66
PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN DI PANTI ASUHAN PEDULI HARAPAN BANGSA DI BANDAR LAMPUNG Skripsi Di Ajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memproleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam Ilmu Ushuluddin Dan Studi Agama Oleh M. SUDARYANTO NPM : 1531090101 Program Studi : Sosiologi Agama FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441/2019

PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU

SOSIAL KEAGAMAAN DI PANTI ASUHAN PEDULI

HARAPAN BANGSA DI BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Di Ajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Memproleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Dalam Ilmu Ushuluddin Dan Studi Agama

Oleh

M. SUDARYANTO

NPM : 1531090101

Program Studi : Sosiologi Agama

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441/2019

Page 2: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

ABSTRAK

Anak adalah aset negara dan generasi penerus bangsa, jika suatu bangsa

menginginkan kemajuan, masyarakat yang sehat, beriman, bertaqwa dan

berakhlak mulia maka harus menjaga anak dan melakukan pembinaan yang baik

terhadap anak. Panti asuhan merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang

bertanggung jawab memberikan pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan fisik,

mental dan sosial pada anak asuhnya, sehingga mereka memproleh kesempatan

luas tepat dan memadai bagi kepribadian anak sesuai dengan yang diharapkan.

Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan oleh

panti asuhan peduli harapan bangsa dalam memberikan pembinaan sosial

keagamaan bagi anak asuh, bagaimana hubungan pembinaan terhadap prilaku

sosial keagamaan anak, serta apa saja faktor pendukung dan penghambat panti

asuhan peduli harapan bangsa dalam melakukan pembinaan. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dalam tekhnik

pengumpulan data peneliti menggunkan metode wawancara, observasi dan

dokumentasi. Dalam peneltian ini peneliti melakukan wawancara dengan pendiri

panti asuhan peduli harapan bangsa dan beberapa pengurus serta enam anak asuh.

Adapun hasil dalam penelitian ini adalah bentuk pembinaan yang dilakukan di

panti asuhan peduli harapan bangsa dalam pembentukan prilaku sosial keagamaan

anak asuh adalah melalui pendidikan agama seperti membaca Al-Qur‟an,

pengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato.

Hubungan pembinaan terhadap perilaku sosial keagamaan anak asuh

menunjukkan nilai positif dan berhasil. Selain itu terdapat pula faktor pendukung

di antaranya dukungan yang diberikan oleh masyarakat sekitar panti, lokasi yang

strategis serta kuatnya solidaritas antar anak panti serta anak dan pengurus panti

dan faktor penghambat antara lain sarana dan prasarana yang kurang memadai,

kurangnya sumber daya manusia dalam melakukan pembinaan serta donatur yang

tidak tetap.

Kata kunci : Pembinaan, anak asuh, perilaku sosial keagamaan.

Page 3: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan
Page 4: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan
Page 5: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan
Page 6: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

MOTTO

Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang

baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah

terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk

hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S Luqman. Ayat. 17)

Page 7: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat dan

rahmat serta hidayah-Nya. Skripsi ini peneliti persembahkan kepada :

1. Kepada Kedua Orang Tuaku tercinta, Ayahanda Paijan dan Ibunda Sunawati

tercinta yang telah membesarkanku dan selalu memberikan kasih sayang serta

selalu mendo‟akan, menasihati dengan penuh kesabarannya yang selalu

tercurah dengan ikhlas demi tercapainya cita-cita dan menemani setiap

langkahku sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan di UIN Raden

Intan Lampung.

2. Kakak-kakakku Sari Mentari Jannati, S.Pd dan Rina Dwi Jayanti, S.Pd serta

kakak iparku Yoga Krisdiyanto, S.H Serta keluarga besarku tercinta yang

selalu memberikan Do‟a, motivasi dan dukungan kepada peneliti sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Sahabat-sahabat ku, Apri Tri Prayogi, Heru Prabowo, Mubdi Isman, M. Gilang

Ramadhan,S.Sos Aminur, Gunawan, Eko Priyanto Albadri Duja SL, Nike

Ratna Sari, Mega Puspita, dan Nur Halimah, yang telah membantu dan

memotivasi peneliti sehingga Skripsi ini bisa selesai.

4. Teman tercinta Vero Nika, S.Pd, yang telah banyak membantu dan memotivasi

peneliti sehingga peneti dapat menyelesaikan penelitian ini.

5. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.

Page 8: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Desa Sri Agung Kecamatan Sungkai Jaya

Kabupaten Lampung Utara pada tanggal 06 juni 1998, Peneliti merupakan

anak ke tiga dari tiga bersaudara dari pasangan ayahnda Paijan dan Ibunda

Sunawati. Peneliti mulai masuk ke bangku Sekolah Dasar Negeri 02 Sri Agung

(SDN 02) hingga tahun 2009, kemudian peneliti melanjutkan jejang

pendidikannya di Sekolah Mengah Pertama Negeri 01 Sungkai Jaya hingga

tahun 2012, setelah itu pada tahun 2012 peneliti melanjutkan ke Sekolah

Menengah Kejuruan (SMKN 02) Kota Bumi Lampung Utara hingga tahun

2015. Pada tahun 2015 peneliti berkuliah di Universitas Islam Negeri (UIN)

Raden Intan Lampung tercatat sebagai mahasiswa jurusan Sosiologi Agama

Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama. Pada tahun 2018 peneliti

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jati Baru Kecamatan

Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan .

Page 9: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-nya, Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, Sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini sebagai persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Sosial dalam Ilmu

Ushuluddin Dan Studi Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan

Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak. Untuk itu,

peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua

pihak yang telah membantu sehingga terselesainya skripsi ini, rasa hormat dan

terima kasih peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Moh. Mukri, M. Ag. Selaku Rektor UIN Raden Intan

Lampung yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

menimba ilmu pengetahuan di kampus tercinta..

2. Bapak Dr. M. Afif Anshori, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung.

3. Ibu Siti Badi‟ah, M. Ag, dan Bapak Faisal Adnan Reza, M.Psi, selaku

ketua dan seketaris prodi Sosiologi Agama.

4. Bapak Dr. Idrus Ruslan, M.Ag. selaku pembimbing I, dan Bapak Ahmad

Zaeny, M.Kom.I selaku pembimbig II, terimakasih atas bimbingan dengan

penuh ketelitian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 10: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN

Raden Intan Lampung yang telah banyak membantu dan memberikan

ilmunya kepada penulis selama menempuh perkuliahan sampai selesai.

6. Bapak Ust. Amir selaku pendiri panti Asuhan Peduli Harapan bangsa dan

segenap penggurus Panti Serta anak-anak asuh Panti Asuhan Peduli

Harapan Bangsa Bandar lampung yang telah membantu dan memberi izin

atas penelitian yang penulis lakukan.

7. Teman-teman angkatan 2015 Jurusan Sosiologi Agama, yang telah

memberi motivasi selama perjalanan penulis menjadi mahasiswa UIN

Raden Intan Lampung.

Semoga semua kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan, dicatat

sebagai amal ibadah oleh ALLAH SWT, peneliti sangat menyadari bahwa

dalam penulisan tugas akhir (skripsi) ini masih banyak terdapat kesalahan dan

kekurangan sehingga jauh dari ukuran kesempurnaan. Peneliti mengharapkan

kritik dan saran dari berbagi pihak demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi

ini bermanfaat, khususnya bagi peneliti dan bagi pembaca pada umumnya.

Aamiin yaa Rabbal‟alamin.

Bandar Lampung, 03 januari 2020

Peneliti

M.Sudaryanto

1531090101

Page 11: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

PEDOMAN TRANSLITERASI

Mengenai Transliterasi Arab-Latin ini digunakan sebagai pedoman Surat

Keputusan Bersama (SKB) Menurut Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987, sebagai berikut:

1. Konsonan

Ar

ab Latin Arab Latin Arab Latin Arab Latin

M م Zh ظ Dz ذ A ا

R ر B ب ع

„ (Koma

terbalik di

atas)

N ن

W و Z ز T ت

H ه Gh غ S س Ts ث

F ف Sy ش J ج ء

` (Apostrof, tetapi

tidakdilambangkan

apabila terletak di

awal kata)

Q ق Sh ص H ح

K ك Dh ض Kh خ

Y ي L ل Th ط D د

2. Vokal

Vokal

Pendek Contoh Vokal Panjang Contoh Vokal Rangkap

- A ا َجَدل Â َي َسار.... Ai

_ I َي َسنِل Î َو قِي ل.... Au

و U َو ُذِكر Û َر يَُجو

3. Ta Marbutah

Ta Marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasroh dan

dhammah, transliterasinya adalah /t/. Sedangkan ta marbuthah yang mati atau

Page 12: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah/h/. Sepertikata : Thalhah,

Raudhah, Jannatu al-Na‟im.

4. Syaddah dan Kata Sandang

Dalam transliterasi, tanda syaddah dilambangkan dengan huruf yang

diberi tanda syaddah itu. Seperti kata: Nazzala, rabbana. Sedangkan kata

sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf

qamariyyah maupun syamsiyyah. Contohnya: al-Markaz, al-Syamsu.1

1PedomanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswa(Lampung: IAIN RadenIntan, 2016), h. 20-21.

Page 13: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

ABSTRAK .........................................................................................................ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................iv

MOTTO .............................................................................................................v

PERSEMBAHAN ..............................................................................................vi

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................x

DAFTAR ISI ......................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. PenegasanJudul ......................................................................................1

B. AlasanMemilihJudul ..............................................................................4

C. LatarBelakang masalah ...................................................................................... 5

D. Fokus Penelitian .....................................................................................8

E. RumusanMasalah ............................................................................. 9

F. TujuanPenelitian.....................................................................................9

G. Signifikasi Penelitian..............................................................................10

H. Tinjauan Pustaka ....................................................................................10

I. MetodePenelitian. ...................................................................................11

BAB II PEMBINAAN, ANAK ASUH, DAN PRILAKU SOSIAL

KEAGAMAAN

A. Pembinaan Anak Asuh ............................................................................21

Page 14: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

1. Pembinaan ........................................................................................21

1. Pengertian Pembinaan .................................................................21

2. Langkah-langkah pembinaan .......................................................22

3. Model pembinaan ........................................................................24

2. Anak asuh ...........................................................................................25

1. Pengertian anak asuh ...................................................................25

2. Kriteria anak asuh .......................................................................26

B. Prilaku sosial ...........................................................................................27

1. Pengertian perilaku sosial ...................................................................27

2. Bentuk-bentuk perilaku sosial ............................................................28

3. Faktor-faktor pembentuk perilaku sosial ............................................30

C. Prilaku keagamaan ..................................................................................31

1. Pengertian perilaku keagamaan ..........................................................31

2. Dimensi keberagamaan.......................................................................33

3. Bentuk-bentuk perilaku keagamaan ...................................................36

BAB III GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN PEDULI HARAPAN

BANGSA

A. Deskripsi profil panti asuhan peduli harapan bangsa ..............................45

1. Sejarah Singkat Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa ......................45

2. Visi dan Misi panti asuhan peduli harapan bangsa.............................46

3. Sasaran garapan Panti Peduli Harapan Bangsa ..................................47

4. Program kerja .....................................................................................47

5. Sarana dan Prasarana ..........................................................................49

6. Pengurus Panti ....................................................................................49

B. Pembinaan anak asuh di panti asuhan peduli harapan bangsa ................49

1. Deskripsi anak asuh di panti asuhan peduli harapan bangsa ..............49

2. Profil anak asuh di panti asuhan peduli harapan bangsa ....................50

3. Penyebab dan kategori anak asuh di panti asuhan peduli

harapan bangsa ..................................................................................51

Page 15: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

4. Perilaku sosial keagamaan anak asuh di

panti asuhan peduli harapan bangsa ...................................................54

5. Pembinaan perilaku sosial keagamaan anak asuh di

panti asuhan peduli harapan bangsa ...................................................58

BAB IV PEMBINAAN PRILAKU SOSIAL KEAGAMAAN TERHADAP

ANAK ASUH

A. Pembinaan Perilaku Sosial Keagamaan Terhadap Anak Asuh Di

Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa ....................................................62

B. Hubungan Pembinaan Anak Asuh Terhadap Perilaku Sosial

Keagamaan Anak Asuh Di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa .........65

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan

Anak Asuh Di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa .............................68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................73

B. Saran ........................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Surat SK judul

2. Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas

3. Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kota Bandar Lampung

4. Lampiran 4 : Keterangan Turnitin

5. Lampiran 5 : Pedoman Wawancara

6. Lampiran 6 : Dokumentasi Foto

Page 17: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Judul merupakan hal yang sangat penting dari karya ilmiah, karena judul

ini akan memberikan gambaran tentang keseluruhan isi skripsi. Adapun judul

skripsi yang Peneliti bahas adalah : “PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP

PEMBENTUKAN PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN DIPANTI

ASUHAN PEDULI HARAPAN BANGSA BANDAR LAMPUNG”

Untuk menghilangkan salah pengertian dalam memahami maksud judul

proposal ini, terlebih dahulu peneliti akan uraikan beberapa istilah pokok yang

terkandung dalam judul tersebut. Hal ini selain dimaksud untuk lebih

mempermudah pemahaman, juga untuk mengarahkan pada pengertian yang jelas

sesuai dengan di kehendaki peneliti.Berikut ini dapat dijelaskan istilah yang

terkandung dalam judul.

Pembinaan berasal dari kata bina yang artinya bangun suatu ( Negara,

orang, dst) supaya lebih baik, membina membangun, mendirikan, mengusahakan

supaya lebih baik (maju, sempurna) adapun pembinaan ialah suatu proses, cara,

perbuatan bagaimana membina, adanya pembaharuan, penyempurnaan , usaha

untuk satu tindakan, dan aktivitas yang dilakukan secara praktis dan berhasil

untuk mendapatkan efektivitas yang lebih baik.2

Pembinaan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu proses yang

2Dapartemen pendidikan nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa,(jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.193

Page 18: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

dilakukan oleh pengurus panti untuk memberikan kekuatan dan pembentukan

prilaku sosial keagamaan kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berakhlak

mulia. Anak asuh yang dimaksud disini adalah anak-anak yang berada di panti

asuhan peduli harapan bangsa.

Anak Asuh yaitu anak yang di asuh oleh seseorang atau lembaga, untuk

diberikan bimbingan, pemeliharan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena

orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjalani tumbuh

kembang anak secara wajar.3 (UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak). Anak asuh yang peneliti maksud pada penelitian ini adalah anak-anak

yatim atau anak-anak kurang mampu yang berada di Panti Asuhan Peduli Harapan

Bangsa.

Peilaku menurut James P. Chaplin merupakan kumpulan reaksi, perbuatan,

aktivitas, gabungan gerakan, tanggapan dan jawaban yang dilakukan seseorang,

seperti proses berpikir, bekerja dan sebagainya.4 Menurut Krech Crutch prilaku

sosial tampak pada pola respon terhadap orang lain yang dinyatakan dengan

hubungan timbal balik antar pribadi melalui prasaan, tindakan, sikap keyakinan,

kenangan atau rasa hormat terhadap orang lain.5 Keagamaan berasal dari kata

agama, mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang memiliki arti sesuatu

(segala tindakan) yang berhungan dengan agama.6

3 Pengertian Anak Asuh . Tersedia Di : Https://Www.Kamusbesar.Com/Anak-Asuh. Di

Akses Pada 04 Agustus 2019. 4James P. Chaplin Herri Zan Pieter Namora Lamongga Lubis, Pengantar Psikologi Untuk

Kebidanan (Cet, I; Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010), h. 27. 5Krech Crutch Dalam Sekar Ageng Pratiwi, “Prilaku Sosial”, Blog Sekar Ageng Pratiwi,

http://sekaragengpratiwi.wordpress.com/2012/02/02/prilaku-sosial/. (9 Juli 2019). 6Suharno dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang: Widya

Karya,2011) H.19

Page 19: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Keagamaan secara umum diartikan sebagai sesuatu yang di dasarkan pada

ajaran agama atau sesuatu yang berkaitan dengan nilai agama dan sesuai dengan

prinsip-prinsip suatu agama yang terdiri dari beberapa bentuk, misalnya aktivitas

keagamaan, shalat, puasa dan lain-lainya.

Sosial keagamaan merupakan keterkaitan antara masyarakat yang

bercirikan adanya intraksi antara anak satu dengan anak yang lainnya, dan

terbentuk komunikasi sehingga menjadi saling membutuhkan satu sama lainnya,

serta memiliki pengaruh dengan ajaran islam yang setidaknya memiliki nilai

islamiyah. Prilaku sosial keagamaan yang peneliti maksud disini adalah bagian

dari unsur-unsur kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai agama

seperti Shalat lima waktu berjamaah di masjid bagi anak laki-laki, dan tepat waktu

di rumah bagi yang perempuan, pelatihan baca Al- Qur‟an dan tajwid, gotong

royong, musyawarah serta tolong menolong.

Panti Asuhan merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang bertangung

jawab memberikan pelayanan pengganti dalam pemenuhan kebutuhan fisik,

mental, dan sosial pada anak asuhnya, sehingga mereka memperoleh kesempatan

yang luas tepat dan mamadai bagi perkembangan keperibadian sesuai dengan

harapan. Sedangkan Panti Asuhan yang akan peneliti teliti pada penelitian ini

adalah Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa yang didirikan oleh Bpk. Ust. Amir,

panti ini menyantuni dan mengasuh anak-anak yatim, terlantar dan Kaum Duaffa,

Panti Asuhan ini berada di JL. H. Agus Salim No.48, Kelapa. Tiga, Kec. Tj.

Karang Barat, Kota Bandar Lampung, Lampung.

Dari penegasan-penegasan diatas yang di maksud dari judul skripsi

Page 20: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

“Pembinaan Anak Asuh Terhadap Pembentukan Prilaku Sosial Keagamaan Di

Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa Di Bandar Lampung” yang dikaji oleh

peneliti ialah menjelaskan dan mendeskripsikan bentuk pembinaan anak asuh

yang dilakukan panti asuhan peduli harapan bangsa dalam pembentukan perilaku

sosial keagamaan anak..

B. Alasan Memilih Judul

Yang menjadi alasan peneliti memilih judul skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Alasan Objektif Ilmiah

a. Alasan yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu latar belakang anak

yang berbeda-beda membuat perilaku sosial keagamaan mereka tentu

berbeda pula, sangat menarik untuk kita ketahui perilaku sosial

keagamaan anak asuh yang berada di panti.

b. Alasan yang membuat peneliti memilih judul ini dikarenakan perilaku

sosial keagamaan anak asuh sebelumnya masih kurang baik dan di

dalam panti perilaku sosial keagamaan mereka mendapatkan pembinaan

agar menjadi lebih baik.

2. Alasan Subjektif Ilmiah

a. Secara akademisi permasalahan ini ada kaitannya atau hubungan nya

dengan disiplin ilmu pengetahuan peneliti yaitu sosiologi agama.

b. Objek penelitian mudah dijangkau lokasi penelitian mempermudah

penelitian untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, dengan

Page 21: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

sarana dan biaya yang tidak berlebihan selain itu pula bahan yang

cukup tersedia baik bahan tertulis maupun bahan yang ada di lapangan.

C. Latar Belakang Masalah

Anak adalah aset negara yang harus dijaga dan di perhatikan dengan baik.

Tidak hanya dalam lingkungan keluarga masyarakat juga mempunyai peran dalam

hal tersebut. Anak adalah generasi penerus bangsa di waktu yang akan datang

dalam artian bahwa suatu bangsa menginginkan kemajuan, masyakat yang sehat,

mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air dan sadar hukum,

menguasai ilmu pengetahuan dan tegnologi, memiliki etoskerja yang tinggi serta

disiplin.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 menegaskan pertanggung jawaban

orang tua, keluarga, masyarakat dan pemerintah negara merupakan rangkaian

kegiatan yang dilakukan secara terus menerus demi terlindungnya hak-hak anak.

Rangkaian kegian tersebut harus terarah dan berkesinambungan guna menjamin

perkembangan dan pertumbuhan anak, baik secara fisik, mental, spiritual maupun

sosial. Hal ini dimaksud untuk memberikan kehidupan yang baik kepada anak

yang diharapkan sebagai penerus bangsa.

Namun kenyataannya tidak semua anak mendapatkan hak-haknya dan

kesempatan yang sama. Berbagai permasalahan sering dihadapi oleh pemerintah

dalam memberikan pelayanan terhadap anak. Permasalahan ank merupakan

pekerjaan yang tidaka henti-hentinya mulai dari anak yatim, anak piatu, anak

yatim piatu, anak terlantar, dan anak anak jalanan serta permasalahan anak karena

kondisi ekonomi seperti pengemis dan gelandangan.

Page 22: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Anak sebagai masa depan bangsa yang menjadi penerus cita-cita bangsa

sangat memerlukan hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak

partisipasi. Upaya tercapainya hak-hak tesebut perlu diwujudkan dengan

memberikan anak kesempatan dalam mendapatkan pendidikan, pembinaan, dan

dukungan dalam pengembangan diri.

Suatu keadaan yang normal membuat anak dapat mengabdikan dirinya

dengan baik pada masyarakat dan agamanya karena berada dalam keluarga yang

harmonis, dimana anak tersebut mendapatkan pembinaan terbaik di dalam

lingkungan keluarga. Pembinaan anak pada dasarnya dilakukan dilingkungan

keluarga, oleh karena itu keutuhan dan keharmonisan keluarga sangat

dibutuhkanan. Namun tidak semua anak beruntung bisa berada didalam keluarga

yang harmonis dan utuh, masih banyak anak dalam keadaan tidak normal seperti

anak korban perceraian, anak yatim piatu anak dari keluarga kurang mampu dan

masih banyak latar belakang lain yang bisa mempengaruhi prilaku sosial

keagamaan anak. Maka salah satu cara yang dapat kita lakukan ialah memasukkan

anak-anak yatim atau anak dari keluarga tidak mampu kedalam suatu lembaga

sosial.

Lembaga sosial adalah keseluruhan dari sitem normal yang terbentuk

berdasarkan tujuan dan pungsi tertentu dalam masyarakat. Banyak sekali macam

lembaga sosial saat ini salah satunya ialah Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa,

yang berada di Jalan. H. Agus Salim No.48, Kelapa. Tiga, Kecamatan. Tanjung.

Karang Barat, Kota Bandar Lampung, Lampung. Yang memberikan perlindungan

dan pemeliharaan terhadap anak-anak yaitu anak yang sudah tidak mempunyai

Page 23: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

orang tua dan ada yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Mereka

dititipkan di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa dengan tujuan untuk

mendapatkan pendidikan dan pembinaan sosial keagamaan.

Untuk pembinaan anak dengan latar belakang kondisi sosial yang kurang

normal maka di perlukan Pembinaan yang di lakukan dengan sadar, teratur, dan

bertanggung jawab untuk mengembangkan keperibadian anak.7 Tentu pembinaan

itu yang terarah dan berkesinambungan. Pembinaan itu sendiri juga pasti memiliki

tujuan. Zakiah Daradjat berpendapat bahwa tujuan pembinaan adalah untuk

membina moral seseorang kearah agama sesuai dengan ajaran agama.8 Artinya

setelah pembinaan itu terjadi, orang dengan sendirinya akan menjadikan

agamanya sebagai pedoman dan pengendali tingkah laku, sikap dan gerak-

geriknya dalam hidupnya.

Sehubungan dengan pembinaan di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa,

Salah satu orientasi pembinaan yang dikembangkan Panti Asuhan Peduli Harapan

Bangsa ini adalah pembentukan perilaku sosial keagamaan yang berdasarkan cita-

cita akhlak mulia. Menjadikan seorang anak memiliki budi pekerti luhur atau

ahklakul karimah (akhlak yang mulia) seperti selalu berkata jujur, bertutur kata

sopan dan berintraksi dengan baik terhadap sesama manusia dan Shalat lima

waktu berjamaah di masjid bagi kaum pria dan shalat tepat waktu dirumah bagi

kaum wanita, Berpuasa wajib maupun sunnah dan latihan baca Al-Qur‟an.

diperlukan pembinaan yang terus menerus dan berkesinambungan, sebab

7 Simanjuntak,B.I.L. Pasaribu, Membina Dan Mengembangkan Generasi Muda

(Bandung:Tarsito,1990), h.84. 8 Rohmalina Wahab, Psikologi Agama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2015), h.161

Page 24: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

mewujudkan budi pekerti luhur pada anak menyangkut kebiasaan hidup mereka.

Oleh karenanya, pembinaan akan berhasil hanya dengan usaha keras dan penuh

kesabaran.

Berdasarkan pemaparan diatas, Penelitian yang akan peneliti lakukan di

Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa ini adalah pada bentuk pembinaan anak

asuh yang berorientasi pada upaya pembentukan perilaku sosial keagamaan,

dampak dari pembinaan tersebut terhadap anak asuh dan faktor pendukung dan

penghambat dalam pembinaan.

D. Fokus Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan spesifikasi dan sesuai dengan judul

penelitian yang telah ditetapkan, maka peneliti memfokuskan meneliti tentang

bentuk pembinaan anak asuh yang dilakukan Pengurus Panti Asuhan Peduli

Harapan Bangsa dalam membentuk Prilaku Sosial Keagamaan.

E. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Bentuk Pembinaan Anak Asuh Yang Di Lakukan Pengurus

Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa Bandar Lampung Terhadap

Pembentukan Perilaku sosial Keagamaan?

2. Bagaimana Hubungan Pembinaan Anak Asuh Terhadap Perilaku Sosial

Keagamaan Anak Asuh Di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa?

3. Apa Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan Anak Asuh Di

Page 25: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa?

F. TujuanPenelitian

1. Mengetahui Bentuk Pembinaan Yang Dilakukan Oleh PengurusPanti

Asuhan Peduli Harapan Bangsa Bandar Lampung Dalam Pembentukan

Prilaku Sosial Keagamaan Anak Asuh.

2. Untuk Mengetahui Hubungan Pembinaan terhadap Prilaku Sosial

Keagamaan Anak Asuh Di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa Bandar

Lampung.

3. Untuk Mengetahui Faktor Pendukung Dan Penghambat Yang Dihadapi

Panti Asuhan Harapan Bangsa Dalam Membina Anak Asuh.

G. Signifikasi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau signifikasi

akademis dan praktis sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dan ketajaman analisis yang terkait pembinaan anak asuh Panti

Asuhan Peduli Harapan Bangsa dalam pembentukan prilaku sosial

keagamaan.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

Page 26: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

masukan bagi Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa dalam pembentukan

prilaku sosial keagamaan melalui pembinaan terhadap anak asuh.

H. Tinjauan Pustaka

Skripsi Siti Khoriyah Yang Berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Pada

Anak-Anak Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Purwokerto. yang

membahas tentang kurikulum buku ajar, dan strategi pembelajaran. Dari skripsi

khoriyah berhasil diketahui bahwa kurikulum yang berjalan dalam proses

pendidikan pada anak asuh masih sederhana dan bersifat tradisional, hal ini

disebabkan kurikulum yang belum terencang dengan baik sebagaimana kurikulum

dalam pendidikan formal (sekolah) sehingga proses pendidikan yang ada berjalan

sebagaimana fasilitas yang ada.

Skripsi yang lain yang berjudul, Proses Adaptasi Dan Intraksi Social Anak

Panti Asuhan Putrid Sinar Melati (IV) Berbah Dengan Lingkungan Sekitar.

Membahas tentang upaya adaptasi dan intraksi anak asuh, dalam skripsi yang

ditulis oleh baiq dian hurriyati, memaparkan bahwa anak-anak asuh ini dalam

upaya adaptasi dan intraksi social ini banyak terhambat dari pemuds sekitarnya

yang kurang baik dalam peerimaannya. Sehingga hal ini mengganggu proses

intraksi yang berkelanjutan. Namun dalam skripsi ini anak-anak juga tergolong

dengan adanya penerimaan baik dari ibu-ibu masyarakat sekitar.

Tulisan lainnya adalah sarjono, dosen fakultas tarbiah uin sunan kalijaga

tahun 1998 dengan judul Perilaku Keagamaan Anak Dhuafa (Kasus Di Lpa Basa

Moyudan). Penelitian ini mengambarkan berbagai kegiatan pengurus panti dalam

Page 27: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

menanamkan nilai keagamaan, serta perilaku anak-anak panti selepas memperoleh

bekal keagamaan.

Itulah beberapa dari tulisan di atas yang berbicara tentang mengenai anak-

anak dipanti asuhan, sebagai besar dari tulisan tersebut memfokuskan perhatian

pada perilaku keagamaan dan pembinaannya. Sedangkan dalam tullisan ini

penulis inigin mengangkat tentang pembinaan terhadap pembentukan perilaku

sosial keagamaan anak asuhnya serta menggungkap faktor-faktor penghambat dan

pendukungnya.

I. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan dalam sebuah

penelitian, sedangkan penelitian sendiri merupakan keseluruhan sebuah kegiatan

pencarian, penyelidikan dan sebuah percobaan secara ilmiah dalam sebuah bidang

tertentu untuk memproleh sebuah fakta atau prinsip baru yang bertujuan untuk

memperoleh sebuah pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi

yang akan lebih baik lagi dari sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis memilih

menggunakan pendekatan metode kualitatif, karena beberapa pertimbangan.

Pertimbangan yang digunakan penulis sehingga memilih pendekatan ini

adalah sebagai berikut.Pertama, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

hubungan peneliti dengan responden.Kedua, metode kualitatif lebih mudah

apabila penulis berhadapan dengan kenyataan ganda.Ketiga, metode ini lebih peka

dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan benyak penajaman pengaruh bersama

dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.Metode penelitian dengan pendekatan

kualitatif, dipilih juga karena metode ini mengarah pada keadaan pemahaman,

Page 28: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

keadaan-keadaan utuh (holistik), tidak disederhanakan (diredusir) kepada variabel

yang telah ditata secarahipotesa.

1. Jenis dan sifat penelitian

a. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).Penelitian

lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci,

dan mendalam, terhadap suatu objek tertentu dengan mempelajari sebagai

suatu kasus.Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi

pada waktu penelitian dilakukan.Sehingga penelitian ini bersifat deskriptif,

yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik tentang

keadaan objek sebenarnya. Menurut M. Iqbal Hasan dalam karyanya

pokok-pokok materi metodelogi penelitian dan aplikasinya dengan begitu

penelitian lapangan pada dasarnya adalah penelitian yang secara langsung

dilaksanakan di lapangan atau pada responden langsung.

Tahapan dalam penelitian ini mengenai data serta permasalahan

saat ini dengan cara langsung, prihal berbagai macam persoalan yang yang

berhubungan dengan masalah yang akan di teliti secara rasional atau

pertimbangan yang logis, sistematis atau runtut, dan teoritis atau

berdasarkan penelitian dan penemuan.

b. Sifat Penelitian

Dilihat dari sifatnya penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu

penelitian yang menjelaskan dengan apa yang di dapat dari jawaban si

responden, apa saja yang di dapat dari responden di sesuaikan dengan

Page 29: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

pertanyaan dari penelitiannya, selanjutnya di uraikan memakai kalimat-

kalimat yang melatar belakangi responden dalam bersikap seperti berpikir,

berperasaan, serta bertindaknya yang membuatnya berbeda dari yang

lainnya, di reduksi, triangulasikan artinya pengecekan datanya lagi dengan

responden lain, disimpulkan diberi dan dimaknai peneliti, selanjutnya di

verifikasi (di konsultasikan kembali kepada responden dan teman lainnya).

Minimal 3 prihal yang dilukiskan dalam penelitian kualitatif, seperti

karakteristik pelaku, kegiatannya bisa juga kejadiannya yang berlaku

selama penelitian berjalan, dan keadaan dilingkungan sekitar penelitian

atau karakteristiknya dari lokasi penelitian yang sedang terjadi saat it juga.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan maksud mendapatkan

data yang bukan berupa angka tetapi dalam bentuk uraian kalimat demi

kalimat, melukiskan ataupun gambaran, dan menyampaikan laporan

khusus dengan terfokus kepada pembinaan anak asuh terhadap prilaku

sosial keagamaan di panti asuhan Peduli Harapan Bangsa di Bandar

Lampung.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.9 Dalam

penelitian kualitatif, populasi diartikan situasi sosial yang terdiri dari tiga

9 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:Alfabeta,2010), Cet.Ke-10, h.298

Page 30: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

elemen yaitu: tempat, pelaku dan aktivitas yang berintraksi secara sinergis.

Tetapi sebenarnya objek penelitian kualitatif juga bukan semata-mata pada

situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi bisa berupa

pristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraaan dan lainnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus dan anak asuh yang berada

di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa Bandar Lampung, yaitu sebanyak

54 orang yang ada di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa Bandar

Lampung.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

untuk meneliti keseluruhan tentu membuat peneliti kesulitan, karena itu

untuk sampel nya dengan menggunakan teknik Non Rendom Sampling.

Cara menentukan sampelnya penulis menggunakan purposive sample

adalah teknik pengambilan semple secara sengaja maksudnya yaitu

peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil di dasarkan pada ciri-ciri

tertentu. Jadi sampel diambil tidak secara acak tetapi ditentukan sendiri

oleh peneliti.

Peneliti juga menjadikan beberapa orang sebagai informan yaitu

orang yang dapat peneliti minta informasi terkait pada Panti Asuhan

Peduli Harapan Bangsa tersebut yaitu :

Page 31: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

1. 4 orang pengurus panti. Yang sudah lebih dari 2 tahun tinggal di panti.

2. 3 orang anak asuh panti. Yang sudah lebih dari 2 tahun tinggal di

panti.

3. 3 orang anak asuh panti. Yang kurang dari 2 tahun tinggal di panti.

jumlah sampel terdiri dari 10 orang yang peneliti anggap berperan

penting dalam panti asuhan. Pengurus dan anak-anak asuh Panti Asuhan

Peduli Harapan Bangsa tersebut yang akan diminta tanggapannya tentang

bagaimana pembinaan anak asuh dalam pembentukan perilaku sosial

keagamaan di dalam panti dan hubungan pembinaan terhadap perilaku

sosial keagamaan anak asuh panti.

4. Sumber data

a. Data Primer

Abdulrahman menjelaskan bahwasanya data primer merupakan

data tanpa prantara, langsung di himpunkan oleh peneliti dari bersumber

dari yang pertama.10

Data primer dalam studi lapangan dihasilkan dari

wawancara dengan responden, responden dalam penelitian ini adalah

pengurus atau pengasuh panti dan anak anak asuh di panti Peduli Harapan

Bangsa Di Bandar Lampung.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur

lain berupa buku-buku, kitab-kitab tafsir lainnya, hasil penelitian dan

artikel-artiket yang berkaitan dengan masalah pembinaan anak asuh dalam

10

Abdurahman Fathoni, Metodelogi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta :

Rineka Citra, 2011), h. 38.

Page 32: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

panti dalam pembentukan prilaku sosial keagamaan, guna melengkapi

sumber data primer.

5. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling starategis

dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Berikut teknik pengumpulan data yang di lakukan penulis dalam penelitian ini

yaitu :11

a. Observasi

Salah satu jenis pengamatan adalah peneliti sebagai pengamat

(observer), dengan membiarkan kehadirannya sebagi peneliti dan mencoba

bentuk serangkaian hubungan dengan subjek sehingga mereka berfungsi

sebagai responden dan informan. Dengan tekhnik ini peneliti akan

mengamati secara dekat objek penelitian yakni dengan mengamati secara

langsung. Melibatkan diri dalam situasi yang diselidiki atau hanya

mengamti saja, tekhnik obeservasi yang digunkan dalam penelitian ini

dalam penelitian ini adalah observasi non pastisipan.

Teknik observasi digunakan untuk mengatahui lebih dalam

pelaksanaan pengembangan keagamaan anak asuh yang dilakukan dipanti

asuh Peduli Harapan Bangsa, selain itu teknik ini observasi juga untuk

melengkapi dan lebih menyempurnakan data yang di peroleh dari hasil

11

Sigiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D(Bandung : Alfabeta 2011),

h. 224.

Page 33: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

interview.

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan

tertentu.Wawancara secara garis besar dibagi menjadi dua bagian besar

yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur, wawancara

tak terstruktur sering disebut dengan wawancara kualitatif, wawancara

mendalam secara terbuka. Yang dimaksud disini adalah metode

pengumpulan data dengan cara peneliti memberikan pertanyaan secra

langsung terhadap responden (informan). Wawancaranya (interview) tidak

sama dengan percakapan sehari-hari.

Wawancara dapat dilakukan seorang peneliti terhadap seorang

responden atau informan. Akan tetapi dapat pula jamlah yang akan di

wawancara lebih dari satu. 12

Dalam hal ini peneliti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang relatif mudah dijawab oleh responden tetapi

terus dipancing agar responden dapat bercerita semakin dalam sehingga

peneliti mendapatkan data-data yang valid. Teknik ini dipakai untuk

memperoleh sumber data utama yang ditunjukan kepada informan

(pengurus, pengasuh, anak asuh). Adapun data yang diperoleh dengan

metode interview ini adalah tentang pembinaan anak asuh yang ada Di

Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa dalam pembentukan perilaku social

12

Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial Cet Ke-1.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

2015), h.362-364.

Page 34: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

anak asuh. Sedangkan wawancara terstruktur biasa disebut wawancara

tekstual yang sudah ditulis oleh seorang peneliti dan biasanya disebut

wawancara baku. Di sini peneliti telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan

yang baku. Penelitian ini menggunakan model analisis deduktif, yaitu

melakukan analisis yang berangkat dari kebenaran umum mengenai suatu

fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada data

tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang dikaji.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

pilihan berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, najalah, perestasi,

notulen rapat dan sebagainya. Metode dokumentasi ini merupakan metode

penunjang yang digunakan untuk memperoleh data yang belum didapatkan

dalam metode obsevasi, yaitu untuk mengetahui data yang ada

hubungannya dengan Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa seperti letak

geografis, sejarah berdiriya, struktur organisasinya, program kerjanya.

Data yang sudah dikumpulkan dari berbagai sumber, selanjutnya diseleksi

dan diklarifikasi menurut fokus penelitian, sehingga nantinya mampu

menjelaskan dan menjawab rumusan masalah. Selanjutnya data tersebut

dianalisis dengan pendekatan teori yang berhubungan dengan objek

penelitian.

6. Analisis Data

Analisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif,

menurut suharsimi arikunto analisis kualitatif digambarkan dengan kata-kata

Page 35: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

atau kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan

dan diangkat sekedar untuk mempermudah penggabungan dua variabel,

selanjutnya dikualifikasikan kembali.13

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit tertentu untuk menentukan sintesa,

menyusun kedalam pola.14

Analis data merupakan upaya untuk

mendeskripsikan data secara sistematis guna mempermudah peneliti dalam

memahamiobjek yang sedang di teliti. Pokok analisa data dalam

penelitianyakni mengunventarisasi model pembinaan terhadap anak asuh panti

asuhan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif di

gambarkan dengan data-data atau kalimat yang dipisahkan menurut kategori

untuk memperoleh kesimpulan.Dalam penelitian ini penulis menggunakan

analisis data kualitatif, penelitian kualitatif, menghasilkan data dalam bentuk

suara hasil wawancara, transkip wawancara, catatan hasil pengamatan,

dokumen-dokumen tertulis, catatan-catatan lain yang tidak terekam selama

pengumpulan data.Setelah data tersebut diolah dan kemudian dapat dianalisis

menggunakan cara berpikir induktif, yaitu berangkat dari fakta-fakta atau

pristiwa-pristiwa yang kongkrit dan tarik kesimpulan yang bersifat umum ke

khusus. Jadi karena data yang akan dianalisis merupakan data kualitatif, yang

mana cara menganalisanya menggambarkan kata-kata atau kalimat sehingga

dapat di simpulkan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Dan Praktek,(jakarta: Bina Aksara,1997). H.

209. 14

Joko Subagio, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2001), h. 15

Page 36: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

berpikir deduktif, untuk menarik kesimpulan dari data yang di peroleh yaitu

dari fakta-fakta atau pristiwa-pristiwa yang kongkritdan umum kemudian di

tarik menjadi kesimpulan yang bersifat khusus.

Page 37: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

BAB II

PEMBINAAN ANAK ASUH, PRILAKU SOSIAL KEAGAMAAN

A. Pembinaan Anak asuh

1. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata dasar “bina” yang berasal dari bahasa arab

“bana” yang berarti membina, membangun, mendirikan, dan membentuk.

Kemudian mendapat awalan pe- dan –an sehingga menjadi kata pembinaan

yang mempunyai arti usaha, tindakan, dan kegiatan. yang dilakukan secara

efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.15

Pembinaan juga dapat

berarti suatu kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan apa yang

telah ada sesuai dengan yang diharapkan.16

Pembinaan merupakan suatu kegiatan yang mampu membantu individu

melalui usaha sendiri dalam proses menemukan dan mengembangkan

kemampuandan jati diri. dengan tujuan untuk memperoleh kebahagiaan

pribadi dan manfaat sosial.17

15

Alwi Hasan dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,

2013), h. 152.

16Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa edii ke 4 (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), h. 193.

17Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 152.

Page 38: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Menurut Hendiyat Soetopo dan Westy Soemanto. Pembinaan adalah

suatu kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah

ada. Sedangkan menurut Masdar Helmy, pembinaan mencakup segala ikhtiar

(usaha-usaha), tindakan dan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan

kualitas beragama baik dalam bidang tauhid, bidang peribadatan, bidang

akhlak dan bidang kemasyarakatan.Menurut Miftah Thoha pembinaan

merupakan suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik.18

Teori pembinaan sama halnya dengan teori behavioristik, yakni

belajar adalah perubahan kemampuan peserta didik untuk bertingkah laku

secara baru sebagai akibat dari hasil interaksi, stimulus dan respon

lingkungan yang di dapatnya. Seseorang telah dianggap belajar sesuatu jika ia

dapat menunjukkkan perubahan tingkah laku.19

Jadi dapat dikatakan bahwa pembinaan adalah suatu usaha yang

dilakukan dengan sabar dan terarah serta bertanggung jawab untuk

mengembangkan kepribadian dan memperbaiki pribadi kearah yang lebih

baik lagi daripada sebelumnya.

2. Langkah-langkah pembinaan

18

Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004) , h. 7

19Chairul Anwar, Teori-Teori Pendidikan, (Yogyakarta: IRCCiSoD, 2017), h. 18

Page 39: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Menurut Mangun hardjana untuk melakukan pembinaan ada beberapa

pendekatan antara lain :

a. Pendekatan informative (informative approach) yaitu suatu cara atau proses

menjalankan program dengan menyampaikan informasi kepada para jama‟ah,

dalam pendekatan ini jama‟ah dianggap belum mengetahui dan bahkan belum

mempunyai pengalaman dalam terhadaf informasi yang disampaikan.

b. Pendekatan partisipatif (partisipative approach) yaitu didalam pendekatan ini

para jama‟ah diikutsertakan sehingga lebih kesituasi belajar bersama-sama.

c. Pendekatan eksperiansial (experienciel approach) dimana didalam pendekatan

ini jama‟ah terlibat langsung dalam pembinaan. Pendekatan seperti ini

dianggap sebagai belajar yang sangat baik, karena jama‟ah langsung terlibat di

dalam situasi tersebut.20

d. Pendekatan emosional (emotional approach), pendekatan ini yaitu pendekatan

yang dipusatkan pada keadaan yang dibimbing karena akan lebih mudah

memahami perasaan seseorang melalui keadaan dirinya sendiri. Metode ini

merupan pendekatan perorangan yang menyesuaikan keadaan diri seseorang

yang di bimbing.21

e. Pendekatan group guidance, merupakan merupakan pembinaan dengan

penyuluhan yang menggunakan media kelompok untuk mengembangkan

sikap sosial di lingkungan, karena setiap individu akan mendapatkan

pandangan yang berbeda atau baru tentang dirinya dari hubungan dengan

individu lainnya.22

20

Mangunhardjana, Pembinaan, Arti Dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanimus,1986), h.17. 21

Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama Di Sekolah Dan

Luar Sekolah, (Jakarta: Bulan Bintang,1997), h.44. 22

Ibid., h.45

Page 40: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Pembinaan sosial keagamaan diarahkan dengan tujuan agar seseorang yang di

bimbing mempunyai akhlak yang mulia (akhlakul karimah) serta Taat dan

patuh serta mengabdikan dirinya kepada Allah, SWT. Sesuai dengan

fitrahnya.

3. Model Pembinaan

Model pembinaan anak dalam panti, di berikan mulai dari pembinaan

jasmaniah, budaya dan keyakinan membinaintelektual kepembinaan yang menjurus

sesuai minat bakat anak panti. Model penbinaan ini sangat dibutuhkan untuk

mendukung terlaksananya tujuan dalam pembinaan untuk menddukung terlaksananya

tujuan pembinaan ini maka membutuhkan aspek-aspek dalam pendidikan.

a. Pembinaan jasmani

Keadaaan jasmani yang sehat membuat anak menjadi cepat, tanggap, dan

terampil. Kesehataan juga sangat penting supaya anak bisa menjalankan

kewajibannya serta mendapatkan hak-haknya dengan mandiri. Kesehatan jasmaniah

merupakan kebutuhan utama guna tercapainya pembinaan yang baik.

b. Pembinaan budaya dan agama

Pembinana budaya serta keagamaan merupakan pokok utama pada

akademisi yang baik, adapun penggenalan suatu budaya dan agama ataupun

keyakinaan anak asuh mampu mendapatkan nilai dalam kehidupan. Adapun maksud

untuk mengrti tentang aspek keagamaan atau keyakinan ialah berpegang teguh

dengan ilmu agama, anak asuh yang di bina bisa menjadikan agama dasar dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari.

c. Pembinaan intelektual

Page 41: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Pembinaan intelektuan ini ditujukan supaya anak asuh yang di asuh dalam

panti bisa menggunakan intelektualnya di dalam mengatasi permasalahanhidup yang

dihadapi.karna dalam melaksanakan kehidupan tidak mudah tanpa adanya kekuatan

mental, dimana manusia bisa berpikir misalnya menghubungkan, menimbang dan

memahami. Aspek intelektual sangat penting karena intelektual ,erupakan modal

utama dalam berpikir.

d. Pembinaan kerja serta profesi

Pembinaan kerja dan profesi ini di makasutkan supaya anak asuh yang yang

di bina di dalam panti, di kemudian hari bisa menjadi calon tenaga kerja yang cakap,

termotivasi, terampil, kreatif dan mampu berdiri sendiri serta bertanggung jawab.23

2. Anak Asuh

1. Pengertian anak asuh

Anak Asuh merupakan anak yang di asuh oleh seseorang atau lembaga,

untuk diberikan bimbingan, pemeliharan, perawatan, pendidikan, dan

kesehatan, karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu

menjalani tumbuh kembang anak secara wajar. (UU No. 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak). Anak asuh yang peneliti maksud pada

penelitian ini adalah anak-anak yatim atau anak-anak kurang mampu yang

berada di Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa.

2. Kriteriaanakasuh

a. Anak telantar

Anak telantar merupakan anak yang karena suatu sebab orang tuanya

23

Irwanto, (Online), Pembinaan Anak Kurang Mampu Dan Terlantar Pada UPTD Panti

Sosial Asuhan Anak Harapan Di Kota Samarinda” (Ejournal Administrasi, Volume 5 Nomor

1,2017;5201-5215) Di Akses Pada 26 September 2019.

Page 42: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

melalaikan dan tidak mampu melaksanakan suatu kewajiban sehingga

kebutuhan anak baik jasmani, rohani, maupun sosialnya tidak terpenuhi.

Anak terlantar masuk dalam klifikasi masalah sosial non-patologis yang

mengacu pada masalah yang bersifat penyakit sehingga relative lebih mudah

mengatasinya.

Menurut Walter A Friedlander anak terlantar merupakan anak yang

tidak mendapat asuhan secara wajar dari orang tuanya disebabkan karena

keadaan keluarganya yang kurang baik yaitu keadaan ekonomi, sosial,

kesehatan jasmani serta psikisnya yang kurang layak pada akhirnya anak-

anak tersebut membutuhkan bantuan pelayanan dari sumber-sumber yang ada

di masyarakat agar bisa terpenuhi kebutuhan pokok mereka.24

b. Anak yatim

Anak yatim secara bahasa adalah anak yang sendirian. Anak yatim

adalah anak lemah yang membutuhkan pengasuhan dan tanggung jawab.

Islam sendiri sangat memberikan perhatian yang besar terhadap anak yatim

dari aspek pendidikan dan jaminan kehidupan sehingga anak tersebut bisa

tumbuh menjadi anggota masyarakat yang mampu memikul kewajiban dan

menunaikan tanggung jawabnya serta melaksanakan kewajiban dan hak-

haknya dengan baik tanpa merasakan prasaan kekurangan dan kebencian

terhadaf masyarakat.25

24

Pengertian Anak Terlantar Menurut Para Ahli. “ON-Line” Tersedia Di :

Http://Www.Scribd.Com/Document/362408032/Pengertian-Anak-Terlantar-Menurut-Para-Ahli.

Di Akses Pada 23 Sebtember 2019. 25

Raghib As-Sirjani, Solidaritas Islam Untuk Dunia, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,

2015) h.110

Page 43: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

c. Kaum dhuafa

Kata dhuafa sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya lemah.

Dalam kamus besar bahasa indonesia tidak ditemukan kosakata ini, walaupun

demikian istilah kaum dhuafa sudah umum digunakan oleh masyarakat.

Istilah kaum dhuafa tidak hanya di tunjukan untuk orang-orang yang

dianggap lemah dalam hal ekonomi seperti orang fakir dan miskin, tetapi juga

lemah dalam aspek lain seperti lemah kondisi fisik dan lemah iman. Orang

yang lemah kondisi fisiknya adalah orang yang anggota tubuhunya cacat atau

tidak berfungsi dengan baik seperti tuna runggu dan tuna netra.

B. Perilaku Sosial

1. Pengertian Perilaku Sosial

Perilaku berarti daya yang ada pada diri manusia yang

teraktualisasikan dalam bentuk perbuatan yang timbul karena adanya faktor

eksternal atau pengaruh dari luar diri manusia itu sendiri.26

James P. Chaplin

mengemukakan bahwa perilaku merupakan kumpulan reaksi, perbuatan,

aktivitas, gabungan gerakan, tanggapan dan jawaban yang dilakukan

seseorang, seperti proses berpikir, bekerja dan sebagainya.27

Pengertian lain

dikemukakan oleh Kartini Kartono, yang mendefinisikan perilaku sebagai

proses mental dari reaksi seseorang yang tampak maupun belum yang masih

sebatas keinginan.

26

Wahyuni, Perilaku Beragama; Studi Sosiologi Terhadap Asimilasi Agama

dan Budaya diSulawesi Selatan,(Cet. I; Alauddin University Press, 2013), h. 1.

27James P. Chaplin dalam Herri Zan Pieter dan Namora Lumongga Lubis,

PengantarPsikologi untuk Kebidanan (Cet. I; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h.

27.

Page 44: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Menurut Krech Crutch, perilaku sosial tampak pada pola respon

terhadap orang lain yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar

pribadi melalui perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa

hormat terhadap oranglain.28

Perilaku sosial dapat pula diartikan sebagai tindakan sosial. Max

Weber mengartikan tindakan sosial sebagai aktifitas seorang individu yang

dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat terkait cara bertindak

atauberperilaku.29

2. Bentuk-Bentuk Perilaku Sosial

Weber mengemukakan bahwa tindakan (perilaku) manusia merupakan

fenomena sosiologis, yakni ketika tindakan (tingkah laku/perilaku) manusia,

yang menginginkan makna hidup berupa gagasan tentang tindakan rasional

dalam memahami dan menafsirkan tingkah laku yang disebut konsep tipe

ideal.30

Klasifikasi perilaku sosial atau tindakan sosial menurut Max Weber

sebagai berikut:

a. Rasionalitas Instrumental (Zweckrationalitat)

28

Krech Crutch dalam Sekar Ageng Pratiwi, “Perilaku Sosial”, Blog Sekar Ageng

Pratiwi, https://sekaragengpratiwi.wordpress.com/2012/02/02/perilaku-sosial/. (27 juli

2019).

29Max Weber dalam Abd. Rasyid Masri, Mengenal Sosiologi; Suatu Pengantar (Cet. I;

Makassar: Alauddin Press, 2011), h. 149. 30

Umar Sulaiman, Analisis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Keagamaan; Kasus

pada SiswaSLTP Negeri 1 dan MTs Negeri Bulukumba (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2011), h.171.

Page 45: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Tindakan ini dilakukan seseorang dengan mempertimbangkan

kesesuaian antara cara yang digunakan serta tujuan yang hendak dicapai.

Rasionalitas sarana-tujuan adalah tindakan yang ditentukan oleh harapan

terhadap perilaku objek dalam lingkungan dan perilaku orang lain.31

b. Rasionalitas yang Berorientasi Nilai (Wertrationalitat)

Tindakan ini bersifat rasional dan ditinjau manfaatnya, tetapi tujuan

yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh pelaku. Pelaku hanya

beranggapan bahwa tindakan tersebut bernilai baik atau buruk menurut

ukuran dan penilaian masyarakat disekitarnya. Tindakan ditentukan oleh

keyakinan penuh serta kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis,

religius atau bentuk perilaku lain yang terlepas dari prospek

keberhasilannya.32

c. Tindakan Tradisional (Traditionelle Handlung)

Tindakan tradisional merupakan tindakan sosial yang bersifat non-

rasional yang didorong oleh emosi dan berorientasi kepada tradisi masa

lampau tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Tradisi dalam

pengertian ini adalah suatu kebiasaan dan tindakan di masa lampau.

Mekanisme tindakan seperti ini selalu berlandaskan hukum-hukum normatif

yang telah ditetapkan secara tegas oleh masyarakat.33

d. Tindakan Afektif (Effection Handlung)

Tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa

refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Seseorang yang sedang

31

Abd. Rasyid Masri, Mengenal Sosiologi; Suatu Pengantar (Cet I; Makassar: Alauddin

University Press, 2011), h. 166 32

Ibid., 33

Ibid.,

Page 46: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

mengalami perasaan tidak terkendali seperti cinta, ketakutan, kemarahan, atau

kegembiraan, dan secara spontan mengungkapkan perasaan itu tanpa refleksi

berarti sedang memperlihatkan tindakan afektif. Tindakan tersebut bersifat

tidak rasional karena kurangnya pertimbangan yang logis, ideologi atau

kriteria rasionalitas lainnya.34

3. Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial

Baron dan Byrne berpendapat bahwa terdapat empat kategori utama

yang membentuk perilaku sosial seseorang, yakni:

a. Perilaku dan Karakteristik Orang Lain

Seseorang yang sering bergaul bersama orang-orang yang memiliki

karakter santun, memungkinkan potensi orang tersebut berperilaku seperti

kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya,

begitupun sebaliknya.35

Pada aspek ini orang tua memegang peranan penting

sebagai sosok yang dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial seorang

individu. Berdasarkan perspektif sosiologi, proses pembentukan perilaku sosial

dalam individu dikenal dengan istilah sosialisasi. Pada proses sosialisasi,

keluarga merupakan komponen penting dalam membentuk kepribadian dan

nilai-nilai luhur dalam diri seseorang. Sosialisasi yang diajarkan oleh keluarga,

kemudian menjadi modal utama bagi seseorang untuk terlibat langsung dalam

lingkungan masyarakat.

b. Proses Kognitif

34

R. Yusriana K.Dip, “Perilaku Sosial Remaja Dalam Memanfaatkan Ruang Publik

Perkotaan (Studi Kasus Pemanfaatkan Taman Kota Bentengrotterdam Makasar)”, Skripsi

(Makassar: Fak. Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin,2013), h. 8-9. 35

Baron dan Byrne dalam Dendibati Nova, “Perilaku Sosial”, Blog Denbati Nova,

https://dendibatinova.wordpress.com/2011/10/17/perilaku-siosial/. ( 27 juli 2019).

Page 47: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan

yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang, sangat berpengaruh terhadap

perilaku sosial di lingkungan masyarakat.36

Individu dalam hal ini, dituntut

untuk selalu berpikiran positif dalam menjalani segala aktifitas dalam

kehidupan sehari-hari. Pikiran yang senantiasa berorientasi pada nilai-nilai

kebaikan, memotivasi seseorang untuk melakukan perbuatan yang baik. Hal

tersebut disebabkan karena pikiran mempengaruhi wujud dari perilaku yang

ditampakkan oleh seseorang.

c. Faktor Lingkungan

Lingkungan alam dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang.37

Seseorang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa

berbicara dengan nada keras, mempengaruhi kerasnya pribadi yang terbentuk

dalam diri seseorang. Begitu pula ketika berada di lingkungan masyarakat yang

halus dalam bertutur kata, maka seseorang termotivasi untuk bertutur kata yang

lemah lembut pula.

d. Faktor Budaya

Budaya merupakan tempat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi.

Contoh seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu terasa berperilaku

sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya

lain atau berbeda.38

C. Perilaku Keagamaan

36

Ibid., 37

Ibid., 38

Ibid.,

Page 48: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

1. Pengertian Perilaku Keagamaan

Pengertian perilaku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

perbuatan, gerak gerik, tindakan, cara menjalankan atau berbuat.39

Mahfudz

Shalahuddin mengartikan perilaku sebagai suatu kegiatan atau tindakan yang

tidak hanya meliputi aspek motorik, seperti berbicara, berjalan, berlari,

berolahraga, bergerak, dan lain-lain, tetapi juga membahas macam-macam

fungsi anggota tubuh seperti melihat, mendengar, mengingat, berfikir, fantasi,

pengenalan kembali emosi-emosi dalam tangis atau senyum dan sebagainya.40

Keagamaan berasal dari kata agama yang secara etimologi berasal dari

Bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “a” yang berarti “tidak” dan “gama”

berarti kacau, sehingga agama dapat diartikan sebagai seperangkat aturan

yang menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengantarkan manusia

menuju keteraturan dan ketertiban.41

Agama melibatkan seluruh fungsi jiwa raga manusia, sehingga

kesadaran agamapun mencakup aspek-aspek afektif, konatif, kognitif dan

motorik. Keterlibatan fungsi afektif dan konatif terlihat pada pengamalan

ketuhanan dan rasa kerinduan kepada Tuhan, sedangkan fungsi motorik

tampak pada perbuatan dan gerakan tingkah laku keagamaan. Keseluruhan

aspek tersebut sulit dipisahkan karena merupakan sistem kesadaran beragama

yang utuh dalam kepribadian seseorang.42

39

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 1989), h. 67. 40

Mahfudz Shalahuddin, Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1986), h.

54 41

Hasanani Siri, Sejarah Agama–Agama (Cet. I; TrustMedia: Yogyakarta, 2016),

h. 5.

42Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), h. 37.

Page 49: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Djamaluddin Ancok mendefinisikan keagamaan sebagai pengalaman

atau konsekuensi yang mengacu kepada identifikasi akibat keyakinan

keagamaan, praktek, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke

hari.43

Keagamaan secara umum diartikan sebagai sesuatu yang didasarkan

pada ajaran agama atau sesuatu yang berkaitan dengan nilai agama dan sesuai

dengan prinsip-prinsip suatu agama tertentu yang terdiri atas beberapa

bentuk, misalnya aktivitas keagamaan, shalat dan lain-lain.

Keberagamaan dapat diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan

manusia. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi ketika melakukan perilaku

ritual (beribadah), tetapi meliputi aktivitas lain yang dipicu oleh kekuatan

supranatural. Aktivitas tersebut tidak hanya meliputi aktivitas yang tampak

oleh mata, tetapi juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati

seseorang.44

Perilaku keagamaan merupakan integrasi kompleks pengetahuan

agama, perasaan agama (penghayatan) serta tindak keagamaan (pengamalan)

dalam diri seseorang.45

Perilaku keagamaan dalam Islam, dapat diartikan

sebagai proses pelaksanaan aktivitas individu atau kelompok berdasarkan

ajaran Islam secara menyeluruh, misalnya shalat, puasa, zakat, sedekah,

membaca Al-Qur‟an dan akhlaq yang semata-mata mengharapkan ridho

Allah.

43

Djamaluddin Ancok, Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), h. 78. 44

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 293. 45

Glock dan Stark dalam Arwani, “Dimensi-Dimensi Keberagamaan”, Blog Arwani, https://algaer.wordpress.com/2010/05/10/dimensi-dimensi-keberagamaan/. (20 Juli 2019).

Page 50: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

2. Dimensi-Dimensi Keberagamaan

Menurut Glock dan Stark terdapat lima dimensi keberagamaan dalam

mengkaji ekspresi keberagamaan, diantaranya;

a. Dimensi Ideologis

Dimensi ini merupakan bagian dari ekspresi keberagamaan terkait

kepercayaan terhadap hal tertentu, yang kemudian menjadi suatu sistem

keyakinan (creed). Doktrin mengenai keyakinan merupakan hal mendasar

yang dapat membedakan suatu agama dengan agama lainnya. Dimensi

ideologis dalam perspektif Islam, dapat disejajarkan dengan dimensi akidah.

Konsep akidah dalam Islam dikenal dengan istilah iman. Iman tidak hanya

menyangkut persoalan kepercayaan, melainkan segala hal yang mendorong

munculnya ucapan dan perbuatan sesuai dengan keyakinan.46

b. Dimensi Ritual

Dimensi ini merupakan bagian dari keberagamaan terkait perilaku

yang disebut ritual keagamaan seperti pemujaan, ketaatan dan hal-hal lain

yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang

dianutnya. Perilaku pada dimensi ritual ini tidak hanya berorientasi pada

pemaknaan perilaku secara umum, melainkan mengarah kepada perilaku

46

Ibid.,

Page 51: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

khusus yang diatur dalam agama seperti tata cara beribadah dan ritus-ritus

khusus pada hari-hari suci atau hari-hari besar keagamaan.47

Dimensi ritual dalam perspektif Islam, disejajarkan dengan syari’ah

khususnya perkara ibadah. Ibadah merupakan suatu bentuk penghambaan diri

manusia kepada Allah sebagai bentuk pelaksanaan tugas hidup selaku

makhluk Allah. Ibadah yang berkaitan dengan ritual adalah ibadah khusus

atau ibadah mahdhah, yaitu ibadah yang bersifat khusus dan langsung kepada

Allah sesuai tata cara, syarat serta rukun yang telah ditetapkan dalam Al-

Qur‟an serta penjelasan dalam hadits nabi. Ibadah yang termasuk dalam jenis

ini adalah shalat, zakat, puasa dan haji.48

c. Dimensi Konsekuensial

Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat keyakinan keagamaan,

praktek, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.49

Ajaran

agama yang berkaitan dengan hal ini, diantaranya ajaran untuk menghormati

tetangga, menghormat tamu, toleran, inklusif, berbuat adil, membela

kebenaran, berbuat baik kepada fakir miskin dan anak yatim, jujur dalam

bekerja, dan sebagainya.

Perilaku umum ini termasuk hubungan manusia (hablum minannas)

yang tidak dapat dipisahkan dengan hubungan kepada Allah (hablum

minallah). Iman dapat bertambah dan berkurang melalui tindakan-tindakan

47

Umar Sulaiman, Analisis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Keagamaan; Kasus pada

SiswaSLTP Negeri 1 dan MTs Negeri Bulukumba, h. 173. 48

Glock Dan Stark Dalam Arwani, “Demensi-Demensi Keberagamaan”, Blog Arwani,

Https://Algaer.Wordpress.Com/2010/05/10/Demensi-Demensi-Keberagamaan/, (20 November

2019) 49

Umar Sulaiman, Analisis Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Keagamaan; Kasus Pada

Siswa SLTP Negeri Bulukumba, Tesis, (Makassar: Alauddin University Press,2011), H. 171.

Page 52: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

yang dilakukan oleh seseorang. Konsekuensi tindakan ini terkadang lebih

berat dari pada keyakinan dan ritual.

Harun Nasution menjelaskan bahwa tujuan ibadah atau ritual dalam

Islam bukan hanya untuk menyembah Allah semata, melainkan untuk

mendekatkan diri kepada Allah agar manusia selalu teringat kepada hal-hal

yang baik dan suci sehingga timbul dorongan untuk berperilaku yang luhur,

baik kepada sesama manusia maupun kepada lingkungan alam sekitar.50

d. Dimensi Eksperiensial

Dimensi eksperiensial merupakan bagian dari keberagamaan terkait

pengalaman, perasaan, persepsi dan sensasi sebagai ekspresi keberagamaan

seseorang atau kelompok masyarakat. Dimensi ini mengarah pada fakta

bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski

tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada

suatu waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan langsung mengenai

kenyataan terakhir.51

Pengalaman keagamaan ini muncul dalam diri seseorang dengan

tingkat keimanan yang tinggi. Menurut ajaran agama Islam, pola

keberagamaan dapat dibedakan menjadi tingkatan terendah yaitu syari’ah,

kemudian thariqah dan derajat tertinggi adalah haqiqah.

e. Dimensi Intelektual

50

Harun Nasution dalam Umar Sulaiman, Analisis Pengetahuan, Sikap dan PerilakuKeagamaan; Kasus pada Siswa SLTP Negeri 1 dan MTs Negeri Bulukumba, h. 174.

51Umar Sulaiman, Analisis Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Keagamaan; Kasus Pada

Siswa SLTP Negeri 1 Dan Mts Negeri Bulukumba, h.174.

Page 53: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Dimensi ini mengacu pada suatu pengharapan manusia, bahwa orang-

orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah pengetahuan mengenai

dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi. Islam mengajarkan

berbagai aspek seperti pengetahuan tentang Al-Qur‟an, isi dan kandungan

maknanya, Hadits, berbagai praktek ritual atau ibadah dan muamalah, konsep

keimanan, berbagai konsep dan bentuk akhlak, tasawuf, sejarah dan

peradaban masyarakat Islam.52

3. Bentuk-bentuk Perilaku Keagamaan

Islam terdiri atas tiga aspek ajaran pokok, yakni akidah, ibadah dan

akhlak. Totalitas ketiga aspek inilah yang mewujudkan sikap keberagamaan

seorang muslim. Seorang muslim diperintahkan untuk beribadah dengan

sebaik-baiknya, selain itu mereka juga dituntut berakhlak mulia dan menjaga

hubungan sosial bersama orang lain.53

Ketiga aspek ajaran pokok dijelaskan

sebagai berikut:

a. Akidah

Esensi akidah bersifat abstrak, karena akidah tumbuh dari jiwa yang

mendalam dan merupakan dasar agama yang harus dilalui oleh setiap orang.

Strategi Nabi Muhammad ketika memperkenalkan konsep dakwah dalam

52

Ibid., h.174 53

Muh. Rusli, “Tingkat Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Negeri 1 Belawa Kabupaten

Wajo”, Tesis (Makassar: PPs UIN Alauddin Makassar, 2011), h. 30.

Page 54: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Islam, beliau mengajak manusia untuk mempercayai ajaran Islam terlebih

dahulu tanpa keraguan sedikitpun.54

Wujud keberagamaan seorang muslim berdasarkan aspek akidah,

dimulai dengan pengakuan keislaman melalui syahadat yang tidak hanya

diucapkan dengan lisan atau keyakinan hati, tetapi dimanifestasikan pula

dalam bentuk ibadah dan akhlak.

b. Ibadah

Ibadah merupakan hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhan,

maka setiap muslim dalam menampakkan sikap keberagamaannya hendaknya

melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana firman Allah, Swt

dalam Q.S Az-Zariyat ayat 56 :

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.55

Q.S Az-Zariyat ayat 56

Ibadah menurut pandangan Islam merupakan cakupan atas segala hal

yang disukai dan diridhai Allah dalam bentuk ucapan dan perbuatan, yang

dilakukan setiap muslim secara sembunyi-sembunyi maupun terang-

terangan.56

Ibadah secara etimologis berasal dari Bahasa Arab yang artinya

54

Ibid., h. 31. 55

Yayasan Penyelenggara Penerjemah / Tafsir, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Jakarta :

2007), h.337. 56

Muh. Rusli, “Tingkat Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Negeri 1 Belawa Kabupaten

Wajo”, h. 32.

Page 55: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

melayani, patuh dan tunduk. Sedangkan secara terminologis yakni sebutan

yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa

ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.57

Ibadah secara umum merupakan bentuk penghambaan diri manusia

kepada Allah dengan menaati dan melaksanakan segala perintah dan

anjurannya serta menjauhi larangan karena Allah semata, baik dalam bentuk

kepercayaan, perkataan dan perbuatan.58

Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua dengan

bentuk dan sifat yang berbeda satu sama lain.

1) Ibadah Mahdhah

Ibadah Mahdhah atau ibadah khusus merupakan ibadah yang telah

ditetapkan oleh Allah tentang tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya.

Jenis ibadah mahdhah adalah:

a. Shalat

Shalat menurut bahasa adalah doa. Dengan kata lain mempunyai

arti mengagungkan. Shalla-yushallu-shalatan adalah akar kata shalat

yang berasal dari bahasa Arab yang berarti berdoa atau mendirikan

shalat. Kata shalat, jamaknya adalah shalawat yang berarti

menghadapkan segenap pikiran untuk bersujud, bersyukur, dan memohon

57

Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak (Cet. I; Banjarmasin: IAIN Antasari Press,

2014), h. 1.

58Sadiq,Kamus Istilah Agama (Jakarta: Bonafide Cipta Pratama, 1991) h, 125.

Page 56: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

bantuan.59

Sedangkans halat menurut istilah adalah ibadah yang terdiri

dari perbuatan dan ucapan tertentu yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam. Dalam melakukan shalat berarti beribadah kepada

Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan dan merupakan system

ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang

dimulai dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam, di dalamnya

terdapat doa-doa yang mulia serta berdasar atas syarat-syarat danr ukun-

rukun tertentu.

b. Puasa

Puasa berasal dari bahasa arab yaitu Shiyaam berasal dari kata

„shaama‟ yang artinya „amsaka‟ (menahan) seperti makan, minum, nafsu,

menahan bicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Kemudian

menurut istilah yaitu “menahan diri dari segala sesuatu yang

membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai

terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat.60

Puasa

(shiyaam) secara istilah adalah menahan diri dari sesuatu yang khusus

(misalnya, menahan diri dari makanan, minuman, dan berhubungan

badan) dan dilakukan dengan niat puasa. Jika seorang menahan diri dari

berbicara, maka dia di katakan „orang yang berpuasa‟ (shaim). Karena,

puasa secara bahasaa dalah menahan diri.

c. Membaca Al-Qur”an

Membaca adalah salah satu proses yang dilakukan serta

59

Khairunnas Rajab, Psikologi Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2011), h. 91. 60

Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung:Sinar Baru Algesindo,2010) h.220.

Page 57: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

diperjuangkan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak di

sampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Jika tidak

terpenuhi maka pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap

atau di pahami dan proses membaca ini tidak akan terlaksana dengan

baik.61

Membaca juga merupakan usaha memahami bacaan sebaik-

baiknya, jika teks yang dilafalkan maka pembelajarannya jelas dan fasih.

Sehingga komunikatif dengan pendengar, dan juga ditandai oleh suatu

pemahaman.

Al-Qur‟an adalah nama bagi firman Allah SWT yang diturunkan

kepada nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf (lembaran)

untuk dijadikan pedoman bagi kehidupan manusia yang apabila dibaca

mendapat pahala (dianggapibadah).62

Al-qur‟an merupakan wahyu Allah

yang berfungsi sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, yang

dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia. Mengajarkan membaca Al-

qur‟an adalah fardhu kifayah dan merupakan ibadah yang utama. Jad

imembaca Al-Qur‟an yang dimaksud oleh penelit iadalah kesanggupan

sesorang untuk dapat melisankan atau melafalkan apa yang tertulis di

dalam kitab suci Al-Qur‟an dengan benar sesuai dengan makrajnya.

d. Zakat

61

Tarigan,Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,(Bandung:

Angkasa,2008),h. 1.

62

Amin Syukur, PengantarStudi Islam, (Semarang: PustakaNuun, 2010),h. 53.

Page 58: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Zakat ditinjau dari segi bahasa (lughatan) mempunyai beberapa

arti yaitu keberkahan (al-barakatu), pertumbuhan dan perkembangan (al-

nama‟) kesucian (al-taharatu) dan keberesan (al-salahu). Sedangkan arti

zakat secara istilah (shar‟iyah) ialah bahwa zakat itu merupakan bagian

dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan

kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada pemiliknya untuk

diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan

tertentu pula.63

Zakat merupakan ibadah yang dapat mensucikan jiwa seseorang

dari sifat rakus pada harta, mementingkan diri sendiri dari materialis.

Zakat juga dapat menumbuhkan rasa persaudaraan, rasa kasih sayang dan

suka menolong dengan orang lain yang berada dalam kekurangan.

e. Haji

Haji adalah ziarah islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat

islam, dan kewajiban wajib bagi umat islam yang harus dilakukan

setidaknya sekali seumur hidup mereka oleh semua orang muslim dewasa

yang secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanann dan dapat

mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka.

2) Ibadah Ghairu Mahdah

Ibadah ghairu mahdah atau umum adalah segala amalan yang

diizinkan oleh Allah, misalnya belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan

lain sebagainya.

63

Ismail Nawawi, Manajemen Zakat dan Wakaf , (Jakarta: VIV Press, 2013),h. 70.

Page 59: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

c. Akhlak

Secara etimologi kata akhlak berasal dari Bahasa Arab yang

merupakan bentuk jamak dari khuluq atau khalq, tabiat atau budi pekerti,

kebiasaan atau adat, dan agama. Akhlak secara terminologi diartikan sebagai

sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul secara spontan tanpa

pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.64

Akhlak menurut Ahmad Amin merupakan membiasakan kehendak

(‘adah al-iradah). Kata “membiasakan” dipahami dalam arti melakukan

sesuatu secaraberulang-ulang, sehingga menjadi suatu kebiasaan (‘adah) .

Adapun yang dimaksud dengan kehendak (iradah) adalah menangnya

keinginan untuk melakukan sesuatu setelah mengalami kebimbangan untuk

menentukan pilihan terbaik diantara beberapa alternatif.65

Akhlak memiliki karakteristik yang bersifat universal, artinya ruang

lingkup akhlak dalam pandangan Islam sama halnya dengan lingkup

pembahasan tindakan manusia. Secara sederhana ruang lingkup akhlak

terbagi tiga, meliputi;

1) Akhlak Terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah atau pola hubungan manusia dengan Allah

adalah sikap dan perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia terhadap

Allah. Akhlak terhadap Allah meliputi bertaqwa kepada-Nya,

64

Sahriansyah, ibadah dan akhlak, h.175-176. 65

Ahmad amin dalam sahriansyah, ibadah dan akhlak, h.177

Page 60: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

mentauhidkan-Nya, ridha terhadap segala keputusanNya, berdoa,

bertaubat, bersyukur serta tunduk dan taat kepada Allah.66

Aktivitas ibadah harus didasarkan pada aqidah tauhid yang benar.

Keyakinan bahwa Allah Maha Esa, satu-satunya dzat yang wajib

disembah, tidak ada yang berhak disembah selain diriNya. Allah, Swt

berfirman dalam QS. Thahaa/20: 14.

Artinya:Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)

selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat

aku.67

QS. Thahaa/20: 14.

Manusia diharuskan selalu memohon dan mengingat Allah atau

berdzikir, agar tetap terjaga dan terhindar dari godaan syirik. Termasuk

pula akhlak terhadap Allah yakni senantiasa mensyukuri nikmat yang

telah diberikan oleh Allah. Rasa syukur kepada Allah akan membuat

hidup terasa lebih baik, tidak rakus dan optimis.

2) Akhlak Terhadap Manusia

Akhlak terhadap manusia dapat digolongkan menjadi tiga bagian,

yakni akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap keluarga dan akhlak

terhadap orang lain atau masyarakat.

66

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1997), h. 148 67

Dapartemrn Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahnya (jakarta: CV. Darus sunnah, 2007),

h.314

Page 61: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

a) Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri ialah pemenuhan kewajiban manusia

terhadap dirinya sendiri, baik yang menyangkut jasmani maupun

ruhani. Akhlak terhadap diri sendiri, diantaranya jujur dan dapat

dipercaya, bersikap sopan santun, sabar, kerja keras dan disiplin,

berjiwa ikhlas dan hidup sederhana.68

b) Akhlak Terhadap Keluarga

Keluarga merupakan salah satu komponen penting yang

mempengaruhi keadaan suatu lingkungan dalam masyarakat. Kondisi

keluarga yang baik dan harmonis akan mempengaruhi masyarakat

menjadi baik pula, sebaliknya kondisi keluarga yang tidak harmonis

akan memberi dampak buruh terhadap perkembangan suatu

masyarakat.69

Berbuat baik kepada orang tua yaitu ibu dan ayah merupakan

akhlak yang sangat mulia. Allah mewajibkan kepada manusia agar

senantiasa berbuat baik kepada orang tua. Tingkatan keutamaan berbuat

baik kepada orang tua diletakkan Allah begitu tinggi, sehingga didalam

Al-Qur‟an perintah menyembah Allah sering kali diiringi dengan

perintah berbuat baik kepada orang tua.70

Akhlak terhadap keluarga dapat diwujudkan melalui beberapa

perbuatan, diantaranya berbuat baik kepada kedua orang tua serta

kerabat dekat, menyayangi anak, membiasakan bermusyawarah,

bergaul dengan baik dan menyantuni saudara yang kurang mampu.

68

Massan Alfat, Aqidah Dan Akhlak ( Semarang : PT.Karya Toha Putra,1997), h.53. 69

Sahriansyah, Ibadah Dan Akhlak, h. 206 70

Massan Alfat, Aqidah Dan Akhlak, h. 54.

Page 62: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

c) Akhlak Terhadap Orang Lain atau Masyarakat

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang

lain agar dapat memenuhi kebutuhan hidup masing-masing, sehingga

akhlak terhadap orang lain menjadi salah satu aspek penting untuk

mencapai keselarasan hidup di dalam masyarakat.

3) Akhlak terhadap alam

Lingkungan alam yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada

di sekitar manusia,baik berupa makhluk hidup ataupun tumbuh-

tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa lainnya. Semua yang di

ciptakan Allah.Swt dan menjadi miliknya dan segala yang ada didunia ini

memiliki ketergantungan kepadanya. Seorang muslim harus menyadari

bahwa segala sesuatu yang ada dibumi ini adalah ciptaan Allah yang

harus diperlakukan secaraw ajar dan baik.71

Manusia seharusnya memanfaatkan kekayaan alam ini dengan

sewajarnya tanpa mengikuti keserakahan hatinya, akhlak yang baik

terhadap alam pula akan menghindarkan manusia dari bencana alam yang

bakal mengancamnya.

Akhlak terhadap lingkungan dapat diwujudkan melalui beberapa

perbuatan, salah satunya dengan menjaga kelestarian alam dan

menyayangi hewan-hewan dan tumbuhan yang ada.

71

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h.150.

Page 63: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh

Ibadah, terj. Kamran As‟at Irsyady, dkk, Jakarta: Amzah, 2010.

Ahmadi, Abu. PsikologiUmum, Jakarta: RinekaCipta, 1998.

Ahyadi Abdul Aziz, Psikologi Agama, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001.

As-Sirjani – Raqhib, Solidaritas Islam Untuk Dunia. Jakarta Timur: Pustaka Al-

Kautsar, 2015.

Barzan Dan Bardawi, Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Rineka Cipta,1999.

Butsainah As-Sayyid Al-Iraqi, Berkah Mengasuh Anak Yatim. Terj. Firdaus

Sanuri, (Solo: Kiswah, 2013).

Chaplin, James P. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2010.

Daradjat, Zakiah. Pendidikan Agama DalamPembinaan Mental, Jakarta:

BulanBintang, 1975.

Depag RI. PolaPembinaanMahasiswa IAIN, Jakarta: Al-Ma‟arif, 1983.

Drazat, Zakia. Dasar-Dasar Agama Islam. Bulan Bintang, Jakarta: 1984.

Hadi, Ishandi Rukminto.Psikologi.Pekerjaan Sosial Dan Ilmu Kesejahteraan

Sosial, Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.

Hasan, Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2013.

Jalaluddin. Psikologi Agama, Memahami Prilaku Dan Mengaplikasikan Prinsip-

Prinsip Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

James P. Chaplin dalam Herri Zan Pieter dan Namora Lumongga Lubis,

Pengantar Psikologi untuk Kebidanan Cet. I; Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010.

Kartono, Kartini dalam Herri Zan Pieter dan Namora Lumongga Lubis, Pengantar

Psikologi untuk Kebidanan, Jakarta: rinekacipta, 2010.

Lendriyono Fauijik, Ed, Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunan

Kesejahteraan Sosial. Malang: UMM Press,2007.

Page 64: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Listyawati Andayani, “Penanganan Anak Yatim Terlantar Melalui Panti Asuhan

Milik Perorangan”.

Mahfudh, Sahal. NuansaFiqihSosial, Yogyakarta: Lkis, 1994.

Masri Abd. Rasyid, Mengenal Sosiologi; Suatu Pengantar, Makassar: Alauddin

University Press, 2011.

Muhammad, Suud. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka,

2006.

Munandar, utami. Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: rineka cipta,

2009.

Nashir, Haedar. Pendidikan Karakter Berbasis Agama & Budaya, Yogyakarta:

Multi Presindo, 2013.

Nurdin Fadhil, Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial, Bandung: Penerbit

Angkasa, 1990.

Pip Jones, Pengantar Teori-Teori Sosial, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2010.

Rajab, Khairunnas, Psikologi Ibadah, Jakarta: Amzah, 2011.

Ritzer ,George, Sociology; a Multiple Paradigm Science, terj. Alimandan,

Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2002.

Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak, Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2014.

Siri, Hasan. Sejarah Agama-Agama. Yogyakarta: Trustmedia, 2016.

Sudarsono.Etika Islam TentangKenakalanRemaja, Jakarta: RinnekaCipta, 1989.

Sugiono. 2015.Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatifdan R&D. Bandung:

ALFABETA.

Tim PenyusunKamusPusat. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

BalaiPustaka, 1989.

Weber, Max, dalam Abd. Rasyid Masri, Mengenal Sosiologi; Suatu Pengantar,

Makassar: Alauddin Press.

Wahyuni, Perilaku Beragama; Studi Sosiologi Terhadap Asimilasi Agama dan

Budaya di Sulawesi Selatan, Alauddin University Press, 2013.

Page 65: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Wahyuni, Sosiologi Bugis Makassar, Makassar: Alauddin University Press, 2014.

Walgito, Bimo. PsikologiUmumSuatuPengantar, Jakarta: Andi Offset, 1994.

Weber, Max dalam Abd. Rasyid Masri, Mengenal Sosiologi; Suatu Pengantar,

Makassar: Alauddin Press, 2011.

Zuriah, Nurul. Pendidikan Moral Dan Budi PekertiDalamPerspektifPerubahan,

Jakarta: PT BumiAksara, 2008.

WAWANCARA

Bpk. Hendra, Pengurus Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa, Tanggal 1

Oktober 2019.

Bpk. Ust. Amir, Pendiri Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa, Tanggal 3

Oktober 2019.

Bpk. Rudi, Pengurus Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa, Tanggal 5 Oktober

2019.

Ibu. Lilis, Pengurus Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa, Tanggal 6 Oktober

2019.

Asri, Sebagai Anak Asuh Panti . Pada Tanggal 27 Oktober 2019.

Bagus, Sebagai Anak Asuh Panti, Pada Tanggal 27 Oktober 2019.

Ayu, Sebagai Anak Asuh Panti, Tanggal 27 Oktober 2019.

Satria, Sebagai Anak Asuh Panti, Tanggal 27 Oktober 2019.

Risma, Sebagai Anak Asuh Panti, Pada Tanggal 3 November 2019.

SUMBER INTERNET

Kelici go blog (online) tersedia di yunitaardha. blogspot.Com /2012/04/ kumpulan

- teori-efektivitas.Html?M=1, Di akses pada tanggal 15 oktober 2019.

Irwanto, (Online), Pembinaan Anak Kurang Mampu Dan Terlantar Pada UPTD

Panti Sosial Asuhan Anak Harapan Di Kota Samarinda” (Ejournal

Administrasi, Volume 5 Nomor 1,2017;5201-5215) Di Akses Pada 26

September 2019.

Pengertian Anak Terlantar Menurut Para Ahli. “ON-Line” Tersedia Di :

Http://Www.Scribd.Com/Document/362408032/Pengertian-Anak-Terlantar-

Menurut-Para-Ahli. Di Akses Pada 23 Sebtember 2019.

Page 66: PEMBINAAN ANAK ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN …repository.radenintan.ac.id/9441/1/SKRIPSI 2.pdfpengajian kitab ilmu agama, kesenian daroh dan muhadoroh atau pidato. Hubungan pembinaan

Baron dan Byrne dalam Dendibati Nova, “Perilaku Sosial”, Blog Denbati Nova,

https://dendibatinova.wordpress.com/2011/10/17/perilaku-siosial/. Di akses

pada tanggal 27 juli 2019. Glock dan Stark dalam Arwani, “Dimensi-Dimensi Keberagamaan”, Blog

Arwani, https://algaer.wordpress.com/2010/05/10/dimensi-dimensi-keberagamaan/. Di akses pada tanggal 20 Juli 2019.