80
i PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DI DESA SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Skripsi) Oleh DESY HARDIYANTI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

i

PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA

KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DI DESA SUNGAILANGKA

KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

(Skripsi)

Oleh

DESY HARDIYANTI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

i

ABSTRACT

EMPOWERMENT ECONOMIC OF WOMEN STUDY IN WOMEN

FARMERS GROUP (KWT) IN SUNGAI LANGKA VILLAGE,

KECAMATAN GEDONG TATAAN, PESAWARAN REGENCY

By:

DESY HARDIYANTI

The low level of education makes limited knowledge and skills of the village

community. This makes the villagers lose the opportunity to get decent work so

that the impact on the people's economic income becomes low which leads to high

poverty in the village.The government is trying to improve development by

empowering rural communities.Empowerment in Sungai Langka Village is

carried out by prioritizing the empowerment of women by forming a group of

women farmers as the one of the strategic activities in realizingparticipatory

developmentandhelped to create the conditions that empowered women in

economic creative community.This study aims to obtain a description and analysis

of women's economic empowerment in a group of women farmers in Sungai

Langka Village and its obstacles.This study uses descriptive research with a

qualitative approach.Data collection is done by interviews, documentation, and

observation.The results of this study indicate that women's economic

empowerment in a group of women farmers in Sungai Langka Village is carried

out throughgivingtraining to groupsabouteconomycreative by utilizing potential

results and opportunities that exist in each hamlet in Sungai Langka

Village.Monitoring the process and results of activities is carried out in a

participatory manner by the village government and related stakeholders.For the

obstaclesin this process are the mindset of women in Sungai Langka Village

undeveloped, limited capital related marketing that have not yet increased, lack of

inadequate facilities and infrastructure.The local government further increase the

supports in terms of facilities to support the business activities of the women

farmer groups, Pesawaran Agriculture Department more optimizing the

strengthening of monitoring and HR capacity training, and the women of Sungai

Langka Village must have the awareness to participate actively in the women

farmer groups in order to empower themselves and able to improve the economic

welfare of the family.

Keywords:women's empowerment, empowerment process, women farmers

group

Page 3: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

ii

ABSTRAK

PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA

KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DI DESA SUNGAI LANGKA

KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

Oleh:

DESY HARDIYANTI

Tingkat pendidikan yang rendah membuat pengetahuan serta keterampilan yang

dimiliki masyarakat desa terbatas. Hal tersebut membuat hilangnya kesempatan

masyarakat desa untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga berdampak

pada pendapatan ekonomi masyarakat menjadi rendah yang mengarah pada

tingginya angka kemiskinan di desa.Pemerintah berupaya meningkatkan

pembangunan dengan melakukan pemberdayaan bagi masyarakat desa.

Pemberdayaan di Desa Sungai Langka dilakukan dengan memprioritaskan

pemberdayaan perempuan dengan membentuk kelompok wanita tani sebagaisalah

satu kegiatan strategis dalam mewujudkan pembangunan yang partisipatif serta

turut menciptakan kondisi perempuan yang berdaya dalam pemberdayaan

ekonomi masyarakat kreatif.Penelitian ini bertujuan memperoleh deskripsi dan

analisa mengenai pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani

di Desa Sungai Langka serta hambatannya. Penelitian ini menggunakan penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara, dokumentasi, dan observasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

Langka dilaksanakan dengan memberikan pelatihan kepada kelompok dengan

memanfaatkan potensi wilayah serta peluang yang ada di setiap dusun.

Pemantauan proses dan hasil kegiatan dilakukan secara partisipatif oleh

pemerintah desa maupun stakehokder terkait. Adapun hambatan dalam proses ini

adalah pola pikir perempuan di DesaSungai Langka yang belum maju, terbatasnya

modal terkait pemasaran yang belum meningkat, serta kurangnya sarana dan

prasarana yang memadai. Pemerintah desa setempat lebih meningkatkan

dukungan fasilitas untuk menunjang kegiatan usaha kelompok wanita tani, Dinas

Pertanian Kabupaten Pesawaran lebih mengoptimalkan penguatan monitoring dan

pelatihan kapasitas SDM, serta perempuan Desa Sungai Langka harus memiliki

kesadaran untuk ikutserta terlibat aktif dalam kelompok wanita tani agar dapat

memberdayakan diri dan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.

Kata kunci: pemberdayaan perempuan, proses pemberdayaan, kelompok

wanita tani

Page 4: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

iii

PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA

KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DI DESA SUNGAI LANGKA

KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

Oleh

DESY HARDIYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ADMINISTRASI PUBLIK

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai
Page 6: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai
Page 7: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai
Page 8: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

vii

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Desy Hardiyanti dilahirkan di Bandar

Lampung, pada tanggal 20 Mei 1996. Peneliti

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari

pasangan Bapak Usman Achyar dan Ibu Endriyani. Saat

ini peneliti bertempat tinggal di Jalan Pulau Batam VIII

No. 2 Way Halim Permai, Bandar Lampung bersama

kedua orangtua. Peneliti menempuh pendidikan formal mulai dari TK Xaverius 4

Bandar Lampung hingga tamat tahun 2002, di SD Xaverius 3 Bandar Lampung

hingga tamat tahun 2008. Selanjutnya peneliti lulus dari SMP Negeri 12 Bandar

Lampung pada tahun 2011 dan SMA YP Unila Bandar Lampung pada tahun

2014. Peneliti melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Lampung sebagai

mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik tahun 2014 melalui jalur Seleksi Nilai Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN). Peneliti tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Administrasi

Negara (HIMAGARA) sebagai anggota periode 2014/2015. Pada 19 Januari

2017 Peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Restu Buana,

Kecamatan Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari.

Page 9: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

viii

MOTTO

“Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan

lari. Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain

mengikutimu”

(Ibnu Qayyim Al Jauziyyah)

“Jangan Menunggu. Takkan pernah ada waktu yang tepat”

(Napoleon Hill)

“Cara mengalahkan ketidakmungkinan adalah dengan mempercayainya lalu

membuktikannya”

(Desy Hardiyanti)

Page 10: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

ix

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati mengucap syukur atas

segala rahmat dan karunia Allah SWT kepada peneliti

untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Saya persembahkan skripsi ini kepada :

Yang tercinta, Mama, Papa, dan Abang-abangku

Terimakasih telah memberikan sumber doa yang tak henti-

hentinya, cinta dan kasih sayang, semangat, dukungan,

serta motivasi yang menjadi kekuatan peneliti dan segala

kebaikan yang tak terhitung jumlah dan masanya

Keluarga besar, para sahabat dan teman-teman

seperjuanganKu

Terima kasih atas motivasi, cerita, dan pengalaman yang

berharga

Para pendidik tanpa tanda jasa yang Ku hormati, serta

Almamater yang saya banggakan Universitas Lampung

Page 11: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

x

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, karunia, dan

hidayah tanpa henti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Studi Pada Kelompok Wanita Tani

(KWT) Di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Administrasi Publik (S.AP.) pada Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung.

Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini

karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki. Pada

kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih pada seluruh pihak

yang telah membantu peneliti dalam banyak hal untuk menyelesaikan skripsi ini,

antara lain:

1. Mama dan Papa, sosok yang tidak tergantikan, dunia, panutan, kekuatan,

inspirasi, dan motivasiku. Terimakasih selalu menyebut nama Desy dalam

setiap doa dan mendidik Desy sebagai perempuan kuat, berani, mandiri, dan

berakhlak. Terima kasih atas semua pengorbanan yang telah diberikan

Mama dan Papa sehingga Desy dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga

suatu saat dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaan, Desy bisa

membalas semua lelah dan pengorbanan kalian.

2. Abang-Abangku, Ari Firmansyah dan Ferdiansyah. Terimakasih telah

menjadi panutan yang baik untuk adikmu, memberikan motivasi serta

Page 12: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xi

nasihat yang tidak pernah henti agar Desy selalu bisa menjadi pribadi yang

kuat dan mandiri. Semoga nanti kita bisa bersama-sama membahagiakan

Mama dan Papa.

3. Kelurga besarku, terimakasih atas nasihat dan dukungannya.

4. Bapak Dr. Syarif Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung

5. Bapak Noverman Duadji, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terima kasih atas

pengetahuan, arahan, motivasi, dan dukungan selama ini.

6. Ibu Intan Fitri Meutia, M.A., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terima kasih

atas pengetahuan, arahan, motivasi, dan dukungan selama ini.

7. Ibu Rahayu Sulistiowati, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembahas dan penguji

yang teramat baik dan profesional dalam membahas dan menguji saya.

Terimakasih banyak atas kebaikan ibu kepada saya, motivasi dan saran dari

Ibu agar saya menjadi perempuan yang kuat akan saya ingat sampai

kapanpun.

8. Bapak Dedy Hermawan, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing utama.

Terimakasih banyak atas kebaikan bapak dalam membimbing saya. Terima

kasih untuk waktu luang, motivasi, saran, dukungan, dan pengetahuannya,

sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Maaf ya pak kalau selama

proses bimbingan saya selalu kosong. Pokoknya terimakasih yang tak

terhingga buat Pak Dedy yang selalu mendengarkan keluh kesah saya.

Semoga nantinya saya gak kosong lagi ya pak.

Page 13: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xii

9. Ibu Selvi Diana Meilinda, S.AN., M.PA. selaku dosen pembimbing kedua.

Ibuuu terimakasih banyak. Ibu adalah dosen pembimbing yang sangat baik,

selalu mau membantu dan membimbing saya, selalu mendengarkan drama

hidup saya, serta selalu memberikan arahan yang baik buat saya. Maaf ya

ibu kalau saya selalu menyusahkan, semoga saya bisa menjadi perempuan

yang berakhlak baik seperti yang ibu ajarkan.

10. Ibu Dra. Dian Kagungan, M.H. selaku dosen pembimbing akademik.

Terimakasih atas dukungan dan kesabaran yang ibu berikan. Mohon maaf

atas segala bentuk kesalahan saya, karena mungkin dari semua mahasiswa

bimbingan akademik ibu, saya adalah mahasiswa yang paling banyak salah

dan khilaf.

11. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, terima kasih atas ilmu, pengalaman, dan motivasi selama masa

kuliah.

12. Bapak Azhari dan Bapak Johari, selaku staf Jurusan Ilmu Administrasi

Negara. Terimakasih telah banyak membantu kelancaran administrasi

selama proses penyelesaian skripsi ini.

13. Seluruh Informan penelitian, Bapak Junaedi. Bapak Subagiyo, Ibu Novi, Ibu

Tami, Ibu Winarni, Ibu Aliyah, Ibu Krismiyati, Ibu Haryati, Ibu Tuti, dan

Ibu Sofi serta Ibu-ibu anggota KWT di Desa Sungai Langka. Terimakasih

telah meluangkan waktu dan perhatian dalam proses penelitian dan

penyelesaian skripsi ini.

14. Sahabat-sahabatku “My Princess”. Reka Prasylia, terimakasih untuk selalu

bisa mengerti sifat aku, selalu mendengarkan drama aku yang gak pernah

Page 14: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xiii

abis. Phebie Syntia K, terimakasih selalu menjadi rumah keduaku menjadi

partner terbaik dalam segala hal. Aisha Hanidar, terimakasih selalu menjadi

teman terpance sepanjang masa, hidup bukan hanya selalu tentang pacar

semoga kamu cepat sadar ya sah. Desta Dwi Putri, terimakasih selalu

mengajarkan aku dalam segala hal, kamu tuh yang paling sempurna diantara

kita, semoga aku bisa seperti kamu ya des. Naadhiya Ulfa A, terimakasih

nad dari dulu kamu selalu membantu aku selalu ngasih aku nasihat supaya

bisa jadi pribadi yang lebih baik. Muthia Balqis, partner chairmate aku di

SMA, selalu mengajarkan aku kalau perbedaan bukan berarti harus

bermusuhan. Maaf ya mut kalau aku selalu bikpal. Citra Rona S,

terimakasih cit udah jadi partner gunjing, kurang-kurangin cit hehe. Terima

kasih banyak untuk “My Princess” telah memberikan banyak pengalaman,

hidup semoga kita bisa sama-sama sukses. See you on top sister!

15. Teman terbaik yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka, Marlia

Triani Putri. Terimakasih ya mar kamu selalu bisa jadi saudara, kakak, adik

dan selalu ada dari jaman SMP sampai sekarang. Cuma kamu yang tahan

dengan sifat-sifat aku yang nyebelin. Kamu yang tau banget drama hidup

aku yang gak pernah usai, kamu selalu memberi semangat agar aku selalu

kuat jalanin semuanya. Semoga niat baikku menjodohkan kamu sama rifki

bisa sampai pelaminan ya mar. Semangat untuk drama percintaan kamu

yang kayak sinetron telenovela. Semoga kita bisa sukses bareng-bareng ya!

16. Teman Seperjuanganku, Triaz Rizmaulia. Makasih loh iyaz selalu ada disaat

aku sedih, susah, senang, yang selalu siap siaga kalau aku lagi ada masalah.

Terimakasih banyak buat kebaikan kamu yaz. Ana Ubaisah, makasih ana

Page 15: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xiv

untuk semua nasihat yang selalu kamu berikan, terimakasih selalu menjadi

partnerku dalam segala hal, maaf kalau sifatku selalu membuat kamu marah.

Asrti Juniar Wulan, kamu sangat baik tri terimakasih selalu mengajarkan

agar aku selalu dewasa, makasih kamu telah memperkenalkan aku dengan

dunia pekerjaan, semoga nantinya aku bisa seperti kamu yang pandai dalam

segala hal. Sisca Aprillya P, makasih sis sudah menjadi teman baikku dari

masa SMA, semangat ya sis skripsinya!. Trias Cininta L, partner curhatku

luar biasa, makasih loh iyas kamu udah memberikan pengetahuan yang

baik-baik buat kita semua. Perbanyak istighfar ya iyas hehe. Muslimah,

adek tingkatku yang selalu menemaniku kemanapun. Semangat ya dekmus

skripsinya! Jangan bosan-bosan menemani kegabutanku yaa. Marselin

Daiska W, malaikat dihidupku. Terimakasih banyak atas segala bantuanmu

des, kalau gak ada kamu aku gak tau gimana caranya ngelewatin semuanya.

Kamu tuh baik banget selalu ngehibur aku, maaf ya kalau aku selalu buruk

sifat. Mutiara Septiani EP, Araaa you’re the best in my life! Gak tau harus

berterimakasih sebanyak apa, pokoknya kamu yang terbaik, tanpa kamu

mungkin aku gak akan sampai di titik ini. Rifki Irawan, teman baikku dari

SMA, terimakasih iki selalu membantuku dalam segala hal. Semoga kamu

sama marlia baik-baik saja ya. Semangat skripsinya iki!

17. Keluarga besar Gelas Antik. Terimakasih untuk kalian semua yang tidak

dapat kusebutkan satu persatu namanya atas pengalaman yang diberikan

selama masa perkuliahan dan selalu memberi canda tawa di setiap hari-

harinya. Semoga kita semua dapat sukses ya!

Page 16: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xv

18. Semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung

selama penelitian ini.

Skiripsi ini ditulis dengan sungguh-sungguh dan usaha yang maksimal

sesuai dengan kemampuan peneliti. Apabila masih terdapat kekurangan, dapat

dijadikan evaluasi atau penelitian lanjutan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi siapapun yang membutuhkan.

Bandar Lampung, 17 Oktober 2018

Peneliti,

Desy Hardiyanti

Page 17: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT .................................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ............................................................................................. iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

PERNYATAAN .............................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix

SANWACANA ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xx

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 12

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan .................................. 14

1. Pengertian Pemberdayaan ............................................................. 14

2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Perempuan........................... 16

3. Tujuan Pemberdayaan ................................................................... 20

4. Proses Pemberdayaan Masyarakat ................................................ 23

5. Pendekatan Pemberdayaan ............................................................ 25

6. Strategi Pemberdayaan .................................................................. 28

7. Indikator Pemberdayaan ................................................................ 33

B. Tinjauan Kelompok Wanita Tani (KWT) .......................................... 35

1. Pengertian Kelompok .................................................................... 35

2. Fungsi Kelompok .......................................................................... 36

3. Proses Terbentuknya Kelompok ................................................... 37

Page 18: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xvii

4. Pengertian Kelompok Wanita Tani (KWT) .................................. 40

C. Tinjauan Desa .................................................................................... 41

1. Pengertian Desa ............................................................................. 41

2. Unsur-Unsur Desa ......................................................................... 42

3. Fungsi Desa ................................................................................... 44

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ................................................................................... 45

B. Fokus Penelitian ................................................................................. 46

C. Lokasi Penelitian ................................................................................ 47

D. Informan Penelitian ............................................................................ 47

E. Sumber Data....................................................................................... 48

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 49

G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 51

H. Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Sungai Langka ............................................. 55

B. Profil Kelompok Wanita Tani Desa Sungai Langka .......................... 65

C. Hasil Penelitian .................................................................................. 69

1. Proses Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa

Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran ...................................................................................... 70

1.1. Kelompok Wanita Tani Mawar Indah.................................... 70

a. Mengkaji potensi wilayah, permasalahan, serta peluangnya 70

b. Penyusunan rencana kegiatan ............................................ 75

c. Penerapan rencana kegiatan .............................................. 76

d. Memantau proses dan hasil kegiatan secara partisipatif ... 79

1.2. Kelompok Wanita Tani Sri Rejeki ......................................... 83

a. Mengkaji potensi wilayah, permasalahan, serta peluangnya 83

b. Penyusunan rencana kegiatan ............................................ 85

c. Penerapan rencana kegiatan .............................................. 87

d. Memantau proses dan hasil kegiatan secara partisipatif ... 89

1.3.Kelompok Wanita Tani Mitra Abadi ...................................... 92

a. Mengkaji potensi wilayah, permasalahan, serta peluangnya 92

b. Penyusunan rencana kegiatan............................................ 95

c. Penerapan rencana kegiatan .............................................. 96

d. Memantau proses dan hasil kegiatan secara partisipatif ... 99

1.4.Kelompok Wanita Tani Melati Berbakti ................................. 101

a. Mengkaji potensi wilayah, permasalahan, serta peluangnya 101

b. Penyusunan rencana kegiatan ............................................ 102

c. Penerapan rencana kegiatan .............................................. 103

d. Memantau proses dan hasil kegiatan secara partisipatif ... 105

2. Hambatan dalam Proses Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani

(KWT) di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran ................................................................... 107

D. Pembahasan........................................................................................ 111

1. Proses Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa

Page 19: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xviii

Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran ...................................................................................... 111

a. Mengkaji potensi wilayah, permasalahan, serta peluangnya.... 111

b. Penyusunan rencana kegiatan ................................................... 115

c. Penerapan rencana kegiatan ..................................................... 118

d. Memantau proses dan hasil kegiatan secara partisipatif ........... 121

2. Hambatan dalam Proses Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani

(KWT) di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran ................................................................... 122

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 126

B. Saran .................................................................................................. 128

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis

Kemiskinan Tahun 2015-2017 ............................................................... 2

2. Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas menurut Daerah

Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Jenjang Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan Tahun 2015 ................................................................. 4

3. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Lampung

Tahun 2014 ............................................................................................. 5

4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan di

Kabupaten Pesawaran, Tahun 2014 ........................................................ 6

5. Jumlah Penduduk Desa Sungailangka berdasarkan Kepala Keluarga

Tahun 2016 ............................................................................................. 8

6. Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Sungailangka berdasarkan

Usahanya................................................................................................. 9

7. Daftar Informan ...................................................................................... 48

8. Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan Tahun 2016 .......................... 59

9. Jumlah Penduduk berdasarkan Pengelompokan Usia Tahun 2016 ........ 60

10. Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan ..................................... 60

11. Unit Usaha di Desa Sungai Langka ........................................................ 62

Page 21: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus/Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Oleh Wilson ...................... 25

2. Struktur Organisasi Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran Periode Tahun 2013-2019 .................................. 57

3. Peta Desa Sungai Langka ....................................................................... 58

4. Hasil Produksi KWT Sri Rejeki (Keripik Pisang) .................................. 66

5. Hasil Produksi KWT Mitra Abadi (Bubuk Biji Salak) ........................... 67

6. Hasil Kegiatan KWT Mawar Indah (Tanaman Sayuran) ....................... 68

7. Hasil Produksi KWT Melati Berbakti (Bubuk Coklat dan Jahe) ........... 69

8. Potensi di Desa Sungai Langka yaitu Perkebunan Kakao dan bak

Penampungan Sumber Mata Air ............................................................. 72

9. Pembuatan MOL (Mikor Organisme Lokar) Penyubur Tanah dan Hasil

Tanaman Sayuran KWT Mawar Indah (Pemanfaatan Lahan

Pekarangan .............................................................................................. 78

10. Laporan Keuangan Hasil Pemanfaatan Lahan Pekarangan KWT

Mawar Indah ........................................................................................... 81

11. Pembuatan Keripik oleh KWT Sri Rejeki .............................................. 87

12. Penerapan Kegiatan KWT Mitra Abadi yaitu Pembuatan Bubuk Biji

Salak ....................................................................................................... 97

13. Pertemuan Kelompok Wanita Tani Melati Berbakti .............................. 102

Page 22: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadan desa di Indonesia hanya disebut secara eksplisit oleh pemerintah.

Hal ini dibuktikan dengan penetapan pengaturan yang dibuat oleh pemerintah

mengenai desa selama ini hanya menjadi bagian dari Undang-Undang tentang

Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, pengaturan desa tersebut belum

sepenuhnya dapat mewadahi segala kepentingan dan kebutuhan masyarakat

desa. Padahal keberadaan sebuah desa merupakan salah satu faktor

penunjang keberhasilan suatu daerah. Oleh sebab itu, sebuah desa wajib

diakui keberadaannya dan diberikan jaminan keberlangsungan hidupnya oleh

pemerintah.

Berdasarkan hal-hal yang telah dijabarkan tersebut pemerintah mengeluarkan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Dalam undang-undang

tersebut mengakui adanya otonomi yang dimiliki oleh desa. Artinya desa

diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti

perkembangan dari masyarakatnya itu sendiri, dengan demikian desa

memiliki posisi yang strategis sehingga dapat menunjang penyelenggaraan

otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan.

Page 23: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

2

Pemerintah menghadapi beberapa masalah dalam pelaksanaan pembangunan

di desa, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Tingkat pendidikan yang

rendah merupakan salah satu faktor penyebab kemiskinan yang ada di desa.

Penduduk desa yang tingkat pendidikannya rendah membuat pengetahuan

serta keterampilan yang dimiliki sangat terbatas dan berdampak kepada

rendahnya kualitas sumber daya manusia di desa . Kualitas sumber daya

manusia yang rendah membuat penduduk desa tidak dapat bersaing di era

global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal

tersebut membuat pendapatan ekonomi penduduk desa menjadi rendah dan

mengarah kepada tingginya angka kemiskinan di desa.. Berikut tabel data

mengenai jumlah penduduk miskin dan garis kemiskinan pada tahun 2015-

2017 di Indonesia.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan

Garis Kemiskinan Tahun 2015-2017

Tahun

Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin

Garis Kemiskinan

(juta orang) (Rp/Kapita/Bulan)

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa Kota Desa

Maret 2015 10,65 17,94 28,59 8,29 14,21 11,22 342 541 317 881

Setember 2015 10,62 17,89 28,51 8,22 14,09 11,13 356 378 333 034

Maret 2016 10,34 17,67 28,01 7,79 14,11 10,86 364 527 343 647

Setember 2016 10,49 17,28 27,76 7,73 13,96 10,70 372 114 350 420

Maret 2017 10,67 17,10 27,77 7,72 13,93 10,64 385 621 361 496

Setember 2017 10,27 16,31 26,58 7,26 13,47 10,12 400 995 370 910

Sumber: Data Badan Pusat Statistik, 2018

Berdasarkan pada tabel 1 dapat dilihat jumlah penduduk miskin di Indonesia

dari tahun 2015-2017 cenderung lebih banyak dialami oleh daerah Pedesaan

dibanding dengan daerah Perkotaan. Hal ini membuktikan bahwa Desa

merupakan penyumbang kemiskinan terbesar di Indonesia. Masih besarnya

jumlah penduduk yang hidup miskin di Desa merupakan tantangan bagi

Page 24: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

3

pemerintah untuk lebih mengupayakan dan meningkatkan pembangunan

yang ada di Desa.

Melalui implementasi kebijakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Tentang Desa, diharapkan dapat mempercepat pembangunan di Desa, dan

segala potensi di desa juga dapat lebih diberdayakan untuk kesejahteraan

masyarakat. Seiring adanya kebijakan UU Desa, pemerintah juga

mengeluarkan adanya Dana Desa yang diperuntukkan untuk menunjang serta

mewujudkan pelaksanaan kebijakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa.

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer

melalui anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Penetapan

Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018, penggunaan Dana Desa di

prioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang

pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

Salah satu prioritas dalam Dana Desa adalah pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat desa bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan

kapabilitas masyarakat desa dengan mendayagunakan potensi dan

sumberdayanya sendiri sehingga desa dapat menghidupi dirinya secara

Page 25: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

4

mandiri. Salah satu sasaran pemberdayaan masyarakat di desa ialah kaum

perempuan. Hal itu disebabkan karena pendidikan perempuan di desa sangat

rendah. Sehingga menyebabkan tingkat kerentanan perempuan terhadap

kemiskinan sangat tinggi. Kerentanan kemiskinan yang dialami oleh

perempuan ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2. Persentase Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut

Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Jenjang Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2015

Daerah

Tempat

Tinggal

Jenis

Kelamin

Jenjang Pendidikan

2015

Tidak/

Belum

pernah

sekolah

Belum

Tmat

SD

SD/

sederajat

SMP/

sederajat

SMA/

sederajat

Perguruan

Tinggi

Perkotaan Laki-laki 1,91 7,47 20,73 21.70 36,00 12,18

Perempuan 4,88 9,47 22,02 21,48 30,34 11,80

Pedesaan Laki-laki 5,62 16,31 35,03 22,22 17,25 3,58

Perempuan 11,38 17,61 33,97 20,35 12,82 3,86

Sumber: Data Badan Pusat Statistik, 2018

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat di

Indonesia yang rendah terletak pada perempuan terlebih di daerah Pedesaan.

Banyaknya Perempuan di Pedesaan yang hanya menempuh jenjang

pendidikan pada tingkat SD sebesar 33,97%, SMP 20,35%, SMA 12,82%,

dan perguruan tinggi hanya 3,86% serta banyak pula perempuan yang

tidak/belum pernah sekolah 11,38% dan belum tamat SD 17,61%. Dari

penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kaum perempuan

yang ada di desa masih sangat rendah sehingga membuat keterampilan yang

dimiliki perempuan terbatas. Oleh karena itu perempuan tidak dapat

mendapatkan pekerjaan serta upah yang layak. Hal tersebut mengakibatkan

Page 26: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

5

kemiskinan pada perempuan karena tingkat pendapatan ekonominya rendah.

Hal ini terjadi hampir di semua provinsi di Indonesia, salah satunya di

Provinsi Lampung.

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung mencapai 1.143.93 ribu jiwa

pada tahun 2014 yang diperinci melalui tabel berikut:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi

Lampung, Tahun 2014

Wilayah Jumlah Penduduk Miskin

(Ribu Jiwa) Tahun 2014

Lampung Timur 170.73

Lampung Selatan 161.79

Lampung Tengah 161.55

Lampung Utara 140.73

Bandar Lampung 102.27

Tanggamus 85.02

Pesawaran 74.01

Way Kanan 64.50

Lampung Barat 60.27

Pringsewu 37.77

Tulang Bawang 36.83

Tulang Bawang Barat 18.73

Metro 16.95

Mesuji 12.79

Pesisir Barat -

Provinsi Lampung 1.143.93

Sumber: Data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2018

Berdasarkan jumlah 13 kabupaten dan 2 Kota yang ada di Provinsi Lampung

pada tabel 3, salah satu kabupaten yang menyumbang kemiskinan terbesar di

Provinsi Lampung adalah Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran

Page 27: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

6

memiliki jumlah penduduk miskin sebanyak 74.01 ribu jiwa dari total

keseluruhan penduduk yang berjumlah 421.497 jiwa. Kemudian dari jumlah

tersebut, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan hampir sejajar

dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Banyaknya kaum

perempuan di Kabupaten Pesawaran, mengharuskan pemerintah untuk lebih

mengupayakan peningkatan ekonomi perempuan untuk menurukan tingginya

angka kemiskinan di Kabupaten Pesawaran. Berikut data jumlah penduduk

menurut jenis kelamin di Kabupaten Pesawaran

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan di

Kabupaten Pesawaran, Tahun 2014

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

District Male Female Total

1. Punduh Pidada 7013 6304 13317

2. Marga Punduh 7072 6366 13438

3. Padang Cermin 50078 45880 95958

4. Kedondong 17250 16202 33452

5. Way Khilau 13908 12652 26560

6. Way Lima 15730 14674 30404

7. Gedung Tataan 46908 45788 92696

8. Negeri Katon 32847 31252 64099

9. Tegineneng 26378 25195 51573

Jumlah/Total 217184 204313 421497

Sumber: Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran, 2018

Berdasarkan tabel data 4, dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten

Pesawaran, jumlah penduduk perempuan tertinggi ke-2 terdapat pada

Kecamatan Gedong Tataan yang mencapai 45.788 ribu jiwa pada Tahun

2014. Dapat disimpulkan bahwa banyaknya jumlah kaum perempuan yang

Page 28: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

7

miskin sangat penting untuk diberdayakan agar kaum perempuan dapat lebih

mandiri terutama dalam hal ekonomi.

Persoalan kemiskinan perempuan merupakan hal yang serius perlu mendapat

perhatian dan penanganan yang optimal. Pemerintah dan masyarakat melalui

partisipasi aktif, harus dapat melakukan upaya untuk memberdayakan peran

perempuan, utamanya dalam bidang ekonomi, sehingga diharapkan

kemiskinan perempuan dapat berkurang bahkan perempuan dapat berdiri

sejajar dengan laki-laki dalam kemandirian ekonomi.

Upaya mengatasi kemiskinan yang dihadapi kaum perempuan di Desa,

Pemerintah telah melaksanakan beberapa program pemberdayaan untuk

meningkatkan ekonomi perempuan yang ada di Desa, namun dalam

pelaksanaannya masih banyak program pemberdayaan tersebut yang berjalan

tidak optimal. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor yaitu: 1)

Terbatasnya akses permodalan, infrastruktur, dan teknologi serta akses

terhadap pelayanan publik dan pasar modal yang ada; 2) Kurangnya sarana

dan prasarana; 3) Masih rendahnya pasrtisipasi masyarakat; 4) dan

kurangnya peran pemerintah dalam mendampingi masyarakat.

Salah satu desa yang telah menjalankan program pemberdayaan di daerah

Pesawaran tersebut adalah Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran. Desa Sungai Langka merupakan salah satu desa yang

memiliki jumlah perempuan yang cukup banyak hampir sejajar dengan

jumlah laki-lakinya. Berdasarkan pemutahiran desa pada Bulan Januari

Page 29: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

8

Tahun 2016 Desa Sungai Langka mempunyai jumlah Penduduk: 5.245 jiwa

dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Sungai Langka berdasarkan Kepala

Keluarga Tahun 2016

Sumber: Pemerintah Desa Sungai Langka, 2018

Berdasarkan data Tabel 5 Jumlah Penduduk Desa Sungai Langka berdasarkan

Kepala Keluarga Tahun 2016 Jumlah penduduk perempuan di Desa Sungai

Langka mencapai 2.570 jiwa hampir sejajar dengan kaum laki-laki yang

mencapai 2.655 jiwa. Melihat jumlah penduduk perempuan Desa Sungai

Langka yang hampir sejajar dengan kaum laki-lakinya, ini berarti kaum

perempuan Desa Sungai Langka perlu untuk diberdayakan agar dapat ikut

serta dalam pembangunan yang ada di Desa serta dapat memandirikan kaum

perempuan Desa Sungai Langka agar setara dengan kaum laki-laki yang lebih

maju.

Salah satu kepedulian Pemerintah Desa Sungai Langka terhadap kaum

Perempuan dengan diadakannya program pemberdayaan ekonomi

perempuan melalui pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT). KWT

NAMA DUSUN KK LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

DUSUN I 243 448 417 865

DUSUN II 98 198 203 401

DUSUN III 149 235 228 463

DUSUN IV 119 221 205 426

DUSUN V 117 209 208 417

DUSUN VI 147 259 229 488

DUSUN VII 157 288 270 558

DUSUN VIII 175 321 320 641

DUSUN IX 132 230 231 461

DUSUN X 194 246 279 525

JUMLAH

TOTAL 1.529 2.655 2.570 5.245

Page 30: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

9

Desa Sungai Langka ini merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam

rangka ikut berpartisipasi untuk pembangunan di bidang pertanian dan turut

menciptakan kondisi masyarakat yang berdaya dalam upaya pemberdayaan

ekonomi masyarakat yang kreatif.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Sungai Langka sudah berjalan selama

1 (satu) tahun. KWT di Desa Sungai Langka saat ini telah berjumlah 9

(sembilan) KWT yang tersebar di semua dusun di Desa Sungai Langka.

Anggota KWT berkisar antara 15 sampai 40 orang di setiap KWT nya.

Bidang usaha yang dilakukan setiap KWT di Desa Sungai Langka berbeda-

beda yang diperinci pada tabel berikut:

Tabel 6. Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Sungai Langka beserta

Usahanya

Nama Dusun Nama KWT Bidang Usaha Anggota KWT

Dusun I KWT Dahlia Kelompok baru terbentuk jadi belum

memiliki usaha ekonomi bersama

Dusun II KWT Srikandi Minuman bubuk jahe, kripik

singkong, dan kripik talas

Dusun III KWT Wijaya Kusuma Kue-kue/aneka makanan, krupuk

gadung, dodol kulit pala, dodol labu

kuning

Dusun IV KWT Sri Rejeki Pembuatan aneka kripik (pisang,

nangka, dan salak)

Dusun V KWT Mitra Abadi Bumbu pecel, dodol labu siam, dan

bubuk biji salak

Dusun VI KWT Mawar Indah Kripik tempe, choco tempe, aneka

kue kering coklat, sayuran segar baik

petik/polibag

Dusun VII KWT Melati Berbakti Minuman bubuk coklat, permen

coklat

Dusun VIII KWT Bina Sejahtera Anyaman lidi, kripik singkong

manggleng, bubuk susu kambing

Dusun X KWT Mekar Sari Kelompok baru terbentuk jadi belum

memiliki usaha ekonomi bersama

Sumber: Ketua Umum Kelompok Wanita Tani Desa Sungai Langka, 2018.

Page 31: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

10

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bidang usaha yang dilakukan setiap KWT

Desa Sungai Langka sangat beragam dari pembuatan aneka kripik, aneka

dodol, serta aneka makanan dan minuman lainnya. Mayoritas usaha-usaha

KWT Desa Sungai Langka bergerak dalam bidang home industry yang

mengembangkan potensi hasil pertanian atau perkebunan yang ada disetiap

dusun.

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sungai Langka merupakan

perencanaan yang strategis dalam hal memajukan kaum perempuan yang ada

di Desa Sungai Langka, pasalnya setelah adanya KWT, kaum perempuan

yang ada di Desa Sungai Langka dapat sedikit lebih maju. Potensi yang ada

disetiap dusun di Desa Sungai Langka dapat diolah KWT menjadi aneka

makanan dan minuman yang dapat menjadi ciri khas setiap dusun dan dapat

menarik perhatian para wisatawan untuk berkunjung ke Desa Sungai Langka.

Hasil yang didapat, Desa Sungai Langka merupakan salah satu Desa

Agrowisata pertama yang ada di Kabupaten Pesawaran.

Pelaksanaan kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sungai Langka

masih terdapat beberapa hambatan yang membuat kegiatan KWT Desa

Sungai Langka tidak berjalan secara optimal. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Ibu Winarni selaku ketua KWT Desa Sungai Langka hambatan yang

dihadapi KWT Desa Sungai Langka adalah; Pertama, masalah regulasi. Di

Desa Sungai Langka belum adanya peraturan atau aturan desa yang mengatur

khusus untuk masalah Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani. Padahal

regulasi semacam ini sangat penting dibutuhkan dalam pelaksanaan KWT

Page 32: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

11

terlebih lagi kepada KWT yang baru atau pemula karena masyarakat belum

bisa berinisiatif untuk mengembangkan atau memberdayakan diri mereka

sendiri. Apabila adanya regulasi pengembangan KWT dapat berjalan secara

terarah sesuai dengan tujuannya.

Hambatan kedua, masalah modal atau sumber dana. Modal adalah salah satu

komponen penting dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Apabila

kurangnya modal, usaha yang dijalankan tidak dapat berjalan secara optimal.

Begitu pula yang dirasakan oleh anggota KWT Desa Sungai Langka

kurangnya modal merupakan salah satu masalah yang membuat KWT Desa

Sungai Langka tidak dapat berjalan secara optimal. Sumber dana untuk

melaksanakan KWT Desa Sungai Langka didapat dari dana yang

dikumpulkan dari masing-masing angota kelompok, tetapi dana tersebut

belum mencukupi semua kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan KWT.

Hambatan selanjutnya yang ketiga, terkait manajerial. Dalam pelaksanaan

KWT Desa Sungai Langka, manajerial sumber daya manusia belum

sepenuhnya berjalan. Karena terkait tidak adanya regulasi dari pemerintah

membuat belum adanya dukungan dari pemerintah terhadap KWT sehingga

tidak ada pendampingan dari pemerintah untuk memotivasi masyarakat,

akibatnya kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pengembangan,

pemasaran, serta pengetahuan dalam mengelola usaha KWT yang dijalankan.

Hambatan terakhir yaitu masalah pola pikir. Anggota KWT Desa Sungai

Langka kebanyakan kaum perempuan yang memiliki tingkat pendidikan

rendah serta masih menganutnya pola pikir tradisional yang tidak berorientasi

Page 33: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

12

untuk maju. Hal ini membuat kurangnya kesadaran masyarakat dalam

partisipasinya di setiap kegiatan yang KWT laksanakan.

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan diatas perlu adanya perhatian

lebih dari pemerintah, karena masalah tersebut harus segera diselesaikan

melihat pentingnya pemberdayaan ekonomi untuk kaum perempuan yang

bertujuan agar kaum perempuan memiliki kemandarian secara ekologi,

ekonomi, dan sosial serta dapat membantu meningkatkan pendapatan

keluarga yang rendah dan menjadi keluarga yang lebih sejahtera dimana

terpenuhinya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier melalui adanya

kegiatan KWT ini. Untuk itu penulis tertarik meneliti bagaimana

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Studi Pada Kelompok Wanita Tani

(KWT) Di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

dikaji oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dalam Kelompok Wanita

Tani (KWT) Di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran?

2. Apa saja Hambatan yang terdapat pada Pemberdayaan Ekonomi

Perempuan dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Di Desa Sungai Langka

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran?

Page 34: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

13

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada penelitian ini, maka tujuan

yang hendak dicapai oleh peneliti yaitu:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana Pemberdayaan Ekonomi

Perempuan dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Di Desa Sungai Langka

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

2. Mengidentifikasi Hambatan apa saja yang terdapat pada Pemberdayaan

Ekonomi Perempuan dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Di Desa

Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

penelitian tentang Ilmu Administrasi Negara, khususnya dalam

pemberdayaan masyarakat mengenai Pemberdayaan Ekonomi

Perempuan dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Di Desa Sungai

Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

2. Dilihat dari konteks kepentingan praktis, penelitian ini dapat menjadi

bahan masukan bagi pihak yang terkait dalam Pemberdayaan Ekonomi

Perempuan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Di Desa Sungai Langka

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Selain itu penelitian

ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca dan

masyarakat.

Page 35: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

1. Pengertian Pemberdayaan

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment),

berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan). Secara etimologis

pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau

kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat

dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh daya/ kekuatan/

kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau

belum berdaya. (Suharto, 2014)

Menurut Anwas (2014:49), pemberdayaan tidak sekedar memberikan

kewenangan atau kekuasaan kepada pihak yang lemah saja, dalam

pemberdayaan terkandung makna proses pendidikan dalam meningkatkan

kualitas individu, kelompok atau masyarakat sehingga mampu berdaya,

memiliki daya saing dan mampu hidup mandiri.

Pemberdayaan pada dasarnya merupakan serangkaian aktivitas untuk

memperkuat dan atau mengoptimalkan daya dari suatu kelompok sasaran,

yaitu masyarakat yang kurang berdaya. Dalam konteks masyarakat, maka

pemberdayaan masyarakat dapat dimaknai sebagai serangkaian aktivitas yang

Page 36: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

15

dilakukan untuk memperkuat atau menambah daya bagi kelompok

masyarakat miskin, agar dengan bertambahnya daya atau kekuatan tersebut,

mereka mampu keluar dari belenggu kemiskinan. Sebagai sebuah strategi

pembangunan, konsep pemberdayaan telah berkembang dan diterima dalam

berbagai literature barat. (Mardikanto dan Soebiato dalam Soleh, 2014: 6)

Menurut definisinya, pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk

memberikan daya (empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada

masyarakat (Mas’oed dalam Mardikanto, 2017: 26). Keberdayaan

masyarakat oleh Sumodiningrat dalam Mardikanto (2017: 26) diartikan

sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan masyarakat dalam

membangun keberdayaan masyarkat yang bersangkutan. Karena itu,

pemberdayaan dapat disamakan dengan perolehan kekuatan dan akses

terhadap sumberdaya untuk mencari nafkah (Pranarka dalam Mardikanto,

2017: 26)

Istilah pemberdayaan, juga dapat diartikan sebagai upaya memenuhi

kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar

mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol

lingkungan agar dapat memenuhi keinginan-keinginannya, termasuk

aksebilitasnya terhadap sumberdaya yang terkait dengan pekerjaannya,

aktivitas sosialnya, dll. (Mardikanto, 2017: 28)

World Bank dalam Mardikanto (2017: 28) mengartikan pemberdayaan

sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada

kelompok masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) atau

Page 37: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

16

menyuarakan pendapat, ide, atau gagasan-gagasannya, serta kemampuan dan

keberanian untuk memilih (choice) sesuatu (konsep, metoda, produk,

tindakan, dll.) yang terbaik bagi pribadi, keluarga, dan masyarakatnya.

Dengan kata lain, pemberdayaan masyarakat merupakan proses

meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian masyarakat.

Menurut Parsons dalam Suharto (2014: 58) Pemberdayaan adalah sebuah

proses agar setiap orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam

berbagai pengontrolan, dan mempengaruhi kejadian-kejadian serta lembaga-

lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan

bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang

cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang

menjadi perhatiannya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan

suatu aktivitas pemberian kekuatan kepada pihak yang kurang atau tidak

berdaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang agar dapat lebih

berkembang, lebih maju, dan dapat lebih mandiri untuk meningkatkan taraf

hidupnya.

2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Kondisi dan posisi perempuan di Indonesia masih jauh tertinggal

dibandingkan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain di bidang

sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan budaya. Fenomena di atas

menunjukkan perempuan masih menjadi kaum yang termarginalkan sehingga

persoalan pemberdayaan perempuan memiliki bidang garapan yang luas.

Page 38: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

17

Salah satu bidang yang menarik untuk dibahas adalah pemberdayaan

ekonomi bagi perempuan. Keberdayaan perempuan di bidang ekonomi

adalah salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Saat perempuan

menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan bebas untuk

bekerja di luar rumah serta mempunyai pendapatan mandiri, inilah

Sebagaimana kita pahami, perempuan merupakan aset berharga dalam proses

pembangunan bangsa, dengan kata lain, keberhasilan pembangunan

ditentukan pula oleh kualitas pemberdayaan kaum perempuan.

Pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan usaha yang membutuhkan

interaksi yang sederajat dan saling menguntungkan sesuai fungsi dan

potensinya masing-masing dari faktor-faktor pemberdaya dan perempuan

yang diberdayakantanda kesejahteraan rumah tangga meningkat (Dreze and

Sen, 1995 dalam Supeni dan Maheni, 2011).

Pemberdayaan ekonomi adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi,

penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat

untuk mendapatkan gaji atau upah yang memadai, dan penguatan masyarakat

untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus

dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun

aspek kebijakannya. (Mardi Yatmo Hutomo, 2000)

Pemberdayaan perempuan adalah upaya peningkatan kemampuan wanita

dalam mengembangkan kapasitas dan keterampilannya untuk meraih akses

dan penguasaan terhadap, antara lain: posisi pengambilan keputusan,

sumbersumber, dan struktur atau jalur yang menunjang. Pemberdayaan

Page 39: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

18

perempuan yang terfokus pada 3 isu yaitu pemberdayaan perempuan melalui

kegiatan ekonomi produktif, pemberdayaan perempuan melalui kegiatan

kesehatan, dan pemberdayaan perempuan melalui kegiatan pendidikan.

Tujuan Program pemberdayaan perempuan adalah :

1) Memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat bawah baik pada tingkat

praktis maupun strategis.

2) Meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya perempuan untuk

menjaga kesehatan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu,

kematian bayi, infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular.

3) Meningkatkan kualitas SDM Perempuan. (Rohmah, 2014)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, pemberdayaan ekonomi

perempuan yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk kaum perempuan

dengan cara membuka lapangan kerja atau meningkatkan potensi, bakat dan

kemampuan untuk membuka usaha kecil dan secara bertahap ditingkatkan

manajerialnya yang bertujuan untuk memandirikan kaum perempuan dan

membantu meningkatkan taraf hidup perempuan.

Unsur-unsur Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Senada dengan Kabeer

(2001) dalam Supeni dan Maheni, 2011 menyatakan bahwa terdapat lima

unsur utama yang perlu diperhatikan dalam proses pemberdayaan perempuan,

yaitu sebagai berikut :

1) Welfare (Kesejahteraan) aspek ini dapat dikatakan salah satu aspek yang

penting dalam upaya peningkatan pemberdayaan perempuan. Tidak dapat

dipungkiri bahwa dalam akses terhadap kesejahteraan, perempuan

Page 40: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

19

menempati posisi yang tidak menguntungkan. Kesejahteraan ini dibagi ke

dalam tiga unsur utama berikut (Claros and Zahidi, 2005: 2-5). Partisipasi

ekonomi perempuan merupakan hal yang penting tidak hanya mengurangi

level kemiskinan pada perempuan, melainkan pula sebagai langkah

penting untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga dan mendorong

pembangunan ekonomi negara secara keseluruhan. Sementara pencapaian

pendidikan merupakan aspek paling fundamental dalam kegiatan

pemberdayaan perempuan, tanpa memperoleh pendidikan yang memadai,

perempuan tidak mampu mengakses pekerjaan sektor formal,

mendapatkan upah yang lebih baik, berpartisipasi dalam pemerintahan dan

mencapai pengaruh politik. Kesehatan dan kesejahteraan merupakan

sebuah konsep yang terkait dengan perbedaan substansial antara

perempuan dan laki-laki dalam mengakses nutrisi yang cukup, kesehatan,

fasilitas reproduksi, dan untuk mengemukakan keselamatan fundamental

dan integritas seseorang. Amartya Sen (1999, dalam Claros and Zahidi,

2005: 2) menyatakan bahwa pendidikan, pekerjaan, dan kepemilikan hak

perempuan memberikan pengaruh yang kuat untuk meningkatkan

kemampuan mereka untuk menguasai lingkungan mereka dan

memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi. Partisipasi ekonomi

tidak hanya berhenti pada meningkatnya jumlah perempuan bekerja,

melainkan pula kesetaraan dalam pemberian upah.

2) Access (Akses) dalam bahasa Longwe, akses diartikan sebagai

kemampuan perempuan untuk dapat memperoleh hak/akses terhadap

sumber daya produktif seperti tanah, kredit, pelatihan, fasilitas pemasaran,

Page 41: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

20

tenaga kerja, dan semua pelayanan publik yang setara dengan perempuan.

Akses terhadap teknologi dan informasi juga merupakan aspek penting

lainnya. Melalui teknologi dan informasi, perempuan dapat meningkatkan

produktivitas ekonomi dan sosial mereka dan mempengaruhi lingkungan

tempat ia tinggal. Tanpa akses, pemahaman, serta kemampuan untuk

menggunakan teknologi informasi, perempuan miskin jauh lebih

termarjinalisasi dari komunitasnya, negaranya, dan bahkan dunia.

3) Consientisation (Konsientisasi) pemahaman atas perbedaan peran jenis

kelamin dan peran gender.

4) Participation (Partisipasi) kesetaraan partisipasi perempuan dalam proses

pembuatan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, dan

administrasi. Partisipasi ini merujuk pada keterwakilan perempuan yang

setara dalam struktur pembuatan keputusan baik secara formal maupun

informal, dan suara mereka dalam penformulasian kebijakan

mempengaruhi masyarakat mereka (Claros dan Zahidi, 2005: 4).

5) Equality of Control (Kesetaraan dalam kekuasaan) kesetaraan dalam

kekuasaan atas faktor produksi, dan distribusi keuntungan sehingga baik

perempuan maupun laki-laki berada dalam posisi yang dominan. Berikut

merupakan siklus yang merepresentasikan unsur-unsur pemberdayaan

perempuan.

3. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Sulistiyani (2017) tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan

adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.

Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan

Page 42: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

21

mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Pemberdayaan juga

bertujuan untuk memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok

lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal

(misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal

(misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).

Menurut Soleh (2014: 8) tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat adalah

untuk meningkatkan harkat dan martabat hidup manusia, dengan kata lain

secara sederhana untuk meningkatkan kualitas hidup. Perbaikan kualitas

hidup tersebut bukan semata menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga fisik,

mental, politik, keamanan dan sosial budaya. Untuk mencapai tujuan yang

bersifat umum tersebut maka terdapat beberapa tujuan atau sasaran

diantaranya yaitu :

a. Perbaikan kelembagaan. Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerjasama dan

kemitraan antara pemangku kepentingan. Melalui perbaikan kelembagaan

berbagai inovasi sosial yang yang dilakukan secara kemitraan antar

pemangku kepentingan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat.

b. Perbaikan pendapatan, stabilitas ekonomi, keamanan dan politik yang

mutlak diperlukan untuk terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan.

c. Perbaikan lingkungan hidup. Disadari atau tidak dalam upaya memenuhi

kebutuhan hidupnya msyarakat melakukan aktivitas ekonomi yang

berakibat terjadinya keusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan

ini bukan saja mengancam dirinya, tetapi juga mengancam kehidupan

generasi yang akan datang.

Page 43: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

22

d. Perbaikan akses, baik berkenaan dengan akses teknologi,

permodalan/kredit, sarana dan prasarana produksi, peralatan dan mesin

serta energi listrik yang sangat diperlukan dalam proses produksi.

Demikian pula tidak kalah pentingnya perbaikan akses pasar dan jaminan

harga serta pengambilan keputusan politik.

e. Perbaikan tindakan. Melalui pendidikan, kualitas SDM dapat ditingkatkan

sehingga dari sana diharapkan akan berdampak pada perbaikan sikap dan

tindakan yang lebih bermartabat.

f. Perbaikan usaha produktif. Melalui upaya pendidikan dan latihan dan

perbaikan kelembagaan serta akses perkreditan, diharapkan usaha-usaha

yang bersifat produktif akan lebih maju dan berdaya saing.

g. Perbaikan-perbaikan bidang lainnya, sesuai dengan permasalahan yang

dihadapi oleh masyarakat.

Lebih lanjut berkenaan dengan upaya pencapaian tujuan umum

pemberdayaan tersebut Bank Dunia dalam Soleh (2014: 83) mensaratkan

adanya perbaikan :

a. Modal finansial yang berupa perencanaan ekonomi makro dan

pengelolaan fiskal;

b. Perbaikan modal fisik, berupa prasarana bangunan, mesin pelabuhan;

c. Perbaikan modal SDM, berupa perbaikan kesehatan dan pendidikan yang

relevan dengan pasar kerja;

d. Pengembangan modal sosial yang menyangkut keterampilan,

pengetahuan, kelembagaan, kemitraan dan norma hubungan sosial;

Page 44: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

23

e. Pengelolaan sumberdaya alam baik yang bersifat komersial dan non

komersial seperti ketersediaan air bersih, energi, pengelolaan limbah dan

beragam layanan penunjang.

4. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Hakikat pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan kemampuan

dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Menurut

Tim Delivery dalam Mardikanto (2017: 125), proses pemberdayaan

masyarakat sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi dan mengkaji potensi wilayah, permasalahan, serta

peluang-peluangnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat mampu

dan percaya diri dalam mengidentifikasi serta menganalisa keadaannya,

baik potensi maupun permasalahannya. Pada tahap ini diharapkan dapat

diperoleh gambaran mengenai aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan.

Proses ini meliputi :

a. Persiapan masyarakat dan pemerintah setempat untuk melakukan

pertemuan-awal dan teknis pelaksanannya

b. Persiapan penyelenggaraan pertemuan

c. Pelaksanaan kajian dan penilaian keadaan

d. Pembahasan hasil dan penyusunan rencana tidak lanjut

2) Menyusun rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian meliputi :

a. Memprioritaskan dan menganalisa masalah-masalah

b. Identifikasi alternatif pemecahan yang terbaik

c. Identifikasi sumberdaya yang tersedia untuk pemecahan masalah

d. Pengembangan rencana kegiatan serta pengorganisasian pelaksanannya

Page 45: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

24

3) Menerapkan rencana kegiatan kelompok: rencana yang telah disusun

bersama dengan dukungan fasilitasi dari pendamping selanjutnya

diimplementasikan dalam kegiatan yang konkrit dengan tetap

memperhatikan realisasi dan rencana awal. Termasuk dalam kegiatan ini

adalah, pemantauan pelaksanaan dan kemajuan kegiatan menjadi

perhatian semua pihak, selain itu juga dilakukan perbaikan jika diperlukan.

4) Memantau proses dan hasil kegiatan secara terus menerus secara

partisipatif (participatory monitoring and evaluation/PME). PME ini

dilakukan secara mendalam pada semua tahapan pemberdayaaan

masyarakat agar prosesnya berjalan sesuai dengan tujuannya. PME adalah

suatu proses penilaian, pengkajian, dan pemantauan kegiatan, baik

prosesnya (pelaksanaan) maupun hasil dan dampaknya agar dapat disusun

proses perbaikan kalau diperlukan.

Wilson dalam Mardikanto (2017: 122) mengemukakan bahwa kegiatan

pemberdayaan pada setiap individu dalam suatu organisasi, merupakan suatu

siklus kegiatan yang terdiri dari :

1) Pertama, menumbuhkan keinginan pada diri seseorang untuk berubah dan

memperbaiki, yang merupakan titik awal perlunya pemberdayaan. Tanpa

adanya keinginan untuk berubah dan memperbaiki, maka semua upaya

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan tidak akan memperoleh

perhatian, simpati, atau pasrtisipasi masyarakat.

2) Kedua, menumbuhkan kemauan dan keberanian untuk melepaskan diri

dari kesenangan/kenikmatan dan hambatan-hambatan yang dirasakan,

Page 46: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

25

untuk kemudian mengambil keputusan mengikuti pemberdayaan demi

terwujudnya perubahan dan perbaikan yang diharapakan.

3) Ketiga, mengembangkan kemauan untuk mengikuti atau mengambil

bagian dalam kegiatan pemberdayaan yang memberikan manfaat atau

perbaikan kegiatan.

4) Keempat, peningkatan peran atau pasrtisipasi dalam kegiatan

pemberdayaan yang telah dirasakan manfaat/perbaikannya.

5) Kelima, peningkatan peran dan kesetiaan pada kegiatan pemberdayaan,

yang ditunjukkan berkembangnya motivasi-motivasi untuk melakukan

perubahan.

6) Keenam, peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan pemberdayaan.

7) Ketujuh, peningkatan kompetensi untuk melakukan perubahan melalui

kegiatan pemberdayaan baru.

Gambar 1 Siklus/Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Sumber: Wilson dalam Mardikanto (2017: 123)

5. Pendekatan Pemberdayaan

Pendekatan dapat didefinisikan sebagai suatu ketentuan yang harus diikuti

oleh semua pihak yang terlibat dalam sebuah sistem. Pendekatan dapat

ibaratkan semacam notasi yang harus diikuti oleh para musisi dan penarinya.

Page 47: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

26

Pedekatan apapun yang dipergunakan dalam kegiatan pemberdayaan menurut

Nagel dalam Mardikanto (2017: 159) harus memperhatikan :

1) Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pemberdayaan;

2) Sistem transfer teknologi yang akan dilakukan;

3) Pengembangan sumberdaya manusia/fasilitator yang akan melakukan

pemberdayaan;

4) Alternatif organisasi pemberdayaan yang akan diterapkan, yang

berhadapan dengan pilihan-pilihan antara :

a) Publik ataukah swasta;

b) Pemerintah ataukah non-pemerintah

c) Dari atas (birokratis) ataukah dari bawah (partisipatif);

d) Mencari keuntungan ataukah non-profit;

e) Karitatif ataukah harus mengembalikan biaya;

f) Umum ataukah sektoral;

g) Multi-tujuan ataukah tujuan-tunggal;

h) Transfer teknologi ataukah berorientasi pada kebutuhan.

Parsons et.al. dalam Mardikanto (2017: 160) menyatakan bahwa proses

pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada

literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi

satu-lawan-satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan

perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa

percaya diri dan kemampuan diri klien, hal ini bukanlah strategi utama

pemberdayaan. Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial

dapat dilakukan melalui kolektivitas. Dalam beberapa situasi, strategi

Page 48: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

27

pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual; meskipun pada

gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti

mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya. Dalam

konteks pekerjaan sosial pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau

matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro.

1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention.

Tujuan utamanya adala membimbing atau melatih klien dalam

menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai

pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered aproach).

2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media

intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya

digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan,

keterampilan dan sikap-sikap klienagar memiliki kemampuan

memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar

(large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem

lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,

kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,

manajemen konflik, adalah beebrapa strategi dalam pendekatan ini.

Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki

kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk

memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

Page 49: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

28

Swansons dan Clear dalam Mardikanto (2017: 165), merangkum adanya 6

(enam) pendekatan pemberdayaan, yaitu :

1) Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang konvesional;

2) Pendekatan latihan dan kunjungan;

3) Pemberdayaan masyarakat yang diorganisasikan perguruan tinggi;

4) Pendekatan pengembangan komoditi dan sistem produksi;

5) Pendekatan pembangunan masyarakat terpadu;

6) Pendekatan pembangunan pedesaan terpadu.

6. Strategi Pemberdayaan

Kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang memiliki

kegiatan yang memiliki tujuan yang jelas dan harus dicapai, oleh sebab itu,

setiap pelaksanaan pemberdayaan masyarakat perlu dilandasi dengan strategi

kerja tertentu demi keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang diinginakan.

Dalam pengertian sehari-hari, strategi sering diartikan sebagai langkah-

langkah atau tindakan tertentu yang dilaksanakan demi tercapainya suatu

tujuan atau penerima manfaat yang dikehendaki, oleh karena itu, pengertian

strategi sering rancu dengan: metoda, teknik, atau taktik. (Mardikanto, 2014:

167)

Sumaryadi dalam Mardikanto (2017: 169) mengemukakan adanya lima

generasi strategi pemberdayaan, yaitu :

1) Generasi yang mengutamakan relief and welfare, yaitu strategi yang lebih

mengutamakan pada kekurangan dan kebutuhan setiap individu dan

masyarakat, seperti: sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan.

Page 50: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

29

2) Stretegy community development atau small scale reliant local

development, yang lebih mengutamakan pada kesehatan, penerapan

teknologi tepat-guna, dan pembangunan infrastruktur. Menurutnya strategi

ini tidak mungkin dilakukan dengan pendekatan pembangunan dari atas

(top down approach), tetapi harus dilakukan pendekatan dari bawah

(bottom-up approach).

3) Generasi sustainable system development, yang lebih mengharapkan

terjadinya perubahan pada tingkat regional dan nasional. Melalui strategi

ini, diharapkan terjadinya perubahan kebijakan yang keluar dari tingkat

daerah (local) ke tingkat regional, nasional, internasional, utamanya terkait

dengan dampak pembangunan yang terlalu eksploitatif dan mengabaikan

pelestarian/keberlanjutan pembangunan.

4) Generasi untuk mengembangkan gerakan masyarakat (people movement),

melalui pengorganisasian masyarakat, identifikasi masalah dan kebutuhan

lokal, serta mobilisasi sumberdaya lokal yang ada dan dapat dimanfaatkan

dalam pembangunan. Strategi ini, tidak sekedar mempengaruhi kebijakan,

tetapi sekaligus juga mengharapkan terjadinya perubahan di dalam

pelaksanaannya.

5) Generasi pemberdayaan masyarakat (empowering people) yang

memperhatikan arti penting perkembangan, teknologi, persaingan, dan

kerjasama. Generasi ini memperjuangkan ruang gerak yang lebih terbuka

terhadap kemampuan dan keberanian masyarakat, dan pengakuan

pemerintah terhadap inisiatif lokal.

Page 51: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

30

Pandangan lain mengenai strategi pemberdayaan menurut Suharto dalam

Mardikanto (2017: 170) mengemukakan adanya 5 (lima) aspek penting dalam

melakukan pemberdayaan, yaitu :

1) Motivasi.

Dalam hubungan ini, setiap keluarga harus dapat memahami nilai

kebersamaan, interaksi sosial dan kekuasaan melalui pemahaman akan

haknya sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Karena itu, setiap

rumah tangga perlu di dorong untuk membentuk kelompok yang

merupakan mekanisme kelembagaan penting untuk mengorganisir dan

melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat di desa atau

kelurahannya. Kelompok ini kemudian dimotivasi untuk terlibat dalam

kegiatan peningkatan pendapatan dengan menggunakan sumber-sumber

dan kemampuan-kemampuan mereka sendiri.

2) Peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan

Peningkatan kesadaran masyarakat dapat dicapai melalui pendidikan

dasar, perbaikan kesehatan, imunisasi dan sanitasi. Sedangkan

keterampilan-keterampilan vokasional bisa dikembangkan melalui cara-

cara partisipatif. Pengetahuan lokal yang biasanya diperoleh melalui

pengalaman dapat dikombinasikan dengan pengetahuan dari luar.

Pelatihan semacam ini dapat membantu masyarakat miskin untuk

menciptakan mata pencaharian sendiri atau membantu meningkatkan

keahlian mereka untuk mencari pekerjaan di luar wilayahnya.

Page 52: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

31

3) Manajemen diri

Setiap kelompok masyarakat harus mampu memilih pemimipin mereka

sendiri dan mengatur kegiatan mereka sendiri seperti melaksanakan

pertemuan-pertemuan, melakukan pencatatan dan pelaporan,

mengoperasikan tabungan dan kredit, resolusi konflik, dan manajemen

kepemilikan masyarakat. Pada tahap awal, pendamping dari luar dapat

membantu mereka dalam mengembangkan sebuah sistem. Kelompok

kemudian dapat diberi wewenang sepenuh untuk melaksanakan dan

mengatur sistem tersebut.

4) Mobilisasi sumberdaya

Untuk memobilisasi sumberdaya masyarakat, diperlukan pengembangan

metode untuk menghimpun sumber-sumber individual melalui tabungan

reguler dan sumbangan sukarela dengan tujuan menciptakan modal sosial.

Ide ini didasari pandangan bahwa setiap orang memiliki sumbernya sendiri

yang jika dihimpun, dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonomi secara

substansial. Pengembangan sistem penghimpunan, pengalokasian dan

penggunaan sumber perlu dilakukan secara cermat sehingga semua

anggota memiliki kesempatan yang sama. Hal ini dapat menjamin

kepemilikan dan pengelolaan secara berkelanjutan.

5) Pembangunan dan pengembangan jejaring

Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai

dengan peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan

mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial di sekitarnya.

Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan mengembangkan

Page 53: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

32

berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan

keberdayaan masyarakat miskin.

Dari kelima aspek di atas, dapat dilakukan strategi pemberdayaannya :

1. Pemungkinan, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat miskin berkembang secara optimal. Pemberdayaan

harus mampu membebaskan masyarakat miskin dari sekat-sekat kultural

dan struktural yang menghambat.

2. Penguatan, melalui memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki masyarakat miskin dalam memecahkan masalah dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh

kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat

miskin yang menunjang kemandirian mereka.

3. Perlindungan, yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok

lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya

persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan

yang lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap

kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan kepada pengahapusan

segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat

kecil.

4. Penyokongan atau memberikan dukungan agar masyarakat miskin mampu

menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus

mampu menyokong masyarakat miskin agar tidak terjatuh ke dalam

keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

Page 54: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

33

5. Pemeliharaan dalam arti memelihara kondisi yang kondusif agar tetap

terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok

dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan

dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh

kesempatan berusaha.

7. Indikator Keberdayaan

Menurut Kieffer dalam Suharto (2014: 63), pemberdayaan mencakup tiga

dimensi yang meliputi kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan

kompetensi pasrtisipatif (Suharto, 1997: 215). Parsons et.al. dalam Suharto

(2014: 63) juga mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:

a) Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual

yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih

besar.

b) Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna

dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

c) Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari

pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan

upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh

kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekankan.

Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional, maka

perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukan

seseorang tersebut berdaya atau tidak. Schuler, Hashemi dan Riley dalam

Suharto (2014: 63) mengembangkan delapan indikator dalam pemberdayaan

Page 55: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

34

yang mereka sebut sebagai empowerment index atau indeks pemberdayaan

yaitu :

1. Kebebasan mobilitas. Kemampuan individu untuk pergi keluar rumah atau

wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas medis, bioskop,

rumah ibadah dan rumah tetangga. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi

jika individu mampu pergi sendirian.

2. Kemampuan membeli komuditas kecil. Kemampuan individu untuk

membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari (beras, minyak

tanah, minyak goreng, bumbu), kebutuhan dirinya (minyak rambut, sabun

mandi, rokok, bedak, sampo). Individu dianggap mampu melakukan

kegiatan ini terutama jika ia dapat membuat keputusan sendiri tanpa

meminta izin pasanggannya, terlebih jika ia dapat membeli barang-barang

tersebut dengan menggunakan uangnya sendiri.

3. Kemampuan membeli komoditas besar. Kemampuan individu untuk

membeli barang-barang sekunder atau tersier, seperti lemari pakaian, tv,

radio, koran dan pakaian keluarga. Seperti halnya indikator di atas, point

tinggi diberikan terhadap individu yang dapat membuat keputusan sendiri

tanpa meminta izin pasangannya terlebih jika ia dapat membeli barang-

barang tersebut dengan menggunakan uangnya sendiri.

4. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga. Mampu

membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suami atau istri

mengenai keputusan-keputusan keluarga, misalnya mengenai renovasi

rumah, memperoleh kredit usaha dan pembelian kambing untuk diternak.

Page 56: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

35

5. Kebebasan relatif dari donasi keluarga. Responden ditanya mengenai

apakah dalam satu tahun terakhir ada seorang (suami, istri, anak-anak,

mertua) yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa izinnya,

yang melarang mempunyai anak atau melarang bekerja di luar rumah.

6. Kesadaran hukum dan politik. Mengetahui nama salah seorang pegawai

pemerintah desa atau kelurahan, seorang anggota DPRD setempat, nama

presiden, mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hukum-hukum

waris.

7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes. Seseorang dianggap

berdaya jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain

melakukan protes, misalnya terhadap suami yang memukul istri, istri yang

mengabaikan suami dan keluarganya, gaji yang tidak adil, penyalahgunaan

bantuan sosial, atau penyalahgunaan kekuasaan polisi dan pegawai

pemerintah.

8. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga. Memiliki rumah,

tanah, aset produktif, dan tabungan. Seseorang dianggap memiliki point

tinggi jika ia memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah

dari pasangannya.

B. Tinjauan Kelompok Wanita Tani (KWT)

1. Pengertian Kelompok

Secara sosiologis istilah kelompok mempunyai pengertian sebagai suatu

kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan saling

berinteraksi satu sama lain, di mana dapat mengakibatkan tumbuhnya

perasaan bersama (Abdulsyani, 2009). Sedangkan dalam pengertian umum

Page 57: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

36

kelompok merupakan golongan, kelas, lapisan atau kumpulan manusia yang

dibatasi oleh ciri, kondisi dan kesamaan kepentingan tertentu (Abdulsyani,

2009).

Joseph S. Roucek dan Roland L. Warren dalam Abdulsyani (2009: 98)

menyatakan bahwa satu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang

diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh

para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan. Mayor Polak dalam

Abdulsyani (2007: 98) berpendapat bahwa kelompok adalah suatu group,

yaitu sejumlah orang yang ada antara hubungan satu sama lain dan antar

hubungan itu bersifat sebagai sebuah struktur.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok

merupakan orang-orang yang memiliki kepentingan bersama dan membentuk

sebuah interaksi dalam sebuah group.

2. Fungsi Kelompok

Fungsi kelompok biasanya ditentukan atas dasar tujuan-tujuan yang hendak

dicapai oleh perorangan sebagai anggota kelompok. Jika tujuan-tujuan

perorangan ini dapat dijamin pencapaiannya melalui kerjasama dalam suatu

kelompok, disamping kelompok dirasakan sebagai wadah yang bermanfaat,

maka kehidupan kelompok tersebut akan semakin stabil dan dapat bertahan

relatif lama. Kelompok dapat berfungsi sebagai alat untuk memenuhi

kebutuhan bagi setiap anggotanya. Dengan terpenuhinya kebutuhan

perorangan atau anggota kelompok, maka sekaligus dapat mendorong

semangat kerja kelompok, sehingga tujuan kelompok dapat mudah dipenuhi.

Page 58: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

37

Dengan demikian berarti eksistensi kehidupan kelompok semakin banyak

dibutuhkan. Tujuan kelompok yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan

perorangan, merupakan faktor yang dapat mendorong suatu kelompok

menjadi dinamis (Abdulsyani, 2009: 37).

Dalam buku Joining Together, Group Theory and Group skills, karangan

David W. Johnson dalam Abdulsyani (2009: 37), disebutkan bahwa “Goal

are guides for action, and it is throught group goals that efforts of group

members are and coordinate...” Dari pendapat tersebut jelas bahwa fungsi

suatu kelompok dapat menggerakkan manusia supaya giat belajar, sehingga

selanjutnya dapat melahirkan suatu perencanaan dan dapat menciptakan suatu

koordinasi (dalam usaha suatu kelompok). Jadi kelompok adalah motor dari

aktivitas-akivitas individu dalam kelompok.

3. Proses Terbentuknya Kelompok

Pada proses pembentukan kelompok sosial terdapat faktor-faktor tertentu

yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu

kelompok sosial tersebut. Adapun dorongan tersebut antara lain :

a. Dorongan untuk mempertahankan hidup

Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial

yang telah ada, maka secara tidak langsung manusia tersebut telah

berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan hidupnya tidak

mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan

adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga

kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.

Page 59: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

38

b. Dorongan untuk meneruskan keturunan

Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat

alamiah yang sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok

sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya masing-masing,

sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini

dapat tercapai

c. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan

pekerjaan yang efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang

maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok sosial akan dapat

meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok

formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang

dihasilkan akan dapat maksimal.

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri

sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam

keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua

faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan

dan kesamaan, yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap

keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita

membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita

bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun

atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak

Page 60: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

39

geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat,

berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan

peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan

terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi,

yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok

pertemanan. Kedekatan geografis daerah asal, ketika seseorang merantau

ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan

berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan

batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah

asal.

2. Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan

fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi

kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki

kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan

minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter

personal lain. Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain:

a. Kesamaan kepentingan

Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka

kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai kepentingan

yang sama tersebut.

b. Kesamaan keturunan

Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan

keturunan biasanya orientasinya adalah untuk menyambung tali

Page 61: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

40

persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling

berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk

menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.

c. Kesamaan nasib

Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk

kelompok sosial yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun

kinerja masing-masing anggotanya.

(Sumber: http;//blog.unnes.ac.id/pembentukan-kelompok-sosial/, diakses February

2018)

4. Pengertian Kelompok Wanita Tani (KWT)

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan

dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan

(sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai

pimpinan untuk mencapai tujuan bersama. Wiranti dalam Khasanah (2018),

menjelaskan bahwa secara umum, kelompok tani dibentuk untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi petani yang tidak bisa diatasi

secara individu, kelompok tani dapat dibentuk secara swadaya maupun atas

dasar kepentingan kebijakan dari pemerintah melalui Dinas Pertanian. Secara

teoritis kelompok tani diartikan sebagai kumpulan petani yang terikat secara

informal atas dasar keserasian dan kepentingan bersama dalam usaha tani.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, kelompok wanita

tani (KWT) merupakan salah satu bentuk kelembagaan petani yang mana

anggotanya terdiri dari wanita-wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

pertanian. Berbeda dengan kelompok tani yang lainnya, kelompok wanita tani

Page 62: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

41

dalam pembinaannya diarahkan untuk mempunyai suatu usaha produktif

dalam skala rumah tangga yang memanfaatkan atau mengolah hasil-hasil

pertanian maupun perikanan, sehingga dapat menambah penghasilan

keluarga.

C. Tinjauan Desa

1. Pengertian Desa

Istilah Desa secara etimologi berasal dari kata swadesi bahasa sansekerta

yang berarti wilayah, tempat atau bagian yang mandiri dan otonom. Desa

dapat didefinisikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal usul, adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah NKRI (Syafrudin dan Na’a,

2010: 3).

Menurut Sutardjo Kartohadikusuma mendefinisikan desa sebagai suatu

kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat “pemerintahan

sendiri”. Adapun Bintarto memberikan batasan desa sebagai perwujudan atas

kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di situ

(suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal balik

dengan daerah lain ( Setiadi dan Kolip, 2015: 838).

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Desa

diartikan sebagai :

“Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

Page 63: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

42

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Dari uraian tentang desa diatas, dapat disimpulkan bahwa desa adalah

kumpulan masyarakat hukum yang mempunyai kewenangan untuk mengatur

rumah tangganya dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan hukum dan adat istiadat setempat.

2. Unsur-unsur Desa

Bintarto dalam Hartono dan Aziz (2004: 24) mengemukakan 3 unsur-unsur

Desa sebagai berikut :

a. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta

penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang

merupakan lingkungan geografis setempat.

b. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah, peertambahan, kepadatan,

persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat

c. Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan

pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan

masyarakat desa (rural society).

Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri,

melainkan merupakan satu kesatuan. Unsur daerah, penduduk dan Tata

kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau “living unit”. Daerah

menyediakan kemungkinan hidup, penduduk menggunakan kemungkinan

yang disediakan oleh daerah itu guna mempertahankan hidup. Tata

kehidupan, dalam artian yang baik memberikan jaminan akan ketentraman

dan keserasian hidup bersama di desa.

Page 64: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

43

Unsur lain yang termasuk unsur desa yaitu, unsur letak. Letak suatu desa

pada umumnya selalu jauh dari kota atau dari pusat-pusat keramaian.

Peninjauan ke desa-desa atau perjalanan ke desa sama artinya dengan

menjauhi kehidupan di kota dan lebih mendekati daerah-daerah yang

monoton dan sunyi. Desa-desa yang letaknya pada perbatasan kota

mempunyai kemungkinan berkembang yang lebih banyak daripada desa-desa

di pedalaman.

Unsur letak mentukan besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-

daerah lainnya. Desa yang terletak jauh dari perbatasan kota mempunyai

tanah-tanah pertanian yang luas. Ini disebabkan karean penggunaan tanahnya

lebih banyak dititikberatkan pada tanaman pokok dan beberapa tanaman

perdagangan daripada untuk gedung-gedung atau perumahan.

Penduduk merupakan unsur yang penting bagi desa. “Potential man power”

terdapat di desa yang masih terkait hidupnya dalam bidang pertanian.

Kadang-kadang di beberapa desa terdapat tenaga-tenaga yang berlebihan di

bidang pertanian, sehingga timbul apa yang disebut dengan istilah

pengangguran tak kentara atau “disguished unemployment”. Dalam hal ini

perlu diperhatikan penyaluran-penyaluran yang sebaik-baiknya, misalnya

dengan lebih meningkatkan dan menyebarkan “rural industries” atau migrasi

yang efisien.

Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat.

Masyarakat merupakan suatu “gemeinschaft” yang memiliki unsur gotong

royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti, karena penduduk desa

Page 65: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

44

merupakan “face to face group” dimana mereka saling mengenal betul

seolah-olah mengenal dirinya sendiri.

3. Fungsi Desa

Fungsi Desa dalam Hartono dan Aziz (2004: 243) yaitu: Pertama, dalam

hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau

daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberi bahan makanan pokok

seperti padi, jagung, ktela, di samping bahan makanan lain seperti kacang,

kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal dari hewan.

Kedua desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung

bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil

artinya. Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan

desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.

Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris.

Menurut Sutopo Yuwono dalam Hartono dan Aziz, (2004:243), salah satu

peranan pokok desa terletak di bidang ekonomi. Daerah pedesaan merupakan

tempat produksi pangan dan produksi komoditi ekspor. Peranan yang vital

menyangkut produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan

dalam jangka pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan

masyarakat pedesaan dalam mencapai sasaran swasembada pangan adalah

penting sekali, bahkan bersifat vital.

Page 66: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

45

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian ini dipilih karena peneliti ingin

memecahkan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada dan

dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa yang diperoleh dari

observasi, wawancara, dokumentasi, serta studi kepustakaan yang berkaitan

dengan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Studi Pada Kelompok Wanita

Tani (KWT) di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran.

Kemudian, peneliti menyesuaikan dengan fakta yang ada dilapangan sesuai

dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2014: 4) yang

mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.

Page 67: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

46

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan hal utama dalam penelitian kualitatif. Penentuan

masalah pada dasarnya menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2014: 92)

yaitu bergantung pada paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti,

yaitu apakah ia sebagai peneliti, evaluator, ataukah sebagai peneliti kebijakan.

Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif ini hal yang harus diperhatikan

adalah masalah dan fokus penelitian.

Penelitian ini difokuskan kepada :

1. Proses Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Di Desa Sungai

Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. dengan sub

fokus sebagai berikut :

a. Mengkaji Potensi wilayah, permasalahan, serta peluang-peluangnya di

Desa Sungai Langka

b. Penyusunan rencana kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa

Sungai Langka

c. Penerapan rencana kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa

Sungai Langka

d. Memantau Proses dan hasil kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT)

Desa Sungai Langka secara partisipatif.

2. Hambatan dalam Proses Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Di

Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Page 68: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

47

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian ini dilakukan agar peneliti

dapat mengetahui bagaimana keadaan yang sebenarnya terhadap apa yang

hendak diteliti. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Langka

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran khususnya di dusun 4,

dusun 5, dan dusun 6 sebagai tempat berjalannya kegiatan kelompok wanita

tani. Penulis memilih lokasi di Desa Sungai Langka karena Desa ini

merupakan salah satu Desa di Kecamatan Gedong Tataan yang memiliki

banyak penduduk perempuan yang miskin dan perlu untuk diberdayakan.

Pemberdayaan perempuan sangat penting dilakukan agar dapat meningkatkan

taraf hidup perempuan, dan membantu memandirikan perempuan untuk

mencapai kesejahteraan hidup. Desa Sungai Langka memiliki potensi yang

besar dalam mengembangkan kaum perempuan karena faktor lingkungan

yang sangat mendukung dalam menjalankan pemberdayaan perempuan

melalui kegiatan kelompok wanita tani tersebut.

D. Informan Penelitian

Adapun informan dalam penelitian diperoleh dari kunjungan lapangan

kelokasi penelitian oleh peneliti, yakni pada Desa Sungai Langka Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan dipilih secara purposive sampling,

yaitu merupakan metode penetapan informan yang dibutuhkan atau dengan

memilih narasumber yang benar-benar mengetahui tentang Kelompok

Wanita Tani (KWT) Desa Sungai Langka sehingga mereka akan memberikan

informasi secara tepat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti. Dengan

Page 69: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

48

penjelasan tersebut, maka pihak- pihak yang dijadikan informan oleh peneliti

diantaranya yaitu dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 7 Daftar Informan

No. Nama Jabatan Waktu

Wawancara

1. Junaedi Abdullah Kasi Pemerintahan Desa Sungai

Langka

30 Juli 2018

2. Subagiyo Kaur Keuangan Desa Sungai Langka 2 Agustus 2018

3. Noviyani

Pendamping dari Yayasan Sayangi

Tunas Cilik Partner of Save the

Children

1 Agustus 2018

4. Febrira Utami PPL dari Dinas Pertanian Kabupaten

Pesawaran

2 Agustus 2018

5. Winarni S. Pd Ketua Umum Kelompok Wanita

Tani Desa Sungai Langka

28 Juli 2018

6. Aliyah Ketua Kelompok Wanita Tani Sri

Rejeki dusun 4

28 Juli 2018

7. Krismiyati Ketua Kelompok Wanita Tani Mitra

Abadi dusun 5

28 Juli 2018

8. Haryati Sekretaris Kelompok Wanita Tani

Mitra Abadi dusun 5

28 Juli 2018

9. Puji Astuti Ketua Kelompok Wanita Tani

Mawar Indan dusun 6

30 Juli 2018

10. Sofi Nawangsih Ketua Kelompok Wanita Tani

Melati Berbakti dusun 6

28 Juli 2018

Sumber: diolah peneliti, 2018

E. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data. Menurut Loftland dalam Moleong (2014: 157) sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berdasarkan

sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :

Page 70: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

49

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani. Data dikumpulkan

sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan. Data primer yang digunakan adalah berasal dari hasil

wawancara, sumber data ditulis atau direkam. Data primer dalam penelitian

ini berupa data hasil wawancara peneliti dengan narasumber yang direkam

serta peneliti melakukan observasi langsung mengenai proses pemberdayaan

kelompok wanita tani di Desa Sungai Langka yang kemudian penilti

dokumentasikan dalam bentuk foto gambar yang ada di lapangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder ini digunakan sebagai pendukung guna mencari fakta yang

sebenarnya. Data sekunder juga diperlukan untuk melengkapi informasi

dalam rangka mencocokkan data yang diperoleh. Sumber data sekunder yang

digunakan antara lain berupa berita surat kabar, website, artikel, dan

referensi-referensi yang berhubungan dengan proses kegiatan pemberdayaan

kelompok wanita tani Desa Sungai Langka.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

melakukan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai

dengan fokus penelitian maka teknik pengumpulan data adalah sebagai

berikut :

Page 71: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

50

1. Teknik wawancara (interview)

Esterberg dalam Sugiyono (2017: 231) mendefiniskan wawancara yaitu

pertemuan dua orang untuk bertukar infomasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Peneliti

memilih informan yang benar-benar memahami dan berdasarkan kesesuaian

dengan objek penelitian, sehingga data yang diperoleh valid dan detail.

Untuk itu peneliti melakukan wawancara secara langsung terhadap informan

yang peneliti nilai cukup ideal untuk memberikan informasi mengenai Proses

Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani di Desa Sungai Langka.

2. Observasi

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2017: 226) mendefenisikan observasi

atau pengamatan merupakan dasar semua pengetahuan, para ilmuan hanya

dapat bekerja berdasarkan data yaitu mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Peneliti melakukan observasi langsung ke

lokasi yaitu di Desa Sungai Langka tepatnya di dusun 4, dusun 5, dan dusun

6 untuk mendapatkan informasi serta mengamati langsung proses

pemberdayaan Kelompok Wanita Tani di Desa Sungai Langka.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumentasi. Sugiyono

(2017: 240) menjelaskan dokumentasi ialah catatan peristiwa yang sudah

berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang yang terkait dengan penelitian ini, yang berhubungan dengan

Page 72: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

51

proses kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sungai Langka.

Terkait dengan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data sebagai

berikut :

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang

Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018

3. RPJMD Sungai Langka Tahun 2016-2021

4. RKPDes Sungai Langka Tahun 2017 dan 2018

5. APBDes Sungai Langka Tahun 2017 dan 2018

6. Foto-foto yang berkaitan dengan pelaksanaan Proses Pemberdayaan

Kelompok Wanita Tani Desa Sungai Langka

G. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2017: 244) analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan bahan lain, sehingga dapat mudah

dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut

Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2017: 246) terdapat tiga komponen

analisis data yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam tahap ini reduksi data

Page 73: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

52

dilakukan dengan cara mencatat, merekam, dan memilah hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi yang berkaitan dengan Proses Pemberdayaan

Kelompok Wanita Tani di Desa Sungai Langka.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan

tindakan. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk teks naratif,

tabel. Gambar, dan bagan.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Langkah selanjutnya dari analisis data ialah penarikan kesimpulan. Dalam

penelitian ini, kesimpulan dilakukan dengan mengambil inti sari dari hasil

penelitian berdasarkan sumber data primer maupun sekunder mengenai

Proses Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani di Desa Sungai Langka.

H. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dalam penelitian ini didasarkan atas sejumlah kriteria,

yaitu :

1. Teknik memeriksa Derajat Kepercayaan (credibility)

Keabsahan data dalam penelitian ini kriteria keabsahan data yang digunakan

adalah kriteria derajat kepercayaan, penerapan derajat kepercayaan pada

dasarnya menggantikan konsep validitas internal dan nonkualitatif.

Kemudian untuk memeriksa derajat kepercayaan digunakan metode

triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan

Page 74: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

53

hal diluar data untuk memeriksa atau membandingkan data berdasarkan

sumber data primer maupun data sekunder. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan triangulasi data dengan cara membandingkan hasil wawancara,

dokumentasi, dan observasi.

2. Teknik memeriksa Keteralihan Data (transferability)

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan uraian rinci, yaitu dengan

melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang

menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Derajat

keteralihan dapat dicapai lewat uraian yang cermat, rinci, tebal atau

mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan penerima.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan keteralihan data

dengan cara tabulasi data yang dihasilkan dalam hasil dan pembahasan

penelitian. Pengujian keteralihan dalam penelitian kualitatif digunakan agar

orang lain dapat memahami hasil penelitian sehingga ada kemungkinan untuk

menerapkan hasil penelitian tersebut maka peneliti harus membuat laporan

yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

3. Teknik memeriksa Kebergantungan (dependability)

Uji kebergantungan dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan melakukan

pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti

tidak melakukan penelitian di lapangan tetapi bisa memberikan data. Peneliti

seperti ini perlu diuji kebergantungannya dan untuk mengecek apakah hasil

penelitian ini benar atau tidak, maka peneliti mendiskusikannya dengan dosen

pembimbing.

Page 75: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

54

4. Teknik memeriksa Kepastian Data (confirmability)

Kepastian data berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang

ada dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada.

Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat

terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya.

Dalam penelitian ini kepastian data dilakukan dengan pemeriksaan yang

dilakukan dosen pembimbing mengenai asal-usul data logika penarikan

kesimpulan dari data dan penilaian derajat ketelitian serta telaah terhadap

kegiatan peneliti tentang keabsahan data.

Page 76: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dalam Kelompok Wanita Tani

(KWT) di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran

Berdasarkan hasil penelitian pemberdayaan ekonomi perempuan dalam

kelompok wanita tani di Desa Sungai Langka belum sepenuhnya mencapai

hasil yang optimal. Namun meskipun begitu proses pemberdayaan KWT

telah berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan terlaksananya

seluruh rangkaian proses pemberdayaan dari mulai mengkaji potensi wilayah,

permasalahan, serta peluangnya, kemudian perencanaan kegiatan kelompok,

penerapan kegiatan kelompok, dan yang terakhir memantau proses dan hasil

kegiatan secara partisipatif.

Adanya kelompok wanita tani di Desa Sungai Langka membawa dampak

positif untuk kaum perempuan di Desa Sungai Langka terutama dalam aspek

ekonomi. Perempuan Desa Sungai Langka yang tergabung dalam kelompok

wanita tani telah dapat lebih maju dalam hal mengembangkan kreatifitasnya

serta dapat membantu menambah peningkatan pendapatan keluarganya.

Namun pemerintah desa masih harus terus mengontrol setiap KWT yang ada

Page 77: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

127

di Desa Sungai Langka agar semua anggota KWT dapat berdaya untuk

memajukan pembangunan desa, kelompok, maupun dirinya sendiri.

2. Hambatan pada Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dalam

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sungai Langka Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Pemberdayaan ekonomi perempuan di Desa Sungai Langka belum

sepenuhnya berjalan secara optimal dikarenakan masih adanya hambatan

yang membuat pemberdayaan tersebut tidak berjalan dengan lancar. Berikut

hambatannya:

a. Masih adanya pola pikir perempuan Desa Sungai Langka yang kurang

berorientasi untuk maju membuat mereka sulit memahami pelatihan yang

diberikan;

b. Terbatasnya Modal yang dimiliki kelompok wanita tani Desa Sungai

Langka dikarenakan pengeluaran lebih besar daripada pemasukan;

c. Pemasaran yang belum meningkat karena kurangnya minat dari

masyarakat serta belum adanya izin PIRT dan label halal membuat

pemasaran tidak dapat dipasarkan secara luas;

d. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan

kelompok wanita tani sehingga membuat pengelolahan produksi menjadi

semakin lama.

Page 78: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

128

B. Saran

1. Pemerintah Desa Sungai Langka lebih meningkatkan kembali dukungan

dalam hal fasilitas baik secara fisik seperti pemberian modal ataupun alat-

alat untuk menunjang kegiatan usaha kelompok wanita tani maupun

dukungan non fisik sebagai upaya meningkatkan partisipasi dan motivasi

untuk kemajuan dan pengembangan kelompok wanita tani Desa Sungai

Langka.

2. Dinas Pertanian Kabupaten Pesawaran lebih mengoptimalkan kembali

penguatan atas monitoring dalam perkembangan KWT serta pelatihan

kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia) dalam hal pengembangan

produk agar kelompok wanita tani dapat lebih kreatif dan inovatif untuk

memperkaya variasi pengelolahan potensi SDA (Sumber Daya Alam)

yang ada di Desa Sungai Langka.

3. Perempuan Desa Sungai Langka yang belum tergabung dalam kelompok

wanita tani sebaiknya ikut serta bergabung dan terlibat aktif dalam

pengembangan kegiatan kelompok wanita tani dan menjadikan kelompok

wanita tani sebagai wadah bagi perempuan Desa Sungai Langka untuk

memberdayakan diri dalam meningkatkan kesejahteraan ekonominya

dengan menjalankan ilmu yang disampaikan selama sosialisasi dan

pelatihan secara konsisten sehingga dapat menambah pendapatan

keluarga.

Page 79: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdulsyani. 2017. Sosiologi (Skematika, Teori, dan Terapan). Jakarta: Bumi

Aksara.

_________. 2009. Masyarakat (Dinamikan Kelompok dan Implikasi Kebudayaan

Dalam Pembangunan). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Anwas, Oos M. 2014. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung:

Alfabeta.

Hartono, H dan Aziz, Arnicun. 2004. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mardikanto dan Soebiato. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif

Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Moleong J, Lexy. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Setiadi, Elly M dan Kolip, Usman. 2015. Pengantar Sosiologi (Pemahaman Fakta

dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya)

Soleh, Chabib. 2014. Dialektika Pembangunan dengan Pemberdayaan. Bandung:

Fokusmedia.

Sudjatmiko, Budiman dan Zakaria, Yando. 2015. Desa Kuat, Indonesia Hebat!.

Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharto, Edi. 2014. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

Bandung: Refika Aditama.

Page 80: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN STUDI PADA …digilib.unila.ac.id/37350/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemberdayaan ekonomi perempuan dalam kelompok wanita tani di Desa Sungai

130

Sulistiyani, Ambar Teguh. 2017. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.

Yogyakarta: Gava Media.

Syafrudin, ateng dan Na’a, Suprin. 2010. Pergulatan Hukum Tradisional dan

Hukum Moderen Dalam Desain Otonomi Desa. Bandung: PT. Alumni.

Jurnal & Skripsi

Khasanah, Uswatun. 2017. Peran Kelompok Wanita Tani “Sari Makmur” Dalam

Pemberdayaan Wanita Di Desa Alasmalang Kecamatan Kemranjen

Kabupaten Banyumas. (Skripsi) Diakses tanggal 10 February 2018.

Rohmah, Siti. 2014. Model Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Grassroot

Microfinance Syariah. Volume 10, Nomor 1, Oktober 2014. (internet)

Diakses tanggal 10 February 2018.

Supeni, Retno Endah dan Maheni Ika. 2011. Upaya Pemberdayaan Ekonomi

Perempuan Melalui Pengembangan Manajemen Usaha Kecil (Studi diskriptif

pada Kegiatan Usaha Kecil Ibu-ibu Desa Wirolegi Kabupaten Jember,

Dampingan Pusat Studi Wanita UM Jember). (Artikel) Diakses tanggal 7

Maret 2018.

Website

https://www.bps.go.id/ diakses February 2018

https://pesawarankab.bps.go.id/ diakses February 2018

https://lampung.bps.go.id/ diakses February 2018

https://kemenppa.go.id/ diakses February 2018

Mardi Yatmo Hutomo/bappenas.go.id/ diakses February 2018

http:/blog.unnes.ac.id/pembentukan-kelompok-sosial/ diakses February 2018

Undang-Undang dan Dokumen

UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa Tahun 2018

RPJMD Sungai Langka Tahun 2016-2021

RKPDes Sungai Langka Tahun 2017-2018

APBDes Sungai Langka Tahun 2017-2018