5
Senyawa bahan alam atau senyawa kimia yang bersumber dari alam (ramuan yang berasal dari tanaman, bagian dari hewan dan dari mineral anorganik) dapat dipergunakan sebagai obat. Obat pada prinsipnya pemberian senyawa kimia yang berasal dari alam dan berpengaruh positif terhadap penyembuhan suatu penyakit. Demikian pula dengan narkotika dan psikotropika, apabila digunakan secara benar dan sesuai dengan petunjuk dokter maka dapat digunakan sebagai obat. Pengertian narkotika menurut Undang Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika Pasal 1, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Istilah narkotik mencakup berbagai jenis bahan sebagai berikut. - obat terlarang, seperti kafeina, tembakau dan alkohol - obat yang dapat dibeli di apotek atau pasar swalayan, seperti analgesik, misal aspirin, kodin dan parasetamol serta obat anti-radang non-steroid - obat resep seperti obat penenang, missal Valium, Rohypnol dan Serepax - obat terlarang, seperti ganja, heroin, halusinogen dan amfetamina - bahan lain yang disalahgunakan, seperti pelarut dan bensin. Psikotropika menurut Pasal 1, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku."

pembahasan narkotikaa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum

Citation preview

Page 1: pembahasan narkotikaa

 Senyawa bahan alam atau senyawa kimia yang bersumber dari alam (ramuan yang berasal

dari tanaman, bagian dari hewan dan dari mineral anorganik)  dapat dipergunakan sebagai

obat.  Obat pada prinsipnya pemberian senyawa kimia yang berasal dari alam dan

berpengaruh positif terhadap penyembuhan suatu penyakit.  Demikian pula dengan

narkotika dan psikotropika,  apabila digunakan secara benar dan sesuai dengan petunjuk

dokter maka dapat digunakan sebagai obat.

Pengertian narkotika menurut Undang Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika Pasal 1, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.  

Istilah narkotik mencakup berbagai jenis bahan sebagai berikut.-     obat terlarang, seperti kafeina, tembakau dan alkohol-     obat yang dapat dibeli di apotek atau pasar swalayan, seperti

analgesik, misal aspirin, kodin dan parasetamol serta obat anti-radang non-steroid

-     obat resep seperti obat penenang, missal Valium, Rohypnol dan Serepax

-     obat terlarang, seperti ganja, heroin, halusinogen dan amfetamina-     bahan lain yang disalahgunakan, seperti pelarut dan bensin.

 Psikotropika menurut Pasal 1, Undang-Undang Nomor 5 tahun

1997 tentang psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,  yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku."

Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

JENIS2 PX KUALITATIF

PRINSIP DARI TEKNIK YG KITA GUNAKAAAN

Page 2: pembahasan narkotikaa

Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan psikotropika golongan BZO (Benzodiazepin) dan

THC (Tetrahidrocannabinol) yang termasuk Salah satu contoh dari

psikotropika. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap sampel serum pasien

(Yoga Arimbawa,laki-laki,20th) dan sampel urine pasien (Aditama,laki-

laki,20th) dengan metode Immunoassay.

Benzodiazepin adalah sekelompok obat golongan psikotropika yang mempunyai efek antiansietas

atau dikenal sebagai minor tranquilizer, dan psikoleptika. Benzodiazepin memiliki lima efek

farmakologi sekaligus, yaitu anxiolisis, sedasi, anti konvulsi, relaksasi otot melalui medula spinalis,

dan amnesia retrograde. Sedangkan Tetrahydrocannabinol (lebih dikenal dengan THC) adalah

sebuah dari banyak senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan ganja dan dikelompokkan ke

dalam Cannabinoid.

Analisis toksikologi bukan hanya terbatas pada seberapa rumit peralatan dan seberapa teliti analisis,

hasil yang diperoleh tidak akan berarti jika pengumpulan, pengiriman dan penyimpanan sampel

tidak memenuhi standar analisis. Analisis harus mengetahui stabilitas analit, matriks sampel serta

kondisi lingkungan saat analisis dilakukan. Sehingga pengimpulan, pengiriman dan penyimpanan

sampel sangat penting dalam analisis.

Dalam pemeriksaan narkotika psikotropika menggunakan sampel serum, serum yang digunakan

harus dalam keadaan yang bersih, tidak hemolisis sehingga tidak mempengaruhi reaksi yang terjadi.

apabila sampel serum tidak segera digunakan, maka sampel disimpan pada suhu -200 C. Sedangkan

untuk sampel urin, sampel yang digunakan harus bersih, jernih dan tanpa pengotor. Apabila sampel

urin keruh,maka sampel harus disentrifugasi terlebih dahulu agar didapat supernatan yang jernih

dan endapannya dibuang. Pada sampel urin yang digunakan, sampel urin tampak jernih sehingga

tidak perlu dilakukan sentrifugasi.

Pemeriksaan narkotika psikotropika dengan teknik immunoassay ini dilakukan dengan menggunakan

card test. Teknik pemeriksaan immunoassay dengan card test dilakukan dengan cara meneteskan

sampel (urin atau serum) ke dalam sumur penetesan sampel yang terdapat pada card test sebanyak

3-5 tetes. Kemudian di tunggu selama 10-30 menit sampai muncul garis warna daerah pembacaan.

Kemudian hasil pemeriksaan segera dibaca dan diinterpretasikan. Hasil negatif ditunjukkan dengan

terbentuknya garis warna pada daerah “C” dan “T”. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya

gaaris warna hanya pada daerah “C”. Dan sedangkan hasil invalid ditunjukkan apabila pada strip test

tidak muncul garis warna sama sekali atau muncul garis warna hanya pada daerah “T” saja. Hasil

Page 3: pembahasan narkotikaa

invalid dapat terjadi apabila pemeriksaaan dilakukan tidak sesuai dengan prosedur, atau karena card

test yang sudah kadaluarsa dan kondisi sampel yang tidak memenuhi syarat.

Dari pemeriksaan psikotropika golongan BZO (Benzodiazepin) dan golongan THC

(Tetrahidrocannabinol) pada sampel serum didapatkan hasil negatif yang ditunjukkan dengan

terbentuknya garis warna pada daerah “C” dan “T”. Sedangkan pada pemeriksaan psikotropika

golongan Benzodiazepin dan golongan THC (Tetrahidrocannabinol) pada sampel urine didapatkan

hasil negatif yang ditunjukkan dengan terbentuknya garis warna pada daerah “C” dan “T”.

Seharusnya pada sampel urine didapat hasil positif pada golongan BZO (Benzodiazepin) karena

sebelumnya pada sampel urin ditambahkan zat golongan BZO (Benzodiazepin). Hasil yang tidak

sesuai ini kemungkinan disebabkan karena card test yang digunakan sudah melewati batas Expired

Date (Mei 2011) sehingga hasil yang ditunjukkan pada card test adalah negatif (-).

SIMPULAN

1. Pada praktikum ini dilakukan uji skrining pada sampel urin dan serum pasien dengan teknik

immunoassay menggunakan card test. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara meneteskan

sampel (urin atau serum) ke dalam sumur penetesan sampel yang terdapat pada card test

sebanyak 3-5 tetes. Kemudian di tunggu selama 10-30 menit sampai muncul garis warna

daerah pembacaan. Kemudian hasil pemeriksaan segera dibaca dan diinterpretasikan. Hasil

negatif ditunjukkan dengan terbentuknya garis warna pada daerah “C” dan “T”. Hasil positif

ditunjukkan dengan terbentuknya gaaris warna hanya pada daerah “C”. Dan sedangkan hasil

invalid ditunjukkan apabila pada strip test tidak muncul garis warna sama sekali atau muncul

garis warna hanya pada daerah “T” saja.

2. Dari pemeriksaan psikotropika golongan BZO (Benzodiazepin) dan golongan THC

(Tetrahidrocannabinol) pada sampel serum didapatkan hasil negatif yang ditunjukkan

dengan terbentuknya garis warna pada daerah “C” dan “T”. Sedangkan pada pemeriksaan

psikotropika golongan Benzodiazepin dan golongan THC (Tetrahidrocannabinol) pada sampel

urine didapatkan hasil negatif yang ditunjukkan dengan terbentuknya garis warna pada

daerah “C” dan “T”.

Page 4: pembahasan narkotikaa