Upload
nasrull-binhz
View
1.002
Download
343
Embed Size (px)
DESCRIPTION
cranialis
Citation preview
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
oleh : Nurul Ahyanipembimbing
dr. Andre Steven Tjahja, Sp.KFR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
12 pasang nn. kranialis
1. N. Olfaktorius2. N. Optikus3. N. Okulomotorius4. N. Trokhlearis5. N. Trigeminus6. N. Abdusen
7. N. Fasialis8. N. Auditorius
(vestibulocochlearis)9. N. Glosofaringeus10. N. Vagus11. N. Asesorius12. N. Hipoglosus
N. OLFAKTORIUS Fungsi : pembauan• Persiapan : Pasien hrs sadar & kooperatif• Bahan :kopi,teh,tembakau,jeruk,
pepperminth,kamper,aq.rosarum• Pemeriksaan :
1.Subyektif : Keluhan pasien2.ObyektifA.Inspeksi
• Periksa kedua lubang hidung• yakinkan jalan pernafasan & mukosa baik.
B.Identifikasi:1. Pasien diberitahu bahwa daya penciumannya hendak
diperiksa.2.Tutup mata pasien.3.Pasien mengidenfikasi apa yang tercium olehnya bila
suatu zat di dekatkan pada lubang hidungnya.• Interpretasi :
- Normal - Hiperosmia- Anosmia - parosmia- Hiposmia- Halusinasi olfactorik
N. OPTIKUS
• Meneruskan rangsang cahaya dari retina ke lobus oksipitalis.
• Fungsi : penglihatan, reflek cahaya (aferen)• Pemeriksaan :
☺Tajam penglihatan☺Lapang pandang☺Pengenalan warna test ischihara☺Funduskopi
Tajam penglihatan• Pasien berdiri 6 m dari
kartu snellen.• Mata kiri ditutup dengan
tangan kiri dan visus mata kanan diperiksa.
• Dengan mata kanannya membaca huruf-huruf dalam tabel snellen.
• Begitu jg sebaliknya u/ mata kiri.
INTERPRETASI• 6/6 : dpt melihat huruf pd jarak 6 m, dimana oleh orang normal dpt dilihat
pd jarak 6 m• 6/30 : dpt melihat huruf pd jarak 6 m, dimana oleh orang normal dpt dilihat
pd jarak 30 mBILA TDK DPT MELIHAT HURUF TERBSR , DILAKUKAN UJI HITUNG JARI• 3/60 : dpt menentukan jumlah jari pd jarak 3 m, yg oleh orang normal dpt
terlihat pd jarak 60 mtr• 1/60 : dpt menghitung jari pd jarak 1 mBILA TDK DPT MENGHITUNG JUMLAH JARI, DILAKUKAN UJI LAMBAIAN
TANGAN DIMANA ORANG NORMAL DPT MELIHAT LAMBAIAN TANGAN PD JARAK 300 M
• 1/300 : melihat lambaian tangan pd jarak 1 m• bila hanya dpt melihat adanya sinar visus = 1/~ orang normal dpt
melihat adanya sinar pd jarak tak terhingga ( ~ )BILA TDK MENGENAL SINAR SAMA SEKALI• visus = 0 ( buta total )
Lapang pandang
Metode test :1. Tanpa alat :
– Test konfrontasi.
2. Dengan alat :– Test kampimeter.– Test perimeter.
• Gangguan lapang pandang menjadi petunjuk lokasi lesi
• Lesi di chiasma akibat dari fraktur sela, tumor gld pituitari, aneurysma a. carotis int
• Lesi pada radiatio optika bisa disebabkan krn lesi di lob. parietalis, temporalis, oksipitalis.
• Papil edema terjadi krn n. optikus diselimuti duramater, shg peningkatan TIK disalurkan juga ke n. optikus.
• Trias TIK (SOP) : nyeri kepala, muntah, papil edema
N. OKULOMOTRIUS (N. III)N. TROKHLEARIS (N. IV)N. ABDUSEN (N.VI)• Mempersarafi otot2 penggerak bola mata• N. okulomotorius :
- m. rektus medialis- m. rektus superior- m. rektus inferior- m. obliqus inferior- m. konstriktor pupil
• N. trokhlearis : m. obliqus superior• N. abdusen : m. rektus lateralis.
Pemeriksaan gerakan bola mata
• Penilaian gerakan monokular
• Penilaian gerakan kedua bola mata atas perintah
• Penilaian gerakan bola mata mengikuti obyek bergerak
• Pemeriksaan gerakan konjungat reflektorik (doll’s eye movement)
Interpretasi gerakan bola mata
Normal :• Geakan konjungat• Gerakan diskonjungat/ gerakan
konversion• Dolls eye movement (+)Kelainan :• Tanda parinaud (+) (paralisis lirikan ketas)• Stabismus• Gerakan okulogirik• Diplopia• Gangguan gerakan bola mata kesamping• Gangguan gerakan bola mata adduksi,
kebawah
Pemeriksaan & InterpretasiPupil-Reaksi pupil
Pemeriksaan :• Observasi bentuk, ukuran pupil
& posisi pupil• Perbandingan pupil kanan dan
kiri• Pemeriksaan reflek pupil
– Reflek cahaya langsung– Reflek cahaya tidak langsung atau
konsensuil– Reflek pupil akomodatif / reflek
pupil konvergensi
N. TRIGEMINUS• Memiliki akar sensoris dan motoris.• Akar motoris mempersarafi otot 2 pengunyah:
- m. temporalis- m. masseter- m. pterigoideus lateralis- m. pterigoideus medialis
Selain otot pengunyah juga : - m. milohyoideus
- m. digastrikus anterior- m. tensor veli palatini (di memb tympani)
Pemeriksaan1. Fungsi motorik N. Trigeminus2. Fungsi sensorik N.Trigeminus3. Reflek Trigeminal
1. Fungsi Motorik N. Trigeminus• Ps/ menggigit giginya sekuat-kuatnya, palpasi m.maseter &
temporalis• Ps/ membuka mulutnya,perhatikan deviasi rahang
bawah( m.pterigoideus lateralis)• Kayu tong spatel digigit bergantian, bandingkan bekas
gigitan( M.Pterigoideus Medialis)
• Akar sensoris meliputi daerah kulit wajah; mukosa mulut, hidung dan sinus; gigi; duramater; dan sebagian besar pembuluh darah intra kranial.
• Bagian perifer terbagi :- n. oftalmikus (n V.1)- n. maksilaris (n. V.2)- n. mandibularis. (n. V.3)
• Lesi supra nuklear onion ring
3.Reflek TrigeminalPemeriksaan :• Reflek Zigomatikus• Reflek Kornea• Reflek Bersin• Reflek Nasal Bechterew• Reflek Masseter• Reflek Menetek
Neuralgia trigeminal• Nyeri neuropatik yang dirasa di sebaran n.V.2
atau n. V.3• Seringkali idiopatik, namun dapat karena :
- osteitis os petrosus- kompresi akar saraf oleh arterial loop.
Trismus• Spasme tonik otot pengunyah• Ensefalitis akut pada pons krn tetanus, rabies.
N. FASIALIS
Fungsi :ekspresi wajah sekresi galndula lakrimalis, gld sublingualis, gld
submandibularispengecapan 2/3 depan lidahmengurangi getaran stapes
Reflek kornea :aff. N.V - eff. N. VII
Pemeriksaan
Pemeriksaan & Interpretasi fungsi motorik• Observasi otot wajah dlm keadaan istirahat
KELAINAN• Lesi infra nuklear (LMN)
- biasanya komplit, mengenai semua otot wajah, hiperakusis, sekresi air mata dan liur ↓. - contoh umum Bell’s palsy. > tjd pembengkakan saraf shg konduksi tgg. > pdu sembuh sempurna dalam bbrp
minggu. > bbrp mengalami “crocodile tears”- Ramsay Hunt syndrome krn Herpes Zoster otikus tjd paralisis otot wajah, rash di meatus akustikus ekst, nyeri
• Lesi nuklear- topis lesi di pons, sering krn trombosis, perdarahan, tumor, peradangan (polioensefalitis)- sering menyebabkan hemiparesis alternan.
• Lesi supra nuklear (UMN)- sering pada stroke
- otot dahi tidak paralisis, krn inervasi bilateral
N. Vestibulo koklearis
• Terdiri dari n. vestibularis & n. koklearis• Sistem vestibularis tdd : labirin, n. vestibularis,
jaras vest. sentral.• Refl. Vestibulo okularis mempertahankan
mata pd obyek tertentu• Gangguan menyebabkan :
- vertigo- nistagmus- hilang keseimbangan
• Sistem auditorius tdd telinga luar, tengah, dalam• Telinga dalam tdd koklea (tdp organ korti) dan n.
akustikus (koklearis) serta jaras2.
Gangguan pendengaran (tuli) Tuli konduksi
- kelainan pd. telinga luar & tengah- et. serumen, otitis media, otosclerosis
Tuli persepsi = sensorineural deafness- kelainan pd. telinga dalam- et. Ketulian pd lansia, occupational deafness, ototoxic deafness, infectious deafness (mumps, rubela), acoustic neurinoma
PEMERIKSAAN
Tes Pendengaran garputalaTes RinneTes WeberTes Schwabach
Rinne Test Schwabach
Weber Test
Pemeriksaan N.Vestibularis
Pemeriksaan keseimbangan :– Uji romberg– Jalan ditempat dengan mata tertutup– Mengerak-gerakkan kedua anggota bagian atas,
keatas, kebawah dengan mata tertutup• Interpretasi :
– Romberg +– Jalan berubah arah kesisi labirin yg rusak– Deviasi kearah labirin yg rusak
N. GLOSOFARINGEUS
Fungsi :MenelanSekresi liur gld. parotisPengecapan 1/3 belakang lidahAff. Reflek muntahAff. Baroreseptor pada sinus karotikusAff. Kemoreseptor pada glomus karotikus.
Jarang lesi hanya terjadi pada n. IX, seringkali bersamaan dg n. X dan n. XI
Penyebab lesi :Fraktur basis kraniiTumor basis fosa posteriorAneurisma a. vertebralis dan basilarisParalisis bulbar progresifSiringobulbi
Normal Oropharynx
Left CN9 Dysfunction: Patient status post stroke affecting left CN9. Uvula therefore pulled over towards right.
N. VAGUSMerupakan komponen utama persarafan parasimpatis
Fungsi : Menelan otot2 faring & palatum mole Bersuara konstriktor faring, pita suara Sensoris kulit telinga bag. posterior, meatus akustikus ekst. Sensasi dari faring & laring Aff. refl. batuk Cardiac depresor, bronchoconstrictor,motilitas & sekresi GI Baroreseptor dan kemoreseptor pada bulbus dan sinus aorta
Lesi n. vagus :Intra kranial : tumor, hematom, trombosis,
MS, ALS, siringobulbi, meningitisPerifer : neuritis, tumor, penyakit kelenjar,
trauma.
Paralisis lengkap bilateral n. vagus cepat menyebabkan kematian.
Gangguan menelan (disfagia) paralisis n. IX dan n. X
PEMERIKSAAN Nervus Glosofaringeus & Nervus Vagus ( N IX & N X )
Pemeriksaan Fungsi MotorikA.INSPEKSI LENGKUNG LANGIT-LANGIT• Minta penderita membuka mulut & suruh ucapkan “Ah,Ah”• Perhatikan lengkung langit-langit dan posisi uvula
B. Pemeriksaan fungsi menelan– Minta penderita minum air– Perhatikan mampu minum air atau air masuk ke hidung
C.Pemeriksaan Fonasi suara– Minta penderita mengucapkan “ a.a.a.a.a.”
• Interpretasi :– Normal– Ggn fonasi suara “sangau”
2.Pemeriksaan fungsi parasimpatis– Inspeksi sekresi kelenjar ludah
• Interpretasi :– Normal– Kelainan : sekresi kelenjar ludah
–
3.Pemeriksaan Fungsi Sensorik– Reflek muntah Sentuh bagian
atas faring/palatum molle
N. ASESORIUS
Mempersarafi : m. sternocleidomastoideus dan m. trapesius.
Lesi kesulitan menolehkan kepala
Penyebab lesi :Trauma kepalaAmiotropik lateral sclerosisTumor pd foramen magnum
PEMERIKSAAN
1.Pemeriksaan Fungsi M.Sterno Kleidomastodius– Pasien memutar kepala ke sisi yg sehat.– Pemeriksa meraba M.sterno kleidomastoideus sisi
kontralateral.• Interpretasi :
– Normal : Kontraksi +– Kelainan : Kontkaksi -
2. Pemeriksaan Fungsi M.TrapeziusA.Saat IstirahatB.Saat bahu digerakkan
• Interpretasi :– Normal : simetris– Kelainan :Asimetriskelemahan pdbahu yg sakit
N. HIPOGLOSUSMempersarafi otot2 lidah : stiloglosus, hioglosus,
genioglosus
Lesi unilateral disartriaLesi bilateral disartria dan disfagia
Lesi unilateral; supraneklear kelemahan, et: trombosis, hematom, tumor, MS
Lesi bilateral, nuklear kelemahan dan atrofi, et : paralisis bulber, ALS, siringobulbi, poliomielitis
Macam2 disartria :SpastikCerebelarEkstra piramidalLMN
Berdasar organ yg terganggu :LingualLabial Palatal
Pemeriksaan• Inspeksi lidah saat istirahat• Inspeksi lidah saat dijulurkan• Pemeriksaan artikulasi kata “
ular loreng lari lurus dilorong”
• Interpretasi :– Normal : Deviasi –– Kelainan : Deviasi +
TERIMA KASIH