Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBELAJARAN TARI BEDANA MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI
DEDUKSI TERBIMBING PADA EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 11
BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
AGUNG AYU MADE PRANADEWI
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
ABSTRAK
PEMBELAJARAN TARI BEDANA MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI
DEDUKSI TERBIMBING PADA EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 11
BANDAR LAMPUNG
Oleh
Agung Ayu Made Pranadewi
Pembelajaran tari bedana menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing pada
ekstrakurikuler di SMA Negeri 11 Bandar Lampung dilakukan untuk melihat proses
dan hasil belajar tari bedana dengan berlandaskan teori konstruktivistik. Penelitian ini
berjenis penelitian deskriptif kualitatif yang mengamati secara langsung proses dan
hasil dari pembelajaran tari bedana menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing.
Data yang diperoleh dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Proses pembelajaran menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing melalui 5
tahapan yaitu perencanaan, respons siswa, membangun suasana, memproses
informasi dan evaluasi. Hasil pembelajaran diukur dengan menggunakan wiraga,
wirama, wirasa dan hafalan gerak pada proses pembelajaran disetiap pertemuan serta
dengan pengamatan tes praktik pada akhir pertemuan. Berdasarkan nilai pengamatan
tes praktik, terdapat dua orang siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 85 dengan
kriteria baik sekali. Sementara nilai terendah yaitu 75 dengan kriteria Baik dan siswa
yang memperoleh nilai tersebut sebanyak tiga orang. Adapun hasil belajar seluruh
siswa memperoleh nilai rata-rata 79,2 dengan kriteria nilai baik.
Kata kunci: strategi inkuiri deduksi terbimbing, proses dan hasil pembelajaran, tari
bedana
ABSTRACT
TEACHING BEDANA DANCE THROUGHT INQUIRY DEDUCTION
STRATEGY IN EXTRACURICULER AT SMA NEGERI 11 BANDAR
LAMPUNG
By
Agung Ayu Made Pranadewi
Teaching bedana dance throught inquiry deduction strategy in extracuriculer at SMA
Negeri 11 Bandar Lampung, was conducted to see the process and learning outcomes
of bedana dance based on constructivistik theory. This research is a qualitative
descriptive research type that directly observes the process and results of dance
learning bedana using inquiry deduction strategy. The data obtained is done by
observation, interviews, and the documentation. The learning process uses guided
deduction inquiry strategy through 5 planning, student responses, building
atmosphere, processing information and evaluating. Learning outcomes are
measured by using indicators of wirga, wirama, wirasa and memorization of motion
in the learning process in each meeting and by observing practical tests at the end of
the meeting. Based on the practice test observation scores, there are two students
who get the highest score of 85 with excellent criteria While the lowest value is 75
with enough criteria and students who get this value as many as three people. The
learning outcomes of all students obtain an average score of 79.2 with good criteria.
Keywords: guided deduction inquiry strategies, learning processes and outcomes,
bedana dance
PEMBELAJARAN TARI BEDANA MENGGUNAKAN STRATEGI
INKUIRI DEDUKSI TERBIMBING PADA EKSTRAKURIKULER DI
SMA NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG
Oleh
Agung Ayu Made Pranadewi
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Strudi Pendidikan Tari
Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 16 Februari 1998,
merupakan anak kedua dari dua bersaudara, buah cinta kasih dari pasangan I Gusti
Sudikara dan Ni Ketut Sukarti. Riwayat pendidikan penulis pertama kali adalah TK
Tunas Jaya, diselesaikan pada tahun 2003. Sekolah Dasar Negeri 1 Rama Yana
diselesaikan pada tahun 2009. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Seputih Raman
diselesaikan pada tahun 2013. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seputih Mataram
diselesaikan pada tahun 2016.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Seni Tari
melalui (SBMPTN). Pengalaman mengajar didapatkan penulis ketika melaksanakan
Praktik Pengalaman Lapangan di Sekolah Menengah Atas Kasui Way Kanan pada
tahun 2019.
PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu menjadi
pelindung dan penuntun dalam kehidupan ini. Kupersembahkan karya kecil ini
sebagai tanda cinta kasih dan sayangku kepada:
Orang Tua
Terimakasih atas segala cinta dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak akan
pernah terniai dan juga terimakasih atas doa yang selalu engkau panjatkan untuk
menanti keberhasilanku. Ini adalah salah satu tanda baktiku untuk kedua orang tuaku
yang sangat aku sayangi.
Saudara-Saudaraku
Terimakasih telah membantu dan memberi semangat serta memberi motivasi untuk
kesuksesanku.
Para Pendidikku Yang Ku Hormati
Terimakasih atas segala ilmu dan bimbingan selama ini serta pengalaman
untuk bekal menghadapi kehidupan.
Teman Seperjuangan
Terimakasih untuk kebersamaan, canda dan tawa serta kekonyolan, keisengan dan
keseruan bersamaku dengan segala kasih sayang kalian yang sangat berharga.
Almamater Tercinta
Universitas Lampung
MOTTO
“Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever”
(Hiduplah seakan bahwa kamu akan meninggal esok hari, Belajarlah selayaknya
kamu akan hidup selamanya)
(Mahatma Gandhi)
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya;
Hiduplah ditepi dan dilempari orang dengan batu,
tetapi dibalas dengan buah.
(Abu Bakar Sibli)
Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa disucikan
dengan pelajaran dan tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar
(Manawa Dharmasastra Buku V.109)
SANWACANA
Puji syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa telah memberikan
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran tari
bedana menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing pada ekstrakurikuler di
SMA N 11 Bandar Lampung”. Pada dasarnya skripsi ini disusun dari beberapa
sumber akan tetapi tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan dan
kelemahan dari isi dan penyajiannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan doa,
bimbingan, motivasi, kritik dan saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih secara tulus
kepada.
1. Dr. I Wayan Mustika, S.Sn.,M.Hum., selaku dosen Pembimbing I terimakasih
atas kesabarannya dalam memberi bimbingan, arahan, saran dan motivasi
yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
dalam memberikan bimbingan, saran, arahan dan motivasi yang di berikan
selama penyusunan skripsi ini.
2. Goesthy Ayu Mariana Devi L, M.Sn., terimakasih atas kesabarannya dalam
memberi bimbingan, arahan, saran dan motivasi yang diberikan selama
penyusunan skripsi ini.
3. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen Pembahas terimakasih atas
saran dan kritik pada skripsi ini.
4. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn., selaku ketua Prodi Pendidikan Tari
5. Dr. Nurlaksono Eko Rusninto, M. Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni.
6. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
8. Staff dan Karyawan Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Universitas
Lampung terimakasih atas segala bantuannya.
9. Kepada Orang tua yaitu I Gusti Sudikara dan Ni Ketut Sukarti terimakasih
atas segala hal yang telah kalian berikan yang bahkan tak mampu kusebutkan
satu persatu, sehingga hanya mampu ku ucapkan rasa syukur kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa yang tak terhingga telah memberikanku kesempatan
untuk terlahir sebagai anak yang beruntung sebagai anak kalian.
10. Kakakku Agung Ayu Putu Ratnawati, dan Gusti Hepti Irawan terimakasih
atas doa, semangat dan dukungan yang telah kalian berikan selama ini.
11. Kakakku Agung Ayu Putu Ratnawati, dan Gusti Hepti Irawan terimakasih
atas doa, semangat dan dukungan yang telah kalian berikan selama ini.
12. Teman hidupku I Komang Bratha Kusuma yang selalu menemaniku dan
selalu mendukung segala urusanku, terimakasih atas doa, kritik dan saran
serta motivasi selama ini.
13. Teman-teman Pendidikan Seni Tari angkatan 2016, terimakasih atas
persahabatan dan kebersamaan yang terjalin selama ini.
14. Teman seperjuangan Dewi Fatonah, Putri, Nengah Widiya Sari, Putu Tia
Anggraeni, Made Ira, Wayan Ima, Pria, Nican, Tiara, Irma, Helen, Alan,
Zidan, Edo, Masdi, Sehpudin, Cecil, Lulu, Indri, Devi kenangan mulai dari
pengajuan proposal sampai skripsi, terimakasih atas bantuan dan
dukungannya selama ini.
15. Rekan-rekan KKN-PPL Kasui Way Kanan, Jeremi, Anisa, Puspita, Nadifa,
Dian, Hikmi, Arma, Novita dan Intan yang telah menjadikan 55 hari
bersamaku penuh makna serta menambah pengalaman dan teman baruku.
Terimakasih telah mendukungku selama ini.
16. Kakak dan adik tingkat Pendidikan Seni Tari angkatan 2009-2019 terimakasih
atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.
17. Almamater Tercinta
18. Semua pihak yang telah membantu penyeselasian skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membalas semua kebaikan yang
telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Bandar Lampung, 25 Februari 2020
Penulis
Agung Ayu Made Pranadewi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................... iii
HALAMAN JUDUL ..................................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... vi
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ................................. vii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................... viii
PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
MOTTO ......................................................................................... x
SANWACANA .............................................................................. xi
DAFTAR ISI.................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ......................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 7
1.5.1 Objek Penelitian ................................................................ 7
1.5.2 Subjek Penelitian .............................................................. 7
1.5.3 Tempat Penelitian .............................................................. 7
1.5.4 Waktu Penelitian ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 8
2.2 Landasan Teori............................................................................... 9
2.2.1 Teori Pembelajaran .............................................................. 10
2.2.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran ................................................ 12
2.2.3 Metode Pembelajaran ............................................................ 14
2.2.4 Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran ................... 16
2.2.5 Teori Belajar Konstruktivistik .............................................. 17
2.3 Pembelajaran inkuiri deduksi terbimbing ...................................... 20
2.4 Tari Bedana ................................................................................... 24
2.4.1 Gerak Tari Bedana ................................................................ 26
2.4.2 Musik Pengiring Tari Bedana...............................................41
2.4.3 Tata Busana Tari Bedana ...................................................... 42
2.5 Kerangka Pikir .............................................................................. 46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data................................................................................... 49
3.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 50
3.2.1 Observasi ........................................................................... 50
3.2.2 Wawancara ........................................................................ 51
3.2.3 Dokumentasi ..................................................................... 52
3.3 Instrumen Penelitian ..................................................................... 52
3.4 Analisis Data ................................................................................. 59
3.4.1 Reduksi Data ......................................................................... 59
3.4.2 Penyajian Data ...................................................................... 60
3.4.3 Kesimpulan ........................................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 62
4.2 Persiapan Penelitian ...................................................................... 66
4.3 Penelitian....................................................................................... 67
3.2.1 Proses Penelitian ............................................................... 69
4.4 Hasil Wawancara .......................................................................... 137
4.5 Pembahasan Proses dan Hasil Pembelajaran ................................ 138
4.6 Temuan Penelitian ........................................................................ 145
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ........................................................................................ 146
5.2 Saran ............................................................................................. 148
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Bedana ..................................................................................... 33
Tabel 2.2 Busana Tari Bedana ............................................................................................... 51
Tabel 3.1 Proses Pembelajaran Tari Bedana.......................................................................... 63
Tabel 3.2 Aspek Wiraga ........................................................................................................ 64
Tabel 3.3 Aspek Wirama....................................................................................................... 65
Tabel 3.4 Aspek Wirasa ........................................................................................................ 65
Tabel 3.5 Aspek Hafalan Ragam Gerak ................................................................................ 67
Tabel 3.6 Interval Presentase ................................................................................................ 68
Tabel 4.1 Nama Siswa........................................................................................................... 78
Tabel 4.2 Penilaian Guru Pertemuan ke 1 ............................................................................. 80
Tabel 4.3 Penilaian Guru Pertemuan ke 2 ............................................................................. 85
Tabel 4.4 Penilaian Guru Pertemuan ke 3 ............................................................................. 91
Tabel 4.5 Penilaian Guru Pertemuan ke 4 ............................................................................. 98
Tabel 4.6 Penilaian Guru Pertemuan ke 5 ............................................................................ 105
Tabel 4.7 Penilaian Guru Pertemuan ke 6 ............................................................................ 109
Tabel 4.8 Penilaian Guru Pertemuan ke 7 ............................................................................ 113
Tabel 4.9 Penilaian Guru Pertemuan ke 8 ............................................................................ 117
Tabel 4.10 Lembar Nilai Siswa ........................................................................................... 120
Tabel 4.11 Lembar Aktifitas Guru ....................................................................................... 136
Tabel 4.12 Lembar Nilai Akhir Siswa ................................................................................. 144
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 4.1 Lokasi Penelitian ............................................................................................ 72
Gambar. 4.2 Proses Pemanasan .......................................................................................... 81
Gambar. 4.3 Gerak Tahtim.................................................................................................. 83
Gambar. 4.4 Gerak Khesek Gantung .................................................................................. 84
Gambar. 4.5 Proses Pemanasan .......................................................................................... 87
Gambar. 4.6 Gerak Khesek Injing ........................................................................................89
Gambar. 4.7 Gerak Ayun ..................................................................................................... 90
Gambar. 4.8 Proses Pemanasan .......................................................................................... 94
Gambar. 4.9 Gerak Jimpang ............................................................................................... 95
Gambar. 4.10 Gerak Ayun Gantung .................................................................................... 97
Gambar. 4.11 Gerak Humbak Moloh .................................................................................. 98
Gambar. 4.12 Proses Pemanasan ....................................................................................... 101
Gambar. 4.13 Gerak Belitut ............................................................................................... 103
Gambar. 4.14 Gerak Gelek................................................................................................. 105
Gambar. 4.15 Proses Pemanasan ....................................................................................... 108
Gambar. 4.16 Dokumen Pertemuan Kelima ...................................................................... 109
Gambar. 4.17 Proses Pemanasan ....................................................................................... 111
Gambar. 4.18 Dokumen Pertemuan Keenam .................................................................... 112
Gambar. 4.19 Proses Pemanasan ....................................................................................... 115
Gambar. 4.20 Dokumen Pertemuan Ketujuh ..................................................................... 116
Gambar. 4.21 Proses Pemanasan ....................................................................................... 119
Gambar. 4.22 Dokumen Pertemuan kedelapan.................................................................. 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sangat penting bagi manusia karena, selain berfungsi untuk
menumbuhkan intelektualitas, dan sebagai upaya mendewasakan dan
memanusiakan manusia (peserta didik), pendidikan dalam hubungannya
dengan perkembangan kehidupan manusia sangat menentukan dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa (Setyamidjaja,
2002:5). Pendidikan merupakan pembelajaran bagi manusia untuk
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dengan menghayati sifat
hakikat manusia ke taraf kedewasaan sehingga memiliki nilai-nilai yang
dibutuhkan dalam hidupnya juga masyarakat sekitarnya. Pendidikan
berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, yaitu
pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke
arah yang lebih positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.
Pembelajaran seni budaya meliputi interaksi guru dan siswa, guru sebagai
pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, dimana guru
memberikan bimbingan kepada siswa untuk lebih aktif.
2
Pembelajaran seni budaya di sekolah sebagai sarana untuk meningkatkan
kemampuan kreativitas anak didik dalam mewujudkan kegiatan seninya
melalui bakat kreativitas yang dimiliki siswa, sehingga diharapkan siswa
dapat membentuk kepribadian yang mencintai budaya bangsa Indonesia
serta mampu memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami karya
seni ciptaan siswa sendiri maupun karya seni ciptaan orang lain.
Pembelajaran seni budaya tidak terlepas dari pembelajaran secara teori dan
praktik yang saling berkaitan. Pembelajaran teori digunakan untuk
memahami materi pelajaran seni budaya yang terdiri dari seni rupa, seni
musik, seni tari dan seni teater, sedangkan pembelajaran praktik digunakan
untuk menerapkan teori yang sudah dipelajari sehinggga siswa bisa
menerapkan serta mengembangkan kopetensi diri dari materi tersebut.
Sejauh ini pembelajaran seni budaya dalam bidang seni tari tradisi kurang
diminati siswa, hal ini disebabkan oleh pengaruh kesenian luar, seperti:
modern dance, hiphop dance dan k. pop dance yang lebih diminati siswa.
Selain itu, porsi pembelajaran seni budaya kurang seimbang bila
dibandingkan dengan porsi mata pelajaran lainnya.
Pembelajaran ini bisa dilihat dari pelajaran seni budaya di sekolah–sekolah
dalam berbagai jenjang tidak lebih dari dua jam pelajaran dalam sepekan,
bahkan harus berbagi waktu antara materi seni musik, seni rupa, seni tari,
seni drama dan teater. Selebihnya, anak–anak akan mendapat tambahan
pelajaran seni budaya bila mengambil ekstrakurikuler kesenian yang ada
disekolah.
3
Pembelajaran seni budaya pada ekstrakurikuler seni tari mengajarkan kepada
siswa untuk mengenal dan menghargai karya seni bangsa Indonesia,
pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan bukan pembelajaran formal
yang dilakukan peserta didik umumnya di luar jam pelajaran kurikulum.
Kegiatan ekstrakulikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan
kepribadian, bakat, dan kemampuannya di luar bidang akademik.
Pembelajaran ekstrakurikuler pelajaran seni budaya, siswa diajak untuk
mengapresiasi sebuah karya. Kegiatan ini diadakan dari pihak sekolah,
untuk kegiatan mengembangkan potensi siswa siswi dengan positif terarah
di luar jam pelajaran sekolah.
Apresiasi dalam ekstrakurikuler seni budaya merupakan kegiatan memahami
dan menyadari sepenuhnya tentang karya seni serta menjadikan siswa lebih
sensitif terhadap karya seni dan warisan budaya, sehingga mampu
menikmati, menilai dan mempelajari karya seni budaya itu sendiri.
Keberhasilan seorang penari dalam menguasai ragam gerak tari yaitu,
mampu menghafal gerakan, mengetahui nama ragam gerak, mengerti
maksud yang disampailan serta yang paling penting yaitu srategi
pembelajaran yang di ajarkan oleh guru harus tepat, karena strategi
pembelajaran dapat mempermudah guru dan siswa dalam melakukan
pembelajaran khususnya seni tari. Salah satu strategi pembelajaran yang
digunakan yaitu strategi pembelajaran inkuiri deduksi terbimbing.
Strategi inkuiri deduksi berarti pertanyaan atau penyelidikan, pembelajaran
inkuiri deduksi terbimbing adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
4
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat
merumuskan sendiri dan mengembangkan keterampilan dengan bimbingan
guru.
Peranan guru dalam pembelajaran dengan strategi inkuiri deduksi
terbimbing adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah
memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan,
namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih
oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi
siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru
masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam
pemecahan masalah harus dikurangi. Kegiatan ini diawali dari pengamatan
terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk
menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat
fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.
Ekstrakulikuler yang ada di SMA N 11 Bandar Lampung terdapat sepuluh
ekstrakurikuler yaitu: Paskibra, Pramuka, Sispala, Seni tari, English club,
Olahraga, PKS, Rohir, KIR. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
dengan ibu Sayu Made Leni Listyayani, S.Pd selaku guru yang mengajar
ekstrakurikuler seni tari di SMA N 11 Bandar Lampung bahwa tari yang di
ajarkan yaitu tari bedana. Tarian tersebut di ajarkan dengan tujuan agar
siswa lebih memahami dan lebih mengenal tarian dari daerah Lampung,
siswa juga dapat melestarikan budaya Lampung, dan lebih mengenal
karakter budaya di daerah Lampung. Selain itu guru dalam pembelajaran
5
ekstrakurikuler menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing yang mana
proses pembelajaran dapat tetap terarah dan dibimbing oleh pendidik, siswa
di minta aktif pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari dan siswa dapat
menarikan tari bedana dengan baik.
Oleh sebab itu, pada penelitian ini lebih difokuskan pada Pembelajaran Tari
Bedana Menggunakan Strategi Inkuiri Deduksi Terbimbing pada
Ekstrakurikuler Seni Tari di SMA N 11 Bandar Lampung. Penelitian ini
lebih menekankan pada proses dan hasil siswa yang mengikuti tari bedana
pada ekstrakurikuler seni tari. Melalui pengamatan terhadap proses
pelaksanaan pembelajaran seni tari pada ekstrakurikuler sekolah yang berada
jauh dari kota dan memperhatikan berbagai faktor penghambat dan faktor
pendukung pembelajaran seni budaya di sekolah tersebut, dapat membantu
memecahkan masalah pada penelitian.ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana proses pembelajaran tari bedana menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri deduksi terbimbing pada ekstrakurikuler di SMA
Negeri 11 Bandar Lampung?
1.2.2 Bagaimana hasil pembelajaran tari bedana menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri deduksi terbimbing pada ekstrakurikuler di SMA
Negeri 11 Bandar Lampung ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mendeskripsikan proses belajar tari bedana siswa ekstrakurikuler
selain tari dengan siswa ekstrakurikuler tari menggunakan strategi
6
pembelajaran inkuiri deduksi terbimbing pada ekstrakurikuler tari di
SMA Negeri 11 Bandar Lampung.
1.3.2 Mendeskripsikan hasil belajar tari bedana siswa ekstrakurikuler selain
tari dengan siswa ekstrakurikuler tari menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri deduksi terbimbing pada ekstrakurikuler di SMA
Negeri 11 Bandar Lampung.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Bagi Siswa
Diharapkan siswa terdorong untuk belajar lebih aktif dalam suasana
menyenangkan, dapat lebih jelas dalam menerima materi pelajaran
pada eketrakurikuler yang disampaikan serta lebih meningkatkan
apresiasi dan kreativitas siswa dalam bidang seni tari.
1.4.2 Manfaat Bagi guru
Dapat dijadikan sebagai sarana acuan untuk mengevaluasi
pembelajaran yang sudah berlangsung, dapat dijadikan informasi
kepada guru pengampu mata pelajaran seni budaya, mengembangkan
inovasi pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru.
1.4.2 Manfaat Bagi Sekolah
Meningkatkan prestasi sekolah dalam kegiatan tari dan menambah
mussatan ilmu budaya yang dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam minat atau bakat non akademik, khususnya dalam menari.
7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup objek penelitian, subjek penelitian,
tempat penelitian dan waktu penelitian.
1.5.1 Objek Penelitian
Objek yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah proses tari
bedana menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing pada
ekstrakurikuler di SMA Negeri 11 Bandar Lampung.
1.5.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di
SMA Negeri 11 Bandar Lampung.
1.53Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini bertempat di SMA Negeri 11 Bandar Lampung.
1.54 Waktu Penelitian
Waktu dalam penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 11
Bandar lampung dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu, tahap awal
observasi dan tahap penelitian yang berlangsung pada kegiatan
ekstrakurikuler. Penelitian di lakukan dua kali dalam satu minggu
selama satu bulan. Pembelajaran 2 kali dalam satu minggu pada hari
sabtu dan minggu di lakukan agar siswa dapat menarikan tari bedana
dengan baik dan benar.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan judul “Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan Strategi
Pembelajaran Inkuiri Deduksi Terbimbing pada Ekstrakurikuler di SMA
Negeri 11 Bandar Lampung” belum pernah diteliti sebelumnya, namun
penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan antara lain:
2.1.1 Penelitian dilakukan oleh I Nyoman Tri Dharma Astika program
studi pendidikan seni tari Universitas Lampung tahun 2017 dengan
judul “Identifikasi Kesulitan Siswa Belajar Tari Bedana pada
Ekstrakurikuler di SMA Negeri 7 Bandar Lampung”. Tentang
pembelajaran tari bedana dan kesulitan apa yang dialami siswa
belajar tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMA
Negeri 7 Bandar Lampung. Penelitian terdahulu mengidentifikasi
kesulitan siswa dalam menarikan tari bedana. Teori pembelajaran
konstruktivisme dengan metode diskusi (discussion method). Dengan
menggunakan teori onstruktivisme siswa dapat berfikir untuk
memahami permasalahanya dan bagaimana cara meyelesaikanya,
mencari ide dan membuat keputusan. Penelitian saat ini tentang
pembelajaran tari bedana dengan menentukan proses dan hasil siswa
9
yang mengikuti ekstrakurikuler tari dan selain tari. Menggunakan
kualitatif deskriptif, teori kontruktifistik di SMA N 11 Bandar
Lampung.
2.1.2 Penelitian yang di lakukan oleh Yuniarti Program Studi Pendidikan
Seni Tari dan Musik FKIP Untan Pontianak dengan judul “Pengaruh
Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Respon Siswa Pada Materi Tari
Kreasi Kelas XI” tahun 2017 penelitian terdahulu menggunakan
metode ceramah, model pembelajaran teori inkuiri terbimbing
melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki suatu permasalahan secara sistematis, logis, analitis,
sehingga dengan bimbingan dari guru, siswa dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Metode penelitian
yang digunakan adalah eksperimen sungguhan dengan menggunakan
pretest-posttest control group design. Pengumpulan data dengan
menggunakan random sampling. Penelitian ini fokus terhadap hasil
penelitian meliputi kegiatan menganalisis data. Namun, pada
penelitian saat ini lebih fokus pada proses dan hasil belajar siswa
tentang tari bedana dengan menggunakan strategi inkuiri deduksi
terbimbing pada siswa ekstrakurikuler.
2.2 Landasan Teori
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan langsung seumur hidup. Sejak masih bayi (bahkan masih dalam
kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah
belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
10
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif dan keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Dirman dan Juarsih, 2014: 4).
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan
lain sebagainya. Sebagaimana yang di kemukakan oleh (Majid, 2013: 33)
belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan upaya yang timbul
dalam diri seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar yang dilakukan menyesuaikan dengan tingkah lakunya
dalam upaya meningkatkan kemampuan dirinya. Dalam hal ini, belajar
adalah perilaku mengembangkan diri melalui proses penyesuaian tingkah
laku.
2.2.1 Teori Pembelajaran
Teori pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Peran pendidik
dalam lingkungan belajar untuk memberikan bantuan agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan kepada peserta didik
(Budiningsih, 2004: 13). Pembelajaran harus memasukan variabel
metode pembelajaran. Bila tidak, maka teori itu bukanlah teori
pembelajaran. Hal ini penting sebab, banyak terjadi apa yang dianggap
sebagai teori pembelajaran yang sebenarnya adalah teori belajar. Teori
pembelajaran selalu menyebutkan metode pembelajaran, sedangkan
teori belajar sama sekali tidak berurusan dengan metode pembelajaran.
Penelitian ini akan menggunakan teori pembelajaran karena sesuai
11
dengan strategi inkuiri deduksi terbimbing, siswa membutuhkan proses
pembelajaran agar tercapainya hasil tari bedana pada ekstrakurikuler
tari.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta
dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai
konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga
mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja.
Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara
guru dengan peserta didik.
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama
guru. Pada kamus Bahasa Indonesia, pembelajaran menekankan pada
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar
dapat belajar dengan baik. Kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan
12
memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau model untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih
menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan
dengan bagaimana cara mengorganisasikan isi pembelajaran,
menyampaikan isi pembelajaran, dan mengelola pembelajaran.
2.2.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan. Untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang efektif, maka menurut (Dirman dan Juarsih, 2014:
2) pelaksanaan proses pembelajaran harus memenuhi prinsip-prinsip,
berikut ini :
a) Pembelajaran berfokus pada peserta didik, artinya orientasi
pembelajaran terfokus kepada peserta didik. Peserta didik menjadi
subyek pembelajaran, dan kecepatan belajar peserta didik yang
tidak sama perlu diperhatikan.
b) Menyenangkan. Peserta didik merasa aman, nyaman, betah, dan
asyik mengikuti pembelajaran.
c) Interaktif Adanya hubungan timbal balik antara guru dengan
peserta didik, dan antar peserta didik.
d) Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motivasi motivasi
yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar. Dengan prinsip
ini, guru hanya berperan sebagai motivator peserta didik dan
belajar. Guru memotivasi peserta didik untuk partisipasi aktif.
Peserta didik terlibat dalam setia peristiwa belajar yang sedang
13
dilakukan, misalnyaa aktif bertanya, mengerjakan tugas, dan aktif
berdiskusi
e) Mengembangkan kreativitas, dan kemandirian peserta didik.
Proses pembelajaran harus dapat memberikan ruang yang cukup
bagi perkembangan kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
f) Pembelajaran terpadu, maksudnya pengelolaan pembelajaran
dilakukan secara integratif. Semua tujuan pembelajaran berupa
kemampuan dasar yang ingin dicapai bermuara pada satu tujuan
akhir, yaitu mencapai kemampuan dasar lulusan.
g) Memberikan penguatan dan umpan balik. Dalam situasi tertentu,
guru memberikan pujian atau memperbaiki respon peserta didik.
Namun tetap menjaga suasana agar peserta didik berani untuk
berpendapat.
h) Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap peserta didik memiliki
perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti watak,
intelegensi, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain.
Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran, guru dituntut
memperhitungkan pengayaan itu.
i) Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar peserta didik perlu
dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing
peserta didik untuk memecahkannya.
14
j) Memanfaatkan aneka sumber belajar. Guru menggunakan berbagai
sumber belajar yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
lingkungan.
k) Memberi keteladanan. Guru memberikan keteladanan dalam
bersikap, bertindak, dan bertuturkata baik di dalam maupun di luar
kelas
l) Mengembangkan kecakapan hidup. Tumbuhnya kompetensi
peserta didik dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari, termasuk berkomunikasi dengan baik dan
efektif, baik lisan maupun tulisan, mencari informasi, dan
berargumentasi secara logis.
m) Prinsip belajar sambil mengalami, yaitu dalam mempelajari
sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah
melalui pengalaman langsung. Seperti ketika belajar menulis,
maka peserta didik harus menulis, belajar berpidato harus melalui
praktik berpidato.
n) Menumbuhkan budaya akademis, nilai-nilai kehidupan, dan
pluralisme. Terbangunnya suasana hubungan peserta didik dan
guru yang saling menerima, menghargai, akrab, terbuka, hangat,
dan penuh empati, tanpa membedakan latar belakang dan
statussosial ekonomi.
2.2.3 Metode Pembelajaran
Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai
untuk mencapai tujuan tertentu. "Pembelajaran" berarti segala
15
upaya yang dilakukan oleh pendidik terjadi proses belajar pada diri
peserta didik. Jadi metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian, salah satu keterampilan guru
yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran
adalah keterampilan memilih metode.
Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru
dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara
optimal. oleh karena itu, salah satu hal yang sangat mendasar untuk
dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode
sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan
pembelajaran yang sama pentingnya dengan komponen-komponen
lain dalam keseluruhan komponen pendidikan.
Metode yang digunakan adalah berbasis inkuiri deduksi
terbimbing, dalam metode ini siswa diminta untuk mencari dan
menemukan hasil pembelajaran, setiap peserta didik terlibat aktif
dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan secara aktif
mengajukan pertanyaan yang baik pada setiap materi yang
disampaikan dan pertanaan tersebut tidak harus selalu dijawab oleh
guru, karena semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama
untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Meskipun dalam konteks ini siswa terlibat aktif dalam proses
16
pembelajarannya, namun guru masih memegang peranan penting
dalam menentukan arah pembelajaran.
2.2.4 Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran
Keefektifan pembelajaran tidak semua guru dapat menjalankan
metode yang sama dengan kualitas yang sama. Metode merupakan
hasil dari kematangan belajar sang guru terhadap dirinya sendiri.
Banyak macam metode yang dapat dipakai oleh guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Namun perlu diingat bahwa tidak
semua metode bisa dikategorikan sebagai metode yang baik, dan
tidak pula semua metode dikatakan jelek. Kebaikan suatu metode
terletak pada ketepatan (sesuai) dengan tuntutan pembelajaran.
Pengalaman membuktikan bahwa pembelajaran salah satunya
disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang kondusif dan
kondisi peserta didik yang kurang penentuan metode yang sesuai
dengan sifat materi, dan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam setiap
pertemuan kelas bukanlah asal pakai tetapi setelah melalui seleksi
yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan pembelajaran.
Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu
rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan.
Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan
yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, digunakan
untuk mencapai tujuan yang lain. Penggunaan metode yang tidak
17
sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Keefektifan penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian
antara metode dengan semua komponen pembelajaran yang telah
diprogramkan dalam satuan pelajaran sebagai persiapan tertulis.
Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam
membelajarkan, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan
pembelajaran. Tentunya faktor-faktor lain pun harus diperhatikan
juga seperti; faktor guru, faktor anak, faktor situasi (lingkungan
belajar) media, dan lain-lain. Oleh sebab itu, fungsi-fungsi metode
pembelajaran tidak dapat diabaikan, karena metode pembelajaran
tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses
pembelajaran.
2.2.5 Teori Belajar Konstruktivistik
Konstruktivistik merupakan landasan berfikir (filosifi)
pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk di ambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Menurut (Slavin, 2006: 56) teori konstruktivistik adalah teori yang
menyatakan bahwa peserta didik secara individual menemukan dan
18
mentranformasi informasi kompleks, mengecek informasi yang
baru terhadap aturan-aturan informasi yang lama, dan merevisi
aturan-aturan yang lama bila sudah tidak sesuai lagi.
Konstruktivistik salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri.
Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari
dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari
konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat
struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk
membentuk pengetahuan tersebut.
Konstruktivistik merupakan landasan berpikir (filosofi) yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.
Belajar menurut (Danoebroto, 2015: 65) adalah suatu filsafat
belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan memfreksikan
pengalaman-pengalaman sendiri. Sedangkan teori konstruktivistik
adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia
yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan
untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan
bantuan orang lain.
19
Dari keterangan tersebut bahwa teori ini memberikan keaktifan
terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi,
pengetahuan, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan
dirinya sendiri. Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai
proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh yang belajar
sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang
mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
otak seorang guru kepada orang lain (peserta didik). Peserta didik
sendiri yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan
kontruksi yang telah dibangun sebelumnya.
Teori kontruktivistik dalam pembelajaran tari bedana di SMA
Negeri 11 Bandar Lampung memberikan tahapan kepada siswa
dan lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali
pengetahuan, adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar
merupakan tanggung jawab siswa, membantu siswa untuk
mengembangkan tari bedana.
Memahami lebih tentang teori ini, ada baiknya dikemukakan tentang
ciri-ciri belajar menurut (Dirman dan Juarsih, 2014: 31) ciri-ciri yang
dimaksud adalah berikut ini :
a) Orientasi, yaitu peserta didik diberi kesempatan untuk
mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan
memberi kesempatan melakukan observasi.
b) Elisitasi, yaitu peserta didik mengungkapkan idenya dengan jalan
berdiskusi, menulis, membuat poster dan lain-lain.
20
c) Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan orang lain,
membangun ide baru, mengevaluasi ide baru.
d) Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau
pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada
bermacam-macam situasi.
e) Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan gagasan yang
ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
2.3 Pembelajaran inkuiri deduksi terbimbing
Proses belajar inkuiri deduksi terbimbing menurut (Anam, 2017: 7)
terletak pada kemampuan siswa untuk memahami, kemudian
mengidentifikasikan dengan cermat dan teliti, kemudian diakhiri
dengan mempertanggungjawabkan atau solusi atas permasalahan yang
tersaji. Selain itu, pembelajaran inkuiri deduksi terbimbing bertujuan
untuk mendorong siswa semakin berani dan kreatif dalam
berimajinasi. Dengan imajinasi, siswa dibimbing untuk menciptakan
penemuan-penemuan, baik yang berupa penyempurnaan dari yang
telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum
pernah ada sebelumnya.
Pada pembelajaran meskipun siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, namun guru tetap memegang peranan penting dalam
menentukan arah pembelajaran. Startegi ini digunakan pada
ekstrakurikuler tari di SMA N 11 Bandar Lampung, penelitian tari
21
bedana dapat menilai proses dan hasil pada siswa ekstrakulikuler tari
dan selain tari.
Prinsip-prinsip Inkuiri deduksi terbimbing (Anam,koirul, 2017: 21)
a) Berorientasi pada pengembangan intelektual yaitu pengembangan
kemampuan berfikir berorientasi pada hasil dan proses belajar.
b) Prinsip interaksi yaitu proses pembelajaran dengan melakukan
interaksi antar-siswa, interaksi siswa dengan guru dan interaksi
siswa dengan lingkungan.
c) Prinsip bertanya yaitu kemampuan siswa dan guru untuk member
pertanyaan dan jawaban yang benar.
d) Prinsip belajar untuk berfikir yaitu proses pengembangan potensi
seluruh otak baik otak kiri maupun kanan dengan pemanfaatan dan
penggunaan otak secara makimal.
e) Prinsip keterbukaan yaitu siswa diberikan kebebasan sesuai dengan
perkembangan kemampuannya dan tugas guru menyediakan ruang
untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan
hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis
yang diajukan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran
untuk mengaplikasikan strategi inkuiri deduksi terbimbing menurut
(Anam, 2017: 92)
a) Perencanaan dalam setiap proses pembelajaran terdapat
perencanaan agar pembelajaran terlaksana dengan baik, seperti:
22
menyusun ide-ide terbaru, membuat daftar kesepakatan atau
kontrak belajar dan mengubah tampilan ruang kelas.
b) Mendorong siswa untuk memberikan respons untuk
mengetahui siswa berhasil untuk mencerna, menerima,
mengolah dan menyampaikan pendapat mereka terkait dengan
materiyang disampaikan.
c) Membangun suasana yaitu membangun suasana siswa agar
dapat aktif dalam kegiatan belajar dan mampu memberikan
tanggapan tentang pembelajaran yang di berikan.
d) Memproses seluruh informasi yang terkumpul yaitu informasi
yang terdapat dari buku pelajaran maupun dari proses diskusi
dan mengemas informasi tersebut dengan singkat dan tepat,
sehingga guru dapat menjelaskan dengan siswa dengan mudah
dan guru mampu menyampaikan materi sesuai dengan
kemampuan siswa.
e) Evaluasi dilakukan untuk menggali lebih dalam masukan-
masukan atau pendapat lain yang kurang selama proses belajar
berlangsung.
(Anam, 2017: 42) Inkuiri deduksi terbimbing memiliki Kelebihan dan
Kekurangan yaitu:
Kelebihan :
a) Pembelajaran Inkuiri deduksi terbimbing memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan
dengan menggunakan bahasa siswa sendiri.
23
b) Pembelajaran Inkuiri deduksi terbimbing memberi
pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimiliki siswa sehingga siswa terdorong untuk membedakan
dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang
siswa.
c) Pembelajaran Inkuiri deduksi terbimbing memberi siswa
kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat
mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong
refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-
gagasan pada saat yang tepat.
d) Pembelajaran Inkuiri deduksi terbimbing memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar
siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan
menggunakan berbagai konteks.
e) Pembelajaran Inkuiri deduksi terbimbing mendorong siswa
untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah
menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan
siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
f) Pembelajaran Inkuiri deduksi terbimbing memberikan
lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa
mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari
kesan selalu ada satu jawaban yang benar.
24
Kelemahan:
a) Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, siswa sangat
membutukan guru sebagai fasilitator.
b) Inkuiri deduksi terbimbing menanamkan agar siswa
membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti
membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan
penanganan yang berbeda-beda.
c) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak
semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat
membantu keaktifan dan kreativitas siswa.
2.4 Tari Bedana
Tari merupakan perpaduan gerakan-gerakan indah dan ritmis yang
disusun atau ditata sehingga dapat memberi kesenangan dan kepuasan
bagi pelaku dan penikmatnya (Firmansyah, dkk, 1996: 2). Tari adalah
keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak
tubuh yang diperhalus melalui estetika (Noor, 2010: 53). Berdasarkan
pendapat di atas tari merupakan bentuk gerak olah tubuh dan ekspresi
jiwa yang indah serta ungkapan perasaan manusia. Sedangkan yang
dimaksud dengan tari bedana adalah tari tradisional kerakyatan daerah
Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung
sebagai perwujudan simbol adat istiadat, agama, etika yang telah
menyatu dalam kehidupan masyarakat (Firmansyah, 1996: 3).
25
Tari bedana adalah salah satu jenis seni tari masyarakat suku
Lampung, baik Lampung Pepadun maupun Lampung Saibatin, namun
masing-masing memiliki karakteristik, baik dari alat musik yang
digunakan maupun gerakan tarinya. Gerak dasar tari bedana mulai
dengan salam dan di akhiri pula dengan salam yang mana setiap
gerakan dilakukan dengan sopan dan santun disertai kelembutan yang
diibaratkan ketika kaki melangkah tidak membuat kusut tikar atau
karpet yang dipakai sebagai alas mereka menari. Makna filosofis yang
terkandung dari gerak tari bedana merupakan tarian berpasangan
pemuda-pemuda daerah Lampung, tarian ini biasanya dibawakan
anak-anak muda dalam acara adat di daerah lampung sebagai suatu
ungkapan rasa kegembiraan.
Tari bedana adalah suatu tarian daerah yang dipercayai menganut
ajaran Islam dan merupakan tarian daerah yang menggambarkan tata
kehidupan dan budaya masyarakat di Lampung yang ramah dan juga
terbuka. Tarian ini menyimbolkan persahabatan dan pergaulan
pemuda-pemudi Lampung. Menurut sejarah, konon kabarnya tari
bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan
masuknya agama islam, maka tidak mengherankan jika daerah lain di
Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya,
yang memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan
(Mustika, 2012:50).
26
2.4.1 Gerak Tari Bedana
Gerakan merupakan gerak sebagian tubuh contohnya gerakan
tangan, kaki, leher, pinggul dan sebagainya (Kusnadi, 2012:
135). Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis,
melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis.
Gerak dapat diperoleh melalui eksplorisasi/ penjelajahan.
Eksplorisasi merupakan proses berfikir, berimajinasi,
merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui
panca indera. Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam,
suara dan rasa (Setyobudi, 2007: 123).
Menurut Kusnadi, gerak memiliki dua unsur utama yaitu
gerak dan ritme. Gerak adalah perubahan posisi suatu benda
dari satu posisi ke posisi yang lain. Gerak tubuh adalah proses
perubahan berbagai anggota tubuh dari satu posisi ke posisi
lain. Pengertian gerak dalam tari tidak hanya terbatas pada
perubahan posisi berbagai anggota tubuh tetapi juga ekspresi.
Artinya, perubahan-perubahan mimik (ekspresi muka) juga
termasuk dalam gerak. Penyusunan gerak sebaiknya
memadukan gerak murni dan gerak maknawi. Gerak murni
merupakan gerak yang mengutamakan unsur keindahan
(estetis) dan unsur seni (artistik), sedangkan gerak maknawi
merupakan gerak yang memiliki arti dan simbol (perlambang)
(Setyobudi, 2007: 124).
27
Proses perubahan berbagai anggota tubuh dari satu posisi ke
posisi yang lain disebut gerak tubuh (Kusnadi, 2015: 54).
Adapun teknik dalam tarian merupakan bentuk sikap dari
seluruh anggota badan. Teknik atau yang sering disebut cara
melakukan gerak sebuah tarian dapat menghasilkan sikap
gerak tari yang baik (Mustika, 2012: 34).
Aspek-aspek penting yang dapat dipergunakan untuk penyajian
tari, meliputi kualitas gerak, irama, dan penjiwaan. Aspek-aspek
tersebut bisa diberlakukan secara umum untuk berbagai jenis tari
baik tari tradisional maupun kreasi (Kusnadi, 2015: 62).
a) Kualitas gerak meliputi kualitas teknik dan keterampilan
bergerak. Kualitas teknik ditunjukan dengan kemampuan
seorang penari untuk bergerak dengan cara yang benar.
Keterampilan bergerak ditunjukan dengan kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, dan kelenturan tubuh di dalam melakukan
gerakan-gerakan tari (Kusnadi, 2015: 62).
b) Ketepatan irama ditunjukan dengan kesesuaian antara irama
dan ritme gerak dengan irama dan ritme musik pengiringnya.
Kesesuaian irama ini tidak berarti bahwa antara ritme tari dan
musik pengiring selalu sama. Akan tetapi kadang-kadang
antara tari dan iringan bisa dalam keadaan kontras (Kusnadi,
2015: 62).
c) Penjiwaan adalah suatu kemampuan penari membawakan
tarian sesuai dengan jiwa, karakter dan bentuk peranan yang
28
dibawakan. Aspek penjiwaan ini merupakan aspek tertinggi
dalam suatu penyajian tari. Penjiwaan ini muncul apabila
penari betul-betul menghayati iringan musiknya dan
memahami betul karakteristik peranan yang dibawakan
(Kusnadi, 2015: 62).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, gerak dalam tari
merupakan sebuah proses perubahan gerak tubuh dan ekspresi
untuk menyampaikan maksud dan tujuan tari. Berikut ragam
gerak tari bedana.
Tabel 2.1Ragam Gerak Tari Bedana
N
o
Nama dan Rangkaian Ragam
Gerak
Hit Deskripsi Gerak
1. Tahtim
1
2
3
4
Kaki kanan
melangkah ke
depan, gerakan
tangan kimbang
(kayuh).
Kaki kiri
melangkah ke
depan, gerakan
tangan kimbang
(lemah gemulai
sesuai dengan
langkah kaki).
Kaki kanan
melangkah ke
depan, badan
mendak
29
5
6
7
8
(merendah) dan
kaki kiri di
angkat sedikit.
Kaki kiri
mundur dan
balik badan ke
kiri dengan
sikap tangan
tetap kimbang.
Langkah kaki
kanan dengan
sedikit mendak
(merendah),
tangan kanan
memutar ke
depan.
Balik badan ke
kiri angkat kaki
kanan jinjit,
sikap tangan
kimbang.
Maju kaki
kanan, sikap
badan mendhak
(merendah),
sikap badan ke
depan.
Menarik kaki
kanan ke
samping kaki
kiri diteruskan
dengan jinjit
30
(bagi
perempuan),
sikap tangan
sembah dengan
badan
menghadap ke
depan.
2. Khesek Gantung
1
2
3
4
Langkah kaki
kanan ke depan,
sikap tangan
kimbang (lemah
gemulai sesuai
dengan langkah
kaki), sikap
badan
menghadap ke
depan.
Langkah kaki
kiri ke depan,
sikap tangan
kimbang (lemah
gemulai sesuai
dengan langkah
kaki), sikap
badan
menghadap ke
depan.
Ayun kaki
kanan ke
samping kanan,
sikap tangan
disikukan ke
31
kanan, sikap
badan tegak
pandangan ke
kanan.
Tarik kaki
kanan merapat
ke kaki kiri lalu
angkat. Sikap
tangan tetap
kimbang (lemah
gemulai sesuai
dengan langkah
kaki) dengan
pandangan
menghadap ke
depan.
3 Khesek Injing
1
2
3
4
Langkah kaki
kanan ke depan
sikap tangan
kimbang dengan
pandangan
menghadap ke
depan.
Angkat kaki kiri
mengikuti
gerakan kaki
kanan, sikap
tangan kimbang.
Kaki kanan jinjit
di samping kaki
kiri, sikap
32
tangan kimbang
dengan
pandangan ke
bawah
(merunduk).
Ayun kaki
kanan ke
samping kanan
(diikuti hadapan
ke kanan), lalu
pandangan
kembali
menghadap
depan.
4. Jimpang
1
2
3
4
5
6
Langkah kaki
kanan, sikap
tangan kimbang
dengan
pandangan ke
depan.
Langkah kaki
kiri, sikap
tangan kimbang.
Langkah kaki
kanan ke
belakang, sikap
tangan kimbang.
Langkah kaki
kiri ke depan,
sikap tangan
kimbang.
33
7
8
Langkah kaki
kanan kedepan,
putar badan ke
kiri. sikap
tangan kimbang.
Langkah kaki
kiri, balik badan
ke samping kiri.
Sikap tangan
kimbang.
Balik badan
diikuti langkah
kaki kanan
sampai
menghadap
depan. sikap
tangan kimbang.
Angkat kaki kiri
jinjit ke samping
kaki kanan,
dengan
pandangan ke
depan.
5. Humbak Moloh
1
2
Langkah kaki
kanan ke
samping kanan,
sikap tangan
diayun.
Langkah kaki
kiri, mengikuti
34
3
4
kaki kanan
dengan posisi
kaki kiri jinjit.
Langkah kaki
kanan ke
samping kanan.
Kaki kiri
mengikuti kaki
kanan ke
samping kanan
dengan posisi
kaki kiri jinjit.
*Hitungan
5,6,7,8
kebalikan dari
hitungan 1,2,3,4
6. Ayun
1
2
3
4
Langkah kaki
kanan, sikap
tangan kimbang,
pandangan ke
depan mengikuti
arah kaki.
Langkah kaki
kiri menghadap
diagonal ke
kanan, sikap
tangan kimbang,
pandangan ke
depan mengikuti
arah kaki.
Langkah kaki
kanan ke
35
5
6
7
8
belakang, sikap
tangan kimbang,
pandangan ke
depan mengikuti
arah kaki.
Angkat kaki kiri
(ayun),
pandangan
menghadap
kedepan
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kiri, sikap
tangan kimbang,
pandangan ke
depan.
Langkah kaki
kanan,
menghadap
diagonal ke kiri,
sikap tangan
kimbang,
pandangan ke
depan mengikuti
arah kaki.
Langkah kaki
kiri, sikap
tangan kimbang,
pandangan ke
depan.
Angkat kaki
36
kanan (ayun),
pandangan
menghadap ke
depan mengikuti
arah kaki.
7. Ayun Gantung
1
2
3
4
5
6
Langkah kaki
kanan, sikap
tangan kimbang,
pandangan ke
depan .
Langkah kaki
kiri, menghadap
diagonal ke
kanan, sikap
tangan kimbang,
pandangan ke
depan mengikuti
arah kaki.
Langkah kaki
kanan ke
belakang, sikap
tangan kimbang,
pandangan ke
depan mengikuti
arah kaki.
Angkat kaki kiri
(ayun) ke atas,
sikap tangan
kimbang,
pandangan
menghadap ke
depan mengikuti
37
7
8
arah kaki.
Kaki di ayunkan
ke bawah, sikap
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki.
Kaki diayunkan
ke atas, sikap
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki.
Kaki diayunkan
ke bawah, sikap
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki.
Kaki diayunkan
ke atas, sikap
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki, pandangan
ke depan.
8.
Belitut
1
2
3
Langkah kaki
kanan ke
samping kiri,
sikap tangan
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kiri kesamping
kiri, sikap
38
4
5
6
7
8
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kanan ke
samping kiri,
sikap tangan
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kiri ke samping
kiri, sikap
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kanan, sikap
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki.
langkah kaki
kiri lalu balik
badan ke kiri,
sikap tangan
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kanan lalu balik
badan ke kiri,
sikap tangan
39
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Angkat kaki kiri
lalu jinjit di
samping kaki
kanan, sikap
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki, pandangan
menghadap ke
depan.
9. Gelek
1
2
3
4
5
Angkat lalu
ayunkan kaki
kanan ke atas,
sikap tangan
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kanan ke depan,
sikap tangan
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kiri kedepan,
sikap tangan
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
40
6
7
8
kanan ke
samping kanan,
sikap tangan
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kiri ke belakang.
sikap tangan
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kanan silang ke
kiri, sikap
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kiri ke depan,
sikap tangan
kimbang
mengikuti arah
kaki.
Langkah kaki
kanan ke kiri
jinjit, sikap
tangan kimbang
mengikuti arah
kaki dengan
pandangan ke
depan.
41
2.4.2 Musik Pengiring Tari Bedana
Musik pengiring yang digunakan dalam tari bedana sangat
sederhana, terdiri dari : ketipung, terbangan, gambus lunik (kecil)
atau gambus besar, accordion dan penambahan suatu alat gong
kecil namun demikian dalam pertunjukan personil musik sesuai
kebutuhan.
Garapan musik untuk pengiring tari bedana sengaja disusun yang
disesuaikan dengan suasana dan kesan yang akan dihadirkan.
Kehadiran suara atau pengiring tarian ini tidak hanya terbatas
kepada alat musik tradisional saja, akan tetapi dapat ditimbulkan
suasana sesuai dengan yang diiringkan dan diatur dalam ritme dan
tempo. Alat musik tradisional yang digunakan adalah pendukung
utama sebagai pengiring tarian ini (Firmansyah, 1993: 4).
Pembawa lagu dapat laki-laki atau perempuan. Lagu yang
dibawakan untuk pengiring tari bedana lagu dengan syair
berbahasa Lampung Indonesia. Isi dari lagu yang dinyanyikan
merupakan nasehat atau pantun dalam tari bedana (Firmansyah
dan Junaidi, 1993: 5).
Lirik lagu tari Bedana:
Kitapun-kitapun jama-jama,
Kitapun jama-jama delomni masa sinji,
Bugukhau-bugukhau lalang waya,
42
Bugukhau lalang waya jejama senang hati,
Bugukhau-bugukhau lalang waya tok kona sebik hati,
Ngulah takhi-ngulah takhi Bedana si kedau gham unyinni.
Takhi bedana, takhi bedana takhi kham tumbai,
Takhi bedana, takhi bedana saka tiandan,
Ngajimpang waya, ngajimpang waya culuk bu kelai,
Dali sagata, dali sagata lagu tayuhan.
Lapah kham andan, ulah jejama
Tiguai helau, kham lestakhiko,
Dana kham ganta, takhi kham saka,
Takhi kham tumbai, ya togok tanno 2x
2.4.3 Tata Busana Tari Bedana
Tari bedana mempunyai busana tari dan aksesoris yang khas
daerah Lampung. Pemakaian busana tari diseluruh propinsi
Lampung diharapkan sama dan memiliki identitas tersendiri
(Firmansyah, 1996: 13). Fungsi busana adalah sebagai penutup dan
pelindung tubuh, yang memiliki unsur keindahan dan keserasian
bagi tubuh penari. Busana tari yang baik tidak hanya untuk
menutup tubuh semata, melainkan juga harus dapat mendukung
penampilan tari. Busana tari dipergunakan untuk melukiskan
sesuatu oleh penciptanya, dipakai oleh penarinya, dan tidak
terlepas pemilihan nilai terhadap warna, garis dan bentuk. Oleh
karena itu, tata busana untuk memperkuat peranan, pemilihan
43
warna, garis dan bentuk, juga bisa mendalami kejiwaan seni tari,
serta menunjukkan identitas dari tari bedana. Berikut busana tari
bedana yang dipakai pada penari pria dan penari wanita.
Tabel 2.2 Busana Tari Bedana pada wanita
No Busana dan Aksesoris
Wanita
Keterangan
1 Gaharu Gaharu kembang goyang yang
dipakai di atas kepala
2 Sanggul Malang dan
Bunga Melati
Sanggul malang dipasang dikepala
yang dibalut dengan kembang/bunga
melati dipasang di atas sanggul
3 Penekan Penekan yang digunakan didahi
4 Subang Gawir Subang gawir/anting yang dipasang
ditelinga
5 Kawai Kurung
Kawai kurung pada Tari Bedana
terdapat berbagai warna dan tangan
berlengan panjang
6 Bebe Bebe yaitu kain aksesoris yang
dipakai dipundak
7 Papan Jajar Kalung papan jajar yang dikalungkan
dileher
8 Kalung Buah Jukum Kalung buah jukum yang dipakai
dileher
9 Gelang Kano Gelang kano yang dipakai dilengan
atas
10 Bulu Sertai Bulu sertai digunakan sebagai ikat
pinggang yang dipakai diperut
44
Busana tari bedana pada wanita, setelah wajah dirias, rambut dirapihkan dan
sanggul malang dipasangkan, tusukan kembang melati yang ditata sedemikian
rupa diatas sanggul supaya terlihat indah dan rapih. Ikatkan penekan rambut
ditengah-tengah dahi kemudian tarik kebelakang dan ikatkan kedua ujung kiri
kananya diantara kepala dengan sanggul lalu rapihkan kedua ujungnya.
Pasangkan gaharu kembang goyang/ sual kira ditengah kepala bagian belakang,
sejajar dengan penekan rambut. Pakailah subang giwir/ anting-antingnya pada
telinga kiri dan kanan, lanjutkan dengan memakai kain tapis/ betupal. Ikatlah
bagian pinggang dengan tali dengan kencang agar tidak melorot, ratakan ujung
tapis bagian bawah sebatas mata kaki, jangan terlalu ke bawah atau terlalu tinggi
karena akan mempengaruhi gerak tari. Pada bagian dada kenakan long torso,
usahakan agar ikatan tapis pada bagian pinggang tertutup, kemudian memakai
baju kurung. Terakhir kenakanlah asesoris-asesorisnya seperti kalung buah
jukum/ bulan temanggal, bulu serattei/ babitting dan gelang kano/ bibit. Perlu
diingat bagi penari bedana wanita, tapis tidak boleh dipakai seperti gantung pada
pria, selain kurang pantas dilihat juga tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa
Indonesia, khususnya daerah Lampung.
11 Kain Songket/Tumpal Kain sarung yang digunakan sebagai
rok, selain sarug dapat menggunakan
celana untuk pakaian tari bedana
45
Busana tari bedana pada pria
Pemakaian busana tari bedana pada pria, pakailah baju teluk belanga atau belah
buluh, kemudain memakai kain bidak/ betumpel sebatas lutut. Pada bagian
pinggang bagian atas ikatkan bulu serattei/ bebitting. Setelah rapih dan kuat baru
memakai ikat kepala/ peci.
Pemakaian busana tari bedana tidak terikat oleh pola-pola atau syarat-syarat yang
terpenting busana yang digunakan rapih, pantas dan serasi.
No Busana dan Aksesoris Pria Keterangan
1 Kopiah/Ikat Kepala Kopiah/ikat kepala ini digunakan
di atas kepala
2 Baju Teluk Belanga dan Celana
Pangsi
Baju teluk belanga pada Tari
Bedana terdapat berbagai warna
dan tangan berlengan panjang,
celana pangsi digunakan sebelum
memakai sarung belipat
3 Kalung Buah Jukum Kalung buah jukum yang dipakai
dileher
4 Gelang Kano Gelang kano yang dipakai
dipergelangan tangan
5 Bulu Sertai Bulu sertai digunakan sebagai ikat
pinggang yang dipakai di atas
lipatan sarung belipat
6 Sarung Belipat/Tumpal Sarung belipat/tumpal pada Tari
Bedana dipakai di luar celana
pangsi
46
2.5 Kerangka Fikir
Berdasarkan kerangka fikir berjudul “Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan
Strategi Inkuiri Deduksi Terbimbing pada Ekstrakurikuler di SMA Negeri 11
Bandar Lampung”, dalam pembelajarannya menggunakan strategi inkuiri deduksi
terbimbing, yang dilakukan adalah membagi dua kelompok yang merupakan
kelompok siswa mengikuti ekstrakurikuler tari dan siswa selain ekstrakurikuler
tari, memberikan ragam gerak kepada siswa secara langsung maupun melalui
Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan Strategi Inkuiri Deduksi
Terbimbing pada Ekstrakurikuler di SMA Negeri 11 Bandar Lampung
Proses Hasil
Ekstrakurikuler Tari SMA N 11 Bandar Lampung
Teori Konstruktivistik
Guru Siswa Siswa dapat menarikan dan
mengetahui makna gerak tari bedana
menggunakan strategi inkuiri deduksi
terbimbing
Pembelajaran Inkuiri Deduksi Terbimbing
47
video tari, ragam gerak tari bedana yaitu: gerak tahtim, khesek gantung, khesek
injing, jimpang, humbak moloh, ayun, ayun gantung, belitut dan gelek.
Memberikan contoh komposisi secara langsung maupun video, guru
menejelaskan dan mempraktikan 9 ragam gerak tari bedana, siswa dapat
mengembangkannya dengan anggota kelompok. Siswa melakukan evaluasi
gerakan dan komposisi yang telah diberikan agar siswa dapat lebih
memahaminya. Pembelajaran ini dilakukan pada ekstrakurikuler di SMA Negeri
11 Bandar Lampung dengan melibatkan guru seni budaya, siswa ekstrakurikuler
tari dan selain tari dengan materi tari bedana dalam suatu pembelajaran,
pembelajaran ini akan membuat siswa lebih mengerti dan memahami tentang tari
bedana pada ekstrakulikuler tari.
Metode yang di gunakan adalah konstruktivistik yang bertujuan sebagai tahapan
kepada siswa dan lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali
pengetahuan, adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar merupakan tanggung
jawab siswa, membantu siswa untuk mengembangkan tari bedana, hasil yang
diperoleh dari strategi inkuiri deduksi terbimbing siswa dapat menarikan dan
mengetahui makna gerak tari bedana.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena yang sedang di teliti secara alanmiah
dan sistematis. Penelitian kualitatif deskriptif adalah jenis pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau memaparkan keadaan objek
penelitian pada keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta yang terjadi
sebagaimana adanya (Satori dan Komariah, 2013: 22). Fakta tersebut akan
dideskripsikan agar penelitian ini lebih akurat.
Penelitian yang dilakukan pada kondisi yang alami atau berdasarkan fakta yang
terjadi di lapangan merupakan penelitian yang bersifat naturalistik. Pengumpulan
data yang dimaksud pada penelitan naturalistik ini yaitu berdasarkan pandangan
dari sumber data bukan pandangan peneliti (Sugiyono, 2016: 12). Pengumpulan
data tersebut dari guru maupun lingkungan sekolah. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode lapangan dan kepustakaan. Metode lapangan
yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi, metode
kepustakaan yaitu buku, jurnal dan catatan lainnya. Metode ini digunakan untuk
mengetahui proses pembelajaran dan hasil belajar tari bedana siswa
ekstrakurikuler tari menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing di SMA
Negeri 11 Bandar Lampung. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Sugiyono,
49
2015 :9) penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data yang bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penelitian telah dilakukan dengan cara melihat proses pembelajaran tari bedana
saat latihan berlangsung. Proses tersebut dilakukan agar siswa dapat mengetahui
semua ragam gerak tari bedana serta diharapkan siswa mampu menarikan tari
bedana dengan baik berdasarkan aspek wiraga (ketetapan gerak), wirama
(ketetapan gerak dan musik), wirasa (penghayatan sedang menari). Kegiatan
penelitian ini juga dapat mengetahui strategi inkuiri deduksi terbimbing berhasil
atau tidak dalam proses pembelajaran tari bedana pada siswa ekstrakurikuler tari
3.1 Sumber Data
Terdapat sumber data primer dan sekunder sebagai berikut:
a) Sumber data primer yang telah dilakukan dengan melakukan wawancara
kepada guru seni tari dan peserta didik. Peneliti akan melakukan pengamatan
langsung di SMA N 11 Bandar Lampung.
b) Sumber data sekunder yang telah di lakukan peneliti dengan melihat catatan
atau hasil kegiatan tahunan pada ekstrakurikuler di SMA N 11 Bandar
Lampung.
50
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mendapatkan data yang akurat, penelitian ini akan
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
3.2.1 Observasi
Observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap. observasi yang dikatakan ini
sebenarnya adalah pengamatan langsung. Penelitian observasi dapat
dilakukan dengan tes, kuisioner, rekaman gambar, rekaman suara
(Arikunto, 2010: 199). Observasi digunakan untuk mendapatkan
informasi langsung tentang apa yang terjadi ditempat penelitian.
Observasi yang dilakukan yaitu observasi non partisipatif, peneliti
hanya mengamati proses saat latihan dalam kegiatan ekstrakulikuler
yang di gunakan sebagai sumber data penelitian.
Penelitian telah dilakukan untuk mengamati pada proses pembelajaran
dan hasil belajar pada ekstrakurikuler seni tari di SMA Negeri 11
Bandar Lampung. Penelitian telah dilakukan observasi lebih di
tekankan pada pengamatan siswa saat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler seni tari. Melalui lembar observasi aktivitas siswa telah
diperoleh data tentang proses pembelajaran dan hasil belajar pada
ekstrakurikuler seni tari di SMA Negeri 11 Bandar Lampung.
51
3.2.2 Wawancara
Wawancara yang telah dilakukan secara terstruktur, penelitian telah
menyiapkan daftar pertanyaan sehingga proses wawancara dapat
berjalan dengan baik. Pertanyaan diberikan kepada guru seni budaya
untuk mengetahui materi tari sigeh penguten yang di ajarkan, dan
mengetahui proses dan hasil belajar menari bedana.
Wawancara digunakan sebagai studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus di teliti dan untuk mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau
kecil (Sugiyono, 2015: 145). Pengumpulan data yang akan digunakan
pada penelitian ini yaitu wawancara. Peneliti terlibat langsung dalam
percakapan wawancara yang dilakukan, wawancara di lakukan dengan
Sayu Made Leni Listya Yani, yang merupakan guru seni budaya di
SMA N 11 Bandar Lampung dan siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, diamati dan dicatat agar data yang dikumpulkan dapat
terorganisasi dengan baik.
Pertanyaan yang akan diajukan adalah
a) Bagaimana proses belajar pada ekstrakurikuler seni tari di SMA N
11 Bandar Lampung?
b) Bagaimana minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler seni tari
di SMA N 11 Bandar Lampung?
c) Bagaimana hasil belajar siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler seni
tari di SMA N 11 Bandar Lampung?
52
3.2.3 Studi Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2013:274). Penelitian ini
akan menggunakan dokumentasi dengan teks berupa tulisan hasil
wawancara dengan Sayu Made Leni Listya Yani, ia merupakan guru
bidang seni tari, foto dan video proses menari bedana yang telah
dilaksanakan pada saat penelitian dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Semua data ini diambil untuk memperkuat dan mempertegas hasil
penelitian agar lebih akurat dalam proses pengumpulan data tentang
tari bedana pada ekstrakurikuler di SMA N 11 Bandar Lampung.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur untuk mengumpulkan data oleh peneliti agar
mendapatkan data yang akurat (Sugiyono, 2015:151). Aspek yang telah
diteliti dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dan hasil belajar
pada ekstrakurikuler seni tari di SMA Negeri 11 Bandar Lampung.
Instrumen penelitian dilakukan oleh peneliti, berdasarkan observasi,
wawancara, dokumentasi.
Peneliti telah mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran gerak tari
bedana dengan mengamati beberapa aspek untuk proses pembelajaran tari
bedana, penilaian proses kelompok dari guru dan penilaian siswa
ekstrakurikuler seni tari serta siswa selain tari dalam menarikan tari bedana
Berikut lembar pengamatan kemampuan siswa saat berlatih tari bedana.
53
Tabel 3.1 Lembar Proses Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari
Nama Guru :
Pokok Materi :
Pertemuan :
No Aspek yang Diamati Keterangan
(Ya / Tidak)
I Pendahuluan
1. Persiapan sarana pembelajaran
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menyampaikan apersepsi pembelajaran
4. Pemanasan
II Kegiatan inti
1. Guru memeragakan ragam gerak tari bedana
2. Guru menugaskan siswa untuk mengikuti ragam
gerak yang telah diberikan.
3. Guru mempersilahkan siswa untuk memeragakan
ragam gerak bedana
4. Guru memberikan arahan siswa untuk
menyesuaikan gerak dengan music
5. Guru membenahi gerakan siswa yang kurang
benar.
III Penutup
1. Memberikan evaluasi
2. Mengkondisikan untuk pertemuan berikutnya
3. Salam penutup
Sumber: (Anam, 2017:42)
Terdapat empat aspek yang peneliti amati dalam aktivitas pembelajaran tari
bedana di SMA Negeri 11 Bandar Lampung.
Berikut lembar pengamatan aktivitas belajar siswa :
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Kemampuan Kelompok pada Aspek Wiraga
No Aspek Skor Skor
Maksimum
1 Bentuk Gerak (Wiraga)
a. Siswa mampu memeragakan 9 motif gerak
5
54
tari bedana dengan tepat.
b. Siswa mampu memeragakan 7 motif gerak
tari bedana dengan tepat.
4
c. Siswa mampu memeragakan 5 motif gerak
tari bedana dengan tepat.
3 5
d. Siswa mampu memeragakan 3 motif gerak
tari bedana dengan tepat.
2
e. Siswa mampu memeragakan 1 motif gerak
tari bedana dengan tepat
1
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Kemampuan Kelompok pada Aspek Wirama
No. Aspek Skor Skor
Maksimum
1 Ketepatan Irama (Wirama)
a. Siswa mampu memeragakan 9 motif gerak
tari bedana tepat dengan iringan musik.
5
b. Siswa mampu memeragakan 7 motif gerak
tari bedana tepat dengan iringan musik.
4
c. Siswa mampu memeragakan 5 motif gerak
tari bedana tepat dengan iringan musik.
3 5
d. Siswa mampu memeragakan 3 motif gerak
tari bedana tepat dengan iringan musik.
2
e. Siswa mampu memeragakan 1 motif gerak
tari bedana tepat dengan iringan musik.
1
Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Kemampuan Kelompok pada Aspek Wirasa
No. Aspek Skor Skor
Maksimum
1 Bentuk ekspresi atau penjiwaan
a. Siswa mampu menarikan tari bedana dengan
5
55
santai, tersenyum dan pandangan lurus
kedepan.
b. Siswa mampu menarikan tari bedana dengan
wajah masih terlihat menghafal, tersenyum
dan pandangan kedepan.
4
c. Siswa mampu menarikan tari bedana dengan
wajah masih terlihat menghafal jarang
tersenyum dan pandangan lurus kedepan.
3 5
d. Siswa mampu menarikan tari bedana dengan
wajah bingung, tidak tersenyum dan
pandangan lurus kedepan.
2
e. Siswa tidak mampu menarikan tari bedana
dengan wajah gugup tidak tersenyum dan
pandangan masih menoleh ke kanan, kiri,
atas dan bawah.
1
Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Kemampuan Kelompok pada Aspek
Hafalan Ragam Gerak
No. Aspek Skor Skor
Maksimum
1 Hafalan Ragam Gerak
a. Siswa mampu memeragakan semua
ragam gerak dengan music
5
b. Terdapat 1-2 gerak dilakukan tidak
sesuai dengan music
4
56
c. Terdapat 3-4 gerak dilakukan tidak
sesuai dengan music
3 5
d. Terdapat 5-6 gerak dilakukan tidak
sesuai dengan music
2
e. Terdapat lebih dari 7 gerak dilakukan tidak
sesuai dengan music
1
(Modifikasi Arikunto: 2010)
Berdasarkan tabel diatas total skor maksimum aspek wiraga, wirama, wirasa dan
kesesuaian gerak dengan iringan musik adalah 5 x 4= 20.
Instrumen pengamatan tes praktik ini bertujuan untuk menilai dan mengamati tes
praktik yang dilakukan oleh siswa pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA N 11
Bandar Lampung. Instrument ini menggunakan penilaian pensekoran. Skor
maksimum pada penilaian tes praktik ini berjumlah 20, sehingga perhitungannya
dapar menggunakan patokan skala lima.
Tabel 3.6 Interval Presentase
Interval Presentase Tingkat Penguasaan Keterangan
85-100 Baik Sekali
75-84 Baik
60-74 Cukup
40-59 Kurang
0-39 Gagal
(Sugiyono: 2015)
Setelah skor diperoleh melalui penilaian terhadap empat aspek tersebut, maka
akan diperoleh nilai siswa tersebut dengan kategori penilaian baik sekali, baik,
57
cukup, kurang dan gagal. Kategori penilaian tersebut berpatokan dengan rentang
nilai yang telah ditentukan. Nilai 85-100 akan mendapatakan kategori baik sekali,
jika nilai 75-84 akan mendapatkan kategori baik. Jika nilai 60-74 akan mendapat
kategori cukup. Jika nilai 40-59 akan mendapat kategori kurang. Jikan nilai 0-39
akan mendapat kategori gagal.
Untuk mendapat nilai siswa dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
NS= Skor Perolehan : Skor Maksimum x 100
Contoh siswa dengan kode DM memperoleh skor dari 4 aspek penilaian siswa
akumulasi nilai 18. Untuk menghitung nilai skor yang telah diperoleh oleh DM
dengan rumus perhitungan yaitu:
Nilai siswa=18 : 20 x 100 = 90
Nilai 90 yang diperoleh DM di sandingkan dengan perhitungan presentase untuk
skala lima, maka akan mendapat kategori nilai baik sekali.
Proses pembelajaran tari bedana setiap pertemuan memperhatikan wiraga,
wirama, wirasa dan hafalan gerak, seemua nilai proses akan dilihat kemuada
kenaikan proses siswa akan di lihat menggunakan kurva agar mengetahui
seberapa aktif siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Pertemuan 1 : Guru menilai wiraga jika baik sekali dengan jumlah skor 5
dengan 2 ragam gerak dan menilai hafalan gerak dengan
jumlah skor 5 dengan 2 ragam gerak jadi jumlah skor jika
siswa bagus keduanya adalah 10
58
Pertemuan 2 : Guru menilai wiraga jika baik sekali dengan jumlah skor 5
dengan 4 ragam gerak dan menilai hafalan gerak dengan
jumlah skor 5 dengan 4 ragam gerak jadi jumlah skor jika
siswa bagus keduanya adalah 10
Pertemuan 3 : Guru menilai wiraga jika baik sekali dengan jumlah skor 5
dengan 7 ragam gerak dan menilai hafalan gerak dengan
jumlah skor 5 dengan 7 ragam gerak jadi jumlah skor jika
siswa bagus keduanya adalah 10
Pertemuan 4 : Guru menilai wiraga jika baik sekali dengan jumlah skor 5
dengan 9 ragam gerak dan menilai hafalan gerak dengan
jumlah skor 5 dengan 9 ragam gerak, jadi jumlah skor jika
siswa bagus keduanya adalah 10
Pertemuan 5 : Guru menilai wiraga jika baik sekali dengan jumlah skor 5
dengan 9 ragam gerak, menilai hafalan gerak dengan jumlah
skor 5 dengan 9 ragam gerak, menilai wirasa dengan skor 5
siswa mampu menarikan tari bedana dengan baik, tersenyum
pandangan lurus kedepan, jadi jumlah skor jika siswa bagus
semuanya adalah 15
Pertemuan 6 :Guru menilai wiraga jika baik sekali dengan jumlah skor 5
dengan 9 ragam gerak, menilai hafalan gerak dengan jumlah
skor 5 dengan 9 ragam gerak, menilai wirasa dengan skor 5
dengan pandangan lurus kedepan tersenyum dan percaya diri
dan menilai wirama 5 dengan dapat menyesuaikan 9 ragam
59
gerak dengan musik, jadi jumlah skor jika siswa bagus empat
aspek tersebut adalah 20
Pertemuan 7 : Guru menilai wiraga jika baik sekali dengan jumlah skor 5
dengan 9 ragam gerak, menilai hafalan gerak dengan jumlah
skor 5 dengan 9 ragam gerak, menilai wirasa dengan skor 5
dengan pandangan lurus kedepan tersenyum dan percaya diri
dan menilai wirama 5 dengan dapat menyesuaikan 9 ragam
gerak dengan musik, jadi jumlah skor jika siswa bagus empat
aspek tersebut adalah 20
Pertemuan 8:Guru menilai hasil keseluruhan belajar siswa dengan
memperhatikan wiraga, wirama, wirasa dan hafalan gerak.
Setelah nilai setiap siswa diketahui, nilai tersebut disajikan dalam bentuk
kurva agar terlihat peningkatan kenaikan kurva setiap pertemuannya.
3.4 Analisis Data
Analisis data dimaksudkan untuk mengolah data yang diperoleh pada saat
penelitian dilakukan. Setelah semua data terkumpul dan dirasa cukup, proses
analisis data dapat dilakukan yaitu dengan beberapa tahapan sebagai berikut.
Menurut (Arikunto, 2014 : 139). analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan
yang dilakukan yaitu :
3.4.1 Reduksi data
Data yang diperoleh dari penelitian masih bersifat acak dan belum
terstruktur, oleh sebab itu hal yang pertama dilakukan adalah
60
mengelompokan data berdasarkan kategori data tersebut yaitu data
hasil observasi, data wawancara, data dokumentasi. Peneliti akan
melakukan reduksi data untuk merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Data yang akan direduksi peneliti yaitu yang berkaitan
dengan penelitian mencakup proses pembelajaran tari pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMA N 11 Bandar Lampung.
3.4.2 Penyajian Data
Penyajian data yaitu membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data dikelompokan
berdasarkan proses pembelajaran tari bedana dan hasil pembelajaran
tari bedana menggunakan strategi pembelajaran inkuiri deduksi
terbimbing pada ekstrakurikuler di SMA Negeri 11 Bandar Lampung,
selanjutnya data disajikan dalam bentuk uraian singkat dan tabel.
Pada penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data untuk data hasil
obeservasi dan wawancara disajikan dengan uraian singkat atau
deskripsi, sedangkan untuk data dokumentasi di sajikan dalam bentuk
gambar dan video.
61
3.4.3. Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data menurut adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tahap terakhir yaitu peneliti akan membuat kesimpulan
dari seluruh data yang diperoleh saat penelitian. Kesimpulan dari data
yang diperoleh akan dapat menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan. Kesimpulan merupakan temuan baru yang berupa
gambaran suatu objek penelitian. Penarikan kesimpulan akan
dilakukan setelah data dianalisis sesuai prosedur yang digunakan.
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan rumusan masalah yaitu proses
dan hasil pembelajaran tari bedana menggunakan strategi inkuiri
deduksi terbimbing pada ekstrakulikuler di SMA N 11 Bandar
Lampung dengan meleiti siswa ekstrakurikuler tari dan siswa
ekstrakurikuler selain tari.mmmmm
146
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian, didapatkan simpulan
mengenai proses dan hasil dari pembelajaran tari bedana pada ekstrakurikuler
menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing. Pada proses pembelajaran
yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 Bandar Lampung, secara keseluruhan
merupakan bentuk pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa. Hal itu
dapat dilihat pada setiap langkah-langkah strategi inkuiri deduksi terbimbing
guru melakukan perencanaan dengan memberikan ragam gerah bertahap
setiap pertemuannya, guru mendorong siswa untuk memberikan respons
setiap pembelajarannya seperti guru menjelaskan ragam gerak tari bedana
siswa mengikutinya, guru dan siswa membangun suasana pembelajaran yang
aktif dengan saling bertanya jawab dalam kegiatan proses pembelajaran,
guru dan siswa memproses seluruh informasi yang terkumpul dengan
mengetahui kesulitan pada setiap gerakan yang dilakukan, guru member
informasi seperti setiap ragam gerak yang diberikan kepada siswa melalui
media buku pelajaran maupun internet, guru melakukan evaluasi pada setiap
akhir pembelajaran dengan penilaian proses siswa setiap pertemuannya dan
guru memberikan arahan untuk pertemuan berikutnya. Proses tersebut sesuai
147
dengan teori konstruktifistik dalam pembelajaran mengutamakan proses yang
baik agar mendapakan hasil yang baik.
Pada langkah pertama guru yang memberikan penjelasan mengenai latar
belakang materi, kemudian guru secara langsung mendemonstrasikan materi
ragam gerak tari bedana secara bertahap atau perbagian, siswa dituntut aktif
dalam proses pembelajaran serta guru juga membimbing pelatihan pada
setiap proses pembelajaran. Pertemuan pertama hingga ketujuh guru
melakukan semua langkah-langkah sesuai inkuiri deduksi terbimbing. Pada
pertemuan kedelapan guru hanya melakukan perencanaan dan mengevaluasi
kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan strategi inkuiri deduksi
terbimbing, siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan
memberikan respons kepada guru, melakukan interaksi antar-siswa, interaksi
siswa dengan guru, siswa memiliki siswa keterbukaan tentang permasalahan
yang meraka alami dan dapat di konsultasikan dengan guru. Setiap proses
pembelajaran guru mendemonstrasikan ragam gerak secara bertahap dan
perbagian, sehingga seluruh siswa mampu mengikuti dan memahami ragam
gerak secara perlahan. Selain itu, guru juga membimbing siswa tersebut
dengan mendatangi dan memperbaiki kesalahan bentuk badan ataupun teknik
gerak yang dilakukan oleh siswa, dengan proses pembelajaran tersebut siswa
mampu mengetahui letak kesalahan teknik gerak atau bentuk badan yang
dilakukan, sehingga pada setiap pertemuan mengalami perubahan pada
bentuk geraknya. Kurva peningkatan siswa setiap pertemuannya selalu
mengalami peningkatan.
148
Hasil pembelajaran menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing pada
pertemuan kedelapan Penilaian tes praktik yang digunakan oleh guru
meliputi penilaian mengenai bentuk gerak, hafalan gerak, kesesuaian gerak
dengan musik serta ekspresi saat menari. Berdasarkan nilai pengamatan tes
praktik, terdapat dua orang siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 85
dengan kriteria baik. Sementara nilai terendah yaitu 70 dengan kriteria cukup
dan siswa yang memperoleh nilai tersebut sebanyak tiga orang. Adapun hasil
belajar seluruh siswa memperoleh nilai rata-rata 79,2 dengan nilai kriteria
baik.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat saran untuk peningkatan proses
pembelajaran.
1. Saran peserta didik
Saran untuk siswa agar dapat memanfaatkan waktu belajar dengan hal
positif, siswa juga dapat membagi waktu degan kegiatan lainnya.
2. Saran untuk guru
Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang tari bedana seharusnya
menggunakan media video agar lebih menarik, jangan hanya
memberikan pengetahuan secara lisan, ketika guru memberikan suatu
evaluasi kepada siswa di akhir pembelajaran sebaiknya guru
memberikan secara lebih jelas dan perindividu. Hal tersebut dilakukan
agar setiap siswa mampu mengetahui kelemahan yang dialami pada
setiap pertemuannya secara individu, sehingga siswa mampu
memperbaiki kelemahan tersebut pada pertemuan selanjutnya.
149
3. Saran untuk sekolah
Menyediakan ruangan dalam kegiatan pembelajaran seharusnya
memiliki ruangan tersendiri dalam kegiatan ekstrakurikuler, sehingga
siswa dapat lebih nyaman dalam kegiatan pembelajaran
4. Saran untuk peneliti
Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan pembelajaran yang
efektif dan efesien serta memenuhu tujuan pembelajaran, penelitian ini
dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya dan
pembaca dapat melengkapi kekurangan dari penelitian ini untuk
penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan persetujuan sebelum
penelitian dimulai dengan siswa agar jumlah siswa yang hadir dari
pertemuan pertama hingga akhir tidak berkurang.
150
DAFTAR PUSTAKA
Anam,Khoirul. 2017. Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 340 hlm
Arikunto,Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka. 340 hlm.
Asri,Budiningsih. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka. 450 hlm.
Danoebroto. 2015. Belajar. Bandung: Pustaka Setia.: 310 hlm.
Dirman dan Juarsih. 2015. Komunukasi dengan Peserta didik. Bandung: Rieka.
250 hlm.
Firmansyah,Junaidi. 1996. Mengenal Tari Bedana. Bandar Lampung: Gunung
Pesagi. 370 hlm.
Habsary,Dwiyana. 2016. Pi’il dalam Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung:
Pascasarjana Universitas Lampung. 360 hlm.
Hamdani. 2010. Strategi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.344 hlm
Hariyanto, dkk. 2014. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep.
Bandung:Remaja Rosdakarya Offset. 252 hlm.
Jazuli, M. 2016. Paradigma Pendidikan Seni. Sukoharjo: CV. Farisma
Indonesian. 253 hlm.
Kusnadi. 2012. Seni Budaya. Solo. Pustaka Mandiri. 300 hlm.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran: Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya. 392 hlm
Mustika, I Wayan.Teknik Dasar Gerak Tari Lampung.Bandar
Lampung:Pascasarjana Universitas Lampung. 230 hlm
Noor,Juliansyah. 2010. Metodologi Penelitian.Jakarta Timur: Prenada Media
Group. 400 hlm.
151
Rachmawati, Tutik, dkk. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik. Malang: Gava Media.197 hlm.
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Jakarta: RajaGravindo Persada.
418 hlm.
Pidarta,Made.2013.Landasan Kependidikan.Jakarta: Rineka. 320 hlm.
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2013. Metodologi Penelitian
Kualitatif.Bandung: Alfabet. 274 hlm.
Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. 440 hlm.
Sudirman.2014.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Rajawali. 360
hlm.
Sugiyono.2015.Metode Penelitian.Bandung: Alfabeta. 350 hlm.
Setyobudi.Agustitin.2007. Pembelajaran Tari Nusantara.Jakarta: Andi Pondasi.
500 hlm.
Setyamidjaja,Djoehana. 2002. Pendidikan. Yogyakarta: Kanisus. 340 hlm.
Slavin. 2006. Konstruktivistik. Bandung: Rineka. 260 hlm.
152
SUMBER LAIN
Materi Tari Kreasi Kelas XI. Skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni
Tari dan Musik FKIP Untan Pontianak.
https://afa-belajar.blogspot.com/2012/11/permendiknas-no-41-tahun-2007-
tentang.html. (Diakses tanggal 29 November 2019, pukul 19.00 WIB)
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/08/teori-belajar-konstruktivistik.html.
(Diakses tanggal 27 November 2019, pukul 18.00 WIB)
http://referensi.elsam.or,id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem-
pendidikan-nasional/ (Diakses tanggal 30 November 2019, pukul 15.00
WIB)