S1 KKT.

4) Predikat yudisium lulusan Program S1 KKT Kelompok A didasarkan

pada IPK dari seluruh matakuliah utama dan matakuliah tambahan.

5) Predikat yudisium lulusan Program S1 KKT Kelompok B dan C

didasarkan pada IPK matakuliah yang ditempuh pada Proggram S1

KKT.

C. Organisasi Penyelenggaraan Program S1 KKT

Penyelenggaraan Program S1 KKT melibatkan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota,

BDSDMP & PMP, serta LPTK. Struktur organisasi penyelenggaraan

ditunjukkan pada Gambar 4.

26

Page 27: Pedoman s1 kkt upi

Ditjen Dikti BPSDMP & PMP

LPTKPEMPROV/KAB/KOTA

PRODI

Gambar 4: Struktur Organisasi Penyelenggaraan Program S1 KKT KKT

Peran dan tanggung jawab masing-masing unsur tersebut dalam Gambar 4 dijabarkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Peran dan Tanggung Jawab

No

Unsur Peran dan Tanggung Jawab

1. Dirjen Dikti a. Memberi pengarahanb. Melakukan monitoring dan

evaluasi2. Tim Pelaksana

Nasional Program S1 KKT

a. Menyusun Pedoman S1 KKTb. Menyusun instrumen visitasic. Melakukan visitasi ke LPTK

3. BPSDMP & PMP a. Menetapkan kuota mahasiswa program S1 KKT dari guru

b. Berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

4. LPTK a. Melakukan sinkronisasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

b. Mensosialisasikan Program S1 KKT input mahasiswa/lulusan

c. Merekrut calon mahasiswad. Menyelenggarakan Program S1

KKT5. Pemerintah

Provinsi/ Kabupaten/Kota

a. Mengidentifikasi kebutuhan guru dengan kewenangan tambahan

b. Melakukan sinkronisasi dan koordinasi dengan LPTK.

c. Mensosialisasikan Program S1 KKT kepada guru-guru yang bekerja di wilayahnya.

d. Mengkoordinasikan pendaftaran Program S1 KKT bagi guru-guru

27

Page 28: Pedoman s1 kkt upi

yang memenuhi persyaratan.

D. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan

Monitoring dan evaluasi (ME) ini merupakan bagian integral dari

penyelenggaraan Program S1 KKT. Komponen dan kriteria ME diuraikan

pada Tabel 2.

Tabel 2 Komponen dan Kriteria Monev

NoKompone

nKriteria

1. Input a. Proses rekrutmen pesertab. Kurikulum dan bahan ajarc. Dosend. Ketersediaan pedoman-pedoman dan standar

operasional penyelenggaraane. Kecukupan sarana dan prasarana

2. Proses a. Kualitas perencanaan pembelajaranb. Kualitas proses dan metode pembelajaranc. Kualitas penilaian hasil belajar

3. Produk a. Tingkat kelulusan mahasiswab. Ketepatan waktu penyelesaian studic. Kompetensi lulusan

4. Dampak a. Keterserapan lulusan menjadi gurub. Kesesuaian mata pelajaran yang diampu dengan

program tambahan yang diikuti.c. Kesesuaian beban kerja mengajar guru

Instrumen, prosedur, dan teknik monev internal tingkat program

studi dikembangkan oleh lembaga penjaminan mutu masing-masing LPTK

penyelenggara, sedangkan evaluasi tingkat nasional dikembangkan dan

dilaksanakan oleh Tim Nasional Program S1 KKT.

Dalam penyelenggaraan program S1 KKT, perlu dilakukan

pembuatan laporan penyelenggaran berbasis data monitoring dan

evaluasi untuk memberikan informasi tentang kesiapan input,

transparansi proses penyelenggaraan, dan tingkat ketercapaian tujuan

yang telah ditetapkan. Laporan berbasis data monitoring dan evaluasi

adalah bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas (responsibility and

accountability) kepada pemerintah dan masyarakat. Laporan kegiatan

28

Page 29: Pedoman s1 kkt upi

mengulas informasi kuantitatif dan kualitatif tentang aspek konteks,

kesiapan input, proses, output dan outcome.

E. Jadwal Pelaksanaan

Program S1 KKT dilaksanakan di LPTK Kelompok A dan B

dilaksanakan selama satu semester, sedangkan Kelompok C selama dua

semester. Agar seluruh kegiatan perkuliahan berjalan efektif dan peserta

dapat menyelesaikan studi tepat waktu diperlukan persiapan yang

matang dengan penjadwalan yang relatif ketat. Untuk angkatan pertama

(tahun 2011/2012), Program S1 KKT dilaksanakan sesuai dengan jadwal

pada Tabel 3.

Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Program S1 KKT Tahun 2011/2012

Kegiatan Agt Sep

Okt Nop

Des

Jan Feb

Mar

AprMei Jun Jul

1. Tahap Persiapana. Penetapan Kebijakan

Nasional Program S1 KKTb. Penetapan Program Studi

Penyelenggarac. Sinkronisasi kebijakan

antara LPTK dengan Dinas Pendidikan

d. Konsolidasi Internal LPTK Penyelenggara

2. Tahap Pelaksanaana. Rekrutmen pesertab. Pelaksanaan Pembelajaran

(Sem 1 dan 2)c. Ujian Komprehensif

Kelompok A dan Bd. Ujian Komprehensif

Kelompok Ce. Yudisium

3. Monitoring dan Evaluasia. Monev internal LPTKb. Monev oleh Ditjen Dikti

4. Pelaporan

F. Biaya Penyelenggaraan

Biaya penyelenggaraan Program S1 KKT meliputi biaya investasi,

biaya operasional, dan biaya personal. Sumber dari masing-masing jenis

pembiayaan ini ditunjukkan pada Tabel 4.

29

Page 30: Pedoman s1 kkt upi

Tabel 4 Sumber Pembiayaan Program S1 KKT

No Jenis Pembiayaan Sumber

1. Biaya Investasi a. Pemerintah Pusatb. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

2. Biaya Operasional a. Pemerintah Pusatb. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kotac. Peserta/Masyarakat

3. Biaya Personal a. Pemerintah Pusatb. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kotac. Peserta

G. Lembaga Penyelenggara

LPTK Penyelenggara Program S1 KKT pada tahap piloting tahun

2011/2012 adalah:

1. Universitas Negeri Medan

2. Universitas Negeri Padang

3. Universitas Negeri Jakarta

4. Universitas Pendidikan Indonesia

5. Universitas Negeri Yogyakarta

6. Universitas Negeri Semarang

7. Universitas Negeri Surabaya

8. Universitas Negeri Malang

9. Universitas Negeri Makassar

10. Universitas Negeri Manado

11. Universitas Negeri Gorontalo

12. Universitas Pendidikan Ganesha

30

Page 31: Pedoman s1 kkt upi

BAB VSISTEM PENJAMINAN MUTU

A. Sistem Penjaminan Mutu

A. Pengertian

Penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar

mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga

konsumen, produsen, dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh

kepuasan (Pedoman Penjaminan Mutu Ditjen Dikti tahun 2003).

Sementara itu sistem penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan

tinggi dilaksanakan melalui tiga subsistem, yaitu: a) Pangkalan Data

Perguruan Tinggi (PDPT) Nasional, b) Sistem Penjaminan Mutu Internal

(SPMI), c) Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). Hal ini sesuai

dengan panduan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi tahun 2008.

Penjaminan mutu program S1 KKT adalah proses penetapan dan

pemenuhan standar mutu pengelolaan program S1 KKT secara konsisten

dan berkelanjutan melalui tiga subsistem (PDPT, SPMI, dan SPME),

sehingga stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah,

dosen, tenaga penunjang, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan)

memperoleh kepuasan.

B. Pelaksanaan

Penjaminan mutu pendidikan tinggi dilaksanakan secara bertahap,

sistematis, dan terencana bertujuan untuk memenuhi atau melampaui

standar mutu layanan pendidikan tinggi melalui suatu program

penjaminan mutu dengan target dan kerangka waktu yang jelas serta

perbaikan mutu layanan pendidikan yang terus-menerus. Penjaminan

mutu S1 KKT dilaksanakan melalui (a) PDPT oleh Ditjen Dikti, (b) SPMI

oleh LPTK, (b) SPME oleh Ditjen Dikti.

a. Pangkalan Data Perguruan Tinggi

Pangkalan data perguruan tinggi adalah kegiatan sistemik

pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data serta informasi

31

Page 32: Pedoman s1 kkt upi

tentang penyelenggaraan program S1 KKT oleh Ditjen Dikti untuk

mengawasi penyelenggaraan program S1 KKT.

b. Sistem Penjaminan Mutu Internal

Sistem penjaminan mutu internal adalah kegiatan sistemik

penjaminan mutu program S1 KKT oleh perguruan tinggi (internally

driven), untuk mengawasi penyelenggaraan program S1 KKT oleh

perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement).

Penjaminan mutu internal merupakan proses penjaminan bahwa

perguruan tinggi penyelenggara program S1 KKT memenuhi tingkat mutu

yang ditetapkan dan sesuai dengan harapan stakeholders. Untuk itu,

standar mutu terhadap sumberdaya manusia (mahasiswa dan dosen),

sarana dan prasarana pembelajaran (ruang kuliah dan teknologi

pendudukung pembelajaran, laboratorium/bengkel, ruang microteaching),

proses pembelajaran, dan sistem penyelenggaraan harus dipenuhi dan

diperbaiki secara terus menerus.

LPTK Penyelenggara Program S1 KKT menugaskan lembaga

penjaminan mutu internal untuk menjamin pelaksanaan program S1 KKT.

Penetapan lembaga penjaminan mutu internal melalui Surat Keputusan

yang diberikan oleh Rektor/Pimpinan LPTK dengan dilengkapi rincian

tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pengembangan instrumen

pengumpulan data harus memperhatikan prinsip validitas dan reliabilitas

(terstandar).

c. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

Sistem penjaminan mutu eksternal adalah kegiatan sistemik

penjaminan mutu eksternal terhadap seluruh komponen penyelenggaraan

program S1 KKT dilaksanakan oleh Ditjen Dikti. Penilaian yang dilakukan

tersebut menggunakan prinsip objektif, akuntabel, dan transparan.

Pengembangan instrumen pengumpulan data harus memperhatikan

prinsip validitas dan reliabilitas (terstandar).

B. Ruang Lingkup dan Standar Mutu Akademik

Ruang lingkup Program S1 KKT meliputi komponen masukan, proses

32

Page 33: Pedoman s1 kkt upi

dan luaran dengan standar mutu akademik yang harus dipenuhi untuk

setiap komponen. Semua komponen harus diarahkan untuk memenuhi

standar mutu akademik yang ditetapkan dan sesuai dengan harapan

pemangku kepentingan (stakeholders). Dalam menjamin tercapainya

mutu komponen masukan, proses, dan luaran yang dihasilkan Program S1

KKT, evaluasi tingkat keberhasilan mengacu pada standar mutu

akademik yang meliputi.

1. Masukan

Sebelum penyelenggaraan program S1 KKT, semua masukan

harus terjamin ketersediaannya, baik secara kuantitas maupun

kualitas.

a. Peserta

Peserta adalah mahasiswa pada jenjang S1 Kependidikan yang

tinggal menyusun skripsi, lulusan S1 kependidikan yang belum

memiliki NUPTK, dan guru yang telah memiliki sertifikat pendidik tetapi

mengajar pada mata pelajaran yang bukan bidangnya (mismatch).

Perekrutan mahasiswa sesuai dengan alur dan mekanisme pendaftaran

dan penetapan mahasiswa dengan jumlah dan penyebaran daerah

yang memenuhi aspek terbuka dan proporsional.

b. Kurikulum

Kurikulum disusun dan dikembangkan dengan mengacu pada

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai dasar pengembangan

kurikulum program S1 KKT sebagaimana diuraikan pada Bab 3.

c. Dosen

Dosen adalah dosen mata kuliah pada LPTK penyelenggara yang

memenuhi kualifikasi akademik minimal S2 yang relevan dan

persyaratan lain yang ditetapkan serta berkomitmen tinggi untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran Program S1 KKT.

d. Fasilitas Belajar dan Pendukung

Fasilitas dan sumber belajar di kampus dan fasilitas pendukung

yang disediakan oleh LPTK Penyelenggara harus memenuhi syarat

standar pelayanan minimal pelaksanaan program S1 KKT.

33

Page 34: Pedoman s1 kkt upi

2. Proses

Proses penyelenggaraan program S1 KKT harus berlangsung secara

objektif, transparan, partisipatif, kolaboratif, efektif, kontekstual, efisien,

dan akuntabel.

a. Pembelajaran

(1) melibatkan peserta secara aktif, mendalam dan bersungguh-

sungguh untuk mencapai kompetensi pedagogis, profesional,

sosial, dan kepribadian;

(2) meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswa;

(3) mengarahkan pada keberhasilan belajar mahasiswa secara

bertanggungjawab sesuai dengan tujuan pendidikan;

(4) Merencanakan pembelajaran secara sistematis dengan merujuk

pada metode pembelajaran inovatif, mutakhir, dan berorientasi

pada higher order thinking;

(5) Mengarahkan peserta agar mencapai kematangan akademik,

kematangan pribadi dan kematangan sosial sebagai calon

pendidik;

(6) Membangkitkan suasana akademik yang menjamin kebebasan

berpikir dan beraktivitas intelektual, seperti: berargumentasi,

berani bertanya, melakukan penelitian, dan mengembangkan

diri;

(7) Mengarahkan peserta agar mampu mengemas materi

pembelajaran meliputi kesiapan bahan ajar, strategi, media,

suasana, dan evaluasi pembelajaran;

(8) Mengarahkan peserta agar mampu menggunakan kewenangan

tambahan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran;

(9) Mengarahkan peserta agar mampu mengkomunikasikan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik

dengan efektif;

(10)Mengacu pada pendekatan kontekstual yang sesuai dengan

kriteria mata kuliah yang diajarkan;

34

Page 35: Pedoman s1 kkt upi

(11)Memanfaatkan multimedia dan teknologi informasi dalam proses

pembelajaran.

b.Ujian Komprehensif

Ujian dilaksanakan sebagaimana diuraikan pada Bab 3.

3. Luaran

Luaran adalah lulusan Program S1 KKT yang memenuhi Standar

Kompetensi Lulusan dengan kewenangan tambahan. Lulusan Program

S1 KKT mendapat sertifikat kewenangan tambahan dari LPTK

Penyelenggara.

35