115
Office Address: Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan (Belakang Pasaraya Manggarai) Phone Number : 021 8317064 Pin BB 2A8E2925 WA 081380385694 Medan : Jl. Setiabudi No. 65 G, Medan Phone Number : 061 8229229 Pin BB : 24BF7CD2 www.optimaprep.com dr. Widya, dr. Alvin, dr. Yolina dr. Cemara, dr. Ayu, dr. Gregorius

Pembahasan Soal Etika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

soal etika

Citation preview

Page 1: Pembahasan Soal Etika

Office Address:

Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan(Belakang Pasaraya Manggarai)Phone Number : 021 8317064Pin BB 2A8E2925WA 081380385694

Medan :Jl. Setiabudi No. 65 G, MedanPhone Number : 061 8229229Pin BB : 24BF7CD2

www.optimaprep.com

dr. Widya, dr. Alvin, dr. Yolinadr. Cemara, dr. Ayu, dr. Gregorius

Page 2: Pembahasan Soal Etika

Kebijakan JKN

a. Undang-Undang

- UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN

- UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

- UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS

b. Peraturan Pemerintah

- PP No. 101 Tahun 2012 Tentang Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

c. Peraturan Presiden

- Perpres 32 Tahun 2014 Tentang Pemanfaatan Dana Kapitasi

- Perpres No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

- Perpres No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Perpres No. 12 Tahun 2003 Jamkes

d. Peraturan Menteri Kesehatan

- PMK 19 Tahun 2014 Penggunaan Dana Kapitasi

- PMK No. 69 Tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Program JKN

- PMK No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada KJN

Manual Penyelenggaraan Praktik

- Buku Penyelengaraan Praktik Kedokteran

- Manual Komunikasi – KKI

- Manual Persetujuan Tindakan Medik

- Manual Rekam Medis

Formularium Nasional

Kode Etik Kedokteran Indonesia

Juklak Assessment Dokter

http://www.idionline.org/2014/05/bahan-bacaan-assesment-kompetensi-lulusan-ukdi-februari-2014-

Page 3: Pembahasan Soal Etika

Regulator

BPJS Kesehatan

Peserta

Jaminan Kes

Fasilitas

KesehatanMencari Pelayanan

Memberi Pelayanan

Regulasi Sistem Pelayanan

Kesehatan (rujukan, dll)

Regulasi (standarisasi)

Kualitas Yankes, Obat, Alkes

Regulasi Tarif Pelayanan

Kesehatan,

Ken

dali

Bia

ya &

kua

litas

Yan

kes

Pemerintah

Sistem Rujukan

Single payer, regulated, equity

Page 4: Pembahasan Soal Etika

1. Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014 adalah: PBI Jaminan Kesehatan, Peserta Askes, Peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek, dan Peserta ASABRI

2. Tahap Kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai peserta BPJS Kesehatan paling lambat 1 Januari 2019

Jaminan Kesehatan Nasional (1)

Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Perpres No.12/2013 ttg JKN pasal 1

Perpres No.12/2013 ttg JKN Pasal 6

Kepesertaan

1. Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan; dan2. Bukan PBI Jaminan Kesehatan : Pekerja Penerima Upah, Pekerja

Bukan Penerima Upah, Bukan Pekerja dan anggota keluarganya

Perpres No.12/2013 ttg JKN pasal 2,3,4

Page 5: Pembahasan Soal Etika

Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatanyang selanjutnya disebut PBI JaminanKesehatan adalah

Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampusebagai peserta program jaminan kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 101 TAHUN 2012

Page 6: Pembahasan Soal Etika

Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan◦ Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya;

◦ Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggotakeluarganya

◦ bukan Pekerja dan anggota keluarganya

Page 7: Pembahasan Soal Etika

Pekerja PenerimaUpah◦ Pegawai Negeri Sipil

◦ Anggota TNI

◦ Anggota Polri

◦ Pejabat Negara

◦ Pegawai PemerintahNon Pegawai Negeri

◦ pegawai swasta

Bukan Pekerja◦ investor

◦ Pemberi Kerja

◦ penerima pensiun

◦ Veteran

◦ Perintis Kemerdekaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

Page 8: Pembahasan Soal Etika

Manfaat pelayanan promotif dan preventifmeliputi

pemberian pelayanan:

a. penyuluhan kesehatan perorangan;

b. imunisasi dasar;

c. keluarga berencana; dan

d. skrining kesehatan.

Pasal 21 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

Page 9: Pembahasan Soal Etika

Pelayanan kesehatanyang tidak dijaminmeliputi:

pelayanan kesehatanyang dilakukan tanpamelalui prosedur

pelayanan kesehatanyang dilakukan di Fasilitas Kesehatanyang tidakbekerjasama denganBPJS

pelayanan kesehatanyang telah dijamin olehprogram jaminankecelakaan kerja

pelayanan kesehatanyang dilakukan di luarnegeri;

pelayanan kesehatanuntuk tujuan estetik;

pelayanan untukmengatasi infertilitas;

pelayanan meratakangigi (ortodonsi);

gangguankesehatan/penyakit akibatketergantungan obatdan/atau alkohol

Page 10: Pembahasan Soal Etika

gangguan kesehatanakibat sengajamenyakiti diri sendiri, atau akibatmelakukan hobi yang membahayakan dirisendiri;

Pengobatankomplementer, alternatif dantradisional, termasukakupuntur, shin she, chiropractic

pengobatan dantindakan medis yang dikategorikan sebagaipercobaan

alat kontrasepsi, kosmetik, makananbayi, dan susu;

perbekalan kesehatanrumah tangga;

pelayanan kesehatanakibat bencana padamasa tanggap darurat, kejadian luarbiasa/wabah

Page 11: Pembahasan Soal Etika

ruang perawatan kelas III bagi: 1. Peserta PBI Jaminan

Kesehatan; dan 2. Peserta Pekerja

Bukan Penerima Upahdan Peserta bukanPekerja dengan iuranuntuk Manfaatpelayanan di ruangperawatan kelas III.

ruang perawatan kelas II bagi: Pegawai Negeri Sipil

dan penerima pensiunPegawai Negeri Sipilgolongan ruang I dangolongan ruang II beserta anggotakeluarganya;

perawatan kelas I bagi: Pejabat Negara dan

anggota keluarganya; Pegawai Negeri Sipil

dan penerima pensiunpegawai negeri sipilgolongan ruang III dangolongan ruang IV beserta anggotakeluarganya;

Anggota TNI danpenerima pensiunAnggota TNI yang setara Pegawai NegeriSipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggotakeluarganya

Page 12: Pembahasan Soal Etika

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepadaFasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutanberdasarkan cara Indonesian Case Based Groups(INACBG’s)

Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalahpelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalandan rawat inap

Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutanadalah upaya pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan

Page 13: Pembahasan Soal Etika

Persyaratan Umum Peserta wajib

memiliki identitassebagai Peserta BPJS Kesehatan.

Peserta wajibterdaftar di 1 (satu) Fasilitas Kesehatantingkat pertama.

Untuk pertama kali setiap Pesertadidaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada satuFasilitas Kesehatantingkat pertama

Peserta wajibmenyetujuipenggunaaninformasi tentangkesehatan danpelayanan kesehatanyang diterimanyaoleh BPJS Kesehatan

Rawat Inap Tingkat Lanjutan PersyaratanmendapatkanPelayanan◦ Menyerahkan surat

rujukan dari FasilitasKesehatan tingkatpertama atau FasilitasKesehatan lain

Page 14: Pembahasan Soal Etika
Page 15: Pembahasan Soal Etika

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2013

Page 16: Pembahasan Soal Etika

JC Robinson, 2001:”There are many mechanisms for paying physicians, some are good and some are bad. The worst are fee for service, capitation and salary”

Page 17: Pembahasan Soal Etika

Salary◦ Dokter menerima

pembayaran yang nilainya tetap untukjam kerja tertentusecara periodik

Fee For Service◦ Dokter dibayar

berdasarkan jumlahatau jenis pelayananyang diberikankepada pasien

Kapitasi◦ Pembayaran di muka

(prospective) nilai tetap(fixed fee) per pesertaper bulan. Dokterdibayar berdasarkanjumlah peserta yang mendaftar kepadanya

Case-Based Reimbursement◦ Dokter mendapat

bayaran yang sudahditentukan sebelumnya(prospective) per kasus atau per episode penyakit

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA JAKARTA, 2013

Page 18: Pembahasan Soal Etika

Dokter tidak boleh mengakhiri hubungandengan pasien apabila pasien mengeluhtentang pelayanan kedokteran yang diberikan

Hubungan profesional dokter pasien dapatberakhir apabila pasien melakukan kekerasan

PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIAKONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006

Page 19: Pembahasan Soal Etika

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Ketua KKI dapat mencabut STR dokter atauSTR dokter gigi apabila:

a. atas rekomendasi MKDKI;

b. tidak mampu menjalankan praktik

kedokteran.

PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIAKONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006

Page 20: Pembahasan Soal Etika

persetujuan tindakankedokteran adalah

pernyataan sepihakpasien atau yang sahmewakilinyayangisinya berupapersetujuan atasrencana tindakankedokteran

setelah menerimainformasi yang cukupuntuk dapatmembuatpersetujuan ataupenolakan

Suatu persetujuandianggap sah apabila: a. Pasien telah diberi

penjelasan/ informasi

b. Pasien atau yang sah mewakilinyadalam keadaancakap (kompeten) untuk memberikankeputusan/persetujuan.

c. Persetujuan harusdiberikan secarasukarela.

Page 21: Pembahasan Soal Etika

Persetujuan meliputi berbagai aspek padahubungan antara dokter dan pasien, diantaranya: ◦ Kerahasiaan dan pengungkapan informasi

◦ Pemeriksaan skrining

◦ Pendidikan

◦ Penelitian

MANUAL PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006

Page 22: Pembahasan Soal Etika

Tenaga kesehatanyang diatur dalamPasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat(8) PeraturanPemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentangTenaga Kesehatanterdiri dari : ◦ Tenaga medis meliputi

dokter dan dokter gigi; ◦ Tenaga keperawatan

meliputi perawat danbidan;

◦ Tenaga kefarmasianmeliputi apoteker, analisfarmasi dan asistenapoteker;

◦ Tenaga kesehatanmasyarakat meliputiepidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, Administrator kesehatandan sanitarian;

◦ Tenaga gizi meliputinutrisionis dan dietisien;

Page 23: Pembahasan Soal Etika

◦ Tenaga keterapianfisik meliputifisioterapis, okupasiterapis danterapis wicara;

◦ Tenaga keteknisianmedis meliputiradiografer, radioterapis, teknisigigi, teknisielektromedis, analiskesehatan, refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi danperekam medis;

MANUAL REKAM MEDIKKONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006

Page 24: Pembahasan Soal Etika

Isi Rekam Medis Catatan, merupakan

uraian tentangidentitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan danpelayanan lain baikdilakukan olehdokter dan doktergigi maupun tenagakesehatan lainnyasesuai dengankompetensinya.

Dokumen, merupakankelengkapan daricatatan tersebut, antara lain fotorontgen, hasillaboratorium danketerangan lain sesuai dengankompetensikeilmuannya.

MANUAL REKAM MEDIKKONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006

Page 25: Pembahasan Soal Etika

Berdasarkan hasilpenelitian, manfaatkomunikasi efektifdokter-pasien di antaranya:

Meningkatkankepuasan pasien dalammenerima pelayananmedis dari dokter atauinstitusi pelayananmedis.

Meningkatkankepercayaan pasienkepada dokter yang merupakan dasarhubungan dokter-pasien yang baik.

Meningkatkankeberhasilan diagnosis terapi dan tindakanmedis.

Meningkatkankepercayaan diri danketegaran pada pasienfase terminal dalammenghadapipenyakitnya.

MANUAL KOMUNIKASI EFEKTIFKONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006

Page 26: Pembahasan Soal Etika

optimized by optima

Cara sampling Random Keterangan

Simple Random Sampling pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan yang ada dalam populasi itu

Stratified Sampling Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya : menurut usia, pendidikan, golongan pangkat, dansebagainya

Cluster Sampling disebut juga sebagai teknik sampling daerah. Teknik inidigunakan apabila populasi tersebar dalam beberapadaerah, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya

Cara sampling Non-Random

Keterangan

Systematical Sampling anggota sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 10 atau 100 dari daftar pegawaidisuatu kantor, pengambilan sampel hanya nomor genapatau yang ganjil saja.

Porpusive Sampling sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuanpenelitiannya.

Snowball Sampling Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasisampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehinggamakin lama jumlah sampelnya makin banyak

Quota Sampling anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlahtertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu

Convenience sampling mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dandimanapun menemukan) asal memenuhi syarat sebagaisampel dari populasi tertentu

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.

Page 27: Pembahasan Soal Etika

When population is small, homogeneous & readily available. All subsets of the frame are given an equal probability.

The frame organized into separate "strata." Each stratum is then sampled as an independent sub-population, out of which individual elements can be randomly selected

In this technique, the total population is divided into these groups (or clusters) and a simple random sample of the groups is selected (two stage)Ex. Area sampling or geographical cluster sampling

Page 28: Pembahasan Soal Etika

* : Uji Parametrik; Tanda panah ke bawah : Uji alternatif jika parametrik tidak terpenuhi

Page 29: Pembahasan Soal Etika

Metode untuk mencari hubungan antara 2 variabel numerik

Tidak mengenal variabel bebas dan tergantung →menunjukan hubungan antara 2 variabel numerik

Langkah:◦ Menggambar scatter plot atau diagram baur◦ Bila terdapat hubungan linear, hitung koefisien korelasi◦ Hasil perhitungan: koefisien korelasi pearson (r) → korelasi

mutlak: nilai r=1 (nyaris tidak pernah ada dalam fenomena biologis)

◦ Tafsiran nilai r Baik : r > 0,8 Sedang : r = 0,6 – 0,79 Lemah : r = 0,4 – 0,59 Sangat lemah : r < 0,4

Sudigdo. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 2011

Page 30: Pembahasan Soal Etika

Rumus CFR:

jumlah kematian karena penyakit X x 100%

Jmlh seluruh penderita penyakit X

Page 31: Pembahasan Soal Etika

Dusun Jmlhpenduduk

NamaDesa

Yang sakit YangDirawat

YangMeninggal

Desa 1 100 Mata air 25 - -Desa 2 150 Mata hati 38 5 1Desa 3 100 Mata kaki 12 - -Desa 4 50 Mata Sapi 10 6 2

• CFR desa 1 = (0/25) x 100% = 0%

• CFR desa 2 = (1/38) x 100% = 2.6%

• CFR desa 3 = (0/12) x 100% = 0%

• CFR desa 4 = (2/10) x 100% = 20%

Page 32: Pembahasan Soal Etika

Insidens Rate (IR)• Insidens : jumlah kasus baru yang timbul pada suatu

periode waktu dalam populasi tertentu gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di suatu kelompok masyarakat

• Contoh : Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juli 2005 sebanyak 100.000 orang semua rentan terhadap penyakit diare ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut bulan januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90 orang

• IR = ( 50+ 100+150+10 +90) /100.000 X 100 % = 0,4 %

Page 33: Pembahasan Soal Etika

Attack rate (AR)• Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama dalam % atau permil.

• Contoh: Dari 500 orang murid yang tercatat pada SD X ternyata 100 orang tiba-tiba menderita muntaber setelah makan nasi bungkus di kantin sekolah

• AR = 100 / 500 X 100% = 20 %

• AR hanya dignkan pada kelompok masyarakat terbatasdan periode terbatas,misalnya KLB.

Page 34: Pembahasan Soal Etika

Prevalens rate• Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang

ditemukan pada jangka waktu tertentu disekelompok masyarakat tertentu.

• Ada dua Prevalen:Period Prevalence

• Contoh : Pada suatu daerah penduduk pada 1 juli 2005 100.000 orang, dilaporkan keadaan penyakit A sbb: Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru, Maret 75 kasus lama dan 75 kasus baru, Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru; September 50 kasus lama dan 50 kasus baru, dan Desember 200 kasus lama dan 200 kasus baru.

• Period Prevalens rate : (50+100)+(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) /100.000 X 100 % = 0,9 %

Page 35: Pembahasan Soal Etika

Point Prevalence Rate• Jumlah penderita lama dan baru pada satu saat, dibagi dengan jumlah penduduk saat itu dalam persen atau permil.

• Contoh: Satu sekolah dengan murid 100 orang, kemarin 5 orang menderita penyakit campak, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak

• Point Prevalence rate = 10/100 x 1000 ‰= 100 ‰

Page 36: Pembahasan Soal Etika

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasukkecelakaan yang terjadi dalam perjalanan darirumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan olehlingkungan kerja.

Page 37: Pembahasan Soal Etika

Salah satu teori untukmenjelaskan terjadinyakecelakaan kerja yang diusulkan oleh H.W. Heinrich “teori Domino Heinrich”

Kecelakaan terdiri ataslima faktor yang salingberhubungan, yaitu : (1) kondisi kerja, (2) kelalaian manusia, (3) tindakan tidak aman, (4) kecelakaan, dan (5) cedera.

Teori Frank E. Bird Petersen

Teori manajemen yang berisikan lima faktordalam urutan suatukecelakaan, antara lain : ◦ Manajemen kurang

control ◦ Sumber penyebab utama◦ penyebab langsung◦ Kontak peristiwa◦ Kerugian gangguan

(tubuh maupun hartabenda)

Page 38: Pembahasan Soal Etika
Page 39: Pembahasan Soal Etika

Decision

makers

Line

Management

Preconditions

Unsafe Acts

Defenses

Latent failures

Latent failures

Latent failures

Active failures

Active & Latent

Failures

ACCIDENT

Page 40: Pembahasan Soal Etika

Teori Frank E. Bird Petersen

Page 41: Pembahasan Soal Etika

Perusahaan jaminan kesehatan yang termasuk menjadi BPJS ◦ PT Asuransi Kesehatan Indonesia (PT Askes

Persero), ◦ PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek

Persero)◦ Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia (PT ASABRI)◦ PT Dana Tabungan Dan Asuransi Pegawai Negeri

(PT TASPEN).

Page 42: Pembahasan Soal Etika

Bertanggung jawab pada presiden◦ Bertugas melakukan penelitian terkait penyelenggaraan jamina

sosial◦ mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial Nasional◦ mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima banturan

iuran dan tersedianya anggaran operasional kepada pemerintah

Diangkat dan diberhentikan oleh presiden Memiliki wewenang dalam monitoring dan evaluasi

penyelenggaraan program jaminan sosial Terdiri dari unsur pemerintah, tokoh/ahli yang memahami

bidang jaminan sosial, organisasi pemberi kerja, dan organisasi pekerja.

Ketua berasal dari unsur pemerintah

Page 43: Pembahasan Soal Etika

BPJS terdiri dari: ◦ BPJS Kesehatan: menyelenggarakan program

jaminan kesehatan.

◦ BPJS Ketenagakerjaan, menyelenggarakan program:

jaminan kecelakaan kerja;

jaminan hari tua;

jaminan pensiun; dan

jaminan kematian.

Page 44: Pembahasan Soal Etika

PASAL 52 1) Pelayanan kesehatan terdiri atas:

◦ pelayanan kesehatan perseorangan; dan◦ pelayanan kesehatan masyarakat.

2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

PASAL 53 1) Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk

menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatanperseorangan dan keluarga.

2) Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untukmemelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegahpenyakit suatu kelompok dan masyarakat.

Page 45: Pembahasan Soal Etika

Pelayanan kesehatan promotif: lebih mengutamakankegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

Pelayanan kesehatan preventif: kegiatan pencegahanterhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

Pelayanan kesehatan kuratif: kegiatan pengobatanyang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatanagar kualitas penderita dapat terjaga seoptimalmungkin.

Pelayanan kesehatan rehabilitatif: kegiatan untukmengembalikan bekas penderita ke dalammasyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagaianggota masyarakat yang berguna untuk dirinya danmasyarakat semaksimal mungkin sesuai dengankemampuannya.

Page 46: Pembahasan Soal Etika

PASAL 56 1) Setiap orang berhak menerima atau menolak

sebagian atau seluruh tindakan pertolonganyang akan diberikan kepadanya setelahmenerima dan memahami informasi mengenaitindakan tersebut secara lengkap.

2) Hak menerima atau menolak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:

◦ penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepatmenular ke dalam masyarakat yang lebih luas;

◦ keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau◦ gangguan mental berat.

Page 47: Pembahasan Soal Etika

PASAL 57 1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi

kesehatan pribadinya yang telah dikemukakankepada penyelenggara pelayanan kesehatan.

2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisikesehatan pribadi tidak berlaku dalam hal:

◦ perintah undang-undang; ◦ perintah pengadilan; ◦ izin yang bersangkutan; ◦ kepentingan masyarakat; atau◦ kepentingan orang tersebut.

Page 48: Pembahasan Soal Etika

PASAL 64 1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasiorgan dan/atau jaringan tubuh, implan obatdan/atau alat kesehatan, bedah plastik danrekonstruksi, serta penggunaan sel punca.

2) Transplantasi organ /jaringan tubuh dilakukanhanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilaranguntuk dikomersialkan.

3) Organ /jaringan tubuh dilarang diperjualbelikandengan dalih apapun.

Page 49: Pembahasan Soal Etika

PASAL 65 1) Transplantasi organ/ jaringan tubuh hanya dapat dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dankewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanankesehatan tertentu.

2) Pengambilan organ/jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonordan/atau ahli waris atau keluarganya.

PASAL 123 1) Pada tubuh yang telah terbukti mati batang otak dapat

dilakukan tindakan pemanfaatan organ sebagai donor untuk kepentingan transplantasi organ

Page 50: Pembahasan Soal Etika

5

2.2 Elemen-elemen dalam Model Proses Komunikasi

Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana

dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan

oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).

Model proses komunikasi digambarkan Schermerhorn, Hunt & Osborn (1994)

sebagai berikut:

Sumber : Schermerhorn, Hunt & Osborn (1994)

Sumber (source) atau kadang disebut juga pengirim pesan adalah orang yang

menyampaikan pemikiran atau informasi yang dimilikinya. Pengirim pesan

bertanggungjawab dalam menerjemahkan ide atau pemikiran (encoding)

menjadi sesuatu yang berarti, dapat berupa pesan verbal, tulisan, dan atau non

verbal, atau kombinasi dari ketiganya. Pesan ini dikomunikasikan melalui

saluran (channel) yang sesuai dengan kebutuhan.

Pesan diterima oleh penerima pesan (receiver). Penerima akan menerjemahkan

pesan tersebut (decoding) berdasarkan batasan pengertian yang dimilikinya.

Dengan demikian dapat saja terjadi kesenjangan antara yang dimaksud oleh

Message Receives

Noise

· Physical

distraction

· Semantic problems

· Cultural differences

· Absence of

Sends

Feedback

Source Intended Encodes meaning

Receiver

Decodes Perceived meaning Channel

Page 51: Pembahasan Soal Etika

Sumber (source) : orang yang menyampaikan pemikiran atauinformasi yang dimilikinya.

◦ bertanggungjawab menerjemahkan ide (encoding) menjadisesuatu suatu pesan baik verbal, tulisan, dan atau non verbal, atau kombinasi.

Disampaikan melalui saluran (channel) yang sesuai

Pesan diterima oleh receiver yang akan menerjemahkan pesan(decoding) berdasarkan batasan pengertian yang dimiliki.

Bisa terjadi kesenjangan antara yang dimaksud source dengan yang dimengerti receiver o.k. adanya penghambat(noise).

Penghambat : perbedaan sudut pandang, pengetahuan ataupengalaman, perbedaan budaya, masalah bahasa, danlainnya.

Umpan balik/ feedback penting sebagai proses klarifikasiuntuk menghindari salah interpretasi.

Dalam hubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasiendapat berperan sebagai source dan receiver secara bergantian komunikasi 2 arah

Page 52: Pembahasan Soal Etika

Empati merupakan perasaan yang mampumenempatkan kita dalam sudut pandang pasien yang menghadapi masalah/ keluhan yang dialami.

Empati menempatkan kita secara obyektif danmemungkinkan kita memberikan tanggapan yang tepat pada pasien mengenai ketakutan dankekhawatirannya tanpa perlu terseret dalam perasaansubyektif dan emosi yang mengganggu penilaiankita.

Simpati menjadikan dokter yang seharusnyamemberikan penilaian obyektif menjadi terganggukarena adanya unsur emosi yang menguasai.

Page 53: Pembahasan Soal Etika

Refleksi isi: dokter merangkum danmengungkapkan kembali inti pembicaraanpasien. Hal ini dilakukan untukmengkonfirmasi informasi yang diterima daripasien ke dokter

Refleksi perasaan: dokter mengungkapkanperasaan, kekhawatiran, ketakutan, sertaharapan pasien mengenai kondisinya

Page 54: Pembahasan Soal Etika

Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan (Care provider)◦ melakukan pelayanan medis secara komprehensif dan holistik karena pasien adalah

bagian tak terpisahkan dari keluarga, komunitas, lingkungannya.◦ menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif,

kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubunganprofesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai

Pengambil Keputusan (Decision-maker)◦ Mampu membuat keputusan klinis yg ilmiah dan empatik (pengobatan, pemeriksaan

penunjang, dll) berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkanharapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasiensepenuhnya.

Komunikator (Communicator)◦ Mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga

memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan kesehatan sertamemicu perubahan pola pikir menuju hidup sehat dan mandiri kepada pasien dankomunitasnya

Page 55: Pembahasan Soal Etika

Pemimpin Masyarakat (Community leader)◦ memperoleh kepercayaan dari komunitas yang dilayaninya,

menselaraskan kebutuhan kesehatan individu dankomunitasnya, memberikan nasihat kepada komunitas, melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadipanutan masyaraka

Pengelola Manajemen (Manager)◦ Berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di

dalam maupun di luar sistem kesehatan sehingga mampumemenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnyaberdasarkan data kesehatan yang ada.

◦ Menjadi dokter yang cakap memimpin sarana kesehatan

Page 56: Pembahasan Soal Etika

PASAL 25 Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur

sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang

tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasusgawat darurat

pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminankecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibatkecelakaan kerja atau hubungan kerja

pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik pelayanan untuk mengatasi infertilitas dengan Manfaat Jaminan

Kesehatan yang diberikan

Page 57: Pembahasan Soal Etika

PASAL 25 Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: pelayanan meratakan gigi (ortodonsi) gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau

alkohol gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat

melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk

akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektifberdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment)

pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan(eksperimen)

alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu perbekalan kesehatan rumah tangga pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,

kejadian luar biasa/wabah; dan biaya pelayanan lainnya yang tidak adahubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan.

Page 58: Pembahasan Soal Etika

Tujuan komunikasi efektif dokter-pasiennya:◦ mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk

dokter, lebih memberikan dukungan pada pasien, shg lebih efektif &efisien bagi keduanya

Disease centered communication style /doctor centered communication style.◦ Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha menegakkan

diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinik mengenai tandadan gejala-gejala.

Illness centered communication style/ patient centered communication style. ◦ Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya

yang secara individu merupakan pengalaman unik.◦ Termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang

menjadi kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.

Page 59: Pembahasan Soal Etika

PASAL 130

Pemerintah wajib memberikan imunisasilengkap kepada setiap bayi dan anak.

Page 60: Pembahasan Soal Etika

PASAL 21 Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi:

◦ penyuluhan kesehatan perorangan faktor risiko penyakit & perilaku hidup bersih & sehat

◦ imunisasi dasar; ◦ keluarga berencana; dan◦ skrining kesehatan.

Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT- HB), Polio, dan Campak.

Pelayanan keluarga berencana meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja samadengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.

Page 61: Pembahasan Soal Etika

• KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

• Pasal 18

• Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiriingin diperlakukan.

• Pasal 19

• Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.

Page 62: Pembahasan Soal Etika

Hubungan Dokter - Pasien dalam Keadaan GawatDarurat

Hubungan dokter-pasien dalam keadaan gawat daruratsering merupakan hubungan yang spesifik. Dalamkeadaan biasa (bukan keadan gawat darurat) makahubungan dokter– pasien didasarkan atas kesepakatankedua belah pihak, yaitu pasien dengan bebas dapatmenentukan dokter yang akan dimintai bantuannya(didapati azas voluntarisme).

Demikian pula dalam kunjungan berikutnya, kewajibanyang timbul pada dokter berdasarkan pada hubunganyang telah terjadi sebelumnya (pre-existingrelationship). Dalam keadaan darurat hal di atas dapattidak ada dan azas voluntarisme dari keduabelah pihakjuga tidak terpenuhi

Page 63: Pembahasan Soal Etika

• Apabila seseorang bersedia menolong orang laindalam keadaan darurat, maka ia harusmelakukannya hingga tuntas dalam arti adapihak lain yang melanjutkan pertolongan itu ataukorban tidak memerlukan pertolongan lagi.

• Dalam hal pertolongan tidak dilakukan dengantuntas maka pihak penolong dapat digugatkarena dianggap mencampuri/ menghalangikesempatan korban untuk memperolehpertolongan lain (loss of chance).

Page 64: Pembahasan Soal Etika

Pasal 5 : Perbuatan Melemahkan Psikis maupun Fisik.

Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.

Page 65: Pembahasan Soal Etika

A. Pengobatan Pasien• Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk

merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.

B. Peningkatan Kualitas Pelayanan• Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik

kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

C. Pendidikan dan Penelitian• Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan

kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.

Page 66: Pembahasan Soal Etika

D. Pembiayaan• Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk

menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.

E. Statistik Kesehatan• Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik

kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.

F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik• Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga

bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.

Page 67: Pembahasan Soal Etika

Di dalam komunikasi dokter-pasien, ada dua sesi yangpenting, yaitu sesi pengumpulan informasi yang didalamnya terdapat proses anamnesis, dan sesipenyampaian informasi. Tanpa penggalian informasiyang akurat, dokter dapat terjerumus ke dalam sesipenyampaian informasi (termasuk nasihat, sugesti ataumotivasi dan konseling) secara prematur. Akibatnyapasien tidak melakukan sesuai anjuran dokter.

Page 68: Pembahasan Soal Etika

Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi, yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition, Depkes RI, 1999).

S = Salam

A = Ajak Bicara

J = Jelaskan

I = Ingatkan

Page 69: Pembahasan Soal Etika

Sebagaimana lazimnya suatu perikatan, perjanjian medik punmemberikan hak dan kewajiban bagi dokter. Dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, hakdan kewajiban dokter atau dokter gigi terdapat dalam paragraf6, yaitu;

Kewajiban Dokter/Dokter Gigia. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan

standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai

keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampumelakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,bahkan juga setelah pasien meninggal dunia;

d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas mampumelakukannya;

e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Page 70: Pembahasan Soal Etika

Hak Dokter/Dokter Gigi◦ memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan

tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

◦ memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;

◦ memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan

◦ menerima imbalan jasa.

Page 71: Pembahasan Soal Etika

Kaidah dasar moral terdiri atas:1. Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan

sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya → dasar informed consent & kerahasiaan medis

2. Nonmaleficence (Do No Harm): tidak dengan sengaja melakukan tindakan yang malah merugikan/invasif tanpa ada hasilnya → dasar agar tidak terjadi kelalaian medis

3. Beneficence: mengambil langkah yang bermanfaat, untuk mencegah atau menghilangkan sakit

4. Justice: perlakuan yang sama untuk kasus yang sama

Page 72: Pembahasan Soal Etika

• Komunikasi dokter pasien harus dilandasi dengan rasa empati

• Rasa empati yang tumpul dapat menyebabkan berkurangnya informasi yang didapat

• Pada kasus ini seorang wanita tampak cemasdan ragu-ragu. Melihat hal tersebut,seharusnya seorang dokter memberikankenyamanan dan menanyakan apakah masihada yang ignin ditanyakan.

Page 73: Pembahasan Soal Etika

• Hubungan antara dokter dengan pasien yangseimbang atau setara dalam ilmu hukum disebuthubungan kontraktual.

• Hubungan kontraktual atau kontrak terapeutikterjadi karena para pihak, yaitu dokter danpasien masing-masing diyakini mempunyaikebebasan dan mempunyai kedudukan yangsetara.

• Kedua belah pihak lalu mengadakan suatuperikatan atau perjanjian di mana masing-masing pihak harus melaksanakan peranan ataufungsinya satu terhadap yang lain. Peranantersebut berupa hak dan kewajiban.

Page 74: Pembahasan Soal Etika

Physician may not disclose any medicalinformation revealed by a patient or discoveredby a physician in connection with the treatmentof a patient (American Medical Association)

Hippocratic Oath : ” Apapun yang saya lihatdengar atau lihat, tentang kehidupan seseorangyang tidak patut disebarluaskan, tidak akan sayaungkapkan, karena saya harus merahasiakannya”

Diatur dalam PP. No. 10 Tahun 1966 tentangwajib simpan rahasia kedokteran, dan dapatdipidana dengan Pasal 322 KUHP jika dilanggar

Page 75: Pembahasan Soal Etika

Keterampilan berkomunikasi berlandaskan empat unsur yang merupakan inti komunikasi:

- Sumber (yang menyampaikan informasi). Siapa dia? Seberapa luas/dalam pengetahuannya tentang informasi yang disampaikannya?

- Isi pesan (apa yang disampaikan). Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media penyampaian, penerimanya.

- Media yang digunakan. Apakah hanya berbicara? Apakah percakapan dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd, peraga).

- Penerima (yang diberi informasi). Bagaimana karakternya? Apakepentingannya? (langsung, tidak langsung). Keempat unsur ini masih perlu dilengkapi dengan umpan balik. Dokter sebagai sumber atau pengirim pesan harus mencari tahu hasil komunikasinya (apa yang dimengerti pasien?).

Page 76: Pembahasan Soal Etika

Menyadari bahwa tidak semua pasien dapatmemahami informasi dari dokter, di sampingkemungkinan pasien sendiri tidak mampumengemukakan keluhannya karena keadaannya tidakmemungkinkan, perlu diperhatikan adanya 4 kelompokpasien yang tidak perlu mendapat informasi secaralangsung, yaitu:

• Pasien yang diberi pengobatan dengan placebo yaitumerupakan senyawa farmakologis tidak aktif yangdigunakan sebagai obat untuk pembanding atausugesti (suggestif-therapeuticum).

• Pasien yang akan dirugikan jika mendengar informasitersebut, misalnya karena kondisinya tidakmemungkinkan untuk mendengarkan informasi yangdikhawatirkan dapat membahayakan kesehatannya.

Page 77: Pembahasan Soal Etika

Pasien yang sakit jiwa dengan tingkat gangguanyang sudah tidak memungkinkan untukberkomunikasi (cara berpikirnya tidak realistis,tidak bisa mendengar karena terperangkap olehpemikirannya sendiri; menarik diri darilingkungan dan mungkin hidup dalam duniaangannya sendiri, sulit kontak atauberkomunikasi dengan orang lain; tidak pedulipada dirinya sendiri maupun oranglain/lingkungan, tidak peduli pada tampilannya,tidak merawat diri; mpikirnya tidak jelas, tidaklogis; afeksi sukar atau tidak tersentuh).

Page 78: Pembahasan Soal Etika

• Pasien yang belum dewasa. Seseorang dikatakancakap-hukum apabila ia pria atau wanita telahberumur 21 tahun, atau bagi pria apabila belumberumur 21 tahun tetapi telah menikah. Pasal1330 KUH Perdata, menyatakan bahwa seseorangyang tidak cakap untuk membuat persetujuanadalah orang yang belum dewasa. Menurut KUHPerdata Pasal 1330, belum dewasa adalah belumberumur 21 tahun dan belum menikah.Permenkes tersebut menyatakan umur 21 tahunsebagai usia dewasa.

Page 79: Pembahasan Soal Etika

Seorang dokter wajib menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien

Pada kasus ini dokter menghargai autonomy pasien, karena pasien masih dalam kondisi sadar dan dapat dimintai keterangan.

Page 80: Pembahasan Soal Etika

Pasal 3 :Kemandirian profesi ◦ Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang

dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi

Pada bagian penjelasan pasal 3, butir kedua:◦ Melibatkan diri secara langsung atau tidak langsung dalam

segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan atau mengiklankan dirinya, barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pasal 3, cakupan pasal butir 1 dan 2 di atas guna kepentingan dan keuntungan pribadinya, sejawat/pihak lain kelompoknya

Page 81: Pembahasan Soal Etika

Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan tekhnik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat

Pada bagian penjelasan diterangkan:◦ Hanya dibenarkan mempublikasikan temuan

tersebut pada media ilmia profesi, dan penelitian sudah lolos kajian etik.

Page 82: Pembahasan Soal Etika

Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif), baik fisik maupun psiko sosial-kulturan pasiennya, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat

Pada penjelasan pasal 12◦ Dalam aspek preventif dokter harus bertindak sebagai

pemberi pelayanan, pendidikan kesehatan, dan perlindungan pencegahan supaya klien dan keluarganya dapat tetap sehat, terhindar dari risiko/sumber penyakit

Page 83: Pembahasan Soal Etika

Setiap dokter wajib memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Penjelasan pada pasal 18◦ Setiap dokter wajib berupaya untuk mencegah dan tidak

memulai terjadinya konik etikolegal di dalam dan/atau antar profesi dalam bentuk apapun serta dilarang bertengkar dengan sejawat pada saat tugas profesi

◦ Setiap dokter dilarang memberikan komentar negatif tentang sejawat lain pada saat di depan pasien/keluarganya.

Page 84: Pembahasan Soal Etika

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila dia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

Penjelasan pada pasal 17◦ Jika terdapat kasus yang membutuhkan gawat darurat,

maka dokter dapat menghentikan layanannya pada pasien lain yang non-gawat darurat atau gawat darurat dengan kondisi saat itu memiliki prioritas secara pertimbangan medik lebih rendah dari saat ini.

Page 85: Pembahasan Soal Etika

Setiap dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri

Penjelasan◦ Dilarang menggunakan gelar yang bukan hak-nya◦ Mencantumkan gelar profesor dan akademik atau

sebutan keanggotan profesi yang tidak berhubungan dengan pelayanan medis pada papan praktek, kertas resep, atau atribut praktik lainnya

◦ Mengiklankan diri sebagai yang terbaik◦ Masih diperkenankan membuat iklan di media cetak

sebagai pengenalan awal praktek, pengumunan cuti praktek.

Page 86: Pembahasan Soal Etika

• Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi

Penjelasan pada pasal 3◦ Dalam kehadirannya pada temu ilmiah, dokter dilarang

untuk mengikatkan diri untuk mempromosikan/meresepkan barang/ produk dan jasa tertentu, apapun bentuk bantuan sponsorshipnya

◦ Dokter dapat menerima bantuan dari pihak sponsor untuk keperluan keikutsertaan dalam temu ilmiah mencakup pendaftaran, akomodasi dan transportasi sewajarnya sesuai kode etik masing-masing.

Page 87: Pembahasan Soal Etika

Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang tertuang dalam rekam medis.

Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Berikut ini adalah manfaat dari rekam medis:◦ alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi

dalam memberikan pelayanan medis. ◦ Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi

(data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit ◦ Masukan untuk menghitung biaya pelayanan ◦ Bahan untuk statistik kesehatan ◦ Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data

Page 88: Pembahasan Soal Etika

Dokter tidak boleh mengakhiri hubungan dengan pasien apabila pasien mengeluh tentang pelayanan kedokteran yang diberikan. Termasuk apabila pasien mengeluh tentang tagihan pembiayaan jasa layanan atau terapi yang diberikan. Hubungan profesional dokter pasien dapat berakhir apabila pasien melakukan kekerasan.

Dokter harus menjelaskan kepada pasien secara lisan atau tertulis, alasan mengakhiri hubungan profesional dengan pasien tersebut. Walau demikian dokter tidak boleh menerlantarkan pasien tersebut. Dokter bertanggung jawab untuk mencarikan dokter penggganti. Selanjutnya ringkasan salinan rekam medis pasien diberikan pada dokter pengganti.

Page 89: Pembahasan Soal Etika

Asuhan klinis yang baik meliputi:

Menilai keadaan pasien yang adekuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, apabila diperlukan juga melakukan pemeriksaan tambahan yang sesuai;

Melakukan atau merencanakan pemeriksaan lanjutan, dan melakukan terapi apabila diperlukan;

Melakukan tindakan yang tepat;

Melakukan tindakan segera apabila diperlukan; dan

Merujuk pasien kepada dokter lain yang sesuai, bila ada indikasi

Page 90: Pembahasan Soal Etika

Merupakan prinsip kaidah dasar etik untuk memiliki hak menentukan nasibnya sendiri

Pada kasus ini hanya pasien yang boleh memberitahukan kondisi medisnya kepada suami atau dokter diberikan izin oleh pasien untuk menerangkan kondisinya kepada suami

Page 91: Pembahasan Soal Etika

Setiap dokter terhadap pasien yang sedang menderita sakit wajib menyampaikan informasi yang dapat melemahkan kondisi psikis pasien secara patut, teliti dan hati-hati dengan perkataan yang tepat.

Dalam rangka menimbulkan dan/atau menjaga rasa percaya diri pasien, dokter seyogyanya dilarang berbohong kepada pasiennya yang menderita penyakit berat/parah, kecacatan atau gangguan kualitas hidup tetapi boleh menahan sebagian informasi yang dapat melemahkan psikis pasien dan/atau fisiknya.

Page 92: Pembahasan Soal Etika

BerdasarkanpedomanpenyelanggaraanpraktikkedokteranBab II Pasal(1)

Page 93: Pembahasan Soal Etika
Page 94: Pembahasan Soal Etika

Persyaratan yang harus dipenuhi bagi FasilitasKesehatan Tingkat pertama, khususnya untukRumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara, yaitu:◦ Surat Ijin Operasional◦ Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik◦ Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan◦ Perjanjian Kerjasama dengan jejaring jika diperlukan◦ Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang

terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional

Page 95: Pembahasan Soal Etika

PMK No.71 Thn 2013 mengenai Pelayanan Kesehatan pada JKN Bagian Kedua tentang Persyaratan, Seleksi, dan Kredensialing

Page 96: Pembahasan Soal Etika

Pedoman Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Indonesia Bab V mengenai AsuhanKlinis yang baik

Page 97: Pembahasan Soal Etika

Tipe medical error berdasarkan aspek teknis dibedakan atas :◦ Error of omission, yaitu tidak melakukan tindakan yang

seharusnya dilakukan. Tipe error ini contohnya adalah keterlambatan dalam penanganan pasien atau tidak meresepkan obat untuk indikasi yang jelas.

◦ Error of commission, yaitu melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan. Tipe error ini contohnya adalah kesalahan dalam memutuskan pilihan terapi dengan memberikan obat yang salah, atau obat diberikan melalui cara yang salah.

Page 98: Pembahasan Soal Etika

ACCEPTABLE RISKS

UNFORESEEABLE RISKS

ACTIVE ERRORS

(Error of planning & error of execution)

LATENT ERRORS

UNDERLYING DISEASE

DUTY + BREACH OF DUTY

PREVENTABLE ADVERSE EVENTS

NEGLIGENT ADVERSE EVENTS

+ DAMAGE+ CAUSAL

ADVERSE EVENTS

NO ERROR

KONSTRUKSI MEDIS DAN HUKUM

(KELALAIAN MEDIS)

PREVENTABLE ADVERSE EVENTS

PERJALANAN PENYAKIT DAN KOMPLIKASI

Page 99: Pembahasan Soal Etika

LATENT ERRORS◦ CENDERUNG BERADA DI LUAR KENDALI

OPERATOR GARIS DEPAN; SEPERTI DESAIN BURUK, INSTALASI TAK TEPAT, PEMELIHARAAN BURUK, KESALAHAN KEPUTUSAN MANAJEMEN, STRUKTUR ORGANISASI YG BURUK

ACTIVE ERROR◦ KESALAHAN PADA TINGKAT OPERATOR GARIS

DEPAN

TIDAK SEMUA ERRORS MENGAKIBATKAN ADVERSE EVENTS

Page 100: Pembahasan Soal Etika

JENIS MALPRAKTEK TERSERING BUKAN KESENGAJAAN TIDAK MELAKUKAN YG SEHARUSNYA

DILAKUKAN, MELAKUKAN YG SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN OLEH ORANG2 YG SEKUALIFIKASI PADA SITUASI DAN KONDISI YG IDENTIK

Page 101: Pembahasan Soal Etika

DUTY (Duty of care)◦ KEWAJIBAN PROFESI◦ KEWAJIBAN KONTRAK DG PASIEN

DERELICTION / BREACH OF DUTY◦ PELANGGARAN KEWAJIBAN TSB

DAMAGES◦ CEDERA, MATI ATAU KERUGIAN

DIRECT CAUSALSHIP◦ HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT, SETIDAKNYA

PROXIMATE CAUSE

Page 102: Pembahasan Soal Etika

MALFEASANCE◦ MELAKUKAN TINDAKAN YG MELANGGAR HUKUM

(UNLAWFUL / IMPROPER)◦ SEJAJAR DENGAN ERROR OF PLANNING◦ MIS. TINDAKAN MEDIS TANPA INDIKASI

MISFEASANCE◦ IMPROPER PERFORMANCE YG AKIBATKAN CEDERA◦ SEJAJAR DENGAN ERROR OF EXECUTION◦ MIS. TINDAKAN MEDIS TAK SESUAI PROSEDUR

NONFEASANCE◦ TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YG MERUPAKAN

KEWAJIBAN

Page 103: Pembahasan Soal Etika
Page 104: Pembahasan Soal Etika

PMK No.71 Thn 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN Bab VI mengenai Kendali Mutu dan Kendali Biaya

Page 105: Pembahasan Soal Etika
Page 106: Pembahasan Soal Etika

1) Pelayanan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai pada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan merupakan salah satu komponen yang dibayarkan dalam paket INA CBGs.

2) Dalam hal obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis pada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan tidak tercantumdalam Formularium Nasional, dapat digunakan obat lain berdasarkan persetujuan Komite Medik dan kepala/direktur rumah sakit.

68. PERMENKES No 71 Tahun 2013tentang Pelayanan Kesehatan pada JKNPasal 24

Biaya tidak dapat ditagihkan tersendiri kepada BPJS Kesehatan serta tidak dapat dibebankan kepada Peserta.

Page 107: Pembahasan Soal Etika

1. BPJS Kesehatan menjamin kebutuhan obat program rujuk balik melalui Apotek atau depo farmasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

2. Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayar BPJS Kesehatan di luar biaya kapitasi.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pelayanan obat program rujuk balik diatur dengan Peraturan BPJS Kesehatan.

Pasal 25

PERMENKES nomor 71 tahun 2013tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN

Page 108: Pembahasan Soal Etika

Dilayani dan ditagihkan oleh Apotek atau Depo Farmasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS KesehatanDaftar Obat Program Rujuk Balik ditetapkan oleh BPJS Kesehatan Klaim secara kolektif dari Apotek atau Depo FarmasiTagihan Fee For Service dengan Faktor pelayanan dan embalage sesuai SE Menkes No.31 Tahun 2014

Page 109: Pembahasan Soal Etika

CAKUPAN PROGRAM RUJUK BALIK

A. JENIS PENYAKIT (SESUAI DENGAN SE MENKES HK/MENKES/31/I/2014)

1. DIABETES MELLITUS 6. EPILEPS 2. HIPERTENSI 7. SCHIZOPHRENIA3. JANTUNG 8. STROKE4. ASTMA 9. SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)5. PPOK 10. SIROSIS HEPATITIS

B. OBAT PROGRAM RUJUK BALIK1. OBAT UTAMA, YAITU OBAT KRONIS YANG DIRESEPKAN OLEH DOKTER

SPESIALIS/SUB SPESIALIS DI FASKES TINGKAT LANJUTAN 2. OBAT TAMBAHAN, YAITU OBAT YANG MUTLAK DIBERIKAN BERSAMA OBAT

UTAMA DAN DIRESEPKAN OLEH DOKTER SPESIALIS/SUB SPESIALIS DI FASKES TINGKAT LANJUTAN UNTUK MENGATASI PENYAKIT PENYERTA ATAU MENGURANGI EFEK SAMPING AKIBAT OBAT UTAMA.

Page 110: Pembahasan Soal Etika

IDENTIFIKASI

PESERTA PRB

PENDAFTAR

AN PESERTA

PRB

PELAYANAN

PRB

PENDAFTARAN PRB DILAKUKAN DI POJOK PRB DGN MENUNJUKKAN:a. KARTU IDENTITAS

PESERTAb. SRBc. SEP d. LEMBAR /SALINAN

RESEP PESERTA MENGISI

FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA PRB PESERTA MENERIMA

BUKU KONTROL PESERTA PRB

DILAKUKAN DI FASKES TINGKAT PERTAMA TEMPAT PESETA TERDAFTAR DOKTER LAYANAN

PRIMER MELAKUKANa. PEMERIKSAAN b. MEMBERIKAN RESEPc. MENCATAT PADA

BUKU KONTROL PRB

OBAT DIAMBIL DI APOTEK/DEPO FARMASI PRB YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN

• PESERTA YANG MENDERITA PENYAKIT KRONIS (9 PENYAKIT CAKUPAN PRB)

• KONDISI TELAH DITETAPKAN STABIL OLEH DOKTER SPESIALIS/SUB SPESIALIS

• MENUNJUKKAN SURAT RUJUKAN BALIK (SRB)

Page 111: Pembahasan Soal Etika

Prevalence Ratio in Cross-Sectional Study

Prevalence of an event/outcome in one group of subjects/individuals (with exposure to the disease/outcome) relative to another group (without exposure to the disease/outcome)

Page 112: Pembahasan Soal Etika

Ya Tidak Jumlah

Ya

15 35 50

Tidak 20 30 50

35 65 100

RP:a/(a+b) : c/(c+d)

RP:15/(15+35)

= 0.75 20/(20+30)

Page 113: Pembahasan Soal Etika

Produktivitas DLP terkait langsung denganwaktu efektif yang tersedia untuk melayanipasien. Sebagaimana profesi lainnya, DLP bekerja 40 jam per minggu, atau 8 jam per hari sepanjang hari kerja setahun.

Dengan memperhitungkan jumlah hari liburnasional, Sabtu/Minggu, cuti tahunan, makawaktu kerja DLP adalah sekitar 2.268 jam/tahun

Page 114: Pembahasan Soal Etika

Pada tabel berikut ini disajikan kegiatan rutin DLP dalammemanfaatkan 2.268 jam waktu kerjanya dengan proporsiwaktu yang ideal, yaitu 80% untuk tatap muka melayanipasien (peserta baru, kasus baru, kasus lama, edukasi, tindakan medik, dan kunjungan rumah), dan 20% untukkegiatan lain.

Dengan proporsi waktu tersebut DLP dapat melayani 7.180 kunjungan atau sekitar 28 kunjungan per hari denganvariasi waktu tatap muka yang berbeda.

Produktivitas ini dipengaruhi oleh keterampilan, cara kerja, standar sarana dan perangkat kerja, serta dukungan daritim kerja DLP.

Potensi produktivitas seorang DLP dalam setahun adalahsekitar 7.180 kunjungan (dibulatkan menjadi 7.200 kunjungan). Angka ini disebut 1 full time equivalent atau 1 FTE.

Occupancy rate atau angka akupansi DLP adalahpersentase jumlah kunjungan yang dilayani DLP dalam 1 tahun terhadap potensi produktivitasnya dalam kerjapenuh waktu selama 1 tahun (1 FTE).

Page 115: Pembahasan Soal Etika

Seorang DLP mempunyai 1500 peserta JKN. Dengan asumsiangka kunjungan populasi tersebut adalah 3 kali/peserta-tahun, maka perkiraan kunjungan setahun adalah 1500 x 3 = 4.500 kunjungan.

1 FTE untuk seorang DLP adalah 7.180 kunjungan, makaangka kesibukan DLP adalah 4.500/7.180 x 100%