45
BUKU PEDOMAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT (KONSEPDASAR DAN PRTNSTP) DEPABTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTOBAT JENDERAL PEI.AYANAN MEDIK OIREKTORAT RUMAH SAKITKHUSUS DANSWASTA 1994

Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

  • Upload
    dedel

  • View
    4.150

  • Download
    14

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

BUKU PEDOMAN

UPAYA PENINGKATAN MUTUPELAYANAN RUMAH SAKIT

(KONSEP DASAR DAN PRTNSTP)

DEPABTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTOBAT JENDERAL PEI.AYANAN M EDIK

OIREKTORAT RUMAH SAKIT KHUSUS DAN SWASTA

1994

Page 2: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

KATA PENGANTAR

Memasuki pelaksanaan PelitaVlyang merupakan awal Pem-bangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (PJPT ll), salah satuprakondisi yang harus dipenuhi adalah meningkatkan mutu pe-layanan, termasuk mutu pelayanan di Rumah Sakit agarpengelolaan Rumah Sakit menjadi lebih efektif dan efisien.

Buku pedoman ini disusun agar ada kesamaan pengertiantentang mutu, konsep dasar dan prinsip Upaya Peningkatan MutuPelayanan Ruah Sakit. Diuraikan tahap-tahap implementasiQuality Assurance, teknik dan implementasi Gugus Kendali Mutuserta langkah-langkah proses pemecahan masalah, yang dapatdipergunakan oleh pimpinan dan pelaksana rumah sakit sebagaiacuan dalam melaksanakan Upaya Peningkdan Mutu PelayananRumah Sakit disesuaikan dengan situasi dan kondisiyang ada.

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekuranganpada buku pedoman ini, oleh karenanya saran dan kritik gunapenyempurnaan buku ini sangat kamiharapkan.

Jakarta, 12 April 1994

DIREKTORAT PELAYANAN MEDIKKepala Khusus & Swasta

Dr. Soemaria Aniroen, MHANlP. 140028924

Page 3: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

KATA SAMBUTAN

Dalam Pembangunan Jangka Paniang Pertama (PJPT l)yang berakhii pada Pembangunan Lima Tahun Kelima, bangsalndonesia telah berhasil menciptakan kerangka landasan vangcukup mantap, termasuk di bidang kesehatan sehingga bangsalndonesia dapat memasuki proses tinggal landas pada Pelita keenam.

Pembangunan kesehatan telah berhasil meningkatkanpelayanan kesehatan secara lebih merata, namun peningkatanmutu baik mutu pelayanan kesehatan itu sendiri maupun mutusumberdaya manusia masih perlu senantiasa diupayakan denganiebih mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan danteknologi kedokteran.

Dengan semakin meningkatnya pendidikan dan status sosialekonomi, masyarakat cenderung menuntut pelayanan kesehat-anyang lebih baik dan lebih bermutu. Rumah Sakit sebagai salahsatu sarana kesehatan dituntut untuk senantiasa memberi pe-layanan yang baik dengan petugas yang ramah.

Oleh karenanya saya menyambut baik prakarsa DirektoratRumah Sakit Khusus dan Swasta untuk menerbitkan Buku Pe-doman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Denganharapan buku ini dapat menjadi acuan baEi manajemen RumahSakit untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yangpada gilirannya dapat meningkatkan mutu pelayanan di RumahSakit.

l l l

Page 4: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasihkepada semua pihak yang telah memberi masukan dan mem-bantu penyusunan buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pe-layanan rumah sakit ini.

Jakarta, April 1994DIREKTUR JENDERAL PEI-AYANAN MED

Dr. H. Soejoga, MPHNlP. 140024148

IIIttI

I

iv

Page 5: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

DAFTAR ISI :

Kata Pengantar

Kata Sambutan

Daftar isi

BAB. I. PENDAHULUANA. Latar belakangB. Dasar-dasar Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan-

Rumah Saki t . . . . . . . . . ,C. Tujuan

1. Tujuan umum2. Tujuan khusus

BAB. I I .

BAB. i l | .

SEJARAH PERKEMBANGAN UPAYA PENINGKAT-AN MUTU PELAYANAN

KONSEP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT

Mutu Pelayanan Rumah Sakit1. Pengertian mutu2. Definisi mutu pelayanan rumah sakit. . . . . . . . . . . . . . . . . .3. Pihak yang berkepentingan dengan mutu.... . . . .-.4. Dimensi mutu. . . . . . . . . .

5. Mutq terkait dengan Struktur, Proses dan Outcome.. . . . . . . . . . . .

Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sa-ki t . . . . . . . . . . . . .'l. Definisi Upaya peningkatan mutu pelayanan ru-

mah sakit..

Hal

i

i i i

1

1

A.

2333

8

I

8

I

9

B.10

11

Page 6: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

2. Tujuan upaya peningkatan mutu pelayanan rumahsaki t . . . . . . . . . . 11

3. Sasaran 114. Strategi 125. Metode pendekatan . . . . . . . . . . . . . 12

BAts IV. PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU PE-LAYANAN 15

A. Aspek Yang Dipi l ih Untuk Dit ingkatkan.... . . . . . . . . . . . . . . . . 15

B. lndikator Yang Dipilih 16

C. Kriteria Yang Digunakan ... . . . . . . . 16

D. Standar Yang Digunakan ... . . . . . . . 16

BAB. V. PETAKSANAAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PE-I.SYANAN

A. Pembentukan Wadah 17

1. Struktural . . . . . . . . . . . . . . . 17

2. Fungsional . . . . . . . . . . . . . 17

3. Kegiatan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 173.1. Di Tingkat Pusat 17

3.2. Di Rumah Saki t . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . '19

BA8. Vr. PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . 20

Lampiran.

1. Pengertian-pengertian2. Langkah-langkah dalam melaksanakan budit medik3. Sembilan kegiatan pada tahap implementasi QA4. Teknik dan implementasiGKM di rumah sakit5. Delapan langkah proses pemecahan masalah6. Enam belas langkah proses pemecahan masalah7. Tujuh perangkat pemecahan masalah GKM8. Proses Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Mutu pada CQI

vi

17

i

1I

I!

II

Ib

Page 7: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

BAB. IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuanuntuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewuiudkan de-rajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur ke-sejahteraan umum dari Tujuan Nasional. Untuk itu perlu ditingkatkanupaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepa-da masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang teriangkau.

Dengan berakhirnya Pembangunan Jangka Panjang Tahap Perta-ma dan dimulainya Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, sa-lah satu prakondisi yang harus dipenuhi adalah meningkatnya mutupelayanan sesuai dengan kebutuhan yang nyata. Peningkatan mutupelayanan merupakan prioritas utama disemua rumah sakit. Sejak Pe-lita I sampai sekarang Departemen Kesehatan, telah melaksanakanupaya peningkatan mutu pelayanan secara bertahap. Upaya tersebutdilaksanakan melalui pembangunan sarana, prasarana, pengadaanperalatan dan ketenagaan serta perangkat lunak lainnya, seialan de-ngan pembangunan rumah sakit pada umumnya. Namun demikian,disadari pula masih banyak kendala yang dihadapi, terutama yangberkaitan dengan standar kebutuhan dan tuntutan sistem pelayananyang masih belum selaras dengan perkembangan iptek kedokteranyang semakin pesat dimana pelayanan spesialistik dan sub spsialis-tik cenderung semakin berkembang.

Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaansosial ekonomimasyarakat maka sistem nilaidan orientasidalam ma-syarakatpun mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntutpelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih berrnutu ter-masuk pula pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnyatun-tutan masyarakat akah mutu pelayanan tadi maka fungsi pelayanankesehatan termasuk pelayanan dalarn rumah sakit secara bertahapperlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien sertamemberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat.Namun dalam pelaksanaannya bukanlah hal yang mudah. Kendalayang dirasakan saat iniadalah masih belum adanya kesamaan penger-tian dasar tentang mutu, konsep dan prinsip demikian pula cara-cara

Page 8: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

penerapannya. Disamping itu masih sering terjadi kesimpangsiuranantara upaya peningkatan mutu dan upaya menjaga mutu, walaupunsebetulnya kegiatannya sama. Perbedaannya adalah pada upaya pe-ningkatan mutu, agar tidak terdapat kekurangan-kekurangan dalammutu atau agar hasilnya baik maka sebelum jasa diberikan sudah dilaksanakan perbaikan-perbaikan. Sedangkan pada upaya menjagamutu setelah selesai kegiatannya baru dikcntrol hasilnya. Oleh karenaitu Departemen Kesehatan cenderung menggunakan istilah "upayapeningkatan mutu kesehatan" yang mencakup kedua pengertian tadi.

Berdasarkan haldiatas, maka agar 0paya peningkatan mutu pelaya-nan rumah sakit dapat sepertiyang diharapkan maka dirasa perlu di-susun buku pedoman upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.Buku pedoman yang merupakan konsep dan prinsip peningkatan mutupelayanan rumah sakit ini, diharapkan dapat sebagaiacuan bagi parapengelola rumah sakit dalam melaksanakan upaya peningkatan mutupelayanan rumah sakit-nya. Walaupun dalam implementasinya sangattergantung dengan situasi dan kondisidari masing-masing-rumah sa-kit.

Dalam buku pedoman iniakan diuraikan tentang dasar-dasar upa-ya peningkatan mutu, perkembangan upaya peningkatan mutu, konsepdan prinsip, beberapa pendekatan upaya peningkatan mutu pelayan-an, langkah-langkah pelaksanaan dan dilengkapi dengan lampiran-lampi-ran. Sedangkan instrumen penilaian akan disusun dalanr buku tersen-dir i .

B. DASAR.DASAR UPAYA PENINGKATAN IIUTU PEI.AYANANRUTAH SAKIT.

1. Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993 disebutkanbahwa pengelolaan kesehatan yang terpadu perlu lebih dikembang-kan agar dapat lebih mendorong peran serta masyarakat, termasukdunia usaha dalam pembangunan kesehatan. Kualitas pelayanankesehatan ditingkatkan dan jangkauan serta kemampuan diperluasagar masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, dapat me-nikmati pelayapan yang berkualitas dengan terus memperhatikankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran secara se-rasi dan bertanggung jawab.

2. Pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) disebutkan bahwa dalamwaktu dekat harus ditetapkan cara-cara akreditasi petayanan ru-mah sakit, sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap mutu dan

2!i!

-&

Page 9: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

jangkauan pelayanan rumah sakit secara berkala, yang dapat digu-nakan untuk menetapkan kebijaksanaan pengembangan atau pe-ningkatan mutu rumah sakit. Selanjutnya SKN menyatakan bahwa:Upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh, terpadu, serta dapatditerinra dan dapat.dijangkau oleh masyarakat luas. Untuk itu perludigunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologitepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah danmasyarakat luas tanpa mengorbankan mutu pelayanan kepada pe-rorangan.

3. Tuluan program kesehatan rujukan dan rumah sakit RepelitaVl : Pe-ningkatan kemampuan sarana kesehatan rujukan dan rumah sakituntuk mendukung pelayanan kesehatan masyarakat melalui peni-ngkatan pemanfaatan sarana dengan memberikan pelayanan yanglebih luas, bermutu dan efisien.

4. Sarasehan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit padatangal 30 Juli 1 991, dimana dalam sarasehan tersebut telah ditetapkanlangkah-langkah sebagai berikut :

. Tahap pertama : disusun Konsep dasar dan Prinsip Upaya pening-katan Mutu Pelayanan Rumah Sakit.

. Tahap kedua : disusun 'detail plan" dan buku pedoman.

. Tahap ketiga : mulaidiimplementasikan ke rumah sakit.

C. TUJUAN

1. TUJUAN UUUIIAgar buku pedoman yang merupakan konsep dasar dan prinsipupaya peningkatan mutu pelayanan ini, dapat dipergunakan olehsemua pimpinan dan pelaksana rumah sakit sebagai acuan dalammelaksanakan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit.

2. TUJUAN KHUSUS1 . Tercapainya satu pengertian tentang Upaya Peningkatan Mutu Pe-

layanan Rumah Sakit.2. Mengetahuikonsep dasar dan prinsip upaya peningkatan mutu pe-

layanan rumah sakit.3. Mengetahui cara-cara alau langkah-langkah dalam melaksanakan

Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit.

Page 10: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

BAB.

SEJARAH PERKEi'BANGAN

t lUPAYA PENINGKATANBUIIAH SAKITIIUTU PELAYANAN

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebenarnya bukan-lah hal yang baru. Pada tahun (1820-1910) Florence Nightingale seo-rang perawat dati lnggris menekankan pada aspek-aspek keperawat-an pada peningkatan mutu pelayanan. Salah satu ajarannya yang ter-kenalsampai sekarang adalah "hospital should do the patient no harm",rumah sakit jangan sampai merugikan atau mencelakakan pasien.

DiAmerika Serikat, upaya peningkatan mutu pelayanan medik Cimulaioleh ahli bedah Dr. E.A Codman dari Boston dalam tahun 1917. Dr. E.ACodman dan beberapa ahli bedah lain kecewa dengan hasil operasiyang seringkali buruk, karena seringnya terjadi penyulit. Mereka ber-kesimpulan bahwa penyulil itu teriadikarena kondisiyang tidak meme-nuhi syarat di rumah sakil. Untuk itu perlu ada penilaian dan penyem-purnaan tentang segala sesuatu yang terkait dengan pembedahan. lniadalah upaya pertama yang berusaha mengidentifikasikan masalahklinis, dan kemudian mencari ialan keluarnya.

(elaniutan dari upaya ini. pada tahun 1918 The American Gollegeof Surgeons (ACS) menyusun suatu Hospital Standardization Pro-gramme. Program standarisasi adalah upaya pertama yang terorganisasidengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan. Program initernyata sa-ngat berhasil meningkatkan mutu pelayanan sehingga banyak rumahsakit tertarik untuk ikut serta. Dengan berkembangnya ilmu dan tekno-logi maka spesialisasi ilmu kedokteran diluar bedah cepat berkem'bang. Oleh karena itu program standarisasiperlu diperluas agar dapatmencakup disiplin lain secara umum.

Pada tahun 1951 American College of Surgeon, American Collegeof Physicians, American Hospital Association, American Medical Asso-ciation dan Ganadian Medical Association bekeria sama membentuksuatu Joint Commission on Accreditation of Hospital (JCAH), suatu ba-dan gabungan untuk menilai dan mengakreditasi rumah sakit.

Pada akhir tahun 1960 JCAH tidak lagi hanya menentukan syarat mi-nimal dan essensial untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang adadi rumah sakit, namun telah memacu rumah sakit agar memberikanmutu pelayanan yang setinggi-tingginya sesuai dengan sumber daya

4

II

.A

Page 11: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

yang ada. Untuk memenuhituntutan yang baru iniantaratahun 1953-1965standar akreditasi direvisi enam kali, selanjutnya beberapa tahun se-kalidiadakan revisi.

Atas keberhasilanJCAH dalam meningkatkan mutu pelayanan, Pe-merintah Federal memberi pengakuan teilinggi dalam mengundangkan'Medicare Acf. Undang-undang ini mengabsahkan akreditasi ru-mah sakit menurut standar yang ditentukan oleh JCAH. Seiak saat iturumah sakit yang tidak di akreditasi oleh JCAH tidak dapat ikut programasuransi ksehatan pemerintah federal (medicare), padahal asuransidiAmerika sangat menentukan utilisasi rumah sakit karena hanya 9,-3% biaya rumah sakit berasaldaripembayaran langsung oleh pasien.

Seiak tahun 1 979 JCAI-I mem buat standar tambahan, yaitu agar da-pat lulus akreditasi suatu rumah sakit harus juga mempunyai programpengendalian mutu yang dilaksanakan dengan baik.

Di Australia, Australian Council on Hospital Standards (ACHS) didi-rikan dengan susah payah pada tahun 1 971 , namun sampai tahun 1 981badan ini baru berhasil beroperasidalam 3 Negara bagian. Tetapi lam-bat laun ACHS dapat diterima kehadirannnya dan diakui manfaatnyadalam upaya peningkatan mutu pelayanan sehingga sekarang kegi-atan ACHS telah mencakup semua negara bagian. Pelaksanaan pening-katan mutu diAustralia pada dasarnya hampir sama dengan diAme-rika.

1

Di Eropa barat perhatian terhadap peningkatan mutu pelayanan sa-ngat tinggi, namun masalah itu tetap merupakan hal baru dengan kon-sepsi yang masih agak kabur bagi kebanyakan tenaga profesi kese-hatan. Sedangkan pendekdan sscara Amerika sukar diterapkan ka-rena perbedaan sistem kesehatan di masing-masing negara di Eropa.l(arena itu kantor Regional WHO untuk Eropa pada awal tahun 198O-an mengarnbil inisiatif untuk membantu negara-negara Eropamengembangkan pendekatan peningkatan mutu pelayanan disesuai-kan dengan sistem pelayanan kesehatan masing-masing.

Pada tahunl982-kantor regional tersebut telah menerbitkan bukutentang upaya meningkatkan mutu dan penyelenggaraan simposium diUtrecht, negeri Belanda tentang metodologi peningkatan mutu pela-yanan.

Dalam bulan Mei 1983 di Barcelona, Spanyolsuatu kelompok kerlayang dibentuk oleh WHOtelah mengadakan pertemuan untuk mempe-laiaripeningkatan mutu khusus untuk Eropa, hasilrekomendasi kelom-

Page 12: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

pok keria sebagai berikut:. mengapa upaya peningkatan mutu dibutuhkan.. apatujuannya.. bagaimana sebaiknya upaya peningkatan mutu dilaksanakan pada

tingkat nasional atau lokal.. apa saia kegiatan yang seyogyanya dilakukan dalam program nasi-

onal.. bagaimana mutu pelayanan dapat ditingkatkan, iika ternyata me-

mang ditemukan adanya kelemahan-kelemahan.Walaupun secara regional WHOtelah melakukan berbagai upaya,

namun padasimpcium peningkatan mutu pada bulan Mei 1989terda-pat kesan bahwa secara nasional upaya peningkatan mutu dib€rbagainegara Eropa Barat masih pada perkembangan awal.

Di Asia, negara pertama yang sudah mempunyai program pening-katan mutu dan akreditasi rumah sakit secara nasional adalah Ta'rwan.Negara ini banyak menerapkan metodologi dari Amerika. SedangkanMalaysia rnengembangkan peningkatan mutu pelayanan dengan ban-tuan konsultan ahli dari Negeri Belanda.

Di Indonesia langkah awal yang sangat menciasar dan terarah yangtelah dilakukan Departemen Kesehatan dalam rangka upaya pening-katan mutu yaitu penetapan kelias rumah sakit pemerintah melaluiSurat Keputusan Menteri Kesehatan No. OA3/Birhupl1972. Secaraumum telah ditetapkan beberapa kriteria untuk tiap kekas rumah sakitA,B,C dan D- Kriteria ini kemudbn berkembang menjadi standar-stan-dar. Kemudian daritahun ke tahun disusun berbagai standar baik me-nyangkut pelayanan, ketenagaan, sarana dan prasarana untuk ma-sing-masing kelas rumah sakit. Disamping standar, Departemen Kese-hatan juga mengeluarkan berbagai @oman (guillance) dalam rangkameningkatkan penampilan pelayanan rumah sakit.

Untuk rumah sakit swasta telah keluar Keputusan Menteri Kese-hatan Nomor 8o6b/Menkes/Sl(D(ll87 dimana sebin menetapkan kelasrumah sakit, juga dilengkapi dengan standar berdasarkan kemampuanpelayanan.

Seiak tahun 1984 Departemen Kesehatan telah mengembangkanberbagai indikator untuk mengukur dan men$evaluasi penampilan(perbrmance) rumah sakit pemerintah kelas C dan rumah sakit swastasetara yaitu dalam rangka Hari Keehatan Nasional. lndikator ini se-

6

Page 13: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

tiap dua tahun ditinjau kembalidan disempurnakan. Evaluasi penam-pilan untuk tahun 1991 telah dilengkapi dengan indikator kebersihandan ketertiban rumah sakit dan yang di evaluasi selain kelas C jugakelas D dan kelas B serta rumah sakit swasta setara. Sedangkan eva-luasi penampitan tahtin 1992 telah dilengkapi pula dengan instrumenmengukur kemampuan pelayanan. Evaluasi penampilan rumah sakitini merupakan langkah awal datiKonsep Continuous Quality lmprove-ment (CQl). Berbeda dengan konsep QA tradisional dimana dalammonitor dan evaluasi dititikberatkan kepada pencapaian standar, ma-ka pada CQI fokus lebih diarahkan kepada penampilan organisasi me-lalui penilaian pemilik, manaiemen, klinik dan pelayanan penunjang.Perbedaan yang sangat mendasar yaitu keterlibatan seluruh karyawan.

Selain itu secara sendiri-sendiri beberapa rumah sakit telah menga-dakan monitoring dan evaluasimutu pelayanan rumah sakitnya. Padatahun 1981 RSGatotSubrototelah melakukan kegiatan penilaian mutuyang berdasarkan atas deraiat kepuasan pasien. Kemudian rumah sa-kit Husada pada tahun 1984 melakukan kegiatan yang sama. Rumahsakit Adi Husada diSurabaya membuat penilaian mutu atas dasar pe-nilaian perilaku dan penampilan keria perawat. Rurnah sakit Dr. Soe-tomo Surabaya menilai mutu melalui penilaian infeksi nosokomial se-bagai salah satu indikator mutu pelayanan. Rumah sakit CiptoMangunkusumo menggunakan upaya penggunaan obat secara rasio-nal. Rumah sakit lslam Jakarta pernah menggunakan pengendalianmutu terpadu C|-OC) dan Gugus Kendali Mutu (Quality ControlGircle =occ).

Beberapa rumah sakit lainnya luga telah mencoba menerapkanGugus Kendali Mutu, walaupun hasilnya belurn ada yang dilaporkan.

Akhir-akhir iniTQG dan QCC secara luas telah digunakan dalam in-dustri manutaktur dan industri jasa di Indonesia. Menurut informasi,kedua kegiatan tersebut menunjukkan hasil yang menggembirakan.Seialan dengan haldiatas maka Departemen Kesehatan telah menga-dakan Pelatihan Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit pada be-berapa rumah sakit dimana manajemen mutu terpadu dan gugus ken-dali mutu menjaditopik utamanya.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran un-tuk meningkatkan mutu sudah cukup meluas walaupun dalam penerap-annya sering ada perbedaan. Perbedaan tersebut terutama disebabkan karena kita sebagai negara berkembang tidak sepenuhnya mengi-kuti fase.fase yang pernah diialanidi negara maju sepertiAmerika.

Page 14: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

BAB. I I I

KONSEP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTUPEI.AYANAN RUMAH SAKIT

Walaupun langkah awal yang mendasar dari upaya peningkatanmutu pelayanan rumah sakit di Indonesia telah dimulai seiak tahun1972, namun pelaksanaannya belum secara efektif dan efisien. Ini disebabkan oleh karena belum ada kesatuan bahasa tentang upaya pe-ningkatan mutu pelayanan, sehingga masing-masing rumah sakit me-ngembangkan sendiri-sendiri upaya peningkatan mutu pelayanannya.

Sehubungan dengan itu, agar upaya peningkatan mutu dapat dilak-sanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuanbahasatentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan. Da-lam membahas konsep dasar ini maka akan dibahas dulu ientang kon-sep mutu baru kemudian dibahas tentang konsep upaya peningkatanmutu.

MUTU pEI-A.IANAN RUITAH SAKIT

Pengertian mutuPengertian mutu beransft6 raQam dan dibawah ini ada beberapapengertian yang secars ssdlssllana melukiskan apa hakekat rnutu.

a. Mutu adalah tingkat kesempuniaan suatu ptoduk atau iasa.b. Mutu adalah expertise, atau keahlia'o dan keterikatan (Commit-

ment) yang seialu dicurahkan pada peleriaan.

c. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam ntelakukan pekerjaan.

Delinisl llutu Pelayanan Rumah SakltAdalah derajat kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit untuk meme-nuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatanyang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan denganmenggunakan potensi sumber daya yang tersedia di Rumah Sakitsecara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman danmemuaskan sesuaidengan norma, etika, hukum dan sosio budayadengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintahdan masyarakat konsumen.

A.

1.

2.

Page 15: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

3. Pihak Yang Berkepentingan Dengan MutuBanyak pihakyang berkepentingan dengan mutu. Pihak-pihak terse-but adalah:

a. konsumenb. provider (pemberi jasa kesehatan)c. pembayar/pihak lll/asuransid, manajemen rumah sakite. karyaivan rumah sakitf. masyarakatg. pemerintahh. ikatan profesi.

Setiap kelompok yang disebut di atas berbeda sudut pandang dankepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multidimen-sional,

4. Dimensi llutuDimensi atau aspeknya adalah:a. keprofesianb. efisiensic. ksamanan pasien

d. kepuasan pasien

e. aspek sosial budaya5. Mutu Terkait Dengan Struktur- Proses dan Outcome

Mutu pelayanan suatu rumah sakit adalah produk akhir dari inter-aksi dan ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen a-tau aspek rumah sakit sebagaisuatu sistem. Aspek-aspek tersebutterdiri dari struktur, proses dan outconre.

Struklur :

Adalah sumberdhya manusia, sumberdaya fisik, sumberdaya keu-angan dan sumberdaya lain-lain pada fasilitas pelayanan keseha-tan. Baik tidaknya struktur dapat diukur dari kewajaran, kuantitas,biaya cian mutu komponen-komponen struktur itu.

Proses :

Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi tain terhadap

Page 16: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

pasien: evaluasi, diagnosa, perawatan, konseling, pengobatan, t in-dakan, penanganan jika terjadi penyulit, follow up. Baik-tidaknyaproses dapat diukur dari relevansinya bagi pasien, efektifitasnyadan mutu proses itu sendiri.Pendekatan proses adalah pendekatan paling langsung terhadapmutu asuhan.

Outeome iAdalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga pro-fesi lain terhadap pasien dalam arti perubahan deraiat kesehatandan kepuasannya serta kepuasan provider. Outcome yang baik se-bagian besar tergantung kepada mutu strukiur dan mutu prosesyang baik. Sebaliknya outcom'e yang buruk adalah kelanjutan struk-tur atau proses yang buruk.

Tinggi rendahnya mutu sangat dipengaruhi oleh :1. Sumber daya rumah sakit, termasuk antara lain tenaga, pembiaya-

an, sarana dan teknologi yang digunakan.2. Interaksi pemanfaatan dari sumber daya rumah sakit yang digerak-

kan melalui proses dan prosedur tertentu sehingga menghasilkanjasa atau pelayanan.

Berhasil tidaknya peningkatan mutu sangat tergantung dari moni-toring faktor-faktor diatas dan juga umpan balik dari hasil-hasilpe-layanan untuk perbaikan lebih laniut terhadap faktor-faktor dalambutir 'l dan 2.Dengan demikian nampak bahwa peningkatan mutu merupakanproses yang komplex yang pada akhirnya menyangkut manajemenrumah sakit secara keseluruhan.

B. UPAYA PENINGKATAN IIUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT

upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan ke-seluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif me-manlau dan menilai mutu pelayanan kesehatan, memecahkan masa-lah-masalah yang ada dan mencarijalan keluarnya, sehingga mutu pe-layanan kesehatan diharapkan akan lebih baik.

Dirumah sakit upaya peningkatan mutu pelayanan adaiah kegiatanyang bertujuan memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknyakepada pasien. Tu.iuan itu sama untuk setiap orang yang bekerja di

10

Page 17: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

rumah sakit ataupun di unit pelayanan kesehatan lainnya.Bagi mereka yang bekerja secara langsung terlibat dalam membe-

rikan asuhan atau pelayanan kepada pasien. "Pemberian asuhan ataupelayanan yang sebaik mungkin" merupakan konsep yang nyata. Na-mun bagi mereka yang tidak bekeria secara langsung terlibat pasien,tujuannya adalah pemberian pelayanan sebaik mungkin kepada ru-mah sakit, fasilitas dan staf. Mutu asuhan dan pelayanan kepada pa-sien dapat lebih baik diberikan dalam suatu organisasi yang berialanbaik dengan staf yang memiiiki rasa kepuasan.

Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya pen-capaian tujuan saja tetapiluga menyangkut mekanisme untuk menja-min tujuan tersebut dapat dicapai.

Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit akan sangat ber-arti dan efektif bilamana upaya peningkatan mutu menjadi tujuan se-hari-hari dari setiap organisasi terrnasuk pimpinan, pelaksana pelayan-an langsung dan staf penuniang.

Namun tujuan perorangan untuk memberikan asuhan atau pelayan-an yang optimal tidak bisa tercapai tanpa adanya pelimpahan tang-gung jawab dari Rumah Sakit sebagai organisasi.

Upaya peningkatan mutu termasuk kegiatan yang melibatkan mutuasuhan atau pelayanan dengan penggunaan sumber daya secara te-pat dan efisien. Walaupun disadaribahwa mutu memerlukan biaya, te-tapi tidak berarti mutu yang lebih baik selalu memerlukan biaya lebihbanyak atau mutu rendah biayanya lebih rendah. Efisiensiadalah kun-cinya.Berdasarkan hal diatas maka disusunlah definisidan tujuan dari upa-ya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit.1. Delinlsi Upaya Penlngkatan llutu Pelayanan Rumah Sakit

Adalah keseiuruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan in-tegratif yang menyangkut struktur, proses dan outcome secara ob-jektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan ke-wajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untukm eningkatkan pelayanan pasien, dan memecahkan masalah-masa-lah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan di rumahsakit berdaya guna dan berhasil guna.

2. Tuiuan Upaya Penlngkatan Hutu Peiayanan Rumah SakitUmum : Meningkatkan pelayanan kesehatan melaluiupaya pe-

ningkatan mutu pelayanan rumah sakit secara efektif

11

Page 18: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

dan efisien agar tercapai deraiat kesehatan yang opti-mal.

Khusus : Tercapainya peningkatan mutu pelayanan rumah sakitmelalui:a. Optimasi tenaga,sarana dan prasarana

b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profe-sidan standar pelayanan yang dilaksanakan secatamenyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhanPasien.

c. Pemaniaatan teknologi tepat guna, hasil penelitiandan pengembangan pelayanan kesehatan.

3. Sasarana. lulenurunkan angka kematian

b. Menurunkan angka kesakitan (re admission rate)

c. Menurunkan angka kecacadand. Penggunaan obat secara rasionale. Meningkatkan kepuasan pasien

t. Meningkatkan efisiensi dan efektiftas pelayanan

g. Efisiensi penggunaan tempat tidur, dll.4. Strategl

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya rumahsakil maka disusunlah strategi sebagai berikut:1. Rumah sakit harus memahami dan menghayati konsep dasar

dan prinsip mutu pelayanan rumah sakit sehingga dapat menyu-sun langkah-langkah upaya peningkatan mutu di masing-masingrumah sakit.

2. Memberi pricritas kepada peningkatan sumber daya manusia dirumah sakit termasuk di dalarrtnya meningkatkan keseiahtera-an karyawan, memberikan imbalanyang layak, program kesela-matan dan kesehatan kerja, program diklat, dsb.

3. Menciptakdn budaya mutu di rumah sakit. Termasuk didalamnyamenyusun program mutu tumah sakit, menyusun tema yangakan dipakai sebagai pedoman, mem ilih pendekatan yang dipakaidalam penggunaan standar of procedure (SOF). Kem udian iugamenetapkan mekanisme monitoring dan evaluasi.

12

Page 19: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

5. Metode PendekatanUpaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit bisa dilaksanakanmelalui pendekatan secara t idak langsung dan melalui pendekatanpemecahan masalah.

5.1. Pendekatan tidak langsung.

a" Oi Tingkatnashnsl1. Pendidikan dan Pelatihan.2. Perizinan.3. Sertifikasi/Pemberian ljasah/Brevet.4. Penambahan tenaga, sarana, prasarana dan peralatan.5. Pembiayaan.6. Penggunaan Obat Secara Rasional.7. Standarisasi8. Klasifikasi9. Akreditasi

10. Penilaian Penampilan Rumah Sakit11. Penapisan Teknologi Medis12. Evaluasi

. Utilization Review

. Audit Medik

!. Dl Tin$kat Rumah Saklt

1. Program Quality Assurance/Quality lmprovment2. Quality Assesment3. Total Quality Management4. Gugus kendali mutu5. Pengembangan Standar Profesi6. Utilization Management7. Pengendalian Infeksi8. Risk Management9. Program-Program Khusus

. MengUkur kepuasan pasion

. Mengukur penampilan perawal, dll

5.2. Pendekatan pcmecahan masaleh.Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu proses sik-lus (daur) yang berkesinambungan. Langkah pertama dalam pro-ses siklus ini adalah identifikasi masalah. ldentifikasi masalah

13

Page 20: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

merupakan bagian sangat penting dari seluruh proses siklus(daur), karena akan menentukan kegiatan-kegiatan selaniutnyadari pendekatan pemecahan masalah ini. Masalah akan timbutapabila:

. hasilyang dicapai dibandingkan dengan standar yang ada ter-dapat penyimpangan

. merasa tidak puas akan penyimpangan tersebut.

. merasa bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut.

Bila salah satu dari ketiga hal diatas tidak ada maka walaupun se-betulnya ada masalah bisa dianggap/dirasakan tidak ada ma-salah.Untuk mengidentifikasi masalah yang baik dibutuhkan keterang-an serta data/informasi. Informasi tersebut bisa didapat padawaktu melakukan monitoring kegiatan atau padawaktu pertemuan/rapat-rapat. Setelah masalah ditemukan maka akan ada dua ma-cam masalah yaitu masalah yang pemecahannya sudah ielasdan masalah yang pemecahannya belum jelas. Masalah yang su-dah jelas pemecahannya akan memudahkan untuk melakukantindakan perbaikan. Sedangkan masalah yang belum ielas carapemecahannya maka diperlukan kembali review pengumpulandata untuk menemukan penyebabnya sehingga masalah menia-dijelas cara pemecahannya. Kegiatan ini bisa terjadi berulang-ulang, sampai cara memecahkan masalah menjadijelas.Dengan telah ielasnyacarc memecahkan masalah maka bisa dilakukan tindakan perbaikan. Namun agar pemecahan masalahbisa tuntas, setelah diadakan tindakan perbaikan perlu dinilaikembali apakah masih adayang tertinggal. Dari penilaian kembalimaka akan didapatkan masalah yang telah terpecahkan dan ma-salah yang masih tetap merupakan masalah sehingga prosessiklus akan berulang mulaitahap pertama.Pendekatan ini bisa secara nasional maupun terbatas pada iasi-litas pelayanan kesehatan seperti: rekam medis, infeksi nosoko-mial, pelayanan medik, asuhan keperawatan, pelayanan penun-jang medik, farmasi, pelayanan umum, pelayanan administrasi,manaiemen, utilbasi/efisiensi, keamanan pasien, kepuasan pasien,sarana dan lingkungan fisik, dampak lingkungan, dan lain-lain.

14

Page 21: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

BAB. IVPRINSIP DASAR I'PAYA PENINGKATAN

MUTU PEI.AYANAN

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilih-an aspek yang akan ditingkatkan dan pemilihan indikator, kriteria ser-ta standar yang akan digunakan untuk mengukur mutu pelayanan ter-sebut. Antara indikator, kriteria dan standar ada perbedaan yang relatifdalam arti konsep, namun seringkali dalam praktek istilah-istilah itu dipakai secara berbaur untuk maksud yang sama.

lndikator

adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatuindikasi. Indikator merupakan suatu variabelyang digunakan untukbisa melihat perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitiftapijuga spesifik.

Kriteria

adalah spesifikasi dari indikator.

Standar :. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh se-

seorang yang berwenang dalam situasitersebut, atau oleh mere-ka yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat per-formance atau kondisi tersebut.

. Suatu norma atau persetuiuan mengenai keadaan atau prestasiyang sangat baik.

. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat'ni lai atau mutu.

Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka ha-rus memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut :

1. Aspek yang digillh untuk dltlngkatkan. keprofesian. efisiensi. keamanan pasien. kepuasan pasien. sarana dan l ingkungan f isik.

15

Page 22: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

Indikator yang dipiliha. lndikator lebih diutamakan untuk menilaioutcome dari pada un-

tuk struktur dan proses.

b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kon-disi kelompok dari pada untuk perorangan.

c. Dapat digunakan untuk rnembandingkan antar daerah dan an-tar rumah sakit.

d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yangdipilih untuk dimonitor.

e. Sedapat mungkin didasarkan pada data yang ada, dengan de-mikian tidak menambah beban keria staf.

Krlterla yang dlgunakanKriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untukmenspesifikasikan indikator sehingga dapat sebagai batas yangmernisahkan antara mutu baik dan mutu tidak baik.

Misalnya : indikator pasca bedah dapat dispesilikasikan meniadikriteria 2o/" arTinyaangka 2'/.ini memisahkan antara mutu baik danmutu yang tidak baik.

Standar yang dlgunakanStandar yang digunakan merupakan "hasil optimal yang dapat dicapai"a. Untuk sebagian besar indikator, standar yang dapat dicapai me-

rupakan standar yang oleh sebagian besar rumah sakit persya-ratannya dapat dipenuhi. Ini berati bahwa hanya sedikit yang ti-dak mencapai standar.

b. Standar yang dapat dicapai dapat dimodifikasikart dariwaktu kewaktu.

,J

ll'

3.

i]

16

Page 23: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

BAB. V

PEI-AKSANAAN UPAYA PENINGKATAN MUTUPEL.AYANAN RUMAH SAKIT

Dalam rangka pelaksanaan upaya meningkatkan mutu pelayananrumah sakil maka perlu dibedakan antara peningkatan mutu dengankegiatan review lainnya, misalnya : penelitian, "risk managemerrt" dan"performance appraisal". Walaupun ada perbedaan dalam fokus dantujuan utamanya tetapi ada beberapa nnetodologi dan kegiatan yangtumpang t indih.Dalam rangka upaya peningkatan mutu maka perlu ditetapkan lang-kah-langkah kegiatan sebagai berikut :

B. Pembentukan wadah.

1. Struktural :Perlu dibentuk satu wadah yang bertanggung jawab dalam upaya

. peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Wadah ini selain ada ditingkat pusat juga ada di daerah.

2. Fungslonal:Perlu dibbntuk Panitia (Komite) upaya peningkatan mutu pelayananyang merupakan wadah fungsional. Komite ini ada dit ingkat pusat,daerah dan rumah sakit.Untuk tingkat pusat dan daerah anggota komite terdiri dari unsur-un-sur :. Departemen Kesehatan/Kanwil. PERSI. lkatan profesi terkaitTugas Komite iniantara lain merumuskan pedoman, standar, meka-nisme monitoring dan evaluasiserta memberikan saran-saran ten-tang upaya pepingkatan mutu pelayanan.

Untuk tingkat rumah sakit komite merupakan wadah fungsionalyang menangani masalah-masalah peningkatan mutu pelayanan,di mana dalam wadah tersebut duduk unsut pimpinan rumah sakit.

3. Keglatan.Tingkat pusat :

17

Page 24: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

3.1. Standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medik.Tingkat pusat perlu menetapkan standar medik yang harus di-laksanakan di rumah sakit. Selain itu tingkat pusat secara berkalaperlu mengevaluasi standar tersebut dan melakukan revisi biladiperlukan.

3.2. Indikator dan kriteriaIndikator dan kriteria perlu ditetapkan secara nasional, sehinggadapat sebagai acuan yang baku bagi rumah sakit. Selain itu se-cara berkala indikator dan kriteria tersebut perlu dievaluasi dandilakukan revisi apabila diperlukan.

3.3. lnstrumen penilaian upaya peningkatan mutu.Perlu disusun instrumen penilaian upaya peningkatan mutu pela-yanan rumah sakit sehingga dapat dikumpulkan informasi-infor-masi tentang langkah-langkah kegiatan upaya peningkatan mutupelayanan yang telah dilaksanakan rumah sakit.

3.4. Buku Pedoman.Buku pedoman upaya peningkatan mutu pelayanan diperlukansebagaiacuan bagi rumah sakit dalam melaksanakan upaya pe-ningkatan mutu pelayanannya. Secara berkala buku tersebut per-lu dievaluasi agar tetap sesuai dengan situasi dan kondisi.

3.5. Pelatihan bagi tenaga pelatih (training of trainee).Waiaupun telah ada buku pedoman, pelatihan petugas di rumahsakit tetap periu dilaksanakan agar dalam melaksanakan uoayapeningkatan mutu t idak mengalami kesuli tan.Petugas yang akan dilatih adalah Direktur rumah sakit dan KetuaTim Medik (Komite Medik). Dengan dilatihnya Direktur dan KetuaTim Medik (Komite Medik) diharapkan dapat menyebarkan pe-ngetahuan dan pengalaman selama mengikuti pelatihan kepadakaryawan lainnya di rumah sakit.

3.6. Uji coba pelaksanaan.

Pada tahap pertama akan dilakukan uji coba pelaksanaan upayapeningkatan mutu pelayanan pada rumah sakit terpilih,

3.7. Pertemuan terjadwal.Mengadakan pertemuan terjadwal untuk membahas Peningkat-an Mutu Pelayanan antara rumah sakit pusat dan daerah agardapat diketahui : manfaat, permasalahan dan kendalanya.

Page 25: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

3.2. Di rumah sakit.3.2.1. Menetapkan kebijaksanaan dan langkah-langkah upaya

peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit. Untuk dapatmelaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan di ru-mah sakit maka langkah arvalyang diperlrrkan adalah ada-nya Kebijaksenaan dan langkah-langkah upaya pening-katan rnutu pelayanan rumah sakitdari Direktur rumah sa-kir.

3.2.2. Membentuk komite peningkatan mutu pelayanan dirumahsakit dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit,lengkap beserta uraian tugas yang jelas. Komite ini bisadijadikan satu dengan Komite Medik

3.2.3. Pimpinan rumah sakit bersama komite peningkatan mutupelayanan rumah sakit melakukan kegiatan persiapan(pre conditioning) yang bisa berupa : pertemuan-pertemu-an/rapat-rapat, lokakarya, pelatihan, dll kepada staf ma-upun seluruh karyawan rumah sakit, sehingga ada kesa-maan pengertian tentang mutu, penghayatan konsep da-sar dan prinsip dan adanya kesepakatan tentang lang-kah-langkah kegiatan yang akan di lakuxan.

3.2.4. Pimpinan rumah sakit bersama komite peningkatan mutupelayanan rumah sakit membahas dan merencanakanseria melaksanakan segala langkah-langkah yang me-nyangkut persiapan upaya peningkatan mutu pelayanansebagai berikut :. identifikasi masalah.. inventarisasi kegiatan yang telah dilaksanakan. memil ih aspek yang akan dit ingkatkan. memil ih metode pendekatan yang akan dipakai

menentukan sumber data. identif ikasi indikator penampilan, misalnya : angka in-

feksi nosokomial, komplikasi bedah, keluhan pasien, dl l .

3.2.5. Menyusun rencana kegiatan (Plan of action).

3.2.6. Melakukan presentasi hasil pelaksanaan upaya pening-katan mutu pelayanan.secara teralur.

19

Page 26: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

BAB. VI

PENUTUP

Dengan berhasilnya pembangunan maka dalam masyarakat telah

tumbuh kesadaran dan tuntutan untuk memperoleh petayanan kese'

hatan yang bermutu. Namun perlu disadari, upaya peningkatan mutu

pelayanan kesehatan merupakan "never ending proses" dan perlu

didu-kung oleh sumber daya dan danayang memadai. Dalam implementa-

sinya ia bukan hal yang mudah karena menyangkut monitoring ba'

nyak hal.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan telah diialankan tetapi me'

mang belum secara sistematik dan belum ada legislasi yang kuat.

Keberhasilan Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat

terganiung dari ialinan kerja sama yang baik antara Departemen Ke'

sehatan, lkatan Profesi, PERSI dan pengetola pelayanan kesehatan.

Pengefola pelayanan kesehatan harus rnenyadari bahwa "Quality is

matte( of suruival'.. . .or l1ry. .ooo

20

Page 27: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

t .

LAMPIRAN 1

PE IIG ERTLAN. P E N G E RTIA N

Standarisasi.Standarisasi adalah penyusunan standar-standar yang akan di

pakai sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan. Standaryang diperlukan bagi rumah sakit adalah standar ketenagaan,standar peralatan, standar fisik bangunan, standar pelayananrumah sakit, standar pelayanan medik dan sebagainya. Standari-sasi ini merupakan langkah awaldari akreditasi rumah sakit.

KlasiftkaslKlasifikasi adalah pengelompokan rumah sakit berdasarkan

jumlah tempat tidur dan kemampuan pelayanannya.

AlsreditasiAkreditasi adalah pengakuan bahwa suatu rumah sakit sudah

memenuhi standar-standar yang telah ditentukan.

Penilaian Penampllan humah SakitPenilaian penampilan rumah sakit dilaksanakan bertepatan de-

ngan peringatan Hari Kesehatan Nasionalyaitu bulan November.Penilaian ini lebih ditekankan pada hasil pelayanan.

lltillzatlon BeviewPenilaian atau review ini pada dasatnya adalah upaya menjaga

agar pefayanan tedentu yang diberikan kepada pasien memangsesungguhnya dibutuhkan olehnya, dinilai uang yang harus diba-yarnya untuk iasa itu waiar.

Audit bledik

Audit medik mempunyai arti upaya evaluasi secara profesionalterhadap mutu pelayanan yang diberikan kepada penderita de-ngan menggunakan rekam medik.

Audit medik harus dilaksanakan oleh dokter dengan melaku-kan analisa pelayanan medik yang telah diberikan kepada pasi-en melaluipenelitian terhadap sarana, pelayanan yang dilaksana-

2.

3-

4.

5-

6.

21

Page 28: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

7.

kan, pengukuran-pengukuran yang melibatkan diagnosa, peng-obatan, dan hal-hal lain serta seluruh aktivitas yang menyangkutpasien. Kegiatan ini mempergunakan salah satu elemen dasar da-ri standar pelayanan rumah sakit.

Perlu ditekankan bahwa audit medik bukan merupakan suatuupaya memberikan sanksi atau hukuman. Upaya ini sungguh-sungguh merupakan suatu cara dan alat evaluasiyang didamba-kan oleh seluruh staf medik, pimpinan dan seluruh karyawan yangada, untuk menjamin mereka dan masyarakat pengguna, bahwamutu pelayanan yang tinggi perlu ditegakkan sebagai sasaranyang harus dibina secara terus menerus.Program Quallty Assurance/Quallty lmprovemcnt.

Ruang lingkup quality assurance dalam konteks pelayanan ru-mah sakit pada umumnya dibagidalam dua kelompok besar yaituCase Review dan Peer Review. Case Review adalah suatu ben-tuk kegiatan Quality Assurance yang menilai mutu atau mereviewmutu dan kelayakan pernberian pelayanan kepada pasien, makafokus dalam penilaian adalah interaksi antara pasien dan berbagaibagian di rumah saki t yang memberikan pelayanan dalammengupayakan pemberian pelayanan yang terbaik bagi pasien.Kegiatan ini terutama telah di lakukan di rumah sakit pendidikan.Misalnya review kasus bedah, review penggunaan obat, dll.

Sedangkan Peer Review adalah meningkatkan mutu denganmenilai aspek-aspek yang spesifik dari pelayanan. Peer artinyasesama, yaitu orang-orang yang sama tingkat dan kedudukan-nya. Jadi Peer Review di rumah sakit adalah kegiatan penilaianoleh sesama dokter tentang masalah atau kejadian tertentu dalampelayanan medik kepada pasien, dengan tujuan untuk memecahkan masalah itu. Peer Review berkembang dari konsep medicalaudit atau patient care evaluation studies. Studi ini berorientasipada proses dan outcome.Quality Assesment

Quality Asgessment adalah kegiatan menilai sendiri suatu as-pek pelayanan. Misalnya suatu pani t ia khusus di tugaskanmengumpulkan informasi dan menilai tentang t ingkat kepuasanpasien yang dirawat, kepuasan pasien rawat jalan, dll.

Total Qualtty frtanagement

8.

9.

2

Page 29: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

10.

11.

Total Quality Managemen (TAM) merupakan suatu sistem ma-najemen yang melibatkan seluruh lapisan organisasi dalammengendalikan dan rneningkatkan mutu secara terpadu. Falsafahdasar TQM adalah perbaikan terus menerus. Perbaikan terusmenerus akan terjadikalau setiap orang melakukan usaha secaraterus menerus dalam memecahkan masalah yang tirnbul. Walaupunmanajemen mutu terpadu tersebul lebih cocok untuk perusahaanmanufaktur, namun ada rumah sakit yang pernah melaksanakanTQM ini.

TQM merupakan suatu sistem manajemen yang melibatkanseluruh lapisan organisasi dalam upaya meningkatkan mutu se-cara terpadu. TQM dilandasi oleh beberapa prinsip-prinsip pokokyang membedakannya dari sistem-sistem manajemen yang lain,yaitu :1. Menempatkan mutu sebagai strategi usaha.2. Melibatkan setiap fungsi dan lapisan organisasi (seiiap karya-

wan) dalam upaya peningkatan mutu.3. Berorientasi pada kepuasan pelanggan (pasien) dan karyawan.

Apabila TQM dibandingkan dengan QA, maka TQM dapat diti-hat sebagai :

. pendekatan manajernen, tidak sekedar sistem

. melibatkan keseluruhan anggota organisasi (people involve-ment) dalam pelaksanaannya, bukan sekedar para pemikir ataupara "manajer'

. Pengembangan sumber daya rnanusia seutuhnya sebagaikunci pelaksanaannya.

Pengembangan Standar ProfesiPenyusunan dan evaluasiterus menerus standar profesi di ru-

mah sakit.

Utl lization llanagementKegiatan ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan bahwa

penilaian mutu perlu dikaitkan dengan seberapa besar sarana RSdigunakan dalam pemberian pelayanan.

Pengendalian lnleksi12.

23

Page 30: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

Kegiatan ini berorientasi pada ,pqla pencegahan, identifikasi,dan pehgendarian inter,s':-oii-d, T"ik y"ng secara keseturuhanffi::!'$# i ff "';v"il:n' o" I"' p"r ais ai aa n p

"ir, i'" r i oat kant3. Risk Management

*",[ln*.lliil,i;ifirasaran pertu karena RS dapat dibebani dengan

;llS,##'ffix':ffi li"tf :'i,lT#1tr'?:r""#.Tl14. Program_program Khusus

Meraksanakal upay3 peningkatan rrt,

perayanan merarui pro-S,'ff ,l:X'#il,lffiHfl[lf;I;:1:v"'E"g;il,'r"p;","np"-LAMPIRAN 2

24

Page 31: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

LangkahJangkah Dalam Melakukan Audit Medik:

1. Menentukan masalah tertentu untuk drpelajari dan diulas, misal-nya : penanggulangan penyakit tertentu di rumah sakit, pengguna-an obat tertentu, tentang prosedur atau tindakan tertentu, tentanginfeksi nosokomial di rumah sakit, tentang kematian karena penya-kit tertentu, dll

2. Mei-rentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif danrinci.

3. Mempelajaricatatan medik untuk mengetahui apakah kriteria ataustandar tadi dapat dicapai dalam masalah atau kasus-kasus yangdipelajari. Data tentang kasus-kasus yang tidak memenuhi kriteriayang telah ditetapkan dikumpulkan dan diolah.

4. Paia dokier mempeiajari kasus-kasus yang tidak memenuhi krite-ria yang ditetapkan. Kasus-kasus itu dianalisakan dan didiskusikanapa kemungkinbn penyebabnya.

5. Membuat rekomendasi tentang cata-cara pencegahan dar-ipenanggulangan kasus-kasus yang tidak memenuhi kriteria yangditetapkan. Misalnya: program pendidikan dan latihan, penyusunandan perbaikan prosedur yang ada.

6. Mempelajari lagitopik yang sama di waktu kemudian, misalnya se-telah 6 (enam) bulan kemudian.

LAMPIRAN 3

25

Page 32: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

SEIIIBIIAN KEG'ATAN PADA TATIAP ITIPLENENTA$ AUALITYASSUPA'{CE

1. Diskusikanlah konsep mutu secara urnum, definisi dasar, ruanglingkup. iadwal, agenda;

2. Melaksanakan analisa kebutuhan mutu pebyanan;

3. Diskusikanlah dan usahakan untuk mengindentifikasi sepuluh bi-dang utama dalam kegiatan RS/bagian/unit dimana peningkatanmutu dapat dilaksanakan;

4. Menggunakan proses "kerugian akibat kesalahan',.mengkalkulasi-kan kerugian dari tiga atau empat dari sepuluh kesalahan utama,kemudian mintalah pada tiap anggota untuk mehkukan kalkulasipada satu dari kesalahan yang tersisa satu per satu- Dbkusikanperhitungan tiap kerugian akibat kesalahan tersebuG

5. Kumpulkan dan review sebanyak mungkin apapun yang tersediasebagai "standar yang berlaku"

6. Mereview program yang berlaku;7. Kumpulkan bidang-bidang kegiatan dan susunlah dalam bentuk

outl ine;8. Pilihlah satu bidang kegiatan yang diyakini dapat menghasilkan ke-

majuan terbesar dalam mutu. Hubungi kepala unit yang terkait. Diskusikan bidang kegiatan tersebut. ldentifikasikan isi tugas jabatan dari pimpinan bidang tersebut

dengan atasannya. Tulis standar kerja dari tugas-tugas yang paling menentukan

untuk mencapai mutu pelayanan yang baik

9. Undanglah pimpinan RS untuk menghadiri pertemuan dan merevi-ew kemajuan pada haldiatas untuk melaksanakan yang berikut :. Presentasikan haltersebut pada pimpinan RS. llustrasikan pentingnya "mutu-proses', Dapatkan persetujuan dari pimpinan RS untuk hal tersebut.

26

Page 33: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

LAMPIRAN 4

TEKNIK DAN IMPLEMENTASI GUGUS KENDALI MUTU.

PERSIAPAN DASAR.

Langkah-langkah penerapan program yang perlu diperhatikan ada-lah:-

1. Menyusun fondasi filosofi dan konsep sebagai penggerak

2. Mendapatkan dukungan yang maksimum dari setiap manajemendan seluruh karyawan

3. Meningkatkan kemampuan melalui partisipasi dan aktivitas.4. Menumbuhkan perhatian dan motivasi atas program

5. Menjamin keserasian antara manajemen dengan karyawan

Langkah-langkah pentlng yang perlu diketahui oleh setlap orangdan tidak dapat dikesamplngkan adalah sebagai berikut :

1. Diterima konsep dan filosofi oleh manajemen puncak

2- Melatih seluruh staf manajemen tentang konsep dan filosofi yangtelah disepakati

3. Mernbentuk Steering Committee (Badan Pengarah) yang diketuaioleh Direktur Rumah Sakit.

4. Mengidentifikasi dan menyeleksi para fasilitator

5. Melatih para fasilitator

6. Mempromosikan konsep dan filosofi melalui pembicaraan dan bul-letin.

7. Pembentukan Gugus Kendali Mutu (GKM)

8. Melatih pemimpin kelompok (leader circle)

L Pendaftaran kelompok

10. Melatih anggota-anggota kelompok

11. Meningkatkan aktivitas kelompok

12. Melaksanakan pagelaran (presentasi) manajemen

27

Page 34: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

13. Menetapkan sistem pemantauan dan umpan balik14. Melaksanakan pengamatan dan penilaian15. Melaksanakan pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk menam-

bah perhatian dan motivasi mereka

PEDOMAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAS

Suatu hal yang penting dan perlu diketahui untuk keberhasilanprogram GKM (OCC) adalah pedoman kerja, yang merupakan tugasdari mereka yang duduk sebagai :

1. The Chairman Steering Committee (Ketua Badan pengarah)

2. Anggota Badan Pengarah

3. Ketua Fasilitator

4. Fasilitator

5. Pemimpin Kelompok

6. Anggota Kelompok

Mereka ini, disamping wajib mengetahuidan mengerti akan pedo-man kerja, tugas dan tanggung jawabnya, harus juga mengenali, me.ngetahui akan pedoman kerja, tugas dan tanggung jawab anggota ke-lompok lainnya. Dengan cara demikian mereka dapat saiing memberi-kan dukungan dan bekerja sama.

Struktur organisasi PMT/GKM (OCC) tidak dimaksudkan sebagaipengganti struktur organisasi rumah sakit yang telah ada- Organisasiini dimaksudkan sebagai mendampingiorganisasiyang telah ada danmerupakan mekanisme penunjang untuk membantu sistem manaje-men yang telah ada. Dengan bantuan organisasi ini, diharapkan aktivi-tas GKM menjadi efektif dan berlangsung secara berkesinambungan. l

28

Page 35: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

LAMPIRAN 5

DELAPAN LANGKAH PROSES PEMECAHAN MASALAH.

RENCANA (PLAN)

1. MENEMU}GN MASAI-AHPedoman/Alat : Kepekaan, Sumbang Saran, Peta Kendal, petaGantt

2. MENGUMPULKAN MASALAH DAN MENGANALISA DATAPedoman/Alat : 7-T (Lembar data, Stratifikasi, Diagram Pareto,Histogram, Peta Kendali, Diagram Tebar.

3, MENCARI SEBAEPedoman/Alat : Diagram lshikawa, Sumbang Saran, S X Mengapa

4. MEMBUAT RENCANA PEI'JANGGULANGANPedonran/Alat : Sumbang Sarana Kreatif, 4-T (Apa, Bagaimana,Siapa, Kapan).

PETAKSANAAN (DO)

5. MELAKSANAKAN PENANGGULANGAN

PE|I,ER|KSAAN (CHECK)

6. MEMERIKSA HASIL PENANGGULANGANPedoman/Alat : 7-T, Lembar Data, Stratifikasi, Diagram Pareto,Histogram, Peta Kendali, Diagram Tebar.

TTNDAKAN (ACTiON)

7. MENCEGAH TERULANGNYA MASALAH YANG SAMAPedoman/Alat : Standarisasi

8. RENCANA BERIKUTNYA.Pedoman/Alat: Kepekaan, Sumbang Saran, Peta Kendali

29

Page 36: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

LAMPIRAN 6

ENAMBELAS I.ANGKAH PROSES PEMECAHAN MASALAH

BENCANA (PLAN).I. MENEMUIGN & MENGUMPULKAN MASAIAH.

Pedoman/Alat: Kepekaan, Sumbang Saran, Peta Kendali

2. MEMILIH MASAIAH DAN ALASAN-AI..ASANNYA

Kriteria pemilihan masalah :. Masalah yang cenderung berulang. Apa yang bisa dlperbaiki. Perbaikan tanpa biaya (sedikit). Bisa diperbaiki sendir i , bukan oleh orang lain

Alasan Pemilihan masalah :. Bi la diperbaik i akan . . . . .. Bi la t idak diperbaik i akan . . . . .

3. MEMBUATALUR PROSES KEGIATAN DARI MASAI-AHTERPILIHPedoman/Alat : Diagram Alur Proses (proses Flow Chart)

4. MEMBUAT RENCANA KEGIATANPedoman/Alat : Peta Gantt

5. MENGUMPULKAN DATAPedoman/Alat : 7-T, Lembar Data

6. MENGANALISA DATAPedoman/Alat : Stratifikasi, Diagram Pareto, Histogram, PetaKendali, Diagram Tebar.

7. MENENTUI(AN TARGET PERBAIKANPedoman/Alat: SMAR'| :. Specific (spesifik). Measurable (terukur). Attainable iOapat tercapai). Realist ic (masuk akal). Time oriented (berorientasi pada waktu)

8, MENCARI SEBAB

30

Page 37: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

Pedoman/Alat : Diagram lshikawa, Sumbang Saran, 5 x Mengapa9. MENENTUKAN SEBAB UTAMA

Pedoman/Alat : Stratifikasi, Diagram Pareto, Histogram, Peta Ken-dali, Diagram Tebar

10. MEMBUAT RENCANA PENANGGULANGANPedomanlAlat : Sumbang Saran Kreatif , a - T (Apa, Bagaimana,Siapa, Kapan)

PELAKSANAAN (DO)

1 1. MELAKSANAKAN PENANGGULANGAN

12. MEMANTAU DAN MENCATAT HASIL PENANGGUI.-ANGANPedornan/Alat : 7-T, Lembar Data

PEHEP|,(SAAN (CHECK)

13. MEMERIKSA HASIL PENANGGUIANGANPedoman/Alat : Stratifikasi, Diagram Pareto, Histogram, Peta Ken-dali, Diagram Tebar.

14. MEMBANDINGI(AN HASIL SEBELUM DAN SESUDAH PENANG.GUi-ANGANPedoman/Alat : Stratifikasi, Diagram Pareto, Histogram, Peta Ken-dali, Diagram Tebar.

TTNDAKAN (ACT|ON)

15. MENCEGAH TERULANGNYA SAI-AH YANG SAMAPedoman/Alat : Standarisasi

16. RENCANA BERIKUTNYAPedoman/Alat : Kepekaan, Sumbang Saran, Peta Kendali.

31

Page 38: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

LAMPIRAN 7

TUJUH PERANGKAT PEMECAHAN ITIASALAH GKil

.. TUJUH PERANGKAT

1. LEMBAR DATA

2. STRATIFIKASI

3. DIAGRAM PARETO

4. DTAGRAM TULANG (|SHTKAWA DTAGRAM)

5. HISTOGRAM

6. PETA KENDALI (CONTROL CHART)

7. DTAGRAM TEBAR (SCATTER DfAGRAM)

- suuBANG SARAN KBEATTF (BRAiN STORM NG)

t

32

Page 39: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

LAMPIRAN 8

PROSES MONITORING, EVALUASI DAN PENINGKATANMUTU PADA COI

Langkah 1. Berikan tanggung iawab

a. Libatkan pimpinan'pimpinan organisasi

b. Rancang dan dukung pendekatan CQI

c. Tentukan prioritas-prioritas untuk penilaian dan pening-katan

Langkah 2. Tentukan cakupan perawatan dan pelayanan

a. ldentifikasi fungsi-fungsi utama dan/atau identifikasiprosedur, pengobatan, dan aktivitas-aktivitas lain yangdilaksanakan dalam organisasi.

Langkah 3. tdentifikasi aspek yang penting dari perawatan dan pe-laYanan

a. Tentukan lungsi-fungsi utama, pengobatan, proses, danaspek'aspek perawatan dan pelayanan lain yang mem-butuhkan monitoring berkelaniutan

b. Tentukan prioritas-prioritas diantara aspek'aspek pera-watan dan pelayanan yang penting yang telah dipilih

Langkah 4. Tentukan indikator-indikator

a. Tentukan tim-tim untuk mengembangkan indikator-indi-kator untuk aspek perawatan dan pelayanan yang pen-t ing

b. Pil ih' indikator-indikator

Langkah 5. Tentukan ambang-ambang untuk evaluasi

a. Tiap tim mengidentifikasi ambang-ambang untuk tiap-tiaP indikator ,

b. Pi l ih ambang-ambang

33

Page 40: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

Langkah 6.

a.

e.

Langkah 7.

a.

c.

d.

e.

Langkah 8.

a.

Langkah 9.

b.

Kumpulkan dan susun data

Tiap tim mengidentifikasi sumber data dan metode pe-ngumpulan data untuk indikator-indikator yang telah di-rekomendasikan

Metodologi pengumpulan data dirancang, dan merekayang bertanggung jawab untuk pengumpulan, peng-organisasian, dan penerapan ambang-ambang yang di-tentukanKumpulkan dataSusun data sehingga ambang-ambang untuk evaluasidapat diterapkanKumpulkan data dari sumber-sumber lain, termasuk sur-vei pasien dan staf, saran-saran, dan keluhan-keluhan

Mulailah evaluasi

Terapkan ambang-ambang untuk evaluasi pada dataindikatorMulailah evaluasi atas aspek perawatan dan pelayananjika ambang telah tercapaiNilailah umpan balik lain ( misalnya, saran-saran staf,hasil survei kepuasan pasien) yang dapat bermanfaatuntuk menentukan prioritas untuk evaluasiTentukan prioritas untuk evaluasiTim-tim melakukan evaluasi secara intensif

Ambil tindakan-tindakan untuk meningkatkan perawat-an dan pelayanan

Tim merekomendasikan darr/atau mengambil tindakan

Nilailah keefefiifan tindakan-tindakan yang diambil danpertahankan hasil yang dicapai

Nilailah untuk menentukan apakah perawatan dan pela-yanan telah meningkat

Jika tidak, langkah lebih lanjut ditentukan

'd .

b.

a,

b.

34

Page 41: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

(a) dan (b) diulang sampai peningkatan dicapai dan di-pertahankan

Monitoring dipertahankan dan prioritas-prioritas untukmonitoring dan indikator-indikatornya dinilai kembali se-cara periodik

Langkah 10. Sampaikan hasil'hasit pada orang-orang dan group yengterkait

a. Tim-tim menyampaikan kesimpulan-kesimpulan, tinda-kan-tindakan, dan hasil-hasil kepada pimpinan-pimpin-an dan kepada orang-orang, komite-komite, departe-men-departemen dan pelayanan-pelayanan yang ter-kait.

b. Sebarluaskan informasi sesuai dengan keperluan

c. Pimpinan-oimpinan dan yang lainnya menerima dan me-nyebarluaskan kornentar-konnentar reaksi-reaksi dan in-formasidari orang-orang dan group yang terkait

CHECKLIST UNTUK IIERANCANG PROSES QI

ya-tidak- Apakah pimpinan-pimpinan sudah diidentifikasi?

ya-tidak- Apakah suatu struktur sudah dibentuk untuk pimpinan-pimpinan untuk mengawasi aktifitas Gl?

Apakah proses Ql mencakupya-tidak- suatu penetapan cakupan perawatan dan pelayanan?

ya-tidak- aspek-aspek perawatan dan pelayanan yang penting yangharus dimonilor secara terus-rnenerus?

ya{idak- sebuah prosedur untuk mengembangkan dan menyetujuiindikator-indikator dan ambang-ambang untuk tiap aspekperawat4n yang Penting?

ya-tidak- metodologi pengumpulan data?

ya-tidak- sebuah prosedur untuk membandingkan data dengan am-bang?

ya-tidak- sebuah prosedur dengan apa umpan balik lain (misalnya'survei pasien dan sta0 dapat memacu evaluasi lebih lan-iut?

c.

d.

35

Page 42: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

ya-t idak- sebuah prosedur untuk mengambi l t indakan untukmeningkatkan perawatan dan pelayanan?

ya-tidak- sebuah prosedur untuk menilai kembali perawatan dan pe-layanan dan untuk mempertahankan peningkatan?

ya-tidak- sebuah prosedur dengan apa individu-individu dan grupmenerima hasil-hasil monitoring dan evaluasi?

Checklist ini lebih banyak menyangkut perancangan, daripada petak- -isanaan, monitoring, dan evaluasi. Memenuhisemua haldalam check-list ini dengan penuh perhatian akan memberikan dasar untuk prosesmonitoring dan evaiuasi yang efektif untuk peningkatan mutu yangberkesinambungan pada organisasi.

PERBEDAAN ANTARA PROSES MONITORIHG DAfi EVA-LUASI YANG DILAKSANAKAN SAAT INI DAN PROSES T'O.NITORING EVALUASI DALAM KONTEKS COI

Langkah 1. Berikan tanggung jawab

Saat lni :Tiap departemen/unit pelayanan ditugasi suatu tanggung iawab un-tuk mengawasi dan melaksanakan proses monitooring dan evaluasidalam departemen tsb.

CQI:Pimpinan-pimpinan organisasi rnengawasi rancangan dan dukunganpendekatan atas penangkatan mutu yang berkesinambungan denganmelibatkan aktifitas-akifitas intra dan inter departemen.

Langkah 2. Tentukan cakupan perawatan dan petayanan

Saat Ini :Tiap departemen/unit pelayanan menentukan cakupan perarvatannyayang terpisah-pisah secara sendiri-sendiri

CQI :

Organisasi, sebagai suatu keseturuhan atau menurut departemenlunitpelayanan, menetapkan cakupan perawatan dan pelayanan.

36

Page 43: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

Langkah 3. Identitikasi aspek-aspek perawatan dan pelayananyang penting

Saat lni :

Tiap departemenlunit pelayanan mengidentiftkasi aspek-aspek pera-watan yang mempunyai volume yang tinggi, resiko tinggi, dan aspekyang mempunyai masalah.

CQI :

Organisasi, sebagai suatu keseluruhan atau menurut departemen/unitpelayanan, mengidentifikasi fungsi-fungsi utama yang mempunyai pri-oritas tinggi, proses-proses, pengobatan, kegiatan, dan lain-lain untukdimonitor.

Langkah 4. Identlfikasl lndikator-indlkator

Saat lni :Tiap departemen/unit pelayanan mengidentifikasi indikator-indikatoruntuk menghubungkannya dengan aspek perawatan yang penting.

CQI:Tim-tim ahli, dari departemen itu atau lintas departemen, mengidenti-fi kasi i ndikator-indikator untuk aspek-aspek perawatan dan pelayananyang penting. lndikator-indikator yang berhubungan dengan strukturperawatan tidak lagi ditekankan.

Langkah 5. *lenetapkan ambang-ambang untuk evaluasi

Saat ini :Tiap departemen/unil pelayanan menetapkan batas, pola atau kecen-derungan (trend) dalam data untuk masing-masing indikator yang a-kan memacu evaluasiyang intensif.

CQI:

Tim{im akhlimenetapkan batas, pola atau kecenderungan data untuktiap indikator yang harus memacu evaluasiyang intensif. Metode-me-tode statist ik ditekankan, sebagaimana adanya fakta dimanaambang-ambang bukanlah satu-satunya cara untuk memacu evaluasl.

37

Page 44: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

Langkah 6. Kumpulkan dan susunlah data

Saat ini :

Departemen/unit pelayanan atau organisasi menetapkan metodologipengumpulan data.

CQI :

Metodologi pengumpulan data sering meliputi upaya dimana umpanbalik dari sumber-sumber selain monitoring berkelanjutan digunakanuntuk menunjukkan bidang-bidang untuk evaluasi dan peningkatan.

Langkah 7. lllulailah evaluasi

Saat ini :Perawatan dievaluasi secara intensif hanya jika ambang untuk indi-kator yang diberikan tercapai.

CQI:

Jika ambang-ambang tercapai, dan juga j ika umpan bal ik lain (misalnya, laporan pasien, laporan sta0 menunjukkan kesempatan-kesem-patan lain untuk peningkatan, pimpinan-pimpinan menetapkan pr ior i -tas-prioritas untuk evaluasi dan membentuk tim-tim yang mengeva-luasifungsi perawatan atau pelayanan pasien yang dipertanyakan.

Langkah 8. Ambillah tindakan-tindakan untuk meningkatkanperawatan dan pelayanan

Saat ini :

Mereka yang mempunyai wewenang didalam dan diluar departemen/unit pelayanan mengambil tindakan, berdasarkan rekomendasi-reko-mendasi dari mereka yang mengevaluasi perawatan.

CQI :

Penekanan yang lebih besar adalah dengan memusatkan tindakan-tin-dakan yang berh0bungan dengan proses khususnya "handoffs" antaradepartemen/unit pelayanan.

38

Page 45: Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

Langkah 9. Nilailah keefektifan tangkah-langkah yang diambildan pertahankan hasilnya

Saat ini :

Monitor ing yang berkelanjutan menentukan apakah t indakan yang di-ambil itu effektif.

CQI :

Penekanan yang lebih besar adaiah untuk meyakinkan bahwa pe-ningkatan dipertahankan setiap saat.

Langkah 10. Sampalkan hasil-hasilnya pada individu-individu dangrup yang terkait

Saat ini :

Departemen/unit pelayanan dan unit-unit tungsional melaporkan hasil-hasil pada program QA, yang menyebarluaskan penemuan-penemu-an tersebut j ika perlu.

CQI :

Penemuan-penemuan dari mereka yang melaksanakan monitortngdan evaluasi disampaikan kepada pimpinan-pimpinan dan kepada in-dividu- individu dan grup yang dipengaruhinya. Pimpinan-pimpinan ju-ga menyebarluaskan informasi tsb. j ika perlu.

39