Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MelaluiPendekatanSaintifik
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2014
Pembelajaran
BAHASA PERANCIS
Naskah Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
ii
KATA PENGANTAR
Naskah Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ......................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup .............................................................................. 3
D. Landasan Hukum .......................................................................... 3
BAB II PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK .......................... 5
A. Prinsip .......................................................................................... 5
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Bahasa Perancis ............... 6
C. Model Pembelajaran dalam Bahasa Perancis .................................... 7
1. Discovery Learning .................................................................. 8
2. Project Based Learning ........................................................... 11
3. Problem Based Learning (PBL) ................................................ 14
D. Langkah-Langkah Pemilihan Model Pembelajaran ............................ 17
E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Perancis .................. 18
1. Penilaian Kompetensi Sikap .................................................... 19
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan ......................................... 19
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan ......................................... 20
BAB III ANALISIS KOMPETENSI ...................................................................... 24
A. Kompetensi ................................................................................. 24
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku (buku
guru dan buku siswa); .................................................................. 25
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 31
Naskah Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan
tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap satuan pendidikan perlu
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta
penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat
apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran
merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta
didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada Silabus.
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 2
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
teknik, bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan
program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013
menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015 seluruh SMA sejumlah
12.637 wajib melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. Untuk
menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik, serta melakukan penilaiain autentik, Pemerintah telah
melatih guru inti dan guru sasaran, serta menyediakan silabus, buku guru, dan
buku teks untuk peserta didik.
Dalam menyiapkan kemampuan guru terutama merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta merancang dan melakukan penilaian autentik,
perlu penjabaran operasional dalam mengembangkan materi pembelajaran,
mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan
penilaian autentik berdasarkan silabus dan buku (buku guru dan buku siswa).
Oleh karena itu Direktorat Pembinaan SMA menyusun naskah berupa rambu-
rambu yang dapat memfasilitasi guru Bahasa Perancis secara individual dan
kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam
berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran
yang diampunya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata
pelajaran Bahasa Perancis dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
Secara khusus naskah ini bertujuan untuk:
1. Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti
dan kompetensi dasar.
2. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 3
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
3. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari
silabus. Mengembangkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik.
4. Merancang penilaian autentik.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik
2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Bahasa
Perancis
3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Bahasa Perancis
4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 4
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 Tahun 2013 tanggal 8 November Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum
10. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 Tahun 2014 dan Nomor
420/176/SJ tanggal 9 Januari Tahun 2014 tentang Implementasi
Kurikulum
11. Peraturan lain tentang Kurikulum 2013 yang berlaku
Naskah Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
5
BAB II
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. Prinsip
Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar
Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup
materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang memiliki karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapain kompetensi tersebut
berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu,
guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong
kemampuan peserta didik untuk melakukan penyingkapan/penelitian, serta
dapat menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok.
Pendidik disarankan untuk menggunakan menggunakan model pembelajaran
antara lain model inkuiri, discovery, problem, dan projek.
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma:
(1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru
sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten
menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi
pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal
menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7)
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 6
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental
(softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10)
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di
rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan
prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di
mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14)
pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Bahasa Perancis
Pembelajaran sintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-
langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Pembelajaran tersebut tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, tetapi proses pembelajaran dipandang sangat penting. Pendekatan ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi
pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu mengamati, menanya,
mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
Sesuai dengan karakteristik bahasa sebagai alat komunikasi, pembelajaran
bahasa tidak hanya mempelajari ilmu bahasa yang terkait dengan gramatika,
tatacara membaca atau menulis saja, tetapi harus merefleksikan kompetensi
sikap berbahasa yang santun, cara berfikir ilmiah, dan keterampilan berbahasa
yang komunikatif baik lisan maupun tulisan, baik aktif maupun pasif melalui
keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Untuk mata
pelajaran Bahasa Perancis, pembelajarannya berbasis tema, artinya
pembelajaran melalui tema yang dipergunakan untuk memahami struktur teks,
unsur kebahasaan, unsur budaya yang terdapat dalam teks.
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 7
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Pendekatan pembelajaran saintifik dalam Bahasa Perancis dapat dilakukan
sebagai berikut;
1. Kegiatan mengamati dilakukan dengan memaksimalkan panca indra
dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak.
Pengamatan dilakukan terhadap materi yang berbentuk fakta, yaitu
fenomena atau peristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara,
atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.
Contoh:
Peserta didik mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang
bersalaman atau menyimak percakapan memperkenalkan diri dalam bahasa
Prancis.
2. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep,
prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Contoh:
Peserta didik mendiskusikan kapan, dengan siapa, apa yang mereka
katakan saat mereka melakukan salaman yang ada pada gambar/video
yang ditampilkan.
3. Mencoba
Peserta didik mencoba memperkenalkan diri dalam bahasa Perancis, mulai
dengan mengulang kalimat, melengkapi percakapan yang rumpang, sampai
memperkenalkan diri dengan beberapa teman di kelas.
4. Mengasosiasi
Peserta didik membandingkan memperkenalkan diri dalam bahasa dan
budaya Indonesia dengan bahasa dan budaya Prancis, dan menarik
kesimpulan persamaan dan perbedaannya.
5. Mengomunikasikan
Peserta didik mengkomunikasikan hasil diskusi yang membandingkan
antara bahasa dan budaya Prancis dengan bahasa dan budaya Indonesia
dalam bahasa Perancis.
C. Model Pembelajaran dalam Bahasa Perancis
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 8
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Perancis sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta
didik, antara lain Discovery Based Learning, Project Based Learning, dan
Problem Based Learning.
1. Discovery Learning
Discovery learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta didik
sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang
diharapkan. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan stimulus
Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat peserta
didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara
melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan
dimulai dari yang sederhana hingga kompleks atau fenomena yang
menimbulkan kontroversi. Pada tahap ini, misalnya, peserta didik
mengamati fakta tentang beberapa teks deskripsi. Kemudian, diberi
fakta lain tentang paparan jati diri penulis dan daftar riwayat hidup
seseorang yang ada pada kompetensi dasar sebelumnya. Dari segi
informasi kedua teks tersebut terlihat hampir sama namun memiliki
genre yang berbeda. Dengan demikian, peserta didik termotivasi untuk
mencari tahu lebih lanjut tentang fakta dan fenomena tersebut dengan
membaca dari berbagai sumber atau mempertanyakan kepada pendidik.
Selanjutnya peserta didik dihadapkan pada teks dengan genre yang
sama namun bervariasi dalam fungsi sosial dan unsur kebahasaan
sehingga membangkitkan rasa penasaran (curiosity). Tahapan ini
dilanjutkan dengan tidak memberi generalisasi kepada peserta didik
agar timbul keinginan mereka untuk mencari tahu alasan penulis atau
penutur menggunakan unsur kebahasaan yang berbeda. Sehingga
peserta didik dapat mengetahui perbedaan fungsi sosial dari teks-teks
tersebut. Disamping itu, guru menyiapkan instruksi-instruksi yang jelas
untuk penugasan dalam setiap tahapan.
Selain itu, pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 9
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.
Ketika memberikan stimulus, guru dapat menggunakan teknik bertanya,
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengarahkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong
eksplorasi. Dengan demikian, peserta didik terlibat secara aktif dalam
bereksplorasi
b. Menyiapkan pernyataan masalah
Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran. Kemudian peserta memilih salah satu masalah dan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat. Dalam pembelajaran teks
narratif, guru memberikan contoh dalam bentuk cerita bergambar.
Peserta didik ditugaskan mencari teks lain dengan ciri-ciri (generic
structure) yang sama dengan cerita bergambar yang disajikan. Peserta
didik merumuskan pernyataan masalah misalnya “semua teks naratif
memiliki alur cerita orientasi, komplikasi dan resolusi”, atau “semua teks
naratif menggunakan tata bahasa bentuk lampau (past tense)”.
c. Mengumpulkan data/mencoba
Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya pernyataan masalah tersebut. Dalam
hal ini informasi yang dikumpulkan berfungsi untuk membuktikan
pernyataan masalah dalam contoh teks narratif. Pembuktian ini dapat
dilakukan dengan cara mengumpulkan (collecting) berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
nara sumber, melakukan uji coba dan sebagainya. Dengan demikian,
peserta didik secara aktif menemukan pengetahuan baru yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Mengolah Data
Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan
informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 10
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
metode lainnya, lalu ditafsirkan. Semua informasi yang telah
dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan.
e. Memverifikasi data
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan
masalah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu kemudian dicek, apakah
terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
f. Menarik kesimpulan
Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik
kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi
yang menekankan pentingnya penguasaan materi pelajaran atas makna
dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalaman-pengalaman itu.
Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung
untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:
a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan awal yang lebih
baik pada keterampilan berbicara dan menulis. Bagi peserta didik yang
kurang terampil, akan mengalami kesulitan dalam mengungkapkan
hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan sehingga
pada gilirannya akan menimbulkan frustrasi;
b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk memudahkan dalam
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya;
c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman;
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 11
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan
pembelajaran.
Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:
a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung
bagaimana cara belajarnya;
b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan karena
pemerolehannya bersifat pribadi;
c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa
penyelidikan dan berhasil;
d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan dengan keecepatannya sendiri;
e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan
melibatkan akal dan motivasinya;
f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena
memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya;
g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah
pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan
kegiatannya;
h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam
merumuskan hipotesis;
i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;
j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari
berbagai jenis sumber belajar.
2. Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 12
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
beraktivitas secara nyata. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan pertanyaan mendasar.
Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas dengan cara
mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Guru diharapkan dapat
mengangkat topik yang relevan untuk para peserta didik sesuai dengan
tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan diawal
semester agar dapat merancang kegiatan selanjutnya.
b. Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta
didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa
“memiliki” proyek tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek yang mungkin,
dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek.
c. Menyusun Jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
2. membuat deadline penyelesaian proyek,
3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 13
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain,
pemdidik berperan sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas.
Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah proses monitoring dan
merekam keseluruhan aktivitas peserta didik.
e. Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur
ketercapaian kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap
ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. guru dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap awal pembelajaran.
Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan
persyaratan untuk mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain:
a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah sehingga
proyek tidak memakan waktu terlalu lama;
b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan belajar di
laboratorium;
c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol;
d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan
proyek.
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 14
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara
lain:
a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.
b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting;
c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah dan berpikir kritis;
d. mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan
sumber daya;
e. memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu serta
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;
f. melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki dan kemudian
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik
maupun guru menikmati proses pembelajaran.
3. Problem Based Learning (PBL)
a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik pada
masalah.
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam Problem Based Learning,
tahapan ini sangat penting karena guru harus menjelaskan dengan rinci
apa yang akan dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh pendidik
serta menjelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi agar
peserta didik dapat mengerti pembelajaran yang akan dilakukan. Ada
empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-masalah penting
dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 15
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai
jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks
mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,
3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Pendidik akan
bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun
peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya, dan
4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
model Problem Based Learning juga mendorong peserta didik belajar
berkolaborasi. Dalam memecahkan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antaranggota. Oleh sebab itu,
pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok dan masing-masing kelompok akan memilih dan
memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam
konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi
antaranggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan
sebagainya.
Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing
kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama
pembelajaran. Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah
dan telah membentuk kelompok belajar, guru dan peserta didik
menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah
mengupayakan agar semua peserta didik terlibat aktif dalam sejumlah
kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 16
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta memamerkannya.
Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap
aktivitas peserta didik selama penyelesaian proyek. Pengawasan
dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta
didik. Untuk mempermudah proses monitoring, guru membuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning. Setiap situasi
permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun
pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan
data dan eksperimen, perumusan hipotesis dan penjelasan, dan
pemecahan masalah. Pengumpulan data dan eksperimen merupakan
aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong
peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen
(mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi
situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik
mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun
ide mereka sendiri.
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan
tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk
pemecahan masalah. Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data
dan menentukan permasalahan tentang fenomena yang mereka
selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis, penjelasan, dan
pemecahan masalah.
Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta didik untuk
menyampaikan ide-idenya dan menerima ide mereka. Guru juga harus
mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang
kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas
informasi yang dikumpulkan.
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 17
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan
pameran. Artifak bisa berbentuk laporan tertulis, video, tape
(menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model
(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),
program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan
artifak sangat dipengaruhi oleh tingkat berpikir peserta didik. Langkah
selanjutnya, peserta didik memamerkan hasil karyanya dan pendidik
berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam
pemeranan ini, melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, Guru
lainnya, para orang tua, dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai”
atau pemberi umpan balik.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning. Fase
ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan serta pola pikir yang mereka gunakan.
Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi
pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
D. Langkah-Langkah Pemilihan Model Pembelajaran
Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan
saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan
model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan
faktual dan konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning,
sedangkan untuk pengetahuan prosedural Project Based Learning dan
Problem Based Learning.
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 18
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
dari KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery
Learning dan Problem Based Learning, sedangkan untuk keterampilan
konkrit menggunakan Project Based Learning.
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun
sikap sosial (KI-2)
Berikut contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan
dimensi pengetahuan dan keterampilan.
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Keterampilan
Abstrak Konkrit
Faktual Discovery Learning Discovery Learning
Konseptual Discovery Learning Discovery Learning
Prosedural Discovery Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning Problem Based Learning
Metakognitif
Discovery Learning Project Based Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning Project Based Learning
Problem Based Learning
E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Perancis
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik,
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Bahasa Perancis merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur
kurikulum 2013, oleh sebab itu penilaian hasil belajar Bahasa Perancis harus
dikembangkan sesuai dengan konsep penilaian Kurikulum 2013, yaitu penilaian
autentik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dicapai peserta didik secara terpadu.
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 19
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut;
1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (apart
of,not apart from instruction),
2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems),
bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems),
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
4. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Penilaian autentik dalam pembelajaran Bahasa Perancis sebagai berikut;
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Pengumpulan informasi terkait sikap peserta didik pada pembelajaran
bahasa Prancis dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri, penilaian
antar teman, dan jurnal, disesuaikan dengan karakteristik KD pada KI-1
dan KI-2. Penilaian sikap dilaksanakan pada saat kegiatan belajar
berlangsung, dimulai dari proses mengamati, menanya, mengeksplor data,
mengasosiasi, sampai mengkomunikasikan hasil pembelajarannya.
Penilaian ini digunakan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Inti 1 dan
2, dengan Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 2.2, 2.3, dan 2.4.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pengumpulan informasi terkait pencapaian pengetahuan peserta didik
dilakukan melalui tes dengan teknik tes tertulis dan pemberian tugas.
Pengetahuan bahasa Prancis terakumulasi pada Kompetensi Inti 3, dengan
Kompetensi Dasar 3.1, 3,2, 3.3, dan 3.4.
Pengetahuan bahasa Prancis terdiri dari kosa kata, struktur kalimat (unsur
kebahasaan), ungkapan –ungkapan yang mempresentasikan budaya
setempat (unsur budaya). Kosa kata dikembangkan dari mulai cara
melafalkan dan menulis karena terdapat perbedaan antara pelafalan dan
penulisan, selanjutnya digabung menjadi kalimat dengan tata bahasa
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 20
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Prancis. Kosa kata, struktur bahasa (unsur kebahasaan) dipelajari dalam
satu kesatuan utuh berbentuk wacana lisan dan tulisan yang diikat oleh
tema yang berbeda pada setiap semester. Tema yang dipelajari dimulai
dari Identitas Diri, Kehidupan Sekolah, Kehidupan Keluarag, Kehidupan
Sehari-hari, Kegiatan Waktu Senggang dan Wisata.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pengumpulan informasi terkait keterampilan berbahasa Prancis dalam
bentuk penyusunan teks lisan dan tulisan sederhana diukur dengan teknik
tes praktik, melalui unjuk kerja, unjuk karya (produk). Penilaian ini
digunakan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Inti 4, yang terdiri dari
KD 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Instrumen penilaiannya dilengkapi dengan
rubrik, seperti contoh berikut ini:
Contoh: Rubrik penyusunan teks lisan.
Penilaian penyusunan teks lisan terdiri dari lima kriteria (menurut Échelle
de Harris), yaitu pelafalan (prononciation), tata bahasa (grammaire), kosa
kata (vocabulaire), (aisance), pemahaman (compréhension). Rentang skor
dari masing-masing kriteria adalah :
Rubrik Pelapalan (prononciation)
Skor Kriteria
5 Jika pelafalan sangat baik mendekati penutur asli
4 jika pelafalan dapat dipahami walaupun dengan aksen yang berbeda
3 jika kesulitan pelafalan namun tidak menyebabkan salah pemahaman
2 jika sangat sulit dipahami yang disebabkan pelafalan dan bahkan harus sering diulang
1 jika kesulitan pelafalan yang sangat parah sehingga tidak dapat dipahami.
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 21
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Rubrik Tata bahasa (grammaire)
Skor Kriteria
5 jika tidak ditemukan kesalahan tata bahasa
4 jika ditemukan kesalahan struktur tetapi tidak merubah pemahaman
3 jika seringkali ditemukan kesalahan struktur yang mengakibatkan perbedaan makna
2 jika ditemukan kesulitan struktur sehingga mengambil kembali contoh dasar
1 jika kesulitan pelafalan yang sangat parah sehingga tidak dapat dipahami.
Rubrik Kosa kata (vocabulaire)
Skor Kriteria
5 jika penggunaan kosa kata dan ungkapan mirip dengan penutur asli
4 jika dapat menggunakan kosa kata dengan leluasa tetapi masih ditemukan kata yang kurang tepat sehingga mengakibatkan ketidaksesuaian kosa kata
3 jika komunikasi menjadi terbatas karena adanya ketidakcocokan kosa kata
2 jika sering terlihat ragu-ragu karena masalah linguistik
1 jika berbicara secara terbata-bata dan terpenggal sehingga tidak dapat dipahami.
Rubrik Pemahaman (Compréhension)
Skor Kriteria
5 jika dapat dipahami secara jelas
4 jika dapat dipahami dalam situasi normal walaupun terkadang harus diulang
3 jika dapat memahami percakapan apabila diucapkan secara jelas dan lambat
2 jika hanya dapat memahami percakapan yang diulang-ulang
1 jika tidak dapat memahami percakapan sangat sederhana.
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 22
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Contoh kriteria penilaian komptensi keterampilan Berbicara dalam Bahasa
Perancis dapat dilihat pada table 1 berikut;
Tabel 1 : contoh Kompetensi Ketrampilan Berbicara dalam Bahasa Pernacis
Kriteria Skor Penil
aian 5 4 3 2 1
Pelafalan
Prononciation
Pelafalan sangat baik
mendekati penutur asli
Pelafalan da pat dipahami
walaupun dengan aksen yang berbeda
Pelafalan cukup baik,
namun ter kadang ada yang me-nyebabkan salah pen-dengaran
Banyak pelafalan
yang ku-rang baik sehingga su lit untuk di pahami dan harus di-ulang-ulang
Pelafalan yang sangat
buruk se-hingga ti-dak dapat dipahami.
Skor maksi
mal 5
Tata bahasa
Grammaire
Penggunaan tata bahasa yang baik
Ada bebera pa kesalahan tata bahasa namun tidak mengubah makna
Cukup se-ring terjadi kesalahan tata bahasa yang me- nyebabkan perubahan makna
Tata bahasa yang sulit dipahami sehingga harus me-niru yang sangat dasar
Kesalahan tata bahasa yang sangat parah se-hingga ti-dak dapat dipahami apa yang diutarakan
Skor maksimal 5
Kosa Kata
Vocabulaire
Mengguna-kan kosa kata dan ungkap an yang sa ngat baik se perti penutur asli
Mengguna-kan kosa kata yang kadang-kadang ku-rang tepat te-tapi tidak me rubah makna
Percakapan sedikit ter-hambat ka-rena keti dak sesuai an pilihan kata
Mengguna kan kosa ka ta yang ter batas se-hingga sulit dipahami
Mengguna kan kosa ka ta yang sa ngat terba tas sehing ga percakap an tidak da-pat dipa-hami
Skor maksimal 5
Kelancaran
Aisance
Berbicara sangat lancar seperti penutur asli
Berbicara cukup lancer
Berbicara sedikit lan-car karena ada sedikit kesulitan linguistic
Berbicara ragu-ragu dan terka- dang terhen ti karena ke sulitan linguistic
Berbicara terbata-bata dan terpu tus-putus sehingga tidak dapat dipahami
Skor maksimal 5
Pemahaman
Compréhen- sion
Percakapan dapat mudah dipahami tan pa ada kesu-litan berarti
Percakapan dapat dipa-hami dalam kondisi nor-mal wapaupn masih ada yang perlu diulang
Percakapan sebagian be sar dapat di pahami apa bila disam-paikan dengan jelas dan lambat
Percakapan dapat dipa-hami hanya dalam kon disi disam paikan se-cara sangat perlahan dan sering kali diulang
Percakapan sama sekali tidak dapat dipahami walaupun secara lambat
Skor maksimal 5
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 23
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kriteria Skor Penil
aian 5 4 3 2 1
Nilai akhir = Jumlah Perolehan Skor x 100
Jumlah skor maksimal
Contoh kriteria Penilaian Kompetensi Keterampilan Menulis dalam Bahasa
Perancis tampak pada table 2 berikut;
Kriteria Skor 1 Skor 2 skor 3
Sesuai dengan perintah (jumlah kata, jenis teks)
Sesuai jumlah kata tidak sesuai tetapi jenis teks sesuai
Jumlah kata dan jenis teks tidak sesuai
Sosiolinguistik (vous/tu)
Sosiolinguistik yang tepat
Sosiolinguistik terkadang tidak tepat
Tidak mampu membedakan penggunaan tu/vous
Kemampuan menginformasikan
Menginformasikan dengan jelas
Menginformasikan dengan cukup jelas
Tidak dapat menginformasikan dengan baik
Orthographie Ejaan dan penulisan tepat
Masih ditemukan ejaan atau penulisan yang kurang tepat
Banyak ditemukan ejaan/penulisan yang salah
Tata bahasa Mampu menggunakan tata bahasa sederhana dengan baik
Masih ditemukan kesalahan tata bahasa (konjugasi)
Konjugasi dan tata bahasa yang tidak tepat
Koherensi Mampu menggabungkan kalimat dengan kata et, mais, alors, et puis.
Masih ditemukan kesalahan dalam menggabungkan kalimat
Belum mampu menggabungkan kalimat dengan baik
Naskah Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
24
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi
yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan
kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam
menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi
itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju
semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti
adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada
tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata
pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA
adalah sebagai berikut.
Tabel 3: Kompetensi Inti kelas X
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 25
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat
kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat
kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi
kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut;
Tabel 4: Kompetensi Inti Kelsa XI dan XII
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku (buku
guru dan buku siswa);
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum
dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 26
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Penjelasan Bagan 1;
1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai
berikut;
a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran
(though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara
langsung (direct teaching) kepada peserta didik.
b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social
yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant
effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect
teaching)
c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran
secara utuh atau terpadu.
Kompetensi dasar (KD) dikembangkan menjadi indicator pencapaian
kompetensi (IPK) seperti contoh berikut;
KD IPK Pengetahuan Sikap
3.1 Memahami cara menyapa, berpa-mitan, mengucap-kan terima kasih, meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenal-kan diri, serta cara meresponnya ter-kait topik identitas diri (l’identité) dan Kehidupan Sekolah (la vie scolaire)
3.1.2 Mencocokkan ujaran (kata, frasa atau kalimat) yang didengar dengan gambar yang disajikan.
3.1.2 Memilih kata, frasa atau kalimat yang sesuai dengan ujaran yang diperdengarkan.
3.1.3 Meleng-kapi kalimat
Rasa ingin tahu
Tanggung jawab
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 27
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
KD IPK Pengetahuan Sikap
dengan memperha-tikan unsur kebaha-saan, struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya.
dengan kata atau frasa yang diperdengarkan
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus
b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan
dengan yang tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn
hasil kajian (sesuai karakteristik materi pemeblajaran)
3. Pengembangan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru
dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di
silabus atau buku sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam
silabus dan buku, serta kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi
inti ketiga(pengetahuan)
Guru juga harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual, baik
materi yang sudah tercantum dalam buku maupun pengembangan dengan
menggunakan sumber lain. Materi yang kontekstual dapat
mengintegrasikan muatan local yang mencakup keunggulan lingkungan
setempat atau materi kekinian yang sedang menjadi pembicaraan.
Selanjutnya guru juga harus mencari materi dari buku atau
mengembangkannya dari sumber lain yang dapat diaktualisasikan dalam
kegiatan kepramukaan. Dari materi tersebut dibuat suatu kegiatan yang
berisi nilai-nilai kepramukaan untuk diserahkan dan dilaksanakan kepada
dan oleh Pembina Pramuka pada saat kegaiatan kepramukaan yang
terjadwal.
Contoh aktualisasi Bahasa Perancis dalam kegiatan kepramukaan;
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 28
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Membuat poster yang berisi tentang himbauan pelestarian tanaman langka
yang ada di lingkungan sekolah atau wilayahnya. Kegiatan ini akan melatih
antara lain kreativitas, tanggungjawab, dan peduli lingkungan.
Selain itu juga materi dikembangkan agar siswa memiliki Lower Order
Thinking Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Contoh LOTS; Menggabungkan kalimat dengan kata et, mais, alors, et
puis.
Contoh HOTS: Membuat rangkuman suatu teks (dapat diambil dari
majalah bahasa Perancis) dalam bahasa Perancis.
4. Mengembangankan kegiatan pembelajaran.
Guru dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sudah tercntum
di silabus sesuai dengan hasil kajian terhadap materi pembelajaran
dikaitkan dengan hasil kajian terhadap KI-2 dan KI-2.
Kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Kegiatan inti dikembangkan dengan pendekatan saintifik
yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan
a. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan
panca indra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh,
atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta,
yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman
suara, atau fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan
sebagainya.
Contoh:
Peserta didik mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang
bersalaman atau menyimak percakapan memperkenalkan diri dalam
bahasa Prancis.
b. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep,
prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Contoh:
Naskah Model Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA 29
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Peserta didik mendiskusikan kapan, dengan siapa, apa yang mereka
katakan saat mereka melakukan salaman yang ada pada
gambar/video yang ditampilkan.
c. Mencoba
Peserta didik mencoba memperkenalkan diri dalam bahasa Indonesia,
mulai dengan mengulang kalimat, melengkapi percakapan yang
rumpang, sampai memperkenalkan diri dengan beberapa teman di
kelas.
d. Mengasosiasi
Peserta didik membandingkan memperkenalkan diri dalam bahasa dan
budaya Indonesia dengan bahasa dan budaya Prancis, dan menarik
kesimpulan persamaan dan perbedaannya.
e. Mengomunikasikan
Peserta didik mengkomunikasikan hasil diskusi yang membandingkan
antara bahasa dan budaya Prancis dengan Indonesia.
5. Mengembangkan rencana penilaian yang mencakup penilaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran
seperti yang telah diuraikan di Bab II.
(untuk lebih jelas dapat dilihat dalam hand out Penilaian)
Naskah Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
30
BAB IV
PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya semakin
kegiatan pembelajaran, maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya,
semakin tidak efektif kegiatan pembelajaran, maka berdampak hasil belajar yang
tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan proses pembelajaran yang mencakup KI-1, KI-2,
KI-3, dan KI-4 dengan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran
langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung
adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung
dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan
pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung
peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis,
dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya.
Guru mengembangkan materi pembelajaran alternative kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan
yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam
kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan
nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung
terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan
dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4
berupa kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi
wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2 yang merupakan kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus dan buku.
Naskah Pembelajaran Bahasa Perancis Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
31
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University
Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of
poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Kemendikbud (2013). Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan
atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara). Jakarta.
Kemendikbud (2013). Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Kemendikbud (2013). Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Kemendikbud (2013). Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses
Pendidkan Dasar dan Menengah. Jakarta Kemendikbud (2014). Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Kemendikbud (2013). Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta Kemendikbud (2013). Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum. Jakarta UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun
2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301). Jakarta Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.