16
BAB II PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN 2.1 Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Bimbingan Untuk mengetahui definisi dari pembelajaran berbasis bimbingan, maka sebelumnya kita perlu mengetahui mengapa pembelajaran harus berbasis bimbingan dan mengetahui apa itu pembelajaran dan apa itu bimbingan. Secara filosofis, manusia memiliki potensi untuk dikembangkan seoptimal mungkin. Potensi itu sendiri adalah laten power, yakni kekuatan, kemampuan, keunggulan, keunikan yang belum tampak, belum menjadi prestasi, belum mewujud dalam bentuk perilaku. Sedangkan perkembangan optimal adalah perkembangan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Prestasi(achievment) sesuai dengan yang diprediksikan. Secara psikologis manusia itu bersifat unik, memiliki kebebasan, kemerdekaan untuk mengembangkan keunikannya. Dilihat dari segi manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sosial budaya akan terjadi perubahan sistem nilai dalam kehidupan sosial budaya. Nilai menjadi hal yang penting, oleh karenanya bimbingan dan konseling membantu individu memelihara, menginternalisasikan, memperhalus, dan memaknai nilai sebagai landasan dan arah mengembangkan diri. Hal lain yang menjadi alasan perlunya bimbingan adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peserta didik memerlukan bantuan dari pembimbing untuk menyesuaikan minat dan kemampuan mereka terhadap kesempatan dunia kerja yang cenderung semakin berubah dan meluas. 2.1.1 KONSEP BIMBINGAN Secara harfiah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer). Banyak pengertian bimbingan dikemukakan oleh para ahli diataranya sebagai berikut. Shertzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya).” Sunaryo Kartadinata (1998: 3) mengartikannya sebagai “proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal”. Sementara Rochman

Pembelajaran Berbasis BK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: Pembelajaran Berbasis BK

BAB IIPEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN

2.1       Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Bimbingan

Untuk mengetahui definisi dari pembelajaran berbasis bimbingan, maka sebelumnya kita

perlu mengetahui mengapa pembelajaran harus berbasis bimbingan dan mengetahui

apa itu pembelajaran dan apa itu bimbingan.

Secara filosofis, manusia memiliki potensi untuk dikembangkan seoptimal mungkin.

Potensi itu sendiri adalah laten power, yakni kekuatan, kemampuan, keunggulan,

keunikan yang belum tampak, belum menjadi prestasi, belum mewujud dalam bentuk

perilaku. Sedangkan perkembangan optimal adalah perkembangan yang sesuai dengan

potensi yang dimiliki. Prestasi(achievment) sesuai dengan yang diprediksikan.

Secara psikologis manusia itu bersifat unik, memiliki kebebasan, kemerdekaan untuk

mengembangkan keunikannya. Dilihat dari segi manusia sebagai makhluk sosial, dalam

kehidupan sosial budaya akan terjadi perubahan sistem nilai dalam kehidupan sosial

budaya. Nilai menjadi hal yang penting, oleh karenanya bimbingan dan konseling

membantu individu memelihara, menginternalisasikan, memperhalus, dan memaknai

nilai sebagai landasan dan arah mengembangkan diri.

Hal lain yang menjadi alasan perlunya bimbingan adalah kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Peserta didik memerlukan bantuan dari pembimbing untuk menyesuaikan

minat dan kemampuan mereka terhadap kesempatan dunia kerja yang cenderung

semakin berubah dan meluas.

 

2.1.1    KONSEP BIMBINGAN

Secara harfiah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti : (1) mengarahkan (to

direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer).

Banyak pengertian bimbingan dikemukakan oleh para ahli diataranya sebagai berikut.

Shertzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian

bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya).”

Sunaryo Kartadinata (1998: 3) mengartikannya sebagai “proses membantu individu

untuk mencapai perkembangan optimal”. Sementara Rochman Natawidjaja (1987: 37)

mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang

dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai

Page 2: Pembelajaran Berbasis BK

dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan

pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya, dan

dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.

Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan optimal sebagai makhluk sosial.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa  bimbingan adalah suatu proses

berkesinambungan sebagai upaya membantu untuk memfasilitasi individu agar

berkembang secara optimal.

Membantu merupakan sesuatu yang tidak dirasakan sebagai paksaan, dan makna

bantuan dalam bimbingan menunjukan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri,

mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik

sendiri, pembimbing hanya sebagai fasilitator. Istilah bantuan dalam bimbingan juga

dapat dimaknai sebagai upaya untuk :

a)      Menciptakan lingkungan (fisik, psikis, sosial dan spiritual) yang kondusif bagi

perkembangan siswa

b)      Memberikan dorongan dan semangat

c)      Mengembangkan keberanian bertindak dan bertanggung jawab

d)     Mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya

sendiri.

Perkembangan optimal adalah perkembangan yang sesuai dengan potensi individu dan

sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal merupakan

kondisi dinamik, dimana individu mampu mengenal dan memahami diri, berani

menerima kenyataan diri secara subyektif, mengarahkan diri sesuai dengan

kemampuan, kesempatan dan sistem nilai dan melakukan pilihan dan mengambil

keputusan atas tanggung jawab sendiri.

2.1.2    KONSEP PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah penyediaan sistem lingkungan yang mengakibatkan terjadinya

proses belajar pada diri siswa. Sumber lain menyebutkan pembelajaran merupakan

upaya yang dilakukan pendidik agar peserta didik belajar atau membelajarkan diri.

Belajar yang dimaksud adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari

pengalaman. Perubahan disini sebagai hasil pembelajaran bersifat positif dan normatif.

Page 3: Pembelajaran Berbasis BK

 

Dari pernyataan diatas, maka pembelajaran berbasis bimbingan itu sangatlah penting

untuk diterapkan karena pembelajaran yang baik, tidak hanya berorientasi pada

pencapaian kognitif saja akan tetapi dapat menghasilkan sebuah output berupa lahirnya

perubahan perilaku siswa atau peserta didik yang positif dan normatif. Maka dari itu,

pembelajaran seyogyanya berlandaskan pada prinsip-prinsip bimbingan yaitu yang

didasarkan pada:

a)      Needs assesment (sesuai dengan kebutuhan)

b)      Dikembangkan dalam suasana membantu (helping relationship):

1. Empati

2. Keterbukaan

3. Kehangatan Psikologis

4. Realistis

c)      Bersifat memfasilitasi

d)     Berorientasi pada:

1. Learning to be : belajar menjadi

2. Learning to learn : belajar untuk belajar

3. To work : belajar untuk bekerja dan berkarir

4. And to live together : belajar untuk hidup bersama

5. Tujuan utama perkembangan potensi secara optimal

 

2.2  Model-model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan konseling.

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam

prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling

tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model

pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar,

fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif

sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang

dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur)

Page 4: Pembelajaran Berbasis BK

yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan

penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.

1.         Koperatif (CL, Cooperative Learning).

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh

ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,

pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar

berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi

(sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan

berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup

bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,

menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok

kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa

heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta

tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk

kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

2.         Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya

jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan

siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan

disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana

menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual

adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan

mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model

lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-

tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi,

membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri,

generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok

atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi,

Page 5: Pembelajaran Berbasis BK

investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun

pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu,

rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah

pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio,

penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).

3.         Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan

dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya

adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi,

latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau

ekspositori (ceramah bervariasi).

4.         Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih

dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi

pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan

berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif,

terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat

berpikir optimal.

Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi,

induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri

5.         Problem Solving

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum

dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan

cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajikan

permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual

mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi,

mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.

6.         Problem Posing

Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah

dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian

Page 6: Pembelajaran Berbasis BK

yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar,

identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-

pertanyaan.

7.         Problem Terbuka (OE, Open Ended)

Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan

permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa

beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas

ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan

sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau

pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam.

Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut.

Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk

yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.

Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar,

diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa,

kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit

dilepas mandiri).

Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan

catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.

8.         Probing-prompting

Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan

serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses

berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan

pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-

prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak

diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa

secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak

bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses

tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa

dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan

disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum,

Page 7: Pembelajaran Berbasis BK

dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa,

bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang

belajar, ia telah berpartisipasi.

            2.3       Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan

konseling.

Tugas guru di sekolah tidak hanya mengajar, banyak tugas yang yang harus dikerjakan,

ia harus membuat perencanaan pengajaran yang sistematis untuk setiap pelajaran yang

akan diberikan. Kemudian dari rencana itu ia melaksanakan pengajaran dan membuat

evaluasi dari proses dan hasil pengajaran yang dilaksanakan. Didalam pelaksanannya

itu, guru tidak hanya memberikan pengajaran, akan tetapi guru juga harus memberikan

bimbingan kepada siswanya agar mereka mencapai perkembangan yang sesuai dengan

kemampuannya.

Bimbingan ketika mengajar yang dapat dilakukan oleh guru berupa menjelaskan tujuan

dan manfaat pelajaran, cara belajar, mata pelajaran yang diberikan, dorongan untuk

berprestasi, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi individu, penyelesaian tugas,

memberikan fasilitas belajar, dan lain-lain.

Berikut ini ada bebrapa prinsip-prinsip bimbingan yang harus diketahui oleh guru sebagai

pengajar sekaligus pembimbing.

1)        Proses membantu individu

2)        Bertitik tolak pada individu yang dibimbing

3)        Didasarkan pada pemahaman atas keragaman individu yang dibimbing

4)        Pada batas tertentu perlu ada referal

5)        Dimulai dengan identifikasi atas kebutuhan individu

6)        Diselenggarakan secara luwes dan fleksibel

7)        Sejalan dengan visi dan misi lembaga

8)        Dikelola oleh orang yang memiliki keahlian di bidang bimbingan

9)        Ada sistem evaluasi yang digunakan

Page 8: Pembelajaran Berbasis BK

Dalam memberikan bimbingan belajar, guru hendaknya memperhatikan beberapa hal

berikut ini:

1. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa baik yang pandai,

cukup, ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab secara potensial

semua siswa bisa mempunyai masalah.

2. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami

kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan

tersebut.

3. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta

faktor-faktor yang melatarbelakanginya, bantuan hendaknya disesuaikan dengan

jenis masalah serta tingkat kerumitan masalah.

4. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi. Karena

perbedaan individual siswa, perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang dihadapi

siswa, perbedaan individual guru serta kondisi sesaat, maka dalam memberikan

bimbingan belajar guru hendaknya menggunakan teknik bimbingan yang bervariasi.

5. Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru bekerja sama dengan staf

sekolah lain. Bimbingan belajar merupakan tanggung jawab semua guru serta staf

sekolah lainnya. Agar bimbingan berjalan efektif dan efisien diperlukan kerjasama

yang harmonis antara staf sekolah dalam membantu mengatasi kesulitan siswa.

6. Orang tua adalah pembimbing belajar siswa dirumah. Penanggung jawab utama

siswa adalah orang tuanya. Karena keterbatasan kemampuannya, orang tua

melimpahkan sebagian dari tanggung jawabnya kepada sekolah, tetapi tidak berarti

mereka lepas sama sekali dari tanggung jawab tersebut. Orang tua dituntut untuk

memberikan bimbingan belajar di rumah. Agar ada keserasian antara bimbingan

belajar yang diberikan guru disekolah dengan orang tua dirumah maka diperlukan

kerjasama antara kedua belah pihak.

7. Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas, di laboratorium,

ataupun dalam situasi-situasi khusus (konsultasi) baik di sekolah ataupun di luar

sekolah. Bimbingan belajar diberikan pada saat pelajaran berlangsung, yaitu saat

mengerjakan tugas-tugas atau latihan, saat diskusi kelas, praktikum, dan lain-lain.

Bimbingan juga dapat diberikan diluar jam pelajaran, sebelum pelajaran dimulai,

setelah pelajaran selesai atau sore hari, disekolah ataupun di rumah.

Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan oleh guru atau dosen dalam kegiatan

mengajar di kelas adalah:

1. mengenal dan memahami individu secara mendalam

2. memberikan perlakuan dengan memerhatikan perbedaan individual

3. memperlakukan individu secara manusiawi

Page 9: Pembelajaran Berbasis BK

4. memberi kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal

5. menciptakan suasana kelas yang menyenangkan

Seorang guru yang menerapkan prinsip-prinsip atau suasana bernuansa bimbingan di 

kelas dalam proses belajar mengajar akan tampak kondisi sebagai berikut:

1. Tercipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan dan menempatkan  siswa

sebagai subjek pengajaran

2. Adanya arahan atau oientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam

bidang studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhan pembelajaran

3. Menerima dan memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri

dengan memahami kekurangan, kelebihan, dan masalah-masalahnya

4. Mempersiapkan serta menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan individu

5. Membina hubungan yang dekat dengan siswa, menerima siswa yang akan

berkonsultasi dan meminta bantuan

6. Guru berusaha mempelajari dan memahami siswa untuk menemukan kekuatan,

kelemahan, kebiasaan, dan kesulitan yang dihadapinya, terutama dalam

hubungannya dengan bidang studi yang diajarkannya

7. Memberikan bantuan kepada siswa yang menghadapi kesulitan, terutama yang

berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya

8. Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan jabatan atau

karier

9. Memberikan bimbingan kelompok di kelas

10. Membimbing siswa agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik

11. Memberikan layanan perbaikan bagi siswa yang memerlukannya

12. Bekerja sama dengan guru, wali kelas, konselor, dan tenaga pendidik lainnya dalam

memebrikan bantuan yang dibutuhkan oleh siswa

13. Memberikan umpan balik atas hasil evaluasi

14. Memberikan pelayanan rujukan (referal) bagi siswa yang memliki kesulitan yang

tidak dapat diselesaikan oleh guru sendiri

 

            2.4       Teknik-Teknik Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan konseling

                   Ada beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk

membantu perkembangan individu, yaitu konseling, nasihat, bimbingan kelompok,

konseling kelompok, dan mengajar bernuansa bimbingan.

 

1. Konseling

Page 10: Pembelajaran Berbasis BK

Konseling merupakan bantuan yang bersifat terapeutik yang diarahkan untuk mengubah

sikap dan perilaku individu. Konseling dilaksanakan melalui wawancara (konseling)

langsung dengan individu. Konseling ditujukan kepada individu yang normal, bukan yang

mengalami kesulitan jiwa, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri

dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial.

Dalam konseling terdapat hubungan yang akrab dan dinamis. Individu merasa diterima

dan dimengerti oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor menerima individu

secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Individu (konseli) merasakan ada orang

yang mengerti masalah pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan

perasaannya.

Dalam konseling berisi proses belajar yang ditujukan agar konseli (individu) dapat

mengenal diri, menerima, mengarahkan, dan menyesuaikan diri secara realistis dalam

kehidupannya di kampus ataupun luar kampus. Dalam konseling tercipta hubungan

pribadi yang unik dank has, dengan hubungan tersebut individu diarahkan agar dapat

membuat keputusan, pemilhan, dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang

dan berperan lebih baik di lingkungannya. Konseling membantu individu agar lebih

mengerti dirinya sendiri, mampu mengeksplorasi dan memimpin diri sendiri, serta

menyelesaikan tugas-tugas kehidupannya. Proses konseling lebih bersifat emosional

diarahkan pada perubahan sikap, perubahan pola-pola hidup sebab hanya dengan

perubahan-perubahan tersebut memungkinkan terjadi perubahan perilaku dan

penyelesaian masalah.

 

1. Nasihat

Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh konselor

ataupun pembimbing. Pemberian nasihat hendaknya memerhatikan hal-hal sebagai

berikut.

1)   Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh klien (individu)

2)   Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi

3)   Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh individu, disertai

kemungkinan keberhasilan dan kegagalan

Page 11: Pembelajaran Berbasis BK

4)   Penentuan keputusan diserahkan kepada individu, alternatif mana yang akan

diambil, serta

5)   Hendaknya, individu mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang

diambilnya

 

 

1. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam

situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat beruapa penyampaian informasi ataupun

aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan

sosial.

Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6

orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas

(20-40 orang). Pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan

untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan,

dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas , serta meraih masa

depan dalam studi, karier, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk

memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan,

penyesuaian diri, serta pengembangan diri.

Pemberian informasi banyak menggunakan alat-alat dan media pendidikan seperti, OHP,

kaset audio-video, film, bulletin, brosur, majalah, buku, dan lain-lain. Kadang-kadang

konselor mendatangkan ahli tertentu untuk memberikan ceramah (informasi) tentang

hal-hal tertentu.

Pada umumnya aktivutas kelompok menggunakan prinsip dan proses dinamika

kelompok seperti dalam kegiatan diskusi, sosiodrama, bermain peran, simulasi dan

lainnya. Bimbingan melalui aktivitas kelompok lebih efektif karena selain peran individu

lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana,

dan penyelesaian masalah.

 

1. Konseling Kelompok

Page 12: Pembelajaran Berbasis BK

Koseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang

bersifat penvegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan

dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok merupakan bersifat

pencegahan dalam arti, bahwa individu yang bersangkutan mempunyai kemampuan

normal atau berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi, memiliki beberapa

kelemahan dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi

dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat memberi kemudahan bagi pertumbuhan

dan perkembangan individu, dalam arti memberikan kesempatan, dorongan, juga

pengarahan kepada individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan

perilakunya selaras dengan lingkungannya.

Konseling kelompok merupakan proses antarpribadi yang dinamis, terpusat pada

pemikiran dan perilaku yang sadar, serta melibatkan fungsi-fungsi terapi, sperti permisif,

orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, salingmemperlakukan dengan

hangat, saling pengertian, saling menerima dan mendukung. Fungsi-fungsi terapi itu

diciptakan dan dikembangkan dalam suatu kelompok kecil melalui cara saling

mempedulikan diantara para peserta konseling kelompok. Individu dalam konseling

kelompok pada dasarnya adalah individu normal yang memiliki berbagai kepedulian dan

kemampuan, serta persoalan yang dihadapi bukanlah gangguan kejiwaan yang tergolong

sakit, hanya kekeliruan dalam penyesuaian diri. Individu dalam konseling kelompok

menggunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan

terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu untuk mempelajari atau menghilangkan

sikap-sikap dan perilaku yang tidak tepat.

 

1. Belajar Bernuansa Bimbingan

Individu akan lebih berhasil dalam belajar apabila guru/dosen menerapkan prinsip-prinsip

dan memberikan bimbingan waktu belajar. Secara umum bimbingan yang dapat

diberikan guru/dosen sambil mengajar adalah: (1) mengenal dan memahami individu

secara mendalam, (2) memberikan perlakuan dengan memerhatikan perbedaan

individual, (3) memperlakukan individu secara manusiawi, (4) member kemudahan untuk

mengembangkan diri secara optimal, dan (5) menciptakan suasana kelasyang

menyenangkan.

Suasana kelas dan proses belajar-mengajar yang menerapkan prinsip-prinsip bernuansa

bernuansa bimbingan tampak sebagai berikut.

Page 13: Pembelajaran Berbasis BK

1. Tercipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan dan menempatkan individu

sebagai subjek pengajaran.

2. Adanya arahan/orientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam

bidang studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhanperkuliahan.

3. Menerima dan memperlakukan individu sebagai individu yang mempunyai harga diri

dengan memahami kekurangan, kelebihan, dan masalah-masalahnya.

4. Mempersiapkan serta menyelenggarakan perkuliahan sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan individu.

5. Membina hubungan yang dekat dengan individu, menerima individu yang akan

berkonsultasi dan meminta bantuan

6. Dosen/guru berusaha mempelajari dan memahami individu untuk menemukan

kekuatan, kelamahan, kebiasaan, dan kesulitan yang dihadapinya, terutama dalam

hubungannya dengan bidang studi yang diajarkannya.

7. Memberikan bentuan kepada individu yang menghadapi kesulitan, terutama yang

berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya.

8. Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan jabatan/karier

9. Memberikan bimbingan kelompok di kelas

10. Membimbing individu agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik

11. Memberikan layanan perbaikan bagi individu yang memerlukannya

12. Bekerja sama dengan dosen, wali kelas,konselor, dan tenaga pendidik lainnya dalam

memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh individu.

13. Memberikan umpan balik atas hasil evaluasi

14. Memberikan pelayanan rujukan (referal)bagi individu yang memiliki kesulitan yang

tidak dapat diselesaikan oleh dosen sendiri.

 

2.5          Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan konseling.

Pembelajaran berbasis bimbingan memiliki ciri-ciri berikut:

1. Diperuntukkan bagi semua peserta didik dalam arti kata merupakan suatu kinerja

yang berorientasi sepenuhnya terhadap kebutuhan individual peserta didik

2. Sangat memperhatikan keamanan psikologis peserta didik baik dalam proses

pembelajaran atau disaat prosesi istrahat

3. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang unik dan sedang berkembang;

4. Mengakui murid sebagai individu yang bermartabat dan berkemampuan;

5. Penuh penghargaan

6. Pemberian reward untuk semua prestasi peserta didik baik itu prestasi yang besar

ataupun yang kecil sekalipun. Contohnya disaat ada murid yang tiba- tiba bisa

menjawab pertanyaan gurunya lalu disana diberilah reward ‘pujian’. Tujuannya agar

Page 14: Pembelajaran Berbasis BK

murid mampu secara komprehensif mengendalikan emosi semangatnya agar tetap

stabil dan tidak menurun. Karna terbukti disaat seseorang dipuji atas kebisaannya

maka gelora semangat akan muncul secara menggebu. Maka dari itu hal inilah yang

harus dimanfaatkan untuk pembimbingan anak.

7. Menghindari hukuman fisik agar tidak terjadi kecacatan mental dini dalam dunia

pendidikan. Disaat orang disentuh fisiknya tidak lebih baik dari pada disentuh secara

psikologis atau mental.

8. Demokratis bahwa disetiap pembelajaran yang berbau bimbingan pembimmbingan

wajib mendengarkan suara peserta didik terlebihdahulu.agar terjadi komunikasi yang

baik dan mendapat pemecahan masalah yang mendalam dan runut.

9. Terarah ke pengembangan segenap aspek perkembangan anak secara menyeluruh

dan optimal; dan

10. Disertai dengan berbagai sikap guru yang positif dan mendukung aktualisasi

berbagai minat, potensi, dan kapabilitas murid sesuai dengan norma-norma kehidupan

yang dianut.

 

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Secara filosofis, manusia memiliki potensi untuk dikembangkan seoptimal mungkin.

Potensi itu sendiri adalah laten power, yakni kekuatan, kemampuan, keunggulan,

keunikan yang belum tampak, belum menjadi prestasi, belum mewujud dalam bentuk

perilaku. Sedangkan perkembangan optimal adalah perkembangan yang sesuai dengan

potensi yang dimiliki. Prestasi(achievment) sesuai dengan yang diprediksikan.

bimbingan adalah suatu proses berkesinambungan sebagai upaya membantu untuk

memfasilitasi individu agar berkembang secara optimal. Perkembangan itu bisa meliputi

kepribadian, akademik dan lain sebagainya yang selanjutnya akan disebut sebagai tugas

perkembangan.

Dengan demikian pembelajaran berbasis bimbingan itu sangatlah penting untuk

diterapkan karena pembelajaran yang baik, tidak hanya berorientasi pada pencapaian

kognitif saja akan tetapi dapat menghasilkan sebuah output berupa lahirnya perubahan

perilaku siswa atau peserta didik yang positif dan normatif.

Adapun Bimbingan ketika mengajar yang dapat dilakukan oleh guru berupa menjelaskan

tujuan dan manfaat pelajaran, cara belajar, mata pelajaran yang diberikan, dorongan

Page 15: Pembelajaran Berbasis BK

untuk berprestasi, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi individu, penyelesaian

tugas, memberikan fasilitas belajar, dan lain-lain

Dengan demikian Individu akan lebih berhasil dalam belajar apabila guru/dosen

menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan waktu belajar.

3.2 SARAN

         Dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran haruslah memperhatikan

kondisi siswa, lingkungan dan sebagainya. Karena hal tersebut merupakan factor-faktor

yang penting dalam upaya tercapainya keoptimalan belajar.

Belajar bukan semata-mata dalam hal kognitif, tapi banyak hal yang harus

dikembangkan melalui proses belajar tersebut seperti dalam hal kepribadian siswa.

Dengan model pembelajaran berbasis bimbingan dan konseling, akan membantu

mengembangkan potensi-potensi siswa secara menyeluruh sehingga proses

pembelajaran akan dirasakan optimal.

Mari bergerak menuju perubahan yang lebih baik lakukan yang terbaik dan berikan yang

terbaik tidak usah menjadi yang terbaik.