Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PELAYANAN PENDAFTARAN
IBADAH HAJI DI KOTA JAMBI
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syariah
Oleh :
MUZAKKIR ABID
SIP.152030
Dosen Pembimbing :
Dr. Bahrul Ulum, S.Ag, M.A
Pidayan Sasnifa, SH, M.Sy
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
بلحبت لستخلفههن ف الأسض كوب كن وعولىا الصه الهزي آهىا ه يه لهن استخلف الهزي هي قب وعذ الله لهن ولوك
ئب وهي دهن لههن هي بعذ خىفهن أهب عبذو لا ششكىى ب ش بعذ رلك فأولئك كفش الهزي استضى لهن ولبذ
الفبسقىى هن
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang salih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar
(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentosa.” (Qs. An-Nur [24]: 55.)
vi
ABSTRAK Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelayanan pendaftaran
ibadah haji, faktor pendukung serta penghambat dalam pelayanan pendaftaran ibadah haji di Kota Jambi yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kota Jambi. Rumusan masalah yang ada adalah bagaimana pelayanan pendaftaran ibadah haji di Kementerian Agama Kota Jambi, apa saja penghambat dan pendukung dalam memberikan pelayanan pendaftaran ibadah haji. Skripsi ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut : Pelayanan Pendaftaran Ibadah Haji di Kota Jambi sudah cukup baik dalam pelayanan bagi para jamaah haji, hal ini saya buktikan dari hasil wawancara dengan 10 jamaah haji bahwa semua mengatakan bahwa pelayanan yang di berikan Kementerian Agama Kota Jambi sudah sesuai dengan yang di harapkan, yaitu sudah memenuhi syarat pelayanan berupa: Kemudahan dalam pengurusan pelayanan. Mendapatkan pelayanan wajar. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang. Namun dalam pelaksanaannya belum semuanya maksimal dan terpenuhi, hal ini terlihat dari adanya kendala yang didapati pada keterbatasan sarana dan prasarana seperti akses internet yang menghambat kelancaran pelayanan pendaftaran ibadah haji.
Kata Kunci : Pelayanan, Pendaftaran, Haji
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah,
Perjalanan panjang ini telah engkau berikan kemudahan,
Meskipun hari esok penuh teka teki..
Kini aku mengerti arti kesabaran dalam perjalanan panjang ini,
Sungguh berarti hikmah yang engkau beri..
Ayahanda (Zainal Abidin) ..
Hari-harimu penuh tantangan dan pengorbanan..
Tak kau hiraukan terik matahari dan hujan deras mengguyur tubuhmu..
Kau begitu kuat dalam menghadapi hidup ini..
Ayahandaku.. Sungguh ku bangga pada dirimu..
Ibundaku yang tersayang (Marwiyah) ..
Setiap detik kau kirimkan aku kekuatan, lewat doa tulusmu..
Kau besarkan aku dalam dekap hangat kasihmu..
Cintamu hiasi jiwaku yang polos dan restumu temani kehidupanku.
Ibunda dan Ayahanda..
Kini..
Sambutlah anakmu ini di depan pintu tempat dimana dulu anakmu
Mencium tanganmu dan terimalah keberhasilan berwujud gelar Persembahanku
sebagai bukti cinta dan tanda baktiku untukmu Panutan hidupku..
Terkhusus untuk pembimbingku..
Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag, M.A dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH, M.Sy
viii
Yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing
Dan memberikan aku kesempatan untuk meraih gelar ini..
Dan begitu pula untuk penguji dan dosen-dosenku yang teramat baik
Dalam memberikan saran dan nasihat yang berguna untuk ku..
Terimakasih banyak untuk panutanku..
Terspesial untuk kakak ku Riza Wardati S.Kep dan Agung Ardiansyah..
Terimakasih telah sangat banyak membantu..
Terimakasih atas semangat dan kasih sayang yang telah kalian berikan Selama
ini..
Untuk keponakan ku satu-satunya..
Qisya Numa Medina Tersayang..
Celoteh dan tawa kecilmu menjadi penyemangat di saat ku merasa lelah..
Terimakasih Nak, sudah membuat duniaku menjadi lebih berwarna..
Kepada teman-temanku yang berkenan meluangkan waktunya untuk sekedar
Berbagi dan bertukar pikiran dalam penyusunan skripsi ini..
Dan yang terakhir, terimakasih untuk semua keluargaku
Atas dukungan dan kasih sayangnya..
Toga ini aku persembahkan buat kalian yang selalu setia memberi
Dukungan saat aku merasa lelah dan jenuh..
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis haturkan
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna
melengkapi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Strata satu (S.1) pada
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Skripsi ini penulis beri judul “Pelayanan Pendaftaran Ibadah Haji Di
Kota Jambi”. Penulis sepenuhnya menyadari dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan dan di dalamnya masih banyak kelemahan dan
kekurangan, namun penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk
memberikan yang terbaik dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak. Atas bantuan serta
bimbingan tersebut penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Su‟aidi, MA,.Ph.D Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati Selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr. As‟ad Isma
Selaku Wakil Rektor II, Bapak Dr. Bahrul Ulum, MA Selaku Wakil
Rektor III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag, MH Selaku Dekan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi
4. Bapak Dr. Agus Salim, S. TH.I, MA, M.IR, Ph.D Selaku Wakil Dekan I,
Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH, M.Hum Selaku Wakil Dekan II, Dan
Bapak Dr. H. Ishaq, SH,M.Hum Selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah
UIN STS Jambi
x
5. Ibu Dr. Irmawati Sagala, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Bapak Yudi Armansyah, M.Hum
Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
6. Bapak Drs. Muhammad Ismail, M.Ag Selaku Dosen Pembimbing
Akademik
7. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag. M.A Selaku Pembimbing I dan Ibu
Pidayan Sasnifa, SH.M.Sy Selaku Pembimbing II yang telah banyak
membimbing dan memberi petunjuk serta arahan sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
9. Bapak dan Ibu Karyawan/Karyawati di lingkungan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi
10. Bapak Drs. Muhammad Sayuti, M.Pd.I Selaku Kepala Seksi Pelayanan
Haji dan Umroh yang telah mengizinkan dan memberikan bantuan kepada
penulis untuk melakukan penelitian di kantor yang beliau pimpin.
11. Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan, teman-teman seperjuangan
terimakasih sedalam-dalamnya atas semangat dan dukungan kalian
12. Semua Pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah di berikan, penulis
mendo‟akan semoga segala kebaikannya dapat bernilai pahala yang berlipat ganda
disisi Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Untuk itu penulis
xi
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan
penulis pada masa yang akan datang, Amiin Yaa Robbal‟aalamiin.
Jambi, 2020
Penulis
Muzakkir Abid
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Lembar Pernyataan Keaslian.......................................................................... ii
Nota Dinas ...................................................................................................... iii
Pengesahan Tugas Akhir ................................................................................ iv
Motto .............................................................................................................. v
Abstrak ........................................................................................................... vi
Persembahan .................................................................................................. vii
Kata Pengantar ............................................................................................... ix
Daftar Isi......................................................................................................... xii
Dartar Singkatan............................................................................................. xiv
Daftar Gambar ................................................................................................ xv
Daftar Tabel ................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian................................................. 7
D. Kerangka teori .............................................................................. 8
E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 22
BAB II METODE PENELITIAN ................................................................. 27
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................... 27
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 28
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 28
D. Informan Penelitian ......................................................................
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 29
F. Teknik Pengecekan Keabsahan Data ........................................... 30
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 32
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................ 34
A. Gambaran Umum ........................................................................ 34
B. VISI dan MISI ............................................................................ 40
C. Tata Organisasi Kementerian Agama Kota Jambi ..................... 41
D. Tugas dan Fungsi ........................................................................ 43
xiii
E. Operasional ................................................................................. 45
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ............................... 46
A. Pelayanan Pendaftaran Ibadah Haji di Kementerian Agama
Kota Jambi .................................................................................. 46
B. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelayanan
Pendaftaran Ibadah Haji ............................................................... 59
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 63
A. Kesimpulan .................................................................................. 63
B. Saran-saran ................................................................................... 64
C. Kata Penutup ................................................................................ 65
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Curiculum Vitae
xiv
DAFTAR SINGKATAN
BPAH : Badan Pengelola Asrama Haji
BPS : Bank Penerima Setoran
BPIH : Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
DEPAG : Departemen Agama
JFU : Jabatan Fungsional Umum
KASI : Kepala Seksi
KBIH : Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
KEPMEN : Keputusan Menteri
KEMENAG : Kementerian Agama
M2 : Meter Persegi
No : Nomor
ONH : Ongkos Naik Haji
PHU : Pelayanan Haji dan Umroh
PIHK : Penyelenggara Ibadah Haji Khusus
PPIU : Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah
PTSP : Pelayanan Terpadu Satu Pintu
QS : Qur‟an Surah
RI : Republik Indonesia
SDM : Sumber Daya Manusia
SOP : Standar Operasional Prosedur
SISKOHAT : Sistem Komputerisasi Haji Terpadu
UU : Undang-Undang
xv
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Triangulasi Metode Pengumpulan Data ..................................... 29
Gambar 2.1 Triangulai Sumber Pengumpulan Data ...................................... 30
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kementerian Agama Kota Jambi ............... 38
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Seksi PHU Kemenag Kota Jambi ..............
xvi
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Jam Kerja ....................................................................................... 42
Tabel 4.1 Monitoring Porsi Jamaah Haji Di Provinsi Jambi ......................... 44
Tabel 4.2 Data Keberangkatan Jamaah Haji Kota Jambi Tahun 2017-2019 . 44
Tabel 4.3 Data Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2017 Berdasarkan Jenis
Kelamin, Pendidikan dan Pengalaman Haji .................................. 44
Tabel 4.4 Data Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2017 Berdasarkan Jenis
Golongan Usia ............................................................................... 45
Tabel 4.5 Data Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2018 Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Pendidikan ................................................................ 45
Tabel 4.6 Data Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2018 Berdasarkan Jenis
Golongan Usia .............................................................................. 46
Tabel 4.7 Data Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2019 Berdasarkan Jenis
Kelamin, Pendidikan dan Pengalaman Haji .................................. 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan publik yang diselenggarakan instansi pemerintahan kini
semakin mengemuka, bahkan menjadi tuntutan masyarakat. Persoalan yang sering
dikritisi masyarakat atau penerima layanan adalah persepsi terhadap “Efektivitas”
yang melekat pada seluruh aspek pelayanan. Salah satu pelayanan terhadap
masyarakat yang harus direspon oleh pemerintah adalah pengelolaan
penyelenggaraan pelayanan ibadah haji.
Setiap umat muslim menginginkan tercapainya kesempurnaan dalam
beribadah dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya, al-Qur‟an dan Al-Hadits adalah pegangan bagi umat muslim yang
di dalamnya terdapat perintah dan larangan yang harus dijalankan oleh umat
muslim salah satunya adalah rukun Islam dan rukun iman menjadi amalan yang
harus dilaksanakan. Rukun Islam ada lima, dan menunaikan ibadah haji adalah
salah satu dari kelima rukun tersebut1
Sebagaimana Firman Allah dalam surah : QS. Ali Imran : 3/97,
على هن وهي دخلهۥ كبى ءاهب ولله قبم إبش ت هه ت ب ت هي فه ءا ٱلهبس حج ٱلب
لوي غى عي ٱلع ه سبل وهكفش فإىه ٱلله ٱستطبع إل
Artinya : Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya)
maqam Ibrahim Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi
amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), Maka
1Abdurahmat, Fathoni, Hikmah Ibadah Haji (Jakarta: Dirjen Bimas Islam dan
Penyelenggara Haji, 2003), hlm.4
2
Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam.2
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak yang mayoritas
agamanya adalah agama Islam. Oleh sebab itu, jumlah jama‟ah haji di Indonesia
semakin meningkat disetiap tahunnya. Hal tersebut dapat diketahui dari penelitian
yang telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2018. Badan Pusat
Statistik menyatakan, bahwa jumlah penduduk Indonesia dengan berdasarkan
hasil dari sensus penduduk mencapai 261,9 juta jiwa. Jumlah tersebut telah
bertambah sekitar 1,34% dari jumlah sebelumnya.3 Setiap muslim yang dapat
melaksanakan ibadah haji merupakan suatu keberuntungan. Sehingga sangat
disayangkan jika dalam melaksanakan ibadah haji tidak dikerjakan dengan sebaik
mungkin dengan penuh keikhlasan.
Pengaturan pelaksanaan ibadah haji bagi umat Islam menjadi sangat
penting ditengah banyaknya permasalahan terkait pelaksanaan penyelenggaraan
ibadah haji, mulai dari proses pendaftaran haji dengan segudang pekerjaan rumah
pemerintah dalam mensiasati membludaknya daftar tunggu calon jamaah haji
yang setiap tahun meningkat sampai dengan proses pemulangan dari Arab Saudi
dengan jaminan keselamatan dari Negara kita sebagai operator penyelenggara
haji.
Di Indonesia, pelaksanaan penyelenggara ibadah haji berada di bawah
Kementerian Agama Republik Indonesia, sebagai operator penyelenggara ibadah
haji, tentunya mempunyai tugas maha penting, selain karena ibadah haji
2 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya (Jakarta: Dharma Art,2015), hlm.62
3 Badan pusat statistik, 2018
3
merupakan rukun wajib dalam Islam, pelaksanaan ibadah haji juga mempunyai
banyak rangkaian yang tentunya penting untuk menjadi perhatian serius
pemerintah saat ini.
Bagi jamaah haji di Indonesia, pendaftaran untuk melaksanakan ibadah
haji dilakukan melalui kantor Kementerian Agama Republik Indonesia di
Kabupaten/Kota asal masing-masing calon jamaah haji. Hal ini berlaku untuk
semua program haji. Karena pada dasarnya, mekanisme pendaftaran haji yang
dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia di maksudkan untuk
menerbitkan dan memudahkan sistem administrasi yang akan di lakukan.
Kegiatan ibadah haji mempunyai dua sisi yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaannya yaitu, standar pelaksanaannya saat masih di tanah air banyak
aspek penting yang harus diperhatikan pembinaannya seperti dalam pelayanan
jasa (pembayaran setoran ongkos naik haji (ONH) ke bank, pengurusan dokumen
haji dan umrah, pemeriksaan kesehatan calon jamaah), bimbingan manasik,
(materi bimbingan, metode dan waktu bimbingan), penyediaan perlengkapan, dan
konsultasi keagamaan). Sedangkan standar pelayanan ibadah haji dan umrah di
tanah suci adalah pelayanan akomodasi, transportasi, konsumsi, serta kesehatan.4
Kementerian Agama Kota Jambi mempunyai beberapa seksi, seksi-seksi
tersebut masih berkaitan dengan ingin terwujudnya masyarakat Kota Jambi yang
taat beragama. Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama
Kota Jambi mempunyai kewenangan dalam pendaftaran haji, pembatalan haji,
penerbitan surat rekomendasi umroh, dan lain-lain. Seksi penyelenggara haji dan
4
Abdul Azis dan Kustini, Ibadah Haji Dalam Sorotan Publik, (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, 2007), halm.22
4
umroh dibentuk untuk membantu Kementerian Agama dalam pelayanan haji dan
umroh yang setiap tahunnya meningkat peminatnya.
Setelah beberapa tahun kebelakang terjadi peningkatan jumlah pendaftaran
calon jamaah haji maka Seksi PHU di bawah naungan Kementerian Agama Kota
Jambi ingin memberikan pelayanan yang lebih maksimal dan hemat waktu dalam
pelayanan penyelenggaraan ibadah haji. Dalam meningkatkan efektivitas kualitas
pelayanan haji kepada calon jamaah haji, Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh
melakukan beberapa strategi yang berbeda dengan Kementerian Agama tingkat
Kabupaten/Kota lainnya, yaitu: melakukan safari dan memberikan penyuluhan
kepada masyarakat Kota Jambi agar mendaftar haji selagi muda, sebelum anak
menempuh pendidikan karena masa tunggu haji Kota Jambi yang cukup lama.
Kegiatan ini dilakukan setiap Khutbah Jum‟at, ketika mendapat undangan
kegiatan dari masyarakat, ketika mendapat undangan tasyakuran serta di setiap
waktu dan kesempatan lain yang memungkinkan untuk dilakukan penyuluhan
mengenai keberangkatan haji ini.
Peningkatan efektivitas kualitas pelayanan ibadah haji bukanlah tugas
yang mudah karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi
mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks. Begitu juga yang di
alami oleh kantor Kementerian Agama Kota Jambi, meskipun sudah melakukan
beberapa strategi dalam pelayanan penyelenggaraan ibadah haji tidak terlepas
dari berbagai permasalahan.
Tantangan yang dihadapi oleh Kementerian Agama Kota Jambi dari
permasalahan tersebut adalah terjadinya kesalahan penerima informasi pelayanan
5
oleh jamaah haji seperti dalam hal pengurusan suntik meningitis, rekam biometrik
dan lain sebagainya dapat menimbulkan persepsi jamaah yang negatif, seperti
pelayanan yang diberikan terlalu berbelit-belit.
Permasalahan pada pengoperasian Siskohat “Sistem Informasi dan
Komputerisasi Haji Terpadu”. Penyempurnaan sistem informasi dan
komputerisasi haji terpadu merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan
pelayanan kepada calon jamaah haji. Dengan adanya peningkatan
penyelenggaraan ibadah haji di bidang teknologi informasi diharapkan
memudahkan jamaah dalam memperoleh pelayanan dan kecepatan informasi
sehingga calon jamaah haji lebih siap dan mandiri dalam menunaikan ibadah haji
sesuai tuntutan agama.
Melihat fenomena tersebut, menuntut adanya pengelolaan penyelenggaraan
ibadah haji yang lebih baik dan perlunya penyempurnaan sistem dan manajemen
penyelenggaraan ibadah haji secara terus menerus agar dapat berjalan aman, tertib
dan lancar dengan menjunjung tinggi asas keadilan, profesionalitas dan
akuntabilitas sesuai dengan penyelenggaraan haji.5
Menurut Gronroos yang dikutip oleh Ratminto, pelayanan adalah
serangkaian aktifitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau
hal-hal yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan
untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.6
5
Kementerian Agama Republik Indonesia Dirtjen PHU, Intisari Langkah-Langkah
Pembinaan Haji, (Jakarta : Kemenag RI DPHU, 2010)
6Atik, dan ratminto. 2006. Manajemen Pelayanan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
6
Dengan keadaan tersebut, maka pelayanan publik perlu diadakan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat, yaitu pelayanan-pelayanan yang tidak
dapat diusahakan sendiri secara terpisah oleh masing-masing individu. Dengan
demikian, fungsi pelayanan publik adalah mengatur pelayanan yang dibutuhkan
oleh masyarakat secara umum dan didirikan bukan untuk mencari laba atau
keuntungan. Jadi, pelayanan disini adalah suatu proses pengorganisasian untuk
memberikan pengarahan kepada jamaah haji secara efektif dan efisien guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Standar pelayanan ibadah haji, kegiatan pelaksanaan pelayanan haji dan
umrah meliputi: administrasi, bimbingan manasik (prahaji, bimbingan yang di
lakukan ketika berada di tanah suci, pasca haji), transportasi, akomodasi,
konsumsi, dan kesehatan. Pelayanan ibadah haji juga sangat mempengaruhi nama
lembaga, maka dari itu untuk menjaga nama baik lembaga tersebut salah satunya
adalah dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada calon jamaah.
Sehingga calon jamaah juga merasa nyaman selama melaksanakan ibadah haji.
Masyarakat menganggap kinerja dan citra Kementerian Agama sangat
terkait dengan keberhasilan atau kelemahan penyelenggaraan ibadah haji.
Akibatnya, setiap terjadi masalah yang terkait dengan tugas penyelenggaraan haji,
masyarakat cenderung menggeneralisasi bahwa Kantor Kementerian Agama tidak
bisa mengurus haji.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik
ingin melakukan penelitian mengenai Pelayanan Pendaftaran Ibadah Haji Di Kota
Jambi dengan judul “Pelayanan Pendaftaran Ibadah Haji Di Kota Jambi”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di tuliskan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelayanan pendaftaran ibadah haji di Kota Jambi?
2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelayanan pendaftaran ibadah haji
di Kota Jambi?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui pelayanan ibadah haji di Kota Jambi
b. Ingin mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelayanan
pendaftaran ibadah haji di Kota Jambi
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai salah satu syarat dalam penyekesaian studi tingkat sarjana pada
Fakultas Syariah Jurusan Ilmu Pemerintahan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
b. Sebagai bahan masukan kepada instansi terkait untuk lebih meningkatkan
dan mempertahankan pelayanan yang baik untuk masyarakat. Hasil
penelitian ini diharapkan berguna bagi instansi terkait untuk berperan aktif
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai peraturan yang berlaku.
c. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lainnya yang mempunyai tema
dan rumusan masalah yang sama dengan yang penulis teliti saat ini.
8
d. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
bagi khasanah ilmu pengetahuan bagi pemaca dan peminat dalam
melakukan penelitian terhadap permasalahan yang sama di masa yang
akan datang.
D. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Prima
a. Pengertian Pelayanan Prima
Pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata layan
yang diartikan dengan: membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang
diperlukan seseorang7.
Pelayanan adalah pemberian hak dasar kepada warga negara atau
masayarakat sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya yang diatur oleh
peraturan perundang-undangan8. Tentang pengertian pelayanan para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain. Menurut para ahli
yang mengemukakan pendapat pelayaan yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Philip Kotler, “Pelayanan dapat diartikan suatu aktivitas yang
bermanfaat atau yang diberikan oleh satu atau beberapa pihak kepada pihak
lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan yang pada dasarnya
bersifat berwujud dan tidak akan menimbulkan kepemilikan apapun kepada
yang menerimanya”.9
7 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 826. 8 Hayat, manajemen pelayanan publik, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2017), hlm.
22 9 Philip Kottler, Marketing Manajement : Analisis Planning, Implementation and Control
Eight Edition, New Jersey, (Prentice Hall, 1994), hlm. 446.
9
b. Menurut AS. Moenir, “Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain yang langsung diterima. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan orang lain
agar masing-masing memperoleh keuntungan yang diharapkan dan mendapat
kepuasan”.10
c. Menurut H.H Casson, mendefinisikan pelayanan sebagai tindakan yang
dinyatakan atau dikerjaakan untuk menyenangkan, mencari petunjuj atau
memberi keuntungan kepada pembeli dengan tujuan menciptakan good will
atau nama baik serta peningkatan penjualan serta pendapatan.11
d. Menurut Atep Adya Brata, pelayanan adalah segala usaha penyediaan fasilitas
dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau pelanggan
sebelum atau sesudah terjadi transaksi.12
e. Definisi pelayanan menurut Ivancevich, Corenzi, Skinner dan Erosby,
pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dirasa) yang
melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan.
f. Sedangkan definisi pelayanan yang lebih rinci diberikan Gronross, pelayanan
adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata
(tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi atau konsumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi
10
AS. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke 4, hlm. 17
11 Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis Dalam Berusaha , (Surabaya:Usaha Nasional, 1981), hlm. 13
12 Atep Adya Brata, Dasar –Dasar Pelayanan Prima, (Jakarta: PT. Elex Media, 2003), hlm. 93
10
pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen
atau pelanggan.13
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah Excellent Service yang
secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau terbaik, karena sesuai
dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang
memberikan pelayanan serta memuaskan pelanggan.14
Pelayanan prima menurut A.K.P Adya Brata mengartikan pelayanan prima
dengan menggunakan rumus SERVICE yaitu, Self awareness (menambah
kesadaran diri, menambah pelayanan dengan benar), Enthusiasm (pelayanan
dengan penuh gairah), Reform (memperbaiki kinerja pelayanan), Value
(pelayanan dengan nilai tambah), Impressivw (penampilan menarik), Care
(perhatian), Evaluation (mengevaluasi layanan). Jadi pelayanan prima adalah
kegiatan merencananakan, mengorganisasikan, menggerakkan, serta
mengendalikan proses pelayanan standar yang sangat baik untuk memuuaskan
pelanggan agar tujuan perusahaan tercapai.15
2. Standar Pelayanan
Setiap penyelenggaran pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan
dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.
Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaran
pelayanan publik yang diwajibkan ditaati oleh pemberi dan atau penerima
13 Ratminto dan Atik Septi Winarsig, Manajemen Pelayanan (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), hlm. 2 14
Sutopo dan Adi Suryanto, PelayananPrima,Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2006), hlm. 5
15 Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012),
hlm.15
11
pelayanan.16
Menurut keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 dikutip
Ratminto dan Atik Septi Winarsih bahwa standar pelayanan sekurang-kurangnya
meliputi:
a. Prosedur Pelayanan.
b. Waktu Penyelesaian.
c. Biaya pelayanan.
d. Produk Pelayanan.
e. Sarana dan Prasarana
f. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
3. Indikator Pelayanan Prima
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah instansi pada akhirnya
akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan
yang dirasakan. Jika kepuasan pelanggan terwujud maka citra baik perusahaan
akan tebangun melalui prespsi baik pelanggan terhadap perusahaan. Harapan
pelanggan memiliki peranan besar dalam menentukan kualitas produk dan
kepuasan pelanggan. Pelanggan akan menggunakan harapnnya sebagai standar
atau acuan dlam mengevaluasi keberhasilan pelayanan. Baik/ buruk persepsi
terhadap pelaksanaan pelayanan dilatar belakangi oleh harapan pelanggan
tersebut.
Menurut Olson & Dover harapan atau ekspektasi pelanggan merupakan
keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang
dijadikan standar atau acuan dalam menilai kinerja produk bersangkutan.
16
Ratminto dan Atik Septi Winarsig, Manajemen Pelayanan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 23- 24.
12
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa harapan adalah
suatu keadaan tertentu atau standar tertentu seseorang menetapkan keinginan akan
sesuatu yang ingin diperolehnya. Keinginan tersebut memiliki dimensi yang
berbeda dan apabila standar tertentu telah terpenuhi maka dalam keadaan seperti
itulah kepuasan dapat diperoleh. Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan
kualitas pelayanan semakin dirasakan penting karena masyarakat semakin kritis
terhadap produk jasa yang diperolehnya. Masyarakat sebagai konsumen tidak lagi
sekedar membeli suatu produk jasa tetapi juga lebih menginginkan suatu
pelayanan yang terjamin dan berkualitas dari para pembelian sampai tahap purna
pembelian. Pelayanan yang baik dan prima akan berdampak pada terciptanya
kepuasan masyarakat terhadap jasa yang diperoleh masyarakat itu sendiri dan juga
akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja instansi.
Menurut parasuraman dan Zeithaml, sebagaimana dikutip oleh Fand dan
Gregorius Chandra berhasil mengidentifikasi lima dimensi pokok kualitas
pelayanan:17
a. Reliability
Meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja (performence) dan sifat
dapat dipercaya (dependability).
b. Daya Tanggap (Responsivity)
Daya tanggap merupakan kesediaan dan kesiapan para karyawan untuk
membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa secara cepat.
c. Jaminan (Assurance)
17
Ibid, hlm. 133-135
13
Jaminan merupakan perilaku para karyawan mampu menumbuhkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perrusahaan bisa menciptakan
rasa aman bagi para pelanggan.
d. Kemampuan memahami pelanggan (Emphaty)
Yaitu, berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, mereka
memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan reguler.
e. Bukti langsung (Tangible)
Kemampuan suatu perusahaan dalam mewujudkan eksistensinya kepada pihak
eksternal. Hal ini meliputi fasilitas fisik berupa ruang atau kelas, sarana dan
prasarana serta penampilan pegawainya.
4. Budaya Pelayanan Prima
Budaya pelayanan prima menjadi landasan dalam budaya perusahaan yang
akan mengarahkan kepada GCG (good corporate govermen) dengan wujud
pelayanan prima serta perwujudan CSR (corporate sosial responsibility) program
tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Beberapa budaya
perusahaan dalam budaya pelayanan terhadap pelanggan. STAR (Service, Target,
Assurance dan Responsive):
1) Service
Pelayanan yang didasarkan pada orientas service dan selalu memberikan
senyum dengan tulus dan ramah kepada setiap pelanggan eksternal dan
internal.
2) Target
Selalu tetap waktu dan mencapai target produktivitas dan kualitas yang
diharapkan.
14
3) Assurance
Kemampuan melayani secara profesional dengan penguwasaan produk yang
sangat baik. Melayani dengan tepat tanpa kesalahan dan serta profesional
menjaga citra baik perusahaan.
4) Responsive
Selalu siap membantu pelanggan, memberikan pemecahan masalah dan
menindak lanjutinya
d. Kode etik perusahaan
Kode etik perusahaan dilandasi dari etika bisnis juga dikenal sebagai corporate
etika adalah suatu bentuk etika terapan atau etika profesi yang meneliti prinsip-
prinsip etis dan moral atau masalah etika yang muncul dalam lingkungan
bisnis.18
B. Penyelenggaraan Pelayanan Ibadah Haji
1. Definisi Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah sebagai pelayanan umum yang berarti kegiatan
yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material
melalui sistem, prosedur atau metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi
kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya.19
Sedangkan menurut Arif (dalam Ainur), pelayanan publik merupakan
suatu layanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan
18
Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 71-79
19 Moenir, H.A.S, 2010, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta : Bumi
Aksara
15
fasilitas-fasilitas umum, baik jasa maupun non-jasa, yang di lakukan oleh
organisasi publik dalam hal ini adalah suatu pemerintahan.20
Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik,
terdapat penegertian pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa,danatau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.21
Dalam konteks ke-Indonesia-an, penggunaan istilah pelayanan publik
dianggap memiliki kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau pelayanan
masyarakat. Menurut Widodo, “pelayanan publik dapat diartikan sebagai
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
yang telah ditetapkan”.
Adapun jenis-jenis pelayanan publik berdasarkan Kepmen PAN No. 63
Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, yaitu:
a. Pelayanan administratif
b. Pelayanan barang
c. Pelayanan jasa
20
Ainur, Ahmad. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Malang : Program Sekolah Demokrasi
21
,2009 Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, Citra
Umabaran, Bandung
16
Namun sejauh ini standar pelayanan publik sebagai mana yang dimaksud
masih lebih banyak berada pada tingkat Konseptual, sedangkan implementasinya
masih jauh dari harapan.
Standar pelayanan publik wajib dimiliki oleh institusi penyelenggara
layanan publik untuk menjamin diberikannya pelayanan yang berkualitas oleh
penyedia layanan publik sehingga masyarakat penerima pelayanan publik
merasakan adanya nilai yang tinggi atas pelayanan tersebut. Tanpa adanya standar
pelayanan publik maka akan sangat mungkin terjadi pelayanan yang diberikan
jauh dari harapan publik. Standar pelayanan publik dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan. Selain itu, standar
pelayanan juga dapat dijadikan salah satu dasar untuk menghitung besarnya
subsidi yang harus diberikan oleh pemerintah untuk pelayanan publik tertentu.
C. Pendaftaran Ibadah Haji
1. Pengertian Pendaftaran Haji
Ibadah haji merupakan rukun islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh
setiap umat Islam yang memenuhi syarat Istitha’ah “mampu” untuk menjalankan
ibadah haji ke Baitullah.
Haji adalah berkunjung ke Baitullah atau Ka‟bah untuk melakukan
beberapa amalan antara lain: Wukuf, mabit, thawaf, sa‟i, dan amalan lainnya pada
masa tertentu untuk memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharap ridho-
Nya22
.
22
Ahmad Thib, Seluk-Beluk Ibadah, hlm.337
17
Sebelum menunaikan ibadah haji, sebagai masyrakat yang baik dan taat
aturan harus melakukan proses pendaftaran ibadah haji secara teratur dan tertib.
Pendaftaran adalah pencatatan nama, alamat, dan lainlain dalam daftar (perihal
mendaftar).23
Jamaah haji adalah setiap orang yang beragama islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji yang mengelolaan, pembiayaan,
dan persyaratannya sudah ditetapkan. Maksud pendaftaran jamaah haji ini adalah
proses pencatatan nama, alamat, dan lain-lain untuk mendaftarkan haji melalui
SISKOHAT oleh jamaah haji di Kantor Kementerian Agama.
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) merupakan sarana
menumbuh kembangkan sistem pelayanan pendaftaran haji yang bersifat manual
ke arah automatic melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang
dilakukan di Tanah Air maupun Arab Saudi. 24
SISKOHAT menjadi perangkat
untuk mendata pendaftaran haji sehingga dapat diperoleh database jamaah haj
setiap tahun berjalan, karena pendaftaran haji dilakukan sepanjang tahun. Sistem
ini memberikan nomor porsi kepada setiap pendaftar dengan prinsip first come
first served. Pendataan haji melalui SISKOHAT dilakukan sepanjang tahun yang
dapat dimonitor dan dikenali setiap saat secara real time.
2. Pedoman Pendaftaran ibadah haji
Pendaftaran ibadah haji di Indonesia diatur dalam Pasal 26 Ayat (1) UU
No. 13 Tahun 2008 ditegaskan bahwa “Pendaftaran jamaah haji dilakukan oleh
panitia penyelenggaraan ibadah haji dengan mengikuti prosedur dan yang telah
23 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 179. 24 Kementerian Agama RI, Intisari Langkah-Langkah Pembenahan Haji (Jakarta:
Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh, 2010), hlm. 193.
18
memenuhi persyaratan”, kemudian pada pasal 26 Ayat (2) lebih lanjut ditegaskan
bahwa: “Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan persyaratan pendaftar
diatur dalam peraturan Menteri”. Direktrur Jenderal Penyelenggaraan haji dan
Umrah telah menetapkan pedoman pendaftaran haji reguler pada Keputusan
Direktur Jenderal Penyelenggaraan haji dan Umrah NOMOR D/ 28/ 2016 tentang
pedoman pendaftaran haji reguler merupakan acuan bagi petugas pada Kantor
Kementerian Agama Provinsi, Dikretorat Jenderal Wilayah Kementerian Agama
Provinsi, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Bank Penerima
Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH), dan jamaah haji.
D. Pelayanan Prima dalam Pendaftaran Ibadah Haji
1. Pelayanan Prima dalam Pendaftaran Ibadah Haji
Indeks kepuasan pada pelayanan haji yang menjadi tugas Kementerian
Agama RI mengalami peningkatan dari mulai tahun 2014 sebesar 81% dan tahun
2017 ini mencapai 84,85%. Peningkatan pelayanan haji ini menjadi tugas besar
kita untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan umat pada
penyelenggaraan ibadah haji ini yang sudah bekerja sama dengan baik dan
maksimal. Program pelayanan haji satu atap merupakan salah satu bentuk iovasi
dari pelayanan calon jamaah haji. dengan adanya Pelayanan Haji Satu Atap ini,
instansi berupaya untuk memberikan pelayanan prima bagi masyarakat yang ingin
menunaikan ibadahnya. Pelayanan Haji Satu Atap ini juga dapat memberikan
pelayanan yang efektif dan efisien dari segi biaya, waktu, dan tenaga bagi calon
jamaah haji. maka dari itu, harapannya masyarakat dapat menyambut baik dari
19
salah satu bentuk pelayanan prima dan memanfaatkan fasilitas Pelayanan Haji
Satu Atap ini demi kemudahan pendaftaran calon jamaah haji.
2. SOP Pendaftaran Ibadah Haji
SOP (Standard Operating Procedur) pada dasarnya adalah pedoman yang
berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada didalam suatu organisasi
yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta
penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang didalam
organisasi yang merupakan anggota organisasi agar berjalan efektif dan efisien.25
Sebagai sebuah pedoman, SOP berperan dalam memberikan acuan terkait
dengan kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam organisasi agar berjalan efektif,
sehingga membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, baik yang bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang.26
Prosedur pendaftaran ibadah haji telah
diatur pada Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia (PMA) Nomor 13
Tahun 2018 tentang penyelenggaraan ibadah haji reguler pada Pasal 7, antara lain:
a. Jamaah haji membuka rekening tabungan haji pada BPS BPIH sesuai dengan
domisili
b. Jamaah haji menandatangani surat penyataan memenuhi persyaratan
pendaftaran haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI
c. Jamaah haji melakukan transfer ke rekening Menteri Agama sebesar setoran
awal BPIH pada cabang BPS BPIH sesuai domisili
d. BPS BPIH menerbitkan bukti aplikasi transfer BPIH
25 Tambunan, Pedoman Penyusunan Standard Operating Procedur (SOP), (Jakarta:
Maistas Publishing, 2013) hlm. 86
26 Ibid, hlm. 108
20
e. BPS BPIH menerbitkan bukti setoran awal BPIH sebanyak 5 (lima) lembar
yang setiap lembarnya ditempel pas foto calon jamaah haji ukuran 3x4
dengan rincian sebagai berikut:
1) Lembar pertama bermaterai cukup untuk calon jamaah haji
2) Lembar kedua untuk BPS BPIH
3) Lembar ketiga untuk Kantor Kmentrian Agama Kabupaten / Kota
4) Lembar keempat untuk Knator Wilayah Kementrian Agama Provinsi, dan
5) Lembar kelima untuk Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh.
f. Bukti setoran awal BPIH mencantumkan nomor validasi, ditandatangani, dan
dibubuhi stempel BPS BPIH
g. Selanjutnya jamaah haji menunjukkan persyaratan asli dan menyerahkan
salinannya, bukti aplikasi transfer asli BPIH, dan bukti setoran awal BPIH
lembar pertama kepada petugas kantor kementrian agama kabupaten / kota
untuk diverifikasi kelengkapannya paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
pembayaran setoran awal BPIH
h. Jamaah haji mengisi formulir pendaftaran haji berupa surat pendafatran pergi
haji (SPPH) dan menyerahkan kepada petugas kantor Kementrian Agama
Kabupaten / kota untuk didaftarkan ke SISKOHAT dan mendapatkan nomor
porsi
i. Jamaah haji menerima lembar bukti pendaftaran haji yang berisi nomor porsi
pendaftaran, ditandangani, dan dibubuhi stempel dinas oleh petugas Kantor
Kementrian Agama Kabupaten/Kota
21
j. Kantor kementerian agama kebupaten / kota menerbitkan bukti cetak SPPH
sebanyak 5 (lima) lembar yang setiap lembarnya dicetak / ditempel pas foto
calon jamaah haji ukuran 3 x 4 dengan rincian sebagai berikut:
1) Lembar pertama bermaterai cukup untuk calon jamaah haji
2) Lembar kedua untuk BPS BPIH
3) Lembar ketiga untuk Kantor Kmentrian Agama Kabupaten / Kota
4) Lembar keempat untuk Knator Wilayah Kementrian Agama Provinsi, dan
5) Lembar kelima untuk Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh.
k. Bagi calon jamaah haji yang sudah menyetor dana setoran awal BPIH namun
tidak menyerahkan persyaratan pendaftaran, bukti aplikasi transfer asli BPIH,
dan bukti setoran BPIH kepada petugas Kantor Kementrian Agama Kabupaten
/ Kota melebihi waktu 5 (lima) hari kerja, maka pendaftaran dianggap batal dan
dana di kembalikan kepada calon jamaah haji tersebut.27
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau penelusuran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
pemasalahan yang akan di teliti merupakan suatu hal yang terpenting dalam
sebuah penelitian. Tinjauan pustaka sangat dibutuhkan dalam rangka menambah
wawasan terhadap masalah yang akan dibahas oleh peneliti dalam sebuah skripsi
dan sebelum peneliti melangkah lebih lanjut dalam permasalahan yang peneliti
bahas. Peneliti melakukan tinjauan pustaka pada penelitian-penelitian yang dibuat
27 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia (PMA) Nomor 13 Tahun 2018, tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler, hlm.9
22
oleh mahasiswa/mahasiswi yang lebih dulu membahas tentang pelayanan haji.
Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan peneliti adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyati pada tahun 2017, mahasiswi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Universitas
Hasanudin, dengan judul “Kualitas Pelayanan Ibadah Haji Di Kementerian
Agama Kota Makassar”. Hasil penelitiannya yaitu, pelayanan ibadah haji di
Kementerian Agama kota Makassar telah terlaksana dengan baik. Dalam hal
mekanisme pendaftaran haji, calon/jamaah haji mengangap telah sederhana
dan jelas karena melibatkan pihak BPS –BPIH dalam pemaksimalan
pemberian pelayanan haji serta segala prosedur haji dibuat dalam bentuk
flow chart.
Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti lakukan adalah
membahas tentang pelayanan ibadah haji. Metode yang digunakan dalam
penelitian sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif
berdasarkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah lokasi dan fokus penelitiannya. Peneliti memfokuskan efektivitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, sedangkan penelitian oleh
Mulyani memfokuskan penelitian menggunakan konsep pelayanan prima
yaitu proses (Sumber Daya Manusia, Mekanisme, Sarana, dan Prasarana)
dan produk (Kualitas dan Kuantitas).28
28
Mulyati “Kualitas Pelayanan Ibadah Haji Di Kementerian Agama Kota Makassar”
23
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ali Yusni pada tahun 2015,
mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Mulawarman. Dengan judul “Studi Tentang Pelayanan Haji
Di Kementerian Agama Kota Samarinda”. Hasil penelitian di dapatkan bahwa
kegiatan penyelenggaraan ibadah haji yang dilaksanakan oleh Kementerian
Agama Kota Samarinda sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
mulai prosedural pendaftaran haji yang tidak berbelit-belit, selanjutnya pada
bimbingan manasik haji dalam penyampaian teori dan praktek sudah sesuai
dengan kaidah agama dan amanat pemerintah serta pada pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji berjalan sesuai rencana awal.29
Persamaan peneliti sebelumnya denngan penelitian yang akan dilakukan
adalah obyek yang akan diteliti yaitu pegawai Kementerian Agama. Metode
yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan
kualitatif.
Perbedaannya yaitu perbedaan fokus masalah penelitian dan periode
pengamatan antar keduanya. Muhammad Ali Yusni melakukan penelitian di
tahun 2015 dengan terfokus pada pelayanan yang diberikan petugas haji yang
meliputi prosedur pendaftaran, hingga kepulangan jamaah haji Kota
Samarinda. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2019 dengan
terfokus pada Efektivitas pelayanan yang diberikan oleh Kemenag Kota Jambi,
serta faktor pendukung dan penghambat dalam memberikan pelayanan.
29
Muhammad Ali Yusni “Studi Tentang Pelayanan Haji Di Kementerian Agama Kota
Samarinda”
24
3. Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Pratiwi pada tahun 2018, mahasiswi
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung. Dengan judul “Manajemen Pelayanan Calon Jamaah Haji pada
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ikhwan Bandar Lampung” Hasil
penelitian : KBIH Al-Ikhwan menerapkan unsur-unsur manajemen yang baik
sehingga dalam memberikan pelayanan ibadah haji bisa secara optimal,
sehingga dapat memberikan nilai yang positif dan mempunyai rasa ikhlas, ada
beberapa faktor pendukung dan penghambat di dalam KBIH Al-Ikhwan
adapun faktor pendukung dimana faktor pendukung ini digunakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kepada jama‟ah agar lebih baik dan faktor
penghambat ini harus diselesaikan sehingga tidak menggangu kinerja
pelayanan KBIH.
Persamaan penelitian adalah fokus penelitian yaitu faktor pendukung dan
penghambat pelayanan ibadah haji. Metode yang digunakan juga sama yaitu
kualitatif deskriptif.
Adapun perbedaannya adalah obyek penelitian dan lokasinya. Penelitian
yang dilakukan oleh Anisa Pratiwi, obyek penelitiannya adalah KBIH Al-
Ikhwan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki
obyek yaitu Kementerian Agama. Lokasi yang digunakan oleh Anisa Pratiwi
adalah di KBIH Al-Ikhwan Bandar Lampung, sedangkan penelitian yang akan
dilakukan peneliti berlokasi di Kantor Kemenag Jambi.38
30
30
Anisa Pratiwi “Manajemen Pelayanan Calon Jamaah Haji pada Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) Al-Ikhwan Bandar Lampung”
25
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
yang bertujuan untuk memberikan penggambaran pelayanan ibadah haji terhadap
masyarakat di Kementerian Agama Kota Jambi. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan menggambarkan dan
menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat
dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
B. Jenis dan Sumber Data
Secara umum jenis data dikualifikasikan menjadi dua bagian yaitu sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari objek yaitu melalui hasil wawancara
terhadap Kepala Seksi Pelayanan Haji dan Umroh, pegawai PHU Kemenag, calon
jamaah haji serta alumni jamaah haji yang menjalankan dan merasakan pelayanan
di Kementerian Agama Kota Jambi.
2. Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini berupa buku, literature, artikel, internet
dan dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas.
26
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah :
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses intruksi dan komunikasi. Wawancara
untuk memperoleh informasi secara langsung tentang efektivitas pelayanan
penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama Kota Jambi. Informan yang
penulis wawancarai diantaranya: Pegawai PHU Kementerian Agama Kota Jambi,
serta beberapa jamaah haji bimbingan Kementerian Agama Kota Jambi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dapat dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa
informasi tentang data dan fakta yang berhubungan dengan masalah dan tujuan
penelitian, baik dari sumber dokumen yanng dipublikasikan, jurnal dan lainnya.
Disini peneliti menggunakan dokumen dengan cara mengumpulkan data dengan
mencatat data-data yang sudah ada. Dokumen tersebut seperti alur pelayanan
pendaftaran haji, dokumen monitoring porsi jamaah haji, dokumen data
keberangkatan jamaah haji dan sebagainya.
3. Observasi
Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
non partisipan. Jadi, dalam penelitian disini peneliti tidak terlibat dalam kegiatan-
kegiatan di dalamnya, akan tetapi tetap memperhatikan dan mengamati kondisi
lingkungan kantor Kementerian Agama Kota Jambi.
27
D. Informan Penelitian
Sesuai dengan jenisnya yang kualitatif, maka untuk mendapatkan data
penelitian diperlukan informan, informasi untuk mencari data-data dan masukan-
masukan dalam mengungkap masalah penelitian atau yang dikenal dengan istilah
“informan” yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian.
Penelitian ini dapat memperoleh data dengan mewawancarai pegawai
seksi penyelenggaraan haji dan umroh yaitu Drs. Muhammad Sayuti, M.Pd.I
selaku KASI PHU Kemenag Kota Jambi. Sumber lainnya sebagai sumber data
juga diambil dari staf PHU, calon jamaah haji dan alumni jamaah haji, dengan
kriteria sebagai berikut:
1) Calon jamaah haji dan jamaah domisili Kota Jambi
2) Calon jamaah haji dan jamaah haji yang pernah mendapat pelayanan
ibadah haji.
E. Teknik Analisis Data
Data penelitian, setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengadakan analisa data. Analisis data merupakan hal yanng penting dalam
metode ilmiah karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna
yang berguna untuk menyelesaikan masalah penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalm penelitian ini adalah analisis
interaktif model Miles dan Hubberman yang terdiri dari:31
31
Ibid, hlm. 337-341
28
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga metode yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam hal ini data yang dikumpulkan
dari wawancara dengan subyek penelitian adalah gambaran efektivitas pelayanan
haji Kemenag Kota Jambi, personil dan peta jabatan penyelenggara haji dan
umroh.
b. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu. Setelah data dikumpulkan tahap selanjutnya adalah penulis
mengkategorikan berdasarkan tema.
Dalam hal ini data hasil observasi gambaran umum Kantor Kementerian
Agama Kota Jambi difokuskan pada sejarah berdirinya lembaga tersebut,
kemudian mengerucut pada profil PHU.
Kemudian data hasil wawancara dan dokumentasi tentang gambaran
efektivitas pelayanan PHU Kemenag Kota Jambi.
c. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari reduksi data kemudian diajikan dalam bentuk
uraian atau teks yang bersifat naratif. Dalam hal ini data yang telah terkumpul dari
reduksi selanjutnya dikategorikan ke dalam bab II dan bab III.
d. Penarikan Kesimpulan
Dalam penelitian ini semua data lapangan di olah untuk memunculkan
deskripsi tentang Pelayanan Ibadah Haji di Kota Jambi.
29
F. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan waktu.32
Jenis triangulasi terdiri dari triangulasi sumber
data yaitu dengan mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu
sama lain, dan triangulasi metode yaitu mencari data dengan cara yang beragam.
Peneliti melakukan penegcekan dengan menggunakan triangulasi metode
pengumpulan data dan triangulasi sumber pengumpulan data. Hal ini bertujuan
untuk memperoleh data yang valid dan dapat di pertanggung jawabkan. Adapun
pengecekan data menggunakan triangulasi metode pengumpulan data sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Triangulasi Metode Pengumpulan Data
Pengecekan data dengan triangulasi metode diperoleh dari metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi yang akan dibandingkan hasilnya.
32
Djaman Satori dan Aan Komarian, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfa Beta
2009, hlm.170
Dokumentasi Wawancara
Observasi
30
Adapun pengecekan data menggunakan triangulasi sumber adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.2 Triangulasi Sumber Pengumpulan data
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman yang lebih lanjut
dan jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlah sistematika penulisan
penelitian ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan : Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, dan
tinjauan pustaka.
BAB II Metode Penelitian : Bab ini mencakup tempat dan subyek
penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, unit analisis data, metode
pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB III Gambaran umum lokasi penelitian : Bab ini mencakup aspek
sejarah, nama-nama kepala Kementerian Agama Kota Jambi dari masa ke masa,
visi dan misi, serta struktur organisasi.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.
BAB V Penutup : Bab ini meliputi kesimpulan dan saran.
Kepala Seksi PHU
Jamaah Haji Pegawai PHU
31
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Berdiri33
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Hal tersebut tercermin baik
dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara.
Dilingkungan masyarakat terlihat terus maningkat kesemarakan dan kekhidmatan
kegiatan keagamaan baik dalam bentuk ritual, maupun dalam bentuk sosial
keagamaan. Semangat keagamaan tersebut, tercermin pula dalam kehidupan
bernegara yang dapat dijumpaidalam dokumen-dokumen kenegaraan tentang
falsafah negara Pancasila, UUD 1945, GBHN, dan buku Repelita serta memberi
jiwa dan warna pada pidato-pidato kenegaraan.
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional semangat keagamaan tersebut
menjadi lebih kuat dengan ditetapkannya asas keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan yang Maha Esa sebagai salah satu asas pembangunan. Hal ini berarti
bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasioanl dijiwai, digerakkan dan
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual. Moral dan etik pembangunan.
Secara historis, benang merah nafas keagamaan tersebut dapat ditelusuri
sejak abad V Masehi, dengan berdirinya kerajaan Kutai yang bercorak Hindu di
Kalimantan melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau Jawa, antara lain kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat, dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah.
33
Arsip Kantor Kementerian Agama Kota Jambi
32
Pada abad VII corak agama Budha menjadi salah satu ciri kerajaan
Sriwijaya yang pengaruhnya cukup luas sampai ke Sri Lanka, Thailand dan India.
Pada masa kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambang
kejayaan agama Budha. Pemerintah kerajaan Sriwijaya juga membangun sekolah
tinggi agama Budha di Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia
Tenggara pada masa itu. Bahkan beberapa siswa dari Tiongkok yang ingin
memperdalam agama Budha lebih dahulu beberapa tahun membekali pengetahuan
awal di Palembang sebelum melanjutkannya ke India.
Menurut salah satu sumber, Islam mulai memasuki Indonesia sejak abad
VII melalui para pedagang Arab yang telah lama berhubungan dagang dengan
kepulauan Indonesia tidak lama setelah Islam berkembang di Jazirah Arab.
Agama Islam tersiar secara hampir merata di seluruh kepulauan nusantara seiring
dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam seperti Perlak dan Samudera Pasai di
Aceh, kerajaan Demak, Pajang dan Mataram di Jawa Tengah, kerajaan Cirebon
dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi Selatan, kerajaan Tidore dan
Ternate di Maluku, kerajaan Banjar di Kalimantan, dan lain-lain.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan
Belanda, banyak raja dan kalangan bangsawan yang bangkit menentang penjajah.
Mereka tercatat sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar Muda, Teuku
Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Agung
Mataram, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Tirtayasa, Sultan
Hasanudin, Sultan Goa, Sultan Ternate, Pangeran Antasari, dan lain-lain. Pola
33
pemerintahan kerajaan-kerajaan tersebut diatas pada umumnya selalu memiliki
dan melaksanakan fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi pemerintahan umum, hal ini tercermin pada gelar “Sampean Dalem
Hingkang Sinuhun” sebagai pelaksana fungsi pemerintahan umum.
b. Fungsi pemimpin keagamaan tercermin pada gelar “Sayidin Panatagama
Kalifatulah”.
c. Fungsi keamanan dan pertahanan, tercermin dalam gelar raja “Senopati Hing
Ngalogo”.
Pada masa penjajahan Belanda sejak abad XVI sampai pertengahan abad
XX pemerintahan Hindia Belanda juga “mengatur” pelayanan kehidupan
beragama. Tentu saja “pelayanan” keagamaan tersebut tak terlepas dari
kepentingan strategi kolonialisme Belanda. Dr.C.Snuck Hurgronye, seorang
penasehat pemerintah Hindia Belanda dalam bukunya “Nederland en de Islam”
(Brill, Leiden 1911) menyarankan sebagai berikut:
“Sesungguhnya menurut prinsip yang tepat, campur tangan pemerintah
dalam bidang agama adalah salah, namun jangan dilupakan bahwa dalam
sistem (tata negara) Islam terdapat sejumlah permasalahan yang tidak
dapat dipisahkan hubungannya dengan agama yang bagi suatu
pemerintahan yang baik, sama sekali tidak boleh lalai mengaturnya”.
Pokok-pokok kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda di bidang Agama
adalah sebagai berikut:
1) Bagi golongan Nasrani dijamin hak hidup dan kedaulatan organisasi agama
dan gereja, tetapi harus ada izin bagi guru agama, pendeta dan petugas misi /
zending dalam melakukan pekerjaan di suatu daerah tertentu.
34
2) Bagi penduduk pribumi yang tidak memeluk agama Nasrani, semua urusan
agama diserahkan pelaksanaan dan pengawasannya kepadapara raja, bupati
dan kepala bumiputera lainnya.
Berdasarkan kebijakan tersebut, pelaksanaannya secara teknis
dikoordinasikan oleh beberapa instansi di pusat yaitu:
a) Soal peribadatan umum, terutama bagi golongan Nasrani menajdi wewenang
Departement van Onderwijs en Eeredienst (Departemen Pengajaran dan
Ibadah).
b) Soal pengangkatan pejabat agama penduduk pribumi, soal perkawinan,
kemasjidan, haji dan lain-lain, menjadi urusan Departement van
Binnenlandsch Bestuur (Departemen Dalam Negeri).
c) Soal Mahkamah Islam Tinggi atau Hofd voor Islamietische Zaken menjadi
wewenang Departement van Justitie (Departemen Kehakiman). Pada masa
penjajahan Jepang kondisi tersebut pada dasarnya tidak berubah. Pemerintah
jepang membentuk Shumubu, yaitu kantor agama pusat yang berfungsi sama
dengan kantor Voor Islamietische Zaken dan mendirikan Shumuka, kantor
agama karesidenan, dengan menempatkan tokoh pergerakan Islam sebagai
pemimpin kantor. Penempatan tokoh pergerakan Islam tersebut merupakan
strategi Jepang untuk menarik simpati umat Islam agar mendukung cita-cita
persemakmuran Asia Raya di bawah pimpinan Dai Nippon.
Secara filosofis, sosio politis dan historis agama bagi bangsa Indonesia
sudah berurat dan berakar dalam kehidupan bangsa. Itulah sebabnya para tokoh
dan pemuka agama selalu tampil sebagai pelopor pergerakan dan perjuangan
35
kemerdekaan baik melalui partai politik maupun sarana lainnya. Perjuangan
gerakan kemerdekaan tersebut melalui jalan yang panjang sejak jaman kolonial
Belanda sampai kalahnya Jepang pada Perang Dunia ke II. Kemerdekaan
Indonesia di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa
kemerdekaan kedudukan agama menjadi lebih kokoh dengan ditetapkannya
Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara dan UUD 1945. Sila Ketuhanan
yang Maha Esa yang diakui sebagai sumber dari sila-sila lainnya mencerminkan
karakter bangsa Indonesia yang sangat religius dan sekaligus memberi makna
rohaniah terhadap kemajuan-kemajuan yang akan dicapai. Berdirinya Departemen
Agama pada 3 Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan
kecuali berakar dari sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas
juga sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945.
Ketentuan juridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29
tentang Agama ayat 1, dan 2 :
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu. Dengan demikian, agama telah menjadi bagan dari
sistem kenegaraan sebagai hasil konsensus nasional dan konvensi dalam
praktek kenegaraan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Berdasarkan keputusan Menteri Agama RI No.91 Tahun 1967 tentang
struktur organisasi tugas dan wewenang Instansi Departemen Agama Daerah,
36
maka untuk daerah Kotamadya Jambi pada tahun 1968 dengan dinas-dinasnya
sebagai berikut : Dinas Urusan Agama Kota Jambi, Dinas Pendidikan Agama
Kota Jambi, Dinas Penerangan Kota Jambi, Dinas Urusan Haji Kota Jambi, Dinas
Pengadilan Agama Kota Jambi.
Pada saat itu Perwakilan Departemen Agama Kotamadya Jambi sekarang
bernama Kementerian Agama Kota Jambi yang di kepala oleh RD. Hasanuddin
belum mempunyai gedung kantor yang tetap. Dan pada bulan Desember 1971
barulah Departemen Agama Kotamadya Jambi menempati Komplek Ex.
Perwakilan Departemen Agama Provinsi Jambi yang berada pada Jl. Mayang
Mengurai sekarang ini bernama Jl. Prof. DR. Hamka No. 05 Kelurahan Beringin
Kecamatan Pasar Jambi Kota Jambi, Jambi. Memiliki luas 2060 m2.
Kementerian Agama merupakan Kementerian yang bertugas
menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang agama. Pembentukan
Kementerian Agama pada waktu itu dipandang sebagai kompensasi atas sikap
toleransi wakil-wakil islam.
2. Kepala Kementerian Agama Kota Jambi dari Masa Ke Masa
Adapun beberapa nama Kepala Kemenag Kota Jambi dari tahun ke tahun
antara lain sebagai berikut:
a. Ismail Hanafie Bertugas Tahun 1974-1977
b. Drs. H. Anis Husein Bertugas Tahun 1977-1989
c. H. M.Thabrani Kasma, BA Bertugas Tahun 1989-1994
d. Drs. H. Baihaqi Mahidin Bertugas Tahun 1994-2000
e. Drs. Bahrul Hamid, S.Ag Bertugas Tahun 2000-2002
37
f. Drs. H. Abdul Kadir Husein Bertugas Tahun 2002-2007
g. Drs. H. Maryadi, M,Pd Bertugas Tahun 2007-2010
h. H. AR. Sayuti, S.Ag Bertugas Tahun 2010-2012
i. Drs. H. Rusli, M.H.I Bertugas Tahun 2012-sekarang
B. Visi dan Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Jambi yaitu
sebagai berikut :
1. Visi Kementerian Agama Kota Jambi yaitu : “ Terwujudnya masyarakat
Kota Jambi yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, Mandiri dan Sejahtera
Lahir dan Batin ”
2. Misi Kementerian Agama Kota Jambi yaitu :
a. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama
b. Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat Beragama
c. Meningkatkan Kualitas Raudhatul Atfhal, Madrasah, Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan.
d. Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji
e. Mewujudkan Pemerintah yang Bersih dan Berwibawa.34
34
Data Hasil Dokumentasi Kantor Kementerian Agama Kota Jambi, pada tanggal 9
Desember 2019
38
C. Tata Organisasi Kementerian Agama Kota Jambi
1. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kemenag Kota Jambi
KEPALA KUA KEC.JELUTUNG
Muhammad Jabir, S.Ag
KEPALA SEKSI PENDIDIKAN
DINIYAH DAN PONTREN
Pauzi.S.Ag
KEPALA KUA KEC.TELANAIPURA
Muhammad Haris. K, S.Ag
KEPALA SEKSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
H. Faizan, S.Ag, M.H
KEPALA SEKSI PELAYANAN HAJI DAN UMRAH
Drs. M. Sayuti, M.Pd.I
KEPALA KUA KEC. KOTABARU
Satarya, S.Ag
KEPALA SEKSI PENDIDIKAN MADRASAH
Dra. HJ.Darmiati, M.Pd
KEPALA SEKSI BIMAS ISLAM
Zam Zami, S,Ag
KEPALA SUBBAG TATA USAHA
Drs.H.Muslim, M.Pd
PENYELENGGARA SYARIAH
H. Muhammad Yunus, SE
KEPALA KUA KEC.PASAR
H. A. Razak. S.Ag. M.M
KEPALA KUA KEC.JAMBI TIMUR
Drs. Muhammad Soeb
KEPALA KUA KEC.PELAYANGAN
Drs. Serhadi
KEPALA KUA KEC. DANAU TELUK
Drs.Ahmad Fauzi
KEPALA KUA KEC.JAMBI SELATAN
H. Marjuin. S.Ag
KEPALA KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA KOTA JAMBI
Drs. H. Rusli, M.H.I
39
Gambar 3.2
Struktur Organisasi Seksi PHU Kementerian Agama Kota Jambi
Sumber: Arsip Kemenag Kota Jambi
KEPALA KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA KOTA JAMBI
Drs. H. Rusli, M.H.I
KEPALA SUBBAG TATA USAHA
Drs.H.Muslim, M.Pd
KEPALA SEKSI PELAYANAN HAJI DAN UMRAH
Drs. Muhammad Sayuti, M.Pd.I
PENYUSUN PENGENDALIAN BPS
BPIH
Dra. Kartini
PENYUSUN BAHAN PEMBATALAN HAJI
HJ. Jamilah, A.Ma
BENDAHARA PENGELUARAN
HJ. Kiki Ernawati, S.Kom
PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN
Masri HS, S.Ag
PENYUSUN PERLENGKAPAN HAJI
Hady Sukmana. S,Pd.I
PENYUSUN BAHAN PENDAFTARAN HAJI
Oelfah. A.S. S.Kom
PENYUSUN DOKUMEN HAJI
Sri Rodia Rahmata, SH
PENGAWASAN PIHK/PIU
Tesi Malvayeni Hasan. SE
Mariatul Kobtiyah
Said Muhammad Hapiz
Gustina Wirti, SH
Febby Putri Yunita Sari, YS
Hendra Kusmirat
40
D. Tugas dan Fungsi
Program kerja yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kota Jambi,
khususnya di bagian pelayanan haji dan umroh (PHU) merupakan langkah yang
diambil dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Seksi penyelenggaraan
haji dan umroh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 174 PMA Nomor 13 Tahun
2012 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan serta
pengelolaan data dan informasi dibidang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh.
Adapun uraian tugas seksi PHU adalah sebagai berikut:
1. Pendaftaran dan dokumen haji
a) Merumuskan program kebijakan rencana kerja
b) Membagi tugas, mengarahkan, membimbing dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas pendaftaran dan dokumen haji
c) Menyiapkan bahan perumusan visi / misi
d) Menyiapkan data / informasi pendaftaran dokumen haji
e) Menerima, menyeleksi, memproses pembatalan dan mengembalikan
setoran awal BPIH
f) Memelihara dan mengawasi operasional siskohat, menyimpan dan
memelihara dokumen haji serta memproses mutasi calon jamaah haji
2. Pembinaan haji dan umroh
a) Menyiapkan data informasi pedoman penyuluhan haji
b) Melaksanakan bimbingan dan pelayanan, melaksanakan tes / seleksi bagi
calon petugas haji (TPHI/TPIHI)
c) Melaksanakan bimbingan pelatihan ketua regu dan rombongan
41
d) Melaksanakan koordinasi, pembinaan dan akreditasi KBIH
e) Kerjasama dengan lembaga terkait dalam dalam hal pembinaan haji
3. Akomodasi, transportasi, dan perlengkapan haji
a) Menginventarisasi kebutuhan akomodasi calon jamaah haji
b) Menginventarisasi perlengkapan calon jamaah haji
c) Mengkoordinir transportasi calon jamaah haji
4. Pengelolaan keuangan haji
a) Menyiapakan bahan penyajian data
b) Menghimpun pengelolaan keuangan haji
c) Menghimpun laporan keuangan BPAH
d) Melayani permintaan data, bahan / petunjuk kerja tentang pengelolaan
keuangan haji
Sedangkan fungsi seksi PHU adalah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan tugas di lingkungan Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh.
2) Membagi tugas, menggerakkan, membimbing dan mengkoordinasi pelaksanaan
tugas Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh.
3) Melakukan bimbingan dan pelayanan teknis di lingkungan Seksi Penyelenggara
Haji dan Umroh.
4) Mempelajari dari nilai/mengoreksi laporan hasil kerja tugas bawahan.
5) Kerjasama dengan unit kerja terkait.
6) Melakukan pemecahan dan penyelesaian masalah yang timbul di lingkungan
Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh.
42
E. Operasional
Kantor Kementerian Agama Kota Jambi mempunyai beberapa SDM yang
berwawasan tinggi dan berpendidikan tinggi, manajemen operasional di Kemenag
Kota Jambi khususnya Penyelenggara Haji dan Umroh sangat baik dari jam kerja,
kerjasama, hingga semua alur pelayanan yang di kelola oleh seksi PHU, ada
beberapa indikator sistem jam kerja di Kantor Kementerian Agama Kota Jambi :
Tabel 3.1 Jam Kerja
Setiap staff dan Pegawai di Kantor Kementerian Agama Kota Jambi
selalu melaksanakan Apel Pagi tiap jam 07.30 s/d 08.00 Wib, kegiatan tersebut
dilaksanakan tiap hari senin s/d kamis, adapun setiap jum‟at para staff dan
pegawai melakukan senam dan olahraga ringan di jam 07.30 wib.
Manajemen operasional di Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag
Kota Jambi sudah terkoordinir dengan baik, setiap staff dan pegawai mempunyai
kewenangan masing-masing dalam melayani tiap calon jamaah haji dan umroh.
Hari Kerja
Jam Kerja
Jam Istirahat
Senin s/d Kamis
08.00 s/d 16.00
12.00 s/d 13.00
Jum‟at
08.00 s/d 16.30
11.30
43
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelayanan Pendaftaran Ibadah Haji di Kementerian Agama Kota Jambi
Dalam sebuah pelayanan tentunya dibutuhkan sebuah strategi yang
mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi calon jama‟ah haji. Dalam
haji itu juga tidak lepas dengan pelayanan yang mempunyai hubungan sangat erat
dengan kepuasan. Untuk menentukan kepuasan jama‟ah, kualitas pelayanan
diperlukan karena jama‟ah akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan
yang baik atau yang sesuai dengan diharapkan.
Kepuasan jama‟ah akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa kepada
jama‟ah sesuai dengan apa yang diperoleh jama‟ah. Sedangkan definisi pelayanan
adalah memberikan sesuatu kepada pihak lain baik berupa informasi maupun
bentuk lainnya untuk melaksanakan suatu kegiatan. Arti pelayanan di atas juga
mencakup pembimbingan ibadah. Akan tetapi pelayanan disini adalah pelayanan
berkaitan dengan ibadah haji yang hampir seluruhnya berada dalam kewenangan
berbagai instansi pemerintah yang dikoordinasikan oleh Departemen Agama.
Dalam hal pelayanan pendaftaran ibadah haji kantor Kementerian Agama
Kota Jambi di kendalikan dengan standar yang baik agar tujuan kementerian
Agama Kota Jambi dalam memuaskan calon jamaah haji bisa tercapai. Berikut
data Monitoring porsi di Provinsi Jambi dan data Jamaah Haji per Tahun:
44
Tabel 4.1
MONITORING PORSI JAMAAH HAJI DI PROVINSI JAMBI
Nama
Provinsi
Jumlah
Pendaftar
Jumlah Lunas
(Tunda)
Jumlah
Waiting
List
Kuota
Haji
Reguler
Jambi
60.517
93
60.517
2.919
Sumber data: Arsip PHU Kementerian Agama Kota Jambi
Tabel 4.2 Data Keberangkatan Jamaah Haji Kota Jambi Tahun 2017-2019
DATA JAMAAH HAJI KOTA JAMBI TAHUN 2017-2019
NO Tahun Jumlah
1 2017 698
2 2018 612
3 2019 663
Sumber Data: Arsip PHU Kementerian Agama Kota Jambi
Tabel 4.3 Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2017 Berdasarkan Jenis
Kelamin, Pendidikan & Pengalaman Haji
NO
KABUPATEN/KOTA
JENIS KELAMIN PEND
IDIK
AN
PENGALAMAN
BERHAJI Ʃ
Pria Wanita SD SLTP SLTA Diploma S-1
S-2
S-3
Sudah Belum
1 Kota Jambi 246 305 551 375 93 49 7 19 7 1 551 4 547 551
2 Kabupaten Muaro Jambi 35 44 79 44 8 13 7 5 1 1 79 79 79
3 Kabupaten Batang Hari 56 65 121 46 9 35 7 21 3 - 121 - 121 121
4 Kabupaten Tanjab Barat 86 112 198 96 29 34 6 29 4 - 198 17 181 198
5 Kabupaten Tanjab Timur 25 30 55 24 7 11 7 6 - - 55 1 54 55
6 Kabupaten Sarolangun 56 66 122 57 17 27 3 15 3 - 122 - 122 122
7 Kabupaten Tebo 64 76 140 85 16 19 6 14 - - 140 3 137 140
8 Kabupaten Bungo 92 124 216 78 22 57 16 43 - - 216 1 215 216
9 Kabupaten Merangin 140 161 301 150 7 113 7 24 - - 301 8 293 301
10 Kabupaten Kerinci 100 148 248 111 28 41 24 38 6 - 248 - 248 248
11 Kota sungai Penuh 45 51 96 18 10 32 16 19 - 1 96 2 94 96
JUMLAH 945 1.182 2.127 1.084 246 431 106 233 24 3 2.127 36 2.091 2.127
Sumber: Dokumen Kementerian Agama Provinsi Jambi
45
Tabel 4.4 Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2017 Berdasarkan Jenis
Golongan Usia
NO
KABUPATEN/KOTA
GOLONGAN USIA Ʃ
< 21 21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 > 90
1 Kota Jambi - 2 2 32 303 194 18 - - 551 2 Kabupaten Muaro Jambi - - 3 26 28 17 5 - - 79 3 Kabupaten Batang Hari - - 5 25 56 23 10 2 - 121 4 Kabupaten Tanjab Barat - 1 20 64 60 28 20 5 - 198 5 Kabupaten Tanjab Timur - 1 17 17 13 4 2 1 - 55 6 Kabupaten Sarolangun - 4 11 29 53 15 10 - - 122 7 Kabupaten Tebo - - 7 28 53 43 8 1 - 140 8 Kabupaten Bungo - 9 20 52 90 40 5 - - 216 9 Kabupaten Merangin - - 41 71 177 11 1 - - 301
10 Kabupaten Kerinci - - 3 26 89 87 38 5 - 248 11 Kota sungai Penuh - - 1 8 24 63 - - - 96
JUMLAH - 17 130 378 946 525 117 14 - 2.127
Sumber: Dokumen Kementerian Agama Provinsi Jambi
Tabel 4.5 Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2018 Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Pendidikan
NO
KABUPATEN/ KOTA
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN
Jum
lah
Pria Wanita SD SMP SMA Diploma S-1 S-2 S-3
1 Kab. Kerinci 130 171 121 27 58 20 63 11 1 301
2 Kab. Merangin 230 278 271 63 90 26 54 4 - 508
3 Kab. Sarolangun 103 119 190 16 10 4 2 - - 222
4 Kab. Batang Hari 60 69 45 14 35 8 21 6 - 129
5 Kab. Muaro Jambi 76 90 51 19 43 8 41 4 - 166
6 Kab. Tanjab Barat 121 145 186 22 36 12 9 - 1 266
7 Kab. Tanjab Timur 18 19 14 3 8 10 2 - - 37
8 Kab. Bungo 145 176 202 30 50 13 24 2 - 321
9 Kab. Tebo 101 112 114 23 38 7 29 1 1 213
10 Kota Jambi 270 367 225 110 145 29 114 13 1 637
11 Kota sungai Penuh 63 88 57 22 26 7 36 3 - 151
JUMLAH 1.317 1.634 1.476 349 539 144 395 44 4 2.951
Sumber: Dokumen Kementerian Agama Provinsi Jambi
46
Tabel 4.6 Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2018 Berdasarkan Usia
NO
KABUPATEN/
KOTA
GOLONGAN USIA
Jum
lah
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
1 Kab. Kerinci - 1 - 2 6 16 27 41 59 61 57 17 14 301
2 Kab. Merangin - 1 2 7 18 37 68 103 109 80 50 22 11 508
3 Kab. Sarolangun
2 - - 4 12 21 39 37 40 32 18 6 11 222
4 Kab. Batang Hari
- - - - 3 16 26 22 26 15 7 5 9 129
5 Kab. Muaro Jambi
1 2 2 1 5 13 34 35 32 23 10 6 2 166
6 Kab. Tanjab Barat
1 - 2 11 25 40 42 49 31 28 15 5 17 266
7 Kab. Tanjab Timur
- - - 1 5 3 6 9 8 3 - 1 1 37
8 Kab. Bungo 2 1 2 3 11 27 45 67 73 48 24 9 9 321
9 Kab. Tebo - 1 1 1 6 14 35 42 37 33 16 18 9 213
10 Kota Jambi - 2 2 9 20 40 103 127 132 106 51 23 22 637
11 Kota Sungai Penuh
- - - - 1 8 21 15 27 26 34 9 10 151
JUMLAH 6 8 11 39 112 235 446 547 574 455 282 121 115 2.951
Sumber: Dokumen Kementerian Agama Provinsi Jambi
Tabel 4.7 Jamaah Haji Provinsi Jambi Tahun 2019 Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Pendidikan
NO
KABUPATEN/ KOTA
JENIS
KELAMIN
PENDIDIKAN
Jum
lah
Pria Wanita SD SMP SMA Diploma S-1 S-2 S-3
1 Kab. Kerinci 155 182 129 35 69 27 63 11 3 337
2 Kab. Merangin 316 346 311 85 179 26 54 7 - 662
3 Kab. Sarolangun 103 111 180 16 10 4 2 2 - 214
4 Kab. Batang Hari 81 79 49 19 37 18 31 6 - 160
5 Kab. Muaro Jambi 94 90 53 29 43 8 44 4 3 184
6 Kab. Tanjab Barat 165 185 177 63 72 21 15 1 1 350
7 Kab. Tanjab Timur 23 29 19 13 8 10 2 - - 52
8 Kab. Bungo 152 176 202 30 50 13 24 2 7 328
9 Kab. Tebo 113 125 114 33 38 17 29 5 2 238
10 Kota Jambi 282 381 225 136 145 29 114 13 1 663
11 Kota Sungai Penuh 41 58 56 27 9 5 1 1 - 99
JUMLAH 1.525 1.762 1.515 486 660 178 379 52 17 3.287
Sumber: Dokumen Kementerian Agama Provinsi Jambi
47
Dari data di atas, keberangkatan jamaah haji di Kota Jambi setiap
tahunnya mengalami perubahan jumlah jamaah haji. Hal ini menjadi tantangan
untuk Kantor Kementerian Agama Kota Jambi dalam upaya memperbaiki kualitas
pelayanan yang diberikan setiap tahunnya.
Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan semakin
dirasakan penting karena masyarakat semakin kritis terhadap produk jasa yang
diperolehnya. Dalam meningkatkan kualitas pendaftaran ibadah haji di Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi dilakukan pengukuran kualitas akurat dan
memuaskan.
Kementerian Agama Kota Jambi memberikan pelayanan dalam
meningkatakan kualitas pelayanan pendaftaran ibadah haji dengan segera, akurat,
dan memuaskan dan memberikan jasanya secara tepat waktu. Hal ini berkaitan
dengan kepuasan jamaah haji, apabila ini tidak sesuai dengan yang dijanjikan
maka kepuasan jamaah haji akan menurun, sebaliknya apabila ini sesuai dengan
yang dijanjikan maka kepuasan jamaah haji akan meningkat.
1. Pelayanan Pendaftaran Ibadah Haji
Pendaftaran jamaah haji ini adalah proses pencatatan nama, alamat, dan
lain-lain untuk mendaftarkan haji melalui SISKOHAT oleh jamaah haji di Kantor
Kementrian Agama. Jamaah yang mendaftar dengan cara datang langsung ke
kantor Kementrian Agama Kota Jambi oleh pegawai yang bertugas sebagai
penerima pendaftaran. Pegawai akan melayani jamaah dengan suara yang sopan.
Jamaah harus mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi semua persyaratan-
persyaratan. Pendaftaran jamaah haji di Kantor Kementrian Agama Kota Jambi
48
calon jamaah haji di ikutsertakan untuk mendaftr secara langsung di ruang
SISKOHAT, dengan memasukkan (input) data informasi calon jamaah haji yang
bersangkutan, baik berupa nama, tempat tanggal lahir, alamat, nomor KTP, dan
data lainnya yang kemudian dimasukan ke dalam database SISKOHAT.
Pendaftaran jamaah haji bisa dilakukan kapan saja dengan langsung datang ke
kantor Kementerian Agama Kota Jambi pada jam kerja yaitu 08.00 – 16.30 WIB.
Dalam melakukan pendaftaran, jamaah haji harus memenuhi prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan Kementerian Agama Kota Jambi. Adapun ketentuan
pendaftarannya adalah sebagai berikut:
a) Dasar Pelaksanaan Pendaftaran calon haji tahun 1432H/2011 M.
b) Pendaftaran calon haji dilaksanakan melalui SISKOHAT Kementerian Agama.
c) Pembayaran BPIH dilaksanakan dengan sistem Tabungan Haji dengan nilai
minimal Rp. 25.000.000.- per jamaah.
d) Setelah mengisi tabungan, pendaftar mengisi formulir SPPH di Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi dan dilanjutkan ke siskohat untuk dimintakan
porsi haji lewat Siskohat pusat.
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh kepala seksi haji dan umrah
yaitu:
“Untuk pendaftaran biasanya jamaah datang langsung kesini sebab harus
diambil foto dan sidik jari langsung masuk siskohat”.35
Ada dua cara untuk pendaftaran ibadah haji di Indonesia dengan sistem
tabungan dan juga dengan sistem lunas.
35 Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, Kasi PHU Kemenag Kota
Jambi, tanggal 09 desember 2019 pukul 10.00 wib
49
a. Dengan sistem tabungan
Pendaftaran calon jamaah haji dengan sistem tabungan. Yang akan
melunasi BPIH adalah sebagai berikut:
1) Calon jama‟ah haji memeriksakan kesehatan di Puskesmas sekitar untuk
mendapatkan Surat Keterangan Sehat (wawancara dengan calon jamaah
haji Eri Kuryati Binti H. Salam tgl 8 Juni 2020)36
2) Apabila calon jamaah haji pada waktu membuka tabungan haji belum
mengisi SPPH, maka calon jamaah haji tersebut datang ke Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi untuk mengisi SPPH dan ditandatangani
oleh calon jamaah haji yang bersangkutan dan petugas Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Kendal (wawancara dengan Ibu Oelfah.
AS, S.Kom staff penyusun bahan pendaftaran Kemenag Kota Jambi tgl 10
Juni 2020)37
3) Selanjutnya calon jama‟ah haji membawa SPPH datang ke Kantor BPS
(Bank Penerima Setoran) BPIH tempat menyetor semula dengan
membawa buku tabungan haji dan foto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 2
lembar untuk ditempel pada lembar bukti setor lunas BPIH.
4) BPS BPIH melakukan konfirmasi calon jamaah haji sesuai dengan data
yang di entry pada saat pelunasan tabungan ke dalam SISKOHAT BPS
BPIH.
36
Wawancara dengan calon jamaah haji Eri Kuryati Binti H. Salam tgl 8 Juni 2020 pukul 08.30 wib
37 Wawancara dengan Ibu Oelfah. AS, S.Kom staff penyusun bahan pendaftaran Kemenag
Kota Jambi tgl 10 Juni 2020
50
5) Calon jamaah haji melunasi BPIH sesuai dengan Keputusan Presiden RI
tentang BPIH.
6) BPS BPIH akan mencetak bukti setor BPIH lunas sebanyak 5 (lima)
lembar, meliputi:
a) Lembar pertama asli (berwarna putih) dengan ditempel materai Rp.
6.000,-dan foto berwarna ukuran 3 x 4 di pegang calon jama‟ah sendiri.
b) Lembar kedua (berwarna merah muda) ditempel foto berwarna ukuran
3 x 4 guna pemvisaan.
c) Lembar ketiga (berwarna kuning) diserahkan kepada Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi.
d) Lembar keempat (berwarna biru) untuk lampiran SPMA, diserahkan
kepada PPIH embarkasi pada saat calon jamaah haji masuk asrama.
7) Lembar kelima (berwarna putih) di pegang oleh BPS BPIH (wawancara
dengan Ibu Oelfah. AS, S.Kom staff penyusun bahan pendaftaran Kemenag
Kota Jambi tgl 10 Juni 2020) 38
8) Setelah Calon Jama‟ah Haji mendapatkan bukti setor BPIH lunas segera
daftarkan kepada Kantor Kementerian Agama Kota Jambi setelah menerima
lembar bukti setor lunas BPIH, dengan menyerahkan :
a) Surat keterangan kesehatan dari puskesmas domisili.
b) Foto Copy KTP yang masih berlaku dengan memperlihatkan aslinya.
c) Bukti setor BPIH lembar kedua (berwarna merah muda) dan ketiga
(berwarna kuning).
38
Wawancara dengan Ibu Oelfah. AS, S.Kom Jfu penyusun bahan pendaftaran Kemenag
Kota Jambi tgl 10 Juni 2020 pukul 10.00 wib.
51
d) Foto berwarna terbaru, tidak berpakaian dinas dan tidak berkaca mata
hitam (berjilbab bagi wanita dan berpeci bagi pria) ukuran 3 x 4 sebanyak
16 lembar dan 4 x 6 sebanyak 2 lembar untukpaspor haji, SPMA dan tanda
pengenal jama‟ah, foto juga dapat dilakukan di Kementerian Agama Kota
Jambi.
e) SPPH lembar kedua (berwarna merah muda).
9) Setelah petugas Kantor Kementerian Agama Kota Jambi menerima
kelengkapan persyaratan pendaftaran dari calon jamaah haji di atas
petugas akan:
a) Meneliti kelengkapan pendaftaran calon jamaah haji.
b) Mencatat nama dan identifikasi calon jamaah haji ke buku agenda
pendaftaran dan memberikan tanda bukti pendaftaran yang telah
ditandatangani petugas haji Kementerian Agama Kota Jambi.
10) Membuat laporan pendaftaran calon jamaah haji ke Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi. (wawancara dengan Muhammad Sayuti
Kasi PHU Kemenag Kota Jambi tgl 11 Juni 2020)39
b. Dengan sistem lunas
Prosedur pendaftaran calon jamaah haji dengan sistem lunas adalah
sebagai berikut:
1) Calon jama‟ah haji memeriksakan kesehatan ke Puskesmas sekitar
untuk mendapatkan Surat Keterangan sehat (wawancara dengan
Usman bin Kasni jamaah haji tgl 11 Juni 2020)40
39
Wawancara dengan Muhammad Sayuti Kasi PHU Kemenag Kota Jambi tgl 11 Juni 2020
pukul 11.00 wib.
52
2) Calon jama‟ah haji datang ke Kantor Kementerian Agama Kota Jambi
untuk mengisi formulir SPPH dan ditandatangani oleh calon jamaah
haji yang bersangkutan dan petugas Kantor Kementerian Agama Kota
Jambi.
3) Calon jamaah haji dengan membawa SPPH datang ke BPS BPIH yang
tersambung dengan SISKOHAT untuk menyetor BPIH dengan
membawa pasfoto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar untuk
ditempel pada lembar bukti setor lunas BPIH. (wawancara dengan
Ardiansyah calon jamaah haji tgl 12 Juni 2020)41
4) BPS BPIH akan melakukan entry data calon jamaah haji ke
SISKOHAT berdasarkan SPPH. (wawancara dengan Muhammad
Sayuti Kasi PHU Kemenag Kota Jambi tgl 11 Juni 2020)42
5) BPS BPIH mencetak bukti setor BPIH lunas sebanyak 5 (lima) lembar,
meliputi:
a) Lembar pertama asli (berwarna putih) dengan ditempel materai
Rp.6.000,-dan foto berwarna ukuran 3 x 4 untuk calon jamaah haji.
b) Lembar kedua (berwarna merah muda) ditempel foto berwarna
ukuran 3 x 4 untuk pemvisaan.
c) Lembar ketiga (berwarna kuning) diberikan kepada Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi.
40
Wawancara dengan Bapak Usman bin Kasni calon jamaah haji tanggal 11 Juni 2020 pukul 08.40 wib.
41 Wawancara dengan Bapak Ardiansyah calon jamaah haji tanggal 12 Juni 2020 pukul
10.00 wib. 42
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, Kasi PHU Kemenag Kota
Jambi, tanggal 11 Juni 2020 pukul 10.00 wib.
53
d) Lembar keempat (berwarna biru) untuk lampiran SPMA, diserahkan
kepada PPIH embarkasi pada saat calon jamaah haji masuk asrama.
e) Lembar kelima (berwarna putih) dipegang BPS BPIH.
f) Setelah Calon jamaah haji menerima bukti setor BPIH lunas segera
mendaftarkan diri kepada Kantor Kementerian Agama Kota Jambi
setelah menerima lembar bukti setor lunas BPIH, dengan
menyerahkan:
a) Surat keterangan kesehatan dari Puskesmas setempat.
b) Foto Copy KTP yang masih berlaku dengan memperlihatkan aslinya
(wawancara dengan Mulyadi bin Baharudin calon jamaah haji tgl 10 Juni
2020)43
c) Bukti setor BPIH lembar kedua (berwarna merah muda) dan ketiga (berwarna
kuning).
d) Foto berwarna terbaru, tidak berpakaian dinas dan tidak berkaca mata hitam
(berjilbab bagi wanita dan berpeci bagi pria) ukuran 3 x 4 sebanyak 16 lembar
dan 4 x 6 sebanyak 2 lembar untuk paspor haji, SPMA dan tanda pengenal
jamaah.
e) SPPH lembar kedua (warna merah muda).
6) Petugas Kantor Kementerian Agama Kota Jambi setelah menerima
kelengkapan persyaratan pendaftaran dari calon jama‟ah haji akan:
a) Meneliti kelengkapan pendaftaran calon jamaah haji.
43
Wawancara dengan Mulyadi bin Baharudin calon jamaah haji tgl 10 Juni 2020 pukul
09.00 wib
54
b) Mencatat nama dan identifikasi calon jamaah haji ke buku agenda
pendaftaran dan memberikan tanda bukti pendaftaran yang telah
ditandatangani petugas haji Kementerian Agama Kota Jambi.
c) Membuat laporan pendaftaran calon jamaah haji ke Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi.
c. Pembukaan pendaftaran
Waktu penyetoran atau pendaftaran haji dibuka setelah diumumkan
keputusan Presiden RI tentang besarnya BPIH dilakukan pada setiap hari di
jam kerja pukul 08:00-16:00 WIB (wawancara dengan Said Muhammad Hapiz
JFU Pengawasan PIHK/PPIU tgl 11 Juni 2020)44
Pendaftaran Ibadah haji telah menggunakan Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu (Siskohat). Diberlakukan kebijakan pendaftaran dengan prinsip first
come first severd melalui Siskohat secara on-line dan real time sepanjang tahun.
Melalui sistem ini, pendaftar jamaah haji akan mendapatkan nomor porsi setelah
penyetoran awal BPIH sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah)
melalui salah satu dari bank penerima setoran (BPS) BPIH yang tersambung
secara on-line.45
Di Kementerian Agama Kota Jambi Siskohat diproses apabila pendaftar
haji sudah memenuhi syarat. Berikut penjabarannya:
a) Pengecekan berkas persyaratan pendaftaran haji.
44
Wawancara dengan Bapak Said Muhammad Hapiz JFU Pengawasan PIHK/PPIU tgl 11
Juni 2020 45
Wawancara dengan Ibu Oelfah, S.Kom, JFU Penyusun Bahan Pendaftaran Haji,
Tanggal 11 Desember 2019 pukul 11.10 wib.
55
b) Setelah persyaratan dinyatakan lengkap pendaftar masuk keruangan
SISKOHAT untuk mendapat SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji). Di SPPH
pendaftar haji akan mendapatkan nomor porsi. Dengan adanya nomor porsi
pendaftar haji sudah terdaftar secara sah dan resmi.
Pendaftar akan mendapatkan 5 lembar SPPH. SPPH lembar 1 untuk
jamaah haji, SPPH lembar 2 untuk BPS BPIH, SPPH lembar 3 untuk Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota, SPPH lembar 4 untuk Kantor Wilayah
Kementerian Agama Propinsi, dan SPPH lembar 5 untuk Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Persyaratan setiap Warga Negara Indonesia yang akan menunaikan ibadah
haji harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Beragama Islam
b. Berdomisili di Indonesia
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Berusia minimal 12 (dua belas) tahun pada saat mendaftar
e. Foto copy KTP yang masih berlaku 1 lembar
f. Surat keterangan Sehat untuk haji dari Puskesmas setempat
g. Foto Copy Rekening Tabungan Haji dari Bank Penerima Setoran BPIH Dua
Puluh Lima Juta Rupiah 1 lembar
h. Foto Copy KK 1 lembar
i. Foto Copy Akte Kelahiran/ Ijazah/Surat Nikah 1 lembar
j. Foto Copy Paspor (Bagi yang memiliki)
56
k. Jamaah Haji yang pernah menunaikan ibadah haji dapat melakukan pendaftaran
haji setelah 10 (sepuluh) tahun sejak menunaikan ibadah haji yang terakhir.
Keandalan petugas dalam memberikan pelayanan pendaftaran ibadah haji
di Kemenag Kota Jambi dibuktikan dengan pernyataan Bapak Muhammad Sayuti
yang mengatakan bahwa:
“Dalam melayani pendaftaran ibadah haji di Kemenag Kota Jambi petugas
yang menangani pendaftaran ibadah haji harus mengetahui adanya
Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2O18 tentang
penyelenggaraan Haji reguler. Dan harus mengetahui secara rinci tentang
pedoman pendaftaran haji reguler sebagaimana tertuang dalam Kepdirjen
PHU Nomor 28 Tahun 2O16. Dan petugas juga harus memahami bahwa
telah melakukan rekonsliasi data denagn seluruh BPS BPIH tentang
jumlah pendaftar haji reguler di Kemenag Kota Jambi”46
Sebagai penyelenggara dan pemberi layanan, Kantor Kementerian Agama
Kota Jambi memiliki tanggung jawab penuh sebagai penyelenggara dan pemberi
pelayanan kepada jamaah haji dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang
menyangkut pelayanan ibadah haji dimulai dari perumusan dan pelaksanaan,
penyusunan norma-norma, standar operasional, prosedur, dan kriteria, bimbingan
teknis, monitoring operasional ibadah haji serta evaluasi dalam pelayanan
penyelenggaraan ibadah haji.
Suatu pelayanan yang efektif harus memiliki suatu standar sebagai
landasan dalam memberikan pelayanan yang baik. Standar operasional prosedur
atau SOP bisa menjadi sumber daya bagi organisasi dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan kegiatan secara efektif dan efisien.
46
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, Kasi PHU Kemenag Kota
Jambi, tanggal 09 desember 2019 pukul 10.00 wib
57
Adapun dengan menerapkannya SOP, Kementerian Agama Kota Jambi
memiliki tujuan untuk menjamin kelancaran terlaksanaya setiap proses kegiatan
penyelenggaraan Ibadah Haji dan untuk membantu memudahkan masyarakat
dalam proses pendaftaran Ibadah Haji agar berjalan dengan efektif dan efisien.
Standar Operating Procedures (SOP) di kantor Kementerian Agama Kota
Jambi sesuai pemaparan dari Bapak Sayuti selaku Kepala Seksi penyelenggaraan
haji adalah sebagai berikut:
“SOP atau standar operasional prosedur adalah dokumen yang berkaitan
dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan atau dapat dikatakan sebagai acuan untuk melakukan
pekerjaan atau tugas sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja”47
Tujuan dari Standar Operating Procedures (SOP) pendaftaran ibadah haji
di Kementerian Agama Kota Jambi menurut ibu Oelfah selaku staf pendaftaran
dan pembatalan haji dan umroh memaparkan sebagi berikut :
“Jadi tujuan dari SOP itu sendiri untuk mempermudah pelayanan
pendaftaran ibadah haji dengan tanggap, cepat, terampil, efektif dan
efisien, serta membuat panduan kepada calon jamaah haji agar tidak salah
serta memberikan bimbingan calon jamaah haji agar tidak salah dalam
pelaksanaanya.”48
Dalam pendaftaran ibadah haji apabila telah memenuhi persyaratan
pendaftaran, calon jamaah haji berhak mendapatkan porsi jamaah jamaah haji
sesuai dengan ketentuan SOP Pelayanan pendaftaran ibadah haji di Kemenag
Kota Jambi.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat di ketahui bahwa tujuan dari
adanya SOP (Standard Operating Procedures) pendaftaran ibadah haji adalah
47
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, Kasi PHU Kemenag Kota
Jambi, tanggal 09 Juni 2020 pukul 10.00 wib 48
Wawancara dengan Ibu Oelfah selaku JFU Penyusun Bahan Pendaftaran, tanggal 09
Juni 2020 pukul 11.00 wib
58
untuk memberikan kemudahan kepada calon jamaah yang ingin mendaftarkan
dirinya untuk menunaikan ibadah haji dan pendaftaran ibadah haji dengan
tanggap, cepat, terampil, efektif dan efisien, serta memberikan pelayanan terbaik
kepada para calon jamaah yang datang di Kantor Kementerian Agama Kota
Jambi.
“Adapun bentuk SOP pendaftaran Ibadah Haji Kementrian Agama Kota
Jambi sudah terlampir dalam halaman – Lampiran”.
2. Petunjuk SOP (Standard Operating Procedures) Pendaftaran Ibadah Haji
Petunjuk operasional dari SOP pendaftaran ibadah haji di Kementerian
agama Kota Jambi adalah bagaimana pengguna akan membaca panduan prosedur
operasional tersebut dengan cara benar Pendaftaran Jemaah Haji dilakukan di
panitia penyelenggara ibadah haji dengan mengikuti prosedur dan memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh peraturan menteri.
Seperti halnya pernyataan yang dinyatakan oleh Ibu Kiki Ernawati staf
PHU yaitu:
“Prosedur pendaftaran ibadah haji telah kami terapkan/pajang disini yang
ada di depan meja kursi tunggu antrean masuk SISKOHAT, agar
membantu calon jamaah haji memahami proses pendaftaran sehingga tidak
kebingungan lagi pada saat mendaftar”.49
Dalam melaksanakan kegiatan pendaftaran haji, Kementerian Agama Kota
Jambi sebagai suatu organisasi, yang mana diharuskan memiliki manajemen
pengelolaan yang baik untuk penunjang tercapainya suatu tujuan organisasi
sehingga keberhasilan akan tercapai. Oleh karena itu, Kementerian Agama Kota
49
Wawancara dengan Ibu HJ. Kiki Ernawati, S.Kom, Staff Keuangan Seksi Penyelenggara
Haji dan Umroh, Tanggal 13 Desember 2019, pukul 10.30 wib.
59
Jambi menerapkan SOP pendaftaran berdasarkan UU No. 13 tahun 2008. Hal ini
dikarenakan SOP merupakan suatu pedoman yang berisi prosedur-prosedur
operasional yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan
bahwa semua keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh orang-orang didalam
organisasi berjalan secara efektif dan efisien.
Adapun penjelasan prosedur pendaftaran Ibadah haji yakni berdasarkan
hasil wawancara dengan Staf bidang Pengelola Pendaftaran haji menyatakan
bahwa:
“Pendaftaran Jamaah haji itu harus dilakukan langsung oleh pendaftar
dengan tahapan terlebih dahulu melengkapi persyaratan administrasi
berupa : foto copy KTP, KK, dan akta lahir/ijazah/surat nikah yang masih
berlaku sebanyak 5 lembar. Serta membawa pas foto 3x4, berwarna,
background putih, tampak wajah 80%, sebanyak 10 lembar. Tahap kedua,
membuka rekening Haji dengan setoran awal sebesar Rp. 25.000.000,-
setelah itu akan mendapatkan lembar validasi setoran awal dari Bank.
Menyerahkan seluruh administrasi berikut lembar validasi dari bank.
Kemudian petugas pendaftaran akan mengecek seluruh administrasi yang
ada. Calon akan melaksankan foto geometri dan sidik jari. Jamaah meneliti
data yang akan di cetakkan print preview verifikasi daftar porsi untuk di
chek kebenarannya oleh calon jamaah guna menghindari kesalahan cetak.
Selanjutnya calon jemaah akan memperoleh cetakan nomor porsi haji dan
menunggu tahap pelunasan sesuai dengan jatuh tempo berangkat haji.
Menjelang pemberangkatan haji, calon diharuskan melunasi biaya haji.
Setelah lunas calon jemaah akan mendapatkan paspor, dan pembinaan
jamaah haji oleh kemenag.”50
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa prosedur
pendaftaran haji berupa kelengkapan identitas diri seperti KTP,KK, Kartu
Golongan Darah, Akte kelahiran/ surat nikah/ ijazah, dan kelengkapan buku
tabungan haji.
50
Wawancara dengan Ibu Oelfah. AS, S.Kom JFU Penyusun Bahan Pendaftaran,
Tanggal 11 Desember 2019 pukul 09.00 wib
60
Tempat yang digunakan dalam pelayanan pendaftaran ibadah haji masih
berada di lingkungan Kemenag Kota Jambi tetapi ada gedung tersendiri adalah
ruang PHU, ruangan tersebut sudah memadai, di sana khusus untuk melayani
perhajian, mulai dari pendaftaran ibadah haji, ruang siskohat semua dilaksanakan
dengan baik disana.
Peranan yang ramah dalam melayani dengan baik terhadap calon jamaah
haji di Kemenag Kota Jambi yang diberikan oleh staf PHU sangat membantu
mempermudah keseluruhan proses pelayanan pendaftaran ibadah haji terhadap
calon jamaah haji.
Menurut wawancara dengan Bapak Kasi PHU menyatakan:
“Kami selalu memberikan pelayanan baik dengan menumbuhkan budaya
5s “senyum, salam, sapa, santun, dan sopan” kepada masyarakat yang
datang untuk mendaftarkan ibadah haji atau sekedar mencari informasi
tentang perhajian.”51
Dalam kesempatan lain, staf PHU mengatakan hal yang serupa sebagai
berikut:
“Memberikan sambutan berupa senyuman dan mengucapkan salam ketika
pertama dan akhir dengan calon jamaah haji”52
Dari pernyataan tersebut, dapat di ketahui bahwa standar pelayanan publik
wajib dimiliki oleh institusi penyelenggara layanan publik untuk menjamin
diberikannya pelayanan yang berkualitas sehingga masyarakat penerima
pelayanan publik merasakan adanya nilai yang tinggi atas pelayanan tersebut.
51
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, KASI PHU Kemenag Kota
Jambi, Tanggal 11 Desember 2019, pukul 09.00 wib 52
Wawancara dengan Ibu Hj.Jamilah, A.Ma , JFU Penyusun Bahan Pembatalan Haji,
Tanggal 13Desember 2019 pukul 09.00 wib
61
Standar pelayanan publik juga dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk selalu
meningkatkan mutu pelayanan.
3. Tanggapan Calon Jamaah Haji Tentang pelayanan Pendaftaran Ibadah
Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jambi.
Tanggapan calon jamaah haji tentang pendaftaran ibadah haji di Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi yang diungkapkan oleh Ibu Marwiyah yang
melakukan pendaftaran haji beliau mengungkapkan:
“Bagus ya disini, kita dilayani cepat dan yang melayani ramah, juga sopan.
Tadi saya datang jam 9 pagi mbak dan tidak sampai jam 11 sudah
selesai.”53
Sependapat dengan hal diatas tentang pendaftaran ibadah haji, Ibu Kartini
ini juga mengungkapkan bahwa:
“Jadi pendaftaran haji sudah selesai dalam sehari, dan Alhamdulillah
untuk menyetor dana haji ke Bank juga sudah langsung ada disini, dan
kemudian foto. Jadi dalam sehari itu selesai semua urusan tinggal lakukan
pelunasan saja.”54
Kemudian, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Ardiansyah,
yang sedang menunggu antrean pendaftaran haji, mengatakan:
“Kemarin saya udah kesini, terus hari ini kesini lagi untuk melengkapi
berkas pendaftaran untuk ayah saya dek, kalau menurut saya ya pelayanan
pendaftaran ibadah haji di sini pelayananya di respon sangat tanggap,
cepat. Hal ini mempermudah saya juga dalam melakukan pendaftaran”55
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan pendaftaran
sudah berjalan sebagaimana seharusnya, SOP yang terapkan sebagai alat untuk
53
Wawancara dengan, Ibu Marwiyah, Calon Jamaah Haji, Tanggal 11 Juni 2020 pukul
09.00 wib 54
Wawancara dengan bu Kartini Calon jamaah haji, Tanggal 12 Juni 2020 pukul 09.00
wib 55
Wawancara dengan Bapak Ardiansyah calon jamaah haji, Tanggal 15 Juni 2020 pukul
09.00 wib
62
mempermudah calon jamaah haji dalam melakukan pendaftaran ibadah haji. Serta
dirancang untuk mempercepat proses penyelenggaraan ibadah haji di Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu prosedur
adalah petunjuk operasional dalam prosedur yang dilakukan. Petunjuk operasional
SOP pendaftaran ibadah haji Kota Jambi, para calon jamaah akan membaca dan
memahami panduan prosedur atau brosur yang sudah disediakan oleh
Kementerian Agama Kota Jambi tersebut dengan cara benar. Dalam menjalankan
suatu prosedur seksi haji menggunakan suatu pemahaman kepada para calon
jamaah Haji dengan cara memberikan keterangan secara detail tentang prosedur
pendaftaran Ibadah Haji.
Petunjuk operasional terkait standar operasional pendaftaran yang ada di
Kementerian Agama Kota Jambi, Bapak Abidin menegaskan sebagai berikut:
“Kalau menurut saya disini standar pelaksanaanya sudah baik ya, karena
alhamdulillah saya tidak merasakan kebingungan dalam menjalannya step
demi stepnya, karena di papan informasi juga sudah dijelaskan dengan
detail terkait apa persyaratan yang harus dipenuhi dan prosesnya seperti
apa juga sudah bisa saya lihat di sana. Jadi itu sangat membantu calon
jamaah seperti saya ini.”56
Akan tetapi dalam pernyataan narasumber lain menegaskan bahwa
prosedur pendaftaran ibadah haji terlalu rumit sehingga menyulitkan calon jamaah
haji. Hal ini dijelaskan sebagai berikut:
“Saya sudah dari pagi di sini, masih bingung karena ada satu syarat lagi
yang belum saya penuhi, katanya besok di suruh kembali lagi untuk
56
Wawancara dengan Bapak Abidin, Calon Jamaah Haji, Tanggal 15 Juni 2020 pukul
08.00 wib
63
memenuhi persyaratan yang kurang. Saya sudah tua dek kenapa di persulit
ya, rumah saya juga jauh.”57
Standar operasional prosedur pendaftaran ibadah haji yang dijalankan di
Kementerian Agama Kota Jambi sudah berjalan seperti yang diharapkan oleh
Kementerian Agama Kota Jambi, tetapi masih ada sebagian calon jamaah yang
masih merasa kebingungan dalam memenuhi syarat untuk pendaftaran haji.
Dalam proses pelaksanaan SOP pendaftaran ibadah haji di Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi, terdapat mekanisme waiting list. Berkaitan
dengan mekanisme petunjuk waiting list Ibu Kartini memaparkan pengalaman
yang dialami saat melakukan pendaftaran haji, yakni:
“Yang saya rasakan sekarang ya itu lama banget waktu tunggu
keberangkatan haji. Tadi ketika diberi informasi katanya sekarang waktu
tunggunya mencapai 23 tahun, Tapi ya harus sabar ya dek, lah rejeki
untuk daftar haji baru sekarang ya disyukuri saja masih dikasih
kesempatan tahun ini daftarnya.”58
Tanggapan lain untuk para calon jamaah terkait dengan proses pendaftaran
haji adalah proses keberangkatan yang lama, salah satunya dipaparkan oleh Ibu
Tarina binti Sunah, sebagai berikut:
“Selain proses penunggu keberangkatan yang lama, juga tadi dijelaskan
bahwa jamaah yang sudah daftar haji tidak boleh mendaftar lagi, selama
10 tahun dari kepergian hajinya dan sekarang juga ada batasan usia untuk
pendaftaran haji untuk anak-anak, kalau tidak salah tadi usia minimal 12
tahun”59
57
Wawancara dengan Ibu Jenab binti masaroh Calon Jamaah Haji, Tanggal 11 Juni 2020 pukul 10.00 wib
58 Wawancara dengan, Ibu Kartini Calon Jamaah Haji, Tanggal 12 Juni 2020 pukul 09.00
wib 59
Wawancara dengan Ibu Tarina binti Sunah Calon Jamaah Haji, Tanggal 12 Juni 2020 pukul 10.00 wib
64
Terkait dengan tanggapan mengenai mekanisme petunjuk waiting list
dalam prosedur pendaftaran ibadah haji yang banyak diketahui oleh para calon
jamaah adalah dalam hal masa tunggu keberangkatan haji yang begitu panjang
dan setiap tahunya mengalami pertumbuhan masa tunggu yang semakin lama,
sehingga mulai tahun kemarin mulai dibuat kebijakan baru yaitu bahwa jamaah
yang sudah daftar haji tidak boleh mendaftar lagi selama waktu 10 tahun dari
kepergian hajinya dan juga ada batasan usia untuk pendaftaran haji untuk anak-
anak, minimal 12 tahun.
Selain itu, adanya gedung siskohat yang ada dalam satu lingkungan Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi juga sangat membantu, pihak Bank yang
membatu dalam penyetoran awal, yaitu sudah tersedia juga di dalam gedung
siskohat. Sebagaimana disampaikan oleh Kasi PHU sebagai berikut:
“Untuk mendaftarkan diri pergi haji prosesnya tidak lama, karena sekarang
Kemenag mempermudah proses pendaftaran dengan tidak harus datang ke
Bank untuk melakukan setoran awal, sebab saya tadi melakukan setoran
awal di gedung depan itu lo, cepat dan mudah prosesnya tadi.”60
Narasumber Ibu Kartini menambahkan bahwa di antara pihak-pihak yang
terlibat yang berperan penting adalah para seksi haji sendiri, dan juga kerjasama
sangat penting dalam sebuah organisasi.
Sebagaimana hasil wawancara dengan calon jamaah haji dilapangan
sebagai berikut:
“Tetapi yang sangat membantu itu ya ibuk dua yang melayani didepan itu
lo dek, ibuknya baik juga ramah kan dengan adanya beliau operasional
60
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, Kasi PHU Kemenag Kota
Jambi, tanggal 10 Juni 2020 pukul 10.00 wib
65
prosedur juga akan berjalan dengan baik. Intinya kerjasama antar pihak
staf yang ada diruangan sana. Gitu kan ya dek.”61
Dari hasil penelitian dilapangan dapat disimpulkan bahwa sistem
pelayanan yang baik bermanfaat untuk mempermudah calon jamaah haji, dalam
penerapannya ada beberapa pihak yang terlibat dalam menjalankan pendaftaran
ibadah haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jambi, antara lain ada beberapa
pihak Bank yang ikut terjun langsung datang ke lapangan untuk membantu
beberapa calon jamaah yang mau mendaftar Haji dan juga terdapat gedung
siskohat yang sudah mencakup semua disediakan dari Bank hingga untuk foto
yang bertujuan untuk memudahkan para calon jamaah yang melakukan setoran
awal, dan yang paling penting para seksi penyelenggaraan ibadah haji mengambil
andil besar dalam hal melancarkan proses melalui kerjasama dengan pihak bank
terkait sebagai prasarana fasilitator tabungan haji syariah sehingga berjalan secara
efektif dan efisien.
Dalam penyusunan suatu prosedur operasional, hal penting yang harus
diperhatikan adalah pihak yang terlibat di dalam prosedur tersebut. Terkait pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan pendaftaran ibadah haji salah satunya adalah
Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. Bank penerima
setoran biaya penyelenggara ibadah haji yang selanjutnya disingkat BPS BPIH
adalah bank penerima setoran pembayaran BPIH yang ditunjuk oleh BPKH
(Badan Pengelolaan Keuangan Haji), antara lain:
a. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah
61
Wawancara dengan, Ibu Kartini Calon Jamaah Haji, Tanggal 12 Juni 2020 pukul 10.00
wib
66
b. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah
c. CIMB NIAGA Syariah
d. Maybank Syariah
e. Bank Muamalat
f. Bank Sinar Mas Syariah
g. Panin Bank Syariah
h. Bank MEGA Syariah
i. Mandiri Syariah
Dalam pendaftaran ibadah haji ada beberapa pihak yang terlibat mengelola
pendaftaran agar bisa berjalan sesuai dengan yang ditetapkan oleh kementerian
agama Kota Jambi, seperti BPS BPIH, KBIH/KPIH, Dinas Kesehatan dan pihak
yang dilibatkan lagi adalah semua seksi di bidang Penyelenggara Ibadah Haji.
Dapat digambarkan bahwa standar pelayanan yang dijalankan petugas haji
telah dilakukan dengan baik kepada calon jamaah haji dari segi kejelasan petugas
haji, pemaparan langkah-langkah persyaratan pendaftaran haji, dan kesopanan
serta keramahan petugas haji. Hanya masih ada sedikit kekurangan dalam hal
kurangnya perhatian yang lebih detail terkait bimbingan khusus kepada para calon
jamaah haji yang gagap teknologi dan yang berusia tua. Tetapi selebihnya sudah
baik terkait standar pendaftaran ibadah haji di Kantor Kementerian Agama Kota
Jambi.
B. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelayanan
Pendaftaran Ibadah Haji
67
Setiap kantor Kementerian Agama yang menangani pelayanan pendaftaran
ibadah haji di Indonesia tidak luput dari berbagai macam persoalan-persoalan.
Baik yang mendukung maupun yang menghambat. Begitu juga dengan kantor
Kementerian Agama Kota Jambi dalam pelayanan pendaftaran ibadah haji tidak
mungkin tidak terlepas dari kedua faktor tersebut. Dengan mengetahui faktor
penghambat dan pendukung dari pelayanan pendaftaran haji di Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi dapat mengoptimalkan untuk pelaksanaan yang
akan datang dan dengan mengetahui kekurangan dapat meminimalisir kekurangan
tersebut.
Sebagaimana hasil wawancara dari Bapak Kasi PHU Muhammad Sayuti di
Kantor Kementerian Agama Kota Jambi adalah sebagai berikut:62
1. Faktor pendukung pelayanan pendaftaran ibadah haji di Kantor Kementerian
Agama Kota Jambi, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Kementerian Agama Kota Jambi bekerja sama dengan beberapa instansi
yang berhubungan dengan pendaftaran ibadah haji yaitu dengan BPS
bank-bank penerima setoran, dinas kesehatan yang senantiasa membantu,
karena ini juga merupakan dalam bentuk pelayanan pemerintah didalam
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2018
tentang penyelenggaraan ibadah haji reguler yang merupakan landasan
umum Kementerian Agama dalam melaksanakan kegiatan pelayanan haji.
Pernyataan yang sama juga seperti yang disampaikan oleh Ibu HJ. Kiki
Ernawati, S.Kom sebagai berikut:
62
Wawancara dengan, Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.i, KASI PHU Kementerian Agama
Kota Jambi, Tanggal 11 Juni 2020 pukul 10.00 wib
68
“Kami telah bekerjasama dengan beberapa unit perbankan yang memiliki
anak cabang bank syariah seperti Bank Muamalat, BNI Syariah, BRI
Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan lain sebagainya. Keberadaan bank ini
gunanya untuk mempermudah calon jamaah haji dalam melakukan
setoran.”63
b. Proses pendaftaran yang singkat yaitu untuk satu orang jamaah dapat
diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 jam hal ini bisa mempengaruhi atau
mengatasi antrean masyarakat yang sedang mendaftar. Dalam pedoman
SOP tentang aktifitas penerimaan persyaratan, pendataan, kebenaran data,
entry data ke Siskohat.
Begitu juga di kantor Kementerian Agama Kota Jambi, pelayanan ibadah
haji terhadap calon jamaah haji sudah menggunakan sistem siskohat, yang
menjadikan proses pelayanan menjadi lebih efisien dan cepat. Ditandai dengan
calon jamaah haji yang selesai mendaftar sudah bisa mendapatkan nomor porsi.
Seperti wawancara saya dengan Kasi PHU mengatakan sebagai berikut :
“Untuk mekanisme sekarang ini sudah ada yang namanya Siskohat (sistem
informasi dan komputerisasi haji terpadu). Selama ini yang dilakukan
Kemenag itu kan butuh waktu selama 3 hari. Nah setelah adanya bantuan
siskohat ini, hanya butuh waktu 30 menit. Dengan cukup calon jamaah
haji datang ke kantor kita membawa uang Dua Puluh Lima Juta,
selanjutnya di proses di siskohat dalam waktu 30 menit selesai. Sudah bisa
kembali kerumah dengan membawa nomor porsi. Disana sudah lengkap
semua, seperti butuh pas photo sudah ada fotografernya tinggal foto.
Kemudian proses bank, sudah ada 9 bank syariah yang bergabung bersama
kami seperti Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, BNI Syariah, Cimb
Syariah, Mega Syariah, BSM, PANIN Syariah, Sinar Mas Syariah,
Maybank Syariah yang siap membantu dalam proses pembayaran haji.
Makanya sekarang ini jamaah haji yang mendaftar haji lebih efektif, cepat
dan efisien. Itulah inovasi pelayanan prima kami dalam beberapa tahun
ini”64
63
Wawancara dengan Ibu HJ. Kiki Ernawati, S.Kom, Staff Keuangan Seksi Penyelenggara
Haji dan Umroh, Tanggal 11 Juni 2020 pukul 10.00 wib 64
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, Kasi PHU Kemenag Kota
Jambi, tanggal 09 Juni 2020 pukul 10.00 wib.
69
Ini menunjukkan bahwa Kemenag Kota Jambi memang sudah melakukan
pelayanan ibadah haji menggunakan sistem Siskohat, dan juga menurut
wawancara saya dengan salah satu calon jamaah haji yang telah mendaftar yang
mengatakan :
“Iya, sistem mendaftar sekarang lebih cepat dibandingkan dulu. Sekarang
cuma 30 menit langsung selesai ya”65
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan
pelayanan, Siskohat memang sudah dilaksanakan dengan baik.
c. Tersedianya sarana dan prasarana yang digunakan Kantor Kementerian Agama
Kota Jambi dalam proses pendaftaran ibadah haji sudah memadai. Fasilitas
penunjang pendaftaran ibadah haji, yaitu:
1) Seperangkat komputer dan telah online
2) Meja, kursi dan alat tulis lainnya
3) Aplikasi SISKOHAT
4) Perangkat pengambilan sidik jari
5) Kamera yang memadai
6) Brosur yang berisi tentang persyaratan pendaftaran ibadah haji.
Hal tersebut diharapkan bisa mempermudah para calon jamaah,
sebagaimana Bapak Sayuti menyampaikan sebagai berikut:
“Di brosur sudah kami sediakan tentang persyaratan untuk pendaftaran
haji di Kementrian Agama Kota Jambi agar calon jamaah haji bisa tahu
tentang persiapannya”66
65
Wawancara dengan Bapak Abidin Calon jamaah haji, Tanggal 10 Juni 2020 pukul
09.00 wib. 66
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, KASI PHU Kemenag Kota
Jambi, Tanggal 12 Juni 2020 pukul 10.30 wib.
70
Dari pernyataan tersebut, keberadaan brosur akan dapat mempermudah
calon jamaah haji. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi solusi dalam
permasalahan yang terjadi untuk meminimalisir kesulitan dalam melakukan
pendaftaran.
7) BPS BPIH yang sudah ada dilingkungan kantor Kemenag Kota Jambi
“pendaftaran sistem satu atap”
8) Foto alur pendaftaran ibadah haji yang ditempel di ruang penyelenggaran
ibadah haji di Kantor Kemenag Kota Jambi.
d. Informasi yang cepat dan tepat
Informasi yang diberikan Kemenag Kota Jambi dalam menangani perihal
perhajian dengan cara komunikasi langsung tatap muka dengan calon jamaah
haji.
Hal setara di ungkapkan oleh alumni jamaah haji sebagai berikut:
"Alhamdulillah waktu saya mendaftar dulu di layani dengan baik. Bapak
petugas nya langsung menjelaskan dengan saya syarat nya seperti apa, terus
nanti cara nya seperti apa. Ya kalau saya kurang paham, bapak petugasnya
mau kok menjelaskan lagi. Maklum ya, saya sudah tua. Jelasinnya juga
mereka pakai bahasa yang saya mengerti juga"67
Berdasarkan hal tersebut, di ketahui bahwa pelayanan di berikan langsung
oleh petugas PHU agar informasi yang disampaikan tidak salah.
e. Ketepatan waktu saat kegiatan pendaftaran ibadah haji yaitu jadwal pendaftaran
ibadah haji bisa dilakukan pada jam aktif kerja senin sampai hari jum‟at pada
pukul 08: 00 – 16.30 WIB.
67
Wawancara dengan Hasan Kahar alumni jamaah haji, Tanggal 15 Juni 2020. Pukul
10.00 wib
71
Pada saat pelaksanaan pelayanan pendaftaran ibadah haji dilaksanakan
sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Kemenag Kota Jambi. Pelaksanaan
pendaftaran ibadah haji ini dilaksanakan dengan tepat waktu pada jam dan hari
yang sudah ditentukan. 68
Terbukti dengan pernyataan salah satu petugas PHU
Kemenag Kota Jambi bahwasanya jadwal pendaftaran ibadah haji bisa
dilakukan pada jam aktif kerja senin sampai jumat pada pukul 08.00-16.30
Wib di ruang PHU.
f. Persyaratan dan prosedur pendaftaran haji reguler telah diumumkan secara
terbuka kepada masyarakat yang akan mendaftar.
Hal ini setara dengan pernyataan yang di sampaikan oleh Kasi PHU
sebagai berikut:
"Bagi masyarakat calon jamaah haji yang akan mendaftar, biasanya
langsung ke sini dulu menanyakan persyaratannya apa saja"69
Di tambahkan oleh pernyataan calon jamaah haji, Bapak Abidin sebagai
berikut:
"Saya kemarin datang kesini untuk menanyakan tentang syarat syarat
pendaftaran. Jadi hari ini semua syarat sudah saya lengkapi. Jadi tidak
bolak balik takut kurang syarat nya"70
2. Faktor penghambat pelayanan pendaftaran ibadah haji di Kantor Kementerian
Agama Kota Jambi, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Terjadi jaringan trobel yang dapat menghambat proses pendaftaran ibadah haji.
68
Wawancara dengan Bapak Hapiz, JFU Pengawasan PHIK/PPIU, tanggal 11 Desember
2019 pukul 10.30 wib. 69
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, Kasi PHU Kemenag Kota
Jambi, tanggal 15 Desember 2019 pukul 10.00 wib 70
Wawancara dengan Bapak Abidin, Calon Jamaah Haji, tanggal 11 Juni 2020 pukul
11.30 wib.
72
Terkait dengan kendalan entry data SPPH secara online yang seringnya
terjadi trobel dalam jaringan sehingga membuat proses pendaftaran ibadah haji
sedikit terhambat yang terjadi di Kantor Kementerian Agama Kota Jambi,
penjelasan dari Kasi PHU yakni sebagai berikut :
“Untuk kendala dari pencatatan dan pendataan itu sering terjadi trobel
pada sistem jaringan SPPH. Kita punya dua cara pendataan, pertama
manual berupa dokumen dan arsip, yang kedua input data pada komputer.
Ya ini yang sering bermasalah seringnya jaringan trobel, jadi membuat
prosesnya lama.”71
Kendala pencatatan dan pendataan pendaftaran calon jamaah haji adalah
seringnya terjadi trobel pada input jaringan komputer. Hal ini menyebabkan
proses pendataan kurang efisiensi sehinggga membutuhkan waktu lama dalam
input sistem pada SPPH.
Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh seksi haji yang bertugas
menginput data pendaftaran haji:
“Untuk entry data apa lagi seperti waktu seperti ini, bersamaan dengan
pemberangkatan haji, ini mungkin barengan dengan cek visa, di Saudi dan
disini kan salurannya sama jadi sering trobel. Terus yang kedua data
jamaah belum lengkap, sering itu tidak sama nama ayah di KK atau disurat
nikah.”72
Saluran entry data ke SPPH akan sering mengalami trobel ketika input
data bersamaan dengan pemberangkatan haji. Karena membutuhkan
pengecekan Visa di Arab Saudi. Hal ini sejalan dengan keluhan calon jamaah
haji seperti yang di ungkapkan oleh bapak Ardiansyah sebagai berikut:
71
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, KASI PHU Kemenag Kota
Jambi, Tanggal 11 Desember 2019 pukul 10.30 wib. . 72
Wawancara dengan Oelfah. AS, S.Kom JFU Penyusun Bahan Pendaftaran Haji,
Tanggal 12 Desember 2019 pukul 10.50 wib.
73
“Saya harus menunggu lama padahal berkas yang saya lampirkan juga
sudah sesuai. Tapi kata petugasnya jaringan masih eror begitu.”73
Dari calon jamaah dapat disimpulkan bahwa entry data SPPH yang
mengalami kendala membuat proses pendaftaran haji terganggu sehingga harus
menunggu petugas melakukan entry data secara manual, sehingga memakan
waktu lebih lama lagi dari SOP yang sudah di jalankan, sehingga dalam proses
pendaftaran ibadah sehingga dinilai kurang efisiensi.
d. Kurangnya akses pendukung yaitu akses koneksi data dalam menerapkan
pelayanan sistem komputerisasi terpadu kurang maksimal karena seringnya
konektivitas data terganggu akibat faktor cuaca dan hal lainnya sehingga
membuat proses pelayanan dengan sistem ini belum berjalan dengan maksimal
sesuai dengan tuntutan penyelenggaraan pelayanan yang ada.
Prosedur haji mulai dari penerimaan persyaratan, pendataan, validasi,
entry data ke siskohat hingga memperoleh SPPH kurang lebih memakan waktu 20
menit dari yang seharusnya.
Hal tersebut diperjelas dengan pernyataan oleh Bapak Sayuti tentang
permasalahan yang dialami saat proses pendaftaran haji, sebagai berikut:
“Kendala disini, ya itu, kalau pas inputnya bermasalah, nanti dampaknya
pada waktu. Atau pas printernya sini agak bermasalah berpengaruh juga
pada lamanya penerbitan SPPH.”74
Lama proses pendaftaran haji yang sering menimbulkan keluhan karena
disebabkan oleh input data bermasalah ataupun printer ataupun kadang jaringan
yang eror untuk mencetak SPPH mengalami problem, sehingga memakan waktu
73 Wawancara dengan Bapak Ardiansyah, Calon Jamaah Haji, tanggal 11 Juni 2020
pukul 10.30 wib. 74
Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, Kasi PHU Kemenag Kota
Jambi, tanggal 09 Juni 2020 pukul 10.00 wib
74
lebih lama dari yang sudah di perkirakan di dalam SOP pendaftaran ibadah haji
yang telah dibuat.
e. Proses input data SPPH dilakukan secara manual.
Seringkali terjadi trobel pada entry data hal ini disebabkan adanya
kesalahan dari pusat jaringan. Entry ini sering terjadi ketika menjelang
pemberangkatan haji. Hal ini di ungkapkan oleh staff PHU sebagai berikut:
“Data arsip dokumen harus di cek dengan benar, baru kami bisa menginput
data SPPH. Kesalahan eror terdapat pada sistem bukan dari kami.
Solusinya ya kita melakukan penginputan secara manual dulu. Nanti kalo
sistemnya sudah kembali normal kita melakukan entry data secara
online.”75
Kesalahan sistem jaringan terdapat pada pusat, bukan dari kesalahan
sumber daya manusia yang ada di Kementrian Agama Kota Jambi. Seperti yang
telah di ungkapkan oleh Kasi PHU sebagai berikut:
“Jaringan kami kan sering trobel apalagi jika mendekati pemberangkatan
haji. Jadi kami melakukan penginputan data secara manual dulu, sampai
jaringan tersebut bisa di input. Karenakan itu dari pusatnya sendiri yang
bermasalah. Jadi entry data harus menunggu ter inputsembari menunggu
kami melakukan lagi pengecekan terhadap data data dari calon jamaah
haji.”76
Kesalahan dari input data terdapat dari layanan pusat, entry data harus
dilakukan secara manual dulu sebelum sistemnya benar-benar bisa berjalan lagi.
Masalah seperti sudah menjadi permasalahan tahunan. Karena biasanya ini terjadi
karena jaringan pusat digunakan untuk pemvisaan para jamaah haji di makkah,
sehingga berdampak pada system anak cabangnya. Diselang waktu menunggu
petugas haji akan melakukan pengecekan ulang pada dokumen haji.
75
Wawancara dengan Bapak Hapiz, JFU Pengawasan PHIK/PPIU, tanggal 11 Juni 2020 pukul 10.30 wib.
76 Wawancara dengan Bapak Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I, Kasi PHU Kemenag Kota
Jambi, tanggal 10 Juni 2020 pukul 10.00 wib
75
f. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan di antara jamaah tidak sama sehingga
mempengaruhi tingkat pengertian dan pemahaman terhadap jamaah
g. Banyak jamaah haji yang lanjut usia dan mayoritas dari pendaftar lansia adalah
buta aksara sehingga memperlambat kinerja pelayanan pendaftaran. Dari
kendala ini semakin jelas bahwa pelayanan pendaftaran ibadah haji di Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi menjadi terganggu atau kurang maksimal
yang disebabkan oleh kendala-kendala yang ada. Kendala-kendala diatas
sejalan dengan penyelenggaraan ibadah haji selalu didera oleh beragam
masalah internal maupun eksternal yang hampir sama dari tahun ke tahun.
Masalah-masalah itu antara lain adalah ketidak mengertian jemaah haji atas
ritual-ritual yang ada di dalam haji, proses pendaftaran yang lama. Salah satu
kendala tersebut juga dialami oleh Kementerian Agama Kota Jambi tentang
proses pendaftaran yang lama disebabkan terjadi jaringan trobel yang dapat
menghambat proses pendaftaran ibadah haji. Selain itu, untuk staff pelayanan
pendaftaran ibadah haji, memberikan pemahaman mengenai proses pendaftaran
terhadap calon jamaah haji yang lanjut usia dan proses input data SPPH
dilakukan secara manual. Solusi ini dipilih karena dinilai efektif dan efisien
dalam mengatasi semua kendala yang ada di Kementerian Agama Kota Jambi
yaitu terkait dengan sosialisasi yang harus dilakukan agar calon jamaah tidak
lagi mengalami kesulitan saat melakukan pendaftaran ibadah haji.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terkait
pelayanan ibadah haji di Kota Jambi mengenai pelayanan pendaftaran ibadah
haji, yang dilakukan oleh seksi PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umroh)
Kantor Kementerian Agama Kota Jambi, maka dapat di ambil kesimpulan
bahwa:
1. Pelayanan ibadah haji di Kementerian Agama Kota Jambi sudah cukup
baik dalam pelayanan bagi para jamaah haji, hal ini saya buktikan dari
hasil wawancara dengan 10 jamaah haji dan alumni jamaah haji bahwa
semua mengatakan bahwa pelayanan yang di berikan Kementerian Agama
Kota Jambi sudah sesuai dengan yang di harapkan, yaitu sudah memenuhi
syarat pelayanan berupa:
a) Kemudahan dalam pengurusan pelayanan.
b) Mendapatkan pelayanan wajar.
c) Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih.
d) Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang. Hanya saja
pada aspek-aspek pelayanan tertentu perlu optimalisasi agar
pelaksanaan di lapangan dapat berjalan sesuai rencana.
Namun dalam pelaksanaannya belum semuanya maksimal dan
terpenuhi, hal ini terlihat dari adanya kendala yang didapati keterbatasan
sarana dan prasarana yang menghambat kelancaran pelayanan pendaftaran
ibadah haji.
77
2. Faktor pendukung pelayanan jamaah haji di Kementerian Agama Kota
Jambi antara lain:
Bekerja sama dengan beberapa instansi yang berhubungan dengan
pendaftaran ibadah haji yaitu dengan BPS bank-bank penerima setoran,
dinas kesehatan. Proses pendaftaran yang singkat. Tersedianya sarana dan
prasarana. Informasi yang cepat dan tepat. Ketepatan waktu saat kegiatan
pendaftaran ibadah haji. Persyaratan dan prosedur pendaftaran haji reguler
telah diumumkan secara terbuka kepada masyarakat yang akan mendaftar.
Sedangkan faktor penghambat yang terjadi dalam melaksanakan
pelayanan antara lain:
Terjadi jaringan trobel yang dapat menghambat proses pendaftaran ibadah
haji Kurangnya akses pendukung yaitu akses koneksi data dalam
menerapkan pelayanan sistem komputerisasi terpadu kurang maksimal
karena seringnya konektivitas data terganggu akibat faktor cuaca dan hal
lainnya sehingga membuat proses pelayanan dengan sistem ini belum
berjalan dengan maksimal sesuai dengan tuntutan penyelenggaraan
pelayanan yang ada. Proses input data SPPH dilakakan secara manual.
Tingkat kecerdasan dan pengetahuan di antara jamaah tidak sama sehingga
mempengaruhi tingkat pengertian dan pemahaman terhadap jamaah.
Banyak jamaah haji yang lanjut usia dan mayoritas dari pendaftar lansia
adalah buta aksara sehingga memperlambat kinerja pelayanan pendaftaran.
78
B. Saran
Akhirnya dari beberapa temuan, penulis hanya dapat memberikan
beberapa saran dan masukan kepada Kantor Kementerian Agama Kota
Jambi sebagai berikut:
1. Pelayanan yang diberikan Kantor Kementerian Agama Kota Jambi yang
sudah baik agar di pertahankan, dan untuk kedepannya agar lebih
ditingkatkan lagi, agar menimbulkan kesan yang mendalam serta kepuasan
bagi jamaah haji Kota Jambi.
2. Mempertahankan hubungan yang baik antara petugas pelayanan haji
dengan calon jamaah haji agar terciptanya kerjasama yang baik di antara
kedua belah pihak dalam proses pelayanan pendaftaran ibadah haji.
C. Kata Penutup
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah
swt.karena atas berkat rahmat taufik, inayah dan keridhaan-Nya lah akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun masih jauh dari
kesempurnaan serta masih memerlukan perbaikan, namun berkat keridhaan
Allah semuanya dapat terselesaikan. Selanjutnya skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-pihak yang terkait bagi pembaca
serta bagi para aparat yang menjalankan pemerintah. Di samping itu, penulis
juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan oleh sebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik
dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.
79
Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis hanya dapat
berharap dan mendo‟akan semoga Allah SWT memberkahi serta senantiasa
selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin yaa rabbal „Aalamin.
Wassalam
Penulis
MUZAKKIR ABID
NIM. SIP 152030
80
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Abdul Azis dan Kustini, Ibadah Haji dalam Sorotan Publik, (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, 2007), hlm.22
Abdurahmat, Fathoni, Hikmah Ibadah Haji (Jakarta: Dirjen Bimas Islam dan
Penyelenggara Haji, 2003), hlm. 4
Atep Adya Brata, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, (Jakarta: PT. Elex Media, 2003),
hlm.93
Atik dan Ratminto. 2006. Manajemen Pelayanan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
AS. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), Cet. Ke 4, hlm. 17
Anisa Pratiwi, 2018, “Manajemen Pelayanan Calon Jamaah Haji pada kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ikhwan Bandar Lampung”, Skripsi
Ainur, Ahmad. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Malang: Program Sekolah
Demokrasi
Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, (Bandung : Alfabeta, 2006).
Badan Pusat Statistik, 2018
, 1999, Undang-Undang No 17 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan ibadah
haji, Citra Umbaran, Bandung.
, 2008 Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji
, 2009 Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, Citra
Umabaran, Bandung
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm.179
81
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-5,
(Bandung: Alfabeta, 2013)
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya (Jakarta: Dharma Art, 2015),
hlm.62
Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis Dalam Berusaha, (Surabaya: Usaha Nasional,
1981), hlm.13
Hayat, Manajemen Pelayanan Publik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017),
hlm. 22
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006
Kep. Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum
penyelenggaraan pelayanan publik
Kementerian Agama RI, Intisari Langkah-Langkah Pembenahan Haji (Jakarta:
Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh, 2010), hlm.193
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,
Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009.
Mulyati, 2017, “Kualitas Pelayanan Ibadah Haji Di Kementerian Agama Kota
Makassar”, Skripsi
Moenir. H.A.S, 2010, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi
Aksara
Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012),
hlm. 15, 71-79
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia (PMA) Nomor 13 Tahun 2018
Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler, hlm.9
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm.826
Philip Kottler, Marketing Management: Analisis Planning, Implementation and
Control Eight Edition, New Jersey, (Prentice Hall, 1994), hlm.446
82
Ratminto dan Atik Septi Winarsig, Manajemen Pelayanan (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), hlm. 2, 23-24
Raya, Thib Ahmad, dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam
Islam, Jakarta: Pernada Media, 2003.
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012).
Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press,
2014)
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. ke-10, (Bandung: Alfabeta, 2014)
Sutopo dan Adi Suryanto, Pelayanan Prima, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia, 2006), hlm.5
Tambunan, Pedoman Penyusun Standard Operating Procedur (SOP), (Jakarta:
Maistas Publishing, 2013) hlm.86
Yusni, Muhammad Ali, 2015, “Pelayanan publik studi tentang pelayanan haji di
kementerian agama kota samarinda” Ejournal ilmu pemerintahan, Vol 3, No
1, 2015, pp 318-332. Diaksess pada https://ejournal.ip.fisip.unmul.ac.id.
LAIN-LAIN
Arsip Kantor Kementerian Agama Kota Jambi
83
L
A
M
P
I
R
A
N
84
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan
1 Drs.Muhammad Sayuti, M.Pd.I Kepala Seksi Pelayanan Haji dan
Umroh Kemenag Kota Jambi
2 Said Muhammad Hapiz JFU Pengawasan PIHK/PPIU
3 Oelfah. AS, S.Kom JFU Penyusun Bahan Pendaftaran
4 HJ. Jamilah,A.Ma JFU Penyusun Bahan Pembatalan Haji
5 HJ. Kiki Ernawati, S.Kom Bendahara Pengeluaran
6 Eri Kuryati Binti H. Salam Calon Jamaah Haji
7 Usman bin Kasni Calon Jamaah Haji
8 Ardiansyah Calon Jamaah Haji
9 Mulyadi bin Baharudin Calon Jamaah Haji
10 Marwiyah Calon Jamaah Haji
11 Kartini Calon Jamaah Haji
12 Tarina binti Sunah Calon Jamaah Haji
13 Abidin Calon Jamaah Haji
14 Jenab binti masaroh Calon Jamaah Haji
15 Hasan Kahar Alumni Jamaah Haji
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
CURICULUM VITAE
Nama : MUZAKKIR ABID
Nim : SIP 152030
Tempat/Tgl.Lahir : Puntikalo, 08 Februari 1997
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat asal : Rt 007 Desa Puntikalo, Kecamatan Sumay, Kabupaten
Tebo.
Alamat sekarang: Jln. Lintas Timur, Rt 01 Desa Berembang,
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan :
NO JENJANG PENDIDIKAN TAHUN
1. SD Negeri 019/VII Puntikalo 2009
2. MTs Negeri 3 Tebo 2012
3. SMK Negeri 1 Muaro Jambi 2015
4. UIN STS Jambi 2015-Sekarang
95
DOKUMENTASI
WAWANCARA DENGAN KASI PHU KEMENAG KOTA JAMBI
KANTOR KEMENAG KOTA JAMBI
96
FOTO DENGAN CALON JAMAAH HAJI
SUASANA DI DALAM KANTOR PHU KEMENAG KOTA JAMBI