15

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

i

KATA PENGANTAR

Pemberdayaan Masyarakat merupakan suatu upaya yang berkaitan erat

dengan peningkatan kemampuan dan kapasitas masyarakat. Biasanya konsep ini

sering digunakan untuk memberdayakan masyarakat miskin yang sangat

membutuhkan bantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Di

Indonesia, sektor pertanian selama ini dikenal luas sebagai lumbung kemiskinan.

Sebagai golongan masyarakat mayoritas, keadaan faktual seperti ini tentunya

menjadi sebuah ancaman terhadap kemajuan bangsa. Oleh sebab itu, sebagai

sumberdaya pembangunan kita harus mampu menanggulangi dan memecahkan

persoalan ini melalui kerja-kerja nyata yang mampu mewujudkan perubahan untuk

mendorong proses kemajuan di dalam masyarakat.

Kegiatan seminar nasional “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA

(Low External Input Sustainable Agriculture)” ini merupakan salah satu bentuk

program yang mengangkat hasil kerja nyata para pemerhati, praktisi dan akademisi

dalam bentuk penelitian dan pengabdian di bidang pertanian yang meliputi sub

sektor: pertanian, peternakan, perikanan, ekonomi kreatif, serta sektor-sektor

pendukung lainnya melalui penerapan konsep pertanian berkelanjutan dengan input

luar yang rendah yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam (tanah, air,

tumbuhan, tanaman dan hewan) dan manusia (tenaga, pengetahuan dan

ketrampilan) yang tersedia di tempat; dan yang layak secara ekonomis, mantap

secara ekologis, adil secara sosial dan sesuai dengan budaya. Pemanfaatan input

luar tidak dikesampingkan namun hanya sebagai pelengkap pemanfatan sumber

daya lokal.

Sebagai arah baru bagi pertanian konvensional (HEIA : High External Input

Agriculture), konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) sangat

cocok dilaksanakan pada sistim pertanian negara-negara berkembang termasuk

Indonesia. Hal ini dikarenakan negara kita memilik kekayaan dan keanekaragaman

sumber daya alam. LEISA merupakan konsep pertanian masa depan yang

menggabung dua prinsip yaitu agro-ekologi serta pengetahuan dan praktek

pertanian masyarakat setempat/tradisional. Pemahaman akan hubungan dan proses

ekologi maka agroekosistim dapat dimanipulasi. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan produks secara berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif yang

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

ii

ditimbulkan bagi lingkungan maupun sosial dengan meminimalkan input eksternal.

LEISA tidak bertujuan untuk mencapai produksi maksimal dalam jangka pendek,

melainkan untuk mencapai tingkat produksi yang stabil dan memadai dalam jangka

panjang.

Kegiatan ini bertujuan untuk (i) melakukan sosialisasi program

pemberdayaan masyarakat berbasis LEISA, (ii) mempertemukan para pemerhati,

praktisi, dan akademisi yang melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian di

bidang pemberdayaan masyarakat, (iii) menjadi wadah diskusi dan sharing

informasi terkait program-program pemberdayaan masyarakat berbasis LEISA.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan berdasarkan kerjasama Pusat Studi Mekanisasi dan

Perbengkelan Pertanian Unsyiah, Program Studi Teknik Pertanian Unsyiah, dan

Pertamina EP Asset I Field Rantau.

Tentunya kegiatan yang sangat bermanfaat ini tidak akan terlaksana dengan

baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu rasa terimakasih

dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada Rektor Unsyiah, Dekan

Fakultas Pertanian Unsyiah, Kepala Program Studi Teknik Pertanian Unsyiah,

Kepala Pusat Studi Mekanisasi dan Perbengkelan Pertanian Unsyiah, dan CSR PT.

Pertamina EP Asset I Field Rantau, serta seluruh para pemerhati, peneliti, dan

pengabdi yang telah berkontribusi melahirkan hasil pemikiran melalui seminar dan

penulisan artikel sebagaimana diterbitkan dalam prosiding ini.

Harapan kami, hasil karya ini mampu memberi manfaat yang luas, memberi

sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, menginspirasi para pengambil

kebijakan, dan mampu mendorong proses pembangunan pertanian yang

berkelanjutan di Indonesia sesuai dengan motto: “better environment, better

farming, and better living”.

Darussalam, 10 September 2017

Tim Editor,

Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.ScMustaqimah, S.TP., M.ScDiswandi Nurba, S.TP., M.Si

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

SAMBUTAN KEPALA PUSAT STUDI MEKANISASI DANPERBENGKELAN PERTANIAN (PUSMEPTAN) UNSYIAH ..........................vi

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS SYIAH KUALA............................... viii

SIKLUS SELAGEH ALAM, PENERAPAN LEISA (LOW EXTERNALINPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE) PADA PENGELOLAANPROGRAM CSR PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKATPERTAMINA (PPMP) ............................................................................................1

PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN MEKANISASIPERTANIAN KAITANNYA DENGAN PEMBERDAYAANMASYARAKAT ...................................................................................................14

PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKATTANI MENUJU PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN..........28

PERTANIAN

OPTIMASI SAWAH TADAH HUJAN BERBASIS TEKNOLOGI GREENENERGY DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN DI PULAUSIMEULUE ...........................................................................................................34

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEMPIT DENGANTEKNOLOGI AQUAPONIK DALAM RANGKA PEMBERDAYAANDAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKATGAMPONG KANDANG KECAMATAN DARUL IMARAHKABUPATEN ACEH BESAR .............................................................................41

PENGARUH TEKNOLOGI BUDIDAYA DA DOSIS PEMUPUKAN NPKTERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH(ORIZA SATIVA L) .............................................................................................58

TEKNOLOGI SISTEM KENDALI IRIGASI OTOMATIS BERBASISTENAGA SURYA DI KELOMPOK TANI KECAMATAN MEUREUBOKABUPATEN ACEH BARAT.............................................................................72

SIMULASI SISTEM PERPIPAAN DALAM IN-STORE DRYERSEBAGAI PENGERING KONVEKSI UNTUK BIJI JAGUNG .........................80

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

iv

KAJIAN DAMPAK NEGATIF JARIGAN IRIGASI DI ACEH BESARUNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKATMEWUJUDKAN IRIGASI BERKELANJUTAN ................................................90

APLIKASI BUDIDAYASAYURAN DENGAN TEKNIK FERTIKULTURGUNA PEMENUHAN PANGAN SAYURAN KELUARGA.............................98

DAMPAK EROSI TANAH DAN KEBERLANJUTAN SISTEMPERTANIAN PADA LAHAN KERING............................................................107

ANALISIS KAPASITAS SIMPAN AIR PADA DAS .......................................123

KRUENG MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT..................................123

REKAYASA TEKNOLOGI KINCIR UNTUK MENAIKKAN AIR DANMENGATASI BENCANA KEKERINGAN AREAL PERSAWAHAN DIKABUPATEN ACEH BARAT DAYA ..............................................................130

PERIKANAN

APLIKASI PENGERING ERK-HYBRID BAGI KELOMPOK USAHAMIKRO PENGOLAHAN IKAN DI DAERAH PESISIR ACEH BARAT........140

PEMANFAATAN KEKAYAAN LAUT KEUDE MEUKEK UNTUKKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR ...............................................147

PENEBARAN PAKAN DENGAN MENGGUNAKAN MESIN PENEBARPAKAN OTOMATIS DI DESA TENEMBAK LALANG KECAMATANLAWE BULAN KABUPATEN ACEH TENGGARA.....................................156

PETERNAKAN

SIMULASI KEBIJAKAN TERHADAP PERMINTAAN DANPENAWARAN DAGING DI KABUPATEN ACEH BARAT ..........................180

PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SECARA BERKELANJUTANDALAM BENTUK WAFER RANSUM KOMPLIT..........................................190

PERKEBUNAN

KOMPOSISI PENGGUNAAN ORGAN PISANG ABACA DALAMKEHIDUPAN MASYARAKAT.........................................................................206

PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN KOPERASI PETANI SAWIT DIDESA SERBAJADI KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATENNAGAN RAYA...................................................................................................213

APLIKASI ALAT PENGERING KAKAO TYPE HYBRID BERBAHANBAKAR BRIKET DI DESA SALIMPIPIT DAN LAWE MALUMKECAMATAN BABUL RAHMAH KABUPATEN ACEH TENGGARA ...222

Asus
Rectangle

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

v

DIVERSIFIKASI PANGAN MELALUI PENGOLAHAN BELIMBINGWULUH...............................................................................................................234

MODEL USAHA MEKANISASI PENGELOLAAN PELEPAH SAWITMENJADI MULSA DAN KOMPOS..................................................................245

DAYA SAING MINYAK PALA ACEH UNTUK INDONESIA ......................256

EKONOMI KREATIF

ANALISIS DAYA SAING KAKAO DAN PRODUK KAKAOINDONESIA DI PASAR ASEAN + 6 ................................................................266

PEMBERDAYAAN PETANI GAMPONG SEUMANTOKKECAMATAN PANTE CEUREUMEN MELALUI PENERAPAN MESINPENGUPAS KULIT KACANG TANAH DAN PENGOLAHANPRODUK OLAHANNYA ..................................................................................277

PERBAIKAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENGEMASANPADA USAHA MINUMAN RINGAN DARI NIRA AREN (IE JOKMAMEH).............................................................................................................287

PENGGUNAAN TEKNOLOGI ZIF GEOMEMBRAN TERHADAPKUALITAS GARAM RAKYAT DI KECAMATAN SAMATIGAKABUPATEN ACEH BARAT...........................................................................295

PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KUE BHOI DALAM UPAYAMELESTARIKAN KUE TRADISIONAL KHAS ACEH .................................303

DAFTAR PENULIS ............................................................................................307

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

90

KAJIAN DAMPAK NEGATIF JARIGAN IRIGASI DI ACEH BESAR

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

MEWUJUDKAN IRIGASI BERKELANJUTAN

Rita Khatir

A. Latar Belakang

Sudah dipahami secara umum bahwa irigasi adalah aspek penting bagi dunia

pertanian. Keberadaan irigasi diharapkan dapat meningkatkan produktifitas hasil

pertanian. Kartasapoetra et al. (1991) menyatakan bahwa irigasi adalah kegiatan

penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kepentingan pertanian dengan

memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan air tanah, dimana secara

teoritis sebanyak 55% luas daratan membutuhkan pengairan buatan untuk

pertaniannya. Manfaat irigasi antara lain adalah untuk memudahkan pengolahan

tanah, memudahkan pemberantasan gulma, untuk pengaturan suhu tanah,

meningkatkan kesuburan dan memperlancar proses pencucian tanah (Kartasapoetra

et al., 1991).

Pengembangan sistem irigasi di Indonesia menjadi prioritas sejak tahun 1969

yaitu pada Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) pertama. Menurut

Kementerian Pertanian (2015), pembangunan irigasi menurun sebesar 1,4% per

tahun yang disebabkan oleh berkurangnya alokasi dana untuk proyek irigasi, serta

keterbatasan lahan dan sumber daya air. Selanjutnya irigasi juga menghadapi

masalah lain seperti kerusakan jaringan primer, sekunder maupun tersier, tidak

berfungsinya alat pengamat debit air di saluran keluar, belum terpasangnya alat

pengukur tinggi muka air di saluran tersier, dan terjadinya sedimentasi (Nugroho,

2017).

Dampak negatif irigasi sudah banyak dikaji di berbagai negara. Menurut

Oosterbaan (1988), rasio keuntungan terhadap biaya pada mayoritas irigasi di

negara sedang berkembang tidak menguntungkan karena produktifitas yang lebih

kecil dari harapan, biaya investasi yang tinggi dari perkiraan sebelumnya, dan tidak

adanya upaya untuk memperbaiki keadaan. Dia menambahkan bahwa proyek

irigasi memberikan efek samping terhadap kerusakan lingkungan, flora, fauna, dan

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

91

sumber daya alam dan menyebabkan perubahan kondisi sosial dan ekonomi

masyarakat petani.

Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa dengan pengelolaan yang

kurang baik maka jaringan irigasi yang dibangun juga berpotensi menimbulkan

dampak negatif bagi keberlanjutan pertanian itu sendiri. Terlebih lagi kalau proyek

pembangunan irigasi merupakan proyek yang dipolitisasi dan hanya bersifat top-

down. Kajian dampak negatif jaringan irigasi menjadi penting dianalisis dengan

tujuan untuk melakukan antisipasi sejak dini terhadap dampak negatif tersebut.

B. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak negatif jaringan irigasi

di kawasan Kabupaten Aceh Besar.

C. Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan berdasarkan

pengamatan langsung di lapangan terhadap fenomena yang terjadi, kemudian data

dan fakta ditampilkan dalam bentuk dokumentasi dan grafik.

D. Hasil Dan Pembahasan

Profil Irigasi di Kabupaten Aceh Besar

Sumber air irigasi di Kabupaten Aceh Besar adalah air permukaan yang

diperoleh dari aliran air Krueng Aceh dan Krueng Jreu. Bendungan tertua di

Kabupaten Aceh Besar adalah bendungan Krueng Jreu yang terletak di Desa

Krueng Lam Kareung Kecamatan Indrapuri mengairi sekitar 3.175 ha lahan sawah

(Putra, 2013). Bendungan kedua adalah bendungan Seulimum yang terletak di Desa

Kayee Adang Kecamatan Seulimum. Bendungan Seulimum merupakan irigasi

teknis yang mengairi 7.200 ha sawah serta mensuplai kebutuhan air untuk 800 ha

ke bendungan Krueng Jreu (Armansyah, 2015). Pada tahun 2008, telah dibangun

waduk pertama di Aceh yaitu waduk Keuliling di Desa Bak Sukon Kecamatan Cot

Glie Kabupaten Aceh Besar yang mampu mengairi seluas 4.790 ha sawah di musim

kemarau (Bwssum1, 2013). Saat ini, Kabupaten Aceh Besar memiliki 31.845 ha

sawah, dimana 64% sudah mendapatkan jaringan irigasi (BPS Aceh Besar, 2016).

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

92

Penyebaran Hama Keong Mas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa fenomena yang

ditemui di lapangan sebagai akibat pembangunan jaringan irigasi di Kabupaten

Aceh Besar yaitu penyebaran hama keong mas dan penyebaran sampah.

Keong mas (Pomaceae canaliculata L) atau siput murbei merupakan salah

satu jenis keong air tawar yang berasal dari Benua Amerika (Putra dan Zein, 2016).

Menurut para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), keong mas

mulai masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun 1980an, dimana pada awalnya

dijadikan hewan piaraan sebagai pangan sumber protein, dan terhitung sejak Mei

2009, kelompok peneliti molusca meneliti statusnya sebagai hama (LIPI, 2009).

Potensi keong mas menjadi hama didukung oleh kecepatan reproduksinya, dimana

1 betina mampu menghasilkan telur sebanyak 15-20 kelompok yang tiap

kelompoknya berjumlah 500 butir dengan presentase penetasan di atas 85% (Rusdy,

2010). Apalagi potensi kerusakan yang dapat diakibatkan oleh keong mas dapat

mencapai 10-40% (Putra dan Zein, 2016). Invasi keong mas juga menunjukkan

peningkatan drastis dari tahun ke tahun dan di Aceh serangannya selalu di atas 500

ha per tahun (Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2008).

Gambar 1. Peningkatan invasi keong mas di lahan padi (ha) dalam (DirektoratPerlindungan Tanaman Pangan, 2008)

Hasil penelitian Riyanto (2004) mengidentifikasikan bahwa kepadatan

populasi keong mas adalah 2,37 individu/m2 di sungai, 3,75 individu/m2 di saluran

0

5000

10000

15000

20000

25000

1997 2003 2004 2005 2006 2007

Lua

s la

han

dise

rang

(ha

)

Tahun

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

93

irigasi dan 5,75 individu/m2 di kolam dengan pola distribusi berkelompok dengan

morista indeks di atas 1. Dapat disimpulkan bahwa penyebaran keong mas melalui

saluran irigasi sangat dimungkinkan karena irigasi merupakan salah satu biotop

yang disukai oleh keong mas. Hal ini turut didukung oleh pernyataan beberapa

petani bahwa ledakan serangan hama keong mas terjadi seiiring dengan

pembangunan jaringan irigasi di daerah mereka. Selain itu sumber air irigasi yang

berasal dari sungai meningkatkan jumlah investasi hama keong mas di saluran

irigasi. Sangat mengkhawatirkan apabila jumlah invasi keong mas sudah mencapai

angka di atas 50% luas lahan yang ada, mengingat pola perkembangbiakan hama

ini yang cukup pesat.

Gambar 2. Petani dan keong mas di Desa Lampoh Peujerat Kecamatan InginjayaAceh Besar, Jumat 21 Juni 2013. Sumber :

http://www.antaranews.com/foto/47222/hama-keong-mas. Diakses 08 September2017

Penyebaran Sampah

Penyebaran sampah sepanjang saluran irigasi adalah suatu fenomena

tersendiri yang terjadi di kawasan Kabupaten Aceh Besar. Berdasarkan

penelusuran, titik awal permasalahan ini adalah adanya kebiasaan masyarakat

membuang sampah di pinggiran sungai, saluran irigasi dan jalan. Sampah-sampah

tersebut terdiri dari sampah rumah tangga, kemasan dan botol plastik, popok bayi,

bangkai binatang, yang telah bercampur dengan lumpur (Gambar 3). Pengamatan

yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam setiap kali pembukaan pintu air (pintu

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

94

buangan air ke sawah), sampah dapat terkumpul dalam volume 1,3 m3, dimana titik

pengamatan terletak pada jarak 33,7 km dari posisi waduk Keuliling.

Dalam kunjungan kerjanya pada 15-16 Juli 2017, Bupati Aceh Besar Bapak

Mawardi Ali sudah menghimbau agar masyarakat tidak membuang sampah dalam

saluran irigasi seperti yang sudah terjadi di saluran irigasi Krueng Jreu dan Krueng

Aceh (Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, 2017).

Keanekaragaman sampah di Kabupaten Aceh Besar lebih mengkhawatirkan

daripada variasi sampah yang pernah dikaji di saluran irigasi Kecamatan

Banguntapan dan Bantul, Yogyakarta (Sulaeman dkk., 2015). Berdasarkan

pengamatan mereka volume sampah meningkat seiring dengan terjadinya musim

hujan dan lancarnya aliran air irigasi. Hal yang sama ditemui dalam observasi

lapangan di wilayah penelitian. Apabila terjadi hujan dan penuhnya saluran irigasi

dengan air, maka timbunan sampah akan segera menggunung di sekitar pintu air.

Selama ini pihak petani menyikapi permasalahan ini secara apatis, yaitu dengan

memindahkan sampah ke badan jalan yang tujuannya untuk melancarkan aliran air

ke persawahan. Solusi sepihak ini tentu saja kemudian memberikan dampak negatif

lanjutan kepada pengguna jalan dan warga di sekitar lokasi tersebut.

Gambar 3. Penyebaran sampah oleh aliran air irigasi di Kabupaten Aceh Besar

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

95

Selain menghambat aliran air irigasi, sampah juga berpotensi membawa

kontaminasi atau cemaran pada air irigasi. Dirjen Pengendalian Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan (KLHK), M. R. Karliansyah, menyebutkan bahwa sumber

utama pencemaran air sungai di Indonesia adalah limbah domestik (Fauziah, 2016).

Dengan demikian tradisi buruk ini harus segera dihentikan demi keberlanjutan

pertanian (sustainable agriculture).

Antisipasi Dampak Negatif Penyebaran Keong Mas dan Sampah di Saluran

Irigasi

Peningkatan tata kelola irigasi yang melibatkan pihak Pemerintah, petani, dan

masyarakat adalah kunci utama bagi terselesaikannya masalah penyebaran hama

keong mas dan sampah di saluran irigasi. Masyarakat perlu mendapatkan

pengetahuan tentang teknik pengendalian hama keong mas serta teknik

pemanfaatan hama tersebut. Masyarakat dan petani perlu mendapatkan informasi

dan penyuluhan mengenai bahayanya membuang sampah secara sembarangan di

area pinggiran sungai, saluran irigasi dan jalan raya. Pemerintah perlu

mengeluarkan ketentuan mengenai hal ini dan menetapkan sanksi bagi pelaku

pelanggaran ketentuan tersebut. Disamping itu, pihak pengelola irigasi perlu

meningkatkan perawatan di saluran dan pintu-pintu air dengan menyediakan filter

sehingga hama keong mas dan kontaminasi sampah dapat dicegah sedini mungkin

sebelum mencapai area persawahan. Kapasitas Keujrun Blang sebagai petani

pembagi air perlu ditingkatkan tentang investasi hama keong mas melalui saluran

irigasi dan kontaminasi sampah rumah tangga, sehingga mereka dapat melakukan

tugasnya dengan lebih baik. Selanjutnya seluruh masyarakat diharapkan

mendukung semua aktifitas dalam rangka perawatan saluran irigasi.

E. Kesimpulan Dan Saran

Fenomena penyebaran hama keong mas dan sampah telah terjadi di sepanjang

saluran irigasi di kawasan Kabupaten Aceh Besar. Masalah pertama disebabkan

oleh lemahnya pengontrolan di pintu saluran dan masalah kedua disebabkan oleh

kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah di pinggiran sungai, saluran irigasi

dan jalan raya. Perlu partisipasi pihak Pemerintah, petani dan masyarakat untuk

mengantisipasi kedua masalah tersebut dan perlunya peningkatan peran pihak

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

96

pengelola air irigasi untuk dapat menginstal filter pada pintu-pintu air untuk dapat

menghambat penyebaran hama keong mas dan mencegah cemaran air irigasi.

Daftar Pustaka

Armansyah, 2015. Daerah irigasi Krueng Jreu. http://rtg-indrapuri.blogspot.co.id.Diakses 08 September 2017.

BPS Aceh Besar. 2016. Kabupaten Aceh Besar dalam angka. Badan Pusat StatistikAceh Besar.

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. 2017. Bupati Aceh Besar tinjau saluran irigasi.http://acehbesarkab.go.id/. Diakses 08 September 2017.

Bwssum1. 2013. Waduk Keuliling di Kabupaten Aceh Besar. http://bwssum1.net.Balai Wilayah Sungai Sumatera I Sistem Informasi Sumber Daya Air.Diakses 07 September 2017.

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 2008. Luas serangan siput murbai padatanaman padi tahun 1997-2006, rerata 10 tahun dan tahun 2007. DirektoratJenderal Tanaman Pangan. Jakarta.

Fauziah, L. 2016. Limbah domestic musuh utama sungai di Indonesia.http://nationalgeographic.co.id. Diakses 08 September 2017.

Kartasapoetra, A. G., Sutedjo, M. M., dan Pollein, E. 1991. Teknologi pengairanpertanian irigasi. Bumi Aksara, Jakarta.

LIPI. 2009. Protani asal muasal keong mas. http://lipi.go.id. Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia. Diakses 08September 2017.

Nugroho, Y. W. A. 2017. Potensi bahaya keamanan pangan dari cemaran irigasi.http://tabloidsinartani.com. Diakses 08 September 2017.

Oosterbaan, R. J. 1988. Effectiveness and social/environmental impacts ofirrigation projects: a critical review in ILRI annual report. p.18-34.International Institute for Land Reclamation and Improvement,Wageningen, The Netherland.

Putra, R. 2013. Pemetaan daerah irigasi Krueng Jreu di Kecamatan Indrapurimenggunakan ArcGis 9.3 pada PU Pengairan Ranting Dinas Indrapuristudi kasus pada daerah aliran BJKR 1-5. Skripsi. Program Studi TeknikInformatika. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan KomputerUbudiyah. Banda Aceh

Putra, S., dan Zein, S. 2016. Pengaruh variasi konsentrasi ekstrak serai(Andropogon nardus) terhadap mortalitas hama keong mas (Pomaceaecaniculata L). Jurnal Bioedukasi. 7(1) : 10-15.

Prosiding Seminar Nasional, ISBN:978-602-1270-69-1Pemberdayaan Masyarakat Berbasis LEISA, Banda Aceh, 10 September 2017

97

Rusdy, A. 2010. Pengaruh pemberian ekstrak bawang putih terhadap mortalitaskeong mas. Jurnal Floratek 5 (2):172-180.

Riyanto, 2004. Pola distribusi populasi keong mas (Pomaceae canaliculata L) diKecamatan Belitang Oku. Majalah Sriwijaya. 37 (1): 70-75

Sulaeman, D., Sudarmadji, dan Arif, S. S. 2015. Pengelolaan sampah dari saluranirigasi berbasis petani pemakai air. Prosiding Seminar PengelolaanSumber Daya Alam dan Lingkungan. 20 Agustus 2015. UniversitasDipenogoro, Semarang. Hal. 724-729.