Upload
sipri-gamur
View
2.135
Download
22
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
BAHAN AJARPENGETAHUAN LABORATORIUM
OLEH:
AMRUL ODE, S.Pd
PORGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANGKUPANG2013
DESKRIPSI MATA KULIAH
1 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Pengetahuan Laboratorium (BIK4311) merupakan mata kuliah yang wajib diikuti
untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Mata kuliah ini memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa tingkat awal dalam kegiatan di
laboratorium. Kegiatan perkuliahan berupa teori dan parktikum yang dilaksanakan secara
terintegrasi dalam 3 SKS. Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan
memiliki kompetensi dalam hal pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan yang
diharapkan dimiliki mahasiswa terdiri dari pengetahuan tentang laboratorium dan utilitasnya,
pengetahuan tentang bahan kimia dan bahan biologis, pengetahuan tentang peralatan,
pemeliharaan dan inventarisasinya, serta pengetahuan tentang keselamatan kerja di
laboratorium. Kompetensi keterampilan menyangkut penanganan bahan kimia dan specimen
biologis, menggunakan berbagai instrument dan penanganan kecelakaan di laboratorium.
Strategi untuk mencapai kompetensi tersebut dilaksakan melalui perkuliahan berbasis
problem solving yang mengaitkan penyampaian informasi, demonstrasi, praktikum tugas
kelompok dan tugas individual secara sinkron. Penguasaan kompetensi tersebut dijaring
melalui UTS, UAS, observasi kinerja, dan penyelesaian tugas baik individual maupun
kelompok.
PENGANTAR PERKULIAHAN
Laboratorium dan Fungsinya
Laboratorium berasal dari kata laboratory yang memiliki pengertian yaitu : (1) tempat
yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau melakukan
pengujian dan analisis (is a place equipped for experimental study in a science or for testing
and analysis , (2) bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan
penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran bidang sains (a building or room equipped
for conducting scientific research or for teaching practical science), (3) tempat memproduksi
bahan kimia atau obat (a place where chemicals or medicines are manufactured), (4) tempat
kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah (a workplace for the conduct of scientific
research), (5) ruang kerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen bidang studi
sains (kimia, fisika, biologi, dsb.) (the workplace a saintist also a place devoted to
experiments in any branch of natural science , as chemistry, physics, biology etc.).
Berdasarkan definisi di atas dengan tegas dinyatakan bahwa laboatorium kimia adalah
suatu bangunan yang di dalamnya diperlengkapi dengan peralatan dan bahanbahan kimia
untuk kepentingan pelaksanaan eksperimen. Hodson mengemukakan bahwa laboratorium
memiliki fungsi utama yaitu untuk melaksanakan eksperimen (experiments), kerja
2 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
lababoratorium (laboratory work), praktikum (practicals), dan pelaksanaan didaktik
pendidikan sains (didactics of science education).
MATERI PERKULIAHAN:
1. FASILITAS LABORATORIUM
2. PENGELOLAAN LABORATORIUM
3. KEAMANAN DAN PENGAMANAN KERJA DI LABORATORIUM
4. PENGENALAN MIKROSKOP
5. PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM (PERALATAN GELAS, PLASTIK
DLL) DAN BAHAN KIMIA
6. PENGAWETAN
7. PERALATAN SENTRIFUGE DAN SPEKTROFOTOMETER
8. TIMBANGAN DAN INKUBATOR
9. INDIKATOR, pH METER DAN STERILISASI
3 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
MODUL 1
FASILITAS LABORATORIUM
Keberadaan dan keadaan suatu laboratorium tergantung pada tujuan penggunaan
laboratorium, perananan atau fungsi yang diberikan kepada laboratorium yaang dikenal saat
ini adalah laboratorium industri dalam dunia usaha dan industri, laboratorium rumah sakit
dan laboratorium klinik dalam dunia kesehatan, laboratorium penelitian dalam dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi serta laboratorium di perguruan tinggi dan di sekolah dalam dunia
pendidikan. Dalam uraian selanjutnya hanya dikemukakan mengenai laboratorium biologi
dalam dunia pendidikan.
Gamabaran umum mengenai peranan dan manfaat laboratorium biologi sekolah adalah
“Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian dan menguatkan informasi,
menentukan hubungan sebab akibat, memverifikasi (konsep atau teori), mengembangkan
keterampilan proses, membantu siswa belajar menggunakan metoda ilmiah dalam
memecahkan masalah untuk melaksanakan penelitian” (Pella, 1969). Hal itu dapat berarti
bahwa peranan atau fungsi laboratorium biologi di sekolah adalah sebagai salah satu sumber
belajar biologi di sekolah, dan laboratorium dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
berbagai kompetensi siswa yang menjadi tujuan proses pembelajaran biologi di sekolah.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai sesuai dengan peranan dan manfaat laboratorium
biologi di sekolah, maka diperlukan suatu sistem pengelolaan laboratorium yang
direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi dan dikembangkan dengan baik. Pengelolaan
laboratorium itu mencakup fasilitas laboratorium, organisasi dan administrasi laboratorium,
alat dan bahan laboratorium, sampai kepada perencanaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan
laboratorium.
Pada modul ini anda akan mempelajari fasilitas laboratorium yang pembahasannya
meliputi: Desain laboratorium, Instalasi dalam laboratorium dan Mebeler laboratorium.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda mampu memahami berbagai fasilitas
laboratorium.
A. DESAIN LABORATORIUM
Telah dijelaskan bahwa fungsi utama laboratorium biologi di sekolah sebagai salah satu
sumber belajar biologi di sekolah atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses
pembelajaran biologi di sekolah. Agar fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik maka
laboratorium biologi sebaiknya memiliki fasilitas-fasilitas ruangan untuk kegiatan proses
pembelajaran fisika, kegiatan pengelolaan laboratorium, kegiatan pembelajaran dan persiapan
4 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
(setting) alat-alat laboratorium, dan penyimpanan alat-alat laboratorium. Fasilitas ruangan
laboratorium biologi di sekolah biasanya terdiri dari ruang praktikum, ruang guru, ruang
persiapan.
Bentuk, ukuran, denah atau tata letak dan fasilitas dari setiap ruangan itu dirancang
sedemikiam rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang dilaksanakan di dalamnya
dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan akses dari ruangan yang satu ke
ruangan yang lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamanan alat-alat dan
memelihara keselamatan kerja. Berikut ini adalah salah satu gambaran umum dari setiap
ruangan-ruangan itu.
1. Ruangan Praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium biologi di
sekolah.
Ruang praktikum adalah tempat berlangsungnya proses pembelajaran biologi di
laboratorium.
Proses pembelajaran di ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi,
praktikum perorangan atau perkelompok dan penelitian.
Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut ruang yang lebih luas dari ruang
klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu ruang praktikum harus memberikan
keleluasaan untuk bergerak kepada siswa dan guru yang akan melaksanakan
pembelajaran didalamnya. Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah
sampai dua kali luas ruangan kelas.
Agar KBM di dalam ruang praktikum berjalan dengan baik maka ruang praktikum
hendaknya memiliki fasilitas utama yang diantaranya adalah: Instalasi listrik, papan
tulis, fasilitas mebeler (berupa meja dan kursi parktikum untuk siswa, kursi dan meja
untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat
praktikum), ventilasi udara, pintu masuk dan pintu keluar, kotak P3K, fasilitas
pemadam kebakaran.
2. Ruang Guru
Ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung jawab laboratorium
dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium.
Ruang guru terdapat di dalam laboratorium.
Ruang guru sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening.
Ruang guru memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
Memiliki fasilitas mebeler.
5 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Dalam ruangan ini dapat dilakukan kegiatan administrasi laboratorium seperti;
inventarisasi alat-alat lab, pengelolaan laboratorium, administrasi penggunaan dan
peminjaman alat-alat lab. Sekaligus dapat juga digunakan sebagai pekerjaan akademik
seperti merencanakan kegiatan lab, menyususn jadwal kegiatan lab ataupun
memeriksa pekerjaan siswa.
3. Ruang Persiapan
Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakuakan perawatan dan
persiapan alat-alat laboratorium.
Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan ruang
penyimpanan/gudang.
Ruang ini sebaiknya disekat dengan didnding berkaca bening atau ram kawat
sehingga guru atau laboran dapat melihat aktifitas di ruang praktikum.
Ruang persipan memiliki ventilasi udara dan instalasi listrik yang baik.
Memiliki fasilitas mebeler seperti; kursi dan meja untuk persiapan dan perawatan alat-
alat lab, lemari atau rak alat-alat dan bahan praktik, loket peminjaman alat.
4. Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan/gudang merupakan ruang yag disediakan untuk menimpan alat-
alat yang sedang tidak digunakan.
Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang
persiapan.
Demi kemanan dan kemudahan penyimpanan serta pengambilan alat-alat, ruang ini
biasanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan.
Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara
yang baik.
Memiliki fasilitas mebeler spt: macam-macam lemari alat-alat, dan bahan, macam-
macam rak untuk alat-alat.
6 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Gambar 1. Contoh Desain Denah Laboratorium Biologi
B. INSTALASI DALAM LABORATORIUM
1. Instalasi Listrik
Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk:
Memberikan penerangan
Memfasilitasi proses pembelajaran (penggunaan OHP, LCD, mikroskop listrik,
amplifier dll)
Memfasilitasi pekerjaan administrasi (pemasangan mesin tik elektronok/komputer)
Komponen instalasi listrik laboratorium meliputi; jaringan kabel, sikring, lampu, saklar,
dan stop kontak.
2. Instalasi Air
Kebutuhan instalasi air di lab adalah untuk keperluan proses pembelajaran yaitu
esperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara lat-alat lab yang dapat dibersikan
dengan air, memelihara kebersihan lab dan untuk mencuci tangan.
Komponen instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya ke dalam
laboratorium, saluran air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran airnya.
7 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
3. Instalasi Gas
Instalasi gas di Lab dibutukan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan
kompor/pemanas bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya.
Dapat dibuat dengan menggunakan tabung LPG dan penyaluran gas ke
kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau
lantai ke kompor/pemanas.
C. MEBELER LABORATORIUM
Yang dimaksud pengan fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi,
lemari, rak dan sebagainya yang biasanya dibuat tukang. Pada prinsipnya semua mebeler
sama namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebeler laboratorium biasanya
memiliki bentuk, ukuran dan jenis bahan tertentu yang dapat berbeda dengan mebeler
lainnya.
1. Meja
a. Meja Praktikum
o Untuk siswa melakukan praktikum atau
kegiatan pembelajaran di Lab.
o Satu meja untuk suatu percobaan yang dapat
dilakukan 2 sampai 4 orang siswa.
o Ukuran meja praktikum kira-kira 2 kali meja
belajar di kelas atau misalnya tinggi 75 cm,
lebar 70 cm dan panjang 120 cm.
o Sebaiknya satu meja dipasang terpisah
(jangan berhimpit) dengan meja lainnya.
b. Meja Demonstrasi
o Untuk guru melakukan demonstrasi atau
kegiatan pembelajaran di laboratorium.
o Dipasang di bagian depan ruang praktikum
di depan papan tulis
o Ukuran panjangnya 2 kali meja praktikum
dengan lebar dan tinggi sama dengan meja
praktikum.
o Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa
stop kontak dan bak cuci
8 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
c. Meja Persiapan
o Untuk guru atau laboran mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk proses
pembelajaran.
o Dipasang di ruang persiapan.
o Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi
o Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak
d. Meja Tulis
o Ubtuk guru
o Dipasang di ruang guru
o Ukurannya sama dengan meja tulis pada umumnya, lengkap dengan lacinya.
2. Kursi
o Kursi di lab dibedakan atas kursi biasa untuk guru
dan kusi praktikum untuk siswa untuk siswa
melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran
di laboratorium.
o Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran
punggung dan tangan.
o Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi yang tingginya sekitar 50 cm dan
tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 25 cm.
o Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika digeser
maka bagian telapak kaki kursi sebaiknya dilapisi karet atau plastik.
3. Lemari
a. Lemari Alat
Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-
alat laboratorium.
o Lemari alat di lab dibedakan atas lemari tinggi
yang disimpan di ruang penyimpanan dan lemari
pendek yang disimpan di bagian pingir ruang
praktikum.
o Semua lemari alat harus terbuat dari bahan yang
kuat sehingga mampu menahan beban alat-alat lab.
o Agar tidak menyita tempat sebaiknya pintu lemari alat berupa pintu geser yang
dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamanan alat di dalamnya.
9 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
b. Lemari Administrasi
o Merupakan lemari yang digunakan untuk menyimpan
segal format administrasi laboratorium.
o Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam
dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kesediaan tempat.
o Lemari ini disimpan di ruang guru dan diberi kunci.
c. Lemari Buku
o Digunakan untuk menyimpan berbagai buku
kepustakaan laboratorium.
o Lemari ini sebaiknya berdinding kaca dan tidak
dikunci demi kenyamanan penggunaan.
o Lemari ini dapat disimpan di ruang guru.
4. Rak
o Rak adalah lemari tanpa dinding yang digunakan
untuk menyimpan alat-alat.
o Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya
alat yang memiliki kotak khusus atau alat yang
tidak terlalu memerlukan perlindungan khusus
dari cuaca dan debu.
o Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan,
persiapan dan di ruang guru.
5. Loker
o Loker siswa adalah lemari yang
disediakan untuk menyimpan tas atau
buku siswa di dalam laboratorium.
o Loker biasanya ditempatkan di pinggir
depan atau belakang dari ruang praktikum.
o Loker biasanya hanya berupa kotak-kotak
dari sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.
o Sebaiknya disediakan satu kotak untuk
satu siswa.
MODUL 2
10 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
KA. BAG.
KOORD. LAB
KETUA KETUAKETUA
GURU BIOLOGI GURU KIMIA GURU FISIKA
SISWA
PENGELOLAAN LABORATORIUM
Pada modul ini akan dipelajari pengelolaan laboratorium yang meliputi organisasi
laboratorium, administrasi laboratorium yang meliputi inventarisasi alat dan fasilitas
laboratorium, administrasi penggunaan lab, administrasi peminjaman alat-alat lab,
administrasi pemeliharaan lab dan keselamatan kerja di laboratorium.
A. Organisasi Laboratorium
Yang dimaksud dengan Organisasi Laboratorium adalah “pemberdayaan segala
semberdaya yang dimiliki suatu instansi dalam penyelenggaraan laboratorium di instansi
tersebut. Pemberdayaan segala sumberdaya itu direncanakan dan dilaksanakan secara teratur
sehingga penyelenggaraan laboratorium di sekolah dalam upaya dapat mendukung
tercapainya visi, misi dan tujuan suatu instansi. Keberadaan organisasi laboratorium ditandai
dengan adanya kejelasan fungsi dan kedudukan laboratorium dalam organisasi intstansi
tertentu, personalia laboratorium, dan manajemen pengelolaan lab.
Sebagai contoh, untuk menunjang proses pembelajaran Biologi di sekolah, maka
kedudukan laboratorium biologi di sekolah dalam organisasi sekolah sebaiknya berada
dibawah bagian kurikulum yang mengayomi semua bidang studi sekolah. Oleh karena itu
biasanya laboratorium sekolah penyelenggaraannya dibawah koordinasi kepala bagian
kurikulum.
Bagi sekolah yang mengembangkan lebih dari satu bidang studi yang masing-masing
bidang studi itu memiliki laboratorium yang berbeda satu sama lain, misalnya ada
laboratorium Biologi, Lab. Kimia dan Lab. Fisika, maka perlu adanya koordinator
laboratorium yang bertugas mengkoordinir penyelenggaraan semua lab tersebut, baru ketua
atau penanggung jawab dan personalia laboratorium yang dianggap perlu untuk setiap lab
tersebut. Adapun contoh struktur organsiasi lab di sekolah sbb:
B. Administrasi Laboratorium
11 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
1. Inventarisasi Alat Fisik Dan Fasilitas Laboratorium
Untuk memudahkan pengontrolan dan analisis kebutuhan atas semua fasilitas yang ada
di laboratorium maka pengelolaan laboratorium harus dilengkapi dengan tindakan
inventarisasi secara rutin dan teratur dengan instrument inventarisasi yang jelas, yang
mudah dipahami dan mudah diakses namun tidak dapat diubah secara sembarang oleh
pihak yang tidak berwenang. Inventarisasi yang dimaksud adalah daftar inventaris alat
dan kartu alat.
Daftar Inventaris Alat
Daftar inventaris alat dan fasilitas lab dapat dibuat dalam bentuk buku catatan dengan
tulis tangan, file cetakan, ataupun dalam bentuk file elektronik dalam bentuk disket,
hardisk, CD ataupun falashdisk.
Daftar inventars alat dan fasilitas lab memuat nama dan berbagai atribut alat dan
fasilitas lab.
Kartu Alat
Kartu alat adalah kartu yang bertuliskan identitas dan segala atribut alat.
Kartu alat dibuat dari kertas yang tebal agar tidak cepat sobek
Kartu alat digantung pada setiap alat
Sebaiknya selalu ada persediaan kartu kosong untuk alat baru
2. Administrasi Penggunaan Laboratorium
Adaministrasi penggunaan lab ditujukan untuk mengetahui kapan, berapa lama, dan
untuk apa dan oleh siapa laboratorium dan alat-alat lab digunakan. Data ini penting berkaitan
dengan efesiensi dan efektifitas penggunaan laboratorium dan alat-alat yang ada didalamnya.
Pada garis besarnya, kegiatan laboratorium dapat dibedakan atas kegiatan rutin dan non
rutin. Kegiatan rutin adalah kegiatan yag dilaksanakan dengan jadwal teratur dan berkala
menurut periode tertentu, sedangkan kegiatan non rutin/insidental adalah kegiatan yang
dilaksanakan jika sewaktu-waktu diperlukan. Adapun format jadwal penggunaan lab dan
daftr pemakaian laboratorium dapat dilihat pada tabel berikut:
LABORATORIUM BIOLOGI
12 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
(NAMA SEKOLAH)
(Alamat Sekolah)
JADWAL PENGGUNAAN LABORATORIUM
No Hari Jam Kelas Guru
Kupang, ....................
Kepala Laboratorium
Ttd
NamaNIP
Untuk pelaksanaan semua kegiatan rutin dan kegiatan non rutin, administrasi
penggunaan laboratorium dan alat-alat lab dapat dilakukan dengan menggunakan format pada
tabel berikut ini:
LABORATORIUM BIOLOGI
(NAMA SEKOLAH)
(Alamat Sekolah)
DAFTAR PEMAKAIAN LABORATORIUM
No Tgl. Jam Pemakai Jumlah Peserta
Kegiatan Alat Yang Dipakai
TTD Pemakai
3. Admnistrasi Peminjaman Alat-Alat Laboratorium
13 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Pada prinsipnya, laboratorium beserta segala bahan habis pakai dan alat-alayt
laboratorium didalamnya adalah diperuntukkan bagi setiap dan semua guru serta siswa yang
membutuhkannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Agar tanggung jawab atas resiko
kehilangan dan kerusakan alat maka diperlukan suatu administrasi peminjaman alat-alat
laboratorium. Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium dapat dilakukan dengan
menggunakan bon atau bukti peminjaman alat dan buku catatan peminjaman alat, seperti
contoh berikut ini;
LABORATORIUM BIOLOGI
(NAMA SEKOLAH)
(Alamat Sekolah)
BUKTI PEMINJAMAN ALAT
Pada hari ini ............., tanggal.............................., telah dipinjam alat-alat yang tercantum
dalam tabel berikut ini.
No Nama Alat Kode Alat Jumlah
Kupang, .........................
Mengetahui dan Menyetujui PeminjamKepala Laboratorium
(........................................) (........................................)
Catatan: peminjam harus mendapat persetujuan paling tidak dari kepala/ketua/penanggung
jawab lab. Peminjam dicatat didalam buku peminjaman alat-alat. Bon/bukti peminjaman
diserahkan kembali kepada peminjam pada saat peminjam mengembalikan alat-alat yang
dipinjamnya dalam keadaan utuh. Selam bon peminjam masih ditangan petugas lab berarti
peminjam belum mengembalikan alat yang dipinjamnya.
4. Administrasi Pemeliharaan dan Perawatan Alat-Alat Laboratorium
14 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Pemeliharaan dan perawatan alat-alat merupakan bagian dari pengelolaan lab yang
paling penting dilakukan untuk menjaga agar alat-alat lab dapat digunakan sesuai batas usia
pakainya. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium dapat dilakukan mulai
dengan kegiatan membersihkan alat-alat, memeriksa unjuk kerja alat, memperbaiki alat yang
rusak, mengganti bagian-bagian alat yang hilang, menyimpan alat sesuai dengan daftar
inventaris alat, serta memriksa ketersediaan dan kebutuhan sehingga memberikan informasi
bagi pengadaan alat.
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat laboratorium sebaiknya dijadwalkan
dan dicatat sehingga dapat memberikan informasi tentang riwayat alat sejak pembelian,
pemakaian, pemeliharaan sampai habis usia pakai. Adapun format pemeliharaan dan
perawatan alat-alat laboratorium dapat dilihat pada tabel berikut ini:
LABORATORIUM BIOLOGI
(NAMA SEKOLAH)
(Alamat Sekolah)
CATATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN ALAT-ALAT LAB
Tgl Nama Alat
Pembersihan Perbaikan Pergantian Ket
Sudah Belum Bagian Sudah Belum Bagian Sudah Belum
Kupang, .........................
MengetahuiKepala Laboratorium Yang merawat alat
(........................................) (........................................)
MODUL 3
15 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
KEAMANAN DAN PENGAMANAN KERJA DI LABORATORIUM
Laboratorium merupakan tempat ideal untuk menambah pengetahuan, melatih
keterampilan, tempat penelitian dan merupakan sarana belajar yag baik. Untuk memanfaatkan
laboratorium secara optimal, maka setiap mahasiswa harus mengikuti ketentuan atau aturan-
aturan yang berlaku pada laboratorium tersebut. Dalam sebuah laboratorium terdapat
sejumlah bahan kimia yang berbahaya terhadap kesehatan dan jeselamatan manusia dan
bahan kimia yang mudah terbakar. Disamping itu terdapat banyak peralatan elektrik mahal.
Oleh karena itu setiap pengguna wajib menaati dan mengikuti semua rambu-rambu yang
diterapkan.
A. Tata Tertib Laboratorium
Tata Tertib Khusus / Pencegahan Khusus
a. Pada saat memasuki laboratorium, tas, buku dan perlengkapan belajar lainnya disimpan
pada tempat khusus. Yang boleh dibawa ke ruang lab hanyalah buku, alat tulis dan bahan
praktik yang akan digunakan pada saat praktikum tertentu.
b. Menggunakan jas lab, memakai kaca mata pelindung, sarung tangan bila mereaksi zat
yang berbahaya.
c. Tidak diperbolehkan makan, minum, ataupun merokok di lab kecuali di ruang khusus yng
tidak terdapat bahan kimia. Jangan menyimpan makanan atau minuman dalam lemari es
yang bercampur dengan bahan kimia atau biakan mikroorganisme patogen.
d. Mengetahui tempat dan cara penggunaan “emergency equepment” seperti kotak P3K,
pemadam api, selimut kebakaran, alaram kebakaran, dsb.
e. Membuang bahan kimia pada tempat yang telah disediakan.
Tata Tertib Umum / Pencegahan Umum
a. Memadamkan api sebelum meninggalkan laboratorium.
b. Menutup kran gas, air atau mematikan stop kontak sebelum meninggalkan laboratorium.
c. Memberikan petunjuk/tanda yang jelas pada peralatan yang rusak.
d. Keran tabung gas baik gas tekanan atau gas cair harus selalu ditutup apabila tidak
digunakan.
e. Membersihakan alat-alat praktik dan ruang laboratorium setelah melakukan
praktikum/percobaan di dalam laboratorium.
B. Penyimpanan Bahan Kimia
16 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Bahan kimia yang digunakan di laboratorium harus disimpan dalam keadaan tertutup
bila sedang tidak dipergunakan. Penyebab utama terjadi dekomposisi (proses penguraian
bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana) bahan kimia adalah panas dan air. Oleh
karena itu bahan kimia haruslah disimpan di tempat yang kering dan relativ sejuk. Beberapa
bahan kima sangat cepat menyerap air (higroskopis), sebagai contoh asam sulfat dan natrium
hidroksida. Akan manguntungkan bila bahan yang mudah menyerap air dipindahkan dari
botol/wadah besar misalnya 3 kg kedalam botol kecil yang akan digunakan sehari-hari. Cara
terbaik adalah menggunakan botol dengan penutup yang dapat diputar dan jagalah agar label
selau mudah dibaca.
Beberapa Hal Penting Dalam Penyimpanan Bahan Kimia:
1) Yang diperkenakan masuk ke gudang bahan kimia haruslah orang tertentu saja.
2) Bila terdapat sistem buku gudang bahan kimia, sertakan catatan singkat tentang toksitas,
serta sifat-sifat berbahaya lainnya yang terdapat pada tiap-tiap bahan kimia yang terdapat
pada buku tersebut.
3) Biasanya bahan kimia disusun pada rak berdasarkan abjad. Terdapat pengecualian pada
beberapa bahan kimia karena tidak sesuai dengan hal tersebut.
4) Hindarkan penyimpanan bahan kimia yang terdapat pada wadah yang besar atau berat
dan tinggi di atas rak, demikian pula bahan kimia beracun dan mudah terbakar sebaiknya
di lantai dasar. Pastikan bahwa penyangganya cukup kuat.
5) Bila dianggap perlu, gunakan tangga apabila ingin mengambil bahan kimia yang cukup
jauh dari jangkauan.
6) Setiap tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup.
7) Bahan kimia yang disimpan tidak boleh terkena langsung cahaya matahari dan sumber
panas langsung.
8) Penyimpanan dalam lemari pendingin sangat diperlukan untuk beberapa bahan kimia.
Berhati-hatilah selalu terhadap bahaya yang mungkin terjadi bila bahan kimia yang
disimpan dalam lemari pendingin bila dikeluarkan, misalnya bahan kimia yang mudah
terbakar.
9) Bahan kimia yang sangat beracun disimpan di dalam lemari khusus yang terkunci rapat.
10) Bahan kimia berbahaya harus disimpan di tempat yang aman dan dibawah pengawasan
ketat oleh petugas lab.
C. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
17 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Adapun kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium adalah luka bakar. Dikenal dua
luka bakar yaitu luka bakar kering dan luka bakar karena cairan. Keduanya merupakan
kecelakaan yang paling umum ditemukan baik di rumah maupun di laboratorium dan
merupakan sebab kematian yang tidak terduga terutama pada anak-anak dan orang lanjut
usia. Kedua luka bakar ini harus segera didinginkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
pada jaringan di bawahnya dan mengurangi rasa sakit, bengkak serta shock. Metode
pendinginan merupakan metode yang paling efektif yag sering dilakukan. Langkah
penananganannya antara lain dengan merendam bagian yang terluka dengan air dingin paling
lama 10 menit. Luka bakar kecil dapat diobati di tempat kejadian.
Teknik P3K Luka Bakar Kecil:
Tenangkan korban. Letakan bagian yang terluka dibawah air dingin yang mengalir
perlahan-lahan ata benamkan bagian yang terluka dalam air dingin selama 10 menit.
Lakukan lebih lama bila sakit yang berkepanjangan.
Dengan hati-hati, lepaskan jam, cincin (bila luka terletak di bagian tangan), sepatu (bila
luka pada bagian kaki), atau pakian yang melengket pada bagian yang terluka sebelum
membengkak.
Balut luka dengan kain bersih. Akan lebih baik jika menggunakan bahan steril dan tidak
berbulu. Jangan menggunakan pembalut berperekat, jangan pecahkan lepuhan, jangan
oleskan salep atau lemak pada luka.
Bila ragu tentang keadaan luka maka mintalah bantuan medis.
Teknik P3K Pakian Terbakar:
Cegalah korban agar jangan keluar ruangan.
Baringkan korban secepatnya dilantai untuk menghindari nyala api merambat ke fasilitas
laboratorium. Jangan menggulingkan korban di lantai.
Tutuplah bagian pakian yang terbakar dengan selimut kebakaran atau dengan pakian yang
telah dibilas dengan air.
Teknik P3K Luka Karena Bahan Kimia:
Tenangkan korban agar jangan panik.
Jika bahan kimia bersifat larut dalam air maka gunakan air untuk pertolongan pertama.
Bagian yang terkena bahan kimia dapat dibilas dengan air dingin yang mengalir.
18 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
MODUL 4
PENGENALAN MIKROSKOP
A. Pengertian Mikroskop
Mikroskop (bahasa yunani: Micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat
untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang
mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
B. Sejarah Mikroskop
Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2
ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun
1590. Mereka sendiri sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata.
Mereka mambuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu
mampu melihat perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli. Temuan mikroskop saat itu
mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama.
Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang
dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa
optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki
kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit
difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang
gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis
lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer.
Pada 1674 Leeuwenhok dengan menggunakan mikroskop sederhana, dia dapat
melihat mikroorganisme. Mikroorganime terlihat dari setetes air danau yang diamati dengan
menggunakan suatu lensa gelas. Benda-benda itu disebut ‘animalcules’ terlihat dalam
berbagai bentuk, ukuran dan warna. Leeuwenhoek mengamati organisme yang dikorek dari
sela-sela giginya. Kemudian hasil pengamatannya digambarkan dalam bentuk sketsa sel
bakteri dengan bentuk seperti bola, batang, dan spiral sama seperti bentuk bakteri yang
dikenal pada saat ini. Leeuwenhoek telah membuat lebih dari 500 gambar mikroskop. Dalam
desain dasar mikroskop Leeuwenhoek, sebagian orang menganggap itu hanyalah kaca
pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa saja), bukan mikroskop seperti yang digunakan
sekarang (yang terdiri dari 2 lensa). Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop
buatannya adalah perangkat yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa,
terpasang dalam lubang kecil di piring kuningan yang membentuk tubuh instrumen.
19 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Spesimen dipasang pada titik fokus yang menempel di depan lensa, dan posisi dan fokus bisa
disesuaikan dengan memutar dua sekrup. Seluruh instrumen panjangnya hanya 3-4 inci dan
harus diangkat mendekat dengan mata dan memerlukan pencahayaan yang baik serta
kesabaran yang besar dalam penggunaanya. Meskipun pada jamannya telah ditemukan
mikroskop 2 lensa yang hampir mirip dengan mikropskop saat ini, namun pada saat itu
pembuatannya masih rumit dibandingkan mikroskop ala Leewenhoek. Dan dengan
ketrampilan Leewenhoek dalam membuat lensa, dia berhasil membuat mikroskop yang
mampu memperbesar objek sampai lebih dari 200 kali sehingga gambar yang dihasilkan lebih
jelas dan lebih terang. Meskipun ia sendiri tidak bisa menggambar dengan baik, ia
mempekerjakan ilustrator untuk menggambar objek yang ia amati dan gambar itu digunakan
untuk melengkapi uraian tertulis dari objek yang ia amati.
Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop
dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah, seorang ilmuwan dari universitas Berlin
(Jerman) yaitu Dr. Ernst Ruska menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop
transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka
dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada
tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua
lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut
dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan
resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa
itu).
Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar elektron yang
panjang gelombangnya lebih pendek dari cahaya. Karena itu, mikroskop elektron mempunyai
kemampuan pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik.
Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga menggunakan lensa,
namun bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana pada mikroskop optik, tetapi dari jenis
magnet. Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mempengaruhi elektron yang
melaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik.
Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini adalah pengamatan obyek dalam kondisi hampa
udara (vacuum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila
menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan
obyek berkondisi vacuum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan.
20 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
C. Jenis-Jenis Mikroskop
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memiliki
kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga
dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa
okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop biasa
membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler). Paada ujung bawah
mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah
tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa
yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa
mikroskop yang lain.
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang
dipantulkan oleh suatu cermin dataar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor.
Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern
sudah dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari. Lensa objektif bekerja dalam
pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan
menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang
berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.Lensa okuler, merupakan lensa likrskop yang
terdpat dibagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi
untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesran bayangan yang
terbentuk berkisar antara 4-25 kali.Lensa kondensor berfungsi untukk mendukung terciptanya
pencahayaan padda objek yang akan difokus, sehinga pengaturrnnya tepat akan diperoleh
daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfatjika daya
pisah mikroskop kurang baik. (Mikroskop wikipeda 27/09/2007).
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30
kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen
utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa
okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang
ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandinhkan dengan mikroskop cahaya
ssehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya
berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasannya
3 kali, sehingga prbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop
21 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda objektif terdapat lampu yang dihubungkan
dengan transformator. Pengaturan focus objek terletak disamping tangkai mikroskop,
sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokos. (Mikroskop wikipeda
27/09/2007).
3. Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai dua
juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta
resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini
menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek
dibandingkan mikroskop cahaya.
Macam –macam mikroskop elektron:
1) Mikroskop transmisi elektron (TEM)
2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
3) Mikroskop pemindai elektron
4) Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
5) Mikroskop refleksi elektron (REM) (Mikroskop wikipeda 27/09/2007)
4. Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena
cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang
dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya
pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadi um.
Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat oleh nata manusia, bayangan benda harus
direkam pada piringan peka cahaya photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa
kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari. (Volk,
Wheeler, 1988, mikrobiologidasar, Jakarta. Erlangga.
5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen
(seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein anttibodi yang
khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan
pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar
akanan terjadi apabila antigen yang dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang ditandai
dengan pewarna pendar. (Volt, Wheeler, 1988. mikrobiologi dasas, Jakarta. Erlangga)
22 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
6. Mikroskop medan-gelap
Medan gelapdigunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu
tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap
berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus
yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari
kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.
(Volk, Wheeler, 1988. Mikrobiologi Dasar.,.Jakarta. Erlangga).
7. Mikroskop Fase kontras
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya : tidak
diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend hidup yang
mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus chaya sehingga pada masing-masing
tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop
fasekontras. Prinsip alat ini sangat rumit.. apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel
hidup yang tidak diwwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nucleus dalam
sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti.
Hubungan ini tidak dapaat ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan
filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi
perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh
mata dngan demikian nucleus (dan unsure lain0 yang sejauh ini tak dapap dilihat menjadi
dpat dilihat (Volk, Wheeler, 1988, Mikrobiologi dasar, Jakarta. Erlangga).
D. Bagian-Bagian Mikroskop
Berikut adalah bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:
LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan
mata pengamat lensa ini berfungsi untuk
membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar
dari lensa objektif.
LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada
objek yang di amati, lensa ini membentuk
bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa
ini di atur oleh revolver untuk menentukan
perbesaran lensa objektif.
TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan
menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
23 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung
mikroskop secara cepat.
MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya.
REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor
ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang
terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya
yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin
cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat
putar dan di naik turunkan.
MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak
mudah bergeser.
LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
E. Cara Menggunakan Mikroskop
Adapun cara menggunakan/mengoperasikan mikroskop untuk mendapatkan hasil
maksimum antara lain sebagai berikut:
1) Nyalakan sumber cahaya dan letakan kira-kira 25 cm dari mikroskop.
2) Gunakan knob fokus kondesor ke atas sejauh mungkin. Bukalah diagfragma kondesor
secara penuh.
3) Arahkan cahaya ke sisi datar cermin dan atur cahaya ketengah-tenga slide, sehingga
unjung lensa kondesur bersinar terang. Bila menggunakan mikroskop listrik maka
hidupkan stop kontak lampu kondesor.
4) Letakan slide/kaca objek pada meja (satage) agar sinar dapat melewati spesimen.
5) Gunakan sebuah lensa objektif berdaya rendah (4x). Perlu diperhatikan bahwa dalam
mengganti lensa objek harus terdapat bunyi klik (lensa objek yang dipilih siap
digunakan). Dengan hati-hati memutar knob pengatur kasar, sehingga objek hampir
menyentuh slide/kaca objek. Kemudian sambil melihat dari okuler, tingkatkan jarak antara
24 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
lensa objek dengan kaca penutup objek hingga objek terfokus. Teknik ini berfungsi untuk
menghindari pecahnya slide dan objektif.
6) Letakan ujung pensil dengan posisi berlawanan (ujung pensil menghadap lampu)
ditengah-tengah sinar bola lampu. Sambil melihat okuler, fokuskan kondesor dengan
menggunakan knobnya sampai ujung pensil terlihat bersama-sama denagn spesimen.
Teknik ini akan menghasilkan resolusi optimum. Apabila menggunakan sumber cahaya
matahari, maka ujung pensil sebaiknya ditempatkan di atas permukaan cermin.
7) Bila diperlukan, ganti lensa okuler sambil melihat tabung kondesor untuk mengatur
diafragma sampai kira-kira 2/3 tabung terbuka. (langkah 6 dan 7seharusnya di ulang setiap
kali objektif dengan kekuatan berbeda digunakan dan jangan mengatur pengatur kasar
setelah pergantian lensa objektif dengan kekuatan yang lebih besar. Untuk mengatur
fokus, cukup menggerakan knob pengatur halus.
F. Membuat Sediaan Mikroskopis/Preparat
Sediaan mikroskopis/preparat dapat diperoleh dengan menggunakan mikrotom. Untuk
mengamati sel tumbuhan maupun sel hewan, maka pemanfaatan mikrotom merupakan
peralatan yang paling tepat untuk digunakan meskipun pemanfaatannya membutuhkan zat
kimia dan persiapan yang lebih lama.
Peralatan sederhana yang tidak membutuhkan banyak biaya adalah silet dengan merek
goal atau london dapat digunakan untuk mendapatkan irisan yang tipis. Pemotongan dapat
dilakukan dengan cara tranversal, longitudinal maupaun radial. Hasil pemotongan diletakkan
di atas kaca objek yang telah deberikan dengan setetes air atau pewarna, kemudian ditutup
dengan kaca penutup dan diamati dibaah mikroskop. Untuk melihat mikroorganisme yang
motil (bergerak), maka dapat dibuat preparat tetes gantung dengan menggunakan kaca objek
dengan cekungan di tengah. Sampel (setetes air) ditempatkan di tengah kaca penutup yang
sebelumnya telah diberikan vaselin pada keempat sisinya. Selanjutnya dengan hati-hati
menempelkan kaca objek di atas kaca penutup sampai melekat erat pada kaca objek hingga
kaca penutup berada di atas kaca objek. Untuk melihat alat gerak atau morfologi
mikroorganisme, maka dapat diletakan serat-serat kapas pada cekungan kaca objek untuk
menghalangi gerakan mikroorganisme yang bersangkutan.
25 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
MODUL V
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM (PERALATAN GELAS, PLASTIK,
LOGAM DLL) DAN BAHAN KIMIA
A. Alat-Alat Laboratorium
Alat laboratorium merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium
yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Alat-alat laboratorium biasanya terbuat dari gelas,
pastik, logam, karet, kertas dan bahkan terdapat gabungan dari beberapa bahan. Contoh alat
laboratorium Biologi misalnya: pembakar spiritus, thermometer, tabung reaksi, gelas ukur
jangka sorong dan lain sebagainya. Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam
praktikum merupakan alat bantu laboratorium, seperti pemadam kebakaran dan kotak
Pertolongan Pertama. Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus
mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan
dalam laboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang digunakan pada
Praktikum IPA Biologi, diantaranya:
26 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
27 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
28 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
29 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
30 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
31 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau
mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus
dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus
dikelompokkan dengan statif atau klem tiga jari karena ketiganya memiliki bahan dasar yang
sama yaitu logam, sedangkan gelas kimia dikelompokkan dengan labu erlenmeyer dan labu
dasar rata karena bahan dasarnya gelas. Belumlah cukup hanya dengan memperhatikan bahan
dasar dari alat, namun penyimpanan alat yang memiliki bahan dasar yang sama harus ditata
kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem tiga jari adalah menggunakan lemari
rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda dengan tahap rak klem tiga jari, akan
tetapi kedua tahap rak harus berdekatan.
Dengan memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat dari logam
umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari gelas atau plastik. Oleh
karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga diperhatikan.
Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih tinggi,agar mudah diambil
dan disimpan kembali.
B. Bahan Kimia
Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan.
Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia dapat menimbulkan resiko bahaya
cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan
pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Hal umum
yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya
meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan
(labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary
containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi
resiko bahaya (hazard information).
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah tepat,
kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian. Pengurutan
secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat
fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya. Bahan kimia yang tidak boleh
disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder
yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya
lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia. Banyak bahan kimia yang
memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus
didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzene memiliki sifat
32 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada
timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet
tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic. Berikut
ini merupakan panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan
dengan penyimpanannya:
Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang jelas. Label wadah
harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai. Alangkah
baiknya jika tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan tersebut diberi label
dengan warna berbeda. Misalnya warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan
oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang
bahayanya rendah. label bahan flammable label bahan oksidator label bahan toksik label
bahan korosif label bahan dengan tingkat bahaya rendah Di samping pemberian label pada
lokasi penyimpanan, pelabelan pada botol reagen jauh lebih penting. Informasi yang
harusdicantumkan pada botol reagen diantaranya:
33 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Di samping pemberian label pada lokasi penyimpanan, pelabelan pada botol reagen
jauh lebih penting. Informasi yang harus dicantumkan pada botol reagen diantaranya : Nama
kimia dan rumusnya, konsentrasi, Tanggal penerimaan, Tanggal pembuatan, Nama orang
yang membuat reagen, Lama hidup, Tingkat bahaya, Klasifikasi lokasi penyimpanan, Nama
dan alamat pabrik, Sebaiknya bahan kimia ditempatkan pada fasilitas penyimpanan secara
tertutup seperti dalam cabinet, loker, dsb. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh
dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan
harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Pada
penataan bahan kimiapun diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masing-
masing bahan kimia tersebut. Spesifikasi bahan kimia akan dijumpai pada buku katalog
bahan.
Pengenalan Simbol Bahaya (Hazard Symbol)
a. Harmful (Berbahaya)
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir,
mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti
ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.
b. Toxic (beracun)
Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan
kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau
atau debu, atau penyerapan melalui kulit.
c. Corrosive (korosif)
Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-
gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai
terpercik pada Mata.
d. Flammable (Mudah terbakar)
Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air
atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar
(seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api
bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api.
e. Explosive (mudah meledak)
Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api,
guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif
pada kontak (singgungan dengan logam/metal).
34 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
f. Oxidator (Pengoksidasi)
Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan
panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor) api
listrik, dan lain-lain.
Kecelakaan bisa saja terjadi di laboratorium. Beberapa jenis kecelakaan yang sering
terjadi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti:
35 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
MODUL 6
PENGAWETAN
A. Pengertian Pengawetan Dan Sejarah Singkatnya
Pengawetan berasal dari kata “awet” yang artinya tahan lama. Jadi pengawetan
merupakan proses/cara/perbuatan yang menjadikan sesuatu menjadi tahan lama. Pengawetan
dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Secara alamiah, pengawetan terjadi sejak berjuta
tahun yang lalu. Organisme awetan tertua ditemukan di Afrika (1977) dari fosil Cyanobakteri
yang telah ditemukan pada batu-batuan yang berumur sekitar 3,4 milyar tahun yang silam.
Rangka dinosaurus dari zaman Jurassik sekitar 185 juta tahun yang lalu, amoth (sejenis
gajah) berumur 2000 tahun ditemukan didalam es Siberia. Penemuan sensasional pada tahun
1991 adalah awetan tubuh manusia lengkap di daerah es antara Australia dan Italia. Hasil
analisis dengan isotop karbon 14 dalam daging, pakian dan alat yang dibawah, manusia
tersebut umurnyaberkisar antara 5300 dan 5350 tahun. Awetan manusia ini sekarang di
simpan di dalam ruang dingin di Austria.
Pengawetan terhadap manusia sudah diketahui pula sejak lama, dimana kebiasaan
orang mesir sejak ratusan tahun silam yang mengawetkan sanak keluarga yang telah
meninggal yang dikenal dengan istilah “Mumi”. Robert Boyle (1627-1691) menemukan
anggur sebagai bahan pengawet. Frederick Ruysch (1638-1731) mengawetkan seluruh tubuh
dari laksamana Sir William Berkely dengan alkohol. Agust Wilheln menemukan gas
formaldehida yang dapat mengawetkan spesimen Biologi.
B. Tujuan Pengawetan
Pada hakikatnya pengawetan bertujuan untuk mengabadikan spesimen dalam bentuk
alamiahnya tanpa kehilangan karakter, wrna, tanda atau ukuran. Kenyataan menunjukkan
bahwa untuk mendapatkan spesimen awetan yang lengkap dan ideal sangatlah sulit.
Pengawetan sangat penting dilakuakan karena: (1) koleksi awetan dapat digunakan
sebagai pembanding untuk taksonomi dan identifikasi suatu spesies baru, (2) koleksi awetan
dapat digunakan untuk klasifikasi spesies yang telah diketahui ke dalam suatu takson, (3)
Spesimen awetan merupakan sumber belajar yang sangat baik, (4) Spesimen awetan dapat
membangkitkan minat untuk menekuni Biologi.
36 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
C. Metode Pengawetan
1) Taksidermi
Taksidermi biasanya digunakan untuk mengawetkan hewan-hewan vertebrata besar dalam
posisi alaminya. Kulit hewan dilepas dan diawetkan (dikeringkan). Dagingnya dibuang
dan kerangkanya dibersihkan dan dipakai sebagai fondasi untuk membentuk tubuh. Tubuh
tiruan dapat juga dibuat dari tanah liat atau atau plastik yang kaku. Kemudian kulit hewan
direkatkan pada tubuh tiruan. Dengan pertolongan foto, kita dapat membuat replikasi dari
hewan pada saat hidunya.
2) Embalming (Pembalsaman)
Digunakan jika struktur internal sangat diperlukan. Pembalsaman meliputi pengawetan
dan desinfeksi suatu tubuh yang telah mati hingga jaringan tubuh tidak terdekomposisi
(terurai) bakteri. Embalming dapat dilakukan dengan menyuntikan bahan pengawet
kedalam roga perut dan dada atau melalui pembuluh darah. Metode ini sering dilakukan
mahasiswa kedokteran untuk studi pembedahan.
3) Pembuatan Kerangka
Digunakan untuk hewan-hewan invertebrata dan hewan vertebrata yang kecil. Seluruh
bagian hewan direndam dalam bahan pengawet. Metode ini biasanya digunakan untuk
studi pembedahan.
4) Pengeringan Dengan Pendingin
Merupakan pengawetan Modern yang dikembangkan sejak tahun 1960-an. Hewan-hewan
yang diawetkan ditempatkan dalam pengering dengan pendingin dan dilakuakn pompa
vakum. Dibawah kondisi ini air dan es akan tersublimasi menjadi uap air. Spesimen tidak
akan rusak selama proses pengeringan dan tidak menyusut.
5) Penanaman Dalam Plastik (Plastic Embedding)
Merupakan metode pengawetan modern yang lebih cocok digunakan untuk spesimen
berukuran kecil. Spesimen ditanam dalam blok plastik yang padat dan jernih.
6) Pengawetan Kering
Pengawetan ini sering digunakan untuk hewan-hewan yang memiliki eksoskleton dan
kaku untuk tanaman. Spesimen dikeringkan dan pada saat yang sama terjadi fiksasi pada
posisi yang tepat dan diperagakan dalam keadaan kering.
Cara Pembuatan Awetan Kering (Membuat Herbarium):
Awetan kering tumbuhan disebut herbarium, alat dan bahan yang digunakan yaitu:
1) karton/duplek, 2) kertas Koran, 3) sasak dari bambu/tripleks, 4) sampel tanaman,
5) alat tulis.
37 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
Cara pembuat herbarium yaitu sebagai berikut:
a) Jika memungkinkan, kumpulkan tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun
dan bunga. Tubuhan berukuran kecil dapat diambil seluruhnya secara lengkap.
Tumbuhan berukuran besar cukup diambil sebagian saja, terutama ranting, daun, dan
jika ada, bunganya.
b) Semprotlah dengan alcohol 70% untuk mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur.
c) Sediakan beberapa kertas Koran ukuran misalnya 32× 48 cm.
d) Atur dan letakkan bagian tumbuhan diatas Koran. Daun hendaknya menghadap ke atas
dan sebagian menghadap ke bawah terhadap kertas Koran tersebut. Agar posisinya
baik,dapat dibantu dengan mengikat tangkai/ranting dengan benang yang dijahitkan ke
kertas membentuk ikatan.
e) Tutup lagi dengan Koran. Deikian seterusnya hingga kalian dapat membuat beberapa
lembar.
f) Terakhir tutup lagi dengan Koran, lalu jepit kuat-kuat dengan kayu/bamboo, ikat
dengan tali. Hasil ini disebut specimen.
g) Simpan selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab.
h) Jika telah kering, ambil specimen tumbuhan dan tempelkan di atas kertas karton
ukuran32 × 48 cm. Caranya harus pelan-pelan dan hati-hati. Bagian-bagian tertentu
dapat diisolasi agar dapat melekat pada kertas herbarium.
i) Buatlah tabel yang memuat: nama kolektor, nomor koleksi (jika banyak), tanggal,nama
specimen (ilmiah, daerah), nama suku/famili dan catatan khusus tentang bunga, buah
atau ciri lainnya.
j) Tutup/masukan herbarium kedalam bingakai. Jika disimpan, tumpukan herbarium harus
diberi kapur barus (kamfer)
Cara Pembuatan Awetan Kering (Membuat Insektarium)
Insectarium adalah sampel jenis serangga hidup yang ada di kebun binatang, atau
museum atau pameran tinggal serangga. Insectariums sering menampilkan berbagai jenis
serangga dan arthropoda yang mirip, seperti laba-laba, kumbang, kecoa, semut, lebah, kaki
seribu, kelabang, jangkrik, belalang, serangga tongkat, kalajengking dan Belalang sembah
alat2 dan bahan2nya mungkin belum tercantum, tetapi mungkin ini sangat membantu.
a) Tangkaplah serangga dengan menggunakan jaring serangga. Hati-hati terhadap
serangga yang berbahaya.
b) Matikan serangga dengan jalan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang telah
diberi kapas yang dibasahi kloroform.
38 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
c) Serangga yang sudah mati dimasukkan ke dalam kantong atau stoples tersendiri. Kupu2
dan capung dimasukkan ke dalam amplop dengan hati2 agar sayapnya tidak patah.
d) Suntiklah badan bagian belakang serangga dengan formalin 5%. Sapulah (dengan
kuas) bagian tubuh luar dengan formalin 5%.
e) Sebelum mengering, tusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul.
f) Pengeringan cukup dilakukan di dalam ruangan pada suhu kamar. Tancapkan jarum
pentul pada plastik atau karet busa.
g) Untuk belalang, rentangkan salah satu sayap ke arah luar. Untuk kupu-kupu, sayapnya
direntangkan pada papan perentang atau kertas tebal sehingga tampak indah. Begitu
juga capung.
h) Setelah kering, serangga dimasukkan ke dalam kotak insektarium (dari karton atau
kayu). Di dalamnya juga dimasukkan kapur barus (kamper).
i) Beri label (di sisi luar kotak) yang memuat catatan khusus lainnya.
7) Pengawetan Basah
Metode ini paling umum, praktis dan modern. Pengawetan basah dapat dipakai untuk
pengawetan permanen dan dapat dibuka untuk praktikum.
Cara Pembuatan Awetan Basah
Awetan basah pada tumbuhan
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat media pembelajaran berupa awetan
basah tumbuhan lumut.
a) Bersihkan kotoran dan tanah dari tumbuhan lumut yang ingin diawetkan.
b) Siapkan larutan fiksatif dengan komposisi: (1) asam asetat glasial sebanyak 5 ml; (2)
formalin sebanyak 10 ml; (3) etil alkohol sebanyak 50 ml. Selanjutnya untuk
mempertahankan warna hijau lumut, dapat pula ditambahkan ke dalam larutan fiksatif
tadi larutan tembaga sulfat dengan komposisi: (1) tembaga sulfat 0,2 gram; dan (2)
aquades sebanyak 35 ml.
c) Matikan lumut dengan merendamnya ke dalam larutan fiksatif yang telah ditambahkan
larutan tembaga sulfat tadi. Biasanya diperlukan 48 jam perendaman.
d) Siapkan tempat berupa botol penyimpanan yang bersih, kemudian isi dengan alkohol
70% sebagai pengawetnya.
e) Masukkan lumut yang telah siap tadi dalam botol penyimpanan, atur posisinya
sehingga mudah diamati.
f) Buatkan label berupa nama spesies lumut tanpa mengganggu pengamatan.
39 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |
g) Awetan basah tumbuhan lumut siap digunakan. Secara berkala atau bila perlu,
misalnya larutan menjadi keruh atau berkurang, gantilah dengan larutan pengawet
yang baru secara hati-hati.
Awetan basah pada hewan
Berikut ini langkah-langkah membuat awetan basah.
a. Siapkan spesimen yang akan diawetkan.
b. Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan.
c. Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah
diencerkan.
d. Tutup rapat botol dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut dan
familinya.
40 BAHAN AJAR PENGETAHUAN LABORATORIUM |