41
Manfaat Daun Pegagan Centella Asiatica Dao Riwoe | Minggu, Maret 03, 2013 | 1komentar Pegagan (latin: Centella Asiatica) merupakan tanaman yang berkhasiat bagi otak. Tanaman ini biasa tumbuh dikebun, ladang, pematang sawah atau ditepi jalan. Tanaman ini bagus untuk dikonsumsi sehari-hari. Sebagai pengganti ginko biloba yang terdapat dalam suplemen sintetis. Sudah sejak dahulu pegagan telah digunakan untuk obat, seperti obat kulit, gangguan saraf dan memperbaiki peredaran darah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Cina, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara- negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan antanan. Jenis Pegagan Pegagan merupakan tanaman herbal tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek).

Pegagan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pegagan

Citation preview

Page 1: Pegagan

Manfaat Daun Pegagan Centella Asiatica

Dao Riwoe | Minggu, Maret 03, 2013 | 1komentar

Pegagan (latin: Centella Asiatica) merupakan tanaman yang berkhasiat bagi otak. Tanaman ini biasa tumbuh dikebun, ladang, pematang sawah atau ditepi jalan. Tanaman ini bagus untuk dikonsumsi sehari-hari. Sebagai pengganti ginko biloba yang terdapat dalam suplemen sintetis.Sudah sejak dahulu pegagan telah digunakan untuk obat, seperti obat kulit, gangguan saraf dan memperbaiki peredaran darah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Cina, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan antanan.

Jenis PegaganPegagan merupakan tanaman herbal tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau.

Pegagan merah. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek).

Pegagan hijau. Pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembap dan terbuka. Selain itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan antanan air.

 

Page 2: Pegagan

Kandungan Pegagan

Pegagan memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin.

garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi.

Glikosida triterpenoida diduga yang disebut asiaticoside yaitu antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.

Manfaat PegaganPegagan selain bagus untuk kecerdasan otak, juga memiliki banyak manfaat lain. Diantaranya:

1. Meningkatkan daya ingat2. Meningkatkan syaraf memori3. Meningkatkan mental dan stamina tubuh4. Menghentikan pendarahan (haemostatika)5. Membersihkan darah6. Melancarkan peredaran darah7. Peluruh kencing (diuretika)8. Penurun panas (antipiretika)9. Anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida,

antialergi dan stimulan10. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka

yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid)11. Meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki12. Mencegah varises dan salah urat13. Menurunkan gejala stres dan depresi

Untuk mendapatkan manfaat dari daun pegagan dapat dengan dikonsumsi secara langsung, seperti sebagai lalapan, dapat juga dengan dikeringkan untuk dijadikan teh atau diambil ekstraknya untuk dibuat kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun body lotion. Dengan demikian kita tahu ternyata sangat besar manfaat dari tanaman yang kurang mendapat perhatian ini.

Page 3: Pegagan

Manfaat Daun PegaganARTIKEL November 15, 2012 Comments: 2

Nama latin: Centella asiatica

Nama lain: Gotu Kola, Asiatic pennywort, Indian pennywort

Nama daerah: Di Jawa disebut pacul gowang, rendeng, gagan-gagan, kerok batok, Riau: pegago, kaki kuda, Sunda: antanan, Aceh: pegaga, Batak: ampagaga, Bali: taidah, Irian: sandanan, Ujung Pandang: pegaga, Bugis: dau tungke, Madura: kos tekosan, Halmahera: kori-kori.

Penyebaran tanaman: menyebar mulai dari Samudra India sampai ke daerah-daerah tropis di Asia, terutama tumbuh di Indonesia, pesisir pantai timur Madagaskar, Mauritius, dan Reunion.

Ciri-ciri tanaman: tumbuhan herba dengan batang horizontal, setiap ruas keluar akar dan menjalar di tanah. Merupakan herba tahunan tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm – 80 cm. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm – 15 cm berbentuk ginjal, dan pada pangkal berbentuk pelepah. Tepinya bergerigi, dengan penampang 1 cm – 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 – 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung tunggal, 3 sampai 5 bersama-sama keluar dari ketiak daun, tangkai bunga 5 mm – 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 – 2,5 mm, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3 mm, berlekuk 2, berwarna kuning kecoklatan dan berdinding agak tebal, baunya wangi dan rasanya pahit. Akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Tanaman ini terdapat di seluruh Indonesia, menyukai tanah yang agak lembap dan cukup mendapat sinar matahari seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalap), terdapat di daerah dengan ketinggian tidak lebih dari 2.500 m di atas permukaan laut.

Kandungan kimia: Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, dan zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawa sejenis yang berkasiat antilepra (Morbus Hansen).

Sifat kimiawi dan efek farmakologi: Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni. Efek farmakologi utama dari pegagan ini diketahui berasal dari

Page 4: Pegagan

kandungan senyawa triterpenoid yaitu Asiatic acid, Madecassic acid, Asiaticoside, Madecassoside. Selain itu juga mengandung unidentified terpene acetate, camphor, cineole, campesterol, stigmasterol, sitosterol, senyawa-senyawa polyacetylene, kaempferol, quercetin, myo-inositol, vellarin, asam amino, dan resins. Berdasarkan penelitian farmakologi yang dilakukan, pegagan mempunyai efek merangsang pertumbuhan rambut dan kuku, meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam jaringan penghubung (connective tissue), meningkatkan pembentukan mucin (zat utama pembentuk mucus) dan komponen-komponen dasar pembentuk lainnya, seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfate, meningkatkan daya kompak (tensile integrity) dermis (jaringan kulit di bawah epidermis), meningkatkan proses keratinisasi (pembentukan keratin) epidermis melalui perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan efek keseimbangan pada jaringan penghubung.

Pegagan mengandung triterpenoids, beberapa macam vitamin yaitu A, B, E, G, dan K, dan mengandung nilai nutrisi yang membantu vitalitas tubuh kita dan berfungsi sedatif.

Dosis yang direkomendasikan dalam pemakaian kaki kuda/pegagan

Herba kering: ¼ – ½ sendok teh pegagan kering diseduh dengan 150 ml air mendidih selama 10 menit, 3 kali/hari.

Bubuk: 1.000 – 4.000 mg, 3 kali/hari (biasanya dalam kapsul). Tincture: (1:2, 30% alcohol) 30 – 60 tetes (sama dengan 3 ml – 5 ml ukuran sendok teh obat),

3 kali/hari. Ekstrak: 60 – 120 mg/hari; atau tergantung masalah penyakit. Herba segar: 30-60 gram direbus dengan 3 gelas air menjadi 1 gelas air. Untuk pemakaian luar: pegagan segar digiling halus dan ditempelkan di bagian yang akan

diobati (herpes zoster, eksim, dll).

Untuk pencegahan, dapat digunakan dengan dosis 0,5-1 gram pegagan kering atau 4-8 gram pegagan segar satu hari. Dari hasil penelitian juga dilaporkan bahwa tumbuhan ini praktis tidak toksik atau aman digunakan. Jadi, tidak perlu ditakuti bahwa kelebihan takaran akan menyebabkan efek samping. Penyajiannya bisa dilakukan dalam bentuk teh (dikeringkan dan direndam dalam air seperti teh) atau pegagan segar diseduh dengan air panas selama 10 menit.

Di Eropa dan Amerika, pepagan tidak dianjurkan untuk dipakai oleh usia di bawah 19 tahun. Akan tetapi di beberapa negara di Asia (termasuk di Indonesia), anak-anak sejak kecil sudah biasa lalapan daun pegagan.

Manfaat Pegagan

Di India, pegagan telah lama dipakai sebagai obat untuk banyak penyakit misalnya: lepra, psoriasis, sipilis, kanker, hemaroid, artritis, TBC, melancarkan sirkulasi darah ke otak sehingga pegagan dipercayai juga sebagai tonikum otak dan menguatkan memori, menurunkan demam, panas dalam, konstipasi, dan lain-lain. Pegagan juga membantu menghilangkan kelelahan mental dan fisik, sehingga menenangkan sekaligus meningkatkan stamina dan energi.

Ahli pengobatan herbal di China menggunakan pegagan untuk masalah emosi: depresi, insomnia, gelisah, stres, dan kecemasan. Pegagan mempunyai kandungan yang bisa merevitalisasi syaraf dan sel otak, dan disebut ‘makanan untuk otak’ karena berpengaruh

Page 5: Pegagan

langsung pada pusat syaraf di otak. Sehingga pegagan sering dipakai untuk memperkuat daya ingat, terutama ketika akan menghadapi ujian. Selain itu mereka menganggap pegagan mampu memperpanjang usia, sehingga disebut “the miracle elixirs of life“, dengan legenda seorang ahli pengobatan herbal dari China yang hidup sampai lebih dari 200 tahun dan mempunyai 23 istri karena tiap hari makan pegagan.

Akhir-akhir ini di Eropa dan Amerika, pegagan dipakai oleh untuk masalah yang berhubungan dengan pembengkakan jaringan misalnya scleroderma, psoriasis arthritis (artritisa yang berhubungan dengan psoriasis), anklylosing spondylitis (arthritis pada tulang belakang), dan rheumatoid arthritis. Bahkan penelitian terakhir menyatakan bahwa pegagan bisa dipakai untuk menurunkan hipertensi, mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan daya ingat dan kecerdasan, menurunkan kadar kecemasan, dan melancarkan peredaran darah pada varises (HealthandAge.com).

Di India, para ahli pengobatan herbal menggunakan pegagan sebagai tonikum otak dan tonikum untuk panjang usia. Dengan karakternya yang dingin, tumbuhan ini juga digunakan sebagai anti-infeksi, anti-toksik, antipiretik, dan diuretik. Dalam sistem pengobatan ayurvedic di India, ini dibuat dalam bentuk sirup tanpa alkohol untuk pengobatan epilepsi. Selain itu, di Thailand, juga digunakan sebagai tonikum dan obat diare. Di Sri Langka, tumbuhan ini banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan pengeluaran air susu, sedangkan di Vietnam digunakan untuk mengatasi lemah badan karena usia lanjut (senility). Di Indonesia sendiri, pegagan selain dipakai sebagai herbal obat, juga dimakan sebagai lalap. Menurut Rumphius, pegagan digunakan untuk menyembuhkan luka, sakit perut, obat cacing, dan kencing batu. Menurut Kloppenburg, tumbuhan ini juga digunakan sebagai obat demam, pembersih darah, hemoroid, batuk kering, dan penyakit anak-anak hidung berdarah. Ridley juga menyatakan tumbuhan ini digunakan untuk obat kusta dan sipilis.

Lebih kurang 90 persen dari seluruh wanita yang berumur 18 tahun ke atas menderita selulit atau sering dikenal dengan orange-peel skin. Selulit merupakan kombinasi dari lemak, toksin (cellular wastes), dan air yang berbentuk massa, seperti gel yang terjebak pada jaringan penghubung di bawah permukaan kulit. Jaringan penghubung akan menebal dan mengeras sehingga menimbulkan bentuk seperti lesung tidak datar. Ini memberikan bentuk yang tidak bagus pada tubuh sehingga kadang-kadang menyebabkan seseorang rendah diri. Biasanya terjadi pada pinggul dan paha, tetapi juga bisa terjadi pada lengan, perut, dan pundak.

Pegagan merupakan salah satu tumbuhan yang efektif digunakan untuk mengatasi selulit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa 80 persen wanita yang diobati dengan pegagan memberikan hasil yang memuaskan dalam pengobatan selulit. Hal ini sangat berhubungan dengan kemampuan pegagan dalam memperkuat struktur jaringan penghubung dan mengurangi pengerasannya dengan bekerja secara langsung pada fibroblast. Untuk hasil yang lebih memuaskan, disarankan untuk mengonsumsi pegagan selama 3 bulan karena untuk pengobatan selulit memang memerlukan waktu yang lebih banyak.

Selain itu, sejalan dengan mekanisme kerja pegagan pada tubuh, tumbuhan ini juga terbukti secara klinik mampu mengobati luka bakar, sirosis hati, keloid, scleroderma, dan gangguan pembuluh vena. Hal yang menarik sekali adalah pegagan ini dapat juga digunakan sebagai pengganti ginkgo biloba terutama untuk mengatasi kepikunan dini atau meningkatkan kecerdasan. Tidak mengherankan apabila orang-orang yang sering lalap pegagan atau minum teh herbal pegagan nampak awet muda dan sehat serta kuat memorinya.

Page 6: Pegagan

Anda bisa mendapatkan daun pegagan kering yang telah dicampur dengan teh hijau dan pegagan bubuk yang telah dikemas dalam kapsul. Anda juga bisa mendapatkan pegagan segar gratis di sawah, tempat lembap yang banyak airnya dan merebusnya sebagai teh herbal maupun melalapnya sebagai teman makan nasi.

Sakit maag dan perut kembung

5 gram pegagan, 1 gram pupus pepaya, 7 gram adas, 3 gram jinten, 5 gram kencur (diparut), 5 gram sembung, 6 gram daun pooh, 5 gram pulosari, 2 gram ketumbar, dan 10 gram falerian. Semua bahan direbus dengan 500 ml air dan diminum untuk 1 hari.

Demam dan menambah nafsu makan

5 gram pegagan diseduh dengan air secukupnya, ditumbuk dan diperas sebagai pengganti air teh.

Asma dan batuk

2 genggam pegagan segar dan air secukupnya ditumbuk dan diperas untuk diambil airnya, diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir selama 14 hari.

Sariawan usus dan disentri

2 genggam pegagan segar, 1 jari rimpang kunyit, 1 sendok teh rasuk angin (serbuk), 9 butir ketumbar,  110 ml air, ditumbuk, tambahkan air, dan disaring. Dididihkan dan minum 1 kali sehari 100 ml selama 7 hari.

Tyfus

1 genggam daun kaki kuda, ½ genggam daun jintan dan 5 batang tapak liman, semua bahan tersebut dicuci bersih dan dikukus untuk diambil airnya, ditambah dengan 1 sendok makan madu dan diminum.

Busung

tumbuhan kaki kuda lengkap (akar, batang dan daunnya), 3batang alang-alang, 1 potong kulit kamboja, semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal  ½ gelas, diminum 3 kali sehari 1 cangkir.

Sakit Kepala

1 genggam daun kaki kuda dan seujung sendok makan jintan  direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal  ½ gelas, disaring dan ditambah dengan 1 sendok makan madu, kemudian diminum.

Keracunan jengkol

10-15 daun kaki kuda direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 ½ gelas disaring dan diminum.

Page 7: Pegagan

Ayan

Daun kaki kuda yang sudah kering dan gula aren secukupnya, daun kaki kuda ditumbuk halus kemudian diambil 1 sendok dan dicampur dengan gula aren secukupnya. Kedua bahan tersebut diseduh dengan 1 gelas air panas (masak), disaring dan diminum, diulangi secara teratur.

Demam

Satu genggam (30-60 gram) pegagan segar ditumbuk, tambahkan air lalu diperas dan disaring, boleh ditambah sedikit garam. Minum dalam keadaan perut kosong, 3 kali sehari.

Rejuvenasi dan insomnia

Minum campuran jus pegagan dari 30-60 gram daun segar yang ditumbuk, diperas, dan dicampur dengan susu.

Kesehatan umum

1/2 sdt pegagan kering atau segar (30-60 gram) direbus dengan beberapa iris jahe, tambahkan gula merah atau madu secukupnya.

Wasir dan konstipasi

Minum air rebusan 30-60 gram pegagan segar yang dicampur dengan beberapa siung bawang merah.

Sariawan di mulut

Tumbuk daun pegagan sampai halus, lalu tempelkan di tempat yang luka. Bisa juga minum rebusan daun pegagan.

Cacingan

1/2 sdt pegagan kering diseduh dengan air mendidih selama 20 menit, minum hangat-hangat.

Menaikkan stamina dan panjang umur

Tumbuk segenggam daun pegagan bersama kunyit. Peras dan saring airnya, kemudian dicampur madu dan kuning telur ayam kampung.

Anti batuk dan asma

Sering makan lalapan daun pegagan sebagai sayur lalap.

Eksim dan kurap

Tumbuk daun pegagan dan tempelkan di tempat yang terkena eksim.

Influensa

Page 8: Pegagan

Minum air rebusan 30-60 gram pegagan segar yang telah dicampur dengan beberapa iris jahe.

Menetralkan kadar gula dan tekanan darah

30-60 gram herba pegagan segar atau 1/2 sdt pegagan kering direbus dan diminum airnya.

Sinusitis

30-60 gram pegagan segar yang direbus dengan tiga gelas air hingga menjadi satu gelas, ditambah sedikit merica.

Pemakaian pegagan (maupun umumnya pemakaian herba lainnya juga) tidak dianjurkan lebih dari 6 minggu. Bila ingin melanjutkan lebih dari 6 minggu, dibutuhkan waktu 2 minggu jeda. Kandungan Asiaticoside pada pegagan pada sebuah penelitian ilmiah telah menyebabkan terjangkitnya tumor pada tikus, tapi hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut (HealthandAge.com); jadi orang yang mempunyai sel tumor atau kanker dianjurkan lebih baik tidak mengasup pegagan.

Efek samping: Jarang ditemukan efek sampingan setelah mengasup pegagan, akan tetapi ada beberapa keluhan sebagai berikut: alergi pada kulit dan kulit terasa panas seperti terbakar (pada pemakaian luar), pusing, perut terasa kurang enak, mual, sakit kepala, dan rasa mengantuk berat pada pemakaian dosis tinggi.

Wanita hamil tidak dianjurkan mengonsumsi pegagan karena bisa terjadi keguguran spontan. Karena pegagan tidak direkomendasikan untuk bayi, maka wanita yang sedang menyusui dianjurkan untuk tidak mengasup pegagan. Sedangkan manula, 65 tahun ke atas dianjurkan memakan dosis setengah takaran standar. Untuk pemakaian yang serius, perlu dikonsultasikan dengan ahli herbal.

MANFAAT DAUN PEGAGAN

 

Seorang teman bercerita, betapa frustrasinya ia menumpas tuberkulosis (TB) paru-paru. Digempur pakai obat-obatan medis, si penyakit tetap saja eksis. Ia juga panik, karena katanya, bakteri TB bisa kebal terhadap gempuran obat yang diracik apotik. Untunglah, saat nyaris frustrasi, ia “menemukan” pegagan dan kawan-kawan.Menjalani “takdir” sebagai penderita TB paru-paru memang tak gampang. Jika tidak ulet, alih-alih sembuh, pasien bisa mati bosan. Maklum, proses penyembuhan TB, selain cukup sulit, juga makan waktu lama, berkisar 3 – 6 bulan. Itu pun dengan catatan, pasien berdisiplin minum obat dan rajin memeriksakan diri ke dokter.Lamanya pengobatan itulah – apalagi jika disertai kendala biaya – yang kerap menyebabkan pasien frustrasi. Ya frustrasi minum obat, ya bosan menanggung derita. Padahal, disiplin minum obat menjadi faktor penentu dalam proses penyembuhan. Pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan bakteri TB resisten terhadap beragam obat konvensional, termasuk obat kombinasi.Dengan kata lain, pasien TB sebenarnya dilarang keras menoleransi kata bosan, apalagi sampai putus asa. Itu sebabnya, buat teman tadi, perjumpaan dengan pegagan dan kawan sejawatnya menjadi sangat berarti. Paling tidak, ia merasa tak “sendiri” lagi menghadapi tuberkulosis. Ketika banyak sanak saudara dan handai taulan menjauh lantaran takut tertular,

Page 9: Pegagan

pegagan dan kawan-kawan menjadi teman paling setia.Yang paling penting, harga mereka murah dan tak membuat kantung cekak jika dikonsumsi dalam kurun waktu lama.Mematikan dan bikin bosanTuberkulosis pertama kali diketahui keberadaannya tahun 1882 oleh ahli bakteri Jerman, Robert Koch. TB tergolong penyakit menahun nan mematikan.Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT, 1995), sebagai penyebab kematian secara umum, TB menduduki peringkat ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan infeksi saluran napas. Namun, khusus di kelas penyakit infeksi, ia ada di posisi nomor satu.TB umumnya dipicu oleh perumahan yang kurang sehat, terutama di tempat yang memiliki tingkat hunian sangat padat. Bisa juga lantaran makanan yang disantap kurang bergizi, serta kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan. TB ditandai oleh hadirnya bakteri tahan asam bernama mikobakteria tuberkulosis yang memiliki sifat rada beda dari kuman lain pada paru-paru.Sifat-sifat berbeda itu di antaranya cepat mati bila terkena sinar Matahari, cepat mati jika berada dalam air mendidih, dan akan mati setelah 24 jam terkena cairan karbol 5%. Namun sebaliknya, basil tuberkulosis dapat hidup berminggu-minggu dalam ludah, di tempat yang sejuk, dan berbulan-bulan di tempat yang gelap. Ia juga dapat dengan mudah menular lewat hidung atau mulut.Penderita TB paru-paru, seperti yang terjadi pada teman tadi, merasa badannya lemah dan nafsu makan berkurang. Timbul batuk yang kadang disertai darah (awalnya cuma sedikit), muka pucat dan berat badan terus berkurang, serta suhu badan naik terutama pada petang dan malam hari. Selain itu, pada malam hari penderita sering mengeluarkan keringat, kadang suaranya berubah menjadi parau atau serak.Dengan suara parau, teman tadi terus bercerita, termasuk pertemuannya dengan seorang kawan lain yang membawa pencerahan. Kata teman sang teman, mengandalkan obat-obat medis memang tidak salah, tapi melengkapinya dengan meminum air rebusan tumbuhan berkhasiat layak dicoba. “Kalau Tuhan mengizinkan, bisa sembuh lebih cepat,” jelasnya.Sejak itu, asa teman tadi tumbuh kembali. Ia mencoba mencari tahu, beragam tanaman obat yang telah diteliti oleh berbagai institusi penelitian maupun perguruan tinggi di Indonesia. Ia mendapati, ternyata cukup banyak tanaman obat yang secara empiris telah dikenal masyarakat. Beberapa tumbuhan yang sempat tercatat, antara lain pegagan, singawalang, bunga tembelekan, dan bumbu tali.Menghambat & menghancurkanPegagan atau nama kerennya Centella asiatica itu tumbuhan liar yang ada di dataran rendah, sampai sekitar 2.500 m di atas permukaan air laut.Secara empiris, biasa digunakan sebagai tonik, antiinfeksi, antirematik, penenang, mempercepat penyembuhan luka, dan diuretik. Berbagai penelitian telah dilakukan guna mendukung manfaat empirisnya.Misalnya, penelitian yang merujuk pegagan sebagai antiinflamasi, antioksidan, antitumor, atau untuk meningkatkan daya ingat (susunan saraf pusat), eksem (luka terbuka), dan hepatitis. Hal itu berkaitan dengan kandungan senyawa yang dimiliki pegagan, yaitu asiaticiside, thankuniside, medecassoside, brahmoside, brahminoside, madastic acid, vitamin B1, B2, dan B6.Penduduk asli India dan Malaysia konon suka menanam dan menyimpan pegagan dalam bentuk ready stock, agar siap digunakan sewaktu-waktu. Oleh warga dua bangsa itu pegagan lazim disimpan dalam bentuk kering untuk mengobati beragam penyakit. Terkadang mereka juga membuat jus daun segar, yang diminum untuk menghilangkan pusing ringan.Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus,

Page 10: Pegagan

Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.Laorpuksa A. dan kawan-kawan dalam penelitian pada 1988 membuktikan, estrak air pegagan dapat melawan bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran napas. Sementara Herbert D. dan kawan-kawan dari Tuberculosis Research Center di India mencoba efek pegagan pada bakteri tuberkulosis H37Rv secara in vitro. Hasilnya, pegagan tidak langsung berefek pada bakteri tuberkulosis. Namun, Herbert menyarankan penelitian lebih lanjut terhadap senyawa aktif asiaticoside.Feeling Herbert terbukti benar. Berdasarkan penelitian lanjutan, senyawa aktif pegagan itu ternyata dapat melawan Mycobakterium tuberculosis dan Bacillus leprae (Oliver-Bever, 1986). Penelitian berikutnya yang dilakukan Walter H. Lewis juga menyatakan, pegagan termasuk kelompok tanaman yang menghasilkan zat seperti antibiotika dan asiaticoside.Keampuhan pegagan juga telah diuji coba oleh Boeteau P. dan kawan-kawan, yang menginokulasi binatang percobaan marmut dengan bakteri basilus tuberkulosis selama 15 hari. Injeksi 0,5 ml 4% asiaticoside yang diberikan pada marmut, terbukti dapat mengurangi jumlah lesi tuberkular di paru-paru, hati, dan limpa. Senyawa asiaticoside membuat pegagan tak hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri tuberkulosis, tapi juga berpotensi sebagai imunomodulator – peningkat daya tahan tubuh.Secara empiris, pemanfaatan pegagan untuk membasmi tuberkulosis paru-paru dapat dilakukan dengan berpedoman pada resep berikut. Cuci 30 – 60 g pegagan segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, dan diminum 3 kali sehari. Untuk TB kulit, lumatkan pegagan, kemudian tempelkan pada bagian yang sakit. Kajian etnobotani di Bogor.Masih ada sejawat pegagan yang bermanfaat serupa. Singawalang (Pertiveria alliacea), menurut R. Indra Pandu Gunawan, yang melakukan kajian etnobotani di salah satu kampung di Bogor, Jawa Barat, juga dapat digunakan untuk mengobati tuberkulosis. Kesimpulan itu diambilnya setelah masyarakat di kampung yang diteliti itu sukses menggunakan singawalang untuk mengobati batuk darah akibat TB.Weniger B. pada 1988 pun menyatakan, masyarakat Haiti, Republik Dominika, telah sejak lama memanfaatkan tanaman ini untuk mengobati radang paru-paru. Singawalang sendiri merupakan tanaman berbentuk semak, tingginya bisa mencapai 1 m. Secara empiris, singawalang sering digunakan untuk peluruh kencing, peluruh dahak, peluruh keringat, dan pereda kekejangan.Penelitian in vitro memang menunjukkan, singawalang mampu melawan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Namun, penelitian langsung pada bakteri tuberkulosis belum dilakukan. Dosis pemanfaatan singawalang: 5 lembar daun yang telah dicuci bersih ditumbuk sampai halus. Hasil tumbukan diseduh dengan air panas, dibubuhi garam dan gula merah secukupnya. Aduk sampai larut, saring dan minum setelah dingin. Frekuensi meminumnya dua kali sehari.Masih ada lagi yang namanya bunga tembelekan (Lantana camara). Tumbuhan ini dapat hidup secara liar atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Perdu setinggi 0,5 – 4 m dan berbau ini secara empiris berkhasiat meredakan demam, penawar racun, penghilang nyeri, dan penghenti perdarahan. Ia tumbuh di dataran rendah sampai 1.700 m di atas permukaan laut.Untuk melawan tuberkulosis paru-paru dengan batuk darah, digunakan bunga tembelekan kering sebanyak 6 – 10 g, direbus dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa separuh. Setelah dingin, air rebusan itu disaring, dibagi untuk 3 kali minum (pagi hari, siang, dan sore) masing-masing setengah gelas.Jangan lupakan juga tanaman bambu tali (Asparagus cochinchinensis). Tumbuhan asal Cina, Jepang, dan Korea itu tingginya dapat mencapai 1,5 m. Daunnya berwarna hijau, berbentuk

Page 11: Pegagan

helai panjang, runcing, dan halus. Bagian yang digunakan untuk obat adalah umbinya. Untuk mengatasi penyakit tuberkulosis yang disertai batuk darah, digunakan 6 – 12 g umbi kering bambu tali, direbus dalam 1,5 gelas air. Air rebusannya diminum dalam keadaan hangat dua kali sehari, sampai penyakit sembuh.Obat “hati”Kalau mau digali lagi, sebenarnya masih banyak tumbuhan – berdasarkan pengalaman empiris nenek moyang – dipercaya dapat digunakan untuk memerangi TB.Salah satunya daun legundi (Vitex negundo L). Untuk menggunakannya, 3/5 genggam daunnya dicuci, lalu direbus dengan air bersih sebanyak 3 gelas makan, sampai air rebusannya tinggal 3/4 gelas saja. Sesudah dingin, disaring lalu diminum dengan madu seperlunya. Frekuensi minumnya 3 kali sehari.Ada lagi serbuk biji pronojiwo (Euhrseta horfieldii Benn). Untuk pengobatan diperlukan 3/4 sendok teh serbuk biji pronojiwo, diseduh dengan air panas sebayak 1/2 cangkir dan madu 1 sendok makan. Dalam keadaan suam-suam kuku, ramuan diminum 3 kali sehari. Atau bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L). Ramuannya, 3 kuntum bunga kembang sepatu dicuci bersih, lalu digiling halus, diberi air masak 1/2 cangkir dan madu 1 sendok makan, kemudian diperas dan disaring. Ramuan diminum tiga kali sehari.Bisa juga dicoba bidara upas (Merremia mammosa). Ambilah 1/3 jari bidara, dicuci bersih lalu diparut, diberi air masak 1 sendok makan dan madu 2 sendok teh, diperas dan disaring. Obat alami ini diminum tiga kali sehari.Terakhir, daun gandapura (Gaultheria fragrantissima). Diperlukan 1 sendok makan serbuk kering daun gandapura. Bahan itu diseduh dengan air panas 3/4 cangkir dan madu 1 sendok makan. Seduhan diminum dalam keadaan suam-suam kuku. Frekuensinya 3 kali sehari.Melihat begitu banyaknya alternatif, teman saya jelas makin girang. Kini ia tidak hanya lebih optimistis menyikapi hidup, tapi juga lebih telaten merawat tanaman-tanamannya, terutama tanaman pegagan dan kawan-kawan. Buat sang teman, mereka bukan hanya andalan baru untuk mengusir TB paru-paru, tapi juga mengisi sepi dan mengusir frustrasi.Catatan :Satu Tanaman Lain Sebutan Pegagan dikenal juga sebagai daun kaki kuda (Jakarta), antanan gede (Sunda), kori-kori (Halmahera), kolotidi menora (Ternate), gagan-gagan, gangagan, kerok batok, pantegowang, panigowang, rendeng (Jawa).Nama lain bunga tembelekan adalah bunga pagar atau kayu Singapura. Di Sunda kerap disebut kembang satek, saliyara, tai ayam atau tai kotok. Sedangkan di Jawa kadang disebut oblo, puyengan, pecengan, atau waung.Bambu tali atau bambu apus suka juga disebut awi tali (Sunda), deling apus, deling tangsul, jajang pring (Jawa) atau tiing tali, tiing tlantan (Bali). Tumbuhan lainnya, legundi, punya nama alias gendarasi (Palembang) atau langgundi (Minangkabau). Sedangkan bidara upas kerap disebut blanar (Jawa) atau hailale (Ambon).

Page 12: Pegagan

Pemanfaatan Daun pegagan Sebagai Alternatif Makanan Ringan

PEMANFAATAN DAUN PEGAGAN (Centella asiatica)

SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN RINGAN

OLEH : Nur Dian Haznawati               NIS. 4187Sanisa Nawidiya                     NIS. 4234Nilawati                                   NIS. 4430

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH REMAJA SE-JAWA TENGAH

SMA NEGERI 2 PURBALINGGA

JL. RAYA PUCUNG RUMBAK TELP. (0281) 892180

PURBALINGGA

2011

LEMBAR PENGESAHAN

Page 13: Pegagan

“PEMANFAATAN DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) SEBAGAI

ALTERNATIF MAKANAN RINGAN”

OLEH :Nur Dian Haznawati                         NIS. 4187Sanisa Nawidiya                               NIS. 4234Nilawati                                             NIS. 4430

Karya Tulis Ilmiah ini Disusun Guna Mengikuti Lomba Karya Tulis remaja

Se - Jawa Tengah yang Diadakan Oleh Unit Penelitian Ilmiah Fakultas Biologi

Universitas Jendral soedirman Tahun 2011

                                                                   Purbalingga,     September 2011

Mengetahui,

Kepala SMA N 2 Purbalingga                                                Guru Pembimbing

  Dra. Nanik Indriyati                                                            Rahayu Cahya Rodinda, S.Si

NIP. 195806091983032004                                       NIP. 197603062007012009

Page 14: Pegagan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

RINGKASAN..................................................................................................... vi   

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A.    Latar Belakang Masalah........................................................................ 1

B.     Rumusan Masalah................................................................................. 2

C.     Tujuan.................................................................................................. 2

D.    Manfaat................................................................................................ 2

E.     Hipotesis............................................................................................... 2

BAB 2. TELAAH PUSTAKA............................................................................. 3

A.       Ciri – ciri umum pegagan...................................................................... 3

B.        Manfaat pegagan................................................................................. 4

BAB 3. METODE PENULISAN....................................................................... 6

A.          Cara pengumpulan data...................................................................... 6

B.           Cara pengolahan data........................................................................ 6

C.           Analisis dan sintetis............................................................................ 6

D.          Penarikan simpulan............................................................................ 6

E.           Perumusan saran................................................................................ 6

BAB 4. ISI ......................................................................................................... 7

A.          Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 7

B.           Alat dan Bahan.................................................................................. 7

C.           Cara pembuatan................................................................................ 8

D.          Pembahasan....................................................................................... 9

BAB 5.  KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 11

Page 15: Pegagan

A.    Kesimpulan.......................................................................................... 11

B.     Saran................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12

BIODATA PENULIS.......................................................................................... 13

Page 16: Pegagan

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya

kepada penulis, sehingga Karya Tulis Ilmiah berjudul PEMANFAATAN DAUN PEGAGAN

(Centella asiatica) SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN RINGAN dapat diselesaikan dengan hasil

yang memuaskan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis bermaksud memberi gambaran

serta dukungan terhadap pembuatan alternatif pengganti susu dalam rangka mengurangi permasalahan

ekonomi dan kesehatan masyarakat indonesia.

           Ungkapan terimakasih penulis curahkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, diantaranya :

1.   Guru pembimbing : Rahayu Cahya Rodinda, S.Si yang telah membimbing dan membina kami, sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan Karya Tulis ini.

2.   Kepala SMA Negeri 2 Purbalingga : Dra. Nanik Indriyati yang telah memberikan kesempatan serta dukungan moril terhadap siswa - siswi SMA Negeri 2 Purbalingga, sebagai bentuk kreatifitas siswa - siswinya.

3.   Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikann ya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

           Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terlepas dari semua kelemahan yang ada karena ketidaksempurnaan serta keterbatasan penulis sebagai seorang manusia.

           Kritik dan saran mengenai Karya Tulis Ilmiah ini akan sangat membantu untuk perbaikan selanjutnya. Penulis sadar dalam penulisan Kraya Tulis Ilmiah ini masih sangat jauh dari sempurna. Terima kasih.

                                                                                    Purbalingga,12 September 2011

                                                                             

                                                                                                Penulis

RINGKASAN

     Pegagan atau nama lainnya: antanan, panegowang, rendeng, caling rambut, antenan gede, kos

tekosan, pegaga, kori-kori bisa tumbuh hingga ketinggian 2.500 m diatas permukaan laut. Jenisnya

tumbuhan tanpa batang, dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10-

80 cm. Akarnya keluar dari setiap bonggol, dengan cabang yang akan membentuk tumbuhan baru.

Page 17: Pegagan

Helai daun bersifat tunggal (satu), panjang tangkai sekitar 5-15 cm dengan bentuk ginjal manusia.

Berbagai penelitian mengenai khasiat pegagan telah banyak dilakukan. Manfaat yang berhubungan

dengan fungsi saraf dan otak telah dibuktikan lewat berbagai penelitian.

Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang

tahun. Pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoisde,

brahminoside, brahmic acid, madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids,

garam mineral ( seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit vellarine dan zat

samak. Melihat kandungan gizinya yang cukup tinggi, persebarannya yang luas serta jumlahnya yang

cukup banyak sepanjang tahun, daun pegagan  diolah sebagai makanan alternatif. Sehingga rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi

suatu produk makanan ringan sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai

gizi tinggi.

     Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 September 2011 di ruang Lifeskill SMA N 2 Purbalingga. 

Dengan tahap _ tahap sebagai berikut : tahap persiapan        (meliputi pengajuan judul, pembuatan

proposal   penelitian), tahap pelaksanaan (studi pustaka, pembuatan dan penyusunan instrument

penelitian, pelaksanaan penelitian), tahap penyelesaian (analisis data dan penyusunan laporan).

BAB 1

     PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang

tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup

tanah. Pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat

yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembab dan terbuka atau agak ternaungi.

Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya

menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli,

Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau

ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside,

brahmoisde, brahminoside, brahmic acid, madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose,

caretenoids, garam mineral ( seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit

Page 18: Pegagan

vellarine dan zat samak. Melihat kandungan gizinya yang cukup tinggi, persebarannya yang luas serta

jumlahnya yang cukup banyak sepanjang tahun, daun pegagan  diolah sebagai makanan alternatif.

Kebanyakan pegagan dikonsumsi segar untuk lalapan, tetapi ada yang dikeringkan untuk dijadikan

teh, diambil ekstraknya untuk dibuat kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun

body lotion. Sampai saat ini pemanfaatan daun pegagan sebagai makanan alternative masih sangat

terbatas sehingga perlu diteliti kemungkinan pemanfaatan lainnya.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai beikut :

     Bagaimana pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan

sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi.

C.  Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas  maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan sebagai salah satu

usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana cara

pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan, sehingga

masyarakat mengenal lebih banyak produk makanan alternatif yang bergizi.

E.  Hipotesis

     Daun pegagan dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi suatu produk makanan ringan sebagai

salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi.

Page 19: Pegagan
Page 20: Pegagan

BAB 2

TELAAH PUSTAKA

A.  Ciri – Ciri Umum Pegagan

           Pegagan atau Centella asiatica bisa tumbuh hingga ketinggian 2.500 m diatas permukaan laut.

Jenisnya tumbuhan tanpa batang, dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan

panjang 10-80 cm. Akarnya keluar dari setiap bonggol, dengan cabang yang akan membentuk

tumbuhan baru. Helai daun bersifat tunggal (satu), panjang tangkai sekitar 5-15 cm dengan bentuk

ginjal manusia. (Abu           Usamah. 2009).

Taksonomi Pegagan adalah sebagai berikut :

Kerajaan                          :  Plantae

Divisio                             :  Spermatophyta

Kelas                                :  Dicotyledone

Ordo                                :  Umbillales

Familia                             :  Umbilliferae    (Apiaceae)

Genus                              :  Centella

Species                             :  C.  asiatica  &  Hydrocotyleasiatica

Nama Binominal              :  Centella asiatica  (Bobcat. 2008)

Pegagan terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak

lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan,

sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai

tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut.

Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-

stolon yang merayap dengan panjang 10 cm – 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak

bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm – 15

cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm – 7 cm tersusun

dalam roset yang terdiri atas 2 – 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih

atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari

ketiak daun.

Tangkai bunga 5 mm – 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang

2 – 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim Ketinggian tempat : 1 m –

2.500 m di atas permukaan laut Curah hujan tahunan : 1.500 mm – 2.500 mm/tahun Bulan basah (di

Page 21: Pegagan

atas 100 mm/bulan) : 9 bulan Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan – 4 bulan Suhu udara :

20′ C – 25′ C Kelembapan : tinggi Penyinaran : sedang b. Tanah Tekstur : pasir sampai liat Drainase :

sedang – baik Kedalaman air tanah : 25 cm – 50 cm dari permukaan tanah Kedalaman perakaran : 5

cm – 25 cm dari permukaan tanah Kemasaman (pH) : 5 – 7 Kesuburan : sedang 2.

Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah Tanaman kaki kuda umumnya dikenal sebagai

tumbuhan liar. Meskipun demikian tanaman ini dapat diperbanyak melalui stek batang. Buat lubang

tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm Stek bibit ditanam pada lubang tersebut dengan dengan

jarak tanam 1 m x 1 m. Batangnya tumbuh merayap,menghasilkan cabang-cabang yang membentuk

rumpun yang menutupi tanah. Di daerah Jawa Barat, tanaman kaki kuda kadang-kadang ditanam

sebagai penutup tanah di perkebunan teh (Nurudin Jauhari . 2011).

B.  Manfaat Pegagan

Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya

menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli,

Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau

ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri. (Solagracia. 2008)

            Berikut ini merupakan unsur – unsur yang terkandung dalam tanama pegagan :

1.      Asiatosida berfungsi memperbaiki sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, dan jaringan

ikat.

2.      Glikosida Saponin. Dengan pemakaian dosis tinggi mampu menghasilkan efek pereda nyeri.

3.      Saponin bermanfaat untuk mempengaruhi kolagen, misalnya dalam menghambat produksi jaringan

bekas luka yang berlebihan.

4.      Triterpenoid mempunyai aktivitas penyembuhan luka yang luar biasa.

5.      Senyawaan Glikosida Triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai

manfaat sebagai anti lepra (Morbus Hansen).

6.      Beberapa bahan aktif lainnya akan meningkatkan fungsi mental melalui efek penenang, antistres, dan

anticemas. (http://www.pegagan.org/)

Page 22: Pegagan

BAB 3

METODE PENULISAN

A. Cara Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, majalah, buku, artikel ilmiah di

internet dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik yang di bahas.

B. Cara Pengolahan Data

           Data, fakta atau informasi kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif dalam bentuk teks.

C. Analisis dan Sintesis

            Analisis dilakukan dengan cara membandingkan intisari – intisari sumber bacaan sebagai hasil

pengolahan dan penafsiran data, fakta atau informasi.

D. Penarikan Simpulan

           Simpulan dibuat dengan menggunakan pola pikir induktif, yaitu menarik simpulan dari

proposisi – proposisi yang khusus yang kemudian di generalisasikan.

E. Perumusan Saran

           Perumusan saran dan rekomendasi dibuat berdasarkan hasil simpulan.

Page 23: Pegagan

BAB 4

ISI

A.        Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2010 di ruang lifeskill SMA Negeri 2

Purbalingga dengan tahap sebagai berikut :

Tahap persiapan         :  meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal   penelitian.

Tahap pelaksanaan    : studi pustaka, pembuatan dan penyusunan instrument penelitian, pelaksanaan penelitian.

3.   Tahap penyelesaian    :  analisis data dan penyusunan laporan.

B.     Alat dan Bahan

Alat :

1. Penghalus bumbu

2. Wajan

3. Kompor

4. Baskom

5. Spatula

6. Sendok

7. Saringan

Bahan :

1. Daun pegagan

2. Air

3. Tepung beras

4. Tepung kanji

5. Bawang putih

6. Ketumbar

7. Garam

8. Minyak sayur

C.    Cara Pembuatan

Page 24: Pegagan

1. Pengumpulan daun pegagan

2. Pencucian daun pegagan

3. Pembuatan bumbu dengan menghaluskan bawang putih, ketumbar, garam, dan penyedap rasa.

4. Pembuatan adonan dengan mencampurkan tepung beras, tepung kanji, dan bumbu yang telah

halus.

5. Memasukan daun pegagan kedalam adonan.

6. Memanaskan minyak diatas wajan dengan api kecil.

7. Proses penggorengan keripik daun pegagan.

8. Keripik daun pegagan siap disajikan.

Page 25: Pegagan

D.    Pembahasan

                 Tanaaman pegagan adalah sejenis tanaman liar dan dianggap sebagai tanaman pengganggu.

Tetapi selain sebagai tanaman pengganggu, pegagan juga memiliki manfaat yang bergunapegagan

adalah sejenis tanaman liar dan dianggap sebagai tanaman pengganggu. Tetapi selain sebagai tanaman

pengganggu, pegagan juga memiliki manfaat yang berguna bagi manusia, terutama untuk mengatasi

berbagai macam masalah kesehatan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa

pegagan mengandung senyawa glikosida triterpenoida, asiaticoside, dan senyawaan sejenis, pegagan

secara umum berkasiat sebagai hepatoprotektor yaitu melindungi sel hati dari berbagai kerusakan

akibat racun dan zat berbahaya. Sehingga sangat baik dikonsumsi oleh masyarakat.

                 Seiring perkembangan jaman, tanaman pegagan semakin dikenal di kalangan masyarakat.

Melalui berbagai penelitian, diketahui bahwa pegagan memiliki banyak manfaat dan khasiat. Sudah

ada beberapa produk yang terbuat dari tanaman ini, antara lain kapsul ekstrak pegagan, obat herbal,

cream, salep, dan body lotion. Pengolahan pegagan dalam bentuk obat herbal dipercaya mampu

menghambat prosees penuaan

                 Selain sebaagai tanaman obat, pegagan juga dapat di konsumsi, misalnya diolah sebagai

teh, maupun secara mentah, misalnya sebagai lalapan. Disini peneliti mencoba untuk memberikan

gamabaran pada masyarakat salah satu contoh cara pengolahan daun pegagan menjadi sebuah

makanan alternatif yang mudah di olah dan cocok di lidah masyarakat umumnya. Yaitu  pengolahan

daun pegagan menjadi keripik.

                 Seperti yang kita ketahui, tentu sangat banyak di jumpai berbagai macam keripik dari

berbagai jenis bahan, namun banyak masyarakat yang jarang bahkan tidak tahu cara pemanfaatan dan

pengolahan.keripik terutama dari bahan yang mengandung banyak manfaat seperti dari tanaman

pegagan ini

                 Apabila dibandingkan dengan keripik bayam, keripik daun pegagan mampu mengimbangi

baik dalam segi rasa, warna, maupun aroma. Dari segi rasa, keripik pegagan sama gurihnya dengan

keripik bayam. Akan tetapi zat vellarine yang terkandung dalam daun pegagan memberikan rasa agak

pahit. Dalam segi warna dan aroma, keripik pegagan tidak kalah menarik dari keripik bayam. Meski

telah diolah menjadi makanan yang siap saji, namun kandungan dalam keripik ini tidak banyak yang

terbuang sia – sia karena tidak banyak mengalami proses pengolahan.

                 Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa daun pegagan selain dianggap sebagai

tanaman liar, tanaman ini juga berpotensi tinggi untuk di olah sebagai obat ataupun makanan yang

sangat berguna bagi masyarakat. Pemanfaatan  daun pegagan ini juga dapat digunakan untuk

mengurangi jenis tanaman liar disekitar kita. Disamping itu, pengolahan pegagan sebagai keripik, juga

Page 26: Pegagan

dapat dijadikan sebagai peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga sangat

menguntungkan.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa daun pegagan

berpotensi diolah menjadi makanan kecil sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif

yang memiliki banyak khasiat karena kemampuan pegagan atau Centella asiatica menghancurkan

berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli, Pseudomonas

aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol,

tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Apabila dibandingkan dengan jenis keripik lainnya, terutama keripik bayam, keripik dari daun

pegagan juga tidak bias diremehkan, baik dalam segi rasa, warna, maupun aroma. Selain sebagai

alternatif makanan kecil  (cemilan), produksi keripik daun pegagan juga dapat dekembangkan sebagai

wira usaha.

B. Saran

1.      Perlu diadakan penelitian mengenai kandungan gizi yang terdapat di dalam keripik daun pegagan.

2.      Perlu diadakan eksperimen lebih lanjut mengenai pemanfaatan daun pegagan.

3.      Apabila akan dikembangkan sebagai usaha,sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

stategi  pengembangan usaha keripik daun pegagan.

Page 27: Pegagan

DAFTAR PUSTAKA

Bobcat. 2008. Pegagan. http://bobcatreviewnat.blogspot.com/2008/02/pegagan-

centella-asiatica.html. di akses tanggal 10 September 2011

Sutomo.  2011.  Kandungan  Pegagan. http://obatsakit2011.blogspot.com/2011/06/kandungan-

pegagan.html.  diakses tanggal 10 September 2011

Usamah, Abu. 2009.  Khasiat   Pegagan. http://apotekherba.blogspot.com/2009/11/khasiat-pegagan.html.

di akses tanggal 10 September 2011

Solagracia. 2008. Kelemahan Obat Modern atau Obat Kimia.

http://solagracia1811.multiply.com/journal/item/7/Back_To_Nature. diakses tanggal 10.9.2011

Wikipedia. 2011. Pegagan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pegagan. diakses tanggal 10 September 2011

Jauhari, Nurudin . 2011. Tanaman obat Kaki kuda.

http://informasidantips.com/search/tanaman+kaki+kuda/. diakses tanggal 10 September 2011

BBPD Ketindan. 2011. Sekilas Tentang Pegagan Sebagai Tanaman Obat.

http://www.deptan.go.id/bpsdm/bbppketindan/index.php/artikel/223-sekilas-tentang-pegagan-sebagai-

tanaman-obat. diakses tanggal 10 sepetember 2011

Page 28: Pegagan

Gunawan.  2011.  Kapsul  Pegagan Melancarkan  Sirkulasi   Darah   Serta Penguat Daya Ingat, Konsentrasi Dan Kecerdasan. http://www.pegagan.org. diakses tanggal 12 September 2011

Page 29: Pegagan
Page 30: Pegagan