Pemeriksaan Neurologi Pasien Kesadaran

Embed Size (px)

Citation preview

PEMERIKSAAN NEUROLOGI PASIEN KESADARAN

RIWAYAT PENYAKIT (ANAMNESIS)

Anamnesis, tanyakan pada pasien (jika koheren) atau pada pengantar. Beberapa poin penting yang harus ditanyakan :

1. Awitan : waktu, lingkungan sekeliling jantung,2. Gejala gejala yang mendahului : bingung, nyeri kepala, kelemahan, pusing Gejala gejala fokal : sulit bicara, disorientasi, perubahan penglihatan, dll3. Pemakaian obat-obatan , atau alkohol 4. Riwayat penyakit jantung, paru-paru, liver, ginjal, atau yang lainnya ( diabetes, hipertensi, dll), riwayat trauma, riwayat nyeri kepala, riwayat depresi

Usia juga merupakan hal yang penting dari anamnesis

PEMERIKSAAN FISIK The Rescucitation Council UK (2006) merekomendasikan ABCDE : Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure Stabilisasi fungsi- fungsi vital pasien. Pemeriksaan tingkat kesadaran : Glasgow Coma Scale Secara kuantitatif Eye openingSpontaneous: 4To Speech: 3To pain: 2Nil: 1 Motor response Obeys: 6Localized: 5Withdraws: 4Abnormal flexion: 3Extensor flexion: 2Nil: 1 Verbal response Oriented: 5Confused conversation: 4Inappropriate words: 3Incomprehensinble sounds: 2Nil: 1

Secara kualitiatif Komposmentis , jika pasien dapat membuka mata spontan, dapat mengikuti perintah pemeriksa, dan memiliki orientasi yang baik Somnolen, jika pasien berespon dengan rangsang suara, namun tidak dapat mempertahankan kesadaran jika stimulus dihilangkan Sopor, jika pasien memberikan respon motorik jika diberikan stimulus nyeri Koma, jika pasien tidak memberikan respon apapun meskipun diberikan stimulus yang kuat TATALAKSANA UMUM PASIEN DENGAN PENURUNAN KESADARAN

Prinsip tatalaksana paien dengan penurunan secara umum adalah :

Oksigenasi Mempertahankan sirkulasi Mengontrol glukosa Menurunkan tekanan tinggi intrakranial Menghentikan kejang Mengatasi infeksi Mengoreksi keseimbangan asam-basa serta elektrolit Penilaian suhu tubuh Pemberian thiamin Pemberian antidotum Mengontrol agitasi

a. Kondisi jalan nafas (airway) Jalan nafas yang baik dan suplementasi oksigen yang adekuat merupakan tindakan yang penting untuk mencegah terjadinya kerusakan otak lebih lanjut Mencegah jatuhnya lidah ke dinding faring posterior dengann jaw lift maneuver Pemasangan oropharingeal tube Pemasangan nasal airway Tindakan intubasi Trakeostomi

b. Pernafasan Perhatikan apakah terdapat retraksi otot suprasternal, retraksi supraklavikula, dan retraksi otot abdominal. Suara nafas tambahan juga perlu diperhatikan Pada kondisi dengan penyakit paru berat, dapat diperiksa analisis gas darah dan digunakan ventilator bila terdapat kondisi gagal nafas

c. Sirkulasi Pada kondisi hipovolemia : berikan cairan kristaloid isotonik Bila cairan infus sudah diberikan tetapi MAP belum mencapai target, maka diusahakan untuk pemberian obat-obatan vasopressor seperti dopamine dan epinefrin/norepinefrin