48
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS ORGANISASI BPMU SEBAGAI BAGIAN DARI PROSES MONITORING DAN EVALUASI Oleh: Desak Nyoman Arista Retno Dewi A Dibiayai oleh Abdimas Grant Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2012/2013

PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

1

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA

PENGURUS ORGANISASI BPMU SEBAGAI BAGIAN

DARI PROSES MONITORING DAN EVALUASI

Oleh:

Desak Nyoman Arista Retno Dewi

A

Dibiayai oleh Abdimas Grant Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

2012/2013

Page 2: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

2

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pelatihan Manajemen Risiko Pada

Pengurus Organisasi BPMU Sebagai

Bagian Dari Proses Monitoring Dan

Evaluasi

2. Tim Peneliti/Pelaksana : Desak Nyoman Arista Retno Dewi, M.Psi

3. Alamat Ketua Peneliti : Fakultas Psikologi UKWMS

Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya

4. Telp/Fax. Ketua Peneliti : 031 5678478 pswt. 161

5. Alamat email Ketua Peneliti : [email protected]

6. Lama Penelitian : + 6 bulan

Surabaya, 14 Agustus 2013

Menyetujui, Peneliti/Pelaksana

Dekan Fakultas Psikologi

F. Yuni Apsari, M.Si., Psi Desak Nyoman Arista RD, M.Psi., Psi

NIK.711.99.0397 NIK.711.09.0636

Mengetahui,

Ketua LPPM

M. Indah Epriliati, STP., M.Si., Ph.D

NIK. 611.95.0238

Page 3: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat

dan rahmatnya pengabdian masyarakat “Pelatihan Manajemen Risiko Pada

Pengurus Organisasi BPMU Sebagai Bagian Dari Proses Monitoring Dan

Evaluasi” dapat terlaksana dengan lancar. Pengabdian ini diharapkan dapat

memberi manfaat bagi BPM UKWMS mengenai penyusunan proses manajemen

risiko bagi organisasi BPMU.

Pada kesempatan ini pula, peneliti hendak menyampaikan terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini yaitu

kepada :

1. Pimpinan Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya, Ibu Yuni

Apsari, M.Si., Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi UKWMS, terimakasih

atas kesempatan dan dukungan untuk melakukan penelitian.

2. Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

(LPPM) Unika Widya Mandala Surabaya, Prof. Veronica L. Diptoadi,

M.Sc, yang mendorong terlaksananya pengabdian masyarakat.

Terimakasih atas dukungannya.

3. Koordinator kemahasiswaan tingkat Universitas Katolik widya Mandala

Surabaya, Bapak Y. G. Harto Pramono selaku Wakil Rektor I yang telah

memberi ijin dan kesempatan untuk melakukan pengabdian kepada

masyarakat. Terimakasih.

Page 4: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

4

4. Pengurus BPM UKWMS yang telah bersedia menjadi peserta pelatihan

dalam rangka pengabdian masyarakat ini. Terimakasih dan sukses selalu.

5. Para asisten pelatihan yaitu Claudia (2011) dan Vivien (2011) terimakasih

atas kerjasama dan kesediaannya dalam membantu pelaksanaan pelatihan.

Semoga pengalaman sebagai asisten pelatihan memberikan banyak

pembelajaran dan pengalaman baru yang inspiratif.

6. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan memperlancar

pelaksanaan penelitian ini. Terimakasih.

Peneliti menyadari pelaksanaan pengabdian ini tidak lepas dari

kekurangan. Masih perlu banyak belajar untuk melaksanakan pengabdian dengan

benar sesuai dengan metode dan kaidah penelitian ilmiah. Untuk itu peneliti

mohon maaf kepada semua pihak jika sekiranya ada kekurangan atau kesalahan

dalam pelaksanaan pengabdian ini. Semoga laporan pengabdian ini bisa diterima

dan memberikan inspirasi kepada siapa saja yang memiliki ketertarikan dengan

proses pengelolaan risiko atau potensi risiko sebagai bagian dari proses

monitoring dan evaluasi organisasi. Terimakasih.

Peneliti,

Surabaya, Agustus 2013

Page 5: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

5

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul ................................................................................................ i

Lembar Pengesahan ....................................................................................... ii

Kata Pengantar .............................................................................................. iii

Daftar Isi ....................................................................................................... v

Daftar Tabel .................................................................................................. vii

Daftar Gambar .............................................................................................. viii

Daftar Lampiran ............................................................................................ ix

Abstraksi ........................................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2. Fokus Pelaksanaan Abdimas .......................................................... 5

1.3. Tujuan Adbimas ............................................................................. 6

1.4. Manfaat Abdimas ........................................................................... 6

BAB II. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH ................................... 7

2.1. Kajian Literatur Seputar Konsep Risiko ........................................ 7

2.2. Kajian Literatur Seputar Konsep Dasar Manajemen Kualitas ....... 10

BAB III. METODOLOGI KEGIATAN .........…...………………………... 18

3.1. Sasaran Kegiatan ............................................................................ 18

3.2. Bentuk Kegiatan ............................................................................. 18

3.3. Indikator Keberhasilan ................................................................... 20

Page 6: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

6

BAB IV. LAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN ABDIMAS .... 23

4.1. Persiapan Pelaksanaan ................................................................... 23

4.2. Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................... 23

4.3. Hasil dan Data Pelaksanaan Kegiatan ............................................ 25

4.4. Evaluasi Pelaksanaan ..................................................................... 27

4.5. Kesimpulan dan Saran .................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 30

Page 7: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

7

DAFTAR TABEL

4.1. Tabel nilai total pre-test dan post-test ....................................... 26

Page 8: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

8

DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar konsep risiko ................................................................ 7

Page 9: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

9

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Olah Data ........................................................................................... 31

Handout Materi ............................................................................................ 32

Foto Pelaksanaan Pelatihan Manajemen Risiko .......................................... 37

Lembar Presensi .......................................................................................... 40

Page 10: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

10

Desak Nyoman Arista Retno Dewi. (2013). Pelatihan Manajemen Risiko Pada

Pengurus Organisasi BPMU Sebagai Bagian Dari Proses Monitoring Dan

Evaluasi.

ABSTRAKSI

Pengabdian kepada masyarakat ini mengenai pemberian pemahaman dan

peningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap

program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran berikan dalam bentuk

sharing pikiran (diskusi kelompok/kelas, elaborasi dan laporan kelompok maupun

individu), pendapat dan reaksi, peta konsep (bagan problem mapping), metafor

(ilustrasi dan konfirmasi materi), pre-test dan post-test. Pelatihan ini diberikan

kepada pengurus organisasi BPM UKWMS dengan harapan dapat mendukung

proses kerja BPMU dalam melakukan fungsinya. Indikator keberhasilan dari

penelitian ini adalah peningatan pemahaman pada minimal 50% peserta pelatihan,

dan peningkatan kemampuan untuk mengaplikasikan proses monitoring dan

evaluasi sebagai bagian manajemen kualitas. Hasil pelatihan menunjukkan materi

pelatihan manajemen risiko mampu memberikan pemahaman baru pada peserta

pelatihan mengenai pentingnya proses manajemen risiko sebagai bagian dari

proses monitoring dan evaluasi organisasi. Dimana lebih dari 100% peserta

pelatihan mengalami peningkatan pemahaman. Selain itu pelatihan manajemen

risiko mampu memunculkan motivasi pengurus BPMU untuk mengaplikasikan

proses manajemen risiko pada perencanaan kerja organisasi BPMU dalam upaya

mencapai tujuan organisasi.

Kata kunci: manajemen risiko, monitoring dan evaluasi, BPMU

Page 11: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi memiliki keinginan untuk dapat mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dalam visi dan misi organisasi. Salah satu hal yang dapat

dikatakan menjadi tujuan organisasi adalah dapat memenuhi kebutuhan dan

meningkatkan kepuasan konsumen. Dalam upayanya tersebut, organisasi akan

berusaha menciptakan produk-produk yang berkualitas. Untuk dapat menciptakan

produk-produk yang berkualitas maka organisasi perlu ditunjang dengan sistem

manajemen yang juga berkualitas, mulai dari sistem kerja, program kerja, dan

sumberdaya manusianya, yang memastikan bahwa produk yang diciptakan benar-

benar berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Namun

demikian, adanya kompleksitas lingkungan dan kebutuhan rangka pertumbuhan

dan perkembangan organisasi kedepan membuat organisasi memiliki potensi

untuk mengalami suatu kondisi yang tidak diharapkan atau diluar perencanaan.

Kondisi ini membawa organisasi pada posisi yang rentan akan risiko atau potensi

risiko terhadap pencapaian tujuan organisasi baik dari sisi individu maupun

organisasi.

Risiko dapat muncul dari berbagai aspek yang melingkupi organisasi.

Penelitian Kalpan & Mikes (2012) yang terbaru mengklasifikasikan risiko

kedalam tiga kategori, yaitu risiko yang berasal dari internal organisasi (internal

risks) yang meliputi risiko dari anggota organisasi, kebijakan atau peraturan, dan

Page 12: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

2

operasional proses kerja yang dijalankan; strategi organisasi (strategy risks)

berkaitan dengan risiko yang muncul dari strategi atau langkah-langkah yang

diambil organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi; dan eksternal

organisasi (external risks) merupakan risiko yang berasal dari luar organisasi yang

diluar kendali atau kontrol dari organisasi, seperti kondisi sosial, ekonomi, dan

politik.

Keberhasilan suatu organisasi tidak saja dilihat dari sistem kerja, program

kerja, dan sumberdaya manusianya, tapi juga dari kemampuan organisasi tersebut

dalam mengelola risiko-risiko yang berpotensi mempengaruhi tercapainya tujuan

organisasi. Oleh karena itu pengelolaan risiko atau proses manajemen risiko (risk

management) menjadi hal yang sangat penting dalam organisasi. Pengelolaan

yang baik terhadap risiko atau potensi risiko dapat menghasilkan keuntungan,

efisiensi dan keberlanjutan organisasi. Namun jika tidak dikelola dengan baik,

maka risiko atau potensi risiko yang ada dapat berdampak pada proses kerja dan

produktivitas organisasi sehingga pada akhirnya dapat berpengaruh pada kepuasan

konsumen.

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai pentingnya pengelolaan

risiko atau potensi risiko untuk mengurangi atau meminimalkan efek negatif dari

risiko. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Robinson dan Levy (2011)

mengenai hubungan antara risk assessment dan risk management berkaitan

dengan pengambilan keputusan menunjukkan pentingnya pengukuran risiko

dalam mendukung pengelolaan risiko. Sebelum mengambil keputusan untuk

mengelola risiko, pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi

Page 13: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

3

terhadap permasalahan dan kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi. Lalu melakukan analisa dan meninjauan hasilnya sebagai bagian dari

pengukuran risiko. Secara keseluruhan tujuan dari pengukuran risiko adalah untuk

mendukung pengambilan keputusan pengelolaan risiko. Penelitian lain mengenai

efektivitas risk management untuk mengurangi risiko proyek melalui studi lintas

industri dan negara yang dilakukan oleh Zwikael dan Ahn (2011) menunjukkan

penyelenggara proyek (negara atau industri) secara signifikan berpengaruh pada

level risiko proyek dan intensitas proses pengelolaan risiko. Hasil penelitian juga

menunjukkan peranan manajemen risiko dalam menengahi hubungan antara level

risiko dan kesuksesan proyek. Dimana perencanaan manajemen risiko yang baik

dapat mengurangi efek negatif dari level risiko terhadap keberhasilan proyek.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap organisasi mahasiswa

(Ormawa), organisasi yang memiliki fokus pada peningkatan kemampuan atau

skills mahasiswa, baik hard skill maupun soft skill, melalui penciptaan produk-

produk yang berkualitas ini juga dihadapkan pada situasi atau kondisi yang

berisiko atau memiliki potensi risiko dalam upayanya memenuhi kebutuhan dan

meningkatkan kepuasan konsumen (mahasiswa). Dalam prosesnya Ormawa selalu

dihadapkan pada pergantian pengurus setiap tahunnya sebagai upaya regenerasi

organisasi maupun pergantian peraturan atau kebijakan dari pusat akibat dari

perubahan kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Pergantian atau

perubahan ini membawa perubahan sistem kerja dan program kerja pada setiap

periodenya. Hal ini dapat disebabkan oleh setiap pengurus yang memiliki latar

belakang pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan value yang berbeda-beda

Page 14: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

4

tentang organisasi karena pengaruh situasi dan kondisi. Hal ini dapat juga

disebabkan tidak adanya standar kerja yang baku dan detail yang dapat menjadi

pedoman dalam mendukung proses kerja membuat setiap periode Ormawa

berbeda dalam sistem dan program kerjanya. Hal ini tentu dapat memunculkan

risiko manajemen, seperti tidak tercapainya tujuan organisasi, proses kerja yang

tidak jelas, dan semua yang membuat investasi organisasi menjadi mengalami

kerugian.

Untuk mengantisipasi atau sebagai tindakan preventif terhadap manajemen

risiko, maka monitoring dan evaluasi terhadap proses kerja dan sikap atau

perilaku anggota tidaklah cukup. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh

peneliti (2011) tentang monitoring dan evaluasi pada organisasi mahasiswa X,

diketahui bahwa aplikasi proses monitoring dan evaluasi belum dapat berjalan

dengan baik, selain karena masih kurangnya pemahaman dan kurangnya

koordinasi antar pengurus, juga karena tidak jelasnya pedoman yang dapat

dijadikan panduan dalam proses kerja. Hal ini didukung dengan pernyataan para

ketua organisasi mahasiswa yang menyatakan pelatihan monitoring dan evaluasi

yang diberikan sangat penting dan berguna, hanya untuk mengaplikasikannya

masih bingung meski sudah ada panduan lembar kerja. Menurutnya selain

kemampuan pengurus yang masih kurang, sistem birokrasi yang berbelit, dan

tidak adanya panduan atau standar kerja yang dapat dijadikan pedoman juga

menjadi penyebab kurang berjalannya proses monitoring dan evaluasi dengan

efektif. Selain itu tidak adanya standar yang pasti membuat proses monitoring dan

evaluasi yang dijalankan berbeda-beda pada setiap pengurus menurut kemampuan

Page 15: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

5

masing-masing, membuat sistematika menjadi tidak seragam sehingga umpan

balik yang diberikan juga berbeda-beda.

Demikian juga berdasarkan pengamatan peneliti (yang juga pendamping

kemahasiswaan Ormawa X), tidak adanya panduan baku yang dapat dijadikan

standar atau pedoman dalam proses kerja Ormawa membuat monitoring dan

evaluasi kurang dapat dijalankan karena tidak jelas apa yang akan dimonitoring

dan dievaluasi. Meski ada panduan berupa lembar kerja yang telah diberikan

sebelumnya namun surat atau proposal program kerja yang diperiksa oleh

pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain

itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian pengurus setiap periode

dan program juga menjadi salah satu penyebabnya.

Upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal tersebut dan menghindari

investasi yang merugi karena tidak dikelolanya dengan baik potensi risiko yang

ada adalah melakukan pengelolaan risiko atau potensi risiko secara sistematis dan

terstruktur, yang sifatnya detail dan aplikatif. Oleh karena itu pengabdian kepada

masyarakat memandang perlu merancang sebuah pelatihan yang dapat membantu

pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas (BPMU) periode 2013/2014

menerapkan pengelolaan risiko atau potensi risiko sebagai bagian proses

monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan organisasi.

1.2 Fokus Pelaksanaan Abdimas

Fokus pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan

pemahaman dan kemampuan pengurus BPMU periode 2013/2014 terkait dengan

Page 16: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

6

perannya dalam mengelola risiko atau potensi risiko internal organisasi sebagai

bagian dari proses monitoring dan evaluasi.

1.3 Tujuan Abdimas

Meningkatkan pemahaman dan kemampuan pengurus BPMU periode

2013/2014 terkait dengan perannya dalam mengelola risiko atau potensi risiko

internal organisasi melalui pelatihan manajemen risiko sebagai bagian dari proses

monitoring dan evaluasi sehingga diharapkan dapat membentuk karakter pengurus

organisasi yang memiliki sistematika kerja yang teratur, terencana, dan terkontrol.

1.4 Manfaat Abdimas

Dapat memberikan kontribusi kepada pengurus BPMU periode 2013/2014

berupa peningkatan pemahaman dan kemampuan dalam pengelolaan risiko atau

potensi risiko secara internal, sehingga diharapkan dapat mendukung

pengaplikasian proses monitoring dan evaluasi organisasi.

Pihak lain yang mendapat kontribusi dari pengabdian masyarakat ini

adalah Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, dimana dengan pelatihan

ini Universitas dapat memperoleh masukan tentang manajemen risiko sebagai

bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi BPMU sehingga dapat

mendukung pencapaian tujuan organisasi BPMU sebagai badan perwakilan

mahasisiwa tingkat Universitas.

Page 17: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

7

BAB II

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

2.1 Konsep Dasar Risiko

Risiko memiliki beberapa pengertian, jika dijabarkan risiko dapat diartikan

sebagai kesempatan timbulnya kerugian; kemungkinan timbulnya kerugian;

ketidakpastian; penyimpangan dari kondisi aktual dan yang diharapkan; atau

probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan (Vaughan, 1997). Jika

disimpulkan risiko diartikan sebagai suatu ketidakpastian dan kerugian. Risiko

selalu berkaitan dengan keadaan yang memperbesar kemungkinan terjadinya

bencana (hazard) yang dapat menimbulkan kerugian (peril) sehingga

mengakibatkan dampak yang tidak diharapkan (losses). Jika digambarkan maka

konsep risiko sebagai berikut :

Hazard Peril Losses

Bagan 2.1 Konsep Risiko

2.1.1 Klasifikasi Risiko

Menurut Kaplan dan Mikes (2012), risiko dapat diklasifikasikan kedalam

tiga kategori, yaitu :

1. Internal organisasi (preventable or internal risks) yaitu risiko yang berasal dari

anggota organisasi, kebijakan atau peraturan, dan operasional proses kerja yang

dijalankan.

Page 18: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

8

2. Strategi organisasi (strategy risks) adalah risiko yang muncul dari strategi atau

langkah-langkah yang diambil organisasi dalam rangka mencapai tujuan

organisasi.

3. Eksternal organisasi (external risks) merupakan risiko yang berasal dari luar

organisasi yang diluar kendali atau kontrol dari organisasi, seperti kondisi

sosial, ekonomi, dan politik.

Dalam Vaughan (1997), risiko diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Financial dan nonfinancial risks

Financial risks merupakan risiko yang berkaitan dengan hal-hal keuangan dan

biaya-biaya perusahaan, sepereti aset, biaya produksi, ongkos, pajak, suku

bunga, dan hutang. Nonfinancial risks merupakan risiko yang berkaitan dengan

hal-hal diluar keuangan dan biaya perusahaan, seperti sumberdaya manusia,

kesehatan dan keselamatan kerja, kejahatan dan kecurangan kerja, dan kualitas

dan persaingan.

2. Static dan dynamic risks

Dynamic risks adalah risiko yang berasal dari kondisi lingkungan eksternal

yang dinamis dan tidak dapat diprediksi, seperti kondisi perekonomian,

kompetitor, dsan konsumen. Static risks adalah risiko yang berasal dari situasi

yang sudah pasti dan dapat diprediksikan, seperti over time, dan kerusakan

akibat kesalahan manusia.

3. Pure dan speculative risks

Speculative risks yaitu risiko yang disebabkan oleh situasi yang memiliki dua

kemungkinan untuk mengalami kerugian atau keuntungan. Pure risks yaitu

Page 19: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

9

risiko yang disebabkan oleh situasi yang hanya memiliki kemungkinan untuk

mengalami kerugian atau tidak rugi. Pure riks dapat diklasifikasikan sebagai :

a. Personal risks yaitu risiko yang disebabkan oleh kemungkinan kerugian atas

pendpatan atau aset sebagai akibat dari kondisi kematian yang mendadak,

tanggungan usia tua, sakit atau ketidakmampuan, dan pengangguran.

b. Property risks yaitu risiko pada properti yang meliputi kerugian secara

langsung, seperti kerusakan gedung karena kebakaran; dan kerugian yang

dialami akibat dari kerugian secara langsung, seperti tidak dapat

beroperasinya gedung sehingga tidak dapat menghasilkan pendapatan.

c. Liability risks yaitu risiko yang muncul dari kemungkinan kerugian atas aset

atau pendapatan yang akan didapat akibat kesalahan menilai, atau kerugian

akibat kesalahan hukum yang disengaja atau tidak disengaja, atau

pelanggaran terhadap hukum lainnya.

d. Risks arising from failure of other yaitu risiko yang muncul dari

pelanggaran perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat oleh salah satu

pihak.

4. Fundamental dan particular risks

Fundamental risks meliputi risiko yang berasal dari kelompok tertentu dan

merupakan suatu konsekuensi yang memiliki dampak luas, seperti kondisi

ekonomi, sosial, dan politik. Particular risks meliputi risiko yang berasal dari

perorangan atau kejadian yang disebabkan oleh seseorang, seperti kebakaran

gedung.

Page 20: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

10

2.1.2 Teknik Untuk Menghindari Risiko

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunkan untuk menghindari risiko

sebagai berikut (Vaughan, 1997):

1. Risk avoidance, yaitu teknik menolak untuk tidak menerima risiko dan tidak

mengizinkan kehadirannya meski sesaat.

2. Risk reduction, yaitu teknik untuk mengurangi potensi menerima risiko dengan

melakukan tindakan preventif dan pengontrolan melalui monitoring dan

evaluasi.

3. Risk retention, yaitu teknik untuk menahan risiko sebelum dilakukan tindakan

untuk menolak, mengurangi, atau mentransfer risiko. Pada umumnya risiko

yang ditahan adalah risiko yang memiliki dampak terkecil.

4. Risk transfer, yaitu teknik untuk memindahkan risiko dari yang tidsak dapat

menghadapinya pada yang mampu mengatasinya.

5. Risk sharing, yaitu teknik untuk membagi risiko agar dampak yang diperoleh

tidak terlalu besar.

2.2 Konsep Dasar Manajemen Risiko

Manajemen risiko didefinisikan dalam beberapa pengertian, namun pada

prinsipnya manajemen risiko memiliki fokus pada pure risk dan pengelolaan pada

risiko-risiko yang ditimbulkannya. Berdasarkan dua konsep fokus ini, maka

manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan ilmiah yang

digunakan untuk mengatasi pure risk dengan mengantisipasi kemungkinan

mengalami kerugian dan merancang serta menerapkan prosedur yang dapat

meminimalkan terjadinya kerugian atau dampak finansial dari kerugian yang ada

Page 21: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

11

(Vaughan, 1997). Menurut PMI Standard Committee, manajemen risiko

dijalankan dalam bentuk proyek yang merupakan proses dinamis yang

meminimalkan tingkat risiko dengan mengidentifikasi dan menganalis peringkat

risiko yang potensial, mengembangkan rencana tindakan, dan pemantauan secara

aktif selama pelaksanaan proyek. Manajemen risiko adalah proses mengendalikan

kemungkinan dan keparahan potensi yang merugikan. Hal ini berkaitan dengan

proses mengidentifikasi secara sistematis, mengukur, membatasi, dan memantau

risiko yang dihadapi oleh intitusi (Von-Pischke, 1989).

Meski merupakan konsep manajemen yang tergolong baru, namum

manajemen risiko pada dasarnya telah dikenal sejak tahun 1950an dan

sebelumnya telah ditulis oleh Henri Fayol (penulis manajemen kebangsaan

Perancis) tahun 1916. Ia membagi aktivitas industri kedalam enam fungsi yang

salah satunya disebut security dan saat ini dikenal dengan risk management. Enam

fungsi dalam aktivitas industri menurut Fayol adalah sebagai berikut:

1. Technical yaitu aktivitas yang meliputi produksi, pembuatan, dan adaptasi.

2. Commercial yaitu aktivitas yang meliputi pembelian dan penjualan.

3. Financial yaitu aktivitas mencari sumber modal dan mengelola arus modal.

4. Security yaitu aktivitas perlindungan pada properti dan orang-orang dari

perusahaan.

5. Accounting yaitu aktivitas mengumpulkan dan menganalisa informasi

keuangan terkait aktivitas atau kegiatan yang dilakukan.

6. Managerial yaitu aktivitas yang terdiri dari pengelolaan, perencanaan,

perintah, koordinasi, dan kontrol.

Page 22: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

12

Menurut Fayol, security adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk menjaga

properti dan orang-oarang terhadap pencurian, kebakaran dan banjir, untuk

menangkal serangan dan tindak pidana berat dan luas atas semua gangguan sosial

atau gangguan alam yang dapat membhayakan kemajuan dan bahkan kehidupan

bisnis (dalam Vaughan, 1997).

2.2.1 Tujuan Manajemen Risiko

Dalam pelaksanaannya, manajemen risiko dilakukan untuk membantu

pencapaian tujuan organisasi dengan menghindarkan atau meminimalkan

kerugian dan kemungkinan kerugian yang dapat dialami. Secara terperinci,

manajemen risiko memiliki tujuan sebagai berikut (Vaughan, 1997):

1. Menjamin kecukupan sumberdaya

2. Meminimalkan biaya untuk menghadapi pure risks

3. Menjaga karyawan dari kecelakaan serius dan kematian

4. Menyesuaikan antara perjanjian kontrak dengan ketentuan hukum

5. Mengurangi kekhawatiran

2.2.2 Manfaat Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko memberikan beberapa manfaat (Fahmi,

2011) yaitu:

1. Organisasi memiliki ukuran yang kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap

keputusan, sehingga para pimpinan menjadi lebih berhati-hati dan selalu

menggunakan ukuran-ukuran dalam bernagai keputusan.

2. Mampu memberi arah bagi suatu organisasi dalam melihat pengaruh-pengaruh

yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.

Page 23: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

13

3. Mendorong peran pimpinan dalam mengambil keputusan untuk selalu

menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian,

khususnya kerugian dari segi finansial.

4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.

5. Adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail dapat

membangun arah dan mekanisme organisasi secara berkelanjutan.

2.2.3 Prinsip-prinsip Manajemen Risiko

Manajemen risiko memiliki prinsip-prinsip dalam pelaksanaannya

terhadap organisasi (Djojosoedarso, 2003):

1. Manajemen risiko haruslah memberi nilai tambah berupa kontribusi terhadap

peningkatan kemungkinan pencapaian tujuan organisasi secara nyata. Selain

itu juga memberikan perbaikan dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja,

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, perlindungan lingkungan

hidup, persepsi publik, kualitas produk, reputasi, dan lain-lain.

2. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi dan

merupakan bagian tanggung jawab manajemen, serta merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari proses organisasi, proyek, dan manajemen perubahan.

3. Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan yang

membantu para pengambil keputusan untuk mengambil keputusan atas dasar

pilihan-pilihan yang tersedia dengan informasi yang selengkap mungkin

mengenai semua risiko atau potensi risiko.

Page 24: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

14

4. Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidak pastian dalam

proses pengambilan keputusan dengan memperkirakan bagaimana sifat

ketidak pastian dan cara mengatasinya.

5. Manajemen risiko bersifat sistemik, terstruktur, dan tepat waktu dalam

memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi manajemen risiko

sehingga dapat menjadi perbandingan dan memberikan hasil serta perbaikan.

6. Manajemen risiko berdasar pada informasi terbaik yang tersedia, seperti

pengalaman, observasi, penilaian ahli, dan data lain yang tersedia.

7. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya dan harus diselaraskan

dengan konteks internal dan eksternal organisasi, serta tujuan organisasi dan

profil risiko yang dihadapi organisasi tersebut.

8. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya dengan

mengenali kapabilitas organisasi, persepsi, dan tujuan masing-masing

individu di dalam dan luar organisasi, khususnya yang menunjang atau

menghambat pencapaian tujuan organisasi.

9. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif dengan melibatkan para

pemangku kepentingan dan pengambil keputusan. Keterlibatan ini juga harus

memungkinkan para pemangku kepentingan terwakili dan mendapatkan

kesempatan untuk menyampaikan pendapat serta kepentingannya, terutama

dalam merumuskan kriteria risiko.

10. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap terhadap

perubahan baik di dalam maupun di luar organisasi.

Page 25: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

15

11. Manajemen risiko harus menfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan

organisasi secara berkelanjutan dengan senantiasa mengembangkan dan

menerapkan perbaikan strategi manajemen risiko serta meningkatkan

kematangan pelaksanaan manajemen risiko.

2.2.4 Tahapan Proses Manajemen Risiko

Manajemen risiko sebagai suatu pendekatan ilmiah yang berurusan dengan

pure risks memiliki tahapan pengembangan manajemen risiko yang setiap tahapan

dalam aplikasinya akan dapat saling bergabung. Enam tahap dalam proses

manajemen risiko adalah sebagai berikut (Vaughan, 1997):

1. Determining objectives. Tahap pertama dari proses manajemen risiko adalah

menentukan apa yang diharapkan organisasi dari program manajemen risiko.

Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk bertahan, untuk menjamin

keberadaan dan keberlangsungan organisasi sebagai suatu usaha dalam

perekonomian. Manajemen risiko membrikan kontribusi terhadap pencapaian

tujuan organisasi dengan meyakinkan bahwa usaha yang dilakukan dalam

upaya mencapai tujuan tidak akan diganggu oleh kemungkinan mengalami

kerugian yang terkait dengan risiko murni.

2. Identifying risks. Sebelum sesuatu dapat dilakukan terkait dengan penanganan

terhadap risiko organisasi, maka penting untuk mengidentifikasi dan mengenali

risiko. Risiko organisasi tidak dapat digeneraliasasikan karena berbeda bidang

usaha dan kondisi akan menghasilkan perbedaan risiko. Untuk itu perlu ada

pendekatan yang sistematis untuk dapat mengidentifikasi risiko. Proses

Page 26: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

16

identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner analisa

risiko, checklist kebijakan risiko, analisa keuangan, diagram alur keuangan.

3. Evaluating the risks. Setelah risiko dapat diidentifikasi selanjutnya dilakukan

evaluasi untuk mengetahui potensi besarnya kerugian dan kemungkinan

kerugian yang dapat disusun dalam bentuk rangking untuk menentukan

prioritas tindakan. Secara umum klasifikasi tingkatan risiko, yaitu:

a. Critical risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan

kerugian adalah yang akan mengakibatkan kebangkrutan.

b. Important risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan

kerugian tidak sampai menyebabkan kebangkrutan, namun mengakibatkan

perusahaan perlu meminjam untuk dapat melanjutkan operasionalnya.

c. Unimportant risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan

kerugian dapat dipenuhi dan diatasi dari aset atau penghasilan yang dimiliki

perusahaan tanpa memaksakan keuangan yang berlebihan.

4. Considering alternatives and selecting the risk treatment device. Langkah

selanjutnya adalah menentukan teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi

setiap risiko. Teknik yang dapat digunakan meliputi menolak risiko (risk

avoidance), mengurangi risiko (risk reduction), menahan risiko (risk

retention), memindah risiko (risk transfer), dan membagi risiko (risk sharing).

Pada tahap ini dilakukan pengambilan keputusan mengenai penanganan yang

akan dilakukan untuk menghadapi tiap risiko.

5. Implementing the decision. Setelah diputuskan teknik tindakan yang akan

dilakukan, maka selanjutnya adalah mengaplikasikannya.

Page 27: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

17

6. Evaluating and reviewing. Evaluasi dan tinjauan perlu dilakukan karena

manajemen risiko tidak dapat berhenti, karena ketika risiko lama dapat diatasi

maka akan muncul risiko yang baru. Untuk itu perlu perhatian yang konsisten

untuk memastikan risiko dan tindakan yang dilakukan. Selain itu kesalahan

dalam proses pengelolaan risiko tidak dapat dihindari, oleh karena itu untuk

menghindari risiko, evaluasi dan tinjauan sangat dibutuhkan.

Menurut Kaplan dan Mikes (2012), internal risks dapat diatasi dengan melakukan

antisipasi berupa pemberian panduan yang jelas mengenai tujuan, values dan

batasan dalam organisasi. Untuk itu misi organisasi yang berisi tujuan organisasi

harus dibuat dalam bentuk kalimat pernyataan yang jelas, rinci, mudah dipahami,

dan diketahui oleh semua anggota organisasi. Values atau nilai-nilai, kebiasaan,

atau keyakinan yang dapat memandu sikap dan perilaku anggota organisasi juga

harus jelas dan dimiliki bersama. Pernyataan value organisasi yang jelas dapat

membantu karyawan menghindari pelanggaran terhadap standar organisasi

sehingga menempatkan aset dan reputasi organisasi dalam risiko. Selain itu

adanya batasan berupa peraturan dan kebijakan yang dapat mengontrol sikap dan

perilaku juga diperlukan untuk menghindarkan atau meminimalkan risiko.

Page 28: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

18

BAB III

METODOLOGI KEGIATAN

3.1 Sasaran Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan pada para pengurus

Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

(BPMU) periode 2013/2014.

3.2 Bentuk Kegiatan

Kegiatan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan

dalam bentuk pelatihan manajemen risiko pada pengurus BPMU. Pada pelatihan

ini peserta diberi pengetahuan mengenai konsep dasar risiko dan manajemen

risiko, dan kemampuan dalam melakukan proses manajemen risiko. Secara

keseluruhan pelatihan akan diberikan dalam tiga sesi dengan detail kegiatan

sebagai berikut:

1) Sesi pertama diadakan pada hari pertama. Materi pelatihan meliputi konsep

dasar risiko yang terdiri dari pengertian, jenis, tingkatan, dampak, dan teknik

menghindari risiko beserta konteks-konteks aplikasinya. Metode

pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi

kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan konfirmasi

materi), dan pre-test. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian ilustrasi

lisan dan materi secara berselingan tentang konsep dasar risiko dan bentuk-

bentuk aplikasi yang sering ditemui. Setelah pemberian materi, peserta

diminta berkelompok sesuai Ormawa masing-masing, lalu mengidentifikasi

Page 29: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

19

risiko atau potensi risiko yang dimiliki. Selanjutnya dilakukan presentasi dan

diskusi seputar permasalahan Ormawa terkait dengan risiko atau potensi

risiko yang ada. Diskusi diakhiri dengan saling konfirmasi dan konklusi

umum dari kelas. Dalam konklusi tersebut, peserta distimulasi untuk

mendefinisikan sendiri kaitan risiko dengan program kerja atau kegiatan

Ormawa.

2) Sesi kedua diadakan pada hari kedua. Materi pelatihan meliputi konsep dasar

manajemen risiko yang terdiri dari pengertian, tujuan, manfaat, prinsip-

prinsip, dan proses pengelolaan risiko beserta konteks-konteks aplikasinya.

Metode pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi

kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan konfirmasi

materi), dan kartu exit (refleksi pribadi tertulis). Kegiatan yang dilakukan

meliputi pemberian ilustrasi lisan dan materi secara berselingan tentang

konsep dasar manajemen risiko. Setelah pemberian materi, peserta diminta

berkelompok sesuai Ormawa masing-masing lalu mendiskusikan solusi

dalam rangka mengelola risiko atau potensi risiko organisasi yang telah

diidentifikasi pada sesi 1. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi dan

diskusi seputar solusi risiko atau potensi risiko. Diskusi diakhiri dengan

saling konfirmasi dan konklusi umum dari kelas. Dalam konklusi tersebut,

peserta distimulasi untuk mendefinisikan sendiri kaitan manajemen risiko

dengan program kerja atau kegiatan Ormawa.

3) Sesi ketiga diadakan pada hari kedua. Materi pelatihan berupa kegiatan

aplikasi terkait dengan proses modifikasi dan intervensi terhadap

Page 30: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

20

permasalahan risiko atau potensi risiko organisasi. Metode pembelajaran

yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi kelompok/kelas, elaborasi

dan laporan kelompok maupun individu), pendapat dan reaksi, peta konsep

(bagan problem mapping), metafor (ilustrasi dan konfirmasi materi), dan

post-test. Kegiatan yang dilakukan adalah semua kelompok kerja Ormawa

diminta untuk mendiskusikannya dan melakukan proses manajemen risiko

dengan mengikuti proses tahapannya berdasarkan hasil identifikasi risiko atau

potensi risiko dan solusi pengelolaan risiko atau potensi risiko yang telah

dilakukan. Setelah itu semua kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Tugas kelompok lain adalah memberikan pertanyaan dan masukan terkait

dengan hasil diskusi kelompok presenter. Kisi-kisi pokok presentasi dan

diskusi adalah validitas dan koherensi data dalam laporan, ketajaman

identifikasi masalah, sistematika bagan problem mapping, beserta relevansi

dan justifikasi kemungkinan-kemungkinan solusi yang bisa diajukan. Selama

presentasi dan diskusi, setiap kelompok bisa menunjuk dua atau tiga anggota

kelompoknya untuk bertanya pada kelompok presenter, sehingga terjadi

pertukaran pengetahuan antara kelompok.

3.3 Indikator Keberhasilan

Indikasi bahwa tujuan abdimas tercapai adalah:

1) Minimal 50% pengurus BPMU UKWMS periode 2013/2014 mengalami

peningkatan skor pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan risiko atau

potensi risiko (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses

Page 31: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

21

monitoring dan evaluasi, yang diukur melalui tes pemahaman yang akan

diberikan sebelum dan setelah pemberian pelatihan.

2) Motivasi untuk melakukan pengidentifikasian risiko atau potensi risiko, dan

melakukan pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara

internal sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi yang diukur

berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan program kerja disesuaikan pada

pencapaian key performance indicators (KPI) dan tugas atau tanggung jawab

pada masing-masing posisi atau jabatan.

Page 32: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

22

BAB IV

LAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN ABDIMAS

4.1 Persiapan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan mengajukan perijinan untuk

melakukan pengabdian kepada masyarakat pada organisasi BPMU Universitas

Katolik Widya Mandala Surabaya. Perijinan dilakukan dengan mengajukan

permohonan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara verbal

kepada pihak Universitas yang memiliki kewenangan, yaitu Wakil Rektor I.

Selanjutnya dilakukan penyusunan alat ukur dan modul pelatihan yang terdiri dari

materi pelatihan dan mekanisme kegiatan pelatihan.

4.2 Pelaksanaan Kegiatan

Pelatihan manajemen risiko dilaksanakan dalam waktu satu hari pada

tanggal 22 Agustus 2013 di ruang Laboratorium Assessment Fakultas Psikologi,

gedung Agustinus lantai 7 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,

Jl.Dinoyo 42-44 Surabaya. Pelaksanaan pelatihan ditujukan kepada para pengurus

BPMU periode 2013/2014. Berikut merupakan rincian pelaksanaan pelatihan:

4.2.1 Pelatihan Manajemen Risiko

Tujuan pelatihan manajemen risiko ini adalah:

1. Pengurus BPMU memiliki pemahaman mengenai pentingnya manajemen

risiko (pengelolaan risiko) bagi suatu organisasi sebagai bagian dari proses

monitoring dan evaluasi organisasi terhadap tujuan organisasi.

Page 33: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

23

2. Pengurus BPMU memiliki motivasi untuk mengaplikasikan proses manajemen

risiko dalam perencanaan organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

4.2.2 Pelaksanaan Pelatihan

Pada pelaksanaan pelatihan, peserta yang hadir adalah 11 orang dari 17

orang pengurus BPMU yang terdiri dari ketua (1 orang), sekretaris (1 orang),

bendahara (1 orang), komisi organisasi (4 orang), koordinator evaluasi program (1

orang), evaluasi anggaran (2 orang) dan koordinator advokasi (1 orang). Pelatihan

dimulai pukul 17.00 sampai 19.30 WIB di ruang Laboratorium Assessment

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala.

4.2.3 Organisasi Pelatihan

1. Diawal pelatihan, peserta dibagikan kuesioner untuk mengungkap pengetahuan

atau pemahaman yang dimiliki peserta tentang konsep manajemen risiko

sebagai bentuk pre-test. Proses ini berlangsung selama + 15 menit.

2. Selanjutnya dilakukan pembagian handout materi pelatihan dan daftar presensi,

serta perkenalan fasilitator.

3. Pada proses pelatihan, sesi pertama dilakukan dengan penayangan slide materi

pelatihan mengenai konsep dasar risiko yang terdiri dari pengertian, jenis,

tingkatan, dampak, dan teknik menghindari risiko beserta konteks-konteks

aplikasinya. Metode pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran

(diskusi kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan

konfirmasi materi). Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian ilustrasi lisan

dan materi secara berselingan tentang konsep dasar risiko dan bentuk-bentuk

Page 34: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

24

aplikasi yang sering ditemui. Pemberian materi berlangsung selama + 20

menit.

4. Sesi kedua dilakukan dengan penayangan slide materi pelatihan meliputi

konsep dasar manajemen risiko yang terdiri dari pengertian, tujuan, manfaat,

prinsip-prinsip, dan proses pengelolaan risiko beserta konteks-konteks

aplikasinya. Metode pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran

(diskusi kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan

konfirmasi materi), dan kartu exit (refleksi pribadi tertulis). Kegiatan yang

dilakukan meliputi pemberian ilustrasi lisan dan materi secara berselingan

tentang konsep dasar manajemen risiko. Pemberian materi berlangsung selama

+ 40 menit.

5. Setelah pemberian materi, pada sesi ketiga peserta diminta untuk mulai

melakukan proses manajemen risiko. Diawali dengan menetapkan tujuan

organisasi (visi dan misi organisasi) dan tujuan dilakukannya manajemen

risiko. Selanjutnya peserta melakukan identifikasi terhadap risiko atau potensi

risiko organisasi BPMU dan masing-masing komisi, mengevaluasi risiko yang

ada, dan menentukan tindak lanjut atau solusi terhadap risiko yang ada. Sesi ini

berlangsung selama + 60 menit.

6. Pelatihan manajemen risiko diakhiri dengan pengukuran terhadap proses

pembelajaran yang diperoleh peserta dari proses pelatihan yang diikuti sebagai

bentuk post-test. Selain itu peserta juga diminta untuk menuliskan mengenai

kecenderungan aplikasi materi pelatihan. Proses ini berlangsung selama + 15

menit.

Page 35: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

25

4.3 Hasil dan Data Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

Pengukuran hasil pelatihan terkait dengan pemahaman peserta terhadap

materi pelatihan, dan kecenderungan (motivasi) peserta dalam mengaplikasikan

hasil pelatihan dilakukan berdasarkan hasil kuesioner dan observasi. Data hasil

pelatihan selanjutnya diolah dan dianalisa secara statistik dan deskriptif.

Pengukuran terhadap perubahan pemahaman peserta mengenai konsep

manajemen risiko dilakukan melalui kuesioner tes pemahaman yang diberikan

sebelum dan setelah pelatihan (pre-test dan post-test). Hasil tes pemahaman

menunjukkan adanya perbedaan tingkat pemahaman peserta sebelum dan setelah

pelatihan. Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas, didapatkan hasil sig p = 0,090

(pre-test) dan 0,200 (post-test), dan p > 0,05, maka data berdistribusi normal dan

dapat dilanjutkan pengolahan selanjutnya menggunakan paired samples t-test.

Olah statistik data tes pemahaman materi manajemen risiko, diperoleh nilai t

hitung sebesar -4,903 dengan sig 0,001 < 0,50 yang berarti ada perbedaan

pemahaman manajemen risiko sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil uji

perbedaan diperoleh selisih negatif (pre-test = -22,742 dan post-test = -8,531)

sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai post-test lebih tinggi dibandingkan nilai

pre-test atau dapat juga dikatakan pemahaman manajemen risiko setelah pelatihan

lebih tinggi dibandingkan sebelum pelatihan. Data perbedaan nilai pemahaman

manajemen risiko juga didukung dengan nilai total tes pemahaman sebelum dan

setelah pelatihan seperti tabel 4.1. sebagai berikut:

Page 36: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

26

No Nama Pre-test Post-test

1 Yl 10 35

2 Nt 8 41

3 Fy 2 33

4 Rs 16 27

5 Pt 28 39

6 Yh 6 8

7 Vc 10 32

8 Kv 10 19

9 Jl 16 19

10 Kt 15 28

11 Dm 8 20

Hasil pengamatan selama proses pelatihan terlihat peserta telah mampu

melakukan identifikasi risiko yang dimiliki organisasi BPMU dan masing-masing

komisi. Hal ini terlihat dari hasil kerja peserta dan masing-masing komisi saat

diminta melakukan identifikasi risiko terhadap organisasi BPMU selama satu

tahun periode. Sebelumnya dilakukan penentuan tujuan organisasi dan tujuan

manajemen risiko. Dimana tujuan organisasi BPMU (visi dan misi organisasi)

disesuaikan dan mengikuti visi dan misi Universitas.

Proses identifikasi dilakukan dengan menentukan sumber risiko, kejadian

yang berisiko, konsekuensi yang diterima, faktor pemicu, dan waktu terjadinya.

Proses identifikasi ini dibantu dengan melakukan analisa SWOT. Dimana peserta

mengidentifikasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), kesempatan

(oppotinuties), ancaman (threats) yang dimiliki oleh organisasi BPMU.

Selanjutnya, peserta diminta untuk menentukan prioritas mengenai tingkatan

risiko, mulai dari yang critical risks, important risk, dan unimportant risks

berdasarkan hasil identifikasi risiko.

Page 37: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

27

Selain itu, peserta juga terlihat telah mampu menentukan solusi sebagai

bentuk pengelolaan risiko yang telah teridentifikasi. Hal ini ditunjukkan dari hasil

diskusi setelah pembahasan terhadap proses identifikasi risiko. Meski solusi yang

diberikan sifatnya masih belum konkrit dan aplikatif, namun sudah tampak

beberapa alternatif solusi yang akan digunakan dalam mengelola risiko.

Motivasi peserta untuk melakukan manajemen risiko juga terlihat tinggi. 9

dari 11 peserta menyatakan akan menerapkan proses manajemen risiko dalam

proses kerja organisasi. Hal ini disebabkan beberapa peserta merasa penerapan

manajemen risiko akan dapat memperbaiki kinerja dari organisasi dan

memberikan hal yang terbaik untuk organisasi, mengurangi risiko sehingga dapat

memperbaiki kinerja dan kualitas organisasi ataupun individu didalamnya,

sebagai bentuk antisipasi terhadap risiko yang muncul, dan dapat membentuk

image BPMU yang baik dalam menjalankan tugasnya. 1 peserta yang lain

menyatakan tidak akan menerapkan proses manajemen risiko karena merasa

belum siap yang disebabkan baru 22 hari menjabat sebagai anggota BPMU.

Sedangkan sisanya 1 peserta lagi tidak memberikan jawaban.

4.4 Evaluasi Pelaksanaan

Selama proses pelaksanaan terdapat beberapa hal yang berjalan diluar

perencanaan. Diantaranya sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pelatihan hanya dilakukan satu hari dari dua hari yang

direncanakan karena disesuaikan dengan kegiatan dan kesibukan pengurus

BPMU. Hal ini membuat peneliti harus merancang ulang mekanisme

pelaksanaan pelatihan agar dapat dilakukan dalam 1 hari.

Page 38: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

28

2) Singkatnya waktu pelatihan juga berdampak pada pemberian materi. Pada

pelaksanaan, materi diberikan melalui satu arah (dari pelatih ke peserta)

sehingga kurang ada konfirmasi pengetahuan atau pemahaman peserta akan

materi pelatihan. Meskipun dari hasil analisa data terjadi peningkatan

pemahaman sebelum dan setelah pelatihan.

3) Selain itu, pelatihan ini tidak dapat melakukan tahapan proses manajemen

risiko terkait dengan penentuan dan pengambilan keputusan solusi pengelolaan

risiko yang diambil. Demikian juga dengan proses evaluasi dan tinjauan

terhadap hasil pengaplikasian dari solusi pengelolan risiko yang ditentukan.

Hal ini berdampak pada tidak diketahuinya atau tidak dapat dievaluasinya

pengaplikasian hasil pelatihan atau hasil pembelajaran yang didapat dari

pelatihan.

4.5 Kesimpulan dan Saran

4.5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan pengabdian masyarakat ini, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu:

a. Materi pelatihan manajemen risiko mampu memberikan pemahaman baru pada

peserta pelatihan (pengurus BPMU) mengenai pentingnya proses manajemen

risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evalusai organisasi. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya peningkatkan pemahaman pada seluruh peserta

pelatihan (100%) saat sebelum dan setelah pelatihan.

Page 39: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

29

b. Pelatihan monitoring dan evaluasi mampu memunculkan motivasi pengurus

BPMU untuk mengaplikasikan proses manajemen risiko pada program kerja

atau kegiatan BPMU dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

4.5.2 Saran

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat pelatihan manajemen risiko ini,

maka dapat disarankan:

a. Bagi peserta (pengurus BPMU)

Kegiatan ini dapat ditindak lanjuti oleh para pengurus BPMU dengan

mencoba mengaplikasikan proses manajamen risiko dalam program kerja

atau kegiatan organisasi sebagai bagian dari proses monitoring dan

evaluasi terhadap pencapaian tujuan organisasi dengan bimbingan dari

pihak rektorat atau koordinator kemahasiswaan tingkat Universitas.

b. Bagi Universitas

Kegiatan ini dapat ditindak lanjuti dengan selalu melakukan koordinasi

dengan BPMU mengenai pelaksanaan program kerja dan evaluasi terhadap

pencapaian tujuan organisasi (BPMU) yang disesuaikan dengan tujuan

Universitas dibidang kemahasiswaan.

Page 40: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

30

DAFTAR PUSTAKA

Djojosoedarso, S. (2003). Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi.

Jakarta: Salemba Empat

Fahmi, I. (2011). Manajemen Risiko, Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta

Kaplan, Robert S. And Anette Mikes. (2012). Managing Risks: A New

Framework. Harvard Business Review, June 2012

Padma K.M.S, A.M Suresh, and L Vijayashree. Micro Finance and its Risk

Management Practices in India : A Conceptual Study. Synergy (January,

2012), Vol.X, No. I.

PMI Standards Committee. A Guide to the Project Management Body of

Knowledge, 4th ed. Newtown Square, PA: Project Management Institute,

2008.

Robinson, Lisa A. And Jonathan I. Levy. The [R]Evolving Relationship Between

Risk Assessment and Risk Management. Risk Analysis, Vol. 31, No. 9,

2011.

Vaughan, Emmett J. (1997). Risk Management. Canada, Jhon Wiley & Sons.

Von_Pischke, JD. (1989). Risk: The Neglected Dimension in Rural Credit

Projects. Savings and Development, 13(2), 133-147.

Zwikael, Ofer. And Mark Ahn. The Effectiveness of Risk Management : An

Analysis of Project Risk Planning Across Industries and Countries. Risk

Analyasis, Vol. 31, No. 1, 2011.

Page 41: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

31

Tests of Normality

,235 11 ,090 ,899 11 ,178

,133 11 ,200* ,955 11 ,705

Pre

Post

Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.

Kolmogorov -Smirnova

Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance.*.

Lillief ors Signif icance Correctiona.

Paired Samples Statistics

11,73 11 6,901 2,081

27,36 11 10,013 3,019

Pre

Post

Pair

1

Mean N Std. Dev iation

Std. Error

Mean

Paired Samples Correlations

11 ,261 ,439Pre & PostPair 1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-15,636 10,576 3,189 -22,742 -8,531 -4,903 10 ,001Pre - PostPair 1

Mean Std. Dev iation

Std. Error

Mean Lower Upper

95% Conf idence

Interv al of the

Dif f erence

Paired Dif f erences

t df Sig. (2-tailed)

Page 42: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

32

Manajemen RisikoDesak Nyoman Arista RD

Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya

RISIKO

Page 43: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

33

Risiko

• Ketidakpastian;

• Kemungkinan timbulnya kerugian;

• Penyimpangan dari kondisi aktual

atau yang diharapkan;

• Probabilitas suatu hasil yang

berbeda dari harapan

Klasifikasi risiko

• Finansial – Non Finansial

• Statik – Dinamik

• Murni – Spekulatif

• Fundamental - Partikular

Tingkatan risiko

• Critical risks

• Important risks

• Unimportant risks

Teknik menghindari risiko

• Risk avoidance

• Risk reduction

• Risk retention

• Risk transfer

• Risk sharing

Manajemen risiko

Proses identifikasi dan analisa

terhadap potensi risiko dan

menyusun rencana tindakan untuk

mengendalikan dan menghindarkan

kemungkinan keparahan dari potensi

yang merugikan

Tujuan manajemen risiko

• Mengurangi kekhawatiran

• Menjamin kecukupan sumberdaya

• Meminimalkan biaya

• Menjaga karyawan

• Menghindarkan dari masalah hukum

Manfaat manajemen risiko

• Meminimalkan risiko kerugian

• Pijakan pengambilan keputusan

• Mendorong peran pimpinan

• Membangun dan memberi arah

bagi organisasi secara

berkelanjutan

Page 44: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

34

Prinsip manajemen risiko

• Memberi nilai tambah bagi organisasi

• Menjadi tanggung jawab bersama

• Bagian proses pengambilan

keputusan

• Sistemik, terstruktur dan tepat waktu

• Khas sesuai konteks organisasi

• Dinamis, berulang dan tanggap

terhadap perubahan

• Memfasilitasi perbaikan dan

peningkatan organisasi

Proses manajemen risiko

Determining objectives

Identifying risks

Evaluating the risks

Considering alternatives and selecting the risk

treatment

Implementing the decision

Evaluating and reviewing

Determining objectives

• Penentuan harapan organisasi terhadap

program manajemen risiko

– Penetapan tujuan organisasi, terkait dengan visi

dan value organisasi

– Penetapan tujuan manajemen risiko

– Penetapan tanggung jawab untuk proses

manajemen risiko, terkait lingkup kegiatan

manajemen risiko baik dari keluasan maupun

kedalamannya

– Penentuan metode untuk melakukan pengukuran

risiko

– Penentuan kriteria penilaian kinerja manajemen

risiko

Identifying risks

• Proses mengidentifikasi dan mengenali

risiko

– Sumber risiko, yaitu kondisi atau lingkungan

yang dapat memicu timbulnya risiko

– Kejadian, yaitu peristiwa yang dapat terjadi dan

berdampak terhadap pencapaian tujuan

organisasi

– Konsekuensi yaitu dampak yang dihasilkan

risiko

– Pemicu, yaitu faktor-faktor yang menjadi

penyebab munculnya suatu kondisi berisiko

– Pengendalian, yaitu langkah-langkah antisipasi

dan pencegahan awal yang dapat dilakukan

– Perkiraan kapan dan dimana risiko terjadi

Cont.. SWOT analysis

• Pemetaan risiko berdasarkan analisa Strengths –

Weaknesses – Opportunities – Threats

– Faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya

opportunities dan threats (O dan P), mencakup

lingkungan, ekonomi, politik, hukum, teknologi,

kependudukan, dan sosial budaya.

– Faktor internal yang mempengaruhi terbentuknya

strengths dan weaknesses (S dan W) mencakup

pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia,

penelitian dan pengembangan, sistem informasi

manajemen, dan budaya organisasi.

Evaluating the risks

• Proses evaluasi besarnya potensi kerugian dan

kemaungkinan kerugian

• Critical risks adalah semua objek yang rentan dimana

kemungkinan kerugian adalah yang akan mengakibatkan

kebangkrutan.

• Important risks adalah semua objek yang rentan dimana

kemungkinan kerugian tidak sampai menyebabkan

kebangkrutan, namun mengakibatkan perusahaan perlu

meminjam untuk dapat melanjutkan operasionalnya.

• Unimportant risks adalah semua objek yang rentan

dimana kemungkinan kerugian dapat dipenuhi dan

diatasi dari aset atau penghasilan yang dimiliki

perusahaan tanpa memaksakan keuangan yang

berlebihan.

Cont..

Faktor eksternal

Opportunities > Threats = ok

Opportunities < Threats = tidak ok

Faktor internal

Strengths > Weaknesses = ok

Strengths < Weaknesses = tidak ok

Considering alternatives and

selecting the risk treatment

• Menentukan teknik yang dapat digunakan untuk

mengatasi setiap risiko

• Risk avoidance, yaitu teknik menolak untuk tidak menerima

risiko dan tidak mengizinkan kehadirannya meski sesaat.

• Risk reduction, yaitu teknik untuk mengurangi potensi menerima

risiko dengan melakukan tindakan preventif dan pengontrolan

melalui monitoring dan evaluasi.

• Risk retention, yaitu teknik untuk menahan risiko sebelum

dilakukan tindakan untuk menolak, mengurangi, atau

mentransfer risiko. Pada umumnya risiko yang ditahan adalah

risiko yang memiliki dampak terkecil.

• Risk transfer, yaitu teknik untuk memindahkan risiko dari yang

tidsak dapat menghadapinya pada yang mampu mengatasinya.

• Risk sharing, yaitu teknik untuk membagi risiko agar dampak

yang diperoleh tidak terlalu besar.

Page 45: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

35

Implementing the decision

• Proses mengaplikasikan teknik

tindakan yang telah diputuskan

• Komunikasi

• Konsultasi

Evaluating and reviewing

• Untuk menghindari kesalahan

dalam proses pengelolaan

risiko

• Pemeriksaan biasa atau

pengamatan terhadap apa

yang sudah ada, baik secara

berkala maupun khusus dan

dilakukan secara terencana

TERIMAKASIH

“ The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small “

Presensi

Page 46: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

36

Page 47: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

37

Page 48: PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGURUS · PDF filepeningkatan kemampuan mengenai pentingnya proses manajemen risiko terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Metode pembelajaran

38