285
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

NOMOR 6 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

BUPATI TANAH BUMBU

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU,

Menimbang : a. bahwa Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu merupakan modal utama bagi pembangunan di segala bidang, sehingga

pemanfaatnnya harus dilakukan secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsinya;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan Perlindungan Lindungan Hidup, Pemerintah Daerah berkewajiban

menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

Lampiran huruf K angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas

Pemerintahan Daerah, maka perlu menetapkan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a,huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3419);

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

3. Undang- Undang Nomor 39 ahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4412);

5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Propinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4265);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5025);

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5059);

12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5063);

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

13. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5492);

14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 58 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

15. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

16. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi

Tanah dan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5608);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan/atau Pencemaran

Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4076);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang

Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 147, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis

Sampah Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 188, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5347);

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

23. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangka Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 225, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6133);

25. Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2009 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 16);

26. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan

Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2017 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 16

Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2011-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun

2011 Nomor 16);

28. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 25

Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas Jalan di Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015 Nomor 25);

29. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 17 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 Nomor 17);

30. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 Nomor 19); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 13

Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 Nomor 13);

31. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 – 2037 (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu

Nomor 88;

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

32. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran

Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 Nomor 5);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

dan

BUPATI TANAH BUMBU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PERLINDUNGAN

DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Provinsi yang selanjutnya disebut Provinsi adalah

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

2. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan. 3. Daerah adalah Kabupaten Tanah Bumbu.

4. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom .

5. Kepala Daerah yang selanjutnya dissebut Bupati adalah

Bupati Tanah Bumbu. 6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan

dewan perwakilan rakyat dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

7. Orang adalah orang perseorangan, kelompok masyarakat termasuk masyarakat hukum adat, badan usaha baik berbadan hukum maupun tidak.

8. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. 9. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah

upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan

hukum. 10. Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

yang selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan

tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun

waktu tertentu.

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

11. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang

merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

12. Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi

manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.

13. Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

14. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkunganhidup untuk mendukung perikehidupan manusia,

makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. 15. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan

lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

16. Jasa Ekosistem adalah manfaat yang diperoleh oleh manusia

dari berbagai sumber daya dan proses alam yang secara bersama-sama diberikan oleh suatu ekosistem.

17. Inventarisasi Lingkungan Hidup adalah kegiatan klasifikasi, pengumpulan dan analisis data dan informasi lingkungan

hidup yang disajikan dalam bentuk geospasial dan non-geospasial.

18. Sumber Daya Alam yang selanjutnya disingka SDA adalah

sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan non hayati yang secara

keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem. 19. Pemanfaatan SDA adalah penggunaan sumber daya alam bagi

peningkatan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik dan fungsi-fungsinya sebagai sumber dan pendukung kehidupan, yang

meliputi fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya, serta kebutuhan generasi yang akan datang.

20. Pencadangan SDA adalah upaya menjaga dan mempertahankan ketersediaan, potensi dan mutu sumber

daya alamdengan mempertimbangkan keadilan intra dan antar generasi.

21. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah

suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi

menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang

batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

22. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat IKLH adalah ukuran kuantitatif yang digunakan untuk

menggambarkan tingkat kualitas suatu ruang lingkungan hidup.

23. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

24. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan

pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

25. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya

disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah.

26. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah dalam penyelenggaraan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

Pasal 2

(1) Penyusunan RPPLH dilakukan dengan berdasakan prinsip: a. harmonisasi antar dokumen rencana pembangunan dan

tata ruang;

b. karakteristik ekoregion dan/atau DAS c. keberlanjutan;

d. keserasian dan keseimbangan; e. kerja sama antardaerah;

f. kepastian hukum; dan g. keterlibatan pemangku kepentingan.

(2) Penyusunan RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan memperhatikan: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis;

b. sebaran penduduk; c. sebaran potensi SDA;

d. kearifan lokal; e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim.

Pasal 3

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah

dilaksanakan berdasarkan asas: a. tanggung Jawab Pemerintah Daerah;

b. kelestarian dan keberlanjutan; c. keserasian dan keseimbangan; d. keterpaduan;

e. manfaat; f. kehati-hatian;

g. keadilan; h. ekoregion;

i. keanekaragaman hayati; j. pencemar membayar; k. partisipatif;

l. kearifan lokal; m. tata kelola pemerintahan yang baik; dan

n. otonomi daerah.

Pasal 4

RPPLH bertujuan untuk mewujudkan: a. kepastian hukum dalam perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup;

b. kelangsungan kehidupan mahluk hidup dan kelestarian lingkungan hidup;

c. pengendalian pemanfaatan SDA secara bijaksana;

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

d. dukungan antisipasi isu global; e. pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

hidup; dan f. meningkatkan kesadaran pemerintah, dunia usaha, dan/atau

masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pasal 5

Sasaran RPPLH adalah: a. terjaganya kualitas lingkungan hidup yang memberikan daya

dukung bagi pembangunan berkelanjutan melalui pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan,

keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan iklim; b. terjaganya keseimbangan dan fungsi ekosistem dan

keberadaan SDA untuk kelangsungan kehidupan dan sumber

mata air; dan c. terjaganya Daya Dukung dan Daya Tampung pada setiap

ruang ekosistem.

Pasal 6

Ruang lingkup Peraturan Daerah ini adalah:

a. RPPLH; dan b. Penetapan IKLH.

BAB II

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 7

Dengan peraturan daerah ini ditetapkan RPPLH:

Bagian Kesatu Jangka Waktu dan Kedudukan Rencana Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 8

(1) Jangka waktu berlaku RPPLH yaitu 30 (tiga puluh) tahun.

(2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dievaluasi 1

(satu) kali dalam 5 (lima) tahun. (3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

untuk mengetahui pencapaian hasil, kemajuan, dan kendala guna RPPLH.

(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

dengan mempertimbangkan dinamika perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kepastian hukum.

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Pasal 9

RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam RPJPD,

RPJMD dan RKPD yang materi muatannya mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Daerah.

Bagian Kedua

Dasar Penyusunan dengan Pendekatan Jasa Ekosistem

Pasal 10

(1) RPPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 disusun

menggunakan pendekatan jasa ekosistem, yang terdiri atas: a. jasa ekosistem penyediaan pangan;

b. jasa ekosistem penyediaan air bersih; c. jasa ekosistem penyediaan serat;

d. jasa ekosistem penyediaan energi; e. jasa ekosistem penyediaan sumber daya genetik; f. jasa ekosistem pengaturan iklim;

g. jasa ekosistem pengaturan aliran air dan banjir; h. jasa ekosistem tempat tinggal dan ruang hidup;

i. jasa ekosistem rekreasi dan ekotourisme; j. jasa ekosistem estetika alam;

k. jasa ekosistem pendukung pembentukan lapisan tanah dan pemeliharaan kesuburan;

l. jasa ekosistem pendukung siklus hara;

m. jasa ekosistem pendukung produksi primer; dan n. jasa ekosistem pendukung biodiversitas.

(2) Jasa Ekosistem sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 11

Penyusunan RPPLH mengacu pada: a. hasil inventarisasi Lingkungan Hidup;

b. ekoregion Daerah; dan c. RPPLH Provinsi.

Pasal 12

RPPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 meliputi seluruh ekoregion darat di Daerah.

Bagian Ketiga

Muatan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 13

(1) RPPLH memuat rencana tentang: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan SDA;

b. pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup;

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

c. pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan

pelestarian SDA; dan d. adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

(2) Rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

kebijakan/rencana umum, strategi implementasi, dan indikasi program.

(3) Kebijakan, strategi implementasi, dan indikasi program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dalam sebuah

dokumen dan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dengan sistematika sebagai berikut: a. BAB I PENDAHULUAN;

b. BAB II KONDISI DAN INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG WILAYAH;

c. BAB III PERMASALAHAN DAN TARGET LINGKUNGAN HIDUP; dan

d. BAB IV ARAHAN RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.

(4) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam

Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 14

(1) Dalam menetapkan rencana pemanfaatan dan/atau

pencadangan SDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

ayat (1) huruf a, Pemerintah Daerah mempertimbangkan aspek:

a. karakteristik ekoregion; b. Daya Dukung dan Daya Tampung;

c. potensi resiko kerusakan dan pencemaran lingkungan; dan

d. menetapkan SDA yang dimanfaatkan dan dicadangkan.

(2) Rencana pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penetapan jenis kuota masing-masing SDA

yang akan dieksploitasi dalam kurun waktu perencanaan, dengan memperhatikan sebaran, potensi, dan ketersediaan,

dan bentuk penguasaan dari masing-masing jenis sumber daya alam serta aspirasi masyarakat dalam pemanfaatan SDA.

(3) Rencana pencadangan sebagamana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penetapan jenis kuota masing-masing SDA

yang tidak akan dieksploitasi dalam kurun waktu perencanaan, dengan memperhatikan sebaran, potensi,

ketersediaan, bentuk penguasaan serta kebutuhan penduduk terhadap masing-masing jenis SDA untuk jangka panjang.

Pasal 15

(1) Dalam menetapkan rencana pemeliharaan dan rencana perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b merupakan tindakan yang perlu dilaksanakan untuk mencegah dan mengendalikan terjadinya kerusakan dan

pencemaran Lingkungan Hidup akibat pemanfaatan SDA.

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

(2) Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), disusun berdasarkan rencana pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.

(3) Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi: a. pencadangan ekosistem;

b. pengawetan sumber daya alam; dan c. pengembangan kearifan lokal.

Pasal 16

Dalam menetapkan rencana pengendalian dan pemantauan sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

(1) huruf c merupakan tindakan yang perlu dilakukan agar pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan

rencana pemanfaatan sumber daya alam yang telah memiliki Izin pemanfaatan SDA.

Pasal 17

Dalam menetapkan rencana pendayagunaan SDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c merupakan tindakan

efisiensi dalam pemanfaatan SDA.

Pasal 18

Dalam menetapkan rencana pelestarian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c merupakan tindakan yang

membatasi dan melarang pemanfaatan sumber dayaalam serta memulihkan lingkungan hidup agar fungsi dan jasa lingkungan

hidup terjaga keberlanjutannya.

Pasal 19 Dalam menetapkan rencana pengendalian, pemantauan,

pendayagunaan dan pelestarian SDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18 disusun dengan

memperhatikan: a. bentuk penguasaan;

b. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kearifan lokal; dan

c. bentuk kerusakan dan pencemaran.

Pasal 20

Rencana adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf d disusun dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan kerangka kerja

nasional dalam upaya adaptasi dan mitigasi.

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

BAB III

PENETAPAN INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 21

(1) Dalam rangka pengendalian pelaksanaan RPPLH ditetapkan

IKLH Daerah.

(2) IKLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan hingga kategori baik.

(3) Pencapaian IKLH sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan secara bertahap.

(4) Target IKLH Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran

II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV

KOORDINASI DAN KERJASAMA

Bagian Kesatu Koordinasi

Pasal 22

(1) Bupati berkewajiban mengoordinasikan pelaksanaan RPPLH di lingkungan Pemerintah Daerah.

(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintah bidang Lingkungan Hidup.

Bagian Kedua

Kerja Sama

Pasal 23

(1) Dalam melaksanakan RPPLH, Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama.

(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan:

a. Daerah lain;

b. pihak lainnya; dan/atau

c. lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri.

(3) Tata cara kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

BAB V

MONITORING DAN PELAPORAN

Bagian Kesatu Monitoring

Pasal 24

(1) Bupati melakukan monitoring pelaksanaan RPPLH dalam rangka melihat capaian IKLH yang telah ditetapkan.

(2) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang Lingkungan Hidup.

(3) Pengendalian rencana pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah.

Bagian Kedua Pelaporan

Pasal 25

(1) Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup melaporkan hasil monitoring capaian IKLH kepada Bupati.

(2) Laporan hasil monitoring capaian IKLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lama 1 (satu)

tahun sekali.

Pasal 26

(1) Bupati menyampaikan laporan hasil monitoring capaian

IKLH kepada Gubernur.

(2) Pelaksanaan pelaporan hasil monitoring sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

PENGAWASAN

Pasal 27

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan RPPLH.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

melalui pengawasan struktural.

(3) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Bupati dibantu oleh Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan di bidang pengawasan.

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling sedikit setiap 1 (satu) tahun sekali.

(5) Pengawasan melibatkan Perangkat Daerah terkait.

Pasal 28

(1) Pengaturan Pengawasan Pengelolaan dan Perlindungan

Lingkungan Hidup di Daerah diaur dengan Peraturan Daerah tentang Pengawasan Pengelolaan dan Perlindungan

Lingkungan Hidup.

(2) Tugas dan fungsi Perangka Daerah yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidang pengawasan dalam kegiaan RPPLH diaur dengan Perauran Bupati.

BAB VII ANGGARAN

Pasal 29

Pembiayaan pelaksanaan RPPLH dalam peraturan daerah ini

dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber pembiayaan lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 30

Setiap Orang diberikan kesempatan yang sama dan seluas-

luasnya untuk berperan serta dalam pelaksanaan RPPLH.

Pasal 31

(1) Peran serta masyarakat sebagaimana dalam pasal 30 berbentuk:

a. membantu pengawasan;

b. pemberian pendapat, saran dan usul;

c. pendampingan tenaga ahli;

d. bantuan teknis; dan

e. penyampaian informasi dan/atau pelaporan.

(2) Ketententuan lebih lanjut mengenai Peran Serta Masyarakat pelaksanaan RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur denganPeraturan Bupati.

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

BAB IX KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 32

Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, seluruh Kebijakan Daerah mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup yang telah ada, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 33

Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, rencana Pembangunan Daerah yang telah ditetapkan sebelum

diberlakukannya Peraturan Daerah ini, harus disesuaikan paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

BAB X KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

Ditetapkan di Batulicin

pada tanggal 15 Maret 2019

BUPATI TANAH BUMBU,

H. SUDIAN NOOR

Diundangkan di Batulicin

pada tanggal 15 Maret 2019

SEKRETATIS DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU,

ROSWANDI SALEM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2019 NOMOR 6

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU, PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN: (14/2019)

NN
Typewriter
Ttd.
NN
Typewriter
Ttd.
Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

NOMOR 6 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

A. UMUM

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan salah satu hak asasi yang dimiliki oleh setiap manusia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

sehingga lingkungan hidup perlu terus dijaga kualitasnya agar tetap dapat menunjang pembangunan berkelanjutan.

Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, Kabupaten Tanah Bumbu sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan. Namun

demikian kegiatan pembangunan di segala bidang tersebut, sedikit banyak telah memberikan kontribusi terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh, konsisten dan konsekuen.

Diperlukan suatu kebijakan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, sehingga

seluruh kegiatan pembangunan maupun masyarakat yang berpotensi menurunkan kualitas lingkungan, dapat dicegah, sedangkan akibat kegiatan yang telah terjadi maupun kondisi alam yang rawan

menyebabkan terganggunya fungsi lingkungan hidup dapat ditangani secara terpadu dan komprehansif.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, daerah diharuskan

menyusun RPPLH Daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Kegiatan penyusunan RPPLH dilaksanakan melalui kegiatan inventarisasi, penetapan ekoregion, dan penyusunan rencana

perlindungan dan pengelolaan lingkungan. RPPLH memuat rencana pengelolaan sumberdaya alam yang

meliputi pencadangan, pemanfaatan, pemeliharaan, pemantauan, pendayagunaan, pelestarian, perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup, serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Dalam melakukan penyusunan RPPLH, Pemerintah Daerah

berpedoman pada prinsip:

a. harmonisasi antar dokumen rencana pembangunan dan tata ruang;

b. karakteristik ekoregion dan/atau DAS; c. keberlanjutan;

d. keserasian dan keseimbangan; e. kerja sama antardaerah; f. kepastian hukum; dan

g. keterlibatan pemangku kepentingan.

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Peran strategis RPPLH juga diatur dalam Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana disebutkan bahwa seluruh kebijakan yang

tercantum dalam dokumen RPPLH harus menjadi dasar dan dimuat dalam RPJPD dan RPJMD sebagai dokumen perencanaan daerah.

Dengan kedudukannya sebagai pedoman penyusunan perencanaan pembangunan daerah, maka RPPLH menjadi instrumen

pengendali terhadap penyusunan rencana pembangunan dan implementasinya. Untuk itu RPPLH juga dilengkapi dengan penetapan IKLH yang menjadi acuan untuk menentukan capaian kinerja

pemerintan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup.

B. PASAL PER PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Keragaman karakter dan fungsi ekologis adalah keragaman karakter wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yaitu (a) karakteristik bentang alam; (b) daerah aliran sungai; (c) iklim; (d) flora dan fauna; (e) ekonomi, (f) kelembagaan masyarakat; (g) sosial budaya, dan (h) hasil inventarisasi lingkungan hidup.

Huruf b

Sebaran penduduk atau distribusi penduduk merupakan bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara.

Huruf c

Konflik dalam pengelolaan sumber daya alam yaitu sengketa hukum yang timbul akibat terjadinya benturan kepentingan di antara pihak-pihak terhadap penguasaan sumber daya alam. Adapun penyebab konfliknya disebabkan oleh ketidakjelasan perundang-undangan yang mengakibatkan

lemahnya kepastian hukum, tumpang-tindih pengusaan hak, adanya ketidakadilan.

Huruf d

Kearifan lokal merupakan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

Hubungan antara masyarakat lokal dengan sumberdaya alam khususnya hutan di sekitarnya.

Kearifan lokal di samping terkait dengan pengetahuan tradisional pada dasarnya juga merupakan hasil dari interelasi dengan dua faktor lainnya yaitu ketergantungan kehidupan dan integrasi budaya Hal ini dikarenakan pengetahuan tradisional

dimaksud lahir berdasarkan pengalaman dan tradisi kehidupan antar generasi. Ketiganya melahirkan berbagai bentuk ’kearifan’ yang sangat luas yaitu dari kepercayaan dan pantangan, etika dan aturan, teknik dan teknologi, atau pun dalam bermacam praktik atau tradisi pengelolaan sumber daya alam yang secara keseluruhan tidak hanya berperspektif

kelestarian sumberdaya alam akan tetapi juga sangat berarti bagi kehidupan serta kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Untuk menjamin kearifan lokal harus ada campur tangan pemerintah atau negara, artinya pemerintah atau negara harus membuat pola atau rencana yang

jelas untuk merangsang kreativitas bangsa dalam pembangunan.

Huruf e

Aspirasi masyarakat merupakan kehendak yang kuat dari masyarakat untuk memperoleh kemanfaatan yang optimal dari potensi dan keberadaan sumber

daya alam.

Huruf f

Cukup jelas.

Pasal 3

Huruf a

Yang dimaksud dengan “asas tanggung jawab Pemerintah Daerah” adalah:

a. negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini mupun generasi masa depan.

b. negara menjamin hak warga masyarakat di Daerah

atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. c. Pemerintah Daerah mencegah dilakukannya kegiatan

pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Huruf b

Yang dimaksud dengan “asas kelestarian dan

keberlanjutan” adalah setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi

mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung

ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “asas keserasian dan keseimbangan” adalahbahwa pemanfaatan lingkungan

hidup harus memperhatikan berbagaiaspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan

perlindunganserta pelestarian ekosistem.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “asas keterpaduan” adalah bahwa

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “asas manfaat” adalah bahwa segala usahadan/atau kegiatan pembangunan yang

dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras dengan lingkungannya.

Huruf f

Yang dimaksud dengan “asaskehati-hatian” adalah bahwa

ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha dan/atau kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau

menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Huruf g

Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah bahwa

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap

warga negara, baik lintas daerah, lintasgenerasi, maupun lintas gender.

Huruf h

Yang dimaksud dengan “asas ekoregion” adalah bahwa perlindungandan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam,

ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal.

Huruf i

Yang dimaksud dengan “asas keanekaragaman hayati” adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup harus memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri atas

sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya

secara keseluruhan membentuk ekosistem.

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Huruf j

Yang dimaksud dengan “asas pencemar membayar”

adalah bahwa setiap penanggung jawab yang usaha dan/atau kegiatannya menimbulkan pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan.

Huruf k

Yang dimaksud dengan “asas partisipatif” adalah bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Huruf l

Yang dimaksud dengan “asas kearifan lokal” adalah bahwa dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.

Huruf m

Yang dimaksud dengan “asas tata kelola pemerintahan

yang baik” adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi,

transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.

Huruf n

Yang dimaksud dengan “asas otonomi daerah” adalah

bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan

memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 4 Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7 Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10 Cukup jelas.

Pasal 11 Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Pasal 13 Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15 Cukup jelas.

Pasal 16 Cukup Jelas

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19 Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22 Cukup jelas.

Pasal 23 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “pihak lainnya” adalah pihak swasta, orgabisasi kemasyarakatan, dan lembaga

nonpemerintah lainnya.

Ayat (3) Cukup Jelas.

Pasal 24 Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup Jelas.

Pasal 27 Cukup Jelas.

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Pasal 28 Cukup Jelas.

Pasal 29

Yang dimaksud “sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan” adalah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 30

Cukup Jelas.

Pasal 31 Cukup Jelas.

Pasal 32

Cukup Jelas.

Pasal 33

Cukup Jelas.

Pasal 34 Cukup Jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 112

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

LAMPIRAN I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

NOMOR 6 TAHUN 2019 TENTANG

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAANLINGKUNGAN HIDUP

JASA EKOSISTEM DI KABUPATEN TANAH BUMBU

A. PENGERTIAN Jasa Ekosistem adalah manfaat yang diperoleh oleh manusia

dari berbagai sumberdaya dan proses alam yang secara bersama-sama diberikan oleh suatu ekosistem.

Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan

lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya, sedangkan Daya

Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau

dimasukkan ke dalamnya. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup diukur

dengan pendekatan jasa ekosistem. Semakin tinggi nilai jasa ekosistem,

maka semakin tinggi pula kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Jasa Ekosistem dikelompokkan ke dalam empat macam manfaat yaitu manfaat penyediaan (provisioning), produksi pangan dan air;

manfaat pengaturan (regulating) pengendalian iklim dan penyakit; manfaat pendukung (supporting),seperti siklus nutrien dan polinasi tumbuhan; serta manfaat kultural (cultural), spiritual dan rekreasional.

RPPLH Kabupaten Tanah Bumbu disusun berdasarkan wilayah kecamatan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Tana Bumbu

dengan menggunakan pendekatan jasa ekosistem sebagai berikut: (1) jasa ekosistem penyediaan pangan;

(2) jasa ekosistem penyediaan air bersih; (3) jasa ekosistem penyediaan serat; (4) jasa ekosistem penyediaan energi;

(5) jasa ekosistem penyediaan sumber daya genetik; (6) jasa ekosistem pengaturan iklim;

(7) jasa ekosistem pengaturan aliran air dan banjir; (8) jasa ekosistem tempat tinggal dan ruang hidup;

(9) jasa ekosistem rekreasi dan ekotourisme; (10) jasa ekosistem estetika alam; (11) jasa ekosistem pendukung pembentukan lapisan tanah dan

pemeliharaan kesuburan; (12) jasa ekosistem pendukung siklus hara;

(13) jasa ekosistem pendukung produksi primer; dan (14) jasa ekosistem pendukung biodiversitas.

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

B. JASA EKOSISTEM DI KABUPATEN TANAH BUMBU

(1) Jasa ekosistem penyediaan pangan a. Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan Per Kecamatan Kabupaten Tana Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Pangan Jumlah

Total (Ha) Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Angsana 579,21 12.343,62 6,63 4.394,48 2.257,16 19.581,10

Batulicin 227,38 4.268,46 2.843,43 3.330,19 2.793,87 13.463,33

Karang Bintang 295,33 13.930,98 4.004,86 1.908,79 20.139,97

Kuranji 337,21 10.133,23 993,94 11.464,38

Kusan Hilir 3.008,02 7.736,02 2.358,77 1.919,79 13.815,76 28.838,37

Kusan Hulu 9.887,56 56.699,24 57.750,08 21.313,72 4.673,26 150.323,86

Mantewe 6.628,62 42.617,28 30.747,10 5.595,83 1.079,91 86.668,74

Satui 14.446,17 37.422,73 24.246,01 505,46 11.135,21 87.755,58

Simpang Empat 466,64 18.112,07 629,76 6.253,09 4.682,83 30.144,39

Sungai Loban 1.411,78 34.649,02 113,83 2.056,16 38.230,80

Total 37.287,92 237.912,67 118.581,78 48.425,19 44.402,96 486.610,52

b. Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tana Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Pangan Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Anak P.Burung - - - - 6,49 6,49

DAS Anglai 394,49 - 1.143,33 - 185,80 1.723,62

DAS Angsana 65,08 323,79 - 1.552,33 625,65 2.566,84

DAS Bakau 137,86 499,60 - - - 637,46

DAS Batulicin 7.315,69 61.516,52 19.801,95 17.182,09 5.204,64 111.020,89

DAS Batung-Buluh 598,79 4.816,88 252,65 - 321,70 5.990,02

DAS Belanak 0,99 171,01 - 48,88 8,18 229,06

Page 26: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Pangan Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

DAS Buluh 31,94 1.317,66 36,57 101,85 648,13 2.136,15

DAS Bunati 232,04 2.353,75 - 2.210,33 538,51 5.334,64

DAS Bunati Kecil 2,64 - - - 531,92 534,56

DAS Cantung 227,43 6.180,19 3.975,95 1.124,94 - 11.508,50

DAS Cuka 49,72 - 1.194,05 - 205,40 1.449,16

DAS Dua 220,46 2.967,46 - - - 3.187,92

DAS Dua Laut Kecil 36,31 98,51 - - - 134,81

DAS Dua Pumpung 242,60 2.200,30 - - - 2.442,90

DAS Godang-Durian 175,93 4.614,58 - - - 4.790,50

DAS Hanau 17,62 316,84 - 296,55 325,02 956,03

DAS Hanau Kecil - 277,76 - 54,84 223,58 556,18

DAS Kandang Haur - 496,27 - - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 11.956,68 61.037,15 54.911,28 21.418,59 15.978,61 165.302,30

DAS Langgawan 35,00 355,29 - - 272,35 662,64

DAS Loban 108,52 705,51 - - - 814,02

DAS Panyulingan - 300,04 - - - 300,04

DAS Samariti 20,09 1.015,40 - 273,66 486,92 1.796,08

DAS Satui 13.240,62 32.961,63 28.316,57 - 7.013,22 81.532,04

DAS Sebamban 405,97 30.927,97 - 415,83 1.874,79 33.624,56

DAS Segumbang Besar 25,14 1.307,10 1.271,71 682,78 387,32 3.674,05

DAS Segumbang Kecil 4,33 - 105,66 - 145,58 255,56

DAS Sei Dua 96,29 2.362,52 - 1.096,77 1.129,12 4.684,70

DAS Sei Kecil - 365,47 - 476,16 184,60 1.026,23

DAS Sei Kecil Bawah - 171,15 - 131,61 95,82 398,59

DAS Sepunggur Besar 8,04 203,72 262,96 - 503,90 978,62

DAS Sepunggur Kecil 5,25 - 30,37 - 268,05 303,67

Page 27: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Pangan Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

DAS Serungga - 1.959,27 - 200,87 - 2.160,14

DAS Setarap 738,70 12.761,15 3.078,52 833,23 3.796,58 21.208,18

DAS Setarap Kecil 111,85 - - - 285,47 397,32

DAS Tanah Merah 440,54 - 254,98 - 1.067,66 1.763,18

DAS Tanah Merah Satui 12,12 - 717,10 - 394,46 1.123,69

DAS Terusan 34,07 2.176,87 372,16 36,47 568,14 3.187,70

DAS Tungkaran Pangeran

0,11 107,86 - 64,13 86,36 258,46

P.Burung 172,51 - - - 346,83 519,34

P.Suwangi 3,57 - - 284,90 384,29 672,77

P.Suwangi Kecil - - - - 16,36 16,36

P.Tampakan - - 222,95 - 350,99 573,94

PM (pulau kecil tanpa nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- - 291,44 - - 291,44

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 14,45 1.378,13 2.482,53 6,06 - 3.881,18

Jumlah Total 37.183,42 238.247,36 118.750,03 48.492,87 44.465,32 487.139,00

(2) jasa ekosistem penyediaan air bersih

a. Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Per Kecamatan Kabupaten Tana Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Penyediaan Air Jumlah

Total Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

Angsana 1,04 17.563,86 2.016,21 19.581,10

Batulicin 95,29 377,76 5.639,76 7.347,33 13.460,13

Karang Bintang 0,16 6,22 10.741,65 9.391,94 20.139,97

Page 28: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Kecamatan

Jasa Ekosistem Penyediaan Air Jumlah

Total Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

Kuranji 0,01 628,71 10.835,66 11.464,39

Kusan Hilir 185,79 28.653,70 28.839,49

Kusan Hulu 30.848,19 46.848,29 53.175,74 19.454,84 150.327,05

Mantewe 9.878,89 8.232,55 53.464,99 15.093,04 86.669,48

Satui 2.025,33 15.096,93 55.581,91 15.052,67 87.756,84

Simpang Empat 174,13 842,73 14.083,21 15.046,64 30.146,71

Sungai Loban 27,41 3.350,74 34.854,90 38.233,06

Total 2.199,46 56.790,66 146.859,04 229.481,93 51.287,14 486.618,23

b. Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Tana Bumbu

DAS / Sub DAS

Jasa Ekosistem Penyediaan Air Jumlah

Total Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

DAS BATULICIN 155,56 8.330,72 19.859,39 75.218,43 29.601,51 133.165,62

DAS CANTUNG 18,56 127,31 2.039,51 4.967,59 489,52 7.642,50

P. Burung 33,01 480,86 513,87

P. Suwangi 94,97 300,14 270,26 665,37

P. Tampakan 0,73 561,54 562,27

Sub DAS Batulaki 1.127,69 10.907,11 26.585,00 7.446,75 46.066,55

Sub DAS Betung 10,28 13.669,02 479,76 14.159,06

Sub DAS Bunati 6.042,88 1.452,43 7.495,31

Sub DAS Dua Laut 51,64 3.798,32 3.849,96

Sub DAS Dua Pumpung 1,51 131,55 2.285,14 2.418,20

Page 29: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

DAS / Sub DAS

Jasa Ekosistem Penyediaan Air Jumlah

Total Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sub DAS Keladan 1,04 12,68 2,26 15,98

Sub DAS Kusan Hilir 694,41 3.743,91 61.855,35 20.714,64 87.008,31

Sub DAS Kusan Hulu 8.122,99 11.711,58 9.267,16 29.101,73

Sub DAS Kusan Tengah 17.964,51 26.172,56 16.173,27 1,71 60.312,06

Sub DAS MARTAPURA 70,70 186,28 76,24 2,01 335,23

Sub DAS S.Cuka 7,16 3.376,11 1.821,72 5.204,99

Sub DAS Satui 826,94 10.295,14 23.226,04 4.265,83 38.613,95

Sub DAS Sebamban 57,51 11.252,78 21.173,28 32.483,56

Sub DAS Setarap 12.233,00 4.770,71 17.003,71

Jumlah Total 2.199,46 56.790,66 146.859,04 229.481,93 51.287,14 486.618,23

(3) Jasa ekosistem penyediaan serat a. Jasa Ekosistem Penyediaan Serat/ Fiber Berdasarkan AdministrasiKabupaten Tana Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Penyediaan Serat Jumlah

Total sangat rendah

rendah sedang tinggi

Angsana 1.401,34 3.691,52 14.484,51 0 19.577,37

Batulicin 2.246,09 4.756,63 6.226,02 230,81 13.459,55

Karang Bintang 1.261,69 8.406,70 10.471,58 0 20.139,97

Kuranji 1.492,31 2.057,56 7.914,52 0 11.464,38

Kusan Hilir 9.582,92 13.553,04 5.702,58 0 28.838,54

Kusan Hulu 10.354,18 15.358,71 42.690,52 81.920,93 150.324,33

Mantewe 4.779,02 17.502,70 21.390,54 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 12.472,51 42.932,39 19.063,52 87.747,09

Simpang Empat 4.832,57 8.132,37 13.830,05 3.347,66 30.142,65

Page 30: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Kecamatan

Jasa Ekosistem Penyediaan Serat Jumlah

Total sangat rendah

rendah sedang tinggi

Sungai Loban 5.786,64 12.123,69 20.322,19 0 38.232,52

Total 55.015,44 98.055,41 185.964,90 147.560,09 486.595,85

b. Jasa Ekosistem Penyediaan Serat/ Fiber Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tana Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Serat Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 763,04 710,89 - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 500,92 2.055,07 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 576,07 23,54 - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 34.011,79 38.720,89 30.230,65 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 4.020,76 1.739,99 - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 7,63 40,88 - 229,02

DAS Buluh 181,26 428,11 1.361,59 165,15 2.136,11

DAS Bunati 528,45 2.087,41 2.718,10 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 0,39 441,98 - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 11.512,05

DAS Cuka 328,06 817,66 304,09 - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.137,95 678,88 - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 12,28 70,70 - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.152,21 991,68 - 2.442,93

DAS Godang-Durian 278,56 2.395,62 2.116,38 - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 215,38 573,57 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 125,80 282,12 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 - 445,94 - 496,27

Page 31: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Serat Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

DAS Kintap - - 27,30 - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 26.653,79 45.467,62 75.013,21 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 425,79 - - 662,65

DAS Loban 185,13 580,56 48,34 - 814,03

DAS Panyulingan 68,47 - 231,41 - 299,88

DAS Samariti 234,38 220,73 1.340,99 - 1.796,10

DAS Satui 9.328,91 7.425,49 33.030,76 31.747,93 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 4.319,92 22.950,94 384,96 33.621,96

DAS Segumbang Besar 1.406,07 1.440,08 827,95 - 3.674,09

DAS Segumbang Kecil 226,03 29,54 - - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 969,53 2.880,36 342,75 4.684,76

DAS Sei Kecil 284,24 211,12 530,13 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 186,70 136,64 75,12 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 663,40 310,64 4,59 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 108,25 - - 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 3.470,15 14.554,58 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 291,05 17,97 - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 459,51 721,37 - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 531,29 548,13 44,28 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 46,05 2.171,30 26,06 3.187,80

DAS Tungkaran Pangeran

174,53 56,69 26,95 - 258,17

P.Burung 117,56 401,45 - - 519,01

P.Suwangi 128,69 160,97 143,34 236,05 669,05

P.Suwangi Kecil - 16,36 - - 16,36

P.Tampakan - 572,56 - - 572,56

Page 32: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Serat Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

PM - 2,89 - - 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- - 0,03 294,11 294,13

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 2,17 - 1.120,24 2.759,22 3.881,63

Jumlah Total 55.029,93 98.128,69 186.201,74 147.778,63 487.139,00

(4) Jasa ekosistem penyediaan energi

a. Jasa Ekosistem Penyediaan Bahan Bakar Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tana Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Penyediaan Bahan Bakar jumlah total

sangat

rendah rendah sedang tinggi

Angsana 1.401,34 3.691,52 14.484,51 19.577,37

Batulicin 2.246,09 4.756,63 6.226,02 230,81 13.459,55

Karang Bintang 1.261,69 8.406,70 10.471,58 20.139,97

Kuranji 1.492,31 2.057,56 7.914,52 11.464,38

Kusan Hilir 9.582,92 13.553,04 5.702,58 28.838,54

Kusan Hulu 10.354,18 15.358,71 42.690,52 81.920,93 150.324,33

Mantewe 4.779,02 17.502,70 21.390,54 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 12.472,51 42.932,39 19.063,52 87.747,09

Simpang Empat 4.832,57 8.132,37 13.830,05 3.347,66 30.142,65

Sungai Loban 5.786,64 12.123,69 20.322,19 38.232,52

jumlah total 55.015,44 98.055,41 185.964,90 147.560,09 486.595,85

Page 33: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Penyediaan Bahan Bakar Berdasarkan DAS Kabupaten Tana Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Energi Jumlah Total

(ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 763,04 710,89 - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 500,92 2.055,07 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 576,07 23,54 - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 34.011,79 38.720,89 30.230,65 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 4.020,76 1.739,99 - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 7,63 40,88 - 229,02

DAS Buluh 181,26 428,11 1.361,59 165,15 2.136,11

DAS Bunati 528,45 2.087,41 2.718,10 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 0,39 441,98 - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 11.512,05

DAS Cuka 328,06 817,66 304,09 - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.137,95 678,88 - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 12,28 70,70 - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.152,21 991,68 - 2.442,93

DAS Godang-Durian 278,56 2.395,62 2.116,38 - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 215,38 573,57 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 125,80 282,12 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 - 445,94 - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 26.653,79 45.467,62 75.013,21 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 425,79 - - 662,65

DAS Loban 185,13 580,56 48,34 - 814,03

Page 34: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Energi Jumlah Total

(ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi

DAS Panyulingan 68,47 - 231,41 - 299,88

DAS Samariti 234,38 220,73 1.340,99 - 1.796,10

DAS Satui 9.328,91 7.425,49 33.030,76 31.747,93 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 4.319,92 22.950,94 384,96 33.621,96

DAS Segumbang Besar 1.406,07 1.440,08 827,95 - 3.674,09

DAS Segumbang Kecil 226,03 29,54 - - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 969,53 2.880,36 342,75 4.684,76

DAS Sei Kecil 284,24 211,12 530,13 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 186,70 136,64 75,12 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 663,40 310,64 4,59 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 108,25 - - 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 3.470,15 14.554,58 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 291,05 17,97 - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 459,51 721,37 - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 531,29 548,13 44,28 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 46,05 2.171,30 26,06 3.187,80

DAS Tungkaran Pangeran

174,53 56,69 26,95 - 258,17

P.Burung 117,56 401,45 - - 519,01

P.Suwangi 128,69 160,97 143,34 236,05 669,05

P.Suwangi Kecil - 16,36 - - 16,36

P.Tampakan - 572,56 - - 572,56

PM (pulau kecil tak

bernama)

- 2,89 - - 2,89

Sub-Sub DAS Riam - - 0,03 294,11 294,13

Page 35: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Energi Jumlah Total

(ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi

Kanan

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 2,17 - 1.120,24 2.759,22 3.881,63

Total 55.029,93 98.128,69 186.201,74 147.778,63 487.139,00

(5) Jasa ekosistem penyediaan sumber daya genetik

a. Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik Berdasarkan KecamatanKabupaten Tana Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik Jumlah

Total sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Angsana 1.401,34 16.313,17 1.597,88 264,97 19.577,37

Batulicin 2.246,09 7.553,61 2.889,44 750,99 19,42 13.459,55

Karang Bintang 1.261,69 18.730,33 147,95 20.139,97

Kuranji 1.492,31 9.103,51 868,56 11.464,38

Kusan Hilir 9.582,92 12.657,66 3.789,20 2.657,15 151,60 28.838,54

Kusan Hulu 10.354,18 30.356,33 26.351,51 83.262,31 150.324,33

Mantewe 4.779,02 19.302,82 19.590,42 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 27.592,31 27.465,48 19.344,69 65,94 87.747,09

Simpang Empat 4.832,57 7.209,33 12.267,48 5.833,27 30.142,65

Sungai Loban 5.786,64 26.355,74 5.836,17 253,97 38.232,52

Jumlah Total 55.015,44 175.174,82 100.804,09 155.364,54 236,96 486.595,85

Page 36: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tana Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Genetik Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 1.025,84 448,09 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 1.751,26 725,00 79,73 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 419,69 179,93 - - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 53.801,36 18.578,59 30.583,39 - 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 5.142,57 618,18 - - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 - 48,51 - - 229,02

DAS Buluh 181,26 813,22 705,47 436,17 - 2.136,11

DAS Bunati 528,45 4.584,69 38,17 182,64 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 441,98 0,39 - - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 - 11.512,05

DAS Cuka 328,06 1.043,84 77,91 - - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.402,31 414,52 - - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 - 82,99 - - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.512,91 630,99 - - 2.442,93

DAS Godang-Durian 278,56 3.797,98 714,02 - - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 - 573,57 215,38 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 - 282,12 125,80 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 445,94 - - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 41.155,34 27.165,42 78.687,21 126,64 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 203,63 222,16 - - 662,65

DAS Loban 185,13 562,97 65,94 - - 814,03

DAS Panyulingan 68,47 224,09 7,33 - - 299,88

Page 37: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Genetik Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

DAS Samariti 234,38 - 1.340,99 220,73 - 1.796,10

DAS Satui 9.328,91 16.935,02 23.208,11 31.995,01 66,03 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 21.965,60 5.050,81 639,42 - 33.621,96

DAS Segumbang Besar 1.406,07 2.003,91 228,20 35,91 - 3.674,09

DAS Segumbang Kecil 226,03 - - 29,54 - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 105,84 3.073,46 1.013,35 - 4.684,76

DAS Sei Kecil 284,24 67,72 530,13 143,40 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 186,70 73,01 75,12 63,64 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 663,40 240,22 - 75,01 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 - - 81,72 26,54 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 - 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 13.053,21 4.937,02 34,50 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 - 309,01 - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 527,12 653,76 - - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 531,29 - 350,96 241,45 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 1.066,65 1.104,65 72,11 - 3.187,80

DAS Tungkaran Pangeran 174,53 18,67 26,95 38,02 - 258,17

P.Burung 117,56 - 238,76 162,70 - 519,01

P.Suwangi 128,69 - 143,34 380,49 16,53 669,05

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 118,73 453,83 - 572,56

PM (pulau kecil tanpa nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam Kanan

- - 0,03 294,11 - 294,13

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 2,17 - 1.120,24 2.759,22 - 3.881,63

Page 38: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Genetik Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Total 55.029,93 175.404,35 100.826,73 155.639,35 238,63 487.139,00

(6) Jasa ekosistem pengaturan iklim

a. Jasa Ekosistem Pengaturan iklim Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tana Bumbu

Kecamatan

Jasa ekosistem pengaturan iklim jumlah total

sangat

rendah rendah sedang tinggi

Sangat

tinggi

Angsana 879,26 522,09 17.911,05 264,97 19.577,37

Batulicin 934,72 1.311,37 10.443,04 750,99 19,42 13.459,55

Karang Bintang 249,67 1.012,02 18.878,28 20.139,97

Kuranji 57,50 1.434,81 9.972,07 11.464,38

Kusan Hilir 4.375,43 5.207,49 16.446,86 2.657,15 151,60 28.838,54

Kusan Hulu 7.796,04 2.558,14 56.707,85 83.262,31 150.324,33

Mantewe 3.753,48 1.025,54 38.893,24 42.997,19 86.669,45

Satui 11.901,20 1.377,47 55.057,79 19.344,69 65,94 87.747,09

Simpang Empat 3.524,44 1.308,14 19.476,81 5.833,27 30.142,65

Sungai Loban 4.409,64 1.377,00 32.191,91 253,97 38.232,52

jumlah total 37.881,39 17.134,05 275.978,91 155.364,54 236,96 486.595,85

Page 39: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Pengaturan iklim Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tana Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Iklim Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 248,56 1,14 1.473,93 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 - 2.476,26 79,73 - 2.566,87

DAS Bakau - 38,33 599,62 - - 637,95

DAS Batulicin 4.853,84 3.200,26 72.379,95 30.583,39 - 111.017,43

DAS Batung-Buluh 118,31 111,11 5.760,75 - - 5.990,16

DAS Belanak - 180,51 48,51 - - 229,02

DAS Buluh 181,26 - 1.518,68 436,17 - 2.136,11

DAS Bunati 294,05 234,40 4.622,87 182,64 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 - 442,37 - - 534,14

DAS Cantung 347,98 - 5.556,19 5.607,88 - 11.512,05

DAS Cuka 328,06 - 1.121,75 - - 1.449,82

DAS Dua 160,98 210,15 2.816,83 - - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 - 82,99 - - 135,47

DAS Dua Pumpung 130,90 168,14 2.143,89 - - 2.442,93

DAS Godang-Durian 111,60 166,96 4.512,00 - - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 - 573,57 215,38 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 - 282,12 125,80 - 556,19

DAS Kandang Haur 24,76 25,58 445,94 - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 9.744,13 8.425,97 68.320,76 78.687,21 126,64 165.304,72

DAS Langgawan 231,83 5,03 425,79 - - 662,65

DAS Loban 29,34 155,79 628,90 - - 814,03

DAS Panyulingan 20,72 47,74 231,41 - - 299,88

Page 40: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Iklim Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

DAS Samariti 234,38 - 1.340,99 220,73 - 1.796,10

DAS Satui 8.733,72 595,19 40.143,13 31.995,01 66,03 81.533,09

DAS Sebamban 5.133,02 833,12 27.016,40 639,42 - 33.621,96

DAS Segumbang Besar 365,43 1.040,64 2.232,11 35,91 - 3.674,09

DAS Segumbang Kecil 159,14 66,88 - 29,54 - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 - 3.179,30 1.013,35 - 4.684,76

DAS Sei Kecil 249,66 34,58 597,85 143,40 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 125,83 60,86 148,13 63,64 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 405,77 257,64 240,22 75,01 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 - - 81,72 26,54 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 - 2.161,63

DAS Setarap 2.253,02 930,45 17.990,23 34,50 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 - 309,01 - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 - 1.180,89 - - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 257,56 273,73 350,96 241,45 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 - 2.171,30 72,11 - 3.187,80

DAS Tungkaran

Pangeran

90,88 83,65 45,62 38,02 - 258,17

P.Burung 117,56 - 238,76 162,70 - 519,01

P.Suwangi 128,69 - 143,34 380,49 16,53 669,05

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 118,73 453,83 - 572,56

PM (pulau kecil tanpa nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- - 0,03 294,11 - 294,13

Page 41: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Iklim Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

2,17 - 1.120,24 2.759,22 - 3.881,63

Jumlah Total 37.882,07 17.147,86 276.231,09 155.639,35 238,63 487.139,00

(7) Jasa ekosistem pengaturan aliran air dan banjir a. Jasa Ekosistem Pengaturan Air dan Banjir Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tana Bumbu

Kecamatan

Jasa ekosistem tata aliran air dan banjir Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 811,32 17.494,10 1.271,95 19.577,37

Batulicin 888,37 11.086,56 1.313,80 157,13 13,68 13.459,55

Karang Bintang 171,47 18.806,60 1.161,83 0,07 20.139,97

Kuranji 57,50 10.734,52 672,36 0,01 11.464,38

Kusan Hilir 4.375,43 21.492,75 2.970,36 28.838,54

Kusan Hulu 5.978,90 49.157,08 50.711,85 30.242,58 14.233,92 150.324,33

Mantewe 1.814,94 30.116,74 36.754,99 13.620,02 4.362,61 86.669,31

Satui 9.951,46 50.461,14 21.291,02 4.119,61 1.923,86 87.747,09

Simpang Empat 2.922,88 14.665,47 11.893,00 538,76 122,53 30.142,65

Sungai Loban 3.765,66 31.644,75 2.822,01 0,10 38.232,52

Jumlah Total 30.737,94 255.659,70 130.863,18 48.678,29 20.656,61 486.595,71

Page 42: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Pengaturan Air dan Banjir Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tana Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tata Aliran Air dan Banjir Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 196,18 1.455,13 72,32 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 2.476,26 79,73 - - 2.566,87

DAS Bakau - 637,95 - - - 637,95

DAS Batulicin 2.476,32 64.886,88 31.992,98 8.725,38 2.935,90 111.017,46

DAS Batung-Buluh 118,31 5.871,86 - - - 5.990,16

DAS Belanak - 204,34 23,87 0,81 - 229,02

DAS Buluh 181,26 1.271,22 607,39 34,08 42,17 2.136,11

DAS Bunati 243,46 4.737,46 353,05 - - 5.333,97

DAS Bunati Kecil 91,78 442,37 - - - 534,14

DAS Cantung 310,66 3.177,35 5.496,92 1.869,67 657,45 11.512,05

DAS Cuka 254,65 1.065,33 129,83 - - 1.449,82

DAS Dua 160,98 3.003,47 23,50 - - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 82,99 - - - 135,47

DAS Dua Pumpung 130,90 2.205,92 106,11 - - 2.442,93

DAS Godang-Durian 111,60 4.678,96 - - - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 271,65 497,58 19,72 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 187,85 220,07 - - 556,19

DAS Kandang Haur 24,76 471,52 - - - 496,28

DAS Kintap - 3,31 21,57 2,43 - 27,30

DAS Kusan 8.259,87 66.864,24 50.652,58 27.841,98 11.686,10 165.304,77

DAS Langgawan 231,83 430,82 - - - 662,65

DAS Loban 29,34 784,69 - - - 814,03

Page 43: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tata Aliran Air dan Banjir Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

DAS Panyulingan 20,72 279,16 - - - 299,88

DAS Samariti 234,38 906,98 640,99 13,75 - 1.796,10

DAS Satui 6.897,23 34.695,25 25.609,70 9.238,93 5.092,00 81.533,11

DAS Sebamban 4.165,76 25.302,47 4.116,10 33,92 3,72 33.621,97

DAS Segumbang Besar 365,43 3.180,42 128,24 - - 3.674,10

DAS Segumbang Kecil 159,14 66,88 29,54 - - 255,56

DAS Sei Dua 460,96 2.013,19 2.092,66 100,88 17,07 4.684,76

DAS Sei Kecil 248,92 184,99 587,75 3,83 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 124,96 135,85 137,62 0,02 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 405,77 497,86 75,01 - - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 - 108,25 - - 303,68

DAS Serungga 1,33 709,86 1.356,78 82,27 11,40 2.161,63

DAS Setarap 2.240,00 18.222,34 745,87 - - 21.208,21

DAS Setarap Kecil 88,17 309,01 - - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 1.180,89 - - - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 257,56 624,69 241,45 - - 1.123,70

DAS Terusan 781,56 1.519,86 848,66 35,90 1,82 3.187,80

DAS Tungkaran

Pangeran

90,88 119,21 48,01 0,07 - 258,17

P.Burung 117,56 238,76 162,70 - - 519,01

P.Suwangi 82,28 53,80 361,50 157,75 13,72 669,05

P.Suwangi Kecil - - 16,36 - - 16,36

P.Tampakan - 118,73 453,83 - - 572,56

PM - - 2,89 - - 2,89

Sub-Sub DAS Riam Kanan

- - 33,66 127,80 132,67 294,13

Page 44: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tata Aliran Air dan Banjir Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Sub-Sub DAS Riam Kiwa

0,80 297,92 3.029,02 461,23 92,52 3.881,49

Total 30.728,28 255.869,67 131.104,09 48.750,42 20.686,54 487.139,00

(8) Jasa ekosistem tempat tinggal dan ruang hidup

a. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup

Kecamatan

Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Jumlah

Total sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Angsana 1,04 1.083,50 18.496,57 19.581,10

Batulicin 20,06 76,19 99,42 845,75 12.418,72 13.460,13

Karang Bintang 0,16 7,37 1.279,45 18.852,98 20.139,97

Kuranji 0,01 1,37 701,86 10.761,14 11.464,38

Kusan Hilir 161,60 28.677,89 28.839,49

Kusan Hulu 14.785,30 16.319,25 14.728,27 37.508,67 66.985,55 150.327,03

Mantewe 4.976,77 6.590,26 8.092,64 27.954,17 39.055,50 86.669,33

Satui 2.038,47 2.212,71 2.225,90 16.561,56 64.718,20 87.756,84

Simpang Empat 182,24 328,32 624,14 8.256,01 20.756,00 30.146,71

Sungai Loban 0,19 27,23 3.207,38 34.998,24 38.233,04

Jumlah Total 22.002,83 25.527,09 25.807,36 97.559,97 315.720,79 486.618,04

Page 45: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tempat Tinggal Ruang Hidup Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung - - - - 6,49 6,49

DAS Anglai - - - 125,75 1.597,86 1.723,62

DAS Angsana - - - - 2.566,83 2.566,83

DAS Bakau - - - - 637,94 637,94

DAS Batulicin 3.356,41 4.333,58 5.462,40 25.382,22 72.481,06 111.015,68

DAS Batung-Buluh - - - - 5.990,06 5.990,06

DAS Belanak - 0,99 2,72 30,46 194,89 229,06

DAS Buluh 42,18 18,65 21,55 310,92 1.742,85 2.136,14

DAS Bunati - - - 220,99 5.113,62 5.334,62

DAS Bunati Kecil - - - - 534,56 534,56

DAS Cantung 829,90 915,61 1.030,36 3.841,26 4.894,72 11.511,86

DAS Cuka - - 1,32 201,92 1.246,55 1.449,79

DAS Dua - - - 26,66 3.161,25 3.187,91

DAS Dua Laut Kecil - - - - 135,47 135,47

DAS Dua Pumpung - - 1,47 124,27 2.317,15 2.442,89

DAS Godang-Durian - - - - 4.790,48 4.790,48

DAS Hanau 4,73 15,00 33,11 249,09 654,10 956,02

DAS Hanau Kecil - - 0,60 93,67 461,91 556,18

DAS Kandang Haur - - - - 496,27 496,27

DAS Kintap 0,07 2,36 5,70 15,86 3,31 27,30

DAS Kusan 12.251,78 14.662,17 13.958,94 35.662,63 88.766,60 165.302,12

DAS Langgawan - - - - 662,64 662,64

DAS Loban - - - - 814,02 814,02

DAS Panyulingan - - - - 300,04 300,04

Page 46: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tempat Tinggal Ruang Hidup Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Samariti 2,28 11,47 27,19 393,07 1.362,06 1.796,07

DAS Satui 5.209,63 5.109,62 4.457,55 19.576,27 47.178,71 81.531,78

DAS Sebamban 3,72 13,21 87,33 4.518,47 29.001,72 33.624,45

DAS Segumbang Besar - - - 92,64 3.581,40 3.674,03

DAS Segumbang Kecil - - - - 255,56 255,56

DAS Sei Dua 36,91 64,96 120,08 1.285,28 3.177,44 4.684,68

DAS Sei Kecil - 3,83 28,41 472,42 521,56 1.026,23

DAS Sei Kecil Bawah - 0,57 6,60 104,39 287,02 398,58

DAS Sepunggur Besar - - - - 978,61 978,61

DAS Sepunggur Kecil - - - - 303,67 303,67

DAS Serungga 13,94 39,17 48,02 719,11 1.341,36 2.161,59

DAS Setarap - - - 787,24 20.420,86 21.208,10

DAS Setarap Kecil - - - - 397,32 397,32

DAS Tanah Merah - - - - 1.763,17 1.763,17

DAS Tanah Merah Satui - - - 0,71 1.122,97 1.123,68

DAS Terusan 22,19 13,64 33,17 914,76 2.203,99 3.187,75

DAS Tungkaran Pangeran

- 1,20 3,88 33,78 219,59 258,46

P.Burung - - - - 519,34 519,34

P.Suwangi 20,62 75,91 94,77 276,35 201,54 669,19

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - - - 573,93 573,93

PM (pulau kecil tanpa nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

132,67 85,68 42,14 32,96 0,69 294,13

Page 47: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tempat Tinggal Ruang Hidup Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Sub-Sub DAS Riam Kiwa

107,84 196,88 378,32 2.210,60 987,79 3.881,42

Total 22.034,85 25.564,50 25.845,64 97.720,12 315.973,88 487.139,00

(9) Jasa ekosistem rekreasi dan ekotourisme

a. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ecotourism

Kecamatan

Jasa ekosistem rekreasi dan ecotourism Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 1.251,26 4.589,08 13.293,83 236,62 206,59 19.577,37

Batulicin 1.163,46 5.249,17 5.271,11 1.390,89 384,91 13.459,55

Karang Bintang 1.136,51 8.588,82 10.414,57 0,07 20.139,97

Kuranji 1.461,44 2.955,61 7.047,32 0,01 11.464,38

Kusan Hilir 4.496,06 10.975,40 5.247,62 7.467,88 651,57 28.838,54

Kusan Hulu 7.051,83 52.001,52 44.654,90 31.830,78 14.785,30 150.324,33

Mantewe 2.835,26 44.980,45 18.583,72 11.145,09 9.124,78 86.669,31

Satui 11.053,21 44.640,72 25.376,66 4.099,94 2.576,57 87.747,09

Simpang Empat 3.665,38 18.938,56 4.096,64 2.422,80 1.019,27 30.142,65

Sungai Loban 4.869,85 17.535,23 15.067,79 231,69 527,96 38.232,52

Jumlah Total 38.984,27 210.454,57 149.054,16 58.825,77 29.276,94 486.595,71

Page 48: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ecotourism

Nama DAS

Jasa ekosistem rekreasi dan ecotourism Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung - - - - 6,49 6,49

DAS Anglai - - - 125,75 1.597,86 1.723,62

DAS Angsana - - - - 2.566,83 2.566,83

DAS Bakau - - - - 637,94 637,94

DAS Batulicin 3.356,41 4.333,58 5.462,40 25.382,22 72.481,06 111.015,68

DAS Batung-Buluh - - - - 5.990,06 5.990,06

DAS Belanak - 0,99 2,72 30,46 194,89 229,06

DAS Buluh 42,18 18,65 21,55 310,92 1.742,85 2.136,14

DAS Bunati - - - 220,99 5.113,62 5.334,62

DAS Bunati Kecil - - - - 534,56 534,56

DAS Cantung 829,90 915,61 1.030,36 3.841,26 4.894,72 11.511,86

DAS Cuka - - 1,32 201,92 1.246,55 1.449,79

DAS Dua - - - 26,66 3.161,25 3.187,91

DAS Dua Laut Kecil - - - - 135,47 135,47

DAS Dua Pumpung - - 1,47 124,27 2.317,15 2.442,89

DAS Godang-Durian - - - - 4.790,48 4.790,48

DAS Hanau 4,73 15,00 33,11 249,09 654,10 956,02

DAS Hanau Kecil - - 0,60 93,67 461,91 556,18

DAS Kandang Haur - - - - 496,27 496,27

DAS Kintap 0,07 2,36 5,70 15,86 3,31 27,30

DAS Kusan 12.251,78 14.662,17 13.958,94 35.662,63 88.766,60 165.302,12

DAS Langgawan - - - - 662,64 662,64

DAS Loban - - - - 814,02 814,02

DAS Panyulingan - - - - 300,04 300,04

Page 49: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa ekosistem rekreasi dan ecotourism Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Samariti 2,28 11,47 27,19 393,07 1.362,06 1.796,07

DAS Satui 5.209,63 5.109,62 4.457,55 19.576,27 47.178,71 81.531,78

DAS Sebamban 3,72 13,21 87,33 4.518,47 29.001,72 33.624,45

DAS Segumbang Besar - - - 92,64 3.581,40 3.674,03

DAS Segumbang Kecil - - - - 255,56 255,56

DAS Sei Dua 36,91 64,96 120,08 1.285,28 3.177,44 4.684,68

DAS Sei Kecil - 3,83 28,41 472,42 521,56 1.026,23

DAS Sei Kecil Bawah - 0,57 6,60 104,39 287,02 398,58

DAS Sepunggur Besar - - - - 978,61 978,61

DAS Sepunggur Kecil - - - - 303,67 303,67

DAS Serungga 13,94 39,17 48,02 719,11 1.341,36 2.161,59

DAS Setarap - - - 787,24 20.420,86 21.208,10

DAS Setarap Kecil - - - - 397,32 397,32

DAS Tanah Merah - - - - 1.763,17 1.763,17

DAS Tanah Merah Satui - - - 0,71 1.122,97 1.123,68

DAS Terusan 22,19 13,64 33,17 914,76 2.203,99 3.187,75

DAS Tungkaran Pangeran

- 1,20 3,88 33,78 219,59 258,46

P.Burung - - - - 519,34 519,34

P.Suwangi 20,62 75,91 94,77 276,35 201,54 669,19

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - - - 573,93 573,93

PM (pulau kecil tanpa nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

132,67 85,68 42,14 32,96 0,69 294,13

Page 50: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa ekosistem rekreasi dan ecotourism Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Sub-Sub DAS Riam Kiwa

107,84 196,88 378,32 2.210,60 987,79 3.881,42

Jumlah Total 22.034,85 25.564,50 25.845,64 97.720,12 315.973,88 487.139,00

(10) Jasa ekosistem estetika alam

a. Jasa Ekosistem Estetika Alam Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tana Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Estetika Alam Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 1.597,10 4.243,24 13.293,83 236,62 206,59 19.577,37

Batulicin 2.996,69 3.415,93 5.277,80 1.384,21 384,91 13.459,55

Karang Bintang 1.221,41 8.503,92 10.414,57 0,07 20.139,97

Kuranji 1.461,44 2.955,61 7.047,32 0,01 11.464,38

Kusan Hilir 7.692,08 7.779,39 5.247,62 7.467,88 651,57 28.838,54

Kusan Hulu 8.232,09 50.821,26 44.658,40 31.827,28 14.785,30 150.324,33

Mantewe 2.835,26 44.980,45 18.583,72 11.145,09 9.124,78 86.669,31

Satui 13.267,32 42.426,61 25.376,84 4.099,75 2.576,57 87.747,09

Simpang Empat 4.505,27 18.098,68 4.096,64 2.422,80 1.019,27 30.142,65

Sungai Loban 5.387,57 17.017,51 15.067,86 231,61 527,96 38.232,52

Jumlah Total 49.196,24 200.242,60 149.064,60 58.815,32 29.276,94 486.595,71

Page 51: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Estetika Alam Berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Tana Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Estetika Alam Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Anak P.Burung - - - - 6,49 6,49

DAS Anglai 201,18 1.181,90 269,32 - 71,24 1.723,63

DAS Angsana 262,72 457,54 1.671,65 71,20 103,77 2.566,87

DAS Bakau 123,30 443,23 - - 71,42 637,95

DAS Batulicin 6.740,98 56.874,29 33.506,60 7.444,39 6.451,20 111.017,46

DAS Batung-Buluh 482,61 4.020,28 1.402,59 - 84,68 5.990,16

DAS Belanak 168,72 51,10 0,81 - 8,39 229,02

DAS Buluh 288,17 565,79 884,73 294,14 103,28 2.136,11

DAS Bunati 494,03 1.917,19 2.718,10 165,77 38,88 5.333,97

DAS Bunati Kecil 69,23 - 424,96 - 39,95 534,14

DAS Cantung 310,66 6.545,50 1.618,74 1.029,62 2.007,53 11.512,05

DAS Cuka 330,11 805,26 301,64 - 12,80 1.449,82

DAS Dua 434,03 2.365,61 359,37 - 28,96 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 41,96 70,70 - - 22,80 135,47

DAS Dua Pumpung 229,40 1.801,37 361,32 - 50,85 2.442,93

DAS Godang-Durian 258,70 3.109,64 1.402,36 - 19,86 4.790,56

DAS Hanau 157,68 543,42 23,82 197,57 33,55 956,04

DAS Hanau Kecil 137,58 281,53 0,60 88,64 47,85 556,19

DAS Kandang Haur 36,03 - 378,76 - 81,48 496,28

DAS Kintap - 19,17 5,70 2,36 0,07 27,30

DAS Kusan 14.794,62 52.939,12 48.789,46 36.174,88 12.606,69 165.304,77

DAS Langgawan 397,00 203,63 - - 62,02 662,65

DAS Loban 173,14 586,35 - - 54,55 814,03

Page 52: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Estetika Alam Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

DAS Panyulingan 52,98 7,33 218,30 - 21,28 299,88

DAS Samariti 231,20 1.322,27 16,28 205,46 20,90 1.796,10

DAS Satui 7.822,74 38.073,71 21.108,48 9.169,77 5.358,40 81.533,11

DAS Sebamban 5.147,60 9.814,07 18.254,44 262,43 143,44 33.621,97

DAS Segumbang Besar 596,96 1.176,27 827,95 1.002,84 70,08 3.674,10

DAS Segumbang Kecil 158,76 - - 77,70 19,10 255,56

DAS Sei Dua 753,91 2.766,85 405,99 658,49 99,52 4.684,76

DAS Sei Kecil 237,77 594,18 15,08 138,10 40,37 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 103,05 186,33 3,21 58,12 47,76 398,46

DAS Sepunggur Besar 400,10 235,63 4,59 309,13 29,18 978,63

DAS Sepunggur Kecil 193,83 - - 59,52 50,33 303,68

DAS Serungga 1,33 1.829,69 242,63 74,04 13,94 2.161,63

DAS Setarap 4.545,12 5.430,19 11.126,74 34,50 71,66 21.208,21

DAS Setarap Kecil 325,90 9,61 - - 61,68 397,18

DAS Tanah Merah 547,91 1.064,51 67,61 - 83,18 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 813,85 44,99 - 235,52 29,34 1.123,70

DAS Terusan 730,31 1.254,96 1.079,03 39,82 83,68 3.187,80

DAS Tungkaran Pangeran

106,55 78,85 0,07 32,51 40,19 258,17

P.Burung 179,89 - - 119,52 219,61 519,01

P.Suwangi 70,34 114,08 109,41 171,15 204,07 669,05

P.Suwangi Kecil - - - - 16,36 16,36

P.Tampakan 118,73 - - 280,64 173,19 572,56

PM - - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- 0,70 32,98 127,79 132,67 294,13

Page 53: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Estetika Alam Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

0,80 1.737,06 1.647,15 388,64 107,84 3.881,49

Jumlah Total 49.271,46 200.523,89 149.280,45 58.914,24 29.148,96 487.139,00

(11) Jasa ekosistem pendukung pembentukan lapisan tanah dan pemeliharaan kesuburan

a. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Tana Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan Jumlah

Total Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Angsana 579,21 12.343,62 6,63 4.394,48 2.257,16 19.581,10

Batulicin 227,38 4.268,46 2.843,43 3.330,19 2.793,87 13.463,33

Karang Bintang 295,33 13.930,98 4.004,86 1.908,79 20.139,97

Kuranji 337,21 10.133,23 993,94 11.464,38

Kusan Hilir 3.008,02 7.736,02 2.358,77 1.919,79 13.815,76 28.838,37

Kusan Hulu 9.887,56 56.699,24 57.750,08 21.313,72 4.673,26 150.323,86

Mantewe 6.628,62 42.617,28 30.747,10 5.595,83 1.079,91 86.668,74

Satui 14.446,17 37.422,73 24.246,01 505,46 11.135,21 87.755,58

Simpang Empat 466,64 18.112,07 629,76 6.253,09 4.682,83 30.144,39

Sungai Loban 1.411,78 34.649,02 113,83 2.056,16 38.230,80

Jumlah Total 37.287,92 237.912,67 118.581,78 48.425,19 44.402,96 486.610,52

Page 54: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan Dirinci Per Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Kesuburan Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Anak P.Burung - - - - 6,49 6,49

DAS Anglai 394,49 - 1.143,33 - 185,80 1.723,62

DAS Angsana 65,08 323,79 - 1.552,33 625,65 2.566,84

DAS Bakau 137,86 499,60 - - - 637,46

DAS Batulicin 7.315,69 61.516,52 19.801,95 17.182,09 5.204,64 111.020,89

DAS Batung-Buluh 598,79 4.816,88 252,65 - 321,70 5.990,02

DAS Belanak 0,99 171,01 - 48,88 8,18 229,06

DAS Buluh 31,94 1.317,66 36,57 101,85 648,13 2.136,15

DAS Bunati 232,04 2.353,75 - 2.210,33 538,51 5.334,64

DAS Bunati Kecil 2,64 - - - 531,92 534,56

DAS Cantung 227,43 6.180,19 3.975,95 1.124,94 - 11.508,50

DAS Cuka 49,72 - 1.194,05 - 205,40 1.449,16

DAS Dua 220,46 2.967,46 - - - 3.187,92

DAS Dua Laut Kecil 36,31 98,51 - - - 134,81

DAS Dua Pumpung 242,60 2.200,30 - - - 2.442,90

DAS Godang-Durian 175,93 4.614,58 - - - 4.790,50

DAS Hanau 17,62 316,84 - 296,55 325,02 956,03

DAS Hanau Kecil - 277,76 - 54,84 223,58 556,18

DAS Kandang Haur - 496,27 - - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 11.956,68 61.037,15 54.911,28 21.418,59 15.978,61 165.302,30

DAS Langgawan 35,00 355,29 - - 272,35 662,64

DAS Loban 108,52 705,51 - - - 814,02

Page 55: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Kesuburan Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Panyulingan - 300,04 - - - 300,04

DAS Samariti 20,09 1.015,40 - 273,66 486,92 1.796,08

DAS Satui 13.240,62 32.961,63 28.316,57 - 7.013,22 81.532,04

DAS Sebamban 405,97 30.927,97 - 415,83 1.874,79 33.624,56

DAS Segumbang Besar 25,14 1.307,10 1.271,71 682,78 387,32 3.674,05

DAS Segumbang Kecil 4,33 - 105,66 - 145,58 255,56

DAS Sei Dua 96,29 2.362,52 - 1.096,77 1.129,12 4.684,70

DAS Sei Kecil - 365,47 - 476,16 184,60 1.026,23

DAS Sei Kecil Bawah - 171,15 - 131,61 95,82 398,59

DAS Sepunggur Besar 8,04 203,72 262,96 - 503,90 978,62

DAS Sepunggur Kecil 5,25 - 30,37 - 268,05 303,67

DAS Serungga - 1.959,27 - 200,87 - 2.160,14

DAS Setarap 738,70 12.761,15 3.078,52 833,23 3.796,58 21.208,18

DAS Setarap Kecil 111,85 - - - 285,47 397,32

DAS Tanah Merah 440,54 - 254,98 - 1.067,66 1.763,18

DAS Tanah Merah Satui 12,12 - 717,10 - 394,46 1.123,69

DAS Terusan 34,07 2.176,87 372,16 36,47 568,14 3.187,70

DAS Tungkaran Pangeran

0,11 107,86 - 64,13 86,36 258,46

P.Burung 172,51 - - - 346,83 519,34

P.Suwangi 3,57 - - 284,90 384,29 672,77

P.Suwangi Kecil - - - - 16,36 16,36

P.Tampakan - - 222,95 - 350,99 573,94

PM (pulau kecil tak bernama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam - - 291,44 - - 291,44

Page 56: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Kesuburan Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Kanan

Sub-Sub DAS Riam Kiwa

14,45 1.378,13 2.482,53 6,06 - 3.881,18

Total 37.183,42 238.247,36 118.750,03 48.492,87 44.465,32 487.139,00

(12) Jasa ekosistem pendukung siklus hara

a. Jasa Ekosistem Unsur Hara Dirinci Per Kecamatan Kabupaten Tana Bumbu

Row Labels

Jasa Ekosistem Unsur Hara Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

Sangat

tinggi

Angsana 573,58 12.618,24 3.865,83 2.519,72 19.577,37

Batulicin 111,28 6.428,17 4.431,42 2.473,23 18,65 13.462,75

Karang Bintang 295,33 14.058,96 3.872,17 1.913,50 20.139,97

Kuranji 337,21 10.150,58 976,59 11.464,38

Kusan Hilir 1.590,50 10.667,81 9.612,13 6.837,28 129,75 28.837,47

Kusan Hulu 1.445,45 46.064,74 38.003,73 64.807,31 150.321,24

Mantewe 1.127,20 36.767,88 20.229,36 28.544,29 86.668,74

Satui 3.665,83 51.930,53 11.838,33 20.259,20 51,96 87.745,85

Simpang Empat 188,51 15.696,05 7.832,26 6.423,51 30.140,33

Sungai Loban 1.217,52 34.853,41 701,91 1.457,44 38.230,28

Jumlah Total 10.552,42 239.236,37 101.363,73 135.235,49 200,36 486.588,37

Page 57: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Unsur Hara Dirinci Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tana Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Hara Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung - - 6,49 - - 6,49

DAS Anglai 2,27 1.189,64 358,00 173,72 - 1.723,64

DAS Angsana 65,08 323,79 921,75 1.256,26 - 2.566,88

DAS Bakau 45,72 591,76 - - - 637,47

DAS Batulicin 1.691,30 59.393,29 27.626,00 22.312,09 - 111.022,67

DAS Batung-Buluh 145,73 5.487,27 35,42 321,71 - 5.990,12

DAS Belanak 0,99 182,85 3,50 41,68 - 229,02

DAS Buluh 12,45 1.178,84 348,02 596,81 - 2.136,12

DAS Bunati 226,74 2.500,42 2.101,45 505,38 - 5.333,98

DAS Bunati Kecil 2,64 - 89,13 442,37 - 534,15

DAS Cantung - 4.914,78 2.202,80 4.391,12 - 11.508,69

DAS Cuka 11,06 1.230,28 7,53 200,33 - 1.449,19

DAS Dua 196,38 2.991,59 - - - 3.187,97

DAS Dua Laut Kecil 34,97 99,84 - - - 134,81

DAS Dua Pumpung 242,30 2.200,64 - - - 2.442,94

DAS Godang-Durian 175,93 4.614,65 - - - 4.790,58

DAS Hanau 15,15 283,07 184,60 473,22 - 956,04

DAS Hanau Kecil - 244,98 158,74 152,47 - 556,19

DAS Kandang Haur - 496,28 - - - 496,28

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 3.199,95 52.536,99 44.297,18 65.165,81 105,07 165.305,00

DAS Langgawan 29,63 360,67 139,95 132,41 - 662,65

DAS Loban 71,33 742,71 - - - 814,04

DAS Panyulingan - 299,88 - - - 299,88

Page 58: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Hara Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Samariti 9,93 1.021,57 228,45 536,15 - 1.796,11

DAS Satui 3.093,11 39.816,90 11.572,96 26.998,35 52,04 81.533,37

DAS Sebamban 330,91 30.683,55 1.243,32 1.364,29 - 33.622,08

DAS Segumbang Besar 25,14 2.371,13 1.240,30 37,53 - 3.674,11

DAS Segumbang Kecil 2,87 107,12 117,50 28,08 - 255,56

DAS Sei Dua 38,01 2.027,14 750,95 1.868,68 - 4.684,78

DAS Sei Kecil - 278,11 266,61 480,77 - 1.025,50

DAS Sei Kecil Bawah - 172,12 142,05 84,29 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 8,04 459,91 422,68 88,00 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 1,83 15,10 181,92 78,61 26,22 303,68

DAS Serungga - 988,64 970,66 200,87 - 2.160,17

DAS Setarap 516,73 15.899,71 2.015,84 2.776,01 - 21.208,28

DAS Setarap Kecil 30,57 81,14 57,60 227,87 - 397,19

DAS Tanah Merah 242,14 352,47 376,62 791,99 - 1.763,21

DAS Tanah Merah Satui 4,01 288,37 566,07 265,25 - 1.123,70

DAS Terusan 34,07 2.343,37 715,26 95,05 - 3.187,75

DAS Tungkaran

Pangeran

- 127,16 84,23 46,78 - 258,17

P.Burung 7,74 164,78 109,82 236,68 - 519,02

P.Suwangi - 3,57 128,69 524,42 15,94 672,62

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 103,55 469,02 - 572,57

PM (pulau kecil tak bernama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam Kanan

- - 0,03 291,42 - 291,44

Page 59: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Hara Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

- 413,84 1.700,98 1.766,42 - 3.881,24

Total 10.514,71 239.479,90 101.503,95 135.438,27 202,17 487.139,00

(13) Jasa ekosistem pendukung produksi primer a. Jasa ekosistem produksi primer berdasarkan kecamatan

Kecamatan

Jasa ekosistem produksi primer Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 1.401,34 2.997,17 14.913,88 264,97 19.577,37

Batulicin 2.246,09 2.383,79 8.059,26 750,99 19,42 13.459,55

Karang Bintang 1.261,69 8.321,79 10.556,49 20.139,97

Kuranji 1.492,31 2.057,56 7.914,52 11.464,38

Kusan Hilir 9.582,92 7.410,04 9.036,82 2.657,15 151,60 28.838,54

Kusan Hulu 10.354,18 12.818,59 43.889,26 83.262,31 150.324,33

Mantewe 4.779,02 17.502,70 21.390,54 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 9.747,02 45.310,77 19.344,69 65,94 87.747,09

Simpang Empat 4.832,57 4.705,73 14.771,08 5.833,27 30.142,65

Sungai Loban 5.786,64 11.205,94 20.985,97 253,97 38.232,52

Jumlah Total 55.015,44 79.150,33 196.828,58 155.364,54 236,96 486.595,85

Page 60: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa ekosistem produksi primer berdasarkan Daerah Aliran Sungai

Nama DAS

Jasa Ekosistem Produksi Primer Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 756,52 717,41 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 76,86 2.399,40 79,73 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 419,69 179,93 - - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 32.339,69 40.040,26 30.583,39 - 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 3.739,98 2.020,77 - - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 - 48,51 - - 229,02

DAS Buluh 181,26 - 1.518,68 436,17 - 2.136,11

DAS Bunati 528,45 1.866,60 2.756,27 182,64 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 - 442,37 - - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 - 11.512,05

DAS Cuka 328,06 742,20 379,55 - - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.042,94 773,89 - - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 - 82,99 - - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.152,21 991,68 - - 2.442,93

DAS Godang-Durian 278,56 2.395,62 2.116,38 - - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 - 573,57 215,38 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 - 282,12 125,80 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 - 445,94 - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 18.544,47 49.776,29 78.687,21 126,64 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 203,63 222,16 - - 662,65

DAS Loban 185,13 562,97 65,94 - - 814,03

DAS Panyulingan 68,47 - 231,41 - - 299,88

DAS Samariti 234,38 - 1.340,99 220,73 - 1.796,10

Page 61: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Produksi Primer Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Satui 9.328,91 6.616,58 33.526,55 31.995,01 66,03 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 3.808,92 23.207,48 639,42 - 33.621,96

DAS Segumbang Besar 1.406,07 1.175,97 1.056,14 35,91 - 3.674,09

DAS Segumbang Kecil 226,03 - - 29,54 - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 - 3.179,30 1.013,35 - 4.684,76

DAS Sei Kecil 284,24 67,72 530,13 143,40 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 186,70 73,01 75,12 63,64 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 663,40 235,63 4,59 75,01 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 - - 81,72 26,54 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 - 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 1.926,47 16.063,76 34,50 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 - 309,01 - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 459,51 721,37 - - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 531,29 - 350,96 241,45 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 - 2.171,30 72,11 - 3.187,80

DAS Tungkaran Pangeran

174,53 18,67 26,95 38,02 - 258,17

P.Burung 117,56 - 238,76 162,70 - 519,01

P.Suwangi 128,69 - 143,34 380,49 16,53 669,05

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 118,73 453,83 - 572,56

PM - - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam Kanan

- - 0,03 294,11 - 294,13

Sub-Sub DAS Riam Kiwa

2,17 - 1.120,24 2.759,22 - 3.881,63

Total 55.029,93 79.243,63 196.987,46 155.639,35 238,63 487.139,00

Page 62: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

(14) Jasa ekosistem pendukung biodiversitas

a. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Kecamatan

Kecamatan

Jasa Ekosistem Biodiversitas Jumlah

Total sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Angsana 1.401,34 2.997,17 14.913,88 264,97 19.577,37

Batulicin 2.246,09 2.383,79 8.059,26 750,99 19,42 13.459,55

Karang Bintang 1.261,69 8.321,79 10.556,49 20.139,97

Kuranji 1.492,31 2.057,56 7.914,52 11.464,38

Kusan Hilir 9.582,92 7.410,04 9.036,82 2.657,15 151,60 28.838,54

Kusan Hulu 10.354,18 12.818,59 43.889,26 83.262,31 150.324,33

Mantewe 4.779,02 17.502,70 21.390,54 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 9.747,02 45.310,77 19.344,69 65,94 87.747,09

Simpang Empat 4.832,57 4.705,73 14.771,08 5.833,27 30.142,65

Sungai Loban 5.786,64 11.205,94 20.985,97 253,97 38.232,52

Jumlah Total 55.015,44 79.150,33 196.828,58 155.364,54 236,96 486.595,85

Page 63: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

b. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Daerah Aliran Sungai

Nama DAS

Jasa Ekosistem Biodiversitas Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 756,52 717,41 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 76,86 2.399,40 79,73 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 419,69 179,93 - - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 32.339,69 40.040,26 30.583,39 - 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 3.739,98 2.020,77 - - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 - 48,51 - - 229,02

DAS Buluh 181,26 - 1.518,68 436,17 - 2.136,11

DAS Bunati 528,45 1.866,60 2.756,27 182,64 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 - 442,37 - - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 - 11.512,05

DAS Cuka 328,06 742,20 379,55 - - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.042,94 773,89 - - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 - 82,99 - - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.152,21 991,68 - - 2.442,93

DAS Godang-Durian 278,56 2.395,62 2.116,38 - - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 - 573,57 215,38 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 - 282,12 125,80 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 - 445,94 - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 18.544,47 49.776,29 78.687,21 126,64 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 203,63 222,16 - - 662,65

DAS Loban 185,13 562,97 65,94 - - 814,03

DAS Panyulingan 68,47 - 231,41 - - 299,88

Page 64: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Biodiversitas Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

DAS Samariti 234,38 - 1.340,99 220,73 - 1.796,10

DAS Satui 9.328,91 6.616,58 33.526,55 31.995,01 66,03 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 3.808,92 23.207,48 639,42 - 33.621,96

DAS Segumbang Besar 1.406,07 1.175,97 1.056,14 35,91 - 3.674,09

DAS Segumbang Kecil 226,03 - - 29,54 - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 - 3.179,30 1.013,35 - 4.684,76

DAS Sei Kecil 284,24 67,72 530,13 143,40 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 186,70 73,01 75,12 63,64 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 663,40 235,63 4,59 75,01 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 - - 81,72 26,54 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 - 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 1.926,47 16.063,76 34,50 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 - 309,01 - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 459,51 721,37 - - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 531,29 - 350,96 241,45 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 - 2.171,30 72,11 - 3.187,80

DAS Tungkaran

Pangeran

174,53 18,67 26,95 38,02 - 258,17

P.Burung 117,56 - 238,76 162,70 - 519,01

P.Suwangi 128,69 - 143,34 380,49 16,53 669,05

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 118,73 453,83 - 572,56

PM (pulau kecil tanpa

nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam Kanan

- - 0,03 294,11 - 294,13

Page 65: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Nama DAS

Jasa Ekosistem Biodiversitas Jumlah

Total (ha) sangat rendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

2,17 - 1.120,24 2.759,22 - 3.881,63

Total 55.029,93 79.243,63 196.987,46 155.639,35 238,63 487.139,00

BUPATI TANAH BUMBU,

H. SUDIAN NOOR

NN
Typewriter
Ttd.
Page 66: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

LAMPIRAN II

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU

NOMOR 6 TAHUN 2019 TENTANG

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

TARGET IKLH DI KABUPATEN TANAH BUMBU

KETERANGAN TARGET

2021 2026 2031 2036 2041 2046

IKLH : 60,96 62,84 64,73 66,61 68,49 70,38

Air 54,32 57,32 60,32 63,32 66,32 69,32

Udara 88,69 88,84 88,99 89,14 89,29 89,44

Tutupan Hutan

45,15 45,40 45,65 45,90 46,15 46,40

BUPATI TANAH BUMBU,

H. SUDIAN NOOR

NN
Typewriter
Ttd.
Page 67: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

LAMPIRAN III

PERATURAN DAERAH KABUPATEN

TANAH BUMBU

NOMOR TAHUN 201

TENTANG

RENCANA PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

HIDUP

KABUPATEN TANAH BUMBU

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

NN
Typewriter
6
NN
Typewriter
9
Page 68: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

ii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................I-1

1.1.Latar Belakang ..................................................................................................... I-1

1.2. Tujuan Sasaran dan Manfaat ..............................................................................I-7

1.2.1.Tujuan ........................................................................................................I-7

1.2.2. Sasaran .....................................................................................................I-7

1.2.3. Manfaat ....................................................................................................I-8

1.3. Ruang Lingkup ...................................................................................................I-8

1.4. Dasar Hukum .....................................................................................................I-8

1.5. Lingkup Kegiatan, Data dan Fasilitas Penunjang Serta Alih Pengetahuan..............I-9

1.6. Tahapan Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup.................................................................................................................I-9

BAB II KONDISI DAN INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG

WILAYAH ................................................................................................II-1

2.1. Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu .................................................................... II-1

2.1.1. Kondisi Fisik Alam .................................................................................... II-1

2.1.1.1. Posisi Geografi .............................................................................. II-2

2.1.1.2. Kondisi Demografi ...................................................................... II-14

2.1.1.3. Kondisi Infrastruktur .................................................................... II-14

2.2. Jasa Ekosistem ................................................................................................ II-16

2.3. Indikasi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan .................................. II-117

2.3.1. Daya Dukung Lingkungan ..................................................................... II-117

2.3.2. Daya Tampung Lingkungan .................................................................. II-118

2.4. Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkiungan terhadap Perijinan................ II-124

2.4.1. Perijinan HGU terhadap DDDT Daerah Aliran Sungai........................... II-124

2.4.2. Perijinan IPPKH terhadap DDDT Daerah Aliran Sungai ........................ II-127

2.4.3. Perijinan HTI terhadap DDDT Daerah Aliran Sungai ............................ II-130

2.4.4. Perijinan HTI terhadap DDDTDaerah Aliran Sungai .............................. II-131

2.4.5. Semua Perijinan terhadap DDDT Daerah liran Sungai .......................... II-136

Page 69: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

iii

BAB III PERMASALAHAN DAN TARGET LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

TANAH BUMBU .................................................................................. III-1

3.1. Permasalahan Lingkungan Hidup ...................................................................... III-1

3.1.1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Tanah Bumbu .................................... III-2

3.1.2. Pencemaran Air Permukaan/Sungai ........................................................ III-2

3.1.3. Pencemaran Udara Ambien dan Kebakaran Hutan/Lahan ...................... III-5

3.1.4. Bencana Alam ........................................................................................ III-8

3.1.5. Penurunan Luasan Tutupan Hutan / Lahan dan Banjir ........................... III-10

3.1.6. Telaahan Isu Pokok Permasalahan Lingkungan ....................................... III-11

3.1.7. Analisis Driver (Pendorong), Pressure (Tekanan), State (Kondisi),

Impact (dampak), dan Response ............................................................ III-13

3.1.8. Target Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Hidup ........ III-23

BAB IV ARAHAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN TANAH BUMBU .............................................................. IV-1

4.1. Rencana Pemanfaatan Dan/Atau Pencadangan Sumber Daya Alam.................. IV-2

4.2. Rencana Pemanfaatan Dan/Atau Pencadangan Sumber Daya Alam ................ IV-14

4.3. Rencana Pengendalian, Pemantauan serta Pendayagunaan dan Pelestarian Sumber

Daya Alam ..................................................................................................... IV-21

4.4. Rencana Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim ........................................... IV-25

Page 70: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jarak Dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten di Kabupaten Tanah

Bumbu Tahun 2015 ................................................................................ II-3

Tabel 2.2. Luas Wilayah Kabupaten Menurut Kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu

Tahun 2015 ............................................................................................ II-5

Tabel 2.3. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Air Laut (Dpl) di Kabupaten

Tanah Bumbu Tahun 2015 ..................................................................... II-6

Tabel 2.4. Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta Jumlah Kelurahan di

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015.................................................... II-7

Tabel 2.5. Jumlah Curah Hujan Kabupaten Menurut Kecamatan di Kabupaten Tanah

Bumbu Tahun 2015 ................................................................................ II-8

Tabel 2.6. Suhu Udara dan Kelembaban Udara di Kabupaten Tanah Bumbu

Tahun 2015 ............................................................................................ II-8

Tabel 2.7. Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran

Matahari Menurut Bulan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015 ........ II-9

Tabel 2.8. Nama Sungai dan Panjangnya di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun

2015 ...................................................................................................... II-11

Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Tanah

Bumbu Tahun 2015 ............................................................................... II-14

Tabel 2.10. Sarana Kebersihan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015 ................ II-16

Tabel 2.11. Sarana Kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015 .................. II-17

Tabel 2.12. Klasifikasi Layanan Ekosistem ............................................................... II-18

Tabel 2.13. Bentuk Lahan di Kabupaten Tanah Bumbu ........................................... II-19

Tabel 2.14. Jenis Tanah ......................................................................................... II-20

Tabel 2.15. Jenis Tanah dan Pemanfaatan ............................................................. II-23

Tabel 2.16. Jenis Penutup Lahan di Kabupaten Tanah Bumbu ............................... II-28

Tabel 2.17. Klasifikasi Tutupan Lahan di Kabupaten Tanah Bumbu ........................ II-29

Tabel 2.18. Kelas Penutupan Lahan ....................................................................... II-32

Tabel 2.19. Klasifikasi Jasa Ekosistem ..................................................................... II-32

Tabel 2.20. Skoring DDDT Ketersediaan Air .......................................................... II-34

Tabel 2.21. Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Per Kecamatan Kabupaten

Tanah Bumbu .................................................................................... II-34

Tabel 2.22. Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Berdasarkan Daerah Aliran

Sungai (DAS) Kabupaten Tanah Bumbu .............................................. II-35

Tabel 2.23. Skoring DDDT Ketersediaan Pangan ................................................... II-38

Page 71: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

v

Tabel 2.24. Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan Per Kecamatan Kabupaten

Tanah Bumbu .................................................................................... II-39

Tabel 2.25. Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan Berdasarkan Daerah Aliran

Sungai Kabupaten Tanah Bumbu ........................................................ II-39

Tabel 2.26. Skoring DDDT Ketersediaan Serat ....................................................... II-43

Tabel 2.27. Jasa Ekosistem Penyediaan Serat/ Fiber Berdasarkan Administrasi

Kabupaten Tanah Bumbu ................................................................... II-43

Tabel 2.28. Jasa Ekosistem Penyediaan Serat/ Fiber Berdasarkan Daerah Aliran Sungai

Kabupaten Tanah Bumbu ................................................................... II-46

Tabel 2.29. Skoring DDDT Ketersediaan Sumber Daya Genetik ............................. II-49

Tabel 2.30. Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik Berdasarkan Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu .................................................................. II-49

Tabel 2.31. Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik Berdasarkan Daerah Aliran

Sungai Kabupaten Tanah Bumbu ........................................................ II-50

Tabel 2.32. Skoring DDDT Pengaturan Iklim ......................................................... II-56

Tabel 2.33. Skoring DDDT Pengaturan Iklim ......................................................... II-56

Tabel 2.34. Jasa Ekosistem Pengaturan iklim Berdasarkan Administrasi

Kabupaten Tanah Bumbu ................................................................... II-56

Tabel 2.35. Jasa Ekosistem Pengaturan iklim Berdasarkan DAS Kabupaten

Tanah Bumbu .................................................................................... II-57

Tabel 2.36. Skoring DDDT Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir ......................... II-63

Tabel 2.37. Jasa Ekosistem Pengaturan Air dan Banjir Berdasarkan Administrasi

Kabupaten Tanah Bumbu ................................................................... II-63

Tabel 2.38. Jasa Ekosistem Pengaturan Air dan Banjir Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu .............................................. II-64

Tabel 2.39. Skoring DDDT Penyediaan Energi....................................................... II-69

Tabel 2.40. Jasa Ekosistem Penyediaan Bahan Bakar Berdasarkan Administrasi

Kabupaten Tanah Bumbu ................................................................... II-70

Tabel 2.41. Jasa Ekosistem Penyediaan Bahan Bakar Berdasarkan DAS

Kabupaten Tanah Bumbu ................................................................... II-70

Tabel 2.42. Skoring DDDT Pembentukan Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan

.......................................................................................................... II-75

Tabel 2.43. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan Dirinci

Per Kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu ....................................... II-76

Tabel 2.44. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan Dirinci

Per Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Tanah Bumbu ........................ II-76

Tabel 2.45. Skoring DDDT Unsur Hara .................................................................. II-81

Tabel 2.46. Jasa Ekosistem Unsur Hara Dirinci Per Kecamatan Kabupaten

Tanah Bumbu .................................................................................... II-82

Page 72: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

vi

Tabel 2.47. Jasa Ekosistem Unsur Hara Dirinci Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah

Bumbu ............................................................................................... II-82

Tabel 2.48. Skoring DDDT Produksi Primer .......................................................... II-87

Tabel 2.49. Jasa Ekosistem Produksi Primer Berdasarkan Kecamatan ..................... II-87

Tabel 2.50. Jasa Ekosistem Produksi Primer Berdasarkan Daerah Aliran Sungai ...... II-88

Tabel 2.51. Skoring DDDT Biodiversitas ................................................................ II-93

Tabel 2.52. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Kecamatan .......................... II-93

Tabel 2.53. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Daerah Aliran Sungai ........... II-94

Tabel 2.54. Skoring DDDT Tempat Tinggal dan Ruang Hidup .............................. II-99

Tabel 2.55. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup .............................. II-99

Tabel 2.56. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup ............................. II-100

Tabel 2.57. Skoring DDDT Rekreasi dan Ekosistem .............................................. II-105

Tabel 2.58. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ekosistem .............................................. II-106

Tabel 2.59. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ekosistem .............................................. II-106

Tabel 2.60. Skoring DDDT Estetika Alam .............................................................. II-111

Tabel 2.61. Jasa Ekosistem Estetika Alam Berdasarkan Administrasi Kabupaten

Tanah Bumbu .................................................................................... II-112

Tabel 2.62. Jasa Ekosistem Estetika Alam Berdasarkan Daerah Aliran Sungai

(DAS) Kabupaten Tanah Bumbu ......................................................... II-112

Tabel 2.63. Daya Dukung Daya Tampung berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Tanah Bumbu ................................................................... II-119

Tabel 2.64. Daya Dukung Daya Tampung berdasarkan Daerah Aliran Sungai

(DAS) Kabupaten Tanah Bumbu ........................................................ II-122

Tabel 3.1 Rentang Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup ...................................... III-1

Tabel 3.2. IKLH Tanah Bumbu tahun data 2015 - 2016 .......................................... III-2

Tabel 3.3. Status Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran ............................. III-3

Tabel 3.4. Status Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran ............................. III-6

Tabel 3.5. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan di

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 ..................................................... III-7

Tabel 3.6. Penggunaan Lahan oleh HGU terhadap Daerah Aliran Sungai .............. III-16

Tabel 3.7. Analisis Driver (Pendorong), Pressure (Tekanan), State (Kondisi),

Impact (dampak), dan Response .......................................................... III-21

Tabel 3.8. Target IKLH Kabupaten Tanah Bumbu ................................................ III-23

Tabel 4.1 Rencana Pemanfaatan dan/ atau Pencadangan Sumber Daya Alam ....... IV-4

Tabel 4.2. Rencana Pemanfaatan dan/atau Pencadangan Sumber Daya Alam

Berdasarkan Jasa Ekosistem ................................................................... IV-6

Page 73: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

vii

Tabel 4.3. Rencana Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas dan/atau Fungsi

Lingkungan Hidup ................................................................................ IV-16

Tabel 4.4. Rencana Pengendalian Pemantauan serta Pendayagunaan dan

Pelestarian Sumber Daya Alam ............................................................ IV-23

Tabel 4.5. Rencana Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim .................................. IV-28

Page 74: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

viii

DAFTAR PETA

Peta 2.1. Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu ...................................................... II-4

Peta 2.2. Klimatologi Kabupaten Tanah Bumbu ..................................................... II-10

Peta 2.3.DAS Kabupaten Tanah Bumbu ................................................................. II-12

Peta 2.4. Hidrologi Kabupaten Tanah Bumbu ........................................................ II-13

Peta 2.5. Jasa Ekosistem Air berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu ... II-36

Peta 2.6. Jasa Ekosistem Air berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten

Tanah Bumbu ........................................................................................ II-37

Peta 2.7. Jasa Ekosistem Pangan Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah

Bumbu .................................................................................................... II-41

Peta 2.8. Jasa Ekosistem Pangan Berdasarkan DAS Kabupaten Tanah Bumbu ........ II-42

Peta 2.9. Jasa Ekosistem Serat/ Fiber Berdasarkan Administrasi Kabupaten

Tanah Bumbu ........................................................................................ II-45

Peta 2.10. Jasa Ekosistem Serat/ Fiber Berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Kabupaten Tanah Bumbu ..................................................................... II-48

Peta 2.11. Jasa Ekosistem Genetik Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

............................................................................................................ II-53

Peta 2.12. Jasa Ekosistem Genetik Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Tanah

Bumbu ................................................................................................. II-54

Peta 2.13. Jasa Ekosistem Pengatur Iklim Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah

Bumbu ................................................................................................. II-60

Peta 2.14. Jasa Ekosistem Pengatur Iklim Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten

Tanah Bumbu ....................................................................................... II-61

Peta 2.15. Jasa Ekosistem Pengatur Tata Air dan Banjir Berdasarkan Administrasi

Kabupaten Tanah Bumbu .................................................................... II-67

Peta 2.16. Jasa Ekosistem Pengatur Tata Air dan Banjir Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu ............................................... II-68

Peta 2.17. Jasa Ekosistem Energi Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah

Bumbu ................................................................................................. II-73

Peta 2.18. Jasa Ekosistem Energi Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah

Bumbu ................................................................................................. II-74

Peta 2.19. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pengelolaan Kesuburan

Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu ............................. II-79

Peta 2.20. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pengelolaan Kesuburan

Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu ............... II-80

Peta 2.21. Jasa Ekosistem Unsur Hara Berdasarkan Administrasi Kabupaten

Page 75: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

ix

Tanah Bumbu ...................................................................................... II-85

Peta 2.22. Jasa Ekosistem Unsur Hara Berdasarkan Daerah Aliran Sungai

Kabupaten Tanah Bumbu ..................................................................... II-86

Peta 2.23. Jasa Ekosistem Produksi Primer berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah

Bumbu .................................................................................................. II-91

Peta 2.24. Jasa Ekosistem Produksi Primer berdasarkan Daerah Aliran Sungai

Kabupaten Tanah Bumbu .................................................................... II-92

Peta 2.25. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Administrasi Kabupaten

Tanah Bumbu ..................................................................................... II-97

Peta 2.26. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten

Tanah Bumbu ...................................................................................... II-98

Peta 2.27. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Berdasarkan Administrasi

Kabupaten Tanah Bumbu .................................................................... II-103

Peta 2.28. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Berdasarkan DAS

Kabupaten Tanah Bumbu .................................................................... II-104

Peta 2.29. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ekosistem Berdasarkan Administrasi Kabupaten

Tanah Bumbu ..................................................................................... II-109

Peta 2.30. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ekosistem berdasarkan Daerah Aliran

Sungai Kabupaten Tanah Bumbu ......................................................... II-110

Peta 2.31. Jasa Ekosistem Estetika Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

............................................................................................................ II-115

Peta 2.32. Jasa Ekosistem Estetika Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah

Bumbu ................................................................................................. II-116

Peta 2.33. Daya Dukung Daya Tampung berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah

Bumbu ................................................................................................. II-121

Peta 2.34. Daya Dukung Daya Tampung berdasarkan DAS Kabupaten Tanah Bumbu II-

123

Peta 2.35. Daya Dukung Daya Tampung terhadap Usaha Perkebunan

Kabupaten Tanah Bumbu .................................................................... II-126

Peta 2.36. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan dan Ijin Pinjam Pakai

Kawasan Hutan Kabupaten Tanah Bumbu........................................... II-129

Peta 2.37. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan dan Perijinan Usaha

Kehutanan (Tanaman) Kabupaten Tanah Bumbu ................................ II-132

Peta 2.38. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan dan Perijinan Usaha Kehutanann

(Alam) Kabupaten Tanah Bumbu ........................................................ II-135

Peta 2.39. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan dan Perijinan Semua

Usaha Kabupaten Tanah Bumbu ......................................................... II-145

Peta 3.1. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan dan perijinan Semua

Usaha Kabupaten Tanah Bumbu ......................................................... III-20

Page 76: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Prosentase Kemampuan Daya Dukung Daya Tampung Kabupaten Tanah

Bumbu ............................................................................................... II-121

Page 77: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sumber daya alam telah dimanfaatkan sebagai modal utama dalam

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan seperti yang

diuraikan dalam RPJM Kalimantan Selatan. Pemanfaatan sumber daya alam yang

berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pembangunan akan

berimplikasi terhadap potensi kerusakan sumber daya alam. Pola pemanfaatan sumber

daya alam yang diatur dalam suatu penataan kawasan lindung, kawasan konservasi dan

kawasan budidaya, yang mendukung pembangunan saat ini masih belum dilaksanakan

secara optimal.

Lingkungan hidup hampir selalu dikaitkan dengan kerusakan dan pencemaran

sumberdaya alam yang kemudian disebut sebagai kerusakan dan pencemaran

lingkungan hidup. Untuk mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup

dijalankan instrumen penegakan hukum lingkungan serta sejumlah instrumen lainnya

termasuk pengendalian dampak pembangunan, seperti AMDAL. Adapun isu-isu terkait

dengan hutan dan lahan, maupun isu-isu lingkungan perkotaan dikendalikan melalui

pelaksanaan berbagai kebijakan yang terkait dengan pelestarian keanekaragaman

hayati, kebersihan kota, sungai, pesisir dan lain-lain.

Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di atas, dalam implementasinya lebih

mengarah pada penyelesaian persoalan lingkungan hidup yang menjadi bagian hilir dari

proses pembangunan. Kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup adalah “produk”

kumulatif dari pembangunan berbagai sektor. Cara pendekatan demikian itu dianggap

tidak lagi efektif, dan oleh karena itu dalam proses penyusunan penggantian undang-

undang, kebijakan LH diperkuat untuk masuk ke hulu permasalahan.

Pembangunan merupakan upaya sadar dalam mengolah dan memanfaatkan

sumber daya alam untuk meningkatkan kemakmuran rakyat yang mengandung resiko

pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Kerusakan atau kepunahan salah satu

sumber daya alam akan mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat yang tidak

dapat dinilai dengan materi, namun pemulihan kembali ke keadaan semula tidak

Page 78: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 2

mungkin dilakukan.

Permasalahan lingkungan merupakan permasalahan yang menyeluruh dan

melibatkan banyak pihak, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat pada

umumnya. Oleh karena itu pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara

terpadu dan bersinergi dengan penataan ruang, perlindungan sumber daya alam non

hayati, perlindungan sumber daya buatan, konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang tidak dilakukan sesuai

dengan daya dukungnya dapat menimbulkan krisis pangan, air, energi dan lingkungan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir seluruh jenis sumberdaya alam dan

komponen lingkungan hidup cenderung mengalami penurunan kualitas dan

kuantitasnya dari waktu ke waktu.

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2017 Tentang Rencana Perlindungan Dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan menyebutkan bahwa Daya

Dukung Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Daya Dukung adalah kemampuan

lingkungan hidupuntuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan

keseimbangan antar keduanya.

Berdasarkan Pasal 1 Ayat (16) Peraturan Daerah No 2 Tahun 2017 Tentang

Rencana Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan.

Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu wilayah daratan yang

merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi

menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau

atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas

di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Dalam era otonomi daerah, pengelolaan lingkungan hidup mengacu pada

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup yang diperundangkan pada tanggal 3 Oktober 2009

mengamanatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang lebih baik.

Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup, ekoregion merupakan unit atau satuan wilayah dalam melakukan

inventarisasi lingkungan hidup (pasal 6) dan menentukan daya dukung dan daya

tampung serta cadangan sumber daya alam (pasal 8). Selanjutnya disebutkan bahwa

ekoregion adalah sebagai salah satu dasar dalam penyusunan Rencana Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) yang merupakan kewajiban dari semua

tingkatan pemerintahan, mulai dari Pusat, Pemerintahan Provinsi sampai Pemerintahan

Kabupaten dan Kota (pasal 9).

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya sistematis dan

Page 79: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 3

terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah

terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi

perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan

hukum (Berdsarkan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2017, Pasal 1 Ayat 6).

Peraturan Daerah No 2 Tahun 2017 Tentang Rencana Perlindungan Dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan bahwa yang dimaksud

dengan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya

disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan

hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.

Selama ini kebijakan, rencana dan program perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup masih belum sesuai dengan kondisi eksisting lingkungan hidup.

Dengan memperhatikan amanat Pasal 10 Ayat (1) undang undang nomor 32 tahun 2009

tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan Surat Edaran Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup (RPPLH), maka setiap kepala daerah sesuai dengan kewenangannya perlu

menyusun rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta

menetapkannya ke dalam perda baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota sesuai

dengan kewenangannya.

Selanjutnya berdasarkan Pasal 10 Ayat (5) Undang-undang nomor 32 Tahun

2009, Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) menjadi

dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) dan

rencana pembangunan jangka menengah (RPJM).

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan LH (RPPLH) Nasional sebagai Acuan

Pembangunan Nasional. Urgensi Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (RPPLH) dalam Pembangunan Nasional

Sebelum terbitnya UU No 32 Tahun 2009, praktek penyelenggaran

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup seringkali difokuskan pada upaya

pengendalian kerusakan dan pencemaran yang sifatnya pada tingkat di hilir saja, tanpa

melihat akar permasalahan yang lebih mendasar di tingkat kebijakan, rencana maupun

program. Sementara terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup sangat

dipengaruhi oleh pengelolaan sumber daya alam yang kurang berkelanjutan. UU

Nomor 32/2009 memberi peluang besar untuk mengelola lingkungan hidup dan

sumberdaya alam secara lebih efektif sejak perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, dan pengawasan serta penegakan hukum. Dalam hal perencanaan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, fokus muatan yang akan dicakup,

yaitu: (1) pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam; (2) pemeliharaan dan

perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup; (3) pengendalian,

Page 80: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 4

pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam; dan (4) adaptasi

dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Untuk memperkuat perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup tersebut, UU Nomor 32/2009 memandatkan bahwa untuk menyusun rencana

perlindungan dan pengelolaan LH harus berbasis ekoregion yang mempertimbangkan

keragaman dan karakteristik wilayah. Peta ekoregion skala 1:500.000 untuk

mendukung RPPLH Nasional telah dilaunching pada Juni 2013 lalu yang akan

ditindaklanjuti dengan peta ekoregion skala minimal 1:250.000 untuk mendukung

RPPLH tingkat provinsi dan skala minimal 1:50.000 untuk mendukung RPPLH

kabupaten/kota. Dengan demikian, ekoregion merupakan kekuatan RPPLH yang dapat

mewujudkan arah Kebijakan Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup sesuai dengan karakteristik ekoregion yang mempertimbangkan aspek darat dan

laut.

Bencana yang sering terjadi akhir-akhir ini, seperti banjir, longsor, kekeringan,

pencemaran sungai dan laut, kekurangan air bersih, kerusakan tanah, dan polusi udara

mengindikasikan bahwa daya dukung lingkungan hidup telah terlampui. Peningkatan

frekuensi bencana lingkungan hidup tersebut terjadi seiring dengan pembangunan yang

terus berlangsung. Untuk itu, sangat penting melakukan perbaikan kebijakan, rencana,

maupun program pembangunan secara terus menerus dengan mempertimbangkan

semua aspek, termasuk lingkungan hidup. UU Nomor 32/2009 mengamanatkan bahwa

RPPLH dijadikan dasar dan dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Dalam hal ini, RPPLH

Nasional menjadi sangat penting dalam mengarahkan pembangunan nasional agar

fungsi lingkungan hidup tetap terjaga.

Masalah dan Isu Strategis Lingkungan Hidup Nasional yaitu adanya gejala

peningkatan frekuensi dan luas bencana lingkungan hidup secara fisik disebabkan oleh

beberapa faktor yang terjadi secara bersamaan atau tidak bersamaan di suatu wilayah,

antara lain: a) kerusakan hutan; b) terjadinya lahan kritis; c) besarnya beban pencemar;

d) pelanggaran tata ruang dan perijinan. Tidak hanya bencana lingkungan yang

cenderung semakin meningkat, namun juga terjadi semakin maraknya konflik sosial,

adanya kesenjangan kondisi antar ekoregion/pulau, ketimpangan terhadap

pemanfaatan SD Alam.

Berbagai situasi tersebut sesungguhnya merupakan produk kumulatif dari

pembangunan berbagai sektor antara lain: a) belum terselesaikannya persoalan hak-hak

atas SDA dan pengelolaannya secara adil (mis. antar nelayan tradisional dengan nelayan

trawl / menangkap kerumunan ikan dengan jaring yang sangat besar, tidak memandang

ikan kecil dan besar ikut terjaring); b) kebijakan pembangunan yang masih kuat

Page 81: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 5

diimplementasikan pada tataran produksi dan eksploitasi SDA, sedangkan pengendalian

daya dukung LH melalui kerjsama antar wilayah administrasi belum kuat; c) kebijakan

anggaran berbasis lingkungan yang belum terwujud dengan baik, termasuk juga

internalisasi biaya lingkungan dan dampaknya ke dalam biaya produksi; d) belum

efektifnya upaya konservasi dan rehabilitasi dari berbagai aspek seperti : rendahnya

insentif dan disinsentif, ketepatan ukuran kinerja, pendekatan yang hanya berbasis

proyek; e) kapasitas dan tata kelola lingkungan hidup. Penyelesaian persoalan tersebut

tidak dapat hanya dilakukan pada bagian hilir dari proses pembangunan saja, namun

penyelesaiannya perlu diperkuat untuk masuk ke hulu atau akar masalah.

Isu strategis untuk mengatasi permasalahan PPLH yang nantinya perlu

dituangkan dalam RPPLH Nasional antara lain:

1. Informasi dan Manajemen Pengetahuan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup

Informasi dan pengetahuan sangat penting untuk selalu diperbarui untuk menjadi

dasar bagi pengendalian pembangunan agar tidak melampaui daya dukung

lingkungan. Keterbukaan informasi bagi stakeholders, termasuk status LH dan

transparansi perizinan pemanfaatan SDA, akan menjadi sumber pengetahuan dan

pengawasan LH oleh publik.

2. Kapasitas Lembaga dan Pengorganisasian dalam Implementasi Kebijakan

Kepemimpinan dan kapasitas jaringan kerja yang kuat pada seluruh stakeholder

dalam arti luas di pusat maupun daerah yang terkait dengan penguatan dan

implementasi sesara efektif kebijakan PPLH termasuk PSDA. Dengan pemahaman

bahwa kinerja perlindungan dan pengelolaan LH sangat ditentukan oleh perilaku

seluruh stakeholder. Perbaikan kinerja LH yang menuntut visi jangka panjang

cenderung kurang harmonis dengan arah pembangunan ekonomi dan politik

eksploitasi SDA jangka pendek sehingga kerusakan lingkungan terus terjadi.

Dampak kerusakan lingkungan hidup tidak dapat dibatasi oleh batas administrasi

ataupun batas yurisdiksi sektoral. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sangat tergantung pada

kerjasama antar wilayah administrasi maupun antar sektor. Penetapan program

pembangunan bersama antar wilayah administrasi dan

antar sektor dengan mempertahankan daya dukung lingkungan menjadi

keniscayaan. Untuk menghindari konflik kepentingan antar pihak dalam

membangun program pembangunan bersama tersebut, perlu dibangun leadership

LH yang antara lain mengembangkan jejaring LH termasuk dengan para pihak di

luar pemerintah (LSM, Media, PerguruanTinggi, Organisasi Masyarakat, DPR/D,

dll).

Page 82: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 6

3. Pemanfaatan dan/atau Pencadangan Sumber Daya Alam (SDA)

SDA yang terkait dengan penggunaan lahan, seperti hutan, tambang, dan kebun

sudah sampai pada kondisi kritis, bukan hanya menjadi penyebab kerusakan dan

pencemaran lingkungan, termasuk hilangnya sumber-sumber air bersih, tetapi juga

menjadi sumber konflik dan ketidakadilan pemanfaatannya. Di sisi lainnya,

sumberdaya perairan/laut masih belum optimal pemanfaatannya, terjadi

kemiskinan nelayan di satu sisi dan di sisi lain telah terjadi kerusakan habitat dan

over eksploitasi beberapa jenis ikan. untuk melakukan penghematan dan

pencadangan pemanfaatan SDA secara umum.

4. Perlindungan dan pemulihan daya dukung Terkait dengan upaya perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup, pemulihan daya dukung, termasuk pemulihan

masalah sosial, merupakan hal yang sangat penting. Untuk mencapai tujuan

tersebut, penguatan kelembagaan untuk perlindungan dan konservasi SDA,

terutama di kawasan lindung, perlu mendapat prioritas antara lain melalui

penerapan kebijakan ekonomi, regulasi dan insentif LH.

5. Pengendalian beban lingkungan hidup Kapasitas pengendalian beban lingkungan

hidup di Indonesia tidak sebanding dengan sebaran lokasi sumber pencemar yang

sangat luas. Sementara itu kebijakan penataan ruang dan kebijakan lainnya belum

mampu menanggulangi semakin terkonsentrasinya beban lingkungan hidup di

wilayah-wilayah perkotaan, pelabuhan dan industri. Terkait dengan pengendalian

beban lingkungan hidup diperlukan prioritas pada kawasan khusus seperti urban-

perkotaan, pelabuhan, industri, dll sebagai wilayah target pengendalian beban

lingkungan.

6. Kebijakan Penegakan hukum, peningkatan kapasitas tersebut perlu pula

diwujudkan melalui pengembangan jejaring hukum lingkungan Kapasitas yustisia

dalam penegakan hukum lingkungan perlu diperluas dengan mengkaitkan

pelanggaran hukum lingkungan hidup dengan penataan ruang, pencegahan

perusakan hutan, pencucian uang, tindak pidana korupsi, dll. sehingga terwujud

kluster-kluster di setiap wilayah ekoregion.

RPPLH bersifat kompleks dan saling terkait dengan berbagai peraturan-

perundangan lain. Apabila mengacu pada UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, terlihat bahwa RPPLH merupakan peraturan-

perundangan yang berdiri sendiri, namun di lain pihak dalam mandatnya juga harus

menjadi dasar dan sekaligus harus dimuat dalam RPJP dan RPJM, baik di tingkat

nasional maupun daerah, serta muatannya terkait dengan pengelolaan SDA. Oleh

karena itu, karena sifatnya yang cross-cutting, maka RPPLH akan terkait dengan

Page 83: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 7

berbagai peraturan-perundangan yang telah ada maupun yang sedang dalam proses

penyusunan, baik secara horizontal maupun vertikal. Dengan demikian, menjadi

penting dan merupakan tantangan agar dalam penyusunan RPPLH harus harmoni dan

sinergi dengan perencanaan pembangunan nasional yang sudah berjalan dan dengan

berbagai perencanaan pemanfaatan sumber daya alam. Apabila dicermati

perkembangan perencanaan, saat ini banyak bermunculan dokumen-dokumen

perencanaan yang mungkin mempunyai level perencanaan yang berbeda-beda.

Penguatan anggaran berbasis lingkungan juga menjadi tantangan untuk merealisasikan

secara efisien dan efektif penanganan isu PPLH yang cross cutting.

Penyusunan RPPLH menghendaki kehati-hatian, agar peraturan yang baru tidak

menambah kerumitan dan tumpang tindih pengaturan terhadap objek yang sama.

Meskipun RPPLH merupakan peraturan yang baru, skema disainnya harus dapat mengisi

gap perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang ada, dapat

mengatasi akar permasalahan PPLH, serta agar dapat diimplementasikan secara efektif.

Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut dan tercapainya RPPLH yang

efektif, diperlukan strategi yang tepat antara lain: 1) membangun pemahaman yang

sama terhadap RPPLH; 2) meningkatkan komunikasi dan interaksi yang efektif dengan

stakeholder strategis; 3) menetapkan masalah, isu strategis, solusi dan ukuran

keberhasilan yang tepat; 4) membangun kesepakatan terhadap substansi, kelembagaan

termasuk prosedur dan mekanisme, pendanaan, pengaturannya serta monitoring dan

evaluasinya untuk menuju perbaikan yang berkelanjutan.

1.2. TUJUAN SASARAN DAN MANFAAT

1.2.1. Tujuan

Tujuan dalam penyusunan RPPLH ini adalah untuk mewujudkan kualitas

lingkungan hidup Kabupaten Tanah Bumbu yang baik dan sehat, serta ketersediaan

sumber-daya alam yang baik untuk kesejahteraan rakyat, menuju pembangunan

berkelanjutan;

1.2.2. Sasaran

Sasaran dari penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Kabupaten Tanah Bumbu adalah :

1. Terjaganya kualitas lingkungan hidup yang memberikan daya dukung bagi

pembangunan berkelanjutan melalui pengendalian pencemaran, pengelolaan

DAS, keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan iklim.

2. Menjaga keseimbangan ekosistem dan keberadaan SDA untuk kelangsungan

Page 84: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 8

kehidupan melalui penjagaan DAS dan sumber mata air serta menjaga daya

dukung fisik ruang wilayah serta kualitasnya.

1.2.3. Manfaat

1. Sebagai panduan bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dalam penyusunan

dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

2. Sebagai pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun

rencana arahan kebijakan dan strategi dalam pembangunan di bidang lingkungan

hidup.

1.3. RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wialayah RPPLH Kabupaten Tanah Bumbu terbatas pada wilayah

daratan (ekoregion darat) sesuai dengan batas kewenangan kabupaten yang

ditetapkan dalam praturan yang berlaku.

2. Ruang Lingkup Waktu

Jangka waktu pelaksanaan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Kabupaten Tanah Bumbu ini selama 30 (tiga puluh) tahun.

1.4. DASAR HUKUM

Landasan Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup (RPPLH) Kabupaten Tanah Bumbu sebagai berikut:

− UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

− UU No. 41 Tahun 1999 dan UU No. 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan

− UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

− UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional

− UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

− UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

− UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

− UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

− UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

− UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air

− PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

− PP No. 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi

Page 85: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 9

Kawasan Hutan.

− Perpres No. 7 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) 2010-2014.

− Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor:

SE.5/MENLHK/PKTL/PLA.3/11/2016 tentang Penyusunan Rencana Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten/Kota.

1.5. LINGKUP KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

SERTA ALIH PENGETAHUAN

a. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan pekerjaan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu ini berupa Penyusunan Dokumen

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) dan

Penyusunan Naskah Akademis Draft Raperda RPPLH Kabupaten Tanah Bumbu

yang terbatas padawilayah ekoregion darat Kabupaten Tanah Bumbu.

b. Data dan Fasilitas Penunjang

Pihak pemberi pekerjaan akan mengangkat petugas atau wakilnya yang akan

bertindak sebagai pendamping (counterpart) dalam rangka pelaksanaan

pekerjaan jasa konsultansi berupa Panel Pakar dan Tim Teknis Penyusunan

RPPLH Kabupaten Tanah Bumbu baik melaui FGD maupun forum diskusi. Selain

itu Pengguna Anggaran juga akan menyediakan data yang dimiliki sesuai dengan

kebutuhuhan dalam penyusunan kegiatan ini. Pihak pelaksana jasa konsultansi

harus menyediakan tenaga (SDM), peralatan dan fasilitas yang memadai selama

masa pelaksanaan pekerjaan sesuai metode yang digunakan.

c. Alih Pengetahuan

Penyedia jasa Konsultansi akan melakukan kegiatan koordinasi, diskusi dan

presentasi dengan pihak Pengguna Anggaran dalam kegiatan tersebut beserta

timteknis maupun orang ditunjuk yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

inidalam rangka alih pengetahuan.

1.6. TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PERLINDUNGAN

DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

a. Persiapan

Pada tahap persiapan, dilaksanakan koordinasi awal terkait rencana kerja,

Page 86: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu 1 - 10

penyiapan format dan pengumpulan data awal khususnya data sekunder,

kesepakatan awal indikator dan bobot terkait jasa lingkungan.

b. Inventarisasi Lingkungan Hidup

Dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dan informasi sumber daya alam

seperti (minimal tersedia) data SLHD 5 tahun terakhir, profil daerah, daerah

dalam angka 5 tahun terakhir, IKLH 3 tahun terakhir, data hasil pemantauan

kualitas lingkungan hidup, peta indikasi Daya Dukung dan Daya Tampung, Data

tutupan lahan dan kehutanan serta data pendukung lainnya yang diperlukan.

c. Pengolahan Data dan Informasi Hasil Inventarisasi Lingkungan Hidup

Pengolahan data dan informasi hasil inventarisasi lingkungan hidup Dilakukan

dengan mengelompokkan data dan informasi hasil inventarisasi potensi dan

kondisi lingkungan hidup, upaya pengelolaanlingkungan hidup, kejadian

bencana, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan data pendukung

yang diperlukan. Data tersebut diolah untuk menghasilkan daftar isu strategis

melalui proses tabulasi.

d. Analisis Data dan Isu Strategis

Analisis data dan informasi dalm rangka penyepakatan isu strategis dengan

mempertimbangkan faktor pendorong, tekanan, kondisi, dampak dan respon

(analisis DPSIR).

e. Analisis Data dan Isu Strategis

Penentuan target RPPLH untuk kurun waktu 30 tahun melalui analisa trend

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).

f. Muatan RPPLH

Muatan RPPLH meliputi:

1. Rencana pemanfaatan dan/atau pencadangan sumberdaya alam

2. Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsl lingkungan

hidup

3. Rencana Pengendalian, Pemantauan serta Pendayagunaan dan Pelestarian

SDA

4. Rencana Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

Page 87: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 1

BAB II

KONDISI DAN INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG

WILAYAH

2.1. WILAYAH KABUPATEN TANAH BUMBU

2.1.1. Kondisi Fisik Alam

Riwayat dan sejarah Kabupaten Tanah Bumbu menurut Dr. Eisen Berger (1750):

Pagatan dibangun oleh orang-orang Bugis. Tetapi sebelum itu lebih dahulu sudah ada

banyak orang Bugis di sekitar muara Sungai Kusan dan kawasan Tanah Bumbu,

kemudian disusul oleh suku bangsa lainnya yang datang yakni terdiri dari Banjar, Jawa,

Buton, Madura, Bali, Batak, Lombok, kemudian Cina, Korea, Philipina, India, Arab dan

Turki.

Orang Bugis bersama-sama orang Banjar pada permulaan 1729 (Eisen Berger,

1750) dibawah Pimpinan Poenna Dekke mengembangkan budidaya penangkapan hasil

laut dan pemanfaatan hasil hutan untuk kemakmuran rakyat Tanah Bumbu. Baru pada

periode kepemimpinan La Paliweng menjadi raja di Pagatan dengan gelar Arung

Lapaliweng Abdul Rahim. Tanah Bumbu dapat disatukan sebagai suatu kesatuan

wilayah di bawah satu pimpinan. Raja ini mempunyai putera La Makkarrraoe Ambo

Matturu Abdul Karim. Begitu banyak raja-raja yang pernah memerintah di Tanah

Bumbu sesudah Abdul Karim, antara lain: Abdoel Djabbar Andi Debong, I Ratu Daeng

Mangkaoe, Andi Sallo Abdoel Rachim sampai terakhir Andi Acong, kemudian kawasan

Tanah Bumbu menjadi suatu kewedanan Tanah Bumbu Selatan, sebagai bagian

Kabupaten Kotabaru.

Perjuangan untuk membentuk daerah Tanah Bumbu menjadi suatu Kabupaten

sendiri dimulai sejak tahun 1958 yang dimotori oleh para tokoh masyarakat Pagatan.

Dengan kehadiran UU No.22 tahun 1999 membawa angin segar terhadap cita-cita

masyarakat Tanah Bumbu untuk mewujudkan wilayah Tanah Bumbu menjadi satu

Kabupaten tersendiri terlepas dari Kabupaten induk, dalam hal ini Kabupaten Kotabaru.

Sehingga perjuangan untuk membentuk daerah Tanah Bumbu menjadi suatu Kabupaten

Page 88: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 2

sendiri tersebut dilanjutkan oleh para tokoh-tokoh dari Kusan Hilir, Kusan Hulu, Satui,

Loban dan Batulicin serta masyarakat asal Tanah Bumbu yang berada di luar Tanah

Bumbu yang dengan penuh kesabaran, ketabahan, kesungguhan, dan keuletan.

Perjuangan ini diwujudkan dalam suatu wadah “Panitia Penuntut Kabupaten Tanah

Bumbu” diantaranya Prof. Dr. H. Murad Baso dan K.H. Djajadi Hasan, satu tekad

mereka adalah mewujudkan Kabupaten Tanah Bumbu hingga usaha yang gigih tidak

mengenal putus asa tersebut secara konsisten dan akumulatif membuahkan hasil melalui

jalur konstitusi dengan dikeluarkannya:

• Keputusan DPRD Kalimantan Selatan No.10/2002 7 Mei 2002

• Keputusan DPRD Kalimantan Selatan No.15 tahun 2002 tentang persetujuan

pengembangan wilayah.

• UU No.2 tahun 2003 tentang pembentukkan Kabupaten Tanah Bumbu dan

Kabupaten Balangan di Propinsi Kalimantan Selatan melalui rapat paripurna DPR

RI tanggal 8 April 2003.

Pelantikkan penjabat Bupati Tanah Bumbu tanggal 8 April 2003 yang dijabat

oleh Dr. H. Zairullah Azhar, M.Sc olen Menteri Dalam Negeri, Hari Sabarno (S.K

Mendagri No.131. 43-159 tahun 2003 tanggal 1 April 2003, tentang pengangkatan

Pejabat Bupati Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan).

Pelantikkan pejabat Struktural pada tanggal 9 Juni 2003, 8 September 2003, dan

24 Maret 2004. Maka terwujudlah suatu keinginan untuk berdirinya Kabupaten Baru

yakni Tanah Bumbu.

2.1.1.1. Posisi Geografi

Berdasarkan posisi geografinya batas wilayah Kabupaten Tanah Bumbu adalah

sebagai berikut:

− Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru

− Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru

− Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa

− Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah

Laut

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi

Kalimantan Selatan dengan luas ± 5.066,96 km2 (506.696 ha) atau sekitar 13,56% dari

luas Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak

diantara 2º 52 - 3º 47’ Lintang Selatan dan 115º 15’ - 116º 04’ Bujur Timur. Kabupaten

Tanah Bumbu adalah salah satu Kabupaten dari 13 (tiga belas) Kabupaten/Kota di

Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan.

Kabupaten yang beribukota Batulicin ini memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu

Page 89: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 3

Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang,

Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir

disebutkan adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005 lalu. Sedangkan

jarak Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu dengan Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan

sejauh 250 km.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Bumbu masih merupakan hutan yaitu

seluas 319.470 Ha atau 63,05% dari keseluruhan wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.

Hanya sekitar 19,56 persen atau 99.111 Ha saja yang sudah dimanfaatkan untuk

pertanian sawah, ladang dan perkebunan. Penduduk Kabupaten Tanah Bumbu

menempati kurang lebih 7.831 Ha yang digunakan sebagai pemukiman, selebihnya

digunakan untuk pertambangan, perairan darat, padang rumput dan tanah terbuka.

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2 (506.696

Ha) atau 13,50 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Kusan

Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 30,24 persen dari luas keseluruhan

Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil

sebesar 11,354 ha atau hanya 2,37 % dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.

a. Jarak Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten

Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu dapat dilihat

pada tabel 2.1. di bawah ini:

Tabel 2.1. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten di Kabupaten

Tanah Bumbu Tahun 2015

No Kecamatan Ibukota

Kecamatan

Jarak ke Ibukota

Kabupaten

1 Kusan Hilir Kota Pagatan 23

2 Sungai Loban Sari Mulya 44

3 Satui Sungai Danau 92

4 Angsana Angsana 76

5 Kusan Hulu Binawara 62

6 Kuranji Giri Mulya 46

7 Batulicin Batulicin 0

8 Karang Bintang Karang Bintang 17

9 Simpang Empat Kampung Baru 3

10 Mantewe Mantewe 45

Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Dari tabel di atas terlihat bahwa jarak paling jauh pada Kecamatan Satui, Ibukota

Kecamatan Sungai Danau dengan jarak ke Ibukota Kabupaten adalah 92 km sedangkan

jarak terdekat pada Kecamatan Simpang Empat Kecamatan Kampung Baru yaitu 3 km.

Page 90: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 4

Peta 2.1. Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 91: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 5

b. Wilayah Administratif

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Bumbu berada di kemiringan 2-5%,

dan di kelas ketinggian 25-100 m. Geologi wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yang

mempunyai ketinggian >100 m sebesar 31% dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu,

sehingga tercatat setidaknya ada 15 pegunungan yang berada diwilayah ini. Gunung

Walungin dan Gunung Kandis merupakan 2 (dua) gunung tertinggi yang mempunyai

puncak 1.000 m.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Bumbu masih merupakan hutan yaitu

seluas 319.470 Ha atau 63,05 persen dari keseluruhan wilayah Kabupaten Tanah

Bumbu. Hanya sekitar 19,56 persen atau 99.111 Ha saja yang sudah dimanfaatkan untuk

pertanian sawah, ladang dan perkebunan. Penduduk Kabupaten Tanah Bumbu

menempati kurang lebih 7.831 Ha yang digunakan sebagai pemukiman, selebihnya

digunakan untuk pertambangan, perairan darat, padang rumput dan tanah terbuka.

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2 (506.696

Ha) atau 13,50 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Kusan

Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 30,24 persen dari luas keseluruhan

Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil

sebesar 11,354 ha atau hanya 2,37 persen dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.

Berturut–turut dari kecamatan terluas setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan

Hilir, Sungai Loban, Simpang Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.

Pada tahun 2013 Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan,

dengan 145 desa dan 5 (lima) kelurahan, dengan ibukota kabupaten di Kecamatan

Batulicin. Kecamatan Kusan Hilir yang memiliki 34 desa dan 1 (satu) kelurahan

merupakan kecamatan yang memiliki desa paling banyak, sebaliknya Kecamatan Kuranji

hanya memiliki 7 (tujuh) desa sebagai kecamatan yang memiliki desa paling sedikit.

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2 (506.696

Ha) atau 13,50 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah

Kabupaten Tanah Bumbu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2. Luas Wilayah Kabupaten Menurut Kecamatan di Kabupaten Tanah

Bumbu Tahun 2015

No Kecamatan Luas (km2) Persentase

1 Kusan Hilir 401.54 7.92

2 Sungai Loban 358.41 7.07

3 Satui 876.58 17.3

4 Angsana 151.54 2.99

Page 92: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 6

5 Kusan Hulu 1,609.39 31.76

6 Kuranji 110.42 2.18

7 Batulicin 127.71 2.52

8 Karang Bintang 118.02 2.33

9 Simpang Empat 302.32 5.97

10 Mantewe 1,011.21 19.96

Tanah Bumbu 5,067.14 100

Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Dari tabel di atas terlihat bahwa Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan

terluas yang mencakup 31,76 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu,

sedangkan Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil sebesar 2,18 persen dari

wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut–turut dari kecamatan terluas setelah Kusan

Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan Hilir, Sungai Loban, Simpang Empat, Angsana,

Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.

c. Tinggi Wilayah

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah ± 5.066,96 km2 (506.696 ha)

yang terbagi menjadi sepuluh kecamatan mempunyai ketinggian yang berbeda-beda.

Ketinggian suatu wilayah dapat berpengaruh terhadap kondisi suhu pada wilayah

tersebut. Untuk lebih jelasnya ketinggian wilayah di Kabupaten Tanah Bumbu dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.3. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Air Laut (Dpl) di Kabupaten Tanah

Bumbu Tahun 2015

No Kecamatan Ibu Kota

Kecamatan Tinggi

1 Kusan Hilir Kota Pagatan 4

2 Sungai Loban Sari Mulya 46

3 Satui Makmur Mulia 5

4 Angsana Angsana 21

5 Kusan Hulu Binawara 36

6 Kuranji Giri Mulya 52

7 Batulicin Batulicin 3

8 Karang Bintang Karang Bintang 28

9 Simpang Empat Kampung Baru 20

10 Mantewe Mantewe 39

Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

d. Luas Wilayah Tanah Bumbu

Pada tahun 2013 Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan,

dengan 145 desa dan 5 (lima) kelurahan, dengan ibukota kabupaten di Kecamatan

Page 93: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 7

Batulicin. Kecamatan Kusan Hilir yang memiliki 34 desa dan 1 (satu) kelurahan

merupakan kecamatan yang memiliki desa paling banyak, sebaliknya Kecamatan Kuranji

hanya memiliki 7 (tujuh) desa sebagai kecamatan yang memiliki desa paling sedikit.

Untuk lebih jelasnya nama dan luas wilayah per kecamatan serta jumlah

kelurahan di Tanah Bumbu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.4. Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta Jumlah Kelurahan di

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015

No Kecamatan Jumlah

Kelurahan

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun

(Ha) % Thdp

Total (Ha)

% Thdp

Total

1 Kusan Hilir 1 Kel & 34 desa 28.900 6 7.264 25

2 Sungai Loban 17 Desa 38.206 8 9.552 25

3 Satui 16 Desa 92.622 19 21.302 23

4 Angsana 9 Desa 19.583 4 4.642 24

5 Kusan Hulu 21 Desa 145.060 30 36.039 25

6 Kuranji 7 Desa 11.354 2 2.839 25

7 Batulicin 2 Kel & 7 desa 13.576 3 2.791 21

8 Karang Bintang 11 desa 20.426 4 4.759 23

9 Simpang Empat 2 kel & 10 desa 30.244 6 7721 26

10 Mantewe 12 desa 79.665 17 19.916 25

TOTAL 149 kel/desa 479.637 100 113.798 241

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Kecamatan Kusan Hilir yang memiliki 34 desa dan 1 (satu) kelurahan merupakan

kecamatan yang memiliki desa paling banyak, desa terbanyak ke dua terdapat di

Kecamatan Kusan Hulu dengan jumlah 21 desa dan sebaliknya Kecamatan Kuranji hanya

memiliki 7 (tujuh) desa sebagai kecamatan yang memiliki desa paling sedikit.

e. Jumlah Curah Hujan

Curah hujan atau presipitasi merupakan elemen dari hidrometeor, yaitu

kumpulan partikel-partikel cair atau padat yang jatuh atau melayang di dalam atmosfer

yang merupakan hasil dari proses kondensasi uap air di udara (awan). Intensitas curah

hujan merupakan fungsi dari besarnya curah hujan yang terjadi dan berbanding terbalik

dengan waktu kejadiannya.

Hujan yang jatuh akan meresap ke dalam tanah, sebagian menjadi air tanah yang

mengisi aquifer (formasi tanah yang mengandung dan menghantarkan air tanah) dan

sebagian besar mengalir di permukaan sebagai run off (surface flow dan sub surface

flow).

Page 94: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 8

Tabel 2.5. Jumlah Curah Hujan Kabupaten Menurut Kecamatan

di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015

No Bulan Curah Hujan Hari Hujan

1 Januari 352.3 26

2 Februari 290.2 24

3 Maret 359.8 25

4 April 193.7 20

5 Mei 242.9 18

6 Juni 318.9 20

7 Juli 22.9 11

8 Agustus 14.5 4

9 September 0 0

10 Oktober 15.9 4

11 November 157 17

12 Desember 323.6 23

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Curah hujan yang turun di suatu daerah sangat berpengaruh pada kondisi air

tanah yang ada didalamnya. Namun tidak hanya jumlah curah hujan saja yang

berpengaruh tetapi juga kondisi lingkungan di setiap daerah. Di musim hujan jumlah air

sangat besar sehingga dapat menyebabkan bencana banjir, di lain pihak di musim

kemarau sangat kekurangan air.

Curah hujan pada Kabupaten Tanah Bumbu relatif beragam pada setiap

bulannya. Jumlah curah hujan terbesar pertama sampai ketiga pada bulan Maret sebesar

359,8, bulan Januari jumlah curah hujan sebesar 352,3 dan Desember sebesar 323,6.

Jumlah curah hujan pada bulan Juli sampai bulan Oktober mempunyai jumlah cukup

sedikit.

f. Suhu Udara dan Kelembaban

Sedangkan suhu udara atau temperatur dan kelembaban udara rata-rata pada

tiap bulannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.6. Suhu Udara dan Kelembaban Udara di Kabupaten Tanah Bumbu

Tahun 2015

No

Bulan

Suhu Udara/

Temperature (oC)

Kelembaban Udara

(%)

Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata

1 Januari 33.2 22.5 26.8 98 42 84

2 Februari 33 22.5 26.5 98 59 86

3 Maret 33.3 20 26.7 98 54 85

4 April 34 19.6 27.2 97 53 84

5 Mei 35.1 22.2 27.1 99 50 85

6 Juni 33.8 20.1 26.4 99 54 87

7 Juli 33.2 21.2 26.5 97 50 81

Page 95: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 9

No

Bulan

Suhu Udara/

Temperature (oC)

Kelembaban Udara

(%)

Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata

8 Agustus 33.4 20 26.3 98 46 79

9 September 34.3 21 26.9 98 32 76

10 Oktober 35 19.4 27.7 99 35 75

11 November 35 22 27.7 98 50 81

12 Desember 34.6 22.7 27.6 98 53 83

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki temperatur udara maksimum berkisar antara

33°C – 35,1°C, temperatur udara minimum berkisar antara 19,4°C - 22,7°C dengan

temperatur rata-rata berkisar antara 26,3°C sampai 27,7°C sedangkan kelembaban

maksimumnya yaitu berkisar antara 97-99 % dan kelembaban minimumnya antara 32-

54 % sedangkan kelembaban rata-rata berkisar antara 75%-87%.

Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari menurut

Bulan di Kabupaten Tanah Bumbu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.7. Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran

Matahari Menurut Bulan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015

No Bulan Tekanan Udara Kecepatan Angin Penyinaran

Matahari (%)

1 Januari 1009.9 3 52

2 Februari 1010.1 2 50

3 Maret 1010.6 2 61

4 April 1009.3 2 69

5 Mei 1010.1 2 62

6 Juni 1010 2 49

7 Juli 1010.8 3 84

8 Agustus 1011.1 4 91

9 September 1011.2 4 92

10 Oktober 1011.2 4 78

11 November 1009.2 2 69

12 Desember 1010.2 3 41

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Page 96: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 10

Peta 2.2. Klimatologi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 97: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 11

g. Nama Sungai dan Panjang Sungai

Sungai merupakan tempat atau wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari

mata air sampai muara, di batasi oleh garis sempadan di kanan dan kiri, sepanjang

pengalirannya. Keberadaan sungai ini sangat bermanfaat bagi manusia, sungai tidak

hanya diperuntukan sebagai sarana transportasi tetapi juga air irigasi, air baku dan

sebagainya.

Keberadaan sungai yang melintasi di Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu

mempunyai panjang sungai yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya nama dan panjang

sungai beberapa wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.8. Nama Sungai dan Panjangnya di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun

2015

No Nama Sungai Panjang (m)

1 Sungai Kusan 181,898

2 Sungai Batulicin 99,051

3 Sungai Satui 73,478

4 Sungai Batu Laki 47,378

5 Sungai Sebamban 21,859

6 Sungai Tanah Merah 13,05

7 Sungai Dua 8,934

8 Sungai Setarap 11,818

9 Sungai Buluh 4,293

10 Sungai Samariti 4,331

11 Sungai Hanau 3,564

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Dari tabel di atas terlihat bahwa Sungai Kusan mempunyai luas 181.898 m dan

sungai ini adalah sungai yang paling panjang di Tanah Bumbu sedangkan Sungai

Batulicin adalah sungai terluas ke dua dengan panjang sungai 99.051 m.

Page 98: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 12

Peta 2.3. DAS Kabupaten Tanah Bumbu

Page 99: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 13

Peta 2.4. Hidrologi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 100: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 14

2.1.1.2. Kondisi Demografi

Penduduk merupakan faktor penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu persoalan jumlah penduduk dan ketenagakerjaan merupakan salah satu

isu utama dalam pembangunan.

Kepadatan jumlah yang diukur dengan jumlah penduduk untuk setiap km2

menggambarkan persebaran penduduk di suatu wilayah. Pola persebaran penduduk

antar wilayah selain memberikan gambaran aspek demografi antar wilayah yang terkait

dengan aspek geografi juga memberikan gambaran pusat-pusat gravitasi kegiatan

ekonomi antar wilayah.

Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015

Kecamatan

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)

Perempuan Laki-Laki Jumlah

Kusan Hilir 24467 26182 50649

Sungai Loban 10667 11916 22583

Satui 28062 32968 61030

Angsana 9145 10468 19613

Kusan Hulu 9836 11212 21048

Kuranji 4871 5605 10476

Batulicin 7987 8875 16862

Karang Bintang 8824 10284 19108

Simpang Empat 42563 409121 83475

Mantewe 9326 10945 20271

Tanah Bumbu 155748 169367 325115

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Wilayah dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan Tanah Bumbu dengan

jumlah penduduk 325115 jiwa, dengan jumlah penduduk perempuan 155748 jiwa dan

jumlah penduduk laki-laki sejumlah 169367 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang

paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Angsana dengan kepadatan penduduk

19613 jiwa dengan jumlah penduduk perempuan 9145 jiwa dan jumlah penduduk laki-

laki sejumlah 10468 jiwa.

2.1.1.3. Kondisi Infrastruktur

a. Sarana Kebersihan Persampahan

Persampahan merupakan isu penting di lingkungan perkotaan yang terus

menerus dihadapi sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan

aktivitas pembangunan. Peningkatan volume sampah bersifat eksponensial belum

dibarengi dengan peningkatan pendapatan Pemerintah Daerah yang sepadan untuk

Page 101: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 15

pengelolaan sampah kota. Hal lain berkaitan dengan semakin sulit dan mahalnya untuk

mendapatkan lokasi Tempat Pembuangan Sampah (TPA) juga letaknya yang semakin

jauh telah memperpanjang transportasi dan meningkatkan biaya pengangkutannya.

Dalam rangka menunjang operasional sehari-hari untuk mengelola sampah sesuai

dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, maka diperlukan prasarana

dan sarana persampahan yang memadai baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, adapun

sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.10. Sarana Kebersihan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015

No Sarana

Keadaan Sarana

Jumlah Baik Rusak

Rusak

Berat

1 Kendaraan Bermotor

- Dump Truck 12 - 2 14

- Amprool 16 - - 16

- Pick up 1 - 1 2

2 Gerobak Sampah 65 10 - 75

3 Kontainer 26 - - 26

4 Mesin Pemotong Rumput 26 - 8 34

5 Temp. Pembuangan Sampah

- TP Sementara 95 30 - 125

- TP Akhir 3 - - 3

6 Mobil Tangki 2 - - 2

7 Mobil Kijang - - - -

8 Sepeda Motor Roda Dua 13 - - 13

9 Sepeda Motor Roda Tiga 15 - - 15

10 Doser D4KXL 2 - - 2

11 Exavator PC 200 2 - - 2

12 Mobil Road Sweeper 2 - - 2

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Dari tabel di atas terlihat bahwa tempat pembuangan sampah sementara

sejumlah 95 buah dalam kondisi baik dan 30 buah kondisinya rusak, sedangkan tempat

pembuangan akhir sampah dengan jumlah 3 buah dalam kondisi baik.

Adapun sarana pembuangan sampah yang ada pada saat ini, ada beberapa

dalam kondisi rusak dan rusak berat sehingga dapat menyebabkan kurang optimalnya

dalam sarana pengangkutan sampah dan berakibat kurang maksimalnya dalam

pengelolaan sampah.

b. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan pada suatu wilayah diperlukan untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat dengan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau sehingga

harapan hidup akan bertambah.

Kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan

sosial bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.

Page 102: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 16

Tabel 2.11. Sarana Kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015

No Kecamatan Rumah

Sakit

Rumah

Bersalin Puskesmas Posyandu

Klinik/Balai

Kesehatan Polindes

1 Kusan Hilir 1 - 2 36 - 1

2 Sungai Loban - - 1 19 - 3

3 Satui - - 1 30 - -

4 Angsana - - 1 10 - 1

5 Kusan Hulu - - 1 24 - 3

6 Kuranji - - 1 8 - 1

7 Batulicin - - 1 10 - 1

8 Karang Bintang - - 2 15 - -

9 Simpang Empat - 1 2 25 - 1

10 Mantewe - 1 14 - 1

Tanah Bumbu 1 1 14 191 - 12

Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2016

Sarana kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu relatif sudah terpenuhi sehingga

masyarakat ketika akan berobat tidak perlu jauh-jauh ke kota karena sarana kesehatan

ada di masing-masing kecamatan, walaupun jika akan ke Rumah Sakit harus pergi ke

Kecamatan Kusan Hilir.

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada setiap kecamatan yang terdapat di

Kecamatan Tanah Bumbu mempunyai sarana kesehatan puskesmas dan posyandu.

Sedangkan sarana kesehatan Rumah Sakit terdapat di Kecamatan Kusan Hilir saja dan

Rumah Bersalin terdapat di Kecamatan Simpang Empat. Pada Kecamatan Satui dan

Kecamatan Karang Bintang tidak terdapat sarana kesehatan Polindes.

2.2. JASA EKOSISTEM

Jasa ekosistem pada habitat bumi ditentukan oleh keberadaan faktor endogen

dan dinamika faktor eksogen yang dicerminkan dengan dua komponen yaitu kondisi

ekoregion dan penutup lahan (land cover / land use) sebagai penaksir atau proxy. Oleh

karena itu diperlukan proses transformasi data dari ekoregion dan penutup lahan

menjadi nilai jasa ekosistem. Daftar pertanyaan berikut bertujuan untuk memperoleh

penilaian atau taksiran para pakar yang berkompeten (expert knowlegde based

valuation) tentang peran penutup lahan (land cover / land use) terhadap jasa ekosistem.

Klasifikasi jasa ekosistem dapat ditampilkan sebagai berikut:

Page 103: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 17

Tabel 2.12. Klasifikasi Layanan Ekosistem

Klasifikasi Layanan Ekosistem Definisi Operasional

A. Fungsi Penyediaan (Provisioning)

1 Pangan Hasil laut, pangan dari hutan (tanaman dan hewan), hasil

pertanian & perkebunan untuk pangan, hasil peternakan

2 Air bersih Penyediaan air dari tanah (termasuk kapasitas

penyimpanannya), penyediaan air dari sumber permukaan

3 Serat (fiber) Hasil hutan, hasil laut, hasil pertanian & perkebunan untuk

material

4 Bahan bakar (fuel) Penyediaan kayu bakar dan bahan bakar dari fosil

B. Fungsi Pengaturan (Regulating)

1 Pengaturan iklim Pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, pengendalian gas

rumah kaca & karbon

2 Pengaturan tata aliran air

& banjir

Siklus hidrologi, serta infrastruktur alam untuk penyimpanan

air, pengendalian banjir, dan pemeliharaan air

3 Pencegahan dan

perlindungan dari bencana

Infrastruktur alam pencegahan dan perlindungan dari

kebakaran lahan, erosi, abrasi, longsor, badai dan tsunami

4 Pemurnian air Kapasitas badan air dalam mengencerkan, mengurai dan

menyerap pencemar

5 Pengolahan dan

penguraian limbah

Kapasitas lokasi dalam menetralisir, mengurai dan menyerap

limbah dan sampah

6 Pemeliharaan kualitas

udara

Kapasitas mengatur sistem kimia udara

7 Pengaturan penyerbukan

alami (pollination)

Distribusi habitat spesies pembantu proses penyerbukan alami

8 Pengendalian hama &

penyakit

Distribusi habitat spesies trigger dan pengendali hama dan

penyakit

C. Fungsi Budaya (Cultural)

1 Spiritual & warisan leluhur Ruang & tempat suci, peninggalan sejarah, peninggalan leluhur

2 Tempat tinggal & ruang

hidup (sense of place)

Ruang untuk tinggal dan hidup sejahtera, jangkar “kampung

halaman” yang punya nilai sentimental

3 Rekreasi & ecotourism Fitur lansekap, keunikan alam, atau nilai tertentu yang menjadi

daya tarik wisata

4 Ikatan budaya, adat, pola

hidup

Keterikatan komunitas dan hubungan sosial, pelestarian

keragaman budaya (misalnya komunitas nelayan, komunitas

adat, masyarakat pedalaman, dll.)

5 Estetika Keindahan alam yang memiliki nilai jual

6 Pendidikan &

pengetahuan

Memiliki potensi untuk pengembangan pendidikan dan

pengetahuan

D. Fungsi Pendukung (Supporting)

1 Pembentukan lapisan

tanah & pemeliharaan

kesuburan

Kesuburan tanah

2 Siklus hara (nutrient) Kesuburan tanah, tingkat produksi pertanian

3 Produksi primer Produksi oksigen, penyediaan habitat spesies

A. Batasan Konsep

Batasan istilah yang terkait dengan statement di atas antara lain

1. a. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan

antarkeduanya.

Page 104: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 18

b. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke

dalamnya.

2. Ekoregion adalah Adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim,

tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang

menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup. Penetapan batas

ekoregion dengan mempertimbangkan kesamaan bentang alam, Daerah Aliran

Sungai, Keanekaragaman Hayati dan sosial budaya (UU 32 Tahun 2009). Dalam

operasionalisasinya penetapan ekoregion menggunakan pendekatan bentanglahan

(landscape) dengan mengikuti sistem klasifikasi yang digunakan Verstappen.

Selanjutnya jenis-jenis bentanglahan (landscape) akan dijadikan salah satu

komponen penaksir atau proxy jasa ekosistem (landscape based proxy)

3. Penutup Lahan adalah tutupan biofisik pada permukaan bumi yang dapat diamati,

merupakan suatu hasil pengaturan, aktivitas, dan perlakukan manusia yang

dilakukan pada jenis penutup lahan tertentu untuk melakukan kegiatan produksi,

perubahan, ataupun perawatan pada penutup lahan tersebut. Dalam

operasionalisasinya, digunakan sistem klasifikasi penutup lahan dari SNI 7645-2010,

dimana jenis-jenis penutup lahan tersebut dijadikan salah satu komponen penaksir

atau proxy jasa ekosistem (landcover/landused based proxy)

4. Jasa Ekosistem adalah manfaat yang diperoleh oleh manusia dari berbagai

sumberdaya dan proses alam yang secara bersama-sama diberikan oleh suatu

ekosistem yang dikelompokkan ke dalam empat macam manfaat yaitu manfaat

penyediaan (provisioning), produksi pangan dan air; manfaat pengaturan

(regulating) pengendalian iklim dan penyakit; manfaat pendukung

(supporting),seperti siklus nutrien dan polinasi tumbuhan; serta manfaat kultural

(cultural), spiritual dan rekreasional. Sistem klasifikasi jasa ekosistem tersebut

menggunakan standar dari Millenium Ecosystem Assessment (2005)

Berdasarkan batasan konsep tersebut, daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup diukur dengan pendekatan jasa ekosistem. Semakin tinggi nilai jasa

ekosistem, maka semakin tinggi pula kemampuan daya dukung dan daya tampung

lingkungan. Untuk memperoleh nilai jasa ekosistem digunakan dua penaksiran yaitu

landscape based proxy dan landcover/landused based proxy, yang selanjutnya

digunakan dasar untuk melakukan pemetaan daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup.

Page 105: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 19

B. Batasan Bentang Lahan dan Penutup Lahan dan Jasa Ekosistem

1. Bentanglahan (landscape)

Bentanglahan sebagai unsur penentu batas ekoregion dapat ditentukan dengan

indikator bentuk lahan (landform). Karakteristik dan dinamika bentuklahan sangat

ditentukan oleh perbedaan relief (morfologi), struktur dan proses geomorfologi,

material penyusun (litologi), dan waktu (kronologi). Nama bentuk lahan yang banyak

digunakan sekarang kebanyakan didasarkan pada kenampakan permukaan (morfologi

atau topografi), genesis, struktur, dan tingkat pengikisan. Verstappen (1983)

mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya, yang dibagi menjadi 10 macam

bentuklahan asal proses (morfogenesa), yaitu:

Tabel 2.13. Bentuk Lahan di Kabupaten Tanah Bumbu

No Bentuk lahan Karakteristik morfogenesa

1 Bentuk lahan asal

proses vulkanik

(V),

merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat

aktivitas gunungapi. Contoh: kawah, kaldera, kerucut gunungapi, kubah

lava, medan lava, medan lahar, dan sebagainya.

2 Bentuk lahan asal

proses struktural

(S),

merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat

pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan

patahan, dan perbukitan kubah merupakan contoh-contoh untuk

bentuk lahan asal struktural

3 Bentuk lahan asal

fluvial (F)

merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat

aktivitas sungai. Dataran banjir, dataran aluvial, teras sungai, tanggul

alam, dan rawa belakang, merupakan contoh-contoh satuan bentuk

lahan ini

4 Bentuk lahan asal

proses solusional

(S)

merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat

proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batugamping

dan dolomit. Karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa

karst, dan logva merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini

5 Bentuk lahan asal

proses

denudasional (D)

merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat

proses degradasi, seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan

ini antara lain: bukit sisa, perbukitan terdenudasi, lembah koluvial, dan

sebagainya.

6 Bentuk lahan asal

proses aeolian (E)

merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat

proses angin. Contoh satuan bentuk lahan adalah: gumuk pasir dengan

berbagai bentuknya, seperti: barchan, parallel, parabolik, bintang,

lidah, dan transversal

7 Bentuk lahan asal

marin (M)

merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat

proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh

satuan bentuklahan ini antara lain: gisik pantai (beach), bura (spit),

tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Selain itu juga

bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses

marine atau fluvio-marine, seperti delta dan estuari.

8 Bentuk lahan asal

glasial (G)

merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat

proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuk lahan ini adalah

lembah menggantung dan moraine.

Page 106: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 20

No Bentuk lahan Karakteristik morfogenesa

9 Bentuk lahan asal

organik (O)

merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat

pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan

bentuk lahan ini adalah pantai mangrove dan pantai terumbu karang.

10 Bentuk lahan asal

antropogenik (A)

merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat

aktivitas manusia. Waduk, kota, pelabuhan, dan pantai reklamasi

merupakan contoh-contoh satuan bentuk lahan hasil proses

antropogenik.

Beberapa jenis tanah yang seharusnya diperhatikan dalam bentang lahan dapat

diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.14. Jenis Tanah

JENIS TANAH DESKRIPSI

Tanah Litosol

Tanah Litosol masih saudara dengan tanah regosol, karena sama-sama

tergabung dalam ordo tanah entisol. Terbentuk dari perubahan iklim,

topografi dan aktivitas gunung merapi. Litosol berstruktur besar besar dengan

sedikit unsur hara.

Tanah Alluvial

Tanah alluvial adalah jenis tanah muda yang berasal dari pengendapan

material halus aliran sungai. Karena itu biasanya banyak ditemukan di hilir

sungai, karena terbawa dari hulu. Tanah ini berwarna kelabu dengan struktur

lepas lepas. Phnya sangat rendah (sekitar 5,3 - 5,8). Tapi ini justru

menguntungkan karena mudah dicangkul. Kandungan unsur tanah alluvial

sangat bergantung dengan iklim wilayahnya.

Tanah Regosol

Tanah Regosol merupakan salah satu sub jenis tanah Entisol. Yaitu tanah

yang berasal dari pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan

gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili. Jenis tanah ini belum

mengalami perkembangan sempurna.

Seperti tanah entisol pada umumnya, tanah regosol bertekstur kasar dengan

Ph 6-7. Tanah Regosol mengandung unsur P dan K serta sedikit unsur N. Sifat

tanah seperti ini sulit untuk menampung air, sehingga tidak semua tanaman

cocok ditanam pada tanah ini. Tanah regosol banyak tersebar di daerah yang

memiliki gunung merapi.

Tanah Cambisol/

Inceptisols

Ciri utama tanah jenis Inceptisols yaitu terdapat lapisan A, B dan C sehingga

solum tanah dalam. Tekstur tanah inceptisols beragam dari kasar hingga yang

halus, bergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya.

Tanah jenis Inceptisols merupakan tanah yang belum matang atau immature,

perkembangan profilnya masih lemah dibandingkan dengan tanah yang

matang dan banyak menyerupai sifat bahan induknya.

Pengelolaan tanah jenis Inceptisols memerlukan pupuk organik dan anorganik

dengan kadar yang tinggi.

Tanah Gleisol

Tanah Gleisol merupakan tanah yang terpengaruh oleh air, yang ditandai

dengan adanya lapisan gleisol yang berwarna abu-abu/keabuabuan. Tanah

yang selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau menunjukkan sifat-sifat

hidromorfik lain. Jenis tanah ini merupakan tanah yang relatif subur dibanding

yang lain.

Jenis tanah Gleisol merupakan jenis tanah yang terbentuk di daerah cekungan

yang dipengaruhi oleh air yang berlebihan. Secara genesis merupakan tanah

yang belum berkembang, tanahnya selalu jenuh air karena berdrainase buruk

sehingga berwarna kelabu atau menunjukkan sifat-sifat hidromorfik

(Harjowigeno, 2003), sehingga terjadi gleisasi. Tanah Gleisol selalu terbentuk

pada drainase yang selalu tergenang. Jenis tanah ini dengan kondisi tergenang

mempunyai potensi yang tinggi untuk pengembangan tanaman pertanian

terutama tanaman padi sawah jika didukung dengan fasilitas irigasi dan

drainase yang baik.

Page 107: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 21

JENIS TANAH DESKRIPSI

Tanah Podsolik merah

kuning (PMK)

PMK adalah jenis tanah yang terbentuk karena curah hujan yang tingi dan

suhu yang sangat rendah. Tanah PMK berwarna merah sampai kuning yang

berarti kurang subur karena pencucian.

Tanah PMK memiliki Ph rendah dan banyak mengandung unsur Al dan Fe.

Tanah Jenis Oxisols

Tanah jenis Oxisols merupakan tanah tua yang memiliki kandungan liat tinggi

tetapi tidak aktif, sehingga kapasitas tukar kationnya rendah. Tanah Oxisols

banyak mengandung oksida besi atau oksida Al dan memiliki horizon oksik.

Pengelolaan tanah Oxisols yaitu dengan membuat irigasi, pemberian pupuk,

pengapuran dan penambahan BO.

Tanah Laterit

Mirip dengan PMK, tapi dengan suhu yang jauh lebih tinggi. Tanah ini tadinya

subur dan kaya akan unsur hara, namun hilang karena larut dibawa air hujan.

Tanah ini banyak mengandung seskuioksida tapi sangat minim unsur hara.

Tanah Latosol

Tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.

Perkembangan horizon tanah Latosol berlangsung lambat sampai sedang. Hal

ini karena sebagian besar berada didaerah yang lembab.

Tanah Latosol berwarna merah hingga coklat dengan Ph 4,5-6,5. Unsur hara

yang dikandungnya berubah-ubah dari sedang sampai tinggi. Tapi jenis tanah

ini mampu menyerap air dengan baik sehingga bisa menahan erosi.

Tanah Organosol

Tanah orgonosol terbentuk dari pelapukan dan pembusukan bahan bahan

organik. Tanah organosol biasanya dapat kita temui di daerah rawa-rawa atau

daerah yang banyak tergenang air. Jadi dapat diterka jenis tanah ini sangat

lembek karena tergenang air. Tanah organosol terbagi jadi dua macam, yaitu

tanah humus dan tanah tanah gambut.

Tanah humus Tanah humus adalah jenis tanah orgonosol yang sangat subur. Kandungan

unsur hara yang tinggi membuat warnanya jadi kehitaman.

Tanah gambut Tanah gambut juga mengandung banyak zat organik, tapi bersifat sangat

asam. Sehingga kurang cocok untuk tanaman.

Tanah Rendzina

Tanah Rendzina adalah tanah yang terbentuk dari batuan basalt, batu kapur

dan granit. teksturnya lembut dan daya permeabilitasnya tinggi sehingga

mampu mengikat air.

Tanah ini banyak mengandung unsur Ca, Mg dan sedikit hara dengan kadar

Ph tinggi.

Tanah Mediteran

Tanah ini merupakan bagian dari ordo Alfisol yang banyak terdapat di daerah

beriklim lembab. Terbentuk dari batuan berkapur yang banyak mengandung

karbonat.

Tanah mediteran banyak mengandung air, Al, Fe dan bahan organik lain.

Sehingga termasuk tanah yang subur.

Tanah Grumosol

Tanah ini merupakan bagian dari ordo vertisol yang memiliki kadar lempung

yang tinggi. Tanah grumosol terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa

vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas di

dalamnya. Tanah ini menjadi pecah pecah ketika kering dan sangat lengket

ketika hujan yang berarti tidak subur. Namun bukan berarti tak bisa ditumbuhi

sama sekali.

Tanah Jenis Ultisols

Sifat ciri utama tanah jenis Ultisols yaitu adanya pengendapan liat dari lapisan

A atau iluvasi dan diendapkan di lapisan B atau eluvasi. Sehingga kadar liat

dari horizon B > 1.2 kali kandungan liat dari horizon A atau disebut juga

Horizon Argilik. Tanah jenis Ultisols merupakan tanah penimbunan liat di

horizon bawah, memiliki sifat masam, dan pada kedalaman 180 cm dari

permukaan tanah kejenuhan basanya kurang dari 35%. Tanah jenis Ultisols

biasanya berwarna merah sampai kuning, karena mengandung Al, Fe dan Mn

yang cukup tinggi.

Tanah Jenis Entisols

Sifat atau ciri tanah Entisols solum dangkal yaitu hanya terdapat lapisan A dan

diikuti lapisan C atau R. Tanah jenis Entisols tergolong jenis tanah yang masih

sangat muda, yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan.

Tanah jenis Entisols terbentuk di daerah dengan bahan induk dari

pengendapan material baru atau di daerah yang laju erosi atau

Page 108: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 22

JENIS TANAH DESKRIPSI

pengendapannya lebih cepat dibandingkan laju pembentukna tanah. Kata Ent

pada kata ‘Entisol’ berarti recent atau baru.

Tanah Jenis Histosols

Sifat utama dari tanah jenis Histosols yaitu memiliki kandungan bahan organik

yang lebih dari 20% untuk tanah yang bertekstur pasir dan lebih dari 30%

untuk tanah yang bertekstur liat. Lapisan yang memiliki kandungan bahan

organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm.

Tanah jenis Histosols berwarna kroma mantap dan mempunyai warna kurang

dari 3. Tekstur tanahnya beragam dan tidak berstruktur. Kata Histos pada kata

‘Histosols’ berarti jaringan tanaman.

Pengelolaan tanah jenis Histosols bisa dilakukan dengan memberikan kapur,

pemupukan unsur makro dan mikro.

Tanah Jenis Alfisols

Ciri utama tanah jenis Alfisols yaitu adanya selaput liat. Tanah Alfisols memiliki

horison argilik dengan endapan liat di lapisan B, kandik atau natrik dan

kejenuhan basa lebih dari 35%. Bentuk wilayah tanah alfisols beragam dari

bergelombang hingga tertoreh tekstur berkisar antara sedang hingga halus.

Cara pengelolaan tanah jenis Alfisols diantaranya dengan cara menambahkan

unsur hara organik, sistem irigasi yang baik, ada tanaman lorong, pembuatan

terassering pada lahan yang berlereng dan pembuatan guludan yang searah

dengan kontur.

Tanah Jenis Vertisols

Tanah jenis Vertisols merupakan tanah dengan kandungan liat yang tinggi,

lebih dari 30%. Tanah vertisols akan mengembang saat basah dan akan

mengkerut saat kering. Tanah Vertisols berwarna gelap, memiliki kandungan

pH yang cukup tinggi dan kapasitas tukar kationnya juga tinggi.

Tanah Jenis Andisols

Tanah jenis Andisols berkembang dari bahan induk abu vulkan, sinder dan

batu apung. Tanah Andisols mengandung banyak mineral dalam tanah,

memiliki potensi fiksasi fosfat yang tinggi, permeabilitas yang cepat dan

berwarna dari hitam, kelabu sampai coklat tua.

Cara pengelolaan tanah jenis Andisols yaitu dengan meningkatkan tanaman

penutup tanah, pembuatan teras pada lereng yang miring, membuat bedengan

dan menerapkan pola tanam tumpangsari.

Tanah Jenis Spodosol

Ciri utama dari tanah jenis Spodosol yaitu pada horizon bawah terjadi

penimbunan Fe dan Al-oksida, sedangkan pada lapisan atas terdapat horizon

eluvasi yang berwarna pucat. Terdapat lapisan pasir masam yang berwarna

putih abu-abu di atas lapisan lempung berpasir yang berwarna gelap.

Cara pengelolaan tanah jenis Spodosol yaitu dengan adanya tanaman penutup

lahan, membuat bedengan, guludan dan terasering sesuai tingkat kemiringan

lereng. Untuk meningkatkan produktivitas tanah bisa dilakukan dengan cara

pengapuran, penambahan BO, pemupukan dan budidaya tanaman adaptif.

Tanah Jenis Mollisols

Ciri utama dari tanah Mollisols yaitu mempunyai lapisan permukaan yang

berwarna gelap dan mengandung bahan organic yang tinggi. Tanah jenis

Mollisols memiliki kandungan kation basa yang tinggi, sehingga tanah jenis ini

tergolong sangat subur.

Cara pengelolaan tanah Mollisols yaitu dengan memanfaatkannya sebaik

mungkin sesuai dengan kebutuhan.

Tanah Jenis Aridisols

Ciri utama dari tanah Aridisols yaitu adanya reaksi-reaksi fisik, kimia dan

biologi yang berjalan lambat karena kekurangan air. Tanah Aridisols memiliki

sifat yang hampir sama dengan tanah induknya, memiliki kandungan KB yang

tinggi dan memiliki kandungan bahan organik yang rendah.

Cara pengelolaan tanah Ardisols yaitu dengan memberikan tambahan bahan

organik dalam tanah, penanaman sistem cove crop dan penambahan vegetasi

di area yang dibutuhkan untuk melindungi dari terjadinya run off yang besar.

Tanah Jenis Gelisols

Tanah Gelisols terbentuk dalam lingkungan yang sangat dingin. Tanah ini

membeku pada ketebalan 100-200 cm dari permukaan tanah. Tanah Gelisols

tidak mempunyai horizon B dan hanya mempunyai horizon A yang berada di

lapisan es. Kandungan bahan organik tanah Gelisols terakumulasi di lapisan

paling atas, sehingga tanah Gelisols kebanyakan berwarna hitam atau coklat

tua. Tanah Gelisols termasuk tanah yang subur, kandungan kimia yang

dominan diantaranya kalium dan potassium.

Berdasarkan jenis tanah dapat diketahui juga untuk pemanfaatannya dengan vegetasi

sebagai berikut:

Page 109: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 23

Tabel 2.15. Jenis Tanah dan Pemanfaatan

JENIS TANAH DESKRIPSI PEMANFAATAN DOMINASI WILAYAH

Tanah Litosol

Tanah Litosol masih saudara dengan tanah regosol, karena sama-sama tergabung dalam

ordo tanah entisol. Terbentuk dari perubahan iklim, topografi dan aktivitas gunung

merapi. Litosol berstruktur besar besar dengan sedikit unsur hara.

palawija Sumatra, Jawa, Sulawesi

Selatan dan Nusa

Tenggara.

Tanah Alluvial

Tanah alluvial adalah jenis tanah muda yang berasal dari pengendapan material halus

aliran sungai. Karena itu biasanya banyak ditemukan di hilir sungai, karena terbawa

dari hulu. Tanah ini berwarna kelabu dengan struktur lepas lepas. PHnya sangat rendah

(sekitar 5,3 - 5,8). Tapi ini justru menguntungkan karena mudah dicangkul. Kandungan

unsur tanah alluvial sangat bergantung dengan iklim wilayahnya.

padi dan palawija Jawa, Sumatra dan

Papua

Tanah Regosol

Tanah Regosol merupakan salah satu sub jenis tanah Entisol. Yaitu tanah yang berasal

dari pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu,

pasir, lahar, dan lapili. Jenis tanah ini belum mengalami perkembangan sempurna.

Seperti tanah entisol pada umumnya, tanah regosol bertekstur kasar dengan Ph 6-7.

Tanah Regosol mengandung unsur P dan K serta sedikit unsur N. Sifat tanah seperti ini

sulit untuk menampung air, sehingga tidak semua tanaman cocok ditanam pada tanah

ini. Tanah regosol banyak tersebar di daerah yang memiliki gunung merapi.

Tanaman yang cocok untuk

tanah ini adalah jenis palawija,

tembakau dan beberapa jenis

buah buahan yang tidak terlalu

memerlukan air.

Sumatra dan Nusa

Tenggara.

Tanah Cambisol/

Inceptisols

Ciri utama tanah jenis Inceptisols yaitu terdapat lapisan A, B dan C sehingga solum

tanah dalam. Tekstur tanah inceptisols beragam dari kasar hingga yang halus,

bergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya.

Tanah jenis Inceptisols merupakan tanah yang belum matang atau immature,

perkembangan profilnya masih lemah dibandingkan dengan tanah yang matang dan

banyak menyerupai sifat bahan induknya.

Pengelolaan tanah jenis Inceptisols memerlukan pupuk organik dan anorganik dengan

kadar yang tinggi.

Tanah Inceptisols di Indonesia

banyak digunakan untuk

tanaman padi sawah, bisa juga

digunakan untuk budidaya

tanaman semusim, dan

tanaman hortikultura.

Tersebar di Indonesia

Tanah Gleisol Tanah Gleisol merupakan tanah yang terpengaruh oleh air, yang ditandai dengan

adanya lapisan gleisol yang berwarna abu-abu/keabuabuan. Tanah yang selalu jenuh

air sehingga berwarna kelabu atau menunjukkan sifat-sifat hidromorfik lain. Jenis tanah

ini merupakan tanah yang relatif subur dibanding yang lain.

Jenis tanah Gleisol merupakan jenis tanah yang terbentuk di daerah cekungan yang

dipengaruhi oleh air yang berlebihan. Secara genesis merupakan tanah yang belum

berkembang, tanahnya selalu jenuh air karena berdrainase buruk sehingga berwarna

kelabu atau menunjukkan sifat-sifat hidromorfik (Harjowigeno, 2003), sehingga terjadi

gleisasi. Tanah Gleisol selalu terbentuk pada drainase yang selalu tergenang. Jenis tanah

ini dengan kondisi tergenang mempunyai potensi yang tinggi untuk pengembangan

tanaman pertanian terutama tanaman padi sawah jika didukung dengan fasilitas irigasi

dan drainase yang baik.

banyak dimanfaatkan sebagai

tanah persawahan (Padi

Sawah)

Tersebar di Indonesia

Page 110: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 24

Tanah Podsolik

merah kuning (PMK)

PMK adalah jenis tanah yang terbentuk karena curah hujan yang tingi dan suhu yang

sangat rendah. Tanah PMK berwarna merah sampai kuning yang berarti kurang subur

karena pencucian.

Tanah PMK memiliki Ph rendah dan banyak mengandung unsur Al dan Fe.

Tanahnya berlempung dan

mudah basah. Cocok untuk

persawahan.

Tanah ini tersebar

merata di wilayah

Indonesia.

Tanah Jenis Oxisols

Tanah jenis Oxisols merupakan tanah tua yang memiliki kandungan liat tinggi tetapi

tidak aktif, sehingga kapasitas tukar kationnya rendah. Tanah Oxisols banyak

mengandung oksida besi atau oksida Al dan memiliki horizon oksik.

Pengelolaan tanah Oxisols yaitu dengan membuat irigasi, pemberian pupuk,

pengapuran dan pebambahan BO.

Lahan tanah Oxisols cocok

digunakan sebagai hutan

lindung.

Tanah ini tersebar

merata di wilayah

Indonesia.

Tanah Laterit

Mirip dengan PMK, tapi dengan suhu yang jauh lebih tinggi. Tanah ini tadinya subur

dan kaya akan unsur hara, namun hilang karena larut dibawa air hujan.

Tanah ini banyak mengandung seskuioksida tapi sangat minim unsur hara.

Walaupun tidak cocok untuk

sebagian tanaman, tanah ini

masih bagus untuk ditanami

jambu mete dan kelapa.

Banyak dijumpai di

sebagian Jawa,

Kalimantan dan

Sulawesi.

Tanah Latosol

Tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Perkembangan

horizon tanah Latosol berlangsung lambat sampai sedang. Hal ini karena sebagian besar

berada didaerah yang lembab.

Tanah Latosol berwarna merah hingga coklat dengan Ph 4,5-6,5. Unsur hara yang

dikandungnya berubah-ubah dari sedang sampai tinggi. Tapi jenis tanah ini mampu

menyerap air dengan baik sehingga bisa menahan erosi.

Tanaman yang cocok adalah

tebu, coklat, tembakau, pala

dan panili.

Jenis tanah ini tersebar

di Sumatra, Jawa, Bali

dan Sulawesi.

Tanah Organosol

Tanah orgonosol terbentuk dari pelapukan dan pembusukan bahan bahan organik.

Tanah organosol biasanya dapat kita temui di daerah rawa-rawa atau daerah yang

banyak tergenang air. Jadi dapat diterka jenis tanah ini sangat lembek karena tergenang

air. Tanah organosol terbagi jadi dua macam, yaitu tanah humus dan tanah tanah

gambut.

Tanah humus

Tanah humus adalah jenis tanah orgonosol yang sangat subur. Kandungan unsur hara

yang tinggi membuat warnanya jadi kehitaman.

Tanah gambut

Tanah gambut juga mengandung banyak zat organik, tapi bersifat sangat asam.

Sehingga kurang cocok untuk tanaman.

Tanah humus banyak

digunakan untuk budidaya

tanaman padi, nenas dan

kelapa.

Tanah gambut saat ini tanaman

yang cocok di tanah gambut

hanya kelapa sawit.

Tersebar di pulau

Sumatra, Sulawesi,

Kalimantan dan sebagian

Jawa.

Tanah Rendzina

Tanah Rendzina adalah tanah yang terbentuk dari batuan basalt, batu kapur dan granit.

teksturnya lembut dan daya permeabilitasnya tinggi sehingga mampu mengikat air.

Tanah ini banyak mengandung unsur Ca, Mg dan sedikit hara dengan kadar Ph tinggi.

Cocok ditanami tanaman keras

semusim dan palawija.

Tersebar di Maluku,

Papua, Aceh dan

Sulawesi.

Tanah Mediteran

Tanah ini merupakan bagian dari ordo Alfisol yang banyak terdapat di daerah beriklim

lembab. Terbentuk dari batuan berkapur yang banyak mengandung karbonat.

Tanah mediteran banyak mengandung air, Al, Fe dan bahan organik lain. Sehingga

termasuk tanah yang subur.

Cocok untuk persawahan. Tersebar di Jawa,

Sulawesi, Sumatra dan

Nusa Tenggara.

Page 111: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 25

Tanah Grumosol

Tanah ini merupakan bagian dari ordo vertisol yang memiliki kadar lempung yang

tinggi. Tanah grumosol terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa vulkanik yang

umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas di dalamnya. Tanah ini menjadi

pecah pecah ketika kering dan sangat lengket ketika hujan yang berarti tidak subur.

Namun bukan berarti tak bisa ditumbuhi sama sekali.

Tanah ini masih bisa ditanami

pohon jati dan rumput-

rumputan.

Tersebar di Sumatra

Barat, Jawa dan Nusa

Tenggara Timur.

Tanah Jenis Ultisols Sifat ciri utama tanah jenis Ultisols yaitu adanya pengendapan liat dari lapisan A atau

iluvasi dan diendapkan di lapisan B atau eluvasi. Sehingga kadar liat dari horizon B >

1.2 kali kandungan liat dari horizon A atau disebut juga Horizon Argilik. Tanah jenis

Ultisols merupakan tanah penimbunan liat di horizon bawah, memiliki sifat masam,

dan pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kejenuhan basanya kurang dari

35%. Tanah jenis Ultisols biasanya berwarna merah sampai kuning, karena

mengandung Al, Fe dan Mn yang cukup tinggi.

Untuk meningkatkan

produktivitas tanah jenis

Ultisols bisa dilakukan dengan

memberikan kapur,

penambahan BO, pemupukan,

penanaman tanaman adaftif,

budidaya tanaman lorong, dan

pembuatan terasering.

Tersebar di indonesia

Tanah Jenis Entisols

Sifat atau ciri tanah Entisols solum dangkal yaitu hanya terdapat lapisan A dan diikuti

lapisan C atau R. Tanah jenis Entisols tergolong jenis tanah yang masih sangat muda,

yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan.

Tanah jenis Entisols terbentuk di daerah dengan bahan induk dari pengendapan

material baru atau di daerah yang laju erosi atau pengendapannya lebih cepat

dibandingkan laju pembentukna tanah. Kata Ent pada kata ‘Entisol’ berarti recent atau

baru.

Pengelolaan tanah jenis Entisols

bisa dilakukan dengan

memperbanyak menanam

tanaman penutup tanah seperti

rumput atau alang-alang.

Pada daerah yang berlereng

bisa dibuatkan terasering

supaya tidak mudah terjadi

erosi atau memanfaatkan

sistem agroforestri.

Tersebar di indonesia

Tanah Jenis Histosols

Sifat utama dari tanah jenis Histosols yaitu memiliki kandungan bahan organik yang

lebih dari 20% untuk tanah yang bertekstur pasir dan lebih dari 30% untuk tanah yang

bertekstur liat. Lapisan yang memiliki kandungan bahan organik tinggi tersebut

tebalnya lebih dari 40 cm.

Tanah jenis Histosols berwarna kroma mantap dan mempunyai warna kurang dari 3.

Tekstur tanahnya beragam dan tidak berstruktur. Kata Histos pada kata ‘Histosols’

berarti jaringan tanaman.

Pengelolan tanah jenis Histosols bisa dilakukan dengan memberikan kapur, pemupukan

unsur makro dan mikro.

Tanaman semusim dan

tanaman tahunan bisa

dibudidayakan pada tanah

Histosols lahan gambut.

Tersebar di Indonesia

Tanah Jenis Alfisols

Ciri utama tanah jenis Alfisols yaitu adanya selaput liat. Tanah Alfisols memiliki horison

argilik dengan endapan liat di lapisan B, kandik atau natrik dan kejenuhan basa lebih

dari 35%. Bentuk wilayah tanah alfisols beragam dari bergelombang sehingga tertoreh

tekstur berkisar antara sedang hingga halus.

Penggunaan tanah jenis Alfisols

di Indonesia diantaranya untuk

pesawahan, perkebunanan,

tegalan, hutan produksi dan

padang rumput.

Tersebar di Indonesia

Page 112: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 26

Cara pengelolaan tanah jenis Alfisols diantaranya dengan cara menambahkan unsur

hara organik, sistem irigasi yang baik, ada tanaman lorong, pembuatan terassering pada

lahan yang berlereng dan pembuatan guludan yang searah dengan kontur.

Tanah Jenis Vertisols

Tanah jenis Vertisols merupakan tanah dengan kandungan liat yang tinggi, lebih dari

30%. Tanah vertisols akan mengembang saat basah dan akan mengkerut saat kering.

Tanah Vertisols berwarna gelap, memiliki kandungan pH yang cukup tinggi dan

kapasitas tukar kationnya juga tinggi.

Pengelolaan tanah jenis

Vertisols yaitu dengan

menggunakan sistem irigasi

yang baik, mengolah tanah

agar tetap jenuh dan

pemupukan dengan bahan

organik seperti kompos atau

pupuk kandang.

Tersebar di Indonesia

Tanah Jenis Andisols

Tanah jenis Andisols berkembang dari bahan induk abu vulkan, sinder dan batu apung.

Tanah Andisols mengandung banyak mineral dalam tanah, memiliki potensi fiksasi

fosfat yang tinggi, permeabilitas yang cepat dan berwarna dari hitam, kelabu sampai

coklat tua.

Cara pengelolaan tanah jenis Andisols yaitu dengan meningkatkan tanaman penutup

tanah, pembuatan teras pada lereng yang miring, membuat bedengan dan menerapkan

pola tanam tumpangsari.

Tanah Andisols bisa digunakan

untuk usaha pertanian berupa

budidaya tanaman industri,

tanaman produksi holtikultura,

tanaman tahunan dan tanaman

kentang.

Tersebar di Indonesia

Tanah Jenis

Spodosol

Ciri utama dari tanah jenis Spodosol yaitu pada horizon bawah terjadi penimbunan Fe

dan Al-oksida, sedangkan pada lapisan atas terdapat horizon eluvasi yang berwarna

pucat. Terdapat lapisan pasir masam yang berwarna putih abu-abu di atas lapisan

lempung berpasir yang berwarna gelap.

Cara pengelolaan tanah jenis Spodosol yaitu dengan adanya tanaman penutup lahan,

membuat bedengan, guludan dan terasering sesuai tingkat kemiringan lereng. Untuk

meningkatkan produktivitas tanah bisa dilakukan dengan cara pengapuran,

penambahan BO, pemupukan dan budidaya tanaman adaptif.

Tanah Spodosol tidak cocok

dijadikan lahan pertanian,

sebaiknya tetap dibiarkan saja

sebagai hutan atau daerah

konservasi.

Tersebar di Indonesia

Tanah Jenis Mollisols

Ciri utama dari tanah Mollisols yaitu mempunyai lapisan permukaan yang berwarna

gelap dan mengandung bahan organic yang tinggi. Tanah jenis Mollisols memiliki

kandungan kation basa yang tinggi, sehingga tanah jenis ini tergolong sangat subur.

Cara pengelolaan tanah Mollisols yaitu dengan memanfaatkannya sebaik mungkin

sesuai dengan kebutuhan.

Tanah Mollisols cocok

digunakan untuk usaha

budidaya tanaman semusim

yang berakar pendek seperti

padi, kacang tanah dan jagung.

Tersebar di Indonesia

Tanah Jenis Aridisols

Ciri utama dari tanah Aridisols yaitu adanya reaksi-reaksi fisik, kimia dan biologi yang

berjalan lambat karena kekurangan air. Tanah Aridisols memiliki sifat yang hampir

sama dengan tanah induknya, memiliki kandungan KB yang tinggi dan memiliki

kandungan bahan organik yang rendah.

Cara pengelolaan tanah Ardisols yaitu dengan memberikan tambahan bahan organic

dalam tanah, penanaman sistem cove crop dan penambahan vegetasi di area yang

dibutuhkan untuk melindungi dari terjadinya run off yang besar.

Tanah Ardisols tidak cocok

digunakan untuk bercocok

tanam, karena kondisi

lingkungannya yang kering.

Tapi masih bisa ditanami

dengan tanaman yang memang

membutuhkan intesitas cahaya

Tersebar di Indonesia

Page 113: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 27

Sumber: Sistem Dudol-Soepraptohardjo (1957-1961), Pusat Penelitian Tanah Bogor (1978/1982), FAO/UNESCO (1974), USDA = Soil Taxonomy (USDA, 1975; Soil Survey Satff, 1999; 2003), Buku

Ajar Klasifikasi Tanah Dan Kesesuaian Lahan - Studi Agroekoteknologi Pertanian Udayana 2010 (https://www.slideshare.net/danurqahari/buku-ajarklasifikasitanahdankesesuaianlahan), Jenis Tanah

Untuk Pertanian Dan Perkebunan - Pusat Studi Ilmu Geografi Indonesia 2017, Diolah 2017.

matahari yang tinggi dan tidak

banyak membutuhkan air

seperti nanas, tebu dan buah

naga.

Tanah Jenis Gelisols

Tanah Gelisols terbentuk dalam lingkungan yang sangat dingin. Tanah ini membeku

pada ketebalan 100-200 cm dari permukaan tanah. Tanah Gelisols tidak mempunyai

horizon B dan hanya mempunyai horizon A yang berada di lapisan es. Kandungan

bahan organik tanah Gelisols terakumulasi di lapisan paling atas, sehingga tanah

Gelisols kebanyakan berwarna hitam atau coklat tua. Tanah Gelisols termasuk tanah

yang subur, kandungan kimia yang dominan diantaranya kalium dan potassium.

Tanah Gelisols tidak cocok

digunakan untuk bercocok

tanam, karena kondisi

lingkungannya yang ekstrim

dingin.

Tanah Gelisols bisa

ditemukan di daerah

Kanada, Siberia dan

Alaska.

Page 114: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 28

2. Penutup lahan (landcover)

Beberapa batasan pengertian tentang penutup lahan menurut SNI 7645-2010

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.16. Jenis Penutup Lahan di Kabupaten Tanah Bumbu

No Jenis Penutup

lahan Pengertian

1 Sawah Areal pertanian yang digenangi air atau diberi air, baik dengan

teknologi pengairan (sawah irigasi), tadah hujan, maupun pasang

surut. Areal pertanian dicirikan oleh pola pematang dengan

ditanami jenis tanaman pangan berumur pendek (padi)

2 Sawah Pasang

Surut

Sawah yang diusahakan dalam lingkungan yang terpengaruh air

pasang surut air laut atau sungai

3 Ladang, Tegal,

Atau Huma

Pertanian lahan kering dengan penggarapan secara temporer

atau berpindah-pindah. Ladang adalah area yang digunakan

untuk kegiatan pertanian dengan jenis tanaman selain padi, tidak

memerlukan pengairan secara ekstensif, vegetasinya bersifat

artifisial dan memerlukan campur tangan manusia untuk

menunjang kelangsungan hidupnya.

4 Perkebunan Lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian tanpa

pergantian tanaman selama 2 tahun. Panen biasanya dapat

dilakukan setelah satu tahun atau lebih

5 Perkebunan

Campuran

Lahan yang ditanami tanaman keras lebih dari satu jenis atau

tidak seragam yang menghasilkan bunga, buah, dan getah, dan

cara pengambilan hasilnya bukan dengan cara menebang pohon.

Perkebunan campuran di Indonesia biasanya berasosiasi dengan

permukiman perdesaan atau pekarangan, dan diusahakan secara

tradisional oleh penduduk

6 Tanaman

Campuran

Lahan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis vegetasi

7 Hutan Lahan

Kering Primer

Hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan kering yang

dapat berupa hutan dataran rendah, perbukitan dan

pegunungan, atau hutan tropis dataran tinggi yang masih

kompak dan belum mengalami intervensi manusia atau belum

menampakkan bekas penebangan.

9 Hutan Lahan

Kering Sekunder

Hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan kering yang

dapat berupa hutan dataran rendah, perbukitan dan

pegunungan, atau hutan tropis dataran tinggi yang telah

mengalami intervensi manusia atau telah menampakkan bekas

penebangan (kenampakan alur dan bercak bekas tebang)

10 Hutan Lahan

Basah Primer

Hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan basah

berupa rawa termasuk rawa payau dan rawa gambut. Wilayah

lahan basah berkarakteristik unik yaitu (1) dataran rendah yang

membentang sepanjang pesisir, (2) wilayah berelevasi rendah, (3)

tempat yang dipengaruhi oleh pasang surut untuk wilayah dekat

pantai, (4) wilayah dipengaruhi oleh musim yang terletak jauh

dari pantai, dan (5) sebagaian besar wilayah tertutup gambut.

Belum mengalami intervensi manusia atau belum menampakkan

bekas penebangan.

11 Hutan Lahan

Basah Sekunder

Hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan basah

berupa rawa termasuk rawa payau dan rawa gambut. Wilayah

lahan basah berkarakteristik unik yaitu (1) dataran rendah yang

membentang sepanjang pesisir, (2) wilayah berelevasi rendah, (3)

tempat yang dipengaruhi oleh pasang surut untuk wilayah dekat

pantai, (4) wilayah dipengaruhi oleh musim yang terletak jauh

dari pantai, dan (5) sebagaian besar wilayah tertutup gambut.

Page 115: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 29

No Jenis Penutup

lahan Pengertian

Telah mengalami intervensi manusia atau telah menampakkan

bekas penebangan.

12 Semak Belukar Kawasan lahan kering yang ditumbuhi dengan berbagai macam

vegetasi alami heterogen dan homogen dengan tingkat

kerapatan jarang hingga rapat. Kawasan didominasi vegetasi

rendah (alami). Semak belukar biasanya kawasan bekas hutan

dan biasanya tidak menampakkan lagi bekas atau bercak

tebangan

13 Padang Rumput,

Alang-Alang, dan

Sabana

Areal terbuka yang didominasi berbagai jenis rumput yang tinggi

serta rumput rendah heterogen

14 Rumput Rawa Rumput yang berhabitat di daerah yang secara permanen

tergenang air tawar ataupun payau.

16 Permukiman Areal atau lahan yang digunakan sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang

mendukung kehidupan manusia

17 Bangunan non

permukiman

Areal atau lahan yang digunakan sebagai tempat berusaha diluar

permukiman seperti untuk indutri, perdagangan dan jasa

18 Pertambangan Lahan terbuka sebagai akibat aktivitas pertambangan, dimana

penutup lahan, batu atau material bumi lainnya dipindahkan

oleh manusia

19 Lahan Terbangun

Non Permukiman

(Infrastruktur)

Areal yang telah mengalami substitusi penutup lahan alami

maupun semi alami dengan penutup lahan yang biasanya kedap

air atau relatif permanen seperti bangunan infrastruktur

trasportasi baik darat laut maupun udara

29 Danau atau

Waduk

Areal perairan dangkal, dalam dan permanen

21 Rawa Genangan air tawar atau air payau yang luas dan permanen di

daratan

22 Sungai Tempat mengalir air yang bersifat alamiah

23 Tambak Aktivitas untuk perikanan atau penggaraman yang tampak

dengan pola pematang disekitar pantai

Interpretasi citra yang digunakan untuk kegiatan ini adalah interpretasi citra

Landsat tahun 2016. Kodefikasi interpretasi menggunakan kodefikasi Kelas penutupan

lahan dalam penafsiran citra satelit optis resolusi sedang di bidang kehutanan, yang

sudah masuk dalam nomenklatur SNI (Standar Nasional Indonesia). Adapun klasifikasi

hasil interpretasi citra untuk wilayah kabupaten Tanah Bumbu dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.17. Klasifikasi Tutupan Lahan di Kabupaten Tanah Bumbu

No Kelas Simbol Kode Definisi

1 Hutan lahan

kering sekunder /

bekas tebangan

2002 Hs Hutan yang tumbuh secara alami sesudah

terjadinya kerusakan/perubahan pada

tumbuhan hutan yang pertama. Hutan yang

telah mengalami gangguan eksplotasi oleh

manusia, biasanya ditandai dengan adanya

jaringan jalan ataupun jaringan sistem

eksploitasi lainnya. Kenampakan berhutan

bekas tebas bakar yang ditinggalkan, bekas

kebakaran atau yang tumbuh kembali dari

Page 116: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 30

No Kelas Simbol Kode Definisi

bekas tanah terdegradasi juga dimasukkan

dalam kelas ini

2 Hutan mangrove

primer

2004 Hmp Hutan yang tumbuh di daerah pantai atau

sekitar muara yang dipengaruhi oleh pasang

surut air laut (bakau, nipah dan nibung yang

berada di sekitar pantai, yang belum

menampakkan bekas penebangan). Pada

beberapa lokasi, hutan mangrove berada

lebih ke pedalaman

3 Hutan mangrove

sekunder

20041 Hms Hutan yang tumbuh di daerah pantai atau

sekitar

muara yang dipengaruhi oleh pasang surut

air laut (bakau, nipah dan nibung yang

berada di sekitar pantai), yang telah

memperlihatkan bekas penebangan dengan

pola alur, bercak, dan genangan atau bekas

terbakar.

4 Hutan rawa

sekunder / bekas

tebangan

20051 Hrs Hutan yang lantai hutannya secara periodik

atau sepanjang tahun terendam air (di daerah

berawa, termasuk rawa payau dan rawa

gambut) yang telah menampakkan bekas

penebangan, termasuk hutan sagu dan hutan

rawa bekas terbakar dan sudah mengalami

suksesi

5 Semak belukar 2007 B Hutan lahan kering yang telah tumbuh

kembali (mengalami suksesi) namun belum /

tidak optimal, atau lahan kering dengan

liputan pohon jarang (alami) atau lahan

kering dengan dominasi vegetasi rendah

(alami). Kenampakan ini biasanya tidak

menunjukkan lagi adanya bekas / bercak

tebangan

6 Hutan tanaman 2006 Ht Hutan tanaman yang dibangun dalam rangka

meningkatkan potensi dan kualitas hutan

produksi (sudah ditanami), termasuk hutan

tanaman untuk reboisasi dan hutan tanaman

industri.

7 Perkebunan/Kebun 2010 Pk Kebun (perkebunan) adalah lahan

bertumbuhan pohonpohonan yang dibebani

hak milik atau hak lainnya dengan

penutupan tajuk didominasi pohon buah

atau industri

8 Semak belukar

rawa

20071 Br Hutan rawa / mangrove yang telah tumbuh

kembali (mengalami suksesi) namun belum /

tidak optimal, atau bekas hutan rawa /

mangrove dengan liputan pohon jarang

(alami), atau bekas hutan rawa / mangrove

dengan dominasi vegetasi rendah (alami).

Kenampakan ini biasanya tidak menunjukkan

lagi adanya bekas / bercak tebangan

9 Pertanian lahan

kering

20091 Pt Aktivitas pertanian di lahan kering seperti

tegalan dan ladang.

10 Pertanian lahan

kering campur

semak

20092 Pc Aktivitas pertanian lahan kering dan kebun

yang berselang-seling dengan semak, belukar

dan hutan bekas tebangan. Sering muncul

pada areal perladangan berpindah, dan rotasi

tanam lahan karst.

Page 117: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 31

No Kelas Simbol Kode Definisi

11 Permukiman /

Lahan terbangun 2012 Pm

Lahan yang digunakan untuk permukiman,

baik perkotaan, pedesaan, industri, fasilitas

umum dll, dengan memperlihatkan bentuk-

bentuk yang jelas

12 Tanah terbuka 2014 T Lahan terbuka tanpa vegetasi (singkapan

batuan puncak gunung, puncak bersalju,

kawah vulkan, gosong pasir, pasir pantai,

endapan sungai), dan lahan terbuka bekas

kebakaran. Kenampakan lahan terbuka untuk

pertambangan dikelaskan pertambangan,

sedangkan lahan terbuka bekas pembersihan

lahanland clearing dimasukkan kelas lahan

terbuka. Lahan terbuka dalam kerangka

rotasi tanam sawah / tambak tetap

dikelaskan sawah / tambak

13 Pertambangan /

tambang

20141 Pb Lahan terbuka yang digunakan untuk

aktivitas pertambangan terbuka-open pit

(spt.: batubara, timah, tembaga dll.), serta

lahan pertambangan tertutup skala besar

yang dapat diidentifikasikan dari citra

berdasar asosiasi kenampakan objeknya,

termasuk tailing ground (penimbunan limbah

penambangan). Lahan pertambangan

tertutup skala kecil atau yang tidak

teridentifikasi dikelaskan menurut

kenampakan permukaannya

14 Rawa 50011 Rw Lahan rawa yang sudah tidak berhutan (tidak

ada

vegetasi pohon)

15 Tubuh air 5001 A Perairan, termasuk laut, sungai, danau,

waduk, dll. Kenampakan tambak, sawah dan

rawa-rawa telah digolongkan tersendiri

16 Tambak 20094 Tm Lahan untuk aktivitas perikanan darat (ikan /

udang) atau penggaraman yang dicirikan

dengan pola pematang (umumnya), serta

biasanya tergenang dan berada di sekitar

pantai

17 Transmigrasi 20122 Tr Lahan yang digunakan untuk areal

permukiman perdesaan (transmigrasi) beserta

pekarangan di sekitarnya. Sedangkan areal

transmigrasi yang telah berkembang, polanya

menjadi kurang teratur dan susah dipisahkan

lagi antara kebun, pertanian dan

pemukimannya, dikelaskan menjadi kelas

transmigrasi.

Penutupan lahan skala nasional memiliki 22 kelas penutupan lahan dengan 7

kelas penutupan hutan dan 15 kelas penutupan bukan hutan. Penetapan standar kelas

ini didasarkan pada pemenuhan kepentingan di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan secara khusus dan institusi-institusi terkait tingkat nasional secara umum.

Berdasarkan SNI 7645-2010 dapat ditampilkan sebagai berikut:

Page 118: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 32

Tabel 2.18. Kelas Penutupan Lahan

No Kode Toponimi Keterangan

1 2001 Hp Hutan Lahan Kering Primer

2 2002 Hs Hutan Lahan Kering Sekunder

3 2004 Hmp Hutan Mangrove Primer

4 2005 Hrp Hutan Rawa Primer

5 20041 Hms Hutan Mangrove Sekunder

6 20051 Hrs Hutan Rawa Sekunder

7 2006 Ht Hutan Tanaman

8 2007 B Belukar

9 2010 Pk Perkebunan

10 2012 Pm Pemukiman

11 2014 T Tanah Terbuka

12 2500 Aw Awan

13 3000 S Savanna/ Padang rumput

14 5001 A Badan Air

15 20071 Br Belukar Rawa

16 20091 Pt Pertanian Lahan Kering

17 20092 Pc Pertanian Lahan Kering Campur

18 20093 Sw Sawah

19 20094 Tm Tambak

20 20121 Bdr Bandara/ Pelabuhan

21 20122 Tr Transmigrasi

22 20141 Pb Pertambangan

23 50011 Rw Rawa

3. Jasa Ekosistem (Ecosystem Services)

Menurut sistem klasifikasi jasa ekosistem dari Millenium Ecosystem Assessment

(2005), jasa ekosistem dikelompokkan menjadi empat fungsi layanan, yaitu jasa

penyediaan (provisioning), jasa pengaturan (regulating), jasa pendukung (supporting),

dan jasa kultural (cultural), dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.19. Klasifikasi Jasa Ekosistem

Klasifikasi Layanan Ekosistem Definisi Operasional

Fungsi Penyediaan (Provisioning)

1 Pangan Hasil laut, pangan dari hutan (tanaman dan hewan), hasil

pertanian & perkebunan untuk pangan, hasil peternakan

2 Air bersih Penyediaan air dari tanah (termasuk kapasitas

penyimpanannya), penyediaan air dari sumber permukaan

3 Serat (fiber) Hasil hutan, hasil laut, hasil pertanian & perkebunan untuk

material

4 Bahan bakar (fuel) Penyediaan kayu bakar dan bahan bakar dari fosil

Fungsi Pengaturan (Regulating)

1 Pengaturan iklim Pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, pengendalian gas

rumah kaca & karbon

2 Pengaturan tata aliran air &

banjir

Siklus hidrologi, serta infrastruktur alam untuk penyimpanan

air, pengendalian banjir, dan pemeliharaan air

Page 119: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 33

Klasifikasi Layanan Ekosistem Definisi Operasional

3 Pencegahan dan

perlindungan dari bencana

Infrastruktur alam pencegahan dan perlindungan dari

kebakaran lahan, erosi, abrasi, longsor, badai dan tsunami

4 Pemurnian air Kapasitas badan air dalam mengencerkan, mengurai dan

menyerap pencemar

5 Pengolahan dan penguraian

limbah

Kapasitas lokasi dalam menetralisir, mengurai dan menyerap

limbah dan sampah

6 Pemeliharaan kualitas udara Kapasitas mengatur sistem kimia udara

7 Pengaturan penyerbukan

alami (pollination)

Distribusi habitat spesies pembantu proses penyerbukan

alami

8 Pengendalian hama &

penyakit

Distribusi habitat spesies trigger dan pengendali hama dan

penyakit

Fungsi Budaya (Cultural)

1 Spiritual & warisan leluhur Ruang & tempat suci, peninggalan sejarah, peninggalan

leluhur

2 Tempat tinggal & ruang

hidup (sense of place)

Ruang untuk tinggal dan hidup sejahtera, jangkar “kampung

halaman” yang punya nilai sentimental

3 Rekreasi & ecotourism Fitur lansekap, keunikan alam, atau nilai tertentu yang

menjadi daya tarik wisata

4 Ikatan budaya, adat, pola

hidup

Keterikatan komunitas dan hubungan sosial, pelestarian

keragaman budaya (misalnya komunitas nelayan, komunitas

adat, masyarakat pedalaman, dll.)

5 Estetika Keindahan alam yang memiliki nilai jual

6 Pendidikan & pengetahuan Memiliki potensi untuk pengembangan pendidikan dan

pengetahuan

Fungsi Pendukung (Supporting)

1 Pembentukan lapisan tanah

& pemeliharaan kesuburan

Kesuburan tanah

2 Siklus hara (nutrient) Kesuburan tanah, tingkat produksi pertanian

3 Produksi primer Produksi oksigen, penyediaan habitat spesies

Berikut ini uraian setiap layanan jasa ekosistem di Kabupaten Tanah Bumbu:

A. Bidang Lingkungan Hidup

1. Jasa Ekosistem Penyediaan Air

Ekosistem memberikan manfaat penyediaan air bersih yaitu ketersediaan air

bersih baik yang berasal dari air permukaan maupun air tanah (termasuk kapasitas

penyimpanannya), bahkan air hujan yang dapat dipergunakan untuk kepentingan

domestik, pertanian, industri maupun jasa. Penyediaan jasa air bersih sangat

dipengaruhi oleh kondisi curah hujan dan lapisan tanah atau batuan yang dapat

menyimpan air (akuifer). Air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat

sehingga mempunyai peran penting dalam kehidupan. Ekosistem memberikan manfaat

penyediaan air bersih yaitu ketersediaan air bersih baik yang berasal dari air permukaan

maupun air tanah (termasuk kapasitas penyimpanannya), bahkan air hujan yang dapat

dipergunakan untuk kepentingan domestik, pertanian, industri maupun jasa.

Jasa ekosistem penyediaan air ketersediaan air dalam, lahan datar, curah hujan

tinggi, vegetasi hutan tinggi sehingga air tidak bercampur sedimen (ini kualitas bukan

ketersediaan), recharge area, memiliki potensi yang tinggi sedangkan semak belukar

Page 120: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 34

rendah. Skoring daya dukung daya tampung ketersediaan air dapat diuraikan sebagai

berikut:

Tabel 2.20. Skoring DDDT Ketersediaan Air

No Morfologi Lereng* Ch

(mm)**

Penggunaan

Lahan*** CAT****

Sistem

Lahan

(Ground

water)*****

DDDT

Ketersediaan

air

Nilai

1 Gunung/Pegunungan

Dan

Bukit/Perbukitan

>40% 2382-

2387

Semua 0 None or

Slight

Ketersediaan

air sangat

rendah

1

2 Gunung/Pegunungan

Dan

Bukit/Perbukitan

25-

40%

2404-

2436

Semua 0 >400 ppm

NaCl

Ketersediaan

air rendah

2

3 Bukit/Perbukitan 15-

25%

2446-

2471

Semua 1 250 - 400

ppm NaCl

Ketersediaan

air sedang

3

4 Landai 2-15% 2481-

2485

Semua 1 <250 ppm

NaCl

Ketersediaan

air tinggi

4

5 Datar 0-2 % 2488-

2566

Semua 1 <250 ppm

NaCl

5

• *= Peta kelas lereng diturunkan dari RBI skala 1:50.000

• ** = Peta Curah hujan didapatkan dari http://id.data.climate.org (1982-2012)

• *** = Peta Tutupan lahan dari KLHK tahun 2016

• **** = Peta Cadangan Air Tanah

• ***** = Peta Ground water dari RePPProT 1987 Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016,

diolah 2017

Jasa ekosistem penyediaan air berdasarkan kecamatan dan daerah aliran sungai

(DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.21. Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Per Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Penyediaan Air Jumlah

Total Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

Angsana 1,04 17.563,86 2.016,21 19.581,10

Batulicin 95,29 377,76 5.639,76 7.347,33 13.460,13

Karang

Bintang 0,16 6,22 10.741,65 9.391,94 20.139,97

Kuranji 0,01 628,71 10.835,66 11.464,39

Kusan Hilir 185,79 28.653,70 28.839,49

Kusan Hulu 30.848,19 46.848,29 53.175,74 19.454,84 150.327,05

Mantewe 9.878,89 8.232,55 53.464,99 15.093,04 86.669,48

Satui 2.025,33 15.096,93 55.581,91 15.052,67 87.756,84

Simpang

Empat 174,13 842,73 14.083,21 15.046,64 30.146,71

Sungai

Loban 27,41 3.350,74 34.854,90 38.233,06

Total 2.199,46 56.790,66 146.859,04 229.481,93 51.287,14 486.618,23

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Page 121: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 35

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan yang memiliki jasa

ekosistem penyediaan air sangat rendah berada di Kecamatan Satui dan Simpang Empat

mayoritas dengan morfologi pegunungan dan perbukitan. Sedangkan kecamatan yang

memiliki jasa ekosistem penyediaan air sedang dengan kelerengan 15-25%. Kecamatan

yang memiliki jasa ekosistem penyediaan air sangat tinggi berada di Kecamatan

Batulicin, Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Mantewe

mayoritas dengan morfologi landai dan datar.

Tabel 2.22. Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Berdasarkan Daerah Aliran

Sungai (DAS) Kabupaten Tanah Bumbu

DAS / Sub DAS

Jasa Ekosistem Penyediaan Air Jumlah

Total Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

DAS BATULICIN 155,56 8.330,72 19.859,39 75.218,43 29.601,51 133.165,62

DAS CANTUNG 18,56 127,31 2.039,51 4.967,59 489,52 7.642,50

P. Burung 33,01 480,86 513,87

P. Suwangi 94,97 300,14 270,26 665,37

P. Tampakan 0,73 561,54 562,27

Sub DAS Batulaki 1.127,69 10.907,11 26.585,00 7.446,75 46.066,55

Sub DAS Betung 10,28 13.669,02 479,76 14.159,06

Sub DAS Bunati 6.042,88 1.452,43 7.495,31

Sub DAS Dua Laut 51,64 3.798,32 3.849,96

Sub DAS Dua

Pumpung 1,51 131,55 2.285,14 2.418,20

Sub DAS Keladan 1,04 12,68 2,26 15,98

Sub DAS Kusan Hilir 694,41 3.743,91 61.855,35 20.714,64 87.008,31

Sub DAS Kusan Hulu 8.122,99 11.711,58 9.267,16 29.101,73

Sub DAS Kusan

Tengah 17.964,51 26.172,56 16.173,27 1,71 60.312,06

Sub DAS

MARTAPURA 70,70 186,28 76,24 2,01 335,23

Sub DAS S.Cuka 7,16 3.376,11 1.821,72 5.204,99

Sub DAS Satui 826,94 10.295,14 23.226,04 4.265,83 38.613,95

Sub DAS Sebamban 57,51 11.252,78 21.173,28 32.483,56

Sub DAS Setarap 12.233,00 4.770,71 17.003,71

Jumlah Total 2.199,46 56.790,66 146.859,04 229.481,93 51.287,14 486.618,23

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan ketersediaan air berdasarkan daerah aliran sungai (DAS) di

Kabupaten Tanah Bumbu dengan penyediaan sangat tinggi berada di DAS Batulicin,

DAS Cantung, Sub DAS Betung dan Sub DAS Kusan Hilir, serta Sub DAS Kusan Tengah

yang mayoritas bermorfologi landai dan datar. Daerah aliran sungai berada di DAS

Batulicin, DAS Cantung, Sub DAS Martapura dan Sub DAS Satui yang memiliki jasa

penyediaan air sangat rendah memiliki morfologi pegunungan dan perbukitan.

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun untuk pemetaannya dengan memperhatikan

kondisi administrasi dan kondisi daerah aliran sungai sebagai berikut:

Page 122: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 36

Peta 2.5. Jasa Ekosistem Air Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 123: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 37

Peta 2.6. Jasa Ekosistem Air Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Page 124: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 38

2. Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan

Ekosistem memberikan manfaat penyediaan bahan pangan yaitu segala sesuatu

yang berasal dari sumber hayati (tanaman dan hewan) dan air (ikan), baik yang diolah

maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

konsumsi manusia. Jenis-jenis pangan di Indonesia sangat bervariasi diantaranya seperti

beras, jagung, ketela, gandum, sagu, segala macam buah, ikan, daging, telur dan

sebagainya. Penyediaan pangan oleh ekosistem dapat berasal dari hasil pertanian dan

perkebunan, hasil pangan peternakan, hasil laut dan termasuk pangan dari hutan.

Sektor pangan merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia sehingga

ketersediaan bahan pangan menjadi aspek penting. Ekosistem memberikan manfaat

penyediaan bahan pangan yaitu segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati

(tanaman dan hewan) dan air (ikan), baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

Jenis tanah subur, pola sungai, tanah alluvial-sawah dan kebun, gambut muka air

dangkal untuk pertanian, lahan perkebunan, peternakan, perikanan, kebun campuran,

jenis tanah latosol cocok untuk hutan, podsolik merah kekuningan dan spodosol cocok

untuk perkebunan memiliki potensi yang tinggi

Tabel 2.23. Skoring DDDT Ketersediaan Pangan

Tabel 2.24. N

o Jenis Tanah SPT Tanbu

Penggunaan

Lahan

DDDT Ketersediaan

Pangan Skor

1. Litosol, Aluvial Sulfidik, Aluvial

Sulfik, Aluvial Hidrik, Aluvial Gleik,

Alivial Eutrik

3,5,7,8 Semua Ketersediaan Pangan

Tinggi

5

2. Kambisol Litik, Kambisol Distrik,

Kambisol Eutrik

14, 16,30,34

Semua 4

3. Kambisol Gleik, Podsolik Kandik,

Oksisol Kandik

9,10,13,

,24,26,32

Semua Ketersediaan Pangan

sedang

3

4. Gleisol Sulfik, Gleisol Distrik,

Lateritik Haplik, Podsolik Haplik

1,2,18,19,20,

22,23,25,28,

29,31

Semua Ketersediaan Pangan

Rendah

2

5. Regosol Distrik, Oksisol Haplik 4,11,12,15,17,

21,27

Semua Ketersediaan Pangan

Sangat Rendah

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah

2017

Jasa ekosistem penyediaan pangan di Kabupaten Tanah Bumbu dirinci

berdasarkan kondisi administrasi dan daerah aliran sungai dapat ditampilkan pada tabel

berikut ini:

Page 125: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 39

Tabel 2.24. Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan Per Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Pangan Jumlah

Total (Ha) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

Angsana 579,21 12.343,62 6,63 4.394,48 2.257,16 19.581,10

Batulicin 227,38 4.268,46 2.843,43 3.330,19 2.793,87 13.463,33

Karang Bintang 295,33 13.930,98 4.004,86 1.908,79 20.139,97

Kuranji 337,21 10.133,23 993,94 11.464,38

Kusan Hilir 3.008,02 7.736,02 2.358,77 1.919,79 13.815,76 28.838,37

Kusan Hulu 9.887,56 56.699,24 57.750,08 21.313,72 4.673,26 150.323,86

Mantewe 6.628,62 42.617,28 30.747,10 5.595,83 1.079,91 86.668,74

Satui 14.446,17 37.422,73 24.246,01 505,46 11.135,21 87.755,58

Simpang

Empat 466,64 18.112,07 629,76 6.253,09 4.682,83 30.144,39

Sungai Loban 1.411,78 34.649,02 113,83 2.056,16 38.230,80

Total 37.287,92 237.912,67 118.581,78 48.425,19 44.402,96 486.610,52

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Tabel 2.25. Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Pangan Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

Anak P.Burung - - - - 6,49 6,49

DAS Anglai 394,49 - 1.143,33 - 185,80 1.723,62

DAS Angsana 65,08 323,79 - 1.552,33 625,65 2.566,84

DAS Bakau 137,86 499,60 - - - 637,46

DAS Batulicin 7.315,69 61.516,52 19.801,95 17.182,09 5.204,64 111.020,89

DAS Batung-Buluh 598,79 4.816,88 252,65 - 321,70 5.990,02

DAS Belanak 0,99 171,01 - 48,88 8,18 229,06

DAS Buluh 31,94 1.317,66 36,57 101,85 648,13 2.136,15

DAS Bunati 232,04 2.353,75 - 2.210,33 538,51 5.334,64

DAS Bunati Kecil 2,64 - - - 531,92 534,56

DAS Cantung 227,43 6.180,19 3.975,95 1.124,94 - 11.508,50

DAS Cuka 49,72 - 1.194,05 - 205,40 1.449,16

DAS Dua 220,46 2.967,46 - - - 3.187,92

DAS Dua Laut Kecil 36,31 98,51 - - - 134,81

DAS Dua Pumpung 242,60 2.200,30 - - - 2.442,90

DAS Godang-Durian 175,93 4.614,58 - - - 4.790,50

DAS Hanau 17,62 316,84 - 296,55 325,02 956,03

DAS Hanau Kecil - 277,76 - 54,84 223,58 556,18

DAS Kandang Haur - 496,27 - - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 11.956,68 61.037,15 54.911,28 21.418,59 15.978,61 165.302,30

DAS Langgawan 35,00 355,29 - - 272,35 662,64

DAS Loban 108,52 705,51 - - - 814,02

DAS Panyulingan - 300,04 - - - 300,04

DAS Samariti 20,09 1.015,40 - 273,66 486,92 1.796,08

DAS Satui 13.240,62 32.961,63 28.316,57 - 7.013,22 81.532,04

DAS Sebamban 405,97 30.927,97 - 415,83 1.874,79 33.624,56

DAS Segumbang

Besar

25,14 1.307,10 1.271,71 682,78 387,32 3.674,05

DAS Segumbang Kecil 4,33 - 105,66 - 145,58 255,56

DAS Sei Dua 96,29 2.362,52 - 1.096,77 1.129,12 4.684,70

Page 126: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 40

Nama DAS

Jasa Ekosistem Pangan Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

DAS Sei Kecil - 365,47 - 476,16 184,60 1.026,23

DAS Sei Kecil Bawah - 171,15 - 131,61 95,82 398,59

DAS Sepunggur Besar 8,04 203,72 262,96 - 503,90 978,62

DAS Sepunggur Kecil 5,25 - 30,37 - 268,05 303,67

DAS Serungga - 1.959,27 - 200,87 - 2.160,14

DAS Setarap 738,70 12.761,15 3.078,52 833,23 3.796,58 21.208,18

DAS Setarap Kecil 111,85 - - - 285,47 397,32

DAS Tanah Merah 440,54 - 254,98 - 1.067,66 1.763,18

DAS Tanah Merah

Satui

12,12 - 717,10 - 394,46 1.123,69

DAS Terusan 34,07 2.176,87 372,16 36,47 568,14 3.187,70

DAS Tungkaran

Pangeran

0,11 107,86 - 64,13 86,36 258,46

P.Burung 172,51 - - - 346,83 519,34

P.Suwangi 3,57 - - 284,90 384,29 672,77

P.Suwangi Kecil - - - - 16,36 16,36

P.Tampakan - - 222,95 - 350,99 573,94

PM (pulau kecil

tanpa nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- - 291,44 - - 291,44

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

14,45 1.378,13 2.482,53 6,06 - 3.881,18

Jumlah Total 37.183,42 238.247,36 118.750,03 48.492,87 44.465,32 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem penyediaan pangan di

Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui jasa penyediaan pangan sangat rendah

mencapai 7,66%, penyediaan pangan rendah mencapai 48,89%, penyediaan pangan

sedang mencapai 24,37%, penyediaan pangan tinggi mencapai 9,95% dan penyediaan

pangan sangat tinggi mencapai 9,12%.

Berdasarkan wilayah administrasi dapat diketahui wilayah yang memiliki jasa

ekosistem penyediaan pangan sangat rendah berada di Kecamatan Satui mengingat jenis

tanah berupa gleisol sulfik, gleisol distrik, lateritik haplik, podsolik haplik dan oksisol

haplik. sedangkan jasa ekosistem penyediaan pangan sedang berada di Kecamatan

Kusan Hulu, dan jasa ekosistem penyediaan pangan sangat tinggi berada di Kecamatan

Kusan Hilir mengingat jenis tanah dominan berupa: litosol, aluvial sulfidik, aluvial sulfik,

aluvial eutrik, kambisol litrik, kambisol distrik, dan kambisol eutrik.

Berdasarkan daerah aliran sungai yang menyediakan jasa ekosistem sangat

rendah berada di DAS Satui, jasa ekosistem penyediaan pangan rendah DAS Batulicin

dan DAS Kusan, penyediaan jasa ekosistem pangan sedang berada di DAS Kusan dan

penyediaan jasa ekosistem pangan tinggi dan sangat tinggi berada di DAS Kusan,

dominan dengan jenis tanah berupa: litosol, aluvial sulfidik, aluvial sulfik, aluvial eutrik,

kambisol litrik, kambisol distrik, dan kambisol eutrik.

Page 127: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 41

Peta 2.7. Jasa Ekosistem Pangan Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 128: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 42

Peta 2.8. Jasa Ekosistem Pangan Berdasarkan DAS Kabupaten Tanah Bumbu

Page 129: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 43

3. Jasa Ekosistem Penyediaan Serat/ Fiber

Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen

yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Ekosistem menyediakan serat alami

yang meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses

geologis. Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat

digolongkan ke dalam (1) serat tumbuhan /serat pangan, (2) serat kayu, (3) serat

hewan, dan (4) serat mineral seperti logam dan carbon. Serat alami hasil hutan, hasil

laut, hasil pertanian & perkebunan menjadi material dasar dalam proses produksi dan

industri serta bio-chemical. Jasa ekosistem berupa hutan dan perbukitan memiliki serat

tinggi (kayu dan tanaman), sedangkan areal perkebunan, kebun campur, rawa lahan

kering lahan basah rendah sebagai berikut:

Tabel 2.26. Tabel Skoring DDDT Ketersediaan Serat

No Penutupan dan Penggunaan Lahan DDDT Ketersediaan

Serat tinggi Nilai

1 Hutan lahan kering primer Ketersediaan Serat

tinggi

5

2 Hutan lahan kering sekunder 4

3 Perkebunan, Hutan tanaman,

Pertanian lahan kering campur,

Semak belukar

Ketersediaan Serat

sedang

3

4 Pertanian lahan kering, Semak

belukar, rawa, hutan mangrove

primer, Hutan mangrove skunder,

Hutan rawa skunder,

Ketersediaan Serat

rendah

2

5 Terbuka, Sawah, Tambak,

Permukiman, Pertambangan,

Transmigrasi, Tubuh Air, Rawa,

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov Kalsel 2016, diolah

2017

Jasa ekosistem penyediaan serat/ fiber di Kabupaten Tanah Bumbu berupa hasil

hutan, kebun, semak, belukar dan ialang sebagai bentuk ketersediaan serat dapat

ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.27. Jasa Ekosistem Penyediaan Serat/ Fiber Berdasarkan

Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Penyediaan Serat Jumlah

Total sangat rendah rendah sedang tinggi

Angsana 1.401,34 3.691,52 14.484,51 0 19.577,37

Batulicin 2.246,09 4.756,63 6.226,02 230,81 13.459,55

Karang Bintang 1.261,69 8.406,70 10.471,58 0 20.139,97

Kuranji 1.492,31 2.057,56 7.914,52 0 11.464,38

Kusan Hilir 9.582,92 13.553,04 5.702,58 0 28.838,54

Page 130: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 44

Kecamatan

Jasa Ekosistem Penyediaan Serat Jumlah

Total sangat rendah rendah sedang tinggi

Kusan Hulu 10.354,18 15.358,71 42.690,52 81.920,93 150.324,33

Mantewe 4.779,02 17.502,70 21.390,54 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 12.472,51 42.932,39 19.063,52 87.747,09

Simpang Empat 4.832,57 8.132,37 13.830,05 3.347,66 30.142,65

Sungai Loban 5.786,64 12.123,69 20.322,19 0 38.232,52

Total 55.015,44 98.055,41 185.964,90 147.560,09 486.595,85

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem dalam penyediaan serat

dalam wilayah administrasi Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui jasa ekosistem

penyediaan serat sangat rendah mencapai 11,31 %, jasa ekosistem penyediaan serat

rendah mencapai 20,15 %, sedangkan jasa ekosistem penyediaan serat sedang

mencapai 38,22 % dan jasa ekosistem penyediaan serat tinggi mencapai 30,32 %.

Berdasarkan tabel jasa ekosistem penyediaan serat dapat diketahui wilayah

dengan kategori jasa ekosistem penyedia serat sangat rendah berada di Kecamatan Satui,

jasa ekosistem penyedia serat rendah berada di Kecamatan Mantewe. Jasa ekosistem

penyediaan serat sangat rendah dan rendah dapat diketahui karakteristik penggunaan

lahan Pertanian lahan kering, Semak belukar, rawa, hutan mangrove primer, Hutan

mangrove sekunder, Hutan rawa sekunder, Terbuka, Sawah, Tambak, Permukiman,

Pertambangan, Transmigrasi, Tubuh Air, Rawa. Jasa ekosistem penyedia serat sedang

berada di Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Satui dengan dominasi tata guna lahan

perkebunan, hutan tanaman, pertanian lahan kering campur, semak belukar sedangkan

jasa ekosistem penyedia serat tinggi berada di Kecamatan Kusan Hulu dengan dominasi

penggunaan lahan hutan lahan kering primer dan hutan lahan kering sekunder. Peta

jasa ekosistem serat/ fiber berdasarkan administrasi Kabupaten Tanah Bumbu dapat

ditampilkan sebagai berikut:

Page 131: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 45

Peta 2.9. Jasa Ekosistem Serat/ Fiber Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 132: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 46

Tabel 2.28. Jasa Ekosistem Penyediaan Serat/ Fiber Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Serat Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 763,04 710,89 - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 500,92 2.055,07 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 576,07 23,54 - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 34.011,79 38.720,89 30.230,65 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 4.020,76 1.739,99 - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 7,63 40,88 - 229,02

DAS Buluh 181,26 428,11 1.361,59 165,15 2.136,11

DAS Bunati 528,45 2.087,41 2.718,10 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 0,39 441,98 - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 11.512,05

DAS Cuka 328,06 817,66 304,09 - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.137,95 678,88 - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 12,28 70,70 - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.152,21 991,68 - 2.442,93

DAS Godang-

Durian 278,56 2.395,62 2.116,38 - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 215,38 573,57 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 125,80 282,12 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 - 445,94 - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 26.653,79 45.467,62 75.013,21 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 425,79 - - 662,65

DAS Loban 185,13 580,56 48,34 - 814,03

DAS Panyulingan 68,47 - 231,41 - 299,88

DAS Samariti 234,38 220,73 1.340,99 - 1.796,10

DAS Satui 9.328,91 7.425,49 33.030,76 31.747,93 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 4.319,92 22.950,94 384,96 33.621,96

DAS Segumbang

Besar 1.406,07 1.440,08 827,95 - 3.674,09

DAS Segumbang

Kecil 226,03 29,54 - - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 969,53 2.880,36 342,75 4.684,76

DAS Sei Kecil 284,24 211,12 530,13 - 1.025,49

DAS Sei Kecil

Bawah 186,70 136,64 75,12 - 398,46

DAS Sepunggur

Besar 663,40 310,64 4,59 - 978,63

DAS Sepunggur

Kecil 195,42 108,25 - - 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 3.470,15 14.554,58 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 291,05 17,97 - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 459,51 721,37 - 1.763,20

DAS Tanah Merah

Satui 531,29 548,13 44,28 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 46,05 2.171,30 26,06 3.187,80

DAS Tungkaran

Pangeran 174,53 56,69 26,95 - 258,17

P.Burung 117,56 401,45 - - 519,01

P.Suwangi 128,69 160,97 143,34 236,05 669,05

P.Suwangi Kecil - 16,36 - - 16,36

Page 133: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 47

Nama DAS

Jasa Ekosistem Serat Jumlah

Total (ha) Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi

P.Tampakan - 572,56 - - 572,56

PM - 2,89 - - 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan - - 0,03 294,11 294,13

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa 2,17 - 1.120,24 2.759,22 3.881,63

Jumlah Total 55.029,93 98.128,69 186.201,74 147.778,63 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem dalam penyediaan serat

dalam Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui jasa ekosistem

penyediaan serat sangat rendah mencapai 11,31 %, jasa ekosistem penyediaan serat

rendah mencapai 20,15 %, sedangkan jasa ekosistem penyediaan serat sedang

mencapai 38,22 % dan jasa ekosistem penyediaan serat tinggi mencapai 30,32 %.

Daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu yang menyediakan jasa

ekosistem serat sangat rendah berada di DAS Kusan dan jasa ekosistem penyedia serat

rendah berada di DAS Batulicin dengan penggunaan lahan dominan berupa: pertanian

lahan kering, semak belukar, rawa, hutan mangrove primer, hutan mangrove sekunder,

hutan rawa sekunder, terbuka, sawah, tambak, permukiman, pertambangan,

transmigrasi, tubuh air, dan rawa. Jasa ekosistem penyedia serat sedang di DAS Satui,

DAS Batulicin dan DAS Kusan dengan tata guna lahan perkebunan, hutan tanaman,

pertanian lahan kering campur, semak belukar. Jasa ekosistem penyedia serat tinggi

berada di DAS Kusan dengan penggunaan lahan hutan lahan kering primer dan hutan

lahan kering sekunder. Peta jasa ekosistem serat/ fiber berdasarkan daerah aliran sungai

(DAS) Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Page 134: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 48

Peta 2.10. Jasa Ekosistem Serat/ Fiber Berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Tanah Bumbu

Page 135: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 49

4. Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik

Ekosistem menyediakan beragam sumber daya genetik yang melimpah dan

bernilai ekonomis dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Sumberdaya genetik

berhubungan erat dengan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, dimana

keanekaragaman hayati yang tinggi akan diikuti dengan sumber daya genetik yang

melimpah. Ketersediaan dan distribusi sumberdaya genetik ditentukan oleh tipe

ekosistem yaitu ekoregion bentang alam dan penutup lahan khususnya areal

bervegetasi. Potensi penyediaan sumberdaya genetik dimanfaatkan sebagai sumber

daya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin beragam dan kompleks. Jasa

ekosistem sumberdaya genetik sangat erat kaitannya dengan hutan penghasil kayu

ranting serat tinggi, sawit tinggi (minyak) memiliki potensi yang tinggi sebagai berikut:

Tabel 2.29. Skoring DDDT Ketersediaan Sumber Daya Genetik

No Penggunaan Lahan DDDT Ketersediaan Sumber Daya Genetik Nilai

1 Hutan primer (lahan kering,

mangrove)

Ketersediaan Sumber Daya Genetik tinggi 5

2 Hutan sekunder (lahan kering,

mangrove, rawa)

4

3 Semak belukar, Pertanian lahan

kering campur, Semak belukar

rawa,

Ketersediaan Sumber Daya Genetik sedang 3

4 Perkebunan, Hutan tanaman,

Pertanian lahan kering,

Ketersediaan Sumber Daya Genetik rendah 2

5 Terbuka, Sawah, Tambak,

Permukiman, Pertambangan,

Transmigrasi, Tubuh Air, Rawa,

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016,

diolah 2017

Jasa ekosistem sumber daya genetik berdasarkan wilayah administrasi dan daerah

aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.30. Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik Berdasarkan Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 1.401,34 16.313,17 1.597,88 264,97 19.577,37

Batulicin 2.246,09 7.553,61 2.889,44 750,99 19,42 13.459,55

Karang

Bintang 1.261,69 18.730,33 147,95 20.139,97

Kuranji 1.492,31 9.103,51 868,56 11.464,38

Kusan Hilir 9.582,92 12.657,66 3.789,20 2.657,15 151,60 28.838,54

Kusan Hulu 10.354,18 30.356,33 26.351,51 83.262,31 150.324,33

Page 136: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 50

Kecamatan

Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Mantewe 4.779,02 19.302,82 19.590,42 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 27.592,31 27.465,48 19.344,69 65,94 87.747,09

Simpang

Empat 4.832,57 7.209,33 12.267,48 5.833,27 30.142,65

Sungai

Loban 5.786,64 26.355,74 5.836,17 253,97 38.232,52

Jumlah Total 55.015,44 175.174,82 100.804,09 155.364,54 236,96 486.595,85

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem sumberdaya genetik

berdasarkan wilayah administrasi di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui penyedia

jasa ekosistem sangat rendah mencapai 11,31 % di Kecamatan Satui, jasa ekosistem

rendah mencapai 36% di Kecamatan Kusan Hulu dengan penggunaan lahan

perkebunan, hutan tanaman, pertanian lahan kering, lahan terbuka, sawah, tambak,

permukiman, pertambangan, transmigrasi, tubuh air, dan rawa. Jasa ekosistem sedang

mencapai 20,72% dengan penggunaan lahan semak belukar, pertanian lahan kering

campur, semak belukar rawa. Jasa ekosistem tinggi mencapai 31,93% dan jasa

ekosistem penyedia sumberdaya genetik sangat tinggi mencapai 0,05%. sedangkan jasa

ekosistem penyedia sumberdaya genetik berdasarkan daerah aliran sungai Kabupaten

Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.31. Jasa Ekosistem Sumberdaya Genetik Berdasarkan Daerah

Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS Jasa Ekosistem Genetik Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 1.025,84 448,09 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 1.751,26 725,00 79,73 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 419,69 179,93 - - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 53.801,36 18.578,59 30.583,39 - 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 5.142,57 618,18 - - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 - 48,51 - - 229,02

DAS Buluh 181,26 813,22 705,47 436,17 - 2.136,11

DAS Bunati 528,45 4.584,69 38,17 182,64 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 441,98 0,39 - - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 - 11.512,05

DAS Cuka 328,06 1.043,84 77,91 - - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.402,31 414,52 - - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 - 82,99 - - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.512,91 630,99 - - 2.442,93

DAS Godang-Durian 278,56 3.797,98 714,02 - - 4.790,56

Page 137: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 51

Nama DAS Jasa Ekosistem Genetik Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

DAS Hanau 167,09 - 573,57 215,38 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 - 282,12 125,80 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 445,94 - - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 41.155,34 27.165,42 78.687,21 126,64 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 203,63 222,16 - - 662,65

DAS Loban 185,13 562,97 65,94 - - 814,03

DAS Panyulingan 68,47 224,09 7,33 - - 299,88

DAS Samariti 234,38 - 1.340,99 220,73 - 1.796,10

DAS Satui 9.328,91 16.935,02 23.208,11 31.995,01 66,03 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 21.965,60 5.050,81 639,42 - 33.621,96

DAS Segumbang

Besar

1.406,07 2.003,91 228,20 35,91 - 3.674,09

DAS Segumbang

Kecil

226,03 - - 29,54 - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 105,84 3.073,46 1.013,35 - 4.684,76

DAS Sei Kecil 284,24 67,72 530,13 143,40 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 186,70 73,01 75,12 63,64 - 398,46

DAS Sepunggur

Besar

663,40 240,22 - 75,01 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 - - 81,72 26,54 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 - 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 13.053,21 4.937,02 34,50 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 - 309,01 - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 527,12 653,76 - - 1.763,20

DAS Tanah Merah

Satui

531,29 - 350,96 241,45 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 1.066,65 1.104,65 72,11 - 3.187,80

DAS Tungkaran

Pangeran

174,53 18,67 26,95 38,02 - 258,17

P.Burung 117,56 - 238,76 162,70 - 519,01

P.Suwangi 128,69 - 143,34 380,49 16,53 669,05

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 118,73 453,83 - 572,56

PM (pulau kecil

tanpa nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- - 0,03 294,11 - 294,13

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

2,17 - 1.120,24 2.759,22 - 3.881,63

Total 55.029,93 175.404,35 100.826,73 155.639,35 238,63 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem sumberdaya genetik

berdasarkan daerah aliran sungai (DAS) dapat diketahui penyedia jasa ekosistem sangat

rendah mencapai 11,31 %, jasa ekosistem rendah mencapai 36%, jasa ekosistem sedang

mencapai 20,72%, jasa ekosistem tinggi mencapai 31,93% dan jasa ekosistem penyedia

sumberdaya genetik sangat tinggi mencapai 0,05%. Daerah aliran sungai yang memiliki

jasa ekosistem penyedia genetik sangat rendah berada di DAS Kusan dan penyedia jasa

Page 138: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 52

ekosistem genetik rendah berada di DAS Batulicin, dengan penggunaan lahan

perkebunan, hutan tanaman, pertanian lahan kering, lahan terbuka, sawah, tambak,

permukiman, pertambangan, transmigrasi, tubuh air, dan rawa. Penyedia jasa ekosistem

genetik sedang berada di DAS Kusan dengan penggunaan lahan semak belukar,

pertanian lahan kering campur, semak belukar rawa. Penyedia jasa ekosistem tinggi

dan sangat tinggi berada di DAS Kusan dengan penggunaan hutan primer (lahan kering

dan mangrove), dan hutan sekunder (lahan kering, mangrove dan rawa). Berdasarkan

tabel di atas dapat dipetakan sebagai berikut:

Page 139: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 53

Peta 2.11. Jasa Ekosistem Genetik Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 140: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 54

Peta 2.12. Jasa Ekosistem Genetik Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Tanah Bumbu

Page 141: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 55

5. Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim

Jasa ekosistem pengaturan iklim dengan fungsi operasional pengaturan suhu,

kelembaban dan hujan, pengendalian gas rumah kaca dan karbon.

Secara alamiah ekosistem mampu memberikan jasa ekosistem berupa jasa

pengaturan iklim mikro, yang meliputi pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, angin,

pengendalian gas rumah kaca, dan penyerapan karbon. Fungsi pengaturan iklim

dipengaruhi oleh keberadaan faktor biotik khususnya vegetasi, serta letak dan faktor

fisiografis seperti ketinggian tempat dan bentuk lahan. Kawasan dengan kepadatan

vegetasi yang rapat dan letak ketinggian yang besar seperti pegunungan akan memiliki

sistem pengaturan iklim yang lebih baik dan bermanfaat langsung pada pengurangan

emisi karbondiokasida dan efek rumah kaca serta menurunkan dampak pemanasan

global seperti peningkataan permukaan laut dan perubahan iklim ekstrim dan

gelombang panas. Pegunungan didominasi oleh penggunaan lahan hutan, yang mana

penghasil oksigen.

Penggunaan lahan dan ketinggian tempat menyebabkan udara di pegunungan

dan perbukitan lebih sejuk dan relatif bersih. Hutan juga menjadi penyaring alami polusi

udara yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.

Dataran fluvial yang berpenggunaan lahan sawah juga mempunyai potensi

sangat tinggi untuk pengaturan iklim. Tanaman pangan atau lahan pertanian

menghasilkan juga oksigen dari hasil proses fotosintesis sehingga membuat udara lebih

sejuk.

Perbukitan dengan penggunaan lahan ladang mempunyai potensi sedang.

Rendahnya kerapatan vegetasi dan ketinggian tempat membuat potensinya tidak

sebaik kawasan hutan. Penggunaan lahan semak belukar di berbagai ekoregion

mempunyai potensi rendah untuk mengatur iklim. Kerapatan vegetasi relatif renggang,

luas tajuk pohon yang sempit dan ketinggian tempat rendah membuat oksigen yang

dihasilkan relatif sedikit. Kelestarian hutan merupakan hal yang penting agar iklim dalam

suatu daerah dapat dikontrol sehingga tetap sejuk serta menyerap polusi udara.

Hutan menghasilkan karbon dan oksigen sehingga suhu menjadi lebih sejuk.

Fungsi hutan lainnya adalah menyerap karbondioksida dan partikel kotor yang ada di

udara sehingga kualitas udara dapat terjaga. Hamparan tanaman kebun dan tanaman

semusim yang luas mampu menetralisir iklim disekitarnya menjadi sejuk. Oksigen

dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman, semakin rapat dan banyak jumlah vegetasi

maka semakin banyak oksigen yang dihasilkan. Penggunaan lahan semak belukar hanya

mempunyai potensi sedang untuk pengaturan iklim. Vegetasi di semak belukar relatif

sedikit atau didominasi sejenis rumput-rumputan. Oksigen yang dihasilkan tidak

sebanyak dibandingkan dengan tumbuhan atau tanaman. Jumlah vegetasi yang sedikit

Page 142: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 56

di wilayah permukiman membuat pengaturan iklim tidak maksimal. Udara di perkotaan

sudah tercampur zat dari bahan bakar atau kegiatan industri sehingga terasa lebih panas.

Kelestarian hutan merupakan hal yang penting untuk menjaga kemampuan ekosistem

untuk pengaturan iklim. Daya dukung daya tampung pengaturan iklim dapat ditinjau

dari jenis tanah maupun dari penggunaan lahan yang dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.32. Tabel Skoring DDDT Pengaturan Iklim

No Jenis Tanah Penggunaan

Lahan Pengaturan Iklim Skor

1. Aluvial, Planosol, Hidromorf

Kelabu dan Laterit Air Tanah

Semua Pengaturan Iklim Tinggi 5

2. Latosol, Podsolik dan Podsol Semua 4

3. Barown Forest Soil, Non Celtic

Brown dan Mediteran

Semua Pengaturan Iklim sedang 3

4. Andosol, Lateric, Grumosol Semua Pengaturan Iklim

Rendah

2

5. Regosol, Litosol, Organosol dan

Renzina

Semua Pengaturan Iklim Sangat

Rendah

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah

2017

Tabel 2.33. Tabel Skoring DDDT Pengaturan Iklim

No Penggunaan Lahan DDDT Pengaturan Iklim Nilai

1 Hutan primer (lahan kering, mangrove) Pengaturan Iklim tinggi 5

2 Hutan sekunder (lahan kering, mangrove, rawa) 4

3 Semak belukar, Pertanian lahan kering campur, Semak belukar rawa, Perkebunan, Hutan tanaman, Pertanian lahan kering,

Pengaturan Iklim sedang 3

4 Sawah, Permukiman, Transmigrasi, Pengaturan Iklim rendah 2

5 Terbuka, Tambak, Pertambangan, Tubuh Air, Rawa, 1 Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan

Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan

No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah 2017

Jasa ekosistem pengaturan iklim berdasarkan wilayah administrasi dan daerah

aliran sungai Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.34. Jasa Ekosistem Pengaturan iklim Berdasarkan Administrasi

Kabupaten Tanah Bumbu

Kecamatan

Jasa ekosistem pengaturan iklim jumlah

total sangat

rendah rendah sedang tinggi

Sangat

tinggi

Angsana 879,26 522,09 17.911,05 264,97 19.577,37

Batulicin 934,72 1.311,37 10.443,04 750,99 19,42 13.459,55

Karang Bintang 249,67 1.012,02 18.878,28 20.139,97

Kuranji 57,50 1.434,81 9.972,07 11.464,38

Kusan Hilir 4.375,43 5.207,49 16.446,86 2.657,15 151,60 28.838,54

Kusan Hulu 7.796,04 2.558,14 56.707,85 83.262,31 150.324,33

Mantewe 3.753,48 1.025,54 38.893,24 42.997,19 86.669,45

Page 143: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 57

Kecamatan

Jasa ekosistem pengaturan iklim jumlah

total sangat

rendah rendah sedang tinggi

Sangat

tinggi

Satui 11.901,20 1.377,47 55.057,79 19.344,69 65,94 87.747,09

Simpang Empat 3.524,44 1.308,14 19.476,81 5.833,27 30.142,65

Sungai Loban 4.409,64 1.377,00 32.191,91 253,97 38.232,52

jumlah total 37.881,39 17.134,05 275.978,91 155.364,54 236,96 486.595,85

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel jasa ekosistem pengaturan iklim dengan wilayah administrasi

dapat diketahui jasa ekosistem pengaturan iklim sangat rendah mencapai 7,78%, jasa

ekosistem pengaturan iklim rendah mencapai 3,52%, dengan dominasi penggunaan

lahan antara lain: sawah, permukiman, transmigrasi, lahan terbuka, tambak,

pertambangan, tubuh air, dan rawa yang tersebar di semua Kecamatan di Kabupaten

Tanah Bumbu. Jasa ekosistem pengaturan iklim sedang mencapai 56,72% dengan

dominasi penggunaan lahan semak belukar, pertanian lahan kering campur, semak

belukar rawa, perkebunan, hutan tanaman, pertanian lahan kering yang tersebar di

semua kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu. Jasa ekosistem pengaturan iklim tinggi

mencapai 31,93%, dan jasa ekosistem pengaturan iklim sangat tinggi mencapai 0,05%

dengan karakteristik penggunaan lahan Hutan primer (lahan kering, mangrove), dan

Hutan sekunder (lahan kering, mangrove, rawa) di Kecamatan Satui, Kecamatan Kusan

Hilir dan Kecamatan Batulicin.

Jasa ekosistem pengaturan iklim berdasarkan daerah aliran sungai (DAS)

Kabupaten Tanah Bumbu dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.35. Jasa Ekosistem Pengaturan iklim Berdasarkan Daerah Aliran

Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Iklim

Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 248,56 1,14 1.473,93 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 - 2.476,26 79,73 - 2.566,87

DAS Bakau - 38,33 599,62 - - 637,95

DAS Batulicin 4.853,84 3.200,26 72.379,95 30.583,39 - 111.017,43

DAS Batung-Buluh 118,31 111,11 5.760,75 - - 5.990,16

DAS Belanak - 180,51 48,51 - - 229,02

DAS Buluh 181,26 - 1.518,68 436,17 - 2.136,11

DAS Bunati 294,05 234,40 4.622,87 182,64 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 - 442,37 - - 534,14

DAS Cantung 347,98 - 5.556,19 5.607,88 - 11.512,05

DAS Cuka 328,06 - 1.121,75 - - 1.449,82

DAS Dua 160,98 210,15 2.816,83 - - 3.187,96

Page 144: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 58

Nama DAS

Jasa Ekosistem Iklim

Jumlah

Total (ha) Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

DAS Dua Laut

Kecil

52,48 - 82,99 - - 135,47

DAS Dua Pumpung 130,90 168,14 2.143,89 - - 2.442,93

DAS Godang-

Durian

111,60 166,96 4.512,00 - - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 - 573,57 215,38 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 - 282,12 125,80 - 556,19

DAS Kandang

Haur

24,76 25,58 445,94 - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 9.744,13 8.425,97 68.320,76 78.687,21 126,64 165.304,72

DAS Langgawan 231,83 5,03 425,79 - - 662,65

DAS Loban 29,34 155,79 628,90 - - 814,03

DAS Panyulingan 20,72 47,74 231,41 - - 299,88

DAS Samariti 234,38 - 1.340,99 220,73 - 1.796,10

DAS Satui 8.733,72 595,19 40.143,13 31.995,01 66,03 81.533,09

DAS Sebamban 5.133,02 833,12 27.016,40 639,42 - 33.621,96

DAS Segumbang

Besar

365,43 1.040,64 2.232,11 35,91 - 3.674,09

DAS Segumbang

Kecil

159,14 66,88 - 29,54 - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 - 3.179,30 1.013,35 - 4.684,76

DAS Sei Kecil 249,66 34,58 597,85 143,40 - 1.025,49

DAS Sei Kecil

Bawah

125,83 60,86 148,13 63,64 - 398,46

DAS Sepunggur

Besar

405,77 257,64 240,22 75,01 - 978,63

DAS Sepunggur

Kecil

195,42 - - 81,72 26,54 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 - 2.161,63

DAS Setarap 2.253,02 930,45 17.990,23 34,50 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 - 309,01 - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 - 1.180,89 - - 1.763,20

DAS Tanah Merah

Satui

257,56 273,73 350,96 241,45 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 - 2.171,30 72,11 - 3.187,80

DAS Tungkaran

Pangeran

90,88 83,65 45,62 38,02 - 258,17

P.Burung 117,56 - 238,76 162,70 - 519,01

P.Suwangi 128,69 - 143,34 380,49 16,53 669,05

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 118,73 453,83 - 572,56

PM (pulau kecil

tanpa nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- - 0,03 294,11 - 294,13

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

2,17 - 1.120,24 2.759,22 - 3.881,63

Jumlah Total 37.882,07 17.147,86 276.231,09 155.639,35 238,63 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Page 145: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 59

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem pengaturan iklim dengan

meninjau Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu diketahui jasa

ekosistem pengaturan iklim sangat rendah mencapai 7,78%, jasa ekosistem pengaturan

iklim rendah mencapai 3,52%, jasa ekosistem pengaturan iklim sangat rendah dan

rendah berada di DAS Kusan dengan dominasi penggunaan lahan antara lain: sawah,

permukiman, transmigrasi, lahan terbuka, tambak, pertambangan, tubuh air, dan rawa

di Kabupaten Tanah Bumbu berada DAS Kusan dan DAS Satui. Jasa ekosistem

pengaturan iklim sedang mencapai 56,7% dengan dominasi penggunaan lahan semak

belukar, pertanian lahan kering campur, semak belukar rawa, perkebunan, hutan

tanaman, pertanian lahan kering berada di DAS Batulicin. Jasa ekosistem pengaturan

iklim tinggi mencapai 31,95% dan jasa ekosistem pengaturan iklim sangat tinggi

mencapai 0,05% berada di DAS Kusan dengan karakteristik penggunaan lahan Hutan

primer (lahan kering, mangrove), dan Hutan sekunder (lahan kering, mangrove, rawa).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem pengaturan iklim di Kabupaten

Tanah Bumbu dengan pendekatan administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) dapat

dipetakan sebagai berikut:

Page 146: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 60

Peta 2.13. Jasa Ekosistem Pengatur Iklim Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 147: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 61

Peta 2.14. Jasa Ekosistem Pengatur Iklim Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Page 148: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 62

6. Jasa Ekosistem Pengaturan Aliran Air dan Banjir

Jasa ekosistem pengaturan aliran air dan banjir sebagai fungsi siklus hidrologi,

serta infrastruktur alam untuk penyimpanan air, pengendalian banjir, dan pemeliharaan

air.

Siklus hidrologi (hydrology cycle), adalah pergerakan air dalam hidrosfer yang

meliputi proses penguapan (evaporasi), pendinginan massa udara (kondensasi), hujan

(presipitasi), dan pengaliran (flow). Siklus hidrologi yang terjadi di atmosfer meliputi

terbentuknya awan hujan, terbentuknya hujan, dan evaporasi, transpirasi,

evapotranspirasi. Sedangkan siklus hidrologi yang terjadi di biosfer dan litosfer yaitu

ekosistem air yang meliputi aliran permukaan, ekosistem air tawar, dan ekosistem air

laut.

Siklus hidrologi yang normal akan berdampak pada pengaturan tata air yang

baik untuk berbagai macam kepentingan seperti penyimpanan air, pengendalian banjir,

dan pemeliharaan ketersediaan air. Pengaturan tata air dengan siklus hidrologi sangat

dipengaruhi oleh keberadaan tutupan lahan dan fisiografi suatu kawasan.

Pulau Kalimantan yang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan merupakan

potensi untuk recharge area. Recharge area yang relatif luas akan meningkatkan

cadangan air bersih. Ekoregion pegunungan dan perbukitan struktural dan dataran

fluvial mempunyai potensi tinggi untuk pengaturan tata air. Pegunungan dan perbukitan

yang penggunaan lahannya hutan mempunyai potensi tinggi untuk menyerap air.

Vegetasi di kawasan hutan menampung air hujan dan mengalirkanya dalam tanah

sehingga menjadi cadangan air tanah. Semakin tinggi kerapatan vegetasi maka air hujan

yang dapat ditangkap semakin banyak. Perbukitan berpenggunaan lahan ladang dan

semak belukar memiliki potensi sedang. Kerapatan vegetasi yang relatif rendah serta

luas tajuk pohon sempit membuat air hujan yang dapat ditangkap relatif sedikit. Air

hujan akan menjadi run-off dan langsung masuk ke sistem sungai. Penggunaan lahan

permukiman memiliki potensi yang rendah untuk mengatur tata air. Sebagian besar

lahan di permukiman sudah diperkeras oleh aspal, semen atau bahan lain. Hal tersebut

akan menghalangi air hujan untuk masuk ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi

cadangan air. Air tanah akan menjadi run-off sehingga langsung masuk ke sungai atau

menjadi genangan. Kelestarian hutan sebagai recharge area merupakan hal penting agar

cadangan air relatif stabil.

Page 149: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 63

Tabel 2.36. Skoring DDDT Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir

No Morfologi Lereng Penggunaan Lahan

DDDT Pengaturan

Tata Aliran Air

dan Banjir

Nilai

1 Gunung/Pegunungan

Dan Bukit/Perbukitan

>40% Hutan primer (lahan

kering, mangrove)

Pengaturan Tata

Aliran Air dan

Banjir Sangat

Tinggi

5

2 Gunung/Pegunungan

Dan Bukit/Perbukitan

25-

40%

Hutan sekunder (lahan

kering, mangrove,

rawa)

Pengaturan Tata

Aliran Air dan

Banjir Tinggi

4

3 Bukit/Perbukitan 15-

25%

Semak belukar,

Pertanian lahan kering

campur, Semak

belukar rawa,

Perkebunan, Hutan

tanaman, Pertanian

lahan kering,

Pengaturan Tata

Aliran Air dan

Banjir Sedang

3

4 Datar 2-15% Sawah, Permukiman,

Transmigrasi

Pengaturan Tata

Aliran Air dan

Banjir Rendah

2

5 Datar 0-2 % Terbuka, Tambak,

Pertambangan, Tubuh

Air, Rawa

Pengaturan Tata

Aliran Air dan

Banjir Sangat

Rendah

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah

2017

Jasa ekosistem pengaturan aliran air dan banjir dengan memperhatikan wilayah

administrasi Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.37. Jasa Ekosistem Pengaturan Air dan Banjir Berdasarkan

Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Kecamatan

Jasa ekosistem tata aliran air dan banjir Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 811,32 17.494,10 1.271,95 19.577,37

Batulicin 888,37 11.086,56 1.313,80 157,13 13,68 13.459,55

Karang

Bintang 171,47 18.806,60 1.161,83 0,07 20.139,97

Kuranji 57,50 10.734,52 672,36 0,01 11.464,38

Kusan Hilir 4.375,43 21.492,75 2.970,36 28.838,54

Kusan Hulu 5.978,90 49.157,08 50.711,85 30.242,58 14.233,92 150.324,33

Mantewe 1.814,94 30.116,74 36.754,99 13.620,02 4.362,61 86.669,31

Satui 9.951,46 50.461,14 21.291,02 4.119,61 1.923,86 87.747,09

Simpang

Empat 2.922,88 14.665,47 11.893,00 538,76 122,53 30.142,65

Sungai

Loban 3.765,66 31.644,75 2.822,01 0,10 38.232,52

Jumlah

Total 30.737,94 255.659,70 130.863,18 48.678,29 20.656,61 486.595,71

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Page 150: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 64

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem tata aliran air dan banjir

berdasarkan kecamatan, sedangkan jasa ekosistem tata aliran air dan banjir berdasarkan

daerah aliran air (DAS) dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.38. Jasa Ekosistem Pengaturan Air dan Banjir Berdasarkan

Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tata Aliran Air dan Banjir Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 196,18 1.455,13 72,32 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 2.476,26 79,73 - - 2.566,87

DAS Bakau - 637,95 - - - 637,95

DAS Batulicin 2.476,32 64.886,88 31.992,98 8.725,38 2.935,90 111.017,46

DAS Batung-Buluh 118,31 5.871,86 - - - 5.990,16

DAS Belanak - 204,34 23,87 0,81 - 229,02

DAS Buluh 181,26 1.271,22 607,39 34,08 42,17 2.136,11

DAS Bunati 243,46 4.737,46 353,05 - - 5.333,97

DAS Bunati Kecil 91,78 442,37 - - - 534,14

DAS Cantung 310,66 3.177,35 5.496,92 1.869,67 657,45 11.512,05

DAS Cuka 254,65 1.065,33 129,83 - - 1.449,82

DAS Dua 160,98 3.003,47 23,50 - - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 82,99 - - - 135,47

DAS Dua Pumpung 130,90 2.205,92 106,11 - - 2.442,93

DAS Godang-Durian 111,60 4.678,96 - - - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 271,65 497,58 19,72 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 187,85 220,07 - - 556,19

DAS Kandang Haur 24,76 471,52 - - - 496,28

DAS Kintap - 3,31 21,57 2,43 - 27,30

DAS Kusan 8.259,87 66.864,24 50.652,58 27.841,98 11.686,10 165.304,77

DAS Langgawan 231,83 430,82 - - - 662,65

DAS Loban 29,34 784,69 - - - 814,03

DAS Panyulingan 20,72 279,16 - - - 299,88

DAS Samariti 234,38 906,98 640,99 13,75 - 1.796,10

DAS Satui 6.897,23 34.695,25 25.609,70 9.238,93 5.092,00 81.533,11

DAS Sebamban 4.165,76 25.302,47 4.116,10 33,92 3,72 33.621,97

DAS Segumbang Besar 365,43 3.180,42 128,24 - - 3.674,10

DAS Segumbang Kecil 159,14 66,88 29,54 - - 255,56

DAS Sei Dua 460,96 2.013,19 2.092,66 100,88 17,07 4.684,76

DAS Sei Kecil 248,92 184,99 587,75 3,83 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 124,96 135,85 137,62 0,02 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 405,77 497,86 75,01 - - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 - 108,25 - - 303,68

DAS Serungga 1,33 709,86 1.356,78 82,27 11,40 2.161,63

DAS Setarap 2.240,00 18.222,34 745,87 - - 21.208,21

DAS Setarap Kecil 88,17 309,01 - - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 1.180,89 - - - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 257,56 624,69 241,45 - - 1.123,70

DAS Terusan 781,56 1.519,86 848,66 35,90 1,82 3.187,80

DAS Tungkaran Pangeran 90,88 119,21 48,01 0,07 - 258,17

Page 151: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 65

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tata Aliran Air dan Banjir Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

P.Burung 117,56 238,76 162,70 - - 519,01

P.Suwangi 82,28 53,80 361,50 157,75 13,72 669,05

P.Suwangi Kecil - - 16,36 - - 16,36

P.Tampakan - 118,73 453,83 - - 572,56

PM - - 2,89 - - 2,89

Sub-Sub DAS Riam Kanan - - 33,66 127,80 132,67 294,13

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 0,80 297,92 3.029,02 461,23 92,52 3.881,49

Total 30.728,28 255.869,67 131.104,09 48.750,42 20.686,54 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jasa ekosistem pengaturan air

dan banjir dengan kategori sangat rendah mencapai 6,32%, jasa ekosistem pengaturan

air dan banjir dengan kategori rendah yang berada di morfologi permukaan datar

mencapai 52,54% tersebar di semua kecamatan namun yang terendah berada di

Kecamatan Satui dengan penggunaan lahan berupa: sawah, permukiman, transmigrasi

dan lahan terbuka, tambak, pertambangan, tubuh air, dan rawa.

Jasa ekosistem dengan kategori sedang yang berada di morfologi perbukitan

mencapai 26,89 % dengan penggunaan lahan semak belukar, pertanian lahan kering

campur, semak belukar rawa, perkebunan, hutan tanaman, pertanian lahan kering.

Jasa ekosistem pengaturan air dan banjir kategori sedang tersebar di semua kecamatan

di Kabupaten Tanah Bumbu.

Jasa ekosistem pengaturan air dan banjir yang memiliki luas dengan kategori

tinggi mencapai 10 % dan jasa ekosistem dengan kategori sangat tinggi mencapai

4,25% berada di pegunungan dan perbukitan dengan dominasi penggunaan lahan

hutan primer (lahan kering, mangrove), dan hutan sekunder (lahan kering, mangrove,

rawa) yang berada di Kecamatan Batulicin, Kecamatan Kusan Hulu, Kecamatan

Mantewe, Kecamatan Satui, dan Kecamatan Simpang Empat.

Jasa ekosistem pengaturan air dan banjir yang disediakan daerah aliran sungai

(DAS) dengan kategori sangat rendah memiliki luas mencapai 6,3 % dan jasa ekosistem

pengaturan air dan banjir dengan kategori rendah mencapai 52 %.

Jasa ekosistem pengatur air dan banjir sangat rendah dan rendah dengan

penggunaan lahan sawah, permukiman, transmigrasi dan lahan terbuka, tambak,

pertambangan, tubuh air, dan rawa. Daerah aliran sungai yang memiliki kemampuan

jasa pengaturan air dan banjir sangat rendah dan rendah dengan dominasi cukup besar

berada di DAS Kusan.

Jasa ekosistem pengaturan air dan banjir dengan kemampuan sedang memiliki

tata guna lahan Semak belukar, Pertanian lahan kering campur, Semak belukar rawa,

Page 152: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 66

Perkebunan, Hutan tanaman, dan Pertanian lahan kering. Daerah aliran sungai (DAS)

yang memiliki jasa ekosistem pengaturan air dan banjir dengan kemampuan sedang

berada di semua DAS kecuali di DAS Setarap kecil dan DAS Tanah Merah.

Daerah aliran sungai yang memiliki jasa ekosistem pengaturan air dan banjir

dengan kemampuan tinggi mencapai 10 % dan sangat tinggi mencapai 4,2 % dengan

penggunaan lahan hutan primer (lahan kering, mangrove) dan hutan sekunder (lahan

kering, mangrove, rawa) yang berada di DAS Serungga, DAS Terusan, DAS P.Suwangi,

Sub-Sub DAS Riam Kanan, Sub-Sub DAS Riam Kiwa.

Peta jasa ekosistem pengaturan air dan banjir yang berada di wilayah administrasi

dan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai

berikut:

Page 153: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 67

Peta 2.15. Jasa Ekosistem Pengatur Tata Air dan Banjir Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 154: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 68

Peta 2.16. Jasa Ekosistem Pengatur Tata Air dan Banjir Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Page 155: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 69

7. Jasa Ekosistem Penyediaan Energi

Ekosistem memberikan manfaat penyediaan energi, baik yang berasal dari fosil

seperti minyak bami dan batubara serta sumber energy alternatif dari alam seperti

tenaga air mikro hidro, tenaga matahari dan tenaga angin serta panas bumi. Selain itu

ekosistem juga menyediaan energi yang berasal dari bio massa minyak tanaman seperti

minyak sawit, minyak buah biji jarak. Hutan dan berbagai macam tanaman kayu-

kayuan juga memberikan sumbangan terhadap sumber energi.

Penggunaan lahan pegunungan didominasi oleh hutan. Hutan merupakan

penyedia energi terutama dari hasil hutan seperti kayu atau ranting. Pada daerah

pegunungan struktural kompleks Meratus ini didominasi material penyusun kelompok

batuan ultramafik dan batuhan malihan. Ekoregion ini juga kaya akan sumberdaya

mineral batubara yang merupakan salah satu sumber energi yang banyak dimanfaatkan

oleh manusia. Dataran fluvial yang relatif datar sehingga intensitas dan luasan

penyinaran matahari relatif tinggi. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

pembangkit listrik tenaga surya. Pemanfaatan energi yang terbarukan/alami harus

ditingkatkan agar ketergantungan terhadap energi fosil dapat berkurang. Potensi tinggi

penyediaan energi ini umumnya berada di daerah hutan lahan tinggi. Hal ini disebabkan

karena kayu dan ranting dari kawasan hutan dapat menjadi sumber energi bagi kegiatan

domestik masyarakat. Pada daerah pegunungan struktural kompleks Meratus ini

didominasi material penyusun kelompok batuan ultramafik dan batuhan malihan.

Ekoregion ini juga kaya akan sumberdaya mineral batubara yang merupakan salah satu

sumber energi yang banyak dimanfaatkan oleh manusia.

Tabel 2.39. Skoring DDDT Penyediaan Energi

No Penutupan dan Penggunaan Lahan DDDT Ketersediaan

Energi Nilai

1 Hutan lahan kering primer Penyediaan Energi

Tinggi

5

2 Hutan lahan kering skunder 4

3 Perkebunan, Hutan tanaman, Pertanian lahan kering

campur, Semak belukar

Penyediaan Energi

Sedang

3

4 Pertanian lahan kering, Semak belukar rawa,Hutan

mangrove primer, Hutan mangrove skunder, Hutan

rawa skunder,

Penyediaan Energi

Rendah

2

5 Terbuka, Sawah, Tambak, Permukiman, Pertambangan,

Transmigrasi, Tubuh Air, Rawa,

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan

Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan

No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah 2017

Berdasarkan perhitungan daya dukung daya tampung dalam penyediaan energi dapat

diketahui sebagai berikut:

Page 156: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 70

Tabel 2.40. Jasa Ekosistem Penyediaan Bahan Bakar Berdasarkan

Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Penyediaan Bahan Bakar jumlah

total sangat rendah rendah sedang tinggi

Angsana 1.401,34 3.691,52 14.484,51 19.577,37

Batulicin 2.246,09 4.756,63 6.226,02 230,81 13.459,55

Karang Bintang 1.261,69 8.406,70 10.471,58 20.139,97

Kuranji 1.492,31 2.057,56 7.914,52 11.464,38

Kusan Hilir 9.582,92 13.553,04 5.702,58 28.838,54

Kusan Hulu 10.354,18 15.358,71 42.690,52 81.920,93 150.324,33

Mantewe 4.779,02 17.502,70 21.390,54 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 12.472,51 42.932,39 19.063,52 87.747,09

Simpang Empat 4.832,57 8.132,37 13.830,05 3.347,66 30.142,65

Sungai Loban 5.786,64 12.123,69 20.322,19 38.232,52

jumlah total 55.015,44 98.055,41 185.964,90 147.560,09 486.595,85

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui penyediaan bahan bakar berdasarkan

wilayah administrasi Kabupaten Tanah Bumbu sedangkan jasa ekosistem penyediaan

bahan bakar dengan pendekatan daerah aliran sungai (DAS) dapat ditampilkan sebagai

berikut:

Tabel 2.41. Jasa Ekosistem Penyediaan Bahan Bakar Berdasarkan DAS

Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Energi

Jumlah Total

(ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 763,04 710,89 - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 500,92 2.055,07 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 576,07 23,54 - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 34.011,79 38.720,89 30.230,65 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 4.020,76 1.739,99 - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 7,63 40,88 - 229,02

DAS Buluh 181,26 428,11 1.361,59 165,15 2.136,11

DAS Bunati 528,45 2.087,41 2.718,10 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 0,39 441,98 - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 11.512,05

DAS Cuka 328,06 817,66 304,09 - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.137,95 678,88 - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 12,28 70,70 - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.152,21 991,68 - 2.442,93

DAS Godang-Durian 278,56 2.395,62 2.116,38 - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 215,38 573,57 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 125,80 282,12 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 - 445,94 - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 26.653,79 45.467,62 75.013,21 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 425,79 - - 662,65

Page 157: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 71

Nama DAS

Jasa Ekosistem Energi

Jumlah Total

(ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

DAS Loban 185,13 580,56 48,34 - 814,03

DAS Panyulingan 68,47 - 231,41 - 299,88

DAS Samariti 234,38 220,73 1.340,99 - 1.796,10

DAS Satui 9.328,91 7.425,49 33.030,76 31.747,93 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 4.319,92 22.950,94 384,96 33.621,96

DAS Segumbang Besar 1.406,07 1.440,08 827,95 - 3.674,09

DAS Segumbang Kecil 226,03 29,54 - - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 969,53 2.880,36 342,75 4.684,76

DAS Sei Kecil 284,24 211,12 530,13 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 186,70 136,64 75,12 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 663,40 310,64 4,59 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 108,25 - - 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 3.470,15 14.554,58 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 291,05 17,97 - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 459,51 721,37 - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 531,29 548,13 44,28 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 46,05 2.171,30 26,06 3.187,80

DAS Tungkaran Pangeran 174,53 56,69 26,95 - 258,17

P.Burung 117,56 401,45 - - 519,01

P.Suwangi 128,69 160,97 143,34 236,05 669,05

P.Suwangi Kecil - 16,36 - - 16,36

P.Tampakan - 572,56 - - 572,56

PM (pulau kecil tak

bernama)

- 2,89 - - 2,89

Sub-Sub DAS Riam Kanan - - 0,03 294,11 294,13

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 2,17 - 1.120,24 2.759,22 3.881,63

Total 55.029,93 98.128,69 186.201,74 147.778,63 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem penyediaan energi di

wilayah administrasi Kabupaten Tanah Bumbu dengan kategori sangat rendah mencapai

11,31% dan jasa ekosistem rendah mencapai 20,15% dengan penggunaan lahan

terbuka, sawah, tambak, permukiman, pertambangan, transmigrasi, tubuh air, rawa,

pertanian lahan kering, semak belukar rawa,hutan mangrove primer, hutan mangrove

sekunder, dan hutan rawa sekunder yang tersebar di semua kecamatan di Kabupaten

Tanah Bumbu.

Wilayah administrasi yang memiliki jasa ekosistem penyediaan energi sedang mencapai

38,22% dengan penggunaan lahan perkebunan, hutan tanaman, pertanian lahan kering

campur, semak belukar yang tersebar di semua kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu.

Wilayah administrasi yang memiliki jasa ekosistem penyediaan energi kategori

tinggi mencapai 30,32% dengan penggunaan lahan hutan lahan kering primer dan

Page 158: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 72

hutan lahan kering sekunder yang berada di Kecamatan Batulicin, Kecamatan Kusan

Hulu, Kecamatan Mantewe, Kecamatan Satui, dan Kecamatan Simpang Empat.

Secara spesifik wilayah administrasi Kabupaten Tanah Bumbu yang memiliki jasa

ekosistem penyediaan energi sangat rendah berada di Kecamatan Kusan Hulu,

penyediaan energi rendah berada di Kecamatan Mantewe, penyediaan energi sedang

berada di Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Satui, sedangkan penyediaan energi

tinggi berada di Kecamatan Mantewe.

Daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu yang menyediakan jasa

ekosistem penyediaan energi rendah berada di beberapa DAS dan Sub DAS di

Kabupaten Tanah Bumbu kecuali DAS Kintap, P.Suwangi Kecil, P.Tampakan, PM (pulau

kecil tak bernama), Sub-Sub DAS Riam Kanan. Kontribusi daerah aliran sungai yang

menyediakan jasa ekosistem energi rendah ini mencapai 11,29 % dengan penggunaan

lahan pertanian lahan kering, semak belukar rawa,hutan mangrove primer, hutan

mangrove skunder, hutan rawa skunder, dan lahan terbuka, sawah, tambak,

permukiman, pertambangan, transmigrasi, tubuh air, rawa.

Daerah aliran sungai (DAS) yang menyediakan jasa ekosistem energi sedang

dengan penggunaan lahan perkebunan, hutan tanaman, pertanian lahan kering campur,

dan semak belukar dengan kontribusi mencapai 38,22 % yang berada di beberapa DAS

kecuali DAS Langgawan, DAS Segumbang Kecil, DAS Sepunggur Kecil, P.Burung,

P.Suwangi Kecil, P.Tampakan, dan PM (pulau kecil tak bernama).

Daerah aliran sungai (DAS) yang menyediakan jasa ekosistem energi tinggi

dengan penggunaan lahan hutan lahan kering primer dan hutan lahan kering sekunder

dengan luasan mencapai 30,33% yang berada di DAS Batulicin, DAS Buluh, DAS

Cantung, DAS Kusan, DAS Satui, DAS Sebamban, DAS Sei Dua, DAS Serungga, DAS

Terusan, P.Suwangi, Sub-Sub DAS Riam Kanan, Sub-Sub DAS Riam Kiwa.

Berdasarkan daerah aliran sungai dapat dipastikan keberadaan DAS Kusan yang

menyediakan energi dari kategori sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi.

Berdasarkan tabel jasa ekosistem dapat diketahui penyediaan bahan bakar dengan

pendekatan administrasi dan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat

dipetakan sebagai berikut:

Page 159: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 73

Peta 2.17. Jasa Ekosistem Energi Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 160: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 74

Peta 2.18. Jasa Ekosistem Energi Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Page 161: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 75

B. BIDANG EKONOMI

1. Jasa Ekosistem Pembentukan Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet bumi

serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah lapisan tipis kulit

bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan

induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel

batuan atau mineral, bahan organik (senyawa organik dan organisme) air dan udara.

Mineral merupakan unsur utama tanah yang terbentuk dari padatan anorganik dan

mempunyai komposisi homogen. Ekosistem memberikan jasa pendukung berupa

pembentukan lapisan tanah dan pemeliharaan kesuburan yang bervariasi antar lokasi.

Lokasi yang memiliki jenis batuan cepat lapuk, dengan kondisi curah hujan dan

penyinaran matahari yang tinggi akibat bentuk permukaan bumi serta didukung oleh

keberadaan organisme dalam tanah dan tumbuhan penutup tanah maka pembentukan

tanah semakin cepat. Jasa ekosistem dengan jenis tanah subur, curah hujan tinggi,

organisme tanah kompleks, vegetasi lahan hutan memiliki potensi yang tinggi.

Tabel 2.42. Skoring DDDT Pembentukan Lapisan Tanah dan

Pemeliharaan Kesuburan

No Jenis Tanah SPT Tanbu Penggunaan

Lahan

DDDT Pembentukan Lapisan

Tanah dan Pemeliharaan

Kesuburan

Skor

1. Litosol, Aluvial Sulfidik,

Aluvial Sulfik, Aluvial

Hidrik, Aluvial Gleik,

Alivial Eutrik

3,5,7,8 Semua Ketersediaan Pembentukan

Lapisan Tanah dan Pemeliharaan

Kesuburan Sangat Tinggi

5

2. Kambisol Litik, Kambisol

Distrik, Kambisol Eutrik

14, 16,30,34

Semua Ketersediaan Pembentukan

Lapisan Tanah dan Pemeliharaan

Kesuburan Tinggi

4

3. Kambisol Gleik, Podsolik

Kandik, Oksisol Kandik

9,10,13,

,24,26,32

Semua Ketersediaan Pembentukan

Lapisan Tanah dan Pemeliharaan

Kesuburan Sedang

3

4. Gleisol Sulfik, Gleisol

Distrik, Lateritik Haplik,

Podsolik Haplik

1,2,18,19,20,

22,23,25,28,

29,31

Semua Ketersediaan Pembentukan

Lapisan Tanah dan Pemeliharaan

Kesuburan Rendah

2

5. Regosol Distrik, Oksisol

Haplik

4,11,12,15,17,

21,27

Semua Ketersediaan Pembentukan

Lapisan Tanah dan Pemeliharaan

Kesuburan Sangat Rendah

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan

Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan

No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah 2017

Berdasarkan perhitungan jasa ekosistem lapisan tanah dan pemeliharaan

kesuburan yang dirinci per kecamatan dan daerah aliran sungai dapat diketahui

sebagai berikut:

Page 162: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 76

Tabel 2.43. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan

Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan Jumlah

Total Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

Angsana 579,21 12.343,62 6,63 4.394,48 2.257,16 19.581,10

Batulicin 227,38 4.268,46 2.843,43 3.330,19 2.793,87 13.463,33

Karang

Bintang 295,33 13.930,98

4.004,86 1.908,79 20.139,97

Kuranji 337,21 10.133,23

993,94

11.464,38

Kusan Hilir 3.008,02 7.736,02 2.358,77 1.919,79 13.815,76 28.838,37

Kusan Hulu 9.887,56 56.699,24 57.750,08 21.313,72 4.673,26 150.323,86

Mantewe 6.628,62 42.617,28 30.747,10 5.595,83 1.079,91 86.668,74

Satui 14.446,17 37.422,73 24.246,01 505,46 11.135,21 87.755,58

Simpang

Empat 466,64 18.112,07 629,76 6.253,09 4.682,83 30.144,39

Sungai

Loban 1.411,78 34.649,02

113,83 2.056,16 38.230,80

Jumlah

Total 37.287,92 237.912,67 118.581,78 48.425,19 44.402,96 486.610,52

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diiketahui jasa ekosistem lapisan tanah dan

pemeliharaan kesuburan setiap kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu. Sedangkan jasa

ekosistem lapisan tanah dan pemeliharaan kesuburan dirinci daerah aliran sungai dapat

diketahui sebagai berikut:

Tabel 2.44. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan

Dirinci Per Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Kesuburan Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung - - - - 6,49 6,49

DAS Anglai 394,49 - 1.143,33 - 185,80 1.723,62

DAS Angsana 65,08 323,79 - 1.552,33 625,65 2.566,84

DAS Bakau 137,86 499,60 - - - 637,46

DAS Batulicin 7.315,69 61.516,52 19.801,95 17.182,09 5.204,64 111.020,89

DAS Batung-Buluh 598,79 4.816,88 252,65 - 321,70 5.990,02

DAS Belanak 0,99 171,01 - 48,88 8,18 229,06

DAS Buluh 31,94 1.317,66 36,57 101,85 648,13 2.136,15

DAS Bunati 232,04 2.353,75 - 2.210,33 538,51 5.334,64

DAS Bunati Kecil 2,64 - - - 531,92 534,56

DAS Cantung 227,43 6.180,19 3.975,95 1.124,94 - 11.508,50

DAS Cuka 49,72 - 1.194,05 - 205,40 1.449,16

DAS Dua 220,46 2.967,46 - - - 3.187,92

DAS Dua Laut Kecil 36,31 98,51 - - - 134,81

DAS Dua Pumpung 242,60 2.200,30 - - - 2.442,90

DAS Godang-Durian 175,93 4.614,58 - - - 4.790,50

DAS Hanau 17,62 316,84 - 296,55 325,02 956,03

Page 163: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 77

Nama DAS

Jasa Ekosistem Kesuburan Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Hanau Kecil - 277,76 - 54,84 223,58 556,18

DAS Kandang Haur - 496,27 - - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 11.956,68 61.037,15 54.911,28 21.418,59 15.978,61 165.302,30

DAS Langgawan 35,00 355,29 - - 272,35 662,64

DAS Loban 108,52 705,51 - - - 814,02

DAS Panyulingan - 300,04 - - - 300,04

DAS Samariti 20,09 1.015,40 - 273,66 486,92 1.796,08

DAS Satui 13.240,62 32.961,63 28.316,57 - 7.013,22 81.532,04

DAS Sebamban 405,97 30.927,97 - 415,83 1.874,79 33.624,56

DAS Segumbang Besar 25,14 1.307,10 1.271,71 682,78 387,32 3.674,05

DAS Segumbang Kecil 4,33 - 105,66 - 145,58 255,56

DAS Sei Dua 96,29 2.362,52 - 1.096,77 1.129,12 4.684,70

DAS Sei Kecil - 365,47 - 476,16 184,60 1.026,23

DAS Sei Kecil Bawah - 171,15 - 131,61 95,82 398,59

DAS Sepunggur Besar 8,04 203,72 262,96 - 503,90 978,62

DAS Sepunggur Kecil 5,25 - 30,37 - 268,05 303,67

DAS Serungga - 1.959,27 - 200,87 - 2.160,14

DAS Setarap 738,70 12.761,15 3.078,52 833,23 3.796,58 21.208,18

DAS Setarap Kecil 111,85 - - - 285,47 397,32

DAS Tanah Merah 440,54 - 254,98 - 1.067,66 1.763,18

DAS Tanah Merah Satui 12,12 - 717,10 - 394,46 1.123,69

DAS Terusan 34,07 2.176,87 372,16 36,47 568,14 3.187,70

DAS Tungkaran Pangeran 0,11 107,86 - 64,13 86,36 258,46

P.Burung 172,51 - - - 346,83 519,34

P.Suwangi 3,57 - - 284,90 384,29 672,77

P.Suwangi Kecil - - - - 16,36 16,36

P.Tampakan - - 222,95 - 350,99 573,94

PM (pulau kecil tak bernama) - - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam Kanan - - 291,44 - - 291,44

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 14,45 1.378,13 2.482,53 6,06 - 3.881,18

Total 37.183,42 238.247,36 118.750,03 48.492,87 44.465,32 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan jasa ekosistem kesuburan tanah di Kabupaten Tanah Bumbu dapat

diketahui kategori sangat rendah sebesar 7,66%, jasa ekosistem kesuburan rendah

sebesar 48,89%, jasa ekosistem kesuburan sedang sebesar 24,37%, kesuburan tinggi

sebesar 9,95%, sedangkan kesuburan sangat tinggi mencapai 9,12%.

Berdasarkan jasa ekosistem kesuburan sangat rendah berada di Kecamatan Satui,

sedangkan jasa ekosistem kesuburan dengan kategori rendah, sedang dan tinggi berada

di Kecamatan Kusan Hulu, dan jasa ekosistem kesuburan sangat tinggi berada di

Kecamatan Kusan Hilir. Berdasarkan daerah aliran sungai untuk jasa ekosistem

kesuburan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi berada di DAS Kusan.

Page 164: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 78

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai yang penyediaan jasa ekosistem

kesuburan dengan kategori sangat rendah dan rendah sangat tergantung dengan jenis

tanahnya meliputi: regosol distrik, oksisol haplik, gleisol sulfik, gleisol distrik, lateritik

haplik, podsolik haplik dengan kontribusi luasan 56,54% yang tersebar di semua

kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai yang memiliki jasa ekosistem

kesuburan dengan kategori sedang memiliki jenis tanah Kambisol Gleik, Podsolik

Kandik, Oksisol Kandik yang tersebar di semua kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu

dengan kontribusi luasan sebesar 24,37%.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai yang memiliki jasa ekosistem

kesuburan dengan kategori tinggi dan sangat tinggi yang memiliki jenis tanah Litosol,

Aluvial Sulfidik, Aluvial Sulfik, Aluvial Hidrik, Aluvial Gleik, Alivial Eutrik dan Kambisol

Litik, Kambisol Distrik, dan Kambisol Eutrik dengan kontribusi luasan 19,08 %.

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat pemetaan untuk jasa ekosistem lapisan

tanah dan pemeliharaan kesuburan sebagai berikut:

Page 165: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 79

Peta 2.19. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pengelolaan Kesuburan Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 166: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 80

Peta 2.20. Jasa Ekosistem Lapisan Tanah dan Pengelolaan Kesuburan Berdasarkan DAS Kabupaten Tanah Bumbu

Page 167: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 81

2. Jasa Ekosistem Unsur Hara

Siklus hara dalam suatu ekosistem merupakan proses yang terintegrasi dari

pergerakan/pemindahan energi dan hara didalam ekosistem itu sendiri dan juga

interaksinya dengan atmosfir, biosfir, geosfir dan hidrosfir. Energi yang dibutuhkan

untuk menggerakkan siklus hara ini didapatkan dari proses yang terjadi pada biosfir

yaitu proses fotosisntesis. Siklus hara adalah suatu proses suplai dan penyerapan dari

senyawa kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan metabolisme. Hara essensial

yang dibutuhkan oleh tumbuhan tinggi adalah unsur bahan anorganik alam. Kebutuhan

akan bahan anorganik bagi tumbuhan tinggi (pohon) membedakannya dengan

organisme lainnya seperti manusia, hewan dan beberapa mikroorganisme yang

membutuhkan bahan makanan organik (Mengel et al,. 1987). Menurut Binkley (1987)

bahwa proses siklus hara mencakup proses mikroklimat, kualitas kimia dari bahan

organik, status kimia dari tanah dan aktivitas binatang.

Ekosistem secara alamiah memberikan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh

tumbuhan dari dalam tanah melalui serapan haranya dan kemudian diakumulasi dalam

jaringan tumbuhan dan kembali lagi ke tanah baik lansung atau tidak lansung sebagai

bahan organik. Proses dari serapan hara, akumulasi hara pada tubuh tumbuhan dan

kembali ke tanah melalui siklus yang bervarisi sesuai dengan kondisi tumbuhan, iklim

dan jenis tanahnya sendiri sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap kesuburan

tanah dan tingkat produksi pertanian yang tinggi. Hara diperlukan untuk produksi

bahan organik baik pada tingkat trofik produser ataupun konsumer yang umumnya

berada dalam lingkungan abiotic dengan konsentrasi yang lebih rendah dari pada yang

dibutuhkan untuk aktivitas pertumbuhan. Meskipun begitu, organisme di dalam

ekosistem yang tua seperti hutan berisi hara dalam konsentrasi dengan jumlah yang

besar dan bernilai. Jasa ekosistem unsur hara dengan jenis tanah subur, curah hujan

tinggi, vegetasi lahan hutan memiliki potensi yang tinggi.

Tabel 2.45. Skoring DDDT Unsur Hara

No Jenis Tanah SPT

Tanbu Penggunaan Lahan

DDDT Unsur Hara Skor

1. Litosol, Aluvial Sulfidik,

Aluvial Sulfik, Aluvial

Hidrik, Aluvial Gleik,

Alivial Eutrik

3, 5, 7, 8 Hutan primer (lahan

kering, mangrove)

Ketersediaan Unsur

Hara Sangat Tinggi

5

2. Kambisol Litik, Kambisol

Distrik, Kambisol Eutrik

14, 16, 30,

34

Hutan sekunder (lahan

kering, mangrove, rawa)

Ketersediaan Unsur

Hara Tinggi

4

3. Kambisol Gleik, Podsolik

Kandik, Oksisol Kandik

9, 10, 13,

24, 26, 32

Semak belukar, Pertanian

lahan kering campur ,

Semak belukar rawa,

Ketersedi, an Unsur

Hara sedang

3

Page 168: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 82

No Jenis Tanah SPT

Tanbu Penggunaan Lahan

DDDT Unsur Hara Skor

4. Gleisol Sulfik, Gleisol

Distrik, Lateritik Haplik,

Podsolik Haplik

1, 2, 18,

19, 20,

22, 23,

25, 28,

29, 31

Perkebunan, Hutan

tanaman, Pertanian

lahan kering,

Ketersediaan Unsur

Hara Rendah

2

5. Regosol Distrik

Oksisol Haplik

4, 11, 12,

15, 17, 21,

27

Terbuka, Sawah,

Tambak, Permukiman,

Pertambangan,

Transmigrasi, Tubuh Air,

Rawa,

Ketersediaan Unsur

Hara Sangat Rendah

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan

Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan

No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah 2017

Berdasarkan skoring jasa ekosistem penyediaan unsur hara dapat ditampilkan

sebagai berikut:

Tabel 2.46. Jasa Ekosistem Unsur Hara Dirinci Per Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu

Row Labels

Jasa Ekosistem Unsur Hara Jumlah

Total sangat rendah rendah sedang tinggi Sangat tinggi

Angsana 573,58 12.618,24 3.865,83 2.519,72 19.577,37

Batulicin 111,28 6.428,17 4.431,42 2.473,23 18,65 13.462,75

Karang Bintang 295,33 14.058,96 3.872,17 1.913,50 20.139,97

Kuranji 337,21 10.150,58 976,59 11.464,38

Kusan Hilir 1.590,50 10.667,81 9.612,13 6.837,28 129,75 28.837,47

Kusan Hulu 1.445,45 46.064,74 38.003,73 64.807,31 150.321,24

Mantewe 1.127,20 36.767,88 20.229,36 28.544,29 86.668,74

Satui 3.665,83 51.930,53 11.838,33 20.259,20 51,96 87.745,85

Simpang Empat 188,51 15.696,05 7.832,26 6.423,51 30.140,33

Sungai Loban 1.217,52 34.853,41 701,91 1.457,44 38.230,28

Jumlah Total 10.552,42 239.236,37 101.363,73 135.235,49 200,36 486.588,37

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan jasa ekosistem unsur hara dirinci setiap daerah aliran sungai dapat

ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.47. Jasa Ekosistem Unsur Hara Dirinci Daerah Aliran Sungai

Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Hara Jumlah

Total (ha)

sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung - - 6,49 - - 6,49

DAS Anglai 2,27 1.189,64 358,00 173,72 - 1.723,64

DAS Angsana 65,08 323,79 921,75 1.256,26 - 2.566,88

DAS Bakau 45,72 591,76 - - - 637,47

DAS Batulicin 1.691,30 59.393,29 27.626,00 22.312,09 - 111.022,67

DAS Batung-Buluh 145,73 5.487,27 35,42 321,71 - 5.990,12

Page 169: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 83

Nama DAS

Jasa Ekosistem Hara Jumlah

Total (ha)

sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Belanak 0,99 182,85 3,50 41,68 - 229,02

DAS Buluh 12,45 1.178,84 348,02 596,81 - 2.136,12

DAS Bunati 226,74 2.500,42 2.101,45 505,38 - 5.333,98

DAS Bunati Kecil 2,64 - 89,13 442,37 - 534,15

DAS Cantung - 4.914,78 2.202,80 4.391,12 - 11.508,69

DAS Cuka 11,06 1.230,28 7,53 200,33 - 1.449,19

DAS Dua 196,38 2.991,59 - - - 3.187,97

DAS Dua Laut Kecil 34,97 99,84 - - - 134,81

DAS Dua Pumpung 242,30 2.200,64 - - - 2.442,94

DAS Godang-Durian 175,93 4.614,65 - - - 4.790,58

DAS Hanau 15,15 283,07 184,60 473,22 - 956,04

DAS Hanau Kecil - 244,98 158,74 152,47 - 556,19

DAS Kandang Haur - 496,28 - - - 496,28

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 3.199,95 52.536,99 44.297,18 65.165,81 105,07 165.305,00

DAS Langgawan 29,63 360,67 139,95 132,41 - 662,65

DAS Loban 71,33 742,71 - - - 814,04

DAS Panyulingan - 299,88 - - - 299,88

DAS Samariti 9,93 1.021,57 228,45 536,15 - 1.796,11

DAS Satui 3.093,11 39.816,90 11.572,96 26.998,35 52,04 81.533,37

DAS Sebamban 330,91 30.683,55 1.243,32 1.364,29 - 33.622,08

DAS Segumbang Besar 25,14 2.371,13 1.240,30 37,53 - 3.674,11

DAS Segumbang Kecil 2,87 107,12 117,50 28,08 - 255,56

DAS Sei Dua 38,01 2.027,14 750,95 1.868,68 - 4.684,78

DAS Sei Kecil - 278,11 266,61 480,77 - 1.025,50

DAS Sei Kecil Bawah - 172,12 142,05 84,29 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 8,04 459,91 422,68 88,00 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 1,83 15,10 181,92 78,61 26,22 303,68

DAS Serungga - 988,64 970,66 200,87 - 2.160,17

DAS Setarap 516,73 15.899,71 2.015,84 2.776,01 - 21.208,28

DAS Setarap Kecil 30,57 81,14 57,60 227,87 - 397,19

DAS Tanah Merah 242,14 352,47 376,62 791,99 - 1.763,21

DAS Tanah Merah

Satui

4,01 288,37 566,07 265,25 - 1.123,70

DAS Terusan 34,07 2.343,37 715,26 95,05 - 3.187,75

DAS Tungkaran

Pangeran

- 127,16 84,23 46,78 - 258,17

P.Burung 7,74 164,78 109,82 236,68 - 519,02

P.Suwangi - 3,57 128,69 524,42 15,94 672,62

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 103,55 469,02 - 572,57

PM (pulau kecil tak

bernama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- - 0,03 291,42 - 291,44

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

- 413,84 1.700,98 1.766,42 - 3.881,24

Total 10.514,71 239.479,90 101.503,95 135.438,27 202,17 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Page 170: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 84

Berdasarkan jasa ekosistem penyedia unsur hara di Kabupaten Tanah Bumbu

dapat diketahui kategori sangat rendah sebesar 2,17%, jasa ekosistem penyedia unsur

hara rendah mencapai 49,17%, jasa ekosistem penyedia unsur hara sedang mencapai

20,83%, jasa ekosistem penyedia unsur hara tinggi mencapai 27,79% dan jasa

ekosistem penyedia unsur hara sangat tinggi mencapai 0,04%.

Berdasarkan wilayah administrasi di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui

jasa ekosistem penyedia unsur hara sangat rendah dan rendah berada di Kecamatan

Satui, jasa ekosistem penyedia unsur hara sedang dan tinggi berada di Kecamatan Kusan

Hulu, sedangkan jasa ekosistem penyedia unsur hara sangat tinggi berada di Kecamatan

Kusan Hilir.

Berdasarkan daerah aliran sungai dapat diketahui jasa ekosistem penyedia unsur

hara rendah berada di DAS Kusan dan DAS Satui, sedangkan jasa ekosistem penyedia

unsur hara rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi berada di DAS Kusan.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu yang

memiliki jasa ekosistem penyedia unsur hara sangat rendah dan rendah memiliki

karakteristik jenis tanah Gleisol Sulfik, Gleisol Distrik, Lateritik Haplik, Podsolik Haplik,

Regosol Distrik dan Oksisol Haplik yang sesuai untuk pemanfaatan lahan perkebunan,

hutan tanaman, pertanian lahan kering, lahan terbuka, sawah, tambak, permukiman,

pertambangan, transmigrasi, tubuh air, dan rawa.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki jasa ekosistem hara sedang dengan karakteristik jenis tanah Kambisol

Gleik, Podsolik Kandik, Oksisol Kandik sangat sesuai dengan penggunaan lahan semak

belukar, pertanian lahan kering campur, semak belukar rawa.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki jasa ekosistem hara tinggi dan sangat tinggi memiliki karakteristik jenis

tanah Litosol, Aluvial Sulfidik, Aluvial Sulfik, Aluvial Hidrik, Aluvial Gleik, Alivial Eutrik,

Kambisol Litik, Kambisol Distrik, dan Kambisol Eutrik sangat sesuai dengan penggunaan

lahan Hutan primer (lahan kering, mangrove), Hutan sekunder (lahan kering,

mangrove, rawa). Pemetaan terhadap jasa ekosistem hara baik berdasarkan wilayah

administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu dapat

ditampilkan sebagai berikut:

Page 171: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 85

Peta 2.21. Jasa Ekosistem Unsur Hara Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 172: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 86

Peta 2.22. Jasa Ekosistem Unsur Hara Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Page 173: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 87

3. Jasa Ekosistem Produksi Primer

Ekosistem memberikan jasa produksi primer berupa produksi oksigen dan penyediaan

habitat spesies. Produksi oksigen memberikan dukungan bagi seluruh kehidupan

makhluk. Tanpa adanya oksigen maka tidak akan ada kehidupan. Ekosistem

memberikan jasa penghasil oksigen sekaligus mengurangi kadar karbondioksida dan

populasi udara di bumi. Keberadaan vegetasi seperti hutan yang menyerap

karbondioksida untuk pembutan makanan (fotosintesis). Hasil dari fotosintesis adalah

oksigen. Inilah gas yang diperlukan makhluk hidup di bumi untuk beraktivitas dan

memungkinkan tumbuhnya banyak habitat spesies. Jasa produksi oksigen bervariasi

antar lokasi dan berhubungan erat dengan keberadaan vegetasi dan hutan.

Ekosistem dapat berfungsi sebagai penghasil oksigen dan pengikat karbon. Keberadaan

vegetasi seperti hutan yang menyerap karbondioksida untuk pembuatan makanan

melalui proses fotosintesis menghasilkan oksigen yang diperlukan makhluk hidup di

bumi untuk beraktivitas dan memungkinkan tumbuhnya banyak habitat spesies. Jasa

produksi oksigen bervariasi antarlokasi dan berhubungan erat dengan keberadaan

vegetasi dan hutan. Jasa ekosistem produksi primer sebagai vegetasi lahan hutan

memiliki potensi yang tinggi.

Tabel 2.48. Skoring DDDT Produksi Primer

No Penggunaan Lahan DDDT Produksi Primer Nilai

1 Hutan primer (lahan kering, mangrove) Ketersediaan Produksi Primer

tinggi

5

2 Hutan sekunder (lahan kering, mangrove, rawa) 4

3 Hutan tanaman, Perkebunan, Semak belukar,

Pertanian lahan kering campur, Semak belukar

rawa,

Ketersediaan Produksi Primer

sedang

3

4 Pertanian lahan kering Ketersediaan Produksi Primer

rendah

2

5 Terbuka, Sawah, Tambak, Permukiman,

Pertambangan, Transmigrasi, Tubuh Air, Rawa,

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan

Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan

No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah 2017

Jasa ekosistem produksi primer berdasarkan administrasi dan daerah aliran

sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.49. Jasa Ekosistem Produksi Primer Berdasarkan Kecamatan

Kecamatan

Jasa ekosistem produksi primer Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 1.401,34 2.997,17 14.913,88 264,97 19.577,37

Batulicin 2.246,09 2.383,79 8.059,26 750,99 19,42 13.459,55

Karang

Bintang 1.261,69 8.321,79 10.556,49 20.139,97

Kuranji 1.492,31 2.057,56 7.914,52 11.464,38

Page 174: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 88

Kecamatan

Jasa ekosistem produksi primer Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Kusan Hilir 9.582,92 7.410,04 9.036,82 2.657,15 151,60 28.838,54

Kusan Hulu 10.354,18 12.818,59 43.889,26 83.262,31 150.324,33

Mantewe 4.779,02 17.502,70 21.390,54 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 9.747,02 45.310,77 19.344,69 65,94 87.747,09

Simpang

Empat 4.832,57 4.705,73 14.771,08 5.833,27 30.142,65

Sungai Loban 5.786,64 11.205,94 20.985,97 253,97 38.232,52

Jumlah Total 55.015,44 79.150,33 196.828,58 155.364,54 236,96 486.595,85

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Penyediaan jasa ekosistem produksi primer berdasarkan daerah aliran sungai di

Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.50. Jasa Ekosistem Produksi Primer Berdasarkan Daerah Aliran Sungai

Nama DAS

Jasa Ekosistem Produksi Primer

Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 756,52 717,41 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 76,86 2.399,40 79,73 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 419,69 179,93 - - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 32.339,69 40.040,26 30.583,39 - 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 3.739,98 2.020,77 - - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 - 48,51 - - 229,02

DAS Buluh 181,26 - 1.518,68 436,17 - 2.136,11

DAS Bunati 528,45 1.866,60 2.756,27 182,64 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 - 442,37 - - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 - 11.512,05

DAS Cuka 328,06 742,20 379,55 - - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.042,94 773,89 - - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 - 82,99 - - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.152,21 991,68 - - 2.442,93

DAS Godang-Durian 278,56 2.395,62 2.116,38 - - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 - 573,57 215,38 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 - 282,12 125,80 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 - 445,94 - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 18.544,47 49.776,29 78.687,21 126,64 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 203,63 222,16 - - 662,65

DAS Loban 185,13 562,97 65,94 - - 814,03

DAS Panyulingan 68,47 - 231,41 - - 299,88

DAS Samariti 234,38 - 1.340,99 220,73 - 1.796,10

DAS Satui 9.328,91 6.616,58 33.526,55 31.995,01 66,03 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 3.808,92 23.207,48 639,42 - 33.621,96

DAS Segumbang Besar 1.406,07 1.175,97 1.056,14 35,91 - 3.674,09

DAS Segumbang Kecil 226,03 - - 29,54 - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 - 3.179,30 1.013,35 - 4.684,76

DAS Sei Kecil 284,24 67,72 530,13 143,40 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 186,70 73,01 75,12 63,64 - 398,46

Page 175: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 89

Nama DAS

Jasa Ekosistem Produksi Primer

Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Sepunggur Besar 663,40 235,63 4,59 75,01 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 - - 81,72 26,54 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 - 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 1.926,47 16.063,76 34,50 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 - 309,01 - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 459,51 721,37 - - 1.763,20

DAS Tanah Merah Satui 531,29 - 350,96 241,45 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 - 2.171,30 72,11 - 3.187,80

DAS Tungkaran Pangeran 174,53 18,67 26,95 38,02 - 258,17

P.Burung 117,56 - 238,76 162,70 - 519,01

P.Suwangi 128,69 - 143,34 380,49 16,53 669,05

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 118,73 453,83 - 572,56

PM - - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam Kanan - - 0,03 294,11 - 294,13

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 2,17 - 1.120,24 2.759,22 - 3.881,63

Total 55.029,93 79.243,63 196.987,46 155.639,35 238,63 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel penyediaan jasa ekosistem produksi primer di Kabupaten

Tanah Bumbu yang dapat dikategorikan sangat rendah mencapai 11,31%, jasa ekosistem

produksi primer rendah mencapai 16,27%, jasa ekosistem produksi primer sedang

mencapai 40,45%, jasa ekosistem produksi primer tinggi mencapai 31,93% dan jasa

ekosistem produksi primer sangat tinggi mencapai 0,05%.

Berdasarkan jasa ekosistem penyediaan produksi primer di Kabupaten Tanah

Bumbu berdasarkan wilayah administrasi dapat diketahui tingkatan kategori sangat

rendah berada di Kecamatan Satui, jenis penyediaan produksi primer rendah berada di

Kecamatan Mantewe, jenis penyediaan produksi primer sedang dan tinggi berada di

Kecamatan Kusan Hulu, sedangkan jenis penyediaan produksi primer sangat tinggi

berada di Kecamatan Kusan Hilir.

Berdasarkan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui

jasa ekosistem produksi primer sangat rendah berada di DAS Kusan, jasa ekosistem

penyediaan produksi primer rendah berada di DAS Batulicin, sedangkan jasa ekosistem

penyedia produksi primer sedang, tinggi dan sangat tinggi berada di DAS Kusan.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki jasa ekosistem produksi primer dengan kategori rendah dengan jenis

penggunaan lahan Pertanian lahan kering, Terbuka, Sawah, Tambak, Permukiman,

Pertambangan, Transmigrasi, Tubuh Air, Rawa.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu yang

memiliki jasa ekosistem produksi primer dengan kategori sedang dengan jenis

Page 176: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 90

penggunaan lahan Hutan tanaman, Perkebunan, Semak belukar, Pertanian lahan kering

campur, dan Semak belukar rawa.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu yang

memiliki jasa ekosistem produksi primer tinggi dengan penggunaan lahan hutan primer

(lahan kering, mangrove) dan hutan sekunder (lahan kering, mangrove, rawa).

Pemetaan jasa ekosistem penyedia produksi primer dengan berdasarkan wilayah

administrasi dan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan

sebagai berikut:

Page 177: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 91

Peta 2.23. Jasa Ekosistem Produksi Primer Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 178: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 92

Peta 2.24. Jasa Ekosistem Produksi Primer Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Page 179: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 93

4. Jasa Ekosistem Biodiversitas

Ekosistem telah memberikan jasa keanekaragaman hayati (biodiversity) di antara

makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan

ekosistem akuatik lain serta komplekskompleks ekologi yang merupakan bagian dari

keanekaragamannya; mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan

ekosistem yang menjadi habitat perkembangbiakan flora fauna. Semakin tinggi karakter

biodiversitas maka semakin tinggi fungsi dukungan ekosistem terhadap perikehidupan.

Seiring semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka meningkat pula kebutuhan

sumberdaya alam hayati yang berakibat pada menurunnya sumberdaya alam hayati

tersebut apabila tidak dikelola secara lestari atau dikenal dengan degradasi sumberdaya

alam dan lingkungan. Oleh karena itu, tuntutan terhadap pengelolaan sumberdaya alam

hayati secara berkelanjutan menjadi prioritas. Mengingat, kebutuhan akan sumberdaya

alam hayati sangat tergantung pada kondisi suatu wilayah, maka dalam pelaksanaan

pengelolaannya diperlukan pemahaman terhadap nilai kenakeragaman hayati sebagai

sumberdaya alam hayati sesuai dengan wilayahnya. Nilai keanekaragaman hayati

mencakup tingkat keragamanan dan kelimpahan, sehingga dapat menjadi acuan dalam

pengelolaan kawasan untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati yang ada

di dalam wilayah kelola suatu unit pengelolaan atau unit usaha. Jasa ekosistem

Biodiversitas sebagai vegetasi lahan hutan memiliki potensi yang tinggi

Tabel 2.51. Skoring DDDT Biodiversitas

No Penggunaan Lahan DDDT Biodiversitas Nilai

1 Hutan primer (lahan kering, mangrove) Ketersediaan Biodiversitas tinggi 5

2 Hutan sekunder (lahan kering, mangrove,

rawa)

4

3 Hutan tanaman, Perkebunan, Semak belukar,

Pertanian lahan kering campur semak

belukar, Semak belukar rawa,

Ketersediaan Biodiversitas sedang 3

4 Pertanian lahan kering Ketersediaan Biodiversitas rendah 2

5 Terbuka, Sawah, Tambak, Permukiman,

Pertambangan, Transmigrasi, Tubuh Air,

Rawa,

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah

2017

Jasa ekosistem Biodiversitas Kabupaten Tanah Bumbu dapat disajikan

berdasarkan wilayah administrasi dan daerah aliran sungai sebagai berikut:

Tabel 2.52. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Kecamatan

Kecamatan

Jasa Ekosistem Biodiversitas Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 1.401,34 2.997,17 14.913,88 264,97 19.577,37

Page 180: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 94

Kecamatan

Jasa Ekosistem Biodiversitas Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Batulicin 2.246,09 2.383,79 8.059,26 750,99 19,42 13.459,55

Karang

Bintang 1.261,69 8.321,79 10.556,49 20.139,97

Kuranji 1.492,31 2.057,56 7.914,52 11.464,38

Kusan Hilir 9.582,92 7.410,04 9.036,82 2.657,15 151,60 28.838,54

Kusan Hulu 10.354,18 12.818,59 43.889,26 83.262,31 150.324,33

Mantewe 4.779,02 17.502,70 21.390,54 42.997,19 86.669,45

Satui 13.278,67 9.747,02 45.310,77 19.344,69 65,94 87.747,09

Simpang

Empat 4.832,57 4.705,73 14.771,08 5.833,27 30.142,65

Sungai Loban 5.786,64 11.205,94 20.985,97 253,97 38.232,52

Jumlah Total 55.015,44 79.150,33 196.828,58 155.364,54 236,96 486.595,85

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Tabel 2.53. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Daerah Aliran Sungai

Nama DAS

Jasa Ekosistem Biodiversitas Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung 6,49 - - - - 6,49

DAS Anglai 249,70 756,52 717,41 - - 1.723,63

DAS Angsana 10,88 76,86 2.399,40 79,73 - 2.566,87

DAS Bakau 38,33 419,69 179,93 - - 637,95

DAS Batulicin 8.054,09 32.339,69 40.040,26 30.583,39 - 111.017,43

DAS Batung-Buluh 229,41 3.739,98 2.020,77 - - 5.990,16

DAS Belanak 180,51 - 48,51 - - 229,02

DAS Buluh 181,26 - 1.518,68 436,17 - 2.136,11

DAS Bunati 528,45 1.866,60 2.756,27 182,64 - 5.333,96

DAS Bunati Kecil 91,78 - 442,37 - - 534,14

DAS Cantung 347,98 17,79 5.538,40 5.607,88 - 11.512,05

DAS Cuka 328,06 742,20 379,55 - - 1.449,82

DAS Dua 371,13 2.042,94 773,89 - - 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 52,48 - 82,99 - - 135,47

DAS Dua Pumpung 299,04 1.152,21 991,68 - - 2.442,93

DAS Godang-Durian 278,56 2.395,62 2.116,38 - - 4.790,56

DAS Hanau 167,09 - 573,57 215,38 - 956,04

DAS Hanau Kecil 148,27 - 282,12 125,80 - 556,19

DAS Kandang Haur 50,33 - 445,94 - - 496,27

DAS Kintap - - 27,30 - - 27,30

DAS Kusan 18.170,11 18.544,47 49.776,29 78.687,21 126,64 165.304,72

DAS Langgawan 236,86 203,63 222,16 - - 662,65

DAS Loban 185,13 562,97 65,94 - - 814,03

DAS Panyulingan 68,47 - 231,41 - - 299,88

DAS Samariti 234,38 - 1.340,99 220,73 - 1.796,10

DAS Satui 9.328,91 6.616,58 33.526,55 31.995,01 66,03 81.533,09

DAS Sebamban 5.966,14 3.808,92 23.207,48 639,42 - 33.621,96

DAS Segumbang Besar 1.406,07 1.175,97 1.056,14 35,91 - 3.674,09

DAS Segumbang Kecil 226,03 - - 29,54 - 255,56

DAS Sei Dua 492,11 - 3.179,30 1.013,35 - 4.684,76

Page 181: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 95

Nama DAS

Jasa Ekosistem Biodiversitas Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Sei Kecil 284,24 67,72 530,13 143,40 - 1.025,49

DAS Sei Kecil Bawah 186,70 73,01 75,12 63,64 - 398,46

DAS Sepunggur Besar 663,40 235,63 4,59 75,01 - 978,63

DAS Sepunggur Kecil 195,42 - - 81,72 26,54 303,68

DAS Serungga 19,51 - 1.171,46 970,66 - 2.161,63

DAS Setarap 3.183,47 1.926,47 16.063,76 34,50 - 21.208,20

DAS Setarap Kecil 88,17 - 309,01 - - 397,18

DAS Tanah Merah 582,32 459,51 721,37 - - 1.763,20

DAS Tanah Merah

Satui

531,29 - 350,96 241,45 - 1.123,70

DAS Terusan 944,39 - 2.171,30 72,11 - 3.187,80

DAS Tungkaran

Pangeran

174,53 18,67 26,95 38,02 - 258,17

P.Burung 117,56 - 238,76 162,70 - 519,01

P.Suwangi 128,69 - 143,34 380,49 16,53 669,05

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - 118,73 453,83 - 572,56

PM (pulau kecil tanpa

nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- - 0,03 294,11 - 294,13

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

2,17 - 1.120,24 2.759,22 - 3.881,63

Total 55.029,93 79.243,63 196.987,46 155.639,35 238,63 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan jasa ekosistem penyedia Biodiversitas di Kabupaten Tanah Bumbu

dapat diketahui kategori sangat rendah mencapai 11,31%, jasa ekosistem dengan

kategori rendah mencapai 16,27%, jasa ekosistem dengan kategori sedang mencapai

40,45%, jasa ekosistem dengan kategori tinggi mencapai 31,39% dan jasa ekosistem

dengan kategori sangat tinggi mencapai 0,05%.

Berdasarkan penyediaan jasa ekosistem biodiversitas dengan meninjau wilayah

administrasi di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui dengan kategori sangat rendah

berada di Kecamatan Satui, jasa ekosistem penyedia jasa dengan kategori rendah berada

di Kecamatan Mantewe, jasa ekosistem penyedia biodiversitas sedang dan tinggi berada

di Kecamatan Kusan Hulu, sedangkan jasa ekosistem penyedia biodiversitas sangat tinggi

berada di Kecamatan Kusan Hilir.

Berdasarkan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui

penyedia jasa ekosistem biodiversitas sangat rendah di DAS Satui, jasa ekosistem

penyedia biodiversitas rendah dan sedang berada di DAS Batulicin, sedangkan jasa

ekosistem penyedia biodiversitas tinggi dan sangat tinggi berada di DAS Satui.

Page 182: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 96

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu yang

memiliki ketersediaan biodiversitas rendah sesuai apabila pemanfaatan lahan diarahkan

Pertanian lahan kering, lahan Terbuka, Sawah, Tambak, Permukiman, Pertambangan,

Transmigrasi, Tubuh Air, dan Rawa.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki ketersediaan biodiversitas sedang sesuai apabila pemanfaatan lahan

diarahkan Hutan tanaman, Perkebunan, Semak belukar, Pertanian lahan kering campur

semak belukar, dan semak belukar rawa.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki ketersediaan biodiversitas tinggi sesuai dengan pemanfaatan lahan

diarahkan Hutan primer (lahan kering, mangrove), dan Hutan sekunder (lahan kering,

mangrove, rawa).

Jasa ekosistem penyedia biodiversitas di Kabupaten Tanah Bumbu dapat

ditampilkan dengan pemetaan wilayah administrasi dan daerah aliran sungai.

Page 183: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 97

Peta 2.25. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 184: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 98

Peta 2.26. Jasa Ekosistem Biodiversitas Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Page 185: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 99

C. Bidang Sosial Budaya

1. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup

Ekosistem memberikan manfaat positif bagi manusia khususnya ruang untuk

tinggal dan hidup sejahtera. Ruang hidup ini didukung oleh kemampuan dan kesesuaian

lahan yang tinggi sehingga memberikan dukungan kehidupan baik secara sosial,

ekonomi maupun budaya. Jasa ekosistem sebagai tempat tinggal dan ruang hidup secara

sosial sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik dan geografis serta peluang

pengembangan wilayah yang lebih besar. Jasa ekosistem tempat tinggal dan ruang

hidup sebagai wilayah yang datar, air bersih mudah, pembangunan infrastruktur,

kemudahan pembangunan memiliki potensi yang tinggi

Tabel 2.54. Skoring DDDT Tempat Tinggal dan Ruang Hidup

No Morfologi Lereng DDDT Tempat Tinggal Dan Ruang

Hidup Nilai

1 Gunung/Pegunungan Dan

Bukit/Perbukitan

>40% Ketersediaan Tempat Tinggal Dan

Ruang Hidup sangat rendah 1

2

Gunung/Pegunungan Dan

Bukit/Perbukitan

25-40% Ketersediaan Tempat Tinggal Dan

Ruang Hidup rendah 2

3

Bukit/Perbukitan 15-25% Ketersediaan Tempat Tinggal Dan

Ruang Hidup sedang 3

4 Landai 2-15% Ketersediaan Tempat Tinggal Dan

Ruang Hidup tinggi

4

5 Datar 0-2 %

5

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016,

diolah 2017

Jasa ekosistem tempat tinggal dan ruang hidup sejahtera dengan memperhatikan

hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 2.55. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup

Kecamatan

Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 1,04 1.083,50 18.496,57 19.581,10

Batulicin 20,06 76,19 99,42 845,75 12.418,72 13.460,13

Karang

Bintang 0,16 7,37 1.279,45 18.852,98 20.139,97

Kuranji 0,01 1,37 701,86 10.761,14 11.464,38

Kusan Hilir 161,60 28.677,89 28.839,49

Kusan Hulu 14.785,30 16.319,25 14.728,27 37.508,67 66.985,55 150.327,03

Mantewe 4.976,77 6.590,26 8.092,64 27.954,17 39.055,50 86.669,33

Satui 2.038,47 2.212,71 2.225,90 16.561,56 64.718,20 87.756,84

Simpang

Empat 182,24 328,32 624,14 8.256,01 20.756,00 30.146,71

Sungai Loban 0,19 27,23 3.207,38 34.998,24 38.233,04

Jumlah Total 22.002,83 25.527,09 25.807,36 97.559,97 315.720,79 486.618,04

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Page 186: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 100

Berdasarkan tabel di atas dapat jasa ekosistem tempat tinggal dan ruang hidup

berdasarkan administrasi di Kabupaten Tanah Bumbu sedangkan jasa ekosistem tempat

tinggal dan ruang hidup berdasarkan daerah aliran sungai dapat ditampilkan sebagai

berikut:

Tabel 2.56. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tempat Tinggal Ruang Hidup Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak

P.Burung

- - - - 6,49 6,49

DAS Anglai - - - 125,75 1.597,86 1.723,62

DAS Angsana - - - - 2.566,83 2.566,83

DAS Bakau - - - - 637,94 637,94

DAS Batulicin 3.356,41 4.333,58 5.462,40 25.382,22 72.481,06 111.015,68

DAS Batung-

Buluh

- - - - 5.990,06 5.990,06

DAS Belanak - 0,99 2,72 30,46 194,89 229,06

DAS Buluh 42,18 18,65 21,55 310,92 1.742,85 2.136,14

DAS Bunati - - - 220,99 5.113,62 5.334,62

DAS Bunati

Kecil

- - - - 534,56 534,56

DAS Cantung 829,90 915,61 1.030,36 3.841,26 4.894,72 11.511,86

DAS Cuka - - 1,32 201,92 1.246,55 1.449,79

DAS Dua - - - 26,66 3.161,25 3.187,91

DAS Dua Laut

Kecil

- - - - 135,47 135,47

DAS Dua

Pumpung

- - 1,47 124,27 2.317,15 2.442,89

DAS Godang-

Durian

- - - - 4.790,48 4.790,48

DAS Hanau 4,73 15,00 33,11 249,09 654,10 956,02

DAS Hanau

Kecil

- - 0,60 93,67 461,91 556,18

DAS Kandang

Haur

- - - - 496,27 496,27

DAS Kintap 0,07 2,36 5,70 15,86 3,31 27,30

DAS Kusan 12.251,78 14.662,17 13.958,94 35.662,63 88.766,60 165.302,12

DAS

Langgawan

- - - - 662,64 662,64

DAS Loban - - - - 814,02 814,02

DAS

Panyulingan

- - - - 300,04 300,04

DAS Samariti 2,28 11,47 27,19 393,07 1.362,06 1.796,07

DAS Satui 5.209,63 5.109,62 4.457,55 19.576,27 47.178,71 81.531,78

DAS

Sebamban

3,72 13,21 87,33 4.518,47 29.001,72 33.624,45

DAS

Segumbang

Besar

- - - 92,64 3.581,40 3.674,03

DAS - - - - 255,56 255,56

Page 187: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 101

Nama DAS

Jasa Ekosistem Tempat Tinggal Ruang Hidup Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Segumbang

Kecil

DAS Sei Dua 36,91 64,96 120,08 1.285,28 3.177,44 4.684,68

DAS Sei Kecil - 3,83 28,41 472,42 521,56 1.026,23

DAS Sei Kecil

Bawah

- 0,57 6,60 104,39 287,02 398,58

DAS

Sepunggur

Besar

- - - - 978,61 978,61

DAS

Sepunggur

Kecil

- - - - 303,67 303,67

DAS Serungga 13,94 39,17 48,02 719,11 1.341,36 2.161,59

DAS Setarap - - - 787,24 20.420,86 21.208,10

DAS Setarap

Kecil

- - - - 397,32 397,32

DAS Tanah

Merah

- - - - 1.763,17 1.763,17

DAS Tanah

Merah Satui

- - - 0,71 1.122,97 1.123,68

DAS Terusan 22,19 13,64 33,17 914,76 2.203,99 3.187,75

DAS

Tungkaran

Pangeran

- 1,20 3,88 33,78 219,59 258,46

P.Burung - - - - 519,34 519,34

P.Suwangi 20,62 75,91 94,77 276,35 201,54 669,19

P.Suwangi

Kecil

- - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - - - 573,93 573,93

PM (pulau

kecil tanpa

nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS

Riam Kanan

132,67 85,68 42,14 32,96 0,69 294,13

Sub-Sub DAS

Riam Kiwa

107,84 196,88 378,32 2.210,60 987,79 3.881,42

Total 22.034,85 25.564,50 25.845,64 97.720,12 315.973,88 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan jasa ekosistem penyedia tempat tinggal ruang hidup di Kabupaten

Tanah Bumbu dapat diketahui kategori sangat rendah mencapai 4,52%, jasa ekosistem

penyedia tempat tinggal ruang hidup kategori rendah mencapai 5,25%, kategori

sedang mencapai 5,3%, sedangkan jasa ekosistem penyedia tempat tinggal ruang hidup

kategori tinggi dan sangat tinggi mencapai 20,05% dan 64,88%.

Berdasarkan wilayah administrasi di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui

jasa ekosistem penyedia tempat tinggal ruang hidup dengan kategori sangat rendah,

rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi di Kecamatan Kusan Hulu.

Page 188: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 102

Berdasarkan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui

jasa ekosistem penyedia tempat tinggal ruang hidup dengan kategori sangat rendah,

tinggi dan sangat tinggi berada di DAS Kusan, jasa ekosistem penyediaan tempat tinggal

ruang hidup dengan kategori rendah berada di DAS Satui sedangkan jasa ekosistem

penyediaan tempat tinggal dan ruang hidup dengan kategori sedang berada di DAS

Batulicin.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki jasa ekosistem penyediaan tempat tinggal dan ruang hidup dengan

kemampuan sangat rendah dan rendah berada pada morfologi pegunungan dan

perbukitan dengan lereng 25-40% dan > 40%.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki jasa ekosistem penyediaan tempat tinggal dan ruang hidup sedang

memiliki morfologi perbukitan dengan kelerengan berkisar 15-25%.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki jasa ekosistem penyediaan tempat tinggal dan ruang hidup dengan

kemampuan tinggi memiliki morfologi lahan yang landai dan datar yang memiliki

kelerengan 0-2% dan 2-15%.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem tempat tinggal dan

ruang hidup di Kabupaten Tanah Bumbu dapat dipetakan sebagai berikut:

Page 189: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 103

Peta 2.27. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 190: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 104

Peta 2.28. Jasa Ekosistem Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Berdasarkan DAS Kabupaten Tanah Bumbu

Page 191: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II -

105

2. Peta Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ecotourism

Ekosistem menyediakan fitur lansekap, keunikan alam, atau nilai tertentu yang

menjadi daya tarik wisata. Berbagai macam bentuk bentang alam dan keunikan flora

dan fauna serta keanekaragaman hayati yang terdapat dalam ekosistem memberi ciri

dan keindahan bagi para wisatawan. Dari sisi ekonomi, akan diperoleh banyak

keuntungan bahkan menjadi sumber devisa negara yang besar. Variasi bentangalam

berpengaruh besar terhadap nilai jasa budaya rekreasi dan ecotourism.

Ekosistem rekreasi dan ecotourism tinggi adalah ekoregion pegunungan,

perbukitan, dataran pantai dan dataran struktural. Daerah pegunungan biasanya

memiliki tutupan lahan dominan berupa hutan, sehingga memberikan pemandangan

yang indah dan memiliki udara serta suasana yang menyegarkan. Daerah pegunungan

struktural dan intrusif dapat dikembangkan sebagai daerah wisata pegunungan seperti

untuk pengembangan wisata outbond, ecotourism kebun, camping ground maupun

wisata edukasi. Daerah perbukitan karst mempunyai potensi untuk pengembangan jasa

rekreasi minat khusus karena mempunyai fenomena alam yang unik seperti gua,

stalagmit, stalaktit dan sungai bawah tanah. Sedangkan dataran pantai yang berbatasan

dengan laut memberikan panorama pantai yang indah dan berbagai potensi wisata laut

yang dapat dikembangkan sebagai kegiatan pariwisata, seperti diving, snorkeling, water

park. Jasa ekosistem rekreasi dan ekosistem dengan bentang alam berupa

pegununungan, pantai, hutan memiliki potensi yang tinggi.

Tabel 2.57. Skoring DDDT Rekreasi dan Ecotourism

No Morfologi Lereng Penggunaan Lahan DDDT Rekreasi Dan

Ekotourisme Nilai

1a Gunung/Pegunungan Dan Bukit/Perbukitan

>40% Hutan primer ( lahan kering, mangrove, rawa)

Ketersediaan Rekreasi Dan Ekosistem Sangat Tinggi

5

1b Datar-landai Bukit/Perbukitan Gunung/Pegunungan

0 s/d >40%

Karst, (semua tutupan vegetatif diatas karst)

Ketersediaan Rekreasi Dan Ekosistem Sangat Tinggi

5

1c Datar 0 – 2 % Pantai (semua tutupan vegetative diatas pantai)

Ketersediaan Rekreasi Dan Ekosistem Sangat Tinggi

5

2 Gunung/Pegunungan Dan Bukit/Perbukitan

25-40% Hutan sekunder (lahan kering, mangrove, rawa) Sawah

Ketersediaan Rekreasi Dan Ekosistem Tinggi

4

3 Bukit/Perbukitan 15-25% Hutan tanaman, Perkebunan, Ketersediaan Rekreasi Dan Ekosistem sedang

3

4 Landai 2-15% Semak belukar, Pertanian lahan kering, Pertanian lahan kering campur, Semak belukar rawa,

Ketersediaan Rekreasi Dan Ekosistem rendah

2

5 Datar 0-2 % Terbuka, Tambak, Permukiman, Pertambangan, Transmigrasi, Tubuh Air, Rawa,

Ketersediaan Rekreasi Dan Ekosistem rendah

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan

No.837/KPTS/UM/11/1980 dan No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah

2017

Page 192: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II -

106

Berdasarkan jasa ekosistem rekreasi dan ekosistem dapat diketahui administrasi

dan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.58. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ecotourism

Kecamatan

Jasa ekosistem rekreasi dan ecotourism Jumlah

Total sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 1.251,26 4.589,08 13.293,83 236,62 206,59 19.577,37

Batulicin 1.163,46 5.249,17 5.271,11 1.390,89 384,91 13.459,55

Karang Bintang 1.136,51 8.588,82 10.414,57 0,07 20.139,97

Kuranji 1.461,44 2.955,61 7.047,32 0,01 11.464,38

Kusan Hilir 4.496,06 10.975,40 5.247,62 7.467,88 651,57 28.838,54

Kusan Hulu 7.051,83 52.001,52 44.654,90 31.830,78 14.785,30 150.324,33

Mantewe 2.835,26 44.980,45 18.583,72 11.145,09 9.124,78 86.669,31

Satui 11.053,21 44.640,72 25.376,66 4.099,94 2.576,57 87.747,09

Simpang Empat 3.665,38 18.938,56 4.096,64 2.422,80 1.019,27 30.142,65

Sungai Loban 4.869,85 17.535,23 15.067,79 231,69 527,96 38.232,52

Jumlah Total 38.984,27 210.454,57 149.054,16 58.825,77 29.276,94 486.595,71

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan jasa ekosistem rekreasi dan ekosistem dengan memperhatikan

daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.59. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ecotourism

Nama DAS

Jasa ekosistem rekreasi dan ecotourism Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung - - - - 6,49 6,49

DAS Anglai - - - 125,75 1.597,86 1.723,62

DAS Angsana - - - - 2.566,83 2.566,83

DAS Bakau - - - - 637,94 637,94

DAS Batulicin 3.356,41 4.333,58 5.462,40 25.382,22 72.481,06 111.015,68

DAS Batung-Buluh - - - - 5.990,06 5.990,06

DAS Belanak - 0,99 2,72 30,46 194,89 229,06

DAS Buluh 42,18 18,65 21,55 310,92 1.742,85 2.136,14

DAS Bunati - - - 220,99 5.113,62 5.334,62

DAS Bunati Kecil - - - - 534,56 534,56

DAS Cantung 829,90 915,61 1.030,36 3.841,26 4.894,72 11.511,86

DAS Cuka - - 1,32 201,92 1.246,55 1.449,79

DAS Dua - - - 26,66 3.161,25 3.187,91

DAS Dua Laut Kecil - - - - 135,47 135,47

DAS Dua Pumpung - - 1,47 124,27 2.317,15 2.442,89

DAS Godang-Durian - - - - 4.790,48 4.790,48

DAS Hanau 4,73 15,00 33,11 249,09 654,10 956,02

DAS Hanau Kecil - - 0,60 93,67 461,91 556,18

DAS Kandang Haur - - - - 496,27 496,27

DAS Kintap 0,07 2,36 5,70 15,86 3,31 27,30

DAS Kusan 12.251,78 14.662,17 13.958,94 35.662,63 88.766,60 165.302,12

DAS Langgawan - - - - 662,64 662,64

DAS Loban - - - - 814,02 814,02

Page 193: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II -

107

Nama DAS

Jasa ekosistem rekreasi dan ecotourism Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Panyulingan - - - - 300,04 300,04

DAS Samariti 2,28 11,47 27,19 393,07 1.362,06 1.796,07

DAS Satui 5.209,63 5.109,62 4.457,55 19.576,27 47.178,71 81.531,78

DAS Sebamban 3,72 13,21 87,33 4.518,47 29.001,72 33.624,45

DAS Segumbang Besar - - - 92,64 3.581,40 3.674,03

DAS Segumbang Kecil - - - - 255,56 255,56

DAS Sei Dua 36,91 64,96 120,08 1.285,28 3.177,44 4.684,68

DAS Sei Kecil - 3,83 28,41 472,42 521,56 1.026,23

DAS Sei Kecil Bawah - 0,57 6,60 104,39 287,02 398,58

DAS Sepunggur Besar - - - - 978,61 978,61

DAS Sepunggur Kecil - - - - 303,67 303,67

DAS Serungga 13,94 39,17 48,02 719,11 1.341,36 2.161,59

DAS Setarap - - - 787,24 20.420,86 21.208,10

DAS Setarap Kecil - - - - 397,32 397,32

DAS Tanah Merah - - - - 1.763,17 1.763,17

DAS Tanah Merah

Satui

- - - 0,71 1.122,97 1.123,68

DAS Terusan 22,19 13,64 33,17 914,76 2.203,99 3.187,75

DAS Tungkaran

Pangeran

- 1,20 3,88 33,78 219,59 258,46

P.Burung - - - - 519,34 519,34

P.Suwangi 20,62 75,91 94,77 276,35 201,54 669,19

P.Suwangi Kecil - - - 16,36 - 16,36

P.Tampakan - - - - 573,93 573,93

PM (pulau kecil tanpa

nama)

- - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

132,67 85,68 42,14 32,96 0,69 294,13

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

107,84 196,88 378,32 2.210,60 987,79 3.881,42

Jumlah Total 22.034,85 25.564,50 25.845,64 97.720,12 315.973,88 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan jasa ekosistem penyedia rekreasi dan ecotourism di Kabupaten

Tanah Bumbu dengan wilayah administrasi dan daerah aliran sungai dengan kategori

sangat rendah mencapai 8,01%, kategori rendah mencapai 43,25%, kategori sedang

mencapai 30,63%, kategori tinggi mencapai 12,09%, sedangkan sangat tinggi

mencapai 6,02%.

Berdasarkan jasa ekosistem penyedia rekreasi dan ecotourism di Kabupaten

Tanah Bumbu dapat diketahui dengan pendekatan wilayah administrasi penyedia jasa

rekreasi dan ecotourism sangat rendah berada di Kecamatan Satui, penyedia jasa

ekosistem rekreasi dan ecotourism rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi berada di

Kecamatan Kusan Hulu. Sedangkan jasa ekosistem penyedia rekreasi dan ecotourism

dengan memperhatikan daerah aliran sungai Kusan sebagai penyedia jasa kategori

sangat rendah sampai dengan sangat tinggi.

Page 194: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II -

108

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki kemampuan rekreasi dan ekotourisme rendah dengan morfologi landai

dan datar dengan lereng 0-2% dan 2-15% dominasi penggunaan lahan semak belukar,

pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur, semak belukar rawa, lahan

terbuka, tambak, permukiman, pertambangan, transmigrasi, tubuh air, dan rawa.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki jasa ekosistem kemampuan rekreasi dan ekotourisme sedang dengan

morfologi perbukitan dengan penggunaan lahan hutan tanaman, dan perkebunan

dengan morfologi perbukitan kelerengan 15-25%.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

yang memiliki jasa ekosistem rekreasi dan ekotourisme tinggi dengan morfologi datar-

landai, perbukitan dan pegunungan dengan kelerengan 0-2%, 0-40%, dan > 40%

dengan dominasi penggunaan lahan Hutan primer ( lahan kering, mangrove, rawa),

Karst, (semua tutupan vegetatif diatas karst), Hutan sekunder (lahan kering, mangrove,

rawa) dan Sawah.

Berdasarkan jasa ekosistem rekreasi dan ekosistem dengan memperhatikan

administrasi dan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan

pada peta sebagai berikut:

Page 195: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 109

Peta 2.29. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ekosistem Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 196: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 110

Peta 2.30. Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ekosistem Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Page 197: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 111

3. Peta Jasa Ekosistem Estetika Alam

Ekosistem bentang alam seperti laut, pegunungan, lembah, pantai dan lain

sebagainya telah memberikan nuansa keindahan alam dan nilainilai estetika Yang

mengagumkan Dan memiliki Nilai jual. Paduan bentang alam dan bentang budaya

semakin memperkuat nilai keindahan dan estetika yang telah diberikan oleh ekosistem.

Estetika keindahan alam terbentuk dari perpaduan berbagai bentangalam yang masing-

masing memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Penyediaan estetika keindahan

alam ini bergantung pada kondisi saat ini apakah masih dalam keadaan baik ataukah

sudah mengalami banyak kerusakan. Dataran pantai tidak diragukan lagi menyediakan

jasa estetika yang tinggi, karena adanya pemandangan indah yang terbentuk oleh

horizon langit dan lautan serta pantai. Keindahan pemandangan pantai juga didukung

dengan keindahan alamiah suasana pantai. Jasa ekosistem estetika alam berupa

pegununungan, pantai, hutan memiliki potensi yang tinggi sebagai berikut:

Tabel 2.60. Skoring DDDT Estetika Alam

No Morfologi Lereng Penggunaan Lahan DDDT Ekosistem Estetika

Alam Nilai

1a Gunung/Pegunungan

Dan

Bukit/Perbukitan

>40% Hutan primer (lahan

kering, mangrove,rawa)

Ketersediaan Ekosistem

Estetika Alam Snagat

Tinggi

5

1b Landai

Bukit/Perbukitan

Gunung/Pegunungan

2-15%

15-25%

25-40%

Karst, (semua tutupan

vegetatif diatas karst)

Ketersediaan Ekosistem

Estetika Alam Snagat

Tinggi

5

1c Datar 0 – 2 % Pantai (semua tutupan

vegetative diatas pantai)

Ketersediaan Ekosistem

Estetika Alam Tinggi

5

2 Gunung/Pegunungan

Dan

Bukit/Perbukitan

25-40% Hutan sekunder (lahan

kering, mangrove,

rawa), Sawah

Ketersediaan Ekosistem

Estetika Alam Sedang

4

3 Bukit/Perbukitan 15-25% Hutan tanaman,

Perkebunan,

Ketersediaan Ekosistem

Estetika Alam Rendah

3

4 Landai 2-15% Pertanian lahan kering,

Semak belukar, Pertanian

lahan kering campur,

Semak belukar rawa,

Ketersediaan Ekosistem

Estetika Alam Snagat

Tinggi

2

5 Datar 0-2 % Terbuka, Tambak,

Permukiman,

Pertambangan,

Transmigrasi, Tubuh Air,

Rawa,

Ketersediaan Ekosistem

Estetika Alam Rendah

1

Sumber : Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan

Rencana Tata Ruang, 2007 (PermenPU No.20/PRT/M/2007), SK Mentan No.837/KPTS/UM/11/1980 dan

No.683/KPTS/UM/1981, Diskusi Pakar RPPLH Prov kalsel 2016, diolah 2017

Berdasarkan jasa ekosistem estetika alam dapat ditinjau dari administrasi dan

daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu yang dapat ditampilkan sebagai

berikut:

Page 198: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 112

Tabel 2.61. Jasa Ekosistem Estetika Alam Berdasarkan Administrasi Kabupaten

Tanah Bumbu

Kecamatan

Jasa Ekosistem Estetika Alam Jumlah

Total sangat

rendah Rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Angsana 1.597,10 4.243,24 13.293,83 236,62 206,59 19.577,37

Batulicin 2.996,69 3.415,93 5.277,80 1.384,21 384,91 13.459,55

Karang Bintang 1.221,41 8.503,92 10.414,57 0,07 20.139,97

Kuranji 1.461,44 2.955,61 7.047,32 0,01 11.464,38

Kusan Hilir 7.692,08 7.779,39 5.247,62 7.467,88 651,57 28.838,54

Kusan Hulu 8.232,09 50.821,26 44.658,40 31.827,28 14.785,30 150.324,33

Mantewe 2.835,26 44.980,45 18.583,72 11.145,09 9.124,78 86.669,31

Satui 13.267,32 42.426,61 25.376,84 4.099,75 2.576,57 87.747,09

Simpang

Empat 4.505,27 18.098,68 4.096,64 2.422,80 1.019,27 30.142,65

Sungai Loban 5.387,57 17.017,51 15.067,86 231,61 527,96 38.232,52

Jumlah Total 49.196,24 200.242,60 149.064,60 58.815,32 29.276,94 486.595,71

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jasa ekosistem estetika alam

berdasarkan administrasi, sedangkan jasa ekosistem estetika alam berdasarkan daerah

aliran sungai (DAS) dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.62. Jasa Ekosistem Estetika Alam Berdasarkan Daerah Aliran

Sungai (DAS) Kabupaten Tanah Bumbu

Nama DAS

Jasa Ekosistem Estetika Alam Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

Anak P.Burung - - - - 6,49 6,49

DAS Anglai 201,18 1.181,90 269,32 - 71,24 1.723,63

DAS Angsana 262,72 457,54 1.671,65 71,20 103,77 2.566,87

DAS Bakau 123,30 443,23 - - 71,42 637,95

DAS Batulicin 6.740,98 56.874,29 33.506,60 7.444,39 6.451,20 111.017,46

DAS Batung-Buluh 482,61 4.020,28 1.402,59 - 84,68 5.990,16

DAS Belanak 168,72 51,10 0,81 - 8,39 229,02

DAS Buluh 288,17 565,79 884,73 294,14 103,28 2.136,11

DAS Bunati 494,03 1.917,19 2.718,10 165,77 38,88 5.333,97

DAS Bunati Kecil 69,23 - 424,96 - 39,95 534,14

DAS Cantung 310,66 6.545,50 1.618,74 1.029,62 2.007,53 11.512,05

DAS Cuka 330,11 805,26 301,64 - 12,80 1.449,82

DAS Dua 434,03 2.365,61 359,37 - 28,96 3.187,96

DAS Dua Laut Kecil 41,96 70,70 - - 22,80 135,47

DAS Dua Pumpung 229,40 1.801,37 361,32 - 50,85 2.442,93

DAS Godang-

Durian

258,70 3.109,64 1.402,36 - 19,86 4.790,56

DAS Hanau 157,68 543,42 23,82 197,57 33,55 956,04

DAS Hanau Kecil 137,58 281,53 0,60 88,64 47,85 556,19

DAS Kandang

Haur

36,03 - 378,76 - 81,48 496,28

DAS Kintap - 19,17 5,70 2,36 0,07 27,30

Page 199: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 113

Nama DAS

Jasa Ekosistem Estetika Alam Jumlah

Total (ha) sangat

rendah rendah sedang tinggi

sangat

tinggi

DAS Kusan 14.794,62 52.939,12 48.789,46 36.174,88 12.606,69 165.304,77

DAS Langgawan 397,00 203,63 - - 62,02 662,65

DAS Loban 173,14 586,35 - - 54,55 814,03

DAS Panyulingan 52,98 7,33 218,30 - 21,28 299,88

DAS Samariti 231,20 1.322,27 16,28 205,46 20,90 1.796,10

DAS Satui 7.822,74 38.073,71 21.108,48 9.169,77 5.358,40 81.533,11

DAS Sebamban 5.147,60 9.814,07 18.254,44 262,43 143,44 33.621,97

DAS Segumbang

Besar

596,96 1.176,27 827,95 1.002,84 70,08 3.674,10

DAS Segumbang

Kecil

158,76 - - 77,70 19,10 255,56

DAS Sei Dua 753,91 2.766,85 405,99 658,49 99,52 4.684,76

DAS Sei Kecil 237,77 594,18 15,08 138,10 40,37 1.025,49

DAS Sei Kecil

Bawah

103,05 186,33 3,21 58,12 47,76 398,46

DAS Sepunggur

Besar

400,10 235,63 4,59 309,13 29,18 978,63

DAS Sepunggur

Kecil

193,83 - - 59,52 50,33 303,68

DAS Serungga 1,33 1.829,69 242,63 74,04 13,94 2.161,63

DAS Setarap 4.545,12 5.430,19 11.126,74 34,50 71,66 21.208,21

DAS Setarap Kecil 325,90 9,61 - - 61,68 397,18

DAS Tanah Merah 547,91 1.064,51 67,61 - 83,18 1.763,20

DAS Tanah Merah

Satui

813,85 44,99 - 235,52 29,34 1.123,70

DAS Terusan 730,31 1.254,96 1.079,03 39,82 83,68 3.187,80

DAS Tungkaran

Pangeran

106,55 78,85 0,07 32,51 40,19 258,17

P.Burung 179,89 - - 119,52 219,61 519,01

P.Suwangi 70,34 114,08 109,41 171,15 204,07 669,05

P.Suwangi Kecil - - - - 16,36 16,36

P.Tampakan 118,73 - - 280,64 173,19 572,56

PM - - - - 2,89 2,89

Sub-Sub DAS Riam

Kanan

- 0,70 32,98 127,79 132,67 294,13

Sub-Sub DAS Riam

Kiwa

0,80 1.737,06 1.647,15 388,64 107,84 3.881,49

Jumlah Total 49.271,46 200.523,89 149.280,45 58.914,24 29.148,96 487.139,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Berdasarkan tabel penyedia jasa ekosistem estetika alam di Kabupaten Tanah

Bumbu dapat diketahui bahwa penyediaannya untuk kategori sangat rendah mencapai

10,11%, penyediaan jasa ekosistem rendah mencapai 41,152%, jasa penyediaan sedang

mencapai 30,63%, jasa penyediaan tinggi mencapai 12,1% dan jasa penyediaan sangat

tinggi mencapai 6,02%.

Berdasarkan wilayah administrasi di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui

daerah yang menyediakan jasa ekosistem estetika alam sangat rendah berada di

Kecamatan Satui, sedangkan daerah yang mampu menyedikan jasa ekosistem estetika

Page 200: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 114

alam dari rendah sampai dengan sangat tinggi berada di Kecamatan Kusan Hulu.

Berdasarkan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui

penyedia jasa ekosistem estetika alam sangat rendah berada di DAS Kusan, penyedia

jasa ekosistem estetika alam rendah dan sedang berada di DAS Batulicin, penyedia jasa

ekosistem estetika alam tinggi berada di DAS Satui, sedangkan jasa ekosistem estetika

alam sangat tinggi berada di DAS Kusan.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

dengan jasa ekosistem estetika alam rendah dengan morfologi permukaan datar

dengan kelerengan 0-2% dan perbukitan dengan kelerengan 15-25% yang sesuai

diperuntukan tata guna lahan lahan terbuka, tambak, permukiman, pertambangan,

transmigrasi, tubuh air, dan rawa, Hutan tanaman, dan Perkebunan.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

dengan jasa ekosistem alam kategori sedang dengan morfologi perbukitan dan

pegunungan dengan kelerengan 25-40% dengan kesesuaian pemanfaatan lahan Hutan

sekunder (lahan kering, mangrove, rawa), dan Sawah.

Wilayah administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

dengan jasa ekosistem alam kategori tinggi dengan morfologi datar kelerengan 0-2%,

landai kelerengan 2-15%, perbukitan kelerengan 15-25% dan 25-40% dan

pegunungan > 40% yang sesuai dengan peruntukan tata guna lahan hutan primer

(lahan kering, mangrove,rawa), karst, (semua tutupan vegetatif diatas karst), pantai

(semua tutupan vegetatif diatas pantai), pertanian lahan kering, semak belukar,

pertanian lahan kering campur, dan semak belukar rawa.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jasa ekosistem alam

berdasarkan administrasi dan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

dapat di petakan sebagai berikut:

Page 201: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 115

Peta 2.31. Jasa Ekosistem Estetika Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 202: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 116

Peta 2.32. Jasa Ekosistem Estetika Berdasarkan Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tanah Bumbu

Page 203: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 117

2.3. INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN

2.3.1. Daya Dukung Lingkungan

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Berdasarkan ketentuan

Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, Pemerintah harus menyusun rencana tata ruang wilayah nasional

(RTRWN), pemerintah daerah provinsi harus menyusun rencana tata ruang wilayah

provinsi (RTRW provinsi), dan pemerintah daerah kabupaten harus menyusun rencana

tata ruang wilayah kabupaten (RTRW kabupaten), dengan memperhatikan daya

dukung lingkungan hidup. Penyusunan rencana tata ruang wilayah yang tidak

memperhatikan daya dukung lingkungan hidup, dapat menimbulkan permasalahan

lingkungan hidup seperti banjir, longsor dan kekeringan. Dalam upaya menangani

permasalahan tersebut di atas, dan dalam rangka pelaksanaan penjelasan Pasal 25

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu disusun

Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah.

Pedoman ini di samping digunakan untuk menentukan daya dukung lingkungan hidup

wilayah juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi pemanfaatan ruang

sehingga setiap penggunaan lahan sesuai dengan kemampuan lahan.

Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui

kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan

manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya

kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber

daya yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan

sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang

sesuai.

Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu

kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative

capacity). Dalam pedoman ini, telaahan daya dukung lingkungan hidup terbatas pada

kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan dengan kemampuan lahan

serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air dalam suatu ruang/wilayah. Oleh

karena kapasitas sumber daya alam tergantung pada kemampuan, ketersediaan, dan

kebutuhan akan lahan dan air, penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam

pedoman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga) pendekatan, yaitu:

1. Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.

2. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.

3. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.

Page 204: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 118

Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan

hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan kemampuan

lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air di suatu

wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan air untuk mendukung

kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil penentuan daya dukung lingkungan hidup dijadikan

acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah. Mengingat daya dukung

lingkungan hidup tidak dapat dibatasi berdasarkan batas wilayah administratif,

penerapan rencana tata ruang harus memperhatikan aspek keterkaitan ekologis,

efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, serta dalam pengelolaannya

memperhatikan kerja sama antar daerah.

Analisis daya dukung lingkungan digunakan untuk menganalisis lahan pertanian

dan daya tampungnya terhadap jumlah penduduk. Konsep mengenai daya dukung

lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan populasi, dimana jumlah populasi

sudah tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada.

Daya dukung lahan disini adalah kemampuan lahan untuk mendukung kehidupan

manusia dan makhluk hidup lainnya. Cara mengetahui daya dukung lahan berdasarkan

perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di

suatu wilayah. Dengan metode ini dapat diketahui gambaran umum apakah daya

dukung lahan suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus

menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat

mencukupi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut, sedangkan keadaan

defisit menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat sudah tidak dapat memenuhi

kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut.

2.3.2. Daya Tampung Lingkungan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menetapkan bahwa daya tampung

lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,

dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, daya tampung beban

pencemaran air adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan

pencemaran tanpa menyebabkan air tersebut tercemar.

Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 tahun 2010

tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air, disebutkan beberapa faktor yang

menentukan daya tampung beban pencemaran sungai secara umum sebagai berikut:

1. Kondisi hidrologi, hidrolika, dan morfologi sungai termasuk kualitas air badan

air yang ditetapkan daya tampungnya;

Page 205: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 119

2. Kondisi klimatologi dan meteorologi seperti suhu udara, kecepatan angin dan

kelembaban udara;

3. Baku mutu air atau kelas air sungai;

4. Beban pencemar sumber tertentu (point source);

5. Beban pencemar sumber tak tentu (non point source);

6. Karakteristik dan perilaku zat tercemar yang dihasilkan sumber pencemar;

7. Pemanfaatan atau penggunaan sungai;

Faktor pengaman (margin of safety) yang merupakan nilai ketidakpastian dalam

perhitungan karena tidak memadainya data dan informasi tentang hidrolika dan

morfologi sungai, dan juga karena kurangnya pengetahuan mengenai karakteristik dan

perilaku zat pencemar. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dapat

ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.63. Daya Dukung Daya Tampung berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Tanah Bumbu

Kecamatan

Daya Dukung Daya Tampung

Total Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

tinggi

Angsana 1.140,77 1.934,36 11.758,55 3.343,26 1.400,30 19.577,24

Batulicin 131,74 3.651,49 5.004,02 2.783,54 1.887,46 13.458,24

Karang Bintang 1.094,42 5.768,49 9.718,99 2.531,19 1.026,81 20.139,90

Kuranji 1.491,94 2.043,31 6.974,95 954,17 11.464,37

Kusan Hilir 1.079,91 10.154,04 11.053,07 3.899,84 2.649,42 28.836,29

Kusan Hulu 7.158,44 10.546,51 35.075,89 38.481,36 59.048,02 150.310,22

Mantewe 4.565,73 13.835,10 21.450,66 18.016,19 28.771,22 86.638,90

Satui 10.757,16 16.310,54 35.781,58 12.049,52 12.839,71 87.738,51

Simpang Empat 2.281,72 5.663,24 11.893,46 8.057,88 2.235,86 30.132,16

Sungai Loban 4.961,28 11.747,66 20.342,98 786,84 389,88 38.228,64

Total 34.663,10 81.654,75 169.054,15 90.903,80 110.248,69 486.524,48

Sumber: analisa tahun 2017

Berdasarkan daya dukung daya tampung lingkungan hidup di Kabupaten Tanah

Bumbu dapat diketahui prosentasi kemampuan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi

dan sangat tinggi lingkungan hidup dapat ditampilkan sebagai berikut:

Page 206: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 120

Gambar 2.1. Prosentase Kemampuan Daya Dukung Daya Tampung

Kabupaten Tanah Bumbu

Berdasarkan kemampuan daya dukung daya tampung di Kabupaten Tanah

Bumbu dapat diketahui terbesar dengan kategori sedang. Kecamatan Kuranji perlu

dilakukan konservasi yang lebih karena kategori kemampuan sangat tinggi belum

tersedia. Pemetaan daya dukung daya tampung di Kabupaten Tanah Bumbu dapat

ditampilkan sebagai berikut:

7,1

16,8

34,7

18,7

22,7

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Page 207: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 121

Peta 2.33. Daya Dukung Daya Tampung Berdasarkan Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

Page 208: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 122

Tabel 2.64. Daya Dukung Daya Tampung berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Tanah Bumbu

DAS / Sub DAS

Daya Dukung Daya Tampung

Total

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

DAS BATULICIN 7.502,73 27.365,10 43.156,51 29.536,15 25.581,92 133.142,40

DAS CANTUNG 512,87 551,18 4.937,94 1.567,79 57,89 7.627,68

P. Burung 3,91 147,04 107,51 52,41 202,27 513,13

P. Suwangi 115,71 14,63 91,15 443,25 664,74

P. Tampakan 103,29 15,15 441,97 560,41

Sub DAS Batulaki 4.369,37 1.920,46 16.292,39 7.589,56 15.893,12 46.064,89

Sub DAS Betung 765,20 7.377,55 5.513,70 492,44 8,29 14.157,17

Sub DAS Bunati 526,25 867,34 3.866,72 1.216,92 1.014,70 7.491,92

Sub DAS Dua Laut 483,27 2.496,12 869,58 3.848,97

Sub DAS Dua Pumpung 278,81 1.068,90 1.070,43 2.418,14

Sub DAS Keladan 6,18 9,62 0,12 15,92

Sub DAS Kusan Hilir 6.343,99 18.911,18 37.195,71 19.464,17 5.089,89 87.004,94

Sub DAS Kusan Hulu 17,34 59,52 1.691,26 7.272,57 20.047,29 29.087,98

Sub DAS Kusan Tengah 2.484,89 1.794,17 9.772,68 13.539,61 32.719,27 60.310,62

Sub DAS MARTAPURA 3,74 2,62 321,16 327,53

Sub DAS S.Cuka 993,30 1.769,20 2.087,39 344,89 5.194,78

Sub DAS Satui 4.144,44 10.132,39 12.129,03 5.275,74 6.929,19 38.610,80

Sub DAS Sebamban 4.762,57 3.912,77 22.031,93 1.355,19 418,72 32.481,17

Sub DAS Setarap 1.474,17 3.159,96 8.200,10 3.087,33 1.079,76 17.001,31

Jumlah Total 34.663,10 81.654,75 169.054,15 90.903,80 110.248,69 486.524,48

Sumber: analisa tahun 2017

Berdasarkan kemampuan daya dukung daya tampung dari daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat diketahui pemetaan daya

dukung daya tampung berdasarkan daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Page 209: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 123

Peta 2.34. Daya Dukung Daya Tampung Berdasarkan DAS Kabupaten Tanah Bumbu

Page 210: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 124

2.4. DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN TERHADAP PERIJINAN

2.4.1. Perijinan HGU Terhadap DDDT Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai

Nama HGU Jumlah

Total (ha) Banjarmasin

agro Jaya Mandiri

Buana Karya Bakti

Gawi Makmur

Kalimantan

Inti Gerak Maju

Ladang Rumpun

Malindoraya Diraja

PN 13 Batulicin

Sajang Heulang

Singaland Asetama

Non HGU

Anak P.Burung - - - - - - - - - 5,49 5,49

DAS Anglai - 1.175,90 - - - - - - - 290,89 1.466,79

DAS Angsana - 1.578,78 33,84 - - - - 561,04 - 481,71 2.655,36

DAS Bakau - - - - - - - - - 541,82 541,82

DAS Batulicin 5.221,13 - - - - - 2.184,05 - 1.261,96 108.899,89 117.567,03

DAS Batung-Buluh - - - - - - - - - 5.092,28 5.092,28

DAS Belanak - - - - - - - - - 194,64 194,64

DAS Buluh - - - 434,09 - - - - - 1.381,75 1.815,84

DAS Bunati - - - - 574,83 - - 137,88 - 4.145,86 4.858,57

DAS Bunati Kecil - - - - - - - 368,40 - 85,68 454,08

DAS Cantung - - - - - - - - - 11.419,29 11.419,29

DAS Cuka - 441,86 - - - - - - - 789,52 1.231,39

DAS Dua - - - - - - - - - 2.773,17 2.773,17

DAS Dua Laut Kecil - - - - - - - - - 114,55 114,55

DAS Dua Pumpung - - - - - - - - - 2.076,67 2.076,67

DAS Godang-Durian - - - - - - - - - 4.114,77 4.114,77

DAS Hanau - - - - - - - - - 812,67 812,67

DAS Hanau Kecil - - - - - - - - - 472,76 472,76

DAS Kandang Haur - - - - - - - - - 421,65 421,65

DAS Kintap - - - - - - - - - 23,17 23,17

DAS Kusan 5.046,95 - - - - - - 4.887,05 5.136,41 144.577,13 159.647,54

DAS Langgawan - - - - - - - - - 563,28 563,28

DAS Loban - - - - - - - - - 691,91 691,91

DAS Panyulingan - - - - - - - - - 254,93 254,93

Page 211: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 125

Daerah Aliran Sungai

Nama HGU

Jumlah Total (ha)

Banjarmasin agro Jaya Mandiri

Buana Karya Bakti

Gawi Makmur

Kalimantan

Inti Gerak Maju

Ladang Rumpun

Malindoraya Diraja

PN 13 Batulicin

Sajang Heulang

Singaland Asetama

Non HGU

DAS Samariti - - - - - - - - - 1.526,83 1.526,83

DAS Satui - 3.833,64 3.329,81 - - 13,56 - - - 75.159,44 82.336,45

DAS Sebamban - - - - 4.475,03 - - 1.392,54 - 34.258,40 40.125,98

DAS Segumbang Besar 1.246,27 - - - - - - - - 1.877,03 3.123,30

DAS Segumbang Kecil - - - - - - - - - 217,22 217,22

DAS Sei Dua - - - 22,90 - - - - - 3.964,74 3.987,64

DAS Sei Kecil - - - - - - - - - 871,74 871,74

DAS Sei Kecil Bawah - - - - - - - - - 338,68 338,68

DAS Sepunggur Besar 53,99 - - - - - - - - 777,88 831,87

DAS Sepunggur Kecil - - - - - - - - - 257,99 257,99

DAS Serungga - - - - - - - - - 1.833,68 1.833,68

DAS Setarap - 6.781,45 4.706,56 - 1.118,64 - - - - 8.811,63 21.418,29

DAS Setarap Kecil - - 408,30 - - - - - - 164,68 572,97

DAS Tanah Merah - 1.465,14 - - - - - - - 33,73 1.498,86

DAS Tanah Merah Satui 185,60 - - - - - - - - 769,60 955,19

DAS Terusan - - - 573,03 - - - - - 2.133,79 2.706,82

DAS Tungkaran Pangeran - - - - - - - - - 219,43 219,43

P.Burung - - - - - - - - - 440,95 440,95

P.Suwangi - - - - - - - - - 568,55 568,55

P.Suwangi Kecil - - - - - - - - - 13,83 13,83

P.Tampakan - - - - - - - - - 486,49 486,49

PM - - - - - - - - - 2,43 2,43

Sub-Sub DAS Riam Kanan - - - - - - - - - 244,90 244,90

Sub-Sub DAS Riam Kiwa - - - - - - - - - 3.289,24 3.289,24

Jumlah Total 11.753,93 15.276,77 8.478,50 1.030,02 6.168,51 13,56 2.184,05 7.346,91 6.398,37 428.488,37 487.139,00

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Page 212: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 126

Peta 2.35. Daya Dukung Daya Tampung Terhadap Usaha Perkebunan Kabupaten Tanah Bumbu

Page 213: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 127

2.4.2. Perijinan IPPKH Terhadap DDDT Daerah Aliran Sungai

Nama DAS

Nama IPPKH

Jumlah Total (ha)

Mandala Usaha

Tambang Utama, PT

Praharana Muda

Parama, PT

Rizqi Utama

Indobara, PT

Tapin Sarana Jaya, PT

Tunas Inti Abadi, PT

Usaha Kawan Sejati,

PT

Wahana Baratama Mining,

PT

Yanuar Perkasa,

CV

Yiwan Mining,

PT Non IPPKH

Anak P.Burung - - - - - - - - - 5,49 5,49

DAS Anglai - - - - - - 12,18 - - 1.367,08 1.466,79

DAS Angsana - - - - - - - - - 2.655,36 2.655,36

DAS Bakau - - - - - - - - - 541,82 541,82

DAS Batulicin - 70,84 - - - - - - 1.670,14 112.832,54 117.567,03

DAS Batung-Buluh - - - - - - - - - 5.092,28 5.092,28

DAS Belanak - - - - - - - - - 194,64 194,64

DAS Buluh - - - - - - - - - 1.653,24 1.815,84

DAS Bunati - - - - - - - - - 4.858,57 4.858,57

DAS Bunati Kecil - - - - - - - - - 454,08 454,08

DAS Cantung - - - - - - - - - 11.413,46 11.419,29

DAS Cuka - - - - - - - - - 738,13 1.231,39

DAS Dua - - - - - - - - - 2.773,17 2.773,17

DAS Dua Laut Kecil - - - - - - - - - 114,55 114,55

DAS Dua Pumpung - - - - - - - - - 2.076,67 2.076,67

DAS Godang-Durian - - - - - - - - - 4.114,77 4.114,77

DAS Hanau - - - - - - - - - 812,67 812,67

DAS Hanau Kecil - - - - - - - - - 472,76 472,76

DAS Kandang Haur - - - - - - - - - 421,65 421,65

DAS Kintap - - - - - - - - - 23,17 23,17

DAS Kusan - 172,39 - - 20,78 - - - - 155.511,95 159.647,54

DAS Langgawan - - - - - - - - - 563,28 563,28

DAS Loban - - - - - - - - - 691,91 691,91

DAS Panyulingan - - - - - - - - - 254,93 254,93

Page 214: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 128

Nama DAS

Nama IPPKH

Jumlah Total (ha)

Mandala Usaha

Tambang Utama, PT

Praharana Muda

Parama, PT

Rizqi Utama

Indobara, PT

Tapin Sarana Jaya, PT

Tunas Inti Abadi, PT

Usaha Kawan Sejati,

PT

Wahana Baratama Mining,

PT

Yanuar Perkasa,

CV

Yiwan Mining,

PT Non IPPKH

DAS Samariti - - - - - - - - - 1.526,83 1.526,83

DAS Satui 48,31 - 98,98 85,36 - 146,52 869,89 - - 74.752,98 82.336,45

DAS Sebamban - - - - 1.463,55 - - 59,12 - 35.644,23 40.125,98

DAS Segumbang Besar - - - - - - - - - 3.123,30 3.123,30

DAS Segumbang Kecil - - - - - - - - - 217,22 217,22

DAS Sei Dua - - - - - - - - 62,97 3.657,21 3.987,64

DAS Sei Kecil - - - - - - - - - 871,74 871,74

DAS Sei Kecil Bawah - - - - - - - - - 338,68 338,68

DAS Sepunggur Besar - - - - - - - - - 831,87 831,87

DAS Sepunggur Kecil - - - - - - - - - 257,99 257,99

DAS Serungga - - - - - - - - - 1.832,60 1.833,68

DAS Setarap - - - 1,73 - - - - - 21.408,09 21.418,29

DAS Setarap Kecil - - - - - - - - - 572,97 572,97

DAS Tanah Merah - - - - - - 8,63 - - 1.488,58 1.498,86

DAS Tanah Merah Satui - - - - - - - - - 955,19 955,19

DAS Terusan - - - - - - - - - 2.163,18 2.706,82

DAS Tungkaran Pangeran - - - - - - - - - 219,43 219,43

P.Burung - - - - - - - - - 440,95 440,95

P.Suwangi - - - - - - - - - 568,55 568,55

P.Suwangi Kecil - - - - - - - - - 13,83 13,83

P.Tampakan - - - - - - - - - 486,49 486,49

PM - - - - - - - - - 2,43 2,43

Sub-Sub DAS Riam Kanan - - - - - - - - - 244,90 244,90

Sub-Sub DAS Riam Kiwa - - - - - - - - - 3.289,24 3.289,24

Jumlah Total 48,31 243,23 98,98 87,09 1.484,33 146,52 890,70 59,12 1.733,11 464.546,69 487.139,00

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Page 215: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 129

Peta 2.36. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan dan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Kabupaten Tanah Bumbu

Page 216: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 130

2.4.3. Perijinan HTI Terhadap DDDT Daerah Aliran Sungai

Nama DAS

Nama HTI Jumlah

Total (ha) Non HTI PT. Batulicin

Bumi Bersujud

PT. Hutan Rindang Banua

PT. Inni Joa PT. Jhonlin

Agro Mandiri

PT. Kirana Chatulistiwa

PT. Kodeco Timber

Anak P.Burung 5,49 - - - - - - 5,49

DAS Anglai 1.129,56 - 337,23 - - - - 1.466,79

DAS Angsana 2.655,36 - - - - - - 2.655,36

DAS Bakau 474,21 - 67,61 - - - - 541,82

DAS Batulicin 52.012,17 - 30.847,15 12.682,42 21.106,61 - 918,69 117.567,03

DAS Batung-Buluh 3.341,28 - 1.751,00 - - - - 5.092,28

DAS Belanak 194,64 - - - - - - 194,64

DAS Buluh 1.377,44 - - - - - 438,40 1.815,84

DAS Bunati 4.858,57 - - - - - - 4.858,57

DAS Bunati Kecil 454,08 - - - - - - 454,08

DAS Cantung 7.581,69 - - - 3.837,59 - - 11.419,29

DAS Cuka 851,39 - 380,00 - - - - 1.231,39

DAS Dua 1.909,21 - 863,95 - - - - 2.773,17

DAS Dua Laut Kecil 114,55 - - - - - - 114,55

DAS Dua Pumpung 1.945,36 - 131,31 - - - - 2.076,67

DAS Godang-Durian 1.532,35 - 2.582,42 - - - - 4.114,77

DAS Hanau 642,66 - - - - - 170,01 812,67

DAS Hanau Kecil 338,71 - - - - - 134,06 472,76

DAS Kandang Haur 421,65 - - - - - - 421,65

DAS Kintap 23,17 - - - - - - 23,17

DAS Kusan 89.316,24 - 51.627,64 17.043,96 - 1.659,69 - 159.647,54

DAS Langgawan 563,28 - - - - - - 563,28

DAS Loban 684,54 - 7,37 - - - - 691,91

DAS Panyulingan 254,93 - - - - - - 254,93

Page 217: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 131

Nama DAS

Nama HTI

Jumlah Total (ha) Non HTI

PT. Batulicin Bumi

Bersujud

PT. Hutan Rindang Banua

PT. Inni Joa PT. Jhonlin

Agro Mandiri

PT. Kirana Chatulistiwa

PT. Kodeco Timber

DAS Samariti 934,70 - - - - - 592,14 1.526,83

DAS Satui 33.757,43 27.928,99 16.610,45 - - 4.039,57 - 82.336,45

DAS Sebamban 14.336,93 - 14.207,47 - - 11.581,57 - 40.125,98

DAS Segumbang Besar 3.123,30 - - - - - - 3.123,30

DAS Segumbang Kecil 217,22 - - - - - - 217,22

DAS Sei Dua 3.135,67 - - - - - 851,97 3.987,64

DAS Sei Kecil 606,54 - - - - - 265,20 871,74

DAS Sei Kecil Bawah 312,77 - - - - - 25,91 338,68

DAS Sepunggur Besar 831,87 - - - - - - 831,87

DAS Sepunggur Kecil 257,99 - - - - - - 257,99

DAS Serungga 1.678,90 - - - - - 154,78 1.833,68

DAS Setarap 17.481,35 - 766,53 - - 3.170,40 - 21.418,29

DAS Setarap Kecil 572,97 - - - - - 572,97

DAS Tanah Merah 780,49 - 718,37 - - - - 1.498,86

DAS Tanah Merah Satui 955,19 - - - - - - 955,19

DAS Terusan 2.052,66 - - - - - 654,17 2.706,82

DAS Tungkaran Pangeran 219,43 - - - - - - 219,43

P.Burung 440,95 - - - - - - 440,95

P.Suwangi 568,55 - - - - - - 568,55

P.Suwangi Kecil 13,83 - - - - - - 13,83

P.Tampakan 486,49 - - - - - - 486,49

PM 2,43 - - - - - - 2,43

Sub-Sub DAS Riam Kanan 241,35 3,55 - - - - - 244,90

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 3.197,51 0,00 91,73 - - - - 3.289,24

Total 258.889,08 27.932,54 120.990,23 29.726,39 24.944,20 20.451,24 4.205,32 487.139,00

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Page 218: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 132

Peta 2.37. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Perijinan Usaha Kehutanan (Tanaman) Kabupaten Tanah Bumbu

Page 219: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 133

2.4.4. Perijinan HTI Terhadap DDDT Daerah Aliran Sungai

Nama DAS

Nama HPH

Total (ha)

Non HPH PT. Kodeco Timber

Anak P.Burung 5,49 - 5,49

DAS Anglai 1.466,79 - 1.466,79

DAS Angsana 2.655,36 - 2.655,36

DAS Bakau 541,82 - 541,82

DAS Batulicin 110.580,28 6.986,75 117.567,03

DAS Batung-Buluh 5.092,28 - 5.092,28

DAS Belanak 194,64 - 194,64

DAS Buluh 1.634,36 181,48 1.815,84

DAS Bunati 4.858,57 - 4.858,57

DAS Bunati Kecil 454,08 - 454,08

DAS Cantung 10.570,71 848,58 11.419,29

DAS Cuka 1.231,39 - 1.231,39

DAS Dua 2.773,17 - 2.773,17

DAS Dua Laut Kecil 114,55 - 114,55

DAS Dua Pumpung 2.076,67 - 2.076,67

DAS Godang-Durian 4.114,77 - 4.114,77

DAS Hanau 812,67 - 812,67

DAS Hanau Kecil 472,76 - 472,76

DAS Kandang Haur 421,65 - 421,65

DAS Kintap 23,17 - 23,17

DAS Kusan 159.647,54 - 159.647,54

DAS Langgawan 563,28 - 563,28

DAS Loban 691,91 - 691,91

DAS Panyulingan 254,93 - 254,93

DAS Samariti 1.526,83 - 1.526,83

Page 220: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 134

Nama DAS

Nama HPH

Total (ha)

Non HPH PT. Kodeco Timber

DAS Satui 82.336,45 - 82.336,45

DAS Sebamban 40.125,98 - 40.125,98

DAS Segumbang Besar 3.123,30 - 3.123,30

DAS Segumbang Kecil 217,22 - 217,22

DAS Sei Dua 3.546,99 440,65 3.987,64

DAS Sei Kecil 871,74 - 871,74

DAS Sei Kecil Bawah 338,68 - 338,68

DAS Sepunggur Besar 831,87 - 831,87

DAS Sepunggur Kecil 257,99 - 257,99

DAS Serungga 523,22 1.310,46 1.833,68

DAS Setarap 21.418,29 - 21.418,29

DAS Setarap Kecil 572,97 - 572,97

DAS Tanah Merah 1.498,86 - 1.498,86

DAS Tanah Merah Satui 955,19 - 955,19

DAS Terusan 2.413,27 293,55 2.706,82

DAS Tungkaran Pangeran 219,43 - 219,43

P.Burung 440,95 - 440,95

P.Suwangi 568,55 - 568,55

P.Suwangi Kecil 13,83 - 13,83

P.Tampakan 486,49 - 486,49

PM 2,43 - 2,43

Sub-Sub DAS Riam Kanan 244,90 - 244,90

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 3.289,24 - 3.289,24

Grand Total 477.077,53 10.061,47 487.139,00

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Page 221: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 135

Peta 2.38. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan dan Perijinan Usaha Kehutanan (Alam) Kabupaten Tanah Bumbu

Page 222: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 136

2.4.5. Semua Perijinan Terhadap DDDT Daerah Aliran Sungai

Perijinan perusahaan yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Kabupaten Tanah Bumbu dengan berbagai kegiatan dapat ditampilkan sebagai

berikut:

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin

Non Ijin Tambang

Arutmin Indonesia

Arutmin Indonesia - Ptba (Verifikasi)

Banjar Satrya Putra

Baramega Citra Mulia Persada

Borneo Indobara - Ptba

Generalindo Prima Coal

Generalindo Prima Coal Rl1

Geologi Sumber Daya Mineral

Anak P.Burung 5,49 - - - - - - - -

DAS Anglai 1.212,80 154,82 - - - - - - -

DAS Angsana 1.496,65 193,71 - - - - - - -

DAS Bakau 541,82 - - - - - - - -

DAS Batulicin 16.407,01 5.787,96 - - - - 32.341,33 9.847,74 1.635,53

DAS Batung-Buluh 4.320,71 - - - - - - - -

DAS Belanak 67,58 - - - - - - - -

DAS Buluh 390,27 352,84 - 655,84 - - - 318,05 -

DAS Bunati 3.215,91 44,57 - - - 648,50 - - -

DAS Bunati Kecil 27,40 383,85 - - - - - - -

DAS Cantung 600,66 1.404,46 - - - - 2.670,48 797,92 -

DAS Cuka 789,66 415,08 - - - - - - -

DAS Dua 1.684,31 - - - - - - - -

DAS Dua Laut Kecil 114,55 - - - - - - - -

DAS Dua Pumpung 2.076,67 - - - - - - - -

DAS Godang-Durian 1.731,87 - - - - - - - -

DAS Hanau 266,55 - - - - - - 71,81 -

DAS Hanau Kecil 210,40 - - - - - - - -

DAS Kandang Haur 421,65 - - - - - - - -

DAS Kintap 23,17 - - - - - - - -

DAS Kusan 64.800,98 535,96 - - - 14.144,48 3.415,40 - -

Page 223: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 137

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin

Non Ijin Tambang

Arutmin Indonesia

Arutmin Indonesia - Ptba (Verifikasi)

Banjar Satrya Putra

Baramega Citra Mulia Persada

Borneo Indobara - Ptba

Generalindo Prima Coal

Generalindo Prima Coal Rl1

Geologi Sumber Daya Mineral

DAS Langgawan 556,00 - - - - - - - -

DAS Loban 691,91 - - - - - - - -

DAS Panyulingan 254,93 - - - - - - - -

DAS Samariti 328,93 - - - - - - 86,41 -

DAS Satui 19.404,27 3.275,50 21,56 - - 10.334,13 - - -

DAS Sebamban 9.443,29 - - - - 13.585,13 - - -

DAS Segumbang Besar 1.893,16 - - - - - - - -

DAS Segumbang Kecil 217,22 - - - - - - - -

DAS Sei Dua 925,59 516,12 - 7,73 - - - 1.363,75 -

DAS Sei Kecil 208,65 - - - - - - - -

DAS Sei Kecil Bawah 165,40 - - - - - - - -

DAS Sepunggur Besar 831,87 - - - - - - - -

DAS Sepunggur Kecil 257,99 - - - - - - - -

DAS Serungga 60,31 0,00 - - - - - 1.773,36 -

DAS Setarap 3.394,33 291,11 348,00 - - 2.140,33 - - -

DAS Setarap Kecil - - - - - - - - -

DAS Tanah Merah 398,49 1.100,38 - - - - - - -

DAS Tanah Merah Satui 116,31 - - - - - - 5,39 -

DAS Terusan 892,30 842,07 - 192,90 12,90 - - 662,04 -

DAS Tungkaran Pangeran 200,91 - - - - - - - -

P.Burung 440,95 - - - - - - - -

P.Suwangi 79,46 - - - - - - - 489,09

P.Suwangi Kecil 13,83 - - - - - - - -

P.Tampakan 486,49 - - - - - - - -

PM (pulau kecil tanpa nama) 2,43 - - - - - - - -

Page 224: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 138

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin

Non Ijin Tambang

Arutmin Indonesia

Arutmin Indonesia - Ptba (Verifikasi)

Banjar Satrya Putra

Baramega Citra Mulia Persada

Borneo Indobara - Ptba

Generalindo Prima Coal

Generalindo Prima Coal Rl1

Geologi Sumber Daya Mineral

Sub-Sub DAS Riam Kanan 141,99 - - - - - - - -

Sub-Sub DAS Riam Kiwa 3.172,03 - - - - - - - -

Total 144.985,13 15.298,42 369,56 856,47 12,90 40.852,59 38.427,22 14.926,47 2.124,62

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin

INDO BUTIRIMA

KUD GAJAH MADA

KUD. KARYA

MERATUS

LIANGANGGANG CEMERLANG

PT EKASATYA YANATAMA

PT INDOCOLNAS

BORNEO

PT. ADIABARA BANSATRA

PT. ANJAWARA

SATRYA

Anak P.Burung - - - - - - - -

DAS Anglai 99,17 - - - - - - -

DAS Angsana 473,34 - - - - - - 491,66

DAS Bakau - - - - - - - -

DAS Batulicin - - - 1.771,98 24.514,33 - 960,85 -

DAS Batung-Buluh - - - - - - - -

DAS Belanak - - - - - - - -

DAS Buluh - - - - - - - -

DAS Bunati - - - - - - - 166,03

DAS Bunati Kecil - - - - - - - 42,83

DAS Cantung - - - - 4.296,23 - - -

DAS Cuka 26,65 - - - - - - -

DAS Dua - - - - - - - -

DAS Dua Laut Kecil - - - - - - - -

DAS Dua Pumpung - - - - - - - -

Page 225: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 139

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin

INDO BUTIRIMA

KUD GAJAH MADA

KUD. KARYA

MERATUS

LIANGANGGANG CEMERLANG

PT EKASATYA YANATAMA

PT INDOCOLNAS

BORNEO

PT. ADIABARA BANSATRA

PT. ANJAWARA

SATRYA

DAS Godang-Durian - - - - - - - -

DAS Hanau - - - - - - - -

DAS Hanau Kecil - - - - - - - -

DAS Kandang Haur - - - - - - - -

DAS Kintap - - - - - - - -

DAS Kusan - - 117,78 - 705,24 2.251,61 - -

DAS Langgawan - - - - - - - -

DAS Loban - - - - - - - -

DAS Panyulingan - - - - - - - -

DAS Samariti - - - - - - - -

DAS Satui 115,68 - - - - - - 431,30

DAS Sebamban - - - - - - - 140,11

DAS Segumbang Besar - - - - - - - -

DAS Segumbang Kecil - - - - - - - -

DAS Sei Dua - - - - - - 5,21 -

DAS Sei Kecil - - - - - - - -

DAS Sei Kecil Bawah - - - - - - - -

DAS Sepunggur Besar - - - - - - - -

DAS Sepunggur Kecil - - - - - - - -

DAS Serungga - - - - - - - -

DAS Setarap 663,14 - - - - - - 2.358,95

DAS Setarap Kecil 331,26 - - - - - - 241,71

DAS Tanah Merah - - - - - - - -

DAS Tanah Merah Satui - - - - - - - -

DAS Terusan - 104,61 - - - - - -

DAS Tungkaran Pangeran - - - - - - - -

Page 226: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 140

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin

INDO BUTIRIMA

KUD GAJAH MADA

KUD. KARYA

MERATUS

LIANGANGGANG CEMERLANG

PT EKASATYA YANATAMA

PT INDOCOLNAS

BORNEO

PT. ADIABARA BANSATRA

PT. ANJAWARA

SATRYA

P.Burung - - - - - - - -

P.Suwangi - - - - - - - -

P.Suwangi Kecil - - - - - - - -

P.Tampakan - - - - - - - -

PM (pulau kecil tanpa nama) - - - - - - - -

Sub-Sub DAS Riam Kanan - - - - - - - -

Sub-Sub DAS Riam Kiwa - - - - - - - -

Total 1.709,24 104,61 117,78 1.771,98 29.515,79 2.251,61 966,06 3.872,60

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin

PT. ARUTMIN INDONESIA / PTBA

PT. BARAMEGA CITRA MANDIRI

PT. HARITA JAYARAYA

PT. PELTSART TAMBANG KENCANA

PT. SAMAJU

EKA PRATAMA

PT. SARIBUMI SINAR KARYA

PT. SCORPION SAMPANAHAN

MINERAL

Anak P.Burung - - - - - - -

DAS Anglai - - - - - - -

DAS Angsana - - - - - - -

DAS Bakau - - - - - - -

DAS Batulicin - - 1.701,09 3.130,46 - 1.010,50 18.458,27

DAS Batung-Buluh - - - - 771,57 - -

DAS Belanak - - 127,06 - - - -

DAS Buluh - - 98,85 - - - -

DAS Bunati - - - 783,57 - - -

DAS Bunati Kecil - - - - - - -

Page 227: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 141

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin

PT. ARUTMIN INDONESIA / PTBA

PT. BARAMEGA CITRA MANDIRI

PT. HARITA JAYARAYA

PT. PELTSART TAMBANG KENCANA

PT. SAMAJU

EKA PRATAMA

PT. SARIBUMI SINAR KARYA

PT. SCORPION SAMPANAHAN

MINERAL

DAS Cantung - - - - - - 1.649,54

DAS Cuka - - - - - - -

DAS Dua - - - 72,14 1.016,72 - -

DAS Dua Laut Kecil - - - - - - -

DAS Dua Pumpung - - - - - - -

DAS Godang-Durian - - - 183,30 2.199,60 - -

DAS Hanau - - 474,31 - - - -

DAS Hanau Kecil - - 262,37 - - - -

DAS Kandang Haur - - - - - - -

DAS Kintap - - - - - - -

DAS Kusan - 3.703,49 - 56.393,68 - - 12.562,16

DAS Langgawan - - - - 7,29 - -

DAS Loban - - - - - - -

DAS Panyulingan - - - - - - -

DAS Samariti - - 1.111,50 - - - -

DAS Satui 2.831,50 - - 30.216,37 - - -

DAS Sebamban - - - 16.814,05 143,39 - -

DAS Segumbang Besar - - 1.230,14 - - - -

DAS Segumbang Kecil - - - - - - -

DAS Sei Dua - - 1.164,03 - - 5,21 -

DAS Sei Kecil - - 663,09 - - - -

DAS Sei Kecil Bawah - - 173,28 - - - -

DAS Sepunggur Besar - - - - - - -

DAS Sepunggur Kecil - - - - - - -

DAS Serungga - - - - - - -

DAS Setarap - - - 8.021,42 - - -

Page 228: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 142

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin

PT. ARUTMIN INDONESIA / PTBA

PT. BARAMEGA CITRA MANDIRI

PT. HARITA JAYARAYA

PT. PELTSART TAMBANG KENCANA

PT. SAMAJU

EKA PRATAMA

PT. SARIBUMI SINAR KARYA

PT. SCORPION SAMPANAHAN

MINERAL

DAS Setarap Kecil - - - - - - -

DAS Tanah Merah - - - - - - -

DAS Tanah Merah Satui - - 833,49 - - - -

DAS Terusan - - - - - - -

DAS Tungkaran Pangeran - - 18,52 - - - -

P.Burung - - - - - - -

P.Suwangi - - - - - - -

P.Suwangi Kecil - - - - - - -

P.Tampakan - - - - - - -

PM (pulau kecil tanpa nama) - - - - - - -

Sub-Sub DAS Riam Kanan - - - 102,91 - - -

Sub-Sub DAS Riam Kiwa - - - 117,21 - - -

Jumlah Total 2.831,50 3.703,49 7.857,73 115.835,10 4.138,57 1.015,71 32.669,97

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Nama DAS

Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin Jumlah Total (Ha)

PT. WAHANA BARATAMA PT.BARAMEGA CITRA

MULIA PERSADA SQA. PT. INDAH RAGAM

LESTARITA

Anak P.Burung - - - 5,49

DAS Anglai - - - 1.466,79

DAS Angsana - - - 2.655,36

DAS Bakau - - - 541,82

DAS Batulicin - - - 117.567,03

DAS Batung-Buluh - - - 5.092,28

Page 229: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 143

Nama DAS Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin Jumlah Total (Ha)

PT. WAHANA BARATAMA PT.BARAMEGA CITRA

MULIA PERSADA SQA. PT. INDAH RAGAM

LESTARITA

DAS Belanak - - - 194,64

DAS Buluh - - - 1.815,84

DAS Bunati - - - 4.858,57

DAS Bunati Kecil - - - 454,08

DAS Cantung - - - 11.419,29

DAS Cuka - - - 1.231,39

DAS Dua - - - 2.773,17

DAS Dua Laut Kecil - - - 114,55

DAS Dua Pumpung - - - 2.076,67

DAS Godang-Durian - - - 4.114,77

DAS Hanau - - - 812,67

DAS Hanau Kecil - - - 472,76

DAS Kandang Haur - - - 421,65

DAS Kintap - - - 23,17

DAS Kusan - 1.016,76 - 159.647,54

DAS Langgawan - - - 563,28

DAS Loban - - - 691,91

DAS Panyulingan - - - 254,93

DAS Samariti - - - 1.526,83

DAS Satui 1.233,33 - 14.472,80 82.336,45

DAS Sebamban - - - 40.125,98

DAS Segumbang Besar - - - 3.123,30

DAS Segumbang Kecil - - - 217,22

DAS Sei Dua - - - 3.987,64

DAS Sei Kecil - - - 871,74

DAS Sei Kecil Bawah - - - 338,68

DAS Sepunggur Besar - - - 831,87

Page 230: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 144

Nama DAS Nama Perusahaan Tambang Yang diberi Ijin Jumlah Total (Ha)

PT. WAHANA BARATAMA PT.BARAMEGA CITRA

MULIA PERSADA SQA. PT. INDAH RAGAM

LESTARITA

DAS Sepunggur Kecil - - - 257,99

DAS Serungga - - - 1.833,68

DAS Setarap - - 4.201,01 21.418,29

DAS Setarap Kecil - - - 572,97

DAS Tanah Merah - - - 1.498,86

DAS Tanah Merah Satui - - - 955,19

DAS Terusan - - - 2.706,82

DAS Tungkaran Pangeran - - - 219,43

P.Burung - - - 440,95

P.Suwangi - - - 568,55

P.Suwangi Kecil - - - 13,83

P.Tampakan - - - 486,49

PM (pulau kecil tanpa nama) - - - 2,43

Sub-Sub DAS Riam Kanan - - - 244,90

Sub-Sub DAS Riam Kiwa - - - 3.289,24

Total 1.233,33 1.016,76 18.673,81 487.139,00

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Page 231: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu II - 145

Peta 2.39. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan dan Perijinan Semua Usaha Kabupaten Tanah Bumbu

Page 232: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 1

BAB III

PERMASALAHAN DAN TARGET LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

TANAH BUMBU

3.1. PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP

Menurunnya kualitas lingkungan hidup Kabupaten Tanah Bumbu merupakan

salah satu isu yang sangat penting sebagai dampak pertumbuhan ekonomi dan tekanan

jumah penduduk. Hal yang sering sulit untuk dijawab adalah apakah kualitas

lingkungan hidup Kabupaten Tanah Bumbu berada dalam kondisi baik, sedang, atau

buruk. Sejak tahun 2009, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

mengembangkan suatu indeks lingkungan berbasis Kabupaten yang memberikan

kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada periode tertentu. Indeksi

ini diterjemahkan dalam angka yang menerangkan apakah kualitas lingkungan berada

pada kondisi baik, atau sebaliknya. Berikut ini klasifikasi penjelasan kualitatif dari angka

indeks lingkngan hidup :

Tabel 3.1. Rentang Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Unggul X > 90

Sangat Baik 82 < X ≤ 90

Baik 74 < X ≤ 82

Cukup 66 ≤ X ≤ 74

Kurang 58 ≤ X < 66

Sangat Kurang 50 ≤ X < 58

Waspada X < 50

Pembagian kategori penjelasan kualitatif ini didasarkan pada sebaran angka

dalam perhitungan indeks. Kategori penjelasan kualitatif ini dijadikan dasar pembuatan

kebijakan dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami bagi publik. Dalam

fungsinya sebagai pendukung kebijakan, indeks dapat membantu penentuan skala

prioritas yang disesuaikan dengan derajat permasalahan lingkungan hidup.

Page 233: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 2

3.1.1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Tanah Bumbu

Indeks kualitas lingkungan hidup Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu

isu yang sangat penting untuk mengidentifikasi sumber permasalahan dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Indeks kualitas lingkungan hidup Tanah Bumbu dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2. IKLH Tanah Bumbu tahun data 2015 - 2016

No Indikator Tahun 2015 Tahun 2016

Nilai Bobot Hasil Nilai Bobot Hasil

1 Indeks Pencemaran Air 50,00 30% 15 52,14 30% 15,643

2 Indeks Pencemaran Udara 86,305 30% 25,891 90,047 30% 27,014

3 Indeks Tutupan Hutan 67,204 40% 26,882 67,438 40% 26,975

Iklh Kabupaten / Provinsi 67,773 69,632

Kategori Cukup Cukup

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016

Berdasarkan hasil perhitungan IKLH selama 2 (dua) tahun dari tahun 2015– 2016

sebagaimana tabel di atas dapat diartikan bahwa terjadi penurunan kualitas lingkungan

hidup Kabupaten Tanah Bumbu dari kurang menjadi sangat kurang. Secara rinci khusus

untuk indeks pencemaran air terjadi peningkatan yang cukup berarti dari tahun ke tahun

dari kategori sangat kurang menjadi waspada dalam 2 (dua) tahun terakhir. Untuk

indeks pencemaran Untuk indeks tutupan hutan menunjukkan penurunan persentase

tutupan hutan sehingga masuk dalam kategori waspada. Sedangkan untuk indeks

kualitas udara menunjukkan penurunan mutu mengingat indeks pencemaran udara

mengalami peningkatan. Walaupun secara indeks kualitas lingkungan hidup dengan

kategori cukup.

Berdasarkan gambar trend Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah

Bumbu, terlihat bahwa kualitas lingkungan hidup Kabupaten Tanah Bumbu cenderung

terus mengalami penurunan. Untuk itu perlu upaya yang cukup serius dalam

melindungi dan mengelola lingkungan hidup di Kabupaten Tanah Bumbu.

3.1.2. Pencemaran Air Permukaan/Sungai

Air khususnya air sungai mempunyai peran yang sangat strategis dalam

perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Air sungai bagi sebagian besar

masyarakat merupakan sumber air minum rumah tangga. Selain itu air sungai menjadi

sumber air baku untuk berbagai kebutuhan lainnya seperti industri, pertanian dan

pembangkit listrik. Di sisi lain sungai juga menjadi tempat pembuangan berbagai macam

limbah sehingga tercemar dan kualitasnya semakin menurun. Karena peranannya

Page 234: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 3

tersebut, maka kualitas air sungai menjadi salah satu penting yang menjadi indikator

kualitas lingkungan hidup.

Berdasarkan hasil pemantauan dan analisis kualitas air yang telah dilaksanakan

oleh BLHD Kabupaten Tanah Bumbu, dapat diketahui status mutu air dengan

berlandaskan Peraturan Gubernur Tanah Bumbu Nomor 5 tahun 2007 tentang baku

mutu air sungai yang diperuntukan untuk golongan air kelas I sebagaimana tabel di

bawah ini:

Tabel 3.3. Status Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tanah Bumbu

Berdasarkan dari data – data hasil perhitungan status mutu air pada daerah DAS

Kusan, DAS Satui dan DAS Batulicin, dapat dibuat beberapa grafik perhitungan sebagai

berikut :

1. DAS Kusan

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode indeks pencemar untuk DAS

Kusan menunjukkan kualitas air sungai pada bagian hulu dan hilir dimana Indeks

Pencemaran (IP) pada bagian hulu sebesar 3,77 dengan status tercemar ringan dan

Indeks Pencemaran (IP) pada bagian hilir sebesar 1,76 status tercemar ringan, sedangkan

pada bagian tengah menunjukan Indeks Pencemaran (IP) sebesar 5,28 dengan status

tercemar sedang.

Parameter yang menyebabkan Sungai Kusan memiliki status tercemar ringan-

sedang dan telah melampaui Baku Mutu diantaranya: Total Padatan Terlarut (TSS),

COD, DO, E.Coli dan Coliform.

2. DAS Satui

Page 235: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 4

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode indeks pencemar untuk DAS Satui

menunjukkan kualitas air sungai pada bagian hulu dan hilir dimana Indeks Pencemaran

(IP) pada bagian hulu sebesar 2,58 dengan status tercemar ringan dan Indeks

Pencemaran (IP) pada bagian hilir sebesar 14,28 status tercemar ringan, sedangkan pada

bagian tengah menunjukan Indeks Pencemaran (IP) sebesar 5,5,26 dengan status

tercemar sedang.

Pada pemantauan terhadap DAS Satui pada tahun 2016 diketahui ada beberapa

parameter yang telah melampaui Baku Mutu diantaranya: Total Padatan Terlarut (TSS),

Kebutuhan Oksigen Kimia (COD), Oksigen Terlarut (DO), E.Coli dan Coliform.

3. DAS Batucin

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode indeks pencemar untuk DAS

Batulicin di dapatkan hasil perhitungan pada bulan januari dan Agustus tahun 2016

menunjukkan peningkatan kualitas air sungai pada bagian hulu, tengah dan hilir dimana

Indeks Pencemaran

(IP) pada bagian hulu untuk tahap pertama sebesar 0,89 peningkatan kualitas pada

tahap II menjadi 0,73 dengan status memenuhi. Pada bagian tengah untuk tahap

pertama sebesar 1,78 dengan statsus tercemar ringan mengalami peningkatan pada

tahap II menjadi 0,75 dengan status memenuhi . Indeks Pencemaran (IP) pada bagian

hilir juga menunjukan peningkatan yaitu pada tahap pertama sebesar 1,75 menjadi 4,19

pada tahap II dengan status tercemar ringan.

Pada pemantauan terhadap DAS Batulicin pada tahun 2016 diketahui ada

beberapa parameter yang telah melampaui Baku Mutu diantaranya: Total Padatan

Terlarut (TSS), BOD, Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) dan E.Coli.

Dari hasil perhitungan status mutu air diketahui bahwa status mutu air DAS di

daerah kabupaten Tanah Bumbu bersifat memenuhi, tercemar ringan – sedang, dimana

hal ini disebabkan karena adanya parameter-parameter yang melebihi dari batas baku

mutu yang ditetapkan, diantara lain :

1. TSS merupakan residu dari padatan total dengan ukuran lebih besar dari ukuran

partikel koloid. Partikel yang dimaksud dapat berupa partikel organik maupun

anorganik. Meningkatnya kadar TSS pada umumnya berbanding lurus dengan

meningkatnya tingkat kekeruhan di suatu badan air. Sumber-sumber utama yang

menyebabkan peningkatan nilai TSS adalah adanya degradasi terhadap lapisan

tanah sehingga menyebabkan adanya erosi pada aliran badan air. Hal ini dapat

di sebabkan oleh ulah tangan manusia ataupun secara alami misalkan tingginya

curah hujan.

Page 236: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 5

2. Kadar DO cerendung lebih rendah dari batas baku mutu, hal ini dapat di

sebabkan karena banyaknya zat organik yang terlarut dalam air sungai sebagai

bagian dari limbah rumah tangga maupun secara alami masuk kedalam badan

air.

3. Kadar COD menggambarkan banyaknya kandungan bahan organik yang dapat

dioksidasi secara kimiawi, baik yang bersifat biodegradable maupun non

biodegradable di suatu perairan. Nilai COD yang tinggi menggambarkan

tingginya tingkat pencemaran suatu perairan.

4. Kadar BOD menggambarkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk

menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat organik yang terlarut dan

sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam perairan.

5. Kadar E.Coli dan Coliform menggambarkan jumlah bakteri E.Coli yang

berbahaya bagi

kesehatan manusia. Bakteri E.Coli Merupakan penyebab utama diare.

Keberadaannya yang melebihi ambang batas dalam air mengindikasikan

tingginya pencemaran oleh perilaku buang air besar sembarangan oleh

masyarakat di sekitar sungai.

3.1.3. Pencemaran Udara Ambien dan Kebakaran Hutan/Lahan

Udara mempunyai arti penting di dalam kehidupan makhluk hidup dan

keberadaan benda-benda lainnya. Sehingga udara merupakan sumberdaya alam yang

harus dilindungi untuk kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Hal ini berarti

pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan

kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Untuk mendapatkan udara sesuai

dengan tingkat kualitas yang diinginkan maka pengendalian pencemaran udara menjadi

sangat penting untuk dilakukan.

Status mutu udara ambien daerah merupakan mutu udara ambien yang

menggambarkan keadaan kualitas udara ambien di suatu lokasi pada waktu tertentu.

Kondisi udara Kabupaten Tanah Bumbu masih dalam ambang normal, kondisi terburuk

hanya terjadi pada musim kemarau yaitu adanya peningkatan kadar debu sehingga

mengganggu aktivitas masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu, khususnya di daerah

yang dekat dengan lokasi industri (tambang), tetapi setelah masuk musim hujan kondisi

peningkatan kadar debu tersebut sudah berkurang.

Dampak yang ditimbulkan oleh peningkatan kadar debu pada musim kemarau

adalah berkurangnya jarak pandang karena terhalang oleh debu aktivitas lalu lintas

khususnya dari truk-truk pengangkut material galian C untuk kegiatan pembangunan

Page 237: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 6

yang sedang berlangsung, terjadinya iritasi pada mata dan terganggunya saluran

pernafasan. Hal ini berakibat terganggunya aktivitas masyarakat, industri dan dunia

usaha yang juga berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat di Kabupaten

Tanah Bumbu.

Pelaksanaan pengujian kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan dilakukan di

10 (sepuluh) titik di 10 (sepuluh) kecamatan yaitu : Kecamatan Simpang Empat,

Kecamatan Mantewe, Kecamatan Angsana, Kecamatan Kusan Hilir, Kecamatan Sungai

Loban, Kecamatan Satui dan Kecamatan Batulicin serta Kecamatan Kuranji, Kecamatan

Karang Bintang dan Kecamatan Kusan Hulu pada bulan juli dan november tahun 2015.

Dan hasil pengujian kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan akan dibandingkan

dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 053 Tahun 2007, Tentang

Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan.

Tabel 3.4. Status Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tanah Bumbu

Page 238: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 7

Tabel 3.5. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tanah Bumbu

Page 239: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 8

Dari hasil pengujian kualitas udara ambient yang dilakukan pada 10 (sepuluh)

titik di 10 (sepuluh) kecamatan dan setelah di bandingkan dengan batas baku mutu yang

ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 53 Tahun 2007,

diketahui bahwa parameter yang melebihi batas baku mutu yaitu hanya parameter

kadar hidrogen sulfida pada Kecamatan Kusan Hilir. Selain itu, hasil uji kualitas udara

ambien di kecamatan lainnya tidak menunjukkan adanya indikasi udara yang tercemar

melebihi ambang batas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar polutan masih

alamiah dan cukup aman bagi kesehatan.

Berdasarkan data-data hasil pengujian kualitas udara maka perlu upaya nyata

yang perlu ditingkatkan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk menjaga

kualitas udara agar tetap aman bagi kesehatan ada berbagai macam cara diantaranya

adalah :

a. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan perusahaan agar tidak melakukan

pembukaan lahan dan hutan dengan cara membakar.

b. Menegaskan kewajiban masyarakat dan pelaku usaha atau kegiatan agar dalam

langkah kegiatannya tetap menjaga dan memelihara kelestarian fungsi lingkungan

hidup khususnya pengelolaan kualitas udara

c. Melakukan himbauan kepada pihak industri agar melakukan penyimaran air pada

jalan di area industri.

d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepedulian terhadap pengendalian

pencemaran udara.

e. Menindak tegas pelaku usaha atau anggota masyarakat yang melanggar ketentuan

sehingga menimbulkan pencemaran udara.

3.1.4. Bencana Alam

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km2 (506.696

Ha) atau 13,50 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Kusan

Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 31,76 persen dari luas keseluruhan

Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil

sebesar 110,42 Km2 atau hanya 2,18 persen dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.

Urutan kecamatan dari yang terluas adalah Kusan Hulu, Mantewe, Satui, Kusan Hilir,

Sungai Loban, Simpang Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.

Sungai Utama yang ada di Tanah Bumbu terdiri dari 8 Sungai yaitu : Sungai

Batulicin, Sungai Kusan, Sungai Satui, Sungai Sebamban, Sungai Dua Laut, Sungai

Langawan, Sungai Kumpah, Sungai Betung. Panjang pantai ± 158,7 km dengan luas

perairan ± 640,9 km2. Secara umum pola sungai di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu

adalah berpola dendritik dimana salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan

Page 240: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 9

secara merata di seluruh daerah aliran sungai, maka puncak banjirnya akan sedemikian

tinggi hingga berpotensi besar untuk menggenangi daerah yang ada di sekitar aliran

sungai, baik pada bagian hulu maupun pada bagian hilir sungai dari DAS Tanah Bumbu

(DAS Satui, DAS Kusan dan DAS Batulicin). Kondisi geografis Kabupaten Tanah Bumbu

yang demikian, ditambah dengan banyaknya kegiatan/usaha yang berpotensi

menimbulkan dampak penurunan kualitas lingkungan seperti pertambangan,

perkebunan, pelsus, kegiatan masyarakat lainnya maupun karena perubahan iklim yang

ekstrim, mendukung terjadinya bencana seperti banjir dan kebakaran.

Mengingat keterbatasan data yang didapat dari dinas/instansi terkait mengenai

data bencana selain data banjir seperti data kebakaran hutan/lahan, gempa bumi,

kekeringan dan tanah longsor, maka data bencana yang dapat diperbandingkan

kejadiannya setiap tahunnya hanya data bencana.

Pada Tahun 2015 berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Tanah Bumbu terdapat 1 Kecamatan yang mengalami bencana Banjir yakni

Kecamatan Batulicin dengan luas area terendam seluas 244 Ha. Terjadinya banjir ini,

selain disebabkan karena faktor iklim yang ekstrim / curah hujan yang tinggi diatas

normal sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah

serta sistem drainase yang ada tidak akan mampu menampung akumulasi air hujan

sehingga meluap maka berdampak terhadap terjadinya banjir.

Faktor lain juga dikarenakan kondisi daya dukung DAS menurun yang ditandai

semakin mengecilnya luas areal hutan, semakin luasnya lahan terbuka atau lahan kritis

akibat berbagai

aktifitas masyarakat yang memanfaatkan lahan tanpa memperhatikan daya dukung

lahan.

Faktor pendangkalan sungai juga merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan terjadinya banjir dimana dengan terjadinya pendangkalan sungai berarti

terjadinya pengecilan tampang sungai hingga sungai tidak mampu lagi mengalirkan air

yang melewatinya dan menyebabkan meluapnya air sungai yang menyebabkan

terjadinya banjir. Pendangkalan sungai ini dapat disebabkan oleh sedementasi yang

terjadi terus menerus, akibat erosi yang intensif dibagian hulut dimana hal itu akibat

rusaknya DAS pada bagian hulu karena hutan yang mengalami degradasi dan rusaknya

kawasan pesisir.

Disamping itu berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi atas

meningkatnya debit banjir misalnya pada daerah pemukiman yang padat, khususnya

pemukiman di sekitar bantaran sungai yang tidak tertata dengan baik, mengakibatkan

daerah resapan air ke dalam tanah berkurang. Kondisi banjir akibat tingginya curah

hujan berbanding terbalik dengan kondisi air tanah pada musim kemarau yang sangat

Page 241: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 10

rendah sehingga banyak penduduk yang mengalami kekurangan air, baik untuk

keperluan domestik maupun pertanian terutama di daerah dataran tinggi seperti

Kecamatan Sei. Loban dan Angsana. Disamping itu dibeberapa desa khususnya di

Kecamatan Kusan Hilir yang berada 0 – 3 meter dpl, hampir setiap tahunnya terjadi

intrusi air laut pada sumur penduduk dan air baku PDAM.

Selain bencana banjir, bencana kebakaran hutan dan lahan sepanjang tahun 2015

juga terjadi di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berdasarkan data kebakaran hutan di

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014 total luas kebakaran hutan dan lahan sekitar 246

Ha dan untuk data kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014

mengalami peningkatan seluas 1.775,5 Ha.

Daerah lokasi kebakaran hutan dan lahan rata-rata adalah daerah tanah dan

lokasi yang masih banyak terdapat hutan belukar yang terletak di antara permukiman

dan lahan pertanian. Penyebab terjadinya kebakaran karena dua hal yaitu proses

pembakaran alami yang disebabkan proses ground fire dan disebabkan oleh

pembakaran yang dilakukan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab.

Upaya – upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan sudah di

lakukan, namun terbatasnya jumlah personel beserta peralatan dan diperparah dengan

musim kemarau berkepanjangan membuat antisipasi yang telah dilakukan cenderung

kurang efektif untuk mencegah kebakaran hutan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan penyebab umum dari terjadinya bencana

seperti bencana banjir dan kebakaran hutan/lahan adalah disebabkan oleh semakin

luasnya lahan kritis akibat pembalakan hutan secara besar-besaran dan pembukaan

lahan untuk perkebunan dan pertambangan yang berakibat semakin luasnya padang

alang-alang dan semak belukar. Lahan seperti ini sangat kecil resistensinya dalam

menahan air pada musim hujan dan kekeringan pada saat musim kemarau panjang yang

berdampak pada kebakaran hutan-lahan selain itu, penyebab lainnya adalah

pendangkalan sungai akibat sedimentasi yang besar pada wilayah hilir dan penumpukan

sampah di sungai.

Mengantisipasi berbagai hal tersebut, maka perlu adanya kampanye untuk tujuan

pelestarian lingkungan dan penyadaran kepada masyarakat tentang dampak dari

kerusakan lingkungan, revitalisasi sektor kehutanan, penegakan hukum, kerjasama

semua pihak yang terlibat untuk mengantisipasi bencana banjir dan kebakaran hutan-

lahan dan rehabilitasi hutan lahan secara besar-besaran.

3.1.5. Penurunan Luasan Tutupan Hutan / Lahan dan Banjir

Kegiatan pembangunan terjadi pada berbagai sektor industri, pertanian,

perikanan, peternakan, perkebunan, pariwisata, kesehatan, pertambangan, perumahan,

Page 242: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 11

perdagangan dan transportasi. Kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan akan dan telah

mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan pembangunan apabila tidak

memperhatikan kualitas lingkungan tentunya akan mengakibatkan terganggunya

keseimbangan ekosistem dan terjadinya degradasi lingkungan seperti tanah longsor,

erosi, sedimentasi, penggundulan hutan, peningkatan lahan kritis, pencemaran tanah,

air dan udara, abrasi pantai, instrusi air asin, serta penurunan debit air permukaan dan

air tanah. (Sastrawijaya, 2009). Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah

mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, serta

pemanasan global yang semakin meningkat yang mengakibatkan perubahan iklim dan

hal ini akan memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Untuk itu perlu

dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan

konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Manusia yang seharusnya memelihara,

menjaga, serta melestarikan lingkungan malah semakin membuat tekanan yang luar

biasa terhadap lingkungan. Eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam,

pertumbuhan penduduk yang meningkat, perkembangan teknologi, ekonomi dan

aktivitas sosial tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan telah

menyebabkan kemerosotan lingkungan dan pencemaran. Hutan merupakan salah satu

komponen yang sangat penting dalam ekosistem. Selain berfungsi sebagi penjaga tata

air, hutan juga mempunyai fungsi mencegah terjadinya erosi tanah, mengatur iklim, dan

tempat tumbuhnya berbagai plasma nutfah yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditetapkan hutan terbagi

atas hutan primer dan hutan sekunder. Hutan primer adalah hutan yang belum

mendapat gangguan atau sedikit sekali mendapat gangguan manusia. Sedangkan hutan

sekunder adalah hutan yang tumbuh melalui suksesi sekunder alami pada lahan hutan

yang telah mengalami gangguan berat seperti lahan bekas areal pertambangan,

peternakan, dan pertanian menetap.

3.1.6. Telaahan Isu Pokok Permasalahan Lingkungan

Menurut Perda Kalimantan Selatan No 2 Tahun 2017 Tentang Rencana

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Isu Strategis adalah permasalahan

lingkungan hidup yang kejadiannya berulang dan berdampak besar serta luas terhadap

keberlangsungan fungsi lingkungan hidup.

Isu pokok merupakan isu yang akan diselesaikan berdasarkan hasil analisa data

yang mempertimbangkan pengaruh antara elemen pendorong, tekanan, dampak dan

respon. Pengaruh dari masing-masing elemen seperti pendorong, misalnya adanya

Page 243: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 12

kegiatan pembangunan maka akan memberikan tekanan yaitu bertambahnya

kebutuhan lahan, kegiatan tersebut memberikan dampak yaitu turunnya daya dukung

lahan dan munculnya respon. Semua aspek ini akan saling berhubungan satu sama lain

dan perlu penyelesaian berupa kajian sehingga dapat digunakan untuk pengelolaan

lingkungan.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan

terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah

terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi

perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan

hukum.

Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya

disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan

hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.

Strategi khusus ekoregion Kalimantan adalah sebagai berikut

− Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfungsi lahan khususnya

wilayah yang berfungsi memberikan Jasa Pengatur terutama daerah

pegunungan di Pulau Kalimantan Bagian Utara dan Penyimpan Air terutama

di Pulau Kalimantan bagian selatan dan barat

− Mengelola dampak dari dorongan pengembangan perkotaan, budidaya dan

infrastruktur terutama pada wilayah-wilayah ekosistem sensitive seperti , karst

dan danau

− Memulihkan, mempertahankan dan mengendalikan kawasan habitat dan

koridor satwa liar serta wilayah di sekitar kawasan konservasi

− Menjaga, meningkatkan dan memulihkan fungsi Daerah Aliran Sungai

− Pemulihan ekosistem rusak dan melaksanakan pencadangan pemanfaatannya

, terutama pada wilayah

− Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 dan limbah B3

− Mengelola dampak kegiatan di laut terutama di Selat Makassar di bagian

selatan

Program dan kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh BLHD Kabupaten Tanah

Bumbu adalah sebagai berikut :

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan

kegiatan sebagai berikut:

− Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

− Pemantauan Kualitas Lingkungan

− Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup

Page 244: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 13

− Pengkajian Dampak Lingkungan

− Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian Lingkungan Hidup

− Penanggulangan dan Pemulihan Pencemaran

− Koordinasi Penilaian Adiwiyata

− Pengembangan Kapasitas dalam Rangka Pengendalian Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan Hidup

− Pelayanan Pengaduan Masyarakat

2. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

− Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan

3. Program Peningkatan Pengendalian Polusi

− Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair

− Pengujian Emisi/Polusi Udara akibat Aktifitas Industri

− Akreditasi Laboratorium Lingkungan Hidup

− Peningkatan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan

3.1.7. Analisis Driver (Pendorong), Pressure (Tekanan), State (Kondisi), Impact

(dampak), dan Response

Pengelolaan lingkungan hidup memiliki potensi konflik yang tinggi. Hal ini

karena ciri–ciri yang melekat padanya dan cara pandang pihak yang berkepentingan

berbeda-beda. Ciri–ciri yang dimaksud adalah intangible eksternalitas negatif, jangka

panjang, dan masih kuatnya anggapan bahwa lingkungan merupakan barang publik

Secara garis besar konflik lingkungan dikategorikan sebagai konflik peninggalan masa

lalu dan konflik di era reformasi. Pada konflik masa lalu, permasalahan biasanya

menyangkut masalah perebutan pemanfaatan sumber daya alam antara masyarakat dan

pihak yang berkepentingan seperti pemerintah dan pengusaha. Sedangkan konflik di era

reformasi lebih kompleks lagi, karena konflik tidak hanya terjadi antara masyarakat

dengan pemerintah atau pengusaha tetapi juga konflik antar sektor dalam

pemerintahan, konflik antar masyarakat, dan konflik antar pengusaha. Beberapa potensi

konflik lingkungan yang muncul terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam antara

lain:

• Belum adanya konsep distribusi yang adil untuk masyarakat dan pengusaha daerah

terhadap penguasaan potensi sumber daya alam baik oleh pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah.

Page 245: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 14

• Peraturan dan perundangan yang di terapkan belum berorientasi pada

peningkatan peran masayarakat dan pengusaha daerah dalam pengeloaan sumber

daya alam, bahkan cenderung diamputasi.

• Ketidak pastian hukum bahkan kriminalisasi terhadap pengusaha daerah oleh

aparat penegak hukum mengakibatkan keberadaan pengusaha daerah semakin

terpojok bahkan sampai menimbulkan trauma untuk berusaha.

• Hambatan birokrasi baik tingkat pusat maupun daerah belum memberikan

kemudahan bagi pengusaha daerah untuk berusaha dan berkiprah dalam

pengelolaan sumber daya alam.

Sedangkan potensi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan

manusia antara lain:

• Aktivitas pertambangan batubara yang cukup luas di Kabupaten Tanah Bumbu

telah merusak atau menurunkan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Zat

berbahaya logam berat seperti merkuri, timbal, besi dan air raksa (emas) yang

masuk ke badan air mulai terdeteksi. Hal ini diperkirakan akibat pembuangan

limbah kegiatan industri dan pertambangan ke media sungai.

• Pencemaran air sungai oleh kegiatan domestik seperti tinja atau kotoran manusia.

Hampir seluruh aliran sungai baik besar maupun kecil telah tercemar oleh limbah

domestik yang berasal dari kotoran manusia.

Selain potensi pencemaran di atas, cara bertani yang dilakukan warga dengan

mengandalkan penggunaan pupuk dan pestisida telah mempercepat penghancuran

struktur desa-desa tradisional karena terjadinya perubahan distribusi kesejahteraan.

Hanya petani yang memiliki modal yang tetap bertahan sementara petani miskin

atau petani gurem semakin kesulitan melanjutkan kegiatan pertanian meskipun

pertanian sebagai satu-satunya sumber pendapatan mereka. Penduduk miskin yang

tidak mempunyai lahan akan terusir dari desa berpindah ke kota-kota besar mencari

pemenuhan kebutuhan hidup tanpa bekal keterampilan apapun yang sangat diperlukan

untuk bertahan hidup.

Sebagian penduduk lainnya masuk ke kawasan hutan untuk membuka hutan

karena lahan pertanian yang tersedia semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup

yang paling pokok sekalipun. Kondisi ini menambah masalah seperti pembuangan dan

pengelolaan limbah, penyediaan air bersih, kekurangan perumahan dan pengangguran.

Penebangan hutan, serta membuka lahan-lahan baru untuk digarap tanpa

memperhatikan konservasi tanah mengakibatkan lahan-lahan menjadi marjinal

terutama pada lereng yang curam, sehingga erosi secara intensif sulit dihindarkan,

Page 246: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 15

produktivitas tanah menurun, longsor, banjir di musim penghujan dan kekeringan di

musim kemarau. Kondisi ini yang berlangsung secara berkepanjangan membahayakan

kelestarian lingkungan.

Kerusakan lingkungan dan kemiskinan jika terjadi terus menerus maka akan

menimbulkan berbagai permasalahan yang lebih berat dalam kehidupan manusia yang

dapat menjadi bencana kemanusiaan seperti kelaparan, pencemaran, kesulitan

pemenuhan air bersih, penyebaran penyakit dan gangguan kesehatan lain.

Ancaman pemanasan global yang akan menaikkan permukaan laut merupakan

ancaman hampir besar penduduk terutama yang tinggal di pesisir pantai disamping

menyebabkan badai dan banjir.

Pengentasan kemiskinan menjadi salah satu solusi untuk diintegrasikan dalam

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Kemiskinan akan memaksa

manusia mampu melakukan apa saja termasuk ancaman terhadap lingkungan hanya

sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang paling pokok.

Beberapa perijinan yang sudah dilakukan oleh pelaku usaha di Kabupaten Tanah

Bumbu dapat ditampilkan sebagai berikut:

Page 247: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 16

Tabel 3.6. Penggunaan Lahan oleh HGU terhadap Daerah Aliran Sungai

Nama DAS

Nama HGU

Jumlah

Total (ha)

Banjarmasin

agro Jaya

Mandiri

Buana

Karya

Bakti

Gawi

Makmur

Kalimantan

Inti

Gerak

Maju

Ladang

Rumpun

Malindoraya

Diraja

PN 13

Batulicin

Sajang

Heulang

Singaland

Asetama

Non HGU

Anak P.Burung - - - - - - - - - 5,49 5,49

DAS Anglai - 1.175,90 - - - - - - - 290,89 1.466,79

DAS Angsana - 1.578,78 33,84 - - - - 561,04 - 481,71 2.655,36

DAS Bakau - - - - - - - - - 541,82 541,82

DAS Batulicin 5.221,13 - - - - - 2.184,05 - 1.261,96 108.899,89 117.567,03

DAS Batung-

Buluh

- - - - - - - - - 5.092,28 5.092,28

DAS Belanak - - - - - - - - - 194,64 194,64

DAS Buluh - - - 434,09 - - - - - 1.381,75 1.815,84

DAS Bunati - - - - 574,83 - - 137,88 - 4.145,86 4.858,57

DAS Bunati Kecil - - - - - - - 368,40 - 85,68 454,08

DAS Cantung - - - - - - - - - 11.419,29 11.419,29

DAS Cuka - 441,86 - - - - - - - 789,52 1.231,39

DAS Dua - - - - - - - - - 2.773,17 2.773,17

DAS Dua Laut

Kecil

- - - - - - - - - 114,55 114,55

DAS Dua

Pumpung

- - - - - - - - - 2.076,67 2.076,67

Page 248: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 17

Nama DAS

Nama HGU

Jumlah

Total (ha)

Banjarmasin

agro Jaya

Mandiri

Buana

Karya

Bakti

Gawi

Makmur

Kalimantan

Inti

Gerak

Maju

Ladang

Rumpun

Malindoraya

Diraja

PN 13

Batulicin

Sajang

Heulang

Singaland

Asetama

Non HGU

DAS Godang-

Durian

- - - - - - - - - 4.114,77 4.114,77

DAS Hanau - - - - - - - - - 812,67 812,67

DAS Hanau Kecil - - - - - - - - - 472,76 472,76

DAS Kandang

Haur

- - - - - - - - - 421,65 421,65

DAS Kintap - - - - - - - - - 23,17 23,17

DAS Kusan 5.046,95 - - - - - - 4.887,05 5.136,41 144.577,13 159.647,54

DAS Langgawan - - - - - - - - - 563,28 563,28

DAS Loban - - - - - - - - - 691,91 691,91

DAS Panyulingan - - - - - - - - - 254,93 254,93

DAS Samariti - - - - - - - - - 1.526,83 1.526,83

DAS Satui - 3.833,64 3.329,81 - - 13,56 - - - 75.159,44 82.336,45

DAS Sebamban - - - - 4.475,03 - - 1.392,54 - 34.258,40 40.125,98

DAS Segumbang

Besar

1.246,27 - - - - - - - - 1.877,03 3.123,30

DAS Segumbang

Kecil

- - - - - - - - - 217,22 217,22

DAS Sei Dua - - - 22,90 - - - - - 3.964,74 3.987,64

DAS Sei Kecil - - - - - - - - - 871,74 871,74

Page 249: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 18

Nama DAS

Nama HGU

Jumlah

Total (ha)

Banjarmasin

agro Jaya

Mandiri

Buana

Karya

Bakti

Gawi

Makmur

Kalimantan

Inti

Gerak

Maju

Ladang

Rumpun

Malindoraya

Diraja

PN 13

Batulicin

Sajang

Heulang

Singaland

Asetama

Non HGU

DAS Sei Kecil

Bawah

- - - - - - - - - 338,68 338,68

DAS Sepunggur

Besar

53,99 - - - - - - - - 777,88 831,87

DAS Sepunggur

Kecil

- - - - - - - - - 257,99 257,99

DAS Serungga - - - - - - - - - 1.833,68 1.833,68

DAS Setarap - 6.781,45 4.706,56 - 1.118,64 - - - - 8.811,63 21.418,29

DAS Setarap Kecil - - 408,30 - - - - - - 164,68 572,97

DAS Tanah

Merah

- 1.465,14 - - - - - - - 33,73 1.498,86

DAS Tanah

Merah Satui

185,60 - - - - - - - - 769,60 955,19

DAS Terusan - - - 573,03 - - - - - 2.133,79 2.706,82

DAS Tungkaran

Pangeran

- - - - - - - - - 219,43 219,43

P.Burung - - - - - - - - - 440,95 440,95

P.Suwangi - - - - - - - - - 568,55 568,55

P.Suwangi Kecil - - - - - - - - - 13,83 13,83

P.Tampakan - - - - - - - - - 486,49 486,49

Page 250: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 19

Nama DAS

Nama HGU

Jumlah

Total (ha)

Banjarmasin

agro Jaya

Mandiri

Buana

Karya

Bakti

Gawi

Makmur

Kalimantan

Inti

Gerak

Maju

Ladang

Rumpun

Malindoraya

Diraja

PN 13

Batulicin

Sajang

Heulang

Singaland

Asetama

Non HGU

PM - - - - - - - - - 2,43 2,43

Sub-Sub DAS

Riam Kanan

- - - - - - - - - 244,90 244,90

Sub-Sub DAS

Riam Kiwa

- - - - - - - - - 3.289,24 3.289,24

Total 11.753,93 15.276,77 8.478,50 1.030,02 6.168,51 13,56 2.184,05 7.346,91 6.398,37 428.488,37 487.139,00

Sumber: Hasil analisis tahun 2017

Page 251: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 20

Tabel 3.1. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan dan Perijinan Semua Usaha Kabupaten Tanah Bumbu

Page 252: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 21

Tabel 3.7. Analisis Driver (Pendorong), Pressure (Tekanan), State (Kondisi), Impact (dampak), dan Response

No Pendorong Tekanan Dampak Kondisi Lingkungan

1. Pertumbuhan Penduduk Pertambahan pemukiman penduduk − Alih fungsi lahan menjadi

pemukiman

− Turunnya kualitas air permukaan

/ sungai

− Naiknya jumlah timbulan sampah

− Berkurangnya daerah

resapan air

− Pencemaran air

permukaan/ sungai

2. Pembangunan Sektor

perkebunan

− Kebutuhan lahan perkebunan

kelapa sawit meningkat

− Alih fungsi (konversi) kawasan

hutan menjadi perkebunan

− Alih fungsi lahan menjadi

perkebunan

− Turunnya daya dukung

penyediaan air

− Turunnya daya dukung habitat

− Hilangnya cadangan carbon yang

berasal dari lahan

− Konflik manusia dan

hewan-hewan

meningkat

− Frekuensi kebakaran

lahan meningkat di

musim kemarau

− Meningkatnya frekuensi

dan volume banjir

3. Pembangunan Infrastruktur Kebutuhan akan sumber daya alam

meningkat

Pembukaan kawasan hutan menjadi

fasilitas umum seperti jalan dan

pemukiman

− Turunnya kemampuan jasa

lingkungan dalam penyediaan air

− Merosotnya ketersediaan sumber

daya alam

− Meningkatnya frekuensi

dan volume banjir

− Kekeringan di musim

kemarau

4. Kebijakan Pulau Kalimantan

Sebagai Lumbung Energi

− Alih fungsi kawasan hutan

menjadi areal pertambangan

terbuka (open pit)

− Alih fungsi pertanian menjadi areal

pertambangan terbuka (open pit)

− Berkurangnya tutupan lahan

sebagai ekosistem alami

− Pertambangan terbuka

menghilangkan vegetasi alami

sehingga menurunkan

kemampuan menyerap air

− Berkurangnya luas daerah

tangkapan air

− Meningkatnya frekuensi

dan volume banjir di

sekitar area

pertambangan saat

musim penghujan

Page 253: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 22

No Pendorong Tekanan Dampak Kondisi Lingkungan

− Menurunnya muka air

tanah di sekitar area

pertambangan

5. Tekanan Ekonomi

Masyarakat Pedesaan dan

Permintaan Pasar

Alih fungsi hutan menjadi lahan

budidaya pertanian

Alih fungsi hutan menjadi area

penambangan liar

− Turunnya kemampuan jasa

lingkungan menyimpan air

− Rusaknya ekosistem/lingkungan

− Berkurangnya

ketersedian air bersih

− Pencemaran sungai oleh

limbah pemurniaan

tambang

Sumber: Hasil Analisis, 2017

Page 254: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 23

3.1.8. Target Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Hidup

Secara konsepsi perhitungan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) memiliki

sifat komparatif yang berarti nilai satu Kabupaten relatif terhadap Kabupaten lainnya.

Dalam perspektif IKLH, anhka indeks ini bukan semata-mata peringkat, namun lebih

kepada suatu dorongan uapaya perbaikan kualitas lingkungan hidup. Dalam hal ini

Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu menjadikan IKLH sebagai titik referensi untuk

menuju angka ideal yaitu 100. Semakin jauh dengan angka 100 mengindikasikan harus

semakin besar upaya perlindungan dan pengelolaan lignkungan hidup yang harus

dilakukan.

Target IKLH adalah persyaratan kinerja yang dapat diukur dan dapat dilakukan

bagi sebagian dan seluruh organisasi yang timbul dari tujuan lingkungan dan perlu

disusun dan dilaksanakan untuk mencapai seluruh tujuan tersebut. Untuk target

perlindungan dan pengelolaan kualitas lingkungan hidup Kabupaten Tanah Bumbu

selama kurun waktu 30 (tiga puluh) tahun dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.8. Target IKLH Kabupaten Tanah Bumbu

Keterangan

Target

2021 2026 2031 2036 2041 2046

IKLH : 60,96 62,84 64,73 66,61 68,49 70,38

Air 54,32 57,32 60,32 63,32 66,32 69,32

Udara 88,69 88,84 88,99 89,14 89,29 89,44

Tutupan

Hutan

45,15 45,40 45,65 45,90 46,15 46,40

Sumber: Hasil Analisis, 2017

Dari tabel di atas, target indeks kualitas lingkungan hidup dimaksudkan untuk

mewujudkan kondisi lingkungan hidup yang berkualitas dimana diharapkan lingkungan

hidup Tanah Bumbu akan berkurang dari pencemaran air, pencemaran udara dan

terjaganya tutupan hutan/lahan. Semua ini dengan harapan tercapainya masyarakat

yang sejahtera melalui pembangunan yang berwawasan lingkungan. Target pencapaian

indeks kualitas air adalah menaikkan ratarata sebesar 0,6 poin per tahun selama 30

(tiga) puluh tahun. Pada akhir perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup diharapkan akan tercapai di kriteria cukup dengan angka 69,32. Target indeks

kualitas air sangat sulit untuk mengalami kenaikan yang signifikan mengingat kondisi

sungai-sungai di Tanah Bumbu sudah pada kriteria tercemar ringan sampai sedang dan

kondisi saat ini indeks kuaitas air Kabupaten Tanah Bumbu masih di bawah indeks

kualitas air nasional. Pencemaran air merupakan salah satu fenomena yang banyak

terjadi di kehidupan sekarang ini khususnya pada negara-negara berkembang.

Pencemaran air menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air sehingga akan

Page 255: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu III - 24

menimbulkan kerugian bagi lingkungan. Sumber-sumber pencemar air dapar berasal

dari faktor alami maupun manusia. Pada kenyataannya faktor manusia lebih dominan

memberikan dampak terhadap pencemaran air dibandingkan faktor alam. Pencemar

yang berasal dari faktor alam meliputi peningkatan zat tersuspensi karena erosi, banjir

dan akibat intrusi air laut. Sementara itu sumber pencemaran yang dihasilkan manusia

antara lain karena kegiatan industri, kegiatan rumah tangga, kegiatan pemanfaatan

hutan, dan kegiatan penambangan. Target indeks kualitas udara dalam RPPLH ini

adalah menaikkan 0,03 poin pertahun. Target peningkatan indeks kualitas udara cukup

rendah mengingat indeks kualitas udara Kabupaten Tanah Bumbu sudah pada kriteria

sangat baik (di atas 82) sehingga untuk meningkatkan menjadi kriteria unggul adalah

sangat sulit mengingat pertumbuhan industri / kegiatan pembangunan, berkurangnya

tutupan hutan/lahan dan pertambahan jumlah kendaraan bermotor. Untuk target

indeks tutupan hutan/lahan yang ingin ditingkatkan adalah sebesar 0,05 poin pertahun.

Target ini sangat kecil mengingat kemampuan untuk melakukan rehabilitasi kawasan

hutan masih sangat terbatas baik dari keterbatasan anggaran dan keterbatasan sumber

daya manusia. Selain itu laju kerusakan hutan juga akibat pelaksanaan perikehidupan

manusia dan pembangunan juga cukup tinggi dibandingkan dengan kemampuan untuk

merehabilitasinya. Dan yang tidak kalah penting adalah masalah kewenangan dalam

pengelolaan kawasan hutan sebagian besar masih menjadi kewenangan pemerintah

pusat. Dengan keterbatasan kewenangan ini juga menjadi kendala dalam menetapkan

target indeks tutupan hutan yang tinggi. Pengelolaan sumber daya alam yang

berwawasan lingkungan atau berkelanjutan merupakan upaya untuk menanggulangi

masalah kerusakan lingkungan yang terjadi. Proses pembangunan yang berwawasan

lingkungan merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali sumber daya alam

tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya harus

memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut.

Adanya peningkatan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang produksi tidak perlu

mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Apabila

lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dan keberadaan

sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat. Dalam

pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya dengan lingkungan

tanpa menghambat kemajuan pembangunan.

Page 256: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 1

BAB IV

ARAHAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

Untuk mencapai tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup perlu

adanya manajemen strategis yang menetapkan target perencanaan untuk mencapai

kualitas lingkungan hidup yang diinginkan melalui pemberdayaan sumber daya yang

ada. Penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ini

merupakan proses mengagendakan perencanaan pembangunan berbasis sumber daya

alam sekaligus merancang segala program yang mendukung dan menciptakan kualitas

lingkungan hidup yang lebih baik. Strategi rencana perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup memberikan gambaran, bagaimana berbagai sasaran perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup dapat dicapai melalui perencanaan pembangunan

berbasis sumber daya alam. Arah kebijakan merupakan jabaran rinci tahap-tahap

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilalui dari setiap tahap

perencanaan pembangunan berbasis sumber daya alam untuk mewujudkan kualitas

lingkungan hidup yang lebih baik. Arahan merupakan suatu rangkaian tahapan atau

langkahlangkah yang berisikan kerangka utama perencanaan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup dalam upaya untuk mencapai target perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Dalam rangka mewujudkan

pengendalian pemanfaatan sumber daya alam, pengendalian kerusakan dan

pencemaran serta pelestarian fungsi lingkungan hidup, Undang–undang nomor 32

Tahun 2009 mengamanatkan perlu disusun rencana perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup (RPPLH). Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

terdiri dari empat muatan, yaitu: 1. pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya

alam; 2. pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup; 3.

pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam;

dan 4. adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Prinsip pembangunan

Page 257: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 2

berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam melalui penerapan kebijakan

pengendalian perusakan sumber daya alam akan menjaga dan meningkatkan daya

dukung lingkungan. Untuk itu perlu upaya penyusunan rencana perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten Tanah Bumbu yang terarah dan

berkesinambungan.

4.1. RENCANA PEMANFAATAN DAN/ATAU PENCADANGAN

SUMBER DAYA ALAM

Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup diarahkan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip

keberlanjutan pembangunan nasional di masa mendatang. Terciptanya keseimbangan

antara pemanfaatan dan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup

merupakan prasyarat penting bagi terlaksananya keberlanjutan pembangunan berbasis

sumber daya alam dan lingkungan hidup tersebut. Upaya yang bisa dilakukan adalah

dengan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan

didefinisikan sebagai upaya dan tindakan yang dilakukan dalam pembangunan dengan

selalu mengkaitkan aspek keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan

secara terus menerus atau berkelanjutan. Secara sederhana pembangunan berkelanjutan

dimaknai sebagai membangun saat ini dengan memperhatikan kepentingan generasi

mendatang, kondisi kualitas lingkungan hari ini yang kita nikmati harus dapat pula

dinikmati oleh generasi mendatang. Agar pemanfaatan sumber daya alam dapat terus

berkesinambungan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu tingkat ekstrasi

tidak melebihi tingkat regenerasi, emisi pembuangan tidak melebihi kemampuan alam

untuk menyerapnya serta kapasitas regenerasi sumber daya alam dan penyerapan faktor

emisi dianggap sebagai modal alam. Apabila kita gagal memeliharanya, maka

pemanfaatan sumber daya alam tidak akan dapat berkelanjutan. Pemanfaatan sumber

daya alam yang terkendali dan pembangunan yang ramah lingkungan akan menjadi

salah satu modal dasar yang sangat penting bagi pembangunan nasional secara

keseluruhan. Untuk menjaga keseimbangan dan kelestariannya perlu dilakukan berbagai

langkah dan tindakan strategis yang tercakup dalam pembangunan berbasis sumber

daya alam dan lingkungan.

Tujuan dari rencana pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam

adalah :

a. Menjaga keberlanjutan ketersediaan dan penggunaan sumber daya alam;

b. Mencegah penyusutan/penurunan jumlah dan mutu cadangan modal sumber

daya alam; dan

Page 258: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 3

c. Memastikan pemanfaatan sumber daya alam akan meningkatkankan mutu

hidup dan kesejahteraan masyarakat Adapun sasaran yang ingin dicapai

adalah harmonisasi rencana pembangunan Kabupaten Tanah Bumbu melalui

pendekatan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Page 259: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 4

Tabel 4.1. Rencana Pemanfaatan dan/ atau Pencadangan Sumber Daya Alam

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI PELAKSANA

Menerapkan daya

dukung dan daya

tampung

lingkungan hidup

dalam pemanfaatan

dan

pencadangan sumber

daya alam

1. Menyesuaikan

struktur ruang

dan pola ruang

rencana tata

ruang Kabupaten

Tanah Bumbu

dengan daya

dukung dan daya

tampung

lingkungan

berbasis jasa

ekosistem

2. Membatasi

ekstrasi sumber

daya alam yang

agar tidak

melebihi daya

dukung dan daya

tampung

lingkungan

1. Program penyusunan tata

ruang

2. Perlindungan,

Rehabilitasi, Pemulihan

dan Konservasi Cadangan

SDA dan LH

1. Persentase kesesuaian rencana

tata ruang wilayah Kabupaten

Tanah Bumbu dengan Jasa

Ekosistem :

a. Penyediaan pangan,

b. Penyediaan air bersih,

c. Penyediaan serat,

d. Penyediaan energi,

e. Penyediaan sumber daya

genetik.

f. Pengaturan iklim

g. Pengaturan tata aliran air dan

banjir,

h. Budaya : tempat tinggal

dan ruang hidup,

i. Rekreasi dan Ecotourisme,

j. Estetika Alam,

k. Pendukung : Pembentukan

lapisan tanah dan kesuburan

l. Siklus hara,

m. Produksi primer,

n. Perlindungan plasma nutfah

(Biodiversitas)

2. Ekstrasi sumber daya alam tidak

melebihi daya dukung dan daya

dukung lingkungan

a. DAS Langgawan

b. DAS Loban

c. DAS Panyulingan

d. DAS Samariti

e. DAS Satui

f. DAS Sebamban

g. DAS Segumbang Besar

h. DAS Segumbang Kecil

i. DAS Sei Dua

j. DAS Sei Kecil

k. DAS Sei Kecil Bawah

l. DAS Sepunggur Besar

m. DAS Sepunggur Kecil

n. DAS Serungga

o. DAS Setarap

p. DAS Setarap Kecil

q. DAS Tanah Merah

r. DAS Tanah Merah Satui

s. DAS Terusan

t. DAS Tungkaran Pangeran

u. P.Burung

v. P.Suwangi

w. P.Suwangi Kecil

x. P.Tampakan

y. PM (pulau kecil tanpa

nama)

z. Sub-Sub DAS Riam Kanan

aa. Sub-Sub DAS Riam Kiwa

Dinas PUPR,

Bappeda,

Dinas LH,

Dinas

Pertambangan,

Dinas

Perkebunan,

Dinas

Pertanian

Melindungi,

mempertahankan

dan

memulihkan fungsi

Menetapkan

kawasan

dengan jasa

pengatur air

Program penyusunan

tata ruang

1. Persentase daerah dengan jasa

ekosistem pengatur air tinggi

yang masuk kawasan lindung

Daerah yang memiliki

Jasa Pengatur Tata

Aliran Air dan Banjir

dan pengaturan iklim

1. Dinas

PUPR

2. Bappeda

3. Dinas LH

Page 260: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 5

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI PELAKSANA

kawasan-kawasan

dengan

jasa ekosistem

pengaturan air

tinggi.

tinggi sebagai

kawasan

lindung /

konservasi dalam

tata ruang wilayah

Kabupaten Tanah

Bumbu

2. Luas rehabilitasi lahan kritis

semakin menurun

yang tinggi 4. Dinas

Kehutanan

Melindungi dan

membatasi

pemanfaatan

wilayah yang

memiliki

daya dukung tinggi.

Moratorium

perijinan

kegiatan/usaha

yang

berpotensi

menurunkan di

wilayah jasa

lingkungan

tinggi

Program

Pengendalian

Pemanfaatan ruang

Persentase daerah dengan jasa

ekosistem tinggi yang masuk

kawasan lindung

Daerah yang memiliki

Jasa Pengatur Tata

Aliran Air dan Banjir

dan pengaturan iklim

yang tinggi

1. Badan

Perijinan,

2. Dinas

PUPR

3. Dinas LH

4. Dinas

Kehutanan

Membatasi alih

fungsi

lahan pertanian

menjadi

non pertanian dan

membatasi

pengembangan non

pangan pada

wilayah

dengan jasa

lingkungan

penyedia pangan

tinggi.

Memperketat

perijinan

kegiatan/usaha di

daerah yang

memiliki nilai

tinggi untuk

pertanian tanaman

pangan

Program

Pengendalian

Pemanfaatan ruang

Luas lahan pertanian tanaman

pangan dan hortikultura tidak

mengalami penyusutan.

Daerah yang memiliki

Jasa Penyedia Pangan

Tinggi

1. Badan

Perijinan,

2. Dinas

Pertanian

3. Dinas LH

4. Dinas

PUPR

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Page 261: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 6

Tabel 4.2. Rencana Pemanfaatan dan/atau Pencadangan Sumber Daya Alam Berdasarkan Jasa Ekosistem

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN

1. Pengaturan tata aliran air dan banjir

2. Penyediaan serat

3. Penyediaan energi

4. Penyediaan sumber daya genetik.

5. Pengaturan iklim

6. Rekreasi dan Ecotourisme

7. Estetika Alam,

8. Pembentukan lapisan tanah dan kesuburan

9. Siklus hara

10. Produksi primer

11. Perlindungan plasma nutfah (Biodiversitas)

Hutan

Lindung

1. Dalam kawasan hutan lindung dapat dilakukan kegiatan lain yang bersifat

komplementer/saling melengkapi terhadap fungsi hutan lindung;

2. Dilarang melakukan kegiatan pertambangan pola terbuka di kawasan hutan lindung;

3. Kawasan hutan lindung yang memiliki daya dukung sangat tinggi tidak dapat dialihfungsikan

menjadi peruntukan bukan kawasan hutan lindung;

4. Kawasan hutan lindung yang telah rusak kondisi vegetasi dan lingkungannya, statusnya dapat

diturunkan menjadi kawasan hutan lainnya dan setelah dilakukan proses restorasi dan

rehabilitasi dapat dikembalikan dengan fungsi semula;

5. Pembangunan prasarana wilayah strategis yang melintasi kawasan hutan lindung diizinkan

hanya sebatas jalur lintasan beriringan dengan melakukan proses perubahan peruntukan,

perubahan fungsi kawasan hutan dan/atau proses pinjam pakai kawasan hutan setelah

mendapat rekomendasi dari Bupati berdasarkan pertimbangan teknis dan administrasi dari

BKPRD;

6. Pembangunan sarana dan prasarana wilayah strategis dalam kawasan hutan lindung yang

telah rusak kondisi lingkungannya dan tidak mungkin untuk dikembalikan dengan fungsi

semula diizinkan setelah mendapat rekomendasi dari Bupati berdasarkan pertimbangan teknis

dan administrasi dari BKPRD;

7. Izin sebagaimana dimaksud diberikan bersamaan dengan proses perubahan peruntukan,

perubahan fungsi kawasan hutan dan/atau proses pinjam pakai kawasan hutan; dan

8. Penggunaan kawasan hutan untuk sarana dan jaringan prasarana wilayah strategis diizinkan

setelah disetujuinya permohonan perubahan peruntukan, perubahan fungsi kawasan hutan

dan/atau pinjam pakai kawasan hutan oleh pihak yang berwenang.

1. Pengaturan tata aliran air dan banjir

2. Pengaturan iklim

3. Perlindungan plasma nutfah (Biodiversitas)

4. Penyediaan serat

5. Penyediaan energi Penyediaan sumber daya

genetik.

6. Rekreasi dan Ecotourisme

7. Estetika Alam,

8. Pembentukan lapisan tanah dan kesuburan

9. Siklus hara

1. Paling sedikit 30% (tiga puluh per seratus) dari seluruh luas Kesatuan Hidrologis ditetapkan

sebagai fungsi lindung Ekosistem serta terletak pada puncak kubah dan sekitarnya;

2. Dalam hal di luar 30% (tiga puluh per seratus) dari seluruh luas Kesatuan Hidrologis )

ditetapkan sebagai fungsi lindung Ekosistem jika masih terdapat :

a. dengan ketebalan 3 m (tiga meter) atau lebih;

b. plasma nutfah spesifik dan/atau endemik

c. spesies yang dilindungi sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan/atau

d. Ekosistem yang berada di kawasan lindung sebagaimana ditetapkan dalam rencana tata

ruang wilayah, kawasan hutan lindung, dan kawasan hutan konservasi,

Page 262: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 7

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN

10. Produksi primer 3. Pemanfaatan Ekosistem dilakukan berdasarkan rencana Perlindungan dan Pengelolaan

Ekosistem

4. Pemanfaatan Ekosistem dapat dilakukan pada Ekosistem dengan fungsi lindung dan fungsi

budidaya.

5. Pemanfaatan Ekosistem wajib dilakukan dengan menjaga fungsi hidrologis.

6. Dilarang melakukan kegiatan budidaya di kawasan ber yang memiliki ketebalan lebih besar

atau sama dengan 3 (tiga) meter;

7. Kubah yang berada dalam areal usaha yang belum dilakukan budidaya wajib dipertahankan

sebagai Ekosistem dengan fungsi lindung;

8. Kubah yang berada dalam areal usaha yang telah dibudidayakan merupakan ekosistem

dengan fungsi lindung, masih dapat dipanen, dilarang ditanami kembali setelah pemanenan,

dan wajib dilakukan pemulihan; dan

9. Diizinkan membangun prasarana wilayah yang melintasi kawasan ber dengan ketebalan lebih

besar atau sama dengan 3 (tiga) meter sebatas jalur l intasan setelah mendapat rekomendasi

dari Bupati berdasarkan pertimbangan teknis dan administrasi dari BKPRD.

1. Pengaturan tata aliran air dan banjir

2. Pengaturan iklim

3. Perlindungan plasma nutfah (Biodiversitas)

4. Penyediaan serat

5. Penyediaan energi Penyediaan sumber daya

genetik.

6. Rekreasi dan Ecotourisme

7. Estetika Alam,

8. Pembentukan lapisan tanah dan kesuburan

9. Siklus hara

10. Produksi primer

Resapan Air 1. Dilarang mendirikan konstruksi bangunan yang menghalangi dan memperlambat proses

aliran resapan air kecuali untuk kegiatan penelitian, bangunan pengendali air, sistem

peringatan dini dan untuk kepentingan umum di kawasan resepan air pada kawasan lindung;

dan

2. Kawasan budidaya yang difungsikan sebagai kawasan resepan air dipersyaratkan mempunyai

adanya sumur-sumur resapan air, bahan dan tumbuhan yang mempunyai daya serap air

tinggi, tingkat kerapatan bangunan rendah, terbatas, dan konstruksi bangunan tidak

menghalangi proses aliran resapan air.

Sempadan

Pantai

1. Dilarang melakukan kegiatan budidaya di kawasan sempadan pantai yang termasuk dalam

zona inti wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, kecuali kegiatan penelitian, bangunan

pengendali air, dan sistem peringatan dini;

2. Diizinkan melakukan kegiatan budidaya pesisir, ekowisata, dan perikanan tradisional di

kawasan sempadan pantai yang termasuk zona pemanfaatan terbatas dalam wilayah pesisir

dan pulau-pulau kecil;

3. Diizinkan melakukan kegiatan budidaya sesuai peruntukan kawasan di kawasan sempadan

pantai yang termasuk zona lain dalam wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; dan

4. Dalam penentuan sempadan pantai agar memperhatikan keberadaan perkampungan

nelayan, kawasan pariwisata, kawasan kepelabuhanan/ dermaga dan maritim, kawasan

industri, kawasan pertahanan dan keamanan serta kawasan rawan bencana alam.

Page 263: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 8

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN

Sempadan

Sungai

1. Dilarang melakukan kegiatan budidaya yang mengakibatkan terganggunya fungsi sungai di

kawasan sempadan sungai;

2. Dalam kawasan sempadan sungai yang telah terlanjur terjadinya kawasan permukiman agar

dilakukan penataan dan atau revitalisasi yang mendukung kelancaran arus sungai dan keasrian

bantaran sungai dan mengupayakan jalan inspeksi yang ramah lingkungan;

3. Dalam penentuan sempadan sungai agar memperhatikan keberadaan perkampungan,

kawasan pariwisata, kawasan kepelabuhanan/ dermaga dan maritim, kawasan industri,

kawasan pertahanan dan keamanan dan kawasan rawan bencana alam; dan

4. Diizinkan membangun prasarana wilayah sepanjang untuk kepentingan umum secara terbatas

di kawasan sempadan sungai.

1. Pengaturan tata aliran air dan banjir

2. Pengaturan iklim

3. Perlindungan plasma nutfah (Biodiversitas)

4. Penyediaan serat

5. Penyediaan energi Penyediaan sumber daya

genetik.

6. Rekreasi dan Ecotourisme

7. Estetika Alam,

8. Pembentukan lapisan tanah dan kesuburan

9. Siklus hara

10. Produksi primer

Sekitar

Danau/Waduk

1. Dilarang melakukan kegiatan budidaya yang dapat merusak fungsi danau/waduk di kawasan

sempadan waduk/danau;

2. Diizinkan melakukan kegiatan penunjang pariwisata alam secara terbatas di kawasan

sempadan waduk/danau; dan

3. Diizinkan membangun prasarana wilayah dan utilitas lainnya sepanjang untuk penelitian,

kegiatan penelitian, bangunan pengendali air, dan sistem peringatan dini di kawasan

sempadan waduk/danau.

Sempadan

Mata Air

1. Dilarang melakukan kegiatan budidaya yang dapat merusak mata air di kawasan sempadan

mata air; dan

2. Diizinkan melakukan kegiatan penunjang pariwisata alam secara selektif dan terbatas dalam

kawasan sempadan mata air masih.

Sempadan

Irigasi

1. Ruang sempadan jaringan irigasi hanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan penggelolaan

jaringan irigasi;

2. Dalam keadaan tertentu sepanjang tidak mengganggu fisik dan fungsi jaringan irigasi, ruang

sempadan jaringan irigasi dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain; dan

3. Keadaan tertentu sebagaimana yang dimaksud di atas dapat berupa pelebaran jalan dan

pembuatan jembatan, pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air

minum, pipa gas, mikrohidro dan kegiatan yang bersifat sosial untuk kepentingan umum.

1. Pengaturan tata aliran air dan banjir

2. Pengaturan iklim

3. Perlindungan plasma nutfah (Biodiversitas)

4. Penyediaan serat

5. Penyediaan energi Penyediaan sumber daya

genetik.

Ruang

Terbuka Hijau

1. Ruang Terbuka Hijau dilarang dialihfungsikan;

2. Diizinkan membangun kebun raya beserta fasilitas pendukungnya di lokasi Ruang Terbuka

Hijau;

3. Diizinkan membangun fasilitas pelayanan sosial secara terbatas dan memenuhi ketentuan

yang berlaku di lokasi Ruang Terbuka Hijau.

Page 264: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 9

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN

6. Rekreasi dan Ecotourisme

7. Estetika Alam,

8. Pembentukan lapisan tanah dan kesuburan

9. Siklus hara

10. Produksi primer

Cagar Alam 1. Dilarang melakukan kegiatan budidaya di kawasan cagar alam;

2. Diizinkan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan

kesadaran konservasi, dan pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk menunjang budidaya

di kawasan cagar alam;

3. Kawasan cagar alam yang telah rusak kondisi vegetasi dan lingkungannya, statusnya dapat

diturunkan menjadi kawasan lindung lainnya dan setelah dilakukan proses restorasi dan

rehabilitasi, dapat dikembalikan ke fungsi semula;

4. Pembangunan prasarana wilayah strategis yang melintasi kawasan cagar alam diizinkan

sebatas jalur lintasan beriringan dengan melakukan proses perubahan peruntukan dan/atau

perubahan fungsi kawasan hutan setelah mendapat rekomendasi dari Bupati berdasarkan

pertimbangan teknis dan administrasi dari instansi berwenang;

5. Pembangunan sarana dan prasarana wilayah strategis dalam kawasan cagar alam yang telah

rusak kondisi lingkungannya dan tidak mungkin untuk dikembalikan dengan fungsi semula

diizinkan setelah mendapat rekomendasi dari Bupatiberdasarkan pertimbangan teknis dari

instansi berwenang;

6. Izin sebagaimana dimaksud di atas dapat diberikan bersamaan dengan proses perubahan

peruntukan, perubahan fungsi kawasan hutan dan/atau proses pinjam pakai kawasan hutan;

dan

7. Penggunaan kawasan hutan untuk sarana dan jaringan prasarana wilayah strategis diizinkan

setelah disetujuinya permohonan perubahan peruntukan dan perubahan fungsi kawasan

hutan oleh pihak yang berwenang.

1. Pengaturan tata aliran air dan banjir

2. Pengaturan iklim

3. Perlindungan plasma nutfah (Biodiversitas)

4. Penyediaan serat

5. Penyediaan energi Penyediaan sumber daya

genetik.

6. Rekreasi dan Ecotourisme

7. Estetika Alam,

8. Pembentukan lapisan tanah dan kesuburan

9. Siklus hara

10. Produksi primer

Suaka

Margasatwa

1. Dilarang melakukan kegiatan budidaya;

2. Dilarang melakukan kegiatan perburuan satwa yang dilindungi undang-undang;

3. Diizinkan melakukan kegiatan penelitian, pendidikan dan wisata alam secara terbatas;

4. Diizikan melakukan pembangunan prasarana wilayah, bangunan penunjang fungsi kawasan,

dan bangunan pencegah bencana alam;

5. Kawasan suaka margasatwa yang telah rusak kondisi vegetasinya, berkurang dan/atau

punahnya satwa yang dilindungi beserta rusaknya lingkungan wilayah jelajah satwa, statusnya

dapat diturunkan menjadi kawasan lindung lainnya dan setelah dilakukan proses restorasi

dan rehabilitasi dapat dikembalikan dengan fungsi semula;

6. Pembangunan sarana dan prasarana wilayah strategis dalam kawasan suaka margasatwa yang

telah rusak kondisi lingkungannya dan tidak mungkin untuk dikembalikan dengan fungsi

semula diizinkan setelah mendapat rekomendasi dari Bupati berdasarkan pertimbangan teknis

dan administrasi dari BKPRD;

Page 265: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 10

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN

7. Izin sebagaimana dimaksud di atas dapat diberikan bersamaan dengan proses perubahan

peruntukan, perubahan fungsi kawasan hutan dan/atau proses pinjam pakai kawasan hutan;

dan

8. Penggunaan kawasan hutan untuk sarana dan jaringan prasarana wilayah strategis

diperkenankan setelah selesai dan disetujuinya perubahan peruntukan dan perubahan fungsi

kawasan hutan oleh pihak yang berwenang

Taman Hutan

Raya

1. Dilarang melakukan budidaya yang merusak dan/atau menurunkan fungsi kawasan taman

hutan raya;

2. Kawasan taman hutan raya dilarang dialihfungsikan, kecuali terjadi perubahan fungsi dan

sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku;

3. Diizinkan kegiatan pariwisata alam dan pariwisata konvensi sesuai ketentuan yang berlaku;

4. Diizinkan melakukan budidaya lain yang menunjang kegiatan pariwisata; dan

5. Diizinkan membangun prasarana wilayah.

1. Pengaturan tata aliran air dan banjir

2. Pengaturan iklim

3. Perlindungan plasma nutfah (Biodiversitas)

4. Penyediaan serat

5. Penyediaan energi Penyediaan sumber daya

genetik.

6. Rekreasi dan Ecotourisme

7. Estetika Alam,

8. Pembentukan lapisan tanah dan kesuburan

9. Siklus hara

10. Produksi primer

Taman Wisata

Alam

1. Dilarang melakukan budidaya yang merusak dan/atau menurunkan fungsi kawasan taman

wisata alam;

2. Dilarang mengubah bentang alam dan mempengaruhi fungsi kawasan;

3. Diizinkan untuk melakukan penelitian dan kegiatan untuk kepentingan pendidikan; dan

4. Diizinkan melakukan pembangunan prasarana yang mendukung fungsi kawasan.

Pantai

Berhutan

Bakau

1. Dilarang dilakukan reklamasi dan pembangunan permukiman yang mempengaruhi fungsi

kawasan dan merubah bentang alam;

2. Penebangan mangrove pada kawasan yang telah dialokasikan dalam perencanaan

pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk budidaya perikanan dizinkan

sepanjang memenuhi kaidah konservasi; dan

3. Diizinkan melakukan kegiatan penelitian dan wisata alam sepanjang tidak merusak kawasan

pantai berhutan bakau dan habitat satwa liar yang ada.

Cagar Budaya 1. Dilarang mendirikan bangunan di kawasan cagar budaya dilindungi dengan sempadan radius

paling rendah 100 meter; dan

2. Tidak diperkenankan mendirikan bangunan lain, kecuali bangunan pendukung cagar budaya.

Rawan

Bencana Alam

1. Pengembangan kawasan permukiman yang sudah terbangun di dalam kawasan rawan

bencana alam harus dibatasi dan diterapkan peraturan bangunan (building code) sesuai

dengan potensi bahaya/bencana alam, serta dilengkapi jalur evakuasi;

2. Kegiatan-kegiatan vital/strategis diarahkan untuk tidak dibangun pada kawasan rawan

bencana;

Page 266: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 11

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN

3. Dalam kawasan rawan bencana masih dapat dilakukan pembangunan prasarana penunjang

untuk mengurangi risiko bencana alam dan pemasangan sistem peringatan dini; dan

4. Diizinkan melakukan kegiatan budidaya lain, seperti pertanian, perkebunan, dan kehutanan,

serta bangunan yang berfungsi untuk mengurangi risiko yang timbul akibat bencana alam.

Lindung

Geologi

1. Dilarang melakukan kegiatan budidaya di permukiman kawasan cagar alam geologi;

2. Kegiatan permukiman yang sudah terlanjur terbangun pada kawasan rawan bencana geologi

harus mengikuti peraturan bangunan (building code) yang sesuai dengan potensi bencana

geologi yang mungkin timbul dan dibangun jalur evakuasi;

3. Pada kawasan bencana alam geologi budidaya permukiman dibatasi dan bangunan yang ada

harus mengikuti ketentuan bangunan pada kawasan rawan bencana alam geologi;

4. Dilarang mendirikan bangunan di kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air

tanah, kecuali bangunan yang terkait dengan sistem jaringan prasarana wilayah dan

pengendali air ;

5. Diizinkan melakukan budidaya pertanian, perkebunan dan kehutanan secara terbatas di

kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan

6. Diizinkan melakukan budidaya pertanian, perkebunan dan kehutanan secara terbatas

Lindung

lainnya

1. Dilarang melakukan kegiatan budidaya, kecuali sarana dan prasarana yang mendukung kawasan

lindung; dan

2. Sistem jaringan sarana dan prasarana wilayah yang melintasi kawasan lindung lainnya harus

memperhatikan perilaku flora dan fauna yang berada di dalamnya.

Penyediaan Air Bersih Penyediaan

Air

1. Penyediaan sumber daya air dapat menjamin ketersediaan air baku secara terus menerus

untuk kepentingan pertanian serta perikanan darat terutama pada musim kemarau;

2. Penyediaan sumber daya air dapat menjamin ketersedian air baku untuk kebutuhan air

minum dengan membentuk sistem penyediaan air minum regional melalui pola pipanisasi

dari sumber airnya dengan difasilitasi pemerintah daerah serta kerja sama antardaerah

kabupaten/kota terutama daerah perkotaan maupun perdesaan;

3. Sarana prasarana pengelolaan sumber daya air dapat mengurangi frekuensi, sebaran dan

luasan kejadian banjir melalui kanalisasi, sodetan dan normalisasi sungai terutama pada

musim penghujan;

4. Ketersediaan air tanah pada daerah pertambangan melalui pengadaan sumur-sumur bor dan

void bekas tambang dengan melakukan pola perlakuan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku;

5. Mempertahankan dan menambah kawasan lindung untuk menjamin ketersedian air pada

daerah yang memiliki bendungan, bendung dan saluran irigasi;

Page 267: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 12

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN

6. Mempertahankan tanaman spesifik daerah rawa dan fisik lahan rawa untuk menjamin

ketersediaan air pada daerah pengairan; dan

7. Dilarang melakukan kegiatan penambangan mineral dan batubara minimal dengan jarak 500

(lima ratus) meter dari lokasi sarana dan prasarana sumber daya air terdekat.

Penyediaan pangan Pertanian

Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

1. Kegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura pada lahan basah dan lahan kering

dilarang menggunakan lahan yang dikelola dengan mengabaikan kelestarian lingkungan,

antara lain penggunaan pupuk yang berlebihan dan menimbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan serta pengolahan tanah yang tidak memperhatikan aspek konservasi;

2. Dalam pengelolaan pertanian tanaman pangan dan hortikultura lahan basah dilarang

menggunakan sumber air secara boros dan dianjurkan melakukan penghematan air pada

lahan kering melalui teknik konservasi tanah;

3. Mengalokasikan dan menetapkan lahan pertanian pangan dan lahan cadangan pertanian

pangan sebagai upaya perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan pada kawasan-

kawasan pertanian;

4. Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan yang berupa lahan beririgasi, lahan

reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang surut (lebak) dan atau lahan tidak beririgasi dari

alih fungsi lahan;

5. Alih fungsi kawasan pertanian untuk menjadi fungsi sektor pertanian tanaman pangan dan

hortikultura lainnya diizinkan sepanjang tidak mengganggu luasan, sebaran, produksi,

produktivitas komoditas pertanian, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan

mengikuti kaidah-kaidah lingkungan hidup;

6. Pembatasan alih fungsi kawasan pertanian yang ketat untuk menjadi fungsi sektor

nonpertanian lainnya terutama pada kawasan pertanian beririgasi, kawasan tanaman

pertanian spesifik daerah yang disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah, produksi dan

produktivitas dengan deliniasi tata batas yang jelas;

7. Membatasi pemanfaatan/penggunaan lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura

sesuai dengan tingkat kesuburan tanah, produksi dan produktivitas untuk menjadi fungsi

sektor nonpertanian lainnya sepanjang jalan arteri primer (jalan nasional) dan kolektor

primer (jalan provinsi)

8. Diizinkan mendirikan bangunan prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung

kegiatan pertanian;

9. Diizinkan melakukan kegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian, pengembangan dan

pendidikan;

Page 268: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 13

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN

10. Sebaran dan luasan areal lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam kawasan pertanian

dijabarkan dalam rencana rinci tata ruang provinsi dan kabupaten/kota; dan

11. Dilarang melakukan kegiatan penambangan mineral dan batubara minimal dengan jarak

500 (lima ratus) meter dari lokasi areal pertanian tanaman pangan berkelanjutan terdekat.

Tempat tinggal dan

ruang hidup

Kawasan

Pemukiman

1. Diizinkan membangun sarana dan prasarana pendukung kawasan permukiman;

2. Kawasan permukiman harus dilengkapi dengan fasilitas sosial dan fasilitas umum termasuk

ruang terbuka hijau;

3. Pengalokasian ruang dan penyelenggaraan kawasan siap bangun (kasiba), lingkungan siap

bangun (lisiba), rumah susun milik (rusunami), rumah susun sewa (rusunawa) pada kawasan

permukiman;

4. Pembatasan, perbaikan dan revitalisasi kawasan kumuh pada kawasan permukiman

perkotaan besar dan kawasan metropolitan;

5. Diizinkan melakukan kegiatan industri skala rumah tangga dan fasilitas sosial ekonomi lainnya

dengan skala pelayanan lingkungan, sepanjang tidak mengganggu kelangsungan kehidupan

sosial masyarakat;

6. Dilarang membangun kawasan permukiman di dalam kawasan lindung/konservasi dan lahan

pertanian dengan irigasi teknis;

7. Pembangunan hunian dan kegiatan lainnya di kawasan permukiman harus sesuai dengan

peraturan teknis antara lain koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, sempadan

bangunan;

8. Arahan pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan lokasinya menyebar

di seluruh wilayah Daerah; dan

9. Dilarang melakukan kegiatan penambangan mineral dan batubara minimal dengan jarak 500

(lima ratus) meter dari lokasi kawasan permukiman terdekat.

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017

Page 269: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 14

4.2. RENCANA PEMANFAATAN DAN/ATAU PENCADANGAN

SUMBER DAYA ALAM

Kegiatan dari rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi

lingkungan hidup adalah berupaya untuk melindungi sumber daya alam dari kerusakan

serta melakukan pengelolaan kawasan yang sudah ada untuk menjamin kualitas

ekosistem agar fungsinya sebagai penyangga sistem kehidupan dapat terjaga dengan

baik dan tetap terjaga.

Perubahan fungsi lahan dari hutan menjadi pertanian, pemukiman atau

perkebunan, telah menyebabkan adanya perubahan kondisi iklim mikro. Konversi lahan

hutan menjadi lahan pertanian, pemukiman, perkebunan oleh masyarakat sekitar hutan

di Kabupaten Tanah Bumbu telah menyebabkan perubahan fungsi hidrologi yang

signifikan, sehingga dapat mengancam keseimbangan dinamik sumberdaya lahan dan

lingkungan.

Terbukanya penutupan lahan akibat pembukaan hutan memberikan konsekuensi

terhadap peningkatan tingkat erosi atau aliran permukaan dalam sistem lahan dan

daerah aliran sungai (DAS). Dalam upaya pemeliharaan dan perlindungan kualitas

lingkungan hidup diperlukan adanya kerja sama antara semua pihak baik oleh

pemerintah, swasta, dan masyarakat umum yang bersifat kolektif atau secara sendiri-

sendiri dengan melibatkan ketiga komponen tersebut. Partisipasi masyarakat dapat

diartikan sebagai suatu usaha terencana untuk melibatkan masyarakat atau pihak-pihak

yang terkait dalam proses pembuatan keputusan (decision making) dalam kaitannya

dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Partisipasi masyakarat dapat

mencegah atau menyelesaikan konflik melalui komunikasi dua arah yang terus menerus,

dan menguntungkan berbagai pihak yang terlibat. Mengikutsertakan masyarakat secara

aktif dalam kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup banyak

memberikan keuntungan, di antaranya penelaahan kebutuhan dan masalah lingkungan

yang lebih akurat, meningkatkan kredibilitas perencanaan lingkungan hidup,

teridentifikasinya solusi-solusi alternatif yang dapat diterima secara sosial, dan

menciptakan rasa memiliki atas rencana pengelolaan yang ditetapkan.

Kemitraan juga memiliki beberapa elemen kunci, di antaranya saling pencaya

dan menghargai (compatibility), memberi manfaat bagi semua pihak, wewenang dan

keterwakilan yang sederajad, komunikasi, adaptabilitas, dan integritas dalam rangka

pengembangan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Tanah

Bumbu, keterlibatan Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat akan lebih

membantu dalam pengembangan kemitraan.

Page 270: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 15

Perguruan Tinggi berperan membantu upaya memahami permasalahan,

pemecahan masalah, dan perumusan kemitraan yang dapat dikembangkan; sedangkan

LSM membantu pelaksanaan kemitraan dengan menjadi fasilitator atau pendamping.

Hal yang penting adalah keterlibatan masyarakat sejak awal secara utuh mulai tahap

perencanaan, pelaksanaan, monitoring, hingga evaluasi kegiatan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Tanah Bumbu.

Tujuan perencanaan pemeliharaan dan perlindungan kualitas lingkungan hidup

adalah :

a. Mencegah dan mengendalikan kerusakan lingkungan hidup;

b. Mencegah dan mengendalikan pencemaran lingkungan hidup;

c. Menjaga dan meningkatkan kinerja layanan ekosistem; dan

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah mempertahankan kualitas lingkungan

hidup dalam rangka memelihara dan melindungi keberlanjutan fungsi lingkungan.

Page 271: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 16

Tabel 4.3. Rencana Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas dan/atau Fungsi Lingkungan Hidup

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKASI PROGRAM LOKASI PELAKSANA

Meningkatkan dan

memulihkan kualitas

air permukaan

1. Menurunkan beban

pencemaran dari sumber

pencemar yang berasal dari

dunia usaha/kegiatan industri

2. Menurunkan beban

pencemaran dari kegiatan

limbah domestik

1. Inventarisasi dan

identifikasi sumber

pencemar

2. Penetapan daya

tampung pencemaran

air

3. Penetapan baku mutu

air limbah

4. Penyusunan kebijakan

pengendalian

pencemaran air

5. Penetapan prioritas

dan target perizinan

lingkungan yang

berkaitan dengan

beban pencemaran

pembuangan air

limbah ke sumber air

6. Pengawasan

pengendalian

pencemaran air

1. Jumlah sumber

pencemar point source

dan non point source

yang terinventarisasi dan

teridentifikasi.

2. Jumlah sungai yang

ditetapkan daya

tampung pencemaran

air

3. Jumlah sungai yang

diupayakan dijaga dan

diperbaiki kualitas

airnya

4. Jumlah sungai dan

garis sempadannya

yang diupayakan

perlindungannya

5. Jumlah jenis industri

yang ditetapkan baku

mutu lebih ketat dari

baku mutu nasional.

6. Jumlah peraturan di

daerah yang

dikeluarkan

7. Persentasi penurunan

beban pencemaran

sumber air yang

diprioritaskan

8. Jumlah kegiatan/ usaha

yang membuang ke

sumber air yang

diawasi

1. Anak P.Burung

2. DAS Anglai

3. DAS Angsana

4. DAS Bakau

5. DAS Batulicin

6. DAS Batung-Buluh

7. DAS Belanak

8. DAS Buluh

9. DAS Bunati

10. DAS Bunati Kecil

11. DAS Cantung

12. DAS Cuka

13. DAS Dua

14. DAS Dua Laut Kecil

15. DAS Dua Pumpung

16. DAS Godang-Durian

17. DAS Hanau

18. DAS Hanau Kecil

19. DAS Kandang Haur

20. DAS Kintap

21. DAS Kusan

22. DAS Langgawan

23. DAS Loban

24. DAS Panyulingan

25. DAS Samariti

26. DAS Satui

27. DAS Sebamban

28. DAS Segumbang Besar

29. DAS Segumbang Kecil

30. DAS Sei Dua

31. DAS Sei Kecil

32. DAS Sei Kecil Bawah

33. DAS Sepunggur Besar

34. DAS Sepunggur Kecil

35. DAS Serungga

Bappeda

Dinas LH

Dinas PUPR

Dinas Kesehatan

Dinas Pertambangan

Dinas Perindustrian

Dinas Perkebunan

Dinas Kehutanan

Dinas Perijinan

Page 272: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 17

36. DAS Setarap

37. DAS Setarap Kecil

38. DAS Tanah Merah

39. DAS Tanah Merah Satui

40. DAS Terusan

41. DAS Tungkaran Pangeran

42. P.Burung

43. P.Suwangi

44. P.Suwangi Kecil

45. P.Tampakan

46. PM (pulau kecil tanpa nama)

47. Sub-Sub DAS Riam Kanan

48. Sub-Sub DAS Riam Kiwa

Mempertahankan

fungsi hutan sebagai

wilayah pengatur air

dan iklim dengan

luasan yang cukup

dan

proporsional di setiap

Kabupaten/Kota.

1. Mempertahankan dan

meningkatkan luas wilayah

berfungsi lindung, khususnya

wilayah yang berfungsi

memberikan Jasa Pengatur

dan Penyimpan Air

2. Pembangunan Hutan Kota di

setiap ibukota

Kabupaten/Kota

3. Pembangunan ruang terbuka

hijau (RTH)

Program Rehabiltasi dan

Pemulihan Cadangan SDA

1. Persentase luas tutupan

hutan/lahan

2. Luas hutan kota

3. Luas ruang terbuka hijau

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Bappeda

Dinas LH

Dinas PUPR

Dinas Kehutanan

Dinas Pertambangan

Memperbaiki sistem

pengelolaan dan

pemulihan ekosistem

bernilai penting

(Karst,

, mangrove)

1. Melaksankaan rehabilitasi

kawasan hidrologis terutama

lahan bekas kebakaran,

daerah karst, dan mangrove

2. Penghentian (Moratorium)

pemberian ijin usaha di lahan

, karst, dan mangrove

1. Program Rehabiltasi dan

Pemulihan Cadangan

SDA

2. Pengelolaan Ruang Laut

3. Kegiatan Pengendalian

Pencemaran dan

Kerusakan Lahan

1. Luas daerah karst yang

ditetapkan sebagai

kawasan lindung

2. Kawasan yang

ditetapkan peta kesatuan

hidrologis nya

3. Luas lahan yang

ditetapkan sebagai fungsi

lindung

4. Kawasan Mangrove

yang terehabilitasi

5. Lahan yang dipantau

status kualitasnya

meningkat setiap tahun

Daerah Hidrologis

, Daerah

Karst, Daerah

Mangrove

Dinas

Perijinan

Dinas LH,

Dinas Kehutanan,

Dinas Pertambangan,

Dinas Perikanan

Dinas Perkebunan

Dinas Perindustrian

Page 273: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 18

6. Luas lahan yang rusak di

luar kawasan hutan yang

terpulihkan meningkat

setiap tahun.

Menjaga,

meningkatkan dan

memulihkan fungsi

Daerah Aliran Sungai

prioritas lintas

kabupaten dan

Ekosistemnya.

1. Pembatasan perijinan kegiatan

/ usaha di DAS prioritas

2.Penanaman / Rehabilitasi

Hutan dan Lahan terutama di

lahan kritis

1. Perlindungan,

Rehabilitasi, Pemulihan

dan Konservasi

Cadangan SDA dan LH

2. Pemanfaatan Potensi

Sumber daya Hutan

1. Persentase penurunan

kasus illegal logging

2. Persentase penurunan

kasus illegal minning

3. Berkurangnya luas lahan

kritis

4. Luas lahan kritis yang

direhabilitasi

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas

Perijinan

Dinas Kehutanan,

Dinas Perkebunan,

Dinas Pertambangan,

Dinas LH,

Penerapan instrumen

insentif dan disinsentif

dalam pengelolaan

lingkungan hidup.

1. Pemberian penghargaan bagi

usaha/kegiatan yang dapat

mengelola lingkungan lebih

dari yang dipersyaratkan atau

inovasi dlm pengelolaan

lingkungan

2. Pengurangan pajak bagi

pelaku usaha/ kegiatan yang

bisa mengurangi beban

pencemaran lingkungan

3. Pemberian sanksi bagi pelaku

usaha/ kegiatan yang

melakukan pencemaran dan

perusakan lingkungan

Program Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan

Lingkungan

Proper

1. Jumlah kegiatan/usaha

yang mendapat

penghargaan proper

2. Jumlah kegiatan/ usaha

yang mendapat

pengurangan pajak

3. Jumlah kegiatan/ usaha

yang mendapat sanksi

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas Pendapatan,

Dinas LH,

Dinas Pertambangan,

Dinas Perkebunan

Dinas Pertanian

Dinas Perindustrian

Melanjutkan

pengembangan

daerah konservasi

Menetapkan kabupaten sebagai

kabupaten konservasi

Program Perlindungan dan

Konservasi SDA

Jumlah kabupaten sebagai

kabupaten konservasi

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas LH

Page 274: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 19

Pemulihan kawasan

bekas tambang, lahan

kritis, dan bekas

kebakaran lahan dan

hutan.

1. Reklamasi dan revegetasi

lahan bekas tambang

2. Rehabilitasi lahan kritis

3. Rehabilitasi areal

1. Program pengelolaan

pertambangan mineral

dan batubara

2. Pengendalian,

Perusakan Lingkungan

Hidup, dan

Pengusahaan Bidang

Pertambangan

3. Program rehabiltasi dan

pemulihan cadangan

SDA

4. Pemulihan Kerusakan

Lahan Akses Terbuka

Pengendalian

1. Persentase Luas Lahan

terganggu yang telah

dilakukan kegiatan

reklamasi oleh

Pemegang IUP dan

PKP2B

2. Luas reklamasi lahan

bekas tambang

3. Luas Lahan terlantar

(abandoned land) bekas

pertambangan yang

difasilitasi pemulihannya

meningkat

4. Prosentase Penurunan

frekuensi terjadinya

kebakaran hutan dan

lahan

5. Persentasi penurunan

jumlah hotspot

6. Persentase penurunan

luas kebakaran hutan

dan lahan

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas Pertambangan,

Dinas Kehutanan,

Dinas Pertanian,

Dinas Perkebunan,

Dinas LH

Memulihkan daerah

daerah

yang

terkontaminasi B3

dan

limbah B3

Rehabilitasi dan pembersihan

(clean up) daerah yang

terkontaminasi Limbah B3

1. Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan

2. Pengelolaan Sampah,

Limbah dan B3

3. Kegiatan Pemulihan

Kontaminasi Limbah B3

1. Sistem dan mekanisme

inventarisasi dan

identifikasi lahan

terkontaminasi limbah

B3 tersedia

2. Sistem dan mekanisme

tanggap darurat Limbah

B3 tersedia dan

beroperasi

3. Jumlah limbah B3 yang

terkelola sesuai

peraturan perundangan

meningkat

4. Jumlah tanah

terkontaminasi limbah

B3 terpulihkan

Daerah yang

tercemar B3 dan

Limbah B3

Dinas LH

Dinas Pertambangan

Dinas Perhubungan

Dinas Pertanian

Dinas Perkebunan

Dinas Perindustrian

Page 275: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 20

5. Lahan terkontaminasi

limbah B3

terinventarisasi dan

teridentifikasi setiap

tahun

6. Lahan terkontaminasi

limbah B3 yang

dipulihkan oleh

penanggung jawab

Usaha/ kegiatan

meningkat setiap tahun

7. Lahan terkontaminasi

limbah B3 yang

difasilitasi pemulihannya

meningkat.

Mempertahankan luas

dan fungsi wilayah

dengan jasa

lingkungan

sumberdaya genetik

dan habitat spesies

tinggi.

Memulihkan, mempertahankan

dan mengendalikan kawasan

habitat dan koridor satwa liar

serta wilayah di sekitar

kawasan konservasi.

Program Perlindungan dan

Konservasi SDA

Luas kawasan konservasi

sumber

daya alam

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas LH

Dinas Kehutanan

Dinas Perkebunan

Dinas Pertanian

Page 276: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 21

4.3. RENCANA PENGENDALIAN, PEMANTAUAN SERTA

PENDAYAGUNAAN DAN PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM

Arahan pengendalian adalah upaya melaksanakan pencegahan dan pengendalian

pencemaran dan kerusakan lingkungan karena kebijakan, rencana, program dan/atau

kegiatan pembangunan melalui mekanisme penerapan instrument KLHS, tata ruang,

baku mutu lingkungan, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, Amdal/UKL–UPL,

perijinan, instrument ekonomi lingkungan hidup, peraturan perundang-undang berbasis

lingkungan hidup, anggaran berbasis LH, analisis resiko LH, audit lignkungan hidup, dan

instrument lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

Pengendalian dan pemulihan dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, atau pelaku

usaha sesuai dengan kewenangan, peran dan tanggung jawab.

Arahan pengendalian, pemantauan, dan evaluasi pemanfaatan sumber daya

alam difokuskan pada aspek perijinan, penertiban secara hukum, pemantauan secara

berkala serta pemberdayaan masyarakat untuk ikut menjaga keberlangsungan

lingkungan hidup.

Aspek lainnya yaitu instrumen penegakan hukum lingkungan berdasarkan UU

No. 32/2009 terdiri dari administrasi, perdata, dan pidana. Jika terjadi pelanggaran

baik itu perorangan atau secara bersama, maka pelanggar dapat dituntut mulai dari segi

administrasi, kemudian perdata dan sampai pada pidana.

Penerapan sanksi administrasi tidak membebaskan pelanggar dari tanggung

jawab pemulihan dan pidana (Pasal 78). Penegakan hukum memiliki arti yang luas,

meliputi segi preventif dan represif. Pemerintah juga diharuskan turut aktif dalam

meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Lebih jauh, peran masyarakat dalam

penegakan hukum harus ditingkatkan sehingga kegiatan penegakan hukum lebih efektif

dan efisien. Hal ini karena di banyak permasalahan klasik terkait keterbatasan

sumberdaya (SDM dan finansial). Yang penting dilakukan adalah dibuatkan mekanisme

penegakan yang dapat dijalankan bersama antara aparat penegak hukum dan

msyarakat.

Pemantauan secara periodik terhadap kondisi ekosistem perlu dilakukan dalam

rangka evaluasi program-program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Hasil pemantauan dapat digunakan untuk memperbaiki program-program selanjutnya

maupun untuk penanggulangan dan pemulihan kondisi kerusakan lingkungan.

Pemantauan juga dilakukan terhadap pelaksanaan perijinan yang telah dikeluarkan

sebagai dasar untuk memberikan insentif, disinsentif maupun sanksi seperti denda dan/

atau pencabutan ijin.

Page 277: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 22

Kegiatan rencana pengendalian, pemantauan serta pendayagunaan dan

pelestarian sumber daya alam untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam

upaya mencegah perusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup, baik di darat,

perairan tawar dan laut, maupun udara, sehingga masyarakat memperoleh kualitas

lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

Tujuan perencanaan pengendalian, pemantauan, pendayagunaan, dan

pelestarian sumber daya alam adalah :

a. Memastikan pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan kriteria pemanfaatan

dan pencadangan sumber daya alam.

b. Mendorong pelaksanaan tindakan-tindakan efisiensi, diversifikasi, dan

peningkatan nilai tambah pemanfaatan sumber daya alam yang diikuti upaya

penyempurnaan terus menerus.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah mewujudkan tata kelola

pemerintahan dalam rangka pengendalian, pemantauan dan pendayagunaan

lingkungan hidup.

Page 278: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 23

Tabel 4.4. Rencana Pengendalian Pemantauan serta Pendayagunaan dan Pelestarian Sumber Daya Alam

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/

KEGIATAN

INDIKASI PROGRAM LOKASI PELAKSANA

Mengembangkan sistem

pemantauan IKLH Kabupaten

yang terintegrasi dengan

Pusat dan Provinsi

1. sistem pemantauan

kualitas air sungai -sungai

lintas kabupaten/kota

2. sistem pemantauan

kualitas udara

3. sistem perhitungan

tutupan hutan/lahan yang

akuntabel

Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan

Hidup

1. Indeks Kualtas air

2. Indeks kualitas udara

3. Indeks tutupan

hutan/lahan

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas LH

Dinas Kehutanan

Mengembangkan

peraturan dan sistem

penganggaran berbasis

lingkungan hidup.

Penetapan anggaran

lingkungan hidup yang

memadai bagi PPLH dari

APBD

Penyusunan Anggaran

Pendapatan Belanja

Daerah

1. Jumlah Perda/Pergub tentang

Lingkungan Hidup

2. Persentase pembiayaan kegiatan

lingkungan yang dilaksanakan oleh

APBD

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Bappeda

Badan Keuangan

Daerah

Mengembangkan

sistem perijinan lingkungan

hidup.

Penyusunan kajian

sebelum pemberian ijin

lingkungan sesuai daya

dukung dan daya tampung

lingkungan

Program Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan

Jumlah perijinan yang

dikeluarkan

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas

Perijinan,

Dinas LH

Penerapan instrumen

ekonomi dalam pengelolaan

lingkungan hidup di tingkat

provinsi dan kabupaten/kota.

pengurangan pajak bagi

pelaku usaha/kegiatan yang

mengelola lingkungan lebih

dari yang dipersyaratkan

Program Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan

Sharing anggaran antara

Kabupaten/Kota dengan pihak

provinsi

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

Bappeda

Dinas LH Dinas

Pendapatan

Page 279: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 24

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/

KEGIATAN

INDIKASI PROGRAM LOKASI PELAKSANA

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Memantapkan koordinasi

antara pemerintah daerah

dalam perencanaan

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup.

membentuk forum

koordinasi perlindungan

dan pengelolaan LH

Koordinasi antar OPD

lingkungan hidup

Forum OPD lingkungan

hidup se - Kalsel

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas LH

Bappeda

Dinas PUPR

Dinas Pertanian

Dinas Kehutanan

Dinas Perkebunan

Dinas Perindustrian

Mengembangkan

Perangkat pengawasan

sumber dan bahan pencemar

lingkungan.

Meningkatkan peran

pengawas lingkungan

hidup

Program Peningkatan

Sumber Daya Aparatur

Jumlah kegiatan/usaha

yang diawasi

Kabupaten Tanah

Bumbu

Dinas LH

Meningkatkan peran

masyarakat dan swasta dalam

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup

1. Pelibatan masyarakat

dalam penyusunan

perencanaan Lingkungan

2. Pemberian penghargaan

bagi masyarakat dan

swasta

Program Kalpataru,

Program Adiwiyata

Saka Kalpataru

Abdi Persada

Lingkungan

1. Jumlah sekolah yang terlibat

dalam program adiwiyata

2. Jumlah Mitra Komunitas dan

Organisasi Masyarakat, Dunia

Usaha, Organisasi Profesi yang

berperan dalam perlindungan

dan pengelolaan LH

Kabupaten Tanah

Bumbu

Dinas LH,

Dinas Pendidikan

Page 280: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 25

4.4. RENCANA ADAPTASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak

dari bencana baik bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari

keduanya dalam suatu negara atau masyarakat. Mitigasi merupakan investasi jangka

panjang bagi kesejahteraan masyarakat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan hidup di Kabupaten Tanah Bumbu dan rangka mitigasi.

Perubahan iklim mikro di suatu lokasi dikaitkan dengan keberadaan manusia

(permukiman) di sekitar hutan, akan berpengaruh terhadap perasaan nyaman dan tidak

nyaman bagi penghuninya. Masyarakat, sebagai tingkat kenyamanan sebenarnya

berhubungan dengan kondisi nyata iklim mikro pada kurun waktu tertentu. Pemanasan

global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat jumlah emisi gas

rumah kaca di atmosfir. Efek gas rumah kaca merupakan akumulasi gas rumah kaca hasil

emisi yang memantulkan panas/ energi di atmosfir bumi dengan pantulan tersebut,

sehingga bumi mengalami peningkatan temperatur. Pemanasan global dapat

memberikan dampak terjadinya perubahan iklim global yaitu pada proses penguapan,

pembentukan awan, pola hujan dan kecepatan angin.

Perubahan fungsi lahan dari hutan menjadi pertanian, pemukiman, atau perkebunan,

telah menyebabkan adanya perubahan kondisi iklim mikro, yang lebih mengarah

kepada kondisi kurang nyaman. Perubahan-perubahan yang telah terjadi, juga nampak

jelas ketika melakukan survei lapangan dengan membandingkan tutupan bervegetasi

hutan dengan tutupan vegetasi bukan hutan apalagi tutupan semak belukar. Usaha-

usaha yang dapat dilakukan misalnya dengan program penghijauan dan reboisasi,

peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH), penanaman tanaman buah-buahan di

pekarangan rumah penduduk, dan sebagainya. Perubahan iklim mikro yang dipicu oleh

kegiatan konversi hutan, juda dapat berdampah terhadap karakteristik aliran sungai dan

pembentukan lahan kritis.

Konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian, pemukiman, perkebunan oleh

masyarakat sekitar hutan di Kalimantan Selatan telah menyebabkan perubahan fungsi

hidrologi yang signifikan, sehingga dapat mengancam kesetimbangan dinamik

sumberdaya lahan dan lingkungan. Terbukanya penutupan lahan akibat pembukaan

hutan memberikan konsekuensi terhadap peningkatan erosi dan aliran permukaan

dalam sistem lahan dan daerah aliran sungai (DAS).

Pengelolaan lahan secara tradisional dan belum adanya penerapan tindakan

konservasi tanah dan air yang dilakukan petani perambah hutan, menyebabkan

Page 281: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 26

terjadinya peningkatan erosi dan aliran permukaan yang sangat drastis pada gilirannya

membawa dampak merugikan yang sangat besar bagi petani (on site effect) dan

masyarakat lain yang dipengaruhinya (off site effect).

Konversi hutan menjadi lahan pertanian dengan tanaman semusim, semak

belukar, dan kebun, dapat menyebabkan terjadinya peningkatan erosi dan aliran

permukaan yang sangat nyata dan menurunkan fungsi hidrologi DAS. Perubahan

penggunaan hutan menjadi lahan untuk pemukiman menyebabkan infiltrasi air

permukaan berkurang, meningkatkan aliran permukaan, dan pengisian air tanah

menjadi berkurang, termasuk menurunnya debit aliran mata air.

Perubahan pola pemanfaatan hutan menjadi lahan pertanian, perkebunan,

tegalan, dan permukiman akan memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis dalam

suatu DAS atau sub DAS di Kalimantan Selatan. Selain itu, berbagai aktivitas manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan rumah tangga,

pertanian, dan perkebunan, akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada

penurunan kualitas air sungai.

Secara umum penyebab kerusakan DAS di Kalimantan Selatan disebabkan oleh

konversi hutan, yaitu berkurangnya tutupan hutan dalam suatu DAS menjadi daerah

perladangan, pertanian, perkebunan rakyat, atau perkebunan swasta, dan juga tidak

sedikit sudah menjadi lahan permukiman. Jika perubahan tutupan hutan menjadi lahan

perkebunan kelapa sawit terjadi, maka dapat menyebabkan erosi di daerah hulu yang

besar, terutama pada awal pembukaan lahan.

Proses pembukaan lahan telah menyebabkan hilangnya tegakan vegetasi yang

menutupi permukaan tanah, sehingga terjadi kehilangan bahan organik lebih cepat dan

kerusakan terhadap struktur tanah. Peluang terjadinya degradasi lahan oleh aliran

permukaan (run off) dan erosi akan semakin besar bila terjadi curah hujan yang tinggi,

kemiringan lereng yang curam, dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan

kemampuannya. Kerusakan utama yang dialami pada tanah tempat erosi terjadi adalah

kemunduran kualitas sifat-sifat biologi, kimia, dan fisik tanah. Kemunduran kualitas

tanah tersebut dapat berupa kehilangan keanekaragaman hayati, unsur hara dan bahan

organik yang terbawa oleh erosi, tersingkapnya lapisan tanah yang miskin hara dan

sifat-sifat fisik yang menghambat pertumbuhan tanaman, menurunnya kapasitas infiltrasi

dan kapasitas tanah menahan air, meningkatnya kepadatan tanah dan ketahanan

penetrasi, serta berkurangnya kemantapan struktur tanah. Hal tersebut pada akhirnya

berakibat pada memburuknya pertumbuhan tanaman, menurunnya produktivitas tanah

atau meningkatnya pasokan yang dibutuhkan untukmempertahankan produksi.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, sangat berbahaya bila terkontaminasi

dengan lingkungan, oleh sebab itu perusahaanperusahaan di Kalimantan Selatan

Page 282: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 27

diwajibkan untuk mengelola Limbah B3 nya dengan baik dan benar. Perusahaan-

perusahaan tambang, perkebunan, pembangkit listrik dan industri besar lainnya dalam

mengelola limbah B3 diatur dengan peraturan khusus, sehingga dalam mengelola,

mendistribusikan dan pemusnahannya memerlukan tatacara dan Standart Operasional

Prosedur tersendiri.

Pengelolaan sampah skala rumah tangga perlu dterapkan dengan melakukan

kegiatan Reuse, Reduce, dan Recycle (3 R) adalah kegiatan memperlakukan sampah

dengan cara, menggunakan kembali, mengurangi dan mendaur ulang.

Tujuan Rencana Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim adalah tersusunnya

rencana pembangunan yang berkelanjutan dan memiliki ketahanan (resiliensi) tinggi

terhadap dampak perubahan iklim dan mengurangi penyebab perubahan iklim (Gas

Rumah Kaca) Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan ketahanan dan

kesiapan terhadap perubahan iklim.

Page 283: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 28

Tabel 4.5. Rencana Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKASI PROGRAM LOKASI PELAKSANA

Meningkatkan

efisiensi

pemanfaatan air

dan

mengembangkan

infrastruktur

sistem

penampung dan

distribusi air.

Pembangunan /

Pengembangan teknologi

panen air (embung, dam,

parit, dan sumur serapan)

Program Pengembangan Sarana dan

Prasarana

1. Jumlah Tampungan Air Embung, Situ, Waduk

yang dibangun

2. Persentase Luas Irigasi dan Rawa dalam Kondisi

Baik

3. Persentase Luas jaringan irigasi/rawa yang

dikembangkan

4. Jumlah penyediaan prasarana air baku

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas PUPR

Dinas LH

Dinas

Pertanian

Pengendalian

tata ruang

kawasan

perkotaan secara

komprehensif.

Penyusunan RTRW

berbasis jasa lingkungan

Program Perencanaan

Tata Ruang

1. Persentase kesesuaian Ruang kawasan

perkotaan dengan jasa ekosistem

2. Luas Hutan Kota

3. Luas RTH

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas PUPR,

Bappeda

Dinas LH

Pengembangan

sistem

transportasi

massal yang

ramah

lingkungan.

1. Pengembangan

tranportasi berbahan

bakar gas

2. Mendorong

pengembangan

kendaraan bermotor

yang ramah lingkungan

dan memenuhi standar

emisi gas buang

Program Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan

1. Jumlah moda berbahan bakar gas

2. Jumlah moda yang memenuhi baku mutu

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas

Perhubungan,

Dinas LH

Perlindungan

daerah

pesisir dari abrasi

dan

intrusi air laut.

1. Menetapkan kawasan

perlindungan/ konservasi

mangrove

2. Rehabilitasi hutan

mangrove.

1. Program Pengelolaan dan

Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan

Laut

2. Pengelolaan dan Pengembangan

Konservasi Kawasan dan Jenis

1. Jumlah kawasan konservasi yang dilakukan

upaya perlindungan dan pelestariannya

2. Luas hutan mangrove yang direhabilitasi

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

Dinas

Perikanan,

Dinas PUPR,

Dinas LH

Dinas

Page 284: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 29

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKASI PROGRAM LOKASI PELAKSANA

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Kehutanan

Pengurangan

eksploitasi

air tanah.

Pembatasan ijin pembuatan

sumur bor untuk kegiatan

industri

dan pertambangan yang

berpotensi memotong dan

mengurangi air tanah

Program Perlindungan

dan Konservasi SDA

Jumlah sumur bor oleh kegiatn/usaha 1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas LH,

Dinas PUPR

Pengurangan

dan

pengelolaan

sampah

1. Pengurangan timbulan

sampah melalui 3R

(reduce, reuse, recycle)

2. Perbaikan proses

pengelolaan sampah di

TPA

3. Meningkatan/

pembangunan/

rehabilitasi TPA

4. Pemanfaatan sampah

menjadi produksi energi

yang ramah lingkungan

1. Pembangunan, Peningkatan,

Rehabilitasi, Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana Publik, Aparatur,

Perumahan, Air Minum,

Persampahan dan Limbah

2. Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Persampahan

3. Infrastruktur Tempat Pengolah

Sampah Terpadu/3R

4. Pembangunan Infrastruktur

Tempat Pemrosesan Akhir

Sampah

1. Persentase timbulan sampah yang terkelola

2. Persentase penurunan sampah mencapai 20%

3. Jumlah recycle center skala kota yg terbentuk

dan beroperasi

4. Jumlah recycle center skala kota yang difasilitasi

dan bermitra dengan dunia usaha

5. Jumlah bank sampah yang terbentuk/ terfasilitasi

6. Persentase timbulan sampah sebagai sumber

energi terbarukan

7. Terbangunnya TPST/3R skala komunal

8. Jumlah infrastruktur tempat pemrosesan akhir

sampah

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas LH,

Dinas PUPR

Pengelolaan

limbah

domestik

1. Peningkatan pengelolaan

air limbah di perkotaan

2. Pemanfaatan limbah

menjadi produksi energi

yang ramah lingkungan

1. Infrastruktur Air Limbah dengan

Sistem Terpusat Skala Kota,

Kawasan dan Komunal

2. Instalasi Pengolahan Lumpur

Tinja (IPLT)

1. Infrastruktur limbah dengan sistem terpusat skala

kota

2. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

1. Angsana

2. Batulicin

3. Karang Bintang

4. Kuranji

5. Kusan Hilir

6. Kusan Hulu

7. Mantewe

8. Satui

9. Simpang Empat

10. Sungai Loban

Dinas LH,

Dinas PUPR

Page 285: PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUdislh.tanahbumbukab.go.id/wp-content/uploads/2019/10/... · 2019-10-15 · bupati tanah bumbu provinsi kalimantan selatan peraturan daerah kabupaten

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu IV - 30

BUPATI TANAH BUMBU,

H. SUDIAN NOOR

NN
Typewriter
Ttd.