Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pembuatan Sensor Monosodium Glutamat secara
Potensiometri Menggunakan Membran Kitosan-
Nanopartikel Fe3O4 Berbasis Screen Printed Carbon
Electrode (SPCE)
SKRIPSI
Oleh :
NUR HASANAH PRATIWI
135090200111014
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
i
Pembuatan Sensor Monosodium Glutamat secara
Potensiometri Menggunakan Membran Kitosan-
Nanopartikel Fe3O4 Berbasis Screen Printed Carbon
Electrode (SPCE)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
dalam bidang kimia
Oleh :
NUR HASANAH PRATIWI
135090200111014
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Hasanah Pratiwi
NIM : 135090200111014
Jurusan : Kimia
Penulis skripsi berjudul:
Pembuatan Sensor Monosodium Glutamat secara Potensiometri
Menggunakan Membran Kitosan-Nanopartikel Fe3O4 Berbasis
Screen Printed Carbon Electrode (SPCE)
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Isi dari skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya sendiri
dan tidak menjiplak karya orang lain, selain nama-nama yang
termaktub di isi dan tertulis di daftar pustaka dalam tugas akhir
ini.
2. Apabila dikemudian hari ternyata skripsi yang saya tulis
terbukti hasil jiplakan, maka saya akan bersedia menanggung
segala resiko yang akan saya terima.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.
Malang, Juli 2017
Yang menyatakan
(Nur Hasanah Pratiwi)
NIM. 135090200111014
iv
Pembuatan Sensor Monosodium Glutamat secara Potensiometri
Menggunakan Membran Kitosan-Nanopartikel Fe3O4 Berbasis
Screen Printed Carbon Electrode (SPCE)
ABSTRAK
Pada penelitian ini dipelajari pengaruh perbandingan mol
nanopartikel Fe3O4 : MSG dan pH terhadap faktor Nernst.
Perbandingan mol nanopartikel Fe3O4 : MSG yang digunakan pada
penelitian ini adalah 1:6, 1:8, dan 1:10. pH yang dipelajari adalah
4,5,6,7, dan 8. Membran dilapiskan pada permukaan elektroda
sebanyak 2,5 µL. Elektroda yang telah dibuat kemudian digunakan
untuk mengukur potensial sel dari larutan MSG dan ditentukan
kinerja sensor yang terdiri dari faktor Nernst, kisaran konsentrasi,
dan waktu respon. Berdasarkan hasil penelitian, perbandingan mol
nanopartikel Fe3O4 : MSG yang paling baik adalah 1:6 dan pH yang
memberikan faktor Nernst paling baik adalah pada pH 4. Kinerja
sensor potensiometri yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki
faktor Nernst 37 mV/dekade pada kisaran kosentrasi 1×10-3
hingga
1×10-1
M, dan waktu respon 180 detik pada pengukuran pH 4.
Sedangkan pada pengukuran pH 7 (tanpa buffer), dihasilkan faktor
Nernst sebesar 26,4 mV/dekade, kisaran konsentrasi 1×10-5
hingga
1×10-2
M, dan waktu respon 180 detik.
Kata kunci : sensor monosodium glutamat, nanopartikel Fe3O4,
perbandingan mol, pH
v
Fabrication of Monosodium Glutamate Potentiometric Sensor
Using Chitosan-Fe3O4 Nanoparticles Membrane Based Screen
Printed Carbon Electrode (SPCE)
ABSTRACT
This research studied the effect of mole ratio of Fe3O4
nanoparticles: MSG and pH to Nernst factor. The mole ratio of
Fe3O4 nanoparticles : MSG used in this study were 1: 6, 1: 8, and
1:10. The pH studied was 4,5,6,7, and 8. The membrane which
coated on the electrode surface was 2.5 μL. The electrodes that have
been made, was used to measure the cell potential of the MSG
solution. Then, the sensor was determined the performance of the
sensor consisting of Nernst factor, concentration range, and response
time. Based on the results of the research, the best mole ratio of
Fe3O4 nanoparticles : MSG is 1: 6 and the pH which gives the best
Nernst factor is at pH 4. The performance of potentiometric sensor
that produced in this study has a Nernst factor 37 mV/decade,
concentration range at 10-3
to 10-1
M, and a response time are 180
seconds at the measurement of pH 4. While on the measurement of
pH 7 (without buffer), the Nernst factor is 26.4 mV/decade, the
concentration range at 10-5
to 10-2
M and a response time are 180
seconds.
Keyword : Monosodium glutamate sensor, Fe3O4 nanoparticles,
membrane composition, pH
vi
KATA PENGANTAR
Skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains di Fakultas MIPA, Universitas
Brawijaya sehingga untuk memenuhi syarat tersebut penulis
menyusun skripsi yang berjudul Pembuatan Sensor Monosodium
Glutamat secara Potensiometri Menggunakan Membran Kitosan-
Nanopartikel Fe3O4 Berbasis Screen Printed Carbon Electrode
(SPCE). Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Skripsi ini merupakan laporan akhir dari penelitian mengenai
pembuatan sensor potensiometri monosodium glutamat (MSG) dan
kinerja dari sensor potensiometri tersebut. Penulis berharap dengan
penelitian yang telah penulis lakukan ini dapat memberikan manfaat
dan menambah wawasan untuk pembaca terkait pembuatan sensor
potensiometri MSG. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi gagasan
baru untuk pengembangan sensor potensiometri MSG yang lebih
baik.
Malang, Juli 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................ iv
ABSTRACT ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 4
2.1. Potensiometri 4
2.2. Nanopartikel Fe3O4 5
2.3. Sensor Monosodium Glutamat 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 9
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian 9
3.2. Alat dan Bahan 9
3.3. Tahapan Penelitian 9
3.4. Prosedur Kerja 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................ 12
4.1. Pengaruh Perbandingan Mol Nanopartikel Fe3O4 dan MSG
terhadap Faktor Nernst 12
4.2. Pengaruh pH 14
viii
4.3. Karakterisasi Sensor Potensiometri Monosodium Glutamat 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 18
5.1. Kesimpulan 18
5.2. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 19
LAMPIRAN .................................................................................... 22
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Pengaruh Perbandingan Mol terhadap Faktor Nernst 13 Tabel 4.2 : Faktor Nernst pada pH 4, 5, 6, 7, dan 8 15 Tabel 4.3 : Kinerja Sensor MSG 17 Tabel E.1 : Data potensial sel elektroda dengan perbandingan mol 1:
6 (nanopartikel Fe3O4 : MSG) 31 Tabel E.2 : Data potensial sel elektroda dengan perbandingan mol 1:
8 (nanopartikel Fe3O4 : MSG) 31 Tabel E.3 : Data potensial sel elektroda dengan perbandingan mol 1:
10 (nanopartikel Fe3O4 : MSG) 32 Tabel F.1 : Pengukuran pada pH 4 33 Tabel F.2 : Pengukuran pada pH 5 33 Tabel F.3 : Pengukuran pada pH 6 34 Tabel F.4 : Pengukuran pada pH 7 34 Tabel F.5 : Pengukuran pada pH 8 35 Tabel G.1 : Data Potensial Sel Membran tanpa MSG 36 Tabel H.1 : Data Potensial Sel Pengukuran dengan perbandingan mol
nanopartikel Fe3O4 : MSG 1:6 pada pH 7 (tanpa buffer) 37 Tabel H.2 : Data Potensial Sel Pengukuran dengan perbandingan mol
nanopartikel Fe3O4 : MSG 1:6 pada pH 4 38 Tabel H.3 : Data Potensial Sel Pengukuran dengan membran tanpa
MSG pada pH 7 (tanpa buffer) 39
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Struktur Monosodium Glutamat 7 Gambar 2.2 : Mekanisme yang memungkinkan pada antarmuka
membran dalam larutan 8 Gambar 4.1 : Kurva hubungan potensial sel dengan –log[MSG]
dengan perbandingan mol 1:6 13 Gambar 4.2 : Kurva hubungan antara pH dengan faktor Nernst 15 Gambar 4.3 : Kurva hubungan –log[MSG] dengan potensial sel
pengukuran pH 4 dan pH 7 perbandingan mol 1:6 16 Gambar I.1 : Kurva Hubungan Potensial Sel dengan waktu
perbandingan mol 1 : 6 pada pH 4 41 Gambar I.2 : Kurva Hubungan Potensial Sel dengan waktu
perbandingan mol 1 : 6 pada pH 7 (tanpa buffer) 41 Gambar I.3 : Kurva Hubungan Potensial Sel dengan waktu membran
tanpa MSG pada pH 4 42 Gambar I.4 : Kurva Hubungan Potensial Sel dengan waktu membran
tanpa MSG pada pH 7 (tanpa buffer) 42
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Pembuatan Nanopartikel Fe3O4 22 Lampiran B. Pembuatan Larutan Kitosan 23 Lampiran C. Pembuatan Larutan Uji Monosodium 24 Lampiran D. Pembuatan Buffer 25 Lampiran E. Data Potensial Sel Pengaruh Perbandingan Mol
Nanopartikel Fe3O4 : MSG 31 Lampiran F. Data Potensial Sel Pengaruh pH 33 Lampiran G. Data Potensial Sel membran tanpa MSG 36 Lampiran H. Data Pengukuran Sel Karakterisasi Sensor 37 Lampiran I. Kurva Hubungan Waktu dengan Potensial Sel 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Monosodium glutamat (MSG) merupakan salah satu bahan
aditif makanan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk
menambah rasa pada makanan sehingga meningkatkan kelezatan
makanan. Namun, penambahan MSG memiliki batas maksimum
untuk dikonsumsi manusia. Berdasarkan WHO, batas maksimum
penggunaan sesuai Accepable Daily Intake (ADI) adalah 0 – 120
mg/kg berat badan per hari [1]. Konsumsi MSG yang berlebihan
dapat menyebabkan dampak bagi tubuh manusia seperti, gangguan
sistem saraf pada manusia yang disebabkan oleh stimulasi berlebihan
pada reseptor glutamat [2]. Oleh sebab itu, diperlukan suatu metode
analisis yang dapat menentukan kadar MSG pada makanan yang
beredar di masyarakat.
Metode analisis MSG yang telah dikembangkan adalah
menggunakan High Performance Thin Layer Chromatography
(HPTLC)[3]. Namun, dengan metode tersebut, sampel harus
dipreparasi terlebih dahulu dan harus dibuat kurva kalibrasi MSG
standar pada rentang konsentrasi tertentu yang sesuai dengan
sampel. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode analisis lain yang
dapat menganalisis secara lebih mudah dan spesifik . Salah satu
metode yang telah dikembangkan adalah dengan menggunakan
sensor potensiometri.
Sensor potensiometri bekerja berdasarkan interaksi analit
dengan membran sehingga menghasilkan perbedaan potensial [4].
Perbedaan potensial yang terukur adalah potensial membran, yaitu
beda potensial membran bagian luar dengan bagian dalam [5].
Sensor potensiometri MSG telah dikembangkan oleh Bakeman, dkk
pada tahun 2012 dengan menggunakan membran PVC (Poly Vinyl
Chloride). Sensor ini bekerja pada rentang konsentrasi glutamat 10-5
hingga 10-1
M dengan faktor Nernst sebesar 57,6±10 mV/dekade
[2]. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan digunakan membran
kitosan yang dilapiskan pada Screen Printed Carbon Elektrode
(SPCE).
2
Pengukuran MSG dengan sensor potensiometri sangat
sensitif terhadap perubahan pH [2]. Monosodium glutamat akan
terdisosiasi menjadi ion natrium dan ion glutamat. Disosiasi
monosodium glutamat berdasarkan konstanta kesetimbangan reaksi
asam glutamat pada rentang tertentu yaitu 4,8 × 10-3
< K1 < 8,0 ×
10-3
; 3,1 × 10-5
< K2 < 8,5 × 10-5
dan 11 × 10-10
< K3 < 3,4 × 10-10
[6].
Untuk keperluan pengukuran sensor, maka pH larutan perlu diatur
agar diperoleh spesi ion yang dapat terukur sensor. Pada penelitian
yang dilakukan Bakeman, dkk, dipelajari pengaruh pH pada rentang
2 hingga 10 [2]. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dipelajari
pengaruh pH pada 4, 5, 6, 7, dan 8.
Komposisi dari suatu membran dibuat agar dapat
berinteraksi secara spesifik dengan analit dalam larutan dengan
menambahkan bahan aktif (ionofor). Ionofor merupakan suatu
senyawa lipofilik yang dapat berikatan spesifik dengan suatu ion
analit [7]. Selain itu, material dari komponen sensor merupakan
bagian yang mempengaruhi keefektifan sensor karena hal tersebut
dapat mempengaruhi selektifitas dan kinerja dari sensor[8]. Salah
satu material yang telah dikembangkan untuk kebutuhan sensor
adalah nanopartikel Fe3O4. Nanopartikel memiliki luas permukaan
yang besar, konduktivitas yang baik, dan sifat elektroanalitik yang
baik [9].
Kinerja sensor secara umum ditunjukkan oleh faktor Nernst,
kisaran konsentrasi, dan batas deteksi. Kisaran konsentrasi
merupakan batas bawah dan batas atas konsentrasi analit yang
terukur yang memenuhi persamaan Nernst. Untuk memperoleh
kinerja sensor yang baik sangat dipengaruhi oleh kerapatan dan
homogenitas bahan aktif pada lapisan membran sehingga perlu
diperhatikan komposisi membran yang dilapiskan pada
elektroda[10]. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan digunakan
nanopartikel Fe3O4 yang digunakan sebagai modifier dengan
memperhatikan perbandingan mol dengan bahan aktif yaitu MSG
dalam membran kitosan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh perbandingan mol nanopartikel Fe3O4
dengan MSG terhadap faktor Nernst?
2. Bagaimana pengaruh pH terhadap faktor Nernst?
3
3. Bagaimana kinerja sensor potensiometri pada perbandingan
mol nanopartikel Fe3O4 dengan MSG dan pH optimum ?
1.3. Batasan Masalah
1. Elektroda yang digunakan adalah Screen Printed Carbon
Elektrode (SPCE) berukuran 4,7 cm × 1 cm.
2. Membran kitosan-nanopartikel Fe3O4 yang digunakan
sebanyak 2,5 µL.
3. Elektroda pembanding yang digunakan adalah Ag/AgCl.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Mempelajari pengaruh perbandingan mol nanopartikel Fe3O4
dengan MSG terhadap faktor Nernst
2. Mempelajari pengaruh pH terhadap faktor Nernst
3. Menentukan kinerja sensor potensiometri MSG pada
perbandingan mol nanopartikel Fe3O4 dengan MSG dan pH
yang optimum
1.5. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
baru dalam pembuatan sensor potensiometri MSG dan
kinerja sensor potensiometri MSG pada perbandingan mol
nanopartikel Fe3O4 dengan MSG dan pH yang optimum
untuk mendeteksi kadar MSG.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Potensiometri
Pengukuran secara potensiometri memberikan informasi
komponen yang ada dalam sampel yang didapatkan dari beda
potensial yang terukur. Komponen yang dibutuhan untuk
pengukuran potensiometri adalah elektroda indikator berupa
elektroda selektif ion, elektroda pembanding, dan alat ukur potensial.
Elektroda pembanding harus memberikan kestabilan potensial yang
tinggi pada jangka waktu yang panjang. Elektroda selektif ion
merupakan elektroda indikator yang mampu mengukur secara
selektif aktivitas dari spesi ion tertentu. Elektroda tersebut
menunjukkan respon yang cepat dan memiliki rentang linearitas yang
lebar [11].
Elektroda selektif ion merupakan elektroda membran yang
mengandung material selektif ion yang memisahkan sampel dengan
elektroda bagian dalam. Membran biasanya tidak berpori, tidak larut
dalam air, dan stabil secara mekanik. Komposisi dari membran
dibuat agar menghasilkan potensial terutama berdasarkan dari proses
interaksi ion yang selektif. Untuk membuat membran yang selektif
terhadap ion analit, biasanya ion analit yang ingin diukur
ditambahkan pada membran [11].
Pengukuran secara potensiometri berdasarkan dari perbedaan
potensial pada kondisi kesetimbangan. Setiap elektroda merupakan
setengah sel. Elektroda pembanding merupakan setengah sel
pembanding elektrokimia yang memiliki potensial konstan terhadap
laruatan analit. Sedangkan elektroda indikator yang dapat berupa
elektroda selektif ion merupakan elektroda yang digunakan untuk
mengukur analit dalam sampel yang dipisahkan oleh membran[12].
Perbedaan potensial yang terukur adalah potensial membran,
yaitu beda potensial membran bagian luar dengan bagian dalam.
Beda potensial tersebut dapat terbaca dengan menggunakan
elektroda Ag/AgCl sebagai pembanding. Potensial membran hanya
bergantung pada konsentrasi larutan analit karena konsentrasi larutan
internal tetap. Potensial membran (Eb) merupakan perbedaan antara
potensial yang dihasilkan pada membran bagian luar (E1) yang
5
berinteraksi dengan analit (a1) dengan potensial yang dihasilkan pada
membran bagian dalam (E2) dengan larutan internal (a2) yang dapat
dijelaskan dengan persamaan sebagai berikut [5] :
Eb = E1 – E2 (2.1)
E1 = J1- 0,0592 log (a1’/a1) (2.2)
E2 = J2 - 0,0592 log (a2’/a2) (2.3)
Jika J1 = J2 maka persamaan tersebut menjadi :
Em = 0, 0592 log (a1/ a2) (2.4)
Eind = Eb + EAg/AgCl + Easy (2.5)
Easy adalah potensial asimetri yang disebabkan oleh membran yang
tidak simetri antara membran bagian luar dan bagian dalam atau
dengan kata lain J1 ≠ J2. Potensial asimetri menyebabkan potensial
sel yang terbaca tidak dapat lebih positif atau lebih negatif. Potensial
elektroda Ag/AgCl, potensial asimetri, dan potensial membran dalam
adalah tetap, maka potensial elektroda indikator adalah :
Eind = Easy + EAg/AgCl – 0,0592 log a2 + 0,0592 log a1
Eind = K - 0, 0592 log a1 (2.6)
Sedangkan untuk menentukan Esel dengan persamaan :
Esel = Eind –Ereff + Elj (2.7)
Esel = K - 0, 0592 log a1 - ESCE (2.8)
ESCE tetap yaitu0,244 Volt, sehingga :
Esel = K’ + 0,0592 log a1 (2.9)
Persamaan 2.9 menunjukkan bahwa Esel berbanding lurus terhadap
konsentrasi analit dengan harga kemiringan 0,0592 yang disebut
bilangan Nernst. Harga bilangan Nernst tergantung pada nilai n, yang
akan sama dengan jumlah muatan ion [5].
2.2. Nanopartikel Fe3O4
Nanomaterial termasuk nanopartikel telah diaplikasikan
secara luas dalam pembuatan berbagai macam sensor kimia dan
biosensor berdasarkan pada sifat kimia dan fisiknya yang khas
seperti memiliki perbandingan luas permukaan dengan volume yang
besar, konduktivitas yang baik, aktivitas elektroanalitik yang baik,
dan kekuatan mekanik yang tinggi. Nanopartikel telah digunakan
pada sensor potensiometri. Sifat elektrik dan sifat hidrofobik dari
6
nanomaterial membuat material tersebut cocok digunakan sebagai
material kontak pada elektroda selektif ion. Imobilisasi ionofor pada
nanomaterial dapat menghilangkan leaching pada membran selektif
ion [8].
Rasio luas permukaan dan volume dari nanopartikel yang
sangat tinggi dapat meningkatkan interaksi dengan analit target
ketika nanopartikel digunakan pada bagian membran pengenal.
Sedangkan, sifat elektriknya yang sangat baik seperti kemampuannya
yang tinggi dalam transfer muatan dan penghasil kapasitas elektrik
yang baik pada antarmuka nanomaterial merupakan hal yang penting
ketika nanomaterial digunakan sebagai komponen pada tranduser
pada sensor potensiometri. Sensitivitas dan selektivitas dari sensor
selektif ion tidak hanya bergantung pada ionofor, tetapi juga
bergantung pada komposisi membrane, sifat dari plasticizer, dan
bahan tambahan yang digunakan. Pada pembuatan elektroda selektif
ion, nanopartikel sangat cocok sebagai bahan tambahan yang
digunakan untuk meningkatkan kemampuan dari elektroda dan
mengurangi hambatan elektrik [13].
Salah satu material yang telah dikembangkan untuk
kebutuhan material sensor adalah nanopartikel Fe3O4. Nanopartikel
Fe3O4 merupakan nanopartikel yang memiliki karakter yang baik
seperti biokompatibilitas dan aktivitas katalitik yang baik, serta
toksisitas yang rendah. Berdasarkan sifat – sifat tersebut, aplikasi
Fe3O4 pada sensor elektrokimia telah banyak dikembangkan. Fe3O4
dapat berinteraksi dengan beberapa gugus aktif seperti –OH, -
COOH, dan –NH2 [14]. Selain itu, nanopartikel Fe3O4 memiliki sifat
katalitik dan luas permukaan yang besar sehingga dapat
dikembangkan dalam pembuatan sensor elektrokimia [15].
Beberapa penelitian telah melakukan pengikatan kovalen
kitosan pada permukaan nanopartikel Fe3O4 untuk mempelajari sifat
termalnya, komposit magnetik untuk menghilangkan ion logam berat
dalam larutan, dan untuk hipertermia. Beberapa penelitian juga
melakukan sintesis nanopartikel Fe3O4 pada matriks kitosan. Kitosan
merupakan polimer yang memiliki gugus amino dan hidroksil yang
memberikan sisi chelating yang sangat baik. Pada kondisi netral
maupun basa, nitrogen pada gugus amino berperan sebagai pendonor
elektron donor dan dapat bertindak sebagai sisi chelating yang
selektif terhadap beberapa ion logam termasuk besi. Formasi dari
7
kompleks kitosan-Fe3+
dapat berupa penta atau heksa. Kompleks
terbentuk melalui dua atom O pada hidroksil dan dua atom N pada
gugus amino pada kitosan dan satu molekul air pada bidang
koordinasi untuk ion Fe[16].
2.3. Sensor Monosodium Glutamat
Monosodium glutamat merupakan garam natrium dari asam
glutamat yang biasa digunakan sebagai penyedap makanan dalam
kehidupan sehari – hari. Monosodium glutamat memiliki rumus
molekul C5H8NNaO4 dengan massa molar 169,111 g/mol.
Monosodium glutamat berbentuk kristal putih yang larut dalam air
dengan kelarutannya dalam air sebesar 74 g/mol. Monosodium
glutamat dalam larutan akan terdisosiasi menjadi ion natrium dan ion
glutamat. Garam ini tidak bersifat hidgroskopis dan larut dalam air
[17]. Struktur dari monosodium glutamat adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1. Struktur Monosodium Glutamat[18]
Sedangkan disosisasi asam glutamat dapat dijelaskan sebagai berikut
[5] :
H3A+
H+ + H2A 4,8 × 10
-3 < K1 < 8,0 × 10
-3
H2A H+
+ HA-
3,1 × 10-5
< K2 < 8,5 × 10-5
HA- H
+ + A
2- 11 × 10
-10 < K3 < 3,4 × 10
-10
Sensor yang telah dikembangkan untuk analisis MSG adalah
sensor glutamat potensiometri dengan menggunakan membran PVC
(Poly Vinyl Chloride) dengan ionofor (4)(1)(2,3-diazabuta-1,3-
diena)ferosinofen. Sensor bekerja berdasarkan pengukuran potensial
yang dihasilkan dari interaksi glutamat dengan ionofor. Pengukuran
potensiometri sensor berhubungan dengan mekanisme perpindahan
ion pada antarmuka membran dalam larutan. Mekanisme yang
mungkin terjadi antara glutamat dengan (4)(1)(2,3-diazabuta-1,3-
8
diena)ferosinofen berdasarkan respon potensiometri seperti pada
gambar [2] :
Gambar 2.2. Mekanisme yang memungkinkan pada antarmuka
membran dalam larutan[2]
Sensor ini bekerja pada rentang konsentrasi glutamat 10-5
hingga 10-1
M dengan bilangan Nernstian sebesar 57,6±10
mV/decade. Sensor memiliki limit deteksi sebesar 7.95 x 10-6
M.
Respon potensial dari sensor dengan (4)(1)(2,3-diazabuta-1,3-
diena)ferosinofen sensitif terhadap perubahan pH. Sensor tersebut
dapat bekerja pada pH 6-10. Pada kondisi yang sangat asam,
glutamat terprotonasi menjadi asam glutamat yang selanjutya dapat
menganggu kemampuan membran untuk berinteraksi dengan
glutamat dalam larutan. Sedangkan, perubahan potensial yang terjadi
kemungkinan juga dapat disebabkan oleh gangguan dari ion hidroksil
yang berinteraksi dengan sisi kationik membran pada larutan yang
lebih basa [2].
Telah dikembangkan pula, sensor potensiometri MSG
dengan modifikasi karbon nanotube dan Molecularly Imprinted
Polymer (MIP). Sensor ini dibuat dengan mencetakkan molekul
MSG pada matriks polimer yang digunakan pada elektroda.
Elektroda yang digunakan adalah elektroda karbon sebagai elektroda
indikator, dan elektroda kalomel, sebagai pembanding. Sensor ini
bekerja pada rentang konsentrasi 10-9
hingga 10-5
M dengan faktor
Nernst 56 mV/dekade. Sensor memiliki limit deteksi pada
konsentrasi 1 × 10-9
M. Pengukuran sensor optimum pada pH 7 [19].
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Februari 2017 hingga Juli 2017.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Screen-
printed carbon electrode (SPCE), potensiometer sanwa CD800a,
konektor elektroda quasense, pH meter Senz TI-13MO597, oven,
termometer, pemanas, pengaduk magnetik dan peralatan gelas.
3.2.2. Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
akuadem, monosodium glutamat, NaOH, (NH4)2SO4 (Sigma) ,
FeSO4.4H2O (Sigma), FeCl3.6H2O (Sigma), kitosan, glutaraldehid
50%, dan asam asetat glasial 99,8%.
3.3. Tahapan Penelitian
3.3.1. Pembuatan Sensor Monosodium Glutamat
- Pembuatan nanopartikel Fe3O4 (Lampiran A)
- Pembuatan membran kitosan- nanopartikel Fe3O4 :MSG
- Pembuatan larutan uji MSG (Lampiran C)
3.3.2. Pengukuran Potensial Sel
- Pengaruh perbandingan mol nanopartikel Fe3O4 dengan MSG
dalam membran
- Pembuatan buffer asetat 4 – 6 dan buffer fosfat 6 – 8 (Lampiran
D)
- Pengaruh pH
10
3.3.3. Karakterisasi Sensor Monosodium Glutamat
3.4. Prosedur Kerja
3.4.1. Pengaruh Perbandingan Mol Nanopartikel Fe3O4 : MSG
MSG ditimbang sebanyak 0,2 g; 0,3 g; dan 0,4 g. Kemudian,
masing – masing MSG yang telah ditimbang dilarutkan dalam 1 mL
akuadem. Masing – masing larutan ditambah 0,05 g nanopartikel
Fe3O4. Setelah itu campuran diaduk dengan pengaduk magnetik
selama 24 jam.
Larutan kitosan 10 mL ditambah dengan 100 µL
glutaraldehid 0,01%. Kemudian, campuran diaduk dengan pengaduk
magnetik selama 24 jam. Setelah itu, campuran ditambahkan ke
dalam campuran MSG dengan nanopartikel Fe3O4 sebanyak 1 mL
dan diaduk dengan pengaduk magnetik selama 24 jam.
3.4.4. Pelapisan Membran pada Elektroda
Membran kitosan-nanopartikel Fe3O4:MSG dilapiskan pada
permukaan elektroda karbon dari SPCE (Screen Printed Carbon
Electrode) sebanyak 2,5 µL. Kemudian dikeringkan dalam oven
pada temperatur 500C selama 1 jam.
3.4.5. Pengukuran Potensial Sel
Elektroda yang telah dibuat dihubungkan dengan kutub positif
pada potensiometer, sedangkan elektroda pembanding Ag/AgCl
dihubungkan pada kutub negatif. Potensial sel larutan MSG
dilakukan dengan meneteskan larutan MSG sebanyak 50 μL pada
permukaan kedua elektroda (elekroda indikator dan elektroda
pembanding). Pengukuran potensial sel dilakukan secara berturut –
turut dari konsentrasi MSG 10-8
- 10-1
M pada pH 4 dengan
menggunakan elekroda dengan perbandingan mol nanopartikel
Fe3O4: MSG pada membran yang berbeda - beda. Potensial sel
dibaca setiap 10 detik selama 3 menit. Kemudian, data yang
diperoleh, dibuat kurva hubungan antara potensial sel dan –
log[MSG].
11
3.4.6. Pengaruh pH
Elektroda dihubungkan dengan kutub positif pada potensiometer,
sedangkan elektroda pembanding Ag/AgCl dihubungkan pada kutub
negatif.Potensial sel larutan MSG dilakukan dengan meneteskan
larutan MSG sebanyak 50 μL pada permukaan kedua elektroda
(elekroda indikator dan elektroda pembanding). Pengukuran
potensial sel dilakukan dengan menggunakan konsentrasi 10-8
- 10-1
M pada pH 4, 5, 6, 7, dan 8. Potensial sel dibaca setiap 10 detik
selama 3 menit. Elektroda yang digunakan adalah elektroda dengan
perbandingan mol nanopartikel Fe3O4 : MSG dalam membran yang
optimum. Kemudian, data yang diperoleh, dibuat kurva hubungan
antara potensial sel dan –log[MSG].
3.4.7. Karakterisasi Sensor Monosodium Glutamat
Karakterisasi sensor monosodium glutamat dilakukan pada
konsentrasi monosodium glutamat 10-1
, 5 x 10-2
, 10-2
, 5 x 10-3
, 10-3
, 5
x 10-4
, 10-4
, 5 x 10-5
, 10-5
, dan 5 x 10-6
M pada pH 4 dan 7 (tanpa
buffer). Karakterisasi menggunakan elektroda dengan perbandingan
mol nanopartikel Fe3O4 : MSG 1:6. Elektroda yang telah dibuat
yang berfungsi sebagai katoda dihubungkan ke kutub positif dan
elektroda pembanding Ag/AgCl sebagai anoda dihubungkan ke
kutub negatif.Pengukuran potensial sel dilakukan mulai konsentrasi
terendah hingga konsentrasi tertinggi.Potensial sel dibaca setiap 10
detik selama 3 menit. Kemudian, data yang diperoleh, dibuat kurva
hubungan antara potensial sel dan –log[MSG].
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Perbandingan Mol Nanopartikel Fe3O4 dan MSG
terhadap Faktor Nernst
Pada penelitian ini dipelajari pengaruh perbandingan mol
nanopartikel Fe3O4 dengan MSG terhadap faktor Nernst.
Perbandingan mol nanopartikel Fe3O4 dengan MSG yang digunakan
adalah 1:6, 1:8, dan 1:10 dalam kitosan. Kitosan pada membran
digunakan sebagai pengemban dari nanopartikel Fe3O4, yang
bertindak sebagai modifier, dan MSG sebagai bahan aktif.
Larutan uji MSG dibuat dengan cara melarutkan padatan
MSG dalam air. pH larutan MSG adalah 7 tanpa dilakukan
pengaturan pH dengan buffer. Konsentrasi larutan MSG yang diukur
adalah 10-8
hingga 10-1
M. Hasil pengukuran dapat dilihat pada
Gambar 4.1 yang menunjukkan hubungan antara potensial sel
dengan –log[MSG]. Berdasarkan kurva tersebut, pada semua
perbandingan mol, potensial sel meningkat seiring dengan
meningkatnya –log[MSG], sehingga hubungan yang dihasilkan
adalah berbanding lurus. Hal tersebut menunjukkan bahwa yang
terukur oleh sensor potensiometri MSG adalah anion.
Berdasarkan hasil pengukuran potensial sel dari elektroda
yang telah dibuat, diperoleh besar faktor Nernst pada berbagai
perbandingan mol nanopartikel Fe3O4 : MSG (Tabel 4.1) . Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan besar faktor Nernst
pada perbandingan mol 1:8. Sedangkan, pada perbandingan mol
1:10, faktor Nernst mengalami peningkatan kembali. Hal tersebut
disebabkan oleh MSG dengan jumlah mol yang lebih tinggi dari 1:6,
tidak merata dalam membran sehingga membran menjadi tidak
homogen. Hal tersebut menyebabkan tercapainya kesetimbangan
pada membran tidak seragam sehingga menurunkan kepekaan.
Kepekaan yang menurun ditandai dengan menurunnya faktor Nernst
yang dihasilkan. Selain itu, pada perbandingan mol 1:8, nanopartikel
Fe3O4 kemungkinan tidak rapat dan merata pada membran kitosan
sehingga faktor Nernst yang dihasilkan paling kecil diantara
perbandingan mol yang lain.
13
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan mol yang
menghasilkan faktor Nernst yang paling baik adalah pada
perbandingan mol 1:6 dengan faktor Nernst 17,1 mV/dekade pada
kisaran konsentrasi 10-8
hingga 10-2
M. Nilai ini masih belum
mencapai faktor Nernst teoritis untuk ion monovalen yaitu 59,2
mV/dekade.
Gambar 4.1. Kurva hubungan potensial sel dengan –log[MSG]
dengan perbandingan mol 1:6( ) 1:8( ), dan 1:10 ( )
Tabel 4.1. Pengaruh merbandingan mol nanopartikel Fe3O4 : MSG
terhadap faktor Nernst
Perbandingan Mol
nanopartikel Fe3O4 : MSG Faktor Nernst (mV/dekade)
1:6 17,1
1:8 12,5
1:10 14,5
-300
-250
-200
-150
-100
-50
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Po
ten
sia
l S
el (
mV
)
-log[MSG]
14
4.2. Pengaruh pH
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa faktor
Nernst dari sensor MSG semakin menurun dengan semakin
meningkatnya pH. Penurunan faktor Nernst terjadi cukup signifikan.
Besarnya faktor Nernst pada masing – masing pH dapat dilihat pada
Tabel 4.2. Faktor Nernst yang paling baik diperoleh pada pH 4.
Spesi ion dalam larutan MSG harus diatur dalam bentuk
anionnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengatur pH. Anion
MSG akan terbentuk pada pH diantara pKa2 dan pKa3 dari MSG,
yaitu diantara pH 4 hingga 8,9 [5]. Berdasarkan hal tersebut, pada
penelitian ini digunakan pH 4,5,6,7, dan 8. Pada pH 4, 5, dan 6
digunakan buffer asetat sehingga di dalam larutan tidak hanya
terdapat anion dari MSG tetapi juga terdiri dari Na+, CH3COO
-, dan
H+.
Pada pH 5 dan 6 terjadi penurunan faktor Nernst. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh gangguan ion lain yaitu Na+ dan CH3COO
-.
Ion Na+ yang ada di dalam larutan memungkinkan untuk mencapai
kesetimbangan dengan Na+ dari MSG yang ada dalam membran
sehingga kesetimbangan tersebut menurunkan kepekaan dari sensor
potensiometri. Hal tersebut ditunjukkan dengan menurunnya faktor
Nernst. kisaran konsentrasi yang masih memenuhi persamaan Nernst
adalah pada konsentrasi 10-5
hingga 10-1
M.
Sedangkan pada pH 7 dan 8, digunakan buffer fosfat
sehingga selain anion MSG, di dalam larutan juga terdapat H2PO4-,
HPO42-
, K+, dan H
+. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa faktor
Nernst yang dihasilkan pada pH 7 dan 8 bernilai negatif. Pada
kisaran konsentrasi 10-3
hingga 10-1
M, potensial sel berbanding
terbalik dengan –log[MSG]. Faktor Nernst yang negatif sesuai
dengan persamaan Nernst untuk kation. Sedangkan, kation MSG
hanya dapat terbentuk di pH di bawah pKa1 yaitu 2,3 [5], sehingga
faktor Nernst yang negatif tersebut dimungkinkan karena aktivitas
kation seperti K+ di dalam larutan analit yang menyebabkan anion
MSG yang terbentuk sulit mencapai kesetimbangan dan tidak terukur
oleh sensor potensiometri.
15
Gambar 4.2. Kurva hubungan antara pH dengan faktor Nernst
Tabel 4.2. Faktor Nernst pada pH 4, 5, 6, 7, dan 8
pH larutan MSG Faktor Nernst
(mV/dekade)
4 20
5 5,9
6 3,1
7 -8,6
8 -11,6
4.3. Karakterisasi Sensor Potensiometri Monosodium Glutamat
Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi untuk mengetahui
kinerja sensor MSG. Pada karakterisasi digunakan perbandingan mol
nanopartikel Fe3O4 : MSG 1: 6 dan diukur pada pH larutan MSG 4
dan 7 (tanpa buffer). Konsentrasi larutan MSG yang digunakan
adalah 10-1
, 5 x 10-2
, 10-2
, 5 x 10-3
, 10-3
, 5 x 10-4
, 10-4
, 5 x 10-5
, 10-5
,
dan 5 x 10-6
M. Karakter dari sensor pada pengukuran 4 dan 7 dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Waktu respon sensor MSG diukur pada kisaran konsentrasi
yang telah ditetapkan dan memiliki waktu respon yang sama yaitu
-5
0
5
10
15
20
25
4 5 6 7 8Fa
kto
r N
ern
st (
mV
/dek
ad
e)
pH
16
180 detik pada pengukuran pH 4 maupun pH 7 (tanpa buffer).
Sedangkan untuk faktor Nernst yang dihasilkan dapat dilihat pada
Gambar 4.5. Faktor Nernst dari kedua pengukuran memiliki
perbedaan yang cukup signifikan. Sensor pada pengukuran pH 4
memiliki faktor Nernst yang lebih tinggi dibandingkan pada
pengukuran pH 7. Namun, hal tersebut dapat disebabkan karena
untuk mengatur pH 4 digunakan buffer asetat sehingga di dalam
larutan tidak hanya terdapat anion MSG tetapi juga terdapat
CH3COO- . CH3COO
- dari buffer asetat menyebabkan sensor tidak
selektif terhadap anion MSG karena pada membran juga terjadi
kesetimbangan CH3COO- dari buffer asetat dengan CH3COO
- dari
asam asetat yang digunakan sebagai pelarut kitosan sehingga faktor
Nernst yang dihasilkanpun meningkat.
Sedangkan pada pH 7, tidak dilakukan penambahan buffer
sehingga meminimalisir gangguan dari ion lain dan sensor lebih
selektif terhadap MSG. Faktor Nernst yang dihasilkan pada
pengukuran pH 7 tanpa buffer (Tabel 4.3) amat berbeda dengan
faktor Nernst pada pH 7 dengan buffer (Tabel 4.2). Faktor Nernst
yang dihasilkan pada pengukuran pH 7 tanpa buffer lebih mendekati
faktor Nernst teoritis yaitu 26,4 mV/dekade. Hal tersebut
menunjukkan adanya ion ion lain dapat mempengaruhi kepekaan dari
sensor. Sensor memiliki kisaran konsentrasi yang lebih besar yaitu
10-5
hingga 10-2
M.
Gambar 4.3. Kurva hubungan –log[MSG] dengan potensial sel
pengukuran pH 4 ( ) dan pH 7 ( ) perbandingan mol 1:6
-250
-200
-150
-100
-50
0
0 1 2 3 4 5 6
Po
ten
sia
l S
el (
mV
)
-log[MSG]
17
Tabel 4.3. Kinerja Sensor MSG
Pengukuran pada pH
4 7
Perbandingan Mol
(nanopartikel Fe3O4 :
MSG)
1:6 Tanpa
MSG 1:6
Tanpa
MSG
Faktor Nernst
(mV/dekade) 37 41,8 26,4 40,4
Kisaran Konsentrasi (M) 10
-1 –
10-3
10-1
–
10-3
10-2
–
10-5
10-2
– 5
× 10-6
Waktu Respon (detik) 180 60 180 110
MSG yang digunakan sebagai bahan aktif pada membran
dapat mempengaruhi selektifitas dan kepekaan dari sensor. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan membandingkan kinerja dari
sensor yang telah dibuat dengan sensor dengan membran tanpa
MSG. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3, yang menunjukkan
bahwa pada pengukuran dengan membran tanpa MSG pada pH 4
maupun 7 memiliki faktor Nernst yang sangat tinggi. Hal tersebut
dapat disebabkan karena pada pH 4, tidak terjadi kesetimbangan
anion dari MSG, melainkan kesetimbangan dapat terjadi pada
CH3COO- di membran bagian dalam dengan CH3COO
- yang ada di
membran bagian luar sehingga potensial sel yang terukur karena
beda potensial dari CH3COO- di dalam dan di luar membran.
Sedangkan pada pH 7, kemungkinan tidak terjadi kesetimbangan
oleh ion MSG tetapi beda potensial hanya dihasilkan dari perbedaan
konsentrasi ion di dalam dan di luar membran.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa perbandingan mol nanopartikel Fe3O4 : MSG
pada perbandingan 1:6, 1:8, dan 1:10 berpengaruh tidak signifikan
terhadap faktor Nernst. Perbandingan mol nanopartikel Fe3O4 : MSG
yang optimum adalah 1:6. Pada pH 4 hingga 8, memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap faktor Nernst yang dihasilkan. Faktor
Nernst paling baik dihasilkan pada pH 4. Kinerja sensor
potensiometri MSG yang dihasilkan adalah faktor Nernst 37
mV/dekade, kisaran konsentrasi 10-3
hingga 10-1
M, dan waktu
respon 180 detik pada pengukuran pH 4. Sedangkan pada
pengukuran pH 7 tanpa pengaturan pH, memiliki kinerja yaitu faktor
Nernst 26,4 mV/dekade, kisaran konsentrasi 10-5
hingga 10-2
M, dan
waktu respon 180 detik.
5.2. Saran
Perlu dikaji lebih lanjut mengenai pengaruh kitosan sebagai
pengemban yang digunakan pada sensor potensiometri MSG dan
juga pengaruh ion lain terhadap selektivitas sensor potensiometri
MSG.
19
DAFTAR PUSTAKA
[1] Widyalita, E, Sirajuddin, S, dan Zakaria, 2014, Analisis
Kandungan Monosadium Glutamat (Msg) Pada Pangan
Jajanan Anak Di Sd Komp. Lariangbangi Makassar,
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar, 1-8,
http://www.repository.unhas.ac.id, 10 September 2016
[2] Bakeman, N, Isa, I.M, Ali, N.M, Ahmad, M, dan Ghani, S.A,
2012, A Novel Potentiometric Membrane Sensor for
Determination of Glutamate Based on [4](1)(2,3-Diazabuta-
1,3- diene) ferrocenophane, International Journal of
Electrochemical Science,7, 4574-4585
[3] Veni.N,Khrishna,Karthika, Surya Deci M, Rubini MF, Vishalini
M, Pradeepa YJ, 2010, Analysis of Monosodium L-Glutamate
in FoodProduct by High Performance Thin Layer
Chromatography, Journal of Young Pharm, 2 (3), 298-300
[4] Banica, F.G, 2012, Chemical Sensors and Biosensor :
Fundamentals and Applications, John Wiley & Sons, Ltd,
Chichester, UK, 165
[5] Mulyasuryani, Ani, 2014, Elektroanalitik Dasar dan
Aplikasi, Dee Publish, Yogyakarta, 25-33
[6] Apelblat A, Manzurola E, dan Orekhova Z, 2007,
Electrical Conductance Studies in Aqueous Solutions
with Glutamic Ions, Journal of Solution Chem, 36, 891-
900
[7] Cik, M. A., H. Hadiman, S. Sutardjo dan W. Suratno, 2007,
Pengaruh Komposisi Membran Elektroda Terhadap
Kinerja Elektroda Penentu Urea, Jurnal Sains MIPA, 13(2)
114-118
20
[8] Uzun, L dan Turner, A.P.F, 2016, Molecularly-imprinted
polymer sensors: realising their potential, Biosensors and
Bioelectronics, 76, 131-144
[9] Yin, T dan Qin W, 2013, Application of Nanomaterials in
Potentiometric Sensors, Trends in Analitical Chemistry, 51,
79-86
[10] Mulyasuryani, Ani, 2011, Pembuatan Esi Iodat
Menggunakan Membran Kitosan Sebagai Pendukung
Bahan Aktif Pada Permukaan Batang Grafit, Sains dan
Terapan Kimia, 5 (2), 112 – 121
[11] Wang, J., 2006, Analytical Electrochemistry 3rd
Edition,
Wiley-VCH, Hoboken, 164 - 169
[12] Rouessac F., Annick R., 2007, Chemical Analysis Modern
Instrumentation Methods and Techniques, John Wiley and
Sons, Ltd, England, 453-454
[13] Kakhki, Roya M, 2013, Application of Nanoparticles in the
Potensiometric Ion Selective Electrodes, Russian Journal of
Electrochemistry, 49, 515-524
[14] Lei, Z.J, Cai, T.X, Dan, Z.D, Li, L, Lin, W, dan Wei H.Z, 2011,
Fe3O4 Magnetic Nanoparticles Modified Electrode as a
Sensor for Determination of Nimesulide, Chem Res.
Chinese University, 27, 566-569
[15] Zahrani, E, Soomro, M.T, Bashami, R.M, Rehman, A.U, Danish
E, Ismail, I.M.I, Aslam, M, Hameed, A, 2016, Fabrication
and performance of magnetite (Fe3O4) modified carbon
paste electrode for the electrochemical detection of chlorite
ions in aqueous medium, Journal of Enviromental Chemical
Engineering, 4, 4330-4341
[16] Morales, Marco A., Rodrigueds E.C.S., Amorim A.S.C.M.,
Soares J.M., dan Galembeck F., 2013, Size Selected Syntesis
of Magnetite nanoparticles in Chitosan Matrix, Applied
Surface Science, 275, 71-74