1
19 HARIAN PELITA SABTU | 9 MARET 2013/26 RABIUL AKHIR 1434 H SAMBUNGAN rugi? Kan nggak? KPU adalah aparat negara yang tidak mengl- ami kerugian apapun dengan keputusan PT TUN yang me- nyatakan PBB memenuhi syarat menjadi peserta pemilu 2014,” tandas mantan Menteri Sekre- taris Negara ini. Secara terpisah, pendapat berbeda disampaikan Ketua De- wan Kehormatan Penyelengga- ra Pemilu (DKPP) Jimly Asshid- diqie. Menurut dia, KPU dapat mengajukan kasasi atas putu- san PT TUN yang menyatakan PBB layak menjadi peserta Pe- milu 2014. “Bisa juga KPU berpendapat dia dirugikan. Ya, pokoknya ka- lau hukum itu mau dipahami sulit-sulit, ya, bisa, tapi hukum itu juga bicara kemanfaatan, kemaslahatan dan kepentingan bersama,” tuturnya. Tapi Jimly mengingatkan kasasi malah akan membuat ru- mit persoalan. “Pengadilan itu kan institusi negara. Nah, ka- lau pengadilan sudah memutus- kan, kalau misalnya KPU mau menghormati putusan itu bisa saja dia langsung laksanakan. Tapi kalau mau ribet, mau mem- perpanjang masalah bisa, masih bisa dia melawan dengan kasa- si,” kata Jimly. Jimly menegaskan KPU in- dependen dalam menentu- kan keputusan yang akan di- ambil. “Tapi opsinya jelas dia (KPU) bisa memperpanjang ma- salah, tapi kalau mau menye- derhanakan masalah juga bisa,” ujar dia. Sementara itu, kemarin, ratu- san orang simpatisan Partai Ke- adilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menggelar demo di depan Kantor KPU di Jalan Imam Bon- jol, Jakarta. Mereka memblokir dua arah Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pu- sat sehingga menyebabkan ke- macetan. Massa ini menuntut untuk berbicara dengan komisioner KPU, dan membawa spanduk putih besar bertulis “KPU dan Bawaslu Beda Pendapat Men- genai UU Pemilu, PKPI Jadi Ko- rban”. Akibat tidak terkendali, se- jumlah simpatisan kemudian diamankan ke Kepolisian. (jon) Bertempat di Lapangan Yonif 143/TWEJ, Kapolda Lampung memberikan arahan kepada seluruh anggota Yonif 143/ TWEJ tentang sangat penting- nya menjaga hubungan yang harmonis antara TNI dan Pol- ri, khususnya dalam menjaga Kamtibmas. Dengan demiki- an diharapkan situasi Provinsi Lampung akan tetap kondusif. “Kita laksanakan tugas ini se- cara bersama-sama, bila ada permasalahan yang dihadapi, kita pecahkan bersama, kita ja- lin komunikasi dengan baik se- hingga terwujud kebersamaan dalam persatuan dan kesatu- an sesama aparat negara,” ka- tanya. Pada kesempatan ini Kapolda Lampung memberikan nomor HP pribadinya kepada seluruh anggota Yonif 143/TWEJ, den- gan harapan, apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan Polri agar langsung bisa menghubungi Kapolda melalui telepon ataupun SMS. Komandan Korem 043/Ga- tam Kolonel Czi Amalsyah Tarmizi, SIP dalam pengarah- annya mengajak seluruh ang- gota Yonif 143/TWEJ agar menjaga soliditas dan solidar- itas sesama anggota TNI mau- pun dengan Polri. “Adakan komunikasi yang baik setiap ada permasalah- an di lapangan, khususnya dengan Polri. Jangan meru- sak aset negara, hindari nar- koba, hindari perkelahian se- sama anggota TNI dan Polri ser- ta masyarakat. Laporkan setiap permasalahan, baik menyang- kut pribadi dan keluarga ke- pada atasan. Hindari pelangga- ran yang menyimpang dari nor- ma dan aturan serta pedomani Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI. Lak- sanakan tugas dengan ikhlas dan sebaik-baiknya, sehingga tercipta situasi wilayah Provinsi Lampung aman dan damai, karena damai itu indah,” ucap Danrem. (be) Selain Mapolres yang habis di- lalap si jago merah, sejumlah ban- gunan dan kendaraan sepeda mo- tor yang ada di dekat kantor itu juga ikut terbakar. Dalam peristi- wa itu, dua Poslantas OKU ikut di- hancurkan, satu Subsektor diru- sak, 75 sepeda motor dan sembi- lan mobil dibakar. “Mapolsek Martapura yang tak jauh dari Mapolres juga hancur,” kata Kepala Biro Penerangan Ma- syarakat Polri, Brigjen Pol Boy Raf- li Amar di Mabes Polri, Jakarta. Kerugian akibat penyerangan yang diduga dilakukan sejumlah anggota TNI masih belum dikalku- lasi. Sebab tim yang terdiri dari Mabes Polri dan Mabes TNI ma- sih fokus mengungkap aktor di balik pembakaran itu “Mungkin dalam dua hari baru bisa diketahui berapa kerugian yang dimunculkan akibat peris- tiwa itu,” ujar Boy Rafly. Dalam kasus ini, baik Pol- ri maupun TNI berharap para pelaku dan penyebab kasus ini bisa segera terungkap. Kini kon- disi di lokasi sudah kondusif dan tim pengamanan dari Polda Sum- sel dan Kodim setempat tetap melakukan pengamanan. “Nanti hasil tim dari Polri dan tim dari TNI kita kumpulkan,” ka- tanya. Hentikan Aksi Koboi Sementara itu, kasus pemba- karan Polres OKU, kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane harus membuat Polri introspeksi dan segera meng- hentikan aksi-aksi koboi yang di- lakukan anggotanya. Dia meminta Kapolri Jenderal Pol Timur Prado- po segera mencopot Kapolres OKU dan Kapolda Sumsel. Menurut Neta, pihaknya men- , pihaknya men- pihaknya men- catat ada dua pemicu kasus pem- bakaran Polres OKU. Pertama, anggota Polri terlalu ringan tan- gan melepaskan tembakan yang mematikan, meski yang dihadapi hanya persoalan sepele. Pada 2012 ada 37 kasus salah tembak dan main tembak oleh po- lisi. Korbannya 49 orang, 17 tewas dan 32 luka. Hingga 7 Maret ada empat kasus salah tembak yang belum ditangani maksimal. Kedua, Polri tidak bertindak ce- pat dan transparan dalam menun- taskan kasus penembakan terha- dap anggota TNI yang melanggar lalu-lintas di OKU. Hal ini mem- -lintas di OKU. Hal ini mem- buat keluarga dan teman-teman korban marah kemudian meny- erbu dan membakar Polres OKU. “Dari kasus ini terlihat para pe- jabat Polri di Sumsel tidak peka terhadap kasus sensitif yang bisa memicu konflik,” tegasnya. Menurut Neta jika sikap, pe- rilaku, dan kinerja seperti ini terus dibiarkan; dipastikan konflik an- tara polisi-tentara dan masyara- kat akan terus terjadi. Ketimpangan Kewenangan Sejumlah anggota DPR menilai, konflik yang sering terjadi anta- ra TNI dan Polri lebih dipicu oleh ketimpangan, baik dari segi sos- ial maupun kewenangan. Sebe- lum reformasi, kewenangan TNI begitu besar dan dominan dalam kehidupan politik, keamanan, dan sosial; ketimbang Polri, kini kon- disinya berbalik. Polri-lah saat ini yang memiliki kewenangan be- sar itu. Demikian ditegaskan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq ke- pada wartawan, di Gedung DPR, Senayan Jakarta. “Kan kondis- inya, TNI itu dulu gemuk tam- bun, sekarang dilangsingkan, maka timbullah kecemburuan itu dan itu sudah berlangsung sejak dulu,” ungkap dia. Pendapat yang sama juga di- sampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin. Menurut dia, konflik antara TNI-Polri ter- jadi bukan karena persoalan se- pele. Di era reformasi, dengan ke- wenangan Polri yang luar biasa saat ini, kalangan TNI melihat ada kesenjangan yang luar biasa, khu- susnya dalam mengakses sum- ber daya. “Ada kesenjangan sosial yang dalam antara sesama aparat, ke- senjangan itu dapat meledak sewaktu-waktu. Ini bukan han- ya persoalan ‘kakak tua, dan adik bungsu’. Di mana adik bungsu setelah era reformasi dipersepsi- kan petentang-petenteng sok jago- an,” ujar dia. Wakil Ketua DPR Pramono Anung menyampaikan, kecem- buruan TNI kepada Polri sebagai salah satu pemicu kerapnya mun- cul konflik antara keduanya. “Kita melihat kalau ke daerah memang ada ketimpangan seorang Koman- dan Kodim dan Kapolres. Padahal, dalam wilayah yang sama. Dulu Komandan Kodim begitu domi- nan. Sekarang, ketimpangan itu terasa di bawah,” ungkap dia. Apalagi, ucap dia, dalam beber- apa hal, masyarakat dipertontonk- an bagaimana seorang petinggi Pol- ri bisa memiliki kekayaan yang me- limpah luar biasa, dengan istri lebih dari satu orang. “Misalnya korup- si simulator, seorang jenderal bin- tang dua begitu besar korupsinya, dan ternyata istrinya juga banyak. Menurut saya sebuah contoh yang tak baik dari Polri,” kata dia. Dalam catatannya, sejak pro- ses pemisahan wewenang anta- ra TNI dan Polri, hingga sekarang ada peningkatan konflik hingga mencapai 300 persen. “Ada pen- ingkatan bentrokan ini hampir 300 persen. Jadi, ini menunjuk- kan memang ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam hubun- gan TNI dan Polri,” jelas Pramono. Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy menegaskan, ter- us berulangnya konflik terbuka antara TNI-Polri merupakan hal yang memalukan. Tidak sepatut- nya bagi aparat negara yang hid- up dari uang rakyat memperton- tonkan hal tersebut. “Ini sangat memalukan. Ma- sak aparat negara berbuat kay- ak gini, mereka kan dihidupi dari pajak rakyat, seharusnya malu dong pada rakyat yang sudah taat membayar pajak,” kata Aboe. Dia pun meminta Kapolri Jen- deral Pol Timur Pradopo dan Pan- glima TNI Laksamana Agus Su- hartono mengkondisikan jajaran- nya agar keamanan stabil. Jangan sampai ada aksi balasan atas in- siden tersebut, atau terulang hal sama di daerah lainnya. “Memang sepatutnya Menko- polhukam mengkoordinasikan persoalan ini dengan Kapolri dan Panglima TNI, saya yakin aparat di lapangan pasti akan dapat dik- endalikan oleh pimpinan mereka, pasti patuh pada sistem koman- do,” pungkas dia. (cr-14/(cr-7/ ck-226) imigran. Aspirasi “Ameri- can Dream” dalam arti luas, menunjukkan mobilitas yang sistematis dan diarahkan ke seluruh penjuru dunia, dalam semua bidang, misalnya: bis- nis, agama, filantropi, Holly- wood, serikat buruh, dan lem- baga kepresidenan Washing- ton; dalam menjangkau dunia dengan cara yang demokratis. Dengan strategi yang luar bi- asa canggihnya: dalam untaian kalimat “visi kemajuan sosial global, visi demokratis dunia, dan keberdayaan dunia”, yang dibungkus oleh komponen uta- ma:(1) keyakinan bahwa nega- ra-negara lain bisa dan mam- pu mereplikasi pengalaman kemajuan Amerika, (2) kema- juan berwirausaha, (3) dukun- gan untuk akses bagi keter- bukaan perdagangan dan in- vestasi, (4) promosi aliran be- bas informasi dan budaya, dan (5) pemerintah akan melind- ungi perusahaan swasta dan merangsang dan mengatur partisipasi Amerika dalam per- tukaran ekonomi dan budaya internasional. Dengan konsep tersebut, maka berbondong-bondonglah seluruh ahli, ilmuwan, pa- kar, dan orang-orang poten- sial memasuki Amerika; dan keberadaan orang-orang he- bat tersebut, dipermudah un- tuk memiliki izin tinggal, per- manent resident (Green Card), bahkan kemudaan untuk pin- dah warga negara. Kondisi yang seperti di atas, akan secara spontan menjadi magnet atau daya tarik yang luar biasa bagi orang-orang pintar di dunia, untuk mema- suki Amerika Serikat. Sehing- ga ratusan ribu hingga juta- an doktor atau PhD, bermim- pi untuk melanjutkan pendidi- kan, berkarier, bahkan mene- tap dan menjadi Warga Nega- ra Amerika. Kondisi ini, dalam istilah umum, disebut “Brain Drain”, aliran orang-orang pin- tar datang ke Amerika-Serikat. Dampak dari kondisi terse- but, maka tak diragukan lagi, lebih 50 persen peneri- ma Hadiah Nobel menetap di AS. Demikian pula berdam- pak, mayoritas universitas-uni- versitas terbaik di dunia bera- da di Amerika Serikat. Sehing- ga terjadi ledakan teknologi in- formasi, digital, komputer, dan pelayanan kesehatan di Ameri- ka Serikat. Ini semua meru- pakan dampak positif Brain Drain. Amerika Serikat, men- jadi seperti surganya orang- orang pintar di dunia. Selanjutnya dengan kondisi tersebut, dalam melihat kema- juan di Tanah Air Indonesia tercinta. Apa yang bisa kita pe- tik dengan kemajuan tersebut, untuk selanjutnya menjadi mo- tivasi dan membangun suatu strategi untuk kemajuan Indo- nesia, yang dipetik dari Brain Drain ini. Sebetulnya, Indonesia dapat memetik manfaat juga, dari para pakar atau ilmuwan, pro- fesor, atau orang-orang Indo- nesia yang telah menetap, bah- kan telah menjadi warga neg- ara di AS. Yaitu menjadikan mereka sebagai duta, untuk melakukan transfer teknologi, transfer pengetahuan, trans- fer budaya, hingga trans- fer dolar sebagai devisa nega- ra. Demikian pula, menjadikan mereka sebagai agent Indone- sia yang tersebar di negara- negara maju, untuk melanjut- kan transformasi, demi kema- juan Indonesia tercinta. Karena tidak bisa dipungkiri, di dalam batin dan sanubari mereka, terpatri rasa cinta yang men- dalam, rasa rindu yang luar biasa, bahkan suatu keyaki- nan dan kemauan keras un- tuk berbuat demi kemajuan di Tanah Air tercinta. n u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1 Jakarta, Pelita Hercules bersama puluhan anak buahnya ditangkap aparat gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat. Mereka di- duga melakukan tindak pidana kekerasan dan pemerasan terha- dap warga. Hercules bersama anak buahn- ya diangkut ke Polda Metro Jaya dan angkutan kota (angkot). “Hercules bersama 45 orang anak buahnya telah ditangkap Resmob,” kata Kasat Resmob Pol- da AKBP Herry Heryawan di loka- si penangkapan, Perumahan Ke- bon Jeruk Indah II, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Ju- mat (8/3). Penangkapan ini terjadi seki- tar 18.00 WIB. Sebelum mem- bekuk 45 orang pengikut Hercu- les lima orang lainnya sudah leb- ih dulu ditangkap, sehingga to- tal 50 orang yang sudah ditang- kap. Mereka sempat diminta ti- arap dan diborgol oleh petugas. Saat ditangkap oleh puluhan polisi gabungan dari Resmob Pol- da Metro Jaya dan Polres Jak- bar, Hercules yang berbaju kun- ing menolak diborgol. “Saya nggak mau diborgol,” kata Hercules di lokasi. Tapi polisi yang menangkapnya mengatakan ini perintah. Hercu- les lantas digiring ke mobil patro- li polisi. Sedangkan anak buahn- ya, sedang disiapkan 3 angkot M 11. Mereka semua dibawa ke Pol- da Metro Jaya. Penangkapan ini berawal dari informasi yang diperoleh petugas kepolisian dari masyarakat ter- kait kelompok Hercules yang di- duga kerap mengintimidasi pe- milik rumah toko (ruko) dan ma- syarakat sekitar. Dalam penangkapan itu sem- pat terdengar suara tembakan di belakang Gedung RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat sekitar pu- kul 17.00 WIB. Polisi awalnya su- dah berusaha melakukan lang- kah persuasif sebelum menang- kap Hercules dan puluhan anak buahnya. Namun perintah pertama ti- dak diindahkan Hercules dan anak buahnya hingga terpaksa dilakukan penangkapan. “Mere- ka melawan petugas karena per- intah petugas tidak diindahkan. Sesuai dengan UU akhirnya kita menangkap Hercules dan pengi- kutnya,” tegas AKBP Herry. Sedang Kasat Reskrim Pol- res Jakarta Barat AKBP Heng- ki Hariyadi mengatakan, kasus ini akan terus dikembangkan. Pi- haknya tak menoleransi aksi pre- manisme di wilayah tersebut. “Ke- lompok Hercules sering melaku- kan pemerasan dan intimida- si terkait adanya pembangunan ruko,” terang Hengki. Hercules dan 50 anak buahn- ya ditangkap di kawasan Belmont Residence, Jakarta Barat. Pen- angkapan itu tegang karena Her- cules dan anak buahnya melaku- kan perlawanan dengan senjata tajam. Sekitar 70 aparat gabungan dari Resmob Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat semua dilengkapi senjata api. Penggere- bekan tempat mereka berkum- pul bermula saat Polres Jakar- ta Barat berpatroli untuk mem- berantas premanisme yang sering dikeluhkan warga. Ada lima anak buah Hercules mencoba melawan dengan sen- jata tajam ketika hendak ditang- kap. Namun tanpa kesulitan poli- si berhasil mengamankan kelima orang itu kemudian dibawa ke Polres Jakarta Barat. Hercules bersama 45 anak buahnya yang lain masih beru- saha bertahan dan melakukan perlawanan menggunakan sen- jata tajam. Melihat situasi seper- ti itu, Polres Jakarta Barat me- minta bantuan ke Resmob Polda Metro Jaya. Resmob Polda yang dipimpin Kasat Resmob Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan pun me- luncur hingga akhirnya Hercules dan anak buahnya berhasil di- tahan. Saat ditahan polisi, Her- cules sempat menolak diborgol. “Saya nggak mau diborgol,” kata Hercules. Namun akhirnya Hercules te- tap diborgol dengan tangan ke depan dan digiring ke mobil pa- troli polisi. Sedangkan 45 anak buahnya disuruh tiarap ke tanah dan diborgol dengan tangan ke belakang lalu digiring ke dalam mobil. Salah Paham Saat pemeriksaan di Polda Met- ro Jaya, Hercules mengatakan bahwa penangkapan ini han- ya karena kesalahpahaman. “Ini cuma salah paham saja,” ujarnya. Menurutnya, saat pulang ke rumahnya di Komplek KJI II, ter- dapat pasukan polisi yang sedang apel. Dia mengaku Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat sudah men- ghubunginya tentang apel terse- but. “Oke enggak masalah. Setelah itu, teman-teman Polres apel di sana. Kalau mereka mau apel enggak apa-apa, silakan. Saya minta maaf sama Resmob. Apel lanjut, terus bubar,” kata Hercu- les. (cr-7) Ditangkap Bersama 50 Anak Buahnya Hercules: Saya Tidak Suka Diborgol Jakarta, Pelita Jaksa Agung Basrief Arief memastikan pihaknya segera eksekusi mantan Kabareskrim Mabes Polri Susno Duaji ke LP guna menjalani hukuman 3 ta- hun 6 bulan penjara setelah Mahkamah Agung (MA) meno- lak kasasi Susno. “Eksekusi terhadap Susno itu hanya tinggal waktu saja,” kata Basrief kepada wartawan di Jakarta, Jumat (8/3) seusai Launching Penelitian Biaya Pen- anganan Perkara Pidum dan Pengelolaan SDM. Ditegaskan Basrief, eksekusi terhadap Susno untuk melak- sanakan putusan MA yang su- dah berkekuatan hukum tetap atau inkracht. “Karena itu ti- dak ada alasan bagi jaksa un- tuk tidak melaksanakan pu- tusan peradilan yang sudah inkrach terutama oleh MA baik di tingkat kasasi maupun Penin- jauan Kembali,” tegasnya. Apa- lagi, kata Basrief, sudah ada pernyataan dari MA dan Mah- kamah Konstitusi (MK) bahwa Susno bisa dieksekusi setelah permohonan kasasinya ditolak MA. Oleh karena itu, tuturnya, tidak ada dalam sejarah jika yang bisa dieksekusi jaksa ha- nya biaya perkara seperti dalih pengacara Susno karena putu- san MA dinilai tidak ada perin- tah menahan kliennya. Ketua MK Mahfud MD belum lama ini menyatakan jaksa tidak perlu ragu-ragu mengeksekusi Susno Duaji. Dia pun menye- butkan putusan MK terkait uji materiil pasal 197 KUHAP tidak bisa dijadikan alasan untuk me- nolak eksekusi. “Salah jika putusan MK dija- dikan sebagai alasan. MK Jus- tru menyatakan mereka pa- ra terpidana tersebut harus segera dieksekusi,” katanya. Karena setiap putusan MA yang sudah inkracht, kata dia, ha- rus dilaksanakan jaksa meski- pun tidak adanya perintah pe- nahanan. Akan Eksaminasi Di bagian lain Basrief me- ngatakan pihaknya akan me- lakukan eksaminasi terhadap jaksa Kartika Yanti dari Kejati Sumsel menyusul putusan ha- kim yang jauh lebih berat dari tuntutan jaksa dalam kasus shabu-shabu seberat 300 gram. Eksaminasi tersebut akan di- lakukan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dalam penanganan perkara oleh sang jaksa. Masalahnya dalam tuntutan- nyajaksa Kartika hanya menun- tut pelakunya Agus 10 bulan penjara. Namun hakim di Pe- ngadilan Negeri (PN) Palembang pada 13 Februari 2013 meng- hukum Agus jauh lebih berat 8 tahun penjara, Hakim meng- hukum berat Agus karena yang bersangkutan dinilai terbuk- ti melanggar pasal 112 ayat (2) jo pasal 131 UU No 35/ 2009 tentang Narkoba. Diakui Bas- rief terkait putusan hakim yang sangat jomplang dengan tuntut- an jaksa mungkin karena hakim menerapkan pasal yang berbeda dari jaksa. (did) Basrief: Eksekusi Susno Hanya Tunggu Waktu Pemanfaatan “Brain Drain” Indonesia dan Semboyan “American Dream” Yusril: KPU Tak Berhak Kasasi DPR: Ada Ketimpangan Kewenangan TNI-Polri Kapolda Lampung Berikan Nomor HP kepada Semua Prajurit Yonif 143/TWEJ KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN — Seorang pengunjuk rasa yang tergabung dalam Jaringan Perempuan Yogyakarta (JPY) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) melakukan aksi damai di perempatan Kantor Pos Besar, Yogyakarta, Jumat (8/3). Dalam aksinya mereka mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, dan menagih janji pemerintah memberikan perlindungan terhadap perempuan melalui berbagai peraturan yang telah dibuat. n ant/noveradika/ed/pd/13

Pemanfaatan brain drain indonesia dan semboyan american dream (harian pelita 8 maret 2013 hal19 by taruna ikrar)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemanfaatan brain drain indonesia dan semboyan american dream (harian pelita 8 maret 2013 hal19 by taruna ikrar)

19Harian PelitaSABTU | 9 MARET 2013/26 RABIUL AKHIR 1434 H

SAMBUNGAN

rugi? Kan nggak? KPU adalah aparat negara yang tidak mengl-ami kerugian apapun dengan keputusan PT TUN yang me-nyatakan PBB memenuhi syarat menjadi peserta pemilu 2014,” tandas mantan Menteri Sekre-taris Negara ini.

Secara terpisah, pendapat berbeda disampaikan Ketua De-wan Kehormatan Penyelengga-ra Pemilu (DKPP) Jimly Asshid-diqie. Menurut dia, KPU dapat mengajukan kasasi atas putu-san PT TUN yang menyatakan PBB layak menjadi peserta Pe-milu 2014.

“Bisa juga KPU berpendapat dia dirugikan. Ya, pokoknya ka-lau hukum itu mau dipahami

sulit-sulit, ya, bisa, tapi hukum itu juga bicara kemanfaatan, kemaslahatan dan kepentingan bersama,” tuturnya.

Tapi Jimly mengingatkan kasasi malah akan membuat ru-mit persoalan. “Pengadilan itu kan institusi negara. Nah, ka-lau pengadilan sudah memutus-kan, kalau misalnya KPU mau menghormati putusan itu bisa saja dia langsung laksanakan. Tapi kalau mau ribet, mau mem-perpanjang masalah bisa, masih bisa dia melawan dengan kasa-si,” kata Jimly.

Jimly menegaskan KPU in-dependen dalam menentu-kan keputusan yang akan di-ambil. “Tapi opsinya jelas dia (KPU) bisa memperpanjang ma-salah, tapi kalau mau menye-

derhanakan masalah juga bisa,” ujar dia.

Sementara itu, kemarin, ratu-san orang simpatisan Partai Ke-adilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menggelar demo di depan Kantor KPU di Jalan Imam Bon-jol, Jakarta.

Mereka memblokir dua arah Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pu-sat sehingga menyebabkan ke-macetan.

Massa ini menuntut untuk berbicara dengan komisioner KPU, dan membawa spanduk putih besar bertulis “KPU dan Bawaslu Beda Pendapat Men-genai UU Pemilu, PKPI Jadi Ko-rban”.

Akibat tidak terkendali, se-jumlah simpatisan kemudian diamankan ke Kepolisian. (jon)

Bertempat di Lapangan Yonif 143/TWEJ, Kapolda Lampung memberikan arahan kepada seluruh anggota Yonif 143/TWEJ tentang sangat penting-nya menjaga hubungan yang harmonis antara TNI dan Pol-ri, khususnya dalam menjaga Kamtibmas. Dengan demiki-an diharapkan situasi Provinsi Lampung akan tetap kondusif. “Kita laksanakan tugas ini se-cara bersama-sama, bila ada permasalahan yang dihadapi, kita pecahkan bersama, kita ja-lin komunikasi dengan baik se-hingga terwujud kebersamaan dalam persatuan dan kesatu-

an sesama aparat negara,” ka-tanya.

Pada kesempatan ini Kapolda Lampung memberikan nomor HP pribadinya kepada seluruh anggota Yonif 143/TWEJ, den-gan harapan, apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan Polri agar langsung bisa menghubungi Kapolda melalui telepon ataupun SMS.

Komandan Korem 043/Ga-tam Kolonel Czi Amalsyah Tarmizi, SIP dalam pengarah-annya mengajak seluruh ang-gota Yonif 143/TWEJ agar menjaga soliditas dan solidar-itas sesama anggota TNI mau-pun dengan Polri.

“Adakan komunikasi yang

baik setiap ada permasalah-an di lapangan, khususnya dengan Polri. Jangan meru-sak aset negara, hindari nar-koba, hindari perkelahian se-sama anggota TNI dan Polri ser-ta masyarakat. Laporkan setiap permasalahan, baik menyang-kut pribadi dan keluarga ke-pada atasan. Hindari pelangga-ran yang menyimpang dari nor-ma dan aturan serta pedomani Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI. Lak-sanakan tugas dengan ikhlas dan sebaik-baiknya, sehingga tercipta situasi wilayah Provinsi Lampung aman dan damai, karena damai itu indah,” ucap Danrem. (be)

Selain Mapolres yang habis di-lalap si jago merah, sejumlah ban-gunan dan kendaraan sepeda mo-tor yang ada di dekat kantor itu juga ikut terbakar. Dalam peristi-wa itu, dua Poslantas OKU ikut di-hancurkan, satu Subsektor diru-sak, 75 sepeda motor dan sembi-lan mobil dibakar.

“Mapolsek Martapura yang tak jauh dari Mapolres juga hancur,” kata Kepala Biro Penerangan Ma-syarakat Polri, Brigjen Pol Boy Raf-li Amar di Mabes Polri, Jakarta.

Kerugian akibat penyerangan yang diduga dilakukan sejumlah anggota TNI masih belum dikalku-lasi. Sebab tim yang terdiri dari Mabes Polri dan Mabes TNI ma-sih fokus mengungkap aktor di balik pembakaran itu

“Mungkin dalam dua hari baru bisa diketahui berapa kerugian yang dimunculkan akibat peris-tiwa itu,” ujar Boy Rafly.

Dalam kasus ini, baik Pol-ri maupun TNI berharap para pelaku dan penyebab kasus ini bisa segera terungkap. Kini kon-disi di lokasi sudah kondusif dan tim pengamanan dari Polda Sum-sel dan Kodim setempat tetap melakukan pengamanan.

“Nanti hasil tim dari Polri dan tim dari TNI kita kumpulkan,” ka-tanya.

Hentikan Aksi KoboiSementara itu, kasus pemba-

karan Polres OKU, kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane harus membuat Polri introspeksi dan segera meng-hentikan aksi-aksi koboi yang di-lakukan anggotanya. Dia meminta Kapolri Jenderal Pol Timur Prado-

po segera mencopot Kapolres OKU dan Kapolda Sumsel.

Menurut Neta, pihaknya men-, pihaknya men-pihaknya men-catat ada dua pemicu kasus pem-bakaran Polres OKU. Pertama, anggota Polri terlalu ringan tan-gan melepaskan tembakan yang mematikan, meski yang dihadapi hanya persoalan sepele.

Pada 2012 ada 37 kasus salah tembak dan main tembak oleh po-lisi. Korbannya 49 orang, 17 tewas dan 32 luka. Hingga 7 Maret ada empat kasus salah tembak yang belum ditangani maksimal.

Kedua, Polri tidak bertindak ce-pat dan transparan dalam menun-taskan kasus penembakan terha-dap anggota TNI yang melanggar lalu-lintas di OKU. Hal ini mem--lintas di OKU. Hal ini mem-buat keluarga dan teman-teman korban marah kemudian meny-erbu dan membakar Polres OKU.

“Dari kasus ini terlihat para pe-jabat Polri di Sumsel tidak peka terhadap kasus sensitif yang bisa memicu konflik,” tegasnya.

Menurut Neta jika sikap, pe-rilaku, dan kinerja seperti ini terus dibiarkan; dipastikan konflik an-tara polisi-tentara dan masyara-kat akan terus terjadi.

Ketimpangan KewenanganSejumlah anggota DPR menilai,

konflik yang sering terjadi anta-ra TNI dan Polri lebih dipicu oleh ketimpangan, baik dari segi sos-ial maupun kewenangan. Sebe-lum reformasi, kewenangan TNI begitu besar dan dominan dalam kehidupan politik, keamanan, dan sosial; ketimbang Polri, kini kon-disinya berbalik. Polri-lah saat ini yang memiliki kewenangan be-sar itu.

Demikian ditegaskan Ketua

Komisi I DPR Mahfudz Siddiq ke-pada wartawan, di Gedung DPR, Senayan Jakarta. “Kan kondis-inya, TNI itu dulu gemuk tam-bun, sekarang dilangsingkan, maka timbullah kecemburuan itu dan itu sudah berlangsung sejak dulu,” ungkap dia.

Pendapat yang sama juga di-sampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin. Menurut dia, konflik antara TNI-Polri ter-jadi bukan karena persoalan se-pele. Di era reformasi, dengan ke-wenangan Polri yang luar biasa saat ini, kalangan TNI melihat ada kesenjangan yang luar biasa, khu-susnya dalam mengakses sum-ber daya.

“Ada kesenjangan sosial yang dalam antara sesama aparat, ke-senjangan itu dapat meledak sewaktu-waktu. Ini bukan han-ya persoalan ‘kakak tua, dan adik bungsu’. Di mana adik bungsu setelah era reformasi dipersepsi-kan petentang-petenteng sok jago-an,” ujar dia.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung menyampaikan, kecem-buruan TNI kepada Polri sebagai salah satu pemicu kerapnya mun-cul konflik antara keduanya. “Kita melihat kalau ke daerah memang ada ketimpangan seorang Koman-dan Kodim dan Kapolres. Padahal, dalam wilayah yang sama. Dulu Komandan Kodim begitu domi-nan. Sekarang, ketimpangan itu terasa di bawah,” ungkap dia.

Apalagi, ucap dia, dalam beber-apa hal, masyarakat dipertontonk-an bagaimana seorang petinggi Pol-ri bisa memiliki kekayaan yang me-limpah luar biasa, dengan istri lebih dari satu orang. “Misalnya korup-

si simulator, seorang jenderal bin-tang dua begitu besar korupsi nya, dan ternyata istrinya juga banyak. Menurut saya sebuah contoh yang tak baik dari Polri,” kata dia.

Dalam catatannya, sejak pro-ses pemisahan wewenang anta-ra TNI dan Polri, hingga sekarang ada peningkatan konflik hingga mencapai 300 persen. “Ada pen-ingkatan bentrokan ini hampir 300 persen. Jadi, ini menunjuk-kan memang ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam hubun-gan TNI dan Polri,” jelas Pramono.

Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy menegaskan, ter-us berulangnya konflik terbuka antara TNI-Polri merupakan hal yang memalukan. Tidak sepatut-nya bagi aparat negara yang hid-up dari uang rakyat memperton-tonkan hal tersebut.

“Ini sangat memalukan. Ma-sak aparat negara berbuat kay-ak gini, mereka kan dihidupi dari pajak rakyat, seharusnya malu dong pada rakyat yang sudah taat membayar pajak,” kata Aboe.

Dia pun meminta Kapolri Jen-deral Pol Timur Pradopo dan Pan-glima TNI Laksamana Agus Su-hartono mengkondisikan jajaran-nya agar keamanan stabil. Jangan sampai ada aksi balasan atas in-siden tersebut, atau terulang hal sama di daerah lainnya.

“Memang sepatutnya Menko-polhukam mengkoordinasikan persoalan ini dengan Kapolri dan Panglima TNI, saya yakin aparat di lapangan pasti akan dapat dik-endalikan oleh pimpinan mereka, pasti patuh pada sistem koman-do,” pungkas dia. (cr-14/(cr-7/ck-226)

imigran. Aspirasi “Ameri-can Dream” dalam arti luas, menunjukkan mobilitas yang sistematis dan diarahkan ke seluruh penjuru dunia, dalam semua bidang, misalnya: bis-nis, agama, filantropi, Holly-wood, serikat buruh, dan lem-baga kepresidenan Washing-ton; dalam menjangkau dunia dengan cara yang demokratis. Dengan strategi yang luar bi-asa canggihnya: dalam untaian kalimat “visi kemajuan sosial global, visi demokratis dunia, dan keberdayaan dunia”, yang dibungkus oleh komponen uta-ma:(1) keyakinan bahwa nega-ra-negara lain bisa dan mam-pu mereplikasi pengalaman kemajuan Amerika, (2) kema-juan berwirausaha, (3) dukun-gan untuk akses bagi keter-bukaan perdagangan dan in-vestasi, (4) promosi aliran be-bas informasi dan budaya, dan (5) pemerintah akan melind-ungi perusahaan swasta dan merangsang dan mengatur partisipasi Amerika dalam per-tukaran ekonomi dan budaya internasional.

Dengan konsep tersebut, maka berbondong-bondonglah seluruh ahli, ilmuwan, pa-kar, dan orang-orang poten-

sial memasuki Amerika; dan keberadaan orang-orang he-bat tersebut, dipermudah un-tuk memiliki izin tinggal, per-manent resident (Green Card), bahkan kemudaan untuk pin-dah warga negara.

Kondisi yang seperti di atas, akan secara spontan menjadi magnet atau daya tarik yang luar biasa bagi orang-orang pintar di dunia, untuk mema-suki Amerika Serikat. Sehing-ga ratusan ribu hingga juta-an doktor atau PhD, bermim-pi untuk melanjutkan pendidi-kan, berkarier, bahkan mene-tap dan menjadi Warga Nega-ra Amerika. Kondisi ini, dalam istilah umum, disebut “Brain Drain”, aliran orang-orang pin-tar datang ke Amerika-Serikat.

Dampak dari kondisi terse-but, maka tak diragukan lagi, lebih 50 persen peneri-ma Hadiah Nobel menetap di AS. Demikian pula berdam-pak, mayoritas universitas-uni-versitas terbaik di dunia bera-da di Amerika Serikat. Sehing-ga terjadi ledakan teknologi in-formasi, digital, komputer, dan pelayanan kesehatan di Ameri-ka Serikat. Ini semua meru-pakan dampak positif Brain Drain. Amerika Serikat, men-jadi seperti surganya orang-

orang pintar di dunia.Selanjutnya dengan kondisi

tersebut, dalam melihat kema-juan di Tanah Air Indonesia tercinta. Apa yang bisa kita pe-tik dengan kemajuan tersebut, untuk selanjutnya menjadi mo-tivasi dan membangun suatu strategi untuk kemajuan Indo-nesia, yang dipetik dari Brain Drain ini.

Sebetulnya, Indonesia dapat memetik manfaat juga, dari para pakar atau ilmuwan, pro-fesor, atau orang-orang Indo-nesia yang telah menetap, bah-kan telah menjadi warga neg-ara di AS. Yaitu menjadikan mereka sebagai duta, untuk melakukan transfer teknologi, transfer pengetahuan, trans-fer budaya, hingga trans-fer dolar sebagai devisa nega-ra. Demikian pula, menjadikan mereka sebagai agent Indone-sia yang tersebar di negara-negara maju, untuk melanjut-kan transformasi, demi kema-juan Indonesia tercinta. Karena tidak bisa dipungkiri, di dalam batin dan sanubari mereka, terpatri rasa cinta yang men-dalam, rasa rindu yang luar biasa, bahkan suatu keyaki-nan dan kemauan keras un-tuk berbuat demi kemajuan di Tanah Air tercinta. n

u Sambungan dari hal 1

u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1

u Sambungan dari hal 1Jakarta, Pelita

Hercules bersama puluhan anak buahnya ditangkap aparat gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat. Mereka di-duga melakukan tindak pidana kekerasan dan pemerasan terha-dap warga.

Hercules bersama anak buahn-ya diangkut ke Polda Metro Jaya dan angkutan kota (angkot).

“Hercules bersama 45 orang anak buahnya telah ditangkap Resmob,” kata Kasat Resmob Pol-da AKBP Herry Heryawan di loka-si penangkapan, Perumahan Ke-bon Jeruk Indah II, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Ju-mat (8/3).

Penangkapan ini terjadi seki-tar 18.00 WIB. Sebelum mem-bekuk 45 orang pengikut Hercu-les lima orang lainnya sudah leb-ih dulu ditangkap, sehingga to-tal 50 orang yang sudah ditang-kap. Mereka sempat diminta ti-arap dan diborgol oleh petugas.

Saat ditangkap oleh puluhan polisi gabungan dari Resmob Pol-da Metro Jaya dan Polres Jak-bar, Hercules yang berbaju kun-ing menolak diborgol.

“Saya nggak mau diborgol,” kata Hercules di lokasi.

Tapi polisi yang menangkapnya mengatakan ini perintah. Hercu-

les lantas digiring ke mobil patro-li polisi. Sedangkan anak buahn-ya, sedang disiapkan 3 angkot M 11. Mereka semua dibawa ke Pol-da Metro Jaya.

Penangkapan ini berawal dari informasi yang diperoleh petugas kepolisian dari masyarakat ter-kait kelompok Hercules yang di-duga kerap mengintimidasi pe-milik rumah toko (ruko) dan ma-syarakat sekitar.

Dalam penangkapan itu sem-pat terdengar suara tembakan di belakang Gedung RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat sekitar pu-kul 17.00 WIB. Polisi awalnya su-dah berusaha melakukan lang-kah persuasif sebelum menang-kap Hercules dan puluhan anak buahnya.

Namun perintah pertama ti-dak diindahkan Hercules dan anak buahnya hingga terpaksa dilakukan penangkapan. “Mere-ka melawan petugas karena per-intah petugas tidak diindahkan. Sesuai dengan UU akhirnya kita menangkap Hercules dan pengi-kutnya,” tegas AKBP Herry.

Sedang Kasat Reskrim Pol-res Jakarta Barat AKBP Heng-ki Hariyadi mengatakan, kasus ini akan terus dikembangkan. Pi-haknya tak menoleransi aksi pre-manisme di wilayah tersebut. “Ke-

lompok Hercules sering melaku-kan pemerasan dan intimida-si terkait adanya pembangunan ruko,” terang Hengki.

Hercules dan 50 anak buahn-ya ditangkap di kawasan Belmont Residence, Jakarta Barat. Pen-angkapan itu tegang karena Her-cules dan anak buahnya melaku-kan perlawanan dengan senjata tajam.

Sekitar 70 aparat gabungan dari Resmob Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat semua dilengkapi senjata api. Penggere-bekan tempat mereka berkum-pul bermula saat Polres Jakar-ta Barat berpatroli untuk mem-berantas premanisme yang sering dikeluhkan warga.

Ada lima anak buah Hercules mencoba melawan dengan sen-jata tajam ketika hendak ditang-kap. Namun tanpa kesulitan poli-si berhasil mengamankan kelima orang itu kemudian dibawa ke Polres Jakarta Barat.

Hercules bersama 45 anak buahnya yang lain masih beru-saha bertahan dan melakukan perlawanan menggunakan sen-jata tajam. Melihat situasi seper-ti itu, Polres Jakarta Barat me-minta bantuan ke Resmob Polda Metro Jaya.

Resmob Polda yang dipimpin

Kasat Resmob Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan pun me-luncur hingga akhirnya Hercules dan anak buahnya berhasil di-tahan. Saat ditahan polisi, Her-cules sempat menolak diborgol. “Saya nggak mau diborgol,” kata Hercules.

Namun akhirnya Hercules te-tap diborgol dengan tangan ke depan dan digiring ke mobil pa-troli polisi. Sedangkan 45 anak buahnya disuruh tiarap ke tanah dan diborgol dengan tangan ke belakang lalu digiring ke dalam mobil.

Salah PahamSaat pemeriksaan di Polda Met-

ro Jaya, Hercules mengatakan bahwa penangkapan ini han-ya karena kesalahpahaman. “Ini cuma salah paham saja,” ujarnya.

Menurutnya, saat pulang ke rumahnya di Komplek KJI II, ter-dapat pasukan polisi yang sedang apel. Dia mengaku Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat sudah men-ghubunginya tentang apel terse-but.

“Oke enggak masalah. Setelah itu, teman-teman Polres apel di sana. Kalau mereka mau apel enggak apa-apa, silakan. Saya minta maaf sama Resmob. Apel lanjut, terus bubar,” kata Hercu-les. (cr-7)

Ditangkap Bersama 50 Anak Buahnya

Hercules: Saya Tidak Suka Diborgol

Jakarta, PelitaJaksa Agung Basrief Arief

memastikan pihaknya segera eksekusi mantan Kabareskrim Mabes Polri Susno Duaji ke LP guna menjalani hukuman 3 ta-hun 6 bulan penjara setelah Mahkamah Agung (MA) meno-lak kasasi Susno.

“Eksekusi terhadap Susno itu hanya tinggal waktu saja,” kata Basrief kepada wartawan di Jakarta, Jumat (8/3) seusai Launching Penelitian Biaya Pen-anganan Perkara Pidum dan Pengelolaan SDM.

Ditegaskan Basrief, eksekusi terhadap Susno untuk melak-sanakan putusan MA yang su-dah berkekuatan hukum tetap atau inkracht. “Karena itu ti-dak ada alasan bagi jaksa un-tuk tidak melaksanakan pu-tusan peradilan yang sudah inkrach terutama oleh MA baik di tingkat kasasi maupun Penin-jauan Kembali,” tegasnya. Apa-lagi, kata Basrief, sudah ada pernyataan dari MA dan Mah-kamah Konstitusi (MK) bahwa Susno bisa dieksekusi setelah permohonan kasasinya ditolak MA. Oleh karena itu, tuturnya, tidak ada dalam sejarah jika yang bisa dieksekusi jaksa ha-nya biaya perkara seperti dalih pengacara Susno karena putu-san MA dinilai tidak ada perin-tah menahan kliennya.

Ketua MK Mahfud MD belum lama ini menyatakan jaksa tidak perlu ragu-ragu mengeksekusi Susno Duaji. Dia pun menye-butkan putusan MK terkait uji materiil pasal 197 KUHAP tidak

bisa dijadikan alasan untuk me-nolak eksekusi.

“Salah jika putusan MK dija-dikan sebagai alasan. MK Jus-tru menyatakan mereka pa-ra terpidana tersebut harus se gera dieksekusi,” katanya. Karena setiap putusan MA yang sudah inkracht, kata dia, ha-rus dilaksanakan jaksa meski-pun tidak adanya perintah pe-nahanan.

Akan Eksaminasi Di bagian lain Basrief me-

ngatakan pihaknya akan me-lakukan eksaminasi terhadap jaksa Kartika Yanti dari Kejati Sumsel menyusul putusan ha-kim yang jauh lebih berat dari tuntutan jaksa dalam kasus shabu-shabu seberat 300 gram. Eksaminasi tersebut akan di-lakukan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dalam penanganan perkara oleh sang jaksa.

Masalahnya dalam tuntutan-nyajaksa Kartika hanya menun-tut pelakunya Agus 10 bulan penjara. Namun hakim di Pe-ngadilan Negeri (PN) Palembang pada 13 Februari 2013 meng-hukum Agus jauh lebih berat 8 tahun penjara, Hakim meng-hukum berat Agus karena yang bersangkutan dinilai terbuk-ti melanggar pasal 112 ayat (2) jo pasal 131 UU No 35/ 2009 tentang Narkoba. Diakui Bas-rief terkait putusan hakim yang sangat jomplang dengan tuntut-an jaksa mungkin karena hakim menerapkan pasal yang berbeda dari jaksa. (did)

Basrief: Eksekusi Susno Hanya Tunggu Waktu

Pemanfaatan “Brain Drain” Indonesia dan Semboyan “American Dream”

Yusril: KPU Tak Berhak KasasiDPR: Ada Ketimpangan Kewenangan TNI-Polri

Kapolda Lampung Berikan Nomor HP kepada Semua Prajurit Yonif 143/TWEJ

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN — Seorang pengunjuk rasa yang tergabung dalam Jaringan Perempuan Yogyakarta (JPY) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) melakukan aksi damai di perempatan Kantor Pos Besar, Yogyakarta, Jumat (8/3). Dalam aksinya mereka mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, dan menagih janji pemerintah memberikan perlindungan terhadap perempuan melalui berbagai peraturan yang telah dibuat. n ant/noveradika/ed/pd/13