28
BAB I PENDAHULUAN Gagasan tentang penyelenggaraan kekuasaan yang baik, dari aspek historis di bawah ini, terdapat dua pendekatan; personal dan sistem. Secara personal telah dimulai pada masa Plato. Menurutnya, penyelenggaraan kekuasaan yang ideal dilakukan secara paternalistik, yakni para penguasa yang bijaksana haruslah menempatkan diri selaku ayah yang baik lagi arif yang dalam tindakannya terhadap anak-anaknya terpadulah kasih dan ketegasan demi kebahagiaan anak-anak itu sendiri. Pada bagian lain, Plato mengusulkan agar negara menjadi baik, harus dipimpin oleh seorang filosof, karena filosof adalah manusia yang arif bijaksana, menghargai kesusilaan, dan berpengetahuan tinggi. Murid Plato, Aristoteles, berpendapat bahwa pemegang kekuasaan haruslah orang yang takluk pada hukum, dan harus senantiasa diwarnai oleh penghargaan dan penghormatan terhadap kebebasan, kedewasaan dan kesamaan derajat. Hanya saja tidak mudah mencari pemimpin dengan kualitas pribadi yang sempurna. Oleh karena itu, pendekatan sistem merupakan alternatif yang paling memungkinkan. Plato sendiri, di usia tuanya terpaksa merubah gagasannya yang semula mengidealkan pemerintah itu dijalankan oleh raja-filosof menjadi pemerintahan yang 1

Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

BAB I

PENDAHULUAN

Gagasan tentang penyelenggaraan kekuasaan yang baik, dari aspek historis

di bawah ini, terdapat dua pendekatan; personal dan sistem. Secara personal telah

dimulai pada masa Plato. Menurutnya, penyelenggaraan kekuasaan yang ideal

dilakukan secara paternalistik, yakni para penguasa yang bijaksana haruslah

menempatkan diri selaku ayah yang baik lagi arif yang dalam tindakannya

terhadap anak-anaknya terpadulah kasih dan ketegasan demi kebahagiaan anak-

anak itu sendiri. Pada bagian lain, Plato mengusulkan agar negara menjadi baik,

harus dipimpin oleh seorang filosof, karena filosof adalah manusia yang arif

bijaksana, menghargai kesusilaan, dan berpengetahuan tinggi. Murid Plato,

Aristoteles, berpendapat bahwa pemegang kekuasaan haruslah orang yang takluk

pada hukum, dan harus senantiasa diwarnai oleh penghargaan dan penghormatan

terhadap kebebasan, kedewasaan dan kesamaan derajat. Hanya saja tidak mudah

mencari pemimpin dengan kualitas pribadi yang sempurna. Oleh karena itu,

pendekatan sistem merupakan alternatif yang paling memungkinkan. Plato

sendiri, di usia tuanya terpaksa merubah gagasannya yang semula mengidealkan

pemerintah itu dijalankan oleh raja-filosof menjadi pemerintahan yang

dikendalikan oleh hukum. Penyelenggaraan negara yang baik, menurut Plato,

ialah yang didasarkan pada pengaturan hukum yang baik.

Berdasarkan pendapat Plato ini, maka penyelenggaraan pemerintahan yang

didasarkan pada hukum merupakan salah satu alternatif yang baik dalam

penyelenggaraan negara. HAN dapat dijadikan instrumen untuk terselenggaranya

pemerintahan yang baik. Penyelenggaraan pemerintahan lebih nyata dalam HAN,

karena di sini akan terlihat konkrit hubungan antara pemerintah dengan

masyarakat, kualitas dari hubungan pemerintah dengan masyarakat inilah

setidaknya dapat dijadikan ukuran apakah penyelenggaraan pemerintahan sudah

baik atau belum. Di satu sisi HAN dapat dijadikan instrumen yuridis oleh

pemerintah dalam rangka melakukan pengaturan, pelayanan, dan perlindungan

bagi masyarakat, di sisi lain HAN memuat aturan normatif tentang bagaimana

1

Page 2: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

pemerintahan dijalankan, atau sebagaimana dikatakan Sjachran Basah, bahwa

salah satu inti hakikat HAN adalah untuk memungkinkan administrasi negara

untuk menjalankan fungsinya, dan melindungi administrasi negara dari

melakukan perbuatan yang salah menurut hukum. Tulisan dalam makalah ini akan

difokuskan pada fungsi HAN baik sebagai norma, instrumen, maupun jaminan

perlindungan bagi rakyat.

1.1 Identifikasi Masalah

Bagaimana pelaksanaan fungsi-fungsi HAN dalam mewujudkan

pemerintahan yang baik ?

Upaya apa yang harus ditempuh untuk meningkatkan pemerintahan yang

baik ?

1.2 Kerangka Pemikiran

Secara teoretis, Presiden atau Pemerintah memiliki dua kedudukan

yaitu sebagai salah satu organ negara dan sebagai administrasi negara. Sebagai

organ negara, pemerintah bertindak untuk dan atas nama negara. Sedangkan

sebagai administrasi negara, pemerintah dapat bertindak baik dalam lapangan

pengaturan (regelen) maupun dalam lapangan pelayanan (besturen).

Penyelenggaraan pemerintahan yang dimaksudkan dalam makalah ini adalah

penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah sebagai administrasi negara. Bukan

sebagai organ negara.

Di dalam negara hukum, setiap aspek tindakan pemerintahan baik

dalam lapangan pengaturan maupun dalam lapangan pelayanan harus

didasarkan pada peraturan perundang-undangan atau berdasarkan pada

legalitas. Artinya pemerintah tidak dapat melakukan tindakan pemerintahan

tanpa dasar kewenangan. Ketentuan bahwa setiap tindakan pemerintahan ini

harus didasarkan pada asas legalitas, tidak sepenuhnya dapat diterapkan ketika

suatu negara menganut konsepsi welfare state, seperti halnya Indonesia.

Dalam konsepsi welfare state, tugas utama pemerintah adalah memberikan

pelayanan terhadap masyarakat.

2

Page 3: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

Secara alamiah, terdapat perbedaan gerak antara pembuatan undang-

undang dengan persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat.

Pembuatan undang-undang berjalan lambat, sementara persoalan

kemasyarakatan berjalan dengan pesat. Jika setiap tindakan pemerintah harus

selalu berdasarkan undang-undang, maka akan banyak persoalan

kemasyarakatan yang tidak dapat terlayani secara wajar. Oleh karena itu,

dalam konsepsi welfare state, tindakan pemerintah tidak selalu harus

berdasarkan asas legalitas. Dalam hal-hal tertentu pemerintah dapat

melakukan tindakan secara bebas yang didasarkan pada freies Ermessen,

yakni kewenangan yang sah untuk turut campur dalam kegiatan sosial guna

melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan kepentingan umum.

Meskipun pemberian freies Ermessen atau kewenangan bebas

(discresionare power) kepada pemerintah merupakan konsekuensi logis dalam

konsepsi welfare state, akan tetapi pemberian freies Ermessen ini bukan tanpa

masalah. Sebab adanya kewenangan bebas ini berarti terbuka peluang

penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir) atau tindakan

sewenang-wenang (willekeur) yang dapat merugikan warga negara. Atas dasar

ini penerapan fungsi Hukum Administrasi Negara (HAN) dalam konsepsi

welfare state merupakan salah satu alternatif bagi penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih.

Menurut Philipus M. Hadjon, HAN memiliki tiga fungsi yaitu fungsi

normatif, fungsi instrumental, dan fungsi jaminan. Fungsi normatif

menyangkut penormaan kekuasaan memerintah dalam upaya mewujudkan

pemerintahan yang bersih. Fungsi instrumental berarti menetapkan instrumen

yang digunakan oleh pemerintah untuk menggunakan kekuasaan memerintah.

Adapun fungsi jaminan adalah fungsi untuk memberikan jaminan

perlindungan hukum bagi rakyat. Eksistensi Pemerintah dalam konsepsi

Welfare State Indonesia.

3

Page 4: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

1.3 Negara Hukum Indonesia

Unsur-unsur yang berlaku umum bagi setiap negara hukum, yakni

sebagai berikut :

a. Adanya suatu sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatan

rakyat. Bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya

harus berdasar atas hukum atau peraturan perundang-undangan.

b. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga negara).

c. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara.

d. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle)

yang bebas dan mandiri, dalam arti lembaga peradilan tersebut benar-

benar tidak memihak dan tidak berada di bawah pengaruh eksekutif.

e. Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga

negara untuk turut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan

kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah.

f. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang

merata sumberdaya yang diperlukan bagi kemakmuran warga negara.

Unsur-unsur negara hukum ini biasanya terdapat dalam konstitusi.

Oleh karena itu, keberadaan konstitusi dalam suatu negara hukum merupakan

kemestian. Menurut Sri Soemantri, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang

tidak mempunyai konstitusi atau undang-undang dasar. Negara dan konstitusi

merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.

Apabila kita meneliti UUD 1945, kita akan menemukan unsur-unsur

negara hukum tersebut di dalamnya, yaitu sebagai berikut; pertama, prinsip

kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2), kedua, pemerintahan berdasarkan konstitusi

(penjelasan UUD 1945), ketiga, jaminan terhadap hak-hak asasi manusia

(pasal 27, 28, 29, 31), keempat, pembagian kekuasaan (pasal 2, 4, 16, 19),

kelima, pengawasan peradilan (pasal 24), keenam, partisipasi warga negara

(pasal 28), ketujuh, sistem perekonomian (pasal 33).

Esensi dari negara hukum yang berkonstitusi adalah perlindungan

terhadap hak asasi manusia. Oleh karena itu, isi dari setiap konstitusi tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut, negara merupakan organisasi kekuasaan

berdasarkan kedaulatan rakyat, agar kekuasaan ini tidak liar maka perlu

4

Page 5: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

dikendalikan dengan cara disusun, dibagi dan dibatasi, serta diawasi baik oleh

lembaga pengawasan yang mandiri dan merdeka maupun oleh warga

masyarakat, sehingga tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak asasi

manusia. Seandainya unsur jaminan terhadap hak-hak asasi manusia ini

ditiadakan dari konstitusi, maka penyusunan, pembagian, pembatasan, dan

pengawasan kekuasaan negara tidak diperlukan karena tidak ada lagi yang

perlu dijamin dan dilindungi.

Karena esensi dari setiap konstitusi adalah perlindungan terhadap hak-

hak asasi manusia, maka menuntut adanya kesamaan setiap manusia di depan

hukum. Tiadanya kesamaan akan menyebabkan satu pihak merasa lebih tinggi

dari pihak lainnya, sehingga akan mengarah pada terjadinya penguasaan pihak

yang lebih tinggi kepada yang rendah. Situasi demikian merupakan bentuk

awal dari anarki yang menyebabkan terlanggarnya hak-hak manusia, dan ini

berarti redaksi perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang terdapat

dalam setiap konstitusi menjadi tidak berarti atau kehilangan makna.

Adanya kesamaan antar manusia dalam suatu negara akan

memungkinkan lahirnya partisipasi aktif dari setiap orang. Partisipasi ini

penting dalam suatu negara yang memiliki konstitusi, agar isi dari konstitusi

sebagai hukum dasar ini merupakan kristalisasi dari keinginan-keinginan dan

kehendak dari sebagian besar masyarakat, kalau tidak dapat dikatakan semua

masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam suatu negara ini merupakan esensi

dari demokrasi.

Eksistensi Indonesia sebagai negara hukum secara tegas disebutkan

dalam Penjelasan UUD 1945; “Indonesia ialah negara yang berdasar atas

hukum (rechtsstaat)”. Indikasi bahwa Indonesia menganut konsepsi welfare

state terdapat pada kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan

negara, sebagaimana yang termuat dalam alinea keempat Pembukaan UUD

1945, yaitu; “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan melaksanakan ketertiban dunia”. Tujuan-tujuan ini diupayakan

perwujudannya melalui pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan

berkesinambungan dalam program jangka pendek, menengah, dan panjang.

5

Page 6: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

Idealitas negara berdasarkan hukum ini pada dataran implementasi

memiliki karakteristik yang beragam, sesuai dengan muatan lokal, falsafah

bangsa, ideologi negara, dan latar belakang historis masing-masing negara.

Oleh karena itu, secara historis dan praktis, konsep negara hukum muncul

dalam berbagai model seperti negara hukum menurut Qur’an dan Sunnah atau

nomokrasi Islam, negara hukum menurut konsep Eropa Kontinental yang

dinamakan rechtsstaat, negara hukum menurut konsep Anglo-Saxon (rule of

law), konsep socialist legality, dan konsep negara hukum Pancasila.

Menurut Philipus M. Hadjon, karakteristik negara hukum Pancasila

tampak pada unsur-unsur yang ada dalam negara Indonesia, yaitu sebagai

berikut :

a. Keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan asas

kerukunan;

b. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan

negara;

c. Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan

merupakan sarana terakhir;

1.4 Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Berdasarkan penelitian Tahir Azhary, negara hukum Indonesia

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Ada hubungan yang erat antara agama dan negara;

b. Bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa;

c. Kebebasan beragama dalam arti positip;

d. Ateisme tidak dibenarkan dan komunisme dilarang;

1.5 Asas kekeluargaan dan kerukunan.

Meskipun antara hasil penelitian Hadjon dan Tahir Azhary terdapat

perbedaan, karena terdapat titik pandang yang berbeda. Tahir Azhary

melihatnya dari titik pandang hubungan antara agama dengan negara,

sedangkan Philipus memandangnya dari aspek perlindungan hukum bagi

rakyat. Namun sesungguhnya unsur-unsur yang dikemukakan oleh kedua

6

Page 7: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

pakar hukum ini terdapat dalam negara hukum Indonesia. Artinya unsur-unsur

yang dikemukakan ini saling melengkapi.

1.6 Tindakan Pemerintahan dalam Negara Hukum

a. Pengertian Tindakan Pemerintahan

Dalam melakukan aktivitasnya, pemerintah melakukan dua macam

tindakan, tindakan biasa (feitelijkehandelingen) dan tindakan hukum

(rechtshandeli-ngen). Dalam kajian hukum, yang terpenting untuk

dikemukakan adalah tindakan dalam katagori kedua, rechtshandelingen.

Tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan yang dilakukan oleh

Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dalam rangka melaksanakan urusan

pemerintahan. Tindakan pemerintahan memiliki beberapa unsur yaitu

sebagai berikut :

a. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat Pemerintah dalam kedudukannya

sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan

(bestuurs-organen) dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri;

b. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi

pemerintahan;

c. Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan

akibat hukum di bidang hukum administrasi;

d. Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan

kepentingan negara dan rakyat.

Dalam negara hukum, setiap tindakan pemerintahan harus

berdasarkan atas hukum, karena dalam negara-negara terdapat prinsip

wetmatigheid van bestuur atau asas legalitas. Asas ini menentukan bahwa

tanpa adanya dasar wewenang yang diberikan oleh suatu peraturan

perundang-undangan yang berlaku, maka segala macam aparat pemerintah

tidak akan memiliki wewenang yang dapat mempengaruhi atau mengubah

keadaan atau posisi hukum warga masyarakatnya. Asas legalitas menurut

Sjachran Basah, berarti upaya mewujudkan duet integral secara harmonis

antara paham kedaulatan hukum dan paham kedaulatan rakyat berdasarkan

prinsip monodualistis selaku pilar-pilar, yang sifat hakikatnya konstitutif.

7

Page 8: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

Meskipun demikian, tidak selalu setiap tindakan pemerintahan

tersedia peraturan peraundang-undangan yang mengaturnya. Dapat terjadi,

dalam kondisi tertentu terutama ketika pemerintah harus bertindak cepat

untuk menyelesaikan persoalan konkret dalam masyarakat, peraturan

perundang-undangannya belum tersedia. Dalam kondisi seperti ini, kepada

pemerintah diberikan kebebasan bertindak (discresionare power) yaitu

melalui freies Ermessen, yang diartikan sebagai salah satu sarana yang

memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau badan-badan administrasi

negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada

undang-undang.

Freies Ermessen ini menimbulkan implikasi dalam bidang legislasi

bagi pemerintah, yaitu lahirnya hak inisiatif untuk membuat peraturan

perundang-undangan yang sederajat dengan UU tanpa persetujuan DPR,

hak delegasi untuk membuat peraturan yang derajatnya di bawah UU, dan

droit function atau kewenangan menafsirkan sendiri aturan-aturan yang

masih bersifat enunsiatif. Menurut Bagir Manan, kewenangan pemerintah

untuk membentuk peraturan perundang-undangan karena beberapa alasan

yaitu; Pertama, paham pembagian kekuasaan menekankan pada perbedaan

fungsi daripada pemisahan organ, karena itu fungsi pembentukan

peraturan tidak harus terpisah dari fungsi penyelenggaraan pemerintahan;

Kedua, dalam negara kesejahteraan pemerintah membutuhkan instrumen

hukum untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum; Ketiga, untuk

menunjang perubahan masyarakat yang cepat, mendorong administrasi

negara berperan lebih besar dalam pembentukan peraturan perundang-

undangan.

Freies Ermessen merupakan konsekuensi logis dari konsepsi

welfare state, akan tetapi dalam kerangka negara hukum, freies Ermessen

ini tidak dapat digunakan tanpa batas. Atas dasar itu, Sjachran Basah

mengemukakan unsur-unsur freies Ermessen dalam suatu negara hukum

yaitu sebagai berikut :

8

Page 9: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

b. Ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik;

a. Merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi negara;

b. Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum;

c. Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri;

d. Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-

persoalan penting yang timbul secara tiba-tiba;

e. Sikap tindak itu dapat dipertanggung jawab baik secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa maupun secara hukum.

c. Sumber-sumber Kewenangan Tindakan Pemerintahan

Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah bersumbar pada tiga

hal, atribusi, delegasi, dan mandat. Atribusi ialah pemberian kewenangan

oleh pembuat undang-undang sendiri kepada suatu organ pemerintahan

baik yang sudah ada maupun yang baru sama sekali. Menurut Indroharto,

legislator yang kompeten untuk memberikan atribusi wewenang itu

dibedakan antara :

a. Yang berkedudukan sebagai original legislator; di negara kita di

tingkat pusat adalah MPR sebagai pembantuk konstitusi (konstituante)

dan DPR bersama-sama Pemerintah sebagai yang melahirkan suatu

undang-undang, dan di tingkat daerah adalah DPRD dan Pemerintah

Daerah yang melahirkan Peraturan Daerah;

b. Yang bertindak sebagai delegated legislator : seperti Presiden yang

berdasarkan pada suatu ketentuan undang-undang mengeluarkan

Peraturan Pemerintah dimana diciptakan wewenang-wewenang

pemerintahan kepada Badan atau Jabatan TUN tertentu.

Sedangkan yang dimaksud delegasi adalah penyerahan wewenang

yang dipunyai oleh organ pemerintahan kepada organ yang lain. Dalam

delegasi mengandung suatu penyerahan, yaitu apa yang semula

kewenangan si A, untuk selanjutnya menjadi kewenangan si B.

Kewenangan yang telah diberikan oleh pemberi delegasi selanjutnya

menjadi tanggung jawab penerima wewenang. Adapun pada mandat, di

situ tidak terjadi suatu pemberian wewenang baru maupun pelimpahan

9

Page 10: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

wewenang dari Badan atau Pejabat TUN yang satu kepada yang lain.

Tanggung jawab kewenangan atas dasar mandat masih tetap pada pemberi

mandat, tidak beralih kepada penerima mandat.

d. Fungsi-Fungsi Hukum Administrasi Negara

Dalam pengertian umum, menurut Budiono fungsi hukum adalah

untuk tercapainya ketertiban umum dan keadilan. Ketertiban umum adalah

suatu keadaan yang menyangkut penyelenggaraan kehidupan manusia

sebagai kehidupan bersama. Keadaan tertib yang umum menyiratkan suatu

keteraturan yang diterima secara umum sebagai suatu kepantasan minimal

yang diperlukan, supaya kehidupan bersama tidak berubah menjadi anarki.

Menurut Sjachran Basah ada lima fungsi hukum dalam kaitannya dengan

kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut :

a. Direktif, sebagai pengarah dalam membangun untuk membentuk

masyarakat yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan kehidupan

bernegara.

b. Integratif, sebagai pembina kesatuan bangsa.

c. Stabilitatif, sebagai pemelihara (termasuk ke dalamnya hasil-hasil

pembangunan) dan penjaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan

dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

d. Perfektif, sebagai penyempurna terhadap tindakan-tindakan

administrasi negara, maupun sikap tindak warga negara dalam

kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

e. Korektif, baik terhadap warga negara maupun administrasi negara

dalam mendapatkan keadilan.

Secara spesifik, fungsi HAN dikemukakan oleh Philipus

M. Hadjon, yakni fungsi normatif, fungsi instrumental, dan fungsi

jaminan. Ketiga fungsi ini saling berkaitan satu sama lain. Fungsi normatif

yang menyangkut penormaan kekuasaan memerintah jelas berkaitan erat

dengan fungsi instrumental yang menetapkan instrumen yang digunakan

oleh pemerintah untuk menggunakan kekuasaan memerintah dan pada

10

Page 11: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

akhirnya norma pemerintahan dan instrumen pemerintahan yang

digunakan harus menjamin perlindungan hukum bagi rakyat.

e. Fungsi Normatif Hukum Administrasi Negara

Penentuan norma HAN dilakukan melalui tahap-tahap. Untuk

dapat menemukan normanya kita harus meneliti dan melacak melalui

serangkaian peraturan perundang-undangan.28 Artinya, peraturan hukum

yang harus diterapkan tidak begitu saja kita temukan dalam undang-

undang, tetapi dalam kombinasi peraturan-peraturan dan keputusan-

keputusan TUN yang satu dengan yang lain saling berkaitan.29 Pada

umumnya ketentuan undang-undang yang berkaitan dengan HAN hanya

memuat norma-norma pokok atau umum, sementara perinciannya

diserahkan pada peraturan pelaksanaan. Penyerahan ini dikenal dengan

istilah terugtred atau sikap mundur dari pembuat undang-undang. Hal ini

terjadi karena tiga sebab, yaitu :

1. Karena keseluruhan hukum TUN itu demikian luasnya, sehingga tidak

mungkin bagi pembuat UU untuk mengatur seluruhnya dalam UU

formal;

2. Norma-norma hukum TUN itu harus selalu disesuaikan dengan tiap

perubahan-perubahan keadaan yang terjadi sehubungan dengan

kemajuan dan

3. Perkembangan teknologi yang tidak mungkin selalu diikuti oleh

pembuat UU dengan mengaturnya dalam suatu UU formal;

Di samping itu tiap kali diperlukan pengaturan lebih lanjut hal itu

selalu berkaitan dengan penilaian-penilaian dari segi teknis yang sangat

mendetail, sehingga tidak sewajarnya harus diminta pembuat UU yang

harus mengaturnya. Akan lebih cepat dilakukan dengan pengeluaran

peraturan-peraturan atau keputusan-keputusan TUN yang lebih rendah

tingkatannya, seperti Keppres, Peraturan Menteri, dan sebagainya.

Seperti disebutkan di atas bahwa setiap tindakan pemerintah dalam

negara hukum harus didasarkan pada asas legalitas. Hal ini berarti ketika

pemerintah akan melakukan tindakan, terlebih dahulu mencari apakah

11

Page 12: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

legalitas tindakan tersebut ditemukan dalam undang-undang. Jika tidak

terdapat dalam UU, pemerintah mencari dalam berbagai peraturan

perundang-undangan terkait. Ketika pemerintah tidak menemukan dasar

legalitas dari tindakan yang akan diambil, sementara pemerintah harus

segera mengambil tindakan, maka pemerintah menggunakan kewenangan

bebas yaitu dengan menggunakan freies Ermessen. Meskipun penggunaan

freies Ermessen dibenarkan, akan tetapi harus dalam batas-batas tertentu.

Menurut Sjachran Basah pelaksanaan freies Ermessen harus dapat

dipertanggung jawabkan, secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,31

dan secara hukum berdasarkan batas-atas dan batas-bawah. Batas-atas

yaitu peraturan yang tingkat derajatnya lebih rendah tidak boleh

bertentangan dengan peraturan yang tingkat derajatnya lebih tinggi.

Sedangkan batas-bawah ialah peraturan yang dibuat atau sikap-tindak

administrasi negara (baik aktif maupun pasif), tidak boleh melanggar hak

dan kewajiban asasi warga.32 Di samping itu, pelaksanaan freies

Ermessen juga harus memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang

baik. Berdasarkan keterangan singkat ini dapat dikatakan bahwa fungsi

normatif HAN adalah mengatur dan menentukan penyelenggaraan

pemerintahan agar sesuai dengan gagasan negara hukum yang

melatarbelakanginya, yakni negara hukum Pancasila.

12

Page 13: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Instrumental Hukum Administrasi Negara

Pemerintah dalam melakukan berbagai kegiatannya menggunakan

instrumen yuridis seperti peraturan, keputusan, peraturan kebijaksanaan, dan

sebagainya. Sebagaimana telah disebutkan bahwa dalam negara sekarang ini

khususnya yang mengaut type welfare state, pemberian kewenangan yang

luas bagi pemerintah merupakan konsekuensi logis, termasuk memberikan

kewenangan kepada pemerintah untuk menciptakan berbagai instrumen

yuridis sebagai sarana untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan.

Pembuatan instrumen yuridis oleh pemerintah harus didasarkan pada

ketentuan hukum yang berlaku atau didasarkan pada kewenangan yang

diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Hukum Administrasi Negara

memberikan beberapa ketentuan tentang pembuatan instrumen yuridis,

sebagai contoh mengenai pembuatan keputusan. Di dalam pembuatan

keputusan, HAN menentukan syarat material dan syarat formal, yaitu sebagai

berikut :

2.2 Syarat-syarat material

1. Alat pemerintahan yang mem buat keputusan harus berwenang;

2. Keputusan tidak boleh mengandung kekurangan-kekurangan yuridis

seperti penipuan, paksaan, sogokan, kesesatan, dan kekeliruan;

3. Keputusan harus diberi bentuk sesuai dengan peraturan dasarnya dan

pembuatnya juga harus memperhatikan prosedur membuat keputusan;

4. Isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan

dasarnya.

2.3 Syarat-syarat formal

Syarat-syarat yang ditentukan berhubung dengan persiapan dibuatnya

keputusan dan berhubung dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi;

13

Page 14: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

a. Harus diberi dibentuk yang telah ditentukan;

Syarat-syarat berhubung dengan pelaksanaan keputusan itu

dipenuhi;

Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hal-hal yang

menyebabkan dibuatnya dan diumumkannya keputusan itu dan tidak boleh

dilupakan.

Berdasarkan persyaratan yang ditentukan HAN, maka

peyelenggaraan pemerintahan akan berjalan sesuai dengan aturan hukum

yang berlaku dan sejalan dengan tuntutan negara berdasarkan atas hukum,

terutama memberikan perlindungan bagi warga masyarakat.

b. Fungsi Jaminan Hukum Ad-ministrasi Negara

Menurut Sjachran Basah, perlindungan terhadap warga diberikan

bilamana sikap tindak administrasi negara itu menimbulkan kerugian

terhadapnya. Sedangkan perlindungan terhadap administrasi negara itu

sendiri, dilakukan terhadap sikap tindaknya dengan baik dan benar

menurut hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dengan

perkataan lain, melindungi administrasi negara dari melakukan perbuatan

yang salah menurut hukum.34 Di dalam negara hukum Pancasila,

perlindungan hukum bagi rakyat diarahkan kepada usaha-usaha untuk

mencegah terjadinya sengketa antara pemerintah dan rakyat,

menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat secara musyawarah

serta peradilan merupakan sarana terakhir dalam usaha menyelesaikan

sengketa antara pemerintah dengan rakyat.35 Dengan adanya UU

No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, menurut Paulus

E. Lotulung, sesungguhnya tidak semata-mata memberikan perlindungan

terhadap hak-hak perseorangan, tetapi juga sekaligus melindungi hak-hak

masyarakat, yang menimbulkan kewajiban-kewajiban bagi perseorangan.

Hak dan kewajiban perseorangan bagi warga masyarakat harus diletakkan

dalam keserasian, keseimbangan, dan keselarasan antara kepentingan

perseorangan dengan kepentingan masyarakat, sesuai dengan prinsip yang

terkandung dalam falsafah negara dan bangsa kita, yaitu Pancasila.

14

Page 15: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

Berdasarkan pemaparan fungsi-fungsi HAN ini, dapatlah

disebutkan bahwa dengan menerapkan fungsi-fungsi HAN ini akan

tercipta pemerintahan yang bersih, sesuai dengan prinsip-prinsip negara

hukum. Pemerintah menjalankan aktivitas sesuai dengan ketentuan yang

berlaku atau berdasarkan asas legalitas, dan ketika menggunakan freies

Ermessen, pemerintah memperhatikan asas-asas umum yang berlaku

sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum. Ketika

pemerintah menciptakan dan menggunakan instrumen yuridis, maka

dengan mengikuti ketentuan formal dan material penggunaan instrumen

tersebut tidak akan menyebabkan kerugian terhadap masyarakat. Dengan

demikian, jaminan perlindungan terhadap warga negara pun akan terjamin

dengan baik.

Aktualisasi fungsi hukum administrasi negara dalam mewujudkan

perintahan yang baik. Mewujudkan Pemerintahan yang Baik Meskipun

diketahui bahwa penyelenggaraan negara dilakukan oleh beberapa

lembaga negara, akan tetapi aspek penting penyelenggaraan negara

terletak pada aspek pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan Indonesia,

Presiden memiliki dua kedudukan, sebagai salah satu organ negara yang

bertindak untuk dan atas nama negara, dan sebagai penyelenggara

pemerintahan atau sebagai administrasi negara. Sebagai administrasi

negara, pemerintah diberi wewenang baik berdasarkan atribusi, delegasi,

ataupun mandat untuk melakukan pembangunan dalam rangka merealisir

tujuan-tujuan negara yang telah ditetapkan oleh MPR. Dalam

melaksanakan pembangunan, pemerintah berwenang untuk melakukan

pengaturan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Agar

tindakan pemerintah dalam menjalankan pembangunan dan melakukan

pengaturan serta pelayanan ini berjalan dengan baik, maka harus

didasarkan pada aturan hukum. Di antara hukum yang ada ialah Hukum

Administrasi Negara, yang memiliki fungsi normatif, fungsi instrumental,

dan fungsi jaminan. Seperti telah disebutkan di atas, fungsi normatif yang

menyangkut penormaan kekuasaan memerintah berkaitan dengan fungsi

instrumental yang menetapkan instrumen yang digunakan oleh pemerintah

15

Page 16: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

untuk menggunakan kekuasaan memerintah dan norma pemerintahan dan

instrumen pemerintahan yang digunakan harus menjamin perlindungan

hukum bagi rakyat.

Ketika pemerintah akan menjalankan pemerintahan, maka kepada

pemerintah diberikan kekuasaan, yang dengan kekuasaan ini pemerintah

melaksanakan pembangunan, pengaturan dan pelayanan. Agar kekuasaan

ini digunakan sesuai dengan tujuan diberikannya, maka diperlukan norma-

norma pengatur dan pengarah. Dalam Penyelenggaraan pembangunan,

pengaturan, dan pelayanan, pemerintah menggunakan berbagai instrumen

yuridis. Pembuatan dan pelaksanaan instrumen yuridis ini harus

didasarkan pada legalitas dengan mengikuti dan mematuhi persyaratan

formal dan material. Dengan didasarkan pada asas legalitas dan mengikuti

persyaratan, maka perlindungan bagi administrasi negara dan warga

masyarakat akan terjamin. Dengan demikian, pelaksanaan fungsi-fungsi

HAN adalah dengan membuat penormaan kekuasaan, mendasarkan pada

asas legalitas dan persyaratan, sehingga memberikan jaminan

perlindungan baik bagi administrasi negara maupun warga masyarakat.

2.4 Upaya Meningkatkan Pemerintahan yang Baik

Penyelenggaraan pemerintahan tidak selalu berjalan sebagaimana

yang telah ditentukan oleh aturan yang ada. Bahkan sering terjadi

penyelenggaraan pemerintahan ini menimbulkan kerugian bagi rakyat baik

akibat penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir) maupun

tindakan sewenang-wenang (willekeur). Perbuatan pemerintah yang

sewenang-wenang terjadi apabila terpenuhi unsur-unsur; pertama, penguasa

yang berbuat secara yuridis memeliki kewenangan untuk berbuat (ada

peraturan dasarnya); kedua, dalam mempertimbangkan yang terkait dalam

keputusan yang dibuat oleh pemerintah, unsur kepentingan umum kurang

diperhatikan; ketiga, perbuatan tersebut menimbulkan kerugian konkret bagi

pihak tertentu.37 Dampak lain dari penyelenggaraan pemerintahan seperti ini

adalah tidak terselenggaranya pembangunan dengan baik dan tidak

terlaksananya pengaturan dan pelayanan terhadap masyarakat sebagaimana

16

Page 17: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

mestinya. Keadaan ini menunjukkan penyelenggaraan pemerintahan belum

berjalan dengan baik. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

penyelenggaraan pemerintahan adalah antara lain dengan mengefektifkan

pengawasan baik melalui pengawasan lembaga peradilan, pengawasan dari

masyarakat, maupun pengawasan melalui lembaga ombusdman. Di samping

itu juga dengan menerapkan asas-asas umum pemerintahan yang baik.

17

Page 18: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelaksanaan fungsi-fungsi HAN adalah dengan membuat penormaan

kekuasaan, mendasarkan pada asas legalitas dan persyaratan, sehingga

memberikan jaminan perlindungan baik bagi administrasi negara maupun

warga masyarakat.

Upaya meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan antara lain

dengan pengawasan lembaga peradilan, pengawasan masyarakat, dan

pengawasan melalui lembaga ombusdman. Di samping itu juga dengan

menerapkan asas-asas umum pemerintahan yang baik.

3.2 Saran

Agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik, maka

sebaiknya pengawasan lembaga peradilan, masyarakat, dan lembaga

ombusdmen dilakukan dengan efektif. Di samping itu, pemerintah sebaiknya

memperhatikan dan menerapkan asas-asas umum pemerintahan yang baik

(algemene beginselen van be-horlijk bestuur).

18

Page 19: Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Identifikasi Masalah............................................................... 1

1.2 Kerangka Pemikiran............................................................... 2

1.3 Negara Hukum Indonesia...................................................... 4

1.4 Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban........................... 6

1.5 Asas Kekeluargaan dan Kerukunan....................................... 6

1.6 Tindakan Pemerintahan dalam Negara Hukum..................... 7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Instrumental Hukum Administrasi Negara................ 13

2.2 Syarat-syarat Material............................................................ 13

2.3 Syarat-syarat Formal.............................................................. 13

2.4 Upaya Meningkatkan Pemerintahan Yang Baik.................... 16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................ 18

3.2 Saran...................................................................................... 18

19ii