Upload
satriarudi
View
19
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pembahasan bioklin
Citation preview
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan kadar glukosa dengan
menggunakan metode GOD-PAP. Percobaan ini bertujuan agar praktikan mampu
menyiapkan pasien untuk pemeriksaan glukosa darah dan menginterpretasikan
hasil laboratorium yang diperoleh.
Glukosa berasal dari karbohidrat yang kita makan dan jika tidak langsung
digunakan maka akan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot rangka
sebagai cadangan makanan. Kadar glukosa dipengaruhi oleh hormon insulin yang
dihasilkan oleh sel β-pankreas dan hormon glikogen yang dihasilkan oleh kelenjar
α-pankreas.
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah.
Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Guna penentuan
diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Penggunaan bahan
darah utuh (wholeblood), vena, ataupun angka criteria diagnostik yang berbeda
sesuai pembakuan oleh WHO. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil
pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah
kapiler dengan glucometer
Adanya gangguan pada kerja insulin dan atau kerusakan sel β-pankreas
menyebabkan tingginya kadar insulin darah (hiperinsulinemia) dan tingginya
kadar gula darah (hiperglikemia). Pengukuran kadar glukosa darah tersebutlah
yang dijadikan sebagai dasar pemeriksaan penyakit diabetes mellitus.
Insulin adalah salah satu hormone didalam tubuh manusia yang dihasilkan
atau diproduksi oleh sel beta pulau langerhans di dalam kelenjar pankreas. Insulin
merupakan suatu polipeptida (protein). Dalam keadaan normal, jika kadar glukosa
darah naik, kelenjar pancreas akan mengeluarkan insulin dan masuk kedalam
aliran darah. Gula darah merupakan bahan bakar utama yang akan diubah menjadi
energy dan akan merangsang sel beta pulau langerhans untuk mengeluarkan
insulin. Selama tidak ada insulin, gula darah tidak dapat masuk kedalam sel-sel
jaringan tubuh lainnya seperti otot dan jaringan lemak. Di dalamsel, gula dibakar
menjadi energi yang berguna untuk aktivitas
Penentuan kadar glukosa darah dalam percobaan ini menggunakan metode
enzimatik. Metode enzimatik lebih sering digunakan karena memberikan
spesifisitas maksimum untuk nilai glukosa. Metode enzimatik yang digunakan
adalah metode GOD-PAP, dimana glukosa dapat diukur dari reaksinya dengan
glukosa oksidase yang membentuk asam glukonat dan hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida kemudian bereaksi dengan aseptor oksigen, fenilaminfenazon,
dalam reaksi yang dikatalisis oleh peroksidase untuk kemudian membentuk warna
merah-violet sebagai indikator.
Pada percobaan ini digunakan alat spektrofotometer untuk mengukur
absorbansi sampel. Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk
mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Spektrofotometer UV-Vis menggunakan cahaya sebagai
tenaga yang mempengaruhi substansi senyawa kimia. Cahaya yang digunakan
merupakan foton yang bergetar dan menjalar secara lurus dan merupakan tenaga
listrik dan magnet yang keduanya saling tagak lurus. Tenaga foton bila
mmepengaruhi senyawa kimia, maka akan menimbulkan tanggapan (respon),
sedangkan respon yang timbul untuk senyawa organik ini hanya respon fisika
atau Physical event. Tetapi bila sampai menguraikan senyawa kimia maka dapat
terjadi peruraian senyawa tersebut menjadi molekul yang lebih kecil atau hanya
menjadi radikal yang dinamakan peristiwa kimia atauChemical event.
Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara
energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang
berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron
tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih
tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk semua
struktur elektronik, tetapi hanya pada sistem-sistem terkonjugasi, struktur
elektronik dengan adanya ikatan π dan non bonding elektron .Prinsip kerja
spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Hukum lambert-beer menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat berbanding
lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorpsi, atau berbanding terbalik dengan
logaritma cahaya yang ditranmisikan.
Keterangan :
A = absorban
a = absorptivitas
b = jalannya sinar pada larutan
c = konsentrasi
T = Transmitan
Transmitans (T) didefinisikan sebagai rasio cahaya yang ditransmisikan (I)
terhadap cahaya yang dating (Io).
Pipet piston digunakan untuk mengambil sampel dalam jumlah yang
akurat. Hal ini dikarenakan jumlah larutan yang diambil sangat sedikit (10 μL).
Selain itu pipet piston memiliki ketelitian, sensitivitas, dan spesifisitas yang tinggi
dibandingkan dengan pipet gelas. Sentrifuga digunakan untuk mensentrifugasi
sampel darah hingga antara plasma dan serum terpisah. Serum yang kemudian
diambil dan digunakan sebagai sampel uji karena di dalam serum tidak ada
fibrinogen yang dapat menyebabkan penggumpalan darah yang akan mengganggu
proses pemeriksaan.
Percobaan diawali dengan menyiapkan sampel serum yang akan diuji ke
dalam tabung reaksi sesuai komposisi sebagai berikut:
Sampel Standar Blanko
Serum 10µL - -
Standar - 10µL -
Aquades - - 10µL
Reagen 1,0 mL 1,0 mL 1,0 mL
Serum sampel yang digunakan merupakan kadar glukosa puasa, yaitu
pengukuran yang dilakukan setelah pasien dipuasakan selama 8-12 jam.
Pengukuran kadar glukosa saat puasa dalam diagnosis DM sangatlah penting
karena pada penderita DM umumnya kadar glukosa darah pada saat puasa tetap
tinggi untuk itu digunakan sampel serum pasien yang sedang berpuasa. Selain itu
dalam pemeriksaan ini digunakan sampel serum dikarenakan sampel serum lebih
mudah dideteksi karena tidak mengandung zat antikoagulan darah yang dapat
menganggu pengukuran. Kemudian sampel uji dalam tabung reaksi tersebut
diinkubasi pada suhu 30oC selama 10 menit, hal ini dilakukan agar reagen dan
sampelnya bereaksi sempurna.
Reaksi yang berlangsung:
Glukosa + O2 + H2O Asam glukonat + H2O2
2H2O2 + 4-aminofenazon + fenol 4-(p-benzoquinone-mono-
imino)fenazon + 4H2O
Larutan serum sampel kemudian berubah warna menjadi merah-violet, hal ini
menunjukkan reaksi berjalan yang menandakan telah terbentuknya 4-(p-
benzoquinone-mono-imino)fenazon.
Kuvet yang digunakan sebanyak empat buah. Satu kuvet berisi larutan
blanko, satu kuvet larutan standar, dan kuvet lain berisi larutan sampel. Sampel
dipipetkan ke dalam kuvet. Pada saat melakukan pengukuran absorbansi, cara
memegang kuvet harus diperhatikan. Bagian kuvet yang dapat dipegang adalah
bagian yang keruh, sedangkan bagian yang bening harus dijaga tetap bersih agar
tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Apabila bagian bening pada kuvet menjadi
kotor karena lemak dari tangan, maka akan menghalangi datangnya cahaya pada
saat pengukuran berlangsung dan selanjutnya akan mengganggu hasil percobaan
Proses pengambilan standar, sampel, maupun larutan reagen harus
dilakukan dengan mikropipet (pipet piston). Hal ini dikarenakan jumlah larutan
yang diambil sangat sedikit (10 μL). Selain itu pipet piston memiliki ketelitian,
sensitivitas, dan spesifisitas yang tinggi.
GOD
POD
Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi blanko yang harus
menghasilkan absorbansi 0 agar tidak mengganggu pada pengukuran standar dan
sampel. Selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi terhadap standar dan
sampel. Pengukuran absorbansi sampel (Asampel) dan standar (Astandar) dilakukan
terhadap blanko reagen dan panjang gelombang yang digunakan sebesar 546 nm,
pengukuran dilakukan secara duplo. Dari pengukuran absorbansi yang dilakukan
didapatkan absorbansi sampel sebesar 0,092 dan 0.143 serta absorbansi standar
(Astandar) adalah 0,122. Rata-rata absorbansi sampel (Asampel) adalah 0,1175.
Kemudian dilakukan perhitungan konsentrasi glukosa dalam serum menggunakan
rumus :
Csampel = Csampel
Dari perhitungan konsentrasi glukosa dalam serum menggunakan rumus diatas
diketahui bahwa konsentrasi glukosa dalam (mmol/I) adalah 5,345 mmol/I dan
konsentrasi glukosa dalam (mg/dl) yaitu 96,31 mg/dl pada sampel serum. Menurut
perkeni dan American Diabetic Association seseorang didiagnosa terkena
penyakit Diabetes mellitus jika hasil pemeriksaan gula darah:
1. Kadar gula darah sewaktu lebih atau sama dengan 200 mg/dL
2. Kadar gula darah puasa lebih atau sama dengan 126 mg/dL
Kadar gula darah lebih atau sama dengan 200 mg/dL pada 2 jam setelah
beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat dibandingkan dengan literatur
yang didapatkan bahwa kadar gula darah dari pasien yang berpuasa pada
percobaan dapat didiagnosa bahwa pasien tidak terkena penyakit Diabetes
mellitus dikarenakan kadar gula darahnya dari pemeriksaan yang dilakukan
kurang dari batas kadar gula pasien penderita DM <126 mg/dl atau sebesar 96,31
mg/dl.
SIMPULAN
Dalam menyiapkan pasien untuk menjalankan pemeriksaan glukosa darah
hendaknya memperhatikan faktor – faktor seperti kondisi fisik pasien, diet , intake
obat, merokok, dan postur tubuh pasien. Dari hasil pemeriksaan glukosa darah di
laboratorium biokimia klinik dapat diketahui bahwa kadar glukosa pada darah
pasien yang sedang puasa adalah sebesar 5,345 mmol/I atau sama dengan 96,31
mg/dl sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien dalam kondisi normal, tidak
mengalami hiperglikemia dikarenakan kadar glukosa darahnya dalam rentang
normal kadar gula ketika puasa yaitu <126 mg/dl