11
2.1. Pembiayaan Pembangunan Pembiayaan pembangunan merupakan suatu proses yang mendorong peningkatan kuantitas, kualitas, dan efisiensi layanan sektor keuangan yang melibatkan interaksi banyak kegiatan dan institusi serta terkait dengan pertumbuhan ekonomi. Guna mencapai proses tersebut, yang tidak lain merupakan sebuah tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemerintah berkemampuan untuk mewujudkan rencana-rencana pembangunan dengan mengalokasikan sumber-sumber pembiayaan, baik yang dibiayai oleh pemerintah sendiri maupun melibatkan pihak lainnya. Dalam perencanaan pembangunan, terdapat berbagai tantangan yakni perubahan iklim; gap-gap dalam perencanaan sektor keuangan; berbagai trend : desentralisasi keuangan, demokratisasi politik, globalisasi dan kebebasan keuangan; dan peningkatan infrastruktur perkotaan yang menjadi hal terpenting dan seringkali merupakan sebuah permintaan dan tempat investasi yang transformatif sekaligus berpotensi-dampak pada pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. 2.1.1. Konsep Pembiayaan Pembangunan 5 Bab II. Tinjau an Pustak a

Pembiayaan Pembangunan Bab II Tinjauan Pustaka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sekedar Informasi

Citation preview

Bab II. Tinjauan Pustaka

Pembiayaan Pembangunan Pembiayaan pembangunan merupakan suatu proses yang mendorong peningkatan kuantitas, kualitas, dan efisiensi layanan sektor keuangan yang melibatkan interaksi banyak kegiatan dan institusi serta terkait dengan pertumbuhan ekonomi. Guna mencapai proses tersebut, yang tidak lain merupakan sebuah tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemerintah berkemampuan untuk mewujudkan rencana-rencana pembangunan dengan mengalokasikan sumber-sumber pembiayaan, baik yang dibiayai oleh pemerintah sendiri maupun melibatkan pihak lainnya. Dalam perencanaan pembangunan, terdapat berbagai tantangan yakni perubahan iklim; gap-gap dalam perencanaan sektor keuangan; berbagai trend : desentralisasi keuangan, demokratisasi politik, globalisasi dan kebebasan keuangan; dan peningkatan infrastruktur perkotaan yang menjadi hal terpenting dan seringkali merupakan sebuah permintaan dan tempat investasi yang transformatif sekaligus berpotensi-dampak pada pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.

Konsep Pembiayaan Pembangunan Pengertian mendasar mengenai jenis barang dapat dilhat dari 4 kuadran yang dihasilkan dari persaingan dan pengkhususan. Kuadran tersebut antara lain :

Gambar 1.1. Hubungan Antara Rivalitas (Persaingan) dengan Pengkhususan (Excludable) 4 kuadran tersebut dapat menjelaskan tindak lanjut menurut jenis barangnya dalam upaya efisiensi dan bagaimana perlakuan terhadap jenis barang menurut pembiayaan pembangunannya.Seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, pembiayaan pendidikan yang berprinsip pada keadilan dan pemerataan, mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Standar Nasional Pendidikan yakni pada Standar Pembiayaan Pendidikan. Selain itu dijelaskan bahwa pendirian satuan pendidikan harus melampirkan (melalui) sebuah hasil Studi Kelayakan atau Feasibility Studi (FS) pendidikan formal dari segi tata ruang, geografis, dan ekologis. Kemudian prakiraan pembiayaan dilangsungkan paling sedikit untuk satu tahun berikutnya. Dengan demikian terjelaskan bahwa dalam menuju proses pembiayaan pembangunan diperlukan sebuah syarat-syarat kelayakan agar proposal pembangunan yang diajukan dapat terlaksana sesuai dengan kaidah dan prinsip keadilan dan pemerataan yang efisien. Analisa Kriteria Investasi Pembangunan Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikanm yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk Present Value selama umur ekonomis. Perkiraan benefit (Cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) merupakan alat control dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha atau proyek. Hasil perhitungan kriteria investasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan penanaman modal. Beberapa bentuk perhitungan kriteria investasi digunakan diantaranya Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), Gross Benefit per Cost (Gross B/C), dan Payback Period (PR). Keputusan yang timbul dari hasil analisis adalah terima atau tolak atau go atau no go project (layak atau tidak layak investasi), memilih satu atau beberapa proyek, atau menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak. Jika suatu proyek menghasilkan Benefit Netto yang lebih besar daripada Benefit Netto proyek marginal pelaksanaannya dapat disetujui. Sebaliknya, jika lebih kecil, pelaksanaannya harus ditolak.Melalui sebuah evaluasi proyek, kita dapat menentukan urutan berbagai proyek dalam serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marjinal. Proyek yang beradap pada posisi teratas dalam susunan proyek, berarti proyek tersebut merupakab proyek yang mempunyai benefit lebih besar. Beberapa penjelasan mengenai beberapa bentuk perhitungan kriteria investasi, diantaranya : a. Net Present Value (NPV) Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima proyek selama umut proyek pada discount faktor tertentu.

NPV merupakan selisih antara present value benefit dengan prenet value cost (satuan rupiah, juta rupiah, dll.). Penenetuan go or no go proyek ditentukan dari indikator NPV : Jika NPV > 0 (atau bernilai positif) maka proyek go. Jika NPV < 0 (atau bernilai negative) maka proyek no go untuk dilaksanakan.

b. Internal Rate of Return (IRR) Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan return (satuannya %). IRR merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek = 0.Perhitungan IRR dengan cara interpolasi. Jika diperoleh NPV plus (+), maka cari NPV negatif (-) dengan cara meningkatkan discount factor-nya

Indikator dalam IRR adalah : Jika IRR > Tingkat discount rate yang berlaku maka proyek go.Jika IRR < Tingkat discount rate yang berlaku maka proyek no go.

c. Net Benefit per Cost (Net B/C) Merupakan manfaat bersih tambahan yang diterima proyek dari setiap 1 satuan biaya yang dikeluarkan (tanpa satuan). Net Benefit per Cost (Net B/C) merupakan perbandingan antara present value positive (sebagai pembilang) dengan jumlah present value negative (sebagai penyebut).

Dimana : (Bt Ct)/(1 + i)t, untuk (Bt Ct) > 0 (positif), dan (Bt Ct)/(1 + i)t, untuk (Bt Ct) < 0 (negatif).

Jika Net B/C > 1, maka proyek go.Jika Net B/C < 1, maka proyek no go.

d. Gross Benefit per Cost (Gross B/C)Merupakan manfaat yang diterima proyek dari setiap satuan biaya yang dikeluarkan (tanpa satuan). Kriteria ini hampir mirip dengan Net B/C. Perbedaannya terletak pada biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit dari setiap tahun untuk mengetahui benefit netto /bersih yang positif dan negative. Kemudian jumlah Present Value positiff dibandingkan dengan jumlah Present Value yang negatif. Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, oembilang adalah jumlah Present Value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah Present Value arus biaya (bruto) Semakin bersar gross B/C, semakin besar pula perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak.

Indikator gross B/C : Jika Gross B/C < 1, maka proyek go. Jika Gross B/C > 1, maka proyek no go.

e. Payback Period (PR)Merupakan jangka waktu / periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi sebuah proyek. Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money. Rumus :

Dimana : I = Besarnya biaya investasiAb = Benefit bersih yang diperoleh setiap tahunnya.

Indikator Payback Periods : Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).

Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan Sektor PendidikanSecara umum, sumber pembiayaan terdiri dari 2 jenis yakni pembiayaan konvensional dan non-konvensional. Pembiayaan konvensional adalah pembiayaan yang diperoleh dari pemerintah, yakni yang tercantum dalam APBN dan APBD Sedangkan pembiayaan non-konvensional adalah sumber pembiayaan yang diperoleh dari hasil usaha masyarakat, swasta, dan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat dan/atau swasta.Selain pembagian jenis, sumber pembiayaan atau modal pembangunan dapat diperoleh dari 3 pihak, yakni sektor publik, sektor privat, dan gabungan antara pemerintah dan swasta (union). Sektor publik atau pemerintah berperan dalam mengatur atau menjaga keberlangsungan aliran dana, kebutuhan, dan pelayanan kepada masyarakat melalui rumah tangga, perusahaan, dan diantara keduanya, untuk tujuan keadilan sosial meningkatkan efisiensi atau pemerataan. 2.1.1.1. Sumber Pembiayaan Konvensional2.1.1.1.1. Anggaran Pembiayaan Dana PusatAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara Indonesia yang pengajuannnya telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan serta pengeluaran negara selama satu tahun mendatang. Terkait APBN, perubahan APBN serta pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan tiap tahun dengan undang undang. Struktur APBN yang sekarang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia secara garis besar adalah sebagai berikut :1. Pendapatan Negara dan Hibah1. Balanja Negara1. Keseimbangan Primer1. Surplus/Defisit Anggaran1. PembiayaanStruktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara saat ini adalah :a. Belanja Negara. Belanja terdiri atas dua jenis :i. Belanja Pemerintah Pusat, merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan Pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun didaerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi : Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non BBM, Balanja Hibah, Belanja Sosial (Penanggulangan Benmcana ) dan belanja lainnya.ii. Belanja Daerah, merupakan belanja yang dibagi bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian dimasukkan dalam Pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Derah meliputi : Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khususb. Pembiayaan. Pembiayaan terdiri dari :i. Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang Negara, serta penyertaan modal negaraii. Pembiayaan Luar Negeri, meliputi : Penarikan pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium

2.1.1.1.2. Struktur Anggaran Dana Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun Anggaran APBD meliputi masa satu tahun. APBD terdiri dari :a. Anggaran pendapatan, terdiri atas :b. Anggaran belanja yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintah di daerahc. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan /pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun tahun anggaran selanjutnya

2.1.1.2. Sumber Pembiayaan Non-KonvensionalSumber pembiayaan non-konvensional merupakan sumber-sumber pembiayaan yang diperoleh dari kolaborasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Strategi Pembiayaan Non-Konvensional meliputi :a. Kemitraan pemerintah swastab. Kewajiban Paksac. Peningkatan Investasi swasta murnid. Peningkatan Pembiayaan dari masyarakat

BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN

2.1.Pembiayaan Pembangunan52.1.1.Konsep Pembiayaan Pembangunan52.1.2.Analisa Kriteria Investasi Pembangunan62.1.3.Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan Sektor Pendidikan10

5