Upload
buiphuc
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 8
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP BALAI PELATIHAN
KETERAMPILAN SENI PATUNG KAYU
Bab ini akan membahas mengenai pengertian umum Balai Pelatihan
Keterampilan, fungsi, tujuan, kajian terhadap objek sejenis, dan spesifikasi umum
proyek.
2.1. Balai Pelatihan Keterampilan
2.1.1. Pengertian Balai
Gedung/kantor/tempat yang digunakan oleh aparat pemerintah untuk
mengadakan rapat atau kegiatan kemasyarakatan lain (http://kbbi.web.id/balai)
diakses pada tanggal 26 Oktober 2016 pukul 18.48 WITA.
2.1.2. Pengertian Pelatihan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010,
pengertian pelatihan adalah bagian dari pendidikan nonformal yang dilaksanakan
untuk memberikan keterampilan kerja kepada pencari kerja atau pekerja.
Menurut Gary Dessler (2009), pelatihan adalah proses mengajarkan
karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan
untuk menjalankan pekerjaan mereka. Sedangkan menurut Kaswan (2013),
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 9
pelatihan merupakan proses meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
karyawan. Pelatihan juga meliputi pengubahan sikap sehingga karyawan dapat
melakukan pekerjaannya dengan lebih efektif.
2.1.3. Pengertian Keterampilan
Pengertian keterampilan menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:
1) Keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan
secara mudah dan cermat (Gordon B. Davis, 1994).
2) Keterampilan merupakan perilaku yang diperoleh melelui tahap-tahap
belajar tertentu. Keterampilan berasal dari gerakan-gerakan yang kasar
atau tidak terkoordinasi melalui pelatihan bertahap, gerakan tidak
teratur itu berangsur-angsur berubah menjadi gerakan-gerakan yang
lebih halus, melalui proses koordinasi diskriminasi (perbedaan), dan
integrasi (perpaduan) sehingga diperoleh suatu keterampilan yang
diperlukan untuk tujuan tertentu (Soemarjadi dkk, 1992).
Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli peneliti di atas, dapat
disimpulkan bahwa balai pelatihan keterampilan adalah gedung yang digunakan
pemerintah dalam usaha untuk memperbaiki kinerja karyawan (peserta pelatihan)
dengan memberikan pembekalan untuk melakukan suatu pekerjaan yang
membutuhkan kemampuan dasar dengan cepat dan tepat.
2.1.4. Komponen Pelatihan
Komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Anwar Prabu
Mangkunegara (2005) terdiri dari:
1) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan
terukur.
2) Pelatih (trainer) yang sudah ahli di bidangnya dan memiliki kualitas
memadai.
3) Materi pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
4) Peserta pelatihan dan pengembangan harus memenuhi persyaratan
yang ditentukan.
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 10
2.1.5. Tujuan Pelatihan
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 17 Tahun 2010 pasal 102, fungsi dan
tujuan dari pelatihan sebagai bentuk pendidikan nonformal antara lain:
1) Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan
pelengkap pendidikan formal atau sebagai alternatif pendidikan.
2) Pendidikan nonformal berfungsi untuk mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
3) Pendidikan nonformal bertujuan membentuk manusia yang memiliki
kecakapan hidup, keterampilan fungsional, sikap dan kepribadian
profesional, dan mengembangkan jiwa wirausaha yang mandiri, serta
kompetensi untuk bekerja dalam bidang tertentu, dan/atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2.1.6. Pembimbing atau Instruktur Pelatihan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2009,
yang mengatur pembimbing pada kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar
pembimbing pada kursus dan pelatihan yang berlaku secara nasional.
Adapun standar yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Standar kualifikasi pembimbing pada kursus dan pelatihan yang
berfungsi untuk meningkatkan penguasaan keilmuan (akademik).
a) Kualifikasi akademik minimal S1 atau D4 yang diperoleh dari
perguruan tinggi terakreditasi dan sesuai dengan kebutuhan kursus
dan pelatihan.
b) Sertifikat kompetensi pembimbing pada kursus dan pelatihan.
c) Pengalaman kerja sebagai instruktur di bidang keahlian pada kursus
dan pelatihan yang relevan.
2) Kursus dan pelatihan yang berfungsi untuk meningkatkan
keterampilan praktis.
a) Kualifikasi akademik minimal lulusan SMA/SMK/MA/Paket C.
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 11
b) Sertifikat kompetensi sebagai pembimbing pada kursus dan
pelatihan.
c) Pengalaman kerja pada bidangnya minimal tiga tahun.
2.1.7. Metode Pelatihan
Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002: 176), terdapat beberapa
metode pelatihan antara lain sebagai berikut:
1) Job Instruction Training, atau latihan instruksi jabatan adalah
penelitian dimana ditentukan seseorang (biasanya manajer/supervisor)
bertindak sebagai pelatih untuk mengintruksikan bagaimana
melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja. Metode ini bila
mana dikaitkan secara khusus dengan prinsip-prinsip belajar di atas
terlihat dengan jelas memiliki partisipasi yang tinggi, relevance,
repetition, transference, dan juga feedback.
2) Coaching (pelatihan) adalah bentuk pelatihan dan pengembangan
yang dilakukan di tempat kerja oleh atasan dengan membimbing
petugas untuk melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya
tidak terencana, misal bagaimana melakukan pekerjaan dan
bagaimana memecahkan masalah. Dilihat dari prinsip-prinsip belajar,
metode ini mengaplikasikan prinsip belajar partisipasi yang tinggi,
relevance, repetition, transference, dan juga feedback.
3) Job rotation (rotasi pekerjaan) adalah program yang direncanakan
secara formal dengan cara menugaskan pegawai pada beberapa
pekerjaan yang berbeda untuk menambah pengetahuan mengenai
pekerjaan dalam organisasi. Hal ini biasanya dilakukan untuk
pengembangan pegawai untuk memahami aktivitas organisasi yang
lebih luas, bila mana dilihat dari prinsip-prinsip mengaplikasikan
hampir semua prinsip dapat diterapkan kecuali feedback.
4) Apprenticeship (masa magang) adalah pelatih yang
mengkombinasikan antara pelajaran di kelas dengan praktik di
lapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada peserta,
peserta dibawa praktik ke lapangan. Teknik ini juga mengaplikasikan
seluruh prinsip seperti tersebut di atas.
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 12
2.1.8. Evaluasi Pelatihan
Evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan sangat penting dilaksanakan karena
pada dasarnya penerapan teori pelatihan perlu diuji agar sesuai dengan
kompetensi yang diinginkan
Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh
seorang pimpinan terhadap pelaksanan suatu program latihan dengan maksud
untuk mengetahui sampai seberapa jauh manfaat latihan tersebut dalam upaya
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menilai keberhasilan
pelatihan tersebut, perlu diadakan evaluasi atau penilaian yang sistematis dan
tepat.
Menurut Barry Chusway (2002: 137), evaluasi pelatihan dapat dilaksanakan
di beberapa cara yaitu:
1) Kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan peserta.
2) Melakukan observasi terhadap peserta pelatihan dalam memberikan
reaksi terhadap pelatihan.
3) Menguji segala sesuatu termasuk kemungkinan penggunaan pusat
pengembangan.
4) Mewawancarai peserta pelatihan.
5) Mengukur perubahan dalam kinerja, terutama pada aplikasinya pada
pekerjaannya dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan
sebagai bagian dari proses menjamin kinerja.
2.2. Seni Patung Kayu
2.2.1 Pengertian Seni Patung
1) Seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya
dibuat dengan metode subraktif (mengurangi bahan seperti memotong
dan menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti mengecor
dan mencetak) (Mikke Susanto, 2011).
2) Seni patung adalah sebuah karya seni rupa yang lahir dari seorang
pribadi dan diungkapkan di atas media tiga dimensional dengan unsur-
unsur bentuk, garis, ruang, dan tekstur (Dewa Putu Merta, 2004).
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 13
3) Seni patung adalah ungkapan estetis yang diwujudkan dalam bentuk 3
dimensional (Dharsono Sony Kartika, 2004).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa seni patung
adalah cabang dari seni rupa yang merupakan wujud ekspresi dan kreasi manusia
dalam bentuk tiga dimensi yang dibuat dengan teknik subraktif dan aditif. Karya
seni memiliki media yang sangat luas. Khusus untuk media kayu, karya seni
patung kayu merupakan ungkapan ekspresi dari imajinasi pematung yang
dituangkan dalam bentuk bidang, tekstur, garis, dan warna sehingga memberikan
rasa estetis pada penikmatnya.
2.2.2 Fungsi Seni Patung
Menurut S.P. Soedarsono dalam buku Seni Patung Indonesia, terdapat
beberapa fungsi dari seni patung antara lain:
1) Patung religi, untuk sarana peribadahan yang bermakna religius.
2) Patung monumen, untuk peringatan peristiwa bersejarah atau jasa
pahlawan.
3) Patung arsitektur, yaitu patung yang terdapat dalam konstruksi
bangunan.
4) Patung dekorasi, yaitu patung yang menghias bangunan atau taman.
5) Patung kerajinan, yaitu hasil karya pengrajin yang berfungsi
mendukung faktor perekonomian.
2.2.3 Jenis Patung
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Wayan Durma, selaku seniman
patung di Desa Mas, secara umum karya patung di Kabupaten Gianyar khususnya
di Desa Mas mengambil gaya naturalis dengan bentuk-bentuk alami yang dibuat
semirip mungkin dengan kenyataan dan dipadukan dengan unsur ukiran ornamen
tradisional Bali dan wujud dewa-dewi. Patung-patung ini dibuat dalam beberapa
bentuk, antara lain sebagai berikut:
1) Patung Dada
Patung yang dibuat dengan menampilkan bagian dada ke atas
atau bagian kepala saja. Patung ini sering disebut patung baste.
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 14
2) Patung Torso
Patung berupa bentuk badan manusia tanpa alat gerak baik
tangan maupun kaki dan juga tanpa kepala.
3) Patung Lengkap
Patung yang menampilkan keseluruhan bagian tubuh mulai dari
kaki sampai kepala.
2.2.4 Peralatan untuk Membuat Patung Kayu
Menurut Saiman Rais dan Suhirman dikutip dari buku Penuntun Belajar
Mengukir Kayu Bagi Pemula, terdapat beberapa peralatan standar yang digunakan
dalam proses pembuatan patung kayu, antara lain sebagai berikut:
1) Palu (Ganden)
Alat yang berfungsi sebagai pemukul pahat agar bisa memberi bentuk
pada kayu yang akan dibentuk menjadi patung.
2) Pahat
Alat yang terbuat dari besi dengan berbagai bentuk mata pahat yang
berfungsi untuk membentuk bahan baku kayu menjadi patung yang
sesuai dengan keinginan pematung.
3) Bor
Alat yang digunakan untuk melubangi kayu terutama saat pembuatan
patung kayu dengan metode aditif, yaitu metode penambahan bahan
kayu atau penempelan bahan kayu.
4) Gergaji Kayu dan Gergaji Mesin
Alat yang berfungsi sebagai pemotong kayu untuk memberi bentuk
kasar pada kayu sesuai ide dari pematung.
Gambar 2.1 Jenis-jenis Patung (a. Patung Dada, b. Patung Torso, c. Patung Lengkap)
Sumber: Survey lapangan tanggal 20 Oktober 2016
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 15
5) Pemutik
Digunakan dalam proses pengerotan untuk jenis patung berukuran
menengah dan kecil.
6) Amplas
Alat yang digunakan untuk memperhalus permukaan kayu hasil
pahatan sebelum dilakukan penyemiran atau finishing.
7) Batu Asah
Batu asah berfungsi mempertajam pahat, pemutik dan pisau
pematung. Terdapat dua jenis batu asah berdasarkan permukaannya
yaitu batu asah halus dan kasar.
8) Kuas
Alat yang digunakan untuk membersihkan patung setelah diukir. Alat
ini juga berfungsi saat proses finishing dengan menggunakan vernis
dan teknik finishing lainnya.
2.2.5 Bahan Baku Patung Kayu
1) Kayu Suar/Kayu Trembesi
Beberapa ciri-ciri kayu trembesi antara lain:
a) Bagian teras dari permukaan kayunya berwarna gelap (biasanya
cokelat tua ada garis-garis hitamnya) sedangkan bagian gubalnya
berwarna putih, antara bagian teras dan bagian gubalnya benar-
benar tampak jelas batasnya.
b) Kayu trembesi termasuk jenis kayu yang berat, sama halnya dengan
kayu akasia atau kayu jati. Menurut indonesianforest.com, berat
jenis rata-rata kayu trembesi ini adalah 0,60 itu artinya tergolong
cukup berat.
c) Kayu trembesi termasuk jenis kayu dengan tingkat awet kelas IV.
d) Untuk tingkat kekuatan kayunya, kayu trembesi termasuk jenis
kayu dengan tingkat kuat kelas III.
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 16
2) Kayu Panggal Buaya
Pohon dapat mencapai tinggi 35 cm, diameter 60 cm, selalu
hijau, tapi kadang kala menggugurkan daun. Kulit luar berwarna abu-
abu sampai kecokelatan, terdapat duri, kulit bagian dalam mempunyai
aroma khas. Daun majemuk, anak daun 10-17, berbentuk elips, bagian
terlebar pada pangkal daun dan asimetris melancip pada ujungnya,
lebar mencapai 2,5 cm, tepi daun rata atau agak bergelombang, urat
daun 10-15 pasang, bunga berwarna putih, terdapat dalam kedudukan
tandan pada bagian ujung ranting, panjang tandan 15 cm. Bunga
betina biasanya ramping dan kecil, bunga jantan sangat kecil, bakal
buah mempunyai satu karpel.
Gambar 2.2 Permukaan Kayu Suar
Sumber: https://www.google.co.id/
Gambar 2.3 Kulit Kayu Panggal Buaya
Sumber: https://www.google.co.id/
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 17
3) Kayu Albasia
Beberapa ciri kayu albasia antara lain :
a) Kayu Albasia adalah jenis kayu yang lunak. Artinya kayu ini jika
dipegang terasa empuk hampir mirip dengan kayu randu atau
kayu kapuk.
b) Teras kayu atau bagian tengah kayu berwarna agak putih dan ada
juga sebagian dari kayu albasia yang teras kayunya berwarna
coklat muda, akan tetapi secara umum kayu albasia memiliki
warna yang hampir sama dengan warna bagian tengah yaitu
warna putih.
c) Umumnya kayu albasia bertekstur kasar.
d) Kayu albasia memiliki permukaan sedikit licin dan mengkilap.
4) Kayu Waru
Sebagai sebuah pohon, tanaman waru pastilah memiliki kayu.
Kayu terasnya agak ringan, cukup padat, berstruktur cukup halus, dan
tak begitu keras, berwarna kelabu kebiruan, semu ungu atau cokelat
keunguan, atau kehijau-hijauan. Liat dan awet bertahan dalam tanah,
kayu waru ini biasa digunakan sebagai bahan bangunan atau perahu,
roda pedati, gagang perkakas, ukiran, serta kayu bakar. Dari kulit
batangnya, setelah direndam dan dipukul-pukul, dapat diperoleh serat
yang disebut lulup waru. Serat ini sangat baik untuk dijadikan tali.
Serat ini juga merupakan bahan yang penting, dan berasal dari
pepagan waru dan dipakai untuk membuat tali yang selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai bahan dasar membuat jaring dan tas-tas kasar.
Gambar 2.4 Kayu Albasia/Sengon
Sumber: https://www.google.co.id/
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 18
5) Kayu Eben
Batang lurus dan tegak dengan tinggi sampai dengan 40 m.
Diameter batang bagian bawah dapat mencapai 1 m, sering
dengan banir (akar papan) besar. Kulit batangnya beralur, mengelupas
kecil-kecil dan berwarna cokelat hitam. Pepagannya berwarna cokelat
muda dan di bagian dalamnya berwarna putih kekuning-kuningan.
Pohon ini menghasilkan kayu yang berkualitas sangat baik.
Warna kayu cokelat gelap, kehitaman, atau hitam berbelang-belang
kemerahan. Dalam perdagangan internasional kayu hitam sulawesi ini
dikenal sebagai Macassar ebony, Coromandel ebony, streaked ebony
atau juga black ebony. Nama-nama lainnya di Indonesia di antaranya
kayu itam, toetandu, sora, kayu lotong, dan kayu maitong. Kayu hitam
berat dengan berat jenis melebihi air, sehingga tidak dapat
mengapung.
Gambar 2.6 Kayu Eben
Sumber: https://www.google.co.id/
Gambar 2.5 Kayu Waru
Sumber: https://www.google.co.id/
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 19
2.2.6 Tahapan Membuat Patung Kayu
1) Proses Pembuatan Patung
a) Tahap Pemilihan Bahan
Tahap pemilihan bahan ini, yang terpenting adalah bahan
baku kayu yang dipilih sudah sesuai dengan kriteria dan kelas kayu
dan juga kayu tidak rusak berlubang. Tujuan dari pemilihan kayu
ini untuk mempermudah dalam proses pengerjaan selanjutnya. Hal
ini dikarenakan semakin keras kayu maka akan semakin sulit untuk
dikerjakan.
b) Tahap Makalin
Tahapan ini dimana pematung mulai menggunakan idenya
dalam mencari bentuk yang diinginkan. Tahapan ini berupa
pembuatan sketsa kasar baik di kertas ataupun langsung pada kayu
tergantung pada kemampuan imajinasi pematung. Lalu proses
pemotongan dengan gergaji mesin untuk mencari bentuk global
yang paling ideal
c) Tahapan Ngerot
Setelah tahapan global baru dilakukan proses ngerot atau
pemahatan lebih halus untuk memperjelas bentuk patung. Setelah
terbentuk maka tahapan selanjutnya adalah pengukiran dimana
patung yang sudah jelas bentuknya diberikan detail-detail berupa
pepayasan terutama untuk patung yang bertemakan pewayangan.
d) Pengamplasan
Patung yang sudah di-detail akan diamplas hingga halus
sebelum dimulai proses finishing. Tidak semua jenis patung bisa
diamplas setelah proses pendetailan, ini dikarenakan kekuatan kayu
yang berbeda-beda sehingga apabila setelah didetail akan lebih
mudah patah.
e) Finishing
Teknik finishing yang digunakan pada umumnya adalah
finishing semir tanpa menghilangkan serat kayu dan juga finishing
warna yang menghilangkan ciri khas alami pada kayu.
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 20
Gambar 2.7 yaitu proses pembentukan patung secara global dan proses
pemahatan untuk memperjelas bentuk patung. Gambar 2.8 adalah proses
pendetailan dengan dengan teknik ukir dan Gambar 2.9 adalah patung yang
diamplas agar halus sebelum di finishing dengan vernis.
2.2.7 Teknik Finishing Patung Kayu
1) Finishing Melamin
Finishing berbahan dasar melamin adalah finishing yang
tergolong baru dan sedikit lebih mahal. Saat ini banyak konsumen
lebih memilih patung yang finishing nya menggunakan melamin,
tuntutan pasar inilah yang membawa pengaruh pada para pengrajin
Gambar 2.7 Tahapan Makalin dan Ngerot
Sumber: Survei Lapangan 20 Oktober 2016
Gambar 2.8 Tahapan Mengukir
Sumber: Survei Lapangan 20 Oktober 2016
Gambar 2.9 Tahapan finishing
Sumber: Survei Lapangan 20 Oktober 2016
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 21
patung untuk menggunakan melamin sebagai bahan dasar finishing
patungnya.
Finishing dengan melamin ini mampu memberi kepuasan
tersediri yaitu dapat menjadikan patung terkesan mewah dan elegan.
2) Finishing Teak Oil (Semir)
Teak oil adalah bahan dasar finishing kayu yang sangat
sederhana dan mudah cara aplikasinya. Penggunaan teak oil cukup
dengan membasahi kain dengan campuran semir dan bensin.
Kemudian dioleskan pada permukaan patung atau dengan cara diolesi
dengan kuas sehingga teak oil masuk ke dalam pori-pori kayu. Setelah
itu didiamkan beberapa menit untuk kemudian dibersihkan dengan lap
kain yang kering.
Finishing dengan bahan teak oil ini sangat sederhana dalam
penggunaan dan hasilnya tidak tahan lama, tidak tahan terhadap air,
dan cepat pudar sehingga memerlukan pengulangan olesan teak oil
kembali.
3) Finishing Vernis
Vernis adalah salah satu bahan finishing yang sudah sejak lama
digunakan untuk melapisi kayu atau perabotan rumah tangga karena
harganya yang cukup murah dan pengaplikasiannya sangat mudah
baik untuk para pekerja pemula. Pengaplikasiannya secara manual
cukup meratakan cairan vernis pada permukaan patung yang akan kita
finishing dengan menggunakan kuas, dengan catatan kayu atau patung
yang akan di-finishing harus dipastikan terlebih dahulu sudah benar
benar rata dan halus.
Finishing dengan vernis bertujuan untuk melindungi patung atau
permukaan kayu dari panas matahari, goresan, noda, dan air.
Sayangnya pemakaian bahan ini tidak mampu memberikan tampilan
keawetan, dengan berjalannya waktu permukaan kayu atau patung
mudah terlihat memudar dan kusam, sehingga menuntut kita untuk
selalu memberi lapisan vernis ulang lagi.
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 22
2.3. Kajian terhadap Objek Sejenis
Kajian terhadap objek sejenis adalah kajian terhadap objek yang memiliki
fungsi yang sama dengan proyek yang akan dibangun. Kajian terhadap fasilitas ini
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data sebagai perbandingan dan
gambaran secara umum tentang fasilitas yang akan dibangun. Objek yang ditinjau
adalah objek yang mewadahi kegiatan pelatihan seperti Balai Diklat Industri
Denpasar, Balai Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali, Balai Pelatihan Kerja
Agrobisnis dan Industri Kabupaten Gianyar, dan Galeri Ida Bagus Marka.
Objek yang ditinjau antara lain, sebagai berikut:
2.3.1 Balai Diklat Industri Denpasar
Balai Diklat Industri Denpasar merupakan fasilitas balai pendidikan dan
latihan di bawah naungan Kementerian Perindustrian yang mewadahi SDM
(Sumber Daya Manusia) untuk menghasilkan produk-produk industri kreatif yang
nantinya dapat membantu dalam persaingan memasuki dunia kerja.
Balai Diklat Industri Denpasar beralamat di Jalan W. R. Supratman No. 302,
Tohpati, Denpasar. Balai Diklat Industri ini memiliki beberapa program pelatihan
industri dengan spesialisasi animasi, kerajinan, dan barang seni. Fasilitas yang
tersedia untuk menunjang proses pelatihan di antaranya animation incubation
centre, showroom, workshop, ruang kelas, laboratorium komputer, mini teater,
dan asrama.
Tampilan Balai Diklat Industri Denpasar dan Layout dapat dilihat pada
Gambar 2.10 dan gambar 2.11 di bawah ini.
Gambar 2.10. Tampak Depan Balai Diklat Industri Denpasar
Sumber: Survei lapangan
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 23
Berikut deskripsi mengenai ruang dan fasilitas, serta civitas pengguna pada
Balai Diklat Industri Denpasar:
1) Kantor
Kantor Pengelola BDI yang terdiri dari ruang resepsionis, ruang
pengelola, ruang rapat. Kantor ini berada dekat dengan ruang kelas
untuk mempermudah sirkulasi dan efektifitas kegiatan pelatihan.
2) Ruang Kelas Diklat
Ruang kelas pada balai diklat ini berukuran 18m x 9m yang
mampu menampung 100 orang peserta. Ruangan didesain fleksibel
dengan penerapan dinding partisi yang memungkinkan pembagian
ruang menjadi dua ruang kelas dengan kapasitas 50 orang, hanya
terdapat 1 ruang kelas pada balai diklat ini.
A. Pos Satpam
B. Showroom Keramik
C. Kantor Pusat
D. Showroom Jewellery
E. Showroom Fashion
F. Showroom Craft
G. Office
H. Ruang Kelas
I. Ruang Instruktur
J. Asrama
K. Ruang Makan
L. Workshop
M. Ruang Serbaguna
Gambar 2.11. Layout Balai Diklat Industri Denpasar
Sumber: Survei lapangan
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 24
Civitas pengguna dari ruang ini biasanya terbagi menjadi 4
kelas dengan masing-masing kelas terdiri dari 20 orang peserta. Ruang
ini berada di lantai 1 gedung office agar mudah dicapai. Fasilitas yang
terdapat pada ruang ini berupa 2 buah proyektor, 2 buah papan tulis, 1
mimbar, sound system, 8 buah AC, meja dan kursi untuk peserta dan
instruktur. Terdapat 3 buah pintu pada ruangan ini untuk
memperlancar sirkulasi peserta pelatihan. Ruangan ini juga bisa
disewakan kepada masyarakat umum untuk keperluan seminar, rapat
pelatihan, dan lain-lain.
3) Laboratorium Komputer
Ruang laboratorium komputer pada balai diklat ini ditempatkan
di lantai 2 dengan pertimbangan faktor keamanan. Terdapat 4
laboratorium komputer pada balai diklat ini hanya saja saat ini hanya
3 laboratorium yang sudah berfungsi, sedangkan 1 laboratorium masih
dalam tahap pengadaan komputer. Kapasitas laboratorium komputer
mampu menampung 20 peserta pelatihan dengan luas sekitar 60 m2.
Fasilitas yang tersedia pada laboratorium ini berupa 21
perangkat computer, 1 papan tulis, 1 proyektor, sound system, 2 AC,
dan juga CCTV sebagai sistem keamanan pada ruang.
Gambar 2.12 Ruang Kelas Balai Diklat Industri
Sumber: http://bdidenpasar.kemenperin.go.id/
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 25
4) Learning Site Competency
Learning site competency merupakan ruangan yang berfungsi
sebagai tempat sertifikasi bagi peserta pelatihan. Ruangan ini mampu
menampung 20 orang dengan ukuran ruang 8m x 4m. Fasilitas pada
ruang ini terdiri dari sofa, rak buku, meja kerja dan meja rapat serta
AC sebagai penghawaan buatan pada ruang.
5) Asrama
Asrama pada balai diklat ini didesain terhubung langsung
dengan bangunan ruang kelas dan office, hal ini bertujuan untuk
efektifitas proses pelatihan dan pengawasan. Tersedia 51 kamar untuk
peserta pelatihan dengan 47 kamar berkapasitas 2 orang dan 4 kamar
berkapasitas 3 orang. Kamar tidur berukuran 5m x 3,5m dengan
kondisi ruang tidur pada asrama sangat baik. Terdapat fasilitas TV,
AC, lampu belajar, sofa, lemari, handuk, dan juga kamar mandi.
Gambar 2.13 Lab Komputer Balai Diklat Industri
Sumber: http://bdidenpasar.kemenperin.go.id/
Gambar 2.14 Asrama Balai Diklat Industri
Sumber: http://bdidenpasar.kemenperin.go.id/
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 26
6) Ruang Makan dan Cafe
Ruang makan pada balai diklat juga terhubung langsung dengan
bangunan asrama dengan tujuan efektifitas kegiatan. Ruang makan
diatur dengan kapasitas 100 orang. Terdapat ruang dapur, ruang
tunggu, resepsionis, toilet, dan musholla pada ruang ini. Ruang makan
didesain terbuka dengan banyak bukaan yang memberi kesan segar,
luas dan bersih. Di sebelah ruang makan terdapat cafe untuk peserta
yang ingin sekedar beristirahat santai dan mengobrol. Suasana pada
ruang ini dibuat santai dan cozy dengan pemilihan patung yang
didominasi warna cokelat.
Saat ini fungsi cafe ini mulai bergeser sebagai tempat bekerja
bagi komunitas industri kecil menengah (IKM) yang bekerja sama
dengan balai diklat. Ini dikarenakan kantor IKM yang berada di lantai
2 ruang café ini dan juga faktor kenyamanan dari komunitas IKM
untuk bekerja di café ini.
7) Showroom
Balai Diklat Industri Denpasar menjalin kerjasama dengan
beberapa IKM di Pulau Bali untuk mempromosikan produknya.
Produk ini akan dipajang di showroom yang disediakan. Showroom
yang disediakan berukuran 9m x 9m. Terdapat 4 showroom pada balai
diklat ini yaitu showroom craft, showroom jewellery, showroom
fashion, dan showroom keramik. Produk yang dipajang pada
Gambar 2.15 Ruang Makan Balai Diklat Industri
Sumber: http://bdidenpasar.kemenperin.go.id/
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 27
showroom akan diberi tanda dan juga terdapat kartu nama IKM yang
bersangkutan.
8) Workshop/Pameran
Workshop pada balai diklat berfungsi sebagai tempat bekerja
peserta pelatihan craft. Ruang ini berukuran 18m x 12m dan berlantai
2. Pada lantai 1 berfungsi sebagai tempat mesin-mesin produksi, toilet
dan ruang diskusi. Untuk lantai 2 terdiri dari ruang musholla dan
gudang alat.
2.3.2 Balai Latihan Kerja Industri dan Agrobisnis Kabupaten Gianyar
Balai Latihan Kerja Agrobisnis dan Industri di Kabupaten Gianyar
merupakan wadah yang disediakan pemerintah Kabupaten Gianyar untuk
memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam mengolah hasil pertanian di
daerahnya. BLK ini baru diresmikan pada pertengahan tahun 2016 beralamat di
Jalan Legong Keraton No. 99x Gianyar, dengan luas bangunan mencapai 584 m2.
Gambar 2.16 Showroom Craft
Sumber: Survei lapangan
Gambar 2.17 Workshop Craft
Sumber: Survei lapangan
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 28
Berikut deskripsi mengenai ruang dan fasilitas, serta civitas pengguna pada
Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar:
1) Fasilitas dan Ruang
Ruang dan fasilitas yang ada pada Latihan Kerja Kabupaten
Gianyar yaitu sebagai berikut:
2) Ruang Kantor
Kantor pada Balai Latihan kerja ini merupakan tempat bagi
pegawai BLK yang bertugas untuk mengurus administrasi dan
keperluan lain yang terkait dengan kegiatan pelatihan yang akan
dilaksanakan. Ruang ini berkapasitas 8 orang dengan luas 32 m2.
2) Ruang Kelas
Ruang kelas pada balai latihan ini berfungsi sebagai ruang untuk
pemberian materi atau teori mengenai pelatihan yang akan
dilaksanakan. Balai ini menyediakan 3 ruang kelas bagi peserta
pelatihan dengan kapasitas total mencapi 80 orang dan luasan total
mencapai 144 m2. Ruangan ini bersifat fleksibel karena bisa
Gambar 2.19 Ruang Kantor Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar
Sumber: http://www.lemsar.net/
Gambar 2.18 Perspektif Eksterior Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar
Sumber: http://www.lemsar.net/
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 29
difungsikan juga sebagai ruang ujian apabila diperlukan mengingat
adanya keterbatasan ruang pada balai latihan kerja ini.
3) Ruang Tes Uji Kompetensi (TUK)
Ruang ini merupakan ruangan yang disediakan untuk mewadahi
kegiatan tes uji kompetensi, dimana semua peserta pelatihan
diwajibkan mengikuti ujian sebagai persyaratan kelulusan dan
memperoleh sertifikat pelatihan. Ruang ini mampu menampung 80
peserta dengan luas 144 m2.
2.3.3 Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali merupakan lembaga yang
berfungsi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah di
Provinsi Bali yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan membentuk
aparatur yang berkompeten di bidangnya. Badan ini berada di wilayah pinggir
Kota Denpasar tepatnya di Jalan Hayam Wuruk No. 152 Denpasar.
Gambar 2.21 Ruang TUK Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar
Sumber: http://www.lemsar.net/
Gambar 2.20 Ruang Kelas Balai Latihan Kerja Kabupaten Gianyar
Sumber: http://www.lemsar.net/
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 30
a. Tempat suci
b. Gedung VIP
c. Gedung Padma
d. Gedung Jempiring
e. Gedung Melati
f. Gedung Ratna
g. Gedung Kepala Badan Diklat
h. Gedung seckretariat
i. Gedung kamboja
j. Kantin
k. Garase
l. Pos satpam
m. Parkir
Gambar 2.23 Gedung Padma dan Gedung Jempiring Badan Diklat Provinsi Bali
Sumber: Survei lapangan tanggal 21 Oktober 2016
Gambar 2.24 Gedung Melati dan Gedung Ratna Badan Diklat Provinsi Bali
Sumber: Survei lapangan tanggal 21 Oktober 2016
Gambar 2.22 Layout Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali
Sumber: Badan Diklat Provinsi Bali
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 31
Berikut deskripsi mengenai ruang dan fasilitas, serta kapasitas ruang pada
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali:
Tabel 2.1 Fasilitas Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali
No Fasilitas Jumlah/luas Kapasitas
1 Gedung Sekretariat 1 unit -
2 Gedung Ratna
a. Lantai 1
- Ruang rapat
b. Lantai 2
- Ruang belajar
1 ruang
1 ruang
30 orang
30 orang
3 Gedung Jempiring
a. Lantai 1
- Lobby
- Kamar tidur AC
b. Lantai 2
- Lobby
- Kamar tidur
c. Lantai 3
- Ruang kelas
- Ruang transit
1 ruang
12 ruang
1 ruang
12 ruang
2 ruang
1 ruang
-
24 orang
-
24 orang
40 orang
-
4 Gedung Melati
a. Lantai 1
- Ruang makan
- Ruang tidur
- Ruang transit
- Dapur
1 ruang
12 ruang
1 ruang
1 ruang
100 orang
24 orang
5 orang
-
Gambar 2.25 Gedung Sekretariat dan Gedung Kaban Diklat Provinsi Bali
Sumber: Survey lapangan tanggal 21 Oktober 2016
Gambar 2.26 Gedung Olahraga dan Ruang Makan Badan Diklat Provinsi Bali
Sumber: Survei lapangan tanggal 21 Oktober 2016
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 32
b. Lantai 2
- Ruang tidur
d. Lantai 3
- Ruang aula
- Ruang kelas
24 ruang
1 ruang
2 ruang
48 orang
150 orang
80 orang
5 Gedung Padma
a. Lantai 1
- Lobby
- Ruang makan
- Ruang perpustakaan
- Ruang widyaiswara
- Ruang fotocopi
- Ruang bidang KK
- Ruang klinik
- Ruang tidur AC
- Ruang tidur kipas
- Ruang sekretariat PIM
- Ruang komite
penjamin mutu
b. Lantai 2
- Kamar tidur AC
- Kamar tidur kipas
- Musholla
c. Lantai 3
- Ruang aula Padma
- Ruang kelas Cempaka
- Ruang transit
- Lobby
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
3 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
10 ruang
20 ruang
1 ruang
1 ruang
3 ruang
1 ruang
1 ruang
100 orang
-
-
-
-
-
-
4 orang
-
-
-
20 orang
40 orang
-
100 orang
120 orang
-
-
6 Mess VIP
Ruang tidur
Ruang tamu
2 kamar
1 ruang
4 orang
-
7 Kantin 1 unit -
8 Dapur 1 ruang -
9 Sarana Prasarana Olahraga
Bulu tangkis
Bilyard
Fitness
Tenis meja
1 lapangan
1 unit
1 ruang
1 unit
-
-
-
-
10 Tempat suci/pura 1 -
11 Pos satpam 1 ruang -
12 LCD 9 buah -
13 Wifi 1 unit -
14 Clipchart 27 buah -
15 Whiteboard 6 buah -
16 CCTV 1 unit -
17 Peralatan outbond 16 set -
2.3.4 Galeri Ida Bagus Marka
Galeri Ida Bagus Marka adalah saah satu galeri patung terbesar di
Kabupaten Gianyar. Galeri ini beralamat di Jalan Ir. Sutami Sumampan, Desa
Kemenuh, Kabupaten Gianyar. Galeri yang dibangun di atas tanah seluas 1,6 ha
ini memiliki beberapa fasilitas di antaranya ruang workshop, ruang penyimpanan,
Sumber: Survei lapangan tanggal 21 Oktober 2016
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 33
ruang pameran, restoran, galeri batik, dan lain-lain. Berikut adalah siteplan dari
Galeri Ida Bagus Marka.
Proses pembuatan patung di Galeri Ida Bagus Marka ini berawal dari
pengadaan bahan baku kayu dari Pulau Jawa yang datang dengan truk kontainer.
Bahan baku ini nantinya disimpan di ruang penyimpanan seperti yang terlihat
pada gambar 2.28.
Tahapan selanjutnya adalah tahapan pembuatan patung mulai dari makalin
sampai finishing di ruang pahat atau bengkel kerja yang bertempat di depan ruang
Gambar 2.28. Ruang Penyimpanan
Sumber: Survei lapangan
A. Rumah owner
B. Galeri batik
C. Kantor
D. Ruang pameran
E. Ruang penyimpanan
F. Ruang serbaguna(stage)
G. Gedung Pengelola
H. Restoran
I. Area prasmanan
J. Dapur
K. Parkir
L. Dapur owner
M. Parkir
Gambar 2.27 Siteplan Galeri Ida Bagus Marka
Sumber: Survei lapangan
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 34
penyimpanan. Aktivitas pada ruang pahat dan proses pembuatan patung dapat
dilihat pada gambar 2.29 dan gambar 2.30.
Patung yang sudah jadi nantinya akan dipajang di showroom yang berada di
samping ruang pahat. Dalam showroom ini terdapat ribuan patung berbagai jenis,
baik dari segi bahan, ukuran, dan warna yang akan dijual kepada wisatawan.
Nantinya apabila ada patung yang terjual pengiriman dilakukan dengan mobil bak
terbuka ataupun truk, tergantung pada ukuran patung itu sendiri. Terkadang untuk
patung berukuran besar diperlukan mesin pengangkut untuk memindakan patung
ke truk kontainer.
Tampilan ruang showroom dan juga proses pengiriman patung pada Galeri
Ida Bagus Marka dapat dilihat pada gambar 2.31. dan gambar 2.32. berikut ini:
2.4 Spesifikasi Umum Proyek
Spesifikasi umum ini akan membahas mengenai balai pelatihan
keterampilan secara umum melalui deskripsi proyek pada pengertian, kriteria
Gambar 2.29. Proses Pemahatan
Sumber: Survei lapangan
Gambar 2.31 Ruang Showroom
Sumber: Survei lapangan
Gambar 2.30. Contoh Tahapan Membuat Patung
Sumber: Survei lapangan
Gambar 2.32 Proses Pengiriman Patung
Sumber: Survei lapangan
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 35
lokasi, fungsi, kegiatan utama, civitas yang terlibat, dan juga fasilitas yang
diperlukan.
2.4.1 Pemahaman Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu
Balai pelatihan keterampilan seni patung adalah wadah yang digunakan
pemerintah dalam usaha untuk memperbaiki kinerja karyawan (peserta pelatihan)
dengan memberikan pembekalan berupa keterampilan seni patung.
Balai pelatihan keterampilan merupakan wadah bagi masyarakat umum di
Kabupaten Gianyar khususnya angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan dan
juga anak usia kerja yang tidak bersekolah untuk memperoleh pelatihan
keterampilan seni ukir patung kayu. Nantinya hasil dari pelatihan itu sendiri
peserta akan memperoleh sertifikat dan keterampilan kerja yang menjadi modal
untuk memulai usaha sebagai seniman patung ataupun mengikuti magang dan
bekerja di galeri seni patung yang ada di Kabupaten Gianyar. Balai pelatihan ini
nantinya akan dikelola pemerintah di bawah naungan dinas tenaga kerja dan
transmigrasi Kabupaten Gianyar dan akan berjalan beriringan dengan Balai
Latihan Kerja Agrobisnis dan Industri yang sudah ada sebelumnya.
2.4.2 Fungsi Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu
Balai pelatihan keterampilan memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai
berikut:
1) Sebagai wadah masyarakat khususnya anak putus sekolah dan
pengangguran untuk memperoleh keterampilan mematung khususnya
seni patung kayu.
2) Sebagai wadah dalam rangka melestarikan seni patung kayu dan juga
mencetak seniman-seniman muda.
3) Sebagai wadah untuk mengurangi angka anak putus sekolah yang
nantinya diharapakan mampu berdampak pada menurunnya angka
pengangguran di Kabupaten Gianyar.
2.4.3 Kegiatan Utama pada Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu
Kegiatan utama yang berlangsung pada balai pelatihan keterampilan seni
patung kayu di antaranya:
1) Pelatihan tata cara memilih kayu yang baik untuk digunakan sebagai
bahan baku patung kayu dan juga pemberian teori mengenai proses
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 36
pembuatan patung. Tahapan ini akan berlangsung selama 2 bulan
pertama masa pelatihan.
2) Pelatihan tata cara dan proses pemahatan kayu untuk dibentuk
menjadi patung, pelatihan seni ukir pada proses pen-detail-an bentuk
awal patung kayu, pelatihan cara finishing patung kayu dan juga cara
pengawetan patung kayu. Tahapan ini akan berlangsung 4 bulan.
2.4.4 Civitas Pengguna Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu
Civitas yang terlibat dalam kegiatan balai pelatihan antara lain:
1) Pengelola (pemerintah)
2) Instruktur (seniman di Kabupaten Gianyar)
3) Peserta pelatihan (angkatan kerja)
4) Pengunjung (wisatawan domestik dan mancanegara)
2.4.5 Sasaran Pelatihan Keterampilan
Sasaran balai pelatihan keterampilan ini terbuka untuk masyarakat umum di
Kabupaten Gianyar terutama bagi anak usia kerja yang putus sekolah dan
angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan. Nantinya masyarakat yang
mengajukan diri akan diseleksi terlebih dahulu untuk memprioritaskan pada
sasaran awal yaitu angkatan kerja usia muda (anak putus sekolah) yang belum
memiliki pekerjaan agar tujuan untuk mengurangi pengangguran di Kabupaten
Gianyar bisa tercapai.
2.4.6 Fasilitas pada Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu
Berdasarkan analisis teori dan kajian objek sejenis yang dilakukan, maka
dapat disimpulkan fasilitas yang diperlukan antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.2 Fasilitas Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu
Fasilitas Utama Fasilitas sekunder Fasilitas Penunjang
Ruang kelas
Ruang bahan
Ruang workshop
Ruang penyimpanan
Ruang pameran
Asrama
Ruang makan
Perpustakaan
Ruang rapat
Ruang kantor
Gudang
Parkir
Toilet
Tempat suci
Ruang parkir
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Balai Pelatihan Keterampilan Seni Patung Kayu Di Kabupaten Gianyar 37
2.4.7 Kriteria Lokasi
Berdasarkan studi banding pada objek sejenis dan juga berdasarkan teori
yang telah diuraikan (standar BLK) maka lokasi yang baik untuk dibangun balai
pelatihan keterampilan memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Berlokasi di pinggir kota/kabupaten jauh dari pusat kota.
2) Sesuai dengan peruntukan lahan pada RTRW kabupaten/kota.
3) Berada di jalur jalan raya kabupaten/kota yang mudah diakses, terlihat
jelas dan lancar.
4) Dekat dengan pusat pemasaran kerajinan seni patung.
5) Dekat dengan pusat bahan baku kerajinan seni patung kayu.
6) Berada di wilayah yang memiliki tingkat pengangguran tinggi.