Pemeriksaan Akuntansi 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akuntansi

Citation preview

PowerPoint Presentation

Menyelesaikan AuditA) Penerapan Pengujian Tambahan Atas Penyajian dan pengungkapanPerlunya melakukan prosedur untuk memenuhi 3 (tiga) kategori dalam tujuan audit: tujuan terkait transaksi, tujuan-terkait saldo, dan tujuan-terkait penyajian dan pengungkapan. Pembatasan pada tiga tahap pertama dalam audit menjelaskan cara auditor mendesain dan melaksanakan pengujian audit untuk mendapatkan bukti yang memadai guna mendukung setiap tujuan audit.Tujuan Audit atas Penyajian dan Pengungkapan

Sebagai bagian dari tahap audit keempat, auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh selama tiga tahap pertama dalam audit, untuk menentukan apakah mereka perlu melakukan prosedur tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan transaksi dan saldo.Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko.Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan saat penilaian awal risiko pengendalian dibawah maksimum. Melakukan prosedur substantif untuk memperoleh keyakinan bahwa seluruh tujuan audit dilakukan untuk mendapatkan informasi dan jumlahnya disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.Di tahap 4 (empat) auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari tiga tahap pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Dalam tahap 4 (empat) auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian laporan keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mamatuhi prinsip akuntansi berlaku umum. Hal ini meliputi evaaluasi apakah setiap laporan keuangan mencerminkan klasifikasi yang tepat dan deskripsi setiap akun yang konsisten dengan persyaratan dan bahwa informasi disajikan dalam bentuk yang benar dan dengan terminologi yang tepat seperti disyaratkan dalam standaar akuntansi.

Salah satu perhatian utama auditor sehubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan untuk penyajian dan pengungkapan).

Telaah Atas Kewajiban Kontijensi dan KomitmenKewajiban Kontijensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar atas jumlah yang belum dapat ditentukan yang hasilnya dari aktivitas yang telah dilakukan. Kewajiban kontijensi yang bernilai material harus diungkapkan dalam catatan penjelasan tambahan. Terdapat 3 kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi, yaitu:Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau penurunan nilai aset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa mendatangHasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.

PSAK 57 menjelaskan 3 (tiga) tingkatan kemungkinan terjadinya dan perlakuan laporankeuangan yang tepat untuk setiap kemungkinan.Kemungkinan keterjadian dan Perlakuan atas Laporan Keuangan

Auditor akan lebih fokus mengenai kewajiban kotijensi tertentu, seperti:Litigasi yang belum final untuk pengeluaran paten, produk atau tindakan lainnya.Sengketa atas pajak penghasilanWaran produkDiskonto piutang dagangJaminan terhadap kewajiban lainnyaSaldo tak terpakai dari perjanjian kredit (Letter of credit) yang beredar.

Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah: mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontijensi yang diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikassi). Mengindetifikasikan praktik kontijensi yang belum diidentifikasikan manajemen (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).

Komitemen meliputi hal-hal seperti perjanjian untuk membeli bahan baku atau melakukan sewa guna usaha suatu fasilitas pada harga tertentu dan penjualan barang dagangan pada harga yang sudah ditentukan, juga rencana pemberian bonus, bagi hasil dan dana pensiun dan perjanjian royalti. Karakteristik yang paling penting dari komitmen adalah perusahaan setuju untuk berada dalam kondisi tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba perusahaan atau perekonomian keseluruhan.Prosedur Audit untuk Menemukan KontijensiLangkah pertama audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuanpenyajian dan pengungkapan atas keterjadian).Berikut ini adalah prosedur audit yang biasa digunakan untuk mencari kewajiban kontijensi,tetapi tidak semua dapat diterapkan untuk setiap audit:Melakukan tanya jawab dengan manajemen (langsung atau tertulis) tentang kemungkinan tidak tercatatnya kontijensi. Dalam tanya jawab tersebut auditor harus secara spesifik menjelaskan perbedaan kontijensi yang memerlukan adanya pengungkapan sebagai peringatan kepada manajemen yang tidak memahami hal ini. Jika manajemen tidak dapat melihat kondisi kontijensi atau tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan pengungkapan maka tanya jawab tersebut dapat membantu mengidentifikasikan pengungkapan yang diperlukan. Pada saat penyelesaian audit, auditor akan meminta manajemen untuk membuat pernyataan tertulis sebagai bagian dari surat representasi yang menyatakan bahwa tidak terdapat kewajiban kontijensi yang tidak diungkapkan. Biasanya tanya jawab dengan manajemen tidak dapat menemukan pengungkapan kontijensi yang sengaja disembunyikan.Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya atas penentuan pajak penghasilan.Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.Menganalisis biaya hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan dari penasihat hukum bila terdapat indikasi adanya kewajiban kontijensi, terutama tuntutan hukum dan pengenaan pajak yang masih tertundaMemperoleh surat dari penasihat hukum yang diberikan kepada klien berkenaan dengan status litigasi yang tertunda atau kewajiban kontijensi lainnya. Prosedur ini diperiksa lebih seksama.Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindetifikasikan kontijensi. Misalnya konfirmasi bank bisa jadi mengindikasikan diskonto piutang wesel atau jaminan utang.Memeriksa perjanjian kredit pada tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yang terpakai atau yang tidak.Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah DiketahuiJika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi maka mereka harus mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian dan hak dan kewajiban dalam tujuan penyajian dan pengungkapan. Dalam kondisi lain, pengungkapan mungkin tidak diperlukan jika kontijensi tersebut sifatnyalemah atau tidak material.

Tanya Jawab dengan Pengacara KlienTanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang diandalkan auditor dalam mengevaluasi proses hukum yang ada atau tuntutan lain atas klien dan mengindentifikasikan bila ada masalah lainnya. Beberapa tahun terakhir pengacara enggan memberikan informasi kepada auditor sehubungan dengan kewajiban mereka untuk menjaga kerahasiaan informasi klien. Jenis-jenis penolakan pengacara dalam memberikan informasi kepada auditor mengenai kewajiban kontijensi kliennya dapat dibagi menjadi dua hal:1. Pengacara tidak mau menanggapi karena tidak memahami kewajiban kontijensi.2. Pengacara tidak mau mengungkapkan informasi karena sifatnya rahasia.

Jika pengacara tidak mau memberikan informasi kepada auditor mengenai tuntutan hukum yang ada secara material (klaim yang sudah diajukan/asserted claim) atau klaim yang diajukan, maka auditor harus memodifikasikan laporan audit agar dapat menggambarkan kurangnya bukti yang tersedia (pembatasan ruang lingkup yang mensyaratkan adanya kualifikasi atau pun penolakan pemberian opini). Hal ini dalam PSA 74 (SA 337) akan mensyaratkan manajemen untuk memberikan izin kepada pengacaranya agar menginformasikan adanya kewajiban kontijensi kepada auditor dan mendorong pengacara untuk bekerja sama dengan auditor dalam memperoleh informasi kontijensi.Telaah Kejadian Setelah Tanggal NeracaAuditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang muncul (SA 560) dalam verifikasi transaksi kejadian tersebut biasa disebut telaah kejadian setelah tanggal neraca. Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor. Periode cakupan untuk telaah kejadian setelah tanggal neraca

Auditor bertanggung jawab untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca yang terjadi antara 31-12-07 dan 11-03-08 tetapi tidak melebihi tanggal laporan audit. Kebanyakan proses audit pada kejadian setelah tanggal neraca dilakukan mendekati tanggal laporan audit

Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal NeracaKejadian Yang Berdampak Langsung Pada Laporan Keuangan dan Membutuhkan PenyesuaianBeberapa kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada manajemen agar dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang wajar atas saldo akun pada tanggal neraca. Informasi mengenai kejadian ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo. Misalnya, jika auditor mengalami kesulitan dalam menentukan penilaian yang tepat atas persediaan karena keusangannya, maka penjualan persediaan bahan baku sebagai bahan sisa pada periode setelah tanggal neraca akan menunjukkan nilai persediaan yang benar pada tanggal neraca.Kejadian setelah tanggal neraca, seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldoakun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material:Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.Penetapan proses litigasi padaa nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan padaa pembukuan.Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai buku.Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.

2. Kejadian Yang Tidak Berdampak Langsung pada Laporan Keuangan tetapi Memerlukan Pengungkapan.Kejadian jenis ini memberikan suatu kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi tidak terlalu signifikan namun tetap memerlukan pengungkapan meskipun tidak memerlukan penyesuaian akun. Biasanya akun ini cukup diungkapkan dengan menggunakan penjelasan tambahan, tetapi kadang-kadang bisa cukup signifikan sehingga memerlukan pengungkapan pada laporan keuangan tambahan (Supplemental financial statement) yang memasukkan dampak kejadian seolah-olah kejadian tersebut muncul pada tanggal neraca. Contohnya bila terjadi penggabungan usaha (merger) yang sangat material. Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi:Penurunan nilai pasar atau sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau akan dijual kembali.Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitasPenurunan nilai pasar atas persediaan sebaagai dampak dari tindakan pemerintah yang membatasi penjualan produk.Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.Penggabungan usaha atau akuisisiProsedur AuditProsedur Audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam 2 (dua) kategoriyaitu:Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun. Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian perincian saldo. Misalnya auditor memeriksa transaksi penjualan dan pembelian setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat. Auditor juga menguji tertagihnya piutang dangan dengan menelaah penerimaan kas periode setelah tanggal neraca untuk mengevaluasi penilaian cadangan kerugian piutang tidak tertagih.2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau transaksi yang harus diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca.Pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan.Pengujian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut: Tanya Jawab dengan ManajemenTanya jawab biasanya bervariasi pada masing-masing klien, tetapi biasanya ditujukan untuk menemukan kewajiban kontijensi atau komitmen, perubahan signifikan atas aset atau struktur modal perusahaan, status bagian-bagian yang belum diketahui dengan pasti pada tanggal neraca, dan penyesuaian tidak lazim yang dilakukan setelah tanggal neraca. Auditor perusahaan publik juga harus memasukkan tanya jawab mengenai perubahan pengendalian internal atas laporan keuangan yang dilakukan setelah akhir periode fiskal.Korespondensi dengan PengacaraAuditor berkorespondesi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian kewajiban kontijensi. Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor atas kejadian setelah tanggal neraca. Telaah atas Laporan Internal yang Dibuat Setelah Tanggal Neraca.Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan pada bisnis perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah akhir tahun. Mereka harus berhati-hati untuk periode audit dan perubahan setelah akhir tahun. Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar yang terjadi dalam bisnis atau lingkungan di mana klien beroperasi. Auditor harus membahas laporan interim dengan manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama dengan laporan periode berjalan dan melakukan tanya jawab mengenai perubahan signifikan atas hasil operasinya. Telaah atas Pencatatan Yang Dibuat Setelah Tanggal NeracaAuditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak selalu terbarui, maka auditor harus menelaah dokumen yang akan digunakan untuk menyusun jurnal tersebut. Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi Setelah tanggal NeracaAuditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi atas kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi pelaporan periode berjalan.Permintaan Surat RepresentasiSurat representasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan mencangkup hal-hal lain yang penting.Akumulasi Bukti AkhirAda 5 (lima) jenis akumulasi bukti akhir yaitu:1. Melakukan prosedur analitis akhirProsedur analitis yang dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai telaah akhir atas salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan selama pengujian dan membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas laporan keuangan.Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan dalam standar audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan ambahan dan mempertimbangkan hal berikut:Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit.Saldo akun yang tidak lazim atau diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi sebelumnya.2. Mengevaluasi asumsi kelangsungan usahaPSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yang substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktu satu tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Auditor menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan.3. Memperoleh surat representasi manajemenPSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat representasi yang mendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama audit. Penolakan klien untuk membuat dan menandatangani surat tersebut berakibat pada munculnya opini dengan pengecualian atau tidak ada opini.Ada 3 (tiga) tujuan surat representansi klien tersebut yaitu:Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian laporan keuangan. Manajemen mudah melupakan tanggung jawab mereka atas penyajian laporan keuangan yang wajar, terutama untuk perusahaan kecil yang personelnya kurang memahami akuntansi.Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan dalam laporan keuangan. Misalnya jika surat representasi memasukkan referensi aset yang dijaminkan atau kewajiban kontijensi, maka manajemen yang jujur akan diingatkan atas kesalahan tak disengaja terhadap pengungkapan laporan keuangan secara memadai, yang akan membantu memenuhi kelengkapan tujuan penyajian dan pengungkapan.Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbagai aspek dalam audit.Dokumentasi ini dibuat tertulis dan memuat perihal ketidaksetujuan atau tuntutan hukum antara auditor dengan klien. Oleh karena hal ini lebih formal dibandingkan dengan komunikasi langsung, maka surat representasi juga membantu mengurangi kesalahpahaman antara manajemen dan auditor.SA 333 menyebutkan 4 (empat) kategori hal penting yang perlu dimasukkan keempatkategori tersebut, berikut contohnya adalah:a. Laporan keuangan:Pernyataan manajemen berisi pertanggung jawaban atas penyajian laporan keuangan yang wajar.Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.b. Kelengkapan informasiKetersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkaitKelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang saham, direktur dan dewan direksi.c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapanKeyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan keseluruhan.Informasi mengenai kecurangan meliputi manajemen, karyawan yang berperan penting dalam pengendalian internal dan lain-lain di mana kecurangan dapat berdampak material dalam laporan keuangan.Infromasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari dan kepada pihak yang terkait.Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari pengacara klien memeiliki asersi penting dan harus diungkapkan sesuai PSAK No.57 Estimasi Utang Kewajiban Kontijensi, dan Aset Bersyarat.d. Kejadian setelah tanggal neracaKebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada tanggal neraca.Penggabungan usaha atau akuisisi setelah tanggal neraca.

4. Mempertimbangkan informasi pendukung laporan keuangan dasar Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan keuangan dasar yang di buat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar. PSA 36 (SA 551) merujuk pada informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor.Standar audit dengan sengaja tidak mendefinisikan atau membatasi informasi tambahan agar perusahaan dapat menyediakan informasi yang bisa memenuhi kebutuhan penggunanya. Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar.5. Membaca informasi lain dalam laporan tahunan.PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. Misalnya asumsikan bahwa surat dalam laporan tahunan menyebutkan kenaikkan laba per lembar saham dari Rp.2.600,- menjadi Rp.2.930,-. Auditor diminta untuk membandingkan informasi dengan laporan keuangan atas kesesuainya.Evaluasi HasilAuditor perusahaan publik harus membuat kesimpulan menyeluruh atas efektivitas pengendalian internal dalam pelaporan keuangan. Kelima aspek dalam evaluasi hasil yaitu:1. Bukti yang tepat dan memadaiUntuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun, dan pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi dengan akurat dan didokumentasikan dan seluruh tujuan audit terpenuhi. Jika auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam rangka memutuskan apakah laporan keuangan disajikan dengan wajar, maka mereka memiliki 2 (dua) pilihan mengakumulasikan bukti tambahan atau menerbitkan opini dengan pengecualian atau tidak memberikan opini.2. Bukti pendukung opini auditorBagian terpenting dalam mengevaluasi apakah laporan keuangan disajikan dengan wajar adalah telaah auditor atas ringkasan salah saji yang ditemukan dalam audit. Ketika terdapat salah saji yang material, auditor harus mengajukan pembetulan kepada klien atas laporan keuangan. Mungkin tidak mudah untuk menentukan jumlah yang tepat atas pembetulannya karena jumlah pasti salah saji tidak dapay ditentukan. Hal ini terjadi karena kemungkinan terdapat kesalahan dalam pengambilan sampel. Sebagai tambahan atas masing-masing salah saji material, ada beberapa salah saji yang tidak material tetapi tidak disesuaikan oleh klien. Auditor harus menggabungkan salah saji yang tidak material untuk melihat apakah hasil gabungan tersebut akan material.3. Pengungkapan laporan keuanganSebelum menyelesaikan audit, auditor harus membuat evaluasi akhir apakah pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor harus mendesain dan melakukan prosedur audit untuk mendapatkan bukti yang memenuhi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan. Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding pengungkapan laporan keuangan untuk setiap audit. Kuesioner ini didesain untuk mengingatkan auditor tentang masalah yang biasanya muncul dalam laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk keseluruhan audit oleh seorang rekanan independen.4. Telaah dokumentasi auditAda 3 (tiga) alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus menelaah dokumentasikan audit pada saat penyelesaian audit: Untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang belum berpengalaman. Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja KAP. Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor.

5. Telaah independenPada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk laporan keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang tidak terlibat dalam audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga melakukan audit. Telaah independen disyaratkan oleh Sec, termasuk telaah atas informasi keuangan intern dan audit pengendalian internal. Penelaah ini menempati posisi penting untuk memastikan bahwa audit sudah dilakukan dengan memadai. Tim audit harus dapat menjustifikasi bukti yang diakumulasi dan kesimpulan yang diambil berdasarkan kondisi pada saat auditDilakukan.6. Ringkasan Evaluasi BuktiEvaluasi hasil dan pencapaian Kesimpulan Berbasis Bukti

Penerbitan Laporan Audit

Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang memadai untuk diterbitkan sampai seluruh bukti diakumulasi dan dievaluasi, termasuk seluruh langkah penyelesaian audit. Oleh karena laporan audit adalah satu-satunya yang dilihat oleh sebagian besar pengguna dari keseluruhan proses audit, sementara konsekuensi dari penerbitan laporan yang tidak benar sangat besar, maka laporan ini sangat penting.

Berkomunikasi Dengan Komite Audit dan ManajemenSetelah audit diselesaikan terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan auditor kepada komite audit dan pihak yang berkaitan dengan tata kelola, termasuk pembahasan mengenai kecurangan dan tindakan ilegal, kurangnya pengendalian internal, pembahasan lain dengan komite audit, dan surat manajemen.