176
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI CEMPAKA DI RW 02 KELURAHAN PETUKANGAN SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh ARINI MAYANFA’UNI NIM: 1111054100023 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

MELALUI KELOMPOK WANITA TANI CEMPAKA

DI RW 02 KELURAHAN PETUKANGAN SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

ARINI MAYANFA’UNI

NIM: 1111054100023

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI
Page 3: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI
Page 4: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI
Page 5: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

i

ABSTRAK

Arini Mayanfa’uni

1111054100023

Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Cempaka di RW

02 Kelurahan Petukangan Selatan

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka merupakan wadah untuk para

perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan yang memberikan

akses serta kesempatan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang

didampingi oleh Penyuluh dari Suku Dinas Pertanian dan Peternakan Kota

Administrasi Jakarta Selatan. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini

merupakan salah satu kegiatan strategis dalam rangka ikut berpartisipasi untuk

pembangunan dalam upaya pemberdayaan perempuan dalam bidang pertanian

dengan memanfaatkan lahan pekarangan dan mengolah hasil pasca panen menjadi

suatu produk makanan dan minuman yang diharapkan dapat meningkatkan nilai

jual dan berdampak pula pada peningkatan pendapatan. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka dalam upaya menyediakan sumber daya, menyediakan

kesempatan, meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan keterampilan para

perempuan dalam kelompok untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam

menentukan arah langkah mereka sendiri (self determination) ke arah yang lebih

baik.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

memiliki ciri khas penyajian data dalam bentuk narasi, cerita mendalam atau lebih

rinci dari para informan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari penyuluh dan anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka.

Hasil dari penelitian ini, yaitu eksistensi Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka memberikan pengaruh yang positif bagi para perempuan yang berada di

RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan. dan pemberdayaan Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka memberikan kontribusi pada pendapatan usaha tani

melalui penyediaan sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

mengenai budidaya pertanian dan produk dari pengolahan hasil pasca panen.

selain itu, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka juga menyediakan

kesempatan kepada para anggotanya untuk mendapatkan pendidikan baik di

dalam kelompok maupun dari pihak luar untuk menambah wawasannya.

Key words: Pemberdayaan, Kelompok Wanita Tani

Page 6: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang selalu

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pemberdayaan Perempuan Melalui

Kelompok Wanita Tani Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan

Selatan.” Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

untuk memenuhi gelar Sarjana Sosial Program Studi Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu hingga selesainya penyusunan skripsi ini baik secara langsung

maupun tidak langsung kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Bapak Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan

Bidang Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum, Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama.

Page 7: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

iii

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan dosen pembimbing skripsi, serta Ibu Nunung

Khoiriyah, MA selaku Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial.

3. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak

memberikan Ilmu dan pengalamannya kepada peneliti, Semoga apa yang

diberikan akan bermanfaat di masa yang akan datang.

4. Bapak Amirudin, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih

nasehat dan bimbingannya.

5. Seluruh staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi,

dan lain-lain.

6. Kedua orang tua tercinta Mama (Almh) Masni Ariyani dan

Ayah Ir. Imbriyadi, terima kasih karena tak pernah hentinya memanjatkan

doa serta memberi dukungan kepada peneliti, sehingga peneliti selalu

termotivasi menyelesaikan skripsi ini.

7. Abang Reza, abang Umam, dan dek Dinda yang tersayang terima kasih

selalu memberikan dukungan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi.

8. Mba Sri Suryati selaku pembina dan penyuluh di Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka yang sudah memberikan dukungan dan informasi terkait

penelitian.

9. Ibu Hj. Sunarti Satimin selaku Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka yang telah memberikan izin serta dukungan dan bantuannya

Page 8: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

iv

untuk melaksanakan penelitian di Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka, Petukangan Selatan.

10. Pengurus dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang

telah membantu dan memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini.

11. Kakak ku Bungong, Wiwi, dan Febria terima kasih selalu memberikan

dukungan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

12. Sahabatku Ranny, Rena, Puspita, Ita, Mira, dan Dini yang selalu berjuang

bersama. Terima kasih atas waktu, semangat, motivasi, kritik dan saran

positifnya selama ini.

13. Teman-teman seperjuangan KESSOS angkatan 2011 yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terima kasih doa dan dukungannya.

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun telah

memberikan dukungan, saran, do’a dan semangat di setiap perbincangan,

peneliti mengucapkan banyak-banyak terima kasih.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, Oleh

karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan

penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini menjadi langkah awal peneliti untuk

meraih kesuksesan kedepannya. Aamiin ya Rabbal alamin.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Jakarta, 21 Maret 2016

Peneliti

Arini Mayanfa’uni

Page 9: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 6

1. Pembatasan Masalah .............................................................. 6

2. Perumusan Masalah ................................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat penelitian ....................................................... 8

1. Tujuan Penelitian .................................................................... 8

2. Manfaat penelitian ................................................................... 8

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 9

E. Metodologi Penelitian ................................................................. 12

1. Pendekatan Penelitian ........................................................... 12

2. Jenis Penelitian ..................................................................... 13

3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 13

4. Teknik Pemilihan Informan .................................................. 14

5. Sumber Data .......................................................................... 15

Page 10: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

vi

6. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 16

7. Analisis Data ......................................................................... 18

8. Keabsahan Data ..................................................................... 19

9. Teknik Penulisan ................................................................... 20

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 21

BAB II KERANGKA TEORITIS ................................................................. 23

A. Pemberdayaan .............................................................................. 23

1. Pengertian Pemberdayaan .................................................... 23

2. Tujuan Pemberdayaan ........................................................... 35

3. Indikator Pemberdayaan ........................................................ 36

4. Strategi Pemberdayaan .......................................................... 37

5. Tahapan Pemberdayaan ......................................................... 40

B. Aset Komunitas dalam Proses Assesment Kebutuhan dan Potensi

Masyarakat ................................................................................... 44

1. Modal Fisik ........................................................................... 44

2. Modal Finansial ..................................................................... 44

3. Modal Lingkungan ................................................................ 45

4. Modal Teknologi ................................................................... 46

5. Modal Manusia ...................................................................... 46

6. Modal Sosial .......................................................................... 47

7. Modal Spiritual ...................................................................... 47

C. Petani ............................................................................................ 48

1. Pengertian Petani ................................................................... 48

2. Pengertian Kelompok Tani .................................................... 48

3. Karakteristik Kelompok Tani ................................................ 49

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN ......... 53

A. Sejarah Singkat KWT Cempaka ................................................... 53

Page 11: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

vii

B. Visi dan Misi ................................................................................ 55

C. Tujuan ........................................................................................... 55

D. Administrasi ................................................................................. 56

E. Kepengurusan ............................................................................... 56

F. Kegiatan yang dilakukan KWT Cempaka .................................... 59

G. Kemitraan dengan Pihak Luar ...................................................... 61

H. Permodalan ................................................................................... 61

I. Bentuk dan Jenis Usaha ................................................................ 62

J. Sertifikasi ...................................................................................... 62

K. Produksi ........................................................................................ 63

BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN ................................. 65

A. Profil Informan ............................................................................. 66

B. Penyediaan Sumber Daya ............................................................. 68

C. Penyediaan Kesempatan ............................................................... 74

D. Peningkatan Pengetahuan ............................................................. 82

E. Peningkatan Keterampilan ........................................................... 89

F. Indikator Keberdayaan ................................................................. 97

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 101

A. Kesimpulan ................................................................................. 101

B. Saran ........................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 105

LAMPIRAN

Page 12: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kebun Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ......................... 70

Gambar 2 Kegiatan Panen Sayur dan Buah ................................................... 74

Gambar 3 Pertemuan Kelompok ..................................................................... 84

Gambar 4 Praktik Pengolahan Produk ............................................................ 93

Gambar 5 Praktik Pengolahan Produk ............................................................ 93

Gambar 6 Praktik Keterampilan ..................................................................... 93

Gambar 7 Hasil Praktik ................................................................................... 93

Gambar 8 Produk Hasil Pengolahan Pasca Panen .......................................... 94

Gambar 9 Produk Hasil Pengolahan Pasca Panen .......................................... 94

Page 13: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Melakukan Penelitian dari Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka

Lampiran 5 Pedoman Wawancara

Lampiran 6 Transkrip Wawancara

Lampiran 7 Pedoman Observasi

Lampiran 8 Hasil Observasi

Lampiran 9 Pedoman Studi Dokumentasi

Lampiran 10 Hasil Studi Dokumentasi

Lampiran 11 Struktur Kepengurusan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

Lampiran 12 Sertifikasi dan Piagam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

Page 14: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis

kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2015 mencapai 28,59 juta orang

(11,22 persen), bertambah 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi pada

bulan September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). Dari

jumlah tersebut ternyata lebih banyak penduduk perempuan dibanding laki-

laki, dan jumlahnya makin bertambah dari tahun ke tahun.1 Dari uraian di atas

dapat dikatakan bahwa kemiskinan sangat dekat dengan perempuan.

Perempuan merupakan potensi keluarga yang memiliki semangat.

Namun, masih banyak perempuan yang kurang berdaya karena disebabkan

oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu tingkat ekonomi yang rendah, tingkat

pengetahuan dan keterampilan yang rendah serta kurangnya akses untuk

menambah pengetahuan dan keterampilannya. Faktor tersebutlah yang

mendorong perempuan untuk ikut serta mengambil alih tanggung jawab

ekonomi keluarga dengan bekerja di luar rumah.

Adapun beberapa alasan bagi perempuan yang bekerja di luar rumah,

antara lain: Pertama, menambah pendapatan keluarga (family income) terutama

jika pendapatan suami relatif kecil, Kedua, memanfaatkan berbagai keunggulan

(pendidikan dan keterampilan) yang dimilikinya yang diharapkan oleh

1 Data Presentase Penduduk Miskin, diakses pada 25 April 2016 dari

bps.go.id/brs/view/1158/

Page 15: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

2

keluarganya, Ketiga, menunjukkan eksistensinya sebagai manusia (aktualisasi

diri) bahwa ia mampu berprestasi dalam kehidupan masyarakat, Keempat,

untuk memperoleh status atau kekuasaan yang lebih besar di dalam kehidupan

keluarga.

Memberikan motivasi, pengetahuan mengenai pola pendampingan

usaha, pelatihan keterampilan dan penyuluhan kewirausahaan merupakan

beberapa cara pemberdayaan untuk membekali para perempuan agar bisa

bekerja dan memiliki penghasilan dengan usahanya dalam membuat dirinya

berdaya.2

Peranan perempuan dalam ikut serta menanggulangi kesulitan ekonomi

keluarga telah diupayakan melalui peraturan perundang-undangan yang intinya

ingin mengangkat sosok perempuan agar sejajar dengan sosok pria dalam hal-

hal tertentu. Salah satu peraturan yang mengatur pemberdayaan perempuan

adalah UU No. 25 Tahun 2005 tentang Program Pembangunan Nasional

(PROPENAS) Tahun 2000-2004 yang mencakup: (1) program peningkatan

kualitas hidup perempuan, (2) program pengembangan dan keserasian

kebijakan pemberdayaan perempuan, dan (3) program peningkatan peran

masyarakat dan pemampuan kelembagaan pengurustamaan gender.3

Melihat banyaknya wanita yang berusaha memperbaiki dirinya dalam

upaya membuat dirinya berdaya seperti yang dilakukan Kelompok Wanita Tani

2Bambang Susilo, “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Tani Berbasis Kelembagaan,”

diakses pada 22 September 2014 dari http://www.e-jounal.stain-pekalongan.ac.id

3 Fransisca Yaningwati dan Siti Hadidjah, “Pemberdayaan SDM Perempuan Pada Sektor

Agribisnis,” Universitas Brawijaya, diakses pada 22 September 2014 dari

http://www.ejournalfia.ub.ac.id/index.php/profit/article/viewFile/221/271

Page 16: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

3

(KWT) Cempaka ini memiliki tujuan untuk merubah keadaan hidup mereka

menjadi lebih baik. Ini sejalan dengan surah Ar-Ra’d/13:11 berikut:4

Artinya: “…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri...” (Q.S Ar-Ra’d/13:11).

Pelaksanaan pertanian perkotaan di latar belakangi oleh adanya

permasalahan kemiskinan perkotaan. Kemiskinan tidak lagi merupakan

masalah yang menjadi dominasi di pedasaan, tetapi juga akan semakin

meningkat di daerah perkotaan (urban) dan pinggiran kota (peri-urban).

Pemerintah telah melakukan berbagai program dan kegiatan penanggulangan

kemiskinan untuk mengurangi angka kemiskinan di daerah perkotaan, selain

berupa bantuan langsung, programnya juga dilaksanakan melalui berbagai

macam kegiatan pemberdayaan masyarakat diantaranya dengan membentuk

kelompok tani binaan.

Menurut Mosher, salah satu syarat untuk memperlancar pembangunan

pertanian adalah adanya kerjasama kelompok tani sehingga perlu adanya

pengorganisasian wadah petani yang berupa kelompok tani. Adanya kelompok

tani diharapkan petani bisa saling bertemu dan bermusyawarah secara bersama-

sama untuk merencanakan suatu kegiatan.5

4 Al Qur’an Indonesia, “Surah Al-Rad (Ayat 11),” diakses pada 9 Oktober 2014 dari

http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/13/10

5 Thomas Widodo, “Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian,” (Yogyakarta: Sekolah Tinggi

Penyuluhan Pertanian Magelang, 2007), diakses pada 22 September 2014 dari

http://stppyogyakarta.ac.id/wp-content/uploads/2011/11/IIP_0302_07_Sukadi.pdf

Page 17: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

4

Melihat banyaknya perempuan atau ibu rumah tangga di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan yang mayoritas masih di usia produktif dan

hanya menjadi ibu rumah tangga biasa serta penghasilan suaminya yang tidak

pasti di setiap harinya menjadikan tingkat pendapatan sebuah keluarga menjadi

rendah menjadi rendah, dan tingkat kesejahteraanya pun menjadi kurang

sejahtera. Maka dari itu perlu diadakannya pemberdayaan melalui Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka untuk memberikan akses serta mengembangkan

pengetahuandan keterampilan untuk membuat perempuan yang ada di RW 02

ini menjadi berdaya dan diharapkan bisa membantu meningkatkan pendapatan

keluarganya.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam rangka

ikut berpartisipasi untuk pembangunan di bidang pertanian dan turut

menciptakan kondisi masyarakat yang berdaya dalam upaya pemberdayaan

ekonomi masyarakat yang kreatif.

Selain mempunyai manfaat ekonomi, pemberdayaan melalui Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka juga mempunyai manfaat sosial dan lingkungan

serta menjadi salah satu solusi karena mereka menggunakan lahan kosong

menjadi berguna selain itu juga memberikan solusi murah dan fleksibel bagi

masyarakat yang kesulitan finansial dengan menggunakan lahan

pekarangannya menggunakan metode tambulampot (tanaman buah dalam pot).

Selain budidaya pertanian, kelompok ini mengolah hasil panen menjadi

suatu produk makanan dan minuman, produk yang dihasilkan diantaranya bir

pletok, instan jahe, dan keripik pisang. Pengolahan hasil panen ini bertujuan

Page 18: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

5

untuk meningkatkan nilai jual yang diharapkan dapat membantu peningkatan

pendapatan yang berdampak pada kesejahteraan keluarga.

Namun, kurangnya pengetahuan mengenai budidaya pertanian dan

pengolahan hasil pertanian ini menjadi hambatan bagi kelompok dalam

melakukan kegiatannya. Sehingga perlu adanya pendampingan oleh pekerja

masyarakat yang berkompeten dibidangnya.

Dengan diadakannya pemberdayaan melalui Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka ini diharapkan dapat membantu para perempuan ataupun ibu

rumah tangga yang berada di RW 02 Keluharan Petukangan Selatan yang

sebelumnya hanya menjadi ibu rumah tangga biasa dengan adanya akses

mengikuti kegiatan di kelompok ini bisa membantu meningkatnya pendapatan

keluarga yang rendah serta menjadi keluarga yang lebih sejahtera dimana

terpenuhinya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan

Selatan, dikarenakan yang menjadi saaran pelaksanaan pemberdayaan tersebut

adalah perempuan atau ibu rumah tangga yang di usia produktif dan kondisi

ekonominya yang terbilang rendah.

Sama halnya dengan penelitian sebelumnya pernah membahas tentang

pemberdayaan perempuan akan tetapi letak perbedaannya penelitian terdahulu

melalui pengembangan kewirausahaan keluarga. Adapula beberapa penelitian

sebelumnya yang membahas tentang pemberdayaan melalui pemberian

pelatihan dan keterampilan dengan pembuatan anyaman di bidang furniture

dan di bidang kuliner dengan pembuatan abon lele.

Page 19: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

6

Namun, di penelitian ini perbedaannya pemberdayaan yang dilakukan

dibidang pertanian yang letaknya di Kelurahan Petukangan Selatan, Kota

Jakarta Selatan. Dimana mayoritas orang masih banyak yang berpikir bahwa

pertanian pertanian sebagai salah satu kegiatan yang terjadi hampir di daerah

pedasaan. Namun ternyata, terdapat pula kegiatan pertanian yang

dikembangkan di perkotaan seperti yang dilakukan oleh Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka. Menarik untuk diteliti karena di daerah perkotaan yang

sudah sangat jarang terlihat lahan untuk pertanian, Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka ini menggunakan lahan tidur dan lahan pekarangan rumah

untuk menjadi sarana pertaniannya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat masalah tersebut dengan judul “PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI CEMPAKA DI

RW 02 KELURAHAN PETUKANGAN SELATAN”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dengan melihat latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka

masalah yang akan peneliti kaji pada tulisan ini hanya dibatasi pada

masalah terkait dengan Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok

Wanita Tani Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan.

Page 20: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

7

2. Perumusan Masalah

Dengan melihat pembatasan masalah tersebut di atas, maka

rumusan umum dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka melakukan

pemberdayaan perempuan di RW 02 Petukangan Selatan, Jakarta

Selatan?”

Dari rumusan umum tersebut, peneliti turunkan menjadi beberapa

sub pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

menyediakan sumber daya perempuan di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan?

b. Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

menyediakan kesempatan perempuan di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan?

c. Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

meningkatkan pengetahuan perempuan di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan?

d. Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

meningkatkan keterampilan perempuan di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan?

Page 21: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan secara umum dalam penelitian ini adalah:

Untuk menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

dalam memberdayakan perempuan di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

Adapun tujuan penelitian ini secara khusus yaitu untuk:

a. Menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

dalam menyediakan sumber daya perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan.

b. Menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

dalam menyediakan kesempatan perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan.

c. Menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

dalam meningkatkan pengetahuan perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan.

d. Menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

dalam meningkatkan keterampilan perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan.

2. Manfaat yang diambil dari penelitian ini

a. Manfaat Akademis

1) Sebagai sarana bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan

dalam melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah.

Page 22: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

9

2) Agar dapat dijadikan bahan kajian bagi pembaca yang akan

menyusun skripsi khususnya mengenai pemberdayaan

perempuan.

b. Manfaat Praktis

1) Agar dapat dijadikan bahan evaluasi bagi Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka dalam kegiatannya meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan perempuan.

2) Untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya

tentang pemberdayaan perempuan serta upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelompok tani.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang

berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penelitian

skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan

mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk skripsi ini,

peneliti menggunakan literatur berupa skripsi dan jurnal, yaitu:

1. Nama : Irfan Aziz

NIM : 10905400016

Judul : “Strategi Pemberdayan Masyarakat Melalui Kegiatan Kelompok

Wanita Tani Mina Maju Bersama Dalam Pembuatan Abon Lele di Parung

Poncol RW 02 Kelurahan Duren Mekar”

Page 23: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

10

Skripsi S.1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014. Skripsi ini berisi tentang implementasi strategi

pemberdayaan masyarakat melalui kelompok wanita tani dalam pembuatan

abon lele dan juga hasil dari implementasi tersebut.

2. Nama : Siti Noor Havidah

NIM : 03054028807

Judul : “Upaya Pemberdayaan Petani Yang Dilakukan Gabungan

Kelompok Tani (Gapoktan) Silih Asih di Kec. Cigombong Kab. Bogor”

Skripsi S.1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007. Dalam skripsi ini menggambarkan tentang upaya

pemberdayaan petani dalam meningkatkan pendapatan petani dan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.

3. Nama : Sri Marwanti dan Ismi Dwi Astuti

Judul : Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Melalui Pengembangan

Kewirausahaan Keluarga Menuju Ekonomi Kreatif di Kabupaten

Karanganyar.

Jurnal ini berisi tentang analisia potensi serta peluang perempuan

miskin dalam mengembangkan kewirausahan keluarga, analisa kebijakan

penanggulangan kemiskinan serta perumusan model pemberdayaan perempuan

miskin melalui pengembangan kewirausahaan keluarga menuju ekonomi

kreatif.

Page 24: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

11

4. Nama : Imanuel Agung Pramuji

Judul : “Pemberdayaan Perempuan Indonesia Maju Mandiri di Desa

Rantau Layung Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser”

eJournal Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Mulawarman, 2013.

Dalam jurnal ini membahas tentang mengembangkan keterampilan dalam

membuat anyaman-anyaman dalam pelatihan kerja dan mengembangkan

keterampilan dalam menggali potensi sumber daya alam dan manusianya di

desa Rantau Layung Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser.

5. Nama : Shita Anggun Lowisada

Judul : “Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Pendapatan

Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus di Kelurahan Sukomoro

Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk)”

eJournal Universitas Brawijaya, 2014. Isi jurnal ini berisi tentang

pemberdayaan kelompok tani dan meningkatkan pendapatan usahatani bawang

merah. Kesimpulan penelitian ini, pemberdayaan kelompok tani mampu

memberikan kontribusi pada pendapatan usaha tani anggota kelompok

termasuk harga pupuk yang lebih terjangkau bagi anggota kelompok.

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka di atas, kesimpulannya adalah

penelitian pemberdayaan tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan

serta keterampilan anggota kelompok tani dengan menggali potensi serta

sumber daya yang ada.

Page 25: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

12

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti dalam mengadakan penelitian

adalah metodologi kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll,

secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan

bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.6

Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana

dalam Imam Gunawan adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang

berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu

secara holistik (utuh).7

Dalam pendapat lain, Creswell sebagaimana dalam Imam Gunawan

mengemukakan pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk

membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif

(misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-

nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola

pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya,

6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007) Cet. Ke-23, h.6.

7 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik (Jakarta: PT. BUMI

Aksara, 2013), h.82.

Page 26: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

13

orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau

keduanya).8

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan mendeskripsikan secara akurat pemberdayaan

perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan. Untuk mendeskripsikan informasi dan

fakta yang ditemukan maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif. Moh. Nazir berpendapat bahwa metode deskriptif adalah suatu

metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang.9

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini diadakan di Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan yang beralamat di Jl.

Damai Kapling PDK Nomor 7 RT 11/RW 02 Kelurahan Petukangan

Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Telp: (021) 7350148.

Adapun penelitian dilakukan terhitung mulai bulan Februari sampai bulan

Oktober 2015.

8 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h.83.

9 Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011), h. 201.

Page 27: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

14

4. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive

sampling (bertujuan) yang merupakan teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Kita memilih orang yang benar-benar mengetahui

atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian kita.10

Informan dipilih

berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-orang yang

tepat dalam memberikan informasi tentang pemberdayaan perempuan

melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan.

Tabel 1.1

Rancangan Informan

No Informan Informasi yang Dicari Jumlah

1 Pembina (penyuluh) Mengetahui bagaimana

pemberdayaan yang

dilakukan.

2 orang

2 Pengurus Kelompok

Wanita Tani (KWT)

Cempaka.

Mengetahui gambaran

umum Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka

3 orang

3 Anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT)

Cempaka.

Mengetahui bagaimana

hasil pemberdayaan yang

dilakukan.

5 orang

10 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.79.

Page 28: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

15

5. Sumber Data

Menurut Lofland Husaini sebagaimana dalam Lexy J. Moleong,

sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan

tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai

merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan

tertulis atau melalui perekaman video/audio tape, pengambilan foto atau

film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan

berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat,

mendengar, dan bertanya.11

Walaupun dikatakan bahwa sumber diluar kata dan tindakan

merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari

segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat

dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen

pribadi dan dokumen resmi.12

Sumber yang digunakan peneliti adalah

sebagai berikut:

a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari para

informan yang ada di Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di

RW 02 Petukangan Selatan pada waktu penelitian. Peneliti akan

mewawancarai 2 orang pembina atau penyuluh, 3 orang pengurus

yang terdiri dari ketua, bendahara, dan sekretaris serta 5 anggota

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang berbeda. Hal ini

11

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000), Cet ke-13, h.112.

12

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-13, h.113.

Page 29: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

16

dilakukan karena karakteristik petani di Kelompok Wanita

Cempaka (KWT) Cempaka sangat heterogen.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan melalui

sumber-sumber informasi tidak langsung peneliti peroleh melalui

observasi di lapangan, data-data dan dokumentasi dari Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab

permasalahan penelitian ini. Teknik pengumpulan ini dilakukan dengan

cara:

a. Observasi

Metode observasi (pengamatan), merupakan sebuah teknik

pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan

mengamati hal-hal, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan,

dan perasaan.13

Peneliti mengadakan pengamatan langsung tentang

upaya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam melaksanakan

pemberdayaan perempuan melalui program dan kegiatannya.

Peneliti menggunakan observasi tak berstruktur, yaitu observasi yang

tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan

diobservasi. Peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat

13

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif

(Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), h.165.

Page 30: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

17

apa yang menarik, melakukan analisis, dan kemudian dibuat

kesimpulan.14

b. Wawancara

Metode wawancara, merupakan percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.15

sedangkan dalam pendapat lain Stewart dan Cash mengartikan

wawancara sebagai sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat

pertukaran atau berbagi aturan, tanggung jawab, perasaan,

kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu

kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan atau memulai

pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.16

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti

dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.17

Dalam

pendapat lain, studi dokumentasi diartikan sebagai suatu metode

pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis

14 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.174.

15

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007) Cet. Ke-23, h.186.

16

Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012) Cet. Ke-3, h.131.

17

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011), h.70.

Page 31: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

18

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang

lain tentang subjek.18

Dalam pendapat lain, Bungin sebagaimana dalam Imam Gunawan

mengemukakan teknik dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk

menelusuri data dan historis.19

Untuk memperoleh data yang lebih akurat, peneliti juga mencari data

tertulis seperti profil umum Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka,

panduan program kegiatan serta foto-foto kegiatan yang dilakukan

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka.

7. Analisis Data

Maksud dari analisis data adalah proses pengumpulan data dan

mengurutkannya ke dalam pola dan pengelompokkan data. Nazir

mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam

metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan

makna yang berguna memecahkan masalah penelitian.20

Pendapat lain mengemukakan analisis data adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

18 Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h.143.

19

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h.177

20 Moh Nazir D, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), h.405.

Page 32: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

19

dicari, dan memutuskan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.21

Ada berbagai cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis

besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:22

a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah data yang

relevan dengan pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka.

b. Penyajian data, setelah data mengenai pemberdayaan perempuan yang

dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka diperoleh,

maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual

gambar, matrik, bagan, tabel, dan lain sebagainya.

c. Penyimpulan data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan

dari tema tersebut, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.

8. Keabsahan Data

Untuk mengukur keabsahan data pada penelitian ini peneliti

menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Peneliti menggunakan triangulasi sumber, berarti membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu

dapat dicapai dengan (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan

21 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet ke-23, h. 248

22 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 91.

Page 33: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

20

data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di

depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3)

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan

keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan

menengah, atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (5)

membandingkan hasil wawancara dengan isi atau suatu dokumen yang

berkaitan.23

9. Teknik Penulisan

Adapun dalam penulisan skripsi ini, peneliti berpedoman pada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, (Skripsi, Tesis, dan Disertasi).

Yang disusun oleh Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, M.

Syairozi Dimiyati, Netty Hartati dan Syopiansyah Jaya Putra yang

diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development an Assurance)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun

2007.24

23

Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-13, h.178. 24

Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)

(Jakarta: CeQDa (Center for Quality Development and Assurance), 2007).

Page 34: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

21

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab, termasuk Pendahuluan, Isi dan

Penutup. Berikut uraiannya secara ringkas:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti mengemukakan latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORI

Pada bab ini peneliti akan membahas pemberdayaan

meliputi, pengertian pemberdayaan, tujuan

pemberdayaan, indikator pemberdayaan, strategi

pemberdayaan, tahapan pemberdayaan.

Petani meliputi, pengertian petani, pengertian kelompok

tani, serta karakteristik kelompok tani.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang Gambaran

Umum tentang Obyek Penelitian, latar belakang

berdirinya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, visi

dan misi, tujuan, struktur kelompok, permodalan dan lain

sebagainya yang berkaitan dengan Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka.

Page 35: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

22

BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan membahas analisa hasil

penelitian meliputi pemberdayaan perempuan yang

dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

dalam menyediakan sumber daya, kesempatan,

pengetahuan, serta keterampilan pada perempuan di RW

02 Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari

penelitian tentang pemberdayaan perempuan melalui

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02

Petukangan Selatan dan saran-saran untuk perbaikan

bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka serta

penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 36: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

23

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Secara konseptual, pemberdayaan menurut Edi Suharto berasal dari

kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan).1 Perspektif sebelum

pemberdayaan yaitu pembangunan sosial. Pembangunan sosial menurut

James Midgley adalah suatu pendekatan yang mengangkat kesejahteraan

masyarakat. Cara pembangunan sosial mengangkat kesejahteraan yaitu

seperti philantropi, pekerjaan sosial dan administrasi sosial.2

Menurut Payne sebagaimana dalam Isbandi, pemberdayaan

(empowerment) adalah membantu klien memperoleh daya untuk

mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan

yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan

pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui

peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya

yang ia miliki antara lain melalui transfer daya dari lingkungan.3

Sedangkan menurut Gunawan, pembangunan adalah proses

mewujudkan masyarakat sejahtera secara adil dan merata. Masyarakat

1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika

Aditama, 2005), h.57. 2 James Midgley, Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan Dalam Kesejahteraan

Sosial (Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2005), h. 1. 3 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial (Jakarta: Lembaga Penelitian FE-UI, 2002), h.162.

Page 37: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

24

sejahtera ditandai adanya dengan kemakmuran berupa meningkatnya

konsumsi masyarakat karena meningkatnya pendapatan. Peningkatan

pendapatan sendiri merupakan hasil produksi yang meningkat. Proses

demikian dapat berlangsung baik bila asumsi-asumsi pembangunan, yakni

adanya kesempatan kerja secara penuh (full employment), tiap orang

memiliki kemampuan yang sama (equal produvtivity) dan semua pelaku

ekonomi bertindak rasional (efficient) terpenuhi.4

Dalam pendapat lain, Soetomo mendefinisikan Community

Development sebagai suatu proses yang merupakan usaha masyarakat

sendiri yang diintegrasikan dengan otoritas pemerintah guna memperbaiki

kondisi sosial ekonomi dan kultural komunitas, mengintegrasikan

komunitas ke dalam kehidupan nasional dan mendorong kontribusi

komunitas yang lebih optimal bagi kemajuan nasional.5

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pemberdayaan menekankan kepada perubahan dan pengembangan yang

lebih baik. Artinya mendorong mereka berkesempatan untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki dengan upayanya sehingga mereka

mempunyai kesadaran penuh dalam membentuk masa depannya.

Pemberdayaan sebagai tujuan adalah suatu keadaan yang ingin

dicapai, yakni yang memiliki kekuasaan atau keberdayaan yang mengarah

pada kemandirian sesuai dengan tipe-tipe kekuasaan.6 Sedangkan

4 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Sosial (Jakarta: PT. Kompas Media

Nusantara, 2007), h. 18. 5 Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2006), h. 79.

6Syamsir Salam, Sosiologi Pedesaan (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah, 2008), h.240.

Page 38: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

25

pemberdayaan sebagai suatu proses adalah proses yang berkesinambungan

(on-going) sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan

perbaikan dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja.7

Sebagai suatu proses, Hogan sebagaimana dalam Isbandi

menggambarkan siklus pemberdayaan yang berkesinambungan melalui

lima tahapan utama yaitu:8

Bagan 2.1

(Sumber: Isbandi Rukminto Adi, 2002, h.174)

Menurut Jim Ife pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya,

kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan

kemampuan mereka untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan

untuk berpartisipasi serta mempengaruhi kehidupan masyarakatnya.9

7 Syamsir Salam, Sosiologi Pedesaan, h.241.

8 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, h.174.

9 Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan

Masyarakat di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h.510.

Menghadirkan kembali pengalaman

yang memberdayakan dan tidak

memberdayakan

Mendiskusikan alasan mengapa

terjadi pemberdayaan dan

pentidak pemberdayaan

Mengembangkan aksi dan

mengimplementasikannya

Mengidentifikasikan basis

daya yang bermakna

Mengidentifikasi suatu masalah

ataupun proyek.

Page 39: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

26

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud

dengan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan.

a. Sumber Daya

Sumber daya merupakan sumber energi, tenaga, kekuatan yang

diperlukan untuk menciptakan daya, gerakan, aktifitas, kegiatan, dan

tindakan. Sumber daya manusia sebagaimana dalam Sonny mengandung

dua pengertian, yang pertama usaha kerja atau jasa dapat diberikan dalam

proses produksi dan pengertian kedua seseorang yang mampu bekerja

memberikan usaha kerja atau jasa tersebut. Mampu bekerja disini diartikan

kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yang menghasilkan barang atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan sumber daya

manusia sebagaimana dalam Hasibuan adalah kemampuan dari daya pikir

dan daya fisik yang dimiliki oleh setiap individu.10

Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan

yang baik melalui pendidikan formal maupun nonformal. Hal ini

dikarenakan dengan adanya tingkat pengetahuan yang tinggi maka

wawasannya pun luas, selain itu kemampuan dalam mengantisipasi

masalah lebih tinggi.

Disamping pendidikan, kualitas sumber daya manusia juga dapat

dipengaruhi oleh tingkat kesehatan dan juga nilai gizinya. Berdasarkan

asumsi bahwa tingkat produktivitas mencerminkan tingkat pendapatan

10 “Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli,” diakses pada 19 April 2015

dari http://humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/

Page 40: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

27

maka akan ada pengaruhnya pula dari produktivitas yang rendah terhadap

kemiskinan.11

Banyak orang memiliki akses yang relatif kecil kepada sumber daya,

dan relatif sedikit keleluasaan atas bagaimana sumber daya tersebut akan

dimanfaatkan. Hal ini berlaku baik untuk sumber daya keuangan maupun

sumber daya non-keuangan seperti pendidikan, kesempatan untuk

pertumbuhan pribadi, rekreasi, dan pekerjaan.

Dalam menyediakan sumber daya, peran pekerja masyarakat sebagai

broker (perantara) dalam intervensi komunitas erat kaitannya dengan

upaya menghubungkan individu atau kelompok dalam masyarakat yang

membutuhkan bantuan atau layanan masyarakat tetapi tidak tahu dimana

dan bagaimana mendapatkan bantuan tersebut dengan lembaga yang

menyediakan layanan masyarakat.12

Dapat disimpulkan bahwa sumber daya merupakan sumber energi,

kekuatan yang digunakan utuk menghasilkan gerakan, kegiatan dan

tindakan yang menghasilkan barang ataupun jasa. Kurangnya akses untuk

memperoleh dan memanfaatkan sumber daya ini yang menjadikan pekerja

masyarakat memainkan perannya sebagai broker (perantara) untuk

memudahkan individu atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan.

11 Soetomo, Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2012), h.193-197. 12

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h.101.

Page 41: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

28

b. Kesempatan

Kesempatan adalah dimana seseorang memiliki waktu dan peluang

untuk melakukan suatu kegiatan. Salah satu peran pekerja masyarakat

dalam menyediakan kesempatan yaitu dengan meningkatkan kesadaran

kelompok, salah satu karakteristik peningkatan kesadaran adalah bahwa ia

sebaiknya dimaksudkan untuk memberikan kesadaran terhadap berbagai

struktur dan strategi perubahan sosial sehingga orang-orang dapat

berpartisipasi dan mengambil tindakan yang efektif. Banyak orang yang

pasif bukan karena keinginan mereka, namun karena mereka tidak

diperkenalkan pada berbagai struktur dan strategi yang disitu mereka bisa

dengan mudah menjadi aktivis. Oleh karena itu, membantu masyarakat

untuk menjadi partisipan yang aktif adalah sangat penting pagi pekerja

sosial.13

Disinilah peran pekerja masyarakat sebagai fasilitator, dalam peran

ini berkaitan dengan menstimulasi atau mendukung pengembangan

masyarakat. Peran ini dilakukan untuk mempermudah proses perubahan

individu atau kelompok. menolong proses pengembangan dengan

menyediakan waktu, pemikiran, sarana-sarana dan informasi yang

dibutuhkan dalam proses perubahan.

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat, hal

ini bisa termasuk informasi mengenai adanya berbagai pelayanan,

informasi pengembangan pengetahuan, informasi mengenai bagaimana

mengerjakan berbagai tugas khusus, dan lain sebagainya. Pekerja

13

Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di

Era Globalisasi, h.583.

Page 42: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

29

masyarakat memainkan sebuah peran penting sebagai makelar informasi

dengan mengetahui bagaimana memperoleh jalan masuk pada informasi

ini, membantu kelompok melakukan hal serupa dengan begitu membantu

mereka menggunakan informasi itu secara efektif.14

Dalam pemberdayaan ekonomi, salah satu strategi peningkatan

kesempatannya dalam berusaha diberikan dengan penyediaan kemudahan

dalam pembinaan teknis manajemen memulai usaha, perlindungan usaha,

tempat berusaha wirausaha baru merupakan salah satu strategi dalam

pemberdayaan di bidang ekonomi.

Dapat disimpulkan bahwa dalam menyediakan kesempatan, peran

pekerja masyarakat sebagai fasilitator sangat dibutuhkan. Hal ini untuk

membantu proses pengembangan dengan menyediakan waktu, pemikiran,

sarana-sarana dan juga informasi penting bagi individu atau kelompok.

Dengan begitu, individu ataupun kelompok yang tadinya pasif bisa lebih

menjadi aktif sebagai partisipan.

c. Pengetahuan

Dalam menjalankan peran sebagai pendidik (educator), pekerja

masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan menyampaikan informasi

dengan baik dan jelas, serta mudah ditangkap oleh komunitas yang

menjadi sasaran perubahan. Disamping itu, ia harus mempunyai

pengetahuan yang cukup memadai mengenai topik yang akan dibicarakan.

14

Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di

Era Globalisasi, h.592.

Page 43: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

30

Dalam hal ini, tidak jarang pekerja masyarakat harus menghubungi rekan

dari profesi lain yang menguasai materi tertentu.15

Misalnya ketika pekerja masyarakat harus menyampaikan tentang

perilaku hidup sehat, dalam hal ini pekerja masyarakat mungkin harus

menghubungi dokter di puskesmas atau ahli kesehatan masyarakat lainnya

agar informasi yang diberikan lebih tepat.

Dalam hal ini peran pekerja masyarakat dalam mendidik juga dalam

memberikan Informasi, informasi ini merupakan hal yang sangat penting

bagi sebuah masyarakat dalam merencanakan bagaimana cara yang paling

baik untuk memenuhi kebutuhannya dan bagaimana melibatkan

masyarakat sebanyak mungkin dalam berbagai proses pengembangan

masyarakat.

Seorang pekerja masyarakat juga akan berada di dalam suatu posisi

yang baik untuk memberikan informasi mengenai berbagai program dalam

kelompok masyarakat lainnya, ia pun harus berhati-hati dalam mentransfer

sebuah program yang sukses dari satu tempat ke tempat lain karena

beragam sosial dan budaya, namun hal tersebut penting bagi orang-orang

yang memiliki ide mengenai bagaimana berbagai hal dikerjakan ditempat

lain, dengan begitu mereka dapat belajar dari kesuksesan dan kegagalan

kelompok lain.16

Dapat disimpulkan bahwa, untuk meningkatkan pengetahuan

kelompok, peran pekerja masyarakat sebagai educator (pendidik)

15

Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya

Pemberdayaan Masyarakat, h.102. 16

Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di

Era Globalisasi, h.585.

Page 44: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

31

sangatlah penting. Sebagai pendidik harus mempunyai pengetahuan yang

luas serta kemampuan dalam penyampaian informasi yang baik dan jelas

agar informasi yang diberikan mudah untuk dipahami oleh sasaran

perubahan. Selain itu pendidik melakukan kolaborasi dengan profesi lain

yang menguasi materi tertentu untuk diberikan kepada kelompok sasaran

perubahan.

d. Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan untuk meyelesaikan tugas. Arti

keterampilan juga dapat dikatakan memiliki keahlian yang dapat

bermanfaat bagi masyarakat. Keterampilan sangat erat kaitannya dengan

sumber daya manusia, The Liang Gie sebagaimana dalam Syarif Makmur

mengatakan bahwa keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu

keterampilan dengan tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus

dibarengi dengan kegiatan praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu

kerja. Seseorang yang memahami semua azas, metode, pengetahuan, dan

teori serta mampu melaksanakan secara praktis adalah orang yang

memiliki keterampilan.17

Menurut Littre dalam Maurice Duvenger, keterampilan adalah

sebagai proses kolektif dari suatu kemahiran atau manufaktur khusus.18

Maksudnya keterampilan dengan berbagai penemuan yang direncanakan

17 Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas Organisasi:

Kajian Penyelenggara Pemerintah Desa (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h.70.

18

Maurice Duvenger, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakidae (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007). h.79.

Page 45: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

32

manusia dengan menggunakan alat-alat, mesin dan sebagainya yang

memberikan peserta penguasaan terhadap materi yang diberikan.

Peran penting bagi seorang pekerja masyarakat adalah

mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai keterampilan dan sumber

daya yang ada bersama masyarakat atau kelompok.19

misalnya ada

kelompok warga yang terampil dalam membatik, ada pula yang terampil

membuat makanan ataupun kerajinan tangan. Berbagai kelompok warga

ini harus mendapat perhatian dari pelaku perubahan sehingga dalam

pengembangannya mereka bisa mengoptimalisasikan keterampilan

mereka.

Pelatihan merupakan peran edukatif yang paling spesifik, karena hal

tersebut melibatkan bagaimana mengajarkan penduduk untuk melakukan

sesuatu. Pelatihan akan sangat efektif bila hal itu memang diberikan untuk

merespon permintaan masyarakat itu sendiri.

Pelatihan ini disesuaikan dengan kebutuhan kelompok itu sendiri,

dalam perkembangan ekonomi misalnya dengan memberikan pelatihan

kerajinan tangan, keterampilan yang mereka dapatkan itu mereka gunakan

untuk memperoleh sebuah pekerjaan dan bekerja secara produktif dalam

sebuah lapangan kerja atau berbagai keterampilan yang dapat mereka

gunakan untuk memulai sebuah proyek ekonomi masyarakat lokal.

Namun dalam melakukan pelatihan ini, tidak mungkin dilakukan

secara individu oleh pekerja masyarakat, pekerja masyarakat juga

19

Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di

Era Globalisasi, h.574.

Page 46: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

33

memainkan perannya untuk menemukan berbagai sumber daya dan para

ahli yang berkompeten dibidangnya.20

Dapat disimpulkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan

mempelajari sesuatu yang dibarengi dengan praktik, berlatih, dan

mengulang-ulang suatu kerja. Peran yang juga penting bagi pekerja

masyarakat adalah mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang

ada. Dalam hal ini pelatihanlah yang paling spesifik, karena mengajarkan

individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu. Pelatihan ini juga

disesuaikan dengan kebutuhan serta sumber daya yang ada dalam

kelompok tersebut.

Pemberdayaan bertujuan meningkatkan kekuasaan dari mereka yang

dirugikan, pemberdayaan ini berupaya untuk memperbaiki keadaan untuk

menguntungkan kelompok yang dirugikan dengan berbagai cara

diantaranya melalui kebijakan dan perencanaan, aksi sosial, sebagaimana

digambarkan dalam bagan berikut:21

20

Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di

Era Globalisasi, h.590. 21

Ibid, h.149.

Page 47: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

34

Bagan 2.2

(Sumber: Jim Ife dan Frank Tesoriero, 2008.h.149)

Suatu perspektif pemberdayaan akan membutuhkan pemberian

kekuasaan kepada masyarakat untuk mendefinisikan kebutuhan mereka

sendiri. Dalam pengembangan masyarakat, menurut Ife ada dua kebutuhan

mendasar pertama, suatu keyakinan bahwa kebutuhan manusia harus

terpenuhi, dan kedua, masyarakat mampu mengetahui kebutuhan mereka

sendiri. Pendefinisian kebutuhan juga mensyaratkan pengetahuan dan

keahlian yang relevan. Oleh karena itu, proses pemberdayaan

Atas:

Pilihan pribadi, kesempatan,

kebutuhan, sumber daya,

pengetahuan, kegiatan

ekonomi, reproduksi.

Melalui:

Kebijakan dan perencanaan,

Aksi sosial, Politik

pendidikan dan

penyadartahuan.

Kelompok-kelompok

primer yang dirugikan

secara struktural:

1. Kelas

Kaum miskin,

pengangguran,

berpenghasilan

rendah, penerima

jaminan sosial.

2. Gender

Perempuan.

3. Ras atau Etnis

Masyarakat

pribumi, minoritas,

etnis, kultural

Kelompok lain yang

dirugikan:

Manula, anak-anak, dan

kaum muda penyandang

cacat (fisik, mental,

intelektual), homo dan

lesbian terisolasi (secara

geografis dan sosial),

dsb.

Pribadi yang dirugikan:

Duka cita, kehilangan,

masalah-masalah pribadi

dan keluarga.

Meningkatkan

kekuasaan dari:

Pemberdayaan

Page 48: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

35

mensyaratkan bahwa masyarakat harus memiliki akses yang lebih mudah

mendapat kesempatan untuk mendapat pendidikan dan informasi.22

Adapun cara yang ditempuh dalam melakukan pemberdayaan yaitu

dengan memberikan motivasi atau dukungan berupa penyediaan sumber

daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk

meningkatkan kapasitas mereka, meningkatkan kesadaran tentang potensi

yang dimilikinya, kemudian berupaya untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki mereka tersebut.

2. Tujuan Pemberdayaan

Upaya pemberdayaan masyarakat dapat berbeda dengan kelompok

sasaran dan tujuan pemberdayaan sesuai dengan bidang pembangunan

yang digarap. Tujuan pemberdayaan bidang ekonomi belum tentu sama

dengan tujuan pemberdayaan di bidang pendidikan ataupun bidang sosial.

Tujuan pemberdayaan bidang ekonomi adalah agar kelompok sasaran yang

berada digaris bawah kemiskinan dapat mengelola usahanya, kemudian

memasarkan dan membentuk siklus pemasaran. Sedangkan pemberdayaan

bidang pendidikan agar kelompok sasaran dapat menggali potensi yang

ada dalam dirinya dan memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk

mengatasi permasalahannya.23

Menurut Ife sebagaimana dalam Edi Suharto, tujuan pemberdayaan

yaitu untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak

22 Ibid., h.142.

23 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat, h.207.

Page 49: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

36

beruntung.24

Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan

atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, serta mandiri dalam melaksanakan

tugas-tugasnya.25

3. Indikator Pemberdayaan

Parsons sebagaimana dalam Edi Suharto mengajukan tiga dimensi

pemberdayaan yang merujuk pada:26

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan

individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan

sosial yang lebih besar.

b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri,

berguna dan mampu mengendalikan diri orang lain.

c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang

dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan

kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang

lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah

struktur-struktur yang masih menekan.

24 Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.58.

25

Ibid., h.60.

26 Ibid, h.63.

Page 50: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

37

4. Strategi Pemberdayaan

Sebagaimana dalam Jim Ife, terdapat tiga strategi dalam mencapai

pemberdayaan yaitu pemberdayaan melalui kebijakan dan perencanaan

dicapai dengan mengembangkan struktur-struktur dan lembaga untuk

mewujudkan akses yang lebih adil kepada sumber daya atau berbagai

layanan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Menggunakan kebijakan ekonomi untuk mengurangi pengangguran

dapat dilihat sebagai pemberdayaan dalam konteks bahwa hal ini

meningkatkan sumber daya, akses dan kesempatan bagi masyarakat.

Memberikan sumber daya yang cukup dan aman kepada rakyat juga

merupakan strategi pemberdayaan yang penting dan oleh karena itu,

kebijakan untuk menjamin pendapatan cukup dapat disebut sebagai

memberdayakan.

Kemudian, pemberdayaan melalui aksi sosial dan politik

menekankan pentingnya perjuangan dan perubahan politik dalam

meningkatkan kekuasaan yang efektif. Tetapi ia menekankan pendekatan

aktivis dan berupaya untuk memungkinkan masyarakat meningkatkan

kekuasaannya melalui bentuk aksi langsung atau dengan memperlengkapi

mereka agar lebih efektif dalam arena politik.

Dan yang terakhir pemberdayaan melalui pendidikan dan

penyadartahuan menekankan pentingnya suatu proses edukatif dalam

melengkapi masyarakat untuk meningkatkan keberdayaan mereka. Ini

memasukkan gagasan-gagasan peningkatan kesadaran, membantu

masyarakat memahami masyarakat dan struktur opresi, memberikan

Page 51: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

38

masyarakat kosakata dan keterampilan untuk bekerja menuju perubahan

yang efektif dan seterusnya.27

Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan

melalui tiga aras pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan

makro. Untuk lebih jelasnya yaitu sebagai berikut:

a. Aras Mikro: Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervetion.

Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam

menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut

sebagai pendekatan yang berpusat pasa tugas (task centered

approach).

b. Aras Mezzo: Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan sekelompok media

intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya

digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran,

pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki

kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

c. Aras Makro: Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem

Besar (lare-system stategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada

sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,

perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian

27

Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di

Era Globalisasi, h.147.

Page 52: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

39

masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam

pendekatan ini.28

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa strategi yang

digunakan dalam pemberdayaan telah terbagi menjadi tiga aras dimana

tiap aras memiliki caranya sendiri. Strategi dalam pemberdayaan di level

komunitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yakni dengan

pendekatan direktif (instruktif) dan pendekatan non-direktif (partisipatif).

Untuk memberi gambaran singkat mengenai kedua pendekatan tersebut,

berikut merupakan gambaran singkat mengenai pendekatan direktif dan

non-direktif.

1) Pendekatan direktif (instruktif)

Pendekatan direktif (directive approach) dilakukan

berlandaskan asumsi bahwa community worker tahu apa yang

dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan

ini peranan community worker bersifat lebih dominan karena

prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak

berasal dari community worker. Community worker-lah yang

menetapkan apa yang baik dan apa yang buruk bagi masyarakat.

Cara-cara apa yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya, dan

selanjutnya menyediakan sarana yang diperlukan untuk perbaikan

tersebut. Dan pendekatan seperti ini, prakarsa dan pengambilan

keputusan berada di tangan community worker.

28

Ibid, h.66-67

Page 53: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

40

2) Pendekatan Non-Direktif (partisipatif)

Pendekatan non-direktif dilakukan dengan berlandaskan

asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka

butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini

community worker tidak menetapkan diri sebagai orang yang

menetapkan apa yang baik atau buruk bagi suatu masyarakat.

Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu

sendiri, community worker lebih bersifat memanggil dan

mengembangkan potensi masyarakat.

Pemercepat perubahan (enabler) yang membantu mempercepat

terjadinya perubahan dalam suatu masyarakat. Dengan

menggunakan pendekatan ini, community worker berusaha untuk

merangsang tumbuhnya kemampuan masyarakat untuk menentukan

arah langkahnya sendiri (self-determination) dan kemampuan untuk

menolong dirinya sendiri (self-help).29

5. Tahapan Pemberdayaan

Tahapan pemberdayaan yang baik menurut Isbandi yaitu:30

a. Tahapan Persiapan (engagment)

Pada tahap ini ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu,

Pertama, menyiapkan petugas atau tenaga pemberdaya masyarakat

yang bisa juga dilakukan oleh Community Worker hal ini diperlukan

untuk menyamakan persepsi antar anggota tim mengenai pendekatan

29 Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya

Pemberdayaan Masyarakat, h.166-167.

30

Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, h.182.

Page 54: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

41

apa yang akan dipilih, penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila

dalam proses pemberdayaan masyarakat tenaga yang dipilih

memiliki latar belakang antara satu sama lain seperti pendidikan,

agama, suku, dan strata. Kedua, menyiapkan lapangan yang pada

dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.

b. Tahap Pengkajian (Assesment)

Proses pengkajian dapat dilakukan secara individu melalui

tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga dapat melalui kelompok-

kelompok dan masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha

mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan dan juga

sumber daya yang dimiliki klien.

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan

Tahap ini petugas sebagai agen perubahan secara partisipatif

mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang

mereka hadapi dan cara menghadapinya. Dalam konteks ini

masyarakat mengharapkan dapat memikirkan alternatif program dan

kegiatan yang dilakukan.

d. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi

Tahap dimana menuangkan gagasan yang telah dirumuskan

dalam tahap perencanaan alternatif program ke dalam pernyataan

kegiatan (proposal) secara tertulis. Peran agen perubah dalam tahap

ini adalah membantu sasaran menuliskan rumusan program mereka

dalam format yang layak untuk diajukan kepada penyandang dana.

Dalam tahap pemformulasian rencana aksi ini, diharapkan

Page 55: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

42

community worker dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan

menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan

bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Yakni tahap menuangkan

gagasan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan alternatif

program ke dalam pernyataan kegiatan (proposal) secara tertulis.

Peran agen perubah dalam tahap ini adalah membantu sasaran

menuliskan rumusan program mereka dalam format yang layak

untuk diajukan kepada penyandang dana. Dalam tahap

pemformulasian rencana aksi ini, diharapkan community worker dan

masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan

jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara

mencapai tujuan tersebut.

e. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling

krusial (penting) dalam proses pengembangan masyarakat,

keberhasilan dari tahap ini tergantung dari kerjasama yang baik

antara agen perubah dengan warga masyarakat serta tokoh

masyarakat setempat. Adanya konflik diantara tiga komponen ini

akan sangat mengganggu tahap pelaksanaan program atau kegiatan

pemberdayaan masyarakat.

Dalam upaya melaksanakan program pengembangan

masyarakat, peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat

menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kader

ini biasanya dipilih dari ibu-ibu rumah tangga ataupun pemudi yang

Page 56: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

43

masih memiliki waktu luang dan mau melibatkan diri dalam kegiatan

tersebut.

f. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan

petugas terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan

masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Karena

dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk

suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara

internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat

membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih „mandiri‟

dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Akan tetapi,

kadangkala dari hasil pemantauan dan evaluasi ternyata hasil yang

dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bila hal ini terjadi

maka evaluasi proses diharapkan akan dapat memberikan umpan

baik yang berguna bagi perbaikan suatu program ataupun kegiatan.

g. Tahap Terminasi

Yakni tahap “pemutusan” atau pemberhentian program.

Idealnya tahap ini dilakukan apabila masyarakat atau komunitas

sasaran benar-benar sudah “berdaya”. Pemutusan hubungan dengan

komunitas sasaran ini sebaiknya dilakukan secara pelan-pelan,

bertahap, tidak secara langsung ditinggalkan begitu saja oleh agen

perubah, sehingga dapat dipastikan ketika agen perubah keluar dari

komunitas tersebut, keadaan sudah jauh berubah dan komunitas

sasaran sudah kreatif mandiri.

Page 57: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

44

B. Aset Komunitas dalam Proses Assesment kebutuhan dan potensi

masyarakat

1. Modal Fisik

Modal fisik merupakan salah satu modal dasar yang terdapat dalam

setiap masyarakat, baik itu masyarakat yang hidup secara tradisional

maupun masyarakat modern. Green dan Haines sebagaimana dalam

Isbandi melihat dua kelompok utama dari modal fisik adalah bangunan

dan infrastruktur. Bangunan yang dimaksud berupa rumah, perkantoran,

pertokoan dan sebagainya. Sementara yang dimaksud infrastruktur berupa

jalan raya, jembatan, jalan kereta api, sarana air bersih, jaringan telepon

dan sebagainya.

Modal fisik yang dimiliki suatu masyarakat akan terkait dengan

kualitas manusia yang dimiliki suatu komunitas, misalnya keterkaitan

layanan kesehatan yang dapat diakses masyarakat, dengan kondisi

infrastruktur yang buruk, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan

pun menjadi sulit. Keberadaan modal fisik yang memadai juga akan

membantu masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ataupun

kualitas kehidupan masyarakat. Tanpa modal fisik yang memadai

masyarakat akan semakin sulit untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

2. Modal Finansial

Selain modal fisik, modal lain yang cukup banyak diperhitungkan

dalam menentukan kesejahteraan suatu komunitas adalah modal finansial

(keuangan) yang dimiliki ataupun diakses oleh konumitas tersebut. Salah

satu indikator yang yang menggambarkan modal keuangan masyarakat

Page 58: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

45

adalah dengan melihat banyaknya penduduk yang berada dibawah garis

kemiskinan.

Dengan banyaknya jumlah anggota populasi yang berada di bawah

garis kemiskinan, modal keuangan masysrakat masih tetap merupakan

hambatan tersendiri dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat, misalnya suatu komunitas ingin mengembangkan program di

bidang pendidikan, kebutuhan akan modal keuangan menjadi hal yang

mutlak dan bukan sekedar bersandar pada modal fisik ataupun sumber

daya manusianya. Tanpa kecukupan modal keuangan, laju jalannya suatu

program dapat terhambat. Oleh karena itu, pertimbangan akan kecukupan

modal dalam menjalankan suatu program dan kegiatan sangat perlu

diperhatikan.

3. Modal Lingkungan

Modal lain yang juga mempunyai nilai penting dalam suatu

perencanann partisipatif adalah adanya modal lingkungan yang dapat

diakses dan dimanfaatkan masyarakat. Modal lingkungan ini dapat juga

berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang

tinggi serta mempunyai nilai yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan

juga kenyamanan hidup dari manusia dan makhluk lainnya.

Terkait dengan modal lingkungan, setiap masyarakat sekurang-

kurangnya ada berbagai aspek lingkungan yang harus dipertimbangkan.

Misalnya bumi, udara, tumbuhan dan juga binatang. Dalam kaitan dengan

lingkungan hidup sebagai aset masyarakat, tidak jarang suatu komunitas

Page 59: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

46

mengeksploitasi lingkungan mereka secara berlebihan dan tidak terencana

sehingga meraka tidak peduli lagi akan kelestarian lingkungan tersebut.

4. Modal Teknologi

Modal lain yang juga mempunyai nilai penting dalam suatu

prencanaan partisipatif adalah modal teknologi yang dimiliki ataupun

dapat dimanfaatkan oleh suatu komunitas. Keberadaan teknologi dalam

suatu komunitas tidaklah selalu teknologi yang canggih dan kompleks

sepeti melibatkan berbagai perangkat komputer dan mesin yang modern.

Teknologi yang dimaksud di sini tidak jarang lebih berarti suatu teknologi

tepat guna yang dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Sebagai contoh dalam bidang pertanian, anda bisa meliat bagaimana tanah

digarap dengan bajak. Dimana sebelumnya harus dicangkul. Pencangkulan

lahan dinilai terlalu lama kemudian muncul bajak yang memanfaatkan

kerbau atau sapi sebagai penggeraknya.

5. Modal manusia

Modal manusia adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki

pekerja yang berpengaruh terhadap produktivitas mereka. Dapat dipahami

bahwa keberadaan tenaga yang mempunyai pengetahuan, keterampilan

dan mampu mengendalikan teknologi dengan baik merupakan hal yang

lebih utama daripada teknologi itu sendiri. Misalnya dengan mempunyai

modal lingkungan yang besar seperti Indonesia yang memiliki kekayaan

tambang yang luar biasa, tetapi karena sumber daya manusianya belum

menguasai teknologi pertambangan dengan baik maka yang terjadi adalah

pengeksploitasian sumber daya alam.

Page 60: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

47

Disinilah letak modal manusia memainkan peranan penting dalam

proses pembangunan. Tanpa adanya unsur manusia yang memiliki

kemampuan yang memadai, mesin ataupun teknologi yang ada menjadi

tidak berguna. Dalam kaitan upaya menyiapkan manusia yang berdaya dan

mempunyai kemampuan untuk mengendalikan teknologi yang ada,

pendidikan memerankan peranan penting dalam menyiapkan modal

manusia yang ada di suatu komunitas.

6. Modal Sosial

Modal lainnya yang juga bernilai penting dalam proses

pengembangan masyarakat adalah adanya modal sosial dalam suatu

msyarakat yang menjadi perekat antara kelompok masyarakat yang satu

dengan lainnya. Modal sosial yang dimaksud di sini adalah norma dan

aturan yang mengikat warga masyarakat yang berada di dalamnya dan

mengatur pola perilaku warganya juga unsur kepercayaan dan jaringan

antar warga ataupun kelompok masyarakat.

7. Modal Spiritual

Dalam kasus pembangunan ditingkat komunitas, hal yang perlu

diidentifikasikan dari komunitas sasaran antara lain adalah, adakah modal

spriritual yang terdapat dalam komunitas tersebut yang dapat membantu

proses perubahan berencana yang akan dilakukan oleh community worker.

Disamping itu, perlu juga diidentifikasikan „aliran‟ yang dianut oleh para

elite dikomunitas agar pembangunan yang dilakukan mempunyai tolak

Page 61: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

48

ukur nilai tertentu dari aliran tersebut agar upaya intervensi yang

direncanakan dapat berjalan lancar.31

C. Petani

1. Pengertian Petani

Petani adalah sumber daya manusia yang mencintai pertanian,

berminat dan terlibat dalam kegiatan pertanian. Petani adalah sumber daya

manusia yang memiliki usaha tani nelayan sendiri, telah menentukan

bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian dan hidup dari hasil

tani nelayan.32

2. Pengertian Kelompok Tani

Iver dan Page mengemukakan bahwa kelompok adalah himpunan

atau kesatuan manusia yang hidup bersama, sehingga terdapat hubungan

timbal balik, sedangkan Gerungan mengemukakan bahwa kelompok

merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang mengadakan interaksi secara intensif dan teratur.33

Menurut Mardikanto pengertian kelompok tani adalah sekumpulan

orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria/wanita)

maupun petani-taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah

kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di

lingkungan pengaruh dan dipimpin oleh seorang kontak tani, sedangkan

31

Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya

Pemberdayaan Masyarakat, h.240. 32

Pedoman Pembinaan Pemudatani-Nelayan dan Wanita Tani-Nelayan, (Departemen

Pertanian, 1995).

33

Margono Slamet dan Sumarjo, Kelompok, Organisasi, dan Kepemimpinan, h.3.

Page 62: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

49

menurut Departemen Pertanian (2007), kelompok tani adalah kumpulan

petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,

kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan

keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan anggota/petani

dalam mengembangkan usahanya.34

3. Karakteristik Kelompok Tani

Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di

pedesaan yang ditumbuhkembangkan “dari, oleh, dan untuk petani”,

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Ciri Kelompok Tani

1) Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama

anggota.

2) Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam

berusaha tani.

3) Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman,

hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial,

bahasa, pendidikan dan ekologi.

4) Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota

berdasarkan kesepakatan bersama.

b. Unsur Pengikat Kelompok Tani

1) Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya.

34

Ibid, h.4.

Page 63: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

50

2) Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab

bersama diantara para anggotanya.

3) Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan

para petani dan kepemimpinannya diterima oleh sesama

petani lainnya.

4) Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh

sekurang-kurangnya sebagian besar anggotanya.

5) Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat

setempat untuk menunjang program yang telah ditentukan.

c. Fungsi Kelompok Tani

1) Kelas belajar: kelompok tani merupakan wadah belajar

mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh

dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani

sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya

bertambah serta kehidupannya yang lebih sejahtera.

2) Wahana kerjasama: kelompok tani merupakan tempat untuk

memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam

kelompok tani dan antar kelompok tani serta pihak lain.

Melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih

efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan,

hambatan dan gangguan.

Page 64: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

51

3) Unit produksi: usaha tani yang dilaksanakan oleh masing-

masing anggota kelompok tani, secara keseluruhan harus

dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat

dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik

dipandang dari segi kuantitas, kualitas, maupun

kontinuitas.35

Dari teori-teori yang telah dipaparkan, peneliti membuat alur atau

kerangka berpikir dengan mengambil teori yang peneliti anggap relevan

untuk membahas pemberdayaan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka. Berikut ini adalah kerangka berpikir tersebut:

35

Peraturan Menteri Pertanian nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman

Pembinaan Kelembagaan Petani (Departemen Pertanian, 2007), h.5-7.

Page 65: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

52

Bagan 2.3

Pemberdayaan

Merupakan upaya

menyediakan sumber

daya, kesempatan,

pengetahuan, dan

keterampilan untuk

meningkatkan

kemampuan mereka untuk

menentukan masa depan

mereka sendiri dan untuk

berpartisipasi serta

mempengaruhi kehidupan

masyarakatnya.

(Jim Ife)

Sumber daya merupakan sumber

energi, tenaga, kekuatan serta

kemampuan dari daya pikir dan daya

fisik yang dimiliki oleh setiap individu

untuk menciptakan daya, gerakan,

aktivitas, kegiatan dan tindakan.

Kesempatan dalam konsep

pemberdayaan dilakukan dengan

penyediaan kemudahan dan

pembinaan teknis manajemen dalam

memulai usaha, perlindungan usaha,

tempat berwirausaha.

Pengetahuan merupakan sesuatu

yang diketahui dan dipahami atas

dasar kemampuan berpikir, merasa,

maupun mengindera baik disengaja

ataupun tidak disengaja untuk

membentuk model mental yang

menggambarkan obyek dengan tepat

dan mempresentasikannya dalam aksi.

Keterampilan merupakan kegiatan

menguasai sesuatu yang dibarengi

dengan kegiatan praktik, berlatih, dan

mengulang-ulang suatu kerja.

Indikator pemberdayaan menurut Edi

Suharto:

1. Sebuah proses pembangunan yang

bermula dari pertumbuhan individual

yang kemudian berkembang menjadi

sebuah perubahan sosial yang lebih besar.

2. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai

oleh rasa percaya diri, berguna dan

mampu mengendalikan diri orang lain.

3. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah

gerakan sosial, yang dimulai dari

pendidikan dan politisasi orang-orang

lemah dan kemudian melibatkan upaya-

upaya kolektif dari orang-orang lemah

tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan

mengubah struktur-struktur yang masih

menekan.

Page 66: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

53

BAB III

GAMBARAN UMUM

KELOMPOK WANITA TANI (KWT) CEMPAKA

Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai gambaran umum

objek penelitian yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang berada di

Jl. Damai Kapling PDK Nomor 7 RT 11/RW 02 Kelurahan Petukangan

Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Telp: (021) 7350148.

A. Sejarah Singkat Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka berdiri pada tahun 1992.

Didirikan oleh Hj. Sunarti yang sekaligus menjadi ketua dari kelompok ini.

Beliau merupakan lulusan dari Sekolah Kepandaian Keluarga Putri. Sekarang

beliau memiliki anggota sebanyak 20 orang yang masih aktif membantu dalam

usahanya. Menurut pengakuan beliau awalnya ia hanya coba-coba tetapi lama-

kelamaan menjadi keterusan ungkapnya. Ibu Hj. Sunarti Satimin ini merupakan

ibu rumah tangga yang sangat gemar mengkonsumsi minuman tradisional,

beliau biasa mengolah rempah-rempah seperti jahe dengan cara yang

sederhana, hanya dengan di rebus bersama air dan menambahkan gula sedikit

kedalamnya. Kecintaannya terhadap minuman tradisional membuatnya ingin

mengembangkan produk minuman tradisional. Dari sinilah beliau memulai

usahanya, Usaha ini di mulai dengan modal yang sangat kecil yaitu 1 juta

rupiah. Dalam 3 tahun pertama mereka hanya memproduksi dalam jumlah

kecil, selain karena modal yang terbatas hal ini juga dikarenakan belum

Page 67: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

54

banyaknya yang mengetahui produk yang dihasilkan oleh Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka ini.1

Dalam menjalankan usahanya ini beliau ingin memanfaatkan sumber

daya masyarakat yang ada agar lebih produktif, terutama ibu-ibu rumah tangga

yang tidak memiliki pekerjaan dan ingin menambah penghasilan. Setelah 3

tahun berjalan usaha kelompok ini menarik perhatian pemerintah setempat dan

karena dirasa dapat berkembang dengan baik maka pemerintah memberikan

mereka penyuluhan dan kursus oleh petugas lapangan Suku Dinas Pertanian

DKI Jakarta. Diharapkan dengan adanya bantuan berupa penyuluhan dan

kursus yang diberikan dapat mengembangkan usaha ini dan benar saja usaha

ini semakin berkembang dengan berhasilnya produk ini masuk ke pasar

swalayan pada tahun 2000 karena usaha yang sungguh-sungguh dan kegigihan

semua anggota kelompok ini.2

Hal ini membuat Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini

kebanjiran tawaran dan pesanan. Salah satunya tawaran untuk mengikuti

pameran-pameran makanan dan minuman di dalam dan di luar negeri. Dan

juga pesanan untuk produk dalam jumlah sangat banyak. Usaha Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka ini bergerak di bidang home industry yang

mengolah hasil pasca panen menjadi suatu produk minuman dan makanan,

seperti bir pletok, instan jahe, keripik pisang dan lainnya.

1 Wawancara pribadi dengan Sunarti Satimin, Petukangan Selatan, 9 Maret 2015.

2 Wawancara pribadi dengan Sunarti Satimin, Petukangan Selatan, 9 Maret 2015.

Page 68: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

55

B. Visi dan Misi

Dalam membentuk kelompok, para pengurus Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka membuat visi dan misi kelompok. Hal ini agar Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka mempunyai arahan dalam melakukan kegiatan.

Visi dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yaitu “Semua Keluarga Ikut

Berperan Dalam Kegiatan yang Menyangkut Hal-hal Pertanian.”

Adapun misi dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini

diantaranya ingin mewujudkan kemandirian petani binaan di Kelurahan

Petukangan Selatan, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

meningkatkan kemampuan daya fikir serta meningkatkan pendapatan

keluarga.3

C. Tujuan

Tujuan umum Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini yaitu

meningkatkan kemampuan dan kualitas kelompok dari sisi pembinaan,

pengelolaan, permodalan, dan pengembangan usaha dalam pemberdayaan

ekonomi keluarga sebagai upaya meningkatnya pendapatan keluarga untuk

mewujudkan Keluarga Sejahtera. Adapun tujuan khusus yang dibuat oleh

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka diantaranya:4

a. Meningkatnya kesetaraan keluarga agar aktif menjadi peserta KB.

b. Mengembangkan kegiatan usaha kelompok ekonomi keluarga.

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pembinaan akseptor KB

melalui kegiatan usaha peningkatan pendapatan keluarga.

3 Buku Profil Kelompok UPPKS Cempaka.

4 Buku Profil Kelompok UPPKS Cempaka.

Page 69: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

56

d. Meningkatkan kualitas kelompok UPPKS secara bertahap.

e. Meningkatkan tahapan keluarga anggota kelompok UPPKS secara

bertahap ke tahapan keluarga yang lebih baik.

D. Administrasi

Dalam rangka tertibnya administrasi kegiatan, Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka memiliki buku-buku administrasi yang menyangkut semua

pencatatan pelaksanaan kegiatan antara lain:

1. Buku anggota

2. Buku kas jurnal harian

3. Buku produksi

4. Buku pengiriman barang/produksi

5. Buku setoran hasil penjualan

6. Buku inventarisasi

E. Kepengurusan

Struktur kepengurusan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini

seluruhnya dipegang oleh kaum perempuan, karena kelompok ini hanya

ditujukan untuk para perempuan saja yang berdomisili di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Administrasi Jakarta

Selatan, struktur kepengurusannya sebagai berikut:5

5 Wawancara pribadi dengan Sri Hartati, 14 April 2015.

Page 70: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

57

Ketua : Ibu Hj. Sunarti Satimin

Wakil ketua : Ibu Nani Lukito

Sekretaris : Ibu Sri Hartati Hadi

Bendahara : Ibu Juwarsih

a) Seksi Produksi

Seksi produksi ini bertugas untuk merencanakan jumlah produk yang akan di

produksi setiap bulannya, mengkoordinasikan jenis produk yang akan di

produksi pada setiap anggota kelompok, menghitung kebutuhan bahan dan alat

yang digunakan dalam mengolah produk yang akan dipasarkan. Seksi produksi

ini di pimpin oleh Ibu Iriyani yang beranggotakan:

1. Ibu Puji Lestari

2. Ibu Yanizar

3. Ibu Nuraini

4. Ibu Sugiarti

5. Ibu Yuana

6. Ibu Pratiawanti

b) Seksi Mutu

Seksi mutu ini betugas untuk mengecek kebersihan dan kehigienisan produk

yang dihasilkan, kemudian mengecek jenis kemasan produk. Serta mengecek

tempat penyimpanan sebelum dipasarkan dan ketika dipasarkan. Selain itu,

secara periodik seksi mutu ini bertugas untuk memperpanjang P2RT dan

Page 71: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

58

sertifikat halal. Seksi mutu ini dipimpin oleh Ibu Murniyati yang

beranggotakan:

1. Ibu Sabtinah

2. Ibu Warsiah

3. Ibu Sunarti

4. Ibu Hj. Chodijah

5. Ibu Siti Aisyah

6. Ibu Sri Kustiyasih

7. Ibu Nur Asiah

8. Ibu Rohana

c) Seksi Pemasaran

Seksi pemasaran ini bertugas untuk mencari konsumen tempat pemasaran,

menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain yang mau membantu

memasarkan produk. Mendatangi pusat-pusat promosi (bazar-bazar) yang

diadakan oleh instansi terkait seperti dari Dinas Pariwisata, UKM, Dinas

Pertanian dan lain-lainnya. Seksi pemasaran ini dipimpin oleh Ibu Hj. Amroh

yang beranggotakan:

1. Ibu Sri Yuliani

2. Ibu Masenun

3. Ibu Rodiyah

4. Ibu Sumarti

5. Ibu Sartinah

6. Ibu Ermi

Page 72: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

59

F. Kegiatan yang dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

Adapun kegiatan yang dilakukan di dalam Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka ini melalui penyuluhan yang diberikan oleh tenaga penyuluh

dari Suku Dinas Pertanian dan Peternakan, diantaranya ada budidaya sayuran,

budidaya tanaman hias, tambulampot (tanaman buah dalam pot), penyuluhan

KB dan bina keluarga remaja, olahan hasil pasca panen, dan pemasaran.

Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kegiatan tersebut.6

1. Budidaya Sayuran

Budidaya sayuran ini diberikan mulai dari cara-cara pengolahan lahan.

Untuk budidaya sayuran dilahan kegiatan dimulai dari penyiapan dan

pengolahan lahan. Kemudian penyiapan atau pembelian benih unggul

lalu penyemaian, pemupukan awal lalu dilanjut lagi cara penanaman,

pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, pemupukan,

pengendalian hama penyakit tanaman, dan diakhiri dengan panen.

2. Budidaya Tanaman Hias

Budidaya tanaman hias dilakukan dengan sistem penanaman dalam

pot dan dilakukan dimasing-masing rumah setiap anggota. Kegiatan

yang dilaksanakan meliputi pemilihan jenis tanaman, penentuan

ukuran pot, pembuatan media tanam, cara penanaman dan

perbanyakan tanaman. Jenis tanaman hias yang ditanaman seperti

aglonema dan euphorbia.

6 Wawancara pribadi dengan Juwarsih, 14 April 2015.

Page 73: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

60

3. Tabulampot (tanaman buah dalam pot)

Dikarenakan lahan pekarangan yang terbatas dan tidak

memungkinkan untuk ditanam di tanah langsung, maka penanaman

tanaman buah sebagian ditanam melalui pot atau dikenal juga dengan

istilah tabulampot (tanaman buah dalam pot). Jenis tanaman yang

ditanam umumnya mangga, belimbing, sawo, rambutan, dan jeruk.

4. Penyuluhan KB dan Bina Keluarga Remaja

Penyuluhan ini diberikan pada saat pertemuan kelompok, penyuluhan

ini merupakan upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam membina

tumbuh kembang anak dan remaja secara seimbang melalui

komunikasi efektif antara orang tua dan anak. Bina keluarga

5. Olahan Hasil Pasca Panen

Untuk mempertahankan kualitas hasil serta menghindari kerusakan

pada hasil panen, maka dilakukan pasca panen yang diantaranya

pengemasan, pendinginan, dan pengolahan hasil. Sebagai contoh jenis

jahe diolah menjadi instan jahe, buah pisang diolah menjadi keripik

pisang, wortel dan nanas diolah menajadi minumam segar. Tujuan

pengolahan hasil pasca panen diantaranya adalah untuk meningkatkan

nilai jual agar bisa meningkatkan pendapatan ekonomi.

Page 74: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

61

6. Pemasaran

Pemasaran hasil dilaksanakan setelah pengolahan hasil pasca panen.

Dijual pada masyarakat sekitar dan juga melalui kerjasama dengan

mitra luar, serta melalui pameran dan bazar yang dilakukan oleh

instansi pemerintah dan swasta pada event-event tertentu seperti

pameran hari pangan sedunia, pameran flona (flora dna fauna), dan

masih banyak lagi.

G. Kemitraan dengan Pihak Luar

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak luar untuk memajukan usaha kelompok dan memasarkan hasil

produknya, dengan begitu hasil produk ini bisa berkembang secara

berkelanjutan. Berikut pihak-pihak yang bermitra dengan Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka:7

1. Koperasi Pegawai Perum Percetakan Uang RI (KOPETRI)

2. Rumah Makan Betawi

3. Keperasi TVRI Senayan–Jakarta Pusat

4. Koperasi PDK, Jl. Jendral Sudirman–Jakarta Pusat

H. Permodalan

Dalam merintis usahanya, kelompok wanita tani (KWT) Cempaka

memperoleh modal usahanya dari anggota kelompok serta modal pinjaman dari

berbagai sumber yang terdiri dari:8

7 Buku Profil UPPKS Cempaka.

8 Buku Profil UPPKS Cempaka.

Page 75: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

62

1) Modal dari anggota kelompok Rp. 500.000,-

2) Modal pinjaman dari:

a. BKKBN PUSAT Rp. 10.000.000,-

b. BUMN (PLN) Rp. 3.000.000,-

c. LSM (Karya Mandiri) Rp. 10.000.000,-

d. KUKESRA Rp. 800.000,-

e. PKK DKI Rp. 5.000.000,-

f. PPMK Rp. 5.000.000,-

g. JPS Rp. 1.000.000,-

I. Bentuk dan Jenis Usaha

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka bergerak dibidang usaha

home industry, memulai produksi pada bulan April 1996, dengan produksi

minuman khas betawi bir pletok dan jahe instan. Sampai saat ini jenis

produksinya sudah bertambah dengan adanya produksi keripik pisang

kepok dan aneka sari buah-buahan namun tergantung pada pemesanan

juga ketika ada pesanan.9

J. Sertifikasi

Selama berdirinya kelompok dalam menjalankan usahanya kelompok

telah mendapatkan berbagai sertifikat dari berbagai instansi seperti Sertifikat

Kelayakan Usaha, Sertifikat merk dari Departemen Kehakiman & HAM, dan

Sertifikat Halal dari MUI ini membuktikan keseriusannya dalam menjalankan

9 Wawancara pribadi dengan Sri Hartati, 14 April 2015.

Page 76: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

63

usaha kelompok dan juga diperuntukkan untuk melindungi usaha kelompok,

secara periodik sertifikat ini selalu diperbaharui. Kemudian Kelompok

mendapatkan sertifikat hasil analisa AP4 (Agricultural Product Processing

Pilot Plant) dari IPB yang menyatakan bahwa produk bir pletok yang di

produksi oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka bebas dari mikroba yang

berarti aman untuk dikonsumsi. Selain itu selama menjalankan usahanya

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka sering mendapatkan Sertifikat

maupun piagam juara hasil dari lomba-lomba yang diadakan dari berbagai

pihak.10

K. Produksi

Dalam setiap produksi, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dapat

menghasilkan sebanyak:11

1) Bir Pletok Cair : 75 botol per minggu

2) Jahe Instan Pasca Panen : 250 pcs per minggu

3) Kripik Pisang Kepok : 100 kg per 2 minggu

4) Keripik Aneka Buah : sesuai pesanan

Kegiatan usaha (produksi) dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam sebulan,

dengan hasil:

1) Bir Pletok Cair : 300 botol

2) Jahe Instan : 500 pcs

3) Kripik Pisang : sesuai pesanan

10 Buku Profil UPPKS Cempaka.

11

Buku Profil UPPKS Cempaka.

Page 77: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

64

Namun pada saat ini produk yang diproduksi tidak selalu diproduksi

setiap bulannya, karena banyak kegiatan lainnya maka produksi dilakukan

dengan disesuaikan oleh kondisi dan pemesanan. Dan produk yang diproduksi

sekarang tidak hanya terpaku dengan jenis produk di atas saja, ketika ada bazar

atau event-event tertentu, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

memproduksi beberapa hasil olahan pasca panen lainnya seperti minuman sari

wortel dan nanas, puding wortel dan kangkung, selain itu ada pula bapao dan

donat yang berbahan dasar dari ubi.

Page 78: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

65

BAB IV

ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN

Upaya pemberdayaan yang bertujuan untuk membangun pertanian

kearah perekonomian yang lebih baik dilakukan oleh Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka yang terletak di RW 02 Kelurahan Petukangan

Selatan. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka melakukan kolaborasi

pendampingan dengan berberapa pihak diantaranya penyuluh dari Suku

Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Administrasi Jakarta Selatan, dan juga

pembimbing atau pelatih yang berkompeten di bidangnya.

Seperti dalam BAB II hal 37, strategi yang dipakai dilakukan dalam

pemberdayaan ini adalah melalui kebijakan dan perencanaan dengan

mengembangkan struktur-struktur dan lembaga seperti yang dilakukan oleh

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang menjadi wadah berguna

sebagai sarana informasi akan inovasi mengenai budidaya dan pengolahan

hasil pasca panen.

Pemberberdayaan ini merupakan kegiatan pembelajaran yang

bertujuan agar para petani dan keluarganya khususnya perempuan yang ada

di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan mampu secara mandiri

mengorganisasikan dirinya dan masyarakatnya agar bisa hidup lebih

sejahtera. Masyarakat harus diajak belajar bagaimana memelihara dan

memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungannya untuk kesejahteraan

yang lebih baik dan berkelanjutan.

Page 79: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

66

Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

peneliti kepada penyuluh dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka maka peneliti akan menggambarkan hasil dari pemberdayaan

seperti menurut Jim Ife, pada BAB II hal 25 dalam berupaya meningkatkan

sumber daya, menyediakan kesempatan, meningkatkan pengetahuan, dan

juga mengingkatkan keterampilan anggota yang ada di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan. BAB IV ini terbagi menjadi 6 (enam) bagian yaitu

pertama, profil informan, kedua, penyediaan sumber daya, ketiga,

penyediaan kesempatan, keempat, peningkatan pengetahuan, kelima,

peningkatan keterampilan, dan keenam indikator keberdayaan.

A. Profil Informan

Berikut ini adalah daftar profil informan, yaitu:

Tabel 4.1

Tabel Informan Penelitian

No Nama Umur Jabatan

1.

Ibu Sri Suryati

36 th

Penyuluh

2.

Bapak Ghausal Akbar

31 th

Penyuluh

3.

Ibu Yanizar

53 th

Anggota Kelompok

4.

Ibu Sugiarti

53 th

Anggota Kelompok

5.

Ibu Sunarti

48 th

Anggota Kelompok

6.

Ibu Sabtinah

59 th

Anggota Kelompok

7.

Ibu Hj. Amroh

54 th

Anggota Kelompok

Page 80: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

67

Ibu Sri Suryati merupakan THL-TBPP (Tenaga Harian

Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian) begitu pula dengan Bapak

Ghausal Akbar yang bertugas sebagai penyuluh yang bertugas di

Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan

Propinsi DKI Jakarta sejak tahun 2008 sampai sekarang. Misi

penyuluhan ini adalah mewujudkan kemandirian petani binaan di

Kecamatan Pesanggarahan. Salah satu programnya adalah

pembentukan kelompok tani sebagai wadah petani untuk belajar dan

mengekspresikan kemampuannya seperti yang beliau lakukan di

dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka.

Mereka berdua membantu membina dan mendampingi serta

memberikan kemudahan-kemudahan kelompok dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapinya. Informan selanjutnya yaitu Ibu

Yanizar, Ibu Sugiarti, Ibu Sunarti, Ibu Sabtinah, dan Ibu Hj. Amroh.

Mereka merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan. Ibu Sabtinah berstatus sebagai

anggota kelompok, sedangkan Ibu Hj. Amroh berstatus sebagai

koordinator seksi pemasaran. Mereka berdua sudah bergabung di

dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka sejak awal

pembentukan kelompok. berbeda dengan sebelumnya, Ibu Yanizar

awalnya sudah aktif di kegiatan PKK terlebih dahulu, lalu beliau

diajak untuk bergabung ke dalam kelompok dan sekarang beliau

berstatus sebagai anggota kelompok. selanjutnya Ibu Sugiarti dan

Ibu Sunarti mereka hanya ibu rumah tangga biasa dan tidak

Page 81: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

68

mengikuti kegiatan lainnya selain kegiatan di dalam Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka mereka berdua berstatus sebagai

anggota kelompok.

B. Penyediaan Sumber Daya

Dalam penyedian sumber daya, seperti menurut Hasibuan

dalam BAB II hal 26 untuk meningkatkan kemampuan daya fikir

para anggota kelompok, pendamping mengadakan pertemuan rutin

secara berkala yang didalamnya terdapat pemberian motivasi kepada

anggota, menggali potensi yang ada di dalam dirinya lalu

mengembangkan potensinya. Berikut merupakan hasil wawancara

dengan Ibu Isur:

”Kalau dari penyuluh, ya kita mengadakan pembinaan rutin,

ya intinya sih secara continue dan kasih semangat dan

motivasi lah. Karena kan penyuluh itu tugasnya mengubah

perilaku dan juga sebagai motivator, jadi kita melakukan

pembinaan yang berkelanjutan aja, awalnya kan kita

menggali potensi yang ada lalu kita mengembangkan potensi

yang ada di dalam dirinya.”1

Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Ghausal:

“Dengan cara mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang

agribisnis dari penanaman sampai pengolahan hasil

produksi pertanian secara luas selain itu penyuluhan ini

bersifat pembinaan yang rutin dilakukan dalam pertemuan

kelompok. Tujuannya agar para kualitas sumber daya para

anggota disini meningkat, kemampuan berfikirnya

meningkat, serta mereka sendiri mengetahui potensi yang

ada di dirinya lalu mengembangkan potensi tersebut agar

bisa bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi

juga untuk kelompok dan masyarakat sekitar.”2

1Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015.

2 Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.

Page 82: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

69

Pemberdayaan ini dilakukan sesuai dengan tahapan

pemberdayaan, dalam tahap pengkajian (Assesment) pada BAB II

hal 41, dimana pendamping mengidentifikasi apa yang dibutuhkan

dan masalah apa yang dimiliki oleh kelompok dengan menggunakan

teknik diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok tersebut, anggota

kelompok mengutarakan apa kebutuhan serta permasalahan yang

dihadapi. Pendamping menggunakan pendekatan direktif instruktif

seperti pada BAB II hal 39, dimana dalam praktiknya pendamping

menanyakan apa yang menjadi kebutuhan kelompok dan cara apa

yang dilakukan untuk menangani suatu permasalahan, tapi pada

akhirnya jawaban yang muncul selalu diukur dari segi baik dan

buruk menurut para pendamping.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini menggunakan

lahan dalam menyediakan sumber daya untuk membantu berjalannya

keberlangsungan kegiatan. Sebagaimana diketahui dalam

pembangunan pertanian yang berkelanjutan, lahan merupakan

sumber daya dalam usaha tani, karena usaha yang dikembangkan

bersifat land base agricultural. Kurangnya atau sempitnya lahan

juga menghambat keberlangsungan pemberdayaan ini. Untuk

menangani permasalahan yang dihadapi, pendamping memberikan

materi sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut mengenai:

a. Alih fungsi lahan

b. Tambulampot (Tanaman buah dalam pot)

c. Pembuatan pupuk organik

Page 83: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

70

Gambar 1

Sumber: Foto Peneliti

(Kebun Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang

menggunakan lahan tidak terpakai di RW 02, Kelurahan

Petukangan Selatan)

Lahan yang digunakan sebagai kebun kelompok ini

sebenarnya bukanlah milik kelompok itu sendiri, melainkan lahan

yang tidak terpakai oleh pemiliknya dan dengan hasil negosiasi dari

pendamping dan perwakilan kelompok kepada pemilik lahan maka

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka boleh memakainya.

Namun kesepakatan ini hanya terucap di mulut saja, belum ada

perjanjian yang resmi di atas kertas sampai kapan batas waktu

pemakaian lahannya tersebut.

Beberapa materi mengenai alih fungsi lahan dan yang lainnya

ditunjukan untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan para

anggota dalam melihat kebutuhan serta permasalahan yang mereka

hadapi sehingga para anggota dapat mencari pemecahan masalah

yang tepat.

Dalam menyediakan sumber daya, pendamping memberikan

pengetahuannya melalui pendidikan non-formal ini bertujuan untuk

Page 84: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

71

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam

kelompok. Disamping pendidikan, untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia tingkat kesehatan dan gizi juga harus

diperhatikan, karena jika tingkat kesehatan rendah maka tingkat

produktivitas seseorang juga akan tidak maksimal dan ini pun

berdampak pada tingkat pendapatan seseorang yang akan rendah

pula.

Pendamping melakukan kolaborasi dengan profesi lainnya

yang lebih berkompeten di bidangnya, untuk memberikan materi

seputar kesehatan yang tidak hanya didapatkan di dalam kelompok,

namun dari kegiatan lainnya. Berikut hasil wawancara dengan Bapak

Ghausal:

“Ngga, kalo untuk sarana jaminan kesehatan sih kita tidak

memberikan, kalo penyuluhan dari kita kan sebenernya lebih

fokus ke pemberdayaan di bidang pertanian, tapi anggota

kelompok ini pernah juga diberikan tentang penyuluhan

kesehatan karena kelompok tani cempaka ini juga kita

kerjasama dan bersinergi juga dengan kegiatan lain,

contohnya dari PKK dan PLKB.”3

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Yanizar sebagai berikut:

“Kalo untuk jaminan kesehatan sih disini kita gak dapet ya

mbak, jadi kalo jaminan kesehatan sih urusan masing-

masing. Tapi kalo penyuluhan tentang kesehatan disini

pernah diadakan.”4

3

Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.

4Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

Page 85: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

72

Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Sugiarti dan Ibu Sunarti

sebagai berikut:

”Emmm sejauh ini saya belum tahu mbak, sepertinya nggak

ada. Cuman penyuluhan tentang KB, sama kesehatan yang

lain gitu mbak.”5

“Sarana kesehatan ya paling tuh kayak penyuluhan tentang

KB dan kesehatan lainnya, kalo jaminan kesehatannya ngga

ada mba.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan

bahwa sarana jaminan kesehatan untuk para anggota tidak tersedia di

dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. Namun,

penyuluhan mengenai seputar kesehatan pernah diberikan kepada

para anggota baik itu dalam pertemuan kelompok maupun dari

kegiatan lain seperti PKK dan penyuluhan PLKB.

Pendamping melakukan pelatihan mengenai pengolahan hasil

pasca panen seperti sayuran dan buah. Tujuan ini salah satunya

adalah mengajak para masyarakat untuk mengkonsumsi makanan

sesuai dengan B2SA (beragam, bergizi, seimbang, dan aman).

Ketika seseorang sudah mengkonsumsi makanan sesuai dengan

kategori tersebut, maka diharapkan tingkat kesehatannya pun akan

meningkat dan jika tingkat kesehatan meningkat, maka tingkat

produksi dan pendapatan pun akan meningkat pula. Berikut hasil

wawancara peneliti dengan Ibu Isur:

“Kalau dalam meningkatkan sumber daya selain dari tingkat

pendidikan ya, tapi juga dari faktor kesehatan, nah kami

selaku penyuluh juga berusaha mengajarkan kepada

perempuan disini khususnya ibu-ibu anggota untuk

mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan kategori B2SA

5Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

Page 86: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

73

(beragam, bergizi, seimbang, dan aman). Contohnya kami

mengajarkan ibu-ibu membuat mie, tapi bukan seperti mie

biasa karena bahan-bahan yang digunakan bisa

menggunakan sayuran hijau seperti sawi dan bayam.

Penyuluhan ini bertujuan agar konsumsi sayuran dan buah

meningkat, makanan yang dimakan juga sangat dijamin

sehat karena diolah sendiri dengan bahan dan cara yang

aman.”6

Dalam pengamatan observasi peneliti mengamati

pendamping mengatakan bahwa teknik yang digunakan dalam

pemberdayaan ini melalui metode sosialisasi dan demontrasi.

Dimana metode sosialisasi dilakukan untuk mentransfer kebiasaan

atau nilai yang dianggap baik dan perlu ke dalam kelompok.

Sedangkan demonstrasi ini terbagi lagi menjadi tiga bagian pertama,

demonstrasi cara dimana pendamping memperlihatkan secara

singkat kepada kelompok bagaimana melakukan suatu cara kerja

baru ataupun cara kerja yang lama yang disempurnakan seperti

pemupukan dan pengolahan tanah, kedua demontrasi hasil dimana

pendamping menunjukkan kepada kelompok hasil dari suatu cara

kerja baru seperti pengolahan hasil pasca panen dengan

menggunakan alat dan inovasi yang kreatif. Ketiga gabungan dari

demonstrasi cara dan hasil dimana kegiatannya langsung

dipraktikkan dilapangan.

6

Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015.

Page 87: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

74

Gambar 2

Sumber: Foto Peneliti

(Anggota kelompok sedang melakukan panen sayur dan buah yang

ditanam di kebun kelompok)

Selain itu, dalam pengamatan observasi peneliti mengamati

bahwa pendamping memberikan penyuluhan yang berbeda-beda di

setiap pertemuan kelompok, ini bertujuan agar apa yang disampaikan

tidak membosankan. Berdasarkan hasil studi dokumentasi, peneliti

melihat bahwa terdapat pula buku jadwal kegiatan serta buku

panduan yang dipakai oleh para pendamping dalam melakukan

pemberdayaan. Ini menunjukkan bahwa kegiatan sudah terjadwal

dengan baik dan dilakukan dengan benar karena pendamping

memiliki panduan dalam melakukan pemberdayaan tersebut.

3. Penyediaan Kesempatan

Setiap perempuan mempunyai kesempatan, hak, dan

kewajiban yang sama dengan pria di segala bidang dan kegiatan

dalam pembangunan. Seperti yang dinyatakan dalam GBHN (garis-

Page 88: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

75

garis besar haluan negara), perempuan mempunyai tangung jawab

yang sama terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara demi majunya pembangunan negara ini termasuk

didalamnya peran dalam bidang pembangunan pertanian.

Salah satu tujuan dibentuknya Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka ini adalah menyediakan wadah untuk para

perempuan memiliki akses dan kesempatan seperti yang dijelaskan

pada BAB II hal 36 pemberdayaan melalui kebijakan dan

perencanaan dapat dicapai dengan mengembangkan struktur-

struktur dan lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil

kepada sumber daya atau berbagai layanan dan kesempatan untuk

berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka menyediakan kesempatan perempuan di RW 02

untuk berpartisipasi dalam menambah pengetahuan, wawasan,

melatih keterampilan para anggotanya mempunyai motivasi di dalam

dirinya untuk berkembang. Dengan ikut berpartispasi dalam

kelompok ini diharapkan agar perempuan juga memiliki kesempatan

untuk membantu meningkatkan pendapatannya. Berikut hasil

wawancara dengan Ibu Sugiarti:

“KWT cempaka ini tempat kita untuk meningkatkan produksi

dan untuk mengembangkan pertanian yang mana kita tuh

harus tahu, sebenernya kita nggak tahu tapi kita belajar

supaya KWT ini bisa maju dan kita anggotanya bisa lebih

maju untuk mengembangkan pengetahuan kita yang lebih

baik lagi. Kan disini KWT ini wadahnya ibu-ibu untuk

belajar bagaimana produksi, mengembangkan pengetahuan

Page 89: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

76

dan keterampilan kita lah untuk bisa meningkatkan

pendapatan juga.”7

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Sunarti dan Ibu Hj. Amroh:

“Eeeh ini merupakan kelompok yang menyediakan

kesempatan kita supaya dapat pengetahuan tentang toga,

tanaman buah dalam pot, dan produksi olahan hasil panen.

Intinya tuh pemberdayaan buat ibu-ibu di sini biar bisa

bantu pendapatan keluarga juga.”8

“Saya mengetahui kelompok ini sebagai tempat mendapat

ilmu. Dari mulai ilmu pertanian, cara menanam, macam-

macam tanaman sayur, obat, dan juga keterampilan. Selain

itu kelompok ini juga memanfaatkan lahan kosong sebagai

sarananya. Kita bisa nambah penghasilan juga dari

kelompok ini.”9

Hal serupa juga dikatakan oleh para anggota lainnya Ibu Sabtinah

dan Ibu Yanizar:

“Kelompok tani ini ya.. itu suatu kumpulan ibu-ibu

didalamnya terdapat struktur organisasi yang jelas, ada

ketua, wakil, sekretaris sama bendahara dan anggota gitu

ya.Dimana didalam kelompok ini kita dikasih kesempatan

untuk bisa belajar mengenai peternakan, pertanian, hasil

pasca panen, produksi sampai pemasarannya.”10

“Kelompok wanita tani cempaka merupakan kelompok atau

komunitas yang didalamnya menyediakan wadah untuk kita

khususnya kaum perempuan nih ibu-ibu rumah tangga di RW

02 bisa dapet penyuluhan serta pembinaan mengenai

pertanian, pelatian, dan pengolahan hasil pasca panen.”11

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan

bahwa Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka memberikan

kesempatan kepada perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan

Petuangan Selatan untuk mendapatkan dan mengembangkan

7Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

8Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

9Wawancara pribadi dengan Amroh, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

10

Wawancara pribadi dengan Sabtinah, Petukangan selatan, 8 Oktober 2015.

` 11

Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan selatan, 8 Oktober 2015.

Page 90: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

77

pengetahuan serta potensi yang ada baik di dalam dirinya maupun

dilingkungannya.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka juga menyediakan

kesempatan kepada anggotanya untuk mendapat pengetahuan dari

berbagai instansi lain. Apabila ada undangan pelatihan dari luar,

pendamping sebagai fasilitator selalu memberikan informasi kepada

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cemapaka untuk ikut berpartisipasi

dalam membantu mengembangkan dirinya dan juga untuk

kelompoknya. Biasanya ketua kelompok mengajak para anggotanya

untuk bermusyawarah dan menunjuk siapa saja yang akan mengikuti

pelatihan tersebut. Semua anggota mempunyai kesempatan yang

sama untuk mengikuti kegiatan tersebut, jadi ketua kelompok

memilihnya secara bergantian. Setelah mengikuti pelatihan dari luar,

anggota yang mengikuti pelatihan tesebut berkewajiban untuk

membagi pengalamannya selama ikut pelatihan kepada anggota

lainnya di pertemuan kelompok mengenai materi dan keterampilan

yang diberikan. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Bapak

Ghausal:

”....setiap ada informasi dari dinas, kementan atau dari balai

pengkajian teknologi pertanian itu kita selalu

mengikutsertakan, setiap ada peluang untuk mengikuti

pelatihan ataupun seminar-seminar selalu kita sampaikan

kepada kelompok. Kemudian disitu ketua kelompoknya

membagi atau memberikan kesempatan kepada anggota yang

belum pernah mengikuti, jadi secara bergantian, masing-

masing anggota kelompok itu akan mendapat kesempatan

tersendiri.”12

12Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.

Page 91: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

78

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Sunarti dan Ibu Yanizar:

“Kesempatannya begini, kita diajak untuk memasarkan

produksi, terus juga kita ganti-gantian untuk menghadiri

pelatihan dan praktek-praktek gitu mbak, ya walaupun saya

belum pernah sih ikut pelatihan dari luar. Waktu itu saya

mau dikirim tapi sayangya ngga bisa jadi diganti sama yang

bisa ikut hehehe..”13

“Kita diberikan kesempatan untuk ikut dan pelatihan dari

luar, ya memang gak langsung semuanya jadi ganti-gantian

mbak, setelah kita dapat pelatihan tersebut kita diberi

kesempatan juga untuk berbagi sama anggota yang lain pada

saat pertemuan kelompok jadinya semua anggota tau juga

apa yang kita dapat dari hasil pendidikan dan pelatihan

itu.”14

Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Sabtinah dan Ibu Amroh:

“Oh kesempatan untuk mengembangkan wawasannya itu ya

kita dikasih kesempatan untuk ikut pelatihan yang ada di

kawasan sini maupun diluar juga. Misalnya waktu itu kita

pernah studi banding ke jogja, terus belajar packaging ke

cianjur, nah terus yang dikirim itu diberi kesempatan lagi

untuk menyampaikan ke yang lainnya apa yang sudah

dipelajari dalam pelatihannya yang diikutin sama dia.”15

“Oh itu.. jadi ya kita untuk mengembangkan wawasan dan

potensi kita jika ada pelatihan dari luar kelompok iniya suka

ikut serta gitu, misalnya dikirim beberapa orang, terus

setelah itu jika ada pelatihan lagi gantian orangnya yang

dikirim, selain itu juga kita belajar sama kelompok lainnya

agar pengetahuan dan wawasan kita lebih banyak.”16

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa para perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan Petukangan

selatan mendapatkan berbagai kesempatan dengan adanya Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka. Mereka berkesempatan untuk

memiliki akses di bidang pertanian ini dalam mengolah hasil pasca

13

Wawancara Pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

14

Wawancara Pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

15

Wawancara Pribadi dengan Sabtinah, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

16Wawancara Pribadi dengan Amroh, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

Page 92: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

79

panen yang nantinya dapat membantu mereka dalam membantu

meningkatkan pendapatan mereka. Tidak hanya itu, mereka disini

juga banyak sekali mendapatkan kesempatan untuk menambah

pengetahuan, wawasan, dan pengalamannya.

Dalam hasil observasi, peneliti melihat juga bagaimana

pendamping memberikan kesempatan kepada anggota ketika

penyampaian materi, salah satu anggota dipilih sebagai kader dan

dilatih untuk menyampaikan materi kepada anggota lain, pada

pengamatan peneliti salah satu anggota kelompok ini menyampaikan

materi mengenai bina keluarga remaja, dimana materi ini

sebelumnya sudah diberikan kepada anggota yang menjadi pemateri

tersebut untuk dipelajari dahulu, dan ketika dalam penjelasannya

masih ada yang kurang maka pendamping akan menambahkan

materi yang dirasa kurang tersebut.

Dalam menyediakan kesempatan ini semua anggota

mendapatkan kesempatannya untuk bisa menjadi kader, ini

dilakukan agar anggota kelompok nantinya bisa lebih mandiri namun

pendamping tetap mendampinginya. Selain itu, peneliti melihat dan

mengamati pada saat pertemuan kelompok disaat ketua yang

biasanya memimpin pertemuan tersebut berhalangan hadir, maka

wakil dan sekretaris yang bergantian untuk menggantikan posisi

beliau. Hal ini juga sesuai pada tahap pelaksanaan program pada

BAB II hal 42 dimana peran masyarakat atau anggota di dalam suatu

Page 93: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

80

kelompok sebagai kader sangat penting untuk keberlangsungan suatu

program.

Pada BAB II hal 29, meningkatkan kesempatan dalam

berusaha dengan penyediaan kemudahan dan pembinaan teknis

manajemen dalam memulai usaha, perlindungan usaha, tempat

berusaha wirausaha baru merupakan salah satu strategi dalam

pemberdayaan di bidang ekonomi. Di dalam Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka pendamping juga memberikan pembinaan teknis

manajemen berwirausaha. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Isur:

”Jadi mereka awalnya itu kalo kita bikin kelompok jadi

diajarkan tentang POAC (planning, organizing, actuating,

and controlling), lalu kami ajarkan bagaimana dinamika

kelompok tani, bagaimana dia membentuk kelompok, gimana

mereka menyatukan tujuan, kan kelompok itu mereka yang

mempunya tujuan yang sama. Terus disitu kita ngajarin

bagaimana menejemen usahanya, bagaimana mereka

memanage anggotanya.”17

Berikut hasil wawancara dengan Bapak Ghausal:

“Iya.. iya.. apalagi anggota kelompok yang sudah memulai

usaha sendiri, jadi kita berikan istilahnya itu analisa

usahanya gitu.Manajemen usahanya itu mulai dari analisa

ekonominya sampai gambaran istulahnya keuntungan, kiat-

kiat pemasaran, kemudian apa itu.. emmm, bagaimana cara

meningkatkan nilai jual, seumpama dengan cara perbaikan

kemasan misalnya selama ini mereka hanya menggunakan

plastik secara sederhana, ya kita berusaha untuk

memberitahu bagaimana membuat kemasan yang menarik

ditambah juga dengan memberikan label kemasannya seperti

itu.”18

17 Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015.

18Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.

Page 94: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

81

Hal ini serupa dengan apa yang dikatakan Ibu Yanizar dan Ibu

Sunarti dalam hasil wawancara:

“Iya, pernah kita dapat itu materi tentang gimana memulai

usaha, dikasih tau tuh teknisnya bagaimana mengolah usaha,

produksi, sampai pemasarannya.”19

”Oh itu iya pernah kita diajarkan bagaimana manajemen

mulai usaha, ya abis itu kita bareng-bareng terapin di

kelompok biar usaha kita di kelompok ini berjalan dengan

baik.”20

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan

bahwa benar adanya pendamping memberikan pembinaan mengenai

teknis manajemen seperti materi POAC (planing, organizing,

actuating, dan controlling), membuat packaging yang menarik untuk

meningkatkan nilai jual produk, sampai dengan bagaimana

memasarkan hasil produksi. Selain teknis manajemen, dalam

pemberdayaan di bidang ekonomi seperti yang dilakukan Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka, perlindungan usaha juga sangat

penting.

Perlindungan usaha yang diberikan pendamping tidak ada,

namun peneliti melihat dan mengamati dalam hasil studi

dokumentasi bahwa Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka sudah

mempunyai sertifikat kelayakan usaha, sertifikat halal serta sertifikat

keamanan pangan. Dengan adanya sertifikat tersebut maka usaha

bisa terlindungi bahwa produk olahan yang diproduksi ini tidak

sembarangan dan terjamin kehalalan dan keamanannya.

19Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

20

Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

Page 95: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

82

Untuk tempat berwirausaha, Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka ini belum mempunyai tempat yang paten, akan tetapi

kelompok ini memasarkan hasil produk olahannya kepada

masyarakat sekitar dan juga melalui kerja sama dengan mitra luar

seperti rumah makan betawi, Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka juga sering ikut serta dalam kegiatan event-event,

pameran, dan bazar yang dilakukan oleh instansi pemerintah dan

swasta untuk memasarkan produknya.

4. Peningkatan Pengetahuan

Meningkatkan pengetahuan perempuan yang ada dalam

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka merupakan salah satu

tujuan dari pemberdayaan yang dilakukan. Pada BAB II hal 30

pendamping sebagai pendidik, melakukan perannya sebagai pemberi

informasi, pengetahuan dan pelatihan. Dimana yang memberikan

pengetahuan ini adalah para pendamping dari Penyuluh Suku Dinas

Pertanian dan Peternakan Kota Administrasi Jakarta Selatan, selain

itu juga ada POPT (pengamat organisme pengganggu tumbuhan)

serta pemateri dari luar yang berkompeten dibidangnya seperti

pemateri yang memberikan pengetahuan mengenai membuat

keterampilan kerajinan tangan dari daur ulang sampah.

Pemberian pengetahuan ini dilaksanakan setiap satu bulan

sekali dalam pertemuan kelompok setiap bulannya, namun jika

anjangsana atau diperlukan oleh kelompok, pendamping akan selalu

Page 96: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

83

menyempatkan hadir jika itu di luar jadwal pertemuan kelompok.

Berikut pernyataan Ibu Sunarti dalam hasil wawancara:

“Kegiatannya dilaksanakan kalo kita lagi pertemuan

kelompok, kadang kala juga tidak pas pertemuan kelompok

sih ya tergantung kondisi juga mbak. Isi materi pertemuan

kelompok juga tidak hanya praktek keterampilan terus tapi

ada materi lainnya.”21

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Yanizar:

”Keterampilan ini biasanya sih dilaksanakan ketika kita

pertemuan kelompok satu bulan sekali, tapi terkadang jika

ada waktu luang kita tidak menunggu pas pertemuan baru

kegiatan ini dilaksanakan.”22

Berdasarkan hasil pengamatan observasi, Peneliti melihat dan

mengamati Ibu Hj. Satimin menyampaikan bahwa Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka ini melakukan pertemuan rutin dalam waktu

satu bulan sekali namun terkadang sering juga melihat situasi dan

kondisi. Apabila kelompok ingin konsultasi atas permasalahan atau

kebutuhan kelompok namun pertemuan rutin sudah terlaksana di

satu bulan tersebut, maka Ibu Hj. Satimin mengatur waktu untuk

pertemuan kembali bersama pendamping.

21 Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

22Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

Page 97: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

84

Gambar 3

Sumber: Hasil Penelitian

(Penyuluh memberikan materi penyuluhan mengenai bina keluarga

remaja pada saat pertemuan kelompok di pondok kebun kelompok

pada tanggal 17 Februari 2016)

Pemberian materi ini dilakukan dengan beberapa metode dan

media, seperti halnya pendamping sebagai educator harus

mempunyai kemampuan menyampaikan materi dengan baik dan

jelas agar para anggota kelompok mudah menerima dan menangkap

materi yang diberikan. Selain itu pada umumnya masih banyak

orang yang menganggap bahwa pemberian pengetahuan dan

pendidikan ini selalu berorientasi subjek (guru)–objek (murid) jelas

tidak akan mampu membuat para anggota kelompok untuk mau

bersuara terlebih di depan umum. Jangankan menceritakan

pengalaman-pengalaman hidupnya, untuk sekedar mengutarakan

pendapatnya pun mereka masih banyak yang segan dan tidak

percaya diri namun banyak juga yang sudah mau dan mampu

berbicara di depan umum dengan percaya diri. Berikut adalah hasil

wawancara dengan Ibu Sugiarti:

Page 98: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

85

“...namanya ngga biasa ngomong di depan umum ya

walaupun itu juga temen-temen sendiri ya ada rasa kurang

PD mbak nanti takut salah ngomong atau dibilangnya sok

tahu gitu.”23

Berikut hasil wawancara serupa juga dikatakan oleh Ibu Sunarti:

“Lagi pula ya mbak saya tuh kalo untuk ngomong di depan

ibu-ibu yang lain gitu untuk sampein materi apa yang kita

dapet masih gerogi gitu loh, karena ngga terbiasa juga kali

ya mbak jadi saya tuh rasanya ah udah mending yang lain

aja yang sampein.”24

Ini sesuai dengan apa yang peneliti amati dalam pengamatan

observasi pada pertemuan rutin kelompok. Peneliti melihat ada

beberapa anggota yang masih diam dan pasif ketika pendamping

menyampaikan materi namun ada juga yang langsung mengeluarkan

pendapatnya ketika diminta maupun tidak.

Pada hal ini peran pendamping dalam peningkatan kesadaran

sangat diperlukan, banyak orang yang pasif bukan karena keinginan

mereka, namun karena mereka tidak diperkenalkan pada berbagai

struktur dan strategi yang disitu mereka dengan mudah menjadi

partisipan yang aktif.

Dalam proses pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan

anggota kelompok, tentu saja dibutuhkan metode dan media untuk

memudahkan langkah-langkah pencapaian tujuan tersebut. Dalam

hal ini metode dan media yang digunakan adalah dengan

menggunakan kreatifitas dan membuat manipulasi dengan

membentuk kelompok-kelompok kecil yang berorientasi pada tugas.

23 Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

24

Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015

Page 99: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

86

Dalam pengamatan observasi, saat materi mengenai bina

keluarga remaja peneliti melihat dalam kelompok-kelompok kecil

dibentuk untuk membuat kreatifitas para anggota dengan manipulasi

adegan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Dengan

begitu, diantara anggota kelompok-kelompok kecil itu akhirnya

terbangun kerjasama dan saling mengutarakan pendapatnya.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya,

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka mengikuti kegiatan diklat,

kursus, serta seminar lokakarya yang diselenggarakan baik dari

pihak dalam maupun dari instansi-instansi luar.

Dalam hasil studi dokumentasi, peneliti melihat dan

mengamati kegiatan diklat dan seminar yang pernah diikuti oleh

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka diantaranya yaitu kursus

teknologi kerumah tanggaan, kursus pendidikan usaha kerja

produktif, program pembinaan pendidikan kejuruan masyarakat,

program pendidikan luar sekolah tata masakan Indonesia tingkat

mahir, seminar nasional memasyarakatkan dan membudayakan

tabulampot dan tambulakan menuju swadaya, pelatihan achievment

motivation training (AMT), latihan manejerial pengurus LSM lokal,

penataan tenaga pendidik kursus PUKP, bimbingan dan peningkatan

mutu hasil pertanian, dan seminar kewirausahaan.

Selain itu juga pendamping sering menggunakan metode

demonstrasi praktik karena pendamping percaya bahwa jika dalam

Page 100: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

87

menyampaikan materi hanya teori saja yang diberikan maka para

anggota pun akan mudah bosan.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Isur dan Bapak Ghausal:

“Demonstrasi cara dan praktek, itu kan yang paling mereka

bisa tangkap, kalau kita cuman ngomong orang bosen, jadi

langsung praktek aja.”25

“Mereka lebih cenderung kalau langsung praktek

dilapangan, demonstrasi cara gitu kemudian membuat petak

percontohan gitu.”26

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Amroh dan Ibu Sabtinah:

“Enaknya tuh ya mbak, disini itu kita belajar tapi senang

mbak tidak menjadi beban, karena kita belajarnya santai,

nggak Cuma teori aja yang dikasih tapi kita banyak juga

langsung prakteknya.”27

“Ya kalo dibilang paham ya insyaAllah saya paham mbak,

apalagi kalo praktik jadi cepet kita nangkepnya, tapi wajar

kalo ada yang lupa sedikit-sedikit mah ya karena fator umur

juga kali hehe..”28

Pada pengamatan observasi peneliti melihat dan mengamati

hal serupa disampaikan oleh Ibu Surip selaku pemateri tamu dari

luar yang mengatakan dengan adanya praktik langsung ini

memudahkan para anggota ataupun peserta lain dalam menangkap

apa yang diberikan. Karena kebanyakan juga yang beliau beri

pelatihan ini adalah ibu-ibu walaupun ada ibu-ibu muda yang daya

tangkapnya cepat namun banyak juga yang ibu-ibu yang sudah

dikatakan berumur. Dari hasil wawancara dan observasi diatas dapat

25 Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015.

26

Wawancara pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.

27

Wawancara pribadi dengan Amroh, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015

28

Wawancara pribadi dengan Sabtinah, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015

Page 101: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

88

disimpulkan bahwa praktik sangat membantu anggota cepat dalam

menangkap materi yang diberikan.

Materi yang diberikan juga beragam, di bidang budidaya

materi yang diberikan mulai dari pengolahan lahan, pembibitan

dimana para anggota juga harus terampil dalam memilih bibit yang

bagus, penanaman, pemupukan termasuk cara membuat pupuk

organik ataupun pupuk kandang, pengendalian organisme

pengganggu tanaman, lalu panen dan cara memanen yang baik.

Adapula materi mengenai bina keluarga remaja, dan

penyuluhan keluarga berencana. Selain itu materi mengenai

keterampilan disini juga bermacam-macam dari keterampilan

memilih bibit, terampil dalam mengolah hasil produk, terampil

dalam memasarkan produk, sampai terampil dalam membuat

kerajinan tangan yang bisa menghasilkan pendapatan. Dalam hasil

studi dokumentasi, peneliti melihat bahwa pada saat pemberian

materi, pendamping memberikan materinya berupa hand out dimana

tujuannya adalah agar anggota bisa mempelajarinya lagi dirumah.

Berdasarkan gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam meningkatkan

pengetahuan anggota menggunakan beberapa media dan metode,

dalam meningkatkan pengetahuan anggota, materi ini sampaikan

oleh pendamping dari Penyuluh Suku Dinas Pertanian dan

Peternakan yang dilaksanakan satu bulan sekali setiap bulannya,

Page 102: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

89

materi yang diberikan juga sangat beragam sehingga tidak akan

membuat anggota mudah bosan dengan materi yang diberikan.

5. Peningkatan Keterampilan

Salah satu tujuan dilakukannya pemberian keterampilan ini

adalah untuk membuat para anggota kelompok mempunyai

keterampilan yang membuat dirinya berdaya dan bisa menggunakan

daya tersebut untuk meningkatkan pendapatannya. Pendamping

memberikan keterampilan dalam mengolah hasil panen pertanian ini

menjadi suatu produk minuman seperti jahe instan dan bir pletok.

Pengolahan hasil panen tersebut dilakukan untuk meningkatkan nilai

jual yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan. Produk

yang dihasilkan oleh kelompok ini juga sudah terjamin sehat dan

bebas dari mikroba. Hal ini didukung dengan pengamatan peneliti

terhadap hasil studi dokumentasi dimana peneliti melihat adanya

sertifikat kelayakan usaha serta sertifikat halal yang selalu di

perbaharui.

Peningkatan pendapatan ini juga dikarenakan kelompok

sering mengikuti lomba-lomba hasil panen, setelah sering mendapat

juara, maka banyak pula tawaran untuk mengikuti pameran serta

bazar. Dengan banyak mengikuti pameran serta bazar dan juga

banyaknya permintaan, maka produksi kelompok meningkat. Ketika

produksi meningkat maka penghasilan yang didapatkan akan

meningkat pula.

Page 103: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

90

Setelah mengikuti kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka, peningkatan pendapatan ini dirasakan oleh anggota

kelompok, berikut hasil wawancara dengan Ibu Sugiarti dan Ibu

Sunarti:

“Alhamdulillah seperti yang sudah saya bilang mbak, yang

tadinya saya tidak tahu setalah ikut kelompok ini sedikit demi

sedikit ya saya jadi tahu. Sebelum ikut kelompok ini saya gak

ada usaha mbak, setelah ikut kelompok ini kan banyak

pelajaran buat makanan dari sayur gitu, ya coba saya

praktekin terus titip di warung dan hasilnya lumayan juga

mbak.”29

“Oh iya mbak saya bisa cicil beli mesin cuci tuh pas awal

produksi kita lagi banyak orderanya. pengetahuan saya juga

meningkat setelah saya ikut gabung sama kelompok ini. Jadi

banyak hal-hal baru yang saya tahu.”30

Selain itu, dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah,

ibu-ibu rumah tangga ini menggunakan lahannya untuk ditanami

sayur seperti terong, cabai, bayam dan sayur lainnya. Dari hasil

pemanfaatan lahan yang ditanami sayur ini, maka uang yang

harusnya membeli sayur bisa disimpan untuk kebutuhan lainnya.

Dalam upaya meningkatkan keterampilan perempuan atau

anggota kelompok, pendamping selalu memberikan motivasi dan

dorongan untuk anggota agar mereka berkeinginan dalam mengikuti

berbagai macam kegiatan yang ada, karena dengan adanya

pemberian pelatihan keterampilan ini sangat bermanfaat bagi diri

anggota kelompok. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Ghausal:

29

Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. 30

Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

Page 104: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

91

“Pertama tentunya kita memotivasi mereka agar mereka mau

kemudian mampu dalam menerapkan apa yang dianjurkan

penyuluh.”31

Dengan adanya pemberian pelatihan keterampilan seperti

budidaya tanaman, keterampilan pengolahan hasil pasca panen dan

kerajinan tangan melalui daur ulang sampah ini bertujuan agar

anggota kelompok dapat mengembangkan potensi dan mengasah

kemampuan yang mereka miliki serta dapat merubah perilaku

anggota kearah yang bermanfaat. Pemberian keterampilan ini

merupakan suatu daya tarik untuk anggota dalam mengembangkan

usahanya sendiri dan bisa menambah peningkatan pendapatan

keluarganya.

Dalam pemberian keterampilan ini terdiri pemberian teori,

praktik dan dilanjutkan dengan hasil dari penyuluhan tersebut.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Isur:

“Keterampilan ini diberikan awalnya dengan pemberian

teori dulu supaya kita tahu apa yang mau kita kerjakan,

setelah teori kita ke praktek dimana kita langsung

mencontohkan, mendemonstrasikan bagaimana teori

tersebut, contohnya pada pengolahan hasil pasca panen

membuat makanan. setelah praktek selesai baru lihat

bagaimana hasil prakteknya. Jika dirasa prakteknya

berhasil, lalu keterampilan ini bisa dilanjutkan lagi dan

ditingkatkan lagi. Jika tidak berhasil maka selanjutnya kita

coba lagi dan cari tahu kenapa bisa tidak berhasil. Tapi

pada saat ini sih biasanya langsung berhasil paling kalau

kurang ya dikit-dikit.”32

31Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.

32

Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015.

Page 105: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

92

1. Pemberian Teori

Tahapan pemberian teori ini dilakukan sebelum

melaksanakan praktik, hal ini diharapkan dapat membantu

anggota kelompok dalam proses praktik langsung di lapangan

dan juga sebagai langkah awal untuk kita memberikan gambaran

tentang apa yang ingin dipraktikkan nantinya.

2. Praktik

Setelah memberikan teori kepada anggota tentang

keterampilan pembuatan puding sayur misalnya, anggota akan

memulai praktik di lapangan. Dalam tahapan ini anggota

diajarkan bagaimana cara memilah hasil pasca panen yang baik

serta bahan-bahan yang aman lainnya. Proses ini biasanya

langsung dilaksanakan pada hari dimana pemberian teori

dilaksanakan, ini bertujuan agar suasana pembelajaran ini tidak

membosankan dan lebih mudah untuk langsung dipahami.

3. Hasil Praktik

Pada hasil praktik ini, pendamping dan anggota kelompok

melihat dan mengamati apakah hasil praktik yang sudah

dilakukan berhasil atau tidak. Sebagai contoh, jika dalam praktik

pembuatan bapao ubi ungu berhasil, maka selanjutnya produk

makanan dari hasil pasca panen ini bisa diproduksi baik bagi

anggota masing-masing maupun di dalam kelompoknya.

Page 106: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

93

Gambar 4 Gambar 5

Sumber: Foto Peneliti

(Penyuluh mendampingi praktik pengolahan hasil pasca panen

menjadi makanan, yang dilakukan di pondok kebun kelompok)

Gambar 6 Gambar 7

Sumber: Foto Peneliti

(Pemberian keterampilan kerajinan tangan dari koran bekas

menjadi tempat tissue, nampan, dan lainnya, yang dilakukan di

pondok kebun kelompok)

Selain itu dalam hasil studi dokumentasi peneliti melihat

untuk menambah keterampilan, Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka juga mengikuti pelatihan dari berbagai instansi, pelatihan

tersebut diantaranya lokakarya kursus memasak, pelatihan

pembuatan manisan kulit jeruk, kursus tata masakan Indonesia

Page 107: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

94

tingkat terampil, pelatihan teknis pelepasan biji dan pengolahan buah

rambutan, dan pelatihan teknologi tepat guna pengolahan makanan

dan pengawetan mutu/kualitas makanan.

Kemudian keterampilan yang diberikan yaitu hasil

pengolahan pasca panen, dimana buah ataupun sayur diolah menjadi

sebuah produk makanan dan minuman untuk meningkatkan nilai jual

serta meningkatkan pendapatan para anggota. Contohnya kangkung

dan wortel bisa dibuat menjadi olahan puding, ubi ungu bisa diolah

menjadi bapao ubi, jahe bisa diolah menjadi bir pletok dan instan

jahe.

Gambar 8 Gambar 9

Sumber: Foto Peneliti

(Produk olahan pasil pasca panen: jahe instan dan bir pletok)

Adapun sarana yang disediakan untuk meningkatkan

keterampilan anggota yaitu materi selalu di print dan dibagikan

kepada semua anggota kelompok, ketika dalam praktik keterampilan

membuat produk olahan makanan dan minuman instan, biasanya

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka lah yang menyediakan

segala bahan-bahannya, namun terkadang juga dari penyuluh yang

menyediakan bahan-bahannya dan ketika ada yang kurang maka

kelompoklah yang menyediakannya. Untuk sarana yang diberikan

Page 108: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

95

pemerintah pun ada namun tidak bisa dipastikan kapan waktunya.

Berikut hasil wawancara dengan Bapak Ghausal dan Ibu Isur:

”Kalau sarana itu biasanya swadaya sifatnya, kalau umpama

mau praktek gitu kan membuat olahan, maka dari kelompok

itulah yang menyediakan bahan-bahannya, namun terkadang

juga kami sebagai penyuluh menyediakan juga. Kemudian

jika sifatnya bantuan dari pemerintah sendiri ada, tapi tidak

ditentukan waktunya satu tahun sekali. Seperti peralatan

masak-memasak gitu ada bantuan semacam itu tapi tidak

rutin.”33

“Kalau sarana yang disediakan sih paling hanya materi yah,

seperti hand out gitu, kalau bahan-bahan pembuatan olahan

makanan kadang kita sediakan juga tapi jika ada yang

kurang kelompok menyediakan sendiri bahannya.”34

Hal serupa disampaikan dalam hasil wawancara dengan Ibu Yanizar,

Ibu Sugarti, Ibu Sunarti, dan Ibu Amroh:

“Sarana yang di dapat ya lumayan ada mbak, kalo ita mau

belajar keterampilan membuat kue atau olahan hasil panen

ya bahannya disediakan, kita juga pernah mendapat bantuan

sarana seperti alat-alat untuk produksi.”35

“Sarana disini tuh keterampilannya seperti segala sesuatu

sudah disiapkan disini tapi misalnya ada kekurangan

bahannya atau apa ya kita harus nyiapin sendiri tapi itu sih

jarang karena sering kali itu sudah tersedia disini seperti

alat-alatnya juga sudah diberikan dikelompok.”36

“Sarana yang diberikan itu kalo penyuluhan tentang

parenting skill atau praktek produksi olahan kita dikasih

hasil print-annya, kalo praktek juga bahannya sudah

disediakan kelompok, ya kalo kurang-kurang ya kita yang

nambahin sendiri lagi, dan terkadang alat-alatnya

disediakan oleh penyuluh.”37

“Sarananya yah.. kita pernah itu dapet alat untuk

mengeringkan dalam pembuatan instan jahe, terus alat-alat

33 Wawancara pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.

34

Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015.

35

Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

36Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

37

Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

Page 109: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

96

produksi juga kadang suka dikasih dari penyuluh tapi kalo

bahan-bahannya sih kebanyakan selalu dari kelompok yang

sediain.”38

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa sarana yang diberikan dalam peningkatan keterampilan ini

berupa hand out materi yang diberikan kepada setiap anggota ketika

pemberian materi keterampilan, selain itu juga terkadang

pendamping memberikan sarana seperti alat ataupun bahan-bahan

dalam peningkatan keterampilan tersebut.

Dalam pengamatan observasi, peneliti mengamati dan

melihat ketika dalam pertemuan kelompok, para anggota kelompok

terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahan dan alat-alat untuk

melakukan praktik pengolahan hasil pasca panen sebelum mereka

melakukan kegiatan keterampilan tersebut. Peneliti juga menemukan

hasil studi dokumentasi pada saat penelitian berupa buku resep

inovasi yang menjadi panduan untuk anggota mempraktikkan

bagaimana mengolah hasil pasca panen. Selain itu juga ada buku

jadwal praktik yang berisikan tentang jadwal kapan saja melakukan

praktik tersebut, namun terkadang praktik dilakukan tidak sesuai

dengan jadwal yang sudah ditentukan karena suatu kondisi tertentu.

38 Wawancara pribadi dengan Amroh, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.

Page 110: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

97

6. Indikator Keberdayaan

Berdasarkan Indikator pemberdayaan menurut Parsons

sebagaimana dalam Edi Suharto pada BAB II hal 36 yaitu:

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan

individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah

perubahan sosial yang lebih besar.Pada dimensi ini, Ibu Hj.

Satimin selaku pendiri Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

memulai usahanya ini secara individu, seiring berjalannya waktu

beliau mengajak beberapa ibu-ibu lainnya untuk menjalankan

usahanya bersama sampai pada sekarang ini.

Selain itu beliau juga ingin memanfaatkan sumber daya

masyarakat yang ada agar lebih produktif, terutama ibu-ibu

rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dan ingin

menambah penghasilan. Selain itu, status Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka yang tadinya hanya kelompok binaan,

sekarang berkat keaktifan dan keikutsertaannya dalam ikut

berpartisipasi untuk pembangunan dan menciptakan masyarakat

yang berdaya, maka Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka

ini mendapat pengakuan peningkatan kelompok kelas lanjut

dimana piagam pengukuhan tersebut ditandatangani oleh Camat.

b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri,

berguna dan mampu mengendalikan diri orang lain. Pada

dimensi ini, pendamping selaku agen perubah melakukan

tugasnya untuk selalu memotivasi anggota Kelompok Wanita

Page 111: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

98

Tani (KWT) Cempaka agar mempunyai motivasi yang kuat,

mengenali potensi yang ada didirinya dan memanfaatkan potensi

tersebut untuk mengembangkan dirinya. Peneliti melihat

seorang anggota kelompok yang dilatih menjadi kader untuk

keberlangsungan kegiatan kelompok ini menyampaikan materi

kepada anggota lainnya dengan penuh rasa percaya diri. Selain

itu, apabila Ketua kelompok tidak bisa hadir dan memimpin

pertemuan kelompok, peneliti melihat kegiatan pertemuan

kelompok ini tetap berjalan dengan baik, ini dikarenakan para

anggota kelompok khususnya wakil ketua dan sekretaris

kelompok dilatih untuk menjadi kader bagi kelompoknya.

c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang

dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan

kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang

lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah

struktur-struktur yang masih menekan.Pada dimensi ini, melalui

keikutsertaannya di dalam Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka ibu-ibu rumah tangga yang berada di RW 02 yang

sebelumnya hanya mengurus urusan rumah tangga sekarang

mempunyai akses dan kesempatan dalam mendapatkan

pendidikan non-formal dari berbagai pihak terutama penyuluh

pertanian. Sehingga terjadilah perubahan-perubahan dalam

aktvitas sehari-harinya yang lebih mengarah kepada

penambahan pendapatan keluarga melaluipemanfaatan lahan

Page 112: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

99

pekarangan dengan tanaman produktif dan mampu mengolah

hasil pertanian tersebut sehingga nilai jualnya lebih tinggi dan

menguntungkan. Selain itu, karena prestasinya memimpin

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dan setelah sekian

lama mendapat binaan dari penyuluh dari Suku Dinas Pertanian

dan Peternakan, Ibu Hj. Satimin dipilih dan dipercayai untuk

menjadi Ketua RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan.

Page 113: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

100

Berdasarkan hasil temuan dan analisis dapat dijabarkan kembali sebagai berikut:

Bagan 4.1

Indikator Keberdayaan

1. Ibu Hj. Satimin yang awalnya

memulai usahanya secara individu,

seiring berjalannya waktu beliau

mengajak para Ibu rumah tangga

untuk berpartisipasi dalam

memanfaatkan sumber daya yang ada

untuk membuat perubahan sosial yang

lebih baik.

2. KWT Cempaka mendapatkan

pengakuan peningkatan kelas

kelompok yang awalnya hanya

kelompok binaan, lalu meningkat

menjadi kelompok kelas lanjut,

dengan piagam pengukuhan yang di

tandatangani oleh Camat.

3. Meningkatnya rasa percaya diri dalam

memberikan materi di khalayak

umum, lalu mampu

mengornanisasikan kelompoknya

sebagai kader agar kegiatan bisa terus

berjalan.

4. Perubahan sosial yang sebelumnya

hanya ibu rumah tangga biasa setelah

mengikuti penyuluhan dan kegiatan

lainnya, maka para anggota bisa

membuat usaha sendiri dan mendapat

peningkatan pendapatan ditandai dgn

terpenuhinya kebutuhan tersier.

5. Atas prestasi yang diraih oleh

kelompok, Ketua kelompok dipercayai

sebagai ketua RW 02 dan tampil

menjadi pemimpin dimasyarakat.

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka merupakan wadah

untuk para perempuan atau ibu

rumah tangga yang tidak

bekerja dan memiliki

pendapatan rendah yang ada di

RW 02 kelurahan Petukangan

Selatan yang memberikan akses

serta kesempatan dalam

menambah pengetahuan serta

keterampilan yang didampingi

oleh Penyuluh dari SUDIN

Pertanian dan Peternakan.

KWT Cempaka ini bergerak

dibidang home industri yang

mengolah hasil pasca panen

menjadi produk makanan dan

minuman.

Penyediaan Sumber Daya 1. Penyuluh membantu mempercepat perubahan dengan cara pemberian

motivasi kepada anggota agar mereka mau kemudian mampu menentukan

arah langkahnya sendiri (self-determination).

2. Dilaksanakannya pertemuan rutin setiap satu bulan sekali yang

didalamnya terdapat berbagai kegiatan dan materi penyuluhan.

3. Untuk meningkatkan kualitas SDM, pendamping memberikan materi

untuk meningkatka kemampuan daya fikir kelompok, serta melakukan

kolaborasi dgn profesi lain utk memberikan materi yang lebih paham

dengan bidangnya.

Produk yang dihasilkan

oleh Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka,

diantaranya:

1. Bir Pletok

2. Instan Jahe

3. Keripik Pisang

Penyediaan Kesempatan 1. KWT Cempaka menyediakan kesempatan untuk perempuan di RW 02

mendapat akses agar bisa menambah pengetahuan dan wawasannya.

2. Memberikan kesempatan kepada kader untuk tampil menyampaikan

materi agar keberlangsungan program berjalan dengan baik.

3. Memberikan kesempatan secara bergantian untuk mendapatkan

pendidikan dan pelatihan dari berbagai pihak instansi luar.

Peningkatan Pengetahuan

1. Peningkatan pengetahuan diberikan oleh penyuluh dari SUDIN Pertanian

dan Peternakan. 2. Ada beberapa media dan metode yang dilakukan dalam pemberian

pengetahuan salah satunya demonstrasi praktik.

3. Materi yang diberikan juga beragam seperti budidaya sayur dan buah,

pengolahan hasil pasca panen, dan bina keluarga remaja.

Peningkatan Keterampilan 1. Pelatihan keterampilan dalam membuat olahan panen yang diproduksi

meningkat dan juga pemanfaatan lahan pekarangan membuahkan hasil

pada pengingkatan pendapatan, yang tadinya harus membeli sayur, karena

sayur tsb ditanam dilahan pekarangan, maka uangnya bisa disimpan dan

digunakan untuk kebutuhan lainnya.

2. Sarana dalam praktik keterampilan ini disediakan oleh KWT Cempaka,

namun terkadang penyuluh memberikan sarana seperti alat-alatnya.

Page 114: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian “Pemberdayaan

Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani di RW 02 Kelurahan Petukangan

Selatan” melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi, dapat peneliti

simpulkan sebagai berikut:

1. Dalam meningkatkan sumber daya perempuan yang ada di RW 02

Kelurahan Petukangan selatan, pendamping melakukan tugasnya sebagai

agen perubah dan motivator, pendamping memotivasi para anggota

kelompok agar selalu mau untuk mengembangkan pengetahuan dan

potensi yang ada di dirinya menjadi lebih baik. Pendamping memberikan

beberapa materi seperti alih fungsi lahan agar para anggota bisa

mengetahui bagaimana cara memanfaatkan lahan pekarangan menjadi

produktif dan tambulampot (tanaman buah dalam pot) ini tujukan untuk

merangsang para anggota agar bisa terampil dalam melihat kebutuhan

serta permasalahan yang mereka hadapi sehingga para anggota dapat

mencari pemecahan masalah yang tepat.

2. Dengan adanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, ini membuat

perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan memiliki

akses dan kesempatan dalam menambah ilmu pengetahuan serta

keterampilan. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini juga

Page 115: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

102

memberikan berbagai kesempatan kepada anggotanya untuk

mendapatkan pengetahuan serta pelatihan yang diadakan dari berbagai

pihak luar.

3. Dalam meningkatkan pengetahuan anggota, pendamping memberikan

pengetahuan dengan berbagai media dan metode dan juga pendamping

harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan materi dengan baik

dan jelas agar anggota kelompok tidak bosan dan mudah menerima serta

menangkap materi apa saja yang diberikan. Salah satu metode yang

digunakan yaitu dengan cara demonstrasi praktik langsung karena

menurut pendamping cara ini lebih mudah diserap oleh para anggota

kelompok.

4. Dalam upaya meningkatkan keterampilan perempuan atau anggota

kelompok, pendamping selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk

anggota agar mereka berkeinginan dalam mengikuti kegiatan yang sudah

direncanakan. Pemberian keterampilan ini dimulai dengan pemberian

teori terlebih dahulu agar pada saat praktek mereka mengetahui apa yang

harus dilakukan. Setelah pemberian teori lalu mereka melakukan praktek

langsung untuk lebih mudah memahaminya, setelah praktek selesai maka

dilihat bagaimana hasil dari praktek tersebut, jika berhasil maka praktek

tersebut bisa dikembangkan dan dilanjutkan lagi untuk kedepannya.

5. Berdasarkan indikator pemberdayaan, Ibu Hj. Satimin yang awalnya

memulai usahanya secara individu, seiring berjalannya waktu beliau

mengajak para ibu rumah tangga untuk berpartisipasi dalam

memanfaatkan sumber daya yang ada untuk membuat perubahan sosial

Page 116: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

103

yang lebih baik. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka mendapat

pengakuan peningkatan kelas kelompok yang awalnya hanya kelompok

binaan, lalu meningkat menjadi kelompok kelas lanjut, dengan piagam

pengukuhan yang ditanda tangani oleh Camat. Meningkatnya rasa

percaya diri dalam memberikan materi di khalayak umum, lalu mampu

mengorganisasikan kelompoknya sebagai kader agar kegiatan bisa terus

berjalan. Atas prestasi yang diraih oleh kelompok, Ketua kelompok Ibu

Hj. Satimin dipercayai untuk menjadi ketua RW 02 dan menjadi

pemimpin di masyarakat.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini saran untuk pengurus Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka dan peneliti selanjutnya:

1. Dikarenakan lahan kebun kelompok bukanlah milik sendiri, melainkan

lahan yang tidak terpakai oleh pemiliknya dan belum adanya perjanjian

resmi sampai kapan batas waktu pemakaian lahan tersebut, maka

disarankan agar dilakukan perjanjian ulang dengan pemilik lahannya

secara resmi sehingga nantinya kelompok bisa mencari alternatif lain

untuk lahan yang digunakan ketika lahan yang sekarang akan dipakai oleh

pemiliknya.

2. Peneliti melihat dan mengamati bahwa struktur kepengurusan masih sama

sejak awal dibentuknya kelompok ini maka peneliti menyarankan kepada

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka agar merevitalisasi pengurus dan

melatih para anggota lainnya untuk mau menjadi kader agar menjaga

Page 117: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

104

keberlangsungan program serta memberikan kesempatan kepada anggota

lain untuk bisa berlatih mengemban tugas serta tanggung jawab.

3. Peneliti mengamati masih kurangnya partisipasi masyarakat khususnya

perempuan di RW 02 dalam kegiatan yang dilakukan Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka maka disarankan Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka bisa mensosialisasikan lagi adanya kelompok ini untuk

mengajak lebih banyak para perempuan yang ada di RW 02 agar kualitas

sumber daya manusia dan sumber daya alam di sekitarnya bisa

dikembangkan dan dimanfaatkan ke arah yang lebih baik lagi.

4. Peneliti menyarankan agar penyuluh bisa selalu memberikan kesempatan

dan akses kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menambah

ilmu pengetahuan serta pendapatan keluarga tidak hanya di dalam

kelompok namun juga dari berbagai pihak dari instansi luar.

5. Bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai

pemberdayaan kelompok tani, diharapkan dapat membahas mengenai

perilaku komunikasi penyuluh pertanian khususnya yang berhubungan

dengan keberhasilan penyuluhan kelompok tani serta membahas peran

serta Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini di dalam GAPOKTAN

(Gabungan kelompok tani) di Kecamatan Pesanggrahan.

Page 118: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

105

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat

Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2013.

Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penelitian FE-UI, 2002.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Pemberdayaan

Kelompok Tani dan GAPOKTAN. Departemen Pertanian, 2008.

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press, 2012.

Cahya, Darmawan Listya. Kajian Peran Pertanian Dalam Pembangunan

Perkotaan Berkelanjutan, 2014.

D, Moh Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993.

Departemen Pertanian. Pedoman Pembinaan Pemudatani–Nelayan dan Wanita

Tani-Nelayan. Jawa Barat, 1995.

Duvenger, Maurice. Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakidae. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2007.

Ghony , M. Djunaidi dan Almanshur, Fauzan. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT.

BUMI Aksara, 2013.

Hardiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Ife, Jim dan Tesoriero, Frank.Community Development:Alternatif

Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2008.

Luhulima, Achie S. Pengembangan Studi Wanita dan Pembangunan. Proyek

Studi Gender dan Pembangunan FISIP UI, 1991.

Makmur, Syarif. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas

Organisasi: Kajian Penyelenggara Pemerintah Desa. Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2008.

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Page 119: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

106

Midgley, James. Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan Dalam

Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam,

2005.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet, ke-13, 2000.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet. Ke-23, 2007.

Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi). Jakarta, UIN Jakarta Press: 2007.

Peraturan Menteri Pertanian nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman

Pembinaan Kelembagaan Petani. Departemen Pertanian, 2007.

Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011.

Salam, Syamsir. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah, 2008.

Slamet, Margono dan Sumarjo, Kelompok, Organisasi, dan Kepemimpinan.

Bogor: Sekolah Pasca Sarjana-IPB, 2002.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011.

Soetomo. Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2012.

Soetomo. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2006.

Soyomukti, Nuraini.Pengantar Filsafat Umum. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005.

Sumodiningrat, Gunawan. Pemberdayaan Sosial. Jakarta: PT. Kompas Media

Nusantara, 2007.

Susanto, A. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistimologis,

dan Aksiologis. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011.

Tim Pustaka Setia.Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Bandung: CV Pustaka Setia, 2001.

Page 120: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

107

SUMBER ELEKTRONIK

Al Qur’an Indonesia. “Surah Al-Rad (Ayat 11).” diakses pada 9 Oktober 2014

dari http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/13/10

Kusrini. “Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi.” diakses pada 8 Maret 2015 dari

http://books.google.co.id/books?id=MocuEV7C96YC&pg=PA23&f

Priyana, Nanang. “Kembali pada Khittah Pemberdayaan ekonomi,” diakses pada

1 Mei 2015 dari

http://www.p2kp.org/wartadetail.asp/mid=7280&catid=2&

“Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli,” diakses pada 19 April

2015 dari http://humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-daya-

manusia/

Ramadhan, Hasan. ”Kesetaraan Gender.” diakses pada 24 September 2014 dari

https://www.jurnalperempuan.org/kesetaraan-gender.html

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang. “Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian.”

Diakses pada 22 September 2014 dari

http://stppyogyakarta.ac.id/wpcontent/uploads/2011/11/IIP_0302_07_Suka

di.pdf

Susilo, Bambang. “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Tani Berbasis

Kelembagaan.” diakses pada 22 September 2014 darihttp://www.e-

jounal.stain-pekalongan.ac.id

Yaningwati, Fransisca dan Hadidjah, Siti. “Pemberdayaan SDM Perempuan Pada

Sektor Agribisnis.”Universitas Brawijaya, diakses pada 22 September

2014 dari

http://www.ejournalfia.ub.ac.id/index.php/profit/article/viewFile/221/271

Page 121: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 122: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Informan

Nama :

Usia :

Jabatan :

Tempat :

Pertanyaan Informan (Penyuluh/Pembina KWT Cempaka)

No. Pertanyaan Jawaban

A.

1.

2.

3.

4.

5.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka meningkatkan sumber daya pada

perempuan di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan?

Bagaimana Ibu meningkatkan kemampuan

daya fikir kepada anggota Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka?

Apakah Ibu memberikan pendidikan formal

ataupun nonformal kepada Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka?

Pendidikan apa saja yang diberikan?

Kapan pendidikan tersebut dilaksanakan?

Selain pendidikan, apakah Ibu menyediakan

sarana agar anggota Kelompok Wanita Tani

Page 123: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

(KWT) Cempaka mendapat jaminan

kesehatan?

B.

1.

2.

3.

4.

5.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka menyediakan kesempatan pada

perempuan di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan?

Bagaimana Ibu menyediakan kesempatan

kepada anggota agar mereka bisa

mengembangkan wawasan mapun potensi

dirinya?

Apakah Ibu menyediakan pembinaan teknis

manajemen dalam memulai usaha?

Apakah Ibu telah menyediakan perlindungan

usaha kepada anggota?

Apakah Ibu akan membuat inovasi terbaru

untuk meningkatkan nilai jual produk yang ada

saat ini?

Apakah Ibu menyediakan sarana dan prasarana

untuk anggota kelompok dalam berwirausaha?

C.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka meningkatkan pengetahuan pada

perempuan di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan?

Page 124: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

1.

2.

3.

4.

Pengetahuan apa yang Ibu berikan untuk

diketahui oleh anggota Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka?

Materi seperti apa yang Ibu berikan agar

pengetahuan anggota kelompok meningkat?

Siapa saja yang memberikan pengetahuan

kepada anggota Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka?

Metode apa yang Ibu gunakan agar

pengetahuan yang diberikan mudah dimengerti

dan dipahami oleh anggota Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka?

D.

1.

2.

3.

4.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka meningkatkan keterampilan pada

perempuan di RW 02 Kelurahan

Petukangan Selatan?

Sarana apa saja yang Ibu sediakan dalam

meningkatkan keterampilan anggota

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?

Keterampilan apa saja yang diberikan di dalam

KWT Cempaka ini?

Bagaimana keterampilan tersebut diberikan?

Apakah ada pelatihan terkait pemberian

keterampilan?

Page 125: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

5.

6.

Kapan pelatihan keterampilan ini diberikan

kepada anggota Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka?

Siapa saja yang memberikan pelatihan

keterampilan kepada anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka?

Page 126: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Informan

Nama :

Usia :

Jabatan :

Tempat :

Pertanyaan Informan (Anggota KWT Cempaka)

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang Ibu ketahui tentang KWT Cempaka?

2.

Bagaimana awal mula Ibu bergabung dengan

KWT Cempaka?

3. Sudah berapa lama Ibu ikut berpartisipasi

dalam KWT Cempaka?

4. Kegiatan apa saja yang Ibu dapatkan di dalam

KWT Cempaka?

5. Apakah Ibu mendapatkan pendidikan formal

maupun nonformal dari penyuluh/pembina?

6. Pendidikan apa saja yang Ibu dapatkan di

dalam KWT Cempaka?

7. Apakah Ibu juga mendapatkan sarana jaminan

kesehatan?

8. Bagaimana KWT Cempaka menyediakan

kesempatan kepada Ibu untuk

mengembangkan wawasan maupun potensi di

dalam diri Ibu?

Page 127: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

9. Apa yang Ibu dapatkan dari pengembangan

wawasan yang telah diberikan oleh KWT

Cempaka?

10 Apakah Ibu mendapat pembinanan teknis

manajemen dalam memulai usaha?

11. Apakah Ibu mendapatkan perlindungan usaha?

12. Apakah Ibu mendapatkan tempat untuk

berwirausaha?

13. Apakah penyuluh / pembina memberikan

pengetahuan kepada Ibu?

14. Apakah Ibu memahami tentang pengetahuan

yang telah diberikan?

15. Setelah mendapat pengetahuan atau ilmu, apa

yang Ibu lakukan selanjutnya?

16. Sarana apa saja yang Ibu dapatkan dalam

pemberian keterampilan?

17. Keterampilan apa saja yang sudah Ibu dapat?

18. Kapan kegiatan keterampilan tersebut

dilaksanakan?

19. Siapa saja yang memberikan pelatihan

keterampilan?

20. Menurut Ibu apakah ada peningkatan

pengetahuan dan keterampilan selama

berpartisipasi dalam KWT Cempaka ini?

Page 128: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Informan

Nama :

Usia :

Jabatan :

Tempat :

Pertanyaan Informan (Pengurus KWT Cempaka)

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sejarah berdirinya

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka?

2.

Siapa yang memiliki ide untuk

mendirikan KWT Cempaka?

3. Mengapa memilih untuk mendirikan

KWT Cempaka?

4. Mengapa dinamakan KWT Cempaka?

5. Bagaimana Ibu mensosialisasikan

KWT Cempaka kepada masyarakat?

6. Apa visi dan misi dari KWT

Cempaka?

7. Apa tujuan dibentuknya KWT

Cempaka?

8. Apakah ada penjalinan relasi dengan

pihak luar?

9. Berapa jumlah anggota yang

berpartispasi di dalam KWT Cempaka

dari awal terbentuk hingga sekarang?

Page 129: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

10. Produk apa saja yang diproduksi oleh

KWT Cempaka?

Page 130: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

TRANSKIP WAWANCARA

Identitas Informan

Nama : Ibu Sri Suryati

Usia : 36 tahun

Jabatan : Penyuluh

Tempat : Kebun KWT Cempaka

Pertanyaan Informan (Penyuluh/Pembina KWT Cempaka)

No. Pertanyaan Jawaban

A.

1.

2.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka meningkatkan

sumber daya perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan?

Bagaimana Ibu meningkatkan

kemampuan daya fikir kepada anggota

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka?

Apakah Ibu memberikan pendidikan

formal ataupun nonformal kepada

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka?

Kalau dari penyuluh, ya kita

mengadakan pembinaan rutin, ya

intinya sih secara continue dan kasih

semangat dan motivasi lah.

Karena kan penyuluh itu tugasnya

mengubah perilaku, sebagai motivator,

jadi kita melakukan pembinaan yang

berkelanjutan aja, awalnya kan kita

menggali potensi yang ada lalu kita

mengembangkan potensi yang ada di

dalam dirinya.

Kegiatan kita juga salah satunya

membantu agar mereka bisa

mengembangkan kemampuan berfikir

dalam melihat kebutuhan, masalah

yang dhadapi serta pemecahan

masalahnya tersebut, dengan begitu

kita bisa membuat mereka menjadi

lebih mandiri.

Disini kita memberikan pendidikannya

non-formal.

Page 131: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

3.

4.

5.

Pendidikan apa saja yang diberikan?

Kapan pendidikan tersebut

dilaksanakan?

Selain pendidikan, apakah Ibu

menyediakan sarana agar anggota

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka mendapat jaminan kesehatan?

Emm macam-macam, mulai dari

keterampilan, keterampilan juga

macam-macam kan ya, dari

keterampilan memilih benih yang

bagus, memilih pupuk yang baik,

keterampilan pengolahan hasil pasca

panen menjadi suatu produk makanan

dan minuman yang ditujukan agar bisa

meningkatkan nilai jual dan

pendapatan para anggota dan juga

disini ada tuh pelatihan keterampilan

membuat kerajinan tangan tapi yang

memberikan pelatihan tersebut bukan

dari penyuluh pertanian dan

peternakan. Biasanya ketua kelompok

bermusyawarah untuk menghadirkan

pelatih dari luar untuk mengajarkan

mengenai hal tersebut.

Disini kan biasanya pertemuan

sebulan sekali ya rutinnya tapi kita ada

kegiatan anjangsana itu insidentil kalo

ada kebutuhan diperluin kita dateng.

Kalau dalam meningkatkan sumber

daya selain dari tingkat pendidikan

ya, tapi juga dari faktor kesehatan, nah

kami selaku penyuluh juga berusaha

mengajarkan kepada perempuan disini

khususnya ibu-ibu anggota untuk

mengkonsumsi makanan yang sesuai

dengan kategori B2SA (beragam,

bergizi, seimbang, dan aman).

Contohnya membuat kami

mengajarkan ibu-ibu membuat mie,

tapi bukan seperti mie biasa karena

bahan-bahan yang digunakan bisa

menggunakan sayuran hijau seperti

sawi dan bayam. Penyuluhan ini

bertujuan agar konsumsi sayuran dan

buah meningkat, makanan yang

dimakan juga sangat dijamin sehat

karena diolah sendiri dengan bahan

dan cara yang aman.

Page 132: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

B.

1.

2.

3.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka menyediakan

kesempatan perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan?

Bagaimana Ibu menyediakan

kesempatan kepada anggota agar

mereka bisa mengembangkan wawasan

mapun potensi dirinya?

Apakah Ibu menyediakan pembinaan

teknis manajemen dalam memulai

usaha?

Apakah Ibu telah menyediakan

perlindungan usaha kepada anggota?

Emmm.. biasanya gini kita lewat

kegiatan lain, misalnya dia sudah

mempunyai kemampuan bikin kue

kering dari olahan hasil panen, lalu

kita meningkatkan kemampuan dia

juga dengan mengajak dia ikut

pelatihan. Mau itu pelatihan yang

diadakan oleh instansi kita maupun

dari luar, biasanya di lembang, kita

kerjasama dengan kementrian

pertanian juga dengan menjalin relasi

dengan kelompok lain, agar mereka

belajar juga dari kelompok tersebut

misalnya kelompok lain usahanya

sudah bagus, nah ayo kita ajak mereka

kesana jadi kita melakukan studi

banding lah gitu secara bergantian.

Seperti contohnya lagi kita pernah

studi banding ke Cilangkap untuk

masalah hidroponik.

Iyah menyediakan, jadi mereka

awalnya itu kalo kita bikin kelompok

jadi diajarkan tentang POAC

(Planning, Organizing, Actuating, and

Controlling), lalu kami ajarkan

bagaimana dinamika kelompok tani,

bagaimana dia membentuk kelompok,

gimana mereka menyatukan tujuan,

kan kelompok itu mereka yang

mempunya tujuan yang sama. Terus

disitu kita ngajarin bagaimana

menejemen usahanya, bagaimana

mereka memanage anggotanya.

Perlindungan usaha sih belum ada yah.

Tapi kelompok sudah punya surat

sertifikasi tentang halal, kelayakan

usaha, dan lain lainnya.

Page 133: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

4.

5.

Apakah Ibu akan membuat inovasi

terbaru untuk meningkatkan nilai jual

produk yang ada saat ini?

Apakah Ibu menyediakan sarana dan

prasarana untuk anggota kelompok

dalam berwirausaha?

Iyah, kita sih udah sempet bikin apa

sih.. emmm pengembangan seperti

kemarin itu kita bikin inovasi olahan

ubi, kalau biasanya bapao yang dijual

biasa aja kan, jadi kita bikin inovasi

baru bkin bapao dari ubi jalar, tepung

singkong gitu jadi nilai jualnya lebih

baik dan punya nilai tambah.

Kalo nyediain sarana prasarana

mungkin ngga ya, tapi kadang-kadang

ada kegiatan yang ada sisi bantuannya,

seperti contoh kemarin ada pelatihan

yang bantuannya bisa dapat vacuum

drying alat untuk peras jahe ya kaya

gitulah.

C.

1.

2.

3.

4.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka meningkatkan

pengetahuan perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan?

Pengetahuan apa yang Ibu berikan

untuk diketahui oleh anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka?

Materi seperti apa yang Ibu berikan agar

pengetahuan anggota kelompok

meningkat?

Siapa saja yang memberikan

pengetahuan kepada anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka?

Metode apa yang Ibu gunakan agar

pengetahuan yang diberikan mudah

dimengerti dan dipahami oleh anggota

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka?

Pengetahuan yang berhubungan

dengan pertanian dan peternakan,

emm.. budidaya, olahan hasil,

pengemasan sampai pemasaran.

Materi banyak, terutama teknologi ya,

mungkin kalau cuman mengolah-olah

aja mereka bisa tapi kita sisipkan dari

sisi tekhnologinya bagaimana juga

mereka menerapkan pengolahan yang

baik dan benar, gnp nya, asapnya, jadi

kita kasih ke mereka semua.

Selama ini sih kita yang rutinitas

penyuluh tapi kan mereka juga ada

pelatihan-pelatihan dari dinas dan

orang yang ahli dibidang lainnya.

Demonstrasi cara dan praktek, itu kan

yang paling mereka bisa tangkap,

kalau kita cuman ngomong orang

bosen, jadi langsung praktek aja.

Page 134: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

D.

1.

2.

3.

4.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka meningkatkan

keterampilan perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan?

Sarana apa saja yang Ibu sediakan

dalam meningkatkan keterampilan

anggota Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka?

Keterampilan apa saja yang diberikan?

Bagaimana keterampilan tersebut

diberikan?

Apakah ada pelatihan terkait pemberian

keterampilan?

Kalau sarana yang disediakan sih

paling hanya materi yah, seperti hand

out gitu, kalau bahan-bahan

pembuatan olahan makanan kadang

kita sediakan juga tapi jika ada yang

kurang kelompok menyediakan sendiri

bahannya.

Selain pengolahan hasil ya kita

berikan keterampilan budidaya, kita

sih sebatas pertanian dan peternakan

aja, selain itu keterampilan kerajinan

tangan atau daur ulang sampah itu

diberikan bukan dari penyuluh tapi

dari luar yang bidangnya lebih

memahami.

Keterampilan ini diberikan awalnya

dengan pemberian teori dulu supaya

kita tahu apa yang mau kita kerjakan,

setelah teori kita ke praktek dimana

kita langsung mencontohkan,

mendemonstrasikan bagaimana teori

tersebut, contohnya pada pengolahan

hasil pasca panen membuat makanan.

setelah praktek selesai baru lihat

bagaimana hasil prakteknya. Jika

dirasa prakteknya berhasil, lalu

keterampilan ini bisa dilanjutkan lagi

dan ditingkatkan lagi. Jika tidak

berhasil maka selanjutnya kita coba

lagi dan cari tahu kenapa bisa tidak

berhasil. Tapi pada saat ini sih

biasanya langsung berhasil paling

kalau kurang ya dikit-dikit.

Kita pernah mengadakan pelatihan

kaya waktu itu pengembangan bahan

pangan lokal, kita pake ubi jalar, jadi

Page 135: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

5.

6.

Kapan pelatihan keterampilan ini

diberikan kepada anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka?

Siapa saja yang memberikan pelatihan

keterampilan kepada anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka?

kita bikin bapao, donat gitu.

Kalau masalah pelatihan keterampilan

kan lewat pembinaan rutin itu ya

sebulan sekali, Cuma kadang suka ada

kegiatan dari sudin gitu bisa setahun

sekali atau di gapoktan (gabungan

kelompok tani) kita juga bisa sebulan

sekali

Selama ini penyuluh pertanian dan

peternakan yang memberikan

keterampilan tersebut selain itu juga

ada instansi dari luar yang

memberikan materi keterampilan

lainnya.

Page 136: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

TRANSKIP WAWANCARA

Identitas Informan

Nama : Bapak Ghausal Akbar

Usia : 31 tahun

Jabatan : Penyuluh

Tempat : Kebun KWT Cempaka

Pertanyaan Informan (Penyuluh/Pembina KWT Cempaka)

No. Pertanyaan Jawaban

A.

1.

2.

3.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka meningkatkan

sumber daya perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan?

Bagaimana Bapak meningkatkan

kemampuan daya fikir kepada anggota

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka?

Apakah Bapak memberikan pendidikan

formal ataupun nonformal kepada

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka?

Pendidikan apa saja yang diberikan?

Dengan cara mengadakan penyuluhan-

penyuluhan tentang agribisnis dari

penanaman sampai pengolahan hasil

produksi pertanian secara luas selain

itu penyuluhan ini bersifat pembinaan

yang rutin dilakukan dalam pertemuan

kelompok. Tujuannya agar para

kualitas sumber daya para anggota

disini meningkat, kemampuan

berfikirnya meningkat, serta mereka

sendiri mengetahui potensi yang ada di

dirinya lalu mengembangkan potensi

tersebut agar bisa bermanfaat bukan

hanya untuk dirinya sendiri, tepai juga

untuk kelompok dan masyarakat

sekitar.

Iya hanya memberikan pendidikan

yang bersifat non-formal.

Budidaya tanaman mulai dari

pengolahan lahan, pembibitan,

penanaman, pemupukan, pengendalian

Page 137: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

4.

5.

Kapan pendidikan tersebut

dilaksanakan?

Selain pendidikan, apakah Bapak

menyediakan sarana agar anggota

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka mendapat jaminan kesehatan?

organisme pengganggu tanaman,

panen dan cara panen, pengolahan

hasil, dan pemasaran.

Dibidang olahan hasil mulai dari

penentuan waktu panen, cara dan

waktu panen, kemudian seleksi

grading pengepakan, pengangkutan,

penyimpanan, pemasaran.

Kegiatannya dilaksanakan setiap bulan

sekali pada pertemuan kelompok.

Ngga, kalo untuk sarana jaminan

kesehatan sih kita tidak memberikan,

kalo penyuluhan dari kita kan

sebenernya lebih fokus ke

pemberdayaan di bidang pertanian,

tapi anggota kelompok ini pernah juga

diberikan tentang penyuluhan

kesehatan karena kelompok tani

cempaka ini juga kita kerjasama dan

bersinergi juga dengan kegiatan lain,

contohnya dari PKK dan PLKB.

B.

1.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka menyediakan

kesempatan perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan?

Bagaimana Bapak menyediakan

kesempatan kepada anggota agar

mereka bisa mengembangkan wawasan

mapun potensi dirinya?

Dengan mempersilahkan kepada

masyarakat khususnya perempuan

yang ada di RW 02 untuk mau

bergabung dengan KWT ini dan jika

yang sudah bergabung kita tingkatkan

lagi rasa kemauan dalam dirinya,

sebagi contohnya perangsang agar

mereka mau memanfaatkan

pekarangan, kita berikan bantuan

berupa bibit-bibit kemudian sarana

produksi agar mereka bisa

menerapkan masing-masing untuk

menanam sayur-sayuran maupun buah

di pekarangan rumahnya.

Selain itu juga, setiap ada informasi

dari dinas, kementan atau dari balai

pengkajian teknologi pertanian itu kita

selalu mengikutsertakan, setiap ada

Page 138: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

2.

3.

4.

Apakah Bapak Anda menyediakan

pembinaan teknis manajemen dalam

memulai usaha?

Apakah Bapak telah menyediakan

perlindungan usaha kepada anggota?

Apakah Bapak akan membuat inovasi

terbaru untuk meningkatkan nilai jual

produk yang ada saat ini?

peluang untuk mengikuti pelatihan

ataupun seminar-seminar selalu kita

sampaikan kepada kelompok.

Kemudian disitu ketua kelompoknya

membagi atau memberikan

kesempatan kepada anggota yang

belum pernah mengikuti, jadi secara

bergantian, masing-masing anggota

kelompok itu akan mendapat

kesempatan tersendiri.

Iyah.. iyah.. apalagi anggota kelompok

yang sudah memulai usaha sendiri,

jadi kita berikan istilahnya itu analisa

usahanya gitu.

Mananejemen usahanya itu mulai dari

analisa ekonominya sampai gambaran

istulahnya keuntungan, kiat-kiat

pemasaran, kemudian apa itu.. emmm,

bagaimana cara meningkatkan nilai

jual, seumpama dengan cara perbaikan

kemasan misalnya selama ini mereka

hanya menggunakan plastik secara

sederhana, ya kita berusaha untuk

memberitahu bagaimana membuat

kemasan yang menarik ditambah juga

dengan memberikan label kemasannya

seperti itu.

Kalau dari penyuluh tidak ada

perlindungan usaha yang diberikan,

namun kami sebagai penyuluh

menganjurkan kepada mereka untuk

membuat sertifikat halal dan lainnya.

rata-rata kelompok ini sudah membuat

sertifikatnya.

Seperti misalnya setiap produk sudah

diurus sertifikat dari sudinkes (suku

dinas kesehatan) juga bahkan dari

MUI untuk label halalnya yang selalu

diperbaharui.

Ya sementara ini yaitu tadi dengan

cara seperti perbaikan kemasan,

kemudian selalu menganjurkan untuk

Page 139: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

5.

Apakah Bapak menyediakan sarana dan

prasarana untuk anggota kelompok

dalam berwirausaha?

mengikuti bazar atau promosi dan

event lainnya dalam rangka

memperkenalkan produksinya.

Emm.. itu secara langsung tidak tapi

kita selalu memberikan apa manakala

baik itu ada informasi dari instansi

bukan hanya terbatas dari pertanian

tapi umpama dari perindustrian,

perdagangan, kemudian dari koperasi

kita selalu apa ya.. berkoordinasi

untuk membantu mereka dalam usaha

mereka.

C.

1.

2.

3.

4.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka meningkatkan

pengetahuan perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan?

Pengetahuan apa yang Bapak berikan

untuk diketahui oleh anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka?

Materi seperti apa yang Bapak berikan

agar pengetahuan anggota kelompok

meningkat?

Siapa saja yang memberikan

pengetahuan kepada anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka?

Metode apa yang Bapak gunakan agar

pengetahuan yang diberikan mudah

dimengerti dan dipahami oleh anggota

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka?

Disamping budidaya pertanian dalam

arti luas, kemudian olahan hasil

pertanian itu, dan menejemen

usahanya juga.

Ya kalau dari budidaya ya mulai dari

persiapan, pemilihan benih,

pemupukan, penyiraman, cara panen,

menentukan waktu yang tepat saat

panen, dan utamanya dalam produksi

pengolahan hasil pasca panen ya

Selain penyuluh disitu juga ada kasi

(kepala seksi pertanian, ada juga dari

POPT (pengamat organisme

pengganggu tumbuhan) selain itu juga

ada pemateri dari luar untuk bidang

keterampilan daur ulang sampah

menjadi kerajinan tangan.

Mereka lebih cenderung kalau

langsung praktek dilapangan,

demonstrasi cara gitu kemudian

membuat petak percontohan gitu

Page 140: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

D.

1.

2.

3.

4.

5.

Bagaimana Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka meningkatkan

keterampilan perempuan di RW 02

Kelurahan Petukangan Selatan?

Sarana apa saja yang Bapak sediakan

dalam meningkatkan keterampilan

anggota Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka?

Keterampilan apa saja yang diberikan?

Bagaimana keterampilan tersebut

diberikan?

Apakah ada pelatihan terkait pemberian

keterampilan?

Kapan pelatihan keterampilan ini

diberikan kepada anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka?

Pertama tentunya kita memotivasi

mereka agar mereka mau kemudian

mampu dalam menerapkan apa yang

dianjurkan penyuluh.

Kalau sarana itu biasanya swadaya

sifatnya, kalau umpama mau praktek

gitu kan membuat olahan, maka dari

kelompok itulah yang menyediakan

bahan-bahannya, namun terkadang

juga kami sebagai penyuluh

menyediakan juga. Kemudian jika

sifatnya bantuan dari pemerintah

sendiri ada, tapi tidak ditentukan

waktunya satu tahun sekali. Seperti

peralatan masak-memasak gitu ada

bantuan semacam itu tapi tidak rutin.

Ya keterampilan dalam bercocok

tanam, pengolahan hasil, dan juga ada

keterampilan daur ulang sampah.

Keterampilan itu diberikan saat

praktek, karena lebih mudah untuk

mencontohkannya seperti pemilihan

bibit unggul, lalu pada saat

keterampilan dalam pengolahan hasil

pasca panen itu kita ajarkan

keterampilan untuk membuat produk

makanan yang bervariasi seperti donat

ubi, donat kentang, puding sayuran,

dan lain-lainnya.

Kalau pelatihan rutin sih tidak, namun

secara berkala ada.

Hampir setiap pertemuan kelompok

yang diadakan sebulan sekali minimal

itu selalu ada dengan materi baru.

Page 141: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

6.

Siapa saja yang memberikan pelatihan

keterampilan kepada anggota Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka?

Banyak dari penyuluhan pertanian,

peternakan, perindustrian, koperasi

dan dari instansi lainnya.

Page 142: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

TRANSKIP WAWANCARA

Identitas Informan

Nama : Ibu Yanizar

Usia : 53 tahun

Jabatan : Anggota

Tempat : Kebun Kelompok

Pertanyaan Informan (Anggota KWT Cempaka)

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang Ibu ketahui tentang KWT

Cempaka?

Kelompok wanita tani cempaka

merupakan kelompok atau komunitas

yang didalamnya menyediakan wadah

untuk kita khususnya kaum

perempuan nih ibu-ibu rumah tangga

di RW 02 bisa dapet penyuluhan serta

pembinaan mengenai pertanian,

pelatian, dan pengolahan hasil pasca

panen.

2.

Bagaimana awal mula bergabung

dengan KWT Cempaka?

Awal mulanya saya masuk PKK, dan

saya kan sebagai guru di PAUD juga

terus saya mulai bergabung dengan

KWT Cempaka dan sekarang menjadi

kader.

3. Sudah berapa lama Ibu ikut

berpartisipasi dalam KWT Cempaka?

Saya ini ikut partisipasi dalam KWT

Cempaka kurang lebih sudah 3 tahun

mbak.

4. Kegiatan apa saja yang Ibu dapatkan di

dalam KWT Cempaka?

Waah.. kegiatannya lumayan banyak

mbak, salah satunya itu membuat

olahan hasil pasca panen menjadi

produk makanan dan minuman.

5. Apakah Ibu mendapatkan pendidikan

formal maupun nonformal dari

penyuluh/pembina?

Iya dong.. disini dapat pendidikannya

non-formal karena yang kita dapatkan

itu seperti penyuluhan¸ pendidikan dan

pelatihan jadi bukan pendidikan

Page 143: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

formal kaya di sekolah gitu mbak.

6. Pendidikan apa saja yang Ibu dapatkan

di dalam KWT Cempaka?

Pendidikan yang didapat itu

diantaranya mulai dari mengolah

tanaman dari benih dan bibit, cara

menanam, pemupukan, panen,

pengolahan hasil panen dan juga kita

diberikan pendidikan menjadi

orangtua yang baik untuk anak-anak

kita.

7. Apakah Ibu juga mendapatkan sarana

jaminan kesehatan?

Kalo untuk jaminan kesehatan sih

disini kita gak dapet ya mbak, jadi

kalo jaminan kesehatan sih urusan

masing-masing. Tapi kalo penyuluhan

tentang kesehatan disini pernah

diadakan.

8. Bagaimana KWT Cempaka

menyediakan kesempatan kepada Ibu

untuk mengembangkan wawasan

maupun potensi di dalam diri Anda ?

Kita diberikan kesempatan untuk ikut

dan pelatihan dari luar, ya memang

gak langsung semuanya jadi ganti-

gantian mbak, setelah kita dapat

pelatihan tersebut kita diberi

kesempatan juga untuk berbagi sama

anggota yang lain pada saat pertemuan

kelompok jadinya semua anggota tau

juga apa yang kita dapat dari hasil

pendidikan dan pelatihan itu.

9. Apa yang Ibu dapatkan dari

pengembangan wawasan yang telah

diberikan oleh KWT Cempaka?

Banyak juga ya mbak wawasan kita

semakin luas, kita dapat banyak

pengetahuan mengenai usaha, olahan

produk dan juga pastinya cara

bercocok tanam.

10 Apakah Ibu mendapat pembinanan

teknis manajemen dalam memulai

usaha?

Iya, pernah kita dapat itu materi

tentang gimana memulai usaha,

dikasih tau tuh teknisnya bagaimana

mengolah usaha, produksi, sampai

pemasarannya.

11. Apakah Ibu mendapatkan perlindungan

usaha?

Perlindungan usaha sih ngga ada

mbak.

12. Apakah Ibu mendapatkan tempat untuk

berwirausaha?

Iya mbak, kita dapat tempat untuk

berwirausaha. Ketika ada bazar atau

event yang diadakan dari sudin

pertanian, kita disediakan tempat

Page 144: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

untuk berwirausaha.

13. Apakah penyuluh/pembina memberikan

pengetahuan kepada Ibu?

Iya mbak kami ini diberikan banyak

pengetahuan.

14. Apakah Ibu memahami tentang

pengetahuan yang telah diberikan?

Insya allah memahami apa yang sudah

diberikan.

15. Setelah mendapat pengetahuan atau

ilmu, apa yang Ibu lakukan selanjutnya?

Setelah dapat pengetahuan, tentunya

kita terapkan lagi dalam kehidupan

sehari-hari misalnya kita dapat

pengetahun bagaimana cara untuk

menanam cabe, nah selanjutnya kita

terapkan dirumah, nah jadi nanti ilmu

yang sudah didapat ngga cepat lupa

lagi. Gitu mbak..

16. Sarana apa saja yang Ibu dapatkan

dalam pemberian keterampilan?

Sarana yang di dapat ya lumayan ada

mbak, kalo ita mau belajar

keterampilan membuat kue atau

olahan hasil panen ya bahannya

disediakan, kita juga pernah mendapat

bantuan sarana seperti alat-alat untuk

produksi.

17. Keterampilan apa saja yang sudah

didapat?

Keterampilan yang sudah di dapat itu

mengolah hasil-hasil panen, misalnya

wortel setelah dioleh dengan nanas

bisa menjadi minuman sari wornas

yaitu minuman yang terbuat dari

wortel dan nanas. Ada juga olahan dari

kangkung dibuat menjadi puding

kangkung. Jahe kita buat jadi instan

jahe. Selain itu kita juga diberikan

keterampilan kejaninan tangan, seperti

mengolah koran bekas menjadi tempat

tisu dan nampan.

18. Kapan kegiatan keterampilan tersebut

dilaksanakan?

Keterampilan ini biasanya sih

dilaksanakan ketika kita pertemuan

kelompok satu bulan sekali, tapi

terkadang jika ada waktu luang kita

tidak menunggu pas pertemuan baru

kegiatan ini dilaksanakan.

19. Siapa saja yang memberikan pelatihan

keterampilan?

Yang memberikan keterampilan ini

yaitu penyuluh dan juga kadang kita

Page 145: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

suka panggil orang dari luar yang bisa

mengajarkan kita keterampilan-

keterampilan lain untuk diajarkan ke

kita.

20. Menurut Ibu, apakah ada peningkatan

pengetahuan, keterampilan, serta

pendapatan selama berpartisipasi dalam

KWT Cempaka ini?

Meningkat sekali ya mbak, dari mulai

kita tidak tau sekarang setelah ikut di

dalam KWT Cempaka ini menjadi

banyak taunya dan dengan ikut

berpartisipai sangat banyak

manfaatnya saya juga bisa nambah

penghasilan keluarga,

Page 146: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

TRANSKIP WAWANCARA

Identitas Informan

Nama : Ibu Sugiarti

Usia : 53 tahun

Jabatan : Anggota

Tempat : Kebun KWT Cempaka

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang Anda ketahui tentang KWT

Cempaka?

KWT cempaka ini tempat kita untuk

meningkatkan produksi dan untuk

mengembangkan pertanian yang mana

kita tuh harus tahu, sebenernya kita

nggak tahu tapi kita belajar supaya

KWT ini bisa maju dan kita

anggotanya bisa lebih maju untuk

mengembangkan pengetahuan kita

yang lebih baik lagi.

Kan disini KWT ini wadahnya ibu-ibu

untuk belajar bagaimana produksi,

mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan kita lah untuk bisa

meningkatkan pendapatan juga.

2.

Bagaimana awal mula bergabung

dengan KWT Cempaka?

Sebenernya saya ngga tahu apa-apa,

saya tuh aslinya dari kampung dan

untuk hal-hal seperti ini buta

sekali.dan untuk bergabung ini saya

pikir dari pada saya diam dirumah,

mendingan saya ikut gabung

kelompok ini, dan salah satunya

memotivasi kita untuk ingin tahu lebih

banyak hal-hal yang tadinya tidak

tahu jadi tahu.

3. Sudah berapa lama Anda ikut

berpartisipasi dalam KWT Cempaka?

Eee.. Kalo saya kurang lebih tiga

tahun, termasuk baru sih karena belum

lama seperti yang lainnya mbak.

4. Kegiatan apa saja yang Anda dapatkan

di dalam KWT Cempaka?

eemm.. kalo itu banyak juga ya

kegiatannya disini banyak ilmu yang

bisa di dapat. Seperti penyuluhan

Page 147: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

pertanian, kesehatan, dapet

keterampilan buat kerajinan tangan,

produksi dan pengelolaan selalu di

praktekkan disini. Utamanya kita

produksi bir pletok terus ubi, pokonya

kita produks hasil pasca panen.

5. Apakah Anda mendapatkan pendidikan

formal maupun nonformal dari

penyuluh/pembina?

Oh itu iya kita dapet pengetahuan non-

formal aja itu mbak.

6. Pendidikan apa saja yang Anda

dapatkan di dalam KWT Cempaka?

Banyak yah mbak, cara tanam

menanam, cara memanen, cara

produksi, bagaimana memasarkan

hasil produk, wah banyak lagi deh

mbak.

7. Apakah Anda juga mendapatkan sarana

jaminan kesehatan?

Emmm sejauh ini saya belum tahu

mbak, sepertinya nggak ada. Cuman

penyuluhan tentang KB, sama

kesehatan yang lain gitu mbak.

8. Bagaimana KWT Cempaka

menyediakan kesempatan kepada Anda

untuk mengembangkan wawasan

maupun potensi di dalam diri Anda ?

Yang jelas kalo untuk

mengembangkan jelas ada ya,

kesempatan yang dikasih ke kita itu

misalnya diluar ada pelatihan atau

praktek apa beberapa orang dikirim

kesana untuk ikut kegiatan tersebut,

Kaya kemarin juga dikecamatan ada

pemberian praktek kue egg roll itu

kebetulan saya yang dikirim kesana.

Jadi ganti-gantian kita dikirim untuk

ikut kegiatan itu.

Terus juga setelah kita ikut pelatihan

atau praktek tersebut kita diberikan

kesempatan juga untuk bagi informasi

yang sudah di dapat dari praktek ke

anggota yang lain kalo kita ada

pertemuan seperti ini.

Tapi ya namanya ngga biasa ngomong

di depan umum ya walaupun itu juga

temen-temen sendiri ya ada rasa

kurang PD mbak nanti akut salah

ngomong atau dibilangnya sok tahu

gitu.

9. Apa yang anda dapatkan dari

pengembangan wawasan yang telah

diberikan oleh KWT Cempaka?

Eehhh.. itu yang tadinya saya tidak

tahu setelah diberi kesempatan untuk

hadir dalam pelatihan jadi kita tahu,

Page 148: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

dan juga belajar untuk bicara depan

orang banyak juga sih.

10 Apakah Anda mendapat pembinanan

teknis manajemen dalam memulai

usaha?

Oh iya mbak suda pernah dikasih

penyuluhan juga tentang teknis

manajemen dalam usaha gitu..

11. Apakah Anda mendapatkan

perlindungan usaha?

Kalo disini kan memang anggotanya

rata-rata memiliki usaha sendiri, kalau

perlindungan usaha ya ngga ada jadi

itu mah masing-masing. Kalo

dikelompok ini perlindungan usahanya

apa ya.. eeem paling sih itu mbak kita

udah punya sertifikat kelayakan usaha.

Jadi kita dalam usaha produksi ini

tidak main-main.

12. Apakah Anda mendapatkan tempat

untuk berwirausaha?

Kalo tempat kita tidak dapat ya mbak.

Paling tuh kalo ada bazar dari

kecamatan, atau event gitu kita suka

disediakan untuk mengisi tempatnya

untuk berwirausaha tapi kalo untuk

tempat yang tetap ya belum ada.

13. Apakah penyuluh/pembina memberikan

pengetahuan kepada Anda?

Oh ya jelas.. penyuluhan itu pasti ada

pengetahuannya sedikit demi sedikit

kita dikasih pengetahuan pada saat

pertemuan rutin dan juga kalau ada

penyuluhan lain diluar pertemuan rutin

pasti dikasih mbak.

14. Apakah Anda memahami tentang

pengetahuan yang telah diberikan?

Ya sedikit demi sedikit insyaAllah

saya memahami semua pengetahuan

yang sudah diberikan.

Lagi juga gini mbak, disni ibu-ibunya

kalo lagi ngobrol masalah kelompok

kan suka bahas kegiatan sebelumnya

tuh ya, jadi kalo kita lupa terus ada

yang ingetin lagi jadi kita keingetan

lagi apa yang sudah diberikan.

15. Setelah mendapat pengetahuan atau

ilmu, apa yang Anda lakukan

selanjutnya?

Ya kalo saya itu susahnya gini mbak,

disini kan penyuluhan tentang

pengetahuan pertanian, tanaman,

produksi, olahan, pemasaran itu kan

sudah baik untuk dikembangkan tapi

ya memang dari sayanya sendiri belum

niat untuk mulai usaha sendiri, jadi

Page 149: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

saya itu ikutin kegiatan di kelompok

aja, misalnya dikasih keterampilan

untuk buat kue kering, nah pas lebaran

kelompok ini coba produksi yang

sudah dipelajari untuk dipasarkan ya

saya ikutin gitu mbak..

16. Sarana apa saja yang Anda dapatkan

dalam pemberian keterampilan?

Sarana disini tuh keterampilannya

seperti segala sesuatu sudah disiapkan

disini tapi misalnya ada kekurangan

bahannya atau apa ya kita harus

nyiapin sendiri tapi itu sih jarang

karena sering kali itu sudah tersedia

disini seperti alat-alatnya juga sudah

diberikan dikelompok.

17. Keterampilan apa saja yang sudah

didapat?

Ya keterampilannya itu sih praktek

mbak. Keterampilannya disini kaya

kerajinan tangan, kita juga bisa daur

ulang sampah dibikin kerajinan yang

bida meningkatkan nilai jual, dan

keterampilan masak juga mbak.

18. Kapan kegiatan keterampilan tersebut

dilaksanakan?

Itu sering mbak tapi tidak setiap bulan

sekali, jadi gantian misalnya ulan ini

penyuluhan tentang KB, bulan

berikutnya tentang teori apa gitu, lalu

bulan berikutnya lagi keterampilan

gitu, jadi setiap bulan kegiatannya

bergilir gantian gitu.

19. Siapa saja yang memberikan pelatihan

keterampilan?

Kalo disini yang ngash pelatihan

keterampilan ya dari penyuluh

pertanian, itu seperti mbak Isur, pak

Ghausal, tapi terkadang juga kita

hadirkan orang dari luar yang

menguasai bidangnya.

20. Menurut Ibu, apakah ada peningkatan

pengetahuan, keterampilan, serta

pendapatan selama berpartisipasi dalam

KWT Cempaka ini?

Alhamdulillah seperti yang sudah

saya bilang mbak, yang tadinya saya

tidak tahu setalah ikut kelompok ini

sedikit demi sedikit ya saya jadi tahu.

Sebelum ikut kelompok ini saya gak

ada usaha mbak, setelah ikut

kelompok ini kan banyak pelajaran

buat makanan dari sayur gitu, ya coba

saya praktekin terus titip di warung

Page 150: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

dan hasilnya lumayan juga mbak.

Page 151: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

TRANSKIP WAWANCARA

Identitas Informan

Nama : Ibu Sunarti

Usia : 48 tahun

Jabatan : Anggota

Tempat : Kebun KWT Cempaka

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang Anda ketahui tentang KWT

Cempaka?

Eeeh ini merupakan kelompok yang

menyediakan kesempatan kita supaya

dapat pengetahuan tentang toga,

tanaman buah dalam pot, dan produksi

olahan hasil panen. Intinya tuh

pemberdayaan buat ibu-ibu di sini biar

bisa bantu pendapatan keluarga juga.

2.

Bagaimana awal mula bergabung

dengan KWT Cempaka?

Awalnya saya diajak oleh ketua yaitu

Ibu Sunarti satimin, dan saya pikir

kok menarik sekali untuk ikut

kelompok ini, kita bisa belajar dan

nambah pengetahuan lagi walaupun

kita udah tua begini.

3. Sudah berapa lama Anda ikut

berpartisipasi dalam KWT Cempaka?

Udah berapa tahun ya.. udah lama

juga sih mbak lebih dari lima tahun

saya ikut gabung sama kelompok ini.

4. Kegiatan apa saja yang Anda dapatkan

di dalam KWT Cempaka?

Kegiatan ya satu itu apa.. eeeemm..

bikin-bikin olahan hasl panen, kaya

donat ubi, bapao, keripik, minumam

instan terutama ya bir pletok. Selain

itu juga kegiatan lainnya ya pertemuan

rutin kelompok, terus ada kegiatan

keterampilan kerajinan tangan juga

kita pernah dikasih materinya.

5. Apakah Anda mendapatkan pendidikan

formal maupun nonformal dari

penyuluh/pembina?

Oh ini pendidikan non-formal aja

mbak ngga ada pendidikan formalnya.

Kita belajar disini ya sambil kaya

Page 152: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

main aja sama ibu-ibu yang lain, tapi

main juga ada manfaatnya gak cuma

ngerumpi yang gak ada manfaatnya

hehehe...

6. Pendidikan apa saja yang Anda

dapatkan di dalam KWT Cempaka?

Pendidikannya banyak, di kelompok

ini para penyuluh kasih kita

penyuluhan mengenai pertanian,

bercocok tanam, terus pengolahan

hasilnya seperti jahe dibuat minuman

instan, pisang dijakan keripik, terus

penyuluhan tentang KB, keterampilan

kita sebagai orangtua dalam

berkomunikasi sama anak. Kerajinan

tangan gitu mbak.

7. Apakah Anda juga mendapatkan sarana

jaminan kesehatan?

Sarana kesehatan ya paling tuh kayak

penyuluhan tentang KB dan kesehatan

lainnya, kalo jaminan kesehatannya

ngga ada mba.

8. Bagaimana KWT Cempaka

menyediakan kesempatan kepada Anda

untuk mengembangkan wawasan

maupun potensi di dalam diri Anda ?

Kesempatannya begini, kita diajak

untuk memasarkan produksi, terus

juga kita ganti-gantian untuk

menghadiri pelatihan dan praktek-

praktek gitu mbak, ya walaupun saya

belum pernah sih ikut pelatihan dari

luar. Waktu itu saya mau dikirim tapi

sayangnya ngga bisa jadi diganti sama

yang bisa ikut hehehe..

Lagi pula ya mbak saya tuh kalo untuk

ngomong di depan ibu-ibu yang lain

gitu untuk sampein materi apa yang

kita dapet masih gerogi gitu loh,

karena ngga terbiasa juga kali ya mbak

jadi saya tuh rasanya ah udah mending

yang lain aja yang sampein.

9. Apa yang anda dapatkan dari

pengembangan wawasan yang telah

diberikan oleh KWT Cempaka?

Ya banyak pengetahuan yang saya

dapatkan, informasi dari ibu-ibu yang

ikut pelatihan dari luar kan harus bagi

informasi juga apa yang dia dapat

sama anggot a lainnya, pengetahuan

tentang olahan produksi dan

pemasarannya.

10 Apakah Anda mendapat pembinanan

teknis manajemen dalam memulai

usaha?

Oh itu iya pernah kita diajarkan

bagaimana manajemen mulai usaha,

ya abis itu kita bareng-bareng terapin

Page 153: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

di kelompok biar usaha kita di

kelompok ini berjalan dengan baik.

11. Apakah Anda mendapatkan

perlindungan usaha?

Perlindungan usahanya kita pake

sertifikat kelayakan usaha mbak.

12. Apakah Anda mendapatkan tempat

untuk berwirausaha?

Oh belum, kelompok ngga dapet

tempat untuk berwirausaha, kita

pemasarannya lewat ini aja.. apa itu

namanya.. relasi sama rumah makan

betawi, terus ya lewat masing-masing

anggota yang menawarkan ke orang

lain, terus juga kalo bazar kita sering

ikut, sama itu paling nitip di warung-

warung mbak.

13. Apakah penyuluh/pembina memberikan

pengetahuan kepada Anda?

Oh iya mbak diberikan.

14. Apakah Anda memahami tentang

pengetahuan yang telah diberikan?

Harus dong kalo memahami, ngapain

ikut kelompok ini kalo ngga dipahami,

namanya juga buat belajar ya kan

mbak..

15. Setelah mendapat pengetahuan atau

ilmu, apa yang Anda lakukan

selanjutnya?

Setelah dapat ilmunya ya sebisa

mungkin kita terapin lagi setelahnya

dipraktekkan lagi jadi kita ilmunya

gak sia-sia.

16. Sarana apa saja yang Anda dapatkan

dalam pemberian keterampilan?

Sarana yang diberikan itu kalo

penyuluhan tentang parenting skill

atau praktek produksi olahan kita

dikasih hasil print-annya, kalo praktek

juga bahannya sudah disediakan

kelompok, ya kalo kurang-kurang ya

kita yang nambahin sendiri lagi, dan

terkadang alat-alatnya disediakan oleh

penyuluh.

17. Keterampilan apa saja yang sudah

didapat?

Keterampilan buat kue-kue dari hasil

panen kita, dan juga keterampilan dari

sampah-sampah yang bisa di daur

ulang, ya kerajinan tangan gitu juga

mbak.

18. Kapan kegiatan keterampilan tersebut

dilaksanakan?

Kegiatannya dilaksanakan kalo kita

lagi pertemuan kelompok, kadang kala

juga tidak pas pertemuan kelompok

sih ya tergantung kondisi juga mbak.

Page 154: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

Isi materi pertemuan kelompok juga

tidak hanya keterampilan terus tapi

ada materi lainnya.

19. Siapa saja yang memberikan pelatihan

keterampilan?

Para penyuluhnya itu yang kasih sama

beberapa orang dari luar juga suka

diundang untuk kash kita

keterampilan.

20. Menurut Ibu, apakah ada peningkatan

pengetahuan, keterampilan, serta

pendapatan selama berpartisipasi dalam

KWT Cempaka ini?

Oh iya mbak saya bisa cicil beli mesin

cuci tuh pas awal produksi kita lagi

banyak orderansaya. pengetahuan

saya juga meningkat setelah saya ikut

gabung sama kelompok ini. Jadi

banyak hal-hal baru yang saya tahu.

Page 155: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

TRANSKIP WAWANCARA

Identitas Informan

Nama : Ibu Sabtinah

Usia : 59 tahun

Jabatan : Anggota

Tempat : Kebun KWT Cempaka

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang Anda ketahui tentang KWT

Cempaka?

Kelompok tani ini ya.. itu suatu

kumpulan ibu-ibu didalamnya terdapat

struktur organisasi yang jelas, ada

ketua, wakil, sekretaris sama

bendahara dan anggota gitu ya.

Dimana didalam kelompok ini kita

dikasih kesempatan untuk bisa belajar

mengenai peternakan, pertanian, hasil

pasca panen, produksi sampai

pemasarannya.

2.

Bagaimana awal mula bergabung

dengan KWT Cempaka?

Ya awalnya ini kan kita ibu-ibu

ikutnya PKK ya terus dibentuknya

kelompok tani ini ya dijakarta

istilahnya di kota kok ada kelompok

tani ya kan, penasaran juga. Setalah

dikasih tahu ya kelompok tani ini

bukannya yang harus bertani

menanam sawah tapi hasil pertanian

yang lainnya juga kaya menanam

pisang, jahe, ubi, banyak lah nah hasil

dari panen itu kita produksi jadi

produkolahan makanan. Jadi makin

tertarik untuk ikut tuh mulai awalnya

bergabung sama kelompok ini.

3. Sudah berapa lama Anda ikut

berpartisipasi dalam KWT Cempaka?

Dari mulai sejak dibukanya kelompok

ini saya udah mulai ikut.

4. Kegiatan apa saja yang Anda dapatkan

di dalam KWT Cempaka?

Banyak yah.. cara menanam ya nanam

juga kan dari segala pupuknya juga ini

dan itu, bisa buat bibit, cara melihara

Page 156: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

ikan, dapat penyuluhan kesehatan, ya

ikut lomba juga, produksi olahan

panen juga, belajar kerajinan tangan

juga, banyak mbak.

5. Apakah Anda mendapatkan pendidikan

formal maupun nonformal dari

penyuluh/pembina?

Iya dapetnya pendidikan non-formal

aja

6. Pendidikan apa saja yang Anda

dapatkan di dalam KWT Cempaka?

Ya seperti di awal tadi ya mbak,

pendidikan disini tuh banyak sekali,

penyuluhan pertanian darimulai bibit,

menanam, pemberian pupuk,

pemeliharaan, pasca panen,

pendidikan tentang kesehatan, KB,

komunikas sama anak.. apa itu

istilahnya emm.. parenting skill,

pendidikan membangun kepercayaan

diri juga, banyak lagi deh.

7. Apakah Anda juga mendapatkan sarana

jaminan kesehatan?

Ngga, ngga ada jaminan kesehatan

yang dikasih sih di kelompok ini.

8. Bagaimana KWT Cempaka

menyediakan kesempatan kepada Anda

untuk mengembangkan wawasan

maupun potensi di dalam diri Anda ?

Oh kesempatan untuk

mengembangkan wawasannya itu ya

kita dikasih kesempatan untuk ikut

pelatihan yang ada di kawasan sini

maupun diluar juga. Misalnya waktu

itu kita pernah studi banding ke jogja,

terus belajar packaging ke cianjur, nah

terus yang dikirim itu diberi

kesempatan lagi untuk menyampaikan

ke yang lainnya apa yang sudah

dipelajari dalam pelatihannya yang

diikutin sama dia.

9. Apa yang anda dapatkan dari

pengembangan wawasan yang telah

diberikan oleh KWT Cempaka?

Yang di dapetin ya banyak

pengetahuan baru ya.. istilahnya kita

jadi makin pinter gitu kan.

10 Apakah Anda mendapat pembinanan

teknis manajemen dalam memulai

usaha?

Iya dapet waktu itu, kita diajarkan

manajemen memulai usaha mbak.

11. Apakah Anda mendapatkan

perlindungan usaha?

Kalo saya sendiri sih ngga dapet ya

mbak, tapi kelompok ini ya

perlindungannya kita pegang sertifikat

kelayakan usaha sama sertifikan apa

itu namanya ya saya lupa, itu sertifikat

yang menyatakan bahwa produksi bir

Page 157: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

pletok kita aman gitu mbak.

12. Apakah Anda mendapatkan tempat

untuk berwirausaha?

Kalo diri sendiri sih belum dapat ya

mbak, dikelompok pun juga belum ada

tempat usaha yang paten gitu. Jadi kita

memasarkan produksi kita dengan kita

titip diwarung sama rumah makan

betawi, gitu mbak.

13. Apakah penyuluh/pembina memberikan

pengetahuan kepada Anda?

Iya penyuluh disini ngasih kita banyak

pengetahuan.

14. Apakah Anda memahami tentang

pengetahuan yang telah diberikan?

Ya kalo dibilang paham ya insyaAllah

saya paham mbak, apalagi kalo praktik

jadi cepet kita nangkepnya, tapi wajar

kalo ada yang lupa sedikit-sedikit mah

ya karena fator umur juga kali hehe..

15. Setelah mendapat pengetahuan atau

ilmu, apa yang Anda lakukan

selanjutnya?

Setelah dapat pengetahuan, kita

pelajari lagi apa yang sudah di dapat,

diulangin lagi pengetahuannya gitu,

kaya cara produksi jahe instan itu

harus gini, ya biar gak lupa kita

praktekin terus.

16. Sarana apa saja yang Anda dapatkan

dalam pemberian keterampilan?

Dalam pemberian keterampilan disini

kita dapat sarana alat-alat produksi,

bahan-bahannya juga kita dapat. Ngga

Cuma diketerampilan aja waktu itu

saya pernah dapat sarana bantuan

ayam untuk kita ternak gitu mbak.

17. Keterampilan apa saja yang sudah

didapat?

Kita sudah pernah dapat keterampilan

membuat kerajinan tangan dari

mendaur ulang sampah. Keterampilan

kita sebagai orangtua agar bisa

berkomunikasi yang baik dengan anak

yang mulai beranjak remaja,

keterampilan membuat aneka kue-kue

dari hasil pasca panen.

18. Kapan kegiatan keterampilan tersebut

dilaksanakan?

Dilaksanakannya tergantung kondisi,

kalo misalkan dari penyuluh ada

materi buat keterampilan ya pas

pertemuan kita praktek buat

keterampilan, tapi kadangkala kita

juga yang minta sama penyuluh untuk

memberikan keterampilan apa gitu

Page 158: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

loh.

19. Siapa saja yang memberikan pelatihan

keterampilan?

Yang memberikan pelatihan

keterampilan ini ada yang dari

penyuluh ada juga yang dari orang

luar.

20. Menurut Ibu, apakah ada peningkatan

pengetahuan, keterampilan, serta

pendapatan selama berpartisipasi dalam

KWT Cempaka ini?

Alhamdulillah saya rasa ada

peningkatannya setelah ikut kelompok

KWT ini dari mulai pengetahuan

tentang budidaya sayur, terus dapet

tambahan pemasukan juga dari

produksi kelompok.

Page 159: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

TRANSKIP WAWANCARA

Identitas Informan

Nama : Ibu Amroh

Usia : 54 tahun

Jabatan : Anggota

Tempat : Kebun KWT Cempaka

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang Anda ketahui tentang KWT

Cempaka?

Saya mengetahui kelompok ini

sebagai tempat mendapat ilmu. Dari

mulai ilmu pertanian, cara menanam,

macam-macam tanaman sayur, obat,

dan juga keterampilan. Selain itu

kelompok ini juga memanfaatkan

lahan kosong sebagai sarananya.

Kita bisa nambah penghasilan juga

dari kelompok ini.

2.

Bagaimana awal mula bergabung

dengan KWT Cempaka?

Awal mulanya saya aktif di PKK, lalu

saya ikut bergabung di kelompok ini

karena saya tertarik di bidang

pertanian seperti bercocok tanam, dan

ternyata kegiatan disini tidak hanya

sebatas bercocok tanam saja tapi ada

kegiatan lainnya.

3. Sudah berapa lama Anda ikut

berpartisipasi dalam KWT Cempaka?

Wah itu saya sudah lama mbak ikut

berpartisipasi dengan kelompok ini.

Awal kelompok ini baru dibentuk

saya sudah mulai ikutan.

4. Kegiatan apa saja yang Anda dapatkan

di dalam KWT Cempaka?

Oh banyak, Kegiatannya macem-

macem mbak. Ada penyuluhan, ada

pelatihannya, praktek, produksi juga

terus ikut serta kalau ada lomba-

lomba dan banyak pengetahuan yang

di dapat di kelompok ini.

5. Apakah Anda mendapatkan pendidikan Pendidikan non-formal saja yang di

Page 160: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

formal maupun nonformal dari

penyuluh/pembina?

dapat.

6. Pendidikan apa saja yang Anda

dapatkan di dalam KWT Cempaka?

Hmm apa ya..ya satu bercocok tanam,

terus keterampilan membuat olahan

hasil panen, lalu kerajinan tangan,

penyuluhan kesehatan juga.

7. Apakah Anda juga mendapatkan sarana

jaminan kesehatan?

Jaminan kesehatan mah si ngga ada

yah..

8. Bagaimana KWT Cempaka

menyediakan kesempatan kepada Anda

untuk mengembangkan wawasan

maupun potensi di dalam diri Anda ?

Oh itu .. jadi ya kita untuk

mengembangkan wawasan dan potensi

kita jika ada pelatihan dari luar

kelompok iniya suka ikut serta gitu,

misalnya dikirim beberapa orang, terus

setelah itu jika ada pelatihan lagi

gantian orangnya yang dikirim, selain

itu juga kita belajar sama kelompok

lainnya agar pengetahuan dan

wawasan kita lebih banyak.

9. Apa yang anda dapatkan dari

pengembangan wawasan yang telah

diberikan oleh KWT Cempaka?

Ya memang itu seperti cara-cara untuk

pengemasan produk yang menarik

10 Apakah Anda mendapat pembinanan

teknis manajemen dalam memulai

usaha?

Oh iya dapet sudah pernah, tapi karena

udah lama juga ya lupa-lupa inget sih

hehe

11. Apakah Anda mendapatkan

perlindungan usaha?

Belum kalo perlindungan usaha tapi

kita di kelompok ini sudah punya

sertifikat kelayakan usaha gitu mbak

12. Apakah Anda mendapatkan tempat

untuk berwirausaha?

Kalo kelompok sih belum ada tempat,

tapi karena saya juga seksi pemasaran,

jadi kita memasarkannya dengan

sesama aja gitu disini mah, seperti

ikut bazar juga kita ikutin gitu

13. Apakah penyuluh/pembina memberikan

pengetahuan kepada Anda?

Iya dikasih kok disini mah hehe

14. Apakah Anda memahami tentang

pengetahuan yang telah diberikan?

Insya Allah paham mbak, kan disini

kita belajar sedikit demi sedikit kita

harus paham apa yang kita pelajari.

Enaknya tuh ya mbak, disini itu kita

belajar tapi senang mbak tidak

menjadi beban, karena kita belajarnya

santai, nggak Cuma teoti aja yang

Page 161: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

dikasih tapi kita banyak juga langsung

prakteknya.

15. Setelah mendapat pengetahuan atau

ilmu, apa yang Anda lakukan

selanjutnya?

Selanjutnya yah.. ya kita lanjutin apa

yang sudah di dapat supaya ngga lupa

terus biar kita juga ada kegiatan ngga

diem aja.

16. Sarana apa saja yang Anda dapatkan

dalam pemberian keterampilan?

Sarananya yah.. kita pernah itu dapet

alat untuk mengeringkan dalam

pembuatan instan jahe, terus alat-alat

produksi juga kadang suka dikasih dari

penyuluh tapi kalo bahan-bahannya sh

kebanyakan selalu dari kelompok yang

sediain.

17. Keterampilan apa saja yang sudah

didapat?

Oh banyak, keterampilan membuat

kue-kue dari olahan sayur dama buah,

kita juga bikin kerajinan tangan dari

koran bekas yang dijadikan tempat

tissue, jadi toples banyak mbak.

18. Kapan kegiatan keterampilan tersebut

dilaksanakan?

Ya biasa yah setiap pertemuan aja

setiap sebulan sekali kita pertemuan

kelompok.

19. Siapa saja yang memberikan pelatihan

keterampilan?

Oh itu yah.. itu ibu dan bapak

penyuluh yang kash pelatihan ke kita

disini.

20. Menurut Ibu, apakah ada peningkatan

pengetahuan, keterampilan, serta

pendapatan selama berpartisipasi dalam

KWT Cempaka ini?

Ada sekali mbak. Alhamdulillah udah

tua begini mah masih mau saya

belajar pokonya, pendapatan juga ada

aja semenjak kita produksi

Page 162: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

PEDOMAN OBSERVASI

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA

TANI (KWT) CEMPAKA DI RW 02 KELURAHAN PETUKANGAN

SELATAN

NO SUBYEK OBSERVASI HASIL

A. Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka meningkatkan sumber daya

pada anggota

B. Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka menyediakan kesempatan

pada anggota

C. Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka meningkatkan pengetahuan

pada anggota

D. Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka memberikan keterampilan

pada anggota

E. Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka melakukan kegiatan produksi

F. Melihat sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka

Page 163: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

HASIL OBSERVASI

Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT)

Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan

WAKTU HASIL

Senin, 16 Februari 2015 Peneliti datang ke kebun Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka pada pukul 13.40 untuk memberikan

surat izin penelitian kepada Ketua Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka yaitu Ibu Hj. Satimin. Sesampainya

dikebun, peneliti melihat pagar kebun terkunci dan tidak

ada orang maka dari itu peneliti mencoba menghubungi

kembali Ibu Hj. Satimin yang ternyata beliau sudah

berangkat menuju ke sekretariat RW 02 yang kebetulan

pula ternyata beliau merangkap sebagai ketua RW 02,

Kelurahan Petukangan Selatan. Sebelum berangkat peneliti

mengamati kebun Wanita Tani (KWT) Cempaka yang

didalamnya ada berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-

buahan, selain itu juga peneliti melihat didalam kebun ada

dua jalan yang menuju rumah pondok yang dominan

berwarna hijau dan tidak terlalu besar dengan dua pintu

yang tertutup.

Setelah diberitahu dan dibimbing melalui telepon

saya menuju ke sekretariat RW 02 yang jaraknya kira-kira

sekitar 500 meter dari kebun Wanita Tani (KWT)

Cempaka. Sesampainya disana peneliti bertemu dengan Ibu

Hj. Satimin dan juga ada pembina atau penyuluh yang

bernama Sri Suryati yang akrab disapa Mba Isur. Peneliti

berkenalan dan menyampaikan maksud dan tujuan untuk

melakukan penelitian skripsi, setelah saya menyampaikan

maksud dan tujuan saya, Ibu Hj. Satimin menerima peneliti

untuk penelitian di KWT Cempaka.

Peneliti mendengar Ibu Hj. Satimin menyampaikan

bahwa Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini

melakukan pertemuan rutin dalam waktu satu bulan sekali

namun terkadang sering juga melihat situasi dan kondisi.

Apabila kelompok ingin konsultasi atas permasalahan atau

kebutuhan kelompok namun pertemuan rutin sudah

terlaksana di satu bulan tersebut, maka Ibu Hj. Satimin

mengatur waktu untuk pertemuan kembali bersama

penyuluh. Hal serupa juga ditembahkan oleh Mba Isur

selaku penyuluh, peneliti mendengar beliau menyampaikan

bahwa penyuluh akan selalu siap apabila kelompok

membutuhkan.

Selasa, 17 Februari 2015 Peneliti datang ke Kebun Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka pada pukul 14.00 WIB, peneliti

Page 164: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

menghadiri pertemuan rutin Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka yang dilaksanakan setiap satu bulan

sekali pada pertengahan bulan. Ketika peneliti sampai di

kebun kelompok, peneliti masuk ke dalam rumah pondok

dan melihat sudah ada 10 anggota yang sudah hadir dan

satu penyuluh bernama ibu Emil sedang memperhatikan

demo alat masak. Peneliti mengamati ada satu meja bulat,

dua meja persegi panjang, kursi lipat, bangku kayu, lemari

etalase yang didalamnya terdapat jahe instan serta beberapa

kerajinan tangan, tempat tidur pemeriksaan yang sudah

tidak terpakai, dan beberapa alat masak.

Beberapa saat kemudian ada dua penyuluh datang

yang bernama Ibu Sri Suryati yang suka dipanggil mba Isur

dan Pak Ghausal diikuti 5 anggota kelompok lainnya yang

baru hadir pula. Kegiatan dimulai dengan sambutan-

sambutan dari mulai ketua kelompok dan penyuluh.

Setelah sambutan dari penyuluh selesai peneliti diberi

kesempatan untuk menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian kepada para penyuluh, pengurus, serta anggota

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, Alhamdulillah

peneliti diterima dan disambut baik oleh para penyuluh,

pengurus dan anggota untuk melaksanakan penelitian

disini. Kegiatan selanjutnya yaitu Ibu Emil selaku

penyuluh memberikan gambaran materi seputar Bina

Keluarga Remaja kepada anggota kelompok yang

semuanya ibu-ibu rumah tangga, materi lengkapnya akan

diberikan di pertemuan berikutnya. Kemudian kegiatan

selanjutnya yaitu mempraktekkan membuat keterampilan

memasak makanan atau puding dari bahan dasar kangkung

hasil panen di kebun dan wortel. Peneliti melihat anggota

begitu antusias untuk mempraktekkan pembuatan puding

tersebut.

Peneliti melihat dan mengamati tahapan pemberian

keterampilan ini dimulai dari tahap persiapan, dimana

tahap ini para anggota kelompok menyiapakan alat dan

bahan, setelah alat dan bahan sudah siap maka tahap

selanjutnya penyuluh memberikan gambaran teori terlebih

dahulu mengenai kangkung dan wortel termasuk juga cara

agar puding tidak bau langu maka wortel dicampurkan

dengan jus apel sedikit kemudian setelah pemberian teori

tersebut maka selanjutnya tahap praktek, tahap ini anggota

melakukan pembuatan puding kangkung dan wortel itu

dengan mengikuti cara yang ada di hand out yang sudah

diberikan sebelumnya. Ketika puding tersebut sudah

matang dan didinginkan lalu puding tersebut dikemas

dengan menggunakan cup pelastik yang ada tutupnya.

Peneliti mendengar ketua kelompok membicarakan

bahwa puding ini sebagai contoh untuk kedepannya di

Page 165: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

produksi. Peneliti melihat ketua menyuruh seksi produksi

untuk menghitung anggaran dasar sampai hasil akhir

pembuatan untuk bisa dinilai berapa harga jualnya untuk

kedepannya anggota bisa menjual puding ini dan hasilnya

bisa meningkatkan pendapatan anggota. Setelah selesai

dihitung, kegiatan selanjutnya yaitu makan bersama,

peneliti mendengar bahwa makanan tersebut telah

dipersiapkan oleh anggota yang sengaja dipersiapkan setiap

pertemuan kelompok. Setelah semua selesai makan, maka

kegiatan ditutup dengan pembacaan doa.

Senin, 9 Maret 2015 Hari ini peneliti berangkat menuju kebun Kelompok

Wanita (KWT) Cempaka dan peneliti tiba disana pada

pukul 10.00 WIB. Setelah sesampainya disana, ternyata

kebunnya ditutup dan tidak terlihat ada orang disana, maka

dari itu peneliti menghubungi Ibu Hj. Satimin yang

ternyata memang beliau tidak berada dikebun, beliau

berkata bahwa ia sedang di sekretariat RW 02 dan

kemudian peneliti berangkat menuju sekretariat untuk

bertemu beliau.

Pada hari ini peneliti ingin bertanya-tanya mengenai

awal pembentukan Kelompok Wanita (KWT) Cempaka,

peneliti mendengarkan penuturan beliau pada awal

mulanya Ibu Hj. Sunarti Satimin ini merupakan ibu rumah

tangga yang sangat gemar mengkonsumsi minuman

tradisional, beliau biasa mengolah rempah-rempah seperti

jahe dengan cara yang sederhana, hanya dengan di rebus

bersama air dan menambahkan gula sedikit kedalamnya.

Kecintaannya terhadap minuman tradisional membuatnya

ingin mengembangkan produk minuman tradisional ini.

Dari sinilah beliau memulai usahanya, karena beliau

merasa minuman tradisional sangat baik bagi tubuh dan

banyak manfaat yang ada dalam kandungannya. Beliau

ingin membuat minuman tradisional yang lezat untuk

dikonsumsi dan akhirnya beliau memutuskan untuk

menggeluti usaha dalam bidang minuman tradisional

seperti sekarang ini seperti bir pletok dan jahe instan.

Beliau memutuskan untuk mengajak anggota

kelompoknya untuk membantu dalam usaha ini. Kelompok

Wanita Tani (KWT) Cempaka ini memang sudah terbentuk

sebelumnya, berawal dari himbauan Suku Dinas Pertanian

Jakarta Selatan yang mengharuskan agar setiap kelurahan

harus membentuk kelompok tani. Sehingga terbentuklah

kelompok tani petukangan selatan yang dinamakan

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dengan anggota

awal sebanyak 15 orang dan diketuai oleh Hj. Sunarti

Satimin.

Memutuskan mendirikan usaha ini pun dikarenakan

beliau merasa usaha ini tidak membutuhkan modal yang

Page 166: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

besar, beliau memulai usaha ini dengan modal satu juta

rupiah tetapi hasil produksinya memiliki nilai jual yang

tinggi sehingga bisa menambah pemasukan. Bahan-bahan

yang digunakan juga mudah didapat dan tidak memerlukan

alat-alat yang canggih hanya memerlukan alat yang

sederhana. Selain itu beliau juga ingin memanfaatkan

sumber daya masyarakat yang ada agar lebih produktif,

terutama ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki

pekerjaan dan ingin menambah penghasilan. Seperi inilah

hasil yang peneliti dapatkan pada hari ini.

Rabu, 18 Maret 2015

Peneliti tiba di kebun KWT Cempaka pada pukul

8.20 WIB, kegiatan yang dilakukan pada hari ini yaitu

melatih keterampilan dalam pembuatan kue pastel mini

kering. Sebelum praktek dimulai peneliti berbincang

dengan salah satu anggota kelompok bernama Ibu Yani,

dalam pembicaraan kami peneliti mendengar Ibu Yani

menyampaikan kegiatan praktek seperti ini tidak hanya

dilaksanakan ketika saat pertemuan rutin saja, akan tetapi

jika kondisinya tepat dan sesuai dengan keputusan dalam

musyawarah jika kita ingin melaksanakan praktek

pembuatan hasil olahan makanan atau minuman maka

kegiatan praktek ini dilaksanakan.

Karena menjelang datangnya bulan Ramadhan,

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini berinisiatif

untuk memasarkan produk olahan hasil panennya maupun

bukan hasil panen. Beliau juga mengatakan jika menjelang

bulan puasa pasti pesanan produk olahan kami meningkat

seperti keripik dan kue-kue kering lainnya selain itu

minuman bir pletok dan instan jahe juga tidak kalah

diminati.

Pada pukul 09.00 WIB kegiatan ini baru dimulai,

peneliti melihat Ibu Yani diberi kesempatan untuk

memimpin praktrek hari ini, beliau menjelaskan kepada

anggota lain apa saja yang diperlukan dari mulai bahan-

bahan, berapa takaran masing-masing bahan serta

bagimana langkah-langkahnya pembuatannya. Setelah Ibu

Yani menjelaskan lalu anggota kelompok

mempraktekkannya. Disini juga partisipasi ibu-ibu anggota

kelompok sangat dperlukan, peneliti melihat ibu-ibu

anggota kelompok ini cukup partisipatif dalam mengikuti

praktek ini. Masing-masng ibu-ibu disni belajar melipat

agar agar kue pastel ini tidak terbuka saat digoreng.

Langkah selanjutnya, peneliti melihat dan

mengamati bagaimana seksi produksi mengambil alih

untuk menghitung mulai dari budget awal sampai

kemudian harga yang pantas untuk dipasarkan. Kemudian

setelah dibagi dan dihitung hasil praktek kali ini

mendapatkan sebelas bungkus dan setiap bungkusnya

Page 167: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

tersebut dihargai sepuluh ribu rupiah. Hasil praktek ini

langsung dipasarkan melalui warung-warung disekitar, jika

memang laku maka praktek ini bisa menjadi salah satu

bentuk usaha baru lagi dalam meningkatkan hasil

pendapatan ibu-ibu anggota kelompok.

Selasa, 14 April 2015 Kegiatan hari ini peneliti menghadiri pertemuan

kelompok yang di laksanakan di rumah Ibu Yono, karena

peneliti tidak mengetahui tepat dimana rumah ibu Yono

maka peneliti janjian untuk berangkat bersama dengan ibu

Hj. Satimin. Pada pukul 13.00 peneliti tiba dirumah ibu Hj.

Satimin, sesampainya dirumah beliau peneliti dipersilahkan

masuk dan menunggu ibu Hj. Satimin untuk bersiap-siap.

Setalah ibu Hj. Satimin siap, maka peneliti bersama

dengan beliau langsung berangkat menuju rumah ibu Yono

untuk pertemuan kelompok. Setibanya dirumah ibu Yono

peneliti disambut baik oleh ibu-ibu yang telah terlebih

dahulu hadir. Sebelum acara dimulai peneliti mengambil

kesempatan untuk mewawancarai sebentar pengurus

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. Peneliti

mewawancarai ibu Juwarsih dan Ibu Hartati Hadi selaku

pengurus mengenai gambaran umum Kelompok Wanita

Tani (KWT) Cempaka.

Setelah wawancara selesai kemudian acara dimulai

dengan diawali sambutan dari perwakilan divisi, ketua

kelompok dan juga penyuluh yaitu ibu Emil. Setelah

sambutan selesai dilanjutkan lagi dengan pemberian

pengetahuan mengenai bina keluarga remaja, peneliti

mendengar dimana materi ini menyampaikan tentang

parenting skill untuk menjadi pendengar yang baik bagi

anak-anaknya. Pada materi kali ini, penyuluh memberikan

kesempatan kepada anggota untuk menyampaikan materi

yang sebelumnya sudah diberi oleh Ibu Emil untuk

dipelajari lalu diinformasikan kembali kepada anggota

yang lain. Peneliti mendengar Ibu Emil menyatakan ini

bertujuan agar para perempuan atau ibu-ibu ini bisa

mengembangkan daya fikirnya dan membangun

kepercayaan diri dalam berbicara didepan khalayak umum.

Pemateri memberikan contoh sebagai berikut,

ketika anak bercerita kepada orangtua mengenai ia dijauhi

oleh teman-temannya, maka orangtua tidak boleh langsung

menjudge anak tersebut salah, melainkan orangtua harus

mendengarkan dan menggali apa yang menjadi sebab si

anak dijauhi oleh temannya, orang tua harus memberikan

saran apabila si anak melakukan A maka hasilnya begini,

dan jika anak melakukan B maka hasilnya pun begini. Pada

akhirnya si anaklah yang harus menentukan apa yang harus

ia lakukan pada hal ini disebut dengan self determination.

Selasa, 21 April 2015 Pada hari ini peneliti tiba di kebun Kelompok

Page 168: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

Wanita Tani Cempaka pada pukul 10.00 untuk menghadiri

pertemuan kelompok. Namun, ada yang berbeda pada

pertemuan kali ini, karena hari ini bertepatan dengan Hari

Kartini, semua anggota diharuskan memakai baju kebaya

dan nanti di akhir pertemuan akan ada pemilihan juara satu,

dua, dan tiga yang dipilih karena total dalam memakai

kebaya beserta kain sebagai roknya dan Ibu Satimin selaku

ketua kelompok sudah menyiapkan hadiah untuk hal

tersebut.

Kegiatan yang dilakukan hari ini adalah

memberikan ketrampilan kerajinan tangan dari bahan dasar

koran bekas menjadi sesuatu yang berguna. Yang

memberikan keterampilan ini adalah Ibu Surip. Beliau

merupakan pelatih dari luar yang di undang untuk

mengajarkan keterampilan ini kepada para anggota

kelompok. peneliti mendengar Ibu Surip mengatakan

bahwa kegiatan praktek langsung seperti ini sangat

memudahkan para anggota bisa cepat tangkap. Karena

kebanyakan juga yang diberikan keterampilan ini ibu-ibu

yang sudah berumur sehingga kalau praktek lebih cepat

diserap dari pada kita memberikan teori dulu.

Bahan yang diperlukan dalam membuat kerajinan

tangan ini adalah koran bekas yang di potong beberapa

bagian, lem fox, paralon kecil, dan juga bambu panjang

yang sudah diserut untuk melilit koran. Kerajinan tangan

ini akhirnya bisa dibentuk menjadi tempat tissue, nampan,

tempat buah, tempat menaruh air mineral kemasan gelas,

dan juga bisa dibuat menjadi meja kecil. Peneliti melihat

para anggota kelompok sangat aktif dalam praktek

keterampilan ini, dimana semua anggota ikut partisipasi

membuatnya.

Rabu, 16 September 2015 Pada hari ini peneliti mengahadiri pertemuan

kelompok pada pukul 13.00. pertemuan kelompok hari ini

diisi dengan pemberian materi mengenai bina keluarga

remaja dimana Ibu Rohana selaku kader memberikan

materinya. Acara ini dimulai dengan sambutan oleh ketua

kelompok yang langsung dilanjutkan dengan pemberian

materi. Peneliti mendengar Ibu Rohana menjelaskan

tentang peran keluarga (orang tua) dalam membina akhlak

remaja dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT, dalam hal ini orang tua harus menjadi contoh yang

baik dengan memberikan bimbingan serta pengawasan

sehingga para remaja terbiasa berakhlak baik, selain itu

meningkatkan interaksi komunikasi dua arah . dimana

orang tua dituntut untuk berperan sebagai motivator dalam

mengembangkan kondisi-kondis yang positif untuk

dimiliki oleh remaja sehingga perilaku mereka tidak

Page 169: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

menyimpang dari norma-norma agama, hukum, maupun

kesusilaan.

Selain itu materi yang disampaikan juga mengenai

aspek yang perlu diperhatikan dalam membina hubungan

baik dengan keluarga terutama orang tua dengan remaja

sebagai anak dalam keluarga. Beberapa aspek tersebut

adalah adanya sikap saling menghargai dan menghormati

hak dan kewajiban antar anggota keluarga, adanya toleransi

anak terhadap orangtua maupun sebaliknya, adanya

keterbukaan dan komunikasi yang baik antara anak dan

orang tua sehingga orang tua memliki kepercayaan penuh

terhadap apa yang dilakukan anak di luar sepengetahuan

mereka.

Peneliti melihat dalam pemberian materi ini para

anggota benar-benar mendengarkan dan memahami apa

yang disampaikan. Hal tersebut juga dikarenakan para

anggota ini semuanya adalah ibu-ibu. Peneliti pun melihat

keaktifan para anggota dengan banyaknya pertanyaan yang

diajukan selama penyampaian materi. Peneliti mendengar

salah satu anggota mengatakan bahwa ia sangat senang

dengan adanya penyuluhan bina keluarga remaja ini karena

kita belajar karena ini sangat membantunya dalam

mendidik anaknya dengan cara yang baik.

Page 170: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI

NO DOKUMEN YANG

DIKAJI

DOKUMEN

TERLAMPIR

DOKUMEN

HANYA DILIHAT

(TIDAK

DILAMPIRKAN)

KESIMPULAN

TERHADAP

DOKUMEN

A. Meningkatkan sumber

daya perempuan

melalui Kelompok

Wanita Tani (KWT)

Cempaka.

1. Buku jadwal kegiatan

kelompok.

2. Buku panduan

pemberdayaan.

B. Menyediakan

kesempatan perempuan

melalui Kelompok

Wanita Tani (KWT)

Cempaka.

1. Sertifikat kelayakan

usaha.

2. Sertifikat Merk.

3. Hasil analisa AP4,

(Agricultural Product

Processing Pilot Plants)

4. Sertifikat halal.

5. Sertifikat juara lomba

C. Meningkatkan

pengetahuan

perempuan melalui

Page 171: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka.

1. Hand Out materi.

2. Laporan kehadiran

penyuluh.

D. Meningkatkan

keterampilan

perempuan melalui

Kelompok Wanita Tani

(KWT) Cempaka.

1. Jadwal kegiatan

praktek.

2. Buku inovasi olahan

hasil pasca panen.

E. Profil Kelompok.

Page 172: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

CATATAN HASIL STUDI DOKUMENTASI

NO DOKUMEN YANG

DIKAJI

DOKUMEN

TERLAMPIR

DOKUMEN

HANYA DILIHAT

(TIDAK

DILAMPIRKAN)

KESIMPULAN

TERHADAP

DOKUMEN

A. Meningkatkan

sumber daya

perempuan melalui

Kelompok Wanita

Tani (KWT)

Cempaka.

1. Buku jadwal

kegiatan kelompok.

2. Buku panduan

pemberdayaan.

Buku jadwal

kegiatan ini dibuat

agar kagiatan yang

dilakukan terjadwal

dan sudah tersusun,

namun kadang kala

kegiatan yang

dilakukan tidak

sesuai dengan apa

yang sudah terjadwal

ini dikarenakan

kondidi tertentu.

Penyuluh

menggunakan buku

panduan

pemberdayaan dalam

melakukan

penyuluhannya di

KWT Cempaka ini,

buku ini berisikan

mengenai tujuan,

strategi, tahapan

pemberdayaan yang

harus dilakukan.

B. Menyediakan

kesempatan

perempuan melalui

Kelompok Wanita

Tani (KWT)

Cempaka.

Page 173: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

1. Sertifikat

kelayakan usaha.

2. Sertifikat Merk.

3. Hasil analisa AP4,

(Agricultural

Product Processing

Pilot Plants).

4. Sertifikat halal.

5. Sertifikat juara

lomba

(beberapa saja)

Menunjukkan bahwa

usaha kelompok

dalam pengolahan

hasil pasca panen ini

layak menjadi usaha

yang menghasilkan

pendapatan.

Sertifikat merk ini

sangat penting,

karena ini bentuk

dari mematenkan

nama merk untuk

produk yang di

produksi oleh KWT

Cempaka.

Hasil analisa ini

menunjukkan bahwa

kandungan yang

terdapat dalam

produk bir pletok ini

tidak terdapat

mikroba sehingga

aman untuk

dikonsumsi dan di

pasarkan.

Sertifikat halal ini

juga sangat penting,

karena konsumennya

pun beragam,

sehingga untuk para

muslim dan

muslimah tidak

khawatir untuk

mengkonsumsi

produk hasil olahan

KWT Cempaka

karena sudah

terbukti halal, dan

sertifikat halal ini

selalu diperbaharui

secara periodik.

Kelompok Wanita

Tani (KWT)

Page 174: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

Cempaka sudah

sering memgikuti

berbagai lomba yang

diadakan oleh

berbagai pihak, dan

sering kali

Kelompok ini

mendapatkan juara.

Ini membuktikan

eksistensi dan

kualitas yang

dimiliki Kelompok

Wanita Tani (KWT)

Cempaka baik.

C. Meningkatkan

pengetahuan

perempuan melalui

Kelompok Wanita

Tani (KWT)

Cempaka.

1. Hand Out materi.

2. Laporan kehadiran

penyuluh.

Hand out materi ini

selalu dipersiapkan

oleh penyuluh dalam

pemberian materi

untuk anggota, dan

hand out ini selalu

diberikan kepada

anggota agar

anggota bisa

mempelajarinya lagi

dirumah.

Laporan kehadiran

penyuluh ini selalu

ada dan

ditandatangani oleh

ketua kelompok, ini

agar menjadi bukti

bahwa penyuluh

melakukan

penyuluhan kepada

anggota KWT

Cempaka.

D. Meningkatkan

keterampilan

perempuan melalui

Kelompok Wanita

Page 175: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

Tani (KWT)

Cempaka.

1. Jadwal kegiatan

praktik.

2. Buku inovasi

olahan hasil pasca

panen.

-

-

Peneliti tidak

menemukan buku

atau catatan jadwal

kegiatan praktik

yang dilakukan oleh

Kelompok Wanita

Tani (KWT)

Cempaka.

Penyuluh

mempunyai buku

inovasi resep-resep

olahan hasil pasca

panen, dimana buku

ini untuk menjadi

panduan para

penyuluh dalam

mengajarkan

anggota bagaimana

mengolah hasil

pasca panen menajdi

suatu produk olahan

makanan dan

minuman yang

mempunyai nilai jual

lebih tinggi.

E. Buku profil

Kelompok.

√ Peneliti melihat

buku profil KWT

Cempaka untuk

membandingkan

data kelompok dan

mengecek suatu

informasi mengenai

kelompok untuk

mengetahui

kebenarannya.

Peneliti menemukan

informasi bahwa

pengurus KWT

Cempaka tidak

pernah ada

pergantian pengurus,

sehingga anggota

yang lain pengurus

Page 176: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI

KWT Cempaka

tidak pernah ada

pergantian pengurus.