35
www.P<!Qadalan.co.id PT PEGADAIAN (Persero) Kantcr Pusat Jl. KramatRaya162 T +62-213155550(Hunting) Jakarta Pusat10430 F+62-21391422l Undang-Undang nomor 1 Tahun 1970 tentanq Keselama13n Kerja; Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara; Peraturan Pemerintah nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Anggaran Dasar PT PEGADAIAN (Persero) sebagaimana termuat dalam Akta Pendirian PT PEGADAIAN (Persero) Nomor: 01, tanggal 01 April 2012, yang dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan SH, MKn., Notaris di Jakarta Selatan dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-17525.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 04 April 2012, yang kemudian diubah dengan Akta Nomor: OS, tanggal 15 Agustus 2012, yang dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan SH, MKn., Notaris di Jakarta Selatan dan diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-0079892.AH.01.09 Tahun 2012 tanggal 06 September 2012; 6. Perjanjian Kerja Bersama antara Manajemen PT Pegadaian (Persero) dengan Serikat Pekerja PT Pegadaian (Persero) periode tahun 2013 sarnpai dengan tahun 2015; 7. Peraturan Direksi nornor 1 Tahun 2012 tentang Pedornan Naskah Korporasi dan Kearsipan; a. bahwa dalam rangka melaksanakan PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pertu disusun ketentuan tentang SMK3 dimaksud di Perusahaan; bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a per1u diatur dalam Peraturan Direksi; DIREKSI PT PEGADAIAN (PERSERO), b. _. Mengingat 1. 2. 3. .." ._, 4. 5. Menimbang PERATURAN DIREKSI NOMOR 112 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Pegadaian

Pegadaian · Pengendalian Dokumen 6. ... dengan kontrol organisasi dari K3, ... Unit Kerja adalah bentuk kesatuan kelompok kerja yang terkait dengan struktur

Embed Size (px)

Citation preview

www.P<!Qadalan.co.id

PT PEGADAIAN (Persero) Kantcr PusatJl. KramatRaya162 T +62-213155550(Hunting)Jakarta Pusat10430 F+62-21391422l

Undang-Undang nomor 1 Tahun 1970 tentanq Keselama13n Kerja;Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha MilikNegara;Peraturan Pemerintah nomor 50 Tahun 2012 tentang PenerapanSistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;Anggaran Dasar PT PEGADAIAN (Persero) sebagaimana termuatdalam Akta Pendirian PT PEGADAIAN (Persero) Nomor: 01,tanggal 01 April 2012, yang dibuat dihadapan Nanda Fauz IwanSH, MKn., Notaris di Jakarta Selatan dan telah disahkan olehMenteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesiaberdasarkan Surat Keputusan Nomor: AHU-17525.AH.01.01 Tahun2012 tanggal 04 April 2012, yang kemudian diubah dengan AktaNomor: OS, tanggal 15 Agustus 2012, yang dibuat dihadapanNanda Fauz Iwan SH, MKn., Notaris di Jakarta Selatan danditerima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak AzasiManusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor:AHU-0079892.AH.01.09 Tahun 2012 tanggal 06 September 2012;

6. Perjanjian Kerja Bersama antara Manajemen PT Pegadaian(Persero) dengan Serikat Pekerja PT Pegadaian (Persero) periodetahun 2013 sarnpai dengan tahun 2015;

7. Peraturan Direksi nornor 1 Tahun 2012 tentang Pedornan NaskahKorporasi dan Kearsipan;

a. bahwa dalam rangka melaksanakan PP Nomor 50 Tahun 2012tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan danKesehatan Kerja (SMK3) pertu disusun ketentuan tentang SMK3dimaksud di Perusahaan;bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a per1u diatur dalamPeraturan Direksi;

DIREKSI PT PEGADAIAN (PERSERO),

b._.

Mengingat 1.2.3.

.."

._, 4.

5.

Menimbang

PERATURAN DIREKSINOMOR 112 TAHUN 2013

TENTANGPEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pegadaian

Tembusan disampaikan kepada:1. Yth.Dewan Komisaris PT PEGADAIAN (Persero);2. Yth.Anggota Direksi PT PEGADAIAN (Persero).3. Sdr.Kepala Satuan Pengawasan Intem PT PEGADAIAN (Persero);4. Sdr.Sekretaris Perusahaan PT PEGADAIAN (Persero);5. Sdr.Kepala Biro Hukum dan Kepatuhan PT PEGADAIAN (Persero);6. Sdr.Jeneral ManaJerlsetingkat PT PEGADAJAN (Persero);7. Sdr.Pemimpin Wilayah PT PEGADAIAN (Persero) di seluruh Indonesia;8. Sdr.Pemimpin Cabang PT PEGADAIAN (Persero) di sefuruh Indonesia.

etl.Pegadaian

Suwhono~ Oirektur Utama ~

-Jakarta1 Desember 2013

Disahkan diPada tanggal

Pasal3(1) Peraturan Ini harus segera dlsosialisasikan setelah tanggal diberlakukan.(2) Peraturan ini berlaku sejak tanggal disahkan.

Pasal2Penerapan SMK3 wajib dilakukan diseluruh unit kerja di lingkungan PT PEGADAIAN

(Persero) sesuai kondisi unit kerja yang telah diatur dalam Pedoman SMK3 sebagaimana

dimaksud pada ketentuan Pasal 1.

Pasal1Memberlakukan Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

selanjutnya disebut SMK3. sebagaimana lampiran yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan ini.

MEMUTUSKAN:PERATURAN DIREKSI TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.

Menetapkan

22

22

23

232425

25

D. PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

1. Inspeksi, Pemantauan dan Pengukuran K3

2. Pelaporan dan Penyelidikan Kecelakaan

3. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

4. Pengendalian Rekaman

5. Pengumpulan dan Pengolahan Data

6. Audit SMK3

7. Tinjauan Manajemen

15161718

18192021

C. PENERAPAN DAN OPERASr

1. Tanggung Jawab dan Wewenang

2. Pelatihan, kepedulian dan kompetensi

3. Konsultasi dan Komunikasi

4. Sistem Dokumentasi

5. Pengendalian Dokumen

6. Pengendalian Barang dan Jasa

7. Pengendalian Operasi

8. Persiapan dan Tanggap Darurat

12

1213

1314

B. PERENCANAAN

1. Identifikasi bahaya Potensial dan Evaluasi Risiko

2. Perundangan - Undangan dan Persyaratan Lainnya

3. Tujuan dan Sasaran K3

4. Program Manajemen K3

5. Tinjauan Kontrak

1111

11

A. KEBIJAKAN DAN KOMITMEN

1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Komitmen Pada Pelanggan

3. Komitmen Pada Publik

BAB II : SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 11

B. MAKSUD, TUJUAN, RUANG LlNGKUP DAN ACUAN NORMATIF 3

C. ISTILAH DAN DEFINISI 4

D. PROFIL PERUSAHAAN 7

Halaman1

1

BABI :PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

DAFTAR lSI

·-

BAB III PANDUAN PELAKSANAAN

A PELAKSANAAN 01 KANTOR PUSAT 27B. PELAKSANAAN 01KANTOR WILAYAH 29C. PELAKSANAAN 01KANTOR CABANG 30

o. PELAKSANAAN 01 UNIT KERJA 31

I PPengesahan I )Perusahaan sebagai salah satu 8adan Usaha Milik Negara merupakan institusi

perusahaan yang mempunyai kewajiban untuk menerapkan Sistem Manajemen

Untuk meningkatkan efektifrtas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, tidak

terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,

terukur, terstruktur, dan terintegrasi melalui SMK3 guna menjamin terciptanya suatu

sistem keselamatan dan kesehatan keria di tempat kerja dengan melibatkan unsur

manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja I serikat buruh dalam rangka

mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya

tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif.

Pemerintah Indonesia bereaksi positif terhadap ketentuan ini dengan menerbitkan

Peraturan Menteri Tenaga kerja No. 05 tahun 1996 yang menjelaskan bahwa penerapan

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dibuat untuk menghilangkan

hambatan teknis dalarn era globalisasi perdagangan. Selain hal tersebut dijelaskan juga

bahwa terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia dan sebagian kecil

disebabkan olen faktor teknis sehingga perlu di terapkan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan kerja untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kena, orang lain

yang berada di tempat kerja, sumner produksi, proses produksi serta lingkungan kerja.

Peraturan menteri ini kemudian ditingkatkan kekuatan hukumnya dengan melalui

Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat dalam

segala aspek khusus disisi ketenaqakerjaan dalam era global ini mempersyaratkan

adanya perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja. Didalam

perjanjian GATT 1994 dinyatakan bahwa "Negara anggota tidak boleh membuat

ketentuan teknis yang dapat menghambat masuknya barang - barang di Negara anggota

kecuali bagi hal yang menyangkut kepada masalah keselamatan kerja". Sejalan dengan

hal tersebut,faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi perhatian masyarakat

internasional melalui badan - badan informal seperti International Labour Organization

(ILO), International organization for Standarization (ISO) dan pemerintah di berbagai

Negara.

I PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Iahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Dcsernber 2013 -TGL. BERLAKU 3 I I)cscmbcr 2013

BAB I. PENDAHULUANPERIHAL A. LATAR BELAKANG

2

I ~Pcngesahan

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja dilakukan sesuai

dengan panduan, prosedur, instruksi kerja serta formulir SMK3 yang telah ditetapkan.

Komitmen manajemen sebagai dasar dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja dimulai dari pemyataan kebijakan jajaran Direksi PT PEGADAIAN

(Persero) yang dijelaskan dalam Dokumen Level I : Panduan SMK3. Pemyataan

Kebijakan akan menjadi dasar dalam pengaturan proses operasional perusahaan yang

ada pada level II : Prosedur dan Level III : Instruksi Kerja. Untuk memastikan semua

kebijakan dan proses diterapkan oleh seluruh jajaran manajemen maka dibuktikan dengan

mengisi formulir yang menjadi level IV dokumentasi Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan Pasal 5 ayat 2 PPRI NO.50 tahun 2012

sebagai perusahaan yang mempunyai karyawan lebih dari 100 orang. Penerapan SMK3

akan diterapkan pada setiap proses operasional yang dilakukan, termasuk budaya, proses

serta lingkungan kerja.

PEDOMAN lAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31Descmbcr 2013TGL BERLAKU : 31 Desember 2013

BAB I. PENDAHULUANPERIHAL . A. LATAR BELAKANG

II

3

P~ngesallan

Acuan Normatif penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) adalah Peraturan Pemerintah Repulik Indonesia (PPRI) Nomor 50 tahun 2012

tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dam Kesehatan Kerja

(SMK3) di Perusahaan adalah semua tempat kerja sesuai kebutuhan yang mengacu pada

lampiran Peraturan Direksi ini maupun ketentuan Perundang - Undangan yang berlaku.

1. Membentuk Sistem Manajemen K3 (Sesuai PP No. 50 Th 2012),

2. Menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.

3. Meningkatkan kepedulian seluruh karyawan terhadap keamanan, kesehatan dan

keselamatan kerja.

Tujuan dari penerapan Sistem Manajemen Kesleamatan dan Kesehatan Kerja di

Perusahaan adalah:

3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorongproduktivitas

kerja yang1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatanterencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja denganmelibatkan unsur manajemen, pekerja I buruh dan I atau serikat pekerja I serikatburuh; serta

Maksud Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah :

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR : 112Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Desembcr 2013-- - -- --TGL. BERLAKU 31 Desember 2013

BAB · I. PENDAHULUAN·PERIHAL · B. MAKSUD, TUJUAN, RUANG LINGKUP DAN ACUAN

NORMATIF

4

6. Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah persyaratan kinerja secara rinci,

dikuantifikasi bila memungkinkan berlaku untuk Perusahaan yang diturunkan dari

tujuan K3 dan yang perlu ditentukan.

5. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tujuan K3 secara menyeluruh

yang timbul dari kebijakan K3 yang ditentukan oleh Perusahaan itu sendiri untuk

dicapai dan dikuantifikasi bila memungkinkan dan dipenuhi untuk mencapai tujuan K3.

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem

manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi. perencanaan,

tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur dan sumber daya yang dibutuhkan bagi

pengembangan penerapan dan pencapaian pengkajian dan pemeliharaan kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan

dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efektif dan produktif.

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

2. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah pemyataan tertulis yang

ditandatangani oleh Direktur Utama Perusahaan yang memuat komitmen untuk

mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya serta perbaikan

berkelanjutan.

1. Perusahaan adalah PT PEGADAIAN (Persero) yang didirikan berdasarkan Anggaran

Dasar sebagaimana yang tertuang dalam Alcta Pendirian PT PEGADAIAN (Persero)

Nomor 1 tanggal 01 April 2012 yang dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan, S.H. MKn.,

Notaris di Jakarta Selatan dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor AHU-

18525.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 04 April 2012, yang telah diubah terakhir dengan

Akta Nomor 10 tanggal 21 Mei 2013, yang dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan SH,

M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan dan diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat : AHU-AH.01.1 0-20469

tanggal 27 Mei 2013.

I PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 1ahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 3 1Dcscmber 2013TGL BERLAKU 31 Dcsember 2013--

BAB · I. PENDAHULUANPERIHAL · C. rSTILAHDAN DEFlNlSJ·

.-

5

19. Penilaian risiko (Risk assessment) adalah proses keseluruhan dari identifikasi

18. Analisa risiko (Risk Analysis) adalah kegiatan analisa suatu risiko dengan cara

menentukan besarnya kemungkinan dan tingkat keparahan dari akibat suatu risiko.

17. Manajemen Risiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen,

prosedur dan aktivitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, evaluasi,

penanganan dan pemantauan serta review risiko.

16. Risiko adaJah kombinasi dari kemungkinan (/ikelyhood) dan akibat (consequency) dari

sebuah kejadian berbahaya tertentu yang terjadi.

15. Kinerja adalah hasil yang harus terukur dari sistem manajemen K3, yang berkaitan

dengan kontrol organisasi dari K3, berdasarkan pada kebijakan dan tujuan dari K3

tersebut

14. Organisasi adalah sekelompok manusia dan fasllitas dengan pengaturan tanggung

jawab, otoritas dan hubungan .

13. Ketidaksesuaian adalah tidak terpenuhinya suatu persyaratan

12. Insiden adalah peristiwa yang dapat menimbulkan kecelakaan atau potensi yang

dapat memicu terjadinya kecelakaan

11. Identifikasi bahaya adalah proses dari mengamati/mengenali bahaya yang akan

terjadi dan mendefinisikan karateristiknya.

10. Bahaya (hazard) adalah sumber atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan

kerugian (manusia, properti, proses dan lingkungan).

9. Perbaikan Berkelanjutan adalah proses untuk meningkatkan sistem manajemen K3,

untuk mencapai peningkatan menyeluruh kinerja K3, sesuai dengan kebijakan K3.

8. Audit adalah proses yang sistematis, independen dan didokumentasikan untuk

mendapatkan bukti audit dan mengevaluasinya secara obyektif untuk menentukan

tingkat pemenuhan seluruh kriteria audit.

7. Kecelakaan adalah peristiwa yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan

lukalkematian pada manusia, kerusakan properti atau kerugian pada proses kerja.

PEDOMAN lAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Desember 2013TGL BERLAKU 31 Descmber 2013

r-eAB I. PENDAHULUANPERI HAL . c. ISTILAB DAN OEFINISJ.

6

\ I ~Pengesal1an

25. Unit Kerja adalah bentuk kesatuan kelompok kerja yang terkait dengan struktur

organisasi

24. Sekretaris P2K3 adalah ahli Keselamatan Kerja yang ditunjuk dari perusahaan yang

bersangkutan

23. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah badan

pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan

pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif

dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

22. Tolerable Risk adalah risiko yang telah dikurangi sampai ke tingkat yang dapat

dipertanggung- jawabkan oleh organisasi dengan tetap mengacu ke regulasi dan

kebijakan K3 organisai tersebut.

21. Kesehatan (health) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produlctif secara sosiaf dan ekonomi.

20. Keselamatan (safety) adalah tindakan mengendalikan kerugian akibat adanya

kecelakaan (control of accident loss).

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSISISTEM MANAJEMEN KESElAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Desembcr 2013TGL BERLAKU 31 Desember 2013

BAB · I. PENDAHUlUANPERIHAL · C. ISTILAH DANDEFINISI·

7

Sebagai BUMN, Perusahaan berkewajiban mensukseskan dan melaksanakan Peraturan

Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan

Kerja. Untuk itu Perusahaan bertekad mematuhi, menerapkan, dan melakukan perbaikan

berkelanjutan dalam menjamin keselamatan dan kesehatan seluruh manusia dan

inventaris perusahaan yang ada di area Perusahaan.

Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat Pegadaian semakin dirasakan

oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi profit oriented, ternyata

perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan

bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada

dalam situasi yang tidak menguntungkan.

1. Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961,

2. Perusahaan Jawatan (PERJAN) berdasarkan PP.No.7/1969 ,

3. Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui

dengan PP.No.103/2000).

4. Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 51 tahun 2011 tanggal 13 Oesember 2011

Pada masa Pemerintahan Republik Indonesia, Pegadaian sudah beberapa kali berubah

status, yaitu;

Oimulai pada saat Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131

tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli

Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi

(Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun

Pegadaian

I PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Desembcr 2013TGL BERlAKU 31 Desember 20] 3

BAS -- -I. PENDAHULAN

PERIHAL . D. PROFIL PERUSAHAAN

8

'- ------'----\\\ I ()Penge_ahan --\..-r

1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu memberikan

pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi.

2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan

dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain

regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.

3. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan

menengah ke bawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber

daya perusahaan.

MISI

Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader

dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah ke

bawah.

VISI

VISI DAN MISI

PEDOMAN ~MPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Iahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Descmbcr 2013TGL. BERLAKU 3IDesember 2013

BAB I. PENDAHULANPERIHAL . D. PROFIL PERUSAHAAN

..

9

Pengesahan i; I ~ Jf.____--'---f --'---

PelaksanaanprogramK3 yangtelah direncanakanakandiikuti semuaunit terkait untukmemastikan keberhasilan pelaksanaan program. Tujuan, Sasaran dan ProgramManajemenK3 di tinjau setiap 1 tahun sekali olen P2K3 dan atau Petugas / Tim K3yangditunjukuntukmemastikankesesuaiannyadenganperkembanganterbaru.

PROGRAM

3. Melakukan perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerjasecaramenyeluruh

2. Memenuhi peraturan perundang-undanganterkait keselamatandan kesehatankerja

1. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja terhadap semua karyawan.pelanggan,pengunjungdan rekanankerja selamaberadadi lingkungankerja

KOMITMENPerusahaanberkomitmenuntuk :

IPEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR : 112 Iahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Desember 2013TGL. BERLAKU 31 Dcscmber 2013 -:~

BAB · I. PENDAHULANPERIHAL · D. PROFIL PERUSAHAAN·

10

Pengesahan

Kebijakan manajemen ini dibuat untuk dilaksanakan dan diterapkan di seluruh wilayah

kerja Perusahaan.

4. Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilakukan oleh

seluruh karyawan dan didukung penuh oleh manajemen Perusahaan dengan

berorientasi pada proses berkelanjutan dan pemenuhan terhadap peraturan

perundangan

3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong

produktivitas dan menurunkan risiko bahaya pada seluruh tahapan proses operasional

2. Komitmen penerapan Sistem Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk

mendukung tujuan 'zero accident' dan mengurangi penyakit akibat kerja di seluruh

wilayah kerja perusahaan

1. Pemenuhan visi dan misi perusahaan

KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJADalam melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

Perusahaan maka ditetapkan kebijakan yang mencakup :

:1 PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAl ; 31 Desember 2013TGL BERlAKU ; ~ Desembcr 2013 -

~AB- . I. PENDAHULAN.

PERIHAL D. PROFIL PERUSAHAAN

11

Manajemen Perusahaan memastikan segala masukan, perhatian dan kritik yang

diberikan pada organisasi untuk dipertimbangkan dalarn pembuatan program dan

mengambil keputusan yang berpengaruh pada komunitas sosial yang terkena dampak

dari organisasi .

Uraian:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 1.1.4

Acuan silang:

3. Komitmen Pada Publik

Manajemen Perusahaan berusaha memperbaiki proses dan jasa pelayanan secara

terus menerus yang sesuai dengan kemampuan operasional yang dimiliki dan

meningkatkan value pada jasa yang disediakan.

Uraian:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 1.1.4

Acuan silang:

2. Komitmen Pada Pelanggan

Sesuai dengan persyaratan PPRI No. 50 tahun 2012, maka Perusahaan menetapkan

kebijakan K3 sebagaimana dinyatakan pada pedoman ini. Kebijakan ini mengacu

pada Kebijakan Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Kerja Perusahaan.

Kebijakan K3 ini disosialisasikan dalam bentuk memorandum, website dan terpajang

di ruangan kerja Perusahaan. Kebijakan K3 selalu ditinjau setiap awal tahun untuk

memastikan kesesuaiannya.

Uraian:

PPRI NO. 50TAHUN 2012 kriteria 1.1.1,1.1.2,1.1.3,1.1.4,1.1.5

Acuan silang:

1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

I PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 rabun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Dcsember 2013TGL BERLAKU : 3 I Dcscmber 2013

BAB II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA

PERJHAL A. KEBIJAKAN DAN KOMITMEN

12

Kebijakan:

Prosedur Identifikasi Peraturan Perundangan yang digunakan dalam melakukan

Identifikasi Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya.

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 2.3.1

Acuan silang:

2. Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya.

Seluruh bahaya potensial dari aktifitas Perusahaan diidentifikasi dan dievaluasi untuk

memastikan tujuan dan sasaran K3 sesuai dengan bahaya potensial dan risiko di

mana Perusahaan memiliki pengaruh. Tinjauan bahaya potensial dan risiko akan

dilaksanakan minimum setahun sekali atau bilamana terjadi perubahan proses dan

atau perubahan perundang-undangan yang berarti, atau muncul perkembangan unit

usaha yang baru. Tim P2K3 bertanggung jawab untuk membuat, menyusun dan

memeriksa daftar identifikasi bahaya potensial dan evaluasi risiko serta daftar risiko

penting K3. Sekretaris P2K3 (ManajemenNVakil Manajemen Representatif K3)

mengesahkan daftar identifikasi bahaya potensial dan evaluasi risiko serta daftar risiko

penting K3.

Uraian:

Prosedur Manajemen Risiko dan/atau prosedur sejenis yang digunakan sebagai

acuan dalam melakukan identifikasi bahaya potensial dan evaluasi ristko, tujuan dan

sasaran K3 dan program manajemen K3.

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 2.1.1,2.1.2,2.1.3, 2.1.4, 3.2.2,6.1.1,6.1.2,6.1.8,6.2.3.

Kebijakan:

Acuan silang:

1. Identifikasi Bahaya Potensial dan Evaluasi Risiko.

PEDOMAN LAMPI RAN PERATURAN DIREKSISISTEM MANAJEMEN KESELAMA TAN NOMOR 112 Tabun 2013

TANGGAL : 31Desernber 2013DAN KESEHATAN KERJA TGL BERLAKU : 31 Desember2013 -

'-B-A-B-- . II. SISTEM MANAJEME~ KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA

PERIHAL . B. PERENCANAAN

13

PPRINO.50 TAHUN2012: kriteria2.1.5

4. Program Manajemen K3

ManajemenPerusahaanmenetapkantujuan dan sasaran K3 denganmemperhatikanhasil Identifikasi Bahaya Potensial dan Evaluasi Risiko, peraturan perundang­undangan dengan mempertimbangkanfaktor biaya, teknologi dan sumber dayamanusia. Tujuan dan sasaran K3 ini ditetapkan, didokumentasikandan dikaji ulangpada setiap tingkatandan fungsi dalam organisasi.Penetapantujuan dan sasaranK3ini harus tetap mengacu dan selaras dengan kebijakan K3 perusahaan sertapemenuhanperaturanperundangan.Tujuandan sasaranini harus terukur,mempunyaiindikatorpengukuran,sasaranpencapaiandan jangkawaktupencapaian.

Uraian:

Acuan silang:PPRINO.50TAHUN2012: kriteria2.1.4Kebijakan:

Prosedur ManajemenRisiko digunakan sebagai prosedur terkait untuk menetapkantujuandan sasaranK3.

3. Tujuan dan Sasaran K3.

Sekretaris P2K3 bertanggungjawab terhadap identifikasi dan peninjauan ulangpemenuhan perundang-undangan dan persyaratan lainya yang diterapkan diPerusahaanuntuk memastikankomitmendalam kebijakanK3 terpenuhi. Persyaratanperundang-undanganakan ditinjau ulang dalam rangka tinjauan ulang IdentifikasiBahaya Potensial dan Evaluasi Risiko dalam menanggapi adanya perubahanperundang-undanganatau perubahan proses. Perusahaan secara periodik setiaptahun akan mengakses serta memelihara kontak dengan Instansi Pemerintah yangterkait dan sumber informasi lainnya seperti perpustakaan dan lain-lain. untukmemperolehperundang-undangandan peraturantermutakhir.

Uraian:

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 rabun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Desember 2013TGL BERLAKU : 31 Descmber 2013

BAS II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA

PERIHAL S. PERENCANAAN

14

P~nge$ahan

Manajemen Perusahaan membuat dan memelihara prosedur untuk tinjauankontrakyang mempertimbangkanunsur K3 dalammenanganiorder jasa. Dalamtinjauankontrak,SekretarisP2K3bertanggungjawabuntukmelakukanidentifikasibahaya potensial dan evaluasi risiko dari jasa yang diberikan dan memastikanPerusahaandapat memenuhi persyaratan K3 dari pelanggan. Dokumen atasrekamantinjauankontraktersebutharusdipelihara.

Uraian:

2. Peraturan Direksi PT PEGADAIAN (Persero) No. 94 Tahun 2013 Pedoman

Pengadaan Barang dan Jasa

1. Peraturan Operasional Cabang

Kebijakan:

Acuan silang:PPRINO.50TAHUN 2012: kriteria3.2.1, 3.2.2,3.2.3, 3.2.4

5. Tinjauan Kontrak

Program ManajemenK3 merupakanterjemahan dari Tujuan dan Sasaran K3 yangberisi perencanaan,implementasidan personelyangbertanggungjawab.BagianterkaitdibantuolehSekretarisP2K3 (ManajemenNVakilRepresentatifK3) menyusunprogrammanajemen K3. Ketua P2K3 mensahkan Program Manajemen K3. ProgramManajemen K3 akan dilaksanakan oleh setiap fungsi yang terkait dan tingkatpencapaiannyaakan dijadikan agenda dalam Tinjauan Manajemen.Manajer terkaitbertanggungjawab untuk memeriksa dan mengkaji Program Manajemen K3 danmelaporkan kemajuannya secara periodik kepada Sekretaris P2K3 (ManajemenRepresentatifK3).

Uraian:

ProsedurManajemenRisikodan/atauprosedursejenisyang digunakandisetiap lokaslkerja merupakan prosedur terkait yang digunakan dalarn menetapkan programmanajemenK3.

Kebijakan:

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSISISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Desember2013- --f- TGL BERLAKU : 31 Dcsombcr 2013BAB · II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJAPERIHAL · B. PERENCANAAN·

15

.___-----,---I_\-. _ _L___:__" --,----,A~engesahan T. -f ,.

Direktur Utama membentuk P2K3 atau Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (P2K3). Ketua P2K3 adalah salah satu Direksi atau pejabat yang

ditunjuk oleh Direktur Utama, Sekretaris P2K3 adalah personU yang ditunjuk dan

bersertifikasi Ahli K3 Umum. Anggota P2K3 adalah personil lain yang ditunjuk

berdasarkan SK Direksi.

1. Menjamin bahwa Sistem Manajemen K3 ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara

sesuai dengan standar ;

2. Melaporkan kepada Manajemen Perusahaan mengenai kinerja Sistem Manajemen

K3;

3. Mengkomunikasikan persyaratan K3 di perusahaan melalui media yang sesuai;

4. Menjadi penghubung antara manajemen Perusahaan dengan pihak ekstemal yang

berkaitan dengan Sistem Manajemen K3

Ketua P2K3 Perusahaan bertanggungjawab untuk :

Direksi bertanggung jawab menyediakan sumber daya yang memadai meliputi

manusia, peralatan, keahlian khusus, teknologi dan keuangan yang memadai untuk

berjalannya sistem manajemen K3 secara efisien dan efektif.

Ureien:

Peraturan Direksi tentang Uraian Tugas dan Pekerjaan di Lingkungan Perusahaan

pada bagian lampiran digunakan sebagai acuan dalam menentukan tanggungjawab

dan wewenang. Sistem Penilaian Kinerja Karyawan pada Keputusan Direksi tentang

Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Perum Pegadaian juga menjadi dasar dalam

pelaksanaan tanggung jawab dan kewenangan

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 1.2.1,1.2.2,1.2.3,1.2.7,1.4.2,1.4.3,1.4.4,1.4.5,1.4.6, 1.4.9, 1.4.10

Kebijakan:

Acuan silang:

1. Tanggungjawab dan Wewenang

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Dcsember 2013--:.-

TGL BERLAKU : 3 1 Dcsember 2013BAB II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJAPERIHAL . C. PENERAPAN DAN OPERASI.

16

L-_p_en_g~__.n~ __ :~·f__~~~ __~ Ar__ ~

1. Peraturan Direksi tentang Pendidikan dan Pelatihan

Prosedur pelatihan berdasarkan pada :

Prosedur Pelatihan digunakan sebagai acuan dalam merencanakan dan melaksanakan

pelatihan, meningkatkan kepedulian dan kompetensi.

PPRI NO. 50 TAHUN 2012 : kriteria 6.3.1,6.3.2,12.1.1,12.1.2,12.1.3,12.1.4,12.1.5,12.1.6,12.1.7,12.2.1,12.2.2,12.3.1,12.3.2, 12.3.3, 12.4.1, 12.5.1

Kebijakan:

Acuan silang:

2. Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi.

Seluruh personil yang bekerja di kantor Perusahaan maupun pada saat melaksanakan

kegiatan di Iokasi luar kantor mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

1. Melaksanakan Sistem Manajemen K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan, baik

di kantor Perusahaan maupun di lokasi luar kantor

2. Mengikuti aturan K3 yang menjadi persyaratan pada waktu personil melaksanakan

kegiatan di lokasi luar kantor;

3. Melaporkan kepada atasan langsung apabila ada ketidaksesuaian terhadap

penerapan SMK3, untuk segera dapat ditindaklanjuti;

1. Memprakarsai tindakan untuk mencegah ketidaksesuaian kegiatan terhadap aspek

K3;

2. Mengidentifikasi dan mencatat penyimpangan yang berkaitan aspek K3;

3. Memberikan alternatif pemecahan masalah K3 melalui jalur media yang sesuai;

4. Memverifikasi pelaksanaan suatu pemecahan masalah K3 dan memantau

ketidaksesuaian hingga penyelesaiannya.

Semua Pemimpin unit kerja bertanggung jawab terhadap K3 di unit kerjanya yang

mencakup tanggung jawab sebagai berikut :

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 l'ahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 3 I Desember 2013TGL BERLAKU : 31 Desernber 2013- -- --

BAB II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA

PERIHAL C. PENERAPAN DAN OPERASI

17

Uraian:

Kebijakan K3. seluruh prosedur dan intruksi kerja dikomunikasikan ke karyawanmelalui pelatihan, papan pengumuman K3 dan pertemuan K3. Pertemuan K3dilaksanakansecara berkala. ManajemenPerusahaanmenerima.mengevaluasidanmemberikantanggapanterhadapkeluhan. permintaaninformasidari pihak eksternal.Sekretaris P2K3 bertanggungjawabuntuk menerima dan mencatat semua informasidari pihak luar yang berkepentingan terhadap Perusahaan. Sekretaris P2K3bertanggungjawab untuk menanggapi komunikasi eksternal maupun internal.Konsultasiantara karyawandan manajemendilakukandalam rapat rutin. Kinerja K3PerusahaanakandimasukandalamLaporantahunanPerusahaan.

1. ProsedurPengendalianCatatanK3.atausejenisnya2. ProsedurKomunikasiK3.atau sejenisnya

Acuan silang:

PPRINO. 50TAHUN2012: kriteria1.2.4,1.2.6.1.4.1.1.4.2.1.4.7.1.4.8.2.3.1.2.3.2.6.2.5.8.4.2. 10.2.2,12.4.1Kebijakan:

Direksi Perusahaan menjamin kelancaran komunikasi yang tepat untuk efektifitasSMK3menggunakan:

3. Konsultasi dan KomunikasL

Perusahaan menerapkan dan memelihara prosedur pelatihan yang meliputiidentifikasi kebutuhan pelatihan terkait Keselamatandan Kesehatan Kerja yangdibutuhkan oleh karyawan. Pelatihan dapat dilaksanakan oleh internal ataulembaga eksternal. Semua karyawan yang dapat menimbulkan risiko pentingmemperolehpelatihanyang memadai.Semua karyawanPerusahaanakan dilatihmengenai kepedulianterhadapSistemManajemenK3. Catatan K3 dipeliharadanriwayatpelatihankaryawanselaludiperbaharui.

Uraian:

I PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR : 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Desernber 20 J 3-TGL. BERLAKU : 31 Dcscmber 2013- -BAB . II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN.

KESEHATAN KERJAPERIHAL C. PENERAPAN DAN OPERASI

18

3. Hanya dokumen termutakhir yang tersedia.

2. Dokumen dikaji secara berkala.

1. Dokumen ditempatkan pada lokasi yang mudah terlihat dan terjangkau

Manajemen Perusahaan melakukan pengendalian dokumen Sistem Manajemen K3

untuk menjamin bahwa:

Urafan:

Pelaksanaan proses Pengendalian Dokumen tidak bertentangan dengan Peraturan

Direksi tentang Pedoman Naskah Korporasi dan Kearsipan Perusahaan.

Acuan silang:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 4.1.1, 4.1.2, 4.1.3, 4.1.4, 42.1, 4.2.2, 4.2.3, 10.1.2

Kebijakan:

Pengendalian Dokumen, yang digunakan oleh Perusahaan merupakan prosedur terkait

yang digunakan dalam menyusun Sistem Dokumentasi K3.

5. Pengendalian Dokumen.

1. Level 1: Pedoman Sistem Manajemen K3.

2. Level 2: Prosedur Sistem Manajemen K3.

3. Level 3: Intruksi Kerja, Standar, Manual Book, dll.

4. Level 4: Formulir.

Sistem dokumentasi SMK3 Perusahaan terdiri dari empat level yaitu:

Uraian:

Pengendalian Dokumen dan/atau prosedur sejenis yang digunakan oleh Perusahaan

merupakan prosedur terkait dalam menyusun Sistem Dokumentasi K3.

Kebijakan:

Acuan silang:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 2.2.1, 2.2~2,2.2.3

4. Sistem Dokumentasi.

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR J 12Tahun2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Dcsember 2013TGL. BERLAKU : 31 Descrnbcr 2013

BAB · II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA

PERIHAL · c. PENERAPAN DAN OPERASI·

19

PcngllSOhan

2. Untuk setiap barang dan jasa yang telah dibeli, dilakukan pemeriksaan kesesuaian

dengan spesifikasi sesuai ketentuan perusahaan.

Uraian:

1. Fungsi Logistik sebelum melakukan keputusan pembelian yang relevan dengan K3

berkonsultasi terlebih dahulu dengan karyawan yang potensial berpengaruh (bila

disyaratkan dalam spesifikasi pembelian) dan Sekretaris P2K3 memeriksa

spesifikasi teknik dan informasi lain yang relevan dengan K3, mempertimbangkan

pelatlhan yang dibutuhkan, bila diperlukan adanya perubahan dari prosedur kerja.

Pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan Peraturan Dlreksi

tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa

Prosedur Pengadaan Barang/Jasa digunakan sebagai alat untuk mengendalikan

Barang dan Jasa sebagai dokumen terkait yang digunakan dalam proses pengendalian

barang dan jasa.

Kebijakan:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 5.1.1,5.1.2,5.1.3,5.1.4,5.2.1,5.3.1

Acuan silang:

G. Pengendalian Barang dan Jasa.

Setiap pemimpin unit kerja bertanggungjawab untuk membuat dan mengusulkan

perubahan Prosedur, Instruksi Kerja dan Form kepada Sekretaris P2K3.

Direktur Utama Perusahaan bertanggungjawab untuk mengesahkan Pedoman Sistem

Manajemen K3, Ketua P2K3 bertanggung jawab untuk untuk mengesahkan prosedur

sedangkan Sekretaris P2K3 bertanggungjawab untuk mengesahkan Instruksi Kerja dan

Form.

4. Dokumen kadaluarsa segera ditarik atau dimusnahkan dan master copy nya

disimpan sebagai catatan sejarah perubahan dokumen.

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR : 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Desember 2013TGL BERLAKU : 31 Desember 2013

BAS . II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN - DANKESEHATAN KERJA

PERIHAL . C. PENERAPAN DAN OPERASI

20

Pengesahan

Manajemen Perusahaan meyediakan alat pelindung diri (APO) untuk seluruh karyawan

yang membutuhkan sesuai dengan tugas dan bahaya potensial yang teridentifikasi.

APO yang rusak atau tidak efektif dilarang untuk digunakan.

Manajemen Perusahaan memberlakukan sistem ijin masuk pada pekerjaan dan area­

area yang teridentifikasi berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan evaluasi risiko. Area

dengan ijin masuk dibuat pengendalian seperti tanda larangan dilarang merokok dan

rambu I rnarka.

Penempatan dan penugasan karyawan untuk suatu pekerjaan memperhatikan

persyaratan perijinan, identifikasi bahaya potensial dan evaluasi risiko.

1. Eliminasi

2. Substitusi

3. Rekayasa Teknik

4. Administratif

5. Alat Pelindung Oiri

Manajemen Perusahaan rnembuat dan memelihara prosedur pengendalian operasi

terhadap bahaya potensial yang memiliki risiko penting. Pengendalian risiko yang

dilaksanakan, ditetapkan berdasarkan kepada hirarki pengendalian risiko yaitu :

Uraian:

Pelaksanaan operasional di atur dalam peraturan direksi dan ketentuan yang berlaku di

Perusahaan (dattar peraturan operasional) ;

Kebijakan:

Prosedur Manajemen Risiko merupakan dokumen terkait bagi proses pengendalian

operasi.

Acuan silang:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 2.1.2.3.2.2.6.3.1.6.3.2.6.1.4.6.1.6.6.1.7.6.1.8,6.2.1. 6.2.2. 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5

7. Pengendalian Operasi.

I PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 3 1 Desernber 20 13TGL. BERLAKU : 31 Dcsembcr 2013

BAB . II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA

PERIHAL C. PENERAPAN DAN OPERASI

21

Pengesah.n \ ~ A'---------'---- \ ----'-----'---

Perusahaan telah menentukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat yang

mengikuti aturan yang telah ditetapkan dan mengikuti program-program yang telah

ditetapkan

Tata cara pelaksanaan Kesiagaan dan Tanggap Darurat akan mengikuti sistem yang

telah disetujui pada prosedur terkait dan secara berkala dilakukan uji coba dan

dilakukan pengkajian dan penyempurnaan khususnya setelah terjadi kecelakaan atau

situasi darurat.

2. Prosedur P3K

1. Prosedur Kesiapan dan tanggap darurat,

Manajemen Perusahaan menetapkan

Kebijakan:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 1.2.5, 6.7.1, 6.7.2, 6.7.3, 6.7.4, 6.7.5, 6.7.6, 6.7.7,6.8.1, 6.8.2

Acuan silang:

8. Persiapan dan Tanggap Darurat.

Berdasarkan identifikasi bahaya potensial dan evaluasi risiko, pemantauan dan

pengukuran, setiap area yang memiliki risiko penting dberi tanda peringatan K3 sesuai

dengan standar yang berlaku.

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 l'ahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Desember 2013TGL BERLAKU : 31 Desember 2013

BAB II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA

PERIHAL . c. PENERAPAN DAN OPERASI.

22

1. Prosedur Pelaporan Bahaya dan Penanganan Masalah

2. Prosedur Pelaporan dan Penyelidikan Penyakit Akibat Kerja

3. Prosedur Pelaporan dan Penyelidikan Insiden dan Kecelakaan

Pengesah.n I 1 I ~ I A I

Manajemen Perusahaan menetapkan:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 8.1.1, 8.2.1, 8.3.1, 8.3.2, 8.3.3, 8.3.4, 8.3.5, 8.3.6

Kebijakan:

Acuan silang:

2. Pelaporan dan Penyelidikan Kecelakaan.

Manajemen, tim P2K3 dan pemimpin unit kerja Perusahaan melaksanakan kegiatan

inspeksi tempat kerja dan pemantauan/pengukuran lingkungan kerja secara berkala

sesuai dengan Program K3, sedangkan inspeksi khusus terhadap Alat Pemadam

Kebakaran Ringan (APAR) dan hydrant (jlka ada) duakukan dengan bekerjasama

dengan instansi terkait. Manajemen Pemantauan terhadap lingkungan kerja dilakukan

oleh pihak internal dan pihak external dengan memastikan bahwa peralatan yang

digunakan telah dikalibrasi oleh petugas atau pihak yang kompeten. Untuk kegiatan

pemantauan kesehatan dilakukan secara periodik 1 tahun sekali yang mengacu pada

Peraturan Direksi tentang Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Bantuan

Biaya Pengobatan Pegawai Perum Pegadaian.

Uraian:

Peraturan Direksi tentang Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Bantuan

Biaya Pengobatan Pegawai Perum Pegadaian

Manajemen Perusahaan menetapkan

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 7.1.1,7.1.2,7.1.3,7.1.4,7.1.5,7.2.1,7.2.2,7.2.3,7.4.1.7.4.2,7.4.3,7.4.4,7.4.5.

Kebijakan:

Acuan silang:

1. Inspeksi, Pemantauan dan Pengukuran K3.

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Iahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 310cscmbcr 2013TGL BERLAKU : 31 Descmber 2013- --

BAB . II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMAT AN DANKESEHATAN KERJA

PERIHAL D. PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

·-

23

1 Pengesahan 1- 'f 1 ~ ~

PPRI NO. 50TAHUN 2012: kriteria 10.1.1,10.1.3,10.1.4,10.1.5

Acuan silang:

4. Pengendalian Rekaman.

Uraian:

Seluruh karyawan Perusahaan dan rekanan/kontraktor berkewajiban melaporkan

ketidaksesuaian K3 ataupun potensi ketidaksesuaian kepada Sekretaris P2K3 (atau

anggota P2K3) untuk dievaluasi dan diambil tindakan yang perlu duaksanakan. Jika

menurut Sekretaris P2K3 hal tersebut merupakan ketidaksesuaian rnaka di terbitkan

Laporan Ketidaksesuaian yang akan diperhatikan dan diverifikasi hasil tindak lanjutnya

untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Penyelidikan akan dilakuk.an

untuk setiap kecelakaan, near-miss accident oleh anggota tim P2K3 dengan

Sekretaris P2K3 untuk kemudian dievaluasi dan dilaporkan ke Ketua P2K3 untuk di

tindak lanjuti Direksi atau pemimpin unit kerja terkait.

1. Prosedur Tindakan Perbaikan

2. Prosedur Tindakan Pencegahan

Kebijakan,

Manajemen Perusahaan menetapkan:

Acuan silang:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 8.4.1, 8.4.2

3. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.

Seluruh karyawan Perusahaan dan rekanarvkornraktor harus melaporkan kecelakaan

di tempat ke~a . Peyelidikan kecelakaan dilakukan untuk seluruh kecelakaan atau

near-miss-accident yang dilakukan oleh Ahli K3 Umum, Pemimpin unit kerja bersama­

sarna dengan Sekretaris P2K3. Hastl penyelidikan tersebut dievaluasi oleh Pengurus

P2K3 dan dilaporkan ke Ketua P2K3 untuk kemudian dilakukan tindakan koreksi dan

pencegahan agar kecelakaan atau near-miss-accident tidak terulang lagi.

Uraian:

I PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Dcsember 2013.-: 31 Desernber 2013TGL BERLAKU

BAB . II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN.KESEHATAN KERJA

PERIHAL D. PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

24

'tPengesahan

2. Peningkatan berkelanjutan efektifitas Sistem Manajemen Keselamatan dan

kesehatan kerja di masing-masing tokasi kerja.

1. Memastikan kesesuaian implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di masing-masing tokasl kerja.

Manajemen Perusahaan merencanakan dan mengimplementasikan proses

pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan untuk :

Ureien:

Seluruh prosedur K3, mengenai prosedur data K3 danf.3tau prosedur sejenis yang

digunakan di setiap tokasi kerja digunakan sebagai tandasan datam melakukan

Pengumpulan dan Pengolahan Data K3.

Kebijakan:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 10.2.1

Acuan silang:

5. Pengumpulan dan Pengolahan Data.

Seluruh rekaman K3 akan diidentifikasi dan dipelihara, disimpan dalam jangka waktu

tertentu sebelum dimusnahkan. Oisposisi rekaman K3 dilakukan sesuai dengan

peruntukan untuk menjaga keserasian, sebagaimana telah diidentifikasi dan diatur

oleh Sekretaris P2K3.

Uraian:

dan/atau prosedur sejenis yang digunakan di setiap lokasi kerja yang digunakan untuk

mengendalikan semua rekaman K3.

Prosedur Pengendalian Catatan.

Manajemen Perusahaan menetapkan:

Kebijakan:

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Dcsember 2013TGL BERLAKU : 31 Desernber 2013

BAB . II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN-KESEHATAN KERJA

PERIHAL D. PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

~-~--

25

Pongesaba"

Manajemen Perusahaan mengadakan rapat tinjauan manajemen untuk memastikan

kesesuaian, kecukupan dan keefektifan SMK3 serta merencanakan periode peninjauan

ulang SMK3. Untuk menjamin kesesuaian, kecukupan dan keefektifan SMK3 secara

berkelanjutan, rnaka Tinjauan Manajemen dilaksanakan minimum sekali dalam

Uraian:

prosedur tinjauan manajemen dan/atau prosedur sejenis yang digunakan sebagai

prosedur resmi Tinjauan Manajemen.

Kebijakan:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 1.3.1, 1.3.2, 1.3.3

Acuan silang:

7. Tinjauan Manajemen.

Audit SMK3 diselenggarakan minimum sekali dalam setahun yang ditaksanakan oleh

Auditor yang memiliki kriteria tertentu. Lead Auditor / Ketua Tim Audit akan

melaporkan hasil audit SMK3 dalam rapat Tinjauan Manajemen.

Ureien:

mengenai Prosedur Audit Internal, dan/atau prosedur sejenis yang digunakan sebagai

acuan dalam melaksanakan Audit Internal SMK3.

Kebijakan:

PPRI NO. 50 TAHUN 2012: kriteria 11.1.1, 11.1.2,11.1.3, 11.1.4

Acuan silang:

6. Audit SMK3.

Sekretaris P2K3 akan mengumpulkan data K3 untuk kemudian diolah dengan metode

statistik tertentu. Hasil dari pengolahan data akan dilaporkan dalam Tinjauan

Manajemen.

PEDOMAN LAMPlRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 31 Desember 2013TGL BERLAKU : 31 Desember 2013

BAB . II. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN.KESEHATAN KERJA

PERIHAL D. PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

26

setahun. Tinjauan Manajemen dipimpin oleh Ketua P2K3. Tinjauan Manajemen dapat

membahas mengenai kinerja SMK3, Hasil pemantauan dan pengukuran K3, hasil audit

SMK3, hasil audit pihak ke-3, kebijakan K3, keluhan pelanggan yang berhubungan

dengan K3 serta perubahan peraturan yang signifikan.

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSISISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR : 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL : 3) Desember 2013TGL BERLAKU : 31 Desembor 2013

BAB II. SISTElVI lVIANAJEMEN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA

PERI HAL . D. PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

27

}Ii1Pengesallan

Pefaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kantor Pusat

dilakukan oleh tim P2K3 Pusat yang ketuanya ditunjuk oleh Direktur Utama Perusahaan.

Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan kerja (P2K3) adalah salah satu

11. Pelaksanaan tinjauan manajemen

10. Pelaksanaan audit internal

9. Identifikasi dan pemenuhan peraturan terkait K3 dan Lingkungan

8. Pengukuran parameter lingkungan dan atau bahaya

6. Pemasangan rambu bahaya

7. Sosialisasi K3 kepada seluruh karyawan

5. Pelatihan K3

4. Identifikasi bahaya dan analisa resiko dari setiap proses

3. Penetapan prosedur, instruksi kerja dan formulir oleh P2K3

2. Penetapan Pedoman K3 oleh manajemen puncak

g. Tim Komunikasi dan Umum

f. Tim Kesehatan

e. Tim Keselamatan

d. Tim Kesiapan tanggap darurat

b. 1 (satu) orang wakil ketua

c. 1 (satu) orang sekretaris (bersertifikat AK3 Umum)

a. 1 (satu) orang ketua berasal dari safah satu direksi / pejabat yang ditunjuk oleh

direksi

1. Penunjukan P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) oleh Direksi

Perusahaan yang terdiri dart ;

Pefaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lakukan dengan

cara;

PEOOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSISISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Desember 2013TGL BERLAKU 31Desember 201~_

BAB III. PANOUAN PELAKSANAANPERIHAL . A. PELAKSANAAN 01 KANTOR PUSAT.

28

l)r14P~ngcs.h.n

direksi atau pejabat yang ditunjuk dan dianggap mampu melaksanakan pengelolaan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

PEOOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Desember 20 13-- - 31 Desember 2013-TGL. BERLAKUBAB . III. PANOUAN PELAKSANAANPERIHAL :A. PELAKSANAAN 01 KANTOR PUSAT

..

29

pengesal)an

Kerja.KesehatandanKeselamatanSistem Manajemenpengelolaan

Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di kantor wilayah

dilakukan oleh tim P2K3 Kantor Wilayah yang ketuanya ditunjuk oleh Pemimpin Wilayah.

yang merupakan satan satu Manajerlsetingkat yang dianggap mampu melaksanakan

11. Pelaksanaan tinjauan manajemen

10. Pelaksanaan audit internal

9. Identifikasi dan pemenuhan peraturan terkait K3 dan Lingkungan

8. Pengukuran parameter lingkungan dan atau bahaya

7. Sosialisasi K3 kepada seluruh karyawan

6. Pemasangan rambu bahaya

5. Pelatihan K3

4. Identifikasi bahaya dan analisa resiko dari setiap proses oleh P2K3

2. Penetapan Pedoman K3 mengacu pada Pedoman K3 yang ditetapkan oleh Direksi

3. Penetapan prosedur. tnstruksi kerja dan formulir olen P2K3

g. Tim Komunikasi dan Umum

f. Tim Kesehatan

e. Tim Keselamatan

d. Tim Kesiapan tanggap darurat

c. 1 (satu) orang sekretaris (bersertifikat AK3 Umum)

b. 1 (satu) orang wakil ketua

a. 1 (satu) orang ketua berasal dari salah satu manajer

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdiri dari ;

1. Penunjukan P2K3 oleh Pemimpin Wilayah

Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di kantor wilayah

dilakukan dengan cara ;

PEOOMAN LAMPIRAN PERATURAN OIREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR Ll2 Tahun 2013TANGGAL 31 Descmber 2013

DAN KESEHATAN KERJA TGL BERLAKU : 31 Desember 2013BAB III. PANOUAN PELAKSANAAN -

L-.··PERIHAL · B. PELAKSANAAN 01 KANTOR WILAYAH

30

APcngp.sahan

Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Ke~a di cabang dilakukan

oleh Petugas I tim yang di1unjukoteh Pemimpin Witayah.

11. Pelaksanaan tinjauan manajemen

10. Pelaksanaan audit internal

9. Pengukuran parameter lingkungan dan atau bahaya (bila dibutuhkan)

8. Sosialisasi K3 kepada seluruh karyawan

d. Alat Pefindung Diri

c. Alarm bahaya

b. Peta darurat

a. Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) sesuai kebutuhan

7. Pemasangan standar minimal alat - alat K3

6. Pemasangan rarnbu bahaya

5. Petatihan K3

4. Identifikasi bahaya dan anallsa resiko dari setiap proses

3. Prosedur, formulir dan instruksi kerja penerapan SMK3 sesual dengan yang

ditetapkan oleh P2K3 Wilayah

1. Penunjukan Petugas / Tim K3 oleh Pemimpin Wilayah I setingkat

2. Penetapan Pedoman K3 mengacu pada Pedoman K3 yang ditetapkan oteh Direksi

Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kantor Cabang

dilakukan dengan cara ;

PEOOMAN LAMPI RAN PERATURAN DlREKSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN NOMOR 112 Tahun 2013

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL r-:- 31 Desember20J3TGLBERLAKU 31 Dcsember 2013 --

BAB . III. PANOUAN PELAKSANAAN.PERIHAL C. PELAKSANAAN 01 KANTOR CABANG

..------- -- -------- ----

31

Peneesahan

Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di unit kerja

dilakukan oleh Petugas / Tim K3 yang ditunjuk oleh Pemimpinan Wilayah yang mengacu

pada Pedoman K3 yang ditetapkan oleh manajemen PuncaklDireksi. Petugas / Tim K3

akan melaporkan identifikasi bahaya dan analisa resiko kepada Petugas / Tim K3 Cabang

serta mengajukan usulan - usulan yang dianggap perlu dalam memastikan penghilangan

/ pengurangan bahaya dan resiko pada operasional unit kerja lainnya.

5. Pengukuran parameter lingkungan dan atau bahaya (bila diperlukan)

d. Alat Pelindung Diri

c. Alarm bahaya

b. Peta darurat

a. Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) sesuai kebutuhan

4. Pemasangan standar minimal alat - alat K3

3. Pemasangan rambu bahaya

2. Identifikasi bahaya dan analisa resiko dari setiap proses

1. Penunjukan Petugas / Tim K3 oleh Pemimpin Wilayah.

Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Ke~a di unit kerja lainnya

selaln unit kerja di kantor pusat, kantor wilayah dan kantor cabang lakukan dengan cara ;

PEDOMAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSJSISTEM MANAJEMEN KESELAMAT AN NOMOR 1I21ahun2013 -

DAN KESEHATAN KERJA TANGGAL 31 Dcsember2013TGL.13ERLAKU 31 Desember 2013

BAB · 01. PEDOMAN PELAKSANAANPER IHAL · D. PELAKSANAAN nr UNIT KERJA·