Upload
deamindysasmita
View
14
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ss
Citation preview
Pemeriksaan dan Penatalaksanaan serta Edukasi Ibu dengan Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Masa Kehamilan
Dea Mindy Sasmita
102012409
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
Abstrak Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata
bayi normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi
berat lahir rendah dan bayi dengan berat berlebih lebih besar resikonya untuk
mengalami masalah. Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru
lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Hubungan
antara umur kehamilan dengan berat lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan
intrauterin. Penentuan hubungan ini akan mempermudah antisipasi morbiditas dan
mortalitas selanjutnya.
Kata kunci : bayi normal, sesuai usia gestasi.
Abstract
Weight loss is one indicator of the health of the newborn . The mean normal
infants ( gestational age of 37 up to 41 weeks) is 3200 grams . In general , low birth
weight babies and infants with excess weight a greater risk for having problems . The
gestation period is also an indication of the welfare of the newborn because it is
getting quite gestation , the better the welfare of the baby . The relationship between
gestational age at birth weight reflects the adequacy of intrauterine growth . The
determination of this relationship will facilitate further anticipation of morbidity and
mortality .
Keywords : normal baby , according gestation .
Pendahuluan
Periode neonatal terdiri atas 28 hari pertama kehidupan. Dalam hal sehat dan
sakit, periode neonatal merupakan periode tunggal terpenting masa bayi dan kanak-
kanak karena selama waktu tersebut terdapat mortalitas paling tinggi. Kerusakan yang
berefek seumur hidup dari peristiwa perinatal juga sering ditemukan. Kerusakan
1
sistem saraf pusat yang dialami ketika persalinan, kelahiran, atau selama periode
neonatal bertanggung jawab terhadap suatu proporsi bermakna dari kecacatan
neurologik yang bermanifestasi pada akhir masa kanak-kanak.1
Makalah ini diharapkan dapat membantu penulis dan pembaca mengerti
mengenai neonatus dalam hal anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
diagnosis, transisi dari fisiologi janin ke neonatus, tata laksana pada neonatus. Dengan
demikian, perawatan neonatus dapat dilakukan dengan baik.
Anamnesis
Sebelum terjadinya kelahiran bayi maka pada saat hamil wajib ditanyakan
pertanyaan berikut ini: Pertama kali tanyakan identitas: Nama pasien, nama suami
atau keluarga terdekat,alamat,agama,pendidikan terakhir dan suku bangsa. Untuk
pasien hamil kita tanyakan tentang haid: kapan hari pertama haid terakhir, menarche
umur berapa, berapa lama dan apakah dirasakan nyeri setiap kali haid. Kemudian kita
tanyakan tentang kehamilan: ini merupakan kehamilan yang keberapa. adakah
komplikasi pada kehamilan terdahulu, apakah pernah keguguran, berapa kali dan
umur kehamilannya. Selanjutnya kita tanyakan tentang persalinan: Berapa kali sudah
bersalin, bagaimana persalinan yang terdahulu, siapa yang menolong, kalau
persalinan sebelumnya dengan section caesarea ditanyakan apa alasannya, pregnancy
outcome, hasil atau diagnosa persalinan (mengenai keterangan bayi, meliputi BB,
TB,Panjang , lingkar ,dll ). Riwayat perkawinan: Sudah berapa kali menikah dan usia
pernikahan yang sekarangsudah berapa lama. Riwayat penyakit pasien : Adakah
penyakit berat atau kronis yang pernah dialami. Riwayat penyakit keluarga: Riwayat
anak kembar dalam keluarga, Adakah penyakit keturunan (misal : thalasemia) dan
adakah riwayat cacat dalam keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada neonatus ini merupakan prosedur
skrining dan bertujuan untuk menemukan gangguan-gangguan yang memerlukan
tatalaksana dini. Bayi harus telanjang dalam ruang yang hangat dan ibu sebaiknya
dapat melihat dengan jelas apa yang dikerjakan. Pemeriksaan harus menyeluruh
dalam urutan yang logis.3
Penilaian Adaptasi Neonatus
Penilaian terhadap adaptasi neonatus dilakukan dengan cara menghitung nilai
Apgar (Apgar score). Cara ini digunakan secara luas di seluruh dunia. Kriteria yang
dinilai adalah (1) laju jantung, (2) usaha bernapas, (3) tonus otot, (4) refleks terhadap
2
rangsangan, dan (5) warna kulit. Setiap kriteria diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga
neonatus dapat memperoleh nilai 0 sampai 10. Cara-cara penilaian Apgar dapat dilihat
di tabel 1.2
Tabel 1. Nilai Apgar.2
Tanda 0 1 2
Laju Jantung Tidak ada <100 > 100
Usaha bernapas Tidak ada Lambat Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi
sedikit
Gerakan aktif
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna kulit Seluruh tubuh
biru / pucat
Tubuh kemerahan,
ekstremitas biru
Seluruh tubuh
kemerahan
Penilaian ini dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang memeberikan
petunjuk adaptasi neonatal. Neonatus yang beradaptasi dengan baik mempunyai nilai
Apgar antara 7 sampai 10. Nilai 4 sampai 6 menunjukkan keadaan asfiksia ringan
sampai sedang, sedangkan nilai 0 sampai 3 menunjukkan derajat asfiksia yang berat.2
Pada pasien ditemukan bayi menangis spontan (Apgar usaha bernapas: 2),
aktif (Apgar tonus otot: 2), denyut jantung 140x/menit (Apgar laju jantung: 2), Positif
refleks bersin (Apgar refleks: 2), dengan badan kemerahan dan ekstremitas sedikit
biru (Apgar warna kulit: 1). Dengan demikian pasien anak tersebut memiliki skor
Apgar 9 yang berarti beradaptasi dengan baik.
Ballard score
Penilaian menurut Dubowitz adalah dengan menggabungkan hasil penilaian
flsik eksternal dan neurologis. Kriteria neurologis diberikan skor, demikian pula
kriteria fisik eksternal. Jumlah skor flsik dan neurologis dipadukan, kemudian dengan
menggunakan grafik regresi tinier dicari masa gestasinya : 1,3
Maturitas neuromuskuler
Setiap kriteria itu terdiri dari angka 0 sampai 5,tapi new ballard score,terdapat
score -1,yang memungkinkan jarak -10 sampai 50,rumus ini hanya bisa dipakai saat
kehamilan di atas 20 minggu .
Terdapat rumus langsung dari ballard score sendiri [ 2*score+120) /5 ]
3
Gambar 1.1. Ballard score,maturitas neuromuskuler1
Gambar 1.2. Ballard score,maturitas fisik.1
Grafik Lub Chenko
Untuk mengetahui gangguan pertumbuhan janin dapat digunakan grafik
LubChenco. Dimana pertumbuhan janin untuk suatu masa gestasi dikatakan baik
4
kalau berat badannya sesuai dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi
itu. Agar dapat dilihat apakah bayi itu mengalami retardasi pertumbuhan atau
tidak, harus dimiliki baku berat badan untuk tiap masa gestasi. Oleh karena itu
dirasakan pentingnya untuk mempunyai suatu kurva berat badan sesuai dengan
masa gestasinya. Lubchenco (1963) merupakan orang pertama yang mencoba
mencari korelasi antara berat badan dan masa gestasi. Kurva ini kemudian terkenal
dengan nama ‘Intra Uterine Growth Curve’ (IUGC). Sesudah Lubchenco
menyusul lagi IUGC yang dibuat oleh para sarjana lain. Lubchenco mengatakan
bahwa pertumbuhan janin itu normal kalau berat badannya terletak antara persentil
ke-10 dan persentil ke 90. Bila terletak di bawah persentil ke-10 disebut kecil
untuk masa kehamilan (KMK), sedangkan bila terletak di atas persentil ke-90
disebut besar untuk masa kehamilan (BMK). Bila berat badan lahir bayi terietak di
antara persentil ke-10 dan persentil ke-90 disebut sesuai untuk masa kehamilan
(SMK) atau bayi normal.
Gambar 1.2 Grafik
LubChenco.1
Jenis Kelamin
Biasanya orangtua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila terdapat
keraguan, misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau terdapatnya
hipospadia atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelamin
ditunda sampai dilakukan pemeriksan lain seperti pemeriksaan kromosom.2
Tanda-tanda Vital
5
Sesudah penampakan umum janin dievaluasi, pemeriksaan harus diteruskan
dengan penilaian tanda-tanda vital, terutama frekuensi jantung (frekuensi jantung
normal 120-160 x/menit), frekuensi pernapasan (frekuensi normal 30-60 x/menit),
suhu (biasanya pada mulanya dilakukan per rektal dan kemudian melalui aksila), dan
tekanan darah (sering dicadangkan untuk bayi sakit).5
Kulit
Warna kulit neonatus normal adalah kemerahan, kadang-kadang terlihat
sianosis pada ujung-ujung jari pada hari pertama. Bila terdapat sianosis pada seluruh
tubuh pikirkan kelainan jantung bawaan sianotik atau methemoglobinemia. Warna
kulit yang pucat terdapat pada anemia berat atau asfiksia palida. Pletora tampak pada
polisitemia.2
Warna kulit yang kuning disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam
serum darah, atau pewarnaan oleh mekonium. Kenaikan kadar bilirubin indirek
member warna kuning-jingga sedangkan penumpukan bilirubin direk memberikan
warna kuning kehijauan. Pada neonatus yang berkulit gelap, ikterus sebaiknya
diperiksa pada mukosa. Pada orang kulit berwarna, dalam keadaan normal dapat
terlihat warna kebiruan pada punggung dan bokong yang disebut Mongolian spots.2
Kulit neonatus cukup bulan ditutupi oleh semacam zat yang bersifat seperti
lemak yang disebut verniks kaseosa, yang berfungsi sebagai pelumas serta sebagai
isolasi panas. Tebal jaringan subkutan pada neonatus cukup bulan adalah sekitar 0,25
sampai 0,5 cm. Edema sering terlihat baik pada neonatus cukup bulan maupun kurang
bulan pada daerah presentasi. Lanugo, yaitu rambut halus yang terdapat pada
punggung bayi, lebih banyak terdapat pada bayi kurang bulan dan makin berkurang
sampai hilang pada bayi cukup bulan. Perhatikan terdapat petekie atau ekimosis yang
dapat disebabkan trauma lahir atau oleh sepsis, penyakit perdarahan, atau
trombositopenia.2
Perhatikan terdapatnya tumor di kulit. Catat ukuran, bentuk, konsistensi serta
warnanya. Perhatikan apakah ada kelainan bawaan lain pada kulit. Turgor kulit yang
jelek atau kulit keriput menandakan terdapatnya dehidrasi atau gizi yang buruk. Pada
lebih kurang 40% neonatus cukup bulan, di kulit hidung dan pipi terlihat bintik-bintik
putih kekuningan yang disebut milia, yaitu kista epidermal yang berisi materi keratin,
yang biasanya menghilang dalam beberapa minggu. Kadang di daerah sekitar dahi
dan ketiak terlihat miliara kristalina yaitu vesikula jernih yang disebabkan oleh
retensi keringat akibat obstruksi saluran keringat.2
6
Kepala
Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang
tindih karena molding. Keadaan ini akan normal kembali setelah beberapa hari
sehingga ubun-ubun besar dan kecil mudah diraba. Pada pemeriksaan ubun-ubun
perlu diperhatikan ukuran dan ketegangannya. Perhatikan terdapatnya kelainan yang
disebabkan trauma lahir, seperti kaput suksedaneum, hematoma sefal, perdarahan
subaponeurotik atau fraktur tulang tengkorak. Kaput suksedaneum adalah edema pada
kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas dan menyeberangi
sutura, dan akan hilang dalam beberapa hari. Hematoma sefal tidak tampak pada hari
pertama karena tertutup oleh kaput suksedaneum. Konsistensi hematoma sefal ini
lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, jadi tidak
menyeberangi sutura. Bila hematoma sefal menyeberangi sutura berarti terdapat
fraktur tulang tengkorak. Hematoma sefal akan mengalami kalsifikasi setelah
beberapa hari, dan akan menghilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Perdarahan
subaponeurotik terjadi oleh karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di
luar dengan sinus-sinus dalam tengkorak. Perdarahan ini dapat terjadi pada tiap
persalinan yang diakhiri dengan alat. Biasanya batasnya tidak tegas sehingga bentuk
kepala dapat tampak asimetris. Pada perabaan sering ditemukan fluktuasi dan juga
terdapat edema. Bila berat, kelainan ini dapat mengakibatkan renjatan, anemia atau
hiperbilirubinemia.2
Wajah
Seringkali wajah neonatus tampak asimetris oleh karena posisi janin
intrauterin. Kelainan wajah yang khas terdapat pada beberapa sindrom seperti
sindrom Down atau sindrom Pierre-Robin yang mudah dikenal. Perhatikan kelainan
wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresis N. fasialis atau patah tulang
zigomatikus.2
Mata
Pemeriksaan mata neonatus seringkali sulit dilakukan karena biasanya
matanya tertutup. Dengan menggoyangkan kepalanya secara perlahan-lahan mata
neonatus akan terbuka sehingga dapat diperiksa. Mikroftalmia kongenital dapat
ditemukan dengan cara inspeksi dan palpasi. Glukoma kongenital mulanya terlihat
sebagai pembesaran, kemudian sebagai kekeruhan kornea. Katarak kongenital dapat
mudah terlihat sebagai pupil yang berwarna putih . Trauma pada mata terlihat sebagai
edema palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina. Perhatikanlah adanya sekret
7
mata. Konjungtivitis oleh kuman gonokok dapat cepat menjadi panoftalmia dan
menyebabkan buta.2
Telinga
Pada neonatus cukup bulan telah terbentuk tulang rawan sehingga bentuk
telinga dapat dipertahankan. Perhatikanlah letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah terdapat pada neonatus dengan sindrom tertentu antara lain Pierre-
Robin. Sinus yang terdapat di depan telinga adalah sisa dari branchial cleft. Kadang
terlihat auricle tag. Karena sulit, ada kecenderungan untuk tidak memeriksa
membrana timpani pada neonatus, padahal otitis media dapat ditemukan pada hari
pertama dan dapat didiagnosis dengan menggunakan otoskop. Sebaiknya bila terdapat
tanda-tanda infeksi periksalah membrana timpani.2
Hidung
Neonatus bernapas melalui hidung; bila ia bernapas melalui mulut maka harus
dipikirkan kemungkinan terdapatnya obstruksi jalan napas oleh karena atresia koana
bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Pernapasan cuping hidung menunjukkan adanya gangguan paru. Lubang hidung
sering tersumbat oleh mucus. Bila terdapat sekret yang mukopurulen yang kadang-
kadang berdarah perlu dipikirkan sifilis kongenital.2
Mulut
Pemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Dengan inspeksi
dapat dilihat adanya labio dan gnatoskisis, adanya gigi atau ranula, yaitu kista lunak
yang berasal dari dasar mulut. Perhatikan lidah apakah membesar seperti pada
sindrom Beckwith atau selalu bergerak seperti pada sindrom Down. Neonatus dengan
edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk.
Secara palpasi dapat dideteksi terdapatnya high arch palate, palatoskisis, dan baik
atau tidaknya refleks isap. Sebelum bayi berumr 2 bulan saliva bayi sedikit. Bila
terdapat hipersalivasi pada neonatus perlu dipikirkan kemungkinan atresia esofagus
dengan atau tanpa fistula trakeo-esofagus.2
Leher
Leher neonatus tampak pendek akan tetapi pergerakannya baik. Apabila
terdapat keterbatasan pergerakan perlu dipikirkan kelainan tulang leher. Tumor di
daerah leher seperti tiroid, hemangioma, higroma kistik, selain merupakan masalah
sendiri dapat juga menekan trakea sehingga memerlukan tindakan segera.2
8
Trauma leher dapat terjadi pada persalinan yang sulit. Trauma leher ini dapat
menyebabkan kerusakan pleksus brakialis sehingga terjadi paresi pada tangan, lengan,
atau diafragma. Dapat terjadi perdarahan m. sternokleidomastoideus yang apabila
tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan tortikolis. Perhatikan pula
terdapatnya webbed neck yang terdapat pada beberapa kelainan kongenital antara lain
pada sindrom Turner.2
Dada
Bentuk dada neonatus adalah seperti tong. Pektus ekskavatum atau karinatum
sering membuat orangtua khawatir, padahal biasanya tidak mempunyai arti klinis.
Pada respirasi normal dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut. Apabila
terdapat gangguan pernapasan terlihat pernapasan yang paradoksal dan retraksi pada
inspirasi. Gerakan dinding dada harus simetris; bila tidak, harus dipikirkan
kemungkinan pneumotoraks, paresis diafragma, atau hernia diafragmatika.2
Laju napas normal neonatus berkisar antara 30-60 kali per menit.
Penghitungan harus dilakukan satu menit penuh, oleh karena sering terdapat periodic
breathing. Periodic breathing adalah pola pernapasan pada neonatus, terutama
prematur, yang ditandai dengan henti napas yang berlangsung kurang dari 20 detik,
dan terjadi secara berkala. Perhatikan juga tipe pernapasan neonatus. Kelenjar
payudara neonatus, baik pada wanita atau lelaki akibat pengaruh hormon pada ibu
kadang-kadang tampak membesar dan seringkali disertai dengan sekresi air susu.
Luas areola dan tebal jaringan payudara dipakai untuk menilai usia kehamilan.
Kadang ditemukan puting susu berlebih.2
Dengan palpasi kita dapat menemukan fraktur klavikula serta meraba iktus
kordis untuk menentukan posisi jantung. Pada pemeriksaan neonatus jarang dilakukan
perkusi dada.2
Laju jantung dihitung selama satu menit penuh dengan menggunakan
stetoskop. Laju jantung normal adalah 120-160 kali per menit dan dipengaruhi oleh
aktivitas bayi. Bising jantung seringkali terdengar pada neonatus, tetapi ini belum
berarti terdapat penyakit jantung bawaan. Sebaliknya, tidak terdengarnya bising
jantung tidak menyingkirkan kemungkinan terdapatnya penyakit jantung bawaan.
Bunyi napas neonatus adalah bronkovesikular; kadang dapat terdengar ronki pada
akhir inspirasi panjang. Terdengarnya bising usus di daerah dada menunjukkan
adanya hernia diafragmatika.2
9
Abdomen
Dinding perut neonatus lebih datar daripada dinding dadanya. Bila perut
sangat cekung, pikirkan kemungkinan terdapatnya hernia diafragmatika. Abdomen
yang membuncit mungkin disebabkan hepato-splenomegali atau tumor lainnya
ataupun cairan didalam rongga perut. Bila perut bayi kembung harus diteliti
kemungkinan enterokolitis nekrotikans, perforasi usus atau ileus. Perhatikan adanya
gastroskisis, ekstrofia vesikalis, omfalokel, atau duktus omfaloenterikus persisten,
tumor lain pada dinding perut. Omfalokel perlu dibedakan dari gastroskisis, yaitu
kegagalan dinding perut untuk menutup akibat defek pada muskulus rektus
abdominis. Kelainan bawaan lain yang perlu diperhatikan adalah sindrom prune
belly.2
Hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta kanan limpa juga
sering teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri, karena masih terjadi hematopoeisis
ekstramedular. Kadang-kadang hati dan limpa sedemikian besarnya sehingga batas
bawahnya berada di abdomen bagian bawah, misalnya pada eritroblastosis fetalis.
Dengan palpasi yang dalam ginjal dapat diraba apabila posisi bayi terlentang dan
tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi. Batas bawah
ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut. Biasanya
bagian ginjal yang dapat diraba sekitar 2-3 cm. Pembesaran ginjal dapat disebabkan
oleh neoplasma, kelainan bawaan atau trombosis vena renalis. Trauma pada abdomen
oleh karena kelahiran yang sukar, misalnya pada letak sungsang, depat
mengakibatkan perdarahan hati, limpa atau kelenjar adrenal.2
Anus
Pemeriksaan anus bukan hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya atresia
ani, melainkan juga untuk mengetahui posisinya. Kadang-kadang fistula yang besar
dapat dianggap sebagai anus yang normal, tetapi apabila diperhatikan benar-benar
maka akan kelihatan bahwa fistula terletak di depan atau di belakang anus yang
normal.2
Tulang Belakang dan Ekstremitas
Untuk pemeriksaan tulang belakang, neonatus diletakkan dalam posisi
tengkurap. Tangan pemeriksa meraba sepanjang tulang belakang untuk mencari
terdapatnya skoliosis, meningokel, spina bifida, spina bifida okulta, atau sinus
pilonidalis.2
10
Perhatikan pergerakan ekstremitas. Apabila ada asimetri pikirkan
kemungkinan adanya patah tulang atau kelumpuhan saraf. Patah tulang yang multipel
terdapat pada osteogenesis imperfekta. Kelumpuhan pada lengan mungkin disebabkan
oleh fraktur humerus atau kelumpuhan Erb, yaitu kerusakan pada saraf servikal 5 dan
6. Kelumpuhan pada tangan dapat disebabkan oleh paralisis Klumpke. Yaitu
kerusakan pada saraf servikal 7 dan torakal 1. Paralis kedua tungkai dapat disebabkan
oleh trauma berat atau kelainan bawaan di tulang belakang.2
Tonus ekstremitas juga perlu diperhatikan. Hipotonia umum (floppy infant)
biasa disebabkan oleh kelainan susunan saraf pusat. Perhatikanlah posisi kedua kaki,
apakah ada pes equinovarus atau valgus.juga keadaan jari-jari tangan dan kaki apakah
ada polidaktili, sindaktili, atau claw-hand atau claw-feet. Periksa juga adanya
dislokasi terutama dislokasi panggul, dengan cara Ortholani.2
Pertumbuhan (Pemeriksaan antropometri)
Pengukuran pada : berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar
dada, dimana :Rata-rata berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi baru
lahir berturut-turut yaitu 3,5 kg, 50cm, dan 35cm.3 dibawah ini adalah beberapa
penjelasannya :1,3,4
Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara
praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau
peningkatan ukuran kepala. Contohnya hidrosefalus dan mikrosefalus. Lingkar kepala
dihubungkan denganukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara
cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan
keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan
tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Dalam antropometri gizi rasio
Lika dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lika juga digunakan
sebagai informasi tambahan daam pengukuran umur. Lingkar kepala bayi baru lahir
normalnya 31-36 cm.
Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada
pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan
sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama.
Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak
yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat → rasio lingkar dada dan
11
kepala < 1. Ada juga yang menyatakan bahwa lingkar dada normal pada bayi baru
ladir adalah 30-33cm.
Panjang Badan
Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan
bayi/anak terlentang di atas papn ukuran, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar
tubuh bayi lurus. Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi pada kayu
yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Pengukuran
langsung dengan tali pengukur tidak akurat hasilnya, kecuali ada asistent yang
memegang kaki bayi agar tidak bergerak dengan panggul dan lutut lurus.
Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya kondisi kronik dan
kelainan endokrin. Membandingkan kurva ini dengan srandard normal adalah sangat
penting. Panjang badan normal bayi baru lahir adalah 44-53 cm.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologik harus meliputi penilaian tonus aktif dan pasif, tingkat
kewaspadaan, refleks neonatus primer (primitif), refleks tendon dalam, aktivitas
motorik spontan, dan saraf kranialis (meliputi pemeriksaan retina, gerakan otot
ekstraokluler, kekuatan masseter seeprti pada pengisapan, motilitas wajah,
pendengaran, dan fungsi lidah).6 Refleks Moro merupakan salah satu refleks primer
bayi baru lahir. Refleks ini ada pada saat lahir dan hilang pada usia 3-6 bulan. Refleks
ini terjadi dengan menjatuhkan sedikit dan mendadak kepala yang ditopang dari posisi
telentang yang sedikit diangkat. Penjatuhan sedikit ini dapat menyebabkan
pembukaan tangan dan abduksi lengan, yang diikuti oleh fleksi ekstremitas atas dan
menangis. Genggaman telapak tangan muncul pada usia 28 minggu dan menghilang
pada usia 4 bulan. Refleks tendon dalam mungkin cepat pada bayi baru lahir normal;
5-10 denyut klonus pergelangan kaki, normal. Tanda babinski adalah ekstensor atau
pengangkatan. Pemeriksaan sensoris dapat dievaluasi dengan penarikan ekstremitas,
meringis, dan menangis dalam responnya terhadap stimuli nyeri. Refleks mencari
(rooting), atau memutar kepala ke arah stimuli taktil ringan daerah perioral, terjadi
pada usia 32 minggu.5,6
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksan yang dapat dilakukan pada neonatus adalah glukosa darah,
hematokrit, penyakit hemolitik autoimun, dan uji tapis kesalahan metabolisme
bawaan.1
12
Glukosa darah diperiksa untuk menyingkirkan hipoglikemi. Kadar glukosa
darah dapat diukur menggunakan salah satu metode uji tapis cepat di samping tempat
tidur pada 2 dan 4 jam setelah lahir. Protokol khusus berupa pemeriksaan glukosa
tambahan serta pemberian makanan dini harus dilakukan untuk bayi berisiko. Kadar
glukosa kurang dari 40-45 mg/dL harus dievaluasi dengan assay untuk glukosa serum,
dan pengobatan hipoglikemia harus dimulai sementara menunggu hasil pemeriksaan.
Hipoglikemia, yang didefinisikan sebagai kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dL,
telah dilaporkan pada 8-11% bayi cukup bulan.1,4
Hematokrit dapat diukur ketika memeriksa konsentrasi glukosa darah, untuk
menyingkirkan anemia (hematokrit kurang dari 45%) dan polisitemia (hematokrit
darah vena lebih dari 65%). Anemia biasanya disebabkan oleh hemolisis atau
kehilangan darah. Polisitemia lebih sering terjadi setelah transfusi plasenta-ke-janin
saat lahir, serta pada bayi postmatur, kecil untuk usia kehamilan, salah satu dari anak
kembar, atau bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes atau hipertensi.1
Jika seorang ibu memiliki golongan darah O atau Rh-Negatif, golongan darah
bayinya harus ditentukan; uji Coomb direk harus dikerjakan bila terdapat
inkompatibilitas.1
Sebelum pemulangan dari rumah sakit, semua bayi baru lahir harus menjalani
uji tapis setidaknya untuk hipotiroidisme primer dan fenilketonuria.1
Fisiologis Normal pada Neonatus
Pada neonates yang baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis,
dimana neonates harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini yaitu maturasi,
adaptasi dan toleransi. Maturasi mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan Ekstrauterin dan ini berhubungan lebih erat dengan masa
gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir. Adaptasi diperlukan oleh neonatus
untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan dengan
lingkungan selama menjadi fetus, kurang menyenangkan. Toleransi dimiliki oieh
neonatus. Hipoksia, kadar gula darah yang rendah, perubahan pH darah yang drastis
bagi orang dewasa mungkin sudah fatal, tetapi bagi neonatus belum berakibat buruk.
Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik bila dibandingkan dengan maturasi.
Makin matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya.
13
Respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru bayi. Sebelum terjadi
pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih
lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerobik.1 Rangsangan untuk gerakan
pernafasan pertama ialah (1) tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir,
(2) penurunan pa02 dan kenaikan paC02 merangsang kemoreseptor yang terletak di
sinus karotikus, (3) rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan
gerakan pernafasan, (4) refleks deflasi Hering Breur. Selama ekspirasi, setelah
inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu 'inspiratory gasp'. Respirasi pada masa
neonatus terutama di- afrakmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur
dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan. Setelah paru berfungsi, pertukaran gas
dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronkiolus relatif
kecil, mudah terjadi 'air trapping'.
Jantung dan sirkulasi darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,
sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik
kiri darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa
sebagian ke paru dan sebagian melalui ductus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir,
paru akan berkembang mengakibatkan tekanan arteri dalam paru menurun.1 Tekanan
dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar dari pada
tekanan jantung kanan, yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara
fungsionil. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena
tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan pula karena
rangsangan biokimia (pa02 yang naik), duktus arteriosus ber-obliterasi. Hal ini
terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5
Iiter/menit/m2.1,2 Aliran darah sistemik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96
liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/menit/m2)
karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi
oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit
menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.2
Traktus digestivus
14
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung
zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopoli-sakarida dan disebut
mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari
biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa.1 Enzim dalam traktus digestivus
biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali amilase pankreas. Aktifitas enzim
proteolitik pada neonatus dengan berat badan lahir 4.000 gram besarnya 6 kali
aktifitas enzim tersebut pada neonatus dengan berat badan lahir 1.000 gram.
Aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7-8 bulan. Pada bayi prematur, aktifitas
lipase masih kurang bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan.1
Hati
Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokimia dan morfologis,
yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel
hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati
belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, misalnya enzim dehidrogenase UDPG
dan transferase glukoronil sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus fisiologis. Daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna,
contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kgbb/hari
dapat menimbulkan 'gray baby syndrome'.
Metabolisme
Luas permukaan neonatus relatif lebih besar daripada orang dewasa, sehingga
metabolisme basal per-kgbb lebih besar. Pada jam-jam pertama energi didapatkan
dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran
lemak. Setelah mendapat susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60%
didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.1,2
Produksi panas
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu (1)
aktifitas otot, (2) 'shivering' dan (3) 'non shivering thermogenesis' (NST). Pada
neonatus cara untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan
pembakaran 'brown fat' yang memberikan lebih banyak energi per-gram daripada
lemak biasa.
Keseimbangan asam-basa
15
pH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam
neonatus telah mengkompensasi asidosis ini.
Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas.
Fungsi ginjal belum sempurna karena (1) jumlah nefron matur belum sebanyak orang
dewasa, (2) ada ketidak-seimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, (3) 'renal blood flow' pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.1,2
Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu. Pada waktu bayi
baru lahir, kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi, misalnya dapat dilihat
pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki atau pun perempuan. Kadang-
kadang dapat dilihat gejala 'withdrawal', misalnya pengeluaran darah dari vagina
yang menyerupai haid pada bayi perempuan.1 Kelenjar adrenal pada waktu lahir
relatif lebih besar bila dibandingkan dengan orang dewasa (0,2% dari berat badan
dibandingkan dengan 0,1% dari berat badan pada orang dewasa). Kelenjar tiroid
sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa
bulan sebelum lahir.
Penatalaksanaan dan Perawatan
Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama
setelah kelahiran.3
Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan
dengan sedikit bantuan/gangguan.
Oleh karena itu PENTING diperhatikan dalam memberikan asuhan SEGERA,
yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dg kulit ibu sesegera
mungkin.
1. Membersihkan jalan nafas
Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk
di atas perut ibu.
16
Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih
dan kering/ kassa.
Periksa ulang pernafasan.
Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir.
Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan:3
Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi
ekstensi.
Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kassa steril.
Tepuk telapak kaki bayi sebanyak 2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering
dan kasar.
Penghisapan lendir
Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yang steril, sediakan
juga tabung oksigen dan selangnya.
Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
Memantau mencatat usaha nafas yang pertama.
Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut harus
diperhatikan.
2. Perawatan tali pusat
Setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat.
Cara :3,4
Celupkan tangan yang masih meggunakan sarung tangan ke dalam klorin
0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya.
Bilas tangan dengan air matang /DTT.
Keringkan tangan (bersarung tangan).
Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat.
Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan benang
DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan.
17
Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung
tali pusat &lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian TP
pada sisi yang berlawanan.
Lepaskan klem penjepit dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5%.
Selimuti bayi dengan kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala
bayi tertutup.
3. Mempertahankan suhu tubuh
Dengan cara :
Keringkan bayi secara seksama.
Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering dan hangat.
Tutup bagian kepala bayi.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.
Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian.
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
4. Pencegahan infeksi
Memberikan obat tetes mata/salep
diberikan 1 jam pertama bayi lahir yaitu : eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin dan langsung
diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.5
Bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal
dalam perawatannya.
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika
menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih.
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk
bayi dalam keadaan bersih.
Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda
lainnya akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi
setelah digunakan).5
18
Terapi Profilaksis
Profilaksis Mata
Untuk mencegah oftalmia gonokokus, semua bayi baru lahir harus mendapat
larutan perak nitrat 1% atau salep mata yang mengandung baik tetrasiklin 1% atau
eritromisin 0,5%, yang dioleskan pada kedua mata dalam waktu 1 jam setelah lahir.
Larutan atau salep tersebut jangan dibilas dari mata setelah diberikan karena dapat
mengurangi efektivitas obat.1
Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus mendapat satu dosis tunggal vitamin K, dalam
beberapa jam pertama setelah lahir untuk mencegah timbulnya penyakit perdarahan
bayi baru lahir. Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal atau
intrakranial serta suatu perdarahan menyeluruh. Peristiwa tersebut dapat terjadi sedini
beberapa hari pertama setelah lahir, atau hingga selambat 2 bulan atau lebih. Bentuk
lambat terutama terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Satu miligram
vitamin K, intramuskular mampu memberi perlindungan penuh. Dosis oral 2 mg
mampu mempertahankan status koagulasi normal dalam beberapa hari pertama, tetapi
mungkin harus diulang karena satu dosis tunggal mungkin tidak mempunyai efek
perlindungan yang sama lamanya dengan vitamin K1 intramuskular.1
Pencegahan Hepatitis
Di Amerika Serikat saat ini telah menjadi suatu kebijaksaan umum untuk
mengimunisasi semua bayi terhadap hepatitis B. Dosis vaksin rekombinan pertama
harus diberikan sebelum usia 2 bulan dan lebih baik jika dalam periode neonatal. Pada
banyak keadaan, akan paling praktis untuk memberikan dosis pertama pada neonatus
sebelum pemulangan dari rumah sakit.1
Bayi yang terlahir dari ibu hepatitis B-positif atau ibu dengan status hepatitis
tidak diketahui memerlukan penatalaksanaan khusus. Jika ibu hepatitis B-positif,
begitu suhu stabil, mandikan bayi segera setelah lahir untuk menghilangkan semua
bahan darah infeksius. Bersihkan kulit sebelum setiap injeksi atau pengambilan darah.
Sebelum 12 jam pascalahir, berikan globulin imun hepatitis B kepada bayi (0,5 mL
IM) di satu tempat, dan vaksin hepatitis rekombinan secara bersamaan di tempat yang
lain. Jika menggunakan vaksin Recombivax, gunakan 0,5 mL formulasi dewasa (5ug),
19
formulasi pediatri (2,5 ug) yang digunakan untuk profilaksis biasa. Jika status
hepatitis ibu tidak diketahui, kirim darah ibu untuk pengujian segera dan berikan
vaksin, seperti di atas, dalam 12 jam pertama. Kemudian, jika ibu ternyata terbukti
hepatitis B-positif, kepada bayi diberikan globulin hiperimun sesegera mungkin dan
definitif sebelum 7 hari. Jika negatif, lanjutkan jadwal imunisasi yang lazim. Bayi dari
ibu hepatitis B-positif harus diimunisasi lebih cepat dari jadwal, dengan dosis kedua
pada 1 bulan dan dosis ketiga, 6 bulan.1
Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat diperlukan untuk mencegah tali pusat dari menjadi media
berbiaknya mikroorganisme patogen, seperti Staphylococcus dan Clostridia.
Perawatan tali pusat paling baik dilakukan dengan membiarkannya terpajan pada
udara dan mengusapnya setiap hari dengan alkohol. Tindakan ini akan mengeringkan
tali pusat, menjadikannya media pertumbuhan yang buruk; jangan sekali-kali
membungkus tali pusat dengan balutan yang basah atau balutan yang kedap udara.
Pemberian obat antiseptik topikal pada tali pusat dapat mengurangi kolonisasi
kuman,tetapi kecuali jika terjadi suatu peningkatan pada infeksi stafilokokus di ruang
perawatan bayi, antiseptik biasanya tidak diperlukan.6
Sirkumsisi
Sirkumsisi atau pengangkatan prepusium penis hampir di dekat sulkus
koronarius sering dilakukan untuk mencegah penyakit peradangan lambat pada penis
(misal, balanopostitis) serta masalah stenosis atau konstriksi prepusium (fimosis atau
parafimosis). Di Amerika Serikat, sirkumsisi telah diperlihatkan menurunkan
insidensi kanker penis, infeksi traktus urinarius,dan penyakit menular seksual.1
Penjagaan higiene yang baik untuk penis yang tidak disirkumsisi harus
diajarkan kepada orang tua dan diulang-ulang selama kunjungan anak sehat. Pada
kelahiran cukup bulan, hanya 4% bayi memiliki prepusium yang dapat ditarik ke
belakang. Angka ini meningkat menjadi 50% pada usia 1 tahun dan 80 hingga 90%
pada usia 3 tahun.1
ASI
ASI direkomendasikan sebagai makanan eksklusif pada semua bayi aterm (cukup
bulan) selama 6 bulan pertama kehidupan. Setelah itu, dianjurkan untuk beralih ke
makanan padat. ASI juga direkomendasikan untuk bayi preterm (kurang bulan).
Semua ibu harus didorong dan didukung untuk menyusui, Konseling harus sudah
dimulai pada awal kehamilan dan ibu harus dibantu oleh perawat maupun spesialis
20
laktasi. Pilihan pemberian ASI secara langsung atau melalui botol merupakan pilihan
pribadi.7
Manfaat pemberian ASI untuk bayi yaitu:7
Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak
Memiliki komposisi nutrisi yang ideal
Mengandung faktor imun (IgA sekretorik)
Mengurangi gastroenteritis
Intoleransi makanan lebih sedikit
Mengurangi insiden enterkolitis nekrotikans pada bayi preterm
Meningkatkan produksi keron sebagai substrat energi alternatif pengganti
glukosa pada hari-hari pertama kehidupan
Dapat menurunkan insiden dan keparahan eksim dan asma
Kejadian obesitas dan diabetes melitus tergantung imsulin dan penyakit
inflamasi usus yaitu penyakit Chron dan kolitis ulseratif relatif kecil.
IQ meningkat 6-8 poin
Manfaat pemberian ASI untuk ibu yaitu:7
Memperkuat ikatan ibu dan bayi
Penurunan berat badan postpartum lebih cepat
Menurunkan risiko osteoporosis
Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium
Memperpanjang jarak antarkehamilan yang sangat penting di negara
berkembang.
Komplikasi pemberian ASI pada bayi yaitu:7
Dehidrasi dapat terjadi jika jumlah susu tidak cukup atau teknik menyusui
yang salah dan udara panas
Ikterus yang terkait dengan ASI umum dijumpai.
Vitamin K yang mempunyai kadar rendah dalam ASI dapat menjadi
predisposisi penyakit perdarahan pada bayi baru lahir
Perasaan yang marah ketika ibu tidak berhasil memberikan ASI
Pembengkakkan payudara, puting pecah-pecah
Mastitis
Kontradiksi pemberian ASI yaitu:
21
Infeksi HIV maternal
Infeksi Tuberculosis maternal
Kelainan metabolisme bawaan seperti galaktosemia
Penutup
Neonatus sangatlah rentan. Karena itulah perlu dilakukan pemeriksaan-
pemeriksaan lengkap mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan
penunjang. Dengan pemeriksaan tersebut, dapat ditentukan apakah neonatus tersebut
normal atau tidak. Setelah ditemukan bahwa neonatus normal, maka perlu dilakukan
penatalaksanaan dalam merawat neonatus yang rentan tersebut. Dengan hal-hal
demikian maka kesehatan neonatus tersebut dapat dijamin dan kualitas hidupnya baik.
Daftar Pustaka
1. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD, penyunting. Buku ajar pediatri
rudolph. Edisi ke-20. Jakarta: EGC; 2007. h. 229-63.
2. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, penyunting. Diagnosis fisis pada
anak. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2007. h. 146-58.
3. Neil D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008. h.
45.
4. Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR. Current diagnosis and
treatment. Colorado: McGraw-Hill; 2010.
5. Behrman RE, Kliegman RM. Esensi pediatri nelson. Edisi ke-4. Jakarta: EGC;
2010. h. 223-9
6. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson esentials of
pediatrics. 6th Edition. California: Saunders Elsevier; 2011.
7. Ilmu Kesehatan Anak. Perinatalogi. Dalam : Bahan Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak.Jilid 3. Jakarta:Infomedika: 2007;h.1044-64.
22