Upload
dinhlien
View
277
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
i
PELESTARIAN MAKAM SUNAN GUNUNG JATI
SEBAGAI WISATA RELIGI
DI KABUPATEN CIREBON PROVINSI JAWA BARAT
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan
Gelar Sarjana Pariwisata jurusan Hospitality
Disusun oleh :
Nama : Nurwidya Adiati
NIM :130758
Jurusan : Hospitality
Jenjang : Strata satu / S1
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO (STIPRAM)
YOGYAKARTA
2018
v
KATA PENGANTAR
Puji Sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia dan
limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaiakan Jurnal Ilmiah Domestic Case
Study dengan judul “PELESTARIAN MAKAM SUNAN GUNUNG JATI
SEBAGAI WISATA RELIGI DI KABUPATEN CIREBON PROVINSI
JAWA BARAT.”.
Dapat terselesaikan nya jurnal ini tidak terlepas dari beberapa pihak yang
slalu turut serta membantu dan membimbing.untuk itu oenulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Suhendroyono, SH.MM.M.Par, CHE selaku Ketua STIPRAM
Yogyakarta beserta seluruh jajaran nya yang memberikan sarana dan
fasilitas sehingga dapat terbentuknya Artikel ilmiah ini.
2. Dra.Damiasih MM.M.Par selaku dosen pembimbing yang dengan
penuh kesabaran selalu membimbing penulis untuk dapat terbentuknya
Artikel Ilmiah ini.
3. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu sehingga penulis dapat
menyusun Artikel Ilmiah ini.
4. Seluruh keluara dan teman teman yang selalu medukung terbentuk nya
Artikel Ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam Artikel Ilmiah ini banyak kesalahan dan
kekurangan yang membuat Artikel Ilmiah ini tidak sempurna. Maka dari itu
penulis mengharap kan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga Artikel Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Atas perhatiannya penulis mengucapkan Terima Kasih.
Yogyakarta , 26 Januari 2018
Penulis,
Nurwidya Adiati
vi
MOTTO
“ Bila ingin Bahagia buatlah tujuan yang bisa mengendalikan pikiran ,
melepaskan Tenaga, serta mengilhami harapan”
(Andrew Carnegie)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Artikel Ilmiah ini saya persembahkan untuk :
1. Allah SWT
Puji syukur atas berkat dan kehadirat-Nya karena berkat limpahan rahmat-
Nya , artikel ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik
2. Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
Terima kasih untuk sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo karena sudah
memberikan ilmu yang luar biasa dan kesempatan juga pengalaman yang
tidak ternilai,
3. Keluarga
a. Orang tua
Ucapan terima kasih yang tiada habis nya untuk Ayah dan Ibu yang
selalu mendukung baik secara moril maupun materil yang dan selalu
berusaha memberikan terbaik untuk penulis dan adik adik
b. Adik adik tersayang
Terima Kasih karena selalu mendukung memberikan semangat agar
artikel ilmiah ini dapat selesai dengan baik
4. Tunangan dan Sahabat
Ucapan terimakasih dari hati yang terdalam karena sudah membantu
secara moril dalam penyelesain Artikel Ilmiah ini.
5. Pengelola dan Masyarakat sekitar Makam Sunan Gunung jati
Terimakasih kepada masyarakt desa Astana yang memberikan informasi
dam membantu memdapatkan data data yang dibutuhkan dalam
pembuatan artikel ilmiah ini
6. Bakesbangpol dan Dinas Pariwisata kab Cirebon
Ucapan terimakasih untuk mempermudah penulis dalam mendapatkan
perijinan untuk penelitian sehingga saya dapat melakukan penelitian
dengan baik dan aman,
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................... ..... v
MOTTO ................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................... . vii
DAFTAR ISI ...................................................................................... ... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. x
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................... xi
ABSTRAK ............................................................................................. 1
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 2
A. Latar Belakang ...................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ................................................................. 6
C. Waktu dan Tempat Magang Kerja ........................................ 2
D. Metode Pengumpulan data .................................................... 2
E. Sistematika Laporan.............................................................. 2
BAB II. LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Landasan Teori ..................................................................... 8
B. Metodologi Penelitian .......................................................... 9
1. Jenis Penelitian .................................................................. 9
2.Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 9
3.Spesifikasi Penelitian ........................................................ 9
4.Sumber Data ...................................................................... 10
5.Teknik Pengumpulan Data ................................................. 10
6.Teknik Pengolahan Data .................................................... 11
7.Analisis Data ...................................................................... 11
ix
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data ................................................................. 12
B. Pembahasan ..................................................................... 17
1.Deskripsi Responden .................................................... 17
2.Faktor Internal .............................................................. 19
3.Faktor Eksternal ........................................................... 26
4.Matrik SWOT .............................................................. 30
5.Analisis Data ................................................................ 35
6.Jawaban Rumusan Masalah ......................................... 36
BAB V. PENUTUP ................................................................................ 24
A. Simpulan ............................................................................... 38
B. Saran ...................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 40
CURRICULUM VITAE......................................................................... 41
LAMPIRAN ............................................................................................ 43
x
DAFTAR TABEL
Analisis faktor lingkungan internal ....................................................... 25
Analisis faktor lingkungan eksternal ..................................................... 29
Matriks SWOT ...................................................................................... 30
xi
DAFTAR DIAGRAM
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin .............................. 18
Karakteristik responden berdasarkan jenis usia .................................... 19
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ........................... 20
PELESTARIAN MAKAM SUNAN GUNUNG JATI
SEBAGAI WISATA RELIGI DI
KABUPATEN CIREBON PROVINSI JAWA BARAT
ABSTRACT
Nurwidya adiati , 130758 .
Hospitality
Nurwidya adiati , 130758
Hospitality
Makam Sunan Gunung Jati is one of religion
tourisn that very famousin Indinesia many
islami history that visitors can see and learn
In makam Sunan Gunung Jati. Makam
Sunan Gunung jati had three culture inside
they are : Chinese culture, javanese and
arabian. Makam sunan Gunung Jati need a
conservation because Makam Sunan
Gunung Jati very potencial to be favorit
tourism destination in religion. The
Conservation need teamwork from
goverment’s, local society, and Kasepuhan
Kingdom.
This article use qualitative method and
SWOT analysis for data analysis.
The conservation efforts from Makam Sunan
Gunung Jati organizer as far as now are
about regulation, improve parking are to be
better for visitors, make islamic event and
java culture event. But now makam Sunan
Gunung Jati had many cadger who made
visitor no safety and comfortable to make a
devotional visit to a scared in Makam Sunan
Gunung Jati. The existance of cooperation
beetwen all of Organizer is the point to make
The conservation of Makam Sunan Gunung
Jati. And Makam Sunan Gunung Jati will be
leading for religion tourism in Indonesia
Keywords: Makam Sunan Gunung Jati,
Religion Tourism, conservation, Teamwork,
localsociety rale.
Makam Sunan Gunung Jati merupakan
salah satu wisata religi yang cukup terkenal
di indonesia terutama di Jawa barat karena
terdapat banyak sejarah yang tersimpa di seluruh area makam. Selain itu para
pengeunjung dapat mempelajri dan melihat
sejarah islam. Makam Sunan Gunung Jati
memilik unsur tiga kebudayaan yaitu
kebuyaan cina, jawa dan arab. Makam
Sunan Gunung JATI sangat membutuhkan
upaya pelestarian karena unsur sejarah nya
yang kuat dan berpotensi menjadi wisata
religi favorit. Upaya pelestarian
membutuhkan kerja sama anatara pengelola,
pemerintah daerah dan pihak keraton.
Artikel ini menggunakan metode kualitatif
dan nalisi swot sebagai analis data.
Upaya pelestarian Makam Sunan Gunung
Jati sejauh ini adalah tentang regulasinya,
pengelolaan taman parkir dan pembuatan
acara pada hari besar islam dan juga cara
tentang kebudayaan dan kepercayaan warga
Cirebon. Tetapi sekarang Makam Sunan
Gunung Jati memilik banyak sekali
pengemis yang membuat wisatawan atau
pengunujung makam tidak nyaman Peran
dari seluruh pengelola makam adalah kunci
untuk pelestarian Makam Sunan Gunung
Jati. Dan Makam Sunan Gunung Jati dapat
menjadi pilihan utama wisata religi di
Indonesia.
Katakunci : Makam Sunan Gunung Jati,
wisata religi, pelesatarian, kerjasama,
masyrakat lokal.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pariwisata sekarang bukan merupakan hal yang asing bagi masyarakat
dunia karena itu setiap negara di dunia ini berlomba lomba untuk memperbaiki
sektor pariwisata mereka dan menjadikan pariwisata mereka dan menjadikan
pariwisata sebagai devisa yang berkontribusi besar bagi negara nya
Saat ini , sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira kira 4%
dari total perekonomian . Pada tahun 2019 pemerintah Indonesia ingin
meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB , sebuah target yang
ambius ( mungkin terlalu ambisius) yang meamplikasikan bahwa dalam waktu 4
tahun mendatang junmlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi
kira kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini pemerintah akan berfokus pada
memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi
dan komunikasi ) akses kesehatan dan kebersihan dan juga mmeningkatkan
kampanye promosi online (marketing) di luar negeri. Pemerintah juga merevisi
kebijakan akses visa gratis di 2015 untuk menarik lebih banyak turis asing.
Dengan bertambahnya jumlah kedatangan turis asing ( baik turis maupun
pebisnis asing ) dikombinasikan dengan pertumbuhan PDB sebesar 5% dan
pertumbuhan investasi ada permintaan yang meningkatkan untuk hotel dan
kondiminum (yang menggbungkan ciri ciri apertemen dan hotel) dan juga tempat
tempat konferensi dan pameran. Apabila target pemerintah menyambut 20 juta
turis asing pada 2020 tercapai maka ada kebutuhan besar untuk industri perhotelan
negara ini terlebih lagi masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai
pada akhir 2015, mengimplikasikan hubungan dagangyang lebih intensif di
wilayah ASEAN ( mengakibatkan semakin besarnya pemerintah untuk akomodasi
hotel, dll).
Keberagaman suku bangsa tersebut mengakibatkan keberagaman hasil
budaya seperti jenis tarian, alat music, dan adat istiadat di Indonesia. Potensi
Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang dimiliki Indonesia diantaranya
berupa keanekaragaman wisata sejarah dan budaya dengan keunikan dan keaslian
budaya tradisional dari masing-masing daerah.Keseluruhan potensi ODTW
2
tersebut merupakan sumber daya ekonomi yang bernilai tinggi dan sekaligus
merupakan media pendidikan dan pelestarian kebudayaan dan sejarah yang
dimiliki Negara Indonesia.Sasaran tersebut dapat tercapai melalui pengelolaan
yang benar serta terorganisir, baik lintas sektoral maupun swasta yang berkaitan
dengan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata tersebut. Misalnya
pemerintah daerah,lingkungan hidup, lembaga swadaya mmasyarakat, serta
masyarakat itu sendiri. Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait
antara barang berupa onjek wisata itu sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan
prasarana yang mendukungnya yang juga terkait dalam industrypariwisata.Usaha
mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata.
Kendati begitu, Bali dan Jakarta telah mendapatkan investasi yang besar
di beberapa tahun terakhir (terutama di pasar kelas atas) yang mnyebabkan suplai
yang berlebihan . Para investor yang ingin mendirikan hotel hotel di wilayah ini
(dan juga hotel hotel yang sudah ada ) perlu memunculkan konsep yang asli dan
kreatif untuk menjadi pemimpin pasar. Begitupun daerah daerah tujuan wisata
yang lain . Indonesia memiliki berbagai macamn jenis wisata diantaranya : wisata
alam, wisata budaya, wisata religi, wisata belanja, dan masih banyak lagi. Salah
satu wisata religi yang terkenal di Indonesia adalah wisata religi wali songo.
Wisata religi walisongo ada di cirebon. Wisata religi biasa juga disebut ziarah ,
Ziarah merupakan berkinjung ke tempat tempat suci atau tempat bersejarah seperti
kota mekkah madinna atau tempat lainnya seperti tempat para ulama yang telah
tiada sedangkan ziarah kubur orang orang orang melakukannya karena tradisi
sehingga tidak mengetahui atau tidak menyadari tujuan dan hikmahnya bahkan
tidak sedikit orang mdelakukan nya karena alasan duniawi, Namun tidak sedikit
orang juga berziarah berdasargan kepahaman nya mengenai agama islam karena
ziarah kubur juga merpakan bagian dari ajaran islam. Banyak sekali tempatyang
bvisa dikunjungi untyk melakukan wisata religii di indonesia ini salah satunya kota
Cirebon
Kota Cirebon adalah salah saatu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat
Indonesia kota ini berada di pesisir utara Pulau Jawa atau yang dikenal dengan
jalur pantura yang menghubungkan jakarta- Cirebon- Semarang- Surabaya.
3
Pada awalnya Cirebon berasal dari kata saruban , Cirebon adalah sebuah
dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa. Lama kelamaan Cirebon
berkembang menjadi sebuah desa yang ramai yang kemudian diberi nama Caruban
( Carub dalam bahasa citrebon berarti bersatu padu ). Diberi nama demikian karena
di sana bercampur para pendatang dari beraneka bangsa diantaranya sunda, jawa,
tionghoa, dan unsur unsur budaya bangsa arab , agama, bahasa, dan adat istiadat.
Kemudian pelafalan kata caruban berubah menjadi carbon,dan kemudian cerbon
Cirebon dikenal dengan nama kota udang dan kota wali. Selain itu kota
cirebon disebut juga sebagai Caruban Nagari ( penanda gunung ceremai ) dan
Grage ( Negeri Gede) dalam bahasa cirebon berarti kerajaan yang luas. Sebagai
daerah pertemuan budaya antara suku jawa dan bangsa cina juga para pendatang
dari Eropa sejak beberapa abad silam , masyarakat cirebon dalam berbahasa biasa
menyerap kosakata bahasa bahasa tersebut dalam bahasa Cirebon . misalkan saja,
kata miurad yang artinya bersusun ( serapan dalam bahasa arab ) kata taocang
yang berarti kucir (serapan dari bahasa cina) serta kata sonder yang berarti tanpa (
serapan dari bahasa eropa).
Kota Cirebon merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang cukup
terkenal berkat adanya Makam Syarif Hidayatullah seorang mubaligh, pemimpin
spiritual dan sufi yang juga dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
Peristirahatan terakihi Sunan Gunung Jati dan keluarganya ini disebut dengan
nama Wukir Sapta Rengga. Makam ini terdiri dari sembilan tingkat dan pada
tingkat kesembilan inilan Sunan Gunung Jati dimakamkan. Sedangkan tingkat
kedelapan ke bawah adalah Makam keluaarga dan para keturunan nya baik
keturunan dari keraton Kanoman maupun Kersaton Kasepuhan.
Di makam ini terdapat pasir malela yang berasal dari mekkah yang
dibawa langsung oleh Pangeran Cakrabuana, putera Sri Baduga Maharaja Prabu
Siliwingi dar kerajaan Padjajaran karena proses pengambilan pasir dari mekkah itu
membutuhkan perjuangan yang cukup berat, maka pegunjung dan juru kunci yang
keluar dari kompleks makam ini harus membersihakan kakinya terlebih dahulu
agar pasir tidak terbawa keluar kompleks walu hanya sedikit . Larangan ini
tersebut merupakan instruksi langsung dari Pangeran Cakrabuana sendiri.
Makam yang menempati lahan seluas 4 hektar ini merupakan wisata
ziarah yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan / peziarah baik dari cirebon
maupun kota kota sekitarnya. Kedatangan para peziarah itu biasanya berlangsung
4
pada waktu waktu tertentu seperti malam jmat kliwon, peringatan maulud nabi
Muhammad SAW , ritual Grebeg Syawal, ritual Grebeg Rayagung, dan ritual
pencucian jimat. Makam Sunan Gunung Jati terletak di desa Astana, Kecamatan
Gunung Jati Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Indonesia.
Bangunan Makam Sunan Gunung Jati memiliki gaya arsitektur yang
unik yaitu kombinasi gaya arsitektur Jawa Arab, dan Cina. Arsitektur jawa terdapat
pada atap bangunan yang berbentuk limasan. Arsitektur Cina tampak pada desain
interior dinding makam yang penuh dengan hiasan keramik dan porselin. Selain
menempel pada dinding makam , benda benda antik tersebut juga terpajang di
sepanjang jalan makam. Semua benda itu sudah berusia ratusan tahun namun
kondisinyan masih terawat., Benda benda ini dibawala oleh istri Makam Sunan
Gunung Jati , Nyi mas Ratu Rara Sumendang dari Cina sekitar abad ke 13 M.
Sedangkan arsitektur Timur Tengah terletak pada hiasan kaligrafi yang terukir
indah pada dinding dan bangunan makam itu.
Keunikan lain nya tampak pada adanya sembilan pintu makam yang
tersusun bertingkat. Masing masing pintu tersebut mempunyai nama yang berbeda
beda , secara berurutan dapat disebut sebagai berikut : pintu gapura, pintu krapyak ,
pintu pasujudanl, pintu ratnakomala, pintu jinem, pintu rararoga , pintu kaca
bacem, dan pintu kesembilan bernama pintu teratai. Semua pengunjung hanya
boleh boleh memasuki samapai ke lima saja. Sebab pintu ke enam sampai ke
sembilan hanya diperuntukan bagi keturunan Sunan Gunung Jati sendiri.
Komplels makam ini juga dilengkapi dengan dua buah ruangan yang
disebut dengan Balaimangu Mjapahit, dan Balaimangu Padjajaran, Balaimangu
majapahit merupakan bangunan yang dibuat oleh kerajaan Majapahit untuk
dihadiahkan kepada Sunan Gunung Jati sewaktu ia menikah dengan Nyi Mas
Tepasari , putri dari salah satu seorang pembesar Majapahit yang bernama Ki
Ageng Tepasan. Sedangkan Balaimangu Padjajaran merupakan bangunan yang
dibuat oleh Prabu Siliweangi untuk dihadiahkan kepada Syarif Hidayatulloh
sewaktu ia dinobatkan sebagai Sultan Kesultanan Pakungwati ( kesultanan yamng
merupakan cikal bakal berdirinya Kesultanan Cirebon).
Selain terkenal dengan arsitektur atau desain bnagungannya yang unik ,
obyek wisata ziarah makam Sunan Gunung Jati ini juga terkenal dengan berbagai
macam ritualnya seperti yang tadi diesbutkan diatas. Seperti grebek Syawal ialah
tradisi tahunan yang diselenggarakan setiap hari ke 7 bulan syawal untuk
5
mengenang dan melsetarikan tradisi Sulta Cirebon dan keluarganya berkunjung ke
makam Sunan Gunung Jati setiap bulan itu. Sedangkan Grebeg Rayagung ialah
kunjungan masyarakat setempat ke makam yang diadakan setiap hari raya idul
adha . Selain itu terdapat juga ritual tahunan pada hari ke 20 di bulan ramdhan
tradisi tersebut pencucian jimat dan tradisi ini biasnya dilakukan setelah sholat
subuh bertujuan untuk memperingati Nuzulul Qur”an yang jatuh pada tanggal 17
ramadhan
Selain itu ada 3 jenis wisata berbasi keagamaan maupun kerohanian
yaitu wisata religi, wisata syariah, wisata halal. Wisata religi (Religious tourism /
pilgrimage tourism) menekankan pada keunikan, keindaham dan nilai religi seperti
obek wisata religi berupa mengunjungi masjid , peninggalan bangunan bersejarah
bernilai religi ziarah dll. Oleh karena itu wisata religi seringkali erat kaitannya
dengan wisata sejarah yang merupakan bagian dari wisata budaya maka dalam
kementrian parwisata di bawah Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya
terdapat Bidang Pengembangan Wisata sejarah dan Religi. Wisata Halal
mengemuka karena wisatawan muslim yang datang ke negeri berpenduduk
mayoritas non muslim dan mengalami kesulitan mendapatkan makanan yang halal
sementara jumlah wisatawan muslim terutama dari timur tengah sangat besar
jumlah nya maka penyedia wisata halal oleh negara negara di dunia ( terutama
oleh negara mayoritas berpendudk non muslim) merupakan peluang bisnis yang
memberikan dampak ekonomi yang cukup besar maka penjelasan wisata halal
sebagai berikut, halal ialah segala sesuatu yang bebas dari bahaya yang digunakan
secara fisik maupun batin manusia seperti harta , makanan dan minuman ,
kosmetik dan obat obat an yang material penanganan nya dapat menjamin
kehalalan oleh karena itu obyek wisata halal ialah berupa hotel, rumah makan,
restoran dan lain sebaginya yang menggunakan material halal dan thoyyib diukur
melalui proseedur yang memenuhi syarat sertifikasi halal, penekanan wisata halal
lebih kepada material dan cara penggunaanya sehinnga hotel , rumah makan ,
restoran dan lain sebagainya sangat ditekan kan pada bahan material halal seperti
ketersediaan makanan , minuman,, kosmetik, sabun , shampoo dan sebagainya
yang jelas kehalalan nya. Wisata syariah , syariah sendiri memilik arti aturan dalam
hukum islam yang harus ditaati oleh orang yang beriman. Wisata Syariah adalah
kegiatan wisata yang sesuai dan tidak melanggar aturan islam. Obyek wisata
syariah mencakup seluruh obyek wisata yang ada kecuali yang tidak sesuai dengan
6
aturan hukum islam , obyek wisata syariah dapat berupa Pantai, Taman rekreasi,
Pagelaran seni, budaya dan lain sebaginya yang masih dalam koridor hukum islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di jelaakan diatas,penulis
dengan ini merumuskan masalah yang penulis akan kaji :
1. Bagaimana peran pemerintah daerah terhadap Pelesatarian Makam Sunan
Gunung Jati sebagai wisata religi utama di Cirebon?
2. Bagaiman peran masyarakat atau terhadap kegiatan yang ada di wisata religi
Makam Sunan Gunung Jati ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang penulis terapkan meliputi permasalahan dalam
usaha pelesatarianMakam Sunan Gunung Jati sebagai wisata religi yang ada di
kabupaten Cirebon dan juga peran pemerintah , masyarakat maupun
wisatawan yang berkunjung ke Makam tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peranan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola
wisata religi Makam Sunan Gunung Jati.
2. Untuk ikut melestarikan wisata religi sekaligus peninggalan sejarah Makam
Sunan Gunung Jati.
3. Supaya bisa mengetahui penyebab banyak wisatawan jarang kembali
berkunjung setelah datang ke wisata religi Makam Sunan Gunung Jati.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi :
1. Bagi Penulis
7
a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai cara
pengembangan dan pemasaran sebuah wisata religi yang berada di desa
Astana Jawa Barat
b. penulis mendapatkan kesempatan menerapkan teori yang didapat
selama perkuliahan dalam penulisan proposal ini
c. mengetahui bagaimana upaya masyarakat, pelaku pariwisata,
pemerintah daerah dalam mengembangkan dan melesatarikan wisata
religi Makam Sunan Gunung Jati.
d. sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 hospitality
di sekolah tinggi pariwisata ambarrukmo yogyakarta.
2. Bagi STIPRAM
a. Memberi referensi dan sebagai salah satu penambah hasanah pustaka
ilmiah bagi mahasiswa.
b. Untuk membentuk mahasiswa yang cerdas, aktif, profesional dn
mampu berkerja keras mengolah pariwisata indonesia.
c. Diharapkan dapat memberikan gambaran serta informasi mengenai
Wisata religi di Kab Cirebon provinsi Jawa Barat..
3. Bagi Pengunjung
a. Mengetahui apa saja potensi yang ada di Makam Sunan Gunung Jati
dan dapat memperkenalkan Makam Sunan Gunung Jati sebagai salah
satu tempat wisata religi yang dapat dinikmati oleh umum.
b. Turut serta mengambil bagian untuk menjaga, melestarikan Makam
Sunan Gunung Jati
4. Bagi lembaga pendidikan
Hasil dari pada penelitian penulis diharapkan mampu menjadi salah
satu referensi dalam bidang perkuliahan dan juga pendidikan serta
menjadi bahan literature di perpustakaan STIPRAM.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pariwisata
Menurut UU no 10 tahun 2009 bab 1 pasal 1 Pariwsata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh Masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
.
2. Kebudayaan
Menurut KI Hajar Dewantara (1967,17) kebudayaan adalah buah
dari keadaban manusia. Oleh karena itu adab sifatnya keluhuran budi lalu
dinamakan budaya adapun perkataan kultur itu asalnya dari bahasa latin
colera, cutivere yang berarrti mengusahakan yakni mengusahakan
kemajuan hidup. Perkataan kultur ini juga dipergunakan dalam arti usaha
cocok tanam dengan memakai daya upaya dan cara cara untuk
membesarkan hasilnya, contoh : kofficultuur, agricultuur dan
aardppelcultuur jadi sudah jelas maksud dari kultur sama artinya dengan
pengertian usaha perbaikan hidupnya dan dalam adab adab terpakai dalam
arti perbaikan hidup manusia.
Menurut Koentjaningrat, (1984.,25) bahwa pengertian kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan , tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan Masyarakat yang dijadikan milik diri manussia
dengan belajar.
3. Wisata Ziarah
Menurut Purwadi (2006 ;14) wisata ziarah adalah jenis wisata yang
dikaitkan dengan agama kepercayaan /adat istiadat dalam masyarakat ,
wisata ini biasa dilakukan dalam perseorangan atau rombongan dengan
berkunjung ke tempat tempat suci makam makam orang besar ke bukit/
gunung yang dikeramtkan dalam sejarah
9
B. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Sugiyono (2014 ;9) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpostivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawan nya eksperimen ) dimana
peneliti adalah sebagai intrument kunci , teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan) , analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil pnelitian kualitatif lebih menekan kan makna
daripada generalisasi.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat yang penulis pilih untuk melaksanakan penelitian adalah di jalan
Raya Sunan Gunung Jati , Desa Astana kota Cirebon Jawa Baratdan
untuk waktu pelaksanaan akan dilakukanpada bulan November samapai
Desember 2017. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui
pengelolaan serta potensi apa saja yang ada di wisata religi makam
Sunan Gunung Jati.
3. Spesikasi Penelitian
Spesikasi penelitian yang dilakukan penulis memfokuskaan kepada
peranan unsur agama dan Budaya dalam pengaruh kunjungan pada suatu
daya tarik wisata. jurnal Domestic Case Study penulis mengangkat judul
“ Kekuatan Agama Hindu sebagai Daya Tarik Wisata di Bali.”sedangkan
untuk Jurnal Foreign Case Stuidy penulis mengangkat judul “ Kekuatan
Agama Budha sebagai Daya Tarik Wisata Kota Bangkok Thailand.”
Sedangkan untuk Artikel Ilmiah penulis mengambil judul“ Pelestarian
makam Sunan Gunung Jati sebagai Wisata Religi di Kota Cirebon
Provinsi Jawa Barat.” Ketiga judul tersebut linier di bidang Religi. Atau
bisa diartikan juga linear dalam bidang pengaruh sebuah religi terhadap
kekuatan daya tarik wisata.
4. Jenis Data
a. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data .(Sugiyono, 2015 ;62)
10
b. Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan dta kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain
atau dokumen (Sugiyono ,2015 ;62 )
5. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2014 ; 137 ) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling penting dan strategis dalam penelitian karena tujuan utama dalam
penelitian adalah mendapatkan data. Dan berikut merupakan teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan ;
a. Observasi
Sugiyono (2014 ,145) observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri spesifik dibnadingkan dengan teknik lain
b. Wawancara
Sugiyono (2014 ;137) Teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti.
c. Dokumentasi
Sugiyono (2014 ;240 ) Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang
sudah berlalu berbentuk tulisan , gambar, / karya monumental dari
seseorang
d. Triangulasi
Sugiyono (2014 ; 273) Triangulasi adalah pengecekan data dari
berbagai sumbber dengan berbagai cara dan berbagai waktu .
Terdapat triangulasi sumber , Triangulasi Teknik pengumpulan
data dan waktu.
6. Teknik pengolahan Data
a. Reduksi
Sugiyono ( 2014 ; 247) reduksi adalah proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan maupun kedalaman
wawasan yang tinggi yang bwrarti merangkum memilih hal hal
pokok memfokuskan pada hal hal penting dicari tema dari polanya.
b. Display
11
Sugiyono (2014 ; 249) Menjelaskan bahwa langkah yang dilakukan
setelah data di reduksi maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi untuk penelitian kualitatif penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar
kategori , flowchart, dan sejenisnya.
c. Verifikasi
Sugiyono (2014 ;252) merupakan kesimpulan awal yang
ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan berikutnya tetapi apabila kesimpulan yang
ditemukan pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid dan
konsisten saat peniliti kembali ke lapangan untuk pengumpulan
data maka kesimpulan yang ditemukan bersifat kredibel.
7. Analisis Data
Analis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian
kualitatif . Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara , catatan lapangan,
dan dokumentasi dengan cara mengorganisasi data ke dalam kategor,
menjabarkan ke dalam unit unit melakukan sintesa menyususun ke pola
memilih mana yang penting dan akan di pelajari (Sugiyono ,2014 ;244)
Analisis SWOT merupakan suatu instrumen pengidentifikasi berbagai
faktor yang berbentuk secara sistematis yang digunakan untuk
merumuskan strategi perusahaan . Pendekatan ini didadasrkan pada
kekuatan (strenght) dan peluang (opportunities) sekaligus dapat
menimilkan kelemahan (weakness) dan ancaman
( treath)
12
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. DESKRIPSI DATA
Cirebon merupakan kota yang ada di jawa barat yang sering disebut juga
kabupaten cirebon dengan luas sekitR 3.735,82 hektar kota cirebon berada di pesisir
utara pulau jawa atau yang dikenal dengan istilah pantura menghubungkan Jakarta-
Cirebon- Semarang- Surabaya . Pada awalnya Cirebon berasal dari kata kata sarumban ,
Cirebon adalah adalah sebuah dukuh yang dibangun olehgnki Gedebg Tapa dan lama
kelamaan Cirebon berkembang menjadi sebuah desa yabg ramai dan kemudian namanya
berubah menjadi Caruban (yang artinya bersatu padu ). Diberi nama demikian karena
bercampur para pendatang dari beraneka ragam bangsa diantaranya Sunda, Jawa,
Tionghoa dan unsur unsur budaya bangsa Arab, agama, bahasa, dan adat istiadat
kemudian pelafalan dari kata caruban menjadi cerbon. Selain karena faktor penamaan
tempat penyebutan kata Cirebon juga dokarenakan sejak awal mata pencaharian sebagian
besar masyarakat adalah nelayan , maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan
rebon (udang kecil) di sepanjamg pantai serta pembuatan terasi , petis, Garamm dari
istilah air bekas pembuatan terasi atau yang biasa disebut belendrang oleh masyarakat
cirebon, yang dibuat oleh sisa pengolahan udang rebon inilah berkembang sebutan Cai-
rebon ( air rebon) dan berkembang lagi dengan sebitan Cirebon.
Kota Cirebon terletak pada 6”41 LU 108’33’ BT / 6.683 ls 108,55 BT. Terletak
pantai utara memanjang dari barat ke timur 8 km. Utara ke selatan 11km dengan
ketinggian dari permukaan laut 5meter termasuk Dataran rendah , Kota Cirebon dapat
ditempuh melaluyi jalan darat sekauh +_ 130 KM dari arah kota bandung dan 258 dari
arah kota Jakarta. Kota Cirebon terletak pada lpokasi yang cukup strayegis dan menjadi
simpul pergerakan transportasi karena letaknya di jalur pantura yaitu jalur yang
menghubungkan kota kota besar . Letaknya yang berada di wilayah pantai menjadikan
Cirebon memiliki wilayah dataran yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah
perbukitan
Cirebon terbagi dalam 5kecamatan dan 22 kelurahan. Cirebon mempunyai
wilayah bagian yaitu indramayu,kuningan, majalengka ketiga kota tersebut masuk ke
dalam wilayah III cirebon dua kota diantaranya menggunakan bahasa sunda kecuali
13
indramayu karena indramayu menggunakan bahasa cirebonan atau bahasa jawa khas
Cirebon. Untuk masyarakat cirebon sendiri bahasa sehari harinya menggunakan Bahasa
jawa khas cirebon atau biasa disebut dengan bahasa cirebonan. Wilayah kotamadya
Cirebon sebelah utara dibatasi Sunga kedung Pane, Sebealah Barat dibatasi sungai Banjir
Kanal , Kabupaten Cirebon sebealah selatan dibatasi sungai Kalijaga sebelah timur
dibatasi Laut Jawa. Kota Cirebon juga dilalui beberapa sungai yaitu sungai kedung
pane, sungai sukalila, sungai kesuenean, sungai Kalijaga. Selain itu cirebon juga
memiliki beberapa makannan khas diantaranya : empal gentong khas cirebpn, Nasi
Jamblang, Docang, Tahu Gejrot, dan Tahu petis , ketoprak Cirebon, Kerupuk Udang
serta penyedap rasa trasi khas cirebon.
Cirebon memilik banyak potensi karena Cirebon memilik bvanyak destinasi
wisata budaya dan memilik bermacam budaya misalkan seperti Batik (Batik Trusmi),
musik khas cirebon biasa disebut Tarling (Gitar dan Seruling) dan juga tarian khas
cirebon yaitu Tari Topeng kabupaten Cirebon sangat dikenal dengan sebutan kota udang
karena hasil udang yang melimpah di kota tersebut selain kota udang cirebon juga
disebut sebagai kota Wali karena adanya makam salah satu walisongo yang bernama
Syarief Hidayatulloh yang biasa disebut Sunan Gunung Jati selain sebagai wali beliau
juga meruoakan pemimpin tertinggi di kesultanan Kasepuhan Cirebon, wisata religi
lainnya ada di Masjid agung Sang Cipta Rasa Masjid at taqwa, Kelenteng Kuno dan
peningalan peninggal banguanan jaman Belanda
Kota Cirebon memiliki bebrapa kawasan taman yang juga bisa dijadikan sebagi
destinasi wisata diantaranya Taman air Sunyaragi dan taman Ade Irma Suryani. Taman
Air Sunyaragi memiliki teknologi pengaliran air yang canggih pada masanya air
mengalir anatara teras terastempat para putri patri raja bersolek,halaman rumput hijau
tempat para ksatria berlatih, ditambah menaradan kamar istimewa yang pintunya terbuat
dari tirai air.
Cirebon juga terdapat Keraton di dalam kota yaitu Keraton Kasepuhan dan
Keraton Kanoman yang keduanya memilik aritektur yang sama yaitu gfabungan dar
elemen kebudayaan islam Cina dan BELANDA. Ciri khas bangunan keraton selalu
menghadap ke utara dan ada sebuah masjid di dekatnya Setiap keraton memiliki alun
alun sebagai tempat berkumpulnpasar, [patung macan sebagai perlambang dari prabu
Siliwangi yang merupakan tokoh sentral terbentuknya kota Cirebon. Ciri lain adalah
14
piring porselen asli Tiongkok yang jadi penghias dinding. Beberapa piring konon
diperoleh dari Eropa saat Cirebon jadi pelabuhan pusat perdagangan. Keraton Cirebon ini
juga lah pemilik dari Makam Sunan Gunung Jati
Dengan adanya keanekaragaman tersebut cirebon juga bisa menjadi destinasi
wisata yang cukup menarik terutama dalam bidang wisata budaya. Salah satu jenis
wisata yang paling diminati di cirebon adalah wisata religiu atau yang biasa disebut
wisata ziarah. Sunan Gunung Jati adalah salah satu anggota walisobgo yang berdarah
bangsawan Ibu Sunan Gunung Jati adalah Nyai Rara Santang puteri dar Sri Baduka
Maharaja Prabu Siliwangi ayahnya Syekh Maulana Akbar berasal dari negeri Gujarat
india selatan dan merupakan seorang Ulama Besar dan cucu dari raja Padjajaran ini
merupakan satu satunya anggota Walisongo penyebar agama islam di tatar pasundan atau
Jawa Barat. Makam Sunan Gunung Jati terletak di desa Astana Kecamatan Gunung JATI
Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Komplek pemakaman ini memilik luas 4 hektar
dan menjadi tempat wisata ziarah yang ramai pengunujung pada hari besar islam, hari
kamis malam jumat kliwon. Denagam adanya Makam Sunan Gunung Jati memberikan
dampak yang besar bagi wisata religi di Cirebon karena peminat wisata ini sangat
banyak. Makam Sunan Gunung Jati memiliki bangunan berarsitektur sangat unik karena
kombinasi gaya aritektur cina, Arab, dan Jawa kenapa demikian aritektur cina tampak
dari desain interior dinding makam sedangkan adat jawa terdapat. atap bangunan yang
berbentuk limasan. Warga cina pun diperbolehkan untuk berziarah kemakam ini di suatu
tempat khusus.
Makam Sunan gunung jati sangat ramai karena sosok sunan Gunung Jati yang
sangat terkenal. Sunan Gunung Jati adalah nama lain dari Syeikh Syarif Hidayatullah
beliau adalah sosok yang menyebarkan agama islam di kawasan tanah sunda dan ketika
beliau meninggal dimkam kan di Cirebon. Makam Sunan Gunung Jati dan keluarganya
disebut Wukir Sapta Rengga . Pemakaman ini tersiri dari 9 tingkat yang pada tingkat 1-8
adalam makam keluarga besar Sunan sedangkan makam di tingkat 9 adalah makam
Sunan Gunung Jati. Di komplek Makam Sunan Gunung Jati terdapat 9 pintu makam
yang masing masing memiliki nama nama berbeda diantaranya : pintu gapura, pintu
krapyak, pintu pasujudan, pintu ratnakomala, Pintu Jinem, pintu rarongga pintu kaca,
pintu bacem, dan pintu kesembilan bernama pintu teratai. Pengunjung atau peziarah
15
hanya boleh sampai pintu ke lima saja karena pintu ke enam sampai pintu ke sembilan
hanya untuk keturunan sunan gunung jati sendiri.
Wisata religi Makam Sunan Gunung Jati memiliki berbagai macam ritual yaitu :
ritual Grebek Syawal, Grebek Rayagung, dan penncucian Jimat. Grebek Syawal adalah
tradisi mengenang Sultan Cirebon yang datang ke Makam Sunan Gunung Jati setiap
tahun, ritual ini biasanya diadakan setiap hari ketujuh bulan syawal. Grebek Rayagung
adalah kunjungan yang diadakan setiap hari raya idul adha. Sedangkan ritual pencucian
jimat biasanya diadakan setiap tahun pada bulan ramdhan.
Di komplek makam Sunan Gunung jati terdapat dua bangunan ruangan yaitu
bangunan yang disebut Balaimangu Maajapahit (Hadiah dari kerajaan majapahit) dan
Balaimangu Padjajaran merupakan hadiah dari prabu Siliwangi dari kerajaan padjajaran.
Untuk tiket masuk tidak dikenakan biaya apabila ingin berziarah ke makam ini
namun apabila peziarah ingin memberikan sumbangan terdapat banyak sekali kotak
sedekash dan wadah untuk meletakan uang sumbangan selain itu banyak sekali pengemis
di pintu gerbang masuk makam . Menurut wawancara dengan masyarakat, wisatawan
maupun pengelola cukup lengkap dan memadai, Fasilitas yang disediakan makam sunan
gunung jati memang sudah sangat bagus hanya perlu ditambah dalam hal kebersihan saja
harus lebih dijaga.
Masyarakat di Desa Astana dilibatkan dalam pengelolaan dan pengawasan di
Makam Sunan Gunung Jati. Sedangkan untuk masyarakat sekitar desa yang tidak terlibat
dalam pengelolaan biasanya berdagang dan menjadi pengemis, Masyarakat berpartisipasi
aktif dalam pengelolaan Makam Sunan Gunung Jati ini karena masyrakat desa Astana
khususnya yang laki laki secara turun temurun menjadi penjaga makam dan pengelola
makam, Masyarakat desa astana sangat terlibat di dalam pengelolaan Makam Sunan
Gunung Jati karena sudah dibantu dengan Dinas Pariwisata Kab cirebon dan pengurus
besar keraton kasepuhan Cirebon dalam hal promosi dan pembekalan tentang pariwisata
berupa pelatihan peningkatan dan pengembangan kualitas SDM. Sedangkan untuk
masyarakat sekitar desa yang tidak terlibat.
Tidak ada Organisasi resmi dalam pengelolaan makam Sunan Gunung Jati
karena Makam Sunan Gunung Jati ini dikelola langsung dengan masyakat dibawah
16
naungan keraton kasepuhan Cirebon. Organisasi berupa Pokdarwis (Kelompok Sadar
Wisata) atau organisasi lainy tida ada di Makam sunan Gunung Jati karena makam
tersebut milik keraton Kasepuhan Cirebon dan dipercayakan langsung pengelolaan nya
kepada masyrakat di bawah pimpinan ketua pengelola( *Jeneng ) dan didampingi
langsung oleh dinas pariwisata. Hubungan antar Sumber Daya Manusia yang (Pengelola
dan masyarakat) terdapat di Desa Astana desa dimana makam Sunan Gunung Jati berada
sudah terjalin dengan baik, hal ini dibuktikan dengan adanya pengelolaan penuh kepada
masyarkat dan kemudian masyarakat membagi kelompok untuk menjaga Makam.
Pendanaan Makam ini dilakukan oleh Keraton Kasepuhan Cirebon dan dibantu biaya
promosi oleh dinas pariwisata kabupaten cirebon selain itu dana sumbangan dari
peziarah juga dikumpulkan dan digunakan untuk penelolaan makam dan pembiayaan
apabila diadakan event.
Wisata religi Makam Sunan Gunung Jati sudah mendapatkan legalisasi dari Dinas
Pariwisata Kabupaten Cirebon dan dinanungi langsung oleh Keraton Kasepuhan. Makam
Sunan Gunung Jati memilik izin yang sah karena merupakan salah satu aset sejarah.
Makam sunan Gunung Jati dinaungi langsung oleh pemerintah kabupaten Cirebon, dinas
Pariwisata, Keraton kasepuhan
17
18
B. PEMBAHASAN
1. Deskripsi Responden
Analisis deskriptif responden bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang karakteristik populasi yang diteliti. Karakteristik responden perlu diketahui
untuk melihat variasi yang ada pada populasi sehingga adanya kemungkinan bahwa
variasi yang ada pada populasi akan berpengaruh pada hasil penelitian. Deskripsi
responden diperoleh dari hasil wawancara dan observasi selama penelitian yang
dihitung dari total jumlah responden yaitu 75 orang. Pemilihan responden 75 orang
ini di dalamnya terdiri dari pengunjung yang datang.Data deskripsi responden terdiri
dari umur dan jenis kelamin.
a. Jenis Kelamin
Karakteristik ini yang termasuk paling penting dalam menganalisis
responden.Berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi dua kategori, yaitu laki-
laki dan perempuan. Dari 50 orang responden diketahui sebanyak 62%
responden adalah laki-laki, sedangkan sisanya 38% adalah perempuan, seperti
yang terlihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 1 : Berdasarkan Jenis Kelamin
62%
38%
0% 0%
Jenis Kelamin Laki-laki
19
b. Umur
Karakteristik responden berdasarkan usia dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu rentang usia, 11 - 30 tahun, 31 - 50 tahun, 51-80 tahun keatas. Dari 75
responden diketahui sebanyak 54% berada pada umur 31-50, 16% berada pada
umur 51-80, 30% berada pada umur 11-30 seperti terlihat pada gambar sebagai
berikut
Gambar 2 : Berdasarkan Umur
c. Pekerjaan
Karkteristik responden berdasarkan pekerjaan dibagi menjadi 4
kelompok yaitu : Mahasiswa, PNS (Pegawai Negru Sipil), wiraswasta dan ibu
rumah tangga. Dengan rician sebagai berikut mahasiswa berjumlah 14
orang,PNS 6 Orang, Wiraswasta 40 orang, ibu rumah tangga dll 15 orang
pekerjaan
mahasiswa
pns
wiraswasta
IRT
54%
30%
16%
0%
Umur
51-80
31-50
18-30
20
2. Pengaruh Faktor Lingkungan Internal
Dalam proses pengambilan keputusan pengambilan judul pelestarian Makam
Sunan Gunung Jati sebagai Wisata Religi di Kabupaten Cirebon, maka penulis
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan Upaya pelestarian makam
Sunan Gunung Jati sebagai obyek wisata religi favorit dan hanya satu satunya di
provinsi jawa barat yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam keadaan yang ada pada saat ini. Adapun faktor-faktor yang dianalisis
tersebut adalah:
a. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola
sebuah obyek wisata tanpa memiliki kualitas sumber daya manusia yang bagus
maka tidak akan berjalan dengan lancar. Karena sumber Daya Manusia memilik
peranan penting dalam pengeoloaan suatu destinasi maupun suatu kawan wisata
Sumber Daya Manusia yang terkait biasanya masyarakat yang terlibat lansung
dalam pengelolaan daya tarik wisata Maka dari itu melakukan wawancara dengan
pihak pihak yang mengerti dan memahami tentang kondisi dari Makam Sunan
Gunung Jati untuk mengetahui kondisi SDM sekitar Makam Sunan Gunung Jati
Sumber daya manusia yang berada di Makam Sunan Gunung Jati memiliki
kualitas yang kurang bagus karena mereka masih belum menangani seluruh
wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang berkunjung di Makam Sunan
Gunung Jati kebanyakan masyrakat desa gunung jati yang menjadi pengelola
makam masih hanya duduk menunggu kotak kotak sedekah tapi belum berperan
aktif misalkan memndu wisatawan memberikan pelayanan terbaik bagi
wisatawan yang berziarah ke makam.
pemandu wisata yang ada di Makam Sunan Gunung Jati semuanya adalah
masyarakat asli desa astana namun mereka masih belum mampu untuk
mengelola Makam Sunan Gunung Jati sebagai wisata religi yang nyaman karena
kurangnya ilmu tentang pariwisata dan ketidakmampuan masyrakat yang
tergabung dalam kelompok pengelola makam untuk mengontrol jumlah pengemis
yang membeludak bahkan sebagian adalah warga desa Astana itu sendiri.
21
Sumber daya manusia yang berada di desa Astana ini belum memiliki
kesadaran dan pengetahuan tentang pariwisata belum baik, mereka belum paham
betul akan dampak positif yang akan didapatkan dari pariwisata tersebut terutama
untuk menganngkat perekonomian masyarakat desa Astana dan mereka juga tidak
memahami dampak negatif dari jumlah pengemis yang terus membeludak.
Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam pengelolaan makam cukup banyak
masyrakat terlibat langsung dibawah pengawasan dari keraton dan dibantu
promosi oleh dinas pariwisata.
b. Fasilitas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan didukung oleh
keterangan dari masyarakat desa Asatana mengenai fasilitas yang ada di Makam
Sunan Gunung Jati sangat baik karena sudah tersedianya banyak transportasi
umum menuju lokasi makam yang sangt mudah digunakan, sudah banyak
penginapan di area makam apabila inguin menginap, fasilitas lainnya yang cukup
terawat terawat dengan baik seperti WC,tong sampah,tempat ibadah dan parkiran
yang luas dan bersih sekaligu aman karena dikelola dengan baik langsung oleh
dinas pariwisata kabupaten Cirebon.
Aksesibilitas dari dan menuju ke Makam Sunan Gunung Jati ini kondisinya
bisa dibilang baik untuk kawasan obyek wisata, letaknya yang dekat dari
perkotaan, itulah yang menyebabkan jalan menuju ke Makam Sunan Gunung Jati
ini kondisinya sangat baik dan layak digunakan dengan potensi dan sejarah yang
kuat dari Makam Sunan Gunung Jati sangat menjanjikan, sehingga membuat
jumlah peziarah ataupun wisatawan Makam Sunan Gunung Jati meningkat setiap
tahun nya dan semakin banyak peminat nya. Meski tak jarang wisatawan yang
datang pulang dengan keadaan sedikit jengkel karena kondisi makam yang oenuh
dengan pengemis hal ini juga mengurangi nilai lebih Makam Sunan Gunung Jati
yang sudah memiliki fasilitas yang lengkap dan cukup baik dibandungkan wizata
ziarahlain nya
Dan keamanan pengunjung yang datang ke kawasan Makam Sunan Gunung
Jati masih kurang terorganisir dengan baik walaupun sudah ada petus keamanan
desa seperti hansip di sekiitar makam bahkan tak jarang ada petugas keamanan
dari kepolisian tapi tetap saja jumlah pengemis tidak dapat diatasi dan tekadang
22
keberadaan pemgemis itu mengganggu wisatawan yang berzirah di Makam
Sunan Gunung Jati karena tidak jarang dari mereka meminta sumbangan dengan
memaksa. Padahal petugas keamanan selalu berada setiap hari di area luar makam
Sunan Gunung Jati tetatpi mereka hanya membiarkan saja.
c. Masyarakat
Dalam hal pengembangan dan keberlangsungan Makam Sunan Gunung Jati
sebagai wisata religi unggulan di jawa barat karena hanya ada1 makam sunan di
jawa barat yaitu makam Sunan Gunung Jati , masyarakat memiliki peran yang
sangat penting untuk menjaga dan mengembangkan, ,melestarikan Makam Sunan
Gunung Jati, namun masyarakat desa Astana kurang peduli dengan pelestarian
,makam ini masyrakat hanya menjadikan makam sunan gunung jati ini sebagai
sember penghasilan mereka, sehingga peran pemerintah untuk menyadarkan
masyrakat desa Astana sengat lah penting karena Makam Sunan Gunung Jati
sangat memiliki unsur sejarah yang kuat jadi dangat perlu dilestarikan peran
pemerintah untuk memajukan wisata religi ini sudah baik namun dalam upaya
pelestarian nya masih kurang ,faktor ini dikarenakan masyarakat desa Astana
masih acuh tak acuh terhadap potensi wisata yang ada, sehingga walaupun
pemerintah gencar melakukan promosi atau strategi yang baik sekalipun tidak
akan berjalan dengan baik karena masyarakat disini masih belom sadar akan
adanya kekuatan sejarah di makam sunan Gunung Jati ini sehingga tidak Hanya
dapat memjukan perekonomian saja tetapi juga sebagai ilmu sejarah bagi generasi
berikutnya. Sebab itu peran Masyarakat sangat penting karena ,masyarakat lah
yang kelak akan meneruskan Pengelolaan Makam Sunan Guning Jati jadi
masyarakat harus berperan aktif dan mendukung upaya pengelolaan maupun
pengembangan Makam Sunan Gunung Jati.
.
d. Pengelola
Dalam pengelolaan Makam Sunan Gunung Jati ini dikelola oleh masyrakat
di kondisi lapangan nya tetapi dibawah pengawasan keraton dan dibantu oleh
pemerintah daerah setempat atau biasa disebut pemerintah kabupaten tetapi
koordinasinya masih kurang baik karena dalam pengeloaan masala
penanggulangan pengemis masih tidak ada kerjasama yang baik jadi masyarkat
hanya mengelola kebersiha dan operasional jam kunjung ziarah tanpa menegur
23
pengemis yang tak jarang mengganggu wisatawan karena masyarakat berfikir
bahwa itu adalah hak dan tanggung jawab pemerintah sedangkan pemerintah
kabupaten hanya menjalankan tugas promosi saja karena makam itu dibawah
naungan keraton.
Hal ini yang penulis dapatkan selama penelitian saat melakukan wawancara
dari Dinas pariwsata kabupaten mereka tidak ikut mengelola pariwisata Makam
secara penuh karena terkendala ijin dari Pihak keraton sebagi pemilik Makam
Sunan Gunung Jati. Pihak Dinas hanya diberikan ijin untuk pengelolaan makam
sedangkan pihak keraton hanya menaungi Makam Sunan Gunung Jati dan hanya
datang untuk melakuan ritual ritual pada hari besar dan berziararah untuk
pengekloalaan pihak keraton menyerahkan pada msayrakat desa Asatana
sehingga masyarakat Desa Astana lah yang berperang sebagai pengelola Makam
Sunan Gunung JATi. Dengan kemapuan yang ada masyarakat mengelola makam
.dalam hal kebersihan, fasilitas dan menjadi penunggu makam saja,
e. Organisasi
Belum adanya organisasi yang berbentuk formal yang mengatur dan
mengurusi Makam Sunan Gunung Jati Hanya masyarakat yang berperan aktif
dalam organisasi pelestarian dan pengelolaan Makam Sunan Gunung Jati,
sehingga pemerintah sulit untuk mengembangkan obyek wisata ini dengan baik
dan semaksimal mungkin karena makam juga merupakan milik keraton
kasepuhan cirebon sehingga pemerintah juga terbatas . Oleh karena itu perlu
dibentuk sebuah organisasi yang akan mengurusi dan mengelola obyek wisata ini,
baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Karena sejauh ini masyarakt hanya
mengelola makam secara sukarela dan dipimpin oleh ketua pengurus yang dalam
isttilah cirebon disebut jeneng. Jadi memang tidak ada organisasi resmi dari pihak
keraton sebagai pemilik Makam Sunan Gunung Jati.
Tidak ada organisasi resmi yang melibatkan ketiga oihak yaitu pihak keraton
sebagai pemilik Makam Sunan Gunung Jati , Masyarakat sebagi pengelola
langsung Makam Sunan Gunung Jati dan pemerintah daerah disini yang termasuk
adalah dinas pariwisata kabupaten Cirebon .
24
f. Pendanaan
Semua destinasi wisata pasti memiliki anggaran untuk pengembangan,
pekestarian, dana pun dapat berasal dari berbagai sumber seperti retribusi anggaran daerah
dll. Pendanaan Makam ini dilakukan oleh Keraton Kasepuhan Cirebon dan dibantu
biaya promosi oleh dinas pariwisata kabupaten cirebon selain itu dana sumbangan
dari peziarah juga dikumpulkan dan digunakan untuk pengelolaan makam dan
pembiayaan apabila diadakan event. Jadi Makam Sunan Gunung Jati ini
mendapatkan pendanaan murni dari aktifitas makam dan pihal keraton karena
ketika dinas terkait ingin memberikan anggaran dana daerah Makam Sunan
Gunung Jati tidak termasuk dalam anggaran karena makam Sunan Gunung Jati
tidak melibatkan pemerintah dalam pengelolaan imternal sehingga ketika
pemrintah hendak melalukan pengelolaan yang menggunakan anggaran dana
terkendala oleh ijin pihak Keraton sebagai pemilik Makam Sunan Gunung Jati.
25
Tabel 1
Analisis Faktor Lingkungan Internal
No
.
Faktor Strengt
h
Weaknes
s
1. Kualitas sdm kurang memadai - √
2. Fasilitas yang terawat dengan baik √ -
3. Aksesbilitas sudah baik karena sudah
ada papan penunjuk jalan dari arah
pusat Kota Cirebon dan memiliki
banyak transportasi umum menuju
makam.
√ -
4 Masyarakat sangat mendukung
adanya wisata religi di Makam Sunan
Gunung Jati karena mereka juga
dilibatkan langsung dalam
pengelolaan dengan cara dijadikan
sebagai jurukunci dan pengelola di
Makam Sunan Gunung Jati
√ -
5 Tidak adanya organisasi yang
mengatur dan mengurusi Makam
Sunan Gunung Jati
- √
6 Peran pemerintah daerah cirebon
hanya sebatas membantu
mempromosikan dan menyediakan
lapangan parkir di Makam Sunan
Gunung Jati , kurang dalam hal
pelestarian
-
√
26
3. Pengaruh faktor lingkungan eksternal
a. Regulasi
Untuk regulasi Makam Sunan Gunung Jati ini sudah diatur dalam peraturan daerah
kabupaten Cirebon, oleh karena itu dinas pariwisata atau pemerintah mendaftarkan
Makam Sunan Gunung Jati ini sebagai salah satu wisata religi favorit yang dimiliki
kabupaten Cirebon agar di Makam Sunan Gunung Jati ini terdapat peraturan-peraturan
yang dibentuk dan disusun guna mengembangkan dan mengelolah juga melestarikan
makam tersebut . Namun pada kenyataan nya dinas pariwisata kabupaten hanya
berwenang untuk mengatur lahan parkir yang mememang disewa dengan dana dari
dinas pariwisata kabupaten sedangkan apa yang terjadi dimakam tetap menjadi
wewenang dari keraton. Selain itu Dinas Pariwsata kabupaten cirebon juga membantu
dalam hal promosi.
b. Wisatawan
Menurut hasil penelitian dalam melakukan wawancara kepada para pengunjung,
survei rata-rata pengunjung berasal dari daerah Jawa Barat karena Makam Sunan
Gunung Jati merupakan lokasi wisata religi yang paling dekat den pekat sejarah tentang
penyebaran agama islam dan ada beberapa yang dari luar jawa. Yang merupakan salah
satu kekuatan dari faktor lingkungan eksternal adalah sudah bertambahnya wisatawan
yuang dating ke Makam Sunan Gunung Jati seriap tahun nya terus mengalami
peningkatan. Karena dengan semakin banyaknya jumlah kunjungan wisatawan untuk
berziarah maka pendapatan pada wisata religi Makam Sunan Gunung Jati tersebut juga
akan semakin meningkat dan pastinya akan mendongkrak ekonomi masyarakat desa
Astana itu sendiri.
c. Pangsa pasar
Pangsa pasar adalah market segmen yaitu bagian dari keseluruhan permintaan suatu
barang yang mencerminkan suatu golongan konsumen menurut ciri khasnya seperti
tingkat pendapatan, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan status sosial
Berdasarkan hasil wawancara atau informasi yang penulis dapatkan adalah
wisatawan lokal secara umum, karena makam Sunan Gunung Jati ini merupakan wisata
religi satu satunya di jawa barat dan yang paling dekat dengan ibu kota maka bnatak
peziarah yang datang untuk berdoa maupun memperdalam iman nya. Segmentasi yang
dilakukan pihak pengelola sudah tepat karena biasanya peminat wisata religi
adlah iibu ibu dan bapak yang ingin mendalami islam.
27
Target pasar untuk wisata religi Makam Sunan Gunung Jati adalah orang
dewasa yang ingin lebih mendalami islam sementara target pasar untuk pangsa
luar negeri seperti Malaysia, Karena negara malaysia mayoritas penduduknya
adalah islam. Keindahan makam dan sejarah yang melekat pada sosok Sunan
Gunung Jati dapat menjadikan makam sunan Gunung Jati berpotensi menjadi
wisata religi favorit dan perlu dilestarikan
.
d. Promosi
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang datang ke Makam Sunan Gunung
Jatimaka sangat dibutuhkan promosi yang baik dan dilakukan secara berkelanjutan,
dalam hal ini peran pemerintah dan masyarakat untuk melakukan peromosi melalui
sosial media seperti (facebook,twitter, instagram ,dan web)
Dalam hal promosi masyarakat desa Astana juga sangat perlu unuk ikut
mendukung peran pemerintah dalam mempromosikan obyek wisata ini. Dengan cara
mengenalkan ke masyarakat luar melalui mulut ke mulut, jadi tidak hanya melalui
media sosial saja tetapi juga melalui sosialisasi yang baik untuk menarik para wisatawan
yang tertarik berziarah atau berwisata religi di Makam Sunan Gunung Jati ini.
Pemerintah juga harus membuat sebuah situs khusus untuk Makam Sunan Gunung
Jati itu sendiri agar masyarakat luas dapat menerima info terbaru dari Wisata Religi
Makam Sunan Gunung Jati ini. Hal semacam ini sangatlah penting karena selain untuk
mengenalkan wisata religi dengan lebih luas tentunya dengan dibuatnya sebuah situs
resmi dari pengelola, pihak penhelola juga akan mendapat saran dan kritik untuk
kebaikan dan pelestarian Makam Sunan Gunung Jati.
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa teknologi sangatlah menunjang perkembangan pariwisata, dengan
adanya teknologi informasi maupun komunikasi ini wisatawan dapat dengan sangat
cepat, efisien, serta akurat mengakses berita maupun informasi mengenai suatu obyek
wisata.
perkembangan teknologi yang sudah ada saat ini dimaksimalkan oleh pihak
pengelola, informasi-informasi yang terdapat di web ataupun blog pariwisata di
kabupaten Cirebon masih kurang atau belum maksimal penggunaannya. Seharusnya
pihak pengelola dapat lebih up to date dalam memberikan informasi mengenai
perkembangan-perkembangan yang telah dilakukan agar lebih mudah dalam melakukan
promosi dan pemasaran.
Promisi dan pemasaran melalui web atau blog itu sangatlah penting di masa ini,
kita tahu bahwa semua masyarakat dari kalangan muda bahkan kalangan tua pun sudah
28
sangat tidak asing dengan blog atau web yang tersedia di internet, olehh karena itu
pemerintah ditekan kan untuk membuat situs khusus untuk wisata yang mengansur
budaya dan sejarah yang kuat.
.
e. Pesaing
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis adalah
karena lokasi ini berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dan pesaing yang hadir disini
boleh dikatakan justru tidak ada akan tetapi kenapa Wisata religi di Makam Sunan
Gunung Jati ini meredup selama ini dan kurang diketahui kelebihan sejarah nya, oleh
karena itu perlu adanya strategi yang jitu untuk melestarikan wisata ini dengan lebih
baik lagi dan lagi. Makam Sunan sendiri ada sembilan di pulau jawa karena itu ada
minat ziarah di makam lain tentu ada bagi wisatawan.
Dengan adanya pesaing di wilayah jawa maka pemerintah kabupaten Cirebon
seharusnya mampu meningkatkan SDM yang ada, sehingga masyarakat dapat
memperhatikan dan sadar akan kekurangan yang ada dan akan segera diperbaiki
semaksimal yang mereka mampu lakukan.
Dengan adanya peran pemrintah dan juga peran keraton selama ini yang memantau
wisata religi Makam Sunan Gunung Jati , seharusnya masyarakat juga mendukung apa
yang dilakukan pemerintah untuk obyek wisata ini, mungkin yang terjadi di lapangan
adalah belum adanya pendekatan yang mendalam ke masyarakat setempat atau belum
adanya dampak yang signifikan dirasakan oleh masyarakat, dan juga tidak paham nya
beberaoa masyarakat tentang uapaya pelestarian makam Sunan Gunung Jati i.Hal ini
dikarenakan masyarakat kurang peduli dengan sejarah Makam Sunan Gunung Jati hanya
sebagian kecil masyarakat yang hadir ataumempelajari budaya dan ikut nmelestarikan.
29
Tabel 2
Analisis Faktor Lingkungan Eksternal
No. Faktor Opportunities Threat
1. Adanya regulasi yang dimiliki
pemerintah
√ -
2. Meningkatkan kunjungan
wisatawan yang ingin berwisata
religi di makam Sunan Gunung
Jati.
√ -
3. Makam Sunan Gunung Jati
merupakan makam sunan satu
satunyan di jawa barat namun
pesaing ada di Kudus,jawa timur
dan jawa tengah.
- √
4. Wisata Religi Makam Sunan
Gunung Jati ini sudah dibantu
promosi melalui beberapa media
cetak yang dilakukan dari pihak
Pengelola dan Dinas Pariwisata
Kabupaten Cirebon
√ -
5. Pangsa pasar yang mencakup
masyarakat umum dan semua
lapisan masyarakat
√ -
30
4. Matrix SWOT
Matrix Analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi keseluruhan kekuatan,
kelemahan, peluang serta ancaman.
Tabel 3
Matrik SWOT
Internal
Eksternal
Strength (Kekuatan)
1. Fasilitas yang terawat
dengan baik
2. Aksesbilitas sudah baik
karena sudah ada papan
penunjuk jalan dari arah
pusat Kota Cirebon dan
memiliki banyak
transportasi umum menuju
makam.
3. Masyarakat sangat
mendukung adanya wisata
religi di Makam Sunan
Gunung Jati karena mereka
juga dilibatkan langsung
dalam pengelolaan dengan
cara dijadikan sebagai
jurukunci dan pengelola di
Makam Sunan Gunung Jati
Weakness (Kelemahan)
1. Kualitas SDM yang
kurang memadai
2. Peran pemerintah kurang
aktif dalam mengurangi
jumlah prngrmis yang
meningkat di Makam
Sunan Gunung Jati
3. Tidak adanya organisasi
yang mengatur dan
mengurusi Makam Sunan
Gunung Jati
4. Peran pemerintah daerah
cirebon hanya sebatas
membantu
mempromosikan dan
menyediakan lapangan
parkir di Makam Sunan
Gunung Jati kurang
dalam hal pelestarian
31
Opportunities Strategi S-O Strtegi W-O
1. Adanya regulasi yang
dimiliki pemerintah
2. Meningkatkan
kunjungan wisatawan
yang ingin berwisata
religi di makam
Sunan Gunung Jati.
3. Wisata Religi
Makam Sunan
Gunung Jati ini
sudah dibantu
promosi melalui
beberapa media
cetak yang
dilakukan dari pihak
Pengelola dan Dinas
Pariwisata
Kabupaten Cirebon
4. Wisata religi
Makam Sunan
Gunung Jati
memiliki nilai
sejarah yang kuat
dan merupakan satu
satunya wisata religi
di jawa barat
5. Pangsa pasar yang
mencakup masyarakat
umum dan semua
lapisan masyarakat
1. Makam Sunan Gunung Jati
ini dikelola secara
keseluruhan oleh pemerintah,
diawasi dengan Pihak
Keraton sehingga
pemerinytah dapat leluasa
memberiakan modal untuk
pelestarian Makam Sunan
Gunung Jati.
2. Dengan adanya Aksesbilitas
sudah baik karena sudah
ada papan penunjuk jalan
dari arah pusat Kota
Cirebon dan memiliki
banyak transportasi umum
menuju makam diharapkan
dapat mempermudah
wisatawan dan
meningkatkan kunjungan
wisatawan yang ingin
berwisata religi di makam
Sunan Gunung Jati
3. Kerjasama atau kekompakan
antara instansi pemerintahan
ini dan masyarakat maupun
pihak keraton bisa
mempermudah Upaya
Pelestarian Makam dan
meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan karena
mangsa pasar untuk wisata
religi Makam Sunan Gunung
Jati ini sangat luas.
1. Dengan belum
maksimalnya peran
pemerintrah dalam hal
pemverantasan pengemis
dan pungutan liar maka
masyrakat harus memulai
untuk memberanikan diri
mengatur hal tersebut.
2. Peran pemerintah
Kabupaten yang hanya
membantu dalam hal
promosi harus bisa
memaksimalakn promosiu
untuk meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan
melakukan wisata religi
sekaligus melestarikan
Makam Sunan Gunung Jati.
3. Tidak adanya sebuah
organisasi masyarakat yang
resmi dari pemerintah
maupun pihak keraton,
masyrakat sudah ikut
melibatkan dalam upaya
pengelolaan dengan cara
ikut menjadi kuncen di
Makam Sunan Gunung Jati
32
1. Makam Sunan
Gunung Jati
merupakan makam
sunan satu satunyan
di jawa barat namun
pesaing ada di
Kudus,jawa timur
dan jawa tengah.
2. Teknologi informasi
yang kurang
dimanfaatkan dengan
baik oleh masyarakat
setempat untuk
mempromosikan
Makam Sunan
Gunung Jati
1. Dengan adanya peran
pemerintah yang sudah
cukup baik dalam
mempromosikan Makam
Sunan Gunung Jati sehingga
tinggal bagaimana
masyarakat mendukung
peran dan program
pemerintah untuk Makam
Sunan Gunung Jati.
2. Dan dengan adanya regulasi
yang sudah dibuat oleh
pemerintah untuk Makam ini
maka diharapkan masyarakat
akan lebih sadar akan potensi
kekuatan wisata religi yang
dimiliki untuk dikembangkan
menjadi wisata religi maupun
ziarah yang lebih baik dan
unggulan daripada tempat
wisata religi lainnya.
1. Peran pemerinyah uang
kurang aktif adalm
pemeberantasan pengemis
di area Makam Sunan
Gunung Jati bisa
menagikbatkan peminat
wisatawan relogi dimakan
Sunan Gunung Jati
berkurang karena kurang
nyaman denga adanya
pengemis padahal Makam
Sunan Gunung Jati
merupakan satu satunya
wisata religi di jawa barat.
.
2. Tidak adanya organisasi
resmi masyarakat dan sdm
yang kurang memadai dan
paham masalah wisata
sehingga masyarakat yang
tidak terlibat dalam
pengelolaan makam lebih
memilih m enjadi pengemis
daripada mepromosikan
maupun menjual wisata
religi makam Sunan
Gunung Jati melalui media
sosial
‘
Menurut hasil dari analisis SWOT seperti yang telah tertulis pada tabel diatas, baik itu
dari faktor Internal maupun Faktor Eksternal yang sudah terkaji dalam bentuk tabel
(matriks) SWOT maka dapat disusun strategi pengembangan dengan rumusan S-O, W-O, S-
T, dan W-T sebagai berikut :
Threat Strategi S-T Stategi W-T
33
a. Strategi S-O (Strength – Opportunities).
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan yang ada dan memanfaatkan
sebaik-baiknya peluang yang ada, seperti :
(1) Sunan Gunung Jati ini dikelola secara keseluruhan oleh pemerintah, diawasi
dengan Pihak Keraton sehingga pemerinytah dapat leluasa memberiakan modal
untuk pelestarian Makam Sunan Gunung Jati.
(2) Dengan adanya Aksesbilitas sudah baik karena sudah ada papan penunjuk
jalan dari arah pusat Kota Cirebon dan memiliki banyak transportasi umum
menuju makam diharapkan dapat mempermudah wisatawan dan
meningkatkan kunjungan wisatawan yang ingin berwisata religi di makam Sunan
Gunung Jati
(3) Kerjasama atau kekompakan antara instansi pemerintahan ini dan masyarakat
maupun pihak keraton bisa mempermudah Upaya Pelestarian Makam dan
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan karena mangsa pasar untuk wisata
religi Makam Sunan Gunung Jati ini sangat luas.
b. W-O (Weakness – Opportunities).
Strategi ini adalah memanfaatkan peluang sebaik-baiknya dan mengurangi
kelemahan-kelemahan yang dimiliki Makam Sunan Gunung Jati , seperti :
1) Dengan belum maksimalnya peran pemerintrah dalam hal pemverantasan
pengemis dan pungutan liar maka masyrakat harus memulai untuk memberanikan
diri mengatur hal tersebut.
2) Peran pemerintah Kabupaten yang hanya membantu dalam hal promosi harus bisa
memaksimalakn promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
melakukan wisata religi sekaligus melestarikan Makam Sunan Gunung Jati.
3) Tidak adanya sebuah organisasi masyarakat yang resmi dari pemerintah maupun
pihak keraton, masyrakat sudah ikut melibatkan dalam upaya pengelolaan dengan
cara ikut menjadi kuncen di Makam Sunan Gunung Jati.
c. S-T (Strength – Threat)
Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kekuatan yang ada untuk mengatasi
anacaman yang bisa saja terjadi dari luar, seperti :
34
1) Dengan adanya peran pemerintah yang sudah cukup baik dalam mempromosikan
Makam Sunan Gunung Jati sehingga tinggal bagaimana masyarakat mendukung
peran dan program pemerintah untuk Makam Sunan Gunung Jati.
2) Dan dengan adanya regulasi yang sudah dibuat oleh pemerintah untuk Makam ini
maka diharapkan masyarakat akan lebih sadar akan potensi kekuatan wisata religi
yang dimiliki untuk dikembangkan menjadi wisata religi maupun ziarah yang lebih
baik dan unggulan daripada tempat wisata religi lainnya
.
d. W-T (Weakness – Threat).
Strategi ini merupakan sebuah kegiatan yang berusaha meminimalkan kelemahan
yang ada dan mengurangi ancaman, seperti :
1) Fasilitas pendukung yang berada dikawasan Bledug Kuwu sangatlah kurang
diperhatikan sehingga keberadaan WC, kamar mandi, lahan parkir, tong sampah
dan fasilitas lainnya kurang terjaga dengan baik. Hal ini disebabkan karena
masyarakat setempat yang belum sadar akan sebuah standar pariwisata.
2) Tidak adanya peran masyarakat sehingga pemerintah disini kesulitan untuk
mengembangkan dan mempromosikan dengan baik wisata alam yang unik ini.
Sehingga perlu dilakukan pendekatan yang semaksimal mungkin terhadap
masyarakat setempat agar mengerti dan paham masalah wisata
C. HASIL ANALISIS DATA
Sebagian besar responden menyatakan sangat setuju apabila Makam Sunan Gunung
Jati dilestarikan karena nilai sejarah yang sangat kuat nuansa islami yang begitu indah di
Makam dan mereka berpendapat bahwa pemerintah sangat berperan dalam upaya pelestarian
Makam ini dan diharapkan Makam Sunan Gunung Jati dapat menjadi Wisata religi yang
terjaga, nyaman untu berziarah memperdalam kekuatan rohani dan memilik unsur sejarahm
yang kuat .
Namun agar hal tersebut dapat terwujud apabila Makam Sunan Gunung Jati bisa
menjadi nyaman dahulu bagi wisatawan karena sebagian besar responden berpendapat ada
banyak nya pengemis dan pungutan liar berupa sedekah dengan sedikit memaksa membuait
wisatawan merasa tidak nyaman dan enggan kembali menuju Makam Sunan Gunung Jati
untuk berwisata Rohani atau wisata religi. Kekompakan antara masyarakat yang berperan
sebagai pengelola , pihak keraton Kasepuhan cirebon sebagai pemilik dan pihak dinas
pariwisata kabupaten sebagi penanggung jawab dan pengelola bagian promosi untuk me
minimalisir pengemis dan peminta sedekah agar peziarah maupun wisatawan yang hendak
35
berkunjung ke makam terasa nyaman dan menjadikan makam Sunan Gunung Jati tempat
paling nyaman untuk berziarah maupun berwisata religi. Sedangkan bentuk upaya masyarakt
sejauh ini dalam mendukung pengembangan dan upaya pelestarian dar masyarakat daintara
lain adalah beragabung nya masyarakat lokal dalam upaya pengelolaan makam sunan Funung
Jati dan melalukakanya secara turun menurun, sudah adanya fasiliotas yang memadai,
masuyarakat juga ada yang sudah menyiapkan penginapan dan rumah makan, juga berdagang
pernak pernik wisata ziarah, rasa tanggung jawab yang cukup dimilikm oleh masyarakat
dalam pelestarian turun menurun,
Sedangakan upaya pemerintah dalam pelestarian antaranya kondidi jalan yanng baik
dan ramai memudahkan wisatawan berziarah ke makam, lahan parkir yang disediakan oleh
pemerintah daerah juga sangat layak dan nyaman bagi para peziarah.
Makam Sunan Gunung Jati harus dikembangkan dan dilestarikan karena masyrakat
luas sudah mengenal sosok beliau sehingga Makam Sunan Gunung Jati ini pasti sudah banyak
diketahui wisatawan disana dan mereka akan tertarik mengunjungi Makam Sunan Gunung
Jati dan Makam Sunan Gunung Jati dapat berkembang menjadi wisata ziarah unggulan di kab
Cirebon dan Provinsi Jawa Barat.
36
D. JAWABAN RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran pemerintah daerah terhadap pengelolaan Makam Sunan Gunung
Jati sebagai wisata religi utama di Cirebon ?
Setelah melakukan wawancara dan observasi secara langsung di kawasan obyek
wisata religi Makam Sunan Gunung Jati, dalam hal ini penulis akan memaparkan hasil yang
didapat
Peran pemerintah kabupaten cirebon sendiri dalam pengelolaan makam sangat
terbatas karena makam merupakan milik keluarga Keraton sehingga apabila dinas ingin
melakukan pengolahan terhadap makam Sunan Gunung Jati dperlukan izin dari pihak
keraton dan ruang gerak dinas setempat pun terbatas karena dinas hanya di ijinkan untuk
membantu promosi dan mengelola lahan parkir di area Makam Sunan Gunung Jati . Lahan
parkir yang digunakan di Makam Sunan Gunung Jati merupakan lahan milik dari angkatan
darat atau DANRAMIL kabupaten cirenbon kemudian disewa oleh dinas Pariwisata
Kabupaten Cirebon sehingga pengelolaan makam masuk kedalam Dinas Pariwisata
Kabupaten Cirebon.
Sedangkan untuk maraknya jumlah pengemis dan peminta sedekah di Makam Sunan
Gunung Jati permerintah daerah sudah pernah melakukan tindakan berupa penyuluhan dan
memberi pengamanan di area makam namun hal tersebut tida berpengaruh banyapk karena
pengemis hanya takut pada keluarga Keraton. Pemerintah juga kurang tegas dalam menindak
pengemis yang berasal dari luar wilayah desa Astana
2. Bagaiman peran masyarakat terhadap kegiatan yang ada di wisata religi Makam
Sunan Gunung Jati ?
Setelah melakukan wawancara dan observasi secara langsung di kawasan wisata
religi makam Sunan Gunung Jati, penulis dapat melihat dan merasakan bagaimana peran
masyarakat dalam mengembangkan serta melestarikan makam Sunan Gunung Jati untuk
menjadi wisata religi favorit. Peran masyarakat yang berada dikawasan kurang optimal
karena seluruh masyarakat desa Astana masih belom mengerti sejarah Sunan Gunung Jati
mereka hanya beranggapan bahwa makam Sunan Gunung Jati adalah sebuah wisata yang
memiliki pengaruh ekonomi yang baik dan menguntungkan sehingga kesadaran mereka
untuk melestarikan dan mengembangkan makam Sunan Gunung Jati menjadi lebih baik lagi
tidak ada.
Sehingga semua progam yang dijalankan pemerintah untuk memajukan dan
melesatrikan wisata ini akan sulit berkembang jika masyarakatnya belom sadar akan sebuah
pelesatarian wisata religi yang bersejarah , mungkin ini terjadi karena sosialisasi pemerintah
terhadap masyarakat sekitar makam Sunan Gunung Jati ini kurang baik atau kurang
tersampaikan dengan optimal, karena yang penulis ketahui, masayarakat Desa Astana ini
37
masih sangat awam dengan pariwisata dan cara pemerintah dalam mengenalkan pariwisata
terhadap masayarakat ini kurang tersampaikan dengan baik dan benar . Sehingga masih
banyak wara sekitar desa Astana untuk terpengaruh menjadi pengemis.
38
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di makam Sunan Gunung Jati kabupaten
Cirebon Jawa Barat maka penulis dapat mengambil kesimpulan berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang telah dilakukan, maka simpulan terhadap Pelestarian Makam Sunan Gunung
Jati sebagai wisata religi di kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat adalah seperti yang akan
penulis uraikan di bawah ini.
Pengelolaan di makam Sunan Gunung Jati dapat terkoordinasi dengan baik antara
masyarakt, pihak Keraton Kasepuhan ,pemerintah daerah sehingga makam Sunan Gunung Jati
dapat menjadi tujuan untu beewisata religi bagi masyarakat jawa barat, indonesia dan target
akhir tentunya pasar Internasional, oleh karena itu pemerintah harus membuat program wisata
yang baik dan terintegritas seperti, diadakannya acara atau pameran kebudayaan , rutin
mengadakn event event dan membuatnya menjadi event kebudayaan yang berkelas
internasional, tetap menjalankan adat adat yang ada di makam Sunan Gunung Jati dan acara
acara di hari besar Islam yang biasanya ada di Makam tetap diadakan.
Kualitas SDM di desa Astana ini sangat banyak namun belum dioptimalkan sehingga
dari pemerintah perlu adanya pembinaan dan pengenalan mengenai pariwisata, seperti
bagaimana cara melestarikan wisata religi dengan baik, menjaga dan mengelola makam Sunan
Gunung Jati, jika semua program pemerintah ddidukung dan dimengerti oleh masyarakat desa
setempat maka akan terjadi sebuah kemajuan pariwisata yang baik untuk kedepannya dan
pastinya dari hasil kemjuan wisata ini kedepannya akan berpengaruh posistif terhadap ekonomi
masyarakat desa kuwu dan pendapatan daerah kabupaten Cirebon itu sendiri.
Hambatan dari masyarakat ini muncul karena para pemuda di daerah ini lebih suka
dengan kebudayaan yang berbau modern dan kurang tertarik dengan kebudayaan yang ada di
desa Astana ini, bahkab sebagian dari merka tidak ingin menerukan menjadi kuncen andaikan
saja para pemuda ini mau ikut dalam andil pengembangan pariwiata ini maka tentunya akan
adaperbedaan yang akan sangat nyata.
Karena tanpa adanya pemuda yang mau bergerak untuk memajukan daerahnya sendiri
maka akan sulit sebuah daerah akan maju dengan baik dan terstruktur. Diharapkan pemuda
sadar akan potensi yang ada di daerahnya sendiri dan bearni membuat sebuah inovasi yang baik
untuk daerahnya dan juga berperan aktif dalam pelestariamn nya.
39
B. SARAN
Setelah melakukan penelitian secara langsung di makam Sunan Gunung Jati
kabupaten Cirebon Jawa Barat, maka penulis memiliki beberapa saran terhadap upaya
Pelestarian makam Sunan Gunung Jati sebagai wisata religi di kabupaten cirebon diantaranya
sebagai berikut:
1. Selama ini peran masyarakat tidak optimal , maka dari hal tersebut penulis memberikan saran
dan berharap agar masyarakat memberikan perhatian yang lebih terhadap upaya pelestarian
makam sunan Gunung Jati dan mengikuti regulasi yang ada untuk mengatur dan mengurusi
agar makam Sunan Gunung Jati lebih tertata dengan baik sehingga makam Sunan Gunung Jati
sebagai wisata religi unggulan bisa berjalan dengan baik..
2. Membahas tentang sebuah wisata religi maka tidak terlepas dari sebuah industri pariwisata,
dalam hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan secara langsung di makam Sunan
Gunung Jati di desa Astana industri pariwisata memiliki peran yang maksimal maka dari itu
saran dari penulis adalah agar industri pariwisata yang ada dikawasan kabupaten Cirebon agar
mampu membantu memperomosikan serta mengembangkan makam Sunan Gunung Jati untuk
menjadi wisata religi favorit di kabupaten Cirebon Jawa Barat.
3. Untuk pemerintah sendiri harus lebih tegas dalam bertindak karena makam Sunan Gunung
Jati juga sangat berpengaruh untuk perkonomian kabupaten cirebon maka dari itu
memberikan rasa nyaman bagi wisatawan sangat penting dengan memberikan rasa nyaman
wisatawan akan sangat senang berkunjung atau berziarah ke makam Sunan Gunung Jati.
4. Tindak tegas yang dimaksud adalah menyikapi pengemis yang ada di area makam Sunan
Gunung Jati agar jumlah nya todak semakin meningkat dan ,mengurangi jumlah kotak
sedekah yang terpasang di area Makam Karena dalam mengelola sebuah obyek wisata itu
harus ada peran dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, instasi terkait pariwisata, industri
pariwisata dan yang paling penting adalah kontribusi masyarakat untuk memajukan
daerahnya .
5. Perlu adanya perwatan fasilitas penunjang seperti toilet, tempat ibadah dan tempat makan
yang dikerjakan dalam jangka waktu panjang sehingga menjadi nyaman bagi para
pengunjung. oleh kaena itu perlu penanganan uang sangat serius agar fasilitas penunjang bisa
di manfaatkan dalam jangka panjang.
6. Pengelola makam Sunan Gunung Jati yang juga merupakan masyarakat desa Astana agar
lebih ramah lagu terhadap pengunjung yang datang berziarah ke makam Sunan Gunung Jati.
40
DAFTAR PUSTAKA 1. Dewantara, Ki Hajar. 1967. Kebudajaan.Yogyakarta: madjelis Luhur Persatuan Taman
siswa.
2. Koentjaningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta : PN Balai Pustaka.
3. Damiasih, D., & Mahmudah, S. A. (2017). Pelestarian Seni Tari Jathilan Turrangga
Bekso Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatadi Sleman–Yogyakarta. Jurnal
Kepariwisataan, 11(1), 15-26. [Google Scholar]
4. Haryanto, E., & Angelia, E. (2016). Pengenalan Klenteng Cu An Kiong Sebagai
Destinasi Wisata di Rembang, Jawa Tengah. Jurnal Kepariwisataan, 10(2), 35-
40. [Google Scholar]
5. Isdarmanto, Isdarmanto (2016) TOURISM INTRODUCTION FOR
HOSPITALITY. Gebang Media Aksara, Yogyakarta
6. Isdarmanto,Isdarmanto (2017) DASAR DASAR KEPARIWISATAAN DAN
PENGELOLAA DESTINASI WISATA. Gebang Media Aksara:Yogyakarta. 7. Nugraha, B. S., Mayandini, H., Putra, F. A., Madani, H., & Maulana, N. (2017).
Pendampingan Pengembangan Potensi Kampung Wisata Langenastran Menuju
Sustainable Tourism Development. Jurnal Kepariwisataan, 11(3), 13-24. [Google
Scholar] 8. Nur Aini DF, Fajar.2016. Teknik Analisis Swot ;Pedoman menyusun strategi yang
efektif dan Efisien serta cara mengelola kekuatan dan ancaman. Yogyakarta:
QUADRANT
9. Purwadadi.2006. Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual . Jakarta : Kompas.
10. Sugiyono. 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung : Alfabeta 11. Sugiyono.2015. Metode Penelitian kualitatif. Bandung :Alfabeta
12. Susilo, Y. S., & Soeroso, A. (2014). Strategi pelestarian kebudayaan lokal dalam
menghadapi globalisasi pariwisata: Kasus Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian
BAPPEDA Kota Yogyakarta, 4, 3-11. [Google Scholar]
13. Suhendroyono, S., & Novitasari, R. (2016). Pengelolaan Wisata Alam Watu Payung
sebagai Ikon Wisata Berbasis Budaya di Gunungkidul Yogyakarta. Jurnalm
Kepariwisataan, 10(1), 43-50. [Google Scholar] 14. Undang Undang UU No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan 15. Data penelitian di makam Sunan Gunung Jati Cirebon Jawa Barat, Pada bulan Desember
sampai Januari 2018.
41
CURRICULUM VITAE
Personal information
Name : Nurwidya Adiati
Adress : Ds Tamanan rt 02 rw 01 Kec Sukomoro
Kab Magetan Provinsi Jawa Timur
Date of birth : 01 September 1993
Age :24
Religion : Islam
Gender : Female
Contact no : 085778353287 / +6285719564115
Email addres : [email protected]
Education Details
2013 - Now : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM ) Yogyakarta
( Yudisium Process)
2008 until 2011 : Akomodasi Perhotelan SMKN 1 Magetan
2005 until 2008 : SMPN 2 Magetan
1999 until 2005 :SDN 1 Tamanan
Organization Experince
1. ESC (English Speaking Comunity)
2. PMR (Palang Merah Remaja)
Job Experience
1. Starbucks coffe Yogyakarta as Barista (2015)
2. Participant of Student Exchange Progam( International hotel management Leadership
camp) in Burapha University International Collage (BUUIC) Chonburi Thailand.
3. Worked in CMW (Brand of ASTRA HONDA MOTOR Company)
4. On the job training in Quality Hotel City Center Malaysia in Front Office department
as Telephone Operator.
42
Other skill
1. Microsoft office
2. Internet Literacy
3. Active english
4. Pasive Korea and Japan language
43
LAMPIRAN
Gambar 1. Pintu masuk makam Sunan Gunung Jati
Gambar 2. Penulis bersama kuncen dari Makam Sunan Gunung Jati
Gambar 3. Makam yang ada di sekitar Makam Sunan Gunung Jati
44
Gambar 4. Penulis melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar
Gambar 5. Penulis menyebar kuisioner untuk wisatawan