4
KASUS MTBS PUSkesmas SUKOHARJO 2016 Data pemeriksaan MTBS di Puskesmas Sukoharjo pada tanggal 17 Maret 2016. a. Nama anak : An. Azzahra K b. Jenis kelamin : Perempuan c. Umur : 8 bulan d. Berat badan: 8,4 kg e. Panjang badan : 69 cm f. Suhu badan : 37,6 o C g. Respiratory rate: 45 kali/menit h. Keluhan utama : Batuk pilek 3 hari, demam i. Kunjungan : Pertama Menurut alur MTBS mula–mula kita perlu memeriksa adanya tanda bahaya umum pada anak untuk menentukan apakah anak dapat dimasukkan dalam klasifikasi merah (penyakit yang sangat berat) atau tidak. Tanda bahaya umum ini dapat dilihat dari kondisi anak apakah masih mau minum/menyusu, apakah ada riwayat atau tanda kejang, apakah anak selalu memuntahkan semuanya, serta apakah anak tampak letargis atau tidak sadar. Setelah dilakukan pemeriksaan dan alloanamnesis terhadap ibu diketahui bahwa tidak didapatkan adanya tanda bahaya umum pada anak. Sesuai dengan form isian MTBS kami kemudian menggali riwayat batuk pilek dan demam anak. Hal ini

pembahasan MTBS Pneumonia berat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pembahasan MTBS Pneumonia berat

Citation preview

Page 1: pembahasan MTBS Pneumonia berat

KASUS MTBS PUSkesmas SUKOHARJO 2016

Data pemeriksaan MTBS di Puskesmas Sukoharjo pada tanggal 17 Maret 2016.

a. Nama anak : An. Azzahra K

b. Jenis kelamin : Perempuan

c. Umur : 8 bulan

d. Berat badan : 8,4 kg

e. Panjang badan : 69 cm

f. Suhu badan : 37,6oC

g. Respiratory rate: 45 kali/menit

h. Keluhan utama : Batuk pilek 3 hari, demam

i. Kunjungan : Pertama

Menurut alur MTBS mula–mula kita perlu memeriksa adanya tanda bahaya

umum pada anak untuk menentukan apakah anak dapat dimasukkan dalam

klasifikasi merah (penyakit yang sangat berat) atau tidak. Tanda bahaya umum ini

dapat dilihat dari kondisi anak apakah masih mau minum/menyusu, apakah ada

riwayat atau tanda kejang, apakah anak selalu memuntahkan semuanya, serta

apakah anak tampak letargis atau tidak sadar. Setelah dilakukan pemeriksaan dan

alloanamnesis terhadap ibu diketahui bahwa tidak didapatkan adanya tanda

bahaya umum pada anak.

Sesuai dengan form isian MTBS kami kemudian menggali riwayat batuk

pilek dan demam anak. Hal ini bertujuan mencari tanda untuk mengklasifikasikan

anak apakah dapat dimasukkan ke klasifikasi merah pneumonia berat, kuning

pneumonia, atau hijau bukan pneumonia. Pendekatan MTBS ini dimulai dari

anamnesis yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan keadaan umum

pasien. Dari anamnesis diketahui anak mengalami batuk pilek sejak tiga hari yang

lalu tanpa disertai darah. Setelah dilakukan pemeriksaan, keadaan umum pasien

tampak sadar dan gelisah/rewel, pada pemeriksaan fisik didapat frekuensi napas

45 kali/menit dan ditemukan adanya tarikan dinding dada serta suara stridor. Hal

ini menunjukkan bahwa anak termasuk dalam klasifikasi merah pneumonia berat.

Page 2: pembahasan MTBS Pneumonia berat

Selanjutnya, mengevaluasi mengenai demam. Saat pemeriksaan suhu tubuh,

didapatkan hasil 37,6oC. Suhu ini menunjukkan bahwa anak demam tanpa disertai

tanda bahaya umum atau kaku kuduk positif, sehingga dapat disingkirkan

kemungkinan diagnosis malaria. Diagnosis campak juga dapat dihindari karena

tidak didapatkan adanya ruam kemerahan pada kulit yang menyeluruh dan tidak

ada mata merah. Tetapi dari alloanamnesis demam, ibunya mengatakan bahwa

berak Azzahra sempat berwarna hitam dan gelisah yang mungkin menunjukkan

anak merasakan nyeri pada ulu hatinya, sehingga dapat dimasukkan dalam

klasifikasi kuning untuk demam mungkin DBD.

Status gizi anak tampak baik, tidak tampak gizi kurang atau lebih, dan tidak

ditemukan adanya pembengkakan di kedua punggung kaki. Pada telapak tangan

juga tidak didapatkan kepucatan telapak tangan yang menunjukkan bahwa anak

tidak mengalami anemia. Pada kunjungan ini, anak tidak membutuhkan

pemberian vitamin A. Riwayat imunisasi anak lengkap sesuai umur dengan

rincian sebagai berikut.

a. 0 bulan : Hepatitis

b. 1 bulan : BCG dan Polio 1

c. 2 bulan : DPT/ Hb 1 dan Polio 2

d. 4 bulan : DPT/Hb 2 dan Polio 3

e. 6 bulan : DPT/ Hb 3 dan polio 4

Selama pemeriksaan dan alloanamnesis tidak didapatkan adanya

masalah/keluhan lain pada anak. Selanjutnya dari hasil penilaian pemberian

makanan anak diketahui bahwa ibu menyusui anak empat hingga lima kali dalam

24 jam, termasuk pada malam hari. Anak mendapat makanan pendamping ASI

yaitu berupa nasi, sayur berkuah, dan selingan (biskuit) yang diberikan sebanyak

dua kali dalam sehari menggunakan sendok. Selama anak sakit didapatkan adanya

perubahan pemberian makan pada anak, anak tidak mau makan karena nafsu

makan anak pun menurun.

Dari keseluruhan hasil pemeriksaan, Azzahra diduga mengalami pneumonia

berat (klasifikasi merah) dan demam mungkin DBD (klasifikasi kuning).

Penatalaksanaan yang disarankan oleh Bidan untuk keadaan pneumonia berat

Page 3: pembahasan MTBS Pneumonia berat

yaitu memberi antibiotika pilihan pertama kotrimoksazol dan pilihan kedua

amoksilin serta merujuk segera anak ke Rumah Sakit. Sedangkan penatalaksanaan

yang disarankan untuk demam mungkin DBD yaitu memberi anak lebih banyak

minum atau oralit dan harus kembali segera setelah 2 hari sejak kunjungan ke

puskesmas serta apabila demam anak sangat tinggi atau ada tanda bahaya umum.

Selain itu, terkait dengan nafsu makan yang turun, ibu sebaiknya menambah

jumlah dan frekuensi pemberian ASI agar nutrisinya tetap terpenuhi, kemudian

gizi ibu tersebut juga harus dipertahankan agar produksi ASI tidak berkurang.