5
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SD NEGERI MERDEKA 5/3 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 IMAS JUMIATY RUSOMA NIM. 07.21.0451 [email protected] STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Skripsi ini berjudul Pembelajaran Menulis Karangan narasi dengan pendekatan kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini penulis hanya mengangkat tiga permasalahan pokok yang dirumuskan sebagai berikut; 1) Efektifkah pendekatan kontekstual digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi di Kelas V SD Merdeka 5/3 kota Bandung? 2) Hambatan apa sajakah yang ditemuka? 3) Bagaiamana mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan tersebut? Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen deskriftif artinya selain mendeskripsikan juga mempraktekkan dan mengujicobakan data yang telah penulis susun. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan uji coba kegiatan dapat diketahui keberhasilannya tergantung dari perencanaan dan kesesuain pelaksanaan dengan perencanaanya, (2) Hasil belajar kelas V SD Negeri 5/3 Kota Bandung menunjukkan perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata tes awal dan nilai rata-rata tes akhir dan (3) Tingkat kepercayaan 69,12 dan nilai t hitung adalah 14,44 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 13,18 dengan derajat kebebasan 42 dan taraf kepercayaan 69,12%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dari hasil uji coba terhadap pembelajaran siswa. Berdasarkan kesimpulan di atas guru: (1) tidak terpaku dengan strategi pembelajaran yang telah dilakukan karena masih banyak strategi lain yang dapat digunakan (2) meningkatkan wawasan dan profesionalisme keguruannya. Kata Kunci; pendekatan kontekstual. PENDAHULUAN Guru dapat menerapkan pembelajaran menulis melalui tiga cara yaitu; (1) menjelaskan materi, (2) melatih sesuatu dan (3) melibatkan siswa dalam kegiatan berbahasa. Cara yang ketiga merupakan cara yang paling efektif karena siswa yang menjadi fokus (aktif). Yang dipentingkan adalah proses siswa mengalami kegiatan menulis tanpa mengesampingakan hasil pembelajaran yang diperoleh. Pembelajaran semacam ini adalah pembelajaran yang tidak dipusatkan pada materi, tetapi pada kompetensi. Salah satu kompetensi umum bahasa dan sastra Indonesia SD adalah menulis berbagai jenis karangan dengan pengorganisasian gagasan yang runtut sesuai dengan tujuan dan ragam pembaca menggunakan kosakata dan tanda baca secara tepat serta kalimat majemuk setara bertingkat (Puskur:2001). Masalah yang terdapat dalam penelitian ini sungguh meluas, oleh karena itu penulis membatasi kepada hal yang kebih spesifik untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitiannya. Penulis hanya membahas masalah mengenai Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitain ini penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut; 1) Efektifkah Pendekatan Kontekstual digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung? 2) Hambatan apa sajakah yang ditemukan dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung ? 3) Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 kota Bandung ? Adapun tujuan yang penulis inginkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Imas-Jumiaty-Rusoma... · bahasa dan sastra Indonesia SD adalah menulis ... Jadi karangan adalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Imas-Jumiaty-Rusoma... · bahasa dan sastra Indonesia SD adalah menulis ... Jadi karangan adalah

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V

SD NEGERI MERDEKA 5/3 KOTA BANDUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

IMAS JUMIATY RUSOMA

NIM. 07.21.0451

[email protected]

STKIP SILIWANGI BANDUNG

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Pembelajaran Menulis Karangan narasi dengan pendekatan kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3

Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini penulis hanya mengangkat tiga permasalahan pokok yang

dirumuskan sebagai berikut;

1) Efektifkah pendekatan kontekstual digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi di Kelas V SD Merdeka 5/3

kota Bandung?

2) Hambatan apa sajakah yang ditemuka?

3) Bagaiamana mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan tersebut?

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen deskriftif artinya selain mendeskripsikan juga

mempraktekkan dan mengujicobakan data yang telah penulis susun.

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan uji coba kegiatan dapat diketahui keberhasilannya tergantung

dari perencanaan dan kesesuain pelaksanaan dengan perencanaanya, (2) Hasil belajar kelas V SD Negeri 5/3 Kota Bandung

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata tes awal dan nilai rata-rata tes akhir dan (3) Tingkat kepercayaan

69,12 dan nilai t hitung adalah 14,44 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 13,18 dengan derajat kebebasan 42 dan taraf

kepercayaan 69,12%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dari hasil uji coba terhadap pembelajaran siswa.

Berdasarkan kesimpulan di atas guru: (1) tidak terpaku dengan strategi pembelajaran yang telah dilakukan karena masih

banyak strategi lain yang dapat digunakan (2) meningkatkan wawasan dan profesionalisme keguruannya.

Kata Kunci;

pendekatan kontekstual.

PENDAHULUAN

Guru dapat menerapkan pembelajaran menulis

melalui tiga cara yaitu; (1) menjelaskan materi, (2)

melatih sesuatu dan (3) melibatkan siswa dalam

kegiatan berbahasa. Cara yang ketiga merupakan cara

yang paling efektif karena siswa yang menjadi fokus

(aktif). Yang dipentingkan adalah proses siswa

mengalami kegiatan menulis tanpa

mengesampingakan hasil pembelajaran yang

diperoleh. Pembelajaran semacam ini adalah

pembelajaran yang tidak dipusatkan pada materi,

tetapi pada kompetensi. Salah satu kompetensi umum

bahasa dan sastra Indonesia SD adalah menulis

berbagai jenis karangan dengan pengorganisasian

gagasan yang runtut sesuai dengan tujuan dan ragam

pembaca menggunakan kosakata dan tanda baca

secara tepat serta kalimat majemuk setara bertingkat

(Puskur:2001).

Masalah yang terdapat dalam penelitian ini sungguh

meluas, oleh karena itu penulis membatasi kepada hal

yang kebih spesifik untuk mempermudah dalam

pelaksanaan penelitiannya. Penulis hanya membahas

masalah mengenai Pembelajaran Menulis Karangan

Narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V

SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Dalam penelitain ini penulis merumuskan beberapa

masalah sebagai berikut;

1) Efektifkah Pendekatan Kontekstual digunakan

dalam pembelajaran menulis karangan narasi di

Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung?

2) Hambatan apa sajakah yang ditemukan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi dengan

Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD Negeri

Merdeka 5/3 Kota Bandung ?

3) Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang

ditemukan dalam Pembelajaran Menulis

Karangan Narasi dengan Pendekatan

Kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3

kota Bandung ?

Adapun tujuan yang penulis inginkan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Page 2: PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Imas-Jumiaty-Rusoma... · bahasa dan sastra Indonesia SD adalah menulis ... Jadi karangan adalah

1) Ingin mengetahui keefektifan Pendekatan

Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis

Karangan Narasi di Kelas V SD Negeri Merdeka

5/3 Kota Bandung.

2) Ingin mengetahui hambatan yang ditemukan

dengan Pendekatan Kontekstual dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi di Kelas

V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung.

3) Ingin memecahkan hambatan yang ditemukan

dengan Pendekatan Kontekstual dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi di Kelas

V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung?

Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditemukan

paling tidak prinsip Pembelajaran Menulis Karangan

Narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V

SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung dapat

mendukung pengkajian teoritis, khususnya yang

berkaitan dengan pemahaman pembelajaran bahasa

dan sastra Indonesia. Adapun manfaat yang penulis

harapkan;

1) Membantu guru dalam mencari jalan keluar

untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam

proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD

Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung.

2) Dapat membiasakan guru menyambut tantangan,

bukan menghindar dari tantangan guna

meningkatkan kinerjanya.

3) Bersedia dengan sungguh-sungguh membuka

diri terhadap pengalaman dan berbagai

pembelajaran yang baru dirasakan dan dapat

digunakan untuk meningkatkan pengajaran serta

mengurangi berbagai kendala yang selama ini

sangat mengganggu proses pembelajarannya.

4) Dapat membantu siswa guna meningkatkan

keinginan mengekspresikan ungkapan jiwanya

terutama siswa kelas V SD Negeri Merdeka 5/3

Kota Bandung.

Anggapan dasar adalah suatu yang diakui

kebenarannya oleh penulis yang akan berfungsi

sebagai tempat berpijak bagi peneliti dalam

penelitiannya (Arikunto, 1991:17). Jadi dalam

penelitian ini anggapan dasar dapat dirumuskan

sebagai berikut;

1) Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

tercantum dalam Kurikulum 2006 dan KTSP SD

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

2) Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

merupakan bagian dari bahan pengajaran bahasa

dan sastra Indonesia di sekolah dasar.

3) Pendekatan Kontekstual dalam menulis

karangan narasi merupakan salah satu bagian

untuk mencapai tujuan pembelajaran

keterampilan berbahasa lainnya (menyimak,

berbicara dan membaca). Dengan pemilihan

bahan, metode dan teknik yang tepat maka

tujuan yang direncanakan akan tercapai dengan

baik.

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas

masalah yang perlu diteliti lebih lanjut melalui

penelitian yang bersangkutan (Suyatna, 2002:8).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah;

1) Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan

Pendekatan Kontekstual dapat menumbuhkan

keinginan berekspresi siswa dalam wujud

tulisan.

2) Penggunaan Pendekatan Kontekstual dapat

diaplikasikan dalam pembelajaran menulis

karangan narasi guna meningkatkan pemahaman

siswa.

3) Pendekatan Kontekstual sangat efisien

digunakan dalam pembelajaran menulis

karangan narasi.

Masalah yang berhubungan dengan penelitian ini

yaitu pembelajaran menulis karangan narasi dengan

Pendekatan Kontekstual di kelas V SD Negeri

Merdeka 5/3 Kota Bandung tahun pelajaran

2011/2012. Berdasarkan hal tersebut di bawah ini

dijelaskan beberapa pengertian yang digunakan

dalam penelitian ini;

(1) Pembelajaran yaitu proses interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya, sehingga

terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih

baik (Mulyasa, 2003:100). Pembelajaran dalam

penelitian ini adalah proses interaksi dalam

memupuk keterampilan menulis karangan

narasi.

(2) Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan

ekpsresif (Tarigan, 1986:204). Menulis dalam

penelitian ini adalah kegiatan produktif siswa

kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung

menulis karangan narasi.

(3) Menulis adalah segala niat, perasaan atau

pikiran tentang masalah yang diungkapkan

dalam wujud bahasa tulisan (P dan K, 1985:5).

(4) Narasi adalah bagian dari jenis karangan yang

isinya cerita berdasarkan alur sesuatu hal.

(5) Pendekatan kontekstual adalah cara untuk

memecahkan sebuah masalah berdasarkan

realita yang terjadi di lapangan (khususnya

siswa).

KAJIAN TEORI DAN METODE

Menurut Hudson dalam Tanner dalam Maswarita

(2010) teori perencanaan meliputi, antara lain

synoptic, incremental, transactive, advocacy, dan

radikal. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner

(1981) dengan nama teori SITAR sebagai

penggabungan dari taksonomi Hudson.

Hakikat Menulis

Page 3: PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Imas-Jumiaty-Rusoma... · bahasa dan sastra Indonesia SD adalah menulis ... Jadi karangan adalah

Hakikat menulis merupakan cara berinteraksi dengan

orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Harmer

(2002:92) yang menyatakan bahwa menulis adalah

suatu cara interaksi sosial dengan orang lain dan kita

menulis untuk menyampaikan sesuatu kepada

seseorang dengan tujuan tertentu. dengan kata lain,

kita menulis untuk menyelesaikan sesuatu. Hal ini

didukung oleh Syamsudin (1994:1), menulis adalah

satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan

digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi

tidak langsung antara mereka. Mengenai hakikat

menulis Rusyana lebih dalam lagi dengan

menyatakan bahwa wujud pengutaraan secara

tersusun dengan mempergunakan bahasa disebut

karangan. Jadi karangan adalah susunan bahasa

sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, pendirian,

khayalan, kehendak, keyakinan dan pengalaman kita

(1978:1). Cuningswarth mengatakan bahwa menulis

memiliki aturan-aturan sendiri serta konvensi dan

kita dapat mengharapkan suatu materi yang dapat

diandalkan melalui menulis (1984:13) menulis adalah

aspek bahasa yang paling disiplin dan merupakan

salah satu aspek yang dapat dipelajari secara lebih

khusus atau detail serta lebih cermat. Simpulan dari

beberapa pendapat di atas bahwa menulis adalah

kegiatan komunikasi atau interaksi dengan bahasa

tulis dengan tujuan mengutarakan pikiran, perasaan,

pendirian, khayalan, kehendak, keyakinan dan

pengalaman dengan memperhatikan aturan-aturan

dan konvensi yang belaku.

Bentuk-Bentuk Tulisan

Berdasarkan ciri yang terdapat didalamnya, karangan

dapat dibedakan menjadi beberapa macam. (Kerap,

1989 : 5) membagi bentuk karangan menjadi empat

macam yaitu argumentasi, narasi, eksposisi dan

deskripsi. Berdasarkan fungsinya Rusyana, (1978:5)

membagi menjadi lima jenis karangan, yaitu bahasan

(eksposisi), alasan (argumentasi), cerita (narasi),

lukisan (deskripsi) dan kisahan.

Konsep Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran

Merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat dan

pengetahuan yang diperoleh dari usaha siswa

mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan

keterampilan baru ketika ia belajar. Mengapa

Pendekatan Kontekstual ?

Belajar tidak sekedar menghafal tetapi

Hakikat Pembelajaran Kontekstual

Konsep belajar yang melibatkan tujuh komponen

utama belajar epektif yaitu; Konstruktivisme

(Contructivism) Bertanya (Questioning) Menemukan

(Inquiry). Masyarakat belajar (learning community).

Pemodelan (Modelling). Refleksi (reflection)

Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual

Dalam hal apapun semua yang ada sudah menjadi

hukum alam yaitu memiliki kelebihan dan

kekurangan. Begitu juga dengan metode pendekatan

kontekstual. Adapun kelebihan metode ini dalam

menulis karangan yaitu;

1) Keefektifan belajar, karena siswa sudah

diarahkan berdasarkan realita yang dialaminya.

2) Pusat perhatian siswa tidak hanya kepada guru

saja tetapi kepada teman sekelasnya sebegai

tutor sebaya.

3) Bersifat nyata.

4) Menekankan pada pentingnya pemecahan

masalah.

5) Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai

konteks.

6) Siswa dipantau dan diarahkan agar dapat belajar

mandiri.

7) Mendorong siswa untuk belajar dengan

temannya dalam kelompok atau secara mandiri.

8) Pelajaran menkankan pada konteks kehidupan

siswa yang berbeda-beda.

Sedangkan kekurangannya;

1) Persiapan siswa tidak sama.

2) Daya tangkap siswa masih sulit untuk diarahkan

dan memerlukan waktu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk indikator penilaiannya adalah siswa mampu

memilih topik/ judul, keseuaian isi dengan topik/

judul, pengembangan paragraf, ejaan dan tanda baca

serta panjang pendeknya kalimat. Untuk mengukur

peningkatan kompetensi siswa dalam mencapai

keberhasilan belajar maka dilakukan dua kali tes

yaitu pretes dan postes. Hasil kedua tes tersebut

dianalisis baik dari segi ketuntasan belajar melalui

analisis butir soal maupun keberhasilan belajarnya

melalui uji–t yang terdeskripsikan sebagai berikut;

Siswa yang bernama ANISA FIRDAUS ketika

mengikuti tes awal pembelajaran menulis karangan

narasi dengan pendekatan kontekstual memperoleh

nilai 6.40, dengan perincian skor; untuk pemilihan

topik/ judul mendapat 4, untuk kesesuaian isi dengan

topik/ judul mendapat skor 4, untuk pengembangan

paragraf mendapat skor 2, untuk penggunaan ejaan

dan tanda baca mendapat 2 dan untuk panjang

pendeknya kalimat mendapat skor 4. Tetapi setelah

Page 4: PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Imas-Jumiaty-Rusoma... · bahasa dan sastra Indonesia SD adalah menulis ... Jadi karangan adalah

melakukan tes akhir siswa tersebut memperoleh nilai

8,00 dengan perincian; untuk pemilihan topik/ judul

mendapat 5, untuk kesesuaian isi dengan topik/ judul

mendapat skor 4, untuk pengembangan paragraf

mendapat skor 4, untuk penggunaan ejaan dan tanda

baca mendapat 3 dan untuk panjang pendeknya

kalimat mendapat skor 3. Sedangkan peningkatan

keberhasilan nilai siswa tersebut sekitar 1,60 atau

25%.

Berdasarkan data yang penulis analisis, maka

diperoleh rata-rata tes awal sebesar 5,83 dan nilai

rata-rata tes akhir sebesar 7,43 dengan kenaikan nilai

rata-rata sebesar 1,60 maka presentase kenaikan

tersebut sebesar 28,35%. Dengan demikian penulis

dapat menarik kesimpulan bahwa kompetensi siswa

dalam menulis karangan narasi berdasarkan inspirasi

yang mereka temukan mengalami peningkatan

sebesar 28,35% dalam kurun waktu dua kali

pertemuan.

Analisis Kuantitatif

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa

tingkat keberhasilan eksperimen atau uji coba nilai

yang diperoleh siswa. Adapaun hal yang dilakukan

penulis yaitu dengan menggunakan uji-t.

Mencari Gain ( d )

Tabel 4.2

Susunan Gain (d)

No

Urt

Nama Responden

Nilai

Gain (d) Tes

Awal

Tes

Akhir

1

5.20 7.20 2.00

2

6.40 8.00 1.60

Untuk mencari nilai X menggunakan rumus sebagai

berikut;

X = ΣX

N

X = 319,50

43

X = 7,43

Sedangkan untuk mencari nilai Y menggunakan rumus

sebagai berikut;

Y = ΣY

N

Y = 250,50

43

Y = 5,83

Mencari Mean (Md)

Md = Σd

N

Md = 69,00

43

Md = 1,60

Mencari Jumlah Kuadrat Deviasi ( ΣX2d )

Tabel 4.3

Susunan Xd dan X2d

No Nama Responden D Xd (d - Md) X2d

1

2 0,4 0,16

2

1,6 0 0

Mencari t hitung :

t = Md

√ Σ X2 d

N(N–1)

t = 1.60

√ 13,18

43(43–1)

t = 1,60

√ 13,18

1.086

t = 1,60

√ 0,01214

t = 1,60

0,11018

t = 14,44

Page 5: PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Imas-Jumiaty-Rusoma... · bahasa dan sastra Indonesia SD adalah menulis ... Jadi karangan adalah

SIMPULAN

Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa

kesimpulan sebagai berikut;

1. Pelaksanaan uji coba kegiatan belajar mengajar

kompetensi dasar menulis karangan narasi

dengan pendekatan kontekstual dapat diketahui

keberhasilannya tergantung dari perencanaan

dan kesesuain pelaksanaan dengan

perencanaanya.

2. Hasil belajar kelas V SD Negeri Merdeka 5/3

Kota Bandung pada kompetensi dasar menulis

karangan narasi dengan pendekatan kontekstual

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara

nilai rata-rata tes awal dengan nilai rata-rata tes

akhir.

3. Tingkat kepercayaan 69,12 dan nilai t hitung

adalah 14,44 lebih besar dari nilai t tabel yaitu

13,18 dengan derajat kebebasan 42 dan taraf

kepercayaan 69,12%. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang positif dari hasil

uji coba yang diberikan terhadap pembelajaran

siswa.

Dengan demikian terbukti jelas bahwa pembelajaran

menulis karangan narasi dengan pendekatan

kontekstual dapat menumbuhkan keinginan siswa

untuk berinspirasi akan sebuah kejadian atau

peristiwa yang dialaminya, dapat mengukur tingkat

keefektifan belajar siswa dan efisien untuk

diaplikasikan pada pembelajaran menulis selanjutnya

guna meningkatkan pemahaman siswa di SD Negeri

Merdeka 5/3 Kota Bandung.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dan Suharsimi. 1997. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Dahlan, MD. 1990. Model-model Mengajar.

Bandung : CV.Dipenogoro.

Dahar, dan Ratna Willis. 1989. Teori-teori

Belajar. Jakarta : Erlangga.

Depdiknas RI. 2002. Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang.

Depdiknas RI . 2002. Pengembangan Silabus

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta :

Puskur Balitbang.

Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Engkoswara. 1989. Didaktik dan Metodik Umum.

Jakarta : PPGT Depdikbud.

...... 2012, [email protected]

Kurnaesih at.al. Belajar Bahasa Indonesia 2.

Bandung : Multiadiwinata.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006.

Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta. Dinas

Pendidikan.

Media Pendidikan. 2002. Majalah Gerbang

Pendidikan.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi,

Konsep Karakteristik dan Implementasi.

Bandung : Remaja Rosda Karya.

Rosdakarya, at al. 1987. Tuntutan Penyusunan

Karya Ilmiah-Makalah-Skripsi-Tesis-

Deskripsi. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Rusyana, Yus. 2002a. Pembelajaran Berbahasa

dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Bandung : Makalah FKIP UPI.

Sabarti at al. 1991. Pembinaan Kemampuan

Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka

Cipta.

Sadikin at al. 1999. Mari Mengangkat Martabat

Bahasa Kita Bahasa Indonesia 1. Bandung :

Grafindo.

Subagyo, J. (1991). Metode Penelitian dalam Teori

dan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di

Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Tarigan, H.G. 1986. Membaca Sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa. Bandung :

Angkasa.