Upload
duongkiet
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR
Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
Kementerian PertanianJakarta, Agustus 2017
Pendahuluan
Program PUAP TA 2008 dan berakhir TA 2015 disertai berakhirnya THL-PMT sebanyak 1.400 orang TA 2016
Rendahnya penyaluran kredit perbankan/KUR (lDR) ke sektorpertanian (5,3% - 5,65%/tahun)
Perbankan memerlukan agent of financing untuk memfasilitasi sektor pertanian
Tenaga ex PMT (FP2S) sebanyak 1.400 orang dapat diberdayakan sebagai agent of financing atau fasilitator pembiayaan petani swadaya (FP2S)
BLM PUAP merupakan bantuan dalam bentuk uransfer langsung modal usaha sebesar Rp. 100.000.000,- per desa/gapoktan yang digunakan sebagai modal dasar untuk mendukung usaha produktif di perdesaan
Realisasi BLM-PUAP (2008-2015) sekitar 52.000 desa/gapoktan(kira-kira Rp. 5,2 triliun)
Setelah penyalurannya dihentikan, kegiatan terkait dengan BLM-PUAP dilanjutkan dengan Kegiatan pemberdayaan danpenguatan LKM-A dan koperasi pertanian (lembaga yang berkembang dari Gapoktan PUAP)
Gapoktan yang sudah terbentuk menjadi LKMA sebanyak 6.382
Dari 6.382 LKMA telah menjadi Koperasi sebanyak 508
KOPERASI
(BHK)
ACEH 2136 57 41 0 41 1,92
SUMATERA
UTARA 2543 70 30 0 30 1,18
SUMATERA
BARAT 1054 28 517 8 525 49,81
RIAU 1409 35 21 7 28 1,99
JAMBI 1253 38 61 1 62 4,95
SUMATERA
SELATAN 1330 32 238 5 243 18,27
BANGKA
BELITUNG 301 9 3 0 3 1,00
KEPULAUAN
RIAU 226 8 0 0 0 0,00
PROVINSIJUMLAH
GAPOKTAN PUAPPMT 2016
OUTPUT BLM PUAP
%LKM-A JUMLAH
DIKLAT1. Kepemimpinan2. Kewirausahaan3. Manajemen
GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN)
PENYELIA MITRA TANI(PMT)
PETANI/KELOMPOKTANI (USAHA EKONOMI PRODUKTIF)
FASILITASI/ PENDAMPINGAN
POLA PEMBERDAYAAN PUAP
BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM)
UU No. 19/2013
Tindak Lanjut terkait UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan danPemberdayaan Petani:
➢ Unit Khusus Pertanian (saat ini sedang finalisasi penyusunan Position Paper + RPP UKP)
➢ Pengembangan Asuransi Pertanian (AUTP dan AUTS)
2015 : Lanjutan uji coba AUTP dengan target luas cakupan 1 jutaha (16 provinsi sentra produksi padi)
2016 dan 2017: Lanjutan dengan target luas cakupan 1 juta ha (23 provinsi sentra produksi padi)
➢ Pelaksanaan AUTS dengan target 120.000 ekor sapi th 2017
No. Uraian KUR MIKRO DAN RETAIL
1. Suku Bunga KUR : 9% efektif per tahun
2. Obyek yang
Didanai
Semua kegiatan usaha produktif di sektor pertanian dari
hulu, budidaya dan hilir
3. Debitur individu/perseorangan atau badan hukum yang
melakukan usaha produktif mikro, kecil dan menengah di
sektor pertanian.
4. Plafon Kredit ▪ KUR Mikro sebesar Rp 25.000.000,-
Total akumulasi plafon termasuk suplesi atau
perpanjangan maksimal Rp75.000.000,- per penerima
KUR.
▪ KUR Ritel dengan jumlah diatas Rp. 25.000.000,- dan
paling banyak sebesar Rp500.000.000,-.
Total akumulasi plafon termasuk suplesi atau
perpanjangan maksimum Rp500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) per debitur.
FITUR : KUR MIKRO DAN RETAIL TAHUN 2017
KEBIJAKAN KUR: Permenko Perubahan No. 9 Tahun 2016 (KUR Mikro dan KUR Ritel)
No. Uraian FITUR KUR MIKRO DAN RETAIL
5. Jangka Waktu
Suplesi, Restrukturi-
sasi, dan Perpan-
jangan Waktu
Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi
kredit modal kerja dan/atau investasi, maka :
1.Jangka waktu kredit/pembiayaan modal kerja paling lama 4
tahun (mikro) dan 5 tahun (retail)
2.Jangka waktu kredit/pembiayaan investasi paling lama 7
tahun. (mikro dan retail)
6. Pengikatan Jaminan ▪ Agunan Pokok berupa kelayakan usaha dan objek yang
didanai;
▪ Agunan Tambahan untuk KUR Mikro tidak diwajibkan dan
tanpa perikatan
▪ Agunan tambahan untuk KUR Retail sesuai penilaian Bank
Penyalur KUR
7. Jangka Waktu KUR mikro:
▪ Modal Kerja paling lama 3 tahun.
▪ investasi paling lama 5 tahun.
KUR Retail :
▪ Modal Kerja paling lama 4 tahun.
▪ investasi paling lama 5 tahun.
Sektor Usaha yang Dibiayai
❖ Sektor Usaha yang dibiayai KUR yaitu bidang usaha sektorpertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdaganganyang terkait
❖ Mengacu Laporan Bank Umum (LBU), 19 sektor ekonomi :
✓ Seluruh usaha mikro dan kecil di sektor pertanian (kodesektor ekonomi 1)
✓ Seluruh usaha mikro dan kecil di sektor perikanan
✓ Seluruh usaha mikro dan kecil di sektor industripengolahan;
Sistem Pembiayaan Pertanian Inklusif
Diluar KUR, Kementerian Pertanian sedang mengembangkan model pembiayaan usaha pertanian untuk membantu petani menyediakan modal kerja secara inklusif, mencakup pembiayaan usaha pertanian dari hulu sampai hilir
Sistem pembiayaan pertanian inklusif mendorong penguatan lembaga keuangan perdesaan (LKM-A berbadan hukum/koperasi) dengan bebagai kegiatan bisnis (khususnya on-farm business)
Petani sebagai anggota kelompok tani yang berafiliasi pada LKM-A akan menjadi peserta penerima modal kerja
LKM-A diproyeksikan memperoleh (tambahan) dana/modal usaha dari berbagai sumber (investor, perbankan, individu) dan diikat oleh dokumen kesepahaman kegiatan
Peran dan Fungsi FP2S
FP2S (Baca: Fasilitator Swadaya untuk Pembiayaan Pertanian) adalah tenaga swadaya yang berperan mendampingi petani/ kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha pertanian untukakselerasi mengakses pelayanan perbankan/lembaga keuangan
FP2S berfungsi sebagai fasilitator/agent of financing yang bekerja untuk memfasilitasi dan menjembatani kepentingan petani/poktan/gapoktan hingga dapat mengakses KUR atau sumber pembiayaan lainnya
Sasaran FP2S adalah terbantunya petani/poktan/gapoktan mengakses fasilitas pinjaman/kredit dari perbankan dan tersedianya database petani / poktan / gapoktan sebagai calon nasabah/debitur yang layak untuk dapat dibiayai oleh perbankan
Tugas FP2S
1. Melakukan pendampingan dan memberikan advokasipembiayaan usaha tani/KUR dan membantu membuat laporan keuangan yang baik
2. Melaksanakan identifikasi dan pendataan usaha petani/ poktan/gapoktan untuk menjadi calon nasabah/debiturperbankan
3. Mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan dariperbankan/lembaga keuangan sektor pertanian.
4. Mengembangkan sistem informasi nasabah pertanian sebagaidata calon nasabah perbankan/lembaga keuangan lainnya.
Bahan Diskusi
1. Apa yang diharapkan peserta/FP2S dari kegiatan pembekalan ini?
2. Bagaimana mengembangkan kemampuan sendiri untuk mendampingi petani mengakses kredit perbankan/lembaga keuangan lainnya?
3. Apa yang akan dilakukan kedepan terkait dengan peran, fungsi, dan tugas FP2S dalam mengakselerasi KUR atau mengakses kredit lainnya untuk membantu petani/KT/gapoktan?