49
Pemeriksaan Motorik, Sensorik, Vegetatif, Fungsi Luhur Dan Refleks Dokter Pembimbing : dr. Susanto Sp. S Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Universitas Muhammadiyah Jakarta RSUD Kabupaten Cianjur Karina Sandra Amilia REFRESHING

PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Pemeriksaan Motorik, Sensorik, Vegetatif, Fungsi

Luhur Dan Refleks

Dokter Pembimbing :dr. Susanto Sp. S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafUniversitas Muhammadiyah Jakarta

RSUD Kabupaten Cianjur

Karina Sandra Amilia

REFRESHING

Page 2: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Page 3: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Page 4: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Gaya berjalan dan tingkah laku

Simetri tubuh dan ektremitas

Kelumpuhan badan dan anggota gerak,

Inspeksi

Page 5: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Hemiplegik Spastik/ Scissors gait Steppage Waddling

gaitParkinsonian

gait Tabetic gait

Page 6: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Gerakan Volunter

Ekstremitas Atas

• Abduksi bahu (m. deltoideus)• Fleksi siku (m. biseps)• Ekstensi siku (m. triseps)• Ekstensi-fleksi pergelangan

tangan• Kekuatan intrinsik otot-otot

tangan

Ekstremitas Bawah

• Fleksi paha (iliopsoas)• Ekstensi lutut (kuadriseps)• Fleksi lutut (hamstring)• Dorsofleksi pergelangan kaki (m.

tibilais anterior)• Fleksi pergelangan kaki/ plantar

(m. gastrocnemius, soleus)• Eversi kaki (m. peroneus)• Inversi kaki (m. tibialis

posterior)

Page 7: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Ekstremitas Atas

Page 8: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Ekstremitas Bawah

Page 9: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Ekstremitas Bawah

Page 10: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Konsistensi otot yang meningkat terdapat pada :

•Spasme otot akibat iritasi radiks saraf spinalis, misal : meningitis, HNP.•Kelumpuhan jenis UMN (spastisitas).•Gangguan UMN ekstrapiramidal (rigiditas).•Kontraktur otot.

Konsistensi otot yang menurun terdapat pada :

•Kelumpuhan jenis LMN akibat denervasi otot.•Kelumpuhan jenis LMN akibat lesi di motor end plate.

Palpasi Otot

Pengukuran besar otot.

Nyeri tekan.

Kontraktur.

Konsistensi (kekenyalan)

Page 11: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Perkusi otot

Page 12: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Tonus otot

Pasien diminta melemaskan ekstremitas yang hendak diperiksa kemudian ekstremitas tersebut kita gerak-gerakkan fleksi dan ekstensi pada sendi siku dan lutut . Pada orang normal terdapat tahanan yang wajar.

• tidak ada tahanan sama sekali (dijumpai pada kelumpuhan LMN).

Flaksid :• tahanan berkurang.

Hipotoni :• tahanan meningkat dan terdapat pada awal gerakan, ini dijumpai pada

kelumpuhan UMN.Spastik :

• tahanan kuat terus menerus selama gerakan misalnya pada Parkinson.

Rigid :

Page 13: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Kekuatan otot

0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh totaL1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan

gerakan pada persendiaan yang harus digerakkan oleh otot tersebut.2 : Didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan

gaya berat (gravitasi)3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat.4 : Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi

sedikit tahanan yang diberikan.5 : Tidak ada kelumpuhan (normal)

Page 14: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Kekuatan otot

Page 15: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Gerakan involunter

Gerakan involunter ditimbulkan oleh gejala pelepasan (release phenomenon) yang bersifat positif, yaitu dikeluarkan aktivitas oleh suatu nukleus tertentu dalam susunan ekstrapiramidalis yang kehilangan kontrol akibat lesi pada nukleus pengontrolnya.

Tremor saat istirahat •disebut juga tremol striatal, disebabkan lesi pada corpus striatum (nukleus kaudatus, putamen, globus pallidus dan lintasan lintasan penghubungnya) misalnya kerusakan substansia nigra pada sindroma Parkinson.

Tremor saat bergerak (intensional)

•disebut juga tremor serebelar, disebabkan gangguan mekanisme umpan balik oleh serebelum terhadap aktivitas kortes piramidalis dan ekstrapiramidal hingga timbul kekacauan gerakan volunter.

Korea •gerakan involunter pada ekstremitas, biasanya lengan atau tangan, eksplosif, cepat berganti sifat dan arah gerakan secara tidak teratur, yang hanya terhenti pada waktu tidur. Korea disebabkan oleh lesi di korpus striatum, substansia nigra, dan nukleus subtalamus.

Page 16: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Atetosis •gerakan involenter pada ektremitas, terutama lengan atau tangan yang agak lambat dan sering seperti gerakan melilit, torsi ekstensi atau torsi fleksi pada sendi bahu, siku dan pergelangan tangan. Gerakan ini dianggap sebagai manifestasi lesi di nukleus kaudatus.

Balismus •gerakan involunter otot proksimal ekstremitas dan paravertebra, hingga menyerupai gerakan seorang yang melemparkan cakram.

Fasikulasi •kontrasi abnormal yang halus dan spontan pada sisa serabut otot yang masih sehat pada otot yang mengalami kerusakan motor neuron. Kontraksi nampak sebagai kedutan-kedutan di bawah kulit.

Miokimia •fasikulasi benigna. Frekuensi kedutan tidak secepat fasikulasi dan berlangsung lebih lama dari fasikulasi.

Mioklonus •gerakan involunter yang timbul tiba-tiba, cepat, berlangsung sejenak, aritmik, dan dapat timbul sekali saja atau berkali-kali di tiap bagian otot skelet. Mioklonus dapat timbul setiap waktu, waktu bergerak maupun waktu istirahat.

Page 17: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Page 18: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

PemeriksaanPrinsip umum :

Mencari defisit sensibilitas (daerah-daerah dengan sensibilitas yang abnormal)

Mencari gejala-gejala lain di tempat gangguan sensibilitas tersebut

Keluhan-keluhan sensorik memiliki kualitas yang sama, baik mengenai thalamus, spinal, radix spinalis atau saraf perifer. Jadi untuk membedakannya harus dengan distribusi gejala/keluhan

Lesi saraf perifer sering disertai berkurang atau hilangnya keringat, kulit kering, perubahan pada kuku dan hilangnya sebagian jaringan di bawah kulit

Page 19: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Modalitas:•Raba halus, kasar•Tajam, tumpul•Panas, dingin•Getar

Page 20: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Page 21: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Pemeriksaan raba halus

• Alat– Kapas.

• Cara – Permukaan kulit ditotol dengan ujung kapas pada sesuai dermatom kulit.– Dibandingkan kanan dan kiri.– Bila ada keluhan sensorik tertentu, lakukan pemeriksaan pemeriksaan lebih teliti

di daerah yang mengalami gangguan. Periksa mulai dari daerah yang mengalami gangguan ke arah luar atau sebaliknya dan tentukan batasnya.

• Catatan:– Daerah lateral kurang peka dari medial.– Ada daerah-daerah erotogenik : leher, sekitar payudara, genitalia.

Page 22: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Alat :– Botol/tabung berisi air panas : suhu 40-45 derajat celcius.– Botol/tabung berisi air dingin : suhu 10-15 derajat celcius.

Cara pemeriksaan :– Botol ditempatkan bergantian di permukaan kulit seperti pada pemeriksaan

raba halus.– Botol botol tersebut harus kering betul.– Bagian tubuh yang tertutup pakaian lebih sensitif dari bagian tubuh yang

terbuka.– Pada orang tua sering dijumpai hipestesia yang fisiologik.

Pemeriksaan nyeri

Pemeriksaan suhu

Alat : jarum pentul steril.Cara : jarum ditotol seperti pada pemeriksaan raba halus.

Page 23: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Alat : Garpu talaCara pemeriksaan : Garpu tala digetarkan dulu/diketuk pada meja atau benda

keras lalu letakkan diatas ujung ibu jari kaki pasien dan mintalah pasien menjawab untuk merasakan ada getaran atau tidak dari garputala tersebut.

Pemeriksaan rasa gerak/posisi sendi

Pemeriksaan rasa getar

Alat : -Cara pemeriksaan : Pegang ujung jari jempol kaki pasien dengan jari telunjuk dan

jempol jari tangan pemeriksa dan gerakkan keatas kebawah maupun kesamping kanan dan kiri, kemudian pasien diminta untuk menjawab posisi ibu jari jempol nya berada di atas atau di bawah atau di samping kanan/kiri.

Page 24: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Page 25: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Page 26: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Rasa eksteroseptif

• Hilangnya rasa raba : ANESTESIA• Berkurangnya rasa raba : HIPESTESIA/ HIPOESTESIA• Berlebihnya rasa raba : HIPERTESIA• Hilangnya rasa nyeri : ANALGESIA• Berkurangnya rasa nyeri : HIPALGESIA/ HIPOALGESIA• Berlebihnya rasa nyeri : HIPERALGESIA• Hilangnya rasa suhu : TERMOANESTESIA• Berkurangnya rasa suhu : TERMOHIPESTESIA/ TERMOHIPOESTESIA• Berlebihnya rasa suhu : TERMOHIPERESTESIA

Rasa PROPIOSEPTIF = RASA RABA DALAM

• Rasa gerak : KINESTESIA• Rasa sikap : STATESTESIA• Rasa getar : PALESTESIA• Rasa tekan : BARESTESIA

Nomenklatur untuk pemeriksaan sensorik

Page 27: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Macam-macam kelainan miksi– Inkontinensia urine – Retensio urin– Automatic bladder– Atonic bladder

Yang terpenting adalah pemeriksaan miksi, yaitu dengan cara: anamnesis dan pemeriksaan.

Page 28: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Fungsi Luhur

Fungsi bahasa

Fungsi memori

(ingatan)

Fungsi orientasi

(pengenalan)

Page 29: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Bahasa

Apakah ada afasia ? Afasia motorik

A.m. kortikalis korteks serebri dominan

A.m. subkorikalis subkorteks hemisfer dominan

A.m. transkortikalis korteks Broca dan Wernicke

Afasia sensorik A.s. kortikalis area korteks

Wernicke A.s subkortikalis subkorteks

Wernicke Word Blindness

Gangguan bahasa lainnya Apraksia Agrafia Alexia Astereognosia Abarognosia Agramesthesia Asomatognosia

Page 30: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Pemeriksaan fungsi memori • Immediate memory (segera)• Short term memory/recent memory (jangka pendek) • Long term memory/remote memory (jangka panjang)Dilakukan untuk audio memory (yang didengar) dan visual memory (yang dilihat)

– Secara klinis pemeriksaan orientasi ada 3 yaitu: Personal, tempat, waktu

Dilakukan jika penderita dalam keadaan sadar penuh dan tidak mengalami gangguan mental, atau kemampuan intelegen.

Pemeriksaan fungsi orientasi

Page 31: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE)MMSE merupakan bagian penting dari setiap pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan ini meliputi evaluasi kualitas dan

kuantitas kesadaran, perilaku, emosi, isi pikir, kemampuan intelektual dan sensorik. nilai maksimum

adalah 30. Nilai kurang dari 24 ditafsirkan sebagai demensia

Page 32: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Tabel Pemeriksaan MMSE

No T E SNilai Max

Nilai

ORIENTASI

1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa ? 5

2 Kita berada dimana ? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5

REGISTRASI

3Sebutkan 3 buah nama benda (Apel, Meja, Koin), tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi 3

ATENSI DAN KALKULASI

4

Kurangi 100 dengan 7, dan setiap jawaban yang muncul dikurangi 7 sampai 5 kali pengurangan. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Atau subyek disuruh mengeja terbalik kata “WAHYU”. Total nilai berdasarkan jumlah jawaban benar sebelum salah. 5

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

5 Subyek disuruh menyebut kembali 3 nama benda diatas 3

Page 33: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

No T E SNilai Max

Nilai

BAHASA

6 Subyek disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) 2

7 Subyek disuruh mengulang kata-kata:”namun”, “tanpa”,”bila” 1

8Subyek disuruh melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan dilantai”.

3

9 Subyek disuruh membaca dan melakukan perintah “ Pejamkan mata anda” 1

10 Subyek disuruh menulis denga spontan 1

11 Subyek disuruh menggambar bentuk dibawah ini 1

TOTAL 30

Skor Nilai 24-30 = normalNilai 17-23 = gangguan kognitif probableNilai 0-16 = gangguan kognitif definit

Page 34: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

Page 35: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

PEMERIKSAAN REFLEKS

• Hasil pemeriksaan refleks merupakan informasi penting yang sangat menentukan. Penilaian refleks selalu berarti penilaian secara banding antara sisi kiri dan sisi kanan. Respon terhadap suatu perangsangan tentu tergantung pada intensitas. Oleh karena itu refleks kedua belah tubuh yang dapat dibandingkan harus merupakan hasil perangsangan yang berintensitas sama.

• Refleks fisiologis yang dibangkitkan untuk pemeriksaan klinis meliputi refleks superfisial dan refleks tendon dalam atau periosteum. Pada penderita penyakit tertentu dapat ditemukan refleks patologis atau juga refleks primitif. Dari penilaian terhadap refleks fisiologis dan patologis ini kita dapat memperkirakan letak / jenis lesi.

Page 36: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS FISIOLOGIS

Refleks dinding perut :Stimulus : Goresan cepat di dinding perut

daerah epigastrik, supraumbilikal, infra umbilikal dari lateral ke medial.

Respons : kontraksi dinding perut ke arah goresan.

Aferen : n. intercostal T5 –T7 (epigastrik) n. intercostal T7–T9 (supra umbilikal) n. intercostal T9 – T11 (umbilikal) n. intercostal T11 – L1 (infra-umbilikal) n. iliohipogastrikus n. ilioinguinalisEferen: idem

Refleks kremaster :Stimulus : goresan pada kulit paha sebelah

medial dari atas ke bawahRespons : elevasi testis ipsilateralAferen : n. ilioinguinal ( L 1-2 )Eferen : n. genitofemoralis

Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam

Page 37: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS FISIOLOGISRefleks Superfisial Refleks Tendon Dalam

Refleks ulnaris :Stimulus : ketukan pada periosteum prosesus stiloideus ulna, posisi lengan

setengah fleksi dan antara pronasi – supinasi.Respons : pronasi tangan akibat kontraksi m. pronator quadratusAferen : n. ulnaris ( C8-T1 )Eferen : idem

Refleks brakioradialis :Stimulus : ketukan pada periosteum ujung distal os radii, posisi lengan

setengah fleksi dan sedikit pronasiRespons : fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi karena kontraksi m.

BrachioradialisAferen : n. radialis (C5-6 )Eferen : idem

Page 38: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS FISIOLOGISRefleks Superfisial Refleks Tendon Dalam

Refleks triceps :Stimulus : ketukan pada tendon otot triceps brachii, posisi lengan fleksi

pada sendi siku dan sedikit pronasiRespons : ekstensi lengan bawah di sendi sikuAferen : n. radialis ( C6-7-8 )Eferen : idem

Refleks biseps :Stimulus: ketokan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m. biseps

brachii, posisi lengan setengah ditekuk pada sendi siku.Respons : fleksi lengan pada sendi sikuAferen : n. musculokutaneus ( C5-6 )Eferen : idem

Page 39: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS FISIOLOGISRefleks Superfisial Refleks Tendon Dalam

Page 40: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS FISIOLOGIS

Refleks patela (KPR)– Stimulus : ketukan pada tendon patella– Respons : ekstensi tungkai bawah karena

kontraksi m. quadriceps femoris.Aferen : n. femoralis ( L 2-3-4 )Eferen : idem

Refleks Achilles (APR)– Stimulus : ketukan pada tendon achilles– Respons : plantar fleksi kaki karena

kontraksi m. GastrocnemiusAferen : n. tibialis ( L5,S1-2 ) Eferen : idem

Klonus

Klonus lutut :– Stimulus : pegang dan dorong os

patela ke arah distal– Respons : kontraksi reflektorik m.

quadriceps femoris selama stimulus berlangsung (klonus >2 kali, ≤2 = pseudoklonus)

Klonus kaki :– Stimulus : dorsofleksikan kaki secara

maksimal, posisi tungkai fleksi di sendi lutut.

– Respons : kontraksi reflektorik otot betis selama stimulus berlangsung.

Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam

Page 41: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS FISIOLOGISRefleks Superfisial Refleks Tendon Dalam

Page 42: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS FISIOLOGIS

Klonus

Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam

Page 43: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS PATOLOGIS• Refleks Patologis

Tanda Babinsky dorsofleksi ibu jari kaki dan pengembangan (fanning) keempat jari kaki yang lain.Tanda Babinsky dapat dibangkitkan dengan beberapa cara :

Cara ChaddockStimulus :

penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral, sekitar malleolus lateralis dari posterior ke anterior.

Respons : tanda Babinsky.

Cara Babinsky Stimulus :

penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior.

Respons : tanda Babinsky.

Cara OppenheimStimulus : pengurutan

margo anterior tibia dari proksimal ke distal

Respons : tanda Babinsky.

Cara GordonStimulus : penekanan betis secara kerasRespons : tanda Babinsky.

Cara SchafferStimulus : memencet tendon Achilles secara kerasRespons : seperti Babinsky

Page 44: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS PATOLOGIS• Refleks Patologis

Tanda Babinsky dorsofleksi ibu jari kaki dan pengembangan (fanning) keempat jari kaki yang lain.Tanda Babinsky dapat dibangkitkan dengan beberapa cara :

Page 45: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS PATOLOGIS

Tanda Rossolimo

Tanda Mendel - Bechterew

Tanda Hoffman

Tanda Tromner

• Stimulus : colekan pada ujung jari tengah pasien• Respons : seperti Hoffman

Page 46: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS PATOLOGIS

Tanda Hoffman-Tromner

Page 47: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS PRIMITIF

Sucking reflex– Stimulus : sentuhan pada bibir– Respons : gerakan bibir, lidah dan rahang bawah seolah-olah menyusu

Snout reflex– Stimulus : ketukan pada bibir atas– Respons : kontraksi otot-otot disekitar bibir / di bawah hidung (menyusu)

Grasp reflex– Stimulus : penekanan / penempatan jari si pemeriksa pada telapak tangan

pasien.– Respons : tangan pasien mengepal

Palmo – mental reflex– Stimulus : goresan ujung pena terhadap kulit telapak tangan bagian tenar.– Respons : kontraksi otot mentalis dan orbicularis oris ipsilateral.

Page 48: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan

REFLEKS PRIMITIF

Refleks menghisap

Refleks menggenggam

Page 49: PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Motorik Sensorik VegetatifFungsi Luhur

Refleks

Pemeriksaan