7
1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN Oleh : Drs. Mangasi Panggabean Dosen UX II, Medan Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembedayaan masyarakat dalam pembangunan. Metode penulisan menggunakan metode library research. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemberdyaaan masyarakat dalam pembangunan dapat memberikan arahan pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan masyarakat secara optimal dan berkelanjutan. Arah yang jelas dapat dijadikan sebagai landasan untuk mengendalikan dan mengevaluasi tingkat keberhasilan. Kata kunci : permberdayaan, masyarakat dan pembangunan 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Teori pembangunan dalam perkembangannya menjadi semakin komplek dan semakin tidak terikat pada satu disiplim ilmu(Bjorn, 1982). Dinamika teori pembangunan tersebut tidak terlepas dari pemahaman terhadap konsep pembangunan yang bersifat terbuka ujungnya. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa implementasi konsep pembangunan ternyata telah banyak merubah kondisi kehidupan masyarakat. Pada sebagian komunitas, pembangunan telah mengantarkan kehidupan mereka menjadi lebih baik bahkan sebagian dapat dikatakan berlebihan, sementara komunitas lainya pembangunan justru mengantarkan mereka pada kondisi yang menyengsarakan dimana angka pengangguran, kemiskinan menjadi semakin bertambah sejalan dengan proses pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah. Oleh karena itu pemahaman terhadap pembangunan hendaklan selalu bersifat dinamis, karena setiap saat selalu akan muncul masalah-masalah baru. Pilihan pendekatan pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi bukan saja telah mengakibatkan berbagai bentuk ketimpangan social tetapi juga menimbulkan berbagai persoalan lain seperti timbulnya akumulasi nilai-nilai hedonistik, ketidak pedulian sosial, erosi ikatan kekeluargaan dan kekerabatan, lebih dari itu pendekatan pembangunan tersebut telah menyebabkan ketergantungan masyarakat pada birokrasi-birokrasi sentralistik yang memiliki daya absorsi sumber daya yang sangat besar, namun tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan-kebutuhan lokal, dan secara sistematis telah mematikan inisiatif masyarakat lokal untuk memecahkan masalah- masalan yang mereka hadapi.(Korten, 1987) Program-program pembangunan yang disiapkan harus memenuhi kebutuhan masyarakat, jangan hanya memuaskan beberapa pihak saja tetapi harus diupayakan terdapat hubungan timbal balik bagi pihak yang menyusun program pembangunan dan masyarakat sebagai pihak yang mendapat pelayanan dan manfaat dari pembangunan tersebut. 1.2. Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembedayaan masyarakat dalam pembangunan. 2. Uraian Teoritis 2.1. Pembangunan Masyarakat Pembangunan masyarakat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, dimana mereka mampu

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembedayaan masyarakat dalam pembangunan. Metode penulisan menggunakan metode library research. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemberdyaaan masyarakat dalam pembangunan dapat memberikan arahan pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan masyarakat secara optimal dan berkelanjutan. Arah yang jelas dapat dijadikan sebagai landasan untuk mengendalikan dan mengevaluasi tingkat keberhasilan.Kata kunci : permberdayaan, masyarakat dan pembangunan

Citation preview

Page 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

Oleh :Drs. Mangasi Panggabean

Dosen UX II, Medan

AbstrakPenulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembedayaan masyarakat

dalam pembangunan. Metode penulisan menggunakan metode library research. Dari pembahasandapat disimpulkan bahwa pemberdyaaan masyarakat dalam pembangunan dapat memberikan arahanpencapaian sasaran dan tujuan pembangunan masyarakat secara optimal dan berkelanjutan. Arahyang jelas dapat dijadikan sebagai landasan untuk mengendalikan dan mengevaluasi tingkatkeberhasilan.

Kata kunci : permberdayaan, masyarakat dan pembangunan

1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Teori pembangunan dalamperkembangannya menjadi semakin komplekdan semakin tidak terikat pada satu disiplimilmu(Bjorn, 1982). Dinamika teoripembangunan tersebut tidak terlepas daripemahaman terhadap konsep pembangunanyang bersifat terbuka ujungnya. Pengalamanselama ini menunjukkan bahwa implementasikonsep pembangunan ternyata telah banyakmerubah kondisi kehidupan masyarakat. Padasebagian komunitas, pembangunan telahmengantarkan kehidupan mereka menjadilebih baik bahkan sebagian dapat dikatakanberlebihan, sementara komunitas lainyapembangunan justru mengantarkan merekapada kondisi yang menyengsarakan dimanaangka pengangguran, kemiskinan menjadisemakin bertambah sejalan dengan prosespembangunan yang dijalankan olehpemerintah. Oleh karena itu pemahamanterhadap pembangunan hendaklan selalubersifat dinamis, karena setiap saat selalu akanmuncul masalah-masalah baru.

Pilihan pendekatan pembangunanyang berorientasi pada pertumbuhan ekonomibukan saja telah mengakibatkan berbagaibentuk ketimpangan social tetapi jugamenimbulkan berbagai persoalan lain sepertitimbulnya akumulasi nilai-nilai hedonistik,

ketidak pedulian sosial, erosi ikatankekeluargaan dan kekerabatan, lebih dari itupendekatan pembangunan tersebut telahmenyebabkan ketergantungan masyarakatpada birokrasi-birokrasi sentralistik yangmemiliki daya absorsi sumber daya yangsangat besar, namun tidak memiliki kepekaanterhadap kebutuhan-kebutuhan lokal, dansecara sistematis telah mematikan inisiatifmasyarakat lokal untuk memecahkan masalah-masalan yang mereka hadapi.(Korten, 1987)

Program-program pembangunan yangdisiapkan harus memenuhi kebutuhanmasyarakat, jangan hanya memuaskanbeberapa pihak saja tetapi harus diupayakanterdapat hubungan timbal balik bagi pihakyang menyusun program pembangunan danmasyarakat sebagai pihak yang mendapatpelayanan dan manfaat dari pembangunantersebut.

1.2. Tujuan PenulisanPenulisan makalah ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pembedayaanmasyarakat dalam pembangunan.

2. Uraian Teoritis2.1. Pembangunan Masyarakat

Pembangunan masyarakat diartikansebagai aktivitas yang dilakukan olehmasyarakat, dimana mereka mampu

Page 2: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

2

mengindentifikasikan kebutuhan dan masalahsecara bersama(Raharjo Adisasmita, 2006 :116). Ada pula yang mengartikan bahwapembangunan masyarakat adalah kegiatanyang terencana untuk menciptakan kondisi-kondisi bagi kemajuan social ekonomimasyarakat dengan meningkatkan partisipasimasyarakat.

Pakar lain memberikan batasan bahwapembangunan masyarakat adalah perpaduanantara pembangunan social ekonomi danpengorganisasian masyarakat(RaharjoAdisasmita, 2006). Pembangunan sector socialekonomi masyarakat perlu diwujudkan untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat, yangdidukung oleh organisasi dan partisipasimasyarakat yang memiliki kapasitas,kapabilitas, dan kenerja yang secara terusmenerus tumbuh dan berkembang dalamkehidupan masyarakat. Program-programmasyarakat yang disusun (disiapkan) harusmemenuhi kebutuhan masyarakat.Perencanaan yang menyusun program-program pembangunan atau industri-industriyang membangun kegiatan usahanya di suatudaerah harus melakukan analisis kebutuhanmasyarakat. Dalam melakukan analisiskebutuhan harus benar-benar dapat memenuhikebutuah (Needs Analisis), dan bukan sekedarmembuat daftar keinginan (list of Wants) yangbersifat sesaat. Analisis kebutuhan harusdilakukan secara cermat agar dapat menggalikebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnyadibutuhkan oleh masyarakat banyak, bukanmerupakan keinginan beberapa orang saja,apakah tokoh masyarakat, atau kepala desayang mempunyai kewenangan menentukankeputusan. Dalam Community Development(pembangunan masyarakat) mengandungupaya untuk meningkatkan partisipasi danrasa memiliki (participating and belongingtogether) terhadap program yang dilaksanakan,dan harus mengandung unsur pemberdayaanmasyarakat.

2.2. Paradigma Pembangunan MasyarakatParadigma diartikan sebagai suatu

kesepakatan beberapa ilmuwan (pakar) dalam

kurun waktu tertentu tentang “mengapa”,“apa”, dan “bagaimana” pembangunan itudilaksanakan Mengapa-apa-bagaimana itudipengaruhi oleh ciri atau karakteristik yangmenjiwai suatu masa tertentu. Waktu, tempatdan peristiwa memberi ciri atau warna tertentuterhadap suatu masa dimana para pakar hidupdan berkarya. Perkembangan paradigmaumumnya berlangsung secara evolusioner,tetapi dapat pula secara revolusioner (drastis).

Pembangunan masyarakat (pedesaan)pada masa yang lalu mendasarkan pada azaspemerataan yang penerapannya diarahkansecara sektoral dan pada setiap desa.Meskipun dana/anggaran/bantuanpembangunan pedesaan jumlahnya relativecukup besar, tetapi jika dibagi secara meratamaka masing-masing desa memperoleh jumlahdana yang relative kecil, sehinggapemanfaatannya kurang berhasil(RaharjoAdisasmita, 2006).

Meskipun paradigma pambangunanberazaskan pemerataan dan penanggulangankemiskinan masih tetap penting, namunterdapat pergeseran menuju paradigmapembangunan partisipasi pelakupembangunan ekonomi masyarakat yangmenuntut kerangka perencanaanpembangunan spasial (tata ruang). Kebijakanpembangunan berwawasan spasial itu harusdapat menjawab beberapa pertanyaanmendasar yang berkaitan dengan peningkatanpartisipasi dan produktivitaspenduduk/masyarakat, yakni sebagai berikut:1. Bagaimana dapat mendorong partisipasi

masyarakat, terutama keluarga-keluargaberpendapatan rendah dalam prosespembangunan.

2. Bagaimana dapat menciptakan danmeningkatkan kegiatan perekonomian antarsector di tingkat pedesaan dan antarpedesaan.

3. Bagaimana dapat menyusun perencanaandan program pembangunan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat pedesaan.

4. Bagaimana dapat mengaktualisasikan peranserta masyarakat yang telah lama

Page 3: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

3

melembaga di tengah tradisi masyarakatseperti gotongroyong, rembung desa, danlain sebagainya.

Sedangkan menurut Didin S.Damanhuri, beliau menyatakan bahwaparadigma baru pembangunan tersebutmengandung beberapa elemen strategis yakni:pemberdayaan ekonomi rakyat (development asa people empowerment), pengembangan kualitassumber daya manusia dan penguasaanteknologi (human resource development andtechnological deepening), penciptaan pemerintahyang bersih dan efesien (good and cleangovermance(Didin S Damanhuri, 1997 : 80).

2.3. Prinsip dan Pendekatan PembangunanMasyarkaat

Meskipun pembangunan masyarakatselalu menjadi fokus perhatian pemerintahsejak lama, namun azas dan strategipembangunan masyarakat (pedesaan)seringkali mengalami perubahan. Dalam rezimOrde Baru paradigma pembangunan mengacupada pertumbuhan ekonomi yang tinggi danpemerataan pembangunan. Kapitalisasi sektorpertanian untuk meningkatkan produksi danproduktivitas serta integrasi denganpemasaran yang lebih luas (ekspor)dilaksanakan melalui program antara lainyaitu Bimbingan Massal (Bimas) yang padahakekatnya merupakan pendekatan “top down”yang berorientasi pada pencapaian target.

Pembangunan pedesaan didasarkanpada teori modernisasi dan dilakukan melaluipenerapan satuan produksi yang padat modalke dalam sector pertanian tradisional yangpadat karya dengan harapan mendorongdistribusi pendapatan melalui “trickling downeffect” dan pemanfaatan teknologi modern.Pendekatan ini mengakibatkanketergantungan masyarakat desa padapemerintah. Intervensi pemerintah cenderungbertambah besar, misalnya dalampembangunan irigasi tersier, pengelolaanlumbung desa, dan lain sebagainya.Pembangunan yang didesain oleh pemerintahselama orde baru, pada dasarnya mengingkari

konsep ideal pembangunan itu sendiri. Dalamtatanan ideal pembangunan seharusnyamenjadi tanggung jawab bersama antarpemerintah dan rakyat melalui communitypower-nya, sehingga tidak akan terjadipengklaiman bahwa pemerintah sebagaipenanggung jawab pembangunan.

Sentralistik dan uniformalitas yangdibangun oleh rezim orde baru telahmenyebabkan lumpuhnya partisipasi dankreatifitas masyarakat bawah. State formationyang sangat ekspansif telah merusak strukturdan kelembagaan social yang telah lamatergantikan dengan struktur dan kelembagaanbirokrasi yang sumir dan formalitas.(Suparjan,2003 : 20). Dengan demikian prosespembangunan yang dilakukan ternyata tidakmampu mewujudkan tujuan idealnya yaitumemperluas kapabilitas masyarakat danmembuat mereka lebih berdaya. Communitypower adalah roh dari masyarakat itu sendiri,sehingga seharusnya akan selalu muncul dantampak dalam setiap satuan masyarakat yangada. Berangkat dari kegagalan pendekatanpembangunan yang berorientasi padapertumbuhan ekonomi tersebut, kemudianmuncul gagasan untuk melakukan perubahanparadigma pembangunan kearah yang lebihmanusiawi. Namun demikian perubahantersebut baru menemukan formatnya secarautuh, sejak jatuhnya rezim orde baru khusunyaketika lahir Undang-Undang No.2 Tahun 1999tentang otonomi daerah. Hal ini menjadilandasan hukum bagi setiap daerah untukmengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat menurut prakarsa sendiriberdasarkan aspirasi masyarakat. Masyarakatdiberikan peran yang lebih besar dalampembangunan daerah dan dituntutberkreativitas dalam mengelola potensi daerahserta memprakarsaipelaksanaan pembangunandaerah.

Dalam era reformasi terjadi pergeseranparadigma pembangunan dimana peranpemerintah bukan lagi sebagai “provider”(penyedia) tetapi sebagai “enabler” (fasilitator).Peran sebagai enabler berarti tiap usaha

Page 4: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

4

pembangunan harus didasarkan padakekuatan atau kemampuan masyarakat itusendiri, yang berarti pula tidak terlalumengharapkan pemberian bantuan daripemerintah. Pembangunan masyarakatmenurut Dirjen Bangdes pada hakekatnyamerupakan proses dinamis yang berkelanjutandari masyarakat untuk masyarakat untukmewujudkan keinginan dan harapan hidupyang lebih sejahtera dengan strategimenghindari kemungkinan tersudutnyamasyarakat sebagai penggguna akses daripembangunan regional/daerah atau nasional.Pengertian tersebut mengandung maknabetapa pentingnya inisiatif lokal, partisipatifmasyarakat sebagai bagian dari model-modelpembangunan yang dapat menyejahterakanmasyarakat desa. Program pembangunan initidak berpusat pada birokrasi melainkanberpusat pada masyarakat atau komunitasnyasendiri. Pemberi kekuasaan pada inisiatif lolakdan partisipasi masyarakat menjadi kata kuncidalam pembangunan masyarakat.

Pembangunan masyarakat harusnyamenerapakan prinsip-prinsi:1. Transparansi (keterbukaan)2. Partisipasi3. Dapat dinikmati masyarakat4. Dapat dipertanggung jawabkan

(akuntanbilitas)5. Berkelanjutan (sustainable) (Soelaiman M.

Munandar, 1998 : 132)Perubahan paradigma pembangunan

dari pembangunan yang berorientasi padapertumbuhan ekonomi ke arah modelpembangunan alternative yang lebihmenekankan pada paratisipasi danpemberdayaan terhadap masyarakat. Kegiatanpembangunan yang dilaksanakan dapatdilanjutkan dan dikembangkan ke seluruhpelosok daerah untuk seluruh lapisanmasyarakat. Pembangunan masyarkat ini padadasarnya adalah dari, oleh, dan untuk seluruhmasyarakat, oleh karena itu pelibatanmasyarakat seharusnya diajak untukmenentukan visi (wawasan) pembangunanmasa depan yang akan diwujudkan. Karena

masa depan merupakan impian atau cita-citatentang keadaan masa depan yang lebih baikdan lebih indah dalam arti tercapainya tingkatkesejahteraan yang lebih tinggi.

Pembangunan masyarakat dilakukandengan pendekatan multisektor (holistik),partisipatif, berdasarkan pada semangatkemandirian, berwawasan lingkungan danberkelanjutan serta melaksanakn pemanfaatansumber daya pembangunan secara serasi,selaras dan sinergis sehingga tercapai secaraoptimal. Dalam melaksanakan kegiatanpembangunan diperlukan kinerja yang eratantara desa dan satu daerah/wilayah danantar daerah/wilayah. Dalam hubungan iniperlu selalu diperhatikan kesesuaianhubungan antar kota dengan daerah pedesaandisekitarnya, pada umumnya lokasi initerkonsentrasi yang mempunyai dampakketerkaitan dengan daerah-daerah sekitarnya,dengan kerja sama antar daerah/desa makadaerah-daerah/desa-desa yanga dimaksuddiharapkan dapat tumbuh dan berkembangsecara serasi saling menunjang.

3. PembahasanDalam mewujudkan tujuan

pembangunan masyarakat terdapat palingsedikit empat jenis srategi :1. Strategi pembangunan (growth strategy)2. Strategi kesejahteraan (welfare strategi)3. Strategi yang tanggap terhadap kebutuhan

masyarakat (responsive strategy)4. Strategi terpadu atau strategi yang

menyeluruh (integrated or holisticstrategy)(Raharjo Adisasmita, 2006)

Pada dasarnya strategi pembangunanmasyarakat adalah mirip dengan strategipembangunan pedesaan. Azas ataukarakteristik masyarakat adalah memiliki sifatsemangat masyarakat bergotong royong dansaling tolong menolong, tidak bersifatindividualitas, membangun secara bersama-sama, pelibatan anggota masyarakat atauperan serta masyarakat adalah besar.Demikian pula dengan masyarakat pedesaan,oleh karena itu strategi pembangunan

Page 5: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

5

masyarakat atau community development strategimempunyai azas yang serupa dengan strategipembangunan pedesaan. Apa bila dikaji lebihdalam dan lebih luas konsep communitydevelopment dapat dikembangkan sebagaimekanisme perencanaan pembangunan yangbersifat bottom-up yang melibatkan peran sertamasyarakat dalam berbagai kegiatanperencanaan dan pembangunan perkotaan.

Dalam sistem pemerintahan yangdesentralistik seperti sekarang, dimanaotonomi daerah telah dilaksanakan secara luasternyata masih menghadapi banyak kendala,di antaranya dana pembangunan relatifterbatas di samping kendala operasional danfungsional lainya, maka untuk mengatasiberbagai hambatan dalam pelaksanaan otodatersebut. Salah satu strategi adalahmengembangkan dan menerapakan modelcommunity development atau modelpembangunan masyarakat yang dapatditerima masyarakat luas (acceptable) dan dapatdilaksanakan dengan baik(Implementable).

Strategi adalah cara yang dilakukanuntuk mencapai sasaran atau tujuan yang telahditetapkan. Sebagai langkah-langkahpelaksanaan diperlukan perumusan serangkaikebijakan (policy formulation method andtechnique). Strategi untuk seluruhpembangunan adalah mewujudkan keadilandan kemakmuran , sedangkan kebijakan untukmembangun sektor adalah mengatasi berbagaihambatan dan kendala yang dihadapi. Adapuntujuan dalam pembangunan dapatdirumuskan, sebagai berikut:1. Terciptanya kondisi umum yang

mendorong pembangunan.2. Termanfaatkannya potensi sumber daya

sehingga memberikan manfaat bagipembangunan oleh pemerintah setempat(yang bersangkutan), dunia usaha danmasyarakat umum.

3. Terlaksananya sejumlah investigasi dalamberbagai sektor.

4. Terlaksananya langkah-langkah dalammelaksanakan kemudi dan dorongan bagikegiatan dan investasi swasta.

Secara teknis perbedaan antara strategidan kebijakan hanya terletak dalam ruanglingkup. Strategi merupakan siasatmemenangkan suatu peperangan (the war)sedangkan kebijakan merupakan siasat untukmemenangkan suatu pertempuran (the battle),sering keduanya dipersatukan menjadi“strategi kebijakan”.

Strategi kebijaksanaan pembangunanpedesaan diarahkan kepada:1. Pengembangan kelembagaan yang dapat

mempercepat proses modernisasiperekonomian masyarakat pedesaanmelalui pengembangan agribisnis, jaringankerja produksi dan jaminan pemasaran.

2. Peningkatan investigasi dalampengembangan sumber daya manusia yangdapat mendorong produktivitas,kewiraswastaan dan ketahanan socialmasyarakat pedesaan.

3. Peningkatan ketersediaan pelayananprasarana dan sarana pedesaan untukmendukung proses produksi, pengolahan,pemasaran dan pelayanan socialmasyarakat.

4. Peningkatan kapasitas masyarakat dalampengolahan lahan untuk menopangkegiatan usaha ekonomi masyarakatpedesaan secara berkelanjutan.

5. Peningkatan kemampuan organisasipemerintah dan lembaga masyarakatpedesaan untuk mendukung pengembnganagribisnis dan pemberdayaan petani dannelayan.

6. Penciptaan iklim social yang memberikesempat masyarakat pedesaan untukberpartisipasi dalam pembangunan,pengawasan, terhadap jalannyapemerintahan di pedesaan.

Dalam pembangunan masa depandimana pemerintah dan bangsa Indonesiamenghadapi banyak tantangan (ekonomi,sosial, politik) yang berat dan berkepanjangan,maka partispasi masyarakat sangat diperlukansebagai kekuatan dinamisasi dan perekatmasyarakatakar rumput/bawah (pedesaan)untuk menunjang pembangunan masyarakatpedesaan.

Page 6: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

6

Peningkatan partisipasi masyarakatmerupakan salah satu bentuk pemberdayaanmasyarakat (social empowerment) secara aktifyang berorientasi pada pencapaian hasilpembangunan yang dilakukan masyarakat.Pemberdayaan masyarakt adalah upayapemanfaatan dan pengolahan sumber dayamasyarakat secara lebih efektif dan efesiendilihat dari : (a) aspek masukan atau input(SDM, dana, peralatan/sarana, data, rencana,dan teknologi. (b) dari aspek proses(pelaksanaan, monitoring, dan pengawasan).(c) dari aspek keluaran atau output(pencapaian sasaran, efektivitas danefesien).(Raharjo Adisasmita, 2006) Denganpartisipasi masyarakat, perencanaanpembangunan diupayakan menjadi lebihterarah, artinya rencana atau programpembangunan yang disusun itu adalah sesuaidengan yang dibutuhkan oleh masyarakat,berarti dalam penyusunan rencana/programpembangunan dilakukan penentuan prioritas(urutan berdasarkan besar kecilnya tingkatkepentingannya) dengan demikianpelaksanaan (implementasi) programpembangunan akan terlaksana pula secaraefektif dan efesien.

Berpijak dari paparan di atas, dapatdisimpulkan bahwa pemberdayaanmemberikan tekanan pada otonamipengambilan keputusan dari suatu kelompokmasyarakat. Penerapan aspek demokrasi danpartisipasi dengan titik fkcus pad lokalitasakan menjadi landasan bagi upaya penguatanpotendi lokal. Pendekatan utama dalamkonsep pemberdayaan ini adalahmenempatkan masyarakat tidak sekedarsebagai obyek melainkan juga sebagai subyek.

Untuk menjaring dan menyaringprogram-program pembangunan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat ditempuhmelalui FGD (Fokus Group Discussion) ataudiskusi kelompok terfokus. Bukan suaraterbanyak yang menjadi kriteria penentuandari suatu program, dalam menentukanprioritas program pembangunan harusdigunakan criteria terukur. Dalam proses

komunikasi dan diskusi dalam kelompokmasyarakat adalah kesepakatan dari semuapeserta.

Keberhasilan pembangunan dalammasyarakat tidak selalu ditentukan olehtersedianya sumber dana keuangan danmanajemen keuangan, tetapi lebih banyakdipengaruhi oleh peran serta dan responmasyarakat dalam pembangunan, atau dapatdisebut sebagai “partisipasi masyarakat”.Untuk mencapai keberhasilan partisipasimasyarakat dalam proses pembangunandiperlukan kepemimpinan lokal yang cakap,berwibawa dan diterima oleh masyarakat(capable and acceptable local leadership) yangmampu mensinergiskan tradisi social budayadengan proses pembangunan modern.

4. KesimpulanDengan dilakukannya pemberdyaaan

masyarakat dalam pembangunan maka dapatmemberikan arahan pencapaian sasaran dantujuan pembangunan masyarakat secaraoptimal dan berkelanjutan. Arah yang jelasdapat dijadikan sebagai landasan untukmengendalikan dan mengevaluasi tingkatkeberhasilan. Dapat juga membantumenyingkronisasikan kepentingan berbagaiunsur masyarakat, dengan demikian dapatmemberikan manfaat serentak dan serempakkepada seluruh kelompok masyarakat danpelaku pembangunan. Dapat mengantisipasiterjadinya setiap perubahan internal danregional dan lokal. Dengan demikian dapatmenentukan langkah dan tindakan bagaimanamemanfaatkan peluang dan mengatasitantangan secara menyeluruh. Disamping itupemberydaan masyarakat dalampembangunan berhubungan dengan efektifitasdan efisien secara perspektif adalah bagaimanamendorong keseimbangan pembangunanekonomi dan social jangka panjang.

Daftar Pustaka

Didin S. Damanhuri, 1997, PerekonomianIndonesia dalam Konteks Paradigma Baru

Page 7: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

7

Pembangunan Pada Abad 21 dalamEkonomi Politik Indonesia, OrientasiPendalaman Tugas DPRD Tk. I danDPRD Tk. II.

Hettne, Bjorn, 1982, Development Theory and TheThird World Schmidts, Helsinberg :Broktryckeri AB.

Korten, David C., 1987, Community Managemen,Connectitut : Kumarian Press,Westaharford.

Prijono Anny S, A.M.W.Pranaka, 1996,Pemberdayaan: Konsep Kebijakan danImplementasi, Jakarta: Centre forStrategic and International Studies.

Raharjo Adisasmita, 2006, PembangunanPedesaan dan Perkotaan, Yokyakarta:Graha Ilmu.

Soelaiman, M. Munandar, 1998, DinamikaMasyarakat Transisi, Mencari AlternatifTeori Sosiologi dan Arah, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Suparjan, Hempri Suyatno, 2003, PengembanganMasyarakat dari Pembangunan sampaiPemberdayaan, Yogyakarta: AdityaMedia.

Susetiawan, 2001, Desa di Era Reformasi:Masihkan disebut Komunitas TakBerdaya, Makalah disampaikan padaCivitas Akademika Sekolah TinggiPembangunan Masyarakat Desa,Yogyakarta.