12
1 PEMANFAATAN BIOTEK SEMEN UNTUK PEKERJAAN BETON K 250 UTILIZATION OF BIOTECH CEMENT FOR WORK OF CONCRETE K 250 Muhammad Syarif ¹, Victor Sampebulu²,Nasruddin² ¹ Universitas Muslim Indonesia ² Universitas Hasanuddin Makassar Alamat Korespondensi: Muhammad Syarif Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Muslim Indonesia Makassar, 90245 HP: 085342060304 Email: [email protected]

PEMANFAATAN BIOTEK SEMEN UNTUK PEKERJAAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/db13449075e543b86701d3e244305987.pdf · pabrik pembuatan gula ... Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa

Embed Size (px)

Citation preview

1

PEMANFAATAN BIOTEK SEMEN UNTUK PEKERJAAN BETON K 250

UTILIZATION OF BIOTECH CEMENT FOR WORK OF CONCRETE K 250

Muhammad Syarif ¹, Victor Sampebulu²,Nasruddin²

¹ Universitas Muslim Indonesia ² Universitas Hasanuddin Makassar

Alamat Korespondensi: Muhammad Syarif Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Muslim Indonesia Makassar, 90245 HP: 085342060304 Email: [email protected]

2

Abstrak

Peningkatan kebutuhan akan perumahan maupun infrastruktur lainnya secara otomatis menuntut kebutuhan akan bahan bangunan yang semakin meningkat pula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat semen biotek sebagai salah satu semen alternatif selain dari semen portland/pcc melalui pemanfaatan tanah mediteren,limbah sekam padi, limbah ampas tebu dan sampah organik yang pada umumnya tidak lagi termanfaatkan oleh manusia melalui kajian ekperimental. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode water curing dan dry curing. Selanjutnya sebagai rangkaian uji kelayakan peneliti melakukan uji fisis berupa kehalusan butiran, berat jenis dan berat isi, waktu ikat awal dan waktu ikat akhir, konsistensi normal, berat volume, berat unit beton segar per m³, kandungan udara dan bleeding. Pengujian kuat tekan serta kuat tarik belah dalam bentuk slinder beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan mutu kuat tekan rencana K-250. Dari hasil uji senyawa kimia semen biotek peneliti telah menemukan senyawa-senyawa kimia yang menyerupai senyawa kimia pada semen portland/pcc pada umumnya berupa CaO sebesar 65,36%, SiO₂ 18,84%, Al₂O₃ 6,33%, Fe₂O₃ 2,29 %, SO₃ 3,64%, MgO 1,35%, C₃S 66,72%, C₂S 3,98%, C₃A 12,9%, C4Af 24,75%. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan metode water curing dan dry curing pada umur beton 3,7,14,21 dan 28 hari. Pengujian kuat tarik belah pada umur beton 28 hari. Sebagai kesimpulan dari hasil uji tekan diperoleh 5,00 Mpa pada metode water curing dan 6,10 Mpa pada metode dry curing sedang uji tarik sebesar 0,61 Mpa pada metode water curing dan 0,96 Mpa pada metode dry curing. Pembanding yang digunakan dalam uji kelayakan biotek semen baik secara fisis maupun secara kimiawi adalah semen dari jenis Portland Composit Cement (pcc).

Kata kunci. Tanah mediteren, semen biotek

Abstract To Increasing needs for housing and other infrastructures automatically demand an increasing needs for the building materials as well. This research aims to make biotech cement as an alternative cement instead of the Portland/pcc by making use of the “mediterrent” soil, the rise husk wastes,the sugarcane waste and the organic waste, wich are not utilized by humans through an experimental study. The method of the research was the water and dry curing. Then a series of feasibility tests were conducted in order to examine its physical characteristics,such as its grain fineness, its specific and content weights, its initial and final time banding capacity, its normal consistency, its volume weight, its fresh concrete unit weight per cibic meterand its air and bleeding content. Next the concrete cylinders with the diameter of 15 cm and the heigh of 30 cm and the planned pressing strenght capacity of K-250 was tested its pressing strength and split pulling strength. The chemical fusion test revealed some similarities between the biotech cement and the Portland/pcc cement, such as CaO 65.36%, SiO₂18.84%, Al₂O₃6.33%, Fe₂O₃ 2.29%, SO₃3.64%, MgO 1.35%, C₃S66.72%,C₂S3.98%, C₃A 12.9%, C4Af 6.97%. The test of the pressing strength was done with both the water curing and dry curing at the concrete ages of 3,7,14,21 and 28 days. And the test of the concrete split pulling strength was conducted at the age of 28 days. The result of the test of the concrete pressing strength was using water curing method was 5,00 Mpa and 6,10 Mpa using the dry curing method, while the result of the pulling strength was 0,61 Mpa using water curing method and 0,96 Mpa using the dry curing method. As a standard of comparison for feasibility of the biotech cement, the Portland composite cement was cosen.

Key Words : Mediteren land, Biotech cement.

3

PENDAHULUAN

Makassar sebagai ibukota propinsi Sulawesi Selatan dengan penduduk berjumlah

1.112.688 jiwa merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan

Timur Indonesia yang memiliki luas areal 175,79 km2 (BPS,2010) sehingga kota ini sudah

menjadi kota metropolitan. Sebagai pusat pelayanan di KTI, Kota Makassar berperan

sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri serta pusat kegiatan

pemerintahan Sulawesi Selatan. Peningkatan kebutuhan akan perumahan maupun

infrastruktur lainnya secara otomatis menuntut kebutuhan akan bahan bangunan yang

semakin meningkat pula. Peningkatan akan kebutuhan bahan bangunan harus disikapi

dengan pemanfaatan dan penemuan bahan bangunan yang mampu memberikan alternatif

kemudahan pengerjaan. Dalam penelitian ini penekanannyaberorientasi terhadap

pemanfaatan limbah/daur ulang material yang tidak memberikan banyak konstribusi dalam

kehidupan masyarakat selama ini.

Makassar memiliki beberapa kabupaten yang tersebar di pesisir timur dan selatan

kota Makassar. Salah satu kabupatennya adalah kabupaten daerah tingkat II Jeneponto.

kabupaten ini memiliki sumber tanah mediteren yang cukup banyak dan secara visual

kabupaten ini memiliki lahan kering seluas 40.702 ha atau setara 50,91 %.

(BPS,2011).Tanah mediteren adalah tanah yang sifatnya tidak subur dan yang terbentuk dari

pelapukan batu kapur. Tanah mediteren tidak memiliki unsur hara sama sekali sehingga

tanah ini tidak subur. Kapur dalam tanah ini memiliki kandungan kalsium dan magnesium,

jenis tanah mediteren tidak banyak memberi keuntungan untuk pertanian namun jenis tanah

ini sangat baik digunakan untuk bahan bangunan, (Anonim, 2012). Dari fakta lapangan

menunjukkan kondisi tanah mediteren di Kabupaten Jeneponto belum tersentuh dengan

kajian-kajian penelitian pemberdayaan sumber daya alam. Selanjutanya penelitijuga

mengambil sampel limbah ampas tebu,limbah sekam padi dan sampah organik. Salah satu

permasalahan yang dihadapi warga Negara Indonesia pada umumnya dan masyarakat

Sulawesi Selatan pada khususnya adalah masalah persampahan. Sampah dari hari kehari

semakin meningkat produksinya sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang semakin

meningkat (Umar, 2009). Meningkatnya beban sampah maka secara berangsur-angsur

memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan penduduk (Waryono, 2009).

Tingginya volume beban sampah maka dipandang perlu umtuk melakukan

4

pengelolaan(Suarna, 2008) Makassar telah memproduksi sampah sebesar 3.680,03 m³

perhari dengan jumlah sampah organik sebanyak 2.943,29 m³ atau 79,98 % dari total jumlah

sampah perharinya (Makassar, 2010). Dengan melalui proses pembakaran, sampah organik

akan menjadi abu yang mengandung unsur SiO2 sebanyak 23%-46% , Al2O3 sebanyak

13%-29% dan CaO sebanyak 12%-31% (Priyatna, 2009). Dalam mempermudah penguraian

sampah organik dan anorganik maka peran masyarakat sangat dibutuhkan (Wompere,

2012).

Dengan berpijak pada berbagai teori dan kenyataan dilapangan dan dalam rangka

upaya pemanfaatan limbah industri, limbah rumah tangga dan sumber daya alam yang ada

maka proses penelitian ini diharapkan diperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yakni:

Mukinkah pemanfaatan tanah mediteren, limbah sampah organik, limbah ampas tebu dan

limbah sekam padi dapat menjadi biotek semen sebagai semen alternatif selain semen

Portland/PCC untuk pekerjaan beton K-250 dan pekerjaan lainnya yang menggunakan

bahan dasar semen.

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel dari fakta lapangan yang

menunjukkan kondisi tanah Mediteren di Kabupaten Jeneponto yang belum tersentuh

dengan kajian-kajian penelitian pemberdayaan sumber daya alam. Selanjutanya juga

mengambil sampel limbah ampas tebu dari pabrik gula Takalar pada Kabupaten Takalar.

Pada tahap selanjutnya adalah pengambilan sampel sekam padi juga di Kabupaten Takalar

sedang untuk sampel sampah organik diambil dari Kota Makassar dalam hal ini pada

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang.

Desain dan Variabel Penelitian

Variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian kelayakan biotek

semen berupa kehalusan butiran, berat jenis dan berat isi, waktu ikat awal dan waktu ikat

akhir, konsistensi normal serta berat volume.Hardened Concrete, indikatornya meliputi berat

unit per m³, perencanaan dan penilaian kuat tekan serta kuat tarik.Fresh Concrete

Condition; indikatornya meliputi berat unit per m³, kandungan udara dan bleeding.

5

Pemeriksaan kuat tekan beton dilaksanakan pada umur benda uji 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21

hari, dan 28 harisedang untuk pemeriksaan kuat tarik belah pada umur benda uji 28 hari.Uji

kuat tekan dan tarik belah berupa sejumlah percobaan berbentuk slinder dengan dimensi

tinggi 30 cm dan diameter 15 cm.

Populasi dan Sampel

Penekanan populasi dalam penelitian ini berupa tanah dengan mengambil jenis

tanah mediteren, sampah dari jenis sampah organik, tebu dengan mengambil limbah pada

pabrik pembuatan gula pasir (blotong), padi dengan mengambil limbah/ampas (sekam padi).

Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu tahap pra lapangan dan

persiapan.Tahap ini meliputi penyusunan rancangan penelitian, menjejaki dan meniliai

kondisi awal yaitu melakukan pengamatan lapangan terhadap kondisi tanah mediteren,

limbah tebu, limbah sekam padi dan limbah sampah organik. Tahap pekerjaan lapangan dan

pengumpulan data meliputi pengumpulan material dan pengelolaannya yang dilaksanakan

pada suatu area yang dipandang efektif dalam proses penguraian material baku, pengujian

mutu kuat tekan dan tarik belah dilaksanakan pada laboratorium Struktur dan Bahan

Fakultas Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, pengujian unsur

kimia dilaksanakan pada laboratoriumPT. Sucofindo dan Dinas Energi dan Sumber Daya

MineralMakassar keduanya telah terpercaya dan terbiasa melakukan analisis senyawa kimia.

Proses analisis data hasil uji meliputi tahap penentuan kesimpulan hasil uji.

Dari analisis yang dilakukan tersebut peneliti telah menarik kesimpulan dari fakta analisis

untuk selanjutnya memaparkan hasilnya dalam sebuah kesimpulan penelitian.

Analisis Data

Selain menguji dan mengevaluasi hasil tekan dan tarik beton slinder serta uji sifat

fisis semen biotek, peneliti juga melakukan suatu hipotesis “Bahwa apakah terjadi

perbedaan yang nyata antara kuat tekan pada metode perawatan water curing dan dry curing

terhada beton semen biotek maupun terhadap beton semen pcc”. Dalam menjawab hipotesis

tersebut maka setelah peneliti melakukan kajian-kajian eksperimental dilapangan dan

dilaboratorium baik terhadap kajian fisis dan kajian kimianya maka selanjutnya peneliti

melakukan pendekatan kajian uji statistik sebagai salah satu langkah untuk menyesuaikan

hasil uji material terhadap pendekatan analisis. Dalam uji statistik tersebut peneliti

6

menggunakan metode uji Tee (T),dari hasil uji diperoleh asumsi bahwa Ho Ditolak karena

terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata uji tekan metode dry curing dan water curing

terhadap beton semen biotek dengan beton semen pcc.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 memperlihatkan hasil analisissenyawa kimia semenbiotek dengan

parameter berupa CaO sebesar 65,36%, SiO₂ 18,84%, Al₂O₃ 6,33%, Fe₂O₃ 2,29 %, SO₃

3,64%, MgO 1,35%, C₃S 66,72%, C₂S 3,98%, C₃A 12,9%, C4Af 24,75%. Pada tabel 2

diperlihatkan senyawa kimia bahan utama pembentuk semen biotek yaitu tanah mediteren,

limbah ampas tebu, limbah sekam padi dan sampah organik. Hasil analisis kelayakan serta

sifat fisis semen biotek dan semen pcc yang meliputi kehalusan ,berat jenis, berat isi, waktu

ikat awal(initial setting),waktu ikat akhir (final setting)ditinjukkan dalam table 3.

Kuat tarik belah yang menggunakan semen pcc dengan metode perawatan water

curing mempunyai kemampuan lebih diatas dari beton yang menggunakan metode dry

curing, metode water curing menghasilkan 2,16 Mpa sedang metode dry curing

menghasilkan 2,01 Mpa. Kuat tarik belah yang menggunakan biotek semen dengan metode

perawatan water curing mempunyai kemampuan dibawah dari beton yang menggunakan

metode dry curing.Metode water curing menghasilkan 0,61 Mpa sedang metode dry curing

menghasilkan 0,96 Mpa.Gambar 1 memperlihatkan beton semen biotek dan beton semen

pcc yang telah di uji tarik belah.

Hasil pengujian kuat tekan slinder betonyang menggunakan semen pcc padametode

water curing menghasilkan 21,08 Mpa sedang untuk metode dry curing menghasilkan 20,22

Mpa. Untuk beton semenbiotekpada metode perawatan water curing menghasilkan 5,00

Mpa sedang untuk metode dry curing menghasilkan 6,10 Mpa. Grafikhasil pengujian kuat

tekan (Compressive Strengh) dapat dilihat pada gambar 2A yang merupakan grafik hasil

uji tekan sampel beton semen biotek dan beton semen pcc metode water curing dan dry

curing berdasarkan umur beton rencana. Grafikhasil pengujian kuat tarik (Spilitting Test)

ditunjukkan pada gambar 2B yang merupakan grafik hasil uji tarik belah sampel

berdasarkan umur beton rencana yaitu umur 28 hari.

7

PEMBAHASAN

Bahwa dari hasil hidrasi campuran baggase ash dengan semen portland dapat

diperolehsetting time yang bertambah (Haryono dkk, 2005). Abu ampas tebu yang didapat

dengan mengatur secara sempurna pembakarannya akan mengandung silikat amorphous

yang sangat tinggi, yaitu sekitar 88,9% sampai 96,7% (Wibowo dkk, 2006). Abu sekam

padi meskipun tidak dapat digolongkan sebagai matriks semen karena tidak mengandung

C3S dan C2S tetapi dapat digunakan sebagai pengganti sebagian semen untuk menghasilkan

CSH sekunder dalam pembuatan komposit semen (Bakri, 2009). Penggunaan fly ash jenuh

merupakan salah satu cara untuk mengurangi pengupan tinggi dalam proses hidrasi terhadap

kepadatan semen dalam beton (Sampebulu, 2012). Seluruh bahan dibakar didalam pipe iron

rotary machine yang dilengkapi dengan fire high pressure dan dikontrol tekanannya

menggunakan thermometer infra red (IR 1500), material yang dibakar meliputi tanah

mediteren hingga mencapai tekanan 1400° C selama 240 menit, limbah sekam padi hingga

mencapai suhu 500° C selama 120 menit, blotong hingga mencapai suhu 500° C selama

120 menit dan limbah sampah organik dibakar hingga mencapai suhu 950° C selama 180

menit

Pengujian waktu ikat awal(initial setting) diuji dengan metode jarum vicat diameter

1 mm dimana telah menembus pasta semen pcc sedalam 24 mm pada menit ke-105 setelah

jarum tersebut dilepaskan sedang untuk biotek semen sedalam 25 mm pada menit ke-90 .

Kadar air yang digunakan untuk pengujian pengikatan awal semen pcc adalah kadar air

konsistensi normal 25 % sedang untuk semen biotek sebesar 37 %. Menurut standar ASTM

C-191, waktu pengikatan awal tidak boleh kurang dari 45 menit. Waktu pengikatan

akhir(final setting)semen pcc berada pada menit ke 180 sedang untuk semen biotekberada

pada menit ke 330. Menurut standar ASTM C-191, waktu pengikatan akhir tidak boleh lebih

dari 375 menit. Air berpengaruh pada sifat workabilitas adukan beton, kekuatan, susut, dan

keawetan betonnya. Untuk menghitung nilai bleeding agar dapat membandingkan nilai

bleeding beton segar pada beton dengan semen pcc terhadap nilai bleeding pada beton

semen biotekdigunakan rumus; Bleeding = V / A ( ml / cm² ) dimana , V adalah volume

air bleeding dari benda uji dalam ml dan A adalah luas permukaan benda uji dalam cm².

Besarnya nilai bleeding untuk beton semen biotek adalah 8,49 ml/cm³ dan 10,75 ml/cm³

untuk beton semen pcc. Berat unit beton segar semen biotek adalah 2258 kg/m³ dan berat

8

beton kering adalah 2122 kg/m³ sedang beton segar untuk semen pcc adalah 2596 kg/m³

dan beton keringnya adalah 2402 kg/m³.

KESIMPULAN DAN SARAN

Bahwa untuk saat ini semen biotek belum dapat direkomendasikan dalam

penggunaan pekerjaan struktural. Dari hasil uji tekan, uji tarik belah beton slinder serta uji

fisis semen biotek berupa waktu ikat akhir (final setting) maka dapat diasumsikan bahwa

pada beton semen biotek telah ditemukan indikasi peningkatan kemampuan menahan beban

(sesuai grafik uji tekan) sehingga untuk mencapai kemampuan menahan beban sesuai kuat

rencana diperlukan waktu lebih lama dari waktu rencana (lebih dari 28 hari). Salah satu

penyebab rendahnya mutu semen biotek adalah karena adanya pemakaian blotong/ampas

tebu dimana hal ini memacu terbentuknya silika gel. Dengan adanya silika gel didalam

kandungan semen biotek menyebabkan kandungan airnya dihisap oleh silika gel tersebut

dan membentuk gelembung matriks bodi beton /internal force yang pada akhirnya

menyebabkan terjadinya perlemahan didalam proses pengikatan dan kemampuan kekuatan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan selesainya penelitian dan penulisan tesis pada program Pasca Sarjana

Universitas Hasanuddin ini maka penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada bapak Dr. Ir. Victor Sampebulu’ M Eng, selaku ketua prodi sekaligus

merangkap pembimbing dan Dr. Eng. Nasruddin, ST.MT selaku pembimbing peneliti

demikian juga kepada tim penguji yaitu bapak Dr. Eng. Baharuddin Hamzah , ST.MT,

bapak Prof. Dr. Muhammad Wihardi Tjaronge , ST.M. Eng, dan bapak Prof. Dr. Ir. Herman

Parung, M. Eng.Ucapan terimasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa pasca prodi teknik

arsitektur Unhas serta handai taulan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

9

DAFTAR PUSTAKA

Bakri. (2009). Komponen Kimia Dan Fisik Abu Sekam Padi Sebagai SCM Untuk Pembuatan Komposit Semen. Jurnal Perennial (Chemical and Physical Component of Rice Husk Ash as SCM for Cement Composite Manufacture) Lab. Keteknikan dan Diversifikasi Produk Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Makassar 90245 diakses tanggal 22 Oktober 2011 dari http://www. scribd.com/doc/51461354/ Kimia-Dan-Fisik-Abu-Sekam-Padi-Bakri

Badan Pusat Statistik Kota Makassar(2010). Makassar Dalam Angka Badan Pusat Statistik Jeneponto (2010), Kabupaten Jeneponto Dalam Angka. Badan Standarisasi Nasional SNI No. 03-6825 (2002)Metode Pengujian Kekuatan Tekan

Mortar Semen Portland Untuk Pekerjaan Sipil Haryono Sri dan Luky Primantary. (2005). Pemnafaatan Limbah Ampas Tebu (Baggase

Ash) Sebagai Bahan Subtitusi Semen Untuk Meningkatkan Kuat Tekan Dan Durabilitas Beton Pada Lingkungan Agresif.

Priyatna dalam Edi Hartono. (2009). Jurnal Penggunaan Campuran Abu Sampah Organik dan Limbah Karbit sebagai Bahan Pengganti Semen pada Mortar

Sampebulu, Victor. (2012). “Increase on Strenghts of Hot Weather Concrete by Self-Curing of Wet Porous Aggregat” diakses tanggal 12 Pebruari 2012 dari http://puslit2.petra.ac.id /ejournal/index. php/civ

Suarna, I Wayan. (2008). Model Penanggulangan Masalah Sampah Perkotaan dan Pedesaan. Jurnal Pusat Penelitian Ilmiah Lingkungan Hidup Universitas Udayana. Diakses tanggal 22 Oktober 2011 dari http://www.dies.unud.ac.id/wp

Tanah Mediteren. (2012). (http://www.blogsas com/8-jenis-tanah-di-indonesia, diakses tanggal 9 Januari 2012).

Umar, Ibnu. (2009). Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Diwilayah Perkotaan, Jurnal Nasional diakses tanggal 22 Oktober 2011 dari http://uwityangyoyo. wordpress.com/2009/04/05/pengelolaan-sampah-secara-terpadu-di-wilayah-perkotaan/

Wibowo, Nurwadji dkk. (2006). Pengembangan Alat Pengolah Limbah Abu Ampas Tebu. Waryono, Tarsoen. (2008). Konsepsi Penanganan Sampah Perkotaan Secara Terpadu

Berkelanjutan. Diakses tanggal 22 Oktober 2011 dari http://staff.blog.ui.ac.id Wompere. (2012). Butuh Regulasi Pengelolaan Sampah. Jurnal Nasional diakses tanggal 22

Oktober 2011 dari http://www. jurnas.com/halaman/16/2012-01-13/195452

10

Tabel 1 Komposisiunsur kimia semen biotek dan semen pcc

ASTM ( % ) SNI ( % )

1 Kapur Ca O 63,9 65 65,362 Silika SiO2 20,6 20 18,843 Alm Oksida Al2 O3 5,07 6 6,334 Fery Oksida Fe2 O3 2,9 6 2,295 Sulfur SO 3 2,53 4 3,646 Alkali Na 2O + K2O 0,88 1,017 Magnesium Oksida MgO 1,53 6 1,358 Loss On Ignation LOI 1,58 5 24,75

1 Trikalsium Silikat C3S 50 - 70 35 - 55 66,722 Dikalsium Silikat C2S 15 -30 15 - 35 3,983 Trikalsium Alluminat C3A 5 - 10 7 -15 12,94 Trikalsium Alluminat Ferry C4 AF 5 - 15 5 -10 6,97

Komposisi Semen PCCSumber Semen BiotekParamaeterNo

Sumber: Peneliti, Syarif 2013, SNI 15-7064-2004 dan SNI 15-2049-2004, ASTM C14

Tabel 2 Komposisi unsur kimia bahan utama semenbiotek

Sampah Organik

Tanah Mediteren

Sekam Padi Blotong

1 Kapur (Ca O) 19,53 40,93 2,04 12,882 Silika (SiO2) 32,56 13,11 71,27 38,063 Alm Oksida (Al2 O3) 4,37 13,71 0,91 3,674 Fery Oksida (Fe2 O3) 2,79 1,18 2,34 4,045 Sulfur (SO 3) 0,05 - - 0,016 Alkali (Na 2O + K2O) 2.42 0.1 0.81 0.577 Magnesium Oksida (MgO) 3,72 1,12 1,11 1,478 Mangan MnO 0,08 - - 0,629 Titanium Oksida TiO3 0,1 - - 0,1110 Phospor P2O5 0,8 - - 1,1211 Hilang Pijar HP 26,94 - 21,51 -

Jenis Sampel ( % )ParameterNo

Sumber: Peneliti, Syarif 2013

11

Tabel 3Hasil uji sifat fisis semen biotek dan semen pcc Hasil Uji Fisis: Berat Jenis SemenBiotek 3,16 Semen Pcc 3,01

Waktu ikat awal Semen biotek 90 menit Semen pcc 105 menit

Berat volume padat Semen biotek 1224 kg/ltr Semen pcc 1267 kg/ltr

Fresh Concrete: Bleding beton Dengan semen biotek 8,49

ml/cm³ Dengan semen pcc 10,75

ml/cm³

Kehalusan: - Semen Biotek

Lolos ayakan 100= 27 % Lolos ayakan 200 = 59 %

Waktu ikat akhir

Semen biotek 330 menit Semen pcc 180 menit

Berat volume gembur Semen biotek 1047 kg/ltr Semen pcc 1091 kg/ltr

Kandungan udara beton per m³ Dengan semen biotek 1,48 % Dengan Semen pcc 1,70 %

Kehalusan: - Semen Pcc Lolos ayakan 100= 27 % Lolos ayakan 200= 33 %

Konsistensi Normal Semen biotek 37 % Semen pcc 25 %

Berat unit beton segar per m³ Dengan Semen biotek 2258

kg/m³ Dengan semen pcc

2596kg/m³ Berat unit beton kering per m³ Dengan Semen biotek 2122

kg/m³ Dengan semen pcc

2402kg/m³

Sumber: Peneliti, Syarif 2013

Gambar 1 Hasil uji tarik slinder beton semen biotekdan beton semen pcc

BETON SEMEN BIOTEK BETON SEMEN PCC

12

A

B

Gambar 2 A. Grafik perbandingan kuat tekan beton semen biotek (bsb) dan beton semen pcc (bspcc) B. Grafik perbandingan kuat tarik beton semen biotek (bsb) dan beton semen pcc (bspcc)