117
PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF AZYUMARDI AZRA TAHUN 1983-2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjanan Pendidikan (S.Pd) Oleh: MAFTUKHIN NIM: 111 12 142 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

PERSPEKTIF AZYUMARDI AZRA

TAHUN 1983-2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjanan Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MAFTUKHIN

NIM: 111 12 142

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF
Page 3: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF
Page 4: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF
Page 5: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

MOTTO

هإن ايغهيرلاالل ت ىبقهىم مه ايغهيرواحه هنفسهممه بأ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu

sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.

(Firman Allah)

Selalu belajar hidup berkarya untuk diri sendiri, keluarga, agama, bangsa, dan

negara (Penulis).

Page 6: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, do‟a

yang tak pernah lelah dipanjatkan untuk putra-putrinya, motivasi yang tak

ternilai, baik dari segi materil atau non materil sehingga skripsi ini bisa

penulis selesaikan.

Kakakku tercinta Mbak Zakiyatul Fakhiroh dan Mbak Fasikhah yang tak

pernah lelah memberikan motivasi dan nasehat kepada penulis.

Segenap Keluarga besar Yayasan Al Furqon Pesantren Hidayatullah

Kendal, khususnya kepada Almarhum Ustadz Abi Hamzah Ar dan Umi

Rofi‟ah dengan ikhlasnya mendidik penulis serta adik-adik.

Segenap Keluarga besar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kendal,

khususnya Bapak Ustadz Sunardi, M.Ag., Bapak K.H. Misbakhul Fuad,

M.Pd, dan guru-guru lainnya dengan ikhlas dan kesabarannya mendidik

dan mengarahkan penulis, sehingga penulis bisa merasakan betapa

pentingnya pendidikan.

Segenap Keluarga besar Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Ledok

Salatiga, khususnya K.H. Maslikhuddin Yazid, K.H. Muslimin Al Asy‟ari,

Kyai Sa‟dullah dengan ikhlas dan sabar membimbing penulis yang nakal

ini.

Segenap Keluarga Yayasan Wakaf Literasi Islam Indonesia (WALI),

khususnya K.H Anis Maftukhin yang selalu mengajarkan menjadi manusia

yang benar manusia, yakni hidup berkarya dan hidup bermanfaat.

Segenap Keluarga besar TMI Pondok Pesantren Darul Amanah, para

masyayikh, para asatidz dan asatidzah yang dengan ikhlas mendidik.

Meski hanya tiga tahun merasakan kebersamaan tapi tidak akan saya

lupakan anugrah pertemuannya.

Segenap guru-guru aktivis petani di Aliansi Petani Indonesia (API),

Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA). Maafkan penulis belum bisa

apa-apa, tapi pengalaman dan ilmunya itu adalah harta yang tak ternilai,

terima kasih atas ilmunya.

Segenap sahabat dan teman seperjuangan di Pondok Pesantren Sunan Giri,

Banyak suka duka yang kita lalui, semoga ilmu yang kita dapatkan

bermanfaat dan berkah. Maafkan penulis dengan segala kekurangan.

Segenap keluarga besar LPM Dinamika IAIN Salatiga yang telah menjadi

kelas kuliah sebenarnya, LPM Dinamika tidak akan bisa penulis lupakan,

terima kasih wacana, diskusi, dan jaringannya.

Page 7: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Teman-teman PPL, KKL, dan KKN yang berjuang bersama dalam suka

dan duka untuk menyelesaikan tugas Negara.

Teman-teman seperjuangan di Kampus IAIN Salatiga.

Almamaterku tercinta IAIN Salatiga

Pendamping hidup kelak InsyaAllah, yang namanya masih dirahasiakan

Allah dan namanya terlukis di Lauhil Mahfudz.

Page 8: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

AZYUMARDI AZRA TAHUN 1983-2016”. Sholawat dan Salam Allah SWT,

semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi

suri teladan bagi umatnya hingga hari kiamat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai phak. Untuk itu, penulis

menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Bapak Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag. Selaku pembimbing yang telah

membimbing dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Ulfah Susilowati, M.SI. Selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing dan mengarahkan selama kuliah.

6. Bapak/ Ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

pelayanan kepada penulis.

7. Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA. yang telah bersedia diwawancarai

secara khusus oleh penulis.

Page 9: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF
Page 10: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

ABSTRAK

Maftukhin. 2016. Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia Perspektif

Azyumardi Azra Tahun 1983-2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama

Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Dr. Muh. Saerozi, M. Ag.

Kata kunci: Pembaruan, Pendidikan Islam, Azyumardi Azra.

Salah satu tokoh pembaru Pendidikan Islam di Indonesia yang berjasa

mengkonversikan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN adalah

Azyumardi Azra. Penulis tertarik mengetahui pemikirannya tentang pembaruan

pendidikan Islam di Indonesia. Pertanyaan penelitian ini adalah: (1) Bagaimana

biografi Azyumardi Azra? (2) Bagaimana pemikiran pendidikan Islam menurut

Azyumardi Azra? (3) Bagaimana strategi pembaruan pendidikan Islam (perguruan

tinggi Islam dan pesantren) menurut Azyumardi Azra? (4) Bagaimana relevansi

pembaruan pendidikan Islam di Indonesia menurut Azyumardi Azra?

Metode penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research).

Sumber data primer, dari buku-buku karangan Azyumardi Azra yang berkaitan

dengan pembaruan pendidikan Islam serta wawancara langsung dengannya.

Sumber data skundernya, dari buku-buku lain yang berhubungan dengan

penelitian. Analisa data yang digunakan adalah metode Analisis Isi.

Temuan penulis bahwa Azyumardi Azra adalah akademisi Muslim asal

Indonesia yang dikenal juga cendekiawan Muslim. Pada masa kepemimpinannya

berhasil mengkonversikan IAIN Syarif Hidayatullah menjadi UIN sebagai

kampus pembaru Islam di Indonesia. Pembaruan pendidikan Islam adalah proses

pemindahan nilai budaya dan pembentukan individu berdasarkan ajaran Islam

supaya dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di bumi dan tercapai

kebahagiaan dunia akhirat. Strategi pembaruan Pendidikan Islam ada dua, (1)

Strategi di Perguruan Tinggi Islam dengan cara penataan organisasi,

penyempurnaan sistem pendidikan dan kurikulum, peningkatan personal,

reformulasi tujuan, simplifikasi beban perkuliahan, dekompartementalisasi,

liberalisasi sistem sks, dan penguatan akhlakul karimah. (2) Strategi di Pondok

Pesantren dengan cara pembaruan subtansi, metodologi, kelembagaan, fungsi,

penguatan Islam wasatiyah dan penguatan jaringan pondok pesantren. Pemikiran

pembaruan Azyumardi Azra sangat relevan dengan kondisi pendidikan di

Indonesia supaya tidak ada dikotomi ilmu, tercapainya akhlakul karimah, kuatnya

Islam wasatiyah dan jaringan pesantren, serta terbentuknya kurikulum yang ideal.

Page 11: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR BERLOGO .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ v

MOTTO ................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................... ix

ABSTRAK ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 6

E. Telaah Pustaka ......................................................................... 6

F. Metode Penelitian ..................................................................... 9

G. Teknik Analisis ......................................................................... 12

H. Sistematika Penulisan ............................................................... 13

BAB II BIOGRAFI AZYUMARDI AZRA ......................................... 14

A. Latar Belakang Keluarga ......................................................... 14

B. Latar Belakang Pendidikan ..................................................... 15

C. Karir ............................ ............................................................. 17

D. Karya ....................................................................................... 20

E. Pengalaman Keagamaan .......................................................... 24

BAB III PEMIKIRAN PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM

AZYUMARDI AZRA ..................................................................... 26

A. Pemikiran Pendidikan Islam ..................................................... 26

1. Arti dan Tujuan Pendidikan Islam ..................................... 26

Page 12: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

2. Sumber Pendidikan Islam ................................................... 30

3. Karakteristik Pendidikan Islam .......................................... 30

4. Kurikulum Pendidikan Islam .............................................. 32

5. Metode Pendidikan Islam ................................................... 34

B. Strategi Pembaruan Pendidikan Islam .................................... 36

1. Pembaruan Perguruan Tinggi Islam ................................... 36

2. Pembaruan Pondok Pesaantren .......................................... 48

BAB IV RELEVANSI PEMIKIRAN PEMBARUAN PENDIDIKAN

ISLAM AZYUMARDI AZRA ....................................................... 56

A. Relevansi Pemikiran Pembaruan Pendidikn Islam ................. 56

1. Relevansi Arti dan Tujuan Pendidikan Islam .................... 56

2. Relevansi Sumber Pendidikan Islam .................................. 59

3. Relevansi Karakteristik Pendidikan Islam ........................ 61

4. Relevansi Kurikulum Pendidikan Islam ............................ 63

5. Relevansi Metode Pendidikan Islam ................................... 65

B. Relevansi Strategi Pembaruan Pendidikan Islam .................. 68

1. Relevansi Strategi Pembaruan Perguruan Tinggi Islam.... 68

2. Relevansi Strategi Pembaruan Pondok Pesantren ............ 82

BAB V PENUTUP ................................................................................... 95

A. Kesimpulan .................................................................................. 95

B. Saran ............................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semangat pendidikan menjadi suatu keharusan bagi seluruh

anggota masyarakat, karena berawal dari pendidikan, kemajuan suatu

bangsa dan negara dapat dilihat. Mulyana (2002: 4) menyatakan bahwa

pendidikan dalam proses pembangunan memberikan kontribusi yang

sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, karena pendidikan

merupakan sarana dalam membangun watak bangsa.

Aktivitas kependidikan Islam di Indonesia pada dasarnya sudah

berlangsung dan berkembang sejak sebelum Indonesia merdeka hingga

sekarang. Hal ini dapat dilihat dari fenomena tumbuhkembangnya

program dan praktik pendidikan Islam yang dilaksanakan di Nusantara,

baik berupa pendidikan Pondok Pesantren, pendidikan Madrasah,

pendidikan umum yang bernafaskan Islam, pelajaran Pendidikan Agama

Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum

sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja, maupun pendidikan

agama Islam yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok tertentu di

Masyarakat, serta di tempat-tempat ibadah dan media massa (Muhaimin:

2003: 1).

Menurut Azyumardi Azra dalam Kurniawan dan Mahrus (2013:

295-296), bahwa pendidikan Islam di era global dihadapkan pada masalah

yang kompleks, baik internal maupun eksternal. Beberapa persoalan yang

Page 14: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

memang secara rill dihadapi oleh sistem pemikiran Islam dan pendidikan

Islam pada umumnya antara lain: Pertama, pendidikan Islam krisis

konseptual. Krisis ini berkaitan dengan definisi dan pembatasan ilmu-ilmu

didalam sistem pendidikan Islam. Krisis konseptual yang dimaksud adalah

terjadinya pembagian ilmu-ilmu didalam keilmuan itu sendiri, yang

menyebabkan pengkotakan pada bidang kelembagaan. Kedua, pendidikan

Islam krisis kelembagaan. Krisis ini adalah akibat adanya dikotomisasi

antara lembaga-lembaga pendidikan yang menekankan kepada salah satu

aspek dari ilmu-ilmu yang ada, yaitu diantara ilmu agama atau ilmu

umum. Ketiga, adanya konflik antara tradisi pemikiran Islam dan

pendidikan Islam dengan modernisasi. Keempat, pendidikan Islam krisis

metodologi. Yang terjadi dikalangan lembaga pendidikan Islam sekarang

adalah lebih merupakan proses pengajaran dibandingkan dengan proses

pendidikan. Kelima, Krisis Orientasi. Lembaga pendidikan Islam pada

umumnya lebih berorientasi ke masa silam ketimbang masa depan dalam

batas-batas tertentu.

Melihat kenyataan ini, maka tak ayal lagi bahwa pendidikan Islam

perlu mendapat perhatian yang serius dalam menuntut pemberdayaan,

dengan usaha menata kembali keadaannya, terutama di Indonesia.

Keharusan ini, tentu dengan melihat keterkaitan dan peranannya di dalam

usaha pendidikan bangsa Indonesia yang mayoritas muslim, sehingga

perlu ada terobosan seperti perubahan model dan strategi pelaksanaannya

dalam menghadapi perubahan zaman (Sanaky, 2008: 2).

Page 15: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Langkah konkrit pembaruan pendidikan Islam di Indonesia, pernah

dilakukan oleh Azyumardi Azra, Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dari tahun 1998-2006, dengan cara mengkonversikan Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi

Universitas Islam Negeri (UIN). Langkah konversi ini mulai diintensifkan

pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan

dibukanya Jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas

Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas

Syariah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk lebih memantapkan

langkah konversi ini, pada tahun 2000 dibuka Program Studi Agribisnis

dan Teknik Informatika bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor

(IPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan

Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Pada tahun 2001 diresmikan

Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerja sama dengan Al-Azhar,

Mesir (https://id.wikipedia.org. Diakses 25 Oktober 2016).

Dengan keluarnya keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

031 tanggal 20 Mei 2002, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah

menjadi UIN. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik

Indonesia pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45

dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan

Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic

Development Bank (IDB).

Page 16: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

(https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Negeri_Syarif_Hidayatul

lah_Jakarta. Diakses 02 Januari 2017).

Perjuangan panjang itu membuahkan hasil dengan berbagai

penghargaan yang didapat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, antara lain,

(1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menempati peringkat 3 universitas di

Indonesia versi Google Scholar Citations Januari 2017, dan berada di

ranking pertama perguruan tinggi Islam di Indonesia (2) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta menjadi perguruan tinggi Islam pertama di Indonesia

yang mendapatkan sertifikasi ASEAN University Network-Quality

Assurance (AUN-QA) pada tanggal 26 April 2016 (3) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta menempati peringkat 20 universitas di Indonesia

versi Webometrics Januari 2015, dan berada di ranking pertama perguruan

tinggi Islam di Indonesia (4) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menempati

peringkat 36 universitas di Indonesia versi 4icu.org Januari 2015, dan

berada di ranking pertama perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia

(https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Negeri_Syarif_Hidayatul

lah_Jakarta. Diakses 02 Januari 2017).

Berangkat dari persoalan pendidikan Islam di atas serta apa yang

dilakukan Azyumardi Azra, maka penulis tertarik mengangkat

pemikirannya sebagai bahan penulisan skripsi dengan sebuah judul

“Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia Perspektif Azyumardi

Azra Tahun 1983-2016” artinya, bagaimana penjelasan Azyumardi Azra

Page 17: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

mengenai pembaruan pendidikan Islam di Indonesia sebagai sebuah

jawaban atas berbagai persoalan yang sedang terjadi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana pemikiran pendidikan Islam menurut Azyumardi Azra?

2. Bagaimana strategi pembaruan pendidikan Islam (Pergurun Tinggi

Islam dan Pondok Pesantren) menurut Azyumardi Azra?

3. Bagaimana relevansi pembaruan pendidikan Islam di Indonesia

menurut Azyumardi Azra ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan objek pokok permasalahan maka tujuan yang ingin

dicapai adalah:

1. Mengetahui pemikiran pendidikan Islam menurut Azyumardi Azra.

2. Mengetahui strategi pembaruan pendidikan Islam (Pergurun Tinggi

Islam dan Pondok Pesantren) menurut Azyumardi Azra.

3. Mengetahui relevansi pembaruan pendidikan Islam di Indonesia

menurut Azyumardi Azra.

Page 18: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat berrmanfaat dan memperkaya khazanah

teori pendidikan Islam di Indonesia. Selain itu, dapat menjadi

dorongan bagi peneliti lainnya untuk mengkaji lebih dalam dan

berkelanjutan, sehingga proses pengembangan pemikiran pendidikan

Islam akan terus berlanjut.

2. Secara Praktis

Dapat bermanfaat bagi civitas akademika Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.

E. Telaah Pustaka

Sejauh pengamatan yang penulis ketahui terkait dengan penelitian

pemikiran Azyumardi Azra yang berhubungan dengan pendidikan Islam

antara lain:

1. Skripsi yang ditulis Ilham Arif, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta tahun 2015 yang berjudul Modernisasi Pondok Pesantren

(Studi Pemikiran Azyumardi Azra). Jenis penelitiannya adalah

menggunakan penelitian kepustakaan (library research).

Dalam penelitian ini disimpulkan: Pertama, modernisasi yang dilakukan

pesantren dalam bentuk kelembagaan seperti pertanian, perikanan, atau

sekolah-sekolah umum di lingkungan pesantren telah menimbulkan

kemerosotan identitas pesantren. Kedua, adanya gagasan modernisasi

Page 19: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

pesantren yaitu memasukkan ilmu-ilmu sekuler (umum) kedalam

kurikulum pesantren telah menimbulkan permasalahan. Oleh karena itu

menurut Azyumardi Azra pesantren harus mengkaji ulang secara cermat

dan hati-hati berbagai gagasan modernisasi tersebut dan pesantren harus

lebih mengorientasikan peningkatan kualitas para santrinya kearah

penguasaaan ilmu-ilmu agama. Adapun model pembelajaran metode

sorogan dan bandongan tetap relevan namun perlu dikembangkan

dengan dialogis. Azyumardi Azra juga mengharapkan bahwa

metodologi pesantren harus dipertahankan, yaitu proses pengajaran yang

berlangsung itu lebih merupakan learning, ta‟lim dari pada tarbiyah

yang terlihat formal.

2. Skripsi yang ditulis Neneng Siti Fatimah Nurul Aini, mahasiswa

Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tahun 2012 dengan judul “Pendidikan Karakter dalam Pandangan

Azyumardi Azra”. Penelitian yang dilakukan tersebut merupakan

penelitian kepustakaan.

Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa pendidikan karakter

dalam pandangan Azyumardi Azra adalah proses suatu bangsa dalam

mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan

sebagai khalifah dan memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien

berdasarkan sumber-sumber Islam. Implikasi pendidikan karakter

Azyumardi Azra dalam pendidikan Islam yakni dengan pendidikan

karakter seorang anak akan menjadi cerdas emosinya.

Page 20: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

3. Skripsi yang ditulis Ulfi Maslakhah, Jurusan Studi Pendidikan Agama

Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun

2013 dengan judul “Konsep Modernisasi Pendidikan Islam dan

Relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam (Telaah Pemikiran

Azyumardi Azra)”. Penelitian yang dilakukan tersebut merupakan

penelitian kepustakaan.

Hasil dari penelitian tersebut meliputi pemikiran tentang modernisme

tujuan, kurikulum, dan lembaga Pendidikan Islam. Tujuan pendidikan

Islam sekarang ini harus ada keseimbangan yakni bahagia dunia dan

akhirat, serta peningkatan kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi. Kurikulum Pendidikan Islam perlu dimasuki ilmu

pengetahuan dan teknologi agar nantinya tercipta sumber daya manusia

yang unggul dan tidak hanya dalam bidang agama namun juga ilmu

pengetahuan dan teknologi. Lembaga pendidikan Islam perlu juga

dikelola secara profesional dan terarah guna pencapaian hasil yang

memuaskan dalam pengembangan potensi peserta didik.

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa skripsi

yang penulis angkat mempunyai persamaan dan perbedaan dengan

beberapa penelitian yang sudah ada. Letak persamaan dapat dilihat dari

objek yang diteliti, yakni sama-sama meneliti pemikiran Azyumardi Azra

dalam pendidikan Islam. Sedangkan perbedaan terletak pada fokus kajian

yang diteliti. Pada penelitian pertama lebih fokus kepada modernisasi

kelembagaan dan kurikulum. Penelitian kedua fokus pada konsep

Page 21: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

pendidikan karakter menurut Azyumardi Azra, dan penelitian ketiga lebih

fokus pada konsep (hakikat) modernisasi Pendidikan Islam. Fokus

penelitian yang diangkat penulis ini berbeda dengan sebelumnya, yakni

fokusnya lebih menitikberatkan pada strategi pembaruan (modernisasi)

pendidikan Islam perguruan tinggi Islam dan pondok pesantren.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi

ini adalah penelitian studi tokoh. Sebagai jenis penelitian kualitatif,

studi tokoh juga menggunakan metode sebagaimana lazimnya dalam

penelitian kualitatif, yakni wawancara, observasi, dokumentasi, dan

catatan-catatan perjalanan hidup sang tokoh. Dengan demikian

penyusunan karya ilmiah ini didasarkan pada hasil studi terhadap

bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan pemikiran pendidikan

Islam Azyumardi Azra serta wawancara langsung.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian mengungkap suatu masalah atau

peristiwa sebagaimana adanya. Hasil penelitian ditekankan pada

gambaran secara objektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari

objek yang diteliti (Nawawi,1993 31). Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan factual-historis. Pendekatan

factual-historis yaitu suatu pendekatan dengan mengemukakan

historisitas faktual mengenai tokoh (Bekker & Zubair, 1990: 61).

Page 22: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Pendekatan ini penulis gunakan untuk mengungkapkan seluk-

beluk perkembangan pemikiran Azyumardi Azra sampai pada

pemikirannya tentang pembaruan pendidikan Islam.

3. Pengumpulan data

a. Dokumentasi.

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274).

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara

pengumpulan dokumen buku-buku karya Azyumardi Azra, dan buku-

buku lain yang ada kaitannya dengan permasalahan ini. Metode ini

disebut dengan metode dokumentasi. Data yang dikumpulkan

menjadi data primer dan data sekunder:

1) Sumber data primer, yaitu data yang diambil dari tokoh yang

sedang diteliti dalam penulisan skripsi ini. Adapun sumber data

primer dalam penelitian ini meliputi karya tulis Azyumardi Azra

dan wawancara.

Data primer pertama adalah dari hasil karya-karya Azyumardi

Azra, meliputi: (1) Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi

Menuju Milenium Baru, Jakarta: Raja Grafindo, 1999 (2) Esei-esei

Pendidikan Islam dan Cendekiawan Muslim, Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1998.

Page 23: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Data primer kedua, Wawancara. yaitu proses percakapan dengan

maksud untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua

pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (interviewee).

(Bungin, 2011: 155.) Metode ini digunakan untuk mendapatkan

informasi tentang konsep pembaruan pendidikan Islam perspektif

Azyumardi Azra. Sedangkan yang menjadi narasumber dalam

wawancara penelitian ini adalah Azyumardi Azra yang dilakukan

pada pukul 10.00 tanggal 06 September 2016 di Universitas

Airlangga Surabaya.

2) Sumber data sekunder, yaitu data penunjang yang berkaitan

dengan tema pokok bahasan penelitian. Buku-buku penunjang

sebagian masih karya Azyumardi Azra yaitu (1) Islam Subtantif:

Agar Umat Tidak Menjadi Buih. Bandung: Mizan, 2000 (2)

Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan

Milenium III, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2012 (3) Reformis,

Dinamika Intelektual dan Gerakan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1999 (4) Dari Harvard sampai Makkah. Jakarta: Penerbit

Republika, 2005. Tidak ketinggalan juga diperoleh dari skripsi,

tesis, disertasi, jurnal, catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, dokumen peraturan, agenda, dan lain-lain.

Page 24: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

G. Teknik Analisis Data

Weber dalam Moleong (2002: 163) mengatakan bahwa kajian isi

adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur

untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen.

Penulis menggunakan metode ini untuk menentukan arti atau maksud

dokumen yang diteliti.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan model content analysis,

yakni suatu analisis tekstual dalam studi pustaka melalui investigasi

tekstual terhadap isi pesan atau suatu komunikasi sebagaimana terungkap

dalam literatur-literatur yang memiliki relevansi dengan tema penelitian

ini yang berorientasi pada upaya membangun sebuah konsep atau

memformulasikan suatu ide pemikiran melalui langkah-langkah penafsiran

terhadap teks.

Penelitian ini akan mengkaji dan menafsirkan pemikiran

pembaruan pendidikan Islam yang terdapat dalam buku, teks, atau data

lainnya yang berhubungan dengan pemikiran Azyumardi Azra secara

komprehensif. Satuan makna dan kategori dianalisis, dicari hubungan satu

dan lainnya untuk menemukan makna, arti, tujuan, dan isi dari kata yang

secara eksplisit maupun implisit berhubungan dengan pemikiran

pembaruan pendidikan Islam Azyumardi Azra. Hasil analisis ini kemudian

dideskripsikan dalam bentuk laporan penelitian sebagaimana pada

umumnya.

Page 25: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

H. Sistematika Penulisan

Bagian awal, meliputi: sampul, lembar berlogo, judul (sama

dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak,

daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian inti berisi:

BAB I: Pendahuluan berisi: Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka,

Landasan Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: Biografi Azyumardi Azra berisi: Biografi Azyumardi Azra

yang membahas tentang latar belakang keluarga, latar belakang

pendidikan, karir, pengalaman keagamaan, dan karyanya.

BAB III: Pemikiran Azyumardi Azra tentang pendidikan Islam di

Indonesia serta strategi pembaruan pendidikan Islam (Perguruan Tinggi

Islam dan Pondok Pesantren).

BAB IV: Relevansi Pemikiran Azyumardi Azra tentang pendidikan

Islam di Indonesia serta strategi pembaruan pendidikan Islam (Perguruan

Tinggi Islam dan Pondok Pesantren).

BAB V: Penutup berisi: Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 26: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

BAB II

BIOGRAFI AZYUMARDI AZRA

A. Latar Belakang Keluarga

Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA., adalah seorang akademisi Muslim

asal Indonesia. Ia juga dikenal sebagai cendekiawan Muslim (Kompas, 22

November 2009 dalam www.kompas.com dikutip 20 Desember 2016).

Azyumardi Azra dilahirkan di Lubuk Alung, Sumatra Barat pada 4 Maret

1955 dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang agamis. Ia besar di

lingkungan Islam modernis , tetapi justru merasa asyik dalam tradisi Islam

tradisional (Masruroh dan Umiarso, 2011: 151). Azyumardi Azra

menyatakan bahwa pengalaman keislaman yang lebih intens justru ia

dapatkan setelah mempelajari tradisi ulama dan intelektual mereka (Azra,

2000: 19).

Ayah Azyumardi Azra seorang tukang kayu, pedagang kopra dan

cengkih, dan ibunya adalah seorang Guru Agama. Ia merupakan anak

ketiga dari enam bersaudara. Ayahnya bercita-cita keras agar semua anak-

anaknya bisa sekolah meskipun kondisi ekonomi tak memungkinkan untuk

membiayai. Azra menyatakan bahwa ia tahu, betapa sulitnya bagi

ayahnya, akan tetapi anak-anaknya selalu didorong agar belajar dan

balajar (Azra, 2000: 19).

Azyumardi Azra menyatakan bahwa meskipun orang tuanya tidak

sekolah tinggi tetapi selalu mengajarkan bahwa ilmu itu sangat penting,

oleh karena itu meskipun susah dalam kehidupan, semua anak-anak

Page 27: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

sekolah dan semua menjadi sarjana. Orang tuanya sadar bahwa ilmu

sangat bermanfaat bagi kehidupan anak-anak kelak maka orang tuanya

selalu berusaha mendorong untuk selalu menuntut ilmu

(www.tokohindonesia.com. Dikutip 21 September 2016).

B. Latar Belakang Pendidikan

Azyumardi Azra memulai pendidikan formalnya pada umur 9

tahun di Sekolah Dasar (SD) disekitar rumahnya. Kemudian meneruskan

pendidikannya ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Padang.

(Masruroh dan Umiarso, 2011: 151). Setamat PGAN pada tahun 1975,

Azyumardi Azra sempat bersilang pendapat dengan kedua orangtuanya.

Pada awalnya, Azyumardi Azra tidak bercita-cita menggeluti studi

keislaman. Sebab, ia lebih berminat memasuki bidang pendidikan umum,

yakni Jurusan Sejarah di Universitas Andalas atau IKIP Padang karena

salah seorang gurunya gurunya menyarankan demikian. Akan tetapi, orang

tuanya menginginkan ia kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Padang. Pada akhirnya Azyumardi lebih memilih kuliah di IAIN Syarif

Hidayatullah (Azra, 2000; 20). Ia kuliah di Fakultas Tarbiyah, IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan aktif dalam beberapa organisasi intra dan ekstra

institut. Ia pernah menjadi ketua umum Senat Mahasiswa Fakultas

Tarbiyah (1979-1982). Lalu, ia juga pernah duduk sebagai ketua umum

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat (1981-1982).

Dengan kecerdasannya, setelah menyelesaikan kuliah S1 (1982),

Azyumardi Azra memperoleh beasiswa Fullbright Foundation untuk

Page 28: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

melanjutkan program S2 di Universitas Columbia, New York, Amerika

Serikat dan pada tahun 1988 ia memperoleh gelar Master of Art (MA)

dari Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah. Sebenarnya usai S2,

seharusnya ia pulang ke tanah air karena tidak ada biaya untuk program

selanjutnya tapi karena memperoleh beasiswa Columbia University

President Fellowship, ia melanjutkan pada Departemen Sejarah. Dari

jurusan ini ia memperoleh gelar M.Phil pada tahun 1990.

Pada tahun yang sama (tahun 1990), Azyumardi Azra melanjutkan

studi program S3 di UCLA di bidang Sejarah dan memperoleh gelar Ph.D

(Doktor) pada tahun 1992 dengan disertasinya berjudul The Transmission

of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and

Malay-Indonesian Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries

(Syamsul Kurniawan dan Ewin Mahrus, 2013: 286). Kemudian

diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diterbitkan dengan judul “Jaringan

Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII”

yang diterbitkan oleh Mizan Bandung pada tahun 1998.

Disertasi doktor yang relatif berat itu merupakah hasil penelitian di

beberapa tempat, antara lain di Mesir, Belanda, dan Saudi Arabia.

Penelitian itu, atas biaya Ford Foundation yang menghabiskan waktu

setahun. Modal pengalamannya sebagai wartawan memudahkan ia untuk

menganalisis data dan mengorganisirnya menjadi tulisan disertasi

sehingga setelah mengumpulkan data, ia menulis disertasi yang tebal 600

halaman, dengan waktu relatif cepat, yakni dari September 1991 sampai

Page 29: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Juni 1992 (Triyadi, 2009: 60). Setelah menyelesaikan program Doctoral

(S3), Azyumardi Azra terpilih lagi mengikuti program post doctoral di

Oxford University selama setahun (Ninik Masruroh dan Umiarso, 2011:

153).

C. Karir Azyumardi Azra

Di tengah kesibukan belajar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra menyempatkan diri menjadi

wartawan majalah Panji Masyarakat tahun 1979-1985. Pada media rintisan

HAMKA ini, ia sangat produktif menulis untuk mempertajam pemikiran-

pemikirannya. Azyumardi Azra juga menempuh karir sebagai peneliti di

Lembaga Riset Kebudayaan Nasional (LRKN) LIPI tahun 1982-1983

(Masruroh dan Umiarso, 2011: 155).

Belum genap satu tahun di PPIM, Prof. Dr. H. M. Qurais Shihab

Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat itu, pada tanggal 1 Februari

1998, menunjuk Azyumardi Azra sebagai pembantu Rektor I. Banyak

langkah yang dilakukan Azyumardi Azra selama menjabat sebagai

pembantu Rektor I, salah satunya adalah mengeluarkan keputusan untuk

tamatan pesantren, walaupun hanya berbekal ijazah lokal tapi bisa diterima

menjadi mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah. Menurut Azyumardi Azra,

tamatan pesantren sangat memiliki potensi, khususnya di bidang bahasa

dan pengetahuan agama. Selain itu, alasan yang lain adalah untuk menjalin

hubungan dengan umat Islam khususnya dengan kalangan pesantren

(Wachidah, 2016: 55)

Page 30: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Selanjutnya sejak tanggal 14 Oktober 1998 menjadi tahun yang

cukup bersejarah bagi Azyumardi Azra. Pada saat itulah Azyumardi Azra

dikukuhkan menjadi Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

menggantikan Qurais Shihab yang bertugas sebagai Duta Besar RI di

Mesir (Asnawan, 2010: 65).

Selama menjabat menjadi Rektor di IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Azyumardi Azra mempunyai perhatian terhadap peningkatan

kualitas dosen dan mahasiswa dengan menjalin kerjasama dengan

perguruan tinggi luar negeri, seperti Mesir dan Leiden serta merintis

kerjasama dengan Universitas Aligarh India, Australia National

University, dan Universitas di Philipina dan Malaysia (Azra, 2000: 18).

Pemegang jabatan tertinggi di lingkungan IAIN Jakarta,

Azyumardi Azra membawa misi mengembangkan IAIN menjadi

perguruan tinggi yang tidak hanya mengajarkan dan menjadi pusat

pengembangan ilmu agama, tetapi juga ilmu humaniora, ilmu sosial, dan

ilmu eksakta. Melalui konsep transformasi atau konvensi, IAIN menjadi

Universitas Islam Negeri (UIN), diharapkan ketiga bidang ilmu tersebut

akan dikembangkan di IAIN secara seimbang. Pada masa kepemimpinan,

status IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berubah menjadi Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tanggal 20 Mei 2002

(Kurniawan & Mahrus, 2013: 287).

Untuk kedua kalinya, Azyumardi Azra terpilih kembali menjadi

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan pada tahun 2002, ia juga

Page 31: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

ditugasi menjadi Ketua Yayasan Wakaf Paramadina, yang sebelumnya

dijabat oleh Prof. Dr. Nurcholis Madjid. Dipilihnya Azyumardi Azra

menjadi Rektor, dikarenakan ia dikenal sebagai akademisi yang memiliki

integritas keilmuwan yang mumpuni (Wachidah, 2016: 56).

Disamping sibuk menjadi dosen dan mengurusi kampus, Azra juga

aktif menjadi anggota dewan redaksi jurnal: Ulumul Qur‟an, Islamika,

editor chief Studia Islamika, dan Wakil Direktur Pusat Pengkajian Islam

dan Masyarakat (PPIM) IAIN Jakarta (Azra, 2002: 284). Ia juga dipercaya

menjadi dosen tamu di University of Philipines dan University Malaya

pada 1997. Azra juga aktif sebagai anggota SC SEASREO (Southeast

Asian Studies Regional Exchange Program) Toyota Foundation & The

Japan Foundation sejak ahun 1998 sampai sekarang. Selain itu, Azra juga

termasuk salah seorang pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI)

dan Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS)

(Azra, 2000: 26).

Dari berbagai daftar riwayat hidup Azyumardi Azra dalam setiap

buku yang diterbitkannya, dapat diketahui bahwa karir Azyumardi Azra

sebagai berikut:

1. Wartawan majalah Panji Masyarakat(1979 sampai 1985).

2. Lembaga Riset Kebudayaan Nasional-Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia LRKN LIPI (1982-1983).

3. Wakil direktur Pusat Penelitian Islam dan Masyarakat (PPIM) di

Jakarta.

Page 32: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

4. Anggota Dewan Redaksi Jurnal Ulumul Quran, Islamika, dan Editorin-

Chief Studia Islamika

5. Dosen tamu di University of Philippines (1997)

6. Dosen tamu di Universiti Malaya (1997).

7. Anggota pada SC SEASREO (Souhteast Asian Studies Regional

Exchange Program) Toyota Foundation & The Japan Foundation

(1998 sampai sekarang).

8. Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI)

9. Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (HIPIIS).

10. Guru Besar Sejarah pada Fakultas Adab.

11. Pembantu Rektor I pada 1998 dan Rektor IAIN syarif Hidayatullah

Jakarta sejak 14 Oktober 1998.

12. Tahun 2002 , Azyumardi Azra juga ditugasi untuk menjadi Ketua

Yayasan Wakaf Paramadina, yang sebelumnya dipegang oleh

Nurcholish Madjid.

D. Karya-Karya Azyumardi Azra

Hingga kini lebih dari 15 buku yang telah Azra tulis, tidak

termasuk makalah dan jurnal-jurnal berbahasa Indonesia dan Inggris. Oleh

sebab itu, Azra tergolong penulis paling produktif, khususnya sejarah dan

kajian keislaman (Harian Kompas, 25 Maret 2004 dalam

www.kompas.com. Dikutip 20 Desember 2016).

Buku-buku yang ditulis dan diterbitkannya antara lain, buku

berjudul: Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad

Page 33: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

XVII Dan XVIII terbitan Mizan tahun 1994. Lalu, buku Pergolakan

Politik Islam: Dari Fundamentalis, Modernis, hingga Post Modernisme

terbitan Paramadina tahun 1996. Kemudian buku-buku Editannya seperti

Islam dan Masalah-Masalah Kemasyarakatan terbitan Pustaka Panjimas

tahun 1984, Perkembangan Modern dalam Islam terbitan Yayasan Obor

Indonesia tahun 1984, Agama di Tengah Sekulerasi Politik terbitan

Pusaka Panjimas tahun 1985 (Azra, 2003: 174).

Pada tahun 1999, Azra menerbitkan enam buku terbarunya dan

meluncurkannya pada tanggal 21 September 1999. Buku-buku tersebut

yaitu: Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Melenium

Baru, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam terbitan Logos

Wacana Ilmu Ciputat, Islam Reformis: Dinamika Intelektual dan Gerakan

terbitan Paramadina Jakarta, Menuju Masyarakar Madani: Gagasan,

Fakta dan Tantangan, dan Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah

Wacana dan Kekuasaan terbitan Rosda Karya Bandung (Azra, 2000: 30).

Pada tahun 2000 Azra menerbitkan dan meluncurkan buku

kumpulan wawancaranya yaitu Islam Subtantif: Agar Umat Islam Tidak

Jadi Buih terbitan Mizan Bandung, Azra juga telah menyiapkan tiga

manuskrip bukunya berbahasa Inggris yang penerbitnya di Singapura,

ketiganya berjudul Islam In Indonesia: Continuity And Changes In

Modern World. Islam in Malay-Indonesia World dan Islam, dan Ulama

and the State System (Azra, 2003: 134).

Page 34: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Pada tahun 2002, Azra kembali menerbitkan dan meluncuran buku-

buku terbarunya, antara lain: Historiografi Islam Kontemporer: Wacana,

Aktifitas dan Aktor Sejarah terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta,

Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi

terbitan Kompas Jakarta, Reposisi Hubungan Agama dan Negara: Merajut

Kerukunan Antar Umat terbitan Kompas Jakarta, Menggapai Solidaritas:

Tensi Antara Demokrasi, Fundamentalisme dan Humanisme terbitan

Pustaka Panjimas, Konflik Baru Antar Peradaban: Globalisasi,

Radikalisme dan Pluralitas terbitan Mizan Bandung, Islam Nusantara:

Jaringan Global dan Lokal terbitan Mizan Bandung (Azra, 2003: 134).

Bulan April tahun 2004, Azra meluncurkan bukunya yang berjudul

The Origins of Islamic in Reformation in South East Asia, buku tersebut

setebal 300 halaman dan disponsori oleh Studies Australian Association

(SAA) yang diterbitkan oleh penerbit komersial Allen dan Unwin

Australia, kemudian Hawai University Press dan KITLV Leiden, Belanda

(Harian Kompas, 25 Maret 2004 dalam www.kompas.com. Dikutip 20

Desember 2016).

Dari sekian banyak karya-karya Azra dikarenakan ia sudah

mengenal tulis menulis sejak mahasiswa. Sebelum lulus dari IAIN Jakarta

ia telah terjun dalam dunia jurnalistik (Azra, 2000: 38). Dari berbagai

daftar riwayat hidup Azyumardi Azra dalam setiap bukunya yang

diterbitkan dapat diketahui bahwa karya-karyanya berupa buku antara lain:

Page 35: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

1. Islam dan Masalah-Masalah Kemasyarakatan (Pustaka Panjimas,

1984).

2. Perkembangan Modern dalam Islam (Yayasan Obor Indonesia, 1984).

3. Agama di Tengah Sekulerasi Politik (Pusaka Panjimas, 1985).

4. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

Dan XVIII (Mizan, 1994) yaitu berasal dari desertasinya.

5. Pergolakan Politik Islam : Dari Fundamentalis, Modernis, hingga Post

Modernisme (Paramadina, 1996).

6. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Melenium Baru,

(Logos Wacana Ilmu, 1999).

7. Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam (Logos Wacana

Ilmu, 1999).

8. Islam Reformis: Dinamika Intelektual dan Gerakan (Paramadina,

1999)

9. Menuju Masyarakar Madani: Gagasan, Fakta dan Tantangan, (Rosda

Karya, 1999).

10. Renaisans Islam Asia Tenggara : Sejarah Wacana dan Kekuasaan

(Rosda Karya, 1999 ).

11. Islam Subtantif: Agar Umat Islam Tidak Jadi Buih (Mizan, 2000).

12. Historiografi Islam Kontemporer; Wacana, Aktifitas dan Aktor

Sejarah (PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002)

13. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan

Demokratisasi (Kompas, 2002).

Page 36: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

14. Reposisi Hubungan Agama dan Negara: Merajut Kerukunan Antar

Umat (Kompas, 2002)

15. Menggapai Solidaritas: Tensi Antara Demokrasi, Fundamentalisme

dan Humanisme (Pustaka Panjimas, 2002)

16. Konflik Baru Antar Peadaban: Globalisasi, Radikalisme dan Pluralitas

(Mizan, 2002).

17. Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal (Mizan, 2002) (Azra,

2003: 134).

E. Pengalaman Keagamaan

Pendidikan keagamaan Azyumardi Azra yang diterimanya dimasa

kecil hingga dewasa begitu berkesan dihatinya. Namun, ia merasakan ada

perubahan yang cukup besar dalam pengalaman keagamaannya saat

menempuh pendidikan pasca sarjana, untuk meraih gelar MA dan Ph.D

dinegeri Barat. Konsentrasi studi saat itu memang sejarah Islam, lebih

khusus lagi mengenai tradisi ulama. Ia sangat tertarik dengan

kecenderungan para ulama yang sufistis. Sejak itulah mulai banyak

mempelajari ilmu tasawuf dan menemukan keasyikan tersendiri baginya,

dan meyakini betapa pentingnya tasawuf bagi kehidupan ini (Wachidah,

2016: 57). Azyumardi Azra menjelaskan perubahan yang cukup besar

dalam pengalaman keagamaannya ketika ia mendalami Islam bukan

dengan pendekatan dogmatis, tetapi historis (Triyadi, 2009: 80).

Azyumardi Azra kini merasa lebih bisa mengapresiasi tasawuf

beserta amalan-amalannya yang sangat berwarna. Ia bahkan meyakini

Page 37: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

betapa pentingnya tasawuf itu bagi kehidupan ini (Triyadi, 2009: 80).

Dengan pemahaman keagamaan seperti itu, pada 1991, Azyumardi Azra

berkesempatan mengunjungi Arab Saudi. Satu hal yang sangat berkesan

ketika sampai di sana yakni munculnya keharuan dalam dirinya. Ia

menyadari di tempat yang diinjak itulah Rasulullah pernah bersusah payah

menegakkan Islam. Semua kenangan itu seolah menjelma menjadi sebuah

buku, film, atau video, memperlihatkan bagaimana Rasulullah dan para

sahabat berjuang mengadakan pencerahan di tengah-tengah masyarakat

jahiliyah (Triyadi, 2009: 80).

Page 38: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

BAB III

PEMIKIRAN PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM AZYUMARDI AZRA

A. Pemikiran Pendidikan Islam Azyumardi Azra

1. Arti dan Tujuan Pendidikan Islam

Pengertian pendidikan Islam telah didefinisikan secara berbeda-

beda oleh orang-orang yang berlainan sesuai dengan pendapatnya

masing-masing. Tetapi, semua pendapat itu bertemu dalam pandangan,

bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa

mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan

untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien (Azra, 1998: 3).

Azyumardi Azra merumuskan, bahwa pendidikan secara umum

adalah proses pemindahan nilai-nilai budaya dari suatu generasi ke

generasi berikutnya (Azra, 1998: 5). Menurut Azyumardi Azra

pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu

berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan kepada Nabi

Muhammad SAW, agar dapat mencapai derajat yang tinggi supaya ia

mampu menunaikan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi, dan

berhasil mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat (Azra, 1998: 5).

Jika sistem pendidikan Barat sekarang ini sering disebut-sebut

mengalami krisis yang akut, itu tak lain karena proses yang terjadi

dalam pendidikan tak lain dari pada sekedar pengajaran. Pendidikan

yang berlangsung dalam schooling system tak lebih dari suatu proses

transfer ilmu dan keahlian dalam kerangka tekno-struktur yang ada.

Page 39: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Akibatnya, katakanlah pengajaran menjadi suatu komoditi belaka

dengan berbagai implikasinya terhadap kehidupan sosial

kemasyarakatan. (Azra, 1999: 3).

Dari uraian di atas, dapat dilihat perbedaan antara pendidikan

pada umumnya dengan pendidikan Islam. Perbedaan utama yang paling

menonjol adalah pendidikan Islam bukan hanya mementingkan

pembentukan pribadi untuk kebahagiaan dunia, tetapi juga untuk

kebahagiaan akhirat. Lebih dari itu, pendidikan Islam berusaha

membentuk pribadi yang bernafaskan ajaran-ajaran Islam, sehingga

pribadi-pribadi yang terbentuk itu tidak terlepas dari nilai-nilai

agama.(Azra, 1998: 6).

Tujuan pendidikan Islam menurut Azyumardi Azra (1999: 8)

ada dua, yaitu tujuan umum/akhir dan tujuan khusus. Bagi Azra,

pendidikan Islam merupakan salah satu aspek saja dari ajaran Islam

secara keseluruhan. Karenanya, tujuan pendidikan Islam tidak terlepas

dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan

pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertaqwa kepadaNya, dan

dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan di akhirat.

Dalam konteks sosial-masyarakat, bangsa, dan negara maka pribadi

yang bertaqwa ini menjadi rahmatan lil alamin, baik dalam skala kecil

maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat

disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.

Page 40: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Tujuan hidup Muslim sebagaimana difirmankan Allah SWT,

dalam al Qur‟an yaitu:

وس ٱلجه خلقت وما ﴾٦٥﴿ ليعب د ون إل وٱل

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka

beribadah kepada-Ku” (Q.S. Al Dhariyat: 56)

أيها ٱت ق ىا ءامى ىا ٱل ذيه ي ىت ه ول ت قاتهۦ حق ٱلل ىن وأوت م إل تم سلم ﴾٢٠١﴿ م

“Wahai orang-orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah

sebenar-benar takwa kepada-Nya” (QS. Ali „Imran: 102)

Tujuan hidup Muslim atau tujuan akhir pendidikan Islam sesuai

ayat diatas adalah untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Tuhan

yang selalu taqwa dan mengabdi kepadaNya. Sebagai hamba Allah

yang bertaqwa, maka segala sesuatu yang diperoleh dalam proses

pendidikan Islam itu tidak lain termasuk dalam bagian perwujudan

pengabdian kepada Allah SWT. (Azra, 1998: 8)

Selain tujuan umum itu, tentu terdapat pula tujuan khusus yang

lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan

Islam. Tujuan khusus ini lebih praxis sifatnya, sehingga konsep

pendidikan Islam jadinya, tidak sekedar idealisasi ajaran-ajaran Islam

dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan yang lebih praxis itu

dapat dirumuskan harapan-harapan yang ingin didalam tahap-tahap

tertentu proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang

telah dicapai. (Azra, 1999:8).

Page 41: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Tujuan-tujuan khusus itu tahap-tahap penguasaan anak didik

terhadap bimbingan yang diberikan dalam berbagai aspeknya, pikiran,

perasaan, kemauan, intuisi, ketrampilan, atau dengan istilah lain

kognitif, efektif, dan motorik. Dari tahapan-tahapan inilah kemudian

dapat dicapai tujuan-tujuan yang lebih terperinci lengkap dengan

materi, metode dan sistem evaluasi. (Azra, 1999: 9).

Kaitannya dalam menjelaskan tujuan pendidikan Islam,

Azyumardi Azra (1998: 7) mengutip dari keterangannya Omar

Mohammad al Toumy al Syaibani, yaitu:

a. Tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu,

pelajaran (learning) dan dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa

yang berkaitan dengan individu-individu tersebut pada perubahan

yang diinginkan pada tingkah laku, aktivitas dan pencapaiannya, dan

pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi mereka, dan pada

persiapan yang dimestikan kepada mereka pada kehidupan dunia dan

akhirat.

b. Tujuan-tujuan sosial berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara

keseluruhan, dengan tingkah laku masyarakat umumnya, dengan apa

yang berkaitan dengan kehidupan ini tentang perubahan yang

diingini dan pertumbuhan, memperkaya pengalaman dan kemajuan

yang diingini.

Page 42: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

c. Tujuan prefesional yang berkaitan dengan pendidikan dan

pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai

suatu aktivitas di antara aktivitas-aktivitas masyarakat.

Menururt Azyumardi Azra (1999: 7) proses pendidikan Islam

berusaha mencapai ketiga tujuan itu, yakni tujuan individual, tujuan

sosial, tujuan profesional. Ketiga tujuan itu secara terpadu dan terarah

diusahakan agar tercapai dalam proses pendidikan Islam. Dengan tujuan

ini pula, jelas kemana pendidikan Islam diarahkan.

2. Sumber Pendidikan Islam

Selanjutnya sumber pendidikan Islam menurut Azyumardi Azra

(1998: 9-11) secara singkat adalah sebagai berikut:

a. Al Qur‟an

b. Sunnah

c. Kata-Kata Sahabat

d. Kemaslahatan Masyarakat

e. Nilai-nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan sosial.

f. Hasil pemikiran-pemikiran dalam Islam

3. Karakteristik Pendidikan Islam

Menurut Azyumardi Azra (1998: 12-13), dari dasar-dasar

pendidikan Islam itulah kemudian dikembangkan suatu sitem

pendidikan yang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda

Page 43: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

dengan sistem-sistem pendidikan lainnya. Secara singkat karakteristik

pendidikan Islam sebagai berikut:

Pertama. Penguasaan ilmu pengetahuan. Ajaran dasar Islam

mewajibkan mencari ilmu pengetahuan bagi setiap Muslim dan

Muslimat. Setiap Rasul yang diutus Allah lebih dahulu dibekali ilmu

pengetahuan, dan mereka diperintahkan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan itu.

Kedua. Pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu yang telah dikuasai

harus diberikan dan dikembangkan kepada orang lain.

Ketiga. Penekanan pada nilai-nilai akhlak (karakter) dalam penguasaan

dan pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang didapat

dari pendidikan Islam terikat oleh nilai-nilai akhlak.

Keempat, Penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, hanyalah

untuk pengabdian kepada Allah dan kemaslahatan umum.

Kelima, Penyesuaian kepada perkembangan anak. Pendidikan Islam

diberikan kepada anak sesuai dengan umur, kemampuan,

perkembangan jiwa dan bakat anak.

Keenam, Pengembangan kepribadian. Bakat alami dan kemampuan

pribadi tiap-tiap anak didik diberikan kesempatan berkembang sehingga

bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Pengembangan kepribadian

itu berkaitan dengan seluruh nilai dan sistem Islam, sehingga setiap

anak dapat diarahkan untuk mencapai tujuan Islam.

Page 44: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Ketujuh, Penekanan pada amal saleh dan tanggung jawab. Setiap anak

didorong untuk mengamalkan ilmu pengetahuan sehingga benar-benar

bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat Islam secara

keseluruhan. Amal saleh dan tanggung jawab itulah yang

menghantarkannya kepada kebahagiaan di hari kemudian kelak.

4. Kurikulum Pendidikan Islam

Azyumardi Azra (2012: 9) menyatakan, bahwa kurikulum

merupakan pencapaian tujuan-tujuan yang lebih terperinci lengkap

dengan materi, metode, dan sistem evaluasi melalui tahap-tahap

penguasaan peserta didik terhadap berbagai aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Perencanaan pendidikan Islam harus berlandaskan dua nilai

pokok dan permanen, yakni persatuan fundamental masyarakat Islam

tanpa dibatasi ruang dan waktu dan persatuan masyarakat internasional

berdasarkan kepentingan teknologi dan kebudayaan bersama atas nilai-

nilai kemanusiaan (Azra, 1998: 25).

Azra menegaskan, bahwa kurikulum pendidikan Islam jelas

selain mesti berorientasi kepada pembinaan dan pengembangan nilai

agama dalam diri peserta didik, kini harus pula memberikan penekanan

khusus pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hanya

dengan cara ini, pendidikan Islam bisa fungsional dalam menyiapkan

dan membina SDM seutuhnya, yang menguasai iptek dan berkeimanan

dalam mengamalkan agama. Hanya dengan cara ini pula, secara

Page 45: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

sistematis dan programatis dapat melakukan pengentasan kemiskinan

secara bertahap namun pasti (Azra, 2012: 66).)

Materi pendidikan Islam dalam pandangannya Azyumardi Azra

sangat luas, meliputi semua ilmu. Ilmu dalam Islam yang ada di alam

(dunia) dengan landasan kemanfaatannya, keperluannya dan bagi

bangsa Indonesia. Pandangannya tentang materi pendidikan Islam

sebagaimana para filosof terdahulu, seperti al Farabi, Ibnu Khaldun,

Ibn Sina juga al Ghazali, bahwa Ilmu dalam Islam ada dua sumber.

Pertama ayat kauniyah, ilmu yang diambil atau berasal dari alam

semesta, antara lain fisika, biologi, matematika, kedokteran, humaniora

dan lain sebagainya. Kedua ayat kauliyah, yakni ilmu yang diambil dari

al Qur‟an dan hadis Nabi, seperti tafsir, fikih, ushul fikih dan lain

sebagainya (Wawancara Ahmad Halawi dengan Azyumardi Azra,

selasa 21 Februari 2012).

Menurut Azyumardi Azra, semua ilmu yang bermanfaaat bagi

manusia itulah Islam, sampai keilmuan farmasi dan kedokteran,

demikian juga teknologi sehingga lulusannya dapat membuat alat-alat

untuk pemenuhan kebutuhan manusia, seperti transportasi, pesawat

boing, sehingga ketika ke Arab untuk menunaikan haji bisa digunakan

tanpa memakai dari orang lain selain Islam. Ia menjelaskan bahwa

matematika, IPA (fisika-biologi), IPS adalah ilmu-ilmu Islam yang

diambil dari ayat-ayat kauniyah. Sedangkan al Qur‟an, hadits, tafsir,

ilmu-ilmu Islam dari ayat-ayat qauliyah. Dalam pendidikan harus

Page 46: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

memperhatikan aspek kognisi sehingga dengan pengetahuan dapat

diinternalisasikan dalam aspek afektif, lebih lanjut ilmu yang didapat

mampu diamalkan (psikomotorik) (Wawancara Ahmad Halawi dengan

Azyumardi Azra, selasa 21 Februari 2012).

5. Metode Pendidikan Islam

Menurut Azyumardi Azra, metode dan strategi harus meliputi

tiga aspek kepribadian peserta didik, yakni kognitif, afektif, dan

psikomotor. Semua metode digunakan agar terjadi proses pembelajaran

yang efektif dan efesien sehingga mampu mencapai tujuan

pembelajaran nasional. Metode dalam pendidikan Islam harus

partisipasi, peserta didik dilibatkan ikut serta secara langsung dalam

memperoleh pengetahuan. Adapun dalam penggunaan metode Azra

mengingatkan agar disesuaikan dengan perkembangan peserta didik.

Penggunaan metode yang sesuai sangat ditekankan, karena akan dapat

dengan mudah diterima dan diamalkan oleh peserta didik (Wawancara

Ahmad Halawi dengan Azyumardi Azra, selasa 21 Februari 2012).

Metode pendidikan saat ini hanya menitikberatkan pada

kemampuan hafalan daripada kekuatan logika. Dengan kata lain,

menggunakan metode-metode pendidikan yang tidak layak bagi

pemikiran peserta didik sehingga kecenderungan seperti ini

menghasilkan sikap tidak kritis dan patuh terhadap dogma-dogma

(Azra, 1999: 29).

Page 47: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Menurut Azra, proses pembelajaran membutuhkan metode yang

bervariasi, sehingga tidak menimbulkan kejemuan dan kebosanan bagi

peserta didik. Peserta didik jangan hanya dijejali atau diceramahi, tetapi

anak beri ruang untuk berpikir, mencari sendiri dari buku-buku bacaan

dan melaporkan hasilnya, mengakses internet dan lain sebagainya

(Wawancara Ahmad Halawi dengan Azyumardi Azra, selasa 21

Februari 2012).

Penekanan pendidikan Islam pada bimbingan, bukan pengajaran

yang mengandung konotasi otoritatif pihak pelaksana pendidikan,

katakanlah guru. Dengan bimbingan sesuai dengan ajaran-ajaran Islam

maka anak didik mempunyai ruang gerak yang cukup luas untuk

mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya. (Azra, 1999: 6).

Disini sang guru, lebih berfungsi sebagai fasilitator atau

penunjuk jalan kearah penggalian potensi anak didik. Dengan kerangka

dasar pengertian ini, maka guru menghormati anak didik sebagai

individu yang memiliki berbagai potensi. Dari kerangka pengertian dan

hubungan antara pendidik dengan anak didik semacam ini, dapat pula

sekaligus dihindari apa yang disebut banking concept dalam pendidikan

(Azra, 1999: 6).

Azyumardi Azra mengatakan bahwa untuk metode pendidikan

sholat, peserta didik langsung diajak praktek sholat di Musholla atau

Masjid. Pendidikan Islam harus ada ilmu dan juga amal. Keseimbangan

Page 48: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

antara teoritis dan praktis. Dengan demikian akan memberikan manfaat

baik di Dunia sampai Akhirat (Wawancara Ahmad Halawi dengan

Azyumardi Azra, selasa Februari 2012).

B. Strategi Pembaruan Azyumardi Azra terhadap Pendidikan Islam

1. Pembaruan Perguruan Tinggi Islam

a. Kritik terhadap Perguruan Tinggi Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) adalah lembaga

pendidikan tinggi Islam milik negara Republik Indonesia yang

dikelola oleh Departemen Agama. IAIN merupakan institut yang

memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam tingkat

universitas, dan pusat pengembangan dan pendalaman ilmu

pengetahuan Islam (Azra, 1998: 124).

Azyumardi Azra (1998: 125) menjelaskan bahwa sampai

sekarang ini masih terdapat keluhan-keluhan baik dari IAIN sendiri

maupun dari kalangan masyarakat umumnya berkenaan dengan

proses pendidikan dan out put IAIN. Dari satu segi, keluhan atau

tepatnya kritik itu merupakan hal yang wajar, dan bahkan diperlukan

untuk mendorong proses inovasi dan penyempurnaan eksistensi

IAIN secara terus menerus, sehingga kehadirannya menjadi lebih

bermakna. Kelemahan-Kelemahan IAIN menurut Azyumardi Azra

(1998: 125) adalah:

Page 49: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

1) Kelemahan kemampuan bahasa.

Bahasa Arab merupakan alat pokok untuk memahami Al-

Qur‟an dan Hadits serta kitab-kitab keagamaan klasik (kitab

kuning), tetapi penguasaan bahasa Arab mahasiswa IAIN pada

umumnya sangat lemah, karena metode pengajaran bahasa yang

diterapkan relatif masih tradisional. Apa yang diberikan bukan

“pelajaran bahasa”, tetapi “pelajaran tentang bahasa”. Hal ini

bukan hanya pada bahasa Arab, tetapi juga pada bahasa inggris.

Sebagaimana perkataan Azyumardi Azra,

”Jadi itu harus diperkuat, Jadi kalau bisa perguruan tinggi Islam

di Indonesia diwajibkan menggunkan bahasa Arab Inggris,

seperti yang ada dipesantren, bahasanya harus digenjot, karena

zaman sekarang zaman globalalisasi, ada MEA dan macam-

macam. jadi bahasa itu yang diperkuat” (Wawancara penulis

dengan Azyumardi Azra, 06 September 2016).

2) Kelemahan sistem dan metode

Sistem dan metode di IAIN sampai sekarang ini umumnya

kurang memberikan kesempatan kepada pengembangan kualitas

mahasiswa secara maksimal. Sistem dan metode yang

berlangsung lebih bersifat satu arah, artinya lebih banyak berada

di tangan dosen.

Sistem pendidikan dan perkuliahan tepatnya lebih

mengikut apa yang disebut Freire sebagai The Banking Concept

of Education (Pendidikan ala Bank), yaitu bahwa dalam proses

belajar mengajar dosen menganggap diri atau dianggap

Page 50: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

mahasiswa sebagai pemilik tunggal ilmu sedangkan mahasiswa

adalah wadah kosong yang harus di isi. Jadi dosen lebih banyak

berperan sebagai subyek yang aktif, sementara mahasiswa

menjadi obyek yang pasif.

Sistem dan situasi pendidikan semacam itu pada giliranya

menghalangi munculnya daya kritis dan kreativitas mahasiswa.

Akhirnya tidak mampu menguak realitas, dan memberikan respon

guna mengubah realitas yang dapat menghadirkan dirinya secara

lebih fungsional.

3) Kelemahan sikap mental ilmiah

Secara umum dapat dikatakan bahwa sikap mental ilmiah

belum terbentuk di IAIN, baik dikalangan dosen, apalagi

dikalangan mahasiswa. Suasana dikampus sampai sekarang ini

belum dikatakan ilmiah akademis, yang terlihat lebih merupakan

suasana rutinitas civitas akademika yang menyelenggarakan

proses pendidikan dari hari ke hari.

Azyumardi Azra dalam Zainal Abidin Bagir dkk. (2005:

203-205) mengemukakan bahwa lemahnya riset dan

pengembangan ilmiah di sebagian besar negara-negara Islam

terkait realitas institusi-institusi sains yang dimiliki kebanyakan

negara-negara Islam belum berfungsi optimal untuk mendorong

penemuan-penemuan ilmiah. Di Barat dan negara-negara lain,

Page 51: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

institusi sains terus tumbuh untuk mengantisipasi era globalisasi,

sementara di hampir kebanyakan negara Islam pertumbuhannya

sangat lambat. Di kebanyakan negara Islam, jumlah institusi-

institusi riset sains masih sangat rendah, anggaran yang

dialokasikan untuk program-program ilmiah hampir tidak

memadai, jumlah komunitas ilmiah dan produktivitas ilmuwan

juga masih rendah.

4) Kekurangan piranti keras

Sampai sekarang lembaga ini pada umumnya masih

menghadapi kekurangan piranti keras. Ini dapat dilihat dari

kurangnya sarana-sarana fisik yang memadai untuk menciptakan

lingkungan kampus ideal, karena yang disebut kampus hanyalah

ruang perkuliahan dan perkantoran. Begitu pula tidak

memadainya perumahan dosen, mengakibatkan intensitas

interaksi dosen-mahasiswa menjadi sangat terbatas.

Selain itu kekurangan tenaga dosen juga merupakan hal yang

dihadapi. Ratio dosen yang ada terus menjadi tak seimbang karena

semakin meningkatnya jumlah mahasiswa sehingga pada giliranya

bimbingan yang baik dan intensif tidak bisa dilaksanakan.

b. Strategi Pembaruan Perguruan Tinggi Islam

Menghadapi berbagai masalah di atas, terlihat betapa

kompleksnya problem yang dihadapi IAIN. Menurut Azyumardi

Page 52: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Azra (1998:128), untuk mengatasi masalah-masalah itu berbagai

alternatif dan langkah telah dilakukan, yaitu:

1) Penataan organisasi

Banyaknya IAIN dengan fakultas-fakultasnya yang

tersebar di berbagai kota besar dan kecil menimbulkan perbedaan

sarana, fasilitas, dan faktor-faktor pendukung lain yang pada

giliranya juga mempengaruhi pengorganisasian.

Berhadapan dengan kenyataan itu maka dilakukan

langkah-langkah rasionalisasi sehingga lembaga ini hanya

terdapat di ibukota-ibukota propinsi. Dengan begitu sarana-sarana

yang diperlakukan dapat dimiliki secara lebih memadai, yang

dalam perkembangan selanjutnya akan mendukung langkah-

langkah ke arah penyempurnaan.

2) Penyempurnaan sistem pendidikan dan kurikulum

Dalam orientasi ini, struktur kurikulum IAIN diperbaiki.

Jumlah mata kuliah dikurangi, tetapi lebih terarah dan relevan

dengan tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum diarahkan untuk

memberikan keahlian kepada mahasiswa sesuai dengan

kebutuhan masyarakat masa kini dan masa depan. Dalam hal

sistem pendidikan diterapkan program yang dikenal dengan S1,

S2, dan S3. Dengan program S1, mahasiswa dimungkinkan untuk

mendapatkan gelar sarjana dalam waktu 4 tahun.

Page 53: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Kenyataan yang demikian menurut Azyumardi Azra perlu

segera dicarikan solusi berupa pembaruan sistem dalam

pendidikan Islam sebab, pendidikan Islam merupakan suatu usaha

untuk mempersiapkan Muslim agar dapat menghadapi dan

menjawab tuntutan perkembangan zaman (Fita Purisna Ardianti,

2015: 21).

3) Peningkatan personal

Dari segi kuantitas, ratio dosen tidak berimbang dengan

jumlah mahasiswa. Untuk itu, dalam setiap tahun anggaran

dilakukan pengangkatan tenaga pengajar baru. Untuk peningkatan

kualitas tenaga pengajar juga telah dilakukan berbagai langkah,

yaitu dengan diberikan kesempatan mengikuti program pelatihan,

penelitian, dan pengembangan agama departemen agama, serta

mengikuti program latihan penelitian ilmu-ilmu sosial dan

program-program lain semisal S2, S3, dan lain-lain.

Pendidik dan tenaga kependidikan juga harus ditingkatkan

baik kuantitas maupun kualitasnya dengan cara pengiriman ke

universitas-universitas besar di Barat dimana mereka akan

mendapat pelatihan dalam pengajaran dan metodologi penelitian,

interpretasi dan analisis. Setelah menggali ilmu di negara-negara

yang pengetahuannya lebih maju maka dapat memberikan atau

membagikan ilmu yang telah didapat ke dunia pendidikan

Page 54: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Indonesia (https://anggaariskaa.blogspot.co.id. Diakses 28

Desember 2016).

Azyumardi Azra menambahkan strategi pembaruan

perguruan tinggi Islam didalam buku Pendidikan Islam: Tradisi dan

Modernisasi Menuju Milenium Baru (1999: 167-168), perlunya

meninjau kembali sistem pendidikan dan kurikulum yang selama ini

diterapkan di IAIN. Berdasarkan pengamatan dan analisis yang

dikemukakan, ada beberapa rekomendasi yang dapat diajukan untuk

pengembangan IAIN, yaitu:

1) Reformulasi Tujuan IAIN

Meskipun IAIN diharapkan menjadi pusat pengembangan

pemikiran Islam, sampai saat ini lebih berfungsi sebagai wadah

pembinaan calon pegawai dan guru ketimbang pemikir dan

intelektual Islam. Dalam hubungan ini, IAIN lebih berfungsi

sebagai training center ketimbang center of learning and

research (pusat pembelajaran dan penelitian) atau center of

Islamic thought (pusat pemikiran Islam). Dalam hal ini, sebaiknya

yang ada dipertahankan, sedang cita-cita tetap dilanjutkan.

Artinya ide-ide baru untuk berkembang maju tetap diusahakan.

Jika IAIN karena faktor-faktor tertentu tetap tidak bisa

melepaskan diri dari fungsinya sebagai training center,

seyogyanya juga melakukan langkah-langkah yang lebih

Page 55: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

konsisten dan konkret untuk lebih memfungsikan diri sebagai

pusat penelitian dan pengembangan pembaruan pemikiran Islam.

2) Rekonstruksi kurikulum

Perguruan tingg Islam sebagai pusat keilmuwan penelitian

Islam, seyogyanya jurusan-jurusan di IAIN yang berkenaan

dengan disiplin-dispilin keagamaan selain lebih menekuni bidang-

bidang Islamic studies hendaknya juga memberikan kesempatan

bagi penguasaan prinsip-prinsip dari kerangka teori ilmu-ilmu

umum. Ini sekaligus berarti peninjauan ulang terhadap mata-mata

kuliah umum, yang tidak atau sedikit sekali relevansinya dengan

Islamic studies. Mata kuliah hanya menjadi beban yang cukup

berat bagi mahasiswa, yang pada gilirannya menghalangi

terjadinya studi dan penelitian yang intensif terhadap subjek-

subjek Islamic studies yang justru pokok itu.

Kenyataan ini bukan hanya terjadi pada progran S1, tetapi

juga pada program S2 dan S3 yang justru diharapkan sebagai

wadah pengkajian lebih intensif dan mendalam atas subjek-subjek

Islamic Studies. Ini tak berarti bahwa subjek-subjek umum tak

penting, hendaknya diciptakan sistem dan mekanisme sendiri

dalam kurikulum yang memberikan peluang bagi pemberian

subjek-subjek umum. Sekarang ini terlihat kecenderungan

Page 56: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

terjadinya tumpang tindih subjek-subjek umum dalam strata

pendidikan yang dilaksanakan.

3) Simplifikasi beban perkuliahan

Penetrasi subjek-subjek yang tidak terlalu relevan dengan

Islamic studies maka beban perkuliahan menjadi amat berat.

Beban kuliah per-semester berkisar antara 8-10 mata kuliah.

Overloaded ini juga terjadi pada program Pasca Sarjana. Idealnya

beban mahasiswa setiap semester tidak lebih dari 5 mata kuliah

saja. Hanya dengan tingkat beban seperti ini bisa dilakukan studi

yang lebih intensif dengan mata kuliah yang diambil. Azyumardi

Azra mengatakan,

”Pembaharuan di perguruan tinggi Islam hampis sudah

terpenuhi dengan gagasan-gagasan di buku saya, cuma yang

belum terlaksana adalah penyederhanaan kurikulum, sekarang

beban kurikulum masih banyak, mata kuliah masih banyak, kalau

bagi saya mata kuliah cukup empat selama satu semester, 4 SKS

atau 5 SKS atau 6 SKS. Sekarang ini yang terjadi SKS-nya besar-

besar, sekarang terlalu banyak 1 semester dengan 12 mata

kuliah. Seharusnya mata kuliah yang cabang-cabang ranting

dikembalikan ke induknya. Misalnya di Tarbiyah itu ada fiqih

tarbawi, fiqih tarbawi sampai beberapa semester, jika mau

dikasih cukup satu semester, tidak usah fiqih tarbawi satu, dua,

sampai, empat, cukup satu saja!” (wawancara penulis dengan

Azyumardi Azra, 06 September 2016).

“Kurikulum menurut Saya kurikulum dari tingkat dasar sampai

perguruan tinggi harus disederhanakan. kadang anak-anak

sekolah itu banyak mata pelajarannya, sehari berapa mata

pelajaran, mungkin 7 atau 8, karena itu mereka jadi mumet.

mumet jadi akhrirnya panas, dan karena itu mudah tawuran,

menurut saya sehari paling banyak belajar 3-4 mata pelajaran”

(wawancara penulis dengan Azyumardi Azra, 06 September

2016).

Page 57: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

4) Dekompartementalisasi

Dewasa ini terjadi kompartementalisasi yang cukup parah

di IAIN dalam bentuk fakultas dan jurusan sejak mahasiswa

melangkahkan kaki ke gerbang perguruan tinggi ini. Akibat

kompartementalisasi ini, mahasiswa cenderung mempunyai

pemahaman yang terpilah-pilah tentang Islam. Memasuki

Fakultas Ushuluddin misalnya, kurang apresiatif terhadap

syari‟ah. Memasuki Fakultas Tarbiyah, sangat lemah dalam

bidang pemikiran kalam atau filsafat Islam, dan seterusnya. Untuk

penguasaan yang komprehensif dan integral terhadap Islam,

seyogyanyalah tidak ada pembagian kefakultasan dan jurusan,

setidak-tidaknya dalam dua tahun pertama program S1.

Pada tingkat ini, semua mahasiswa mengambil mata

kuliah yang sama. Masa-masa ini diberikan mata kuliah umum

yang berguna untuk melihat dan mendekati Islam sebagai suatu

objek studi. Fakultas dan jurusan baru hadir pada tahun ketiga

atau keempat (antara semeter 5 samapi 8). Pada semester kelima

mahasiswa yang memang mempunyai minat-minat tertentu dapat

mengarahkan diri kedalam bidang-bidang khusus.

Page 58: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

5) Liberalisasi Sistem SKS

IAIN telah cukup lama menerapkan sistem sks, tetapi apa

yang dijalankan lebih merupakan sistem sks paket. Mahasiswa

tidak cukup bebas menentukan sendiri program dan memilih

dosen sesuai dengan kecenderungannya masing-masing. Dosen

hendaklah diberikan peluang untuk menawarkan mata kuliah

baru, sesuai dengan keahliannya dan tuntutan perkembangan

zaman.

Dengan adanya kebebasan ini setidak-tidaknya mulai pada

tahun ketiga (semester 5), dampaknya akan mendorong

pertumbuhan minat dan kreativitas mahasiswa dalam

mengembangkan diri mereka sendiri, tetapi juga merangsang

dosen untuk terus meningkatkan kualitas mereka. Dengan

demikian, akan terciptalah suatu komunitas intelektual, di mana

setiap individu yang terlibat di dalamnya berusaha secara

kontinyu mengembangkan minat dan kualitasnya.

c. Penguatan Akhlakul Karimah

Dalam wawancara penulis dengan Azyumardi Azra, (06

September 2016). Ia menambahkan dalam proses pembaruan

perguruan tinggi Islam, perlu adanya penguatan akhlakul karimah.

Azyumardi Azra mengatakan,

Page 59: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

”Kita melihat gejala mahasiswa saat ini kecenderungan lebih aktif

dalam isu-isu internal kampus. Saya tidak tahu kalau di UIN

malang dan di UIN surabaya ini. Mahasiswanya suka mendemo

Rektor, kadang-kadang kelakuannya mahasiswanya juga gak bener,

seperi tidak ada akhlaknya, mengatakan Tuhan membusuk dan

macam-macam, saya tidak tahu kalau di UIN malang.”

“Jadi mereka sibuk kedalam, aksi-aksi mereka secara moral dan

akhlak tidak selalu cocok dan tidak sesuai. Kalau mahasiswa tamat

tidak memiliki akhlak yang baik, tidak pas lah. Saya kira sekarang

tugas prioritas utama saat ini adalah penguatan akhlak mulia,

akhlakul karimah,budi pekerti, integritas, itu yang penting

sekarang.”

”Saya kira memang, aktivisme mahasiswa berkurang, aktivisme

dalam arti aktivis sosial politik. Mungkin karena politik di Indonesia

lebih stabil, tapi kan dulu zaman-zaman Gus Dur jadi presiden

politik belum juga stabil, ya banyak gejolak. Tapi semenjak masa

SBY berkurang, politik Indonesia lebih stabil. Kareba stabil

sehingga membuat aktivis jadi berkurang”.

Disisi lain, Azyumardi Azra melihat perkembangan

perguruan tinggi Islam hari ini. Ia mengatakan,

”Perguruan tinggi Islam saat ini baik negeri maupun swasta maju

sekali, dulu kita cuma punya IAIN dan STAIN, tapi sejak tahun 2002

mulai dengan IAIN Jakarta, 20 mei 2002, berubah menjadi UIN,

sejak itu terus beberapa IAIN menjadi UIN, termasuk STAIN

Malang, hingga sekarang jumlahnya sampai 11”.

”Saya kira perguruan tinggi Islam negeri, UIN IAIN sudah maju,

gedungnya juga sudah bagus-bagus. Dosennya juga sudah mulai

banyak, banyak doktor, banyak profesor”.

”Mahasiswa harus bisa mandiri, mahasiswa untuk didorong untuk

lebih banyak belajar sendiri, karena abad kita saat ini adalah abad

informasi”.

”Sekarang tidak masalah ijazah IAIN STAIN itu bisa dipakai, yang

penting mahasiswa itu harus punya kemampuan beradaptasi

dengan dunia yang riil setelah tamat dan kembali ke masyarakat.

Mereka harus siap melakukan penyesuaian-penyesuaian”.

Page 60: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

2. Pembaruan Pondok Pesantren

a. Analisis Historis

Mengapa pesantren bisa survive sampai hari ini? Pertanyaan ini

mungkin kedengarannya mengada-ada. Tetapi terus terang, pertanyaan

ini sering menggoda Azyumardi Azra dan mungkin juga banyak

pengamat pendidikan Islam Indonesia lainnya. Sejak dilancarkannya

perubahan atau modernisasi pendidikan Islam di berbagai kawasan

dunia Muslim, tidak banyak lembaga pendidikan tradisional Islam

seperti pesantren yang mampu bertahan. Kebanyakannya lenyap

setelah tergusur oleh ekspansi sistem pendidikan umum (untuk tidak

menyebut sistem pendidikan sekuler), atau mengalami transformasi

menjadi lembaga pendidikan umum, atau setidak-tidaknya

menyesuaikan diri dan sedikit banyak mengadopsi isi dan metodologi

pendidikan umum (Azra, 1999: 95).

Sebenarnya gagasan pembaharuan pesantren di Indonesia

diperkenalkan oleh kaum modernis dengan gagasan sekolah model

Belanda pada tahun 1924. Pembaharuan pada waktu itu ditentang

banyak oleh kaum konservatif (kyai) dikarenakan model sekolah-

sekolah itu dapat memukul akar kekuasaan kyai yang terdalam.

Namun semangat kaum modernis tidak dapat dibendung, mereka

dengan hati-hati dalam programnya mendesak perlunya pengajaran

mata pelajaran modern dengan cara-cara modern, mereka

memasukkan Islam sebagai suatu mata pelajaran modern dan

Page 61: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

membuatnya sebagai bagian yang yang tak terpisahkan dari kurikulum

sekolah.

Adanya gagasan untuk mengembangkan pesantren merupakan

pengaruh program modernisasi pendidikan Islam. Program

modernisasi tersebut berakar pada modernisasi pemikiran dan institusi

Islam secara keseluruhan. Modernisasi pendidikan Islam tidak dapat

dipisahkan dengan kebangkitan kaum muslimin di masa modern maka

pemikiran dan kelembagan Islam termasuk pendidikan pesantren

haruslah dimodernisasi yaitu diperbaharui sesuai dengan kerangka

modernitas (Azra, 2000: 31).

Modernisasi paling awal dari sistem pendidikan di Indonesia,

harus diakui, tidak bersumber dari kalangan kaum Muslim sendiri.

Sistem pendidikan modern pertama kali, yang pada gilirannya

mempengaruhi sistem pendidikan Islam justru diperkenalkan oleh

pemerintah kolonial Belanda. Ini bermula dengan perluasan

kesempatan bagi pribumi dalam paruh kedua abad ke-19 untuk

mendapatkan pendidikan (Azra, 1999: 97).

Sedikitnya terdapat dua cara yang dilakukan pesantren. Merevisi

kurikulumnya dengan memasukkan semakin banyak mata pelajaran

umum, atau bahkan ketrampilan umum. Cara pertama seperti

dikemukakan di atas, telah dimulai kalangan pesantren sejak masa

Belanda, meski dengan skala yang sangat terbatas tetapi dalam masa

kemerdekaan, pembaruan kurikulum itu terus menemukan

Page 62: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

momentumnya. Namun perlu ditegaskan bahwa pembaruan kurikulum

ini tidak berjalan merata diseluruh pesantren, bahkan pesantren-

pesantren yang menerima pembaruan tersebut hanya menerapkannya

secara terbatas. Termasuk, terdapat banyak pesantren yang dipimpin

oleh kyai lebih konservatif yang umumnya cenderung sangat resistan

terhadap pembaruan kurikulum atau substansi pendidikan pesantren

(Azra, 1999: 102).

Kedua, membuka kelembagaan dan fasilitas-fasilitas

pendidikannya bagi kepentingan pendidikan umum. Sebenarnya telah

mulai dikembangkan beberapa pesantren sejak masa Belanda. Tetapi

dalam masa kemerdekaan, cara kedua ini semakin menemukan

momentumnya, khususnya karena persaingan pesantren dengan sistem

kelembagaan madrasah modern yang ditempatkan dibawah tanggung

jawab dan pengawasan Departemen Agama, yang sejak 1950-an

melancarkan pembaruan madrasah setelah sebelumnya menegerikan

banyak madrasah swasta (Azra, 1999: 103).

Semakin banyak pesantren yang mendirikan madrasah didalam

komplek pesantren masing-masing. Dengan cara ini, pesantren tetap

berfungsi sebagai pesantren dalam pengertian aslinya, yakni tempat

pendidikan dan pengajaran bagi para santri (umumnya mukim) yang

ingin memperoleh pengetahuan Islam secara mendalam, dan sekaligus

merupakan madrasah bagi anak-anak di lingkungan pesantren (Azra,

1999: 103).

Page 63: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Sesuai dengan ideologi developmentalism pemerintah orde baru,

pembaruan pesantren pada masa itu mengarah pada pengembangan

pandangan dunia dan subtansi pendidikan pesantren agar lebih

responsif terhadap kebutuhan tantangan zaman. Selain itu, pembaruan

pesantren juga diarahkan untuk fungsionalisasi pesantren sebagai

salah satu pusat penting bagi pembangunan masyarakat secara

keseluruhan. Dengan posisi dan kedudukan yang khas, pesantren

diharapkan menjadi alternatif pembangunan yang berpusat pada

masyarakat itu sendiri (peopole centered development) dan sekaligus

sebagai pusat pengembangan pembangunan yang berorientasi pada

nilai (value-oriented development) (Azra, 1999: 105).

Respon pesantren terhadap modernisasi pendidikan Islam dan

perubahan-perubahan sosial ekonomi yang berlangsung dalam

masyarakat Indonesia mencakup:

1) Pembaruan subtansi atau isi pendidikan pesantren dengan

memasukkan subjek-subjek umum dan vocational.

2) Pembaruan metodologi, seperti sistem klasikal, penjenjangan.

3) Pembaruan kelembagaan, seperti kepemimpinan pesantren,

diversifikasi lembaga pendidikan.

4) Pembaruan fungsi, dari fungsi kependidikan untuk juga mencakup

fungsi sosial-ekonomi (Azra, 1999: 105).

Page 64: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

b. Pemikiran Keislaman

Munculnya kesadaran di kalangan pesantren dalam mengambil

langkah-langkah pembaruan untuk menjawab tantangan dan

kebutuhan transformasi sosial. Berakibat pondok pesantren harus

menumbuhkan apresiasi yang sepatutnya terhadap semua

perkembangan yang terjadi di masa kini dan mendatang, sehingga

dapat memproduksi ulama yang berwawasan luas (Azra, 2000: 51).

Pembaruan pondok pesantren bagi Azyumardi Azra juga harus

ada penguatan pemahaman keagamaan yakni penguatan Islam

wasatiyah. Azra mengatakan,

“Yang dibutuhkan untuk saat ini bagaimana penguatan pemahaman

keagamaan. Yaitu pemahaman keagamaan Islam washatiyah atau

Islam moderat. Perkembangan yang terjadi, banyak pemahaman

keagamaan yang radikal” (wawancara penulis dengan Azyumardi

Azra, 06 September 2016).

Gagasan dan konsep “ummatan wasatan” secara normatif

berasal dari Al Quran. Sebagaimana firmanNya yang artinya,

“Dan dengan demikian Kami (Allah SWT) telah menciptakan

kamu (kaum Muslimin) sebagai ummatan washatan agar kamu

sekalian dapat menjadi saksi bagi manusia lain dan sesungguhnyalah

Rasul (utusan Allah) menjadi saksi atas diri kamu sekalian” (QS al-

Baqarah/2: 143).

Harus diakui, gagasan “ummatan wasatan”atau wasatiyyah

kembali menemukan momentumnya setelah peristiwa 11 September,

ketika kalangan Muslim dan Islam menjadi terdakwa dalam aksi-aksi

kekerasan. Padahal jelas, Islam mengecam kekerasan, apalagi

terorisme sehingga terdapat urgensi mendesak untuk memberikan

Page 65: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

penjelasan-penjelasan kepada publik internasional tentang Islam dan

kaum Muslimin sebagai entitas wasathiyyah (Azra, 2005: 146).

Bagi Azyumardi Azra pengaruhnya radikalisme tidak main-

main. Ia mengatakan,

“Yang sedang terjadi adalah penyebaran paham-paham Islam yang

tidak sesuai. Mereka itu gigih dalam penyebaran. Berkembangnya

mereka dapat pengikut dari satu-satu akhirnya menjadi banyak. Ini

perlu dilakukan kenangkalan melalui sistem yang sistematis dengan

cara penguatan Islam wasatiyah. Ini penting dilakukan” (wawancara

penuls dengan Azyumardi Azra, 06 September 2016).

Dalam masa kontemporer, wasatiyyah menurut Azzam Tamimi,

relevan dan kontekstual dengan modernitas dan demokrasi. Relevansi

dan kontekstualisasi itu bisa dicapai dengan pemahaman yang benar

atas Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Pemahaman yang

tidak kontekstual pada gilirannya hanya akan menghasilkan

ekstrimisme, yang tentu saja tidak selaras dengan kerangka

wasathiyah, dimana akhirnya menimbulkan ekses-ekses yang

merugikan Islam dan kaum Muslimin secara kesuluruhan (Azra, 2005:

147).

Konflik sekte-sekte di Indonesia terbilang baru dan tidak

separah di negara-negara seperti Irak atau Pakistan. Islam di negara-

negara Timur Tengah, Jazirah Arab, hingga Asia Selatan kurang

toleran dan inklusivitasnya rendah, tapi menonjol justru

sektarianismenya. Karena itu, Ia merasa bahwa Islam wasathiyah itu

harus diperkuat (http://fah.uinjkt.ac.id. Diakses 2 Januari 2017).

Page 66: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Dalam konteks masyarakat plural, menurut Azyumardi Azra

seharusnya ditemukan berbagai kesamaan yang mesti ditonjolkan,

bukan malah mencari perbedaan-perbedaannya. Apalagi di antara

sekte-sekte itu lebih banyak kesamaan-kesamaannya ketimbang

perbedaannya. Sayangnya, sekarang ini banyak kelompok, terlebih

kelompok radikal, lebih melihat perbedaan-perbedaan. Apabila

perbedaan-perbedaan yang muncul, konflik menjadi hal yang tak

terelakkan. Apalagi konflik berbasis agama memiliki implikasi yang

amat dahsyat dan daya destruktifnya sangat kuat

(http://fah.uinjkt.ac.id. Diakses 2 Januari 2017).

c. Penguatan Jaringan Pesantren

Pembaruan pondok pesantren terkini bagi Azyumardi Azra

adalah melalui penguatan jaringan pesantren. Azra mengatakan,

“Di Indonesia pesantren, terutama dimiliki kyai-kyai NU, tapi juga

sudah mulai banyak pesantren muhammadiyah, pesantren persis juga

sudah ada dijawa timur, semua itu harus bikin jaringan, saling

membantu mana yang masih tradisional, dimordenisasi diperbaharui,

dalam 3 tadi hal itu, fisik, kelembagaannya, substansinya

pendidikannya, dan metode pembelajarannya, jadi empat itu”

(wawancara penulis dengan Azyumardi Azra, 06 September 2016).

Azyumardi Azra mengarahkan agar pesantren bersatu, Ia

mengatakan,

”Sekarang ini saya kira pesantren-pesantren besar itu harus

membantu pesantren-pesantren kecil dalam modernisasinya, caranya

dengan membangun jaringan pesantren seluruh Indonesia, tidak

hanya di Indonesia tapi di Filipina, Thailand, Malaysia” (wawancara

penulis dengan Azyumardi Azra, 06 September 2016).

Page 67: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Azyumardi Azra melihat sebagian pesantren masih perlu dibantu

dan didukung, ia mengatakan,

”Masih ada pesantren yang pembelajarannya ketinggalan, substansi

pendidikan juga masih ketinggalan, khususnya pesantren kecil”

(wawancara penulis dengan Azyumardi Azra, 06 September 2016).

Page 68: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

BAB IV

RELEVANSI PEMIKIRAN PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM

AZYUMARDI AZRA DI INDONESIA

A. Relevansi Pemikiran Pendidikan Islam Azyumardi Azra

1. Relevansi Arti dan Tujuan Pendidikan Islam

Disini penulis mencoba memahami hakikat dari pendidikan Islam

perspektif Azyumardi Azra. Menarik dikaji karena tidak sedikit tulisannya

yang telah diterbitkan, baik media cetak maupun media elektronik yang

membahas pendidikan Islam. Apalagi kehadirannya dalam keilmuwan

Islam, menambah dari sekian rentetan cendekiawan Muslim yang ada di

Indonesia.

Baginya, pendidikan Islam adalah suatu proses dimana suatu

bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan

dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien (Azra, 1998:

3). Pendidikan adalah proses pemindahan nilai-nilai budaya dari suatu

generasi ke generasi berikutnya (Azra, 1998: 5). Menurutnya, pendidikan

Islam juga merupakan suatu proses pembentukan individu berdasarkan

ajaran-ajaran Islam supaya ia mampu menunaikan fungsinya sebagai

khalifah di muka bumi, dan berhasil mewujudkan kebahagiaan di dunia

dan akhirat (Azra, 1998: 5). Ungkapan ini bila ditelusuri lebih jauh akan

memiliki implikasi dan cakupan yang cukup luas. Disini Azyumardi Azra

memberikan penjelaskan pendidikan Islam secara panjang lebar, ada

Page 69: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

proses, ada tujuan, ada nilai-nilai keislaman, ada pelakunya yakni generasi

muda atau peserta didik.

Penjelasan pendidikan Islam Azyumardi Azra seperti yang

disebutkan memiliki korelasi dengan pendidikan Indonesia. Kesesuaian

konsep pendidikan Islam Azyumardi Azra dengan pendidikan Indonesia

bisa dilihat dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1, bahwa yang dimaksud dengan

Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan

tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (http://hukum.

unsrat.ac.id/uu/uu_20_03.htm. Diakses 28 Desember 2016).

Baginya, pendidikan Islam mempunyai tujuan yang jelas dan tegas

yang ia kerucutkan menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Menurut Azra, tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan

hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi

hamba Allah yang selalu bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai

kehidupan yang berbahagia di dunia dan di akhirat. Dalam konteks sosial-

masyarakat, bangsa dan negara, maka pribadi yang bertakwa ini menjadi

rahmatan lil „alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup

manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan umum

atau akhir pendidikan Islam (Azra, 2012: 8). Tujuan pendidikan Islam

Azyumardi Azra ini hampir sama dengan tujuan Pendidikan Nasional yang

Page 70: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

lebih menekankan pada aspek kecerdasan intelektual dan pengembangan

manusia seutuhnya, termasuk rasa tanggung jawab yang dikembangkan

mengarah pada masyarakat, bangsa, Negara, dan Tuhan yang maha Esa,

yang tiada lain adalah Allah SWT.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyebutkan bahwa Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

(http://hukum. unsrat.ac.id/uu/uu_20_03.htm. Diakses 28 Desember 2016).

Tujuan akhir merupakan kristalisasi nilai-nilai yang ingin

diwujudkan dalam pribadi peserta didik. Tujuan akhir harus lengkap

mencakup semua aspek, serta terintegrasi dalam pola kepribadian ideal

yang bulat dan utuh. Tujuan akhir mengandung nilai-nilai islami dalam

segala aspeknya, yaitu aspek normatif, aspek fungsional, dan aspek

operasional. Dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut tidak mudah,

bahkan sangat kompleks dan mengandung resiko mental-spritual, lebih-

lebih lagi menyangkut internalisasi nilai-nilai islami, yang didalamnya

terdapat Iman, Islam, dan Ihsan, serta ilmu pengetahuan yang menjadi

pilar-pilar utamanya (Abdul Mujib, 2006: 75).

Page 71: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Berbicara mengenai tujuan memang sangat penting, tujuan umum

ini menjadi arah pendidikan Islam kedepan. Untuk keperluan pelaksanaan

pendidikan, tujuan ini harus dirinci menjadi tujuan khusus. Hasan

Langgulung (1986: 57) menjelaskan tujuan khusus pendidikan Islam ini

tergantung pada institusi pendidikan tertentu, pada tahap pendidikan

tertentu, pada jenis pendidikan tertentu, serta tergantung pada masa dan

umur tertentu. Bila tujuan akhir pendidikan Islam adalah bersifat mutlak

dan tidak bisa berubah, maka dalam tujuan khusus pendidikan Islam masih

dapat berubah.

2. Relevansi Sumber Pendidikan Islam

Azyumardi Azra dalam membahas sumber pendidikan Islam,

memiliki kesamaan dengan tokoh-tokoh lain, seperti Hasan Langgulung

dan Sa‟id Ismail Ali, yakni sumber pendidikan Islam berasal dari Al-

Qur‟an, As-Sunnah, kata-kata sahabat, kemaslahatan masyarakat, Nilai-

nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan sosial, dan hasil pemikiran-

pemikiran dalam Islam. Dari kesamaan ini menunjukkan bahwa sumber

pendidikan yang disampaikan Azyumardi Azra memang relevan.

Setiap usaha, kegiatan, tindakan yang disengaja untuk mencapai

tujuan haruslah mempunyai dasar atau landasan sebagai tempat berpijak

yang baik dan kuat. Demikian juga dengan proses pendidikan, sebagai

aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan

kepribadian, tentunya pendidikan Islam memerlukan landasan kerja yang

Page 72: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

berfungsi sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan langkah menentukan

arah usaha tersebut. Maka pendidikan Islam memerlukan landasan kerja

untuk memberikan arah bagi programnya.

(https://rusmanhaji.wordpress.com. Diakses 20 Desember 2016). Landasan

atau dasar yang digunakan merupakan sumber dari pada pendidikan Islam.

Lebih jelasnya, sumber pendidikan Islam yang disampaikan oleh

Azyumardi Azra (1998: 8-10) adalah sebagai berikut:

a. Al-Qur‟an, sebagai kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi

Muhammad menjadi sumber pendidikan Islam yang pertama dan

utama.

b. Sunnah Nabi Muhammad, segala yang dinukilkan dari Nabi SAW,

baik berupa perkataan, perbuatan maupun berupa taqrir, pengajaran,

sifat, kelakuan perjalanan hidup, baik yang demikian itu sebelum Nabi

SAW diangkat menjadi Rasul, maupun sesudahnya. Oleh sebab sunnah

mencerminkan prinsip, manifestasi wahyu dalam segala perbuatan,

perkataan dan taqriri Nabi.

c. Kata-Kata Sahabat Nabi Saw. Para sahabat nabi bergaul dengan Nabi

dan banyak mengetahui sunnahnya yang menjadi sumber kedua

pendidika Islam.

d. Kemaslahatan Masyarakat. Maslahat artinya membawa manfaat dan

menjauhkan mudharat. Tegaknya manusia dalam agama, kehidupan

dunia dan akhiratnya adalah dengan berlakunya kebaikan dan

terhindarnya dari keburukan. Kemaslahatan manusia tidak mempunyai

Page 73: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

batas dimana harus berbakti. Ia berkembang dan berubah dengan

perubahan zaman dan berbeda menurut tempat.

e. Nilai-Nilai Adat dan Kebiasaaan-Kebiasan Sosial. Adat dan kebiasaan

tersebut tentunya yang positif. Hal ini sesuai dengan pandangan, bahwa

pendidikan adalah usaha pemeliharaan, pengembangan dan pewarisan

nilai-nilai budaya masyarakat yang positif.

f. Hasil Pemikiran-Pemikiran dalam Islam. Pemikiran yang dimaksud

adalah pemikiran para filosof, pemikiran pemimpin, dan intelektual

muslim khususnya dalam bidang pendidikan yang dapat dijadikan

referensi (sumber) bagi pengembangan pendidikan Islam.

Sumber pendidikan Islam yang dimaksudkan disini adalah semua

acuan atau rujukan yang darinya memancarkan ilmu pengetahuan dan

nilai-nilai yang akan ditransinternalisasikan dalam pendidikan Islam.

Sumber ini tentunya telah diyakini kebenaran dan kekuatannya dalam

menghantar aktivitas pendidikan, dan telah teruji dari waktu ke waktu.

Sumber pendidikan Islam terkadang disebut dengan dasar ideal pendidikan

Islam (Abdul Mujib (2006: 31).

3. Relevansi Karakteristik Pendidikan Islam

Selanjutnya, Azyumardi Azra juga menjelaskan karakteristik

pendidikan Islam, yakni bisa menguasai dan mengembangan ilmu

pengetahuan, menekankan pada akhlak, bagian dari pengabdian pada

Page 74: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Allah, menyesuaikan perkembangan anak, menekankan pada amal saleh

dan tanggung jawab.

Bagi Azra karakteristik yang khas dari pendidikan Islam menjadi

daya tarik tersendiri bagi masyarakat, karena ada perbedaaan tajam dengan

karakteristik pendidikan umum. Menurut Winata Putra, Udin Saripuddin,

Ardiwinata Rustana (http://arifinhamz.blogspot.co.id. Diakses 02

Desember 2016), Ciri-ciri umum pengajaran agama dibandingkan dengan

pengajaran umum, anatara lain:

a. Pengajaran agama mempunyai dua sisi kandungan, dunia dan akhirat.

b. Pengajaran agama yang memihak, tidak netral

c. Pengajaran agama mengarah kepada pembentukan akhlakul karimah.

d. Pengajaran agama amat fungsional, terpakai sepanjang hayat.

e. Pengajaran agama sudah terisi sejak dari rumah.

f. Pengajaran agama tidak diberikan sebagian.

Karakteristik pendidikan Islam yang dikemukakan Azyumardi Azra

berbeda dengan yang sampaikan Abdurrahman An-Nahlawi. Menurut An-

Nahlawi yang dikutip A. Majid dan Dian Andayani (2006: 78-80)

karakteristik pendidikan Islam meliputi:

a. Memiliki sistem pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah

manusia.

b. Harus mewujudkan tujuan pendidikan Islam.

c. Harus sesuai dengan tingkatan pendidikan.

d. Memperhatikan tujuan-tujuan masyarakat yang realistis.

Page 75: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

e. Tidak bertentangan dengan konsep-konsep Islam.

f. Harus realistis sehingga dapat diterapkan selaras dengan kesanggupan

Negara.

g. Harus memilih metode yang realistis sehingga dapat diadaptasi ke

dalam berbagai kondisi.

h. Harus efektif dan dapat memberikan hasil pendidikan yang bersifat

behavioristik

i. Harus sesuai dengan berbagai tingkatan usia anak didik.

j. Memperhatikan aspek pendidikan tentang segi-segi perilaku yang

bersifat aktivitas langsung.

Bila dipahami dengan seksama, karakteristik Pendidikan Islam

menggambarkan dengan jelas keunggulannya dibandingkan dengan

karakteristik pendidikan lainnya, karena pendidikan Islam mempunyai

ikatan langsung dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh

aspek kehidupan. Sehingga menjadi jelas bahwa konsep Pendidikan Islam

Azyumardi Azra dalam pandangan penulis menyesuaikan dan tidak

menutup mata terhadap perkembangan yang ada ditengah masyarakat.

4. Relevansi Kurikulum Pendidikan Islam

Konsep kurikulum merupakan pencapaian tujuan-tujuan yang lebih

terperinci lengkap dengan materi, metode, dan sistem evaluasi melalui

tahap-tahap penguasaan peserta didik terhadap berbagai aspek; kognitif,

afektif, dan psikomotorik (Azra, 2012: 9). Pengertian ini sejalan dengan

pendapat Crow dan Crow bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran

Page 76: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematik yang

diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan

tertentu (Abuddin Nata, 2003: 70).

Dalam Presentasi makalah oleh Yeni Oktarina yang berjudul

Pemikiran Azyumardi Azra: Demokrastisasi Pendidikan Islam, di UII

Program Magister Studi Islam. Ia menjelaskan bahwa bagi Azyumardi

Azra dalam kurikulum pendidikan Islam harus jelas selain mesti

berorientasi kepada pembinaan dan pengembangan nilai agama dalam diri

peserta didik, kini harus pula memberikan penekanan khusus pada

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hanya dengan cara ini,

pendidikan Islam bisa fungsional dalam menyiapkan dan membina SDM

seutuhnya, yang menguasai iptek dan berkeimanan dalam mengamalkan

agama. Hanya dengan cara ini pula, secara sistematis dan programatis

dapat melakukan pengentasan kemiskinan secara bertahap namun pasti

(hasthutibaharuddin.blogspot.com. Diakses 02 Januari 2017). Sehingga

dikotomi ilmu akan hilang dengan sendirinya karena penekanan kurikulum

yang dijalankan berdasarkan kepada nilai agama, penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Dalam kurikulum pendidikan Islam Azyumardi Azra tidak

mengenal istilah dikotomi ilmu. Istilah tersebut muncul dari hasil warisan

penjajah Belanda yang berusaha untuk memisahkan secara tegas antara

ilmu agama dan ilmu modern (umum). Seperti yang disampaikan oleh

Ahmad Tafsir (1994: 98-99) bahwa kurikulum pendidikan Islam harus

Page 77: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

mencakup seluruh dimensi manusia. Hal ini tidak hanya memperhatikan

akidah, ibadah, maupun akhlak saja. Akan tetapi termasuk semua aspek

kehidupan yang ada.

Azyumardi Azra menjelaskan perencanaan pendidikan bagi peserta

didik muslim baik di negara mayoritas Islam maupun minoritas

memerlukan perombakan radikal dalam bidang kurikulum menyangkut

struktur dan mata pelajaran (subject matter). Oleh karena itu, perencanaan

pendidikan Islam harus berlandaskan dua nilai pokok dan permanen, yakni

persatuan fundamental masyarakat Islam tanpa dibatasi ruang dan waktu,

dan persatuan masyarakat internasional berdasarkan kepentingan teknologi

dan kebudayaan bersama atas nilai-nilai kemanusiaan (1998: 8). Dengan

kata lain, setiap materi yang diberikan kepada peserta didik harus

memenuhi dua tantangan pokok. Pertama, penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Kedua, pengalaman ajaran agama.

5. Relevansi Metode Pendidikan Islam

Masalah pendidikan yang begitu kompleks menghendaki perlunya

pembaruan dalam metode pendidikan Islam. Menurut Azyumardi Azra

metode pendidikan Islam saat ini hanya menitikberatkan pada kemampuan

hafalan dari pada kekuatan logika sehingga kecenderungan seperti ini

menghasilkan sikap tidak kritis dan patuh terhadap dogma-dogma. Hasil

wawancara Ahmad Halawi dengan Azyumardi Azra (selasa, 21 februari

2012) menjelaskan bahwa proses pembelajaran membutuhkan metode

yang bervariasi, sehingga tidak menimbulkan kejemuan dan kebosanan

Page 78: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

bagi peserta didik. Peserta didik jangan hanya dijejali atau diceramahi,

tetapi anak beri ruang untuk berpikir, mencari sendiri dari buku-buku

bacaan dan melaporkan hasilnya.

Menurut Ibnu Khaldun yang dikutip Muhammad Kosim (2012: 83)

bahwa metode-metode pendidikan Islam antara lain:

a. Metode Hafalan

Metode hafalan telah dikenal sejak awal perkembangan Islam.

Hal ini bisa dilihat dari upaya para sahabat dalam menghafal Al Qur‟an

dan Hadits. Selanjutnya, generasi-generasi sesudahnya pun tetap

mengembangkan hafalan ini. Memang diakui adanya metode hafalan

dalam pendidikan Islam, namun metode ini hanya digunakan dalam

bidang-bidang tertentu saja.

b. Metode dialog

Metode yang paling tepat untuk menguasai suatu disiplin ilmu

ialah dialog. Pemahaman yang diperoleh melalui hafalan tentang suatu

masalah yang termasuk bagian dari ilmu pengetahuan, bisa saja

diperoleh oleh orang awam, siswa baru, maupun sarjana pandai.

Sementara kebiasaan atau kemampuan yang diperoleh melalui metode

diskusi yang bersifat eksklusif hanya dimiliki oleh sarjana atau orang

yang benar-benar mendalami disiplin ilmu pengetahuan.

c. Metode Widya Wisata

Metode widya wisata adalah bagian dari metode pendidikan

dengan melakukan perjalanan (rihlah) untuk menuntut ilmu, karena

Page 79: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

dengan cara ini peserta didik akan mudah mendapatkan sumber-sumber

pengetahuan yang banyak sesuai dengan karakteristik eksploratif anak.

Pengetahuan yang berdasarkan observasi langsung itu akan

berpengaruh besar dalam memperjelas pemahaman lewat indrawinya.

d. Metode keteladanan

Secara psikologis, manusia cenderung meniru karakter orang

lain, terutama orang yang difigurkannya. Peniruan tersebut biasanya

bersumber dari kondisi mental seeorang yang senantiasa merasa bahwa

dirinya berada dalam perasaan yang sama dengan kelompok lain

sehingga dalam peniruan ini anak-anak yang sedang mencari identitas

diri, cenderung meniru orang dewasa.

e. Metode pengulangan (al-Tikrar) dan bertahap (al-Tadrij)

Pada dasarnya metode ini perlu diterapkan berdasarkan asumsi

kemampuan menerima ilmu pengetahuan pada anak yang sedang

berproses. Hal ini karena anak masih mempunyai kekuatan otak yang

minim sekali, sehingga kesiapan anak memahami ilmu pengetahuan

harus berlangsung secara bertahap.

Nana Sudjana (1989: 78-86) juga menjelaskan bahwa terdapat

bermacam-macam metode dalam pembelajaran, yaitu metode ceramah,

metode tanya jawab, metode diskusi, metode resitasi, metode kerja

kelompok, metode demonstrasi dan eksperimen, metode sosiodrama (role-

playing), metode problem solving, metode sistem regu (team teaching),

Page 80: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

metode latihan (drill), metode karyawisata (Field-trip), metode survei

masyarakat, dan metode simulasi.

B. Relevansi Strategi Pembaruan Pendidikan Islam menurut Azyumardi

Azra

1. Relevansi Strategi Pembaruan Perguruan Tinggi Islam

a. Urgensi Pembaruan Perguruan Tinggi Islam

Memasuki abad ke-21 bangsa Indonesia dihadapkan pada

pelbagai tantangan besar berskala global. Sebagian besar tantangan

itu muncul dari proses globalisasi yang terjadi sejak paruhan kedua

abad ke-20 dan diperkirakan semakin intensif pada abad mendatang.

Lebih dari itu juga akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam

struktur kehidupan bangsa-bangsa dunia, termasuk Indonesia.

Berkaitan dengan perubahan-perubahan itu, lembaga-lembaga

pendidikan Islam, terutama IAIN sebagai lembaga pendidikan tinggi

Islam, perlu mengambil langkah-langkah strategis agar dapat

melakukan antisipasi (Rahim, 2000: 409).

Azyumardi Azra sebagai pemikir pendidikan Islam di

Indonesia dan juga praktisi di Perguruan Tinggi Islam menganggap

gagasan modernisasi pendidikan Islam tidak hanya menjadi wacana,

melainkan juga harus menjadi kenyataan dan dipraktekan. Baginya

ide dan kenyataan harus dibangun bersama-sama, karena dengan

cara inilah sebuah ide dapat dirasakan manfaatnya (Ariefuzzaman,

2007: 69).

Page 81: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Persaingan bebas akan menuntut IAIN untuk dapat

memberikan andil bagi pemenuhan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat. Paling tidak, dikemudian hari akan muncul dua tuntutan

besar. Pertama, tuntutan kualitas disiplin ilmu yang selama ini

diajarkan. Kedua, tuntutan untuk bersaing bebas dengan perguruan

tinggi lain untuk mempersiapkan sumber daya masusia yang mampu

menghadapi kehidupan yang majemuk (plural). Yang dimaksud

tuntutan kualitas adalah keinginan untuk meningkatkan kualitas

disiplin ilmu yang diajarkan di IAIN. Penekanannya meliputi tiga

hal, yaitu (a) sasaran pembinaan karakter (b) pembinaan akademik,

dan (c) pembinaan profesional (Azizy, 2000: 28).

Langkah konversi dari IAIN menuju UIN memang

diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra,

MA., dengan dibukanya Jurusan Psikologi dan Pendidikan

Matematika pada Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan

Perbankan Islam pada Fakultas Syariah pada tahun akademik

1998/1999. Untuk lebih memantapkan langkah konversi ini, pada

tahun 2000 dibuka Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika

bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi

Manajemen dan Akuntansi. Pada tahun 2001 diresmikan Fakultas

Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerja sama dengan Al-Azhar,

Mesir. Selain itu dilakukan pula upaya kerja sama dengan Islamic

Page 82: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Development Bank (IDB) sebagai penyandang dana pembangunan

kampus yang modern, McGill University melalui Canadian

International Development Agencis (CIDA), Leiden University

(INIS), Universitas Al-Azhar (Kairo), King Saud University

(Riyadh), Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB),

Ohio University, Lembaga Indonesia Amerika (LIA), Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank Negara

Indonesia, Bank Muamalat Indonesia, dan universitas-universitas

serta lembaga-lembaga lainnya

(https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Negeri_Syarif_Hid

ayatullah_Jakarta. Diakses 02 Januari 2017). Hasilnya tanggal 20

Mei 2002, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi

UIN.

b. Relevansi Strategi Pembaruan Perguruan Tinggi Islam

Dalam perjalanan IAIN, Masykuri Abdullah (2000: 77)

menjelaskan, menyadari perlunya revisi kurikulum secara periodik,

maka pada 30 Juni 1997 Menteri Agama, H. Tarmizi Taher, telah

meresmikan kurikulum nasional baru IAIN/STAIN. Peresmian

kurikulum baru ini dimaksudkan untuk menyempurnakan kurikulum

1995 yang dinilai sudah kurang relevan dengan perkembangan dan

pembangunan nasional yang cukup dinamis. Ada beberapa hal baru

yang terdapat dalam kurikulum 1997 ini. Terutama yang terpenting

Page 83: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

adalah dekompartementalisasi, bahasa Inggris, serta penekanan

kurikulum lokal yang berkaitan dengan dunia ketenagakerjaan.

Proses penyempurnaan perguruan tinggi Islam yang

dilakukan Tarmizi Taher diperjelas juga oleh Azyumardi Azra

meliputi: Pertama, Relevansi Penataan Organisasi. Pada bab

sebelumnya sudah dijelaskan langkah-langkah dalam proses

pembaruan perguruan tinggi perspektif Azyumardi Azra yaitu

dengan penataan organisasi. Saat itu penataan organisasi terfokus

pada fakultas-fakultas yang tersebar di berbagai kota yang

dampaknya menimbulkan perbedaan sarana, fasilitas, dan faktor-

faktor pendukung lain antar perguruan tinggi Islam. Pada giliranya

pengelolaan tidak bisa berjalan dengan baik dan teratur. Bagi Azra,

seharusnya perguruan tinggi Islam hanya berada di ibukota-ibukota

provinsi saja karena dengan begitu sarana-sarana yang diperlakukan

dapat dimiliki secara lebih memadai.

Ditangan Mukti Ali, IAIN mulai memasuki proses

rasionalisasi dengan cara menutup fakultas-fakultas daerah yang

secara akademik tidak bermutu. Langkah ini dimaksudkan agar

kinerja administrasi IAIN dapat terselenggara secara lebih efisien

(Hidayat, 2000: xxiii). Kelas-kelas jauh IAIN dihapuskan atau

digabungkan dengan yang lain, jumlah fakultas diupayakan tidak

bertambah lagi, atau bahkan kalau dapat dikurangi, jumlah

mahasiswa juga dikendalikan. Puncak dari kegiatan rasionalisasi

Page 84: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

organisasi ini ialah dilepaskannya sekitar 40 fakultas cabang IAIN

menjadi 36 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) yang

berdiri sendiri pada 1997, diluar 14 IAIN yang ada (Mudzhar, 2000:

67). Dengan terbentuknya 36 buah STAIN maka pengembangan

IAIN mengalami babak baru lagi. Dengan pendirian STAIN, studi

Islam di daerah perkembangannya akan lebih mandiri seperti yang

dialami STAIN Salatiga ini, dan sekarang sudah berubah menjadi

IAIN.

Kedua, Relevansi Rekontruksi Kurikulum. Sistem pendidikan

dan kurikulum pun menurut Azyumardi Azra harus disempurnakan,

terutama berkaitan mata kuliah. Kurikulum pendidikan yang ada di

Indonesia dinilai terlalu kompleks. Hal itu pula yang menyebabkan

banyak siswa di Indonesia merasa dipaksa untuk menguasai

materi/ketrampilan yang sebenarnya tidak sesuai dengan bakat

mereka. Karena beban kurikulum yang berat, tak hanya siswa yang

terbebani, tetapi juga guru dalam mentransfer ilmu juga terbebani.

Hasilnya, siswa tidak bisa menguasai materi-materi, begitu pula

gurunya (http://www.pikiran-rakyat.com/. Diakses 02 Januari 2017).

Gagasan penyederhanaan kurikulum Azyumardi Azra sama

dengan yang disampaikan Masykuri Abdullah (2000: 80) yaitu

pengembalian beberapa bidang studi “pecahan” ke “ilmu induknya”.

Misalnya, kalau dalam mata kuliah tafsir I, II, III, VI pada Jurusan

Tafsir Hadits dengan bobot 8 sks. Ini cukup disebutkan tafsir dengan

Page 85: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

jumlah sks yang agak besar (6 sks). Contoh lain adalah tafsir ahkam

pada semua jurusan di Fakultas Syari‟ah. Menurut kurikulum lama

terdiri atas tafsir ahkam I, II, III dengan bobot 6 sks atau tiga

semester, tapi dalam kurikulum baru hanya diberikan bobot 3 SKS

atau satu semester. Dosenlah yang menerjemahkan mata kuliah ini

dan membagi-bagi materi perkuliahan secara rinci dengan mengacu

kepada silabus nasional. Pemadatan memang bisa membawa

pengaruh berkurangnya materi yang diberikan jika dosen kurang

mampu melakukan pemadatan isi.

Ketiga, Relevansi Dekompartementalisasi. Menurut

Azyumardi Azra, dewasa ini terjadi kompartementalisasi yang cukup

parah di IAIN dalam bentuk fakultas dan jurusan sejak mahasiswa

melangkahkan kaki ke gerbang perguruan tinggi Islam. Akibat

kompartementalisasi ini, mahasiswa cenderung mempunyai

pemahaman yang terpilah-pilah tentang Islam. Mereka yang

memasuki Fakultas Ushuluddin misalnya, kurang apresiatif terhadap

syari‟ah, mereka yang memasuki Fakultas Tarbiyah, sangat lemah

dalam bidang pemikiran kalam atau filsafat Islam, dan seterusnya.

Seharusnya, pada semester-semester awal mahasiswa belum

didaftarkan di fakultas dan jurusan, sebagaimana terjadi selama ini.

Baru pada tahun kedua atau ketiga mahasiswa dipersilahkan memilih

fakultas dan jurusan masing-masing, sesuai dengan minat mereka

setelah mengikuti perkuliahan selama setahun. Memang

Page 86: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

pengaturannya rumit, tetapi mahasiswa dapat memilih bidang studi

yang diminatinya setelah mereka mengetahui secara jelas arah

masing-masing fakultas atau jurusan. Secara teknis hal ini

menyulitkan, maka bisa dicarikan jalan keluar, misalnya mahasiswa

diberi hak pindah fakultas atau jurusan, meskipun disertai juga

dengan persyaratan tertentu (Abdullah, 2000: 81). Pada masa-masa

inilah mahasiswa yang memang mempunyai minat-minat tertentu

dapat mengarahkan diri ke dalam bidang-bidang khusus.

Keempat, Relevansi Peningkatan Personal. Bagi Azyumardi

Azra dalam pembaruan perguruan tinggi Islam juga harus melakukan

peningkatan personal. Baginya dalam peningkatan personal

dilakukan berbagai langkah, yaitu dengan diberikan kesempatan

mengikuti program pelatihan, penelitian, dan pengembangan agama

departemen agama, serta mengikuti program latihan penelitian ilmu-

ilmu sosial, dan program-program lain semisal S2, S3, dan lain-lain

(Azra, 1998: 128). Pengembangan perguruan tinggi Islam tidak

boleh dianggap remeh, tapi perlu melibatkan para ahli. Termasuk

tidak kalah penting adalah peranan dosen yang berkualitas dan

profesional dalam menentukan efektivitas kurikulum.

Menurut Johan Hendrik Meuleman, salah satu indikator

paling jelas tentang orientasi majemuk IAIN adalah kerjasama

Internasional. Sebagaimana dijelaskan diatas, pada masa sebelumnya

hubungan luar negeri Indonesia dalam bidang kajian Islam lebih

Page 87: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

berorientasi ke Timur Tengah. Bahkan sampai sekarang sejumlah

lulusan dan dosen IAIN masih belajar di Timur Tengah. Akan tetapi

belakangan semakin banyak tenaga pengajar dan atau lulusan IAIN

yang melanjutkan studi di dunia Barat. Gejala itu sudah ada sejak

1960-an, tapi semakin kuat sejak akhir 1980-an. Kebanyakan

mahasiswa dan peneliti ini dikirim ke Universitas McGill dan

Leiden, sedangkan jumlah lebih kecil dikirim ke berbagai universitas

di Amerika Serikat, Australia, dan negara Barat lain (Meuleman,

2000: 45). Strategi ini merupakan bagian dari proses peningkatan

personal.

Kelima, Relevansi Reformulasi Tujuan. Menurut penjelasan

M. Atho Mudzhar (2000: 69), sejak paruh kedua dekade 1970-an,

almarhum Prof. Dr. Harsya W. Bachtiar, Guru Besar jurusan

Sosiologi Universitas Indonesia, seringkali menyatakan bahwa IAIN

harus mengambil sikap yang tegas antara sebagai lembaga dakwah

atau lembaga pendidikan tinggi. Hal itu juga beliau kemukakan

dalam berbagai seminar atau lokakarya yang membahas masalah-

masalah pengembangan IAIN.

Relevan sekali apa yang disampaikan Azyumardi Azra, yaitu

mencanangkan agar ada reformulasi tujuan dalam tubuh IAIN. IAIN

dalam arah tujuan seharusnya sebagai pusat pengembangan

pemikiran Islam, tapi sampai saat ini masih terasa hanya sebagai

Page 88: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

wadah pembinaan calon pegawai dan guru ketimbang pemikir dan

intelektual.

Pengembangan IAIN dimasa depan, setelah kita tahu adanya

tuntutan dan tantangan sebagai konsekuensi terjadinya reformasi,

liberalisasi, dan globalisasi serta konsekuensi desentralisasi dan

pemberian otonomisasi, IAIN yang akan datang bisa dikembangkan

dengan beberapa pola sebagai berikut: (1) mencetak ulama‟ abad 21.

Pola pertama tetap menjadikan IAIN sebagai lembaga pendidikan

untuk mencetak tenaga ahli dalam ilmu-ilmu keislaman (ilmu Islam)

atau ulama‟ dan sekaligus pemimpin agama. Dengan kata lain,

mencetak ulama abad 21, ini berarti menempatkan IAIN sebagai

pengembangan atau tingkatan lebih tinggi dari institusi pesantren.

(2) Menjadi perguruan tinggi yang Islami. Jika pola pertama

bertujuan mempertahankan IAIN sebagai lembaga yang mencetak

ulama abad 21, maka pola kedua menjadikan IAIN sebagai

perguruan tinggi yang akan menanggapi tuntutan pasar dengan

orientasi pada lapangan kerja di pasar bebas. Umumnya universitas-

universitas ini tidak memiliki perbedaan dengan universitas negeri

atau swasta murni yang ada di Indonesia. Mereka membuka fakultas

dan jurusan ilmu-ilmu yang biasa disebut sekuler, hanya saja, selain

ilmu sekuler, universitas jenis ini memiliki fakultas Agama.

(3) Ulama dan Pasar bebas. Pola ketiga untuk pengembangan IAIN

merupakan penggabungan kedua pola di atas dengan cara bertahap.

Page 89: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Langkah awal adalah menciptakan IAIN sebagai lembaga

pendidikan untuk mencetak ulama 21. Setelah mapan dan tampak

hasilnya baru dikembangkan untuk menerapkan pola kedua. Pola

kedua belum akan ditempuh jika pola pertama belum mapan (Azizy,

2000: 34-38). Ini menjadi penting untuk arah perguruan tinggi Islam

di masa akan datang dengan disertai visi-misinya.

Keenam, Azyumardi Azra melihat perguruan tinggi Islam,

secara umum belum terbentuk sikap mental ilmiah, baik dikalangan

dosen, apalagi dikalangan mahasiswa. Suasana dikampus sampai

sekarang ini belum dikatakan ilmiah akademis, yang terlihat lebih

merupakan suasana rutinitas civitas akademika yang

menyelenggarakan proses pendidikan dari hari ke hari.

Berdasarkan keterangan Dadi Darmadi (2000: 348), salah

satu indikator paling kuat dari tumbuhnya tradisi intelektual di

kalangan IAIN adalah semakin berkembangnya, baik secara

kuantitatif maupun kualitatif, publikasi karya-karya kalangan

terpelajar IAIN. Sejak awal 1980-an, terjadi peningkatan yang cukup

signifikan di dalam penerbitan buku-buku keislaman. Lebih dari itu,

setidaknya dalam lima tahun terakhir, terdapat jumlah yang

signifikan dari karya-karya tulis kalangan IAIN, utamanya dalam

bentuk koran, artikel di jurnal ilmiah dan buku-buku ilmiah tentang

Islam.

Page 90: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Pemikiran baru dan riset merupakan dua hal yang dapat

memberikan kontribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Banyak isu-isu yang bisa diangkat untuk dijadikan sebuah pemikiran

baru dan pengembangan ilmu pengetahuan. Bentuk kontribusi ini

pun bisa dilakukan dengan cara pembuatan karya ilmiah. Karya

ilmiah inilah yang nantinya dapat memberikan pengetahuan bagi

masyarakat mengenai pemikiran atau gagasan baru

(http://www.umy.ac.id/. Diakses 28 Desember 2016).

Setidaknya terdapat lima indikator yang diperkuat dengan

beberapa bukti empiris mengenai peranan IAIN di dalam

pengembangan wacana pemikiran keislaman dan intelektual

Indonesia. Kelima indikator tersebut adalah: (1) Beragamnya wacana

keagamaan yang dikembangkan (2) Peningkatan jumlah sarjana,

khususnya yang bergelar doktor dan master (3) peningkatan jumlah

publikasi berupa artikel koran, jurnal ilmiah, dan buku yang

diterbitkan (4) Semakin menjamurnya kelompok-kelompok studi

(5) kemunculan berbagai kelompok-kelompok kajian keagamaan dan

keislaman (Darmadi, 2000: 348).

c. Relevansi Penguatan Akhlakul Karimah

Untuk pembinaan karakter dalam UU tentang Sistem

Pendidikan Nasional disebutkan iman, taqwa, dan etika. Seharusnya

IAIN mempunyai seperangkat yang paling siap dibandingkan

perguruan tinggi lain. Sebab dengan menawarkan ilmu agama yang

Page 91: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

salah satu intinya adalah untuk memperbaiki kehidupan moral, IAIN

semestinya bisa berada di barisan depan. Akan tetapi yang terjadi

tidak demikian. Meskipun disiplin yang diajarkan sarat dengan pesan

moral, sering dalam praktiknya hanya muncul sebagai ilmu

pengetahuan. Kritik pun muncul bahwa IAIN hanya mengajarkan

Islam secara keilmuwan dan miskin praktik serta contoh kehidupan

beragama yang baik dalam keseharian. lebih dari itu, selain IAIN

tidak saja kering dari praktik keberagaman, lembaga ini juga tidak

mampu menjangkau etika sosial, baik dalam tataran konseptual

maupun praktik di tengah masyarakat (Azizy, 2000: 28).

Ini sesuai dengan kegelisahan yang dirasakan Azyumardi

Azra melihat perilaku mahasiswa akhir-akhir ini. Berbagai aksi

menjadi sorotan publik karena tindakannya yang tidak

mencerminkan sebagai mahasiswa Islam. Penguatan akhlakul

karimah Azyumardi Azra menjadi sangat penting karena merupakan

bagian dari strategi pencegahan aksi-aksi yang keluar dari jalur

norma agama.

Berbagai aksi atau perilaku jauh dari norma agama dari

mahasiswa Islam yang penulis temukan antara lain: Pertama, Rabu 1

September 2010, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Islam

Makassar membubarkan mahasiswa baru yang mengikuti kuliah

perdana, serta merusak dan membakar fasilitas kampus dengan

alasan tidak dilibatkan dalam penyambutan mahasiswa baru

Page 92: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

(https://m.tempo.com. Diakses 1 Januari 2017). Kedua, Rabu, 11

Desember 2013, puluhan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga berunjuk

rasa mempermasalahkan uang kuliah tunggal atau UKT. Karena

merasa dihalang-halangi satpam, mereka marah. Awalnya, aksi

berlangsung di pertigaan kampus UIN. Setelah membakar ban bekas

dan berorasi, mahasiswa masuk kampus dan melanjutkan aksi di

dalam gedung. Aksi baku pukul terjadi saat mahasiswa hendak

masuk ke gedung rektorat. Suasana ricuh, terlihat sandal dan kayu

beterbangan ke arah barikade satpam (http://news.detik.com. Diakses

1 Januari 2017). Ketiga, Kegiatan Orientasi Studi Cinta Akademik

dan Almamater Mahasiswa Baru 2014 di Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya,

Jawa Timur, pada 28 hingga 30 Agustus, mendadak ramai

diperbincangkan. Sebabnya adalah mereka mengusung tema "Tuhan

Membusuk" dalam kegiatan itu, dan menjadi buah bibir seluruh

warga kampus yang dulu bernama IAIN Sunan Ampel itu

(https://www.merdeka.com. Diakses 1 Januari 2017). Keempat,

Kasus ucapan mahasiswa IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Sunan

Gunung Djati Bandung dalam ta‟aruf dengan mahasiswa baru

September 2004 cukup menyentak. Di antaranya perkataan,

“Selamat bergabung di area bebas Tuhan”. Malah ada seorang

mahasiswa dari jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin

mengepalkan tangan dan meneriakkan, “Kita berzikir bersama anjing

Page 93: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

hu akbar” ( https://pikirancerah.wordpress.com. Diakses 1 Januari

2017).

Azyumardi Azra sangat menyayangkan perilaku mahasiswa

Islam yang megatakan “Tuhan membusuk”. Benar yang disampaikan

Zakiah Daradjat (1995:72), bahwa pentingnya pendidikan moral bagi

anak-anak kita, khususnya bagi para generasi penerus bangsa serta

betapa pula bahaya-bahaya yang terjadi akibat kurangnya atau

merosotnya nilai-nilai moral tersebut.

Atho' Mudzhar yang dikutip Muhaimin (2005: 26) juga

mengemukakan bahwa merosotnya moral dan akhlak peserta didik

disebabkan antara lain akibat kurikulum pendidikan agama yang

terlampau pada materi, dan materi tersebut lebih mengedepankan

aspek pemikiran ketimbang membangun kesadaran keberagaman

yang utuh, selain itu metodologi pendidikan agama kurang

mendorong penjiwaan terhadap nilai-nilai keagamaan serta

terbatasnya bahan-bahan bacaan keagamaan.

Tim Dosen PAI Universitas Brawijaya (2005: 10-11)

mengatakan bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan

oleh sangat diperlukannya moral dari manusia, padahal moral

bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama

mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena

adanya perintah dan larangan dalam agama.

Page 94: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Posisi pendidikan agama, sebagaimana dikemukakan diatas,

dalam pendidikan di Indonesia semakin penting. Akan tetapi,

pendidikan agama yang ada di sekolah-sekolah, madrasah dan

pendidikan tinggi cenderung berupa transformasi informasi,

pengetahuan dan bukan transformasi pengalaman, pembiasaan, dan

pembentukan sikap dan perilaku. Oleh karena itu yang menjadi

ukurannya adalah angka atau indeks prestasi (IP), bukan sikap dan

tingkah laku. Para siswa yang mendapat nilai baik dalam bidang

agama belum tentu berperilaku jujur. Malah di sekolah sendiri

terkadang menjadi tempat bersemainya nilai-nilai ketidakjujuran.

nyontek, pendongkrakan NEM, IP, sera KKN (Syafrudin, 2000:

142).

2. Relevansi Strategi Pembaruan Pondok Pesantren

a. Relevansi Analisis Historis

Pada era globalisasi, pondok pesantren dihadapkan pada

beberapa perubahan sosial budaya yang tidak terelakkan, pondok

pesantren tidak dapat melepaskan diri dari perubahan-perubahan.

Kemajuan teknologi informasi dapat menembus benteng budaya

pondok pesantren. Dinamika sosial ekonomi telah mengharuskan

pondok pesantren untuk tampil dalam persaingan dunia pasar bebas

(free market), belum lagi sejumlah perkembangan lain yang

terbungkus dalam dinamika masyarakat yang juga berujung pada

pertanyaan tentang resistensi (ketahanan), responsibilitas (tanggung

Page 95: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

jawab), kapabilitas (kemampuan), dan kecanggihan pondok

pesantren dalam tuntutan perubahan besar. Apakah pesantren

mampu menghadapi konsekuensi logis dari perubahan-perubahan

tersebut? (Suwendi, 2004:118).

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam sebagian

masyarakat memandang tidak pernah mengalami perubahan secara

sistemik dan mendasar. Bahkan sebagian masyarakat terkesan

pesantren simbol keterbelakangan dan ketertutupan. Perubahan yang

terjadi pada pesantren dipahami hampir-hampir suatu kemunduran

atau dianggap sebagai suatu pengingkaran terhadap jati diri dan

watak pesantren (Ali, 2007: 39).

Banyak pesantren yang tidak mampu bertahan ditengah arus

perubahan zaman dan dinamika masyarakat. Setelah dilancarkannya

ekspansi pendidikan umum kebanyakan pesantren mengalami

kemunduran karena tidak mampu menyesuaikan diri dan

mengadopsi sedikit banyak isi dan metodologi pendidikan umum.

Akibatnya minat orang tua untuk memilih pesantren sebagai

lembaga pendidikan bagi putra-putrinya menjadi kian surut. Pada

kondisi seperti ini pesantren mulai mengalami krisis santri (Ali,

2007: 40).

Azyumardi Azra memiliki pandangan berbeda. Ia

memandang bahwa pesantren bisa survive sampai hari ini. Bahkan

sejak dilancarkannya modernisasi pendidikan Islam diberbagai

Page 96: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

kawasan dunia Muslim, tidak banyak lembaga pendidikan tradisional

Islam seperti pesantren yang mampu bertahan.

Pemikiran Azyumardi Azra tentang pembaruan pondok

pesantren menurut penulis berangkat dari pendekatan historis, bukan

pada hal strategi yang memerlukan step by step, karena memang

Azyumardi Azra dikenal juga sebagai profesor yang ahli sejarah.

Pembaruan pesantren bagi Azyumardi Azra mengalami

perjalanan panjang sehingga muncul konsep atau istilah modernisasi.

Pengalaman pesantren dari sistem pendidikan Belanda dan juga dari

kaum reformis Muslim memicu munculnya gagasan-gagasan baru

dari pihak pesantren. Dalam penjelasan Karel Steenbrink yang

dikutip Huda Ali tentang respon pesantren bahwa dalam konteks

surau tradisional menyebutnya sebagai “menolak dan mencontoh”,

sementara dalam konteks pesantren jawa sebagai “menolak sambil

mengikuti”. Dalam konteks ini pesantren melakukan sejumlah

akomodasi, dan adaptasi sekedar untuk mendukung kontinuitasnya.

Sejumlah penyesuaian dan adaptasi bahkan eksperimentasi terus

dilakukan dalam dimensi waktu: kemerdekaan, pasca kemerdekaan,

masa pemerintahan ORBA sehingga masa kini (2007: 41).

Azyumardi Azra menjelaskan modernisasi pesantren sudah

dilakukan jauh sebelum kemerdekaan seperti yang dilakukan

pesantren Tebuireng, pesantren Rejoso di Jombang, pesantren

Page 97: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Mambaul Ulum Surakarta, pondok modern Gontor, “Sekolah

Diniyah” Zainuddin Labay al-Yunusi, ataupun Sumatera Thawalib.

Azyumardi Azra menjelaskan sedikitnya terdapat dua cara

yang dilakukan pesantren yaitu pertama, merevisi kurikulumnya

dengan memasukkan semakin banyak mata pelajaran dan

ketrampilan umum. Kedua, membuka kelembagaan dan fasilitas-

fasilitas pendidikannya bagi kepentingan pendidikan umum.

Pada awal berdirinya, pesantren hanya menerapkan sistem

pendidikan salafiyah, yakni menerapkan metode sorogan dan

bandongan atau wetonan dalam proses belajar mengajar, sehingga

pesantren pada waktu itu lebih dikenal sebagai lembaga pendidikan

tradisional. Tetapi setelah kira-kira sekitar abad ke-19, terjadi

perubahan penting, antara lain pada tahun 1920 pesantren Denanyar

Jombang mulai memberikan kesempatan bagi santri-santri wanita,

dan pada tahun 1920-an pesantren Tebuireng Jombang dan pesantren

Singosari Malang mulai mengajarkan mata pelajaran umum (Thaha,

2007: 66).

Perubahan tersebut diikuti pula oleh beberapa pesantren yang

lain, tetapi masih sangat terbatas, setidaknya karena dua alasan:

(1) Para pengasuh (kyai) masih tetap mempertahankan tujuan awal

dari pesantren, yakni penyebaran Islam (2) Belum memiliki tenaga

sesuai dengan tuntutan pembaharuan (Thaha, 2007: 66).

Page 98: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Secara kuantitatif perkembangan pesantren tetap bertambah

termasuk jumlah santrinya dan bahkan pengaruhnya sangat dominan,

tetapi pengaruh tersebut mulai menurun setelah penyerahan

kedaulatan pada bulam Desember 1949. Pada saat itu pemerintah

mulai membangun sekolah-sekolah umum secara luas serta jabatan-

jabatan dalam administrasi modern terbuka luas bagi bangsa

Indonesia yang terdidik di sekolah-sekolah umum tersebut. Hal ini

berdampak luas pada menurunnya jumlah santri di pesantren-

pesantren jika dibandingkan dengan jumlah mereka yang mengikuti

pendidikan umum, sehingga pada tahun 1950-an banyak pesantren

kecil yang dengan terpaksa harus bubar (Thaha, 2007: 67).

Antisipasi terhadap fenomena diatas dilakukan oleh beberapa

pesantren besar dengan cara membuka atau mendirikan sekolah-

sekolah umum seperti SMP dan SMA, bahkan ada pula yang

membuka universitas yang memiliki berbagai fakultas dalam cabang

ilmu-ilmu umum. Namun harus diakui bahwa tidak semua pesantren

mengalami perubahan yang sama, atau bahkan masih ada pesantren

yang tetap mempertahankan keasliannya, sehingga ada macam-

macam tipe pesantren, yang pada umumnya dapat dikelompokkan

pada dua kelompok besar yakni, pesantren salafi dan pesantren

khalafi (Thaha, 2007: 67).

Menurut Azyumardi Azra, respon yang dilakukan pondok

pesantren. Pertama, respon pesantren terhadap pembaruan

Page 99: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

pendidikan Islam mencakup pembaruan substansi atau isi, serta

metodologi. Menurut Anik Farida (2007: 10) pembaruan

(modernisasi) kurikulum dilakukan dengan cara tetap memberikan

pengajaran agama Islam, sekaligus memasukkan subjek (pelajaran)

umum sebagai substansi pendidikan. pembaharuan metodologi

dilakukan dengan menerapkan sistem klasikal atau penjenjangan.

Dari kedua unsur tersebut, maka bentuk lembaga pendidikan

madrasah atau sekolah umum serta kelembagaan atau fasilitas-

fasilititas bagi kepentingan pendidikan umum menjadi sebuah

keniscayaan. Dari segi metode pengajaran, tidak lagi menerapkan

sorogan atau bandongan, tetapi telah mulai menggunakan berbagai

metode pengajaran yang diterapkan pada sekolah umum seperti,

tanya jawab, hafalan, sosio-drama, widyawisata, ceramah, hingga

sistem modul.

Kedua, Bagi Azyumardi Azra, pembaruan pesantren juga

terjadi pada sistem kelembagaannya, seperti sistem kepemimpinan.

Kepemimpinan pesantren dipegang oleh satu atau dua orang kyai.

Tetapi dalam perkembangannya, pola kepemimpinan mengarah pada

pengelolaan yayasan, yang pada dasarnya merupakan kepemimpinan

kolektif. Salah satu contoh yang dikemukakan Azyumardi Azra

dalam pengantarnya buku Nurcholish Madjid berjudul Bilik-Bilik

Pesantren adalah transisi kepemimpinan pesantren Maskumambang

di Gresik, yang sejak didirikan pada tahun 1859 dipimpin oleh

Page 100: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

keturunan pendirinya, KH Abdul Jabbar. Tetapi pada tahun 1958

kepemimpinan pesantren ini diserahkan kepada Yayasan

Kebangkitan Umat Islam (Azra, 1997: xx). Dengan perubahan pola

kepemimpinan dan manajemen ini, maka ketergantungan kepada

seorang kyai seperti pada pesantren-pesantren zaman dulu jarang

terjadi lagi. Kenyataan ini merupakan salah satu faktor penting yang

membuat pesantren tetap bertahan dalam menghadapi perubahan dan

tantangan zaman.

Ketiga, Aspek pembaruan fungsionalisasi pada pondok

pesantren juga terjadi menurut Azyumardi Azra. Awalnya pondok

pesantren hanya berfungsi dalam hal kependidikan, tapi

bertambahnya tahun sebagai respon terhadap modernitas, lembaga

pendidikan ini juga terlibat aktif dalam kepentingan sosial dan

ekonomi.

Dalam posisi dan kedudukannya yang khas, pesantren

memiliki peran sebagai lembaga alternatif pembangunan yang

berpusat pada masyarakat itu sendiri dan sekaligus sebagai pusat

pengembangan pembangunan yang berorientasi pada nilai.

Setidaknya juga menjadi pusat penyuluh kesehatan, pusat

pengembangan teknologi, dan usaha penyelamat lingkungan hidup,

dan yang lebih penting lagi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi

masayarakat (Farida, 2007: 12).

Page 101: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Konsekuensi pembaruan fungsi pesantren dengan cakupan

kegiatan yang sangat luas ini, meliputi fungsi kependidikan, sosial

dan ekonomi maka pengembangan jaringan kerja dengan lembaga

lain merupakan salah satu prasyarat yang tidak boleh ditinggalkan.

Ini sangat sesuai dengan gagasan Azyumardi Azra yaitu pentingnya

penguatan jaringan pesantren.

b. Relevansi Pemikiran Keislaman

Munculnya isu-isu politis mengenai radikalisme Islam

merupakan tantangan baru bagi umat Islam untuk menjawabnya. Isu

radikalisme Islam ini sebenarnya sudah lama mencuat di permukaan

wacana internasional. Radikalisme Islam sebagai fenomena historis-

sosiologis merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam

wacana politik dan peradaban global akibat kekuatan media yang

memiliki potensi besar dalam menciptakan persepsi masyarakat

dunia. Banyak label-label yang diberikan oleh kalangan Eropa Barat

dan Amerika Serikat untuk menyebut gerakan Islam radikal, dari

sebutan kelompok garis keras, ekstrimis, militan, fundamentalisme

sampai terrorisme. Bahkan negara-negara Barat pasca hancurnya

komunisme (pasca perang dingin) memandang Islam sebagai sebuah

gerakan peradaban yang menakutkan (Madjid, 1995: 270).

Menurut Edi Susanto dalam Jurnal Tadris (2007)

menjelaskan bahwa adanya kemungkinan munculnya radikalisme

Islam komunitas “pondok pesantren” bukan suatu hal yang mustahil.

Page 102: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Namun demikian, penting dicatat bahwa tingkat kemungkinan

munculnya gerakan radikalisme Islam dari lingkungan pesantren

tidak dapat dipukul rata (arbitrer), terutama karena dunia pesantren

sangatlah heterogen. Secara sederhana tingkat kemungkinan tersebut

dapat dikategorikan dengan kemungkinan tinggi dan kemungkinan

rendah. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tingkat

kemungkinan tersebut tidak bisa dipukul rata. Pertama, latar

belakang pengetahuan agama dan faham keagamaan para pimpinan

pesantren, antar pesantren satu dengan yang lain berbeda-berbeda.

Kedua, sistem pendidikan, termasuk kualitas tenaga pengajar, bahan

ajar, kurikulum tersembunyi dan literatur pesantren antar satu

dengan yang lain berbeda-berbeda. Ketiga, lingkungan sosial

pesantren, termasuk jaringan sosial dan politik unsur pesantren

(pimpinan, ustadz, dan santri) berbeda-beda. Keempat, pengalaman

perjuangan kehidupan sosial dan politik pimpinan pesantren

berbeda-beda (ejournal.stainpamekasan.ac.id. Diakses 25 Desember

2016).

Bagi Azyumardi Azra tidak mudah memperkuat dan

memberdayakan Islam wasatiyah. Keterbelakangan umat dalam

ekonomi dan pendidikan khususnya, menciptakan suasana yang

tidak cukup kondusif, berujung pada ketiadaan harapan dan

keputusasaan bagi masa depan maka bagi Azra pemberdayaan

ekonomi dan pendidikan menjadi sangat penting. Jika semua itu bisa

Page 103: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

diwujudkan, barulah dalam ummatan wasathan betul-betul kuat dan

tangguh ditengah berbagai gejolak zaman (Azra, 2005: 148).

Di tengah pergulatan masyarakat Islam menghadapi berbagai

persoalan yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan dan aliran,

membutuhkan pengembalian dan rekonstruksi pendidikan Islam

yang berbasis moderatisme. Ada beberapa prinsip yang perlu

diperhatikan untuk mengkontruksi pendidikan Islam berbasis

moderatisme:

1) Tasamuh (toleransi). Menurut bahasa tasamuh berarti toleransi

atau tenggang rasa, sedangkan menurut istilah tasamuh adalah

sifat dan sikap tenggang rasa atau saling menghargai antar sesama

manusia, walaupun pendirian atau pendapatnya berbeda

(bertentangan) dengan pendiriannya sendiri. Secara etimologi,

toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan

dada (Misrawi, 2010: 1).

2) I‟tidal (keadilan). Secara umum pengertian adil mencakup, tidak

berat sebelah, berpihak kepada kebenaran, obyektif dan tidak

sewenang-wenang. Cakupan makna ini menjadi ajaran setiap

agama, menjadi paradigma dakwah dan juga menjadi rujukan

hubungan sosialnya (Hasan, 2005: 280).

3) Tawazzun (keseimbangan). Prinsip tawazun, yakni menjaga

keseimbangan dan keselarasan, sehingga terpelihara secara

seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat, kepentingan

Page 104: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

pribadi dan masyarakat, dan kepentingan masa kini dan masa

datang (Muhammad, 1999: 41).

4) Persamaan. Prinsip persamaan menurut konsep modern

merupakan gagasan tentang persamaan dalam kesempatan.

Menurut doktrin ini, tuntutan persamaan adalah adanya

persamaan di muka hukum (equality before the law) dan

penghapusan terhadap hak-hak istimewa lain yang tidak

dibenarkan, yang hanya menyediakan posisi sosial, ekonomi, dan

politik bagi kelas, golongan, ras atau jenis kelamin tertentu

(Abdilah, 1999: 113-114).

c. Relevansi Penguatan Jaringan Pondok Pesantren

Pondok Pesantren jumlahnya cukup besar yang tersebar di

seluruh penjuru tanah air. Jumlah para santri dari pondok pesantren

kecil sampai pondok pesantren besar mencapai jutaan orang dengan

jumlah kelembagaan puluhan ribu, dan jika ditambah dengan diniyah

yang melakukan kegiatan proses belajar mengajar seperti pondok

pesantren, jumlahnya dapat mencapai ratusan ribu (Marwan Saridjo,

2011: 117). Data Kementerian Agama tahun 2012 misalnya,

menunjukkan jumlah pesantren yang tercatat di Kemenag sebanyak

27.230. Jumlah ini jauh meningkat dibanding data 1997, yang

tercatat baru sebanyak 4.196 buah

(http://ditpdpontren.kemenag.go.id. Diakses 5 Februari 2017).

Page 105: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Lebih jelasnya, berdasarkan analisis statistik pendidikan

Islam, Pendataan Pondok Pesantren tahun 2011-2012 berhasil

mendata 27.230 Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh

Indonesia, hasilnya yaitu: Pertama, Lembaga. Dari seluruh pondok

pesantren yang ada, berdasarkan tipologi pondok pesantren, terdapat

sebanyak 14.459 (53,10%) pondok pesantren salafiyah, dan 7.727

(28,38%) khalafiyah/ashriyah, serta 5.044 (18,52%) sebagai pondok

pesantren kombinasi. Kedua, Santri/Siswa. Jumlah santri pondok

pesantren secara keseluruhan adalah 3.759.198 orang santri, terdiri

dari 1.886.748 orang santri laki-laki (50,19%), dan 1.872.450 orang

santri perempuan (49,81%). Ketiga, Tenaga Pengajar. Tenaga

pengajar pondok pesantren seluruhnya berjumlah 153.276 orang

pengajar, terdiri dari 102.459 orang (66,87%) pengajar laki-laki dan

50.781 orang (33,13%) pengajar perempuan.

Data diatas menunjukkan pondok pesantren menduduki

tempat yang sangat strategis dan memiliki kuatan besar, yang

tersebar diseluruh Indonesia. Ini yang membuat Azyumardi Azra

merasa penting bagi pesantren untuk melakukan penguatan jaringan.

Ia mengatakan bahwa sekarang ini pesantren-pesantren besar harus

membantu pesantren-pesantren kecil dalam modernisasinya, caranya

dengan membangun jaringan pesantren seluruh Indonesia. Melalui

kerjasama antar pondok pesantren akan mempermudah dalam proses

pembaruan. Dampaknya dari kerjasama, kemajuan pada hal

Page 106: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

substansi, metodologi, kelembagaan, dan fungsi akan mudah

tercapai.

Melalui jaringan pesantren, pemikiran penguatan Islam

wasatiyah Azyumardi Azra juga akan lebih mudah

terimplementasikan. Fenomena gerakan radikalisme-

fundamentalisme yang mengatasnamakan agama mulai marak

dengan segala isu dan pemberitaannya akhir-akhir ini. Kasus-kasus

terkait dengan konflik Ahmadiyah, peledakan bom di Masjid Polres

Cirebon, peledakan bom Gereja di Surakarta, bom buku, perekrutan

anggota NII dengan cara cuci otak dan lain-lain adalah terkait

dengan agama (https://jurnalsrigunting.wordpress.com. Diakses 4

Januari 2017). Perlu penanganan radikalisme-fundamentalisme

secara bersama-sama melalui jaringan pesantren agar pesantren-

pesantren saling bekerjasama dalam penguatan Islam wasatiyah.

Page 107: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis dari bab I sampai dengan

bab IV guna menjawab fokus masalah dalam penelitian yang dilakukan

dan telah disesuaikan dengan tujuan penulisan skripsi di atas, maka ada

beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai kesimpulan dalam skripsi

ini, yaitu:

1. Pemikiran pendidikan Islam menurut Azyumardi Azra antara lain

adalah: (a) pendidikan Islam adalah proses pemindahan nilai-nilai

budaya serta pembentukan individu dari suatu generasi ke generasi

berikutnya berdasarkan ajaran Islam supaya dapat menunaikan

fungsinya sebagai khalifah di muka bumi, dan berhasil mewujudkan

kebahagiaan di dunia akhirat (b) Tujuan pendidikan Islam ada dua,

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pendidikan Islam

adalah menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa

kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia

dan di akhirat. Dalam konteks sosial-masyarakat, bangsa dan negara,

maka pribadi yang bertakwa ini menjadi rahmatan lil „alamin, baik

dalam skala kecil maupun besar. Adapun tujuan khusus pendidikan

Islam ini tergantung pada institusi pendidikan tertentu, pada tahap

pendidikan tertentu, pada jenis pendidikan tertentu, serta tergantung

pada masa dan umur tertentu. Bila tujuan akhir pendidikan Islam

adalah bersifat mutlak dan tidak bisa berubah, maka dalam tujuan

khusus pendidikan Islam masih dapat berubah (c) Dalam kurikulum,

pendidikan Islam harus jelas selain mesti berorientasi kepada

pembinaan dan pengembangan nilai agama dalam diri peserta didik,

kini harus pula memberikan penekanan khusus pada penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi (d) Sumber pendidikan Islam antara lain:

Page 108: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Al-Qur‟an, As-Sunnah, kata-kata sahabat, kemaslahatan masyarakat,

Nilai-nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan sosial, dan hasil

pemikiran-pemikiran dalam Islam (e) Proses pembelajaran

membutuhkan metode yang bervariasi, sehingga tidak menimbulkan

kejemuan dan kebosanan bagi peserta didik. Macam-macam metode

pendidikan Islam antara lain, metode hafalan, dialog, widya wisata,

keteladanan, pengulangan (al-tikrar) dan bertahap (al-tadrij) (6)

Karakteristik pendidikan Islam, yakni bisa menguasai dan

mengembangan ilmu pengetahuan, menekankan pada akhlak, bagian

dari pengabdian pada Allah, menyesuaikan perkembangan anak,

menekankan pada amal saleh dan tanggung jawab.

2. Strategi pembaruan pendidikan Islam Azyumardi Azra ada dua,

(1) Pembaruan Pondok Pesantren dengan cara pembaruan subtansi atau

isi, pembaruan metodologi, pembaruan kelembagaan, pembaruan

fungsi, dan perlunya penguatan Islam Wasatiyah. (2) Pembaruan

Perguruan Tinggi Islam dengan cara penataan organisasi,

penyempurnaan sistem pendidikan dan kurikulum, peningkatan

personal, reformulasi tujuan, simplifikasi beban perkuliahan,

dekompartementalisasi, liberalisasi sistem sks, penguatan akhlakul

karimah, dan penguatan jaringan pesantren.

3. Pemikiran Azyumardi Azra tentang pembaruan pendidikan Islam

(perguruan tinggi Islam dan pondok pesantren), jika dikaitkan dengan

sistem pendidikan nasional yang berbunyi pada Undang-Undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 memiliki korelasi karena saling menekankan

aspek kecerdasan inteletual dan pengembangan manusia seutuhnya

disertai internalisasi nilai-nilai spritual. Pemikiran Azyumardi Azra

sangat relevan dengan kondisi pendidikan di Indonesia supaya tidak

ada lagi dikotomi ilmu, tercapainya akhlakul karimah, kuatnya Islam

wasatiyah dan jaringan pesantren, serta terbentuknya kurikulum yang

ideal. Pemikirann Azyumardi Azra yang belum tercapai adalah

penyederhanaan kurikulum.

Page 109: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

B. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, perlu kiranya penulis memberikan

saran konstruktif bagi dunia pendidikan Islam yaitu:

1. Bagi Pendidik

Berusaha semaksimal mungkin untuk selalu kreatif dan berinovasi

dalam proses pembelajaran dengan berbagai metode yang digunakan,

bukan hanya menggunakan metode ceramah, akan tetapi dapat

menggunakan berbagai metode yang kekinian sehingga peserta didik

atau mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan baik dan maksimal.

2. Bagi Instansi Pendidikan Islam

Telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa

pembaruan pendidikan Islam adalah suatu keniscayaan. Maka

perguruan tinggi Islam maupun pondok pesantren agar selalu berfikir

kreatif dan cerdas untuk melakukan modernisasi pendidikan Islam

secara berkelanjutan dan berkualitas.

3. Bagi Pemerintah

Diharapkan semaksimal mungkin mendorong dan mendukung

perguruan tinggi Islam dan pondok pesantren dalam

memodernisasinya, baik materil maupun moril. Karena tanpa

dukungan dari pemerintah mustahil pendidikan Islam akan maju.

Page 110: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Dian Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam

Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Abdul Mujib. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Arikunto. 2010. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).

Jakarta : Rineka Cipta.

Azyumardi Azra. 1998. Esei-Esei Intelektual Muslim Pendidikan Islam. Jakarta:

Logos Wacana Ilmu.

______________, 2012. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah

Tantangan Milenium III. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

______________. 1999. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju

Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

______________. 1999. Reformis, Dinamika Intelektual dan Gerakan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

______________. 2000. Islam Subtantif: Agar Umat Tidak Menjadi Buih.

Bandung: Mizan.

______________. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekontruksi dan

Demokratisasi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

______________. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education):

Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada

Media.

______________. 2005. Dari Harvard sampai Makkah. Jakarta: Penerbit

Republika.

Burhan Bungin. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: kencana.

Deddy Mulyana. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hasan Langgulung. 1980. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam.

Bandung: al Ma‟arif.

Hujair Sanaky. 2008. Mata Kuliah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta :

Fakultas FIAI dan Kedokteran Universitas Islam Indonesia.

Komaruddin Hidayat dan Hendro, Prasetyo. 2000. Problem & Prospek IAIN

(Antologi Pendidikan Tinggi Islam). Jakarta: Direktorat Pembinaan

Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI.

Page 111: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

Lexy Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Masykuri Abdilah. 1999. Demokrasi di Persimpangan Makna: Respon Intelektual

Muslim Indonesia terhadap Konsep Demokrasi 1966-1993. Yogyakarta:

Tiara Wacana Yogya.

Moeliono A.M. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Mohammad Tholhah Hasan. 2005. Islam dalam Perspektif Sosio Kultural.

Jakarta: Lanta bora Press.

Muhaimin. 2003. Paradigma Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Munawir A.W. 1997. Kamus Al-Munawwir (Arab-Indonesia Terlengkap).

Surabaya: Pustaka Progressif.

Nasution. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nata Abuddin. 2001. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-

Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.

Nawawi Hadari. 1993. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada

Universiti Perss.

Nurcholis Madjid. 1997. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:

Paramadina.

Slamet Triyadi. 2009. Modernisasi Pendidikan Islam Perspektif Prof. Dr.

Azyumardi Azra. Tesis (Online). Tersedia: http://digilib.uinsby.ac.id/7324/.

21 Juli 2016.

Syamsul Kurniawan, Erwin, dan Mahrus. 2013. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikn

Islam. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Yulianto. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M2s.

Zakiah Daradjat. 1993. Ilmu Jiwa Agama. Jakarata : Bulan Bintang.

Zuhairi Misrawi. 2010. Membumikan Toleransi al-Quran; Inklusivisme,

Pluralisme dan Multikulturalisme. Jakarta: Moslem Moderate Society.

https://m.tempo.com. Diakses 1 Januari 2017.

http://news.detik.com. Diakses 1 Januari 2017.

https://www.merdeka.com. Diakses 1 Januari 2017.

ejournal.stainpamekasan.ac.id. Diakses 25 Desember 2016.

Page 112: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Negeri_Syarif_Hidayatullah_Jaka

rta. Diakses 02 Januari 2017

http://www.umy.ac.id. Diakses 28 Desember 2016.

http://ditpdpontren.kemenag.go.id. Diakses Diakses 5 Februari 2016

www.tokohindonesia.com. Diakses 21 Juli 2016.

Harian Kompas, 25 Maret 2004.

Page 113: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

LAMPIRAN-LAMPIRAN

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA.

Hari/Tanggal : 06 September 2016

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Universitas Airlangga Surabaya

Keterangan

P : Penulis

I : Nara Sumber

P : Assalamualaikum Prof !

I : Waalaikumsalam Wr. Wb.

P : Saya Maftukhin mahasiswa IAIN Salatiga yang ingin mengadakan wawancara

dengan Prof untuk penelitian skripsi.

I : Oh ya, ya. Silahkan. Ya sudah langsung aja apa pertanyaannya?

P : Bagaimana keadaan pondok pesantren saat ini menurut pandangan Prof?

I : Saya melihat bahwa pondok-pondok pesantren sudah maju, seperti Lirboyo,

Tebuireng itu sudah maju. Substansi, kelembagaan madrasah sudah berubah.

Sistem sebelumnya hanya sorogan dan bandongan, sekarang sudah sistem

klasikal. Bangunan-bangunan pun juga sudah megah, tidak seperti dulu lagi.

P : Apa yang diperbaharui atau dimodernisasi Prof?

I : Kurikulum, metode pengajaran, bangunan dan yang lain sudah bagus. Yang

dibutuhkan untuk saat ini bagaimana penguatan pemahaman keagamaan, yaitu

pemahaman keagamaan Islam washatiyah atau Islam moderat. Perkembangan

yang terjadi dalam beberapa terakhir ini, banyak penyebaran pemahaman

keagamaan yang radikal.

P : Seberapa besar pengaruhnya Prof?

I : Yang sedang terjadi adalah penyebaran paham-paham Islam yang tidak sesuai.

Mereka itu gigih dalam penyebaran. Berkembangnya mereka dapat pengikut

dari satu-satu akhirnya menjadi banyak. Ini perlu dilakukan kenangkalan

melalui sistem yang sistematis dengan cara penguatan islam wasatiyah. ini

penting dilakukan.

Page 114: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

P : Bagaimana caranya Prof?

I : Sekarang ini saya kira pesantren-pesantren besar itu harus membantu

pesantren-pesantren kecil dalam modernisasinya, karena masih ada pesantren

yang pembelajarannya ketinggalan, substansi pendidikan juga masih

ketinggalan, nah pesantren-pesantren yang besar ini harus membantu, caranya

dengan membangun jaringan pesantren seluruh Indonesia, tidak hanya di

Indonesia tapi di Filipina, Thailand, Malaysia. Kita harus mengekspor

pesantren kita ini ketempat-tempat lain. Dari sudut substansi,

pembelajarannya, paham keagamaannya yakni wasatiyah-nya itu, harus

diekspor kenegara-negara lain. Itu gagasan yang baru. Pesantren

Muhammadiyah sudah mulai banyak, pesantren PERSIS sudah ada di Jawa

Timur, pesantren Nahdlatul Wathon juga banyak. Semua itu harus bikin

jaringan, saling membantu mana yang masih tradisional, dimodernisasi dalam

tiga hal itu tadi, fisik, kelembagaan, substansi pendidikan, dan metode

pembelajarannya, jadi empat.

P : Berkaitan kyai konservatif bagaimana Prof?

I : Sekarang kyai sudah lebih terbuka, kalau pesantren-pesantren besar terbuka,

kepemimpinannya lebih kolektif. Jadi kalau di Pesantren besar itu, kyai

utamanya wafat maka pesantrennya tidak bubar karena ada menejemennya,

menejemennya sudah cukup kuat.

P : Pandangan Perguruan Tnggi Islam saat ini menurut Prof Bagaimana?

I : Perguruan tinggi Islam saat ini, baik negeri maupun swasta maju sekali. Dulu

kita cuma punya IAIN dan STAIN, tapi sejak 20 Mei 2002 IAIN Jakarta

berubah menjadi UIN. Sejak itu terus beberapa IAIN menjadi UIN, termasuk

STaIN Malang. Hingga sekarang jumlahnya sampai 11. Saya kira perguruan

tinggi Islam Negeri, UIN, IAIN, dan STAIN sudah maju, gedungnya juga

sudah bagus-bagus, Dosennya juga sudah mulai banyak, banyak Doktor,

banyak Profesor.

P : Kemudian yang perlu dimodernisasi apanya Prof?

I : Saya kira sekarang tugas prioritas utama saat ini adalah penguatan akhlakul

karimah, budi pekerti, integritas, itu semua yang penting sekarang. Karena

kalau Mahasiswa tamat tidak memiliki akhlak yang baik itu, gak pas lah.

Pembaruan di perguruan tinggi Islam hampis sudah terpenuhi dengan

gagasan-gagasan di buku saya, cuma yang belum terlaksana adalah

penyederhanaan kurikulum. Sekarang beban kurikulum masih banyak, mata

kuliah masih banyak, kalau bagi saya mata kuliah cukup empat selama satu

semester, tapi sks nya besar-besar 4 sks tau 5 sks atau 6 sks. Sekarang terlalu

banyak 1 semester 12 mata kuliah. Jadi itu agenda kedepan, penyederhanaan

kurikulum. Mata kuliah yang cabang-cabang dikembalikan ke induknya.

Misalnya di Tarbiyah itu ada fiqih tarbawi, Fiqih Tarbawi sampai beberapa

semester, cukup jika mau dikasih cukup satu semester, tidak usah fiqih

Page 115: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

tarbawi satu, dua, sampai berapa itu empat, cukup satu saja. Mahasiswa

didorong untuk lebih banyak belajar sendiri, karena abad kita saat ini adalah

abad informasi.

P : Berkaitan mahasiswa saat ini, pandangan prof bagaimana?

I : Saya kira memang, aktivisme mahasiswa berkurang, aktivisme dalam arti

aktivis sosial politik. Mungkin karena politik di Indonesia lebih stabil. Tapi

dulu zaman-zaman Gus Dur jadi presiden, politik belum stabil dan banyak

gejolak tapi semenjak masa SBY berkurang. Mahasiswa saat ini

kecenderungan lebih aktif dalam isu-isu internal kampus. Misalnya saya gak

tahu di UIN Malang, di UIN Surabaya ini mahasiswanya suka mendemo

Rektor, kadang-kadang kelakuan mahasiswanya juga gak bener, kaya tidak

ada akhlaknya, mengatakan Tuhan membusuk dan macam-macam, saya tidak

tau kalau di UIN Malang. Jadi mereka sibuk kedalam. Aksi-aksi mereka

secara moral dan akhlak tidak selalu cocok.

P : Baiklah Prof. Itu aja sepertinya yang mau saya tanyakan. Jika nanti ada

pertanyaan lagi boleh ya Prof?

I : Iya. Boleh.

P : Terima kasih banyak ya Prof atas waktunya.

I : Iya, sama-sama. Hati-hati pulangnya. Kan jauh.

Page 116: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF

DOKUMENTASI WAWANCARA

Page 117: PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1669/1/MAFTUHIN.pdf · 2017. 5. 8. · PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PERSPEKTIF