Upload
aix-hyda
View
217
Download
28
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN PRODUKSI,
PRODUKTIVITAS DAN MUTU
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNANKEMENTERIAN PERTANIANDESEMBER 2013
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI
TAHUN 2014
Pedoman Teknis Pengembangan Kopi Tahun 2014 i
KATA PENGANTAR
Pedoman Teknis Pengembangan TanamanKopi Tahun 2014 disusun dalam rangka untukmemberikan acuan bagi pelaksana kegiatan dilapangan agar penyelenggaraan kegiatan tertibadministrasi dan tertib secara teknis. PadaTahun Anggaran 2014 melalui dana APBN,dialokasikan Kegiatan Pengembangan Kopimeliputi Intensifikasi Kopi Arabika, IntensifikasiKopi Robusta, Peremajaan Kopi Robusta danPerluasan Kopi Arabika seluas 4.000 hektar.Paket bantuan yang diberikan meliputi pupukNPK atau organik, attractant dan guntingpangkas untuk kegiatan intensifikasi kopiarabika maupun robusta. Sedangkan paketbantuan untuk Peremajaan Kopi Robusta danPerluasan Kopi Arabika yaitu benih kopikonvensional atau SE, pupuk NPK atau organikserta bantuan upah (khusus Papua).
Pedoman Teknis ini sebagai acuan bagi daerahdalam penyusunan Petunjuk Pelaksanaan(JUKLAK) dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) sesuaidengan kegiatan yang tertampung dalam DIPATA. 2014 dan potensi sumberdaya sertakebutuhan di masing-masing daerah.
Pedoman Teknis Pengembangan Kopi Tahun 2014 ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN iv
I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang 1B. Sasaran Nasional 3C. Tujuan 4
II PENDEKATAN PELAKSANAANKEGIATAN
5
A. Prinsip Pendekatan PelaksanaanKegiatan
5
B. Spesifikasi Teknis 8
III. PELAKSANAAN KEGIATAN 10A. Ruang Lingkup 10B. Pelaksana Kegiatan 11C. Lokasi, Jenis dan Volume 14D. Simpul Kritis 17
IV. PROSES PENGAJUAN DANPENYALURAN BANTUAN KEPADAPETANI
18
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
20
VI. MONITORING, EVALUASI DANPELAPORAN
25
Pedoman Teknis Pengembangan Kopi Tahun 2014 iii
VII. PEMBIAYAAN 26
VIII. PENUTUP 27
Lampiran 28
Pedoman Teknis Pengembangan Kopi Tahun 2014 iv
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1 Standar Mutu Benih Kopi
Konvensional Siap Tanam9
Tabel 2 Standar Mutu Benih KopiSomatic Embryogenesis (SE)Siap Tanam
9
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1 Lokasi, Jenis Kegiatan dan
Volume30
Lampiran 2 Rencana Kerja Dana TugasPembantuan
32
Lampiran 3 Laporan Realisasi Fisik DanKeuangan Dana TugasPembantuan Tahun 2013
34
Lampiran 4 Laporan Realisasi KinerjaDana Tugas Pembantuan
36
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditaspenting yang diperdagangkan secaraluas di dunia. Budaya minum kopi dinegara-negara konsumen yang telahberlangsung berabad-abad berpengaruhterhadap dinamika selera berupapreferensi konsumen untuk menikmaticitarasa yang lebih beragam. Salah satukecenderungan yang terjadi adalahkonsumen mengarah pada produk-produk non konvensional sepertiGourmet Coffee, Kopi Specialty(Specialty Coffee), Kopi Organik(Organic Coffee atau Bio-Coffee).
Kopi specialty telah dihasilkan olehbeberapa negara dan nampaknya akanterus diperebutkan oleh negara-negaraprodusen baru. Hal ini karena kopispecialty menjanjikan harga yang lebihbaik dan apabila telah berhasil merebutpasar maka dalam jangka panjang pasartersebut akan lebih mantap. Kopispecialty juga mampu memberikan citra(image) baik bagi negara penghasilnya.
Segmentasi pasar kopi specialtymemperlihatkan kecenderungan yangkian meningkat pada waktu-waktu yangakan datang, sehingga peluang ini perlu
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 20142
dimanfaatkan sebaik-baiknya bagipengembangan kopi nasional. Beberapadaerah di Indonesia potensial untukpengembangan kopi specialty dan agarupaya tersebut dapat berhasil perluadanya komitmen terhadap mutu,produksi, harga dan promosi dengandisertai strategi pengembangan yangtepat.
Pembangunan perkebunan kopi diIndonesia telah dilaksanakan selama ±33 tahun dan berbagai upaya telahdilakukan. Dari segi fisik telahmenunjukkan peningkatan yang cukuptinggi. Total luas areal perkebunan kopipada tahun 1980 sebesar 707.464 hektartelah meningkat menjadi 1.233.698hektar pada tahun 2011.
Namun demikian ditinjau dari tingkatproduktivitas dan mutu hasil belumseperti yang diharapkan, rendahnyaproduktivitas kopi rakyat disebabkanantara lain sebagian besar tanaman kopisudah tua, berasal dari varietaslokal/asalan sementara varietas kopilokal yang dikembangkan olehmasyarakat saat ini sebagian besaradalah jenis seedling berasal dari bahantanaman biji sapuan dengan tingkatproduktivitas relatif rendah 702 kg/ha.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 20143
Untuk mendukung pengembangan kopinasional peran pemerintah yang dapatdilakukan antara lain memfasilitasipenyediaan benih unggul, sebagiansarana produksi dan alat pertaniankecil, menyediakan Pedoman TeknisBudidaya serta melakukan pembinaandan pengawalan. Sebagai upaya untukmeningkatkan produktivitas dan mututanaman kopi maka pada tahun 2014melalui anggaran APBN telah ditampungkegiatan Intensifikasi Kopi Arabikadi 5Provinsi pada 8Kabupaten seluas 1.650ha, Intensifikasi Kopi Robusta di 7Provinsi pada 10 Kabupatenseluas 1.900ha, Peremajaan Kopi Robusta di 1Provinsi pada 1 Kabupatenseluas 100 haserta kegiatan Perluasan Kopi Arabika di2 Provinsi pada 2Kabupatenseluas 350ha.
B. Sasaran Nasional
Sasaran kegiatan Pengembangan KopiTahun 2014 adalah:1. Intensifikasi Kopi Arabika seluas
1.650 ha2. Intensifikasi Kopi Robusta seluas
1.900 ha3. Peremajaan Kopi Robusta seluas 100
ha4. Perluasan Kopi Arabika seluas 350 ha
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 20144
C. Tujuan
Tujuan kegiatan Pengembangan KopiTahun 2014 adalah untuk meningkatkanproduksi, produktivitas dan mutu hasiltanaman kopi sekaligus meningkatkanpendapatan masyarakat pekebun kopi.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 20145
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan PelaksanaanKegiatan
1. Daerah sasaran kegiatanIntensifikasi Kopi dan PerluasanKopi Arabika tahun 2014 adalahdaerah sentra produksi kopikhususnya daerah miskin/terpencil,daerah perbatasan dan daerahpasca bencana;
2. Petani/kelompok tani sasaranadalah petani/pekebun di daerahsasaran seperti pada butir [1],petani/kelompok tani yang sudahada yang telah diseleksi.Selanjutnya Calon Petani (CP) yangtelah diseleksi ditetapkan olehPemerintah Daerah (Bupati)setempat atau Kepala Dinasperkebunan atau Dinas yangmembidangi perkebunan Kabupatensetempat. Untuk Kabupaten yangtidak menjadi Satker mandiri,CP/CL ditetapkan oleh PemerintahDaerah (Gubernur) atau KepalaDinas Perkebunan atau Dinas yangmembidangi perkebunan ProvinsiSetempat;
3. Calon Lahan (CL) adalah lahan milikpetani seperti pada butir [2], tidakdalam sengketa dan secara teknis
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 20146
memenuhi persyaratan agroklimat;4. Standar Teknis :
a. Intensifikasi KopiIntensifikasi kopi dilakukan padakebun yang jumlah tegakannyamasih diatas 70% dan masihproduktif. Secara teknis dapatmemenuhi persyaratan sebagaiberikut : Kondisi perakaran batang
bawah masih kuat (umurtanaman < 15 tahun);
Produktivitas rendah (<500kg/ha/tahun);
Pohon naungan < 70 % daristandar.
b. Peremajaan Kopi RobustaPeremajaan kopi dilakukan padaareal tanaman kopi yang berumurlebih dari 25 tahun, produktivitas< 500 kg/ha/tahun, populasitanaman tidak memenuhi standarteknis (kurang dari 1.000pohon/ha).
c. Perluasan Tanaman Kopi ArabikaPerluasan tanaman kopi arabikadilakukan pada areal bukaanbaru, tersedia bahan tanamunggul, tersedia teknologi tepatguna dan bukan daerah sebaranOrganisme Pengganggu Tanaman(OPT) yang mematikan dan secara
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 20147
teknis dapat memenuhipersyaratan sebagai berikut : Iklim
1. Tinggi tempat 1.000 s/d2.000 m dpl.
2. Curah hujan 1.250 s/d2.500 mm/th.
3. Bulan kering (curah hujan< 60 mm/bulan) selama 1-3 bulan.
4. Suhu udara rata-rata 150-250 C.
Tanah1. Kemiringan tanah kurang
dari 30 %.2. Kedalaman tanah efektif
lebih dari 100 cm.3. Tekstur tanah berlempung
(geluhan) dengan strukturtanah lapisan atas remah.
4. Sifat kimia tanah(terutama pada lapisan 0-30 cm) :a. Kadar bahan organik
>3,5% atau kadar C >2%.b. Nisbah C/N 10-12.c. Kapasitas Pertukaran
Kation (KPK) >15me/100 g tanah.
d. Kejenuhan basa > 35 %.e. pH tanah 5,5–6,5.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 20148
f. Kadar unsur haraN, P, K,Ca, Mg cukup sampaitinggi.
5. Memenuhi Kriteria Calon Petani danCalon Lahan (CP/CL) serta diaturlebih rinci dalam PetunjukPelaksanaan (JUKLAK) yang disusunoleh Provinsi berdasarkan wilayah,kemudian diatur secara spesifikdalam Petunjuk Teknis (JUKNIS)oleh Kabupaten/Kota sesuai kondisipetani dan sesuai budaya setempat;
6. Seluruh tahapan kegiatan yangdilakukan oleh petani melaluikelompok tani atau kelembagaan-nya dilaksanakan dengan bimbinganoleh petugas daerah yang ditunjuk.
B. Spesifikasi Teknis1. Benih kopi yang digunakan pada
kegiatan peremajaan kopi robustadan perluasan kopi arabika tahun2014 adalah benih kopi konvensionalsiap tanam dalam polybag, benihkopi dengan teknologi perbanyakanSomatic Embryogenesis (SE) dalampolybag sebanyak 1.000 batang/hadengan kriteria sesuai denganstandar mutu benih kopikonvensional dan SomaticEmbryogenesis (SE) siap tanam(Tabel 1 dan 2).
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 20149
Tabel 1. Standar Mutu Benih Kopi
Konvensional Siap Tanam
No Kriteria Standar mutu
1.
2.3.4.5.6.7.8.
9.
Asal usul bahantanam
TinggiJumlah daunWarna daunDiameter BatangFisik tanamanUkuran polibagUmur benih siaptanamSertifikasi
Berasal dari biji kopi blokpenghasil tinggi, rekomendasiDinas yang membidangiperkebunan25 – 30 cmMinimal 5 pasang daunHijau segar>8 mmBebas hama dan penyakit14 x 22 cm atau 15 x21 cmMinimal 5 bulan
Bersertifikat benih kopi dariBalai Besar Perbenihan danProteksi Tanaman Perkebunan(BBP2TP)/ UPTD yangmenangani mutu benih
Tabel 2. Standar Mutu Benih KopiSomatic Embryogenesis (SE)Siap Tanam
No Kriteria Standar mutu
1.
2.3.4.5.
6.7.
Asal benih
TinggiJumlah daunWarna daunDaun kepel
Diameter BatangFisik tanaman
Berasal dari planlet pascaaklimatisasi Puslitkoka JemberMinimal 20 cmMinimal 4 pasang daunHijau segarTidak ada daun kepel padabatang3 - 5 mmBebas hama dan penyakit
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201410
8.9.
10.
Ukuran polibagUmur benih siaptanamSertifikasi
Minimal 12 x 20 cmMinimal 2 bulan (sejakpenanaman di pembesaran)Bersertifikat benih kopi dariBalai Besar Perbenihan danProteksi Tanaman Perkebunan(BBP2TP)/ UPTD yangmenangani pengawasan mutubenih
Sebelum benih disalurkan kepadapetani harus dilakukan pengujiansertifikasi benih (pengujian mutubenih) oleh Institusi yang berwenang(BP2MB, IP2MB atau UPTDPerbenihan).
2. Pupuk (NPK atau Organik)a. Pupuk Non Subsidib. Pupuk NPK untuk kegiatan
intensifikasi kopi arabika denganvolume 230-300 kg/ha danintensifikasi kopi robusta denganvolume 260 kg/ha.
c. Pupuk organik untuk kegiataniIntensifikasi kopi arabika denganvolume 1.310 kg/ha dan untukintensifikasi kopi robusta sebesar960 kg/ha.
d. Pupuk organik kegiatanperemajaan kopi robustasebanyak 100 kg/ha dan kegiatanperluasan kopi arabika denganvolume 100 kg/ha.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201411
3. Agen Pengendali Hayati (Attractant)Attractant diberikan untuk kegiatanintensifikasi kopi arabika danrobusta sebanyak 22-25 paket/ha.
4. Gunting PangkasGunting pangkas diberikan untukkegiatan intensifikasi kopi arabikadan robusta sebanyak 1 unit/ha.
5. Bantuan upah kerjaBantuan upah hanya diberikankepada petani penerima bantuankegiatan perluasan kopi arabika diProvinsi Papua.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201412
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan PengembanganKopiTahun 2014melalui anggaran APBNadalah sebagai berikut :1. Kegiatan Intensifikasi Kopi Arabikadi
5 Provinsi pada 8Kabupaten seluas1.650 ha, Intensifikasi Kopi Robustadi 7 Provinsi pada 10Kabupatenseluas 1.900 ha,Peremajaan Kopi Robusta di 1Provinsi pada 1 Kabupatenseluas 100ha serta kegiatan Perluasan KopiArabika di 2 Provinsi pada2Kabupatenseluas 350 ha.
2. Bahan yang digunakan untukkegiatan Intensifikasi kopiberupapupuk (NPK atau organik),gunting pangkas, agens pengendalihayati (attractant). Sedangkanbahan yang digunakan untukkegiatan Peremajaan KopiRobusta/PerluasanKopi Arabikaberupa benih kopi (konvensionalatau SE), pupuk (NPK atau organik)dan HOK (Papua).
3. Pengadaan bahan untuk kegiatanIntensifikasi Kopi, Peremajaan KopiRobusta dan Perluasan Kopi Arabikadilaksanakan oleh daerah (Provinsiatau Kabupaten).
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201413
4. Untuk pengawalan kegiatan,monitoring dan evaluasidilaksanakan oleh Pusat dan DinasYang Membidangi Perkebunan diProvinsi maupun Kabupaten/Kota.
5. Laporan kegiatan dilaksanakansecara berjenjang oleh Dinas yangmembidangi Perkebunan diKabupaten/Kota ke Dinas yangmembidangi Perkebunan di Provinsi,selanjutnya dari Provinsi dilaporkanke tingkat Pusat (Direktorat JenderalPerkebunan).
B. Pelaksana Kegiatan
1. Kegiatan Pusata. Menyusun Pedoman Umum
(Pedum);b. Melakukan sosialisasi ke Provinsi
dan Kabupaten dalam rangkamenyamakan persepsi tentangpelaksanaankegiatan IntensifikasiKopi Arabikda dan Robusta,Peremajaan Kopi Robusta sertaPerluasan Kopi Arabika tahun2014;
c. Melakukan konsultasi, bimbingan,pembinaan dan pengawalankegiatan Intensifikasi KopiArabika dan Robusta, Peremajaan
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201414
Kopi Robusta serta PerluasanKopi Arabika tahun 2014;
d. Melakukan monitoring danevaluasi;
e. Menyusun laporan akhir kegiatan.2. Kegiatan Provinsi
a. Menetapkan Tim Pembina danmenyusun Petunjuk Pelaksanaan(Juklak);
b. Melakukan sosialisasi kekabupaten dalam rangkamenyamakan persepsi tentangpelaksanaan kegiatanIntensifikasi Kopi dan PerluasanKopi Arabika tahun 2014;
c. Membahas penetapan CalonPetani dan Calon Lahan (CP/CL);
d. Memonitor proses penetapanCalon Petani dan Calon Lahan(CP/CL);
e. Melaksanakan pengadaan bahanuntuk kegiatan Intensifikasi KopiArabika dan Robusta, PeremajaanKopi Robusta serta PerluasanKopi Arabika tahun 2014 (untukpengadaan bahan padaKabupaten yang bukan SatkerMandiri);
f. Melakukan konsultasi, bimbingan,pembinaan dan pengawalankegiatan Intensifikasi KopiArabika dan Robusta, Peremajaan
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201415
Kopi Robusta serta PerluasanKopi Arabika tahun 2014;
g. Melakukan monitoring danevaluasi;
h. Menyusun laporan perkembangankegiatan setiap bulan.
3. Kegiatan Kabupaten/Kotaa. Menetapkan Tim Teknis terkait
dengan kegiatan TugasPembantuan (TP) oleh Bupati;
b. Menyusun Petunjuk Teknis(Juknis);
c. Melakukan sosialisasi kepadaPemerintah Daerah (Pemda) danpetani calon penerima bantuandalam rangka menyamakanpersepsi kegiatan IntensifikasiKopi Arabika dan Robusta,Peremajaan Kopi Robusta sertaPerluasan Kopi Arabika tahun2014;
d. Membahas penetapan CalonPetani dan Calon Lahan (CP/CL);
e. Melakukan seleksi danmenetapkan Calon Petani danCalon Lahan (CP/CL);
f. Melaksanakan pengadaan bahanuntuk kegiatan Intensifikasi KopiArabika dan Robusta,Peremajaan Kopi Robusta sertaPerluasan Kopi Arabika tahun2014 (untuk pengadaan bahan
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201416
pada Kabupaten yangmerupakan Satker Mandiri);
g. Melakukanpengawalan bimbing-an, pembinaan, pendampingandan fasilitasi kegiatanIntensifikasi Kopi Arabika danRobusta, Peremajaan KopiRobusta serta Perluasan KopiArabika tahun 2014;
h. Melakukan monitoring danevaluasi;
i. Menyusun laporan pelaksanaanuntuk disampaikan ke DinasPerkebunan Provinsi dan Pusat.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201417
C. Lokasi, Jenis dan Volume
1. Lokasi kegiatan Intensifikasi KopiArabika dan Robusta, PeremajaanKopi Robusta serta Perluasan KopiArabika tahun 2014 seluas 4.000 hayang tersebar di 12 (dua belas)provinsi 21 (dua puluh satu)kabupaten terdiri dari :a. Intensifikasi kopi arabika seluas
seluas 1.800 ha dan intensifikasikopi robusta 1.600 ha, tersebardi: Provinsi Aceh: Kabupaten
Bener Meriah seluas 200 hadan Kabupaten Aceh Tengahseluas 200 ha;
Provinsi Jawa Barat:Kabupaten Bandung seluas150 ha dan Kabupaten Garutseluas 150 ha;
Provinsi Sulawesi Selatan:Kabupaten Toraja Utaraseluas 150 ha;
Provinsi NTT: KabupatenManggarai seluas 200 ha danKabupaten Ngada seluas 200ha;
Provinsi Sulawesi Barat:Kabupaten Mamasa seluas1.550 ha;
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201418
b. Intensifikasi kopi robusta seluasseluas 1.600 ha, tersebar di: Provinsi Aceh: Kabupaten
Pidie seluas 200 ha; Provinsi Riau: Kabupaten
Kepulauan Meranti seluas 150ha;
Provinsi Bengkulu: KabupatenKepahiang seluas 150 ha danKabupaten Rejang Lebongseluas 150 ha;
Provinsi Lampung: KabupatenLampung Barat seluas 150 ha;
Provinsi Bali: KabupatenTabanan seluas 150 ha danKabupaten Buleleng seluas200 ha;
Provinsi NTB: KabupatenLombok Tengah seluas 150 hadan Kabupaten Lombok Timur150 ha;
Provinsi NTT: KabupatenManggarai Barat seluas 150ha.
c. Peremajaan kopi robusta diProvinsi Jawa Timur KabupatenPonorogo seluas 100 ha.
d. Perluasan kopi arabika seluas 350ha yang tersebar di :
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201419
Provinsi Jawa Tengah:Kabupaten Temanggungseluas 100 ha;
Provinsi Papua: KabupatenJaya Wijaya seluas 250 ha.
2. Jenis dan Volume
a. Kegiatan Intensifikasi Kopi: Kopi Arabika
1. Pupuk NPK dengan volume230-300 kg/ha atau pupukorganic dengan volume1.310 kg/ha;
2. Attractant 22-25 paket/ha3. Gunting pangkas 1 unit/ha
Kopi Robusta1. Pupuk NPK dengan volume
260 kg/ha atau pupukorganic dengan volume960 kg/ha;
2. Attractant 22-25 paket/ha;
3. Gunting pangkas 1 unit/haSecara rinci lokasi, jenis danvolume pada Lampiran 1.
b. Kegiatan Peremajaan KopiRobusta1. Benih kopi konvensional 1.000
batang/ha2. Pupuk NPK 100 kg/ha
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201420
c. Kegiatan Perluasan Kopi Arabika:Perluasan Kopi Arabika1. Benih Kopi konvensional
1.000 batang/ha atau benihkopi SE 1.000 batang/ha
2. Pupuk organik 100 kg/ha3. Bantuan upah kerja (khusus
Papua)D. Simpul Kritis
Dalam rangka pelaksanaan kegiatanintensifikasi kopi dan perluasan kopiarabika, diprediksi adanya simpul-simpulkritis sebagai berikut:1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh
Tim Pengarah/Pembina diPusat/Provinsi dan Tim Teknis dariKabupaten/Kota seringkali kurangtertib, kurang efektif dan kurangoptimal;
2. Identifikasi CP/CL seringkali tidaktepat sasaran, baik persyaratanpetani maupun persyaratan tanaman;
3. Proses pengadaan melalui lelangkemungkinan terjadinya sanggah danatau sanggah banding yang akanmengakibatkan proses pengadaanmundur/terlambat atau berpengaruhmundur terhadap realisasi fisik;
4. Musim hujan (waktu tanam) yangtidak menentu seringkali menjadi
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201421
penghambat waktu penanaman dilokasi kegiatan.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201422
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURANBANTUAN KEPADA PETANI
A. Proses Pengadaan Bantuan
Kegiatan Pengadaan Barang secaraKontraktual oleh ULP (Unit LayananPengadaan) melalui sistem LPSE(Layanan Pengadaan Secara Elektronik)Sesuai : Perpres No. 54 tahun 2010 beserta
perubahan Perpres No. 70 tahun2012
Buku Pedoman Umum PengadaanBarang dan Penataausahaan BarangMilik Negara Direktorat JenderalPerkebunan tahun 2014.
B. Proses Penyaluran Bantuan
1. Bantuan diserahterimakan kepadaPemerintah Daerah sebelumdisalurkan kepada kelompoktani/petani sesuai SK Bupati/KepalaDinas Yang membidangi Perkebunantentang Penetapan Calon Petani danCalon Lahan (CP/CL) sebagaipenerima bantuan, bila :
- Benih telah disertifikasi olehinstitusi yang berwenang (IP2MBatau UPTD Perbenihan) dan telahdilakukan pemeriksaan/penerimaan barang.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201423
- Pupuk NPK atau organik telahdilakukan uji mutu danpemeriksaan/penerimaan barang.
- Agen pengendali hayati(attractant) dan alat pertaniankecil telah dilakukan pemeriksaandan penerimaan barang.
2. Pemanfaatan bantuan dilaksanakansesuai jadwal yang telah di tetapkan.
3. Jenis dan jumlah barang/bahan yangditerima kelompok tani harus sesuaidengan alokasi yang telah ditetapkan;
4. Seluruh bantuan yang diterima olehkelompok sasaran harus dibuktikandengan Berita Acara Serah TerimaBarang yang ditandatangani olehketua kelompok tani dan diketahuioleh Kepala Dinas Kabupaten yangmembidangi perkebunan (sesuaiformat Lampiran 2).
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201424
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan
Pembinaan kelompok dilakukan secaraberkelanjutan sehingga kelompokmampu mengembangkan usahanyasecara mandiri. Untuk itu diperlukandukungan dana pembinaan lanjutanyang bersumber dari APBD.Tanggung jawab teknis pelaksanaanberada pada Dinas yang membidangiPerkebunan Kabupaten/Kota. Tanggungjawab koordinasi pembinaan programada pada Dinas Perkebunan atau Dinasyang membidangi Perkebunan Provinsi.Tanggung jawab atas program dankegiatan adalah Direktorat JenderalPerkebunan.Agar pelaksanaan kegiatan inimemenuhi kaidah pengelolaan sesuaiprinsip pelaksanaan pemerintah yangbaik (good governance) dan pemerintahyang bersih (clean goverment), makapelaksanaan kegiatan harus mematuhiprinsip-prinsip:1. Mentaati ketentuan peraturan dan
perundangan;2. Membebaskan diri dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201425
3. Menjunjung tinggi keterbukaaninformasi, transparansi dandemokratisasi;
4. Memenuhi asas akuntabilitas
B. Pengendalian
Pengendalian melalui jalur strukturaldilakukan oleh Tim TeknisKabupaten/Kota, Tim Pembina Provinsidan Pusat, sedangkan pengendaliankegiatan dilakukan oleh PejabatPembuat Komitmen (P2K) dan KepalaDinas. Proses pengendalian di setiapwilayah direncanakan dan diatur olehmasing-masing Dinas yang membidangiPerkebunan/yang membidangiPerkebunan ProvinsimaupunKabupaten/Kota.Pengawasan dilaksanakan sesuaiketentuan yang berlaku agarpenyelenggaraan kegiatan dapatmenerapkan prinsip-prinsip partisipatif,transparansi dan akuntabel.Pengawasan dilakukan oleh Pemerintahmelalui aparat pengawas fungsional(Inspektorat Jenderal, Badan PengawasDaerah maupun Lembaga Pengawaslainnya) dan oleh masyarakat.Ada tahapan kritis yang perludiperhatikan yaitu :1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh
Tim Pengarah/ Pembina di
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201426
Pusat/Provinsi dan Tim TeknisKabupaten/ Kota.
2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksicalon kelompok sasaran dan calonlokasi yang dilakukan oleh TimTeknis Kabupaten/Kota.
3. Tahap pengadaan barang secarakontraktual oleh pihak ketiga.
4. Tahap penyaluran bantuan kepadakelompok tani/petani.
5. Tahap kebenaran serta ketepatanpemanfaatan bantuan yangdilakukan oleh kelompok tani.
Pada tingkat lokal/desa/kelompok,pengawasan masyarakat terhadapketepatan sasaran dilakukan olehperangkat desa, anggota kelompok,penyuluh lapangan, maupun LSM.Laporan pengaduan penyimpanganterhadap kegiatan dapat disampaikankepada Tim Teknis Kabupaten/Kota.Pengaduan dari masyarakat segeraditanggapi secara langsung oleh pihakyang terkait.
C. Pengawalan
Pengawalan kegiatan PengembanganKopiTahun 2014 dilaksanakan olehDirektorat Jenderal Perkebunan, Dinasyang membidangi Perkebunan Provinsidan Kabupaten/Kota dengan kegiatansebagai berikut :
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201427
1. Pengawalan Pusat
Kegiatan pengawalan yangdilaksanakan oleh DirektoratTanaman Rempah dan Penyegarmeliputi:a. Pertemuan persiapan,
pelaksanaan dll.b. Administrasi, pengadaan barang
dan jasa.c. Perjalanan pengawalan,
bimbingan, monitoring danevaluasi ke daerah.
2. Pengawalan Provinsi
Kegiatan pengawalan yang dilakukanoleh Dinas provinsi yang membidangiperkebunan untuk kegiatanIntensifikasi Kopi dan Perluasan KopiArabika tahun2014 meliputi:a. Konsultasi ke pusat;b. Pertemuan dalam rangka
kegiatan Intensifikasi KopiSpecialty dan Perluasan KopiArabika;
c. Penyediaan ATK, dll;d. Perjalanan dalam rangka
pembinaan ke kabupaten.
3. Pengawalan Kabupaten
Kegiatan pengawalan yang dilakukanoleh Dinas kabupaten yangmembidangi perkebunan untukkegiatan Intensifikasi Kopi dan
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201428
Perluasan Kopi Arabika tahun 2014meliputi:a. Penetapan CP/CL;b. Sosialisasi kegiatan
Pengembangan Tanaman Kopi;c. Konsultasi ke provinsi;d. Konsultasi ke pusat;e. Pengawalan ke lokasi;f. Pertemuan dalam rangka
kegiatan Intensifikasi KopiSpecialty dan Perluasan KopiArabika;
g. Penyediaan ATK
D. Pendampingan
Pendampingan kegiatan dilakukan olehpendamping yang ditunjuk oleh Dinasyang membidangi perkebunan dari DinasProvinsi dan atau Direktorat JenderalPerkebunan, untuk ikut mengawasi danmemberikan petunjuk dalampelaksanaan kegiatan serta memberikanarahan inovasi kegiatan yang lebihmenguntungkan bagi peningkatan danpengembangan usahakelompok/gabungan kelompok untukmeningkatkan kesejahteraan anggota.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201429
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pelaporandilakukan untuk mengetahuipencapaian kegiatan yang telah dilaksanakanyang memuat :
1. Perkembangan ”Pelaksanaan keuangan”(per program, kegiatan/sub kegiatan danjenis belanja);
2. Perkembangan ”Pelaksanaan kegiatan”(berdasarkan indikator, input, output,outcome, benefit dan impact);
3. Perkembangan realisasi fisik perkelompok;
4. Kendala/permasalahan dan upaya sertatindak lanjut penyelesaiannya;
5. Laporan disampaikan secara berkala danberjenjang mulai dari tingkat kelompoksampai ke pusat per triwulan sesuai formterlampir (Lampiran 4-6).
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201430
VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Pengembangan Tanaman KopiTahun 2014 bersumber dari dana APBN yangdialokasikan pada DIPA Kabupaten sebagaidana Tugas Pembantuan (TP) berupabahan. Sementara pembiayaan untukpembinaan, pengawalan dan lain-lain didaerah bersumber dari APBD Provinsi danAPBD Kabupaten/Kota sebagai danapendukung.
Pedoman TeknisPengembangan KopiTahun 201431
VIII. PENUTUP
Penyusunan Buku Pedoman TeknisPengembangan Tanaman Kopi Tahun 2014dimaksudkan sebagai acuan bagi semuapihak yang terkait dalam kegiatanIntensifikasi Kopi Arabika, Intensifikasi KopiRobusta, Peremajaan Kopi Robusta danPerluasan Kopi Arabika Tahun 2014.Pedoman Teknis ini akan ditindak lanjutidengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) olehProvinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) olehKabupaten. Diharapkan dengan adanyaPedoman Teknis ini, kegiatanPengembangan Tanaman Kopi Tahun 2014dapat terlaksana dengan baik sesuai denganketentuan yang berlaku.
Jakarta, Desember 2013
Pedum Pengembangan Tanaman Kopi Tahun 2013 32
L A M P I R A N
Pedum Pengembangan Tanaman Kopi Tahun 2013 33
Lampiran1
LOKASI, JENIS KEGIATAN DAN VOLUME
Provinsi : ....................Kabupaten : ....................Kecamatan : ....................D e s a : ....................Nama Kelompok Tani : ....................Nama Ketua Kelompok Tani : ....................Komoditi : ....................
NO Lokasi Provinsi/Kab
Jenis kegiatan
Intensifikasi KopiSepecialty
PerluasanKopi
Arabika
(ha)
Permjankopi
robusta
(ha)Arabika
(Ha)
Robusta(Ha)
1 Aceh
1 Bener Meriah 200
2 Aceh Tengah 200
3 Pidie 200
2 Jawa Barat
4 Bandung 150
5 Garut 150
3 Jawa Tengah
6 Temanggung 100
4 Jawa Timur
7 Ponorogo 100
5 Bali
8 Tabanan 150
9 Buleleng 200
6 NTT
10 Manggarai 200
11 Ngada 200
12 Manggarai Brt 150
7 NTB
Pedum Pengembangan Tanaman Kopi Tahun 2013 34
13 Lombok Tengah 150
14 Lombok Timur 150
8 Sulawesi
15 Toraja Utara 150
9 Sulawesi Barat
16 Mamasa 1.550
10 Riau
17 Kep.Meranti 150
11 Bengkulu
18 Kepahiang 150
19 Rejang Lebong 150
12 Lampung
20 Lampung Barat 150
13 Papua
21 Jaya Wijaya 250
TOTAL 2.800 1.600 350 100
Pedum Pengembangan Tanaman Kopi Tahun 2013 35
Lampiran 2Form – 01 Ditjen Perkebunan
RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUANDITJEN PERKEBUNAN TA. ....
KABUPATEN .............................
DATA UMUM :
Nomor Satker :
Satker :
Nama KPA :
Bendaharawan :
Alamat Kantor :
Telp. Kantor :
Fax Kantor :
Nama / No. HPContact Person
:
DATA RENCANA KINERJA
No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT
12345678910
Pedum Pengembangan Tanaman Kopi Tahun 2013 36
Lampiran 3Form – 02 Ditjen Perkebunan
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGANDANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2013
DI KABUPATEN ..............
NAMA SATKER : ................LAPORAN BULAN : ................
KODE KEGIATAN
PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI
KendalaUtama
(Masalah)
SolusiFisik Anggaran Keuangan Fisik
Satuan(RibuRp.)
(RibuRp.)
% Satuan %
Pedum Pengembangan Tanaman Kopi Tahun 2013 37
Lampiran 4
Form – 03 Ditjen Perkebunan
LAPORAN REALISASI KINERJADANA TUGAS PEMBANTUAN
DITJEN PERKEBUNAN TA. 2013KABUPATEN .............................
TRIWULAN :
No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhirDesember 2013. Laporan melalui faximile nomor (021)– 7815681, ditujukan kepada Direktorat TanamanRempah dan Penyegar, Direktorat JenderalPerkebunan.