Pembahasan Tts

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tts

Citation preview

PEMBAHASANKini telah banyak dilakukan penilitan pada beberapa splinting untuk merawat kasus trauma dengan material yang berbeda. Tujuan dari dilakukannya penelitian itu adalah untuk menganalisa dan mengetahui perubahan dari kegoyangan gigi dan mengukur posisi periodontal dari splinting pada dental trauma. Splinting yang digunakan harus memiliki kemampuan imobilisasi yang baik untuk merawat gigi yang terkena trauma hingga dislokasi dari soketnya.1 Pada sisi lain, splinting juga harus cukup fleksibel untuk menstimulasi penyembuhan jaringan periodontal. Pada beberapa penelitian mennjukkan bahwa gigi yang diimobilisasi dengan semi-rigid atau splinting yang fleksibel menunjukkan perpindahan resorpsi yang lebih sedikit dan lebih baik dalam pembentukan serat ligament periodontal jika dibandingkan ketika menggunakan splinting yang rigidly-fixed.1,2 Bagaimanapun splinting itu penting karena untuk menghindari pengulangan dislokasi selama penyembuhan jaringan periodontal.Namun, penggunaan splinting pada kasus dental trauma menyebabkan perasaan tidak nyaman ketika awal pemasangan pada pasien. Mekanis atau iritasi dari penyembuhan jaringan lunak harus dihindari. Perbaikan dari oral hygiene menjadi salah satu faktor pendukung penyembuhan dental trauma selanjutnya. Akumulasi plak merupakan faktor yang menghambat penyembuhan dari gigi yang mengalami trauma. Menurut penelitian, Bracket Splint dan juga Resin Splint menunjukkan perbaikan yang buruk. Resin Splint sulit untuk dibersihkan dan juga menyebabkan iritasi pada margin gingiva semakin lama pemakaian. Bracket Splint memiliki ukuran yang cukup besar dan juga mengiritasi secara mekanis, kemudian pemakaian Bracket Splint juga dapat meningkatkan sensitivitas pada bibir lalu memperburuk kemampuan berbicara saat hari pertama pemakaian jika dibandingan dengan metode splinting yang lainnya. Sedangkan jika Titanium Trauma Splint pada hari pertama pemasangan tidak mengganggu kemampuan berbicara pasien. Titanium Trauma Splint dan Wire-Composite Splint lebih sedikit mengiritasi dan juga memiliki toleransi yang baik pada pasien. Pada awal pemasangan, semua jenis splinting ini menyebabkan sensitivitas gigi yang meningkat, namun seiring lamanya pemasangan pada Titanium Trauma Splint akan berkurang hingga sangat minimal, sedangkan jika dibandingkan dengan ketiga jenis splinting lainnya, tidak berkurang signifikan seperti Titanium Trauma Splint tersebut. Bracket Splint dan Resin Splint menyebabkan oral hygiene menjadi buruk, sedangkan jika Wire-Composite Splint dan Titanium Trauma Splint tidak mengganggu oral hygiene pasien.2Keempat jenis splinting ini telah memenuhi syarat-syarat splinting dental trauma, seperti aplikasi direct intra-oral, menggunakan material kedokteran gigi sehari-hari seperti wire, brackets, komposit dan resin. Semua jenis splinting ini menstabilisasi gigi yang mengalami trauma ke posisi semula dan memberi fiksasi yang adekuat serta kegoyangan fisiologis dari seluruh masa imobilisasi.2Kesimpulannya, dengan keseluruhan aspek Titanium Trauma Splint dan Wire-Composite Splint menjadi jenis splinting yang direkomendasikan kepada pasien dental trauma karena kedua jenis ini mengiritasi jaringan lunak minimal dan ditoleransi baik oleh pasien, dan juga tidak memperburuk oral hygiene pasien serta tidak mengganggu kemampuan berbicara pasien. Kemudian pengaplikasian Titanium Trauma Splint cenderung singkat dan memperpendek waktu kerja sehingga dapat diaplikasikan pada pasien anak-anak juga.

1. Arx, Thomas von; Filippi, Andreas; Lussi, Adrian. 2001. Comparison of a new dental trauma splint device (TTS) with three commonly used splinting techniques. 17:266-74.2. Arx, Thomas von; Filippi, Andreas; Lussi, Adrian. 2002. Comfort and discomfort of dental trauma splintsa comparison of a new device (TTS) with three commonly used splinting techniques. 18:275-80.