Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PELAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA
BEJALEN di KABUPATEN SEMARANG – JAWA TENGAH
Oleh :
RATRIHENING GUSTI TANGDIONGAN
NIM: 232011114
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
HALAMAN MOTTO
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur.
(Filipi 4:6)
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu
akan menerimanya.
(Matius 21:22)
ABSTRACT
This research aimed to describe the practice of financial responsibility
reporting in Bejalen village by looking at the suitable of the practice with
applicable legislation and any obstacles faced by government in Bejalen village
in responsibility reporting. The source of data in this research consisted of a
primary data in form of interview with village officials and society and secondary
data in form of documents related to financial responsibility reporting in Bejalen
village. The result of this research provide an overview that the practice of
financial reporting in Bejalen village have been compliance with the guideline of
preparation the report and applicable legislation although there were shortage
such as late making report to the conveying report that due to the lack of skills
that owned by village officials. The society also tend not to use their rights and
did not show interest in the accountability and transparency of Bejalen village’s
government related financial responsibility report.
Keywords : Financial responsibility reporting’s village, accountability,
transparency.
SARIPATI
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan praktik pelaporan
pertanggungjawaban keuangan di Desa Bejalen dengan melihat kesesuaian
praktik dengan undang-undang yang berlaku serta apa saja kendala yang dihadapi
oleh pemerintah di Desa Bejalen dalam pelaporan pertanggungjawaban. Sumber
data dalam penelitian ini terdiri dari data primer berupa wawancara dengan
perangkat desa serta masyarakat dan data sekunder berupa dokumen-dokumen
terkait laporan pertanggungjawaban keuangan di Desa Bejalen. Hasil dari
penelitian ini memberikan gambaran bahwa praktik pelaporan keuangan di Desa
Bejalen sudah sesuai dengan panduan penyusunan laporan dan undang-undang
yang berlaku meskipun masih terdapat kekurangan seperti keterlambatan
pembuatan laporan hingga ke penyampaian laporan yang disebabkan karena
kurangnya kemampuan yang dimiliki oleh perangkat desa. Masyarakat juga
cenderung tidak menggunakan hak-hak yang mereka miliki dan tidak
menunjukkan ketertarikan terhadap akuntabilitas dan transparansi pemerintah
Desa Bejalen terkait laporan pertanggungjawaban keuangan.
Kata Kunci : Pelaporan Pertanggungjawaban keuangan desa, Akuntabilitas,
Transparansi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena
atas berkat dan perkenaan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pelaporan pertanggungjawaban Keuangan Desa Bejalen di Kabupaten
Semarang-Jawa Tengah”. Laporan pertanggungjawaban keuangan merupakan
salah satu bentuk dari pertanggugjawaban atas penggunaan dana dan kegiatan
yang telah diselenggarakan atau dengan kata lain sebagai bentuk dari akuntabilitas
dan transparansi baik bagi pemerintah pusat maupun masyarakat luas. Peneliti
ingin melihat praktik pelaporan pertanggungjawaban dan kesesuaiannya dengan
panduan dan peraturan yang berlaku. Dalam proses penyelesaian skripsi ini,
penulis melakukan wawancara terhadap pemerintah desa dan masyarakat desa
serta melakukan pengamatan terhadap dokumen.
Peneliti sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengarapkan kritik dan saran yang membangangun guna penelitian di masa yang
akan mendatang. Selain itu, peneliti sangat mengharapkan karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya pemerintah desa Bejalen dalam usaha
mewujudkan akuntabilitas dan transparannsi yang baik melalui pelaopran
pertanggungjawaban yang tepat waktu.
Salatiga, 8 Agustus 2015
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus yang selalu setia
menuntun dan memberkati penulis dalam proses penyusunan tugas akhir ini
sampai dengan tugas akhir ini bisa diselesaikan dengan baik. Terima kasih Tuhan
Yesus untuk kasih-MU yang luar biasa yang memperkenankan peneliti melewati
semua proses yang tidak mudah ini hingga akhir dan menjawab setiap doa – doa
yang peneliti panjatkan.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang setia mendoakan dan
mendukung peneliti:
1. Orangtua terkasih Papa Yosep Tangdiongan dan Mama Agustina
Pongdatu yang selalu dengan tulus menyemangati saat peneliti hendak
menyerah serta tak henti-hentinya medoakan peneliti dan mendukung
peneliti baik secara moril maupun materil. Terimakasih untuk kasih
sayang yang kalian berikan.
2. Renstra, Rinexto, Roman, Rumianov dan Kara yang selalu memberikan
motivasi melalui sms maupun telepon dan semangat tiap mengingat
mereka. Terimasih adik-adik telah menjadi salah satu motivasi terbaik
dalam hidupku.
3. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD, selaku Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana.
4. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE, MBA, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
5. Ibu Gustin Tanggulungan, SE., M.Ak selaku pembimbing. Terima kasih
untuk setiap waktu, kesabaran, ilmu dan pengarahan serta tuntunan yang
diberikan kepada peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Seluruh dosen dan staff di FEB UKSW yang bertugas selama saya
berjuang di tempat ini. Terima kasih untuk segenap ilmu yang telah
Bapak/Ibu berikan dan bantuan yang telah kalian lakukan dengan segenap
hati.
7. Keluarga besar Tangdiongan dan Pongdatu, Oma Clarce, om Abri, Om
Vicky, Tante Christ, mami Elis, Alm mami Ester, Papa Benyamin, mami
omi, kak Casey dan seluruh keluarga dimana pun berada Terimasih untuk
setiap doa dan dukungan baik secara moril maupun materil. Penyertaan
Tuhan melalui kalian sungguh luar biasa bagi peneliti.
8. Perangkat Desa dan Masyarakat Desa Bejalen tempat peneliti melakukan
penelitian ini. Terima kasih untuk setiap bantuan, kerjasama dan bersedia
meluakan waktu selama proses pengambilan data.
9. Untuk seluruh Keluarga besar PKMST (Persekutuan Keluarga Mahasiswa
Siswa Toraja) di Salatiga. Terima kasih sudah menjadi keluarga kedua
bagi peneliti dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari setiap
pembelajaran yang tidak peneliti temukan ditempat menimbah ilmu.
10. Sahabat seperjuangan Grace Samsurya Batara, Inry Cesar Milan dan
Rianita Gabriel Septiani. Terima kasih untuk setiap dukungan dan
kebersamaan yang terjalin selama hampir empat tahun ini.
11. Untuk Agatha Kristianto Malino yang selalu memberikan perhatian,
semangat dan doa nya. Terima kasih karena selalu menjadi partner yang
baik dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Teman-teman seperjuangan FEB angkatan 2011 (e-Goal) yang selalu
memberikan semangat dan bantuan bagi peneliti selama peneliti
menempuh pendidikan Rio, Kevin, Raja, Diaz, Adit, Rabin, Reza, Chris,
Dina, Meyrlin panie, Bucek Jalu, Heni, Agil, Ratna, Engrit, Masili,
Agung, Juna, Yosefin Desi,Vania, Anastasia Nindia. Terima kasih untuk
semua kebersamaan yang tidak akan terlupakan.
13. Untuk Kak Cici, Kak Priwi, Sri, Nuny, Kak Rensi, Nessy, Mila, Boni, Kak
Boong, kak Denny, Adrian, Titik dan Kartini. Terima kasih untuk setiap
bantuan dan kebersamaan selama disalatiga.
Kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu per satu
namun telah membantu banyak dalam penulisan tugas akhir ini peneliti
mengucappkan terima kasih. Tuhan Memberkati.
Salatiga, 8 Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Halaman Pernyataan Keaslian ............................................................................... ii
Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii
Halaman Motto ..................................................................................................... iv
Abstract .................................................................................................................. v
Saripati ................................................................................................................... vi
Kata Pengantar ...................................................................................................... vii
Ucapan Terima Kasih .......................................................................................... viii
Daftar Isi ................................................................................................................ xi
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Penyusunan Laporan pertanggungjawaban Keuangan Desa ........... 3
Akuntabilitas ............................................................................................. 8
Transparansi ............................................................................................... 9
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ........................................................................................ 9
Sumber data dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 10
Teknik Analisis Data ............................................................................... 10
DATA DAN ANALISIS
Gambaran Umum Desa Bejalen ................................................................ 11
Penyusunan Laporan pertanggungjawaban keuangan Desa
Penyusunan laporan pertanggugjawaban harian dan bulanan ........... 13
Pelaporan Realisasi APB Desa .......................................................... 14
Menyusun pertanggugjawaban Anggaran Desa ................................. 15
Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban ......................................... 15
Penelitian Laporan Pertanggungjawaban Akhir Bendahara ............. 16
Penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa ....... 20
Transparansi
Upaya Transparansi Pemerintah Desa kepada Masyarakat ............. 22
Akuntabilitas
Upaya Akuntabilitas Pemerintah Desa kepada Masyarakat ............. 24
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan .................................................................................................. 26
Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 26
Saran Penelitian ......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 29
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 30
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembagian RT dan RW Desa Bejalen ................................................... 11
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan ..................................... 12
Tabel 3.Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban............................................... 15
Tabel 4. Penelitian Laporan Pertanggungjawaban Akhir Bendahara .................. 16
Tabel 5.Waktu Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban ............................... 20
Tabel 6. Upaya Transparansi Pemerintah Desa Kepada Masyarakat ................... 22
Tabel 7. Upaya Akuntabilitas Pemerintah Desa Kepada Masyarakat .................. 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Wawancara ........................................................................ 30
Lampiran 2. Gambar ......................................................................................... 47
1
PENDAHULUAN
Kehadiran Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah erat kaitannya dengan perubahan kebijaksanaan desentralisasi di
Indonesia. Menurut Solekhan (2012), konsep desentralisasi dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah menunjuk
pada tiga pola ekonomi. Pertama, otonomi Provinsi sebagai otonomi terbatas.
Kedua, otonomi Kabupaten/Kota sebagai otonomi yang luas. Ketiga, otonomi
Desa merupakan otonomi yang asli, bulat dan utuh. Dengan adanya otonomi desa,
maka pada bulan Januari 2014 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang desa. Lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 ini mengatur
tentang mekanisme tata kelola penyelenggaraan Pemerintah Desa termasuk
didalamnya laporan pertanggungjawaban keuangan Desa.
Dalam pasal 67 Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014, menegaskan
bahwa desa berhak mengatur dan mengurus sendiri kepentingan masyarakat
berdasarkan hak asal-usul, adat-istiadat dan nilai sosial budaya desa, mendapatkan
dan mengelolah kelembagaan desa dan mendapatkan sumber pendapatan.
Pendapatan desa berasal dari: Pendapatan Asli Daerah (PADes), Alokasi
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Bagian dari hasil pajak daerah
dan retribusi daerah Kabupaten/Kota, Alokasi dana Desa yang merupakan bagian
dari dana pengembangan yang diterima Kabupaten/ Kota, bantuan keuangan dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota, hibah dan sumbangan. Syachbrani (2012) menyatakan dengan
adanya pengelolaan keuangan tersebut, maka secara hukum Pemerintah Desa
wajib melaporkan kinerjanya kepada Pemerintah pusat dan masyarakat.
Beberapa penelitian sebelumnya terkait keuangan desa, diantaranya oleh
Taufik (2012) menunjukkan bahwa dalam era reformasi telah terjadi perubahan
pola pertanggungjawaban dari akuntabilitas vertikal menjadi akuntabilitas
horizontal dan adanya wewenang pengelolaan keuangan desa secara langsung
yaitu APB Desa. Adapun asas umum pengelolaan keuangan Desa yang harus
dipatuhi adalah asas ketertiban, ketaatan pada peraturan perundang-undangan,
transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatuhan dan manfaat untuk masyarakat desa umum. Penelitian Subroto (2009)
2
menunjukkan bahwa pertanggungjawaban desa-desa di Kecamatan Tlogomulyo,
Temanggung secara teknis maupun administrasi sudah baik, namun dalam
pertanggungjawaan administrasi keuangan kompetensi sumber daya manusia
pegelola merupakan kendala utama, sehingga masih memerlukan pendampingan
dari aparat Pemerintah daerah guna menyesuaikan perubahan aturan setiap bulan.
Syachbrani (2012) dalam proses penyusunan laporan keuangan desa, desa
memiliki kendala utama antara lain adalah masih rendahnya kesadaran dan
semangat para pemangku kepentingan atas nilai transparansi dan akuntabilitas
serta kualitas SDM relatif rendah dalam memahami prosedur penyusunan dan
pelaporan keungan desa. Laporan kinerja yang harus dilaporkan Pemerintah Desa
meliputi laporan keuangan yang menggambarkan pengelolaan keuangan
Pemerintah Desa selama tahun anggaran. Dalam Permendagri Nomor 35 Tahun
2007 menjelaskan bahwa secara umum Pemerintah Desa wajib melaporkan
penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati/WaliKota dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD)/masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban
semua kegiatan Desa berdasarkan kewenangan yang ada serta tugas-tugas dan
keuangan dari pemerintah.
Desa Bejalen yang merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan
Ambarawa, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu
dari banyak Desa yang ada di Indonesia yang ditetapkan menjadi desa wisata.
Desa Bejalen terdiri dari 2 Dusun, 4 RW, 10 RT. Luas keseluruhan wilayah Desa
Bejalen adalah 471,00 ha. Tempat wisata Kampung Rawa yang dikelola
kelompok tani setempat, mengukuhkan Desa ini menjadi Desa wisata sejak tahun
2010 sebagai produk unggulan. Selain itu terdapat produk home industry seperti
keramba tancap, pengolahan ikan juga telur asin. Tujuan Desa ini adalah
meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan bersama-sama manjual dan
memamerkan potensi perikanan dan keindahan alam Danau Rawapening sebagai
tujuan wisata di Jawa Tengah (http://ambarawa.jatenginfo.com/profil-desa-
bejalen.php). Pencapaian Desa Bejalen sebagai Desa wisata tersebut kemudian
menimbulkan pertanyaan, apakah keberhasilan tersebut sejalan dengan
pengelolaan keuangan di desa Bejalen termasuk didalamnya aspek
pertanggungjawaban keuangan desa.
3
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan praktik pelaporan
pertanggungjawaban keuangan di Desa Bejalen. Rumusan persoalan penelitian ini
yaitu bagaimana praktik pelaporan pertanggungjawaban keuangan yang terjadi di
Desa Bejalen? Hal-hal apa saja yang belum sesuai dengan ketentuan dan panduan
yang ada? Apa saja kendala yang dihadapi pemerintah Desa Bejalen dalam
proses penyusunan hingga laporan pertanggungjawaban keuangan di sampaikan
ke Pemerintah daerah?
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pembaca
mengenai kesuaian praktik dan kendala apa yang dihadapi pemerintah Desa
Bejalen dalam pelaporan pertanggungjawaban keuangan. Untuk pemerintah Desa
Bejalen sendiri diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
melaksanakan pengelolaan keuangan desa dan menjadi referensi bagi penelitian
terkait.
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Dalam pasal 16 ayat 1 Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 37 Tahun
2007, mengatur mengenai penetapan pertanggungjawaban pelaksanaan APB
Desa. Proses laporan pertanggungjawaban tersebut dimulai dengan sekertaris desa
menyusun rancangan peraturan desa tentang pertanggungawaban APB Desa dan
rancangan keputusan kepala desa tentang petangungjawaban kepala desa. Setelah
itu, sekertaris desa menyampaikan kepada kepala desa untuk dibahas bersama
dalam BPD. Berdasarkan keputusan kepala desa dan BPD, maka rancangan
peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dapat
ditetapkan menjadi peraturan desa. Jangka waktu penyampaian dilakukan paling
lambat (1) satu bulan setelah anggaran berakhir. Dalam pasal 17 Permendagri
nomor 37 tahun 2007 dinyatakan bahwa persyaratan desa tentang
pertangungjawaban pelaksanaan APB Desa dan keputusan kepala desa tentang
keterangan pertanggungjawaban kepala desa, disampaikan kepada
Bupati/Walikota melali Camat. Waktu penyampaiaan paling lambat tujuh hari
kerja setelah peraturan desa ditetapkan. Laporan pertanggungjawaban keuangan
desa terdiri dari laporan pertangungjawaban penerimaan dan pengeluaran.
4
Dalam panduan APB Desa Partisipatif oleh Aji (2014), Pasal 16 ayat 1
Peraturan Menteri dalam Negeri tahun 2007 tersebut kemudian dijabarkan.
Menurut Aji (2014) alur penyusunan laporan pertanggungjawaban dimulai dengan
menyusun perhitungan APB Desa. Perhiungan APB Desa dibagia atas
perhitungan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Pendapata Desa meliputi
Pendapatan Asli Desa (PADes), Bagi hasil pajak Kabupeten/Kota, Bagian dari
retribusi Kabupaten/Kota, Alokasi Dana Desa (ADD), Bantuan Kauangan
Pemerintah, Hibah, dan sumbangan. Belanja Desa terbagi atas dua yaitu belanja
langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung meliputi belanja
pegawai/penghasilan tetap, belanja barang dan jasa dan belanja modal sedangkan
belanja tidak langsung meliputi belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan
sosial, belanja bantuan keuangan dan belanja tak terduga. Pembiayaan desa tediri
dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan
pembiayaan mencakup sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun
sebelumnya, pencairan dana cadangan dan hasil penjualan kekayaan desa yang
dipisahkan. Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana
cadangan dan penyertaan modal desa.
Dokumen yang digunakan dalam perhitungan adalah buku kas dan buku kas
pembantu perincian objek. Buku kas dan buku kas pembantu perincian objek
pendapatan digunakan untuk perhitungan pendapatan sedangkan buku kas dan
buku kas perincian obyek pengeluaran/belanja digunakan untuk perhitungan
Belanja. Sekertaris desa mengkomplikasi kedua perhitungan pendapatan dan
pengeluaran menjadi draft rancangan perhitungan APB Desa. Draft rancangan
perhitungan APB Desa kemudian dibawa dalam musyawarah anggaran yang
selanjutnya jika disetujui maka akan menjadi rancangan perhitungan RAPB Desa.
RAPB Desa tersebut kemudian diserahkan ke BPD dan setelah BPD menyetujui
RAPB Desa tersebut maka jadilah Perhitungan APB Desa. Proses penyusunan
perhitungan, penyusunan pertanggungjawaban, penyampaian laporan
pertanggungjawaban realisasi anggaran sampai laporan realisasi APB Desa.
Berikut adalah penjelasan alur penyusunan laporan pertanggungjawaban
keuangan desa:
5
Menyusun Perhitungan Pendapatan Desa
1. Periksa dan teliti kembali berapa target pendapatan desa pada perdes
perubahan APB Desa
2. Periksa dan hitung pendapatan desa pada buku kas, Buku kas bantu
penerimaan
3. Kumpulkan dan jumlahkan sesuai rekening APB Desa
4. Masukan dalam Format Perhitungan APB Desa pada kolom realisasi
Menyusun Perhitungan Belanja Desa
1. Periksa dan teliti kembali berapa target belanja desa pada perdes
perubahan APB Desa
2. Periksa dan hitung belanja desa pada buku kas, dan Buku kas bantu
belanja
3. Kumpulkan dan jumlahkan sesuai rekening pada APB Desa
4. Masukan dalam Format Perhitungan APB Desa pada kolom realisasi
Menyusun Perhitungan Pembiayaan Desa
1. Periksa dan teliti kembali berapa target Pembiayaan desa pada perdes
perubahan APB Desa
2. Periksa dan hitung belanja desa pada buku kas, dan Buku kas bantu
Pembiayaan
3. Masukan dalam Format Perhitungan APB Desa pada kolom realisasi.
Pelaporan Realisasi APB Desa
1. Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APB Desa
kepada bupati/walikota setiap semester tahun berjalan.
2. Laporan sebagaimana untuk semester pertama disampaikan paling lambat
pada akhir bulan Juli tahun berjalan.
3. Laporan untuk semester kedua disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Januari tahun berikutnya.
6
Menyusun Pertanggungjawaban Anggaran Desa
Menurut Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan RI ( 2000:12 ), akuntabilitas adalah kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/pimpinan suatu unit organisasi kepada pihak yang memiliki
hak atau yang berwenang meminta pertanggungjawaban. Akuntabilitas adalah hal
yang penting untuk menjamin nilai-nilai seperti efisiensi, efektifitas, reliabilitas
dan prediktibilitas. Suatu akuntabilitas tidak abstrak tapi konkrit dan harus
ditentukan oleh hukum melalui seperangkat prosedur yang sangat spesifik
mengenai masalah apa saja yang harus dipertanggungjawabkan.
1. Bendahara Desa menutup buku kas pada tanggal 31 Desember tahun
berjalan dengan dibuatkan berita acara penutupan.
2. Bendahara Desa menyampaikan pertanggungjawaban keuangan ahkir
tahun kepada Kepala Desa melalui PTPKD selambat-lambatnya tanggal
10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban sebagai bahan penyusunan
Rancangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa
3. Sekretaris Desa selaku PTPKD menerima, meneliti pertanggungjawaban
keuangan akhir tahun bendahara dan menyusun Rancangan Peraturan
Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa dan Rancangan
Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Desa. Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa merupakan laporan
Realisasi APB Desa.
4. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa dan Keputusan Kepala Desa
tentang Rancangan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa kepada
Kepala Desa untuk dibahas bersama BPD.
5. Rancangan peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB
Desa dan keputusan kepala desa kemudian dimusyawarahkan dalam
musyawarah desa.
6. Kepala Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa dan Rancangan Keputusan
Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa
kepada BPD untuk dibahas bersama dalam rangka memperoleh
persetujuan bersama.
7
7. Penyampaian rancangan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
8. Rancangan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Desa, setelah dimusyawarahkan ditetapkan
menjadi Keputusan Kepala Desa
9. Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB
Desa setelah dibahas dan mendapat persetujuan BPD ditetapkan menjadi
Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa.
10. Penetapan Peraturan Desa paling lambat bulan Januari setelah tahun
anggaran berakhir.
11. Keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa merupakan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa yang dibuat pada Akhir
Tahun Anggaran.
Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa
1. Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa dan
Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Desa disampaikan kepada Bupati melalui Camat.
2. Waktu penyampaian paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan
3. Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa dan
Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggunjawaban Kepala
Desa yang disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi sebagai bahan
pelaksanaan pembinaan.
Syachbrani (2012) menyatakan bahwa secara umum, tujuan laporan keuangan
disusun adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban entitas ekonomi atas
penggunaan dan pengelolaan sumber daya yang dimiiki dalam suatu periode
tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan desa berfungsi sebagai alat evaluasi
karena menyediakan informasi posisi keuangan entitas tersebut serta
menunjukkan kinerja yang telah dilakukan nantinya akan menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi kepala desa sendiri maupun
pemangku kepentingan lainnya (Pemerintah, BPD, dan masyarakat). Adapun
manfaat penting dari laporan pertanggungjawaban keuangan desa bagi desa
8
menurut syachbrani (2012) yaitu: 1) Mengetahui tingkat efektivitas, efisiensi, dan
kebermafaatan pengelolaan sumber daya ekonomi oleh pemerintah desa dalam
satu tahun anggran; 2) Sebagai sarana pengendalian terhadap kemungkinan
terjadinya praktik penyalahgunaan ataupun penyimpangan sumber-sumber
ekonomi yang dimiliki desa; 3) Sebagai wujud riil implementasi asas transparansi
dan akuntabilitas yang dimanfaatkan dalam perundangan.
Akuntabilitas
Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance)
dalam penyelenggaraan desa, penelolaan keuangan desa dilakukan berdasarkan
prinsip akuntabel, transparan dan partisipatif. Subroto (2009) menjelaskan bahwa
akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa
proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus
benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan
masyarakat.
Ghartey (1987) mendefinisikan bahwa akuntabilitas ditunjukkan untuk
mencari jawaban atas pertanyaan yang berhubungan dengan pengawasan yaitu
apa, siapa, ke mana, yang mana, dan bagaimana suatu pertanggugjawaban harus
dilaksanakan. Dari penjelasan ini pemerintah Desa diharuskan mampu
mengerjakan semua tanggungjawabnya serta memperlihatkan bagaimana proses
pertangungjawaban atas kinerja dan pengelolaan keuangan yang dilakukan
pemerintah desa.
Madiasmo (2005) menyatakan bahwa akuntabilitas bertujuan untuk
memberikan informasi yang memunkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab mengelolah secara tepat dan efektif program dan
sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi para pegawai
pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan
dana publik.
Undang-undang nomor 28 tahun 2000 menyatakan bahwa akuntabilitas
adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan penyelenggara Negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagi pemegang
9
kedaulatan tertingi Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Mardismo (2004) menyatakan bahwa akuntabilitas publik keuangan
daerah adalah pemberian informasi dan pengungkapan (discousure) atas aktivitas
dan kinerja keuangan daerah kepada semua pihak yang berkepentingan
(stakeholder) sehingga hak-hak pubik yaitu hak untuk tahu (right to know), hak
untuk diberi informasi (right to keep information), dan hak untuk didengar
aspirasinya (right to be heard and to be listened to) dapat dipenuhi.
Transparansi
Dalam pasal 4 ayat 7 Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 13 tahun
2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, yang dimaksud dengan
transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk
mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan
daerah.
Direktorat Pemerintah Desa dan Kelurahan (2007), transparansi berarti
terbukanya akses bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap setiap
informasi mengenai kebijakan, keuangan dan pelayanan. Transparansi tentu
mengurangi tingkat ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan dan
implementasi kebijakan Desa, termasuk alokasi anggaran Desa, Sebagai sebuah
media akuntabilitas, transparansi dapat membantu mempersempit peluang korupsi
di kalangan pamong desa karena terbukanya segala proses pengambilan
keputusan oleh masyarakat luas. Pengelolaan keuangan daerah yang transparan
dan berkualitas juga merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan tata
pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Untuk itu, menjadi tugas semua pihak
terkait untuk melaksanaan upaya menyeluruh memperbaiki kualitas penyusunan
dan penyajian laporan keuangan pemerintah.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif kualitiatif. Penelitian
Kualitiatif ini bersifat study kasus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran
seutuhnya mengenai pelaporan pertanggungjawaban keuangan desa. Tahapan
10
dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesesuaian antara undang-
undang yang berlaku dan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai proses
pelaporan pertanggungjawaban keuangan di Desa.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber aslinya yang menjadi
objek penelitian. Dalam hal ini data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara
kepada Kepala Desa Bejalen, bendahara Desa, Sekertaris Desa dan Kaur Desa.
Serta wawancara kepada pihak lain seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dan perwakilan warga Desa Bejalen yang dalam hal ini akan diwakili oleh
beberapa ketua RT dari 2 RW yang ada. Penelitian ini menggunakan metode
wawancara semi terstruktur dimana pelaksanaannya lebih bebas. Tujuannya untuk
menemukan permasalahan lebih terbuka, dimana pihak informan dimintai
pendapatnya terkait dengan proses pelaporan pertanggungjawaban. Data sekunder
yang digunakan berupa laporan-laporan dan arsip yang relevan. Peneliti
memanfaatkan arsip atau data yanng berhubungan dengan laporan
pertanggungjawaban keuangan Desa Bejalen. Catatan berupa notulen
musyawarah, laporan pelaksanaan program kegiatan, APBDes, Peraturan Desa
tentang APBDes, serta dokumen-dokumen lainnya terkait laporan
pertanggungjawaban keuangan Desa. Sumber data berupa literatur perudang-
undangan yang berlaku, serta hasil dari wawancara terkait pertanggungjawaban
keuangan Desa.
Teknik Analisis Data
Tahapan analisis data yang dilakukan peneliti yaitu: 1) Memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang hal-hal yang tidak diperlukan. Reduksi data dilakukan selama
pengumpulan data berlangsung, setelah penelitian lapangan, sampai laporan akhir
tersusun. Dalam tahap ini, dari data yang dihimpun sebelumnya, peneliti akan
menyederhanakan dan akan membandingkan data yang diperoleh dengan
peraturan yang ada; 2) Penyajian data dilakukan dari data yang sudah dirangkum
dan dijelaskan untuk menggambarkan proses pelaporan pertanggungjawaban
keuangan Desa di Desa Bejalen, Ambarawa. Penyajian kemudian dijelaskan
11
dalam bentuk teks atau bersifat naratif; 3) Penarikan kesimpulan dalam penelitian
kualitatif akan menjawab rumusan masalah di awal. Dalam penelitian ini,
kesimpulan akan menjawab tentang proses pelaporan petanggungjawaban
keuangan Desa bejalen dengan melihat kesesuaian, ketidak sesuaian dengan
Undang-Undang dan kendala yang dihadapi.
DATA DAN ANALISIS
Gambaran Umum
Desa Bejalen merupakan salah satu desa yang terletak di kawasan
pinggiran Rawa Pening Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Provinsi
Jawa Tengah. Desa Bejalen berbatasan dengan Kelurahan Lodoyong, Kelurahan
Kupang dan Kelurahan Tambakboyo di sebelah utara, Desa Banyubiru di sebelah
selatan, Kelurahan Pojoksari di sebelah Barat dan Desa Tuntang di sebelah timur.
Desa Bejalen hanya mempunyai luas wilayah sebesar 470,720 ha dan terbagi
menjadi 2 Dusun yaitu Dusun Bejalen Barat dan Dusun Bejalen Timur.
Pembagian wilayah RT dan RW sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1
Pembagian RT dan RW di Desa Bejalen
NO Dusun Jumlah RT dan Rw Pembagian RT
1 Bejalen Timur 5 RT dan 2 RW RW 01: RT 01, 02, 03
RW 02: RT 04, 05
2 Bejalen Barat 5 RT dan 2 RW RW 03: RT 06, 07
RW 04: RT 08, 09, 10
Sumber: Kantor Desa Bejalen Tahun 2014
Jumlah penduduk Desa Bejalen sebanyak 1.717 jiwa, yang terdiri dari
51% (881 jiwa) penduduk perempuan, dan 49% (836 jiwa) penduduk laki-laki
(Lihat Lampiran 1). Berdasarkan tingkat pendidikan sebanyak 30% (516) hanya
lulusan SD, 20% (333) lulusan SMP, sedangkan 16% (268) orang tidak sekolah
atau belum sekolah seperti yang terdapat pada tabel 2 berikut ini.
12
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan (Umur 5 Tahun Keatas)
No Jenjang Pendidikan Jumlah %
1 Tidak Sekolah/ Belum Sekolah 268 16
2 Belum Tamat SD 85 5
3 Tamat SD 516 30
4 Tamat SMP 333 20
5 Tamat SMA 445 26
6 Tamat Akademik/ Perguruan Tinggi 56 3
Jumlah 1.703 100%
Sumber : RPJM Desa Bejalen Tahun 2015
Pada Tahun 2011, Desa Bejalen menjadi salah satu dari 569 desa yang
direalisasikan menjadi desa wisata (Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2011) sehingga pencanangan sebagai desa
wisata bukan keinginan dari masyarakat Desa Bejalen tapi berdasarkan instruksi
dari pemerintah seperti yang dikatakan oleh Kepala Desa berikut ini.
“Sejak tahun 2011 Desa Bejalen telah menjadi desa wisata. Hal ini bukan
keinginan dari masyarakat tetapi lebih kepada program dari Pemerintah
Pusat bahwa setiap Kabupaten di Indonesia harus ada desa wisata.
Sehingga dari Pemerintah Kabupaten Semarang, menunjuk Desa Bejalen
sebagai desa wisata. Namun alasannya mengapa desa ini ditenjuk, dari
desa tidak mengetahui.”
Pencanangan sebagai desa wisata merupakan program dari Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata tentang PNPM Mandiri Pariwisata pada tahun 2011.
Program ini merupakan program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan
kepada masyarakat miskin di desa wisata, desa sekitar daya tarik dan desa sekitar
usaha pariwisata. Tujuan PNPM Mandiri Pariwisata sebagai berikut: (1)
Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam menanggulangi
kemiskinan; (2) Meningkatkan kemampuan kreatifitas masyarakat untuk
memberdayakan dirinya sendiri; (3) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin
melalui kebijakan pembangunan kepariwisataan; (4) Membangun kemitraan lintas
13
sektor untuk melakukan akselerasi pembangunan kepariwisataan. Desa Bejalen
ditetapkan sebagai desa wisata karena terletak di sekitar objek wisata Kecamatan
Ambarawa diantaranya Kampoaeng Rawa, Museum Kereta Api ambarawa,
monumen Palagan dan Goa Maria Kerep Ambarawa.
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Penyusunan Laporan Bulanan
Sesuai dengan Panduan Penyusunan APB Desa, laporan
pertanggungjawaban keuangan dimulai dari penyusunan perhitungan APB Desa
dimana perhitungan ini meliputi perhitungan pendapatan desa, perhitungan
belanja desa, dan menyusun perhitungan pembiayaan desa.
Penyusunan perhitungan APB Desa dilakukan oleh sekertaris desa selaku
PJOK (Penanggungjawab Operasional Keuangan) dimana hal ini mencakup
beberapa tahapan. Pertama sekertaris desa memeriksa dan meneliti kembali
berapa target pendapatan, target belanja dan target pembiayaan desa pada
peraturan desa perubahan APB Desa hal ini diungkapkan KA UR (Kepala
Urusan) pemerintahan yang merangkap sebagai sekertaris desa dan didukung oleh
data sekunder berupa bukti pemeiksaan terhadap buku kas (Lampiran 2) berikut.
“ Iya, saya setiap kali sudah mau habis bulan pasti memeriksa dan meneliti
kembali berapa target pendapatan, target belanja dan target pembiayaan
desa sampe saat ini, jadi nanti dilihat sama peraturan desa ada perubahan
atau tidak.”
Setelah tahap penyusunan pemeriksaan dan penelitian kembali terhadap target
pendapatan, belanja dan pembiayaan selesai maka tahap selanjutnya yaitu
sekertaris desa memeriksa dan menghitung pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Untuk perhitungan pendapatan pemeriksaan dan perhitungan dilakukan pada buku
kas dan buku kas bantu pendapatan, untuk belanja pemeriksaan dan perhitungan
yang dilakukan pada buku kas dan buku kas bantu belanja, untuk pembiayaan
pemeriksaan dan perhitungan menggunakan buku kas dan buku kas bantu
pembiayaan setelah itu dijumlahkan sesuai rekening APB Desa dan dimasukkan
dalam format perhitungan APB Desa. Hal ini diungkapkan KA UR pemerintahan
14
yang merangkap sebagai sekertaris desa dan didukung oleh data sekunder berupa
bukti pemeiksaan terhadap buku kas (Lampiran 2) berikut.
“Iya pasti setelah memeriksa dan meneliti kembali target pendapatan,
belanja dan pembiayaan desa, saya juga memeriksa dan menghitung
pendapatan, belanja dan pembiayaan desa pada buku kas dan buku kas
pembantu pendapatan, belanja dan pembiayaan, setelah selesai lalu
kemudian dijumlahkan sesuai dengan rekening. Untuk format
perhitungannya langsung dimasukkan dalam kolom realisasi pada format
perhitungan APB Desa ini dilakukan setiap setiap bulannya dengan
pencatatan harian dan mingguan yang ada.”
Berdasarkan data yang diperoleh dari informan diatas dan dari data
sekunder yang ada bisa dikatakan bahwa penyusunan perhitungan APB desa di
Desa Bejalen sudah sesuai dengan alur penyusunan perhitungan APB Desa
dimana sekertaris desa telah memeriksa dan menghitung pembiayaan dan belanja
desa. Pemeriksaan tersebut menggunakan data berua buku kas umum dan buku
kas pembantu penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan.
Pelaporan Realisasi APB Desa
Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APB Desa
kepada Bupati/Walikota setiap semester tahun berjalan. Hal ini disampaikan oleh
Ka Ur Umum Desa Bejalen sebagai berikut dan didukung oleh data sekunder
berupa laporan pertanggungjawaban per semester yakni bulan juli untuk semester
pertama dan bulan desember untuk semester kedua.
“Untuk pelaporan realisasi APB Desa dilakukan sebanyak dua kali,
laporan tersebut merupakan laporan persemester. Semester pertama
biasanya kami akan menyampaiakan laporan sekitar bulan juni atau juli
untuk semeter kedua sekitar bulan januari itu menurut aturan tapi kita
biasa terlambat juga. Laporan tersebut akan diserahkan ke Pemerintah
Kabupaten”
15
Pelaporan realisasi APB Desa di Desa Bejalen sudah sesuai dengan
panduan APB Desa Partisipatif yang menyebutkan bahwa pelaporan realisasi
harus dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun anggaran. Laporan semester
pertama dilakukan paling lambat bulan juli dan untuk semester kedua dilakukan
paling lambat pada bulan desember. Laporan realisasi tersebut berisi tentang
pertanggungjawaban penggunaan APB Desa dan disampaikan kepada Bupati
melalui camat. Pemerintah desa telah melakukan pelaporan realisasi sebanyak dua
kali setiap satu tahun anggaran. Laporan realisasi tersebut merupakan laporan
persemesternya yang diserahkan kepada Bupati dimana laporan tersebut berisi
tentang pertanggungjawaban penggunaan APB Desa.
Menyusun Pertanggungjawaban Anggaran Desa
Berdasarkan keterangan pemerintah Desa, BPD dan ketua RT, laporan
pertanggungjawaban desa merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui
penggunaan anggaran dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
pemerintah kabupaten maupun kepada masyarakat. Seperti yang terlihat pada
tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban
Narasumber Pernyataan
Kepala Desa Penting sekali, pentingnya dalam arti untuk mengatakan kepada
masyarakat bahwa program telah dilaksanakan walaupun
masyarakat cenderung mengukur terlaksananya program dari
bentuk fisik saja tapi kan pertanggungjawaban tertulis tetap harus
ada, ini buat bukti bahwa laporan tertulis mengenai
pertanggungjawaban pelaksanaan sudah dilakukan.
KaUr
Pembangunan
Penting sekali karena merupakan laporan pertanggungjawaban,
setiap kegiatan harus dicatat dan dilaporakan baik kepada kepala
desa, camat, bupati maupun masyarakat.
PLT Sekertaris Kalau saya itu sangat penting ya karena itu merupakan bukti
otentik dari penggunaan keuangan tersebut sehingga nanti bisa
dibuktikan kalau keuangan tersebut benar-benar digunakan sesuai
dengan rencana.
Ketua BPD Sangat penting masalahnya ketika suatu saat dari pihak
pemerintah, melalui kecamatan, atau melalui Bapermasdes
menanyakan kepada saya otomatis paling tidak saya tahu bisa
menjawab apa yang menjadi pertanyaan mereka.
Ketua RT 10 Penting untuk mengetahui penggunaan dana dan pelaksanaan
kegiatan.
Sumber: Hasil Wawancara Pemerintah desa, BPD dan Ketua RT
16
Berdasarkan panduan penyusunan pertanggungjawaban APB Desa, tahap
penyusunan pertanggungjawaban dimulai dari tahap bendahara desa menutup
buku kas pada tanggal 31 desember tahun berjalan dengan dibuatkan berita
acara penutupan. Hal tersebut disampaikan oleh Ka Ur Pembanguan yang
sekaligus merupakan PJAK (Penanggungjawab Administrasi Keuangan) berikut
ini dan didukung oleh dokumen bukti penutupan buku kas (Lampiran 2) berikut.
“Setiap tanggal 31 pasti akan dilakukan penutupan buku kas oleh
bendahara dan dibuatkan berita acara hanya saja sekarang ini dari
kecamatan dan kabupaten mengatakan bahwa tidak perlu lagi membuat
berita acara penutupan karena dianggap terlalu repot sehingga yang saat
ini dibuat itu register penutupan kas meskipun demikian kami tetap
membuat berita acara namun hanya berupa ringkasan. Hal tersebut bisa
dibuktikan melalui data sekunder berupa register penutupan buku kas dan
berita acara yang terdapat pada laporan pertanggungjawaban keuangan
Desa Bejalen”
Setelah tahap penutupan buku kas, tahap selanjutnya adalah penyampaian
pertanggungjawaban akhir tahun kepada Kepala Desa melalui PTPKD (Pelaksana
Teknis Pengelolaan Keuangan Desa) selambat-lambatnya tanggal 10 bulan
berikutnya hal tersebut disampaikan oleh Ka Ur Pembanguanan berikut ini.
“Iya pasti itu setelah selesai menutup buku kas, pertanggungjawaban akhir
tahun akan langsung disampaikan kepada kepala desa melalui sekertaris
desa selaku PJOK tidak lewat dari tanggal 10 seperti aturan.”
Tahap selanjutnya yaitu sekertaris desa selaku PTPKD menerima,
meneliti pertanggungjawaban keuangan akhir tahun bendahara dan menyusun
Rancangan Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa
dan Rancangan keputusan kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban
kepala desa. Seperti yang disamapaikan oleh beberapa informan pada tabel 4
berikut.
17
Table 4
Penerimaan dan Penelitian Laporan Pertanggungjawaban akhir bendahara
Narasumber Pernyataan
PLT sekertaris Menerima dan meneliti pertanggungjawaban akhir bendahara,
caranya membandingkan buku kas harian dan buku kas
bulanan dengan pertanggungjawaban dari bendahara.
Iya pasti menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Rancangan
keputusan kepala desa tentang keterangan
pertanggungjawaban kepala desa. Formatnya sudah ada dari
kabupaten jadi tinggal dimasukkan saja berdasarkan kolom.
KA UR Umum Sekertaris desa pasti menerima dan meneliti kembali, jadi
nantinya setelah menerima sekertaris desa kemudian
mencocokkan dengan buku kas harian dan buku kas mingguan,
setelah balance baru diserahkan ke kepala desa sebagai
rancangan peraturan desa soal pertanggungjawaban APB Desa
tapi kalau belum balance maka akan dilakukan pencocokan
dengan bukti-bukti lain seperti nota dan kwitansi.
Sumber: Hasil Wawancara Pemerintah Desa
Tahapan selanjutnya adalah sekertaris desa menyampaikan Rancangan
Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan
keputusan kepala tentang rancangan keterangan pertanggungjawaban kepala desa
kepada kepala desa. Hal ini disampaikan oleh kepala Desa berikut ini.
“Sekertaris desa pasti menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Rancangan keputusan
kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban kepala desa kepada
kepala desa untuk selanjutnya dibahas bersama dengan BPD.”
Setelah kepala desa menerima rancangan Peraturan Desa tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Rancangan keputusan kepala
desa tentang keterangan pertanggungjawaban kepala desa maka tahap selanjutnya
adalah penyampaian kedua rancangan tersebut untuk dibahas bersama dengan
BPD dalam rangka memperoleh persetujuan bersama seperti yang disampaikan
oleh Kepala Desa Bejalen berikut ini.
“Jadi rancangan dulu diserahkan ke BPD nanti kita tentukan tanggalnya
kapan lalu kita bahas dan akhirnya untuk menuju ke bukan lagi rancangan
18
peraturan pertanggungjawaban dan keterangan tapi peraturan
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Keputusan kepala desa
baru diserahkan ke kecamatan kemudian ke pemerintah kabupaten lalu
diundangkan lolos atau tidak.”
Penyampaian rancangan paling lambat 1 (satu) bulan setelah anggaran
berakhir, kemudian setelah rancangan Keputusan kepala desa tentang keterangan
pertanggungjawaban dimusyawarahkan ditetapkan menjadi keputusan kepala desa
dan rancangan peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB
Desa setelah dibahas dan mendapat persetujuan BPD ditetapkan menjadi
peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa. Hal ini
disampaikan oleh ketua BPD berikut ini.
“Jadi penyampaian rancangan pertanggungjawaban ke BPD itu biasanya
tepat waktu tapi tidak jarang juga lewat dari satu bulan setelah anggaran
berakhir, nanti setelah kedua rancangan pertanggungjawaban itu dibahas
dan disetujui maka baru boleh ditetapkan sebagai Keputusan Kepala desa
dan menjadi Peraturan desa tentang pelaksanaan pertanggungjawaban
pelaksanaan APB Desa.
Dalam panduan penyusunan pertanggungjawaban penetapan peraturan
desa paling lambat bulan januari setelah tahun anggaran berakhir namun untuk
penetapan peraturan di Desa Bejalen pada prakteknya kadang molor seperti yang
dikatakan Kepala Desa berikut ini.
“Kalau prakteknya kadang molor, tapi kalau juklaknya 1 bulan. kendala
memang banyak sekali terutama SDM artinya sekarang kan jamannya
komputer semua, ini memang sangat menentukan untuk pelaksanaan atu
pengSPJan ini benar-benar ada kendala distu. Yang kedua ini kendalanya
juga dilapangan masalah perhitungan, membuat perhitungan terutama
pasir kan kurang tepat harga, pangajuannya beberapa bulan baru
alokasinya jadi biasanya sudah terjadi perubahan harga misalnya semen
harganya 54 belum termasuk pajak sedangkan indek dari kabupaten 48
19
jadi harus di musayawarakan dan menanyakan. Ini bisa dijadikan temuan
padahal harga di lapangan begitu.”
Berdasarkan keterangan dari semua informan menyatakan bahwa laporan
pertanggungjawaban merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menilai
kinerja pemerintah desa dan sebagai sarana pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran dan kegiatan kepada pemerintah Kabupaten dan masyarakat luas.
Laporan pertanggunggungjawaban juga merupakan bentuk pengendalian terhadap
kemungkinan penyelewengan anggaran. Berdasarkan data-data tersebut diatas
terlihat bahwa secara umum proses penyusunan pertanggungjawaban anggaran
desa telah sesuai dengan panduan penyusunan pertanggungjawaban anggaran
desa, meskipun masih terdapat kekurangan yaitu ketidak tepatan waktu dalam
penyusunan laporan pertanggungjawaban.. Pada tahap penyampaian rancangan
Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan
Rancangan keputusan kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban kepala
desa kepada BPD kadang kala terjadi keterlambatan yang disebabkan oleh
minimnya kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki pemerintah Desa
Bejalen dalam mengoperasikan komputer.
Berbeda dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh handika (2015)
yang menyatakan bahwa format penyusunan rancangan APB Desa kadang kala
memiliki format penyusunan yang berbeda antara di kabupaten dan di kecamatan.
Untuk format penyusunan laporan pertanggungjawaban tidak mengalami
perbedaan yang menyebabkan pengembalian karena perbedaan format. Format
yang digunakan oleh Desa Bejalen dalam proses penyusunan pertanggungjawaban
anggaran merupakan format satu-satunya yang diberikan dari kabupaten. Dari
kabupaten juga memberikan pelatihan-pelatihan teknis dan Bimtek (Bimbingan
Teknis) mengenai penyusunan laporan pertanggungjawaban anggaran.
Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa
Penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan
Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa
disampaikan kepada Bupati melalui Camat. Hal ini sebagai bentuk
pertanggungjawaban pemerintah Desa Bejalen terhadap pelaksanaan anggaran
20
dan kegiatan yang telah dilakukan seperti yang dikatakan oleh Bapak Nuwo
Sugiarto berikut ini.
“Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Keputusan
Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa
diserahkan ke Kabupaten melalui camat, jadi diperiksa dulu dikecamatan
kalau sudah tidak ada masalah langsung dikirim ke Kabupaten ini sebagai
bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap pelaksanaan selama satu
tahun anggaran.”
Untuk waktu penyampaian diaturan mengatur paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Keputusan Kepala Desa
tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa ditetapkan namun
realisasinya kadang terlambat seperti keterangan dari beberapa informan ditabel 5
berikut.
Tabel 5
Waktu Penyampaian Laporan
Narasumber Pernyataan
Kepala Desa Untuk penyampaian di fasilitasi tapi kalau terlambat kita kirim
sendiri kesana kalau di kabupaten batasnya paling lambat harus
masuk 10 januari meskipun masih banyak desa-desa yang
terlambat termasuk kami pernah beberapa kali terlambat.
Walaupun sebenarnya tidak boleh terlambat.
Ka Ur Umum Untuk ketepatan waktu kami sangat memperhatikan karena
kalau laporan belum jadi padahal batas waktunya sudah dekat
maka dari kecamatan dan kabupaten akan terus menagih namun
namanya juga kemampuan manusia terbatas jadi kadang molor.
BPD Pernah mengalami keterlambatan penyampaian.
Ka Ur
Pembangunan
Kalau penyampaian Laporan pertanggungjawaban kami pernah
terlambat beberapa kali namun kami juga pernah meraih
penghargaan peringkat pertama pada Tahun 2012 sebagai desa
yang berhasil mayampaikan laporan tepat waktu.
Sumber hasil wawancara Pemerintah Desa Bejalen
Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan
Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa
yang disampaikan kepada Bupati akan dievaluasi oleh Bupati, bentuk evaluasinya
biasanya akan disampaikan langsung dari kabupaten biasanya berpengaruh
21
terhadap anggaran untuk periode berikutnya seperti yang disampaikan oleh Bapak
Nuwo Sugiarto berikut.
“ Evaluasi dari Bupati bisanya diberi tahukan langsung dari kabupaten jadi
misalnya terjadi keterlambatan peyampaian laporan ke kabupaten maka
uang yang akan diterima untuk periode berikutnya pun akan terlambat
pencairannya”.
Berdasarkan keterangan dari semua informan diatas, dapat dikatakan
bahwa penyampaian laporan pertanggungjawaban anggaran yang meliputi
Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan
Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa
telah disampaikan kepada Bupati sesuai dengan pasal 16 ayat 1 Peraturan menteri
dalam negeri nomor 37 Tahun 2007. Laporan pertanggungjawaban akhir ini
merupakan bagian dari pelaopran realisasi APB Desa yang dilakukan
persemesternya. Namun pada prakteknya terdapat kekurangan yaitu
keterlambatan penyampaian laporan pertanggungjawaban yang seharusnya paling
lambat disampikan pada tanggal 7 (tujuh januari). Keterlambatan tersebut
dikarenakan proses penyusunan yang membutuhkan waktu lama akibat kurangnya
keterampilan yang dimiliki oleh penrangkat desa bejalen seperti yang disebutkan
pada proses penyusunan laporan pertanggungjawaban. Akibat dari keterlambatan
tersebut berdampak pada pencairan dana untuk periode berikutnya yang akan cair
terlambat pula. Biasanya setelah sampai di Bupati tidak akan di evaluasi lagi
karena tahapan evaluasi sudah dilakukan ditingkat kecamatan sebelum diteruskan
ke Kabupaten.
Transparansi
Pemerintah Desa Bejalen telah melakukan upaya-upaya yang bertujuan
atau diharap kan mampu mewujudkan prinsip transparansi laporan
pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan. Adapun upaya-upaya yang
dilakukan oleh pemerintah Desa Bejalen adalah memberikan informasi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa melalui BPD, ketua RW dan ketua
RT untuk selanjutnya disampaikan kemasyarakat luas dalam pertemuan di
masing-masing RT serta terbukanya akses bagi mayarakat yang hendak bertanya
22
langsung dengan datang kekantor desa atau menyampaikan melalui RT/RW
selaku perwakilan masyarakat. Namun usaha pemerintah untuk mewujudkan Desa
Bejalen yang transparan, tidak sejalan dengan antusiasme masyarakat terhadap
laporan pertanggungjawaban keuangan desa itu sendiri sebagaimana yang
terdapat pada table 6 pernyataan informan berikut ini:
Tabel 6
Upaya Transparansi Pemerintah Desa kepada Masyarakat
Narasumber Pernyataan
Kepala Desa Kami selalu terbuka soal keuangan desa, selain memberikan
laporan tertulis kepada BPD, RT dan RW untuk diteruskan ke
masyarakat kami juga terbuka bagi siapa pun yang
berkepentingan yang hendak bertanya langsung datang kekantor
desa. Namun kalau ditanya masalah minat masyarakat,
masyarakat desa cenderung tidak terlalu memperhatikan laporan
pertanggungjawaban secara tertulis maupun yang ditempel
dipapan pengumuman, bagi masyarakat Desa Bejalen yang
terpenting bagi mereka adalah bentuk fisiknya sudah ada atau
sudah selesai. Masyarakat desa juga beranggapan bahwa sudah
ada BPD, RT/ RW jadi mereka percaya dengan perwakilan
masyarakat tersebut tapi kita tetap berusaha memberikan
informasi dengan cara lisan ke masyarakat agar mereka tetap
mengetahui angaran-angaran yang diterima dan digunakan.
Sekertaris Desa Disini segala sesuatu pengeluaran dan lain sebagainya harus
transparan sehingga masyarakat bisa tahu terutama lewat BPD.
ketika sudah ada SPJ (Surat pertanggungjawaban) BPD akan
mendapat tembusan kemudian dsebarkan kepada masyarakat
sebagai bukti bahwa pelaporan tidak ada manipulasi.
Ketua RT 02 Kita dikumpulkan dibalai desa tiap kali LPJ jadi disana
diberikan fotocopyan yang berisi laporan pelakasanaan
anggaran dan kegiatan kemudian dijelaskan. Tapi kalau masalah
ketertarikan masyarakat desa, orang sini tidak terlalu berminat
untuk tahu pertanggungjawaban tertulisnya kayak apa yang
penting bentuknya udah.
Ketua RT 06 Pemerintah desa sudah transparan jadi selain dikasih fotocopyan
yang berisi laporan pelakasanaan anggaran dan kagiatan, juga
ditempel dipapan pengumuman.
BPD Semua kegiatan dan penggunaan dana pasti diberi tahu ke
masyarakat melalui pertemuan-pertemuan denganpemerintah
desa dan RT/RW.
Kaur
Pembanguanan
Kita pasti memberikan informasi yang terbuka kepada
masyarakat melalui BPD,RT/RW yang kemudian bertugas
untuk menyampaikan kepada masyarakat luas.
Sumber: Hasil Wawancara Pemerintah desa, Ketua RT Dan BPD.
23
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Desa Bejalen dalam
mewujudkan prinsip transparansi yang baik sudah sesuai dengan Permendagri
pasal 4 ayat 7 nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan
daerah. Cara yang dilakukan pemerintah desa Bejalen yaitu memberikan
informasi-informasi yang dianggap perlu bagi masyarakat Desa Bejalen sebagai
bukti pelaksanaan anggaran dan kegiatan. Bentuk penyampaian informasi yang
dilakukan oleh pemerintah yaitu secara lisan dan tulisan. Informasi mengenai
laporan pertanggungjawaban akhir diberitahu melalui RT/RW dan BPD.
Namun RT/RW dan BPD yang diharapkan mampu menyampaikan
informasi tersebut kepada masyarakat luas cenderung pasif. Minat masyarakat
desa untuk mengetahui pelaporan pertanggungjawaban di Desa Bejalen tergolong
sangat rendah. Masyarakat desa Bejalen mempunyai pemahaman bahwa yang
terpenting bagi mereka adalah bentuk fisik dari suatu pembangunan itu telah
selesai sehingga laporan pertanggungjawaban secara tertulis tidak lagi menjadi
penting. Disini peran RT/RW dan BPD selaku orang-orang yang dipercaya
masyarakat dan selaku perantara pemerintah kepada masyarakat harus lebih
berperan aktif dalam mensosialisasikan laporan pertanggungjawaban tersebut
kepada masyarakat.
Akuntabilitas
Sama seperti transparansi, pemerintah Desa Bejalen juga telah melakukan
upaya-upaya yang bertujuan atau diharapkan mampu mewujudkan prinsip dan
asas akutabilitas yang baik. Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah
memberikan informasi mengenai berapa uang yang diterima, berapa uang yang
digunakan, menyusun program apa yang akan dijalankan bersama dengan
masyarakat, melibatkan masyarakat dalam tiap pelaksanaan program
pembangunan yang juga sekaligus mangawasi pelaksanaan program dan
melibatkan masyrakat yang bekerja sebagai tukang dalam perhitungan
pelaksanaan anggaran suatu program. Semua bentuk kegiatan yang dilakukan
sebisa mungkin melibatkan masyarakat sebagai peranggungjawaban pemerintah
terhadap pemenuhan hak masyarakat yaitu hak untuk tahu, hak untuk diberi
informasi dan hak untuk didengar aspirasinya sebagaimana yang terdapat pada
table 7 pernyataan informan berikut ini.
24
Tabel 7
Upaya Akuntabilitas Pemerintah Desa Bejalen
Narasumber Pernyataan
Kepala Desa Kami selaku pemerintah desa selalu melibatkan masyarakat
dalam tiap penyusunan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
penggunaan anggran untuk suatu program sehingga hal ini bisa
kami pertanggungjawabkan dengan baik kepada mayarakat
karena ke ikut sertaan masyarakat didalmnya.
Ka Ur
Pembangunan
Tiap kali mau menyusun laporan pertanggung jawaban tiap
pelaksanaan program biasanya saya bekerja sama dengan tukang
yang bekerja untuk karena mereka juga yang ikut bersama
dengan kami untuk pencocokkan harga di pasaran dengan
standar harga yang diberikan dari kebupaten.
Sumber: Hasil Wawancara Pemerintah Desa.
Berdasarkan data-data tersebut diatas terlihat bahwa upaya-upaya yang
dilakukan pemerintah desa Bejalen dalam mewujudkan asas dan prinsip
akuntabilitas yang baik sudah sesuai dengan undang-undang nomor 28 tahun
2000. Hak-hak masyarakat yaitu hak untuk tahu, hak untuk diberi informasi dan
hak untuk didengar aspirasinya sudah bisa dipenuhi melalui upaya-upaya yang
dilakukan oleh pemerintah Desa Bejalen. Hak untuk tahu adalah hak yang
dimiliki masyarakat untuk mengetahui besarnya anggaran yang diterima maupun
yang digunakan untuk suatu kegiatan atau pembangunan tertentu. Hak untuk
diberi informasi yaitu masyarakat berhak diberikan informasi apapun terkait
penerimaan dan penggunaan anggaran serta informasi apapun yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Hak untuk didengar aspirasinya merupakan hak yang dimiliki
masyarakat untuk mengeluarkan aspirasinya dan kemudian didengarkan untuk
selanjutnya dipertimbangkan.
Segala bentuk penerimaan anggaran, pembanguanan dan pengeluaran
anggaran bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, karena dalam proses
pembanguanan masyarakat turut dilibatkan dalam pencocokan harga dipasaran
dalam hal ini terutama tukang yang bekerja, dalam proses pembanguanan pun
25
masyarakat turut terlibat langsung gotong-royong membantu menyelesaikan
pembanguanan sekaligus dapat mengawasi pengerjaan pembanguanan. Seperti
yang sudah disebutkan pada proses penyusunan dan penetapan peraturan desa,
format peaporan yang digunakan oleh pemerintah Desa Bejalen telah sesuai
dengan format yang ada di Kabupaten. Format pelapora langsung diberikan oleh
pihak Kabupaten sebagai acuan satu-satunya dalam menyusunan laporan
pertanggungjawaban (Lampiran 2).
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi mengenai pelaporan pertanggungjawaban keuangan di
Desa menunjukkan bahwa laporan pertanggungjawaban merupakan hal yang
sangat penting bagi masyarakat maupun pemerintah desa dan pemerintah
kabupaten. Proses laporan pertanggungjawaban keuangan sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa
hal yang belum sesuai yaitu:
1. Pada tahap penyusunan laporan pertanggungjawaban akhir terjadi ketidak
tepatan waktu yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan sumber daya
manusia yang dimiliki oleh pemerintah Desa Bejalen terutama dalam hal
pengoperasian komputer yang berakibat pada keterlambatan penyampaian
laporan sampai ke tingkat Kabupaten.
2. Kurangnya tenaga pemerintahan yang dimiliki Desa Bejalen berdampak pada
pemberian jabatan ganda terhadap beberapa perangkat desa. Seperti Ka Ur
(Kepala Urusan) pemerintahan yang sekaligus menjabat sebagai PLT
Sekertaris.
3. Dalam upaya mewujudkan transparansi yang baik RT/RW dan BPD selaku
perwakilan masyarakat kurang aktif untuk mensosialisasikan laporan
pertanggungjawaban keuangan kepada masyarakat.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan informan dalam memberikan informasi terkait transparansi
dan akuntabilitas di Desa Bejalen membuat penelitian ini belum dapat mengkaji
lebih jauh mengenai efektifitas dari prinsip-prinsip atau model akuntabilitas dan
transparansi di Desa Bejalen. Pengkajian informasi tersebut sangat diperlukan
26
untuk mengetahui penerapan prinsip atau model akuntabilitas dan transparansi
karena yang terjadi di Desa Bejalen baru sebatas upaya untuk mewujudkan
prinsip Akuntabilitas dan transparansi.
Saran Penelitian
Desa Bejalen agar dapat memberikan pembagian fungsi tugas yang jelas
dan membekali perangkat desa dengan pelatihan keterampilan khusunya dalam
hal pengoperasian komputer sehingga tidak menyebabkan keterlambatan dalam
proses penyusunan laporan pertanggungjawaban hingga penyampaian laporan
pertanggungjawaban ke Kabupaten. RT/RW dan BPD selaku perwakilan
masyarakat desa harus lebih aktif untuk mensosialisasikan laporan
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas sehingga upaya pemerintah desa
dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi semakin lebih baik.
Untuk penelitian selanjutnya, agar dapat memperbaiki hal-hal yang masih
kurang dalam penelitian ini. Hal tersebut seperti mengkaji lebih dalam mengenai
prinsip-prinsip atau model akuntabilitas dan transparansi di Desa Bejalen dan
tidak hanya terbatas pada upaya-upaya dalam mewujudkan akuntabilitas dan
transparansi tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
________. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang perbendaharaan negara.
________. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggungjawab keuangan
Negara.
________. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
_______. 2006. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
________. 2007. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007
Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Pemerintah Desa.
________. 2007. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 pasal
16 ayat 1 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Penetapan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa.
________. 2007. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007 pasal 17
Pengelolaan Keuangan Desa, Penyampaian Laporan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa.
________. 2007. Direktorat Pemerintah Desa dan Kelurahan Tahun 2007
tentang Transparansi Keuangan Desa.
________. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.
28
Aji, Mustika. 2014. Panduan Penyusunan APB Desa Partisipatif. Kebumen.
Gharthey, J.B. 1987. Crisis, Accountability and Development in the Third World.
London.
Handika, Dina. 2015, Perencanaan Keuangan Desa Bejalen di Kabupaten
Semarang - Jawa Tengah
Mardiasmo, 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi.
Yogyakarta.
Madiasmo, 2005. Akuntansi Sektor Publik. Andi. Jakarta
Moeloeng, Lexi. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda
Karya. Bandung.
Profil Desa Bejalen. http://ambarawa.jatenginfo.com/profil-desa-bejalen.php.
diunduh pada tanggal 25 februari 2014.
Subroto, Agus. 2009. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa. Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro. Semarang.
Syachbrani, Warka. 2012. Akuntansi dan Akuntabilitas Pemerintahan Desa. Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Taufik, Taufani. 2012. Pengelolaan Keuangan Desa dalam Sistem Keuangan
dalam Negara Republik Indonesia.
29
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ratrihening Gusti Tangdiongan
NIM : 232011114
Alamat Asal : Jl. Pongsimpin nomor 9c Kota Palopo, Sulawesi Selatan
Judul Skripsi : Pelaporan Pertanggungjawaban Keungan Desa Bejalen di
Kabupaten Semarang – Jawa Tengah
Riwayat Pendidikan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga lulus tahun 2015
SMA Kristen Palopo lulus tahun 2011
SMP Negeri 5 Palpopo lulus tahun 2008
SD Negeri 233 Batara Palpo lulus tahun 2005
TK. Elim Rantepao lulus tahun 1999
Pengalaman Kepanitian
Panitia Penyambutatan PKMST (Persekutuan Keluarga Mahasiswa Siswa
Toraja) Tahun 2014
Panitia Makrab Akuntansi FEB UKSW “Excellent” Tahun 2014
Panitia Makrab FEB UKSW “Fusion” Tahun 2013
Panitia Kambing Cup Tahun 2013
30
LAMPIRAN 1:
Nama : Nuwo Sugiharto
Jabatan : Kepala Desa
Hari, Tanggal : Senin, 18 Mei 2015
1. Apa yang anda pahami mengenai laporan pertanggungjawaban? (tujuan)
Kalau tujuannya kan yang pasti kan ini memang aturan dari pemerintah
berarti kan bentuk apapun, pelaksanaan apapun yang dibantu oleh
pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kita harus
wajib untuk mempertanggungjawabkan. Nah ini, segi dari
pertanggungjawabannya bentuk kontrol kita, keseriusan untuk
melaksanakan kegiatan itu, jelas itu.
2. Seberapa penting laporan pertanggungjawaban itu bagi kades?
Penting sekali, pentingnya dalam arti kita kan untuk mengatakan kepada
masyarakat bahwa itu telah dilaksanakan walaupun masyarakat tahu itu
fisiknya oh iya sudah tapi kan pertanggungjawaban kan tertulis kan harus,
ini kan artinya buat bukti bahwa pelaksanaan tertulis sudah dilakukan,
administrasi kan gitu semua orang kan jelas administrasi harus dilakuakan,
walaupun sudah percaya masyarakat bahwa ini sudah ini saya percaya Rp.
10.000 itu sudah dilaksanakan bantuknya fisik tapi kan administrasi kan
jelas harus untuk mengetahui beli barangnya dimana, bentuknya seperti
apa.
3. Apa peran kades daam laporan pertanggungjawaban?
Tetap sangat penting untuk mengawasi dibantu PJAK, PJOK ini di bantu
lagi Tim monitoring untuk kontrol kan, ini laporan-laporan dari mereka itu
kita tampung, kita tidak tinggal diam saja tapi juga turun ke lapangan apa
lagi wilayah desa bejalen kan kecil jadi tidak ada alasan untuk wah jauh ya
tergantung dari kita sendiri untuk masalah mau kontrol ke bawah.
4. Apakah Kades melakukan Sosialisasi kepada masyarakat dan perangkat
desa lain mengenai laporan pertanggungjawaban?
yang pertama kita harus lewat atau melalui BPD bentuknya namanya
LPPD (laporan penyelenggaraan pemerintah desa) jadi kita selama setahun
terus membuat LPPD setelah itu kita copy untuk kegiatan-kegiatan itu
ditempel-tempelkan di daerah yang strategis, sebenarnya harus ada papan
31
pengumuman desa itu di tempelin jadi masyarakat bisa membaca jadi
misalnya dana Rp. 100.000.000 ini oh dianggarkan untuk ini kalau
misalnya kurang paham bisa datang ke kantor desa untuk bertanya pak ini
bener nggak, atau ke PJOK, PJAK dan tim monitoring ini juga untuk
melihat kekuatan/kemampuan pembantu kepala desa ini sampai dimana
apakah hanya simbol saja.
5. Apakah terjadi Pembagian tugas antara kepala desa, sekertaris dan
bendahara desa?
iya jelas harus dibagi tugasnya walaupun dalam arti saling membantu tapi
tugasnya harus di bagi porsinya ini menyelesaikan operasinya, ini
admistrasinya semuanya saling berkoordinasi soalnya tanpa itu nanti
pembuatan SPJ kesulitan, bisa lambat.
6. Apakah ada musyawarah yang dilakukan untuk penyusunan anggaran?
Iya ada. Melakukan musyawarah penyusunan draft: iya musyawarah,
kalau di desa kan harus dulu munsrembang di situ membahas mana yang
menjadi prioritas dan saran dari RT/RW.
7. Apakah ada petunjuk teknis dalam penyusunan apakah ada
sosialisasi/pelatihan?
Ada, bimmtek dari pusat ada dari provinsi terutama biasanya dilaksanakan
di kabupaten kita di undang PJAK dan PJOK, sudah berapa kali
8. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan yang terlibat dalam
pembahasan draft rancangan pertanggungjawaban?
PJOK, PJAK, kepala dusun, RT, RW
9. Berapa lama proses penyusunan pertanggungjawaban dibuat?
Kalau prakteknya kadang molor, tapi kalau juklaknya 1 bulan. Langsung
setelah selesai di kasih ke bpd-kecamatan-bupati
10. Setelah draft rancangan pertanggungjawaban RAPB Desa sudah selesai
dan Disetujui dalam musyawarah apakah langsung diserahkan ke BPD?
Rancangan APBDesa itu kan artinya dilakukan oleh pemerintah desa dan
BPD, ini disarahkan kemudian nanti kita bahas bareng-bareng,. Jadi
rancangan dulu diserahkan ke BPD nanti kita tentukan tanggalnya kapan
lalu kita bahas dan akhirnya untuk menuju ke bukan lagi rancangan tapi
APB Desa baru diserahkan ke kecamatan kemudian ke pemerintah
kabupaten lalu diundangkan lolos ndak, kan gitu.
32
11. Bagaimana pembahasan dengan BPD, apakah memberikan masukan?
Pasti BPD ikut memberikan saran, hanya memang kadangkan untuk tahun
ini yang paham bukan pintar tapi paham di DD dan ADD kan ada
pperubahan besar-besaran nih jadi pasti kan yang harus paham perangkat
desa dulu karena kan kita sering di panggil untuk rapat, untuk sosialisasi
anggaran DD dan ADD yang dari pusat sekitar 1,4M tapi belum terealisasi
itu. BPD nanti kita kasih PERBUB, anggaran penetapannya nanti kan
disana ada aturan-aturan jadi kita dipadukan yang jelas perangkat desanya
dulu yang harus mengerti.
12. Bagaimana peran pemerintah desa terkait penyusunan rancangan laporan
pertaggungjawaban keuangan? (mulai dari manyusun perhitungan
pendapatan desa, menyusun perhitungan belanja desa, menghitung
pembiayaan desa dan menyusun pertangggungjawaban anggaran?
Perangkat desa tetap pada porsinya yaitu peran PJOK, PJAK dibantu tim
pelaksana, nah tim pelaksana kita ambil dari masyarakat terutama tukang
atau pekerja terus kita juga di bantu kecamatan, kita diskusi terus
pemahaman untuk meletakkan anggaran ini masuk dimana apakah belanja
langsung atau tidak langsung kan ada draf-drafnya itu.
13. Apakah ada petunjuk teknis dalam menyusun perhitungan pendapatan
desa, belanja desa, pembiayaan desa dan pertanggungjawaban anggran
dari bupati?
Ada, ada semua lewat pemerintah kabupaten jadi kita tinggal masukan
angka-angkanya hanya yang kurang paham harus nanya ini kadang
umpama disana bunyi penghasilan tetap, uang apa yang dimasukkan distu.
14. Apa yang menjadi kendala bagi kades buat proses penyusunan?
Kalau kendala memang banyak sekali terutama SDM artinya sekarang kan
jamannya komputer semua, ini memang sangat menentukan untuk
pelaksanaan atu pengSPJan ini benar-benar ada kendala distu. Yang kedua
ini kendalanya juga dilapangan artinya perhitungan-perhitungan ini kan
membuat perhitungan terutama pasir kan perhitungannya kan tidak seperti
arsittek jadi kendalanya kurang tepat harga, pangajuannya beberapa bulan
baru alokasinya jadi biasanya sudah terjadi perubahan harga misalnya
semen harganya 54 belum termasuk pajak sedangkan indek dari kabupaten
33
48 jadi harus di musayawarakan dan menanyakan. Ini bisa dijadikan
temuan padahal harga di lapangan begitu.
15. Kalau pertanggungjawabannya peraturan kita 1 harus mengedepankan
musyawarah, peraturan itu kan artinya bisa dimunculakan atau di gagas
oleh pemerintah desa bisa juga dari masyarakat itu jelas. Yang kedua
peraturan dan pertanggungjawaban itu harus dikawal terus bukan hanya
sepotong saja kemudian ditinggal ikut mendampingi dan mengawasi
meskipun kita juga diawasi oleh masayarakat kabupaten. Keterbukaan
yang sekarang penting artinya terbuka ada batasan jadi misalnya SPJ itu
kalau belum di audit belum bisa di serahkan ke masyarakat.
16. Partisipasi kelompok masyarakat:
:Kalau kami boleh melihat ketertarikan masyarakat boleh dikatakan
terbatas, terbatasnya masyarakat awam yang bukan lembaga desa paling-
paling jarang walaupun sudah dipasang dipengumuman kecuali perangkat
desa, RT/RT, Kadus. Tapi sekarang kami yang turun langsung melalui
RT/RW.
17. Bentuk pertanggungjawaban ke masyarakat dalam bentuk tertulis tapi
terbatas jjadi sebatas RT/RW kalau ke masyarakat luas biasanya lisan.
18. SPJ, LPKJ Tiap tahun diserahkan lewat kecamatan di fasilitasi tapi kalau
terlambat kita kiriim sendiri kesana kalau di kabupaten batasnya paling
lambat harus masuk 10 januari meskipun masih banyak desa-desa yang
terlambat. Walaupun sebenarnya tidak boleh terlambat.
Nama : Rosalia Purwati
Jabatan : Ka Ur Pemerintah merangkap PLT sekertaris Desa
Hari Tanggal : Kamis, 28 Mei 2015
1. Apa yang ibu pahami selaku sekertasris desa terkait dengan laporan
pertanggungjawaban keuangan?
Tujuannya untuk mempertanggungjawabkan segala apa yang sudah
menjadi rencana RAB pada laporan keuangan tersebut sehingga nanti klop
dengan apa yang dilaksanakan, bantuknya berupa pelaporan dan
penyusunan SPJ yang disertai dengan kuitansi dan foto-foto kegiatan.
2. Seberapa penting laporan pertanggungjawaban itu bagi sekdes?
34
Kalau saya itu sangat penting ya karena itu merupakan bukti otentik dari
penggunaan keuangan tersebut sehingga nanti bisa dibuktikan kalau
keuangan tersebut benar-benar digunakan sesuai dengan rencana.
3. Apa peran sekertaris desa dalam pelaporan pertanggungjawaban keuangan
desa?
Otomatis ikut juga bertanggungjawab dan juga membantu menyediakan
bukti-bukti termasuk kuitansi meskipun ada yang mengerjakan disini
yaitu PJAK yang membuat pengSPJan tapi sebagai sekdes harus
mengetahui alur keluar masuknya uang.
4. Apakah sekertasris desa selaku PTPKD menerima dan meneliti
pertanggungjawabn akhir keuangan bendahara?
Oh iya harus sepengetahuan sekdes, karena untuk pembelanjaan itu juga
kan istilahnya harus dikonfirmasikan dulu dengan sekdes, diteliti
kemudian yang tandatangan nanit bapak kepala desa. Setiap kali sudah
mau habis bulan pasti memeriksa dan meneliti kembali berapa target
pendapatan, target belanja dan target pembiayaan desa sampe saat ini, jadi
nanti dilihat sama peraturan desa desa ada perubahan atau tidak.
Menerima dan meneliti pertanggungjawaban akhir bendahara, caranya
membandingkan buku kas harian dan buku kas bulanan dengan
pertanggungjawaban dari bendahara.
5. Apakah sekdes juga menyusun rancangan peraturan desa mengenai
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan rancangan keputusan
kepala desa?
Ya itu perhitungan APB Desa dan segala macam untuk peraturan desa
yang buat memang sekertaris desa kemudian nanti setelah APBDesa itu
jadi nanti untuk pelaksanaannya sebagai bendahara desa yang membuat
SPJ dari APB Desa tersebut.
6. Apakah setelah sekrtaris membuat rancangan tersebut kemudian
diserahkan ke kepala desa?
Iya minta persetujuan dengan BPD dulu kemudian nanti disahkan oleh
kepala desa Iya pasti menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Rancangan keputusan
kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban kepala desa.
35
Formatnya sudah ada dari kabupaten jadi tinggal dimasukkan saja
berdasarkan kolom.
7. Apakah rancangan tersebut dimusyawarah kan?
Iya pasti dimusyawarakan dulu dengan BPD apa yang mau dituangkan
didalam peraturan desa tersebut dan apa yang mau direncanakan.
Kemudian nanti setelah penyusunan , tetap nanti persetujuannya dengan
BPD jadi musyawarah dulu tidak langsung membuat.
8. Siapa saja yang terlibat selain pemerintah desa?
Hanya pemerintah desa dan BPD
9. Keterampilan apa saja yang harus dimiliki sekdes dalam menyusun
perhitungan dan meneliti pertanggungjawaban akhir bendahara?
Pastinya harus memiliki keterampilan dalam menjalankan komputer, kalau
tidak bisa jadi sulit.
10. Apa yang menjadi kendala?
Ya mungkin kalau kendala itu cuman keterampilannya kurang, kemudian
waktunya kalau penyusunan itu kan waktunya dibatasi sehingga kita untuk
membuatnya itu kurang tenaga yang ahli dibidang komputer sehingga kita
sendiri kualahan untuk cara-cara memasukkan karena sekarang ini kan
bantuan bukan hanya satu tok, dari bantuan pemprov, DD, ADD dan
sebagainya itukan membutuhkan perhitungan yang cermat dan untuk kita
kan menyusunnya juga harus sesuai dengan standar harga jadi tidak ngaur
untuk perhitungan keuangannya, kalau ndak sesuai standar nantikan pada
saat pemerikasaan kita juga menjadi masalah karna nanti kalau sudah ada
badan dari Etwilkap itu yang memeriksa keuangan itu kalau mau
membuat SPJ itu kalau tidak sesuai standar atau pengeluaran tidak sesuai
maka akan menjadi temuan.
Jika standar harga berbeda dengan dilapangan jadi kita survei, buat berita
acara yang disetujui Baupati, survei harganya minimal ke 3 toko berbeda
baru boleh di setujui.
11. Format sudah ada tinggal masukkan
12. Transparansi, kalau disini segala sesuatu pengeluaran dan lain sebagainya
harus transparan sehingga nanti masyarakat bisa tahu terutama lewat BPD
jadi nanti kita kalau sudah ada SPJ dan lain sebagainya nanti BPD akan
mendapat tembusan kemudian dipelajari apakah ada penyelewengan atau
36
ndag, sehingga nanti bisa disebarkan dimasyarakat sebagai bukti bahwa
pelaporannya tidak ada manipulasi.
13. Minat masyarakat mengennai LPJ?
Kalau saya rasa untuk seperti itu tidak terlalu ingin tahu masyarakat
walaupun tidak terlalu ingin tahu mempertanggungjawabkan kita tetap
tidak boleh usil kalau ada yang tanya tetap di perlihatkan.
Nama : Rosalia Purwati
Jabatan : Ka Ur Pemerintah merangkap PLT sekertaris Desa
Hari Tanggal : Kamis, 28 Mei 2015
1. Tujuan laporan pertanggungjawaban
Tujuannya sebagai transaparansi kepada masyarakat dan pemerintah
kabupaten atas dana yang sudah digunakan.
2. Penting sekali karena merupakan laporan pertanggungjawaban seperti
keuangan dan kegiatan apapun itu harus dicatat dan diadministrasikan baik
kepada kepala desa, camat, Bupati, masyarakat juga pihak-pihak terkait.
3. Peran Ka Ur Membuat laporan pertanggungjawaban yang berhubungan
dengan administrasi karena saya merangkap sebagai PJAK. Jadi saya
membuat,menerima, menyimpan dan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban.
4. setiap tanggal 31 pasti akan dilakukan penutupan buku kas oleh
bendahara dan dibuatkan berita acara hanya saja sekarang ini dari
kecamatan dan kabupaten mengatakan bahwa tidak perlu lagi membuat
berita acara penutupan karena dianggap terlalu repot sehingga yang saat
ini dibuat itu register penutupan kas meskipun demikian kami tetap
membuat berita acara namun hanya berupa ringkasan.
5. Iya pasti itu setelah selesai menutup buku kas, pertanggungjawaban akhir
tahun akan langsung disampaikan kepada kepala desa melalui sekertaris
desa selaku PJOK tidak lewat dari tanggal 10 seperti aturan
6. Kalau penyampaian Laporan pertanggungjawaban kami pernah terlambat
beberapa kali namun kami juga pernah meraih penghargaan peringkat
pertama pada Tahun 2012 sebagai desa yang berhasil mayampaikan
laporan tepat waktu.
37
7. Upaya Transparansi yang kami lakukan, Kita pasti memberikan informasi
yang terbuka kepada masyarakat melalui BPD,RT/RW yang kemudian
bertugas untuk menyampaikan kepada masyarakat luas.
8. Upaya akuntabilitas kalau dari saya selaku Ka Ur keuangan tiap kali mau
menyusun laporan pertanggung jawaban tiap pelaksanaan program
biasanya saya bekerja sama dengan tukang yang bekerja untuk karena
mereka juga yang ikut bersama dengan kami untuk pencocokkan harga di
pasaran dengan standar harga yang diberikan dari kebupaten.
9. Kendala yang dihadapi ya keterbatasan SDM jadi kadang pekerjaannya
harus dilakukan oleh Ka Si keuangan tapi karena beliu tidak bisa
mengoperasikan komputer sehingga pekrjaannya dialihkan ke Ka Ur
Keuangan.
10. Kalau untuk Format sudah ada dari Kabupaten sehingga tinggal
dimasukkan saja berdasarkan kolom.
11. Minat masyarakat untuk LPJ sangat rendah, mereka tidak terlalu
memperhatikan laporan yang kita berikan kecuali RT/RW dan BPD yang
memang terkait dengan pemerintah.
Nama : J. Sudadi
Jabatan : Ka Ur Umum
Hari Tanggal : Kamis, 28 Mei 2015
1. Tujuan Laporan pertanggungjawaban ya sebagai bukti kalau kita sudah
menyelenggarakan dan mempergunakan dana yang ada secara tepat
sasaran.
2. Laporan pertanggungjawaban bagi saya itu sangat penting karena seperti
yang tadi saya katakan laporan pertanggungjawaban sebagai bukti kalau
pemerintah desa sudah bekerja sesuai dengan aturan yang seharusnya dan
menggunakan dana dengan tujuan yang sudah tepat sasaran.
3. Sekertaris desa pasti menerima dan meneliti kembali, jadi nantinya setelah
menerima sekertaris desa kemudian mencocokkan dengan buku kas harian
dan buku kas mingguan, setelah balance baru diserahkan ke kepala desa
sebagai rancangan peraturan desa soal pertanggungjawaban APB Desa
tapi kalau belum balance maka akan dilakukan pencocokan dengan bukti-
bukti lain seperti nota dan kwitansi.
38
4. Untuk ketepatan waktu kami sangat memperhatikan karena kalau laporan
belum jadi padahal batas waktunya sudah dekat maka dari kecamatan dan
kabupaten akan terus menagih namun namanya juga kemampuan manusia
terbatas jadi kadang molor.
5. Kalo disini kami selaku pemerintah desa sebisa mungkin memberikan
infoormasi apapun terkait dengan dana yang masuk kemudian program
apa yang akan dilaksanakan dan juga memberitahu segala bentuk
pengeluaran secara lisan, kalau RT/RW dan BPD kan nanti akan
diberitahu melalui musyawarah atau pertemuan-pertemuan RT/RW
6. Kendala yang dihadapi disini kan kekurangan tenaga pemerintahan
sehingga beberapa dari pemerintah desa harus mengerjakan pekerjaan
ganda, disini juga beberapa dari kami tidak begitu menguasi penggunaan
komputer sehingga untuk laporan-laporan atau yang lainnya yang
berhubungan dengan komputer hanya dikerjakan oleh ibu ani, saya, ibu
pur dan pak kades.
7. Format pelaporannya sudah ada diberikan dari pemerintah kabupaten
sehingga untuk penyusunan laporan pertanggungjawaban kami tidak
begitu kebingungan, tinggal dimasukkan saja.
8. Masyarakat didesa ya kurang berminat untuk mengetahiu LPJ itu sendiri
sehingga dari pemerintah desa menyampaikan melalui RT/RW dan BPD
untuk seterusnya disampaikan kepada masyarakat desa secara lisan.
Nama : FX. Rusmadi
Jabatan : Ketua BPD
Hari Tanggal : Senin, 1 Juni 2015
1. Apa yang Bapak pahami selaku ketua BPD mengenai Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Desa dari segi tujuan maupun dalam
format laporannya sendiri? Kalau secara spesifik atau secara rinci memang
saya tidak begitu apa istilahnya ini berapa ini berapa itu tidak , hanya
secara garis besar ini untuk ini, ini untuk ini, itu kami tahu kemudian itu
masalah formatnya kemudian kalo masalah laporan itu memang karena
dari Bapermasdes atau dari pihak pemerintah memang selalu diharapkan
untuk memberikan Laporan tujuannya agar tidak tidak ada penyimpangan
dari dana yang sudah masuk kemudian dari dana yang masuk itu ada
39
kekurangan atau mungkin ada pengalihan dari pihak desa mengundang
BPD membuat berita acara biasanya memang tidak secara resmi Pak Lurah
bicara masalah apa istilahnya ngundang pake undangan tapi waktu ketemu
Ini Pak saya mau gini-gini masalahnya ini okelah kalo memang dari
sananya memang ada kekurangan dan desa memang butuh ya tidak apa-apa
selama hal yang di kerjakan tidak terlalu urgent. Jadi Kepala Desa selalu
berkoordinasi dengan BPD kalo kegiatan apa yang dilakukan atau ada
kekurangan uang atau mungkin pada saat LPJ
2. Seberapa penting Laporan Pertanggungjawaban bagi Bapak selaku Ketua
BPD?
Sangat penting mbak, masalahnya ketika suatu saat dari pihak pemerintah,
melalui kecematan, atau melalui Bapermasdes menanyakan kepada saya
otomatis paling tidak saya tahu bisa menjawab apa yang menjadi
pertanyaan mereka
3. Apa peran BPD dalam Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa itu
sendiri?
Kecuali mengetahui, juga seperti yang direncanakan dalam sren memang
peran BPD juga di harapkan untuk berpartisipasi mungkin menyampaikan
usulan-usulan dari warga karena kita sebagai wakil dari warga juga
temuan-temuan yang tidak sepengetahuan warga secara keseluruhan itu
memang perlu. Dan bagi BPD memang wajib. (Jadi kalo misalnya dari
BPD sendiri itu ikut mengawasi Laporan pertanggungjawaban keuangan itu
atau apakah kemudian nanti dari BPD akan memberikan saran atau
masukan mengenai rancangan Laporan Pertanggungjawaban dari Kepala
Desa ?)kalo masalah Pertanggungjawaban kita tidak perlu menganu karena
dari pihak kecamatan ada yang mendampingi jadi membuat laporan yang
benar ini modelnya begini-begini dan kalo ada hal-hal yang sifatnya apa,
istilahnya agak berlebihan caranya harus begini-begini supaya tidak terjadi
kesalahan. Jadi pembuatan laporan juga tidak khusus dari desa sendiri tapi
juga berdasarkan bimbingan dari Kecamatan.
4. Apakah BPD menerima rancangan keterangan Laporan
Pertanggungjawaban dari Kepala Desa untuk di bahas bersama?
Ya(Biasanya pembahasan setelah menerimanya itu seperti apa Pak apakah
BPD melakukan perbaikan?) Ndak, kita cuma anu aja karena dalam
40
rancangan itu sebelumnya kan sudah ada ‘Pak ini agak anu tinggal BPD ini
menanggapinya kalo perlu ada pemindahan atau pengurangan untuk
keperluan yang lain itu baru tapi tidak secara sepenuhnya ini harus begini,
ini harus begini karena kita musyawarah bukan punya hak otoriter untuk
mengubah tidak seperti DPR kalo DPR wah ini tidak benar ini harus
begini, ini harus begini tapi kan kita harus tahu situasi keadaan desa,
apalagi desa berjalan kan cuma kecil semua tahu lingkungan dari yang
lingkungan dari yang terkecil sampai yang anu itu tahu ‘kalo uang segini
terus untuk kembangan ini sampainya segitu terus ini untuk jalan ini Cuma
segitu yah kita maklumi karena harga yang di patok dengan kenyataan
pelaksanaan sudah berbeda apalagi harga apalagi harga semen, besi,dll kan
berubah jadi kita maklumi
5. Apakah anggota dari Bapak ikut terlibat dalam musyawarah Laporan
pertanggungjawaban itu sendiri jadi selain Ketua BPD anggota-anggota
yang di bawahnya bapak ikut terlibat dalam musyawarah itu?
Dari kelembagaan memang kita semua diundang ya seperti yang saya
utarakan. Cuma dari kita crosscheck dari rancangan terus
pertanggungjawaban terus kalo ada perubahan seperti tadi saya katakana
berita acara kalo sudaitu ya udah gitu aja ( tapi anggota BPD seluruhnya
ikut?) Ya, seluruhnya ikut hanya kadang-kadang karena anggota BPD kan
ada yang punya kesibukan diluar, kadang tidak bisa hadir karena apa belum
pulang kerja atau ada acara lain kita maklumi juga
6. Kalo misalnya mau Laporan pertanggungjawaban akhir apakah dari kepala
Desa kemudian menyerahkan surat pengantar kepada BPD?
Ya, Biasanya kita mau pengessahan Laporan Pertanggungjawaban mohon
Ketua bersama anggota untuk hadir biasanya gitu, jadi dikasih surat
Pengantar
7. Apakah Bapak selaku Ketua BPD beserta anggota BPD itu itu kemudian
bekerjasama dengan Kades dalam penyempurnaan rancangan anggaran
Pendapatan Belanja?
Ya kalo memang dilihat kurang efektif kita memang memberi saran
misalnya kalo ada kebijakan masalah keuangan untuk insuntif Ketua RW
atau Pengurus RT itu kita juga memberikan usulan demikian juga hasil dari
tanah khas desa itu mereka juga memberi laporan,globalnya penghasilan
41
sekian, terus ini untuk kegiatan ini disumbangkan kesina itu juga kita
semua tahu, dan kalo memang belum ada ya ‘Pak tolong ini seperti yang
kemarin ada kegiatan di bidang pendidikan namun apa istilahnya bukan
pnedidikan non formal tapi pendidikan formal membutuhkan dana‘ Pak
tolong ini dibantu ini bukan untuk istilahnya anak-anak to tapi ini efeknya
untuk lingkup desa itu dari kepala desa yah tidak istilahnya ini,ini,ini. Jadi
semuanya berdasarkan musyawarah, dibicarakan dulu kemudian nanti
disetujui atau tidak berdasarkan prioritasnya, Nah, untuk tahun-tahun yang
akan datang karena sekarang kan sudah tersusun RPJMDes itu maka dalam
merancang Musren harus berpatokan pada RPJM itu. Hanya kan RPJM itu
secara garis besar nanti di detailkan dalam rancangan tiap tahunnya itu ada
8. Jadi penyampaian rancangan pertanggungjawaban ke BPD itu biasanya
tepat waktu tapi tidak jarang juga lewat dari satu bulan setelah anggaran
berakhir, nanti setelah kedua rancangan pertanggungjawaban itu dibahas
dan disetujui maka baru boleh ditetapkan sebagai Keputusan Kepala desa
dan menjadi Peraturan desa tentang pelaksanaan pertanggungjawaban
pelaksanaan APB Desa.
9. Semua kegiatan dan penggunaan dana pasti diberi tahu ke masyarakat
melalui pertemuan-pertemuan denganpemerintah desa dan RT/RW.
10. Bagaimana Bapak selaku Ketua BPD kemudian melihat kinerja Kepala
Desa dan perangkat desa lainnya terkait dengan penyusunan pelaporan
sampai dengan Laporan Pertanggungjawabannya?
Kalo Pelaporan dari Kepaladesa juga sudah bisa istilahnya bekerjasamakalo
memang ada hal-hal yang tidak mampu mereka lakukan seperti saat ini
pekerjaan di perangkat desa itu cukup banyak maka Pak Kepala Desa minta
kepada kita ini untuk membantu Administrasi membutuhkan 1 tenaga.
Nama : Susanto
Jabatan : Ketua RT 06/03 Dusun Bejalen Timur
Hari Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
1. Apa yang bapak pahami mengenai LPJ Keuangan desa pak?
Kalau saya ya semua itu ada perinciannya tapi saya lupa, saya dikasih
formulir kayak foto copy gitu tapi saya lupa taruh dimana. Oh iya tapi
42
kalau LPJ di berikan selembaran rincian-rincian penggunaannya? Iya ada
itu
2. Apa masyarakat turut terlibat/berpartisipasi dalam LPJ?
Ya iya mungkin
3. Apakah masyarakat kemudian diberikan hak untuk menuntut
pertanggungjawaban? Dikasih
4. Apa masyarakat mengetahui mengenai musyawarah LPJ keuangan desa?
Dikasih tahu, mengerti itu, kan tiap ada kumpulan RT 1-10 itu, Kepala
Desa ya sama perangkatlah ikut dalam itu mengajarkan cara itu toh semua
ada. Jadi dijelaskan begitu pak? Iya dijelaskan, transaparan.
5. Jadi masyarakat tahu atau tidak mekanismenya seperti apa?
Ya tau, dijelaskan di forum RT-RT gitu, tiap RT
6. Bagaimana LPJ keuangan yang telah di buat oleh kades bersama
perangkat desa yang lain? Apakah sudah menjawab hak masyarakat untuk
mengetahui tingkat efektifitas, efisiensi dan kebermanfaatan sumber daya
ekonomi dalam satu tahun anggaran?
Mengetahui semua itu, Komplit, ada RT, RW, BPD dan tokoh masyarakat
7. Kira-kira adakah yang menjadi kendala dalam memahami LPJ keuangan
desa?
Nggak ada, masalah tau segala macam itu semua ada rinciannya
8. Bagaiman BPD selama ini sebagai wakil masyarakat, apakah sudah
menyalurkan aspirasi masyarakat dengan baik?
Sudah mbak
9. Apakah hak masyarakat untuk diberi informasi melalui LPJ keuangan
sudah terpenuhi?
Sudah mbak
10. Jadi biasanya kalau musyawarah, yang memimpin musayawarahnya
siapa?
Ya ada kepala desa, ada BPD ya itulah ada kadus. Tiap ada pertemuan
pasti datang
11. Setiap akhir tahun anggaran masayarakat dikumpulkan kemudian
diberikan informasi mengenai LPJ?
Iya, dikumpulkan.
43
12. Selain musyawarah bagaimana kepala desa beserta perangkat desa lainnya
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai LPJ?
Ya Itu lewat RT Mbak, pak Kadus memberi mandat kepada RT buat
warganya supaya kumpul di Balai Desa kalau bisa
13. Jika ada warga yang tidak sempat hadir di Balai Desa, apa ada alternatif
lainnya, misalnya laporan keuangannya di tempelkan atau bagaimana?
Ya ada, papan pengumuman di balai desa itu ada.
14. Jadi menurut bapak kinerja perangkat desa yang ada di desa Bejalen ini
seperti apa?
Ya kira-kira baguslah, semua transparan mbak
15. Kalau keaktivan masyarakat sendiri, apakah semua ikut berpartisipasi?
Iya semua ikut mbak
Nama : Hermawan
Jabatan : Ketua RT 02/01 Dusun Bejalen Barat
Hari Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
1. Apa yang bapak pahami selaku ketua RT mengenai LPJ Keuangan?
Kan biasanya setiap nganu tu dapat itu kayak foto copynan gitu.
Jadi tiap LPJ keuangan nanti dikasih fotocopyan?
2. Apa masyarakat turut berpartisipasi untuk LPJ nya sendiri?
heum ikut, biasanya tidak ikut berpartisipasi
3. Apakah masyarakat diberikan hak untuk menuntut pertanggungjawaban?
Masyarakat biasanya kan kebanyakan sudah diwakili seperti BPD itu to ya
mungkin nanti BPD dapat pertanggungjawaban lah masyaratakat dari BPD
dari RT lah itu kan udah dapat gitu kan nanti kumpulan RT kita sampaikan
kepada masyarakat mengenai Musrenbang, uang buat apa.
4. Apakah masyarakat mengetahui mengenai musayawarah LPJ Keuangan
Desa?
Biasanya LPJ di Desa itu yang mengetahui RT/RW tokoh-tokoh
masyarakat, biasanya dikumpulkan di balai desa
5. Apakah masyarakat mengetahui Mekanisme/bantuk LPJ keuangan?
Kalo masyarakat gimana ya mbak ya, masyarakatnya kalau gitu kurang
begitu nganu biasanya Cuma RT/RW udah,uang buat gini-gini kan dia
Cuma mengetahui oh dikasih lihat dia tidak terlalu menggapai hal itu
44
yang pentingkan dia sudah lihat kalau sudah ya berarti sudah di kerjakan
dengan bagus ada wujudnya gitu loh, biasanya masyarakat itu tidak telalu
mendetail, nggak ada masayarakat mungkin sudah punya perawakilan dari
RT/RW nanti ada pengurus BPD jadi tidak telalu merespon /mengerti apa,
tahunya pokoknya ada pembangunan dari uang-uang itu.
6. Apakah kepala desa menyebarkan informasi mengenai LPJ keuangan?
Iya toh, jadi dia menyebarkan melalui itu toh nanti dikumpulkan RT/RW
semua dikumpulkan ini pertanggungjawabannya nanti RT menyampaikan
ke warganya bahwa sudah dilaksanakan lah berarti kan
bertanggungjawab.
7. Selain diberikan fotocopyan apakah LPJ tersebut juga ditempel dipapan
pengumuman?
Ditempel di papan pengumuman ketok’e saya kurang tahu ya, soalnya
saya belum pernah lihat papan pengumuman2 itu maksudanya ada atau
nggak saya kurang bagitu tahu ya, mungkin kalau masyarakat dewe kan
kurang begitu...yang penting kerja sendiri-sendiri toh mbak nggak terlalu
memikirkan sudah di tempel apa belum.
8. Bagaimana LPJ yang sudah di buat kepala Desa beserta perangkat lainnya,
Apakah sudah menjawab hak masyarakat untuk mengetahui tingkat
efektifitas, efisiensi dan kebermanfaatan sumber daya ekonomi dalam satu
tahun anggaran?
Termasuk sudah bagus, ada laporan yang terbuka, yang kerjakan juga
masyarakat maksudnya itu kan jadi uang gini, uang ini dar ini jadi sudah
temasuk dikerjakan dengan baguslah.
9. Jadi menurut bapak, apa yang menjadi kendala bagi masyarakat dalam
memahami LPJ itu sendiri?
Biasanya gini mbak apa lagi masyarakat di desa kan kayak gitu dia kurang
perhatikan maksudnya, dia dikasih fc oh ya udah dia tdk terlalu mendetail
mengontrol mung dia tahu. Dia kan mungkin sudah ada RT/RW jadi dia
percayalah sama yang urus-urus itu jadi dia tidak terlalu mendetail oh ini
pertanggungjawabannya gimana yang penting udah ada wujudnya. Tapi
selaku ketua RT tidak punya kendala. Transparansinya bagus.
10. Bagaimana kinerja BPD selaku wakil masyarakat?
45
Dia menyalurkan itu toh dari masyarakat Biasanya mengumpulkan
RT/RW itu toh mbak sama tokoh-tokoh tertentu sama pembangunan.
Kinerjanya sudah bagus, saling kerja samalah
11. Siapa yang biasanya jadi naraseumber? Biasanya yang duduk di depan
kepala desa sama BPD biasanya dirembukkan, nanti BPD menanyakan
kepada masyarakat apa yang belum jelas.
Nama : Suparmin
Jabatan : Ketua RT 10/04 Dusun Bejalen Timur
Hari Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
1. Apa yang bapak pahami selaku ketua RT mengenai LPJ Keuangan?
Kalau LPJ ya laporan kegiatan gitu mbak, biasanya dikasih lembaran pas
musyawarah.
2. Apa masyarakat turut berpartisipasi untuk LPJ nya sendiri?
Masyarakat biasanya tidak ikut dalam pertemuan Laporan
pertanggungjawaban Cuma RT/RW sama kepala dusun yang diundang.
3. Apakah masyarakat diberikan hak untuk menuntut pertanggungjawaban?
Kalau hak masyarakat biasanya sudah diwakili oleh kami selaku ketua RT
atau BPD jadi nnati kami yang menyampaikan kepada pemerintah Desa.
4. Apakah masyarakat mengetahui mengenai musayawarah LPJ Keuangan
Desa? Iya Mengetahui
5. Apakah masyarakat mengetahui Mekanisme/bantuk LPJ keuangan?
Untuk masyarakat luas mereka Cuma tahu secara lisan yang tahu bentuk
LPJnya hanya RT/RW BPD dan pemerintah desa.
6. Apakah kepala desa menyebarkan informasi mengenai LPJ keuangan?
Iya kepala desa pasti memberi informasi.
7. Selain diberikan fotocopyan apakah LPJ tersebut juga ditempel dipapan
pengumuman?
Iya ditempel dibalai desa
8. Bagaimana LPJ yang sudah di buat kepala Desa beserta perangkat lainnya,
Apakah sudah menjawab hak masyarakat untuk mengetahui tingkat
efektifitas, efisiensi dan kebermanfaatan sumber daya ekonomi dalam satu
tahun anggaran? Sudah mbak
46
9. Jadi menurut bapak, apa yang menjadi kendala bagi masyarakat dalam
memahami LPJ itu sendiri?
Kalau masyarakat desa sini ya tidak terlalu mengetahui segala hal tentang
apa yang dialkukan karena mereka berfikir sudah ada perwakilan jadi
kendalanya memeng berasal dari ketidak ingin tahuan masyarakat sendiri.
10. Bagaimana kinerja BPD selaku wakil masyarakat?
Kinerja BPD sudah bagus, jadi mereka sudah menyampaikan aspirasi
warga disetiap pertemuan.
Nama : Heri S
Jabatan : Ketua RW 03 Dusun Bejalen Timur
Hari Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015
1. Laporan pertanggungjawaban yang saya pahami selaku ketua RW sebagai
bukti bagi masyarakat mengenai seluruh kegiatan dan anggaran selama
setahun.
2. Penting mbak, karena dari situ kan kita bisa tahu apa ada penyelewengan
apa nda.
3. Diberi hak, nanti masyarakat bisa langsung menyampaikan ke kkami
untuk dibahas dalam pertemuan RT/RW.
4. Iya mengetahui mbak.
5. Kalu mekanismenya masyarakat desa tidak begitu mengetahui yamg
penting jembatan jadi atau program yang bentuk fisiknya udah jadi mereka
udah seneng.
6. Saya kurang tahu mbak kalau masalah ditempel dipapan papan
pengumuman.
7. Kepala desa pasti ngasih informasi.
8. Sudah menjawab mbak, karena nanti selain dikasih fotocopyan pasti juga
dijelaskan.
9. Kalau masyarakat tahunya bentuk fisik aja mbak, jadi malas tahu dengan
laporan tertulis begitu.
10. BPD disini sudah bekerja dengan baik dan menyalurkan aspirasi dari
masyarakat.
47
LAMPIRAN 2. GAMBAR
Gambar 1. Berita Acara Pemeriksaan Kas
Gambar 2. Register Penutupan Kas
48
Gambar 3 dan 4. Buku Kas Umum Peneriman dan Pengeluaran
49
50
Gambar 5. Realisasi Fisik dan Keuangan Pelaksanaan Kegiatan 2014
Gambar 6. Surat Pengantar SPJ Semester ke dua kepada BPD
Gambar 7. Lembar Verifikasi SPJ tahun 2014
51