Upload
hahuong
View
257
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN PENELITIAN
P E M E T A A N D A N A N A L I S I S S I S I P E R M I N T A A N D U N I A
K E R J A P A D A P E R K E B U N A N K E L A P A S A W I T D A L A M
D I M E N S I K U AL I T A S , K U A N T I T A S , L O K A S I D A N
W A K T U D I K A L I M A N T A N S EL A T A N
OLEH
ISMED SETYA BUDI
MARIANA
TAUFIK HIDAYAT
PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL DAN INFORMAL (PAUDNI)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
JALAN BRIGJEND H. HASAN BASRY, KAYU TANGI, BANJARMASIN
TELPON 0511-3302789 / 0511-3305240
MARET 2012
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 3
RINGKASAN
Kebutuhan ketenagakerjaan pada sektor perkebunan kelapa sawit
di Kalimantan Selatan secara umum menunjukkan trend kecenderungan
yang meningkat seiring dengan perluasan kebun dan pembangunan
pabrik pengolahan kelapa sawit. Peningkatan jumlah tenaga kerja makin
besar apabila dikaitkan dengan makin luasnya lahan marginal dan lahan
basah yang bisaa digarap, serta tuntutan akan pengolahan hasil CPO
menjadi produk jadi. Tenaga kerja yang dibutuhkan nantinya terutama
yang terkait dengan bidang teknis pertanian/perkebunan (untuk
kebutuhan kebun), teknik mesin, industri, kimia (terutama untuk
kebutuhan pabrik kelapa sawit) serta bidang ekonomi,akuntansi,
komputer dan informatika (untuk penunjang kegiatan administrasi
perkantoran).
Tingkat pengangguran terus meningkat dan belum bisa teratasi
dengan tuntas bahkan kecenderungan semakin meningkat baik secara
kuantitas maupun kualitas. Pengembangan kelapa sawit sebagai kegiatan
ekonomi utama terus dikembangkan secara besar-besaran untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara cepat dan tepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir
sebagian besar hanya berpendidikan tamat SD/MI. Diperlukan tenaga
kerja yang lebih banyak lagi, dengan prediksi memerlukan peningkatn
jumlah lebih dari 100% hingga 2015. Pola ketenaga-kerjaan berdasarkan
level manajemen pada perkebunan kelapa sawit membentuk piramida,
Untuk level manajemen (top manajemen/manajer) proporsinya hanya
sekitar 8,42%, level menengah (supervisor) sebanyak 18,03%, dan level
operator mencapai 73,54%.
Pada level manajer tingkat pendidikan tenaga kerja didominasi oleh
tenaga kerja dengan tingkat pendidikan setara S1 (mencapai 61,65%)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 4
Pada level supervisor umumnya masih didominasi oleh tenaga
kerja dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas dengan proporsi
mencapai 58,62%.Pada level operator, dapat dilihat bahwa proporsi
mereka yang berpendidikan rendah lebih mendominasi. Hal ini karena
mereka memang sebagai tenaga kerja yang menjadi ujung tombak
pelaksana teknis di lapangan. Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan
formal SD dan SMP mendominasi tenaga kerja pada level operator
dengan proporsi mencapai 67,95%. Walaupun demikian, pada level
operator ini tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal SMA proporsi
juga relatif besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya, yang
mencapai 27,22%.
Hasil survai menunjukkan bahwa kompetensi pada level manajer
lebih banyak didominasi bidang pertanian (terutama agronomi, hama dan
penyakit tumbuhan dan sosial ekonomi pertanian) serta bidang ekonomi.
Kompetensi dasar lainnya adalah hukum, manajemen, dan akuntansi.
Aspek ketenagakerjaan yang terkait dengan dimensi waktu di
perkebunan kelapa sawit ini meliputi kondisi eksisting berdasarkan masa
kerja tenaga kerja yang ada serta perkiraan kebutuhan tenaga kerja di
masa yang akan datang. Berdasarkan hasil survai diketahui bahwa masa
kerja karyawan di perkebunan kelapa sawit ini menunjukkan gambaran
yang cukup berbeda pada masing-masing level, baik untuk level manajer,
supervisor maupun operator. Untuk level manajer umumnya masa kerja
mereka lebih dari 5 tahun (52,43%).
Kondisi kerja diperkebunan kelapa sawit hingga masih kurang baik
secara kuantitas maupun kualitas. Diperkirakan untuk kebutuhan tenaga
kerja satu wilayah kebun dengan luasan sekitar 10.000 hektar idealnya
diperlukan seorang manajer dan dibantu dengan satu orang asisten
kepala, 4 orang asisten kebun, 4 orang mandor kepala, 10 orang mandor.
Kebutuhan tenaga kerja pada level pelaksana lapangan hingga buruh
kebun diperhitungkan dengan proporsi luasan kebun yang ditangani,
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 5
misalnya untuk tenaga kerja tanam dibutuhkan 0.12 x luas kebun, tenaga
pemeliharaan 0,12 x luas kebun, dan tenaga panen sekitar 0,08 x luas
kebun. Dengan demikian kebutruhan tenaga harian semakin besar lagi.
Berdasarkan kajian lokasi asal pendidikan maka tergambar bahwa
pada umumnya tenaga kerja pada sektor perkebunan kelapa sawit di
Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi tenaga kerja dari luar
provinsi baik untuk level manajer, supervisor maupun level operator.
Tenaga kerja lokal hanya mendominasi sebagai tenaga kerja lepas
dengan upah harian. Hal ini bukan karena perusahaan tidak peduli
dengan tenaga kerja lokal tapi karena kualitas tenaga kerja lokal yang
belum memenuhi standat yang dibutuhkan perusahaan. Disamping itu
tenaga kerja lokal belum memandang sektor perkebunan sebagai sektor
mampu menjadi daya tarik karena masih ada sektor perdagangan yang
lebih sesuai haarapan.
Kebutuhan tenaga kerja akan terus meningkat sehingga perlu
adanya kerjasama yang lebih baik antara dunia pendidikan dan pihak
perusahaan kelapa sawit untuk menciptakan tenaga kerja yang memenuhi
standar kuantitas, berkualitas dan kontinuitas. Hal yang juga perlu
mendapat perhatian serius adalah perhatian terhadap tenaga kerja lokal
perlu ditingkatkan agar tidak menimbulkan kecemburuan dan kesejangan
dimasa akan datang.
Fakultas Pertanian Unlam harus mampu menyiapkan pendidikan
yang benar-benar mendukung perkebunan kelapa sawit di Kalimantan,
seperti pembukaan pendidikan fokasi atau SMK khusus kelapa sawit dan
pembukaan Program Studi Kelapa Sawit pada perguruan tinggi.
Tantangan bagi dunia pendidikan kedepan adalah bagaimana
pengembangan perkebunan kelapa sawit masa depan dapat diarahkan
pada lahan marginal dan lahan basah. Luas lahan yang belum tergarap ini
merupakan peluang besar bagi penambahan luas areal perkebunan
kelapa sawit dimasa yang akan datang.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 6
Terkait pada tingkat pendidikan formal para manajer ini dapat
diketahui level manajer dengan semua jenjang pendidikan selalu
didominasi oleh tenaga kerja dari luar provinsi sebesar 72,82%
sedangkan pada level supervisor hanya mencapai 58,28%. Hal yang juga
menarik adalah proporsi tenaga kerja level supervisor yang berasal dari
dalam kabupaten proporsi menempati urutan kedua dibandingkan yang
berasal dari dalam provinsi, dengan proporsi mencapai 21,77%. Pada
level operator proporsi pada masing-masing level walaupun masih
didominasi tenaga kerja dari luar provinsi tetapi tenaga kerja dari dalam
provinsi maupun dalam kabupaten proporsi juga sudah relatif besar.
Terkait asal sekolah tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit yang
masih didominasi oleh tenaga kerja luar propinsi maka perlu usaha
kongkrit dari pihak perusahaan dan pemerintah daerah agar nantinya
tidak timbul kecemburuan sosial dengan lebih memberikan prioritas
kepada putra daerah dimana perkebunan kelapa sawit berada.
.
1
PENDAHULUAN
Persaingan ketat diberbagai bidang pada era globalisasi saat ini
menuntut semua pihak untuk menyiapkan diri dalam segala hal agar tidak
tersisih dalam persaingan. Salah satu faktor penentu utama agar bisa
bersaing di era global saat ini adalah harus tersedia Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh sebab itu pembangunan
pendidikan berkualitas dilakukan oleh berbagai pihak, baik Kementerian
pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Negara lainnya
dengan berbagai program pendidikan, dilaksanakan baik secara formal,
informal maupun non-formal, untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia
Indonesia yang handal di masa depan.
Dokumen Renstra Kemendiknas 2010-2014 menyatakan bahwa
telah terjadi peningkatan capaian indikator Angka Penyerapan Kasar
(APK) yang menunjukkan secara generik bahwa terjadi peningkatan
penyerapan tenaga kerja di Indonesia, namun kenyataan bahwa angka
pengangguran masih relatif tinggi. Kondisi ini yang menuntut pemerintah
dan pihak terkait merumuskan sebuah kerangka kerja yang komprehensif
dengan memperhatikan berbagai kondisi baik internal maupun eksternal,
sehingga ke depan bisa terjadi peningkatan daya serap lulusan oleh dunia
kerja.
Pemerintah sesuai yang diamanahkan dalam Undang-Undang
Dasar 1945 bertanggungjawab terhadap pendidikan dan lapangan kerja
yang layak bagi warganya. Dengan demikian pendidikan merupakan hak
asasi bagi setiap warga negara Indonesia, dan untuk itu pula setiap warga
negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai
dengan minat dan bakat, tanpa memandang status sosial, ekonomi, suku,
etnis, agama, dan gender (Renstra Kemendiknas, 2010).
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 2
Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan berperan
secara langsung pada warga negara Indonesia untuk memiliki kecakapan
hidup (life skills) sehingga mampu mendorong tegaknya pembangunan
manusia seutuhnya, serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai
nilai-nilai Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Renstra Kemendiknas, 2010).
Oleh karena itu pula Universitas Lambung Mangkurat sebagai salah satu
ujung tombak terdepan pendidikan tinggi di Kalimantan Selatan dalam
mewujudkan pembangunan sumberdaya manusia yang berperan penting
dalam proses Pembangunan Nasional, dan sekaligus dalam membangun
daya saing bangsa di tengah persaingan dunia yang semakin kompetitif.
Penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja merupakan sebuah
upaya komprehensif untuk mensinkronkan pendidikan nasional dengan
kebutuhan dunia kerja diberbagai bidang, sehingga diharapkan akan
terjadi keselarasan dalam pelaksanaannya.
Konsep program penyelarasan mengisyaratkan adanya kebutuhan
koordinasi yang baik antara pihak penyedia lulusan pendidikan dengan
pihak yang membutuhkan tenaga lulusan. Analisa kebutuhan dunia kerja
yang meliputi kualitas (kompetensi) dan kuantitas pada lokasi dan waktu
yang berbeda merupakan informasi awal yang perlu disediakan.
Pengembangan kerangka kerja penyelarasan pendidikan dengan
dunia kerja terbagi dalam 3 bagian yaitu kerangka kerja sisi permintaan,
sisi pasokan dan mekanisme penyelarasan. Proyeksi kebutuhan kedepan
terhadap kompetensi yang dibutuhkan dari dunia kerja dan jumlahnya
pada setiap lokasi di Indonesia sangat diperlukan untuk mendisain sistem
pendidikan yang meliputi peningkatan kualitas pendidik, sarana prasarana
dan sistem pembelajarannya.
Program penyelarasan sistem pendidikan dengan dunia kerja
menitikberatkan pada pembekalan kompetensi lulusan yang selaras
dengan kebutuhan dunia kerja, sebagai salah satu upaya untuk
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 3
memberikan jaminan pendidikan yang bermutu sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta relevan terhadap
kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Dengan berjalannya program ini
diharapkan nantinya dunia pendidikan mampu menyiapkan sumberdaya
manusia yang siap kerja dan/atau malah menciptakan lapangan kerja
serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal,
nasional maupun internasional.
Masalah ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan juga mengalami
hal yang sama seperti daerah lainnya di Indonesia. Tingkat pengangguran
belum bisa teratasi dengan tuntas bahkan kecenderungan semakin
meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Padahal Propinsi
Kalimantan Selatan memilki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah
dengan jumlah penduduk yang relatif kecil serta wilayah yang luas.
Berdasarkan pembagian koridor wilayah Kalimantan difokuskan
untuk mengembangkan pertambangan dan lumbung energi. Lumbung
energi lestari salah satunya bisa dipenuhi dari produk yang dihasilkan
oleh sektor perkebunan. Salah satu komoditi perkebunan yang punya
prospek cerah untuk kesejahteraan masyarakat masa depan adalah
pengembangan penanaman kelapa sawit.
Penanaman Kelapa sawit terus dikembangkan secara besar-
besaran sehingga tanaman terlihat pada hamparan luas sejauh mata
memandang. Tak kurang dari 40 perusahaan besar yang bergerak
dibidang pengelolaan kelapa sawit, tersebar luas hampir ke seluruh
pelosok di Kalimantan Selatan. Hanya Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
yang tidak meiliki perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian perkebunan
kelapa sawit diharapkan akan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan sub sektor ini pula yang diharapkan berpotensi besar
sebagai penyerap tenaga kerja masyarakat Kalimantan Selatan
khususnya dan penduduk Indonesia pada umumnya.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 4
Melalui program penyelarasan pendidikan dan dunia kerja yang
digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non-Formal
dan Informal (PAUDNI), maka Lembaga Penelitian Unlam Banjarmasin
berusaha berkontribusi membantu dalam proses pemetaan dan analisis
sisi permintaan dunia kerja pada perusahaan kelapa sawit dalam dimensi
kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di wilayah Kalimantan Selatan,
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan, pembuatan kuesioner sesuai kondisi tenaga
kerja diperusahaan kelapa sawit. Identifikasi perencanaan program
dan sosialisasi kepada perusahaan kelapa sawit, pembentukan
forum diskusi kelompok (FGD) dan pembekalan para surveyor,
b. Tahapan Pelaksanaan meliputi pembagian wilayah survei,
pelaksanaan survei, pelaksanaan validasi dan verifikasi data,
proses input dan pengolahan data, analisa data
c. Tahapan Pelaporan meliputi pembuatan laporan hasil pemetaan
dan pembuatan artikel untuk publikasi ke jurnal atau media cetak.
1.1. Tujuan
Tujuan utama kegiatan pada tahun pertama adalah pemetaan dan
analisis sisi permintaan kebutuhan tenaga kerja pada perkebunan kelapa
sawit dalam dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di wilayah
Kalimantan Selatan.
Tujuan Khusus kegiatan penelitian ini adalah mendapatkan
informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan terkait :
1. Kebutuhan tenaga kerja di perusahaan kelapa sawit yang ada di
wilayah Kalimantan Selatan secara kualitas, kuantitas, lokasi dan
waktu.
2. Kompetensi tenaga kerja yang diharapkan perusahaan perkebunan
kelapa sawit sesuai dengan kondisi perusahaan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 5
3. Permasalahan yang dihadapi oleh dunia kerja dalam upaya
penyediaan tenaga kerja yang memenuhi standar perusahaan.
METODOLOGI KAJIAN
Program pemetaan ini akan menggunakan metode kuantitatif dan
kualitatif untuk pengumpulan data yang diperlukan. Metode kuantitatif
dengan teknik survei langsung kepada pihak perusahaan kelapa sawit
yang ada di Kalimantan Selatan sedangkan untuk teknik kualitatif akan
dilakukan dengan sistem dokumentasi dan diskusi kepada beberapa
orang yang bertanggungjawab langsung pada ketenagakerjaan
perusahaan. Program pemetaan ini akan dibagi menjadi beberapa
tahapan, secara detail akan dijelaskan sebagai berikut:
2.1. Tahap Identifikasi dan Perencanaan Program
a. Identifikasi Perusahaan yang akan menjadi responden
Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi terhadap beberapa
perusahaan untuk membuat kelasifikasi responden. Responden
dibagi atas perusahaan baru yang belum meiliki pabrik dan
perusahaan yang sudah meiliki pabrik pengolahan sendiri
b. Perencanaan Survei
Agenda pada tahap ini adalah membuat perencanaan kerja,
membuat prosedur survei untuk surveyor, petunjuk pelaksanaan,
dokumentasi data dan kegiatan serta pengumpulan data
c. Proses Validasi Instrumen
Akan dilakukan proses validasi terhadap instrumen yang akan
digunakan dalam survei.
d. Rekrutmen surveyor
Mekanisme perekrutan surveyor akan dilakukan dengan
wawancara langsung berdasarkan motivasi mahasiswa yang
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 6
mendaftar. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
seperti: kemampuan berkomunikasi, tangguh (tidak mudah putus
asa), berani, jujur, teliti, dan sebagainya. Pada selanjutnya akan
dilakukan pembekalan kepada para surveyor terkait proses
pengumpulan data dalam bentuk workshop.
e. Jaminan Kualitas Hasil Survei
- Status surveyor adalah dosen dan mahasiswa yang
berpengalaman dalam survei
- Surveyor akan mendapatkan pembekalan sebelum
melakukan survey dalam bentuk workshop
- Koordinator akan melakukan “spot check” (kurang lebih
20% dari total responden)
2.2. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang digunakan meliputi:
a. Wawancara
Surveyor akan melakukan wawancara langsung kepada responden
disertai dengan pengisian kuesioner.
b. Kuesioner
Kuesioner dirancang sesuai tujuan studi di perkebunan kelapa
sawit dengan mempertimbangkan pemanfaatan beberapa data
primer dan sekunder.
c. Hasil workshop
Forum dilakukan dengan tujuan untuk sosialisasi awal dan
mendapatkan masukkan informasi lebih dalam dari para HRD di
tiap perusahaan guna mendapatkan data awal yang akan ditindak
lanjuti dengan kunjungan surveyor ke tiap perusahaan. Dalam
diskusi terungkap permasalahan mendasar di tiap perusahaan dan
masukan untuk peningkatan kualitas tenaga kerja sesuai
kebutuhan masa depan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 7
d. Surveyor
Jumlah surveyor sebanyak 10 orang 1 orang sebagai cadangan
dan berperan sebagai coordinator. Tugas dari surveyor adalah
melakukan wawancara kepada responden dan melakukan
pengisisan kuesioner
e. Koordinator/peneliti
Mengkoordinir kerja surveyor dengan tugas khusus: Melakukan
pengecekan terhadap hasil survey, melakukan verifikasi hasil
survei dan melakukan validasi data sebelum diinput kumulatifnya
2.3. Tahapan Analisa Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis kelompok terhadap
seluruh data yang berhasil diperoleh melalui kuesioner. Dengan
menggunakan metode ini diharapkan akan tampak karakteristik
perusahaan kelapa sawit. Karakteristik dari kelompok-kelompok ini
selanjutnya akan dieskplorasi lebih mendalam dengan menggunakan
cross tabulation dan metode-metode dalam statistik deskriptif.
a. Analisis Kelompok
Analisis kelompok (cluster analysis) merupakan salah satu teknik
statistik multivariat yang bertujuan untuk mengidentifikasi sekelompok
obyek yang mempunyai kemiripan karakteristik tertentu yang dapat
dipisahkan dengan kelompok obyek lainnya.
b. Teknik Analisis Kelompok
Teknik analisis kelompok yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik hirarki (hierarchical methods) yaitu teknik pengelompokkan
membentuk kontruksi hirarki atau berdasarkan tingkatan tertentu.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 8
Model Matematis Fulfillment Index (FI)
Dasar perancangan model matematis Fulfillment Index (FI) adalah model
konseptual Fuflillment Index (FI). Berikut ini adalah Fulfillment Index’s
properties yang memuat definisi, tujuan, metode perhitungan, rumus, data
yang dibutuhkan, interpretasi dan beberapa properties lainnya:
Definisi
Indeks yang berguna untuk mengukur tingkat pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja, dari dimensi kualitas, kuantitas, waktu, serta lokasi.
Tujuan
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemenuhan kebutuhan tenaga
kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dari dimensi kualitas, kuantitas,
waktu, serta lokasi.
Metode Perhitungan
Membagi antara jumlah tenaga kerja yang diterima perusahaan dengan
total kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Jenis Disagregasi
FI dapat dihitung untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda, yaitu :
Level kompetensi (j), terdiri atas :
j = 1 → pengukuran dilakukan pada tenaga kerja diterima yang kompeten
(competent)
j = 2 → pengukuran dilakukan pada tenaga kerja diterima yang sebagian
kompeten (partly competent)
j=3 → pengukuran dilakukan pada tenaga kerja diterima yang tidak
kompeten (uncompetent)
Level lokasi pemenuhan (k), terdiri atas :
k = 1 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan lokal sekota
(sekota dengan perusahaan )
k = 2 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan lokal
sepropinsi (sepropinsi dengan perusahaan )
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 9
k = 3 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan non-lokal
nasional (luar propinsi dengan perusahaan)
k = 4 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan ekspatriat
(luar negeri)
Level jabatan, terdiri atas :
j = 1 → pengukuran dilakukan untuk level manajer
j = 2 → pengukuran dilakukan untuk level supervisor
j = 3 → pengukuran dilakukan untuk level operator
Nama perusahaan, untuk indeks rumusnya akan disesuaikan dengan
nama perusahaan. Nama departemen yang digunakan dalam penelitian
ini akan disesuaikan dengan departemen yang terdapat dalam objek
validasi. Sebelumnya akan disajikan departemen yang secara umum ada
di perusahaan.
Rumus/Formulasi
Berikut adalah konstruksi dasar dari rumus Fulfillment Index :
Dari rumus konstruksi dasar Fulfillment Index (FI), maka FI dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut
Fulfillment Index (FI) =
persamaan 1
, 1
persamaan 2
: Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung untuk level jabatan l di
departemen i untuk lokasi pemenuhan k, pada tahun t.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 10
: jumlah tenaga kerja diterima pada tahun t yang menempati level
jabatan l di departemen i, dengan lokasi pemenuhan k, serta memiliki
level kompetensi j
(dengan j = 1, 2, 3)
: jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk level jabatan l di
departemen i, pada tahun t.
: : Nilai yang diberikan untuk tenaga kerja dengan level kompetensi j
(α1 = 1, α2 = 0,5 ; dan α3 = 0,1).
Hasil perhitungan pada persamaan 1 akan diagregasi dan akan
menghasilkan nilai Fulfillment Index (FI) untuk tiap level jabatan di tiap
departemen (FI)lit. Untuk persamaannya dapat dilihat pada persamaan 3
di bawah ini.
persamaan 3
Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung untuk level jabatan l di
departemen i pada tahun t.
: Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung untuk level jabatan l di
departemen i untuk lokasi pemenuhan k, pada tahun t.
Setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai Fulfillment Index (FI) di tiap
level jabatan di departemen (FI)lit, selanjutnya akan dihitung nilai
Fulfillment Index (FI) di tiap departemen, dengan menjumlahkan nilai
Fulfillment Index (FI) tiap level jabatan di departemen yang bersangkutan.
Untuk persamaannya dapat dilihat pada persamaan 4 di bawah ini.
((FI)lit) : Nilai Fulfillment Index (FI) departemen i, yang diukur pada
tahun ke-t (dengan i = 1,2,3,...,ni)
persamaan 4
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 11
Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung pada tahun ke-t,
untuk tiap level jabatan ke-l pada departemen i (l = 1, 2, 3).
: Σ = jumlah level jabatan l di departemen i yang
membutuhkan tenaga kerja (n1 = n2 = n3 = 1)
Hasil perhitungan nilai (FI)it akan digunakan untuk menghitung nilai
Fulfillment Index (FI) perusahaan ((FI)at). Untuk persamaannya dapat
dilihat pada persamaan 5 di bawah ini.
: Nilai Fulfillment Index (FI) perusahaan a yang dihitung untuk
tahun t.
: bobot yang diberikan untuk tiap departemen ke-i.
: Nilai Fulfillment Index (FI) departemen ke-i, yang diukur pada
tahun ke-t
(i = 1,2,3,...,12)
Pada persamaan 2 dan persamaan 5 terdapat simbol αj dan βi. Simbol αj
adalah bobot level kompetensi. Untuk nilai tiap bobot dinilai dari un
competent bobotnya 0.1, partly competent 0/5, dan fully competent 1.
Nilai level kompetensi merupakan justifikasi dari pihak perusaaan. Untuk
penentuan nilai βi didapatkan dengan membagi jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan tiap departemen dengan total keseluruhan tenaga kerja
perusahaan.
Interpretasi Hasil Perhitungan Model Patdono, Maria Anityasari,
Baihaqi (ITS)
Nilai FI untuk semua jenis disagregasi berkisar pada selang 0 ≤ FI ≤ 1,
Semakin mendekati satu (1) menunjukkan tingkat pemenuhan kebutuhan
Persamaan
5
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 12
tenaga kerja yang semakin baik, sebaliknya semakin mendekati nol (0)
menunjukkan tingkat pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang semakin
tidak baik atau buruk.
Nilai FI = 1, jika jumlah tenaga kerja yang diterima sesuai dengan
kebutuhan dan smeua tenaga kerja yang diterima merupakan tenaga
kerja yang kompeten (nilai β1=1).
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 13
.
BAB III ANALISIS SITUASI
3.1. Latar Belakang Wilayah
3.1.1. Keadaan Geografis Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Banjarmasin terdiri
atas 11 kabupaten dan 2 kota, terletak antara 114 °19' 13'' - 116°33' 28''
Bujur Timur dan 1° 21' 49'' – 4 °10' 14'' Lintang Selatan, memiliki luas
wilayah hanya 6,98 persen dari luas Pulau Kalimantan secara
keseluruhan yaitu seluas 37.530,52 km2 dengan batas–batas : sebelah
barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat
Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa, dan sebelah utara dengan
Provinsi Kalimantan Timur.
Kondisi alam Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas daerah
pantai, dataran rendah dan perbukitan/pegunungan. Kemiringan tanah
dengan 4 kelas klasifikasi menunjukkan bahwa sebesar 43,31 persen
wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai kemiringan tanah 0-2%.
Rincian luas menurut kemiringan adalah sebagai berikut:
0 - 2% : 1.625.384 Ha (43,31%)
>2 - 15% : 1.182.346 Ha (31,50%)
>15 - 40% : 714.127 Ha (19,02%)
>40% : 231.195 Ha (6,16%)
Menurut jenis tanahnya, meliputi Podsolik Merah Kuning (PMK),
Latosol, Litasol, Podsolik Merah Kuning Litosol, Komplek Podsolik Merah
Kuning Organosol Gley Humus, PMK Dataran Tinggi, PMK Pegunungan ,
dan Alluvial.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 14
Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak dialiri sungai. Sungai
tersebut antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam
Kiwa, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai
Tapin, Sungai Kintap, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan dan
sebagainya. Umumnya sungai-sungai tersebut berpangkal pada
pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar.
Data tahun 2008 menyebutkan bahwa penggunaan lahan di
Kalimantan Selatan meliputi lahan pemukiman/kampung seluas 59.563
ha, industri 2.489 ha, pertambangan 42.111 Ha, sawah 426.067 ha,
pertanian lahan kering semusim 60.680 ha, kebun campuran 171.642 ha,
perkebunan 486.448 ha, padang/semak belukar/alang-alang 830.684 ha,
hutan 1.613.431 ha, perairan darat 45.731 ha, tanah terbuka 3.713 ha,
dan lain-lain 59.997 ha.
Wilayah Kalimantan Selatan kaya akan sumber daya alam (SDA)
yang menyimpan beberapa potensi bahan galian pertambangan seperti
mineral, batu bara, minyak, biji besi, gas bumi, intan, dan lain-lain.
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Kalimantan Selatan
Potensi pengembangan wilayah dapat dilihat berdasarkan unsur-
unsur potensi geografis, penduduk, ekonomi wilayah, sektor andalan,
sektor pendukung, sektor investasi, keuangan dan pembiayaan, dan
transportasi.
Potensi pengembangan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan
didekati dengan kebijakan perwilayahan. Kebijakan perwilayahan
didasarkan atas efektivitas pembangunan di seluruh Provinsi dan untuk
mensinkronkan pembangunan berbagai sektor andalan yang akan
dikembangkan di masing-masing wilayah kabupaten/kota agar
pengembangannya tidak saling tumpang tindih satu sama lain, sehingga
potensi yang dimiliki masing-masing daerah dapat dikembangkan secara
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 15
optimal dan terintegrasi. Pengembangan potensi secara spasial dilakukan
melalui kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi.
Kawasan strategis wilayah Provinsi terdiri atas Kawasan
Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Strategis Provinsi (KSP).
Kawasan Strategis Nasional dimaksud Kawasan Strategis Nasional dari
sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (KAPET) Batulicin. Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
dimaksud terdiri atas (1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi; (2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; (3) Kawasan strategis dari
sudut kepentingan pertahanan dan keamanan.
3.1.2. Permasalahan Pembangunan di Kalimantan Selatan
Pembangunan Kalimantan Selatan difokuskan pada pemantapan
fondasi pembangunan daerah dalam rangka melaksanakan rencana
pembangunan tahapan kedua dari RPJP Daerah, dan juga untuk
mengantisipasi perubahan yang muncul dimasa yang akan datang.
Provinsi Kalimantan Selatan selain menyelesaikan isu yang bersifat lokal,
juga mempertimbangkan isu-isu yang bersifat nasional dan global, seperti
pertumbuhan dan pemerataan, kemiskinan, pengangguran, lingkungan
hidup dan penataan ruang.
Pembangunan bukan hanya berakibat menguntungkan bagi
manusia tapi juga menimbulkan masalah yang besar apabila tidak
direncanakan pembangunan yang berkelanjutan/lestari. Permasalah
pembangunan yang dihadapi di Kalimantan Selatan antara lain:
a. Peningkatan eksploitasi sumber daya alam yang akan mengakibatkan
terjadinya perubahan bentang alam yang pada gilirannya
terganggunya kelestarian lingkungan
b. Perubahan iklim global berpengaruh terhadap perubahan iklim daerah
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 16
c. Tingkat pertumbuhan penduduk yang masih tinggi yang berakibat
pada tingginya kebutuhan akan sarana dan prasarana dasar seperti
perumahan, pendidikan dan kesehatan
d. Distribusi penduduk yang belum merata, yaitu masih terpusat di
sekitar Kota Banjarmasin untuk itu diperlukan distribusi manusia dan
kegiatan ekonomi di tiap daerah yang belum berkembang
e. Terjadinya peralihan pekerjaan penduduk Kalimantan Selatan dari
pertanian ke non pertanian dimana tahun 1997 sebanyak 97,9%
menjadi 49,1% tahun 2005
f. Masih tingginya angka pengangguran yakni pada tahun 1996 sebesar
0,3% namun pada tahun 2005 sudah menjadi 6,2%
g. APK dan APM mengalami peningkatan namun masih perlu didorong
sehingga peningkatannya dapat lebih tinggi lagi serta penduduk usia
sekolah dapat mengakses pendidikan secara merata
h. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalsel sejak tahun 1999
hingga 2005 menunjukkan peningkatan, yaitu tahun 1999 sebesar
62,2 dan tahun 2005 sebesar 67,4 namun secara peringkat Nasional
menunjukkan penurunan dimana tahun 1999 urutan ke-21 dan tahun
2005 pada urutan ke-26
i. Daya saing ekonomi jika dilihat dari nilai komoditas ekspor non-migas
masih bertumpu pada pertambangan (78%) dimana komoditas
batubara di dalamnya meliputi hampir 70%. Sedangkan produk
ekspor lainnya tidak ada yang berkembang secara signifikan sehingga
perlu usaha-usaha agar ekspor bisa meningkat.
j. Belum berkembangnya industri pengolahan yang mengolah hasil-hasil
pertanian, rendahnya mutu pengemasan, dan belum adanya
standarisasi produk.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 17
Gambar 1. Gambaran angkatan kerja dan pangsa tenaga kerja di sektor Perkebunan (Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Kal-Sel)
k. Tingkat ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota dalam
Provinsi masih cukup tinggi dan menetap. Hal ini terlihat dari nilai
Index Williamson sebesar 0,93 baik pada 2003 maupun ketika tahun
2005 mengalami hal yang sama. Tingkat kesenjangan di berbagai
satuan wilayah pengembangan cukup bervariasi.
l. Belum terinventarisasinya secara maksimal potensi energi baru
terbarukan sebagai sumber energi pengganti minyak bumi dalam
rangka mendukung diversifikasi energi.
m. Belum termanfaatkan gas metana batubara (CBM) sebagai sumber
energi alternatif. Serta belum termanfaatkannya energi baru
terbarukan sebagai sumber energi murah dan ramah lingkungan.
n. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam yang mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Belum ada langkah kongkrit
dalam perlindungan terhadap Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan.
o. Hampir 57% Angkatan Kerja di Kalsel berpendidikan SD kebawah
dengan tingkat keterampilan yang rendah.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 18
Pemerintah Propinsi kalimantan Selatan sangat memperhatikan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berbagai usaha terus ditempuh
agar kualitas hidup terus meningkat. Salah satu cara dengan
meningkatkan program pendidikan formal dan informal seperti SMK, dan
lembaga pendidikan informal/kursus serta balai latihan kerja. Diharapkan
nilai indeks pembangunan manusia dapat terus meningkat sejalan dengan
peningkatan sumber daya manusia, yang akhirnya juga akan dapat
berdampak peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di seluruh
Propinsi kalimantan Selatan (Tabel 3).
3.1.3. Isu strategis Pembangunan
Berdasarkan kondisi obyektif dan fakta permasalahan yang ada,
maka ditetapkan isu –isu strategis, yaitu : Pembangunan manusia, daya
saing perekonomian daerah, kemiskinan, pengangguran (masalah
ketenagakerjaan), degradasi kuantitas dan kualitas sumberdaya alam dan
kualitas lingkungan hidup. Gambaran tentang isu-isu strategis seperti
tersebut diatas, adalah sebagai berikut:
a. Pembangunan Manusia. Secara faktual Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Kalimantan Selatan menunjukkan peningkatan jika
dilihat dari angka absolut dan peningkatan tersebut sejalan dengan
IPM nasional. Namun demikian jika dilihat dari peringkat antar provinsi,
IPM Kalimantan Selatan masih berada dibawah nasional.
b. Berdasarkan data pada Gambar 1. maka terlihat kondisi angkatan
kerja Nasional cukup tinggi, demikian pula pada sektor perkebunan
dan sektor pertanian secara umum. Tergambar pula bahwa pangsa
tenaga kerja perkebunan nasional masih sedikit.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 19
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis terhadap aspek ketenagakerjaan pada Perkebunan Kelapa
Sawit di Kalimantan Selatan meliputi empat dimensi, yakni Dimensi
Kuantitas, Dimensi Kualitas, Dimensi Waktu dan Dimensi Tempat.
Dimensi Kuantitas menyangkut jumlah tenaga kerja berdasarkan level
manajemen yang terdiri atas kelompok manajer, supervisor, dan operator.
Data mengenai jumlah tenaga kerja/karyawan diperoleh melalui
hasil survei pada masing-masing perkebunan kelapa sawit. Dimensi
Kualitas meliputi kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan oleh
perkebunan kelapa sawit yang mencakup semua jenjang tingkat
pendidikan. Data mengenai kualitas tenaga kerja ini selain diperoleh
melalui wawancara mendalam dengan pihak manajemen (khususnya
HRD perusahaan), juga diperoleh melalui hasil survai pada data dasar
(database) yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan.
Dimensi Waktu lebih ditekankan pada pengalaman kerja masing-
masing karyawan pada semua level. Data mengenai dimensi waktu ini
diperoleh melalui hasil survai dan database peusahaan. Dimensi Tempat
lebih ditujukan pada analisis asal sekolah atau tempat pendidikan terakhir
dengan wilayah / tempat perkebunan kelapa sawit berada. Dimensi
tempat ini dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni tempat asal
pendidikan tenaga kerja berada di luar provinsi dari lokasi perusahaan
perkebunan, berada dalam satu provinsi tetapi berbeda kabupaten, dan
dalam kabupaten yang sama dengan perusahaan perkebunan tersebut.
Perbandingan tenaga kerja di Kalimantan Selatan berdasarkan
tingkat pendidikan terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar hanya
berpendidikan tamat SD/MI (Gambar 7)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 20
Perbandingan antara tingkat pendidikan dengan serapan tenaga
kerja di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa pada sektor pertanian
didominasi oleh tingkat pendidikan terakhir adalah SLTP/MTs/sederajat
dan tingkat pendidikan SLTA/MA/sederajat diikuti oleh sektor
pertambangan/galian dan berikutnya pada sektor perkebunan (Gambar
8). Berdasarkan tingkat pendidikan SD/MI/sederajat maka didominasi
pada sektor pertanian diikuti sektor perkebunan dan terakhir pada sektor
pertambangan (Gambar 9). Namun akan terjadi sebaliknya apabila
ditinjau pada tingkat pendidikan Diploma IV/Universitas maka yang
dominan pada sektor pertambangan, diikuti sektor pertanian dan terakhir
sektor perkebunan (Gambar 10). Ini menunjukkan bahwa sektor
pertambangan memerlukan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi.
Prediksi tentang kebutuhan tenaga kerja di masa datang (lima
tahun ke depan) didasarkan atas hasil wawancara mendalam dengan
pihak manajemen perusahaan serta pertimbangan perluasan areal
perkebunan berdasarkan luas HGU yang sudah dimiliki perusahaan dan
rencana pengembangan/pembangunan pabrik baru. Prediksi ini juga
memperhitungkan wilayah potensial yang dapat dikembangkan untuk
perkebunan kelapa sawit berdasarkan RTRW Propinsi Kalimantan
Selatan. Prediksi dilakukan dengan memuat ke empat dimensi tersebut
untuk memperoleh gambaran tentang kebutuhan tenaga kerja pada
bidang perkebunan kelapa sawit pada lima tahun mendatang.
Jumlah perusahaan kelapa sawit yang ada di Kalimantan Selatan
sebanyak 56 buah. Semua perusahaan tersebut sudah dikunjungi dan
mendapat kuesioner penelitian, namun hanya 47 responden yang
memberikan data, sedangkan yang lain tidak berkontribusi dengan alasan
menyangkut izin kantor pusat yang belum direstui dan pertimbangan data
perusahaan bersifat rahasia (Tabel 4)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 21
Tabel 4. Responden Perusahaan Kelapa sawit di Kalimantan Selatan
NO NAMA PERUSAHAAN NAMA RESPONDEN/
PENERIMA
JABATAN
1 PT. Kharisma Inti Usaha Pulau Pinang Kab. Tapin, Sungai Selai
Ciptadi Nata Ong Head Of Admin & Fin
2. PT. Hasnur Citra Terpadu Jln. Hauling Hasnur Group Desa pandahan Kab. Tapin
C. Paranthaman Agus Hamdan Farkinsyah Arsyad
COO Agronomi Manager Pabrik Konsultan Kebun
3 PT. Barito Putra Plantation Tabukan, Bakumpai, Sungai Gampa Batola
Andira Dharma G Fitri Rahmad Budiatmo
Senior Manager Manajer Kebun Chip securiti
4 PT. Gawi Makmur Kalimantan Kebun Satui Barat, Sei Danau
M. Siti Santoso Adi Yulianto
HRD Manager HRD Information system
5 PT. Pola Kahuripan Inti Sawit Pasir Putih, Kec Kintap Kab. Tanah laut
Yus Sutopo Reza Farhan
GMP PBG 7 Chief Adm
6 PT. Indoraya Everlatex Swarangan, Jorong Estate, Kintap Jorong
Fitri Hendro
Manager kebun Manager pabrik
7. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia
Untung Joko Wiyono Ketua Cabang GAPKI Kalimantan Selatan
8 PT. Alam Raya Kencana M Desa Segayam Kec Panukan Barat Segayam
Sutyo Suyatno Regional senior manager
9 PT. Astra Agro Lestari I Desa Hayup Kec Haruai Kab. Tabalong
Heri S HRD
10 PT. Matahari Kahuripan Indonesia Bakumpai
Ifansyah Asst GMA
11 PT. Buana Karya Bhakti Jln. Propinsi Km. 171 Kec. Satui Barat
Alwin Berkat Syarah
Manager HRD & GA Staf HRD
12 Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia
Syahrial Doloi Ketua Harian GAPKI
13 PT. Sinar Surya Jorong SSJ Estate Jilatan Kec Batuampar Jorong
Jhoan Muller Haloho GM
14 PT. Smart Tbk. Jln. Thamrin Kav 21 Jakarta
Triatmo Wikamto Yuliani
HRD Opt 3 Pusat Jakarta
15 PT. Smart Corp Tanah laut Estate, Kintapura, Kintap Kab tanah laut
Mulyadi VPA
16 PT. Kintap Jaya Watindo Perkebunan Kintap Kab T.laut
Sudiyono HRD / Ka kantor Kal-Sel
17 PT. Candi Artha Desa Tajau Pecah, Sabuhur Kec Batu Ampar Kab. Tanah Laut
Syaifullah Eko Sudarsono Salamuddin Nahar
Koord Umum/HRD Kepala Kantor Ass Kepala
18 PT. Astra Agro Lestari Tbk Juai Halong Balangan
Henny Hendarjanti Departemen Head
19 PTP Nusantara XIII Kerbun Plaihari
Hamonangan Vilitonga
Manager Kebun
20 PT. Putra Bangun Bersama Desa Simpang Nungki Kec Sebamban Kab. Batola
Syahbandiansyah HRD Deputy Manager
21 PT. Palmina Utama Jln. Hasan Basri Koml P Metro
Halim M. Sidiq
Manager Kebun I Accounting
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 22
22 Pabrik Minyak Sawit PTPN Kab Tanah laut
Rajagukguk M. Rusli
Manager Pabrik Staf manager
23 PT. Jaya mandiri Sukses (Green G Agle Group)
Sefria budi Budiman
Staf GA HRD Jakarta
24 PMA Putra bangun Kintap Tanah Laut
Patrick HRD/Office manager
25 PT. Mondrat Intan barakat Bakri Group Kec. Astabul
Supriadi HRD
26 Hasnur Group Juli Staff Legal
27 PT. Kharisma Alam Persada Sungai Lukut Margasari Ilir, Candi laras Selatan
Hery Susanto HRD/ Head Staf Agronomi
28 PT. Amida Jalan raya Km 103 Jorong Kab. Tanah laut
Yohanes Chaniago GM
29 PT. Agro Bukit Hatief Estate, Kusan Hilir Simp Batulicin
Heru Cafriarya Humas/Adm manager
30 PT. Minamas Gemilang Jln. A Yani
Suhardi Asmen HRM KPW Bjb
31 PT.Anugrah Sumber makmur PT. Minamas Plantation Jkt
Farid Manager recruitment & Training Development Jakarta
32 PT. Sumber Agro makmur Bajayau Tengah Daha Selatan
Endro Prastowo Kepala tata Usaha Manger Kebun
33 PT. Sentosa Sukses Utama Telaga Langsat, Tebing siring Jorong Pelaihari
Yahnes Ignash Prayoga
34 PT. Antang Ganda Utama Kotabaru
Muksin Effendi Manager Kebun
35 PT. Laguna mandiri Sungai Durian
Calim Sukman Tatang Yulianto
GM Manager
36 PT. Langgeng Muara Makmur Pamukan Kotabaru
Suhardi Agus Lamarauna Lewi Robi D Magang
Asmen HRM KPW GM Manager
37 PT. Bersama sejahtera sakti Gunung kemasan Sebamban
Suparmadi Bardansyah
GM Manager
38 PT. Ladang rumpun subur abadi Angsana Estate Gunung sari Sebamban
Puji Sasmito Manager
39 PT. Paripurna Swakarsa Pamukan Sesulung Pamukan
Bambang Yuwono Hary Tambunan
Manager Pabrik Manager kebun
40 PT. Sayang Heulang MUstika Estate Angsana Sebamban
Dodik Prayitno Manager
41 PT. Tiga daun Kapuas Ciptadi Manager
42 PT. Swadaya Andika Sungai durian
Paruhum Tampubolon
Manager
43 PT. Subur maju makmur Bajayau lama, Banua hanyar
Suhardi Asmen HRM KPW Bjb
44 PT. Surya Langgeng Sejahtera Bangkau, Sei Kupang, Kandangan HSS
Ade kurniawan HRD
45 PT. Katingan Indah Utama Karang Bintang, Kotabaru
Ifansyah GAM
46 PT. Anugerah Wattiendo Kintap, Tabanio
Sudiyono HRD
47 PT. Agribumi Santosa Tabukan Wanaraya Batola
Pramono Kasdi HRD
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 23
Gambar 7. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Kalimantan Selatan
Gambar 8. Perbandingan tingkat pendidikan pada tiga sektor usaha
Gambar 9. Perbandingan tingkat pendidikan SD/MI di tiga sektor usaha
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 24
Gambar 10. Perbandingan tingkat pendidikan Diploma IV /Universitas di tiga sektor usaha
Gambar 11. Perbandingan tingkat pendidikan Diploma IV /Universitas di tiga sektor usaha
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 25
5.1 Dimensi Kuantitas
Tenaga kerja yang terdapat pada perusahaan perkebunan kelapa
sawit dikelompokkan menjadi kelompok manajer/manajemen, kelompok
supervisor, dan kelompok operator. Selain ketiga kelompok ini
sebenarnya juga terdapat jenis tenaga kerja lainnya yang tidak dianalisis
yakni kelompok buruh tani, baik berupa buruh harian lepas maupun buruh
borongan. Berdasarkan hasil survai diketahui bahwa pola ketenaga-
kerjaan berdasarkan level manajemen pada perkebunan kelapa sawit
membentuk piramida, dimana tenaga kerja pada level atas (top manajer)
lebih sedikit dibandingkan dengan level di bawahnya. Untuk level
manajemen (top manajemen/manajer) proporsinya hanya sekitar 8,42%,
level menengah (supervisor) sebanyak 18,03%, dan level operator
mencapai 73,54%. Secara lengkap gambaran proporsi ketenagakerjaan
pada perkebunan kelapa sawit ini dapat dilihat pada Gambar 12.
Selanjutnya jika dilihat dari tingkat pendidikannya, ternyata tenaga
kerja di perusahaan perkebunan sawit masih didominasi oleh tenaga kerja
dengan tingkat pendidika SD-SMP, dengan proporsi mencapai 52,36%.
Secara keseluruhan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit ini mulai
dari level SD hingga S3. Gambaran tentang proporsi tenaga kerja di
perkebunan kelapa sawit Provinsi Kalimantan Selatan ini dapat dilihat
pada Gambar 13.
Gambaran ketenagakerjaan di atas masih bersifat umum, karena
umumnya tingkat pendidikan tenaga kerja ini berkorelasi dengan level
manajemen. Pada level manajemen tingkat atas (manajer) umumnya
lebih banyak yang berpendidikan tinggi dan sebaliknya pada level
operator lebih banyak didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat
pendidikan yang lebih rendah (Gambar 14 dan 16).
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 26
Kondisi ketenagakerjaan berdasarkan level pendidikan ini sangat
tergantung pada kebutuhan perusahaan, dimana pada level yang lebih
tinggi tenaga kerja lebih diarahkan pada tugas-tugas manajerial yang
terkait dengan kemampuan untuk pengelolaan sumberdaya manusia yang
ada dalam lingkup perusahaan serta kebijakan-kebijakan makro
perusahaan. Sebaliknya pada level operator kemampuan tenaga kerja
yang diharapkan lebih pada kemampuan teknis dalam pengoperasian
peralatan atau mesin yang ada. Untuk level supervisor pendidikan yang
diharapkan lebih pada kemampuan monitoring dan pengawasan
pelaksanan teknis di lapangan. Prosentasi tenaga kerja berdasarkan level manajemen
73.54
18.038.42
Manajer
Supervisor
Operator
Gambar 12. Proporsi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat manajemen (n=4891)
0.02 0.08
8.79
1.820.18 0.35
32.26
4.13
52.36
0
10
20
30
40
50
60
%
S3 S2 S1 D3 D2 D1 SMA SMK SD-SMP
Prosentase tenaga kerja berdasarkan tingkat
pendidikan formal
Gambar 13. Proporsi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit
berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=4891)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 27
Gambar 14 menunjukkan bahwa pada level manajemen tingkat
atas (manajer) tingkat pendidikan tenaga kerja didominasi oleh tenaga
kerja dengan tingkat pendidikan setara S1 (mencapai 61,65%) bahkan
ada tenaga kerja pada level manajer ini yang berpendidikan S2 dan S3.
Mereka yang berpendidikan formal S2 dan S3 ini umumnya pada bidang
teknis (pertanian) dan bidang manajemen. Kondisi seperti ini jelas
menggambarkan bahwa walaupun proporsi tenaga kerja pada level
manajer ini hanya sekitar 8,42% dari total tenaga kerja yang ada, tetapi
kualitas tingkat pendidikan mereka tergolong tinggi. Kemampuan
manajemen mereka dalam mengelola perusahaan sangat menentukan
keberhasilan dan kelancaran proses produksi pada perkebunan kelapa
sawit. Dalam menjalankan fungsinya, para tenaga kerja level atas ini
dibantu oleh beberapa supervisor yang umumnya berpendidikan formal di
bawah mereka. Kondisi tingkat pendidikan formal supervisor pada
perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat
pada Gambar 15.
Pada level supervisor (manajemen tingkat menengah) umumnya
masih didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan sekolah
menengah atas dengan proporsi mencapai 58,62%. Beberapa diantara
mereka juga ada yang berpendidikan sekolah menegah kejuruan (SMK)
dengan jumlah sekitar 8,98% serta dengan pendidikan diploma (baik D3,
D2 maupun D1) dengan proporsi sebesar 4,88%. Secara keseluruhan,
untuk tingkat pendidikan menengah hingga diploma ini jumlahnya
mencapai 72,45%. Secara kuantitas proporsi ini cukup ideal dalam
sistem manajemen, tetapi jika dilihat dari jenis pendidikan yang
ditamatkan ini, seharusnya mereka adalah tamatan dari sekolah menegah
dengan keahlian khusus, seperti SMK Perkebunan dan Diploma
Perkebunan maupun pendidikan dengan kompetensi keterampilan teknis
tertentu yang dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan mereka sebagai
supervisor.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 28
Pada level operator, dapat dilihat bahwa proposi mereka yang
berpendidikan rendah lebih mendominasi. Hal ini karena mereka memang
sebagai tenaga kerja yang menjadi ujung tombak pelaksana teknis di
lapangan. Gambaran mengenai tingkat pendidikan formal tenaga kerja
level operator (manajemen tingkat bawah) (Gambar 16).
Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal SD dan SMP
mendominasi tenaga kerja pada level operator dengan proporsi mencapai
67,95%. Walaupun demikian, pada level operator ini tenaga kerja dengan
tingkat pendidikan formal SMA proporsi juga relatif besar dibandingkan
dengan tingkat pendidikan lainnya, yang mencapai 27,22%. Gambaran
ini menujukkan bahwa tenaga kerja dengan level SMA merupakan
kelompok yang dapat berperan baik sebagai tenaga kerja pada level
operator maupun level supervisor (Gambar 16).
Mereka yang tingkat pendidikan formalnya SMA umumnya
merupakan kelompok terbesar dalam bursa tenaga kerja. Bagi
perusahaan sawit, mereka dapat dididik untuk menjadi tenaga supervisor
melalui penguatan pada kompetensi teknis maupun manjerial sehingga
dengan berbekal pelatihan yang diberikan oleh pihak perusahaan mereka
juga dapat bukan hanya pada level operator, tetapi juga pada level
supervisor, bahkan hingga ke level manajer (jumlah tenaga kerja tamatan
SMA pada level manajer mencapai 19,90%).
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 29
MANAJER BERDASARKAN LEVEL PENDIDIKAN
SMP
0.49%
SMK
10.68%SMA
19.90%
D1
0.97%
D3
5.10%
S1
61.65%
S2
0.97%
S3
0.24%
Gambar 14. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=412) SUPERVISOR BERDASARKAN LEVEL PENDIDIKAN
S1
14.51%D3
3.40%D2
0.79%
D1
0.68%
SMA
58.62%
SMK
8.96%
SD-SMP
13.04%
Gambar 15. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=882) OPERATOR BERDASARKAN LEVEL PENDIDIKAN
S1
1.33%
D3
1.06%
D2
0.06%D1
0.19%
SMA
27.22%
SMK
2.20%
SD-SMP
67.95%
Gambar 16. Proporsi tenaga kerja level operator pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=3.597)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 30
5.2 Dimensi Kualitas
Aspek dimensi kualitas mencakup kompetensi yang dibutuhkan
oleh tenaga kerja untuk mampu menjalankan tugas-tugas yang menjadi
tanggungjawabnya. Kompetensi yang dibutuhkan ini meliputi keahlian
dasar yang diperoleh dari jenjang pendidikan formal serta kompetensi
khusus/pendidikan tambahan setelah bekerja yang terkait dengan bidang
tugas masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara
mendalam dengan pihak perusahaan terdapat beberapa kompetensi
dasar yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja, seperti kompetensi
dalam bidang teknis perkebunan, ekonomi pertanian/agribisnis, akuntansi,
teknik mesin, teknik industri, teknik kimia, dan teknologi informasi.
Hasil survai menunjukkan bahwa kompetensi pada level manajer
lebih banyak didominasi bidang pertanian (terutama agronomi, hama dan
penyakit tumbuhan dan sosial ekonomi pertanian) serta bidang ekonomi.
Kompetensi dasar lainnya adalah hukum, manajemen, dan akuntansi.
Secara lengkap gambaran tentang kompetensi dasar yang harus dimiliki
tenaga kerja pada level manajer dapat dilihat pada Tabel 5.
Khusus untuk kompetensi dasar yang dimiliki oleh tenaga kerja
pada level supervisor juga lebih didominasi keahlian dibidang pertanian
(baik terutama teknis pertanian/perkebunan), yang khusus untuk jenjang
pendidikan S1 jumlahnya mencapai 31,91%. Untuk jenjang di bawahnya
(D3, D2, dan D1) lebih didominasi tenaga kerja dengan kompetensi
bidang administrasi. Berbeda halnya dengan tenaga kerja pada level
SMK yang kembali didominasi oleh tenaga kerja dengan kompetensi pada
bidang teknis pertanian. Gambaran ini menunjukkan bahwa dalam
kegiatan perkebunan kelapa sawit, kompetensi supervisor pada level atas
dan bawah lebih mengarah pada teknis pengelolaan kebun. Untuk level
menengah para supervisor ini lebih banyak dibutuhkan dalam hal-hal
terkait dengan masalah administrasi. Secara lengkap gambaran tentang
kompetensi supervisor ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 31
Tabel 5. Kompetensi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit di
Provinsi Kalimantan Selatan pada level Manajer
No Tingkat
Pendidikan
Kompetensi / Keahlian Jumlah
Orang %
1 S3 Pertanian 1 0.63
2 S2 Manajemen 4 2.53
3
S1
Pertanian (termasuk Agronomi dan Ekonomi Pertanian) 48 30.38
4 Ekonomi 32 20.25
5 Hukum 11 6.96
6 Manajemen 9 5.70
7 Akuntansi 8 5.06
8 Teknik (termasuk Teknik Mesin, 7 4.43
9 Manajemen Hutan 3 1.90
10 Sistem Informasi 2 1.27
11 Militer 1 0.63
12 Ilmu Pemerintahan 1 0.63
13
D3
Akuntansi 3 1.90
14 Teknik Informatika 2 1.27
15 Teknik Sipil 2 1.27
16 Manajemen Informatika 1 0.63
17 Teknik Kimia 1 0.63
18 Teknik mesin 1 0.63
19 Administrasi Negara 1 0.63
20 Sistem Informasi 1 0.63
21 Militer / AMN 1 0.63
22 Pertanian 1 0.63
23 D1 Pariwisata-Perhotelan 1 0.63
24
SMK
SMK Pertanian 6 3.80
25 SMK Bangunan 5 3.16
26 SMEA 2 1.27
27 SMK Otomotif 1 0.63
28 SMK Geologi 1 0.63
29 SMK Keperawatan 1 0.63
Jumlah 158 100.00
Kompetensi yang dimiliki tenaga kerja pada level operator tidak
jauh berbeda dengan kompetensi pada level supervisor. Pada level
operator dengan jenjang pendidikan sarjana dan SMK lebih banyak
tenaga kerja dengan kompetensi teknis petrtanian atau perkebunan serta
ekonomi. Sebaliknya untuk operator dengan tingkat pendidikan formal
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 32
diploma (D3) lebih didominasi oleh tenaga kerja dengan kompetensi
bidang administrasi. Secara lengkap gambaran tentang kompetensi
tenaga kerja pada level operator ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 6. Kompetensi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit level
supervisor
No Tingkat
Pendidikan
Kompetensi /
Keahlian
Jumlah
Orang %
1
S1
Pertanian 15 31.91
2 Akuntansi 4 8.51
3 Hukum 4 8.51
4 Kehutanan 2 4.26
5 Perikanan 1 2.13
6 Teknik Sipil 2 4.26
7 Ekonomi 1 2.13
8 Manajemen 1 2.13
9 Komunikasi 1 2.13
10 D3
Administrasi 1 2.13
11 Komputer 1 2.13
12 D2 Administrasi 2 4.26
13 D1 Administrasi 1 2.13
14
SMK
SMK Pertanian 6 12.77
15 SMK Perikanan 3 6.38
16 SMK Bangunan 1 2.13
Jumlah 47 100.00
Pada Gambar 17 menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian pihak
perusahaan yang diwakili oleh HRD atau general manager menyatakan
bahwa 100% tenaga kerja pada level jabatan manajer adalah fully,
sedangkan pada level jabatan supervisor walaupun sebagian besar fully
namun masih ada yang partly dan non-partly atas kinerja mereka.
Kenyataan sebaliknya justru pada level operator bahwa sebagian besar
renaga kerja adalah non-partly. Hal ini menunjukkan bahwa operator
dalam menjalankan aktivitasnya perlu bimbingan dan arahan dari para
supervisor.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 33
Tabel 7. Kompetensi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan pada level Operator
No Tingkat
Pendidikan
Kompetensi /
Keahlian
Jumlah
Orang %
1
S1
Ekonomi 11 19.30
2 Pertanian 8 14.04
3 Akuntansi 2 3.51
4 Kehutanan 2 3.51
5 Bahasa Inggeris 2 3.51
6 FISIP 2 3.51
7 Teknik 1 1.75
8 Teknik Informatika 1 1.75
9 Agama Islam 1 1.75
10
D3
Administrasi 5 8.77
11 Pertanian 1 1.75
12 Perpajakan 1 1.75
13 Administrasi Bisnis 1 1.75
14 Bahasa Inggeris 1 1.75
15 D1 Administrasi 1 1.75
16
SMK
SMK Pertanian 10 17.54
17 SMK Perikanan 3 5.26
18 STM 2 3.51
19 SMK Bangunan 2 3.45
Jumlah 57 100.00
Gambar 17. Tingkat kepuasan pihak perusahaan terhadap tenaga kerja pada level jabatan manajer, supervisor dan operator
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 34
Perhitungan Nilai Fulfillment Index (FI) pada tiap perusahaan
mengalami kendala akibat tidak semua perusahaan yang memberi data
mau mengisi lembar kuesioner tentang kompeten karyawan di tiap level
jabatan dengan berbagai alas an. Dari 47 responden perusahaan kelapa
sawit, hanya ada delapan perusahaan yang mau mengisi. Berikut tersaji
hasil perhitungannya (Tabel 8).
Pada Tabel 8. Nilai Fulfillment Index (FI) pada tiap perusahaan
Perusahaan Jenjang (FI)likt (FI)lit (FI)it
PT.
AG
RO
BU
KIT
es
tate
/ k
ebu
n
Man
ajer
ial 0
1
0.836508
0
0.714286
0.285714
Sup
ervi
sor 0
1 0.047619
0.952381
0
Op
erat
or 0.485714
0.509524 0.02381
0
0
PT.
ALA
M R
AYA
KEN
CA
NA
MA
S es
tate
/ k
ebu
n
Man
ajer
ial 0
1
0.999766
0
1
0
Sup
ervi
sor 0
1 0.064516
0.935484
0
Op
erat
or 0.227528
0.999298 0.033006
0.738764
0
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 35
Lanjutan
perusahaaan Jenjang (FI)likt (FI)lit (FI)it P
T. C
HA
ND
I AR
THA
es
tate
/ k
ebu
n
Man
ajer
ial 0
1
1
0
0.714286
0.285714
Sup
ervi
sor 0.045455
1 0
0.954545
0 O
per
ato
r 0
1 0
1
0
PT.
PU
TRA
BA
NG
UN
BER
SAM
AS
esta
te /
keb
un
Man
ajer
ial 0
1
0.916667
0
1
0
Sup
ervi
sor 0
1 0
1
0
Op
erat
or 0.75
0.75 0
0
0
PT.
SU
BU
R A
GR
O M
AK
MU
R
esta
te /
keb
un
Man
ajer
ial 0.041667
0.958333
0.678346
0.041667
0.875
0
Sup
ervi
sor 0.419492
0.525424 0.101695
0.004237
0
Op
erat
or 0.491453
0.551282 0.047009
0.012821
0
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 36
Lanjutan
perusahaaan Jenjang (FI)likt (FI)lit (FI)it P
T. S
INA
R S
UR
YA J
OR
ON
G
esta
te /
keb
un
Man
ajer
ial 0.071429
0.8
0.610051
0.071429
0.657143
0
Sup
ervi
sor 0.215
0.415 0.1
0.1
0 O
per
ato
r 0.460606
0.615152 0.090909
0.063636
0
PT.
SU
RYA
LA
NG
GEN
G S
EJA
HTE
RA
es
tate
/ k
ebu
n
Man
ajer
ial 0
1
0.916667
0
1
0
Sup
ervi
sor 0
1 0
1
0
Op
erat
or 0.75
0.75 0
0
0
PT.
HA
SNU
R C
ITR
A T
ERP
AD
U
esta
te /
keb
un
Man
ajer
ial 0.041667
0.700
0.642346
0.041667
0.875
0
Sup
ervi
sor 0.419492
0,171 0.101695
0.004237
0
Op
erat
or 0.491453
0,466 0.047009
0.012821
0
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 37
Hasil wawancara mendalam dengan manajer perusahaan
(terutama bidang HRD) dapat diketahui tentang kompetensi khusus yang
dibutuhkan pada masing-masing level dan bidang tugas tenaga kerja
yang bersangkutan. Terdapat enam bidang kompetensi yang dibutuhkan,
yakni: Personal effectiveness, Leadership competencies, POD Estate
competencies, POD Mill competences, Security competences, Security
support. Secara terinci kompetensi masing-masing bidang ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Personal effectiveness, meliputi kompetensi :
a) Accountability (Dependability)
Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana kemampuan dalam
menginternalisasi diri terhadap tanggung jawab atas ketepatan waktu,
komitmen terhadap tugas, kepatuhan terhadap standar kinerja, dan
kepatuhan dengan aturan dan kebijakan organisasi
b) Analytical Thinking
Kompetensi ini adalah tentang menafsirkan, menghubungkan dan
menganalisis informasi dalam rangka memahami sebab dan akibat
dalam sebuah situasi untuk membuat keputusan yang efektif. Ruang
lingkup ini juga mencakup pemikiran strategis dan kemampuan
meninjau masa depan, dan pelaksanaan rencana.
c. Attention to Detail (Quality Orientation)
Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana menggunakan sistem
standar pengorganisasian proses kerja secara sistematis dan sumber
daya terkait serta memperhatikan integrasi seluruh aspek dalam tugas,
situasi dan / atau masalah yang terkait dengan pekerjaan sebagai alat
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 38
untuk mencapai efisiensi yang optimal, efektifitas dan kualitas dalam
menunjukkan tanggungjawab/tugas.
d. Business Development
Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mencari bisnis baru dan
bisnis venture yang sustainable, mengevaluasi kelangsungan hidup
finansial proposisi bisnis dan menjamin perizinan manajemen. Hal
tersebut meliputi pemantauan lingkungan bisnis agar tetap mengikuti
perubahan di pasar yang berpengaruh pada perusahaan
e. Communications
Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk mengatur dan
menyampaikan informasi serta pandangan dan konsep secara ringkas
dan jelas untuk berbagai khalayak. Ini melibatkan mengadopsi
pendekatan komunikasi yang tepat kepada orang lain dalam berbicara
dan mempengaruhi dalam memilih jalan terbaik dalam melakukan
tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan
f. Conflict Management
Kompetensi ini fokus kepada kemampuan untuk mencegah,
mengelola, dan menyelesaikan konflik dari berbagai jenis individu dan
kelompok
g. Customer Focuses
Kompetensi ini adalah tentang kemauan dan kemampuan untuk
mengoptimalkan nilai bisnis bagi pelanggan dengan memberikan
pelayanan dengan kualitas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Hal ini termasuk kemampuan untuk membantu dan
melayani pelanggan (internal dan eksternal) untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Hal ini berfokus pada usaha seseorang dalam
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 39
mengetahui dan memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan atau
klien mereka. Mengembangkan hubungan pertemanan untuk
mempertahankan pelanggan yang ada dan meningkatkan basis
pelanggan untuk mendukung dan mengembangkan bisnis.
h. Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah
Kompetensi ini berfokus pada sejauh mana seorang individu mampu
mengenali dan menganalisa masalah dan / atau situasi yang sulit dan
mengembangkan kursus yang tepat dan berorientasi pada hasil dari
tindakan sejalan dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.
i. Develop & Empower People
Kompetensi ini mengacu pada kemampuan dan kemauan untuk
memberikan pelatihan, arahan dan umpan balik untuk meningkatkan
kinerja, motivasi dan pengembangan keseluruhan untuk meningkatkan
kemampuan jangka panjang orang lain. Mengidentifikasi kekuatan
individu dan kebutuhan pembangunan, dengan menggunakan
berbagai pendekatan dalam rangka untuk memaksimalkan potensi
seorang individu dalam kaitannya dengan pertumbuhan profesional
mereka.
j. Environmental, Safety & Health Awareness
Kompetensi ini mencerminkan tingkat pengetahuan seseorang,
pemahaman, kepatuhan dan pelaksanaan undang-undang kesehatan
dan keselamatan, peraturan, dan standar kerja lainnya untuk tujuan
mendirikan, mempromosikan, dan memelihara lingkungan kerja yang
aman untuk diri sendiri dan orang lain.
k. Financial Resource Management
Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana tanggung jawab untuk
merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan, dan mengelola
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 40
sumber daya moneter untuk memenuhi kegiatan kerja operasional
bagi individu, kelompok, unit/departemen atau organisasi
l. Industry Knowledge & Application
Kompetensi ini mencerminkan jangkauan industri yang berhubungan
dengan pekerjaan dan pengetahuan profesional yang diperlukan untuk
menjalankan fungsi pekerjaan dengan berhasil. Terus menerus
mengikuti perkembangan saat ini dan tren di daerah dan bidang
keahlian yang diperlukan perusahaan/perkebunan.
m. Leveraging Technology
Kompetensi ini berkaitan dengan sejauh mana kemampuan dalam
mengenali dampak dari kemajuan teknis dan bersedia untuk
mengintegrasikan teknologi dalam melaksanakan tugas pekerjaan
untuk mencapai efisiensi, kualitas dan produktivitas
n. Negotiation & Influence
Kompetensi yang mencerminkan kemampuan untuk membujuk,
meyakinkan, mempengaruhi orang lain agar bertujuan untuk mencapai
hasil sesuai yang diinginkan perusahaan/perkebunan.
o. Project Management
Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mengembangkan
dan mengintegrasikan berbagai unsur manajemen proyek seperti
proyek anggaran dasar, laporan keseluruhan, perencanaan
manajemen, kepemimpinan, mengelola, mengamati, pengawasan dan
penutupan proyek. Mampu menyediakan dan menggunakan alat-alat
yang relevan, dan indikator untuk mengukur dan melacak kemajuan
sebagaimana dimaksud dalam rencana proyek.
p. Relationship Management and Networking
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 41
Kompetensi ini mencerminkan kemampuan untuk mengembangkan
dan mempertahankan hubungan pribadi dan profesional yang
membantu dalam penyelesaian tugas kerja, pertukaran informasi
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan/perkebunan.
q. Service Orientation
Kompetensi ini mengacu pada seberapa aktif dalam menemukan dan
mengatasi kebutuhan akan produk dan pelayanan antar anggota
organisasi dan para stakeholder, kelompok-kelompok klien, dan
masyarakat umum.
r. Stakeholder Management
Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mendukung sebuah
organisasi dalam mencapai tujuan strategis dengan menafsirkan dan
mempengaruhi baik itu lingkungan eksternal maupun internal dan
dengan menciptakan hubungan yang positif dengan para stakeholder
melalui pengelolaan yang sesuai dengan harapan dan tujuan yang
telah disetujui. Manajemen stakeholder merupakan proses dan kontrol
yang harus direncanakan dan dipandu oleh kebijakan serta prinsip-
prinsip organisasi dalam identifikasi stakeholder, analisis stakeholder,
dan matriks stakeholder
s. Strategic Orientation & Visioning
Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan dalam
menunjukkan perhatian secara keseluruhan untuk memaksimalkan
sumber daya organisasi dan mencapai efektivitas organisasi. Hal ini
meliputi kemampuan untuk melihat arah dan misi masa depan
organisasi dan mewujudkannya ke dalam sebuah tindakan
t. Teamwork & Team Building
Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan untuk
memanfaatkan gaya interpersonal yang tepat dan menggunakan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 42
strategi teambuilding untuk memperkaya perkembangan sekelompok
orang, untuk menjadi sebuah unit yang berfungsi dengan baik, yang
mencapai sasaran serta tujuan yang diinginkan perusahaan.
2) Leadership Competencies, meliputi kompetensi :
a) Business Accument
Kompetensi ini adalah tentang memiliki pengetahuan masalah proses
bisnis dan potensinya, menghubungkan penilaian mendalam tentang
lanskap bisnis eksternal dan internal dengan arah strategis organisasi.
Melibatkan pembuatan keputusan yang mendukung kebutuhan jangka
panjang dan ekspektasi bisnis dan pelanggan. Pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah business
intelligence, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta
fokus pada pelanggan
b. Driving Change and Performance
Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memulai dan mendukung
transformasi organisasi untuk mewujudkan komitmen terhadap
keunggulan kinerja. Berhasil mengimplementasikan inisiatif baru yang
mencerminkan perubahan lingkungan bisnis yang kompetitif.
Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini
adalah perubahan manajemen, fleksibilitas dan adaptasi dan dorongan
untuk hasil yang lebih baik.
c. Emotional Intelligence
Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola
kekuatan emosi seseorang dan keterbatasannya untuk untuk dapat
memberikan sikap positif kepada orang lain. Menunjukkan
kemampuan untuk berempati dan melibatkan orang lain untuk
membangun hubungan yang saling menguntungkan. Pengetahuan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 43
dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah
kesadaran diri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan
d. Leading through Vision
Kompetensi ini adalah tentang kemampuan untuk merencanakan
keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan dengan merumuskan
dan mendorong strategi inovatif yang menyeimbangkan tujuan jangka
panjang dengan kebutuhan jangka pendek. Pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah fokus
kreativitas, masa depan, inovasi dan pemikiran strategis
e. Leveraging Talent
Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mengembangkan strategi
yang akan memberdayakan masyarakat untuk menyadari potensi
tertinggi mereka dalam rangka memenuhi kebutuhan perusahaan baik
masa sekarang maupun yang akan datang dengan memelihara
lingkungan yang mendukung serta mempertahankan budaya belajar
dan berkomunikasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan kompetensi ini adalah kemampuan komunikasi, pelatihan dan
pendampingan (communication, coaching and mentoring)..
f. Managing Diversity Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis,
dan mengelola beragam praktek bisnis, lingkungan, nilai,,
pengetahuan perilaku dan budaya dalam konteks dunia yang semakin
mengglobal. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja dalam beragam
lingkungan bisnis lokal atau internasional, memiliki pemahaman
mendalam tentang budaya yang berbeda, kesadaran dan kemampuan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 44
beradaptasi terhadap berbagai persepsi dan pendekatan dan
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif melintasi batas
multikultural. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
kompetensi ini adalah intelijen global dan menghargai keberagaman.
g. Sustainanble Orientatition Kompetensi ini adalah tentang aktif mengejar masa depan dimana
kebutuhan dan harapan bisnis, lingkungan dan pemangku kepentingan
organisasi terus ditingkatkan dan dipertahankan melalui praktek-
praktek bisnis organisasi. Pengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan kompetensi ini adalah keberlanjutan pola pikir,
keberlanjutan operasionalisasi dan hubungan dengan pemangku
kepentingan yang berkelanjutan.
3) POD Estate Competencies, meliputi kompetensi :
a. Estate Management
Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, eksekusi dan
pengawasan pada kegiatan manajemen estate dengan manejemen
sumber daya efektif untuk menunjang pencapaian tujuan bisnis.
b. Financial Resource Management
Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana seseorang memiliki
tanggungjawab untuk perencanaan, mengalokasikan, membelanjakan
dan mengelola sumber daya keuangan untuk memenuhi kegiatan
operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi-wide.
c . Nursery Management
Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan proses dan operasi manajemen pembibitan; termasuk
persiapan pembibitan, layout, pembibitan baru, penjadwalan kerja dan
kegiatan terkait lainnya; untuk menjamin efektifitas biaya dan efisiensi
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 45
operasi. Termasuk kemampuan mengidentifikasi dan mengatasi isu
dan permasalahan, dan juga meningkatkan proses/ metodologi untuk
peningkatan manajemen pembibitan.‟
d. Replanting & New planting
Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, koordinasi dan
pengawasan kegiatan penanaman, termasuk persiapan dan
pemrosesan tanah, untuk menjamin kualitas penanaman memenuhi
standar yang dibutuhkan perusahaan. Juga menunjukkan kemampuan
memberikan solusi dan peningkatan kegiatan replanting dan new
planting.
e. Field Maintenance & Upkeep
Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kecekapan, dan
kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan memonitor
perawatan dan pemeliharaan.
f. Harvesting
Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan dan penerapan proses
dan teknik panen minyak kelapa sawit sesuai dengan prosedur operasi
standar. Termasuk bidang sistem panen, kegiatan proses panen,
pemeliharaan kendaraan dan pengangkutan hasil.
g. Estate Security
Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman dan
pelaksanaan kegiatan manajemen keamanan untuk menjaga produksi,
material produk, dan asset kebun terhadap pelanggaran keamanan.
Termasuk penerapan langkah-langkah keamanan, prosedur dan
kegiatan, dan juga antisipasi ancaman potensial dan mengawali
tindakan dan kontrol yang tepat.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 46
h. Pest and Diseases
Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, penerapan, pengawasan,
surveillance hama dan penyakit, meliputi prosedur dan proses
pengendalian surveillance. Termasuk pengawasan terhadap
efektivitas pengendalian hama dan penyakit serta mencari solusi yang
tepat.
i. Manuring
Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan dan
kecakapan dalam bidang pemupukan organik (daerah perencanaan,
metode penerapan, kuantitas, penempatan) dan pemupukan
anorganik (analisis dedaunan, rekomendasi R&D, pemesanan dan
penyimpanan, cuaca, pupuk dan pemakaian manual vs mekanikal
sehingga memaksimalkan hasil.
i. Environment, Health & Safety Awareness
Kompetensi ini menggambarkan jangkauan seseorang dalam
mengetahui, memahami, mematuhi dan mengimplementasikan hukum
dan perundang-undangan kesehatan dan keselamatan, dan standar
kerja lainnya untuk menegakkan, mempromosikan, dan menjaga
lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain.
4) POD Mill Competencies, meliputi kompetensi :
a. Finacial Resource Management
Kompetensi ini mengacu pada kemampuan seseorang membawa
tanggungjawab dalam merencanakan, mengalokasikan, belanja dan
mengelola sumber daya keuangan untuk melengkapi kegiatan operasi
kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 47
b. Mills Process Operation Management
Kompetensi ini berfokus pada objek pengetahuan, kemampuan dan
kecakapan dalam pengelolaan proses operasi mill termasuk reception
station, fruit handling station, sterilization station, threshing station,
pressing station, depericarping station, kernel recovery station dan
clarification station.
c. Process Control & Imperovement
Kompetensi ini mengacu pada kemampuan merencanakan, mengelola
dan mengarahkan kegiatan proses untuk meningkatkan produktivitas
dan kualitas produksi. Pengetahuan, kecakapan dan kemampuan
termasuk keteknikan proses dan industri, peningkatan proses dan
validasi perubahan yang relevan.
d. Mills Waste Management
Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan, dan
kecakapan dalam pengelolaan proses pengelolaan effluen.
e. Mill/Factory/Plant Management
Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian operasi mill/ pabrik/ plant yang termasuk pemrosesan
dan pengiriman keluaran berkualitas dengan manajemen sumber daya
yang efektif, infrastruktur mill atau pabrik, pemeliharaan dan
perawatan permesinan mill, bagian mekanikal dan elektrikal untuk
mendukung pencapaian tujuan bisnis.
f. Implementation & Enforcement of ESH Practices
Kompetensi ini berfokus pada kemampuan menerapkan dan
menegakkan persyaratan praktik standar ESH. Termasuk analisis dan
resolusi celah ESH, penerapan pada level operasional, penegakan
praktik ESH dan inisiatif improvemen.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 48
5) Security Competencies
Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman, dan
pelaksanaan tindakan manajemen keamanan untuk menjaga produksi
kebun, material dan asset produk terhadap pelanggaran keamanan.
Termasuk penerapan langkah-langkah pengamanan, tindakan dan
prosedur, dan juga antisipasi kemungkinan ancaman dan memulai
tindakan dan kontrol yang tepat.
6) Security Support Competencies
Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk melaksanakan
proses dan kegiatan mendukung infrastruktur teknologi keamanan,
kebijakan, proaktif melindungi proses dan prosedur, memonitor,
menginvestigasi dan menyelesaikan ancaman untuk menjaga
lingkungan pemilik dan asset perusahaan yang aman.
Hingga saat ini tuntutan perusahaan untuk mendapatkan alumni
berkualitas belum terpenuhi. Secara keilmuan hanya memenuhi standart
minimum namun yang lebih parah kalau ditinjau dari metalitas alumni.
Padahal mentalitas alumni merupakan syarat utama agar bisa sukses
berkarier diperkebunan.
Jenjang pendidikan bukan merupakan faktor penentu posisi
berkarya karena hanya langkah awal untuk menentukan jabatan awal,
selanjutnya tergantung prestasi yang bisa ditampilkan. Terbukti jenjang
pendidikan SD bisa mencapai supervisor dan jenjang pendidikan SMA
dapat mencapai jenjang manajer. Namun secara umum setelah bekerja 3-
5 tahun bisa dikatakan menjadi modal seseorang untuk kompeten
bertugas. Pengalaman akan menempa jiwa keteladanan, kepemimmpinan
dan keterampilan. Dengan demikian ada tiga faktor penentu kompetensi
adalah; pendidikan, pengalaman dan prestasi kerja.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 49
Lemahnya minat mahasiswa dan kurangnya kompetensi karena
pilihan masuk SPMA atau Fakultas Pertanian bukan pilihan utama. Lebih
ironis lagi kegiatan magang siswa bukan untuk meningkatkan kompetensi
tapi mendapatkan nilai. Setelah diterima bekerja juga timbul masalah
karena pola kehidupan diperkebunan yang belum dimegerti seperti
bekerja 24 jam dengan disiplin kerja yang ketat. Bekerja mulai jam 5 pagi,
dan dilanjutkan siangnya membuat laporan (evaluasi) serta kewajiban
sorenya harus menunggu perintah atasan.
Perusahaan selalu mengeluarkan dana besar setelah selesai
penerimaan karyawan karena hendak meningkatkan kompetensi calon
karyawan. Berbagai bentuk pelatihan terstruktur dengan lama pendidikan
3-8 bulan, bahkan ada perusahaan yang mulai mempekerjakan calon
karyawannya dari awal dalam bentuk kontrak kerja lebih dari setahun.
Mereka mendapatkan penghasilan 80% dari penghasilan karyawan tetap
karena mereka sambil bekerja untuk perusahaan.
Pemikiran kedepan adalah bagaimana agar dunia pendidikan
mampu menciptakan tenaga siap pakai. Apabila ini bisa terlaksana maka
perusahaan akan mendapatkan keuntungan waktu, tenaga dan biaya,
dipihak dunia pendidikan juga akan mendapat keuntungan dengan
adanya waktu tunggu yang pendek sehingga mampu meningkatkan nilai
akreditasi dunia pendidikan kedepannya.
Keterlibatan putra daerah pada perkebunan di tiap lokasi masih
kecil. Berbagai fasilitas dan kemudahan sudah diberikan perusahaan
namun kenyataannya belum mampu menjadi daya tarik. Disinilah
perlunya pembenahan mendasar pada system pendidikan agar mampu
memotivasi siswa atau mahasiswa mencintai dunia perkebunan. Langkah
nyata bisa melalui kegiatan magang, KKN atau PKL diperkebunan
sehingga pemahaman jiwa kebun sedini mungkin.
Walaupun penerimaan karyawan selalu terbuka lebar dan putra
daerah selalu mendapat prioritas namun kenyataannya peminat sangat
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 50
kurang sehingga kebutuhan selalu meningkat. Minimnya peminat ini
karena tuntutan bekerja diperkebunan yang terlalu tinggi. Sedangkan
penduduk lokal masih dimanjakan dengan banyak pilihan pekerjaan.
Pekerjaan kecil-kecilan di kota lebih menarik dibanding bekerja di kebun
dengan penghasilan dan fasilitas lengkap.
Kiprah Fakultas Pertanian Unlam harus menjadi ujung tombak
pembenahan mendasar agar nantinya putra daerah jangan menjadi
penonton. Dihawatirkan nantinya akan terjadi kecemburuan akibat
kesenjangan yang semakin jauh antara penduduk lokal dan pendatang.
5.3 Dimensi Waktu
Aspek ketenagakerjaan yang terkait dengan dimensi waktu di
perkebunan kelapa sawit ini meliputi kondisi eksisting berdasarkan masa
kerja tenaga kerja yang ada serta perkiraan kebutuhan tenaga kerja di
masa yang akan datang. Perkembangan ketenagakerjaan sektor
perkebunan kelapa sawit ini selaras dengan pengembangan perkebunan
kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan yang cenderung mengalami
peningkatan luas areal hingga lima tahun ke depan.
Berdasarkan hasil survai diketahui bahwa masa kerja karyawan di
perkebunan kelapa sawit ini menunjukkan gambaran yang cukup berbeda
pada masing-masing level, baik untuk level manajer, supervisor maupun
operator. Untuk level manajer umumnya masa kerja mereka lebih dari 5
tahun (52,43%). Hal ini dapat dikaitkan dengan pengembangan
perkebunan kelapa sawit ini sendiri di Kalimantan Selatan yang telah
sudah mulai berkembang pesat pada periode 1995 sampai 2005. Secara
umum gambaran masa kerja level manajer dapat dilihat pada Gambar 18.
Kondisi tenaga kerja ini jika dikaitkan dengan pengalaman bekerja
sesorang terkait dengan kompetensi mereka terutama karena
pengalaman mereka dalam mengelola kebun merupakan salah satu
penentu kapabilitas dan kemampuan sesorang dalam menjalankan tugas
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 51
dan pekerjaannya. Kondisi ketenagakerjaan pada level supervisor
(menengah) tidak banyak berbeda dengan kondisi pada level manajer
(atas) dimana tenaga kerja dengan pengalaman di atas 5 tahun lebih
mendominasi dengan proporsi mencapai 48,46%.
Supervisor sebagai jembatan penghubung dalam sistem
ketanagakerjaan diperkebunan kelapa sawit antara manajer dengan
operator berperan dalam upaya memastikan apakah SOP yang telah
ditetapkan dapat berjalan dengan baik serta melakukan monitoring atas
pelaksanaan di tingkat lapangan. Secara lengkap proporsi tenaga kerja
level supervisor ini berdasarkan pengalaman kerjanya dapat dilihat pada
Gambar 19.
Gambaran ketenagakerjaan pada level operator memperlihatkan
kondisi yang sedikit berbeda, karena justeru tenaga kerja pada level
operator ini lebih di dominasi oleh tenaga kerja dengan pengalaman 1-5
tahun (60,33%). Gambaran ini menunjukkan bahwa tenaga kerja pada
level operator ini lebih banyak direkrut dalam 5 tahun terakhir saja.
Kondisi ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan para HRD
perusahaan yang menyatakan bahwa kebutuhan tenaga kerja lima tahun
ke depan lebih diarahkan pada kebutuhan tenaga untuk level operator.
Kualifikasi yang dinbutuhkan terutama yang terkait dengan bidang teknis
pertanian/perkebunan (untuk kebutuhan kebun), teknik mesin, industri,
kimia (terutama untuk kebutuhan pabrik kelapa sawit) serta bidang
ekonomi,akuntansi, komputer dan informatika (untuk penunjang kegiatan
administrasi perkantoran). Secara lengkap gambaran ketenagakerjaan
pada level operator ini dapat dilihat pada Gambar 20
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 52
15.29
32.28
52.43
0
10
20
30
40
50
60
%
0 - < 1 th 1 - 5 th > 5 th
Masa Kerja
MANAJER BERDASARKAN MASA KERJA (tahun)
Gambar 18. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan
kelapa sawit berdasarkan masa kerja (n=412)
15.08
36.28
48.64
0
10
20
30
40
50
%
0 - < 1 th 1 - 5 th > 5 th
Masa Kerja
SUPERVISOR BERDASARKAN MASA KERJA (Tahun)
Gambar 19. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan masa kerja (n=882)
11.62
60.33
28.05
0
10
20
30
40
50
60
70
%
0 - < 1 th 1 - 5 th > 5 th
Masa Kerja
OPERATOR BERDASARKAN MASA KERJA (Tahun)
Gambar 20. Proporsi tenaga kerja level operator pada perkebunan
kelapa sawit berdasarkan masa kerja (n=3.597)
Kondisi ketenagakerjaan pada sektor perkebunan kelapa sawit di
Kalimantan Selatan secara umum menunjukkan trend kecenderungan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 53
yang meningkat seiring dengan perluasan kebun dan pembangunan
pabrik kelapa sawit (CPO). Peningkatan jumlah kebutuhan tenaga kerja
pada sektor perkebunan sawit ini bersifat khas, karena umumnya pihak
perusahaan melakukan rekruitmen tenaga kerja sesuai dengan rencana
pengembangan kebun yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil
wawancara mendalam dengan pihak HRD diperkirakan untuk kebutuhan
tenaga kerja satu wilayah kebun dengan luasan sekitar 10.000 hektar
idealnya diperlukan seorang manajer dan dibantu dengan satu orang
asisten kepala, 4 orang asisten kebun, 4 orang mandor kepala, 10 orang
mandor. Kebutuhan tenaga kerja pada level pelaksana lapangan hingga
buruh kebun diperhitungkan dengan proporsi luasan kebun yang
ditangani, misalnya untuk tenaga kerja tanam dibutuhkan 0.12 x luas
kebun, tenaga pemeliharaan 0,12 x luas kebun, dan tenaga panen sekitar
0,08 x luas kebun.
Berdasarkan perjalanan waktu maka perusahaan masih
memerlukan banyak tenaga kerja, terutama kalau prediksi berdasarkan
kondisi pertanaman yang lebih 70% berupa tanaman yang dalam
pertumbuhaan vegetatif (tanaman muda) sehingga belum masuk pada
tahapan reproduksi (berbuah), dan masih belum semua lahan tertanami
sehingga luas tanam terus bertambah.
Keterlambatan penanaman lahan yang sudah meiliki HGU akibat
tumpang-tindih kepemilikan lahan perusahaan dengan milik penduduk
setempat, sehingga selalu terjadi komplik berkepanjangan, akhirnya
perusahaan lebih memilih tunda tanam. Apabila permasalahan ini tidak
dinbantu pemerintah untuk penyelesaiannya maka kedepan jadi citra
buruk untuk investasi berikutnya.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit bukan lagi hanya
berharap pada lahan kering karena sulit mendapatkannya sehingga
pengembangan kedepan diarahkan pada lahan marginal dan lahan basah
yang belum bisa dimanfaatkan oleh tanaman pangan atau tanaman
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 54
perkebunan lainnya. Cukup luas lahan marginal yang belum tergarap
yakni sebesar 17.113 ha sedangkan lahan basah yang belum
dimanfaatkan sebesar 24.533 ha (Tabel 8). Luas lahan yang belum
tergarap ini merupakan peluang besar bagi penambahan luas areal
perkebunan kelapa sawit dimasa yang akan datang.
Dunia pendidikan harus mampu menjawab tantangan dari
perusahaan perkebunan yang makin meningkat. Pemikiran masa depan
bukan lagi hanya TBS tapi sudah pada tuntutan bahan jadi seperti minyak
goreng. Disini makin tampak bahwa yang dibutuhkan bukan hanya orang
spesialisasi pertanian tapi juga yang menguasai pengolahan seperti teknik
industri dan mesin serta elektro.
Tabel 9. Rencana Pengembangan kelapa sawit pada lahan Marginal dan Basah
HGU Tipe Lahan Rencana Pengembangan
Target Realisasi Sisa
Perusahaan besar
Lahan Marginal Lahan Basah
323.531 217.269
212,963 33.719
110.568 183.550
Jumlah 540.800 246.682 294.118
Kebun swadaya
Lahan Marginal Lahan Basah
23.700 7.490
6.587 70
17.113 7.420
Jumlah 31.190 6.657 24.533
1Kebun Plasma
Lahan Marginal Lahan Basah
64.706 65.180
45.065 4.448
19.641 60.842
Jumlah 129.886 49.403 80.483
Berdasarkan jumlah petani dan luas lahan perkebunan kelapa
sawit di tiap daerah (Gambar 20 dan 21) tergambar jelas bahwa
kebutuhan tenaga kerja didaerah tersebut akan terus bertambah namun
kebutuhannya akan terus bermasalah karena pada daerah tersebut justru
penduduknya sedikit, apalagi jumlah yang berpropesi sebagai petani.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 55
Gambar 21. Peta luas lahan kelapa sawit tiap daerah
Gambar 22. Peta jumlah petani di tiap daerah
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 56
Gambar 23. Letak pabrik kelapa sawit di wilayah Kal-Sel
Gambar 24. Daerah penghasil kelapa sawit di wilayah Kal-Sel
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 57
5.4 Dimensi Tempat
Analisis ketenagakerjaan untuk aspek dimensi tempat lebih
difokuskan untuk memberikan gambaran tentang asal sekolah dimana
tenaga kerja tersebut direkrut. Secara ideal, tenaga kerja yang dihasilkan
oleh dunia pendidikan setempat dapat diserap oleh sektor perkebunan
kelapa sawit yang juga ada di wilayah tersebut. Kesesuaian ini juga
penting bagi pihak dunia pendidikan sebagai supplier tenaga terdidik yang
dapat mengisi kebutuhan pihak perusahaan untuk menyesuaikan
kurikulum dan program yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Fakultas Pertanian Unlam harus mampu menyiapkan pendidikan yang
benar-benar mendukung perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, seperti
pembukaan pendidikan fokasi atau SMK khusus kelapa sawit dan
pembukaan Program Studi Kelapa Sawit pada perguruan tinggi.
Pembahasan tentang aspek dimensi tempat ini menggunakan
basis kabupaten/kota dan provinsi dengan kategori luar provinsi (LP),
dsalam provinsi (DP) dan dalam kota/kabupaten (DK) asal sekolah tenaga
kerja dengan lokasi operasional perkebunan sawit yang bersangkutan.
Untuk pembahasan dimensi tempat ini juga akan dikombinasikan antara
level manajemen yang ada dengan tingkat pendidikan tenaga kerja yang
bersangkutan. Hal ini perlu dikaitkan karena untuk pendidikan tinggi
umumnya tidak berada pada semua kabupaten/kota di Provinsi
Kalimantan Selatan.
Hasil survai menunjukkan bahwa umumnya tenaga kerja pada
sektor perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan masih
didominasi tenaga kerja dari luar provinsi(LP) baik untuk level manajer,
supervisor maupun level operator. Untuk level manajer tenaga kerja dari
luar provinsi (LP) proporsi mencapai 72,83%, bahkan ada juga yang
berasal dari luar negeri (LN) sebanyak 0,73%. Secara lengkap gambaran
sebaran asal tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit pada level manajer
ini dapat dilihat pada Gambar 25.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 58
Selanjutnya jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan formal para
manajer ini dapat diketahui bahwa pada semua tingkat pendidikan
manajer yang ada selalu didominasi oleh tenaga kerja dari luar Provinsi
Kalimantan Selatan (LP). Hal ini terkait dengan sejarah perkembangan
perkebunan kelapa sawit itu sendiri yang relatif baru berkembang
dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia seperti di Pulau Sumatera.
dan Jawa. Kebanyakan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa
sawit ini merupakan bagian dari group perusahaan-perusahaaan
perkebunan kelapa sawit yang telah berkembang di Sumatera seperti
Sinar Mas, Minamas, group Astra dan lainnya. Oleh karena itu tenaga
kerja pada level manajer ini didatangkan dari Sumatera dan Jawa.
Secara lengkap proporsi tenaga kerja pada level manajer berdasarkan
tingkat pendidikan formal dan lokasi sekolah terlihat pada Gambar 25.
Berdasarkan Gambar 20 dapat dilihat bahwa untuk level manajer
dengan semua jenjang pendidikan selalu didominasi oleh tenaga kerja
dari luar provinsi (LP), terutama pada jenjang S1 sangat dominasi oleh
mereka yang berasal dari luar provinsi (LP). Hal yang hampir sama juga
terjadi pada level supervisor, tetapi proporsi tenaga kerja yang bersal dari
luar provinsi (LP) dominasinya tidak sebesar level manajer, dimana
proporsi tenaga kerja dari luar provinsi (LP) hanya mencapai 58,28%
(bandingkan dengan level manajer yang proporsinya mencapai 72,82%.
Hal yang juga menarik adalah proporsi tenaga kerja level supervisor yang
berasal dari dalam kabupaten (DK) proporsi menempati urutan kedua
dibandingkan yang berasal dari dalam provinsi, dengan proporsi
mencapai 21,77%. Secara lengkap gambaran proporsi tenaga kerja pada
level supervisor di perusahaan perkebunan kelapa sawit (Gambar 26).
Selanjutnya jika dihubungkan dengan tingkat pendidikan tenaga
kerja dengan asal sekolahnya ternyata dominasi tenaga kerja dari luar
provinsi (LP) justeru terdapat pada level supervisor dengan jenjang
pendidikan SMA. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan pihak
HRD perusahaan dapat diketahui beberapa hal yang menyebabkan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 59
kondisi ini terjadi. Faktor Pertama, karena sebagian besar tenaga kerja
tersebut memang berasal dari luar provinsi (LP) seperti Sumatera dan
Jawa. Faktor Kedua, beberapa lokasi perkebunan kelapa sawit terutama
di wilayah Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu serta Tanah Laut
berdekatan dengan lokasi transmigrasi. Banyak diantara mereka yang
juga ikut sebagai tenaga kerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit ini,
dan sewaktu sekolah mereka menamatkan pendidikan formalnya di luar
Provinsi Kalimantan Selatan (Gambar 28).
MANAJER BERDASARKAN ASAL SEKOLAH
LN 0.73%
LP 72.82%
DP 24.27%
DK 2.18%
Gambar 25. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa
sawit berdasarkan lokasi sekolahnya (n=412)
Gambar 26. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan
kelapa sawit berdasarkan lokasi sekolahnya (n=882)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 60
0
10
20
30
40
50
LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK
S3 S2 S1 D3 D1 SMA SMK SMP
%
Gambar 27. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa
sawit berdasarkan tingkat pendidikan dan lokasi sekolahnya
(n=412)
Kondisi ketenagakerjaan pada level operator juga masih
didominasi tenaga kerja luar provinsi (LP), walaupun tingkat dominasi
lebih rendah dibandingkan level manajer dan supervisor, dengan proporsi
mencapai 48,51% (bandingkan dengan level manajer dengan proporsi
72,83%, supervisor dengan proporsi 58,28%). Seperti halnya dengan
level supervisor, tenaga kerja yang berasal dari dalam kabupaten yang
sama (DK) dengan lokasi perusahaan perkebunan kelapa sawit proporsi
lebih banyak dibandingkan dengan yang berasal dari dalam provinsi (DP)
walaupun tidak terlalu jauh berbeda. Secara lengkap gambaran tenaga
kerja pada level operator berdasarkan lokasi pendidikan formal
terakhirnya dapat dilihat pada Gambar 29.
Selanjutnya jika dilihat dari jenjang pendidikan dihubungkan
dengan asal sekolahnya ternyata dominasi tenaga kerja dari luar provinsi
masih tinggi walaupun tidak seekstrim pada level manajer. Faktor
penyebab yang sama karena walaupun banyak tenaga kerja yang direkrut
sudah menjadi penduduk di sekitar wilayah perkebunan, tetapi karena
sebagian dari mereka berasal dari Jawa yang datang sebelumnya ke
wilayah ini melalui program transmigrasi. Sebelum mereka ikut
bertransmigrasi, pendidikan formalnya telah ditamatkan di tempat asal
mereka (di luar Provinsi Kalimantan Selatan). Secara lengkap proporsi
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 61
tenaga kerja pada level operator berdasarkan tingkat pendidikan formal
dan lokasi sekolah terlihat pada Gambar 30.
Berdasarkan Gambar 25 dapat dilihat bahwa untuk level operator
proporsi pada masing-masing level walaupun masih didominasi tenaga
kerja dari luar provinsi (LP) tetapi tenaga kerja dari dalam provinsi (DP)
maupun dalam kabupaten (DK) proporsi juga sudah relatif besar. Bahkan
jika proporsi tenaga kerja dalam provinsi (DP) dan dalam kabupaten (DK)
ini dijumlahkan proporsi lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja
dari luar provinsi (LP).
0
5
10
15
20
25
30
35
LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK
S1 D3 D2 D1 SMA SMK SMP-SD
%
Gambar 28. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan
kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan dan lokasi
sekolahnya (n=882) OPERATOR BERDASARKAN ASAL SEKOLAH
LP
48.51%
DP
23.99%
DK
27.50%
Gambar 29. Proporsi tenaga kerja level operator pada perkebunan
kelapa sawit berdasarkan lokasi sekolahnya (n=882)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 62
0
5
10
15
20
25
30
35
LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK
S1 D3 D2 D1 SMA SMK SMP-SD
%
Gambar 30. Proporsi tenaga kerja level opetrator berdasarkan tingkat
pendidikan dan lokasi sekolahnya (n=3.597)
Hingga sat ini di Kalimantan Selatan sudah ada 21 pabrik
pengholahan kelapa sawit dan berdasarkan permohonan izin di Dinas
Perkebunan Propinsi Kalimantan Selatan masin ada dua pabrik yang
dalam proses pembangunan fisik (Tabel 9).
Berdasarkan jumlah pabrik yang ada dan yang akan dibangun
perusahaaan seiring dengan tuntutan pengolahan dari perkebunan sawit
yang akan berproduksi maka tidak mustahil kebutuhan tenaga kerja
semakin meningkat terutama pada level operator dan supervisor, bahkan
manajer. Kemungkinan pabrik dibangun akan terus bertambah karena
pengolahan TBS tidak mungkin ditunda, sedangkaan jarak antar
perkebunan cukup jauh. TBS akan menurun kuantitas dan kualitasnya
apabila pengolahan dilakukan setelah 8 jam. Data menunjukkan bahwa
kapasitas pabrik sudah tidak memungkinkan lagi menampung TBS
sehingga kedepan perlu ditingkatkan kapasitasnya atau menambah pabrik
baru disekitar kebun. Pabrik perlu dibangun apabuila luas lahan yang
sudah ditanami mencapai 400 hektar
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 63
Tabel 10 . Pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di Kal-Sel
No PERUSAHAAN KABUPATEN KAPASITAS TON/JAM) PRODUKSI(Ton/Bln)
IJIN PASANG
PAKAI CPO INTI SAWIT
1 PT. ASTRA AGRO LESTARI. TBK
Tabalong 40 40 40-42 - 450.000
2 PT. POLA KAHURIPAN I.S
Tanah Laut 30 30 30 1.164 223
3 PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN
Tanah Laut 90 45 45 3.561,38 -
4 PT. SMART TBK Tanah Laut 30 31,3 31,30 1.865 -
5 PT. KINTAP JAYA WATINDO
Tanah Laut 30 30 30 1.522.514 24,625
6 PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN
Tanah Bumbu 30 30 30 3.616.199 -
7 PT. LADANG RUMPUN S.A
Tanah Bumbu 60 60 60 6.389,431 1.335,569
8 PT. BUANA KARYA BHAKTI
Tanah Bumbu 90 90 60 3.500 750
9 KKPA Tanah Bumbu 15 15 15 1.350,092 250,496
10 PT. SMART TBK Kotabaru 60 62,6 62,6 2,61 -
11 PT. SINAR KENCANA INTI P
Kotabaru 60 57,3 57,3 3.866 -
12 PT. SMART TBK Kotabaru 45 45 45 2.583 -
13 PT. PURIMAS SASMITA
Kotabaru 15 16,5 16,5 1.100 -
14 PT. BERSAMA SEJAHTERA S
Kotabaru 60 40 40 4.221,474 820.394
15 PT. LAGUNA MANDIRI
Kotabaru 60 60 60 2.263,847
426.572
16 PT. LANGGENG MUARA MAKM
Kotabaru 60 60 60 1.898,012 365.496
17 PT. PARIPURNA SWARSA
Kotabaru 60 60 60 3.329,275 596.931
18 PT. SWADAYA ANDIKA
Kotabaru 60 60 60 1.762,588 406
19 PT. SURYA BUMI TP Kotabaru 60 60 57-58 4.420,540 835
20 PT. ALAM RAYA K.M Kotabaru 45 45 45 - -
21 PTPN XIII PELAIHARI Tanah Laut 30 30 - - -
22 PT. BUMI RAYA INVESTINDO
- - - - - dlm proses
23 PT. SAJANG HEULANG
Tanah Bumbu 60 60 - - dlm proses
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemetaan dan analisis sisi permintaan dalam
dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di Perkebunan Kelapa Sawit
Kalimantan Selatan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan dimensi kuantitas, perusahaan kelapa sawit sampai
saat ini masih memerlukan penambahan tenaga kerja pada level
manager, supervisor dan operator. Kebutuhan dimasa yang akan
dating diperkirakan akan meningkat 100%. Kebutuhan tenaga
musiman juga meningkat karena semakin bertambahnya lahan
yang akan ditanami dan tibanya waktu panen.
2. Berdasarkan dimensi kualitas tenaga kerja ada tiga faktor penentu
kompetensi adalah; pendidikan, pengalaman dan prestasi.
Peningkatan kualitas lulusan melalui pembekalan yang cukup
dibidang perkebunan dalam bentuk PKL, magang, KKN atau
praktek kerja dalam rentang waktu tertentu, khususnya tentang
pengelolaan tanaman dan pengelolaan pabrik. Pembenahan
mendasar terhadap mentalitas alumni agar bisa sukses berkarier
diperkebunan. Berdasarkan hasil FGD ditetapkan enam bidang
kompetensi yang dibutuhkan perusahaan ( Personal effectiveness,
Leadership competencies, POD Estate competencies, POD Mill
competences, Security competences, Security support). Nilai
Fulfillment Index (FI) pada tiap perusahaan berkisar antara
0.610051 - 1
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 65
3. Berdasarkan dimensi waktu maka kebutuhan tenaga kerja akan
semakin meningkat secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas
seiring dengan tibanya masa panen dan makin berkembangnya
aktivitas pabrik pengolahan hasil, serta semakin luasnya
pembukaan lahan baru, khususnya pada lahan marginal dan lahan
basah yang belum dimanfaatkan komoditi lain.
4. Berdasarkan dimensi lokasi, sebagian besar tenaga kerja
perkebunan kelapa sawit bukan berasal dari penduduk setempat.
Kurangnya pekerja dari penduduk lokal akibat rendahnya kualitas
SDM yang ada dan masih ada alternatif pekerjaan lain di kota.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan maka
dapat disarankan :
1. Kebutuhan tenaga kerja akan terus meningkat sehingga perlu
adanya kerjasama yang lebih baik antara dunia pendidikan dan
pihak perusahaan kelapa sawit untuk menciptakan tenaga kerja
yang memenuhi standar kuantitas, berkualitas dan kontinuitas.
2. Perhatian terhadap tenaga kerja lokal perlu ditingkatkan dan harus
mendapat perhatian khusus dari pihak perusahaan dan pemerintah
daerah setempat agar tidak menimbulkan kecemburuan dan
kesejangan dimasa akan datang.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 69
LAMPIRAN 2.
2.1. Standar kompetensi
2.1.1 Personal Effectiveness Competencies
Accountability (Dependability) Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana kemampuan dalam menginternalisasi diri terhadap tanggung jawab atas ketepatan waktu, komitmen terhadap tugas, kepatuhan terhadap standar kinerja, dan sesuai dengan aturan dan kebijakan organisasi.
P1 P2 P3 P4
Sesuai dengan aturan dan harapan yang ditetapkan oleh departemen / organisasi
Mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas dan fungsi rutin
Menerapkan tanggung jawab pribadi dan tim terhadap tanggung jawab yang ditugaskan. Menerapkan strategi manajemen kinerja untuk meningkatkan akuntabilitas staf
Melaksanakan keseluruhan tanggung jawab untuk dept / kinerja organisasi, tujuan pertemuan dan kebutuhan stakeholder.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memberikan pemberithuan sebelumnya jika ada keterlambatan atau hal yang tidak dimaksudkan
Melaporkan pekerjaan secara konsisten pada hari dan waktu yang ditentukan.
Ikuti menyusun prosedur dan peraturan.
Sabar dalam berbagai kondisi kerja untuk menyelesaikan tugas-tugas dan proyek.
Menunjukkan kemauan untuk bekerja lembur demi mengejar deadline
Membuat langkah yang tepat untuk mengatasi kekurangan grup / tim.
Memberikan arah kerja dan feedback yang sesuai melalui berbagai saluran komunikasi yang dianggap pantas.
Memfasilitasi pertemuan dengan unit / anggota departemen untuk berdiskusi tentang tujuan dan agenda jangka pendek dan jangka panjang.
Mengumpulkan sejumlah laporan dan mengupdate status.
Memanfaatkan proses manajemen kinerja.
Menyatakan dengan jelas ekspektasi kinerja, memberikan kesempatan untuk perbaikan dan memberlakukan konsekuensi kinerja.
Menantang individu secara terbuka dan konstruktif mengenai masalah kinerja, bersikap tegas tetapi tetap adil
Menjaga keseimbangan biaya yang efektif mengenai pengendalian dan pengambilan resiko untuk memastikan pekerjaan yang efektif dan efisien dalam anggaran
Mengatasi kesenjangan sumber daya yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi.
Menerangkan, melaporkan, dan menjelaskan penggunaan sumber daya untuk mencapai target kinerja organisasi atau departemen, tujuan dan sasaran.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 70
Analytical Thinking Kompetensi ini adalah tentang menafsirkan, menghubungkan dan menganalisis informasi dalam rangka memahami sebab dan akibat dalam sebuah situasi untuk membuat keputusan yang efektif. Ruang lingkup ini juga mencakup pemikiran strategis & kemampuan meninjau masa depan, dan pelaksanaan rencana.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan kemampuan dalam membagi-bagi tugas menjadi komponen-komponen kunci. Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan operasi dan isu-isu penyelesaian dengan pendekatan yang sama atau terkait
Mendefinisikan masalah yang lebih kompleks, menilai solusi yang paling sesuai dari pilihan yang dikembangkan secara logis atau dengan aplikasi yang imajinatif dari sebuah pendekatan atau metode yang dirancang untuk tujuan lain
Menerapkan analisis yang luas dan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang kompleks atau menciptakan peluang baru yang signifikan dalam situasi yang memerlukan analisis dan interpretasi yang kompleks dan mendalam, bertentangan atau data yang abstrak
Menerapkan sistem perspektif untuk menganalisis masalah organisasi yang luas. Merekomendasikan pilihan setelah melalui evaluasi yang menyeluruh dari berbagai perspektif dan ide
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memecah program kerja sehingga dapat dicerna, dan mengidentifikasi tonggak kunci.
Membuat daftar tindakan yang dan sumber daya yang dibutuhkan
Melaksanakan rencana dengan pemahaman yang jelas dan hasil yang diantisipasi
Mampu memeriksa dan menafsirkan berbagai data dan informasi.
Belajar, memahami dan menerapkan alat pemecahan masalah dasar
Analisis situasi dan data secara logis dan sistematis.
Berpikir melalui mengapa sesuatu terjadi dan apa implikasinya.
Membangun perencanaan strategis dan menunjukkan pemahaman yang jelas mengenai pengaruh serta mengantisipas hasil yang diinginkan. Membuat rencana yang jelas dan logis serta menyusun program kerja yang koheren
Memantau dan memastikan bahwa tindakan tersebut diikuti perencanaan yang strategis
Menunjukkan kemampuan untuk menganalisis situasi, masalah dan/atau ketidakpastian dan memberikan solusi yang tepat
Memberikan pelatihan kepada orang lain untuk memikirkan masalah, menganalisa beberapa kemungkinan penyebab untuk setiap situasi tertentu. Mempertimbangkan kemungkinan berbagai implikasi. Menggunakan alat-alat analisis untuk menganalisis manajemen dan kinerja data .
Menyusun strategi dan mengintegrasikan pemecahan masalah, penilaian dan pengambilan keputusan. Mampu untuk fokus pada tindakan yang tepat
Menggerakkan tim untuk melaksanakan rencana secara eektif, termasuk memebuat komentar dan mengatasi masalah yang kritis
Mengintegrasikan dan menggerakkan aplikasi yang tepat atas peralatan berpikir secara analitis
Merekomendasikan pilihan setelah melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kemungkinan-kemungkinan dan mencegah situasi yang tidak diinginkan di masa mendatang.
Membimbing untuk membuat pemakaian yang terbaik atas data yang terkumpul untuk mwngamankan perbaikan, termasuk menggunakan data yang diperoleh demi mengembangkan rencana sebelum orang lain
Menyarankan pentingnya memiliki pendekatan yang ketat, logis, dan reflektif terhadap situasi dan masalah.
Menyusun solusi untuk masalah yang luas.
Menganalisis ulang akar permasalahan untuk kemungkinan penyesuaian kesimpulan
Menyediakan nasihat dan mendorong budaya yang mendorong berpikir analitis.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 71
Attention to Detail (Quality Orientation) Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana menggunakan sistem standar pengorganisasian proses kerja secara sistematis dan sumber daya terkait serta memperhatikan integrasi sluruh aspek dalam tugas, situasi dan / atau masalah yang terkait dengan pekerjaan sebagai alat untuk mencapai efisiensi yang optimal, efektifitas dan kualitas dalam menunjukkan tanggung jawab/tugas yang berhubungan
P1 P2 P3 P4
Melakukan tugas-tugas dasar yang rutin dan berulang-ulang dengan dengan kepedulian dan perhatian . Memastikan bahwa rincian tugas yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan standard
Mandiri dalam menentukan urutan tugas dan membantu mengembangkan sebuah sistem organisasi. Mengidentifikasi masalah dalam proses dan tugas kerja serta menyampaikan masalah ini kepada orang lain.
Meninjau dengan cermat terhadap proses dan tugas kerja. Memulai tindakan perbaikan untuk kualitas untuk meningkatkan proses yang ada demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
Mengembangkan strategi dan instrumen untuk transaksi operasional. Meminimalkan inefisiensi dalam proses & pelayanan di seluruh organisasi.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menjaga tugas yang diberikan/checklist proyek yang dapat diakses dengan mudah
Mencari klarifikasi jika diperlukan.
Menggunakan waktu pegawai dan sumber daya secara produktif untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Membuat tugas pribadi penggolongan proyek / berdasarkan persyaratan dan standar yang ditetapkan untuk tugas /proyek yang diberikan
Mengikuti pedoman/proses untuk memastikan kualitas hasil
Menerapkan prinsip-prinsip, proses dan peralatan manajemen kualitas dalam kegiatan sendiri dengan bimbingan.
Melakukan tinjauan terhadap pekerjaan sendiri secara hati-hati untuk kelengkapan dan keakuratan terhadap kriteria yang ditetapkan dan / atau checklist sebelum melakukan tinjauan akhir
Memanfaatkan berbagai saluran komunikasi untuk memastikan instruksi tugas yang jelas.
Tetap fokus dan menjaga kualitas di bawah kondisi kerja yang berubah dan beban kerja yang tinggi.
Mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kualitas kerja sendiri.
meninjau dan mengevaluasi karya yang dihasilkan oleh tim di bawah pengawasan langsung
Mengumpulkan sejumlah rekomendasi untuk proses terbaik dari organisasi lain yang menyediakan hal yang sama dari jasa dan atau barang.
Mengnalisa praktek saat ini secara terus menerus untuk peningkatan efisiensi.
Meninjau semua aspek tugas untuk menjamin kualitas.
Mendukung tim dalam menetapkan kriteria kualitas dan kerangka penggabungan standard kualitas, pedoman dan kebijakan.
Membangun pendekatan perbaikan yang kontinyu ke dalam praktek kerja dan belajar dari pengalaman.
Memperbanyak Referensi sumber daya hukum agar tetap sejalan dengan undang-undang dan peraturan saat mereka berhubungan dengan fungsi.
Memastikan bahwa semua standard departemen /praktik kualitas organisasi praktik mutu diterapkan dengan benar di semi tingkat
Bertindak dalam peningkatan feedback secara kontinyu untuk mengukur kualitas bagi tim
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 72
Business Development Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mencari bisnis baru dan bisnis venture yang sustainable, mengevaluasi kelangsungan hidup finansial proposisi bisnis dan menjamin perizinan manajemen. Hal tersebut meliputi pemantauan lingkungan bisnis agar tetap mengikuti perubahan di pasar yang berpengaruh pada perusahaan
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip penelitian pasar. Mengumpulkan data bisnis yang relevan serta memanfaatkan informasi untuk mengidentifikasi usaha bisnis yang potensial
Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi peluang bisnis yang layak. Mengikuti perubahan yang terjadi di pasar yang berdampak pada perusahaan. Melakukan studi kelayakan dan evaluasi keuangan untuk kelangsungan hidupnya.
Meranking kesempatan sesuai dengan parameter yang dibentuk untuk memfasilitasi pengambilan keputusan pada pilihan usaha. Meninjau pekerjaan orang lain untuk kecukupan dan memenuhi tujuan bisnis
Mempresentasikan proposal bisnis kepada manajemen. Menghasilkan rekomendasi yang dapat memberikan nilai tambah sehingga mampu meningkatkan peluang bisnis.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memperlihatkan konsep bisnis fundamental dan menunjukkan pengetahuan tentang alat
Memahami secara umum mengenai persyaratan organisasi secara keseluruhan
Menganalisa informasi pasar untuk peluang bisnis
Memahami studi kelayakan keuangan dan dampaknya terhadap kelangsungan bisnis baru
Mengkategorikan informasi pasar
Mempresentasikan temuan atas analisis informasi pasar
Memantau kemajuan tugas yang harus diselesaikan
Mengevaluasi dan meriview desain, gambar dan informasi
Menetapkan kerangkan studi kelayakan finansial
Berpartisipasi dalam penyusunan spreadsheet keuangan.
Menghimpun temuan penelitian pasar.
Menyiapkan paper penelitian pasar untuk informasi manajemen
Mengkoordinasi dan mamantau kemajuan proses pengembangan produk dengan mengatur Dan memantau timeline Dan pencapaian berbagai jenis project milestone
Mengatur informasi keuangan untuk memfasilitasi analisis logis dan temuan studi kelayakan
Menyusun temuan yang dibuktikan oleh data dalam urutan yang logis
Menafsirkan informasi pasar Dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kegiatan bisnis
Pengambilan keputusan terhadap pilihan produk yang diinginkan
Menyarankan tentang potensi pengembangan usaha bisnis baru „vis-à-vis‟ risiko bisnis
Memperkirakan kelayakan finansial Dan menginterpretasikan temuan
Menyusun keputusan/rekomendasi untuk presentasi dengan para stakeholder dalam menentukan hasil
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 73
Communications Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk mengatur dan menyampaikan informasi serta pandangan dan konsep secara ringkas dan jelas untuk berbagai khalayak. Ini melibatkan mengadopsi pendekatan komunikasi yang tepat kepada orang lain dalam berbicara dan mempengaruhi dalam memilih jalan terbaik dalam melakukan tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip komunikasi mendasar. Memanfaatkan terminologi bisnis yang tepat dalam pekerjaan individu
Menyampaikan dengan jelas gagasan dan informasi untuk melibatkan penonton dan membantu mereka mempertahankan pesan. Menggunakan metode yang sesuai untuk mengumpulkan, menyusun dan mendistribusikan informasi.
Mengembangkan strategi komunikasi untuk mengadopsi gaya yang tepat dan saluran komunikasi bagi kelompok yang berbeda. Menafsirkan informasi dan menanggapinya dengan tepat.
Menguraikan ide-ide dan pandangan dengan jelas. Memberikan saran tentang strategi komunikasi dan mempromosikan perbaikan terus menerus dalam komunikasi organisasi.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Membangun pengetahuan mandalam tentang bisnis organisasi
Menunjukkan pemahaman tentang strategi komunikasi organisasi dan dimana mereke menyesuaikan diri
Menulis dengan jelas, singkat dan akurat dalam bahasa inggris untuk semi format
Menanggapi pertanyaan dengan jawaban yang akurat, lengkap, dan logis
Menggunakan istilah-istilah yang sesuai untuk para audiens
Memberikan fakta yang jelas dan akurat serta mampu memanfaatkan bahasa dan kosakata yang tepat
Mampu mengidentifikasi dan memahami kebutuhan internal dan eksternal audiens serta meyesuaikan gaya komunikasi yang sesuai
Mengetahui prioritas utama organisasi
Memahami hubungan kunci dan pentingnya jaringan untuk komunikasi organisasi
Menggunakan metode yang sesuai untuk mengumuplkan, menyusun, dan mendistribusikan informasi
Menunjukkan kemampuan untuk membuat presentasi yang efektif
Mempresentasikan ide secara efefktif dan mampu untuk menjelaskan ketika diperlukan
Mengadopsi gaya dan saluran komunikasi yang sesuai bagi beragam kelompok
Mampu menggunakan persuasi untuk mempengaruhi dan menyampaikan pesan secara jelas dan logis.
Memastikan ide dan perspektif yang koheren berkaitan dengan kebutuhan situasional.
Mengidentifikasi masalah komunikasi dan perbaikan dalam memulai sebuah proses
Megembangkan dan mengimplementasikan dan/atau perbaikan metode komunikasi secara lisan dan tertulis yang baru kepada tim
Menjelaskan ide-ide yang kompleks dan penggunaan informasi yang sesuai dengan tingkatan penonton
Ahli dalam hal keterampilan berkomunikasi Dan menggunakan persuasi untuk memperoleh komitmen
Meningkatkan perbaikan secara terus menerus komunikasi organisasi
Menunjukkan fleksibilitas dalam mencapai solusi yang saling menguntungkan
Melatih orang lain dalam hal konsep komunikasi, pendekatan dan penyelesaian masalah
Mengembangkan strategi komunikasi dalam mempengaruhi orang lain dan menjelaskan masalah dengan jelas
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 74
Conflict Management Kompetensi ini fokus kepada kemampuan untuk mencegah, mengelola, dan menyelesaikan konflik dari berbagai jenis individu dan kelompok
P1 P2 P3 P4
Membenarkan adanya konflik dan bertanggung jawab dalam situasi konflik. Mampu membuka jalan komunikasi dengan orang lain
Mengenali dan mengatasi konflik yang terjadi atau berpotensi untuk terjadi. Mengantisipasi dan mengambil tindakan untuk menhindari/mengurangi potensi konflik. Mengajak orang lain untuk mengatasi konflik dengan cara berdialog
Mengelola dan menengahi konflik dengan memperkenalkan strategi yang dapat mengurangi atau menyelesaikan konflik. Memfasilitasi dialog konflik untuk memastikan agar perbedaaan pendapat dapat diselesaikan
Menengahi situasi konflik yang sensitif. Mampu membangun budaya yang berfokus kepada win-win conflict resolution. Mengatur perbedaan antar orang dengan menawarkan solusi yang disepakati bersama
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Tetap tenang ketika menghadapi suatu konflik
Mendengarkan kekhawatiran, pendapat dan keberatan orang lain
Berpartisipasi dalam percakapan dan atau pertemuan yang dimaksudkan untuk menyelesaikan konflik atau waspada terhadap situasi seperti ini
Menunjukkan pengetahuan tentang etika resolusi konflik kolaboratif termasuk: netralitas, kerahasiaan, obyektifitas, menghormati perbedaan, dan kejujuran
Membawa konflik kepada orang yang sesuai dan memiliki wewenang untuk menyelesaikannya
Mendorong dialog yang tenang antara lain ketika terjadi perbedaan pandangan dan meningkatkan saling pengertian
Mempertimbangkan kekhawatiran, masalah, dan keberatan orang lain
Memfokuskan kembali perhatian individu terhadap kegiatan kerja, dan tujuan yang bermutu serta menjauhi masalah-masalah pribadi
Mengambil jalan tengah untuk mengatasi konflik yang sedang berlangsung
Mengantisipasi dan mengambil tindakan untuk menhindari atau mengurangi potensi konflik
Memfasilitasi diskusi formal antara anggota grup kerja untuk mengatasi ketegangan yang terjadi di tempat kerja dan/atau meneguhkan konflik
Menggunakan gaya interpersonal Dan strategi komunikasi yang sesuai dalam memfasilitasi grup diskusi, dan menyempaikannya dengan orang lain
Melakukan pendekatan terhadap situasi konflik secara objektif dan adil
Berusaha untuk menanamkan nilai-nilai individu dan kelompok serta menunjukkan sikap yang dapat mengurangi konflik di tempat kerja umum
Menetapkan persetujuan dengan fakta-fakta
Menetapkan pemahama tentang cara pandang dan keinginan orang lain
Melakukan pendekatan situasi konflik dengan cara yang paling diplomatis
Mencapai hasil yang "win-win" dengan cara mengidentifikasi kepentingan umum, Mengklarifikasi perbedaan, dan mencapai consensus atau kompromi
Memantau dinamika individu/grup Monitors individual/group dynamics untuk mencegah konflik yang semakin meningkat
Melibatkan stakeholder dalam proses yang konstruktif untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan perbedaan demi mencapai solusi yang disepakati bersama.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 75
2.1.2. Leadership Competencies
Business Acumen Kompetensi ini adalah tentang memiliki pengetahuan tentang proses bisnis dan potensinya; menghubungkan penilaian mendalam tentang lanskap bisnis eksternal dan internal dengan arah strategis organisasi. Melibatkan pembuatan keputusan yang mendukung kebutuhan jangka panjang dan ekspektasi bisnis dan pelanggan. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah business intelligence, pemecahan masalah & pengambilan keputusan dan fokus pada pelanggan
P1 P2 P3 P4
Memiliki pengetahuan dasar dalam proses bisnis, konsep dan piranti yang digunakan dalam proses bisnis serta mampu mempraktekkannya dengan baik. Mampu menyelaraskan tujuan organisasi dengan arah strategis organisasi.
Memiliki wawasan dan pengetahuan tentang bisnis serta mampu melakukan tindakan strategis dalam menghadapi tantangan bisnis dan korporasi. Mudah mengatur ulang prioritas untuk merespon tuntutan bisnis dan pelanggan
memimpin dan mengarahkan unit dalam mempengaruhi lanskap bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Menunjukkan wawasan tentang tren bisnis dan menerapkannya untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan saat ini dan masa depan.
Menggambarkan lanskap bisnis masa depan dan bentuk tujuan strategi yang sesuai. Terus mengeksplorasi pendekatan baru untuk mengembangkan bisnis dan kepuasan pelanggan.
Contoh aktivitas dan pengetahuan yang termasuk dalam tingkatan ini adalah :
Menyusun data bisnis
secara teratur dan saling berkaitan
Peningkatan kesadaran akan peran individu dan kontribusinya terhadap strategi bisnis secara keseluruhan
Menunjukkan kemampuan dalam pemecahan masalah serta memiliki keterampilan dasar dalam menentukan solusi yang tepat dalam kebijakan perusahaan
Mampu menggunakan piranti pengambilan keputusan secara efektif
Mentaati nilai-nilai organisasi ketika membuat keputusan dan menggunakan kebijaksanaan dalam melakukan pekerjaan
Menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan pelanggan dan tingkat pelayanan yang maksimal untuk perusahaan
Memiliki pengetahuan yang baik tentang harapan dan
Menganalisa dan menerjemahkan data bisnis
Tingkatan yang dicapai dalam kinerja terbaik
Mengambil tindakan yang berdampak positif terhadap strategi departemen dan strategi bisnis
Menganalisa penyebab masalah dan dampaknya
Mengumpulkan informasi menggunakan alat pengambil keputusan untuk lebih memahami masalah dan cara penyelesaiannya
Mempertimbangkan nilai- nilai organisasi dalam pengambilan keputusan dan dampak keputusan terhadap anggota tim
Mengevaluasi keinginan konsumen dan menerapkan strategi untuk memastikan tercapainya kepuasan konsumen
Membandingkan tingkat kepuasan konsumen dengan best practices
Menerjemahkan data bisnis dan strategi bisnis dalam rencana kegiatan, tujuan dan prioritas perusahaan.
Mencari dan mengenali tren bisnis melalui aliansi sejenis untuk mengetahui kemungkinan pertumbuhan bisnis ataupun kemungkinan penghematan biaya operasional.
Mengantisipasi adanya respond an dampak bisnis dimansa sekarang maupun yang akan datang.
Menerjemahkan informasi dari sumber yang jelas dan dapat dipercaya untuk merumuskan kebijakan yang jelas dan efektif.
Menganalisa masalah dari berbagai macam sudut pandang dan mempertimbangkan dampak keputusan terhadap stakeholder tertentu.
Mnginisiasi strategi yang mengantisipasi dan mengatasi kemungkinan perubahan keinginan konsumen dimasa yang akan dating.
Menyusun rencana dan kemudian mewujudkan bentuk strategi bisnis secara keseluruhan berdasarkan interpretasi data yang ada dalam rangka memperkirakan kemungkinan resiko dan keuntungan yang dapat diraih.
Memanfaatkan adanya aliansi bisnis untuk medapatkan wawasan bisnis.
Secara kontinyu mengeksplorasi pendekatan baru untuk mendapatkan wawasan bisnis dan menciptakan kesempatan
Berpikir kreatif dan mengeksplorasi berbagai macam solusi alternatif untuk mengatasi dan menyelesaikan tantangan dalam waktu yang tepat
Mempertimbangkan dampak keputusan terhadap internal dan eksternal stakeholder
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 76
Driving Change and Performance Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memulai dan mendukung transformasi organisasi untuk mewujudkan komitmen terhadap keunggulan kinerja. Berhasil mengimplementasikan inisiatif baru yang mencerminkan perubahan lingkungan bisnis yang kompetitif. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah perubahan manajemen, fleksibilitas dan adaptasi dan dorongan untuk hasil yang lebih baik.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan dukungan untuk inovasi dan isiatif perubahan dalam organisasi. Menunjukkan kemampuan penyesuaian diri dan kemauan untuk melakukan kinerja yang optimal dengan mencapai tujuan organisasi dan tim.
Menunjukkan pemahaman dan kemampuan untuk merubah lingkungan kerja yang kompetitif dengan merencanakan dan melaksanakan inisiatif perubahan. Mendorong performa kerja yang baik dan mendorong anggota tim untuk mencapai tujuan departemen secara bersama-sama.
Mengembangkan dan mengelola perubahan yang mengacu pada implementasi pendekatan baru untuk merubah lingkungan bisnis. Mengatur tantangan yang secara berkesinambungan memacu orang lain untuk dapat bekerja dan mendapatkan hasil melebihi ekspektasi.
Secara proaktif mengarahkan perubahan dalam perusahaan. Menyarankan pada struktur dan proses untuk merencanakan dan mengatur implementasi dari perubahan strategi. Mengispirasi orang lain untuk dapat mencapai ekspektasi dan berjuang secara terus menerus untuk performa yang lebih baik.
Examples of activities and knowledge comprised within the levels are:
Menyadari peranan individu dalam suatu proses perubahan
Mengatur prioritas sendiri untuk memenuhi kebutuhan perubahan tim
menyesuaikan perilaku dan prioritas pribadi untuk mengubah keadaan
Menunjukkan kemauan untuk mengubah ide-ide atau persepsi ketika dihadapkan dengan informasi baru
Memahami alasan terjadinya perubahan dan dapat mengambil tindakan yang tepat
Mengantisipasi ketidakpastian dan mempersiapkan alternatif lain ketika perubahan terjadi.
Melaksanakan dan memantau proses perubahan untuk memastikan tercapainya tujuan
Memeriksa dampak perubahan pada orang lain
Memberikan respon secara efektif untuk mengubah keadaan dan memantau penyesuaian yang dilakukan untuk memastikan efektivitas maksimum dalam tim
mendorong terwujudnya tanggung jawab pribadi dalam mencapai kinerja yang lebih unggul
Rencana, mengembangkan dan mengelola inisiatif perubahan melalui prinsip-prinsip manajemen perubahan yang efektif dengan mempertimbangkan implikasi terhadap sumber daya yang ada.
Struktur unit kerja harus responsif terhadap kebutuhan situasional dan prioritas yang ingin diterapkan.
Terbuka untuk ide-ide baru dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan dan menyesuaikan prioritas yang sesuai
Mengakomodasi perubahan dan mengidentifikasi pendekatan pragmatis untuk menyelesaikan pekerjaan secara efisien dan efektif
Menerapkan perubahan terpadu dalam operasi bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
Menciptakan cara-cara inovatif mendukung suatu perubahan dan melihat situasi secara objectif dari berbagai macam sudut pandang.
Bertidak sebagai contoh dalam perubahan perilaku dan organisasi
Memelihara budaya yang kondusif dalam suatu perubahan dan bertindak sebagai model dalam menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptas
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 77
Emotional Intelligence Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola kekuatan emosi seseorang dan keterbatasannya untuk untuk dapat memberikan sikap positif kepada orang lain. Menunjukkan kemampuan untuk berempati dan melibatkan orang lain untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah kesadaran diri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan kemampuan untuk mengelola dan menyaring emosi sendiri dengan cara yang konstruktif. Sadar akan kekuatan emosi sendiri dan keterbatasannya. Menunjukkan empati dan pertimbangan terhadap perasaan orang lain saat / sebelum mengambil tindakan.
Menunjukkan kesadaran sosial dengan mengakui kebutuhan emosional orang lain. Mengakui kekuatan emosional individu dan keterbatasannya serta merubah keterbatasan ini untuk mencapai tujuan. Disesuaikan dengan kebutuhan dan sensitivitas orang lain.
Menyeimbangkan emosi dengan alasan dan logika secara efektif. Mengatur kekuatan dan kelemahan emosi diri sendiri dan orang lain, mengetahui dinamikanya dan menyadari dampaknya terhadap kinerja. Menyediakan waktu dan usaha untuk dapat memahami orang lain serta menawarkan bantuan yang sesuai dan mungkin dibutuhkan.
Menjadi role model kesadaran sosial yang kuat dalam membangun hubungan dengan orang lain. Menginspirasi dan melatih orang lain untuk mengelola kekuatan dan kelemahan emosional mereka. Tanggap dan proaktif terhadap kebutuhan orang lain.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menggunakan umpan balik untuk mengembangkan rencana untuk pengembangan pribadi
Menangani emosi dengan baik untuk konsisten mewujudkan profesionalisme
Menyadari kebutuhan dan sensitivitas orang lain
Perhatian terhadap isyarat emosional dan mendengarkan orang lain dengan baik
Mengambil inisiatif untuk mendorong perluasan jaringan bisnis
Berkontribusi positif dan bekerja sama dengan anggota tim lain untuk mencapai tujuan bersama
Mengakui adanya konflik dan mengidentifikasi
Mengatur emosi sendiri dan memahami dampaknya terhadap tim
Memberikan semangat kepada anggota tim.
Mengantisipasi dan memahami keprihatinan orang lain.
Membangun dan memelihara jaringan kerja yang produktif
Menydari adanya konflik dan mampu memberikan solusi penyelesaian yang tepat
Mendorong orang lain untuk bertukar pandangan dan memberikan kontribusi positif kepada tim untuk dapat bekerja sama
Memiliki sikap positif dan mampu mengatur emosi dengan baik sehingga dapat memimpin orang lain dengan baik pula.
Memberikan pengaruh serta memimpin orang lain.
Menumbuhkan collaborative networks jangka panjang.
Membantu orang lain dalam membangun dan memelihara hubungan kerja profesional
Mengatur konflik dan proaktif mengidentifikasi metode untuk meningkatkan hubungan kerja
Mendukung dan melindungi kepentingan, kebutuhan dan keinginan karyawan dan stakeholder
Advokat kepentingan, kebutuhan dan keinginan karyawan dan stakeholder
Aktif menjaga dan meningkatkan hubungan dengan jaringan strategis
Mendorong budaya kerjasama di seluruh perusahaan dengan kesadaran manajemen konflik dan mempengaruhi orang lain untuk secara efektif membina hubungan kerja
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 78
Leading through Vision Kompetensi ini adalah tentang kemampuan untuk merencanakan keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan dengan merumuskan dan mendorong strategi inovatif yang menyeimbangkan tujuan jangka panjang dengan kebutuhan jangka pendek. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah fokus kreativitas, masa depan & inovasi dan pemikiran strategis
P1 P2 P3 P4
Mampu menghasilkan ide-ide segar dengan berpikir dengan cara lain dan memberikan pendekatan alternatif dan solusi untuk melakukan pekerjaan lebih efektif. Pameran kreativitas dan inovasi ketika memberikan kontribusi untuk tujuan tim dan individu.
Evaluasi dan mempertimbangkan potensi arah masa depan tim dan dampak pada area kerja masing-masing. Tantangan kebiasaan yang ada sekarang dan mendorong pemikiran kreatif dari orang lain.
Membuat rencana untuk masa depan, mengarahkan kegiatan dan mengantisipasi kebutuhan sumber daya masa depan. Memupuk keadaan lingkungan yang kreatif dan inovatif dalam rangka menanamkan visi Sime Darby pada semua orang dalam perusahaan.
merumuskan strategi saat ini dan masa depan untuk menciptakan peluang. menanamkan dan memelihara budaya yang mendukung kreativitas dan inovasi. dapat memberikan pengaruh pada orang lain untuk menerjemahkan visi dalam bertindak.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengidentifikasi kecenderungan menggunakan alat analisis perencanaan yang tepat strategis dalam bidang yang relevan untuk berkontribusi pada pengembangan tim / tujuan fungsional.
Memahami strategi dan tujuan saat ini dan masa yang akan dating.
Menerapkan strategi dan tujuan untuk memandu prestasi kerja individu
Memahami dampak rencana masa depan terhadap perananan individual dan peranan tim.
Menggunakan piranti perencanaan strategis untuk menganalisa dan mengatur informasi.
Melaksanakan ide berdasarkan cara berpikir lateral dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam departemen
Melaksanakan tujuan dan strategi masa sekarang dan yang akan dating.
Memahami bahwa rencana masa depan akan berdampak pada anggota tim maupun pada departemen
Memberikan solusi atas saran yang dibutuhkan perusahaan
Memanfaatkan piranti perencanaan strategis untuk mengidentifikasi peluang bisnis dan tantangan bisnis bagi peningkatan kinerja organisasi dalam jangka panjang
Melakukan inovasi dengan cara mengintegrasikan ide kreatif dalam rencana kegiatan yang nyata.
Menerapkan metode dan tegnologi baru dalam rangka meningkatkan performa dan kinerja perusahaan
Mengintegrasikan strategi sekarang dan yang akan datang menjadi tujuan departemen.
Mencari rencana alternative dan mepersiapkan rencana darurat.
Posisi & Pengaruh organisasi untuk menangkap peluang masa depan untuk keberlanjutan jangka panjang dan pertumbuhan perusahaan
Menggunakan alat-alat perencanaan strategis untuk mengantisipasi dan merencanakan kebutuhan sumber daya masa depan untuk mengidentifikasi peluang-peluang baru dan mengurangi risiko di masa mendatang
Menggunakan ide dan solusi revolusienor untuk melihat adanya kemungkinan-kemungkinan baru dalam perusahaan
Menunjukkan efek jangka panjang dan dampaknya pada rencana masa depan perusahaan serta stakeholder perusahaan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 79
Leveraging Talent Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mengembangkan strategi yang akan memberdayakan masyarakat untuk menyadari potensi tertinggi mereka dalam rangka memenuhikebutuhan perusahaan baik masa sekarang maupun yang akan datang dengan memelihara lingkungan yang mendukung serta mempertahankan budaya belajar dan komunikasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah kemampuan komunikasi, pelatihan dan pendampingan (communication, coaching and mentoring).
P1 P2 P3 P4
Menginisiasi dan mengidentifikasi kebutuhan perkembangan diri sendiri. Membawa arah / umpan balik dan belajar dari pengalaman untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akan memberikan kontribusi pada keunggulan tim.
Mengevaluasi kebutuhan perkembangan dan umpan balik untuk memperluas pembelajaran diri dan tim. informasi Saham, menawarkan nasihat dan saran untuk membantu orang lain untuk menjadi lebih sukses.
Mengidentifikasi potensi masing-masing karyawan, kebutuhan masa depan mereka dan mengelola pengembangan karir mereka untuk memastikan kinerja yang tinggi. Secara proaktif memberikan umpan balik untuk mendorong, membimbing, melatih dan lain sebagainya.
Menginspirasi dan mengakui pada orang dalam dan luar organisasi. Membangun lingkungan yang memelihara dan mengilhami pembelajaran. Bekerja sama dengan laporan langsung untuk menetapkan tujuan kinerja yang baik.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Fokus pada peningkatan kinerja individu sebagai anggota tim kerja
Menyadari area kebutuhan pribadi dan untuk perbaikan dan menentukan tujuan-tujuan spesifik perkembangan pribadi
Mengungkapkan gagasan dan informasi secara jelas baik secara lisan maupun tertulis
Mendemonstrasikan teknik mendengarkan aktif
Berkomunikasi secara profesional dan tepat waktu
Menerima bimbingan dan umpan balik konstruktif secara terbuka
Pantau perkembangan personal dan perkembangan tim, saling mengingatkan dan membantu untuk perbaikan bersama.
Mengejar setiap kesempatan untuk belajar
mengartikulasikan ide-ide dan sudut pandang yang melibatkan kelompok yang berbeda untuk membantu mereka memahami maksud yang disampaikan.
Mampu secara efektif mendengarkan, mempengaruhi dan membujuk orang lain
Ceritakan pengalaman kerja dengan orang lain untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan
Menyediakan bantuan reguler & tepat waktu dan umpan balik konstruktif untuk meningkatkan pengetahuan khusus & keterampilan untuk mencapai keunggulan tim
Memberikan ide dan perspektif yang koheren berkaitan dengan kebutuhan situasional
Mengadopsi yang sesuai gaya dan saluran komunikasi bagi beragam kelompok
Menggunakan persuasi untuk mempengaruhi dan menyampaikan pesan yang jelas
Pelatih tim untuk meningkatkan pengetahuan & keterampilan dan untuk melepas potensi tertinggi mereka
Komitmen dalam menangani kebutuhan perkembangan tim
menilai arah perbaikan dan mengambil tindakan yang tepat
Mengidentifikasi dan memelihara potensi bakat melalui manajemen kinerja
Memperjuangkan pengembangan sumber daya manusia.
Meningkatkan pengetahuan tentang perusahaan dan menginisiasi peningkatan keterampilan kerja.
Memaparkan ide dan visi dengan jelas.
Mengedepankan diskusi dan cara persuasi untuk mendapatkan komitmen anggota tim.
Meningkatkan keterlibatan berbagai macam kelompok dalam perusahaan baik dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan.
Mengajarkan keahlian profesional pada anggota tim
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 80
Managing Diversity Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengelola beragam praktek bisnis, lingkungan, nilai,, pengetahuan perilaku dan budaya dalam konteks dunia yang semakin mengglobal. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja dalam beragam lingkungan bisnis lokal atau internasional, memiliki pemahaman mendalam tentang budaya yang berbeda, kesadaran dan kemampuan beradaptasi terhadap berbagai persepsi dan pendekatan dan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif melintasi batas multikultural. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah intelijen global dan menghargai keberagaman.
P1 P2 P3 P4
Menyadari adanya perbedaan dinamika bisnis, nilai, budaya dan perilaku yang mempengaruhi cara kerja seseorang. Mempertimbangkan berbagai macam metode dan pendekatan berdasarkan cara kerja karyawan. Berinisiatif untuk memahami perbedaan dan sudut pandang orang lain.
Memahami praktek bisnis yang beragam dan dinamis, nilai-nilai, budaya dan perilaku. Memiliki kemampuan dalam bekerja pada lingkungan multi kultural. Beradaptasi dalam lingkungan multikultural dan aktif mencari perspektif yang berbeda.
Mengatur dan analisis beragam dan praktek bisnis yang dinamis,, nilai-nilai budaya dan perilaku dalam konteks bisnis. Memanfaatkan beragam perspektif dan pendekatan dalam rangka mengelola dan memaksimalkan bakat individu untuk mencapai departemen / hasil organisasi.
Merumuskan strategi yang memperhitungkan praktek-praktek bisnis yang beragam dan dinamis, nilai-nilai, budaya dan perilaku untuk Grup / Jurusan / Unit Bisnis. Memupuk lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai keragaman dan memungkinkan orang untuk bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mempelajari dan menerapkan informasi yang didapatkan dari pasar local ataupun informasi ekonomi lainnya yang berdampak pada perusahaan.
Menyadari pentingnya dan dampak yang dihasilkan dari suatu budaya dan kebiasaan dalam kinerja karyawan.
Menunjukkan keterbukaan dan penerimaan perbedaan
Memberikan kesadaran bahwa perbedaan dapat berdampak positif dan berkontribusi dalam meningkatkan performa kerja.
Menunjukkan minat untuk belajar mengenai perbedaan budaya dan adat istiadat.
Memahami dinamika tentang bagaimana
Menganalisa dan mengintrepetasikan informasi pasar local serta informasi perekonomian lainnya serta tren yang sedang berkembang untuk mendukung pelaksanaan strategi bisnis.
Tingkatan yang dicapai terhadap standar lokal dan global.
Secara proaktif menerapkan pengetahuan tentang budaya dan adat istiadat untuk memimpin karyawan dan bekerja secara efektif
Menggali perbedaan dalam berbagai perspektif untuk merumuskan berbagai pendekatan dalam lingkup pekerjaan
Berhubungan dan
Merekomendasikan strategi berdasarkan tolok ukur lokal dan global.
Menerapkan strategi bisnis yang mencerminkan interpretasi pasar lokal dan informasi ekonomi dan tren, dalam rangka mengelola bisnis organisasi dan meningkatkan daya saing global
Mengintegrasikan pengetahuan budaya dan adat istiadat ketika mendapati adanya sebuah peluang bisnis
Menyadari adanya perbedaan pada diri setiap orang dan mempertimbangkan kebutuhan masing-masing orang.
Mengintegrasikan perspektif yang
Secara komprehensif menggabungkan pengetahuan tentang pasar local, informasi ekonomi, kecenderungan pasar serta ilmu yang dimiliki.
Memimpin dan menyarankan pada strategi yang mendorong pertumbuhan dan ekspansi organisasi lokal dan internasional
Menggunakan pengetahuan budaya dan adat istiadat untuk membangun hubungan strategis yang memberikan peluang baru bagi organisasi
Mengembangkan strategi pengambilan keputusan yang merefleksikan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 81
suatu hal saling terkait dan saling berhubungan.
Menyadari pentingnya mengacu pada praktek-praktek lokal dan internasional.
berinteraksi dengan orang-orang dari beragam budaya dan adat istiadat.
Pertanyaan kritis praktek bisnis konvensional dan pendekatan berdasarkan metode lokal atau global.
berbeda kedalam tujuan dan prioritas kerja untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
Membangun hubungan dengan orang-orang dari beragam budaya dan adat istiadat
Memahami lingkungan multikultural dan sensitifitas antarbudaya.
beragam perspektif.
Mempertahankan perbedaan nilai dalam masyarakat dan pekerja untuk memperkuat organisasi.
Memupuk hubungan dan aliansi bisnis melalui pengetahuan mendalam beragam budaya dan adat istiadat
Memiliki kemampuan kepemimpinan global dan dapat bekerja dengan baik dalam lingkungan multicultural.
Mengarahkan berbagai macam praktik dan metode kepemimpinan dan bisnis kearah adanya keanekaragaman.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 82
Sustainability Orientation Kompetensi ini adalah tentang aktif mengejar masa depan dimana kebutuhan dan harapan bisnis, lingkungan dan pemangku kepentingan organisasi terus ditingkatkan dan dipertahankan melalui praktek-praktek bisnis organisasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah keberlanjutan pola pikir, keberlanjutan operasionalisasi dan hubungan dengan pemangku kepentingan yang berkelanjutan.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan kesadaran dan sikap positif terhadap keberlanjutan berkaitan dengan lingkungan, bisnis dan stakeholder. Menyadari dan memahami pentingnya hubungan bisnis antara karyawan dan stakeholde
Mengembangkan inisiatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan, bisnis dan stakeholder. Membina hubungan dengan berbagai stakeholder, dengan fokus pada keberhasilan kinerja tim.
Aktif mencari peluang untuk meningkatkan inisiatif keberlanjutan yang mendukung kebutuhan bisnis, lingkungan dan stakeholder. Menanamkan konsep keberlanjutan seluruh fungsi dan departemen. Aktif mengelola hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan penting.
Memberikan wawasan tentang implikasi jangka pendek dan panjang strategi keberlanjutan lingkungan, bisnis dan stakeholder. Bertindak sebagai model peran dalam menginspirasi orang lain untuk mengadopsi perspektif yang berkelanjutan. Dapat meraih dukungan dari berbagai macam stakeholders.
Examples of activities and knowledge comprised within the levels are:
Menyadari kebijakan organisasi yang berkelanjutan.
Menunjukkan kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas kerja hari
menyadari bahwa individu dan tim dalam sebuah perusahaan adalah stakeholders dari usaha sustainability perusahaan
menjaga hubungan baik dengan berbagai stakeholders dalam lingkup kerja individual.
Perlakukan stakeholders secara hormat, adil dan jujur.
Mendukung, mempromosikan dan melaksanakan kebijakan sustainibility dengan memastikan bahwa diri dan orang lain menggabungkan prinsip-prinsip sustainibility dalam aktivitas kerja sehari-hari
Mengenali kebutuhan dari stakeholders penting dan memberikan respon secara tepat.
Proaktif mengelola komunikasi diantara stakeholder
Mengembangkan inisiatif sustainability yang mendukung kebutuhan bisnis, lingkungan kerja serta keinginan stakeholder.
Menimplementasikan inovasi untuk meningkatkan kebijakan sustainability dalam divisi.
Merencanakan, mengatur dan menerapkan kebijakan sustainability dalam seluruh departemen.
Menemukan cara baru untuk meningkatkan sustainability melalui inisisatif social dan lingkungan.
Mengarahkan dan memimpin secara langsung perkembangan dari strategi sustainability yang merespon secara baik kepentingan stakeholder.
Menetapkan arah untuk pengembangan inisiatif bisnis, lingkungan dan stakeholder yang mendukung upaya sustainability.
Mengembangkan standar untuk penyampaian kerangka sustainibility, yang menjadi tolok ukur untuk industri lain.
Memimpin tim di organisasi untuk meningkatkan upaya yang berkesinambungan dalam proses kerja mereka.
Meninjau dan merevisi inisiatif sustainability untuk memaksimalkan praktek .
Memperjuangkan implementasi kebijakan tentang sustainibility
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 83
Customer Focuses Kompetensi ini adalah tentang kemauan dan kemampuan untuk mengoptimalkan nilai bisnis bagi pelanggan dengan memberikan pelayanan dengan kualitas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini termasuk kemampuan untuk membantu dan melayani pelanggan (internal dan eksternal) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini berfokus pada usaha seseorang dalam mengetahui dan memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan atau klien mereka. Mengembangkan hubungan pertemanan untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan meningkatkan basis pelanggan untuk mendukung dan mengembangkan bisnis.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan akan kemauan pelanggan dan dapat memberikan tingkat kualitas pelayanan yang tinggi. Memastikan pengiriman yang merupakan nilai tambah bagi pelanggan.
Secara aktif mencari informasi untuk mengetahui kebutuhan pelanggan dalam rangka tetap memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi. Meningkatkan keuntungan pelanggan internal dan eksternal dengan memenuhi dan memberikan lebih dari apa yang mereka harapkan
Mengarahkan dan mengembangkan proses pelayanan pelanggan untuk memberikan layanan yang berkualitas tinggi secara kontinyu atau terus menerus dengan mencari metode alternatif untuk meniambah nilai pelayanan pelanggan.
Melakukan proses pelayanan pelanggan untuk memberikan pelayanan berkualitas tinggi dalam jangka pendek dan panjang. Berperan serta dalam membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk mencapai dan memenuhi keinginan pelanggan. Menanamkan nilai-nilai budaya dalam pelayanan pelanggan.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mampu membangun dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
Memahami pentingnya kebutuhan pelanggan dan mencari peluang untuk meningkatkan pengiriman kepada pelanggan.
Memastikan bahwa proses tersebut selalu sesuai untuk mengukur kepuasan pelanggan.
Memantau hubungan kerja antara pelanggan internal dan ekste
Mengatasi potensi kekhawatiran pada pihat yang bertanggungjawab..
Tingkatan yang dicapai memperlihatkan kepuasan pelanggan terhadap usaha-usaha terbaik.
Mempertimbangkan kebutuhan pelanggan saat melakukan semua pekerjaan.
Mencari dan bertindak atas peluang untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.
Memastikan kepada pelanggan apakah kebutuhan mereka telah terpenuhi..
Mengantisipasi dan mengambil
Mengarahkan pelaksanaan dan memantau hubungan pelanggan internal dan eksternal.
Mengarahkan manajemen hubungan pelanggan termasuk menyebarkan informasi yang akurat, mengatasi masalah yang timbul dengan pelanggan internal dan eksternal.
Mengetahui kebutuhan dasar nasabah.
Menyelidiki dan menetapkan informasi tentang kebutuhan pelanggan.
Memulai strategi untuk
Membangun hubungan yang efektif dengan pelanggan internal dan eksternal pada suatu level bisnis.
Mengantisipasi perkiraan kebutuhan masa depan pelanggan.
Mengarahkan implementasi dari solusi pelanggan inovatif yang akan memenuhi tuntutan di masa yang akan datang.
Mengevaluasi fungsi pelayanan pengiriman dan proaktif mengelola isu-isu terkait.
Mempertimbangkan kebutuhan konsumen ketika mengembangkan suatu produk atau jasa.
Mengarahkan sumber daya untuk memenuhi dan melampaui harapan dan kebutuhan pelanggan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 84
tindakan untuk menghindari / mengurangi potensi terjadinya konflik.
Memfasilitasi diskusi formal antara anggota dalam kelompok kerja untuk mengatasi ketegangan atau masalah-masalah di tempat kerja.
mengatasi dan mengatasi perubahan kebutuhan dan kebutuhan pelanggan di masa yang akan datang.
Menciptakan solusi jangka panjang yang relevan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mampu memberikan saran dan memediasi masalah yang komplek dengan pelanggan dan memastikan bahwa stakeholder mengetahui informasi tentang isu-isu penting yang dapat mempengaruhi tujuan bisnis.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 85
Pengambilan Keputusan & Pemecahan Masalah Kompetensi ini berfokus pada sejauh mana seorang individu mampu mengenali dan menganalisa masalah dan / atau situasi yang sulit dan mengembangkan kursus yang tepat dan berorientasi pada hasil dari tindakan sejalan dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.
P1 P2 P3 P4
Memberlakukan penilaian terhadap keputusan sendiri. Mendefinisikan dan memecahkan masalah-masalah umum yang sering terjadi dengan pengawasan.
Memberlakukan kebijaksanaan dan beberapa teknik untuk mengekploitasi keputusan alternatif. Pendekatan terhadap keputusan dan masalah secara sistematis. Memeriksa beberapa penyebab dan dampak masalah untuk mengidentifikasi penyebab utamanya.
Merumuskan keputusan yang efektif dan berani bertangjawab atas keputusan yang dibuat. Menganalisis masalah dari sudut pandang yang berbeda dan memahami dampaknya satu sama lain.
Mengidentifikasi, menyelidiki, dan menerapkan keputusan strategis secara sistematis yang memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap organisasi. Memberdayakan dan membimbing orang lain dalam menyelesaikan masalah dan memebuat keputusan yang efektif
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mampu untuk mengevaluasi pengecualian berdasarkan peraturan jelas yang ditentukan.
Mempertimbangkan komponen dari suatu masalah atau isu karena mereka berhubungan untuk bekerja sendiri dan / atau bidang tanggung jawab.
Mengacu pada isu atau masalah yang sedang berkembang dalam mengambil suatu keputusan.
Memperhatikan kondisi dan mengenali pola.
Mengidentifikasi informasi penting yang dibutuhkan untuk menganalisis masallah.
Menempatkan masalah dalam konteks, mengenali resiko, dan memahami variasi situasi.
Mampu membuat keputusan yang tepat waktu disertai dengan pengawasan.
Mencari informasi tambahan tentang situasi selain dari apa yang telah diberikan dan berkonsultasi dengan sumber daya yang tersedia.
Menunjukkan kemampuan dalam memecahkan masalah adalah daftar tugas sederhana.
Mengantisipaso hambatan, mempertimbangkan dampak / akibat dari keputusan.
Mencari hubungan dari perspektif yang beragam.
Mengumpulkan informasi menggunakan alat pengambil keputusan untuk lebih memahami isu-isu, masalah, dan peluang.
Memantau hasil dari keputusan dan menangani masalah-masalah ambigu dengan solusi praktis.
Menafsirkan informasi dari sumber yang dapat dipercaya dan relevan dalam rangka merumuskan solusi yang jelas dan efektif dengan mempertimbangkan implikasinya.
Mengakui gejala-gejala yang menunjukkan masalah yang lebih signifikan.
Menyeimbangkan prioritas bersaing dalam mencapai keputusan.
Mengatur secara menyeluruh dengan tuntutan pengambilan keputusan yang tepat waktu.
Mengkonsep masalah multidimensi, menetukan akar dari permasalahan dan mengevaluasi kelayakan solusi yang potensial.
Berfikir kreatif untuk mempertimbangkan solusi alternatif untuk mengatasi dan menyelesaikan tantangan.
Mendamaikan konflik antara kebutuhan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Memperlihatkan kemampuan dalam investigasi suara untuk menarik keluar informasi yang relevan.
Mengkapitalisasi jaringan pribadi sebagai suatu sumber daya untuk mengumpulkan informasi.
Memberikan solusi terbaik dan mempertimbangkan dampak keputusan pada pemangku kepentingan internal dan eksternal.
Mengevalusi keputusan untuk jangka pendek dan panjang dan mempertimbangkan dampaknya pada organisasi.
Mengikutsertakan orang lain dalam proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa sudut pandang mereka juga dipertimbangkan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 86
Develop & Empower People Kompetensi ini mengacu pada kemampuan dan kemauan untuk memberikan pelatihan, arahan dan umpan balik untuk meningkatkan kinerja, motivasi dan pengembangan keseluruhan untuk mengembangkan kemampuan jangka panjang orang lain. Mengidentifikasi kekuatan individu dan kebutuhan pembangunan, dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam rangka untuk memaksimalkan potensi seorang individu dalam kaitannya dengan pertumbuhan profesional mereka.
P1 P2 P3 P4
Menyediakan dasar arah dan dukungan untuk tugas-tugas rutin. Menyadari perkembangan individu perlu untuk mendelegasikan diri.
Menyediakan kesempatan untuk pelatihan on-the-job, menilai kebutuhan pelatihan kelompok. Memonitor kinerja dan memberikan umpan balik kepada orang lain pada kinerja mereka.
Menetukan kesempatan pelatihan melalui analisis kesenjangan, memberikan umpan balik kinerja formal dan informal. Memberdayakan kelompok terhadap pengembangan pribadi & profesional.
Mengembangkan potensi tenaga kerja jangka panjang dan mengarahkan sumber daya untuk mendukung upaya pembangunan. Membangun bakat dan kemampuan dengan menciptakan kesempatan pengembangan baru.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memberikan pemahaman yang jelas tentang apa yang diperlukan dan kapan perlu diselesaikan. Menjelaskan standar yang harus disampaikan..
Menyadari ketersediaan kegiatan pelatihan untuk staf.
Mengetahui waktu yang tepat untuk menjawab pertanyaan ketika ditanya.
Menyediakan pelatihan tugas dan pekerjaan ketika diminta dan diuraikan.
Menyiapkan n alat bantu pekerjaauntuk mendukung pelatihan on-the-job.
Memberikan umpan balik informal dan dukungan kepada orang lain.
Memberikan informasi yang tersedia kepada orang lain secara tepat waktu..
Menetapkan tugas / pekerjaan / proyek berdasarkan kemampuan yang 'untuk menyelesaikan proyek tersebut semakin lebih maju.
Pelatihan penjahit on-the-job untuk memenuhi kecepatan pengambangan individu.
Mengalokasikan waktu untuk bekerja dengan anggota tim untuk menentukan tujuan realistis bekerja belum menantang.
Menjadikan waktu yang tersedia untuk pelatihan.
Memberikan umpan balik yang tepat waktu.
Memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk membuat dan belajar dari kesalahan.
Menyediakan nasihat dan bimbingan praktis tentang bagaimana hal-hal dapat dicapai.
Saling membagi kondisi kerja yang baik/terbaik (good practices / best practice)
Memberikan umpan balik yang konstruktif secara teratur kepada orang lain.
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang siap atau perkembangan.
Memberikan umpan balik negatif dalam perilaku daripada istilah pribadi.
Membawa pada peran mentor.
Memulai dialog dengan unit / karyawan departemen untuk mengembangkan belajar dan rencana karir.
Menyediakan peluang pengembangan profesional secara tepat waktu.
Melakukan review dan brifing sehingga individu belajar dari pengalaman masa lalu.
Menyediakan peluang baru dan peran untuk meningkatkan kemampuan individu.
Mengatur tujuan yang menantang diri dan orang lain.
Secara aktif memastikan orang memiliki rencana pembangunan
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan berdasarkan keterampilan / pengetahuan yang diperlukan.
Advokat untuk langkah-langkah dan sistem upah berdasarkan pengembangan tim dan perencanaan yang sukses.
Delegasi signifikan tugas kompleks dan menciptakan peluang bagi pengembangan dan pembelajaran.
Mengidentifikasi ketidaksetaraan kesempatan dalam tempat kerja dan mengambil langkah aktif untuk mengatasinya.
Bertindak sebagai mentor: memberikan bimbingan karier.
Mengenali potensi jangka panjang setiap individu.
Membangun bakat dan Kemampuan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 87
Environmental, Safety & Health Awareness Kompetensi ini mencerminkan tingkat pengetahuan seseorang, pemahaman, kepatuhan dan pelaksanaan undang-undang kesehatan dan keselamatan, peraturan, dan standar kerja lainnya untuk tujuan mendirikan, mempromosikan, dan memelihara lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prosedur kesehatan dan keselamatan. Konsisten mematuhi petunjuk prosedural yang rinci untuk melaksanakan aktivitas kerja dengan aman.
Meneliti dan manyampaikan kesehatan secara umum dan persyaratan keselamatan. Mengokohkan pedoman keselamatan dengan
Mengarahkan kesadaran akan kesehatan dan keselamatan kepada organisasi serta mengimplemantasikan praktik dan prosedur keselamatan. Secara sistematis menganalisis dan mengevaluasi bahaya endemik tempat kerja kepada operasi departemen
Memastikan kepatuhan hukum di seluruh organisasi lengkap dengan standar kesehatan dan keselamatan serta prosedur. Terus melakukan perbaikan pedoman keselamatan dan mempraktekkannya dalam organisasi.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengelola tempat kerja atau lingkungan pekerjaan yang ditugaskan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan atau kejadian berbahaya lainnya dengan hati-hati
Dengan cepat melaporkan adanya bahaya di tempat kerja atau di lapangan
Menginformasikan kepada orang lain mengenai dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja
Mengintegrasikan tindakan pencegahan kecelakaan dalm semua kegiatan
Meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan mamantau secara terus menerus proses kerja
Menghadiri pelatihan keselamatan kerja secara teratur apabila bekerja di lingkungan yang berbahaya
Mendesain program,kebijakan, atau prosedur yang digunakan di beberapa lokasi untuk meminimalkan dan mencegah terjadinya kecelakaan
Mengembangkan metode untuk terus mendorong perhatian terhadap praktek kerja yang aman oleh unit kerja atau tim
Mengevaluasi efektifitas praktek kesehatan dan keselamatan organisasi secara sistematis dengan menggunakan berbagai jenis analisis seperti menghadiri pelatihan keselamatan kerja secara teratur jika berada di lingkungan kerja yang berbahaya
Meninjau data insiden kecelakaan untuk seluruh pekerjaan organisasi dan mengarahkan modifikasi untuk program pencegahan kecelakaan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 88
Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana tanggung jawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan, dan mengelola sumber daya moneter untuk memenuhi kegiatan kerja operasional bagi individu, kelompok, unit/departemen atau organisasi
P1 P2 P3 P4
Melaporkan pengeluran rutin di alam dan patuh pada persetujuan sebelumnya. Menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak pengeluaran
Melacak pendanaan proyek dan pengeluaran tim melalui catatan detail. Mengikuti pedoman pengadaan dan pembelian
Mengatur dan mengelola anggaran untuk unit/operasi departemen. Memantau dan memverifikasi efektivitas biaya yang berkelanjutan
Merencanakan dan mengembangkan anggaran dan sumber daya untuk beberapa departemen/operasi bisnis. Mengembangkan kontrol dan kerangka yang tepat
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Secara konsisten mencari persetujuan terlebih dahulu untuk setiap dan semua pengeluaran .
Secara formal melaporkan setiap pengeluaran yang terjadi
Menjaga catatan detail untuk melacak pengeluaran dan penerimaan serta mahir dalam menggunakan peralatan untuk melacak atau melaporkan pengeluaran kerja
Menunjukkan pemahaman dalam proses penganggaran
Menyampaikan alokasi anggaran kepada staf
Menjelaskan atau membenarkan permintaan anggaran
Memahami konsekuensi dari penyalahgunaan sumber daya
Secara sistematis menyesuaikan dengan control administrative mengenai dana, kontrak, dan pengadaan
Memantau pengeluaran dan sumber daya untuk memastikan agar pengeluaran sesuai dengan jatah, dan membuat modifikasi yang sesuai bila diperlukan
Menganalisis laporan fiskal/anggaran.
Memberikan alasan mengenai pengelolaan jatah anggaran yang sesuai atau diarahkan
Menerapkan strategi perencanaan keuangan untuk mengembangkan anggaran
Merealokasikan sumber daya dan menata ulang prioritas dalam menanggapi kejadian dan/atau tuntutan yang tak terduga
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 89
Industry Knowledge & Application Kompetensi ini mencerminkan jangkauan industri yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengetahuan profesional yang diperlukan untuk menjalankan fungsi pekerjaan dengan berhasil. Terus mengikuti perkembangan saat ini dan tren di daerah dan bidang keahlian.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pengalaman praktis di bidang yang terkait. Mencari keluar sumber daya yang efektif untuk meningkatkan pekerjaan dan pengetahuan industry
Menunjukkan pengetahun yang mendalam tentang pekerjaan dan industri
Berfungsi sebagai ahli subjek. Mampu menerapkan pengetahuan teknis dan pengalaman. Sadar akan perkembangan tren saat ini yang relevan dengan pekerjaan dan daerah industri pengetahuan.
Menunjukkan pengetahuan yang handal di berbagai fungsi area. Berperan sebagai ahli dalam industri dan pekerjaan dan berbagi pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mencari arah dalam menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan standar profesional
Berpartisipasi dalam program-program pelatihan on the job untuk mendapatkan pengetahuan industry dan belajar untuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan benar
Menunjukkan dalam tugas aplikasi pengetahuan yang benar yang telah dipelajari dalam program pelatihan
Bekerja sesuai dengan pedoman atau arahan pembimbing
Menerapkan praktek industry saat ini untuk tugas pekerjaan
Mengerti ketika pedoman yang tersedia tidak sesuai dengan dkenario atau tugas tertentu dan mampu mempertimbangkan alternative-alternatif yang ada
Memanfaatkan sumber daya informasi yang paling banyak dikenal di lapangan
Mencari tahu kesempatan belajar baru untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek yang berada di luar keahlian dan tanggung jawab
Menerapkan pengetahuan yang tesedia dari pengalaman pekerjaan sebelumnya
Menunjukkan kesadaran akan praktek baru, teknologi, pendekatan, tren teori industry, dan aplikasi melalui berbagai informasi, majalah spesialis/buku, industri situs web, dan konferensi.
Memelihara jaringan kontak profesional secara dengan berpartisipasi secara aktif dalam grup pertukaran informasi, konferensi, atau asosiasi industri lain
Menggabungkan pelajaran baru dengan cara memodifikasi rencana kerja yang ada dan kegiatan pekerjaan unit/departemen si masa mendatang
Memberikan informasi yang dapat diandalkan, terkini, dan Provides information that is credible, current and relevant regarding industry trends and apply them to their work.
Memanfaatkan pengetahuan saat ini untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
Meneliti dan menilai ketepatan dan kredibilitas sumber informasi berkenaan dengan keahlian subjek-materi
Menjaga pengetahuan industri saat ini dengan berpartisipasi dalam rapat, program pelatihan, dan pengembangan
Berpengalaman dalam industry yang relevan Dan menunjukkan kerja keras dalam pekkerjaan/pengetahuan kteknis
Memberikan palayanan konsultasi di dalam dan di luar organisasi
Memperhitungkan dan meramalkan arah tren industri
Menggunakan pengalaman dan pengetahuan tentang karir untuk menghasilkan ide dan pemahaman baru
Meningkatkan dasar pengetahuan secara keseluruhan dan meningkatkan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 90
Leveraging Technology kompetensi ini berkaitan dengan sejauh mana kemampuan dalam mengenali dampak dari kemajuan teknis dan bersedia untuk mengintegrasikan teknologi dalam melaksanakan tugas pekerjaan untuk mencapai efisiensi, kualitas dan produktivitas
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan tentang operasi computer dasar untuk tugas individu. Mencari kesempatan secara kontinyu untuk mencari Dan meningkatkan kemampuan teknologi
Memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi, penelitian dan menganalisa data untuk mencapai tujuan operasional. Siap mengintegrasikan teknologi ke dalam tugas pekerjaan.
Mengidentifikasi dan merekomendasikan teknologi yang relevan, perangkat lunak, aplikasi dan mengeksplorasi kelayakan implementasi. Meningkatkan pembelajaran dan pengembangan teknologi baru kepada orang lain.
Secara strategis memanfaatkan teknologi untuk aplikasi di tempat kerja. Terus mengikuti tren teknologi saat ini untuk mengatasi kebutuhan teknologi organisasi yang berkembang.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Proaktif dalam mempelajari tentang bagaimana cara menggunakan teknologi baru yang ditugaskan
Siap menerima perubahan teknologi
Mencari kesempatan untukmeningkatkan pengetahuan tentang berbagai macam teknologi
Mempelajari tentang bagaimana menggunakan feature dan aplikasi software versi baru dan tercanggih
Cakap dalam menggunakan berbagai aplikasi software khusus untuk domain pekerjaan seseorang
Mencari peluang untuk kemampuan lebih lanjut dalam berbagai aplikasi software baru dan yang sudah ada
Mengembangkan strategi dalam pengguanaan teknologi baru untuk meningkatkan pembuatan keputusan
Mendorong perkembangan Dan pelatihan staf dalam aplikasi IT baru
Meminta organisasi untuk melakukan survey yang luas untuk mengevaluasi kebutuhan teknologi departemen atau individu.
Melibatkan stakeholder kunci untuk memulai kemajuan teknologi yang progresif.
Mengesahkan budaya yang mendorong inovasi dan kemajuan teknologi
Mencari kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang berbagai teknologi
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 91
Negotiation & Influence Kompetensi ini mencerminkan kemampuan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi orang lain yang bertujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pemahaman dasar dan kemempuan untuk menerapkan teknik-teknik negosiasi Dan persuasi. Mampu memanfaatkan argument persuasif yang ada untuk mempengaruhi audiens
Menyesuaikan argumen untuk menarik kebutuhan dan kepentingan orang lain. Memerintahkan untuk melakukan diskusi demi mencapai hasil yang diinginkan
Memperoleh dukungan dari beberapa unit fungsional silang. Memulai beberapa pendekatan untuk membujuk dan mempengaruhi berbagai stakeholder
Ahli dalam melakukan negosiasi yang secara strategis mempengaruhi para stakeholder untuk meningkatkan dukungan dalam inisiatif atau kebijakan yang mempengaruhi hasil organisasi
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menggunakan contoh konkrit , data, dan bantuan visual untuk menunjukkan dan/atau membuat poin
Memberikan informasi yang dapat diandalkan untuk menyusun laporan
Mengidentifikasi dan menargetkan usaha untuk mempengaruhi para pembuat keputusan nyata dan apapun yang bisa mempengaruhi mereka
Mengantisipasi efek salah satu pendekatan atau argument yang dipilih berdasarkan emosi dan sensitifitas terhadap orang lain
Menggunakan proses member dan menerima untuk meningkatkan dukungan
Mengatasi permasalahan dan memperhatikan orang lain ketika mempresentasikan informasi yang memiliki dampak jangka panjang
Mengeksplorasi kebutuhan semi pihak, permasalahan dan posisi awal
Memilih pendekatan serta waktu yang sesuai untuk mempengaruhi orang lain
Mengatur orang lain tanpa menggunakan pengawasan langsung. (contoh : menggunakan contoh yang berbeda untuk menunjukkan point dengan stakeholder yang berbeda)
Mengeksplorasi alternatif dan posisi secara efektif untuk mencapai hasil yang mendapat dukungan serta dapat diterima oleh semi pihak
Menawarkan trade off atau pertukaran untuk memperoleh komitmen
Membangun situasi (misalnya : pengaturan, orang-orang yang saat ini terlibat, urutan kejadian) untuk menghasilkan dampak yag diinginkan dan memaksimalkan peluang yang menguntungkan
Mengakomodasi stakeholder untuk memperluas kemungkinan tanpa mengabaikan pihak lain yang terlibat
Menggunakan keahlian dan kesaksian pihak ketiga lainnya untuk mempengaruhi
Mengidentifikasi pendekatan alternative untuk meningkatkan dukungan dan dapat diterima oleh semi pihak.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 92
Project Management Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai
unsur manajemen proyek seperti proyek anggaran dasar, laporan keseluruhan, perencanaan manajemen, memimpin, mengelola, mengamati, pengawasan dan penutupan proyek. Mampu menyediakan dan menggunakan alat-alat yang relevan, template dan indikator untuk
mengukur dan melacak kemajuan sebagaimana dimaksud dalam rencana proyek.
P1 P2 P3 P4
Mengenali bidang dan peranan manajemen integrasi proyek dalam penyelesaian proyek sebagai rencana proyek
Menyesuaikan dan menginternalisasi elemen integrasi proyek untuk memantau kemajuan proyek dan melakukan tindakan pencegahan
Mengembangkan dan meginstitusionalkan template dan alat-alat standard untuk mengelola, mengukur, memantau dan mengontrol kemajuan proyek
Memberikan saran kepada integrasi usaha dan dampaknya terhadap rencana proyek. Membentuk integrasi untuk menyelesaikan proyek yang ditugaskan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Belajar dan memahami definisi proyek anggaran dasar, laporan pertanggungjawaban ruang lingkup proyek, rencana manajemen proyek, pelaksanaan proyek, pemantauan dan pengendalian, pengendalian perubahan terpadu dan penutupan proyek.
Mampu untuk melaksanakan kegiatan pendukung untuk mengukur kinerja dan memperoleh data yang relevan dalam sistem informasi manajemen proyek untuk keerluan tindakan pencegahan yang tindakan korektif atau memperbaiki kerusakan.
Belajar dan mampu membantu dalam pengumpulan data, pemantauan dan proses perubahan integrasi dan pedoman.
Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan penutupan administrasi proyek.
Mendukung pelaksanaan tindakan pencegahan yang diperlukan, tindakan korektif atau memperbaiki kerusakan.
Analisis kinerja proyek terhadap rencana proyek.
Memantau kemajuan proyek dan melaksanakan tindakan pencegahan untuk memenuhi rencana proyek.
Berpartisipasi dalam menginternalisasi komponen integrasi proyek
Membantu dalam melaksanakan pengukuran kinerja dan menggunakan kinerja proyek dalam sistem informasi manajemen proyek.
Membantu mengumpulkan data untuk pemantauan dan pengendalian proyek.
Melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pedoman pengendalian perubahan yang terintegrasi .
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi penutupan proyek.
Mengembangkan alat pengukuran standar untuk melacak semua komponen integrasi proyek
Merumuskan faktor penentu keberhasilan, misalnya
kriteria penerimaan, project deliverable, risiko awal, milestone project, WBS, perkiraan biaya untuk mengukur kemajuan proyek.
Mengatur tindakan pencegahan yang diperlukan, tindakan korektif untuk keberhasilan integrasi proyek.
Menerapkan pengendalian terpadu untuk mengevaluasi perubahan, autoritas, dan melaksanakan perubahan yang timbul dari anggota tim proyek, manajemen, lingkungan dan stakeholder lainnya sebagai akibat dari pengukuran kinerja
Menyarankan pada integrasi proyek dalam komponen proyek.
Memimpin pengendaliaperubahan yang terintegrasi dan mengizinkan tindakan pencegahan yang diperlukan atau tindakan korektif untuk memastikan keberhasilan penyelesaian proyek.
Mengarahkan penutupan administrasi proyek
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 93
Relationship Management & Networking Kompetensi ini mencerminkan kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan pribadi dan profesional yang membantu dalam penyelesaian tugas kerja,
pertukaran informasi dalam rangka mencapai tujuan bisnis.
P1 P2 P3 P4
Proaktif dalam membangun dan memelihara hubungan pribadi dan hubungan kerja. Terbuka terhadap beragam pendapat orang lain untuk mencapai sasaran kerja.
Membangun dan mempertahankan berbagai hubungan bisnis. Terus berupaya untuk memperluas jaringan melintasi batas untuk mendapatkan informasi
Mengembangkan dan memperkuat jaringan dan hubungan untuk menukar pengetahuan dan melaksanakan praktek-praktek yang inovatif
Mengembangkan dan memupuk hubungan strategis untuk mencapai hasil jangka panjang organisasi. Mempengaruhi orang lain untuk mendukung tujuan kemitraan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Secara aktif mencari informasi dari orang lain untuk menyelesaikan aktivitas kerja.
Menjaga daftar kontak pribadi.
Mengidentifikasi daerah untuk membangun hubungan strategis.
Memberikan kontribusi Positif dan bekerja sama dengan anggota tim lain untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.
Terlibat dalam pertukaran informasi.
Menciptakan dan memelihara kontak informasi penting
Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan networking dan sosial yang bersifat internal dan eksternal untuk organisasi.
Mendorong orang lain untuk bertukar pandangan demi memberikan berkontribusi yang positif dalam bekerja sama dengan tim
Mencari kesempatan untuk berdiskusi dan mentransfer pengetahuan dalam suatu kelompok
Membina hubungan pribadi di berbagai bagian organisasi yang berbeda dan menggunakan koneksi tersebut untuk mencapai hasil yang efektif.
menciptakan, berpartisipasi, dan memfasilitasi forum untuk mengembangkan aliansi baru dan jaringan formal.
Mengelola sebuah tim dan melatih mereka dalam membangun dan memelihara hubungan profesional
Membangun jaringan dengan pihak-pihak yang memungkinkan pencapaian strategi organisasi.
Mencari komunikasi keluar dengan para ahli teknis sebagai alat pengamanan informasi dan keterampilan penting untuk departemen dan / atau hasil organisasi
Menggunakan metode diplomatik dengan konteks interaksi yang sesuai secara bikasana
Mahir berdiplomasi dalam membina hubungan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 94
Service Orientation Kompetensi ini mengacu pada seberapa aktif dalam menemukan dan mengatasi kebutuhan akan produk dan pelayanan antar anggota organisasi dan para stakeholder, kelompok-kelompok klien, dan masyarakat umum.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pemahaman tentang kebutuhan dan berupaya untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada pelanggan internal atau eksternal
Mampu memberikan arahan pada proses pelayanan pengiriman kepada tim, menyelesaikan permintaan, tuntutan, dan penyelidikan rutin
Mengimplementasikan rencana tindakan pengiriman jasa yang sesuai dengan standard. Merekomendasikan untuk proses pengiriman jasa
Mengevaluasi kebutuhan pengiriman jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Mengarahkan pengiriman jasa untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas produk
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memberikan citra yang positif atas diri dan organisasi dengan mengenakan pakaian yang profesional dan mengikuti standar komunikasi profesional.
Mengacu pada sumber daya informasi terkemuka ketika mencari informasi mengenai kebijakan dan standar organisasi untuk melakukan pengiriman layanan kepada pelanggan dan ketersediaan produk.
Menunjukan kesediaan untuk memberikan layanan melalui pencarian informasi secara aktif terhadap pelanggan yang bermasalah.
Menjaga fokus layanan dengan mengidentifikasi area servis yang memberikan nilai tambah
Memprioritaskan kebutuhan klien berdasarkan laporan feedback
Menggunakan berbagai teknik pengawasan untuk menjamin pengiriman servis yang berkualitas atas nama suatu kelompok kerja grup / tim.
Mengambil tanggung jawab pribadi untuk mengatasi kebutuhan servis dan memperbaiki kesalahan servis dengan benar dan tepat waktu.
Memastikan informasi up-to-date yang disediakan untuk nasabah dengan memberi informasi lain dari setiap perubahan yang dikenal dalam kebijakan organisasi dan standar.
Memastikan komunikasi yang jelas melalui saluran komunikasi tindak lanjut dan alternatif.
Menerapkan pelatihan unit/departemen formal/informal / pelatihan tentang pengiriman servis yang berkualitas.
Melibatkan anggota unit / departemen dalam menetapkan rencana tindakan untuk melaksanakan agenda servis pelanggan yang strategis.
Mencari metode baru dan kesempatan untuk menjangkau segmen nasabah yang terlayani.
Berfungsi sebagai role model dalam penyediaan servis dengan menunjukkan teknik dan perilaku yang unggul dalam pemberian pelayanan prima.
mengalokasikan sejumlah besar waktu untuk mengidentifikasi kebutuhan stakeholder untuk produk dan jasa.
Melobi atas nama klien pada tingkat organisasi yang tepat dan mengintegrasikan beragam kepentingan dalam perencanaan strategis organisasi.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 95
Stakeholder Management Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mendukung sebuah organisasi dalam mencapai tujuan strategis dengan menafsirkan dan mempengaruhi baik itu lingkungan eksternal maupun internal dan dengan menciptakan hubungan yang positif dengan para stakeholder melalui pengelolaan yang sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah disetujui. Manajemen stakeholder merupakan proses dan kontrol yang harus direncanakan dan dipandu oleh kebijakan serta prinsip-prinsip organisasi dalam identifikasi stakeholder, analisis stakeholder, dan matriks stakeholder
P1 P2 P3 P4
Mengidentifikasi stakeholder dan media yang tepat atau alat komunikasi yang dapat meningkatkan keterlibatan stakeholder
Berpartisipasi, menganalisa dan memantau inisiatif manajemen stakeholder mematuhi kebijakan dan prosedur organisasi.
Berkomunikasi dan membangun hubungan dengan stakeholder.Merekomendasikan dan memfasilitasi intervensi untuk mengelola ekspektasi stakeholder demi memperkuat hubungan mereka.
Memimpin inisiatif manajemen stakeholder dan menyampaikan inisiatif yang dipandu oleh kebijakan serta prinsip-prinsip organisasi
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengidentifikasi stakeholder yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai kepentingan dengan organisasi.
mengenali alat komunikasi yang tepat untuk melibatkan para stakeholder
Mengidentifikasi informasi yang relevan berkaitan dengan kepentingan stakeholder
Memahami dampak media terhadap hubungan dengan stakeholder
Berpartisipasi dalam program pelibatan stakeholder
Melaksanakan rencana komunikasi yang utama melalui pemanfaatan alat yang tersedia secara efektif untuk melibatkan para stakeholder
Analisis dan menggambarkan informasi yang relevan dengan kepentingan para stakeholder.
Memantau dan memastikan kepatuhan pada kebijakan dan prosedur organisasi dalam mengelola hubungan dengan media.
Memfasilitasi program keterlibatan para stakeholder.
Merekomendasikan matriks stakeholder yang sesuai dan menyampaikan rencana untuk merasionalisasi pesan, mengekstrak pesan kunci untuk digunakan dalam program keterlibatan stakeholder
Merekomendasikan dan memfasilitasi pemanfaatan informasi untuk membina hubungan dengan stakeholder.
Merekomendasikan dan memfasilitasi pemanfaatan informasi untuk membangun hubungan dengan para stakeholder
Mengarahkan program keterlibatan para stakeholder
Mempengaruhi para stakeholder dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi.
Memimpin tim untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk para stakeholder.
Mengarahkan hubungan media untuk mengatur para stakeholder dan kepentingan organisasi
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 96
Strategic Orientation & Visioning Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan dalam menunjukkan perhatian secara keseluruhan untuk memaksimalkan sumber daya organisasi dan mencapai efektivitas organisasi. Hal ini meliputi kemampuan untuk melihat arah dan misi masa depan organisasi dan mewujudkannya ke dalam sebuah tindakan
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang sasaran tujuan dan strategi departemen. Meluruskan kegiatan kerja individu agar sejalan dengan tujuan tersebut.
Menunjukkan pemahaman mendalam tentang strategi organisasi, mampu bekerja dengan beberapa tim untuk menyelaraskan strategi operasional departemen dengan visi organisasi
Mampu memberikan kontribusi dalam mendefinisikan tujuan dan visi organisasi serta mempengaruhi arah strategis
Mengembangkan visi organisasional dan mengarahkan strategi bisnis. Menggerakkan budaya organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Terus melakukan evaluasi terhadap perilaku dan kemajuan pekerjaan pribadi untuk memastikan keselarasan dengan nilai-nilai unit / departemen dan tujuan operasional.
Mengkonsultasikan dengan anggota grup kerja untuk memastikan bahwa proses dan kegiatan kerja individu sejalan dengan nilai-nilai unit / departemen dan tujuan yang ditetapkan serta menunjukkan nilai-nilai pribadi yang sejalan dengan misi organisasi.
Mendefinisikan hasil yang diinginkan untuk grup atau departemen.
Mengartikulasikan dengan jelas dan meningkatkan arti dan dampak atas kontribusi karyawan untuk mempromosikan dan mencapai tujuan organisasi.
Melakukan penelitian dan mengumpulkan data untuk mendukung perencanaan program dan unit dan / atau efektivitas taktik departemen
Mengkoordinasi dan memantau kelompok kerja harian / kegiatan tim untuk memastikan keselarasan dengan arah yang strategis, visi dan nilai-nilai unit / departemen
Memberikan kontribusi secara kontinyu bagi pengembangan prioritas dan strategi jangka pendek
Melakukan penilaian terhadap kesenjangan antara keadaan saat ini dan arah masa depan yang diinginkan oleh unit / departemen secara sistematis
Mengidentifikasi kecenderungan atau hubungan antara masalah organisasi dan menerjemahkannya menjadi prioritas organisasi
Memperkirakan rintangan dan peluang bagi organisasi dan melakukan tindakan yang sesuai
Mencari keluar dan menilai informasi tentang arah masa depan yang potensial
Mengevaluasi penelitian dan melakukan analisis data pasar untuk merumuskan dan menerapkan strategi organisasi yang bisa dicapai dan hemat biaya
Menafsirkan visi yang strategis untuk grup kerja / anggota tim di bawah pengawasan
Mengidentifikasi kondisi pasar di masa mendatang dan menyesuaikan misi organisasi, nilai dan kepercayaan untuk menjaga fungsi organisasi yang efisien di bawah ketidakpastian dan risiko
Mengembangkan contingency plan yang strategis untuk mengantisipasi masalah dan situasi yang dapat menghambat restrukturisasi dan / atau inisiatif pengembangan organisasi.
Menjelaskan visi dan nilai-nilai dalam hal menarik untuk mengembangkan pemahaman dan meningkatkan penerimaan / komitmen antara staf dan stakeholder.
Menafsirkan visi strategis untuk kerja kelompok / anggota tim di bawah pengawasan
Top Manajer memberikan arahan dalam menyelaraskan operasi departemen .
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 97
Teamwork & Team Building Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan untuk memanfaatkan gaya interpersonal yang tepat dan menggunakan strategi teambuilding untuk memperkaya perkembangan sekelompok orang, untuk menjadi sebuah unit yang berfungsi dengan baik, yang mencapai sasaran serta tujuan yang diinginkan
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Membantu anggota tim untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama
Berkomunikasi dengan tim, mendukung dan mempromosikan kerjasama tim untuk menciptakan dampak yang positif terhadap dinamika tim.
Mengevaluasi proses kerja tim. Menyampaikan, membangun efektivitas tim dan menjaga keberhasilan tim. Proaktif dalam berbagi informasi dan belajar bersama dengan rekan kerja
Meningkatkan kolaborasi antar tim. Terus mengembangkan dan mempertahankan hubungan tim. Mendorong budaya organisasi yang berorientasi kepada tim
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menerima dan menyelesaikan tugas tim
Berkontribusi secara positif dan mendukung keputusan tim
Secara proaktif berusaha membangun hubungan kerja yang efektif dengan anggota tim
Menunjukkan fleksibilitas dan keterbukaan terhadap sudut pandang yang lain
Berbagi informasi yang relevan, ide, pendapat, dan perasaan dengan anggota tim lainnya.
Mengikuti komitmen untuk anggota tim.
Saling bertukar informasi dengan anggota tim dengan tepat waktu
Meningkatkan kerjasama tim dan reputasi
Menyampaikan harapan untuk teamwork dan kolaborasi.
Mempelajari dan memahami gaya kerja anggota tim
Mengumpulkan ide, pikiran dan pendapat dari orang lain dalam mengembangkan rencana tindakan tim.
Memantau kemajuan kelompok dan memastikan bahwa tim keep on track.
Memberikan feedback secara terus menerus dan tepat waktu terhadap dinamika tim.
Menumbuhkan komitmen, kebanggaan, kepercayaan dan identitas kelompok sebagai alat untuk menciptakan kesatuan tim.
Memberikan pujian di depan publik atas kinerja yang luar biasa.
Menengahi antara anggota tim untuk mengurangi efek negatif pada produktivitas tim dan lingkungan kerja.
Meningkatkan inisiatif tim.
Melibatkan anggota tim dalam mendiagnosis masalah dan dalam memgembangkan solusi untuk mentransfer pengetahuan secara efektif dalam organisasi.
Berbagi pengetahuan dan keahlian untuk mengembangkan sasaran yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Memimpin dalam upaya untuk menentukan peranan dan tanggung jawab tim.
Menerapkan perbaikan pada proses tim dan inefisiensi.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 98
2.1.3 Upstream - Estate Competencies
Estate Management kompetensi ini berfokus pada perencanaan, eksekusi dan pengawasan pada kegiatan manajemen estate dengan manejemen sumber daya efektif untuk menunjang pencapaian tujuan bisnis.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman manjemen estate dan proses perencanaan
Menjalankan dan memonitor kegiatan manjemen estate untuk memastikan kelancaran operasi
Merencanakan dan mengelola kegiatan dan operasi estate, mengidentifikasi peluang improvemen dan memperkenalkan intervensi yang tepat pada operasi harian untuk meningkatkan efisiensi
Memimpin dan menyediakan arahan strategis pada manjemen dan perencanaan estate untuk pencapaian tujuan bisnis
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mempelajari dan memahami aktivitas dan proses manjemen estate
Mampu mendukung operasi estate
Mampu menyediakan dukungan pada pencatatan dan pelaporan performa estate.
Membantu keseluruhan perencanaan dengan bimbingan dan pengawasan
Menjalankan tugas manjemen estate dengan pengawasan minimum
Membandingkan, menyatukan, dan merangkum data/ informasi relevan
Memenuhi persyaratan standar ESH – statutory & in-house
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman hukum, aturan, dan kesepakatan bersama yang berlaku.
Berkontribusi pada perencanaan dan pengembangan strategi bisnis
Melakukan tindakan pelacakan yang relevan dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk perbaikan dan memberikan saran
Menerapkan tugas manejemen esteate mandiri dan mampu melukan tugas-tugas yang lebih menantang
Menyediakan dokumen dan laporan yang relevan untuk menggambarkan kegiatan dan pencapaian estate
Menganalisa, menggambarkan dan membenarkan data lapangan dalam format yang sesuai untuk intervensi manajemen
Menggalakkan kepatuhan terhadap persyaratan standar ESH – statutory & in-house.
Menganalisis data bisnis untuk mengevaluasi
Menganalisis laporan kinerja & menerapkan intervensi tepat untu mendukung pencapaian tujuan.
Mengelola dan mengawasi penerapan strategi bisnis dan persiapan perencanaan dan perkiraan kebun
Memimpin dan melatih orang lain dalam prakti terbaik manajemen estate dan membuat improvemen ketika diperlukan
Menganalisis data bisnis untuk mengevaluasi peluang bisnis atau untuk mencapai keputusan bisnis
Mereview konsistensi dokumen dan laporan
Mengidentifikasi peluang improvemen dan memperkenalkan perubahan yang diperlukan dalam proses kerja untuk operasi yang efektif
Mengantisipasi dan memulai tindakan proaktif terhadap segala masalah/ isu yang mempengaruhi kegiatan manajemen estate seperti hama & wabah penyakit, permintaan dan persediaan material penanaman dll.
Memimpin dan mengarahkan perumusan perencanaan, peramalan dan keseluruhan manajemen operasi estate.
Mempelopori keseluruhan operasi dan melanjutkan benchmark dan memperkenalkan best practice industri
Mengantisipasi halangan potensial di estate dan mengembangkan rencana kontingensi untuk mengatasinya
Menyajikan dan menginterprestasikan hasil bisnis kepada manajemen atas mengenai perkembangan dan pertumbuhan estate
Memberi saran bagaimana mengimprove biaya produksi dan operasi, kualitas, proses, pemeliharaan dan perawatan berdasarkan pembandingan praktik terbaik dan kemajuan teknologi
Merumuskan strategi untuk mencapai yield yang lebih tinggi melalui perbaikan dalam pemeliharaan,
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 99
peluang bisnis atau untuk mencapai keputusan bisnis
Menganalisis laporan kinerja & menerapkan intervensi tepat untuk mendukung pencapaian tujuan.
Mengajukan peluang improvemen dan memperkenkan perubahan yang diperlukan dalam proses kerja untuk operasi yang efektif
Memaksakan dan memastikan kepatuhan terhadapap aturan dan kesepakatan bersama yang berlaku
Mengelola dan mengontrol kegiatan, pemeliharaan, dan proses untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia
Merekomendasikan sumber daya dan intervensi untuk meningkatkan efektivitas operasi dan kualitas output kebun.
Merumuskan sistem untuk penerapan persyaratan standar ESH yang efektif – statutory & in-house
operasi dan sistem estate
Bervisi mengenai kemajuan dan potensi pertumbuhan estate masing-masing dan merumuskan strategi yang mendukung pencapaian tujuan
Menjaga sejajar dengan pembangunan yang terkait dengan persyaratan ESH secara global dan lokal dan melakukan perubahan atau pembaruan langsung dengan tepat
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 100
Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana seseorang membawa tanggungjawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan dan mengelola sumber daya keuangan untuk memenuhi kegiatan operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi-wide.
P1 P2 P3 P4
Mampu membukukan perbelanjaan yang bersifat rutin dan tunfuk pada persetujuan sebelumnya
Menelusuri belanja tim dan pembiayaan proyek. Mengerti konsekuensi penyalahgunaan sumber daya
Mampu merencanakan, mengembangkan dan mengelola anggaran dan sumber daya untuk unit/ departemen operasi
Mampu untuk merencanakan, mengembangkan dan mengelola anggaran untuk banyak departemen/ business operations. Mengembangkan kerangka dan rencana pengendalian yang tepat.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Secara konsisten mencari pendahulu persetujuan untuk setiap dan semua pengeluaran
Melaporkan secara formal setiap pengeluaran yang timbul
Menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak pengeluaran moneter.
Menjaga catatan mendetail untuk melacak pengeluaran dan penerimaan dan mahir dalam menggunakan peralatan yang sesuai dalam melacak atau melaporkan pengeluaran kerja
Mengikuti pedoman pembelian dan pengadaan
Menunjukkan pemahaman mengenai proses anggaran
Mengkomunikasikan alokasi anggaran kepada staff
Menjelaskan atau membenarkan permintaan anggaran
Secara sistematis patuh terhadap kontrol administrativ atas dana, kontrak, dan pengadaan
Memonitor dan memverifikasi efektifitas dana keluar.
Memonitor pengeluaran dan sumber daya utuk memastikan pembelanjaan masih dalam jatahnya, dan membuat modifikasi yang sesuai bila diperlukan.
Menganalisa laporan fiskal/ anggaran
Memberikan alasan penyesuaian jatah anggaran kepada manajemen yang sesuai atau diarahkan
Mengaplikasikan strategi perencanaan finansial untuk mengmbangkan anggaran
Mengalokasikan ulang sumber daya dan mengatur ulang prioritas sebagai respon terhadap kejadian atau permintaan tak terduga
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 101
Nursery Management Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses dan operasi manajemen pembibitan; termasuk persiapan pembibitan, layout, pembibitan baru, penjadwalan kerja dan kegiatan terkait lainnya; untuk menjamin efektifitas biaya dan efisiensi operasi. Termasuk kemampuan mengidentifikasi dan mengatasi isu dan permasalahan, dan juga meningkatkan proses/ metodologi untuk peningkatan manajemen pembibitan.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses dan operasi manajemen pembibitan
Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksaan kegiatan pembibitan. Menetapkan sumber daya untuk menjalankan kegiatan pembibitan secara efektif
Memonitor dan memberikan pelatihan dan panduan pada persiapan pembibitan dan kegiatan terkait demi efektivitas dan efisiensi biaya. Mengantisipasi dan menyelasaikan masalah
Memberi saran dan peningkatan pada persiapan dan kegiatan pembibitan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memiliki pengetahuan dan pemahaman kegiatan manajemen pembibitan
Meyiapkan anggaran pembibitan dan melakukan pengawasan harian terhadap biaya dan anggaran
Memastikan ketersediaan dan kesesuaian sumber daya dan lokasi untuk pembibitan, dan juga segala masalah logistik dan persiapan pembibitan.
Mampu menyusun jadwal kerja yang menyeluruh yang mencakup manpower, bahan kimia, peralatan-[eralatan yang diperlukan unutk kegiatan pembibitan yang lancar. Mengawasi pelaksanaan kegiatan dan operasi pembibitan
Mentaati persyaratan standar ESH – statutory & in-house
Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembibitan, berdasarkan jadal kerja untuk menjamin ketersediaan bibit sehat yang memadai untuk penanaman di lapangan
Memahami dan mampu mengantisipasi dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan persiapan dan manajemen pembibitan
Menetapkan sumber daya pembibitan secara efektif untuk menjamin kontrol kuantitas, kualitas, biaya, dan permasalahan hukum yang efisien
Melacak dan mengawasi penerapan segala kegiatan operaasi pembibitan
Mengendalikan dan mereview pendirian pembibitan dan kegiatan manajemen. Menentukan target untuk persiapan dan penyelesaian pembibitan secara tepat waktu.
Memonitor pelaksanaan kegiatan pengamanan untuk menjamin kepatuhan terhadap prosedur.
Mereview jadwal kerja dan alokasi sumber daya untuk efektivitas biaya, optimisasi dan efisiensi kualitas.
Mengantisipasi isu/ permasalahan untuk intervensi dang anti rugi tepat waktu
Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamankan produksi, material produk dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga
Memberi arahan, nasihat, dan mengidentifikasi perubahan dalam proses/ metodologi untuk pengembangan pada persiapan dam manajemen pembibitan
Pengelolaan makro dan pelacakan progress dan merekomendasikan perubahan untuk peningkatan keseluruhan manajemen pembibitan
Mereview efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah untuk perbaikan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 102
Replanting & New Planting Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan penanaman; termasuk persiapan dan pemrosesan tanah; untuk menjamin kualitas penanaman memenuhi standar yang dibutuhkan. Juga menunjukkan kemampuan memberikan solusi dan peningkatan kegiatan replanting dan new planting.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman terhadap proses dan operasi replanting & new planting
Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanaman
Mengawasi dan menyediakan pedoman untuk operasi replanting & new planting demi efektivitas dan efisiensi biaya. Mengantisipasi dan mengatasi isu dan permasalahan
Memberi saran solusi dan improvemen kegiatan replanting & new planting
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai kegiatan dan proses penanaman dan persyaratan ESH
Memastikan ketersediaan dan kesesuaian sumber daya.
Menyiapkan jadwal kegiatan penanaman untuk disetujui
Mengkoordinasikan kegiatan dan proses penanaman untuk memenuhi deadline
Mengawasi pelaksanaan kegiatan penanaman
Memastikan kepatuhan terhadap ESH dan peraturan yang dibutuhkan
Melaksanakan seluruh kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Mendelegasikan dan memberi kuasa kepada eksekutif yang cocok untuk memimpin aktivitas dan proses penanaman
Merencanakan dan mengkoordinasikan penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan penanaman
Mengawasi pelaksanaan operasi dan aktivitas penanaman untuk memenuhi standar, biaya, dan jadwal yang berlaku
Memastikan terpenuhinya kualitas dan kuantitas planting material
Menggalakkan kepatuhan terhadap persyaratan peraturan dan ESH
Memonitor pelaksanaan aktivitas keamanan untuk menjamin kepatuhan terhadap prosedur
Memimpin dan mengarahkan aktivitas penanaman untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya
Menyediakan pedoman kepada tim mengenai aktivitas dan proses penanaman sehingga dapat memenuhi standar
Memonitor dan memastikan kualitas penanaman berstandar tinngi
Mampu mengantisipasi dan menyelesaikan masalah atau isu terkait dengan re-planting and new planting
Berpengalaman baik dengan kebutuhan ESh dan peraturan untuk menjamin kepatuhan menyeluruh
Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamankan produksi, material produk, dan aset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga
Menentukan criteria kualifikasi untuk tanah uang akan di replanted
Memberikan saran ahli pada peningkatan aktivitas dan proses penanaman
Mengidentifikasi solusi terhadap masalah yang lebih rumit terkait dengan proses replanting dan new planting
Mengevalusai dan menguji secara berkelanjutan kinerja dan kemajuan penanaman untuk memastikan terpenuhinya standar kualitas, biaya, dan jadwal
Pengelolaan makro kepatuhan total terhadap persyaratan peraturan dan ESH
Mereview efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah untuk improvemen
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 103
Field Maintenance & Upkeep Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kecekapan, dan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan memonitor perawatan dan pemeliharaan fields.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif. Membantu dalam koordinasi dan penjadwalan kegiatan maintenance sesuai persyaratan standar.
Merencanakan, mengkoordinsaikan, dan mengawasi kegiatan maintenance untuk memenuhi standar yang dibutuhkan dan mendukung operasi di estate
Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif agar efektif dan efisien biaya. Merumuskan dan mengimplementasikan rencana untuk pemeliharaan infrastruktur dan perawatan field
Memimpin inisiatif improvemen berdasar best practice dari pasar. Mengidentifikasi langkah-langkah penghematan dan pengefektifan biaya untuk pemeliharaan infrastruktur estate dan perawatan field
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai aktivitas, kebutuhan, dan standar maintenance preventiv dan korektif.menyiapkan dan mengumpulkan rencana maintenance dan perawatan
Dapat membantu dalam koordinasi, supervise, dan penjadwalan kegiatan-kegiatan maintenance
Menjaga dan mengkoordinasikan mesin dan perlengkapan untuk mendukung aktivitas harian
Mengantisipasi isu dan permasalahan, mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan field
Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Mereview, menyetujui dan merekomendasikan peningkatan untuk rencana pemeliharaan dan mengkoordinasikan semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif
Mengawasi kegiatan pemeliharaan agar memenuhi standar yang diperlukan dan memastikan penyelesaian sesuai jadwal, melaporkan kasus kelalaian dan ketidakpatuhan
Memastikan bahwa semua kegiatan pemeliharaan dan peraawatan mematuhi standar internal (SOPs)
Menyelesaikan isu dan permasalahan, mampu untuk mengatasi masalah yang terkait pemeliharaan dan perawatan field.
Memastikan kepatuhan yang relevan terhadap prosedur, persyaratan dan standar
Memonitor pelaksanaan kegiatan keamanan untuk menjamin kepatuhan terhadap prosedur
Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif
Memonitor biaya dan anggaran maintenance
Merumuskan dan menerapkan rencana improvemen untuk pemeliharaan dan perawatan field, dan membuat rekomendasi improvemen bila diperlukan.
Mereview dan merekomendasikan perlengkapan dan improvemen yang memadai terhadap infrastruktur Review untuk mendukung operasi harian
Mengelola isu dan permasalahan, merekomendasikan solusi untuk mengatasi isu yang terkait pemeliharaan dan perawatan field
Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamankan produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga
Mengidentifikasi peluang improvemen untuk proses pemeliharaan sesuai praktik pasar/ industri
Memimpin inisiatif improvemen sesuai praktik terbaik industri, dan memberdayakan orang lain untuk menjamin terpenuhinya semua standar
Mereview biaya pemeliharaan dan mengidentifikasi langkah-langkah penghematan dan pengefektifan biaya untuk pemeliharaan dan perawatan infrastruktur estate
Menjamin maintenance terjadwal telah ditaati untuk kelangsungan kegiatan usaha
Mereview efektifitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk improvemen
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 104
Harvesting
Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan dan penerapan proses dan teknik panen minyak kelapa sawit sesuai dengan prosedur operasi standar. Termasuk bidang sistem panen, kegiatan panen, pemeliharaan kendaraan dan pengangkutan FFB.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses dan teknik panen
Plans, implements and supervises harvesting activities to meet standard requirements and target productivity levels
Monitors and reviews harvesting system and operations, productivity and quality standards. Identifies and recommends plans for improvements
Formulate strategies and plans for harvesting operations. Review cost management and initiate measures to improve cost efficiency
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengerti teknik panen kelapa sawit, proses dan prosedur sistem panen, praktik pemanenan, pemeliharaan kendaraan dan pengangkutan FFB
Menyiapkan sumber daya untuk panen dan mempu menjelaskan prosedur dan standar pemanenan kepada
Membantu dalam perencanaan kegiatan pemanenan, alokasi kendaraan dan perlengkapan, dan penjadwalan maintenance.
Mengkoordinasikan transportasi internal dan eksternal secara tepat waktu untuk pengangkutan FFB ke Mill
Memahami dan menerapkan syarat dan ketentuan kesepakatan bersama yang relevan
Melaksanakan semua kegiatan pegamanan dibawah pengawasan
Merencanakan dan menerapkan sistem dan aktivitas panen; dalam sistem panen khusus Blok D9 dan SBS; memonitor produktivitas, biaya dan standar kualitas pemanenan
Menyiapkan, menerapkan dan menganalisis jadwal pemeliharaan kendaraan panen
Menerapkan alokasi kendaraan dan memonitor penggunaan kendaraan untuk transpor FFB di lapangan
Memenuhi syarat dan ketentuan kesepakatan bersama yang relevan dan berlaku untuk pemanenan
Merencanakan kebutuhan logostik dan menilai tipe dan kecocokan kendaraan untuk sistem yang diapakai
Memberlakukan syarat dan ketentuan kesepakatan bersama yang relevan
Memonitor pelaksanaan kegaiatan pengamanan untuk menjamin pemenuhan terhadap prosedur
Meninjau sistem pemanenan dan hasil terkait, dan memonitor produktivitas panen dan kesesuaian kualitas
Memberi solusi pada berbagai isu yang muncul dari laporan sebelumnya.
Meninjau sistem untuk maintenance untuk mendukung kegiatan pemanenan dan melakukan improvemen ketika diperlukan
Mengantisipasi dan mengatasi isu dan permasalahan.
Memberi pedoman mengenai sistem pemanenan kepada bawahan
Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamnkan produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga.
Mengidentifikasi solusi/ perbaikan untuk penyimpangan dalam sistem pemanenan
Memberi saran untuk rencana imrovemen untuk kegiatan panen
Merumuskan strategi dan rencana untuk kegiatan panen yang efisien
Meninjau manajemen biaya dan mengawali langkah meningkatkan efisiensi biaya
Meninjau efektivitas sistem manejemen saat ini dan mengidentifikasi daerah untuk improvemen
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 105
Estate Security Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman dan pelaksanaan kegiatan manajemen keamanan untuk menjaga produksi, material produk, dan asset estate terhadap pelanggaran keamanan. Termasuk penerapan langkah-langkah keamanan, prosedur dan kegiatan, dan juga antisipasi ancaman potensial dan mengawali tindakan dan kontrol yang tepat.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman manajemen keamanan estate. Mampu melaksanakan kegiatan manajemen keamanan dibawah pengawasan
Menerapkan prosedur keamanan dan memonitor pelaksanaan kegiatan pengamanan untuk menjaga produksi, material produksi dan aset
Mereview dan mengawasi penerapan langkah-langkah, prosedur, dan aktivitas keamanan. Mengantisipasi dan mengawali tindakan untuk menjaga produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan
Mengembangkan rencana strategis dan meninjau praktik manajemen keamanan saat ini. Mengidentifikasi area untuk improvemen dan memberikan saran dan arahan untuk menjaga dari pelanggaran keamanan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen keamanan
Mempelajari dan memahami prosedur keamanan standar
Mampu untuk menerapkan dan memenuhi semua prosedur keamanan
Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Menerapkan prosedur keamanan untuk menjaga produksi dan aset
Memonitor pelaksanaan kegiatan keamanan untuk menjamin pemenuhan prosedur
Mengidentifikasi daerah bermasalah/ berpotensi terjadi pelanggaran keamanan untuk pemulihan segera
Merencanakan perekrutan dan pelatihan personel keamanan untuk menjamin ketersediaan sumber daya
Meninjau dan menyelenggarakan prosedur keamanan
Mengawasi penerapan langkah-langkah keamanan dan pelaksanaan kegiatan pengamanan
Memberikan pelatihan kesadaran keamanan terhadap semua level karyawan
Menguji efektivitas manajemen sekuriti
Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk menjaga produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga
Menerapkan pengamanan yang relevan terhadap kontrol proses untuk tanaman dan pupuk
Megembangkan rencana strategis untuk manajemen keamanan
Meninjau efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi dareh-daerah untuk improvemen
Memberikan konseling dan pengarahan untuk meningkatkan efektivitas keamanan dalam menjaga produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga
Memastikan kontrol proses yang efektif untuk mencegah pelanggaran keamanan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 106
Pests & Diseases
Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, penerapan, pengawasan, surveillance hama dan penyakit, meliputi prosedur dan proses pengendalian surveillance. Termasuk pengawasan efektivitas pengendalian hama dan penyakit dan identifikasi solusi yang tepat
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman surveillance hama dan penyakit (H&P), prosedur dan proses pengendalian dan pencegahan
Merencanakan dan mengimplementasikan prosedur H&P dan kegiatan surveillance
Mereview efektivitas pengendalian H&Pdan membuat rekomendasai untuk improvemen improvement
Memberi saran atas solusi/ improvemen untuk proses yang terkait H&P dan membandingkan terhadap praktik terbaik.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mempelajari dan memahami protokol Hama dan Penyakit (H&P) sesuai ARM dan SOP
Mampu berpartisipasi, memfasilitasi dan menunjukan dalam kegiatan surveillance, pengendalian, dan proteksi H&P
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai protokol dan prosedur P&D untuk memungkinkan penerapan yang tepat di estate
Merencanakan dan menerapkan kegiatan surveillance, melaksanakan pengendalian yang tepat atau penekanan ketika ambang batas telah terlampaui.
Memonitor dan mereview efektivitas kegiatan surveillance, serta langkah pengendalian yang diambil untuk meamastikan keberhasilan penahanan wabah dan penyakit
Mereview pengendalian H&P untuk memastikan efektivitasnya, dan membuat rekomendasi improvemen yang sesuai bila diperlukan.
Melakukan review berkala untuk mengidentifikasi dan memulai usaha improvemen
Memberikan kepemimpinan, saran dan solusi ahli dalam masalah surveillance, pengendalian, dan pencegahan
Membandingkan protokol dan praktik terhadap praktik terbaik dalam industri, dan berkembang dengan teknologi terbaru
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 107
Manuring Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan dan kecakapan dalam bidang pemupukan organik (daerah perencanaan, metode penerapan, kuantitas, penempatan) dan pemupukan anorganik (analisis dedaunan, rekomendasi R&D, pemesanan dan penyimpanan, cuaca, pupuk dan pemakaian- manual vs mekanikal) sehingga memaksimalkan.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang proses pemupukan organik dak anorganik
Memonitor proses pemupukan dan mengidentifikasi daerah yang bisa ditingkatkan
Menyediakan pelatihan dan pedoman pada pemupukan organik dan anorganik
Menetapkan pembanding untuk pemupukan organik dan anorganik yang sejalan dengan praktik terbaik.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang pemupukan organik dan anorganik, kegiatan, proses dan persyaratan ESH
Memastikan ketersediaan dan kecocokan sumber.
Menyiapkan jadwal kagiatan pemupukan untuk disetujui
Mengkoordinasikan kegiatan dan proses pemupukan untuk memenuhi deadline
Mengawasi pelaksanaan kegiatan pemupukan
Memastikan kepatuhan terhadap persyaratan ESH dan hukum
Menyiapkan sumber daya untuk pemupukan dan mampu menjelaskan kepada pekerja mengenai standar dan prosedur pemupukan
Membantu perencanaan kegiatan pemupukan, alokasi kendaraan dan perlengkapan, dan jadwal pemeliharaan
Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Menginterprestasikan pengetahuan pemupukan organik dan anorganik kedalam kegiatan praktis dan mengidentifikasi daerah untuk improvemen
Memahami secara komprehensif kebutuhan sampling dan prosedur yang melibatkan analisis daun dan pupuk
Menjaga ketepatan waktu dan akurasi analisis dedaunan dan pupuk
Menjaga ketepatan waktu akan pengiriman, sampling, dan aplikasi
Mendelegasikan dan menguasakan kepada eksekutif yang cocok untuk memimpin kegiatan dan proses pemupukan
Merencanakan dan mengkoordinasikan penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan pemupukan
Mengawasi pelakasanaan kegiatan pemupukan dan kegiatan untuk memenuhi standar, biaya, dan jadwal yang berlaku.
Memastikan terpenuhinya kualitas dan kuantitas material pemupukan.
Menyelenggarakan kepatuhan terhadap persyaratan ESH
Melatih dan mendidik orang lain tentang pemupukan organik dan anorganik melalui kegiatan berbagi pengetahuan yang sering dilakukan
Tetap mengikuti best practices dalam pemupukan organik dan anorganik
Memimpin dan mengarahkan kegiatan pemupukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
Menyediakan pedoman kegiatan dan proses pemupukan kepada tim sehingga dapat memenuhi semua standar
Memonitor dan memastikan bahwa kualitas pemupukan berstandar tinggi
Mampu mengantisipasi dan menyelesaikan isu atau masalah terkait dengan pemupukan
Mengenal persyaratan ESH dan hukum dengan baik untuk menjamin pemenuhan total
Mengantisipasi dan mengawali tindakan/ langkah-langkah untuk menjaga produksi,
Menetapkan pembanding untuk pemupukan organik dan anorganik yang sejalan dengan best practice secara global
Mengelola secara makro protokol sampling dan analisis dedaunan
Memberikan saran ahli pada peningkatan aktivitas dan proses pemupukan
Mengidentifikasi solusi terhadap masalah yang lebih komplek terkait dengan proses pemupukan
Mengevaluasi dan menilai secara berkelanjutan kinerja dan progres pemupukan untuk menjamin terpenuhinya standar kualitas, biaya, dan batas waktu yang diperlukan
Pengelolaan makro pemenuhan total persyaratan ESH dan hukum
Mereview efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk improvemen
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 108
Environment, Health & Safety Awareness Kompetensi ini menggambarkan jangkauan seseorang dalam mengetahui, memahami, mematuhi dan mengimplementasikan hukum dan perundang-undangan kesehatan dan keselamatan, dan standar kerja lainnya untuk menegakkan , mempromosikan, dan menjaga lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman atas prosedur kesehatan dan keselamatan
Meneliti dan mengkomunikasikan kebutuhan kesehatan dan keselamatan umum
Mengarahkan mengenai kesadaran akan kesehatan dan keselamatan dan penerapan prosedur dan praktik keamanan di seluruh lingkup departement
Memastikan kepatuhan pada ketentuan legal yang ada untuk mengurangi rate kecelakaan di seluruh lingkup organisasi
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengatur dengan teliti ruan kerja/ lingkungan kerja personal yang ditugaskan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan atau insiden berbahaya lainnya.
Mematuhi petunjuk prosedur rinci secara konsisten untuk melaksanakan kegiatan kerja dengan aman
Dengan cepat melaporkan bahaya di tempat kerja atau di lapangan yang mudah diamati.
Menyampaikan kepada orang lain mengenai informasi keamanan dan kesehatan dasar
Memadukan langkah-langkah pencegahan kecelakaan dalam segala bentuk kegiatan.
Memperkuat panduan keselamatan dengan mencontohkan penggunaan best safety practice dalam melaksanakan pekerjaan
Mempromosikan pencegahan cedera dengan pengawasan proses kerja berkelanjutan
Menghadiri pelatihan keselamatan secara teratur bila bekerja pada lingkungan berbahaya.
Mendesain secara efektif dan efisien program, kebijakan, atau prosedur keselamatan yang digunakan di berbagai lokasi untuk meminimalkan dan mencegah kecelakaan.
Menganalisis dan mengevaluasi secara sistematik bahaya kerja di operasi departemen
Mengembangkan metode untuk mendorong perhatian bekelanjutan terhadap praktik keselamatan oleh unit atau tim kerja.
Mengevaluasi secara sistematis efektivitas praktik kesehatan dan keselamatan dalam organisasi-wide menggunakan berbagai analisis seperti, suvey keselamatan yang komprehensif setelah program berjalan minimal dua tahun, membandinngkan laporan, dan audit fiansial.
Mereview data insiden cedera secara sistematis untuk seluruh kegiatan operasi organisasi dan pengubahan langsung program pencegahan cedera.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 109
2.1.4 . Upstream – Mill Competencies
Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada jangkauan seseorang membawa tanggungjawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan dan mengelola sumber daya keuangan untuk melengkapi kegiatan operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi-wide.
P1 P2 P3 P4
Mampu membukukan pengeluaran rutin dan sesuai dengan persetujuan yang diberikan
Melacak pengeluaran tim dan pembiayaan proyek
Mampu untuk merencanakan, mengembangkan, dan mengelola anggaran dan sumber daya untuk operasi unit/ departemen
Mampu merencanakan, mengembangkan dan mengelola anggaran dan sumber daya untuk berbagai departemen/ operasi bisnis. Mengembangkan kerangka dan kendali rencana yang sesuai.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengusahakan secara konsisten persetujuan di awal untuk segala dan seluruh pengeluaran
Melaporkan secara formal segala pengeluaran yang timbul
Menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak pengeluaran keuangan.
Menjaga catatan mendetail untuk melacak pengeluaran dan penerimaan dan mahir menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak atau melaporkan biaya kerja
Mengikuti panduan pembelian dan pengadaan
Menunjukkan pemahaman mengenai proses anggaran
Membicarakan alokasi anggaran dengan staff
Menjelaskan atau menjustifikasi permintaan anggaran
Patuh secara sistematis dengan kontrol administrative atas dana, kontrak, dan pengadaan
Memonitor dan memverifikasi efektivitas biaya berkelanjutan.
Memonitor pengeluaran dan sumber daya untuk memastikan perbelanjaan masih didalam jatah, dan melakukan perubahan bila diperlukan
Menganalisis laporan fiskal/ anggaran
Memberikan alasan pada manajemen untuk perubahan jatah anggaran yang pantas atau sesuai arahan
Menerapkan strategi perencanaan finansial untuk mengembangkan anggaran
Mengalokasikan ulang sumber daya dan menentukan ulang prioritas sebagai respon kejadian dan/ atau permintaan tak terduga
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 110
Mills Process Operations Management Kompetensi ini berfokus ada menunjukkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan dalam pengelolaan Proses Operasi Mill termasuk reception station, fruit handling station, sterilization station, threshing station, pressing station, depericarping station. Kernel recovery station dan clarification station.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses dan teknik operasi mill
Mengeksekusi dan mengawasi proses yang terkait dengan operasi mill
Memonitor dan mengelola pelaksanaan proses/ kegiatan untuk menjamin terpenuhinya standar
Memberikan arahan pada proses operasi, mendefinisikan standard an merekomendasikan inisiatif improvemen
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Kemampuan dalam menunjukkan, menjelaskanntujuan dan parameter kontrol yang terkait dengan proses-proses berikut:
i. Penimbangan FFB. ii. Kerja manajemen
penerimaan FFB. iii. FFB grading works iv. Pengangkatan,
penuangan, dan pengaturan cages buah/ cages USB untuk penyimpanan
v. Kerja sterilisasi vi. Kerja pengepresan vii. klarifikasi, viii. Recoveri dan
pengkondisian kacang ix. Recoveri dan
pengkondisian kernel x. Pengolahan air mentah xi. Pengolahan air boiler xii. Operasi boiler xiii. Power generation plant xiv. Pengolahan air limbah
Kemampuan menjelaskan, menunjukkan dan mengelola hal-hal berikut:
i. Pelatihan kegiatan operasional. - pengelasan - permesinan - fittings - fabrikasi - perawatan dasar
ii. Kegiatan operasional
laboratorium - Pengambilan
sampel - pengetesan - analisis
Kemampuan menjelaskan proses dari: i. OHSAS ii. RSPO iii. Persyaratan ijin DOE iv. Persyaratan ijin DOSH
Mengecek dan memelihara penerimaan dan grading FFB sesuai standar
Menjalankan kegiatan fruit handling station dan mengawasinya
Menjalankan dan mengawasi proses perontokan, sterilisasi, dan pengelupasan sesuai dengan standar
Mengecek dan memastikan semua proses stasiun pengepresan dilakukan secara efisien
Memastikan efisiensi recoveri kernel dengan meminimalkan kerusakan
Melaksanakan recoveri minyak termasuk pemurnian dan pengeringan vakum CPO
Memonitor dan mengelola aktivitas penerimaan dan grading FFB
Mengelola penanganan, sterilisasi dan perontokan buah untuk menjamin terpenuhinya standar
Mengelola proses stasiun pengepresan
Memastikan kehilangan kernel minimum dalam cyclone fiber dan terbawanya serat pada kernel.
Memberikan panduan pada bawahan dalam menjalankan proses stasiun Kernel
Mengelola semua proses dalam stasiun klarifikasi untuk memenuhi semua standar
Memberikan penjelasan dalam menentukan grade FFB sesuai standar
Merekomendasikan dan memulai insiatif improvemen untuk meningkatkan kegiatan penanganan, sterilisasi dan perontokan buah
Memastikan efisiensi proses sehingga mencapai rekoveri kernel dan minyak yang efisien
Mendefinisikan criteria dan standar untuk proses pengepresan produk akhir
Menentukan target jumlah minimum kehilangan kernel pada cyclone fiber dan serat yang terbawa dalam kacang
Menentukan standar untuk kondisi kernel setelah melalui stasiun recoveri Kernel Station.
Peningkatan strategi untuk meningkatkan kualitas CPO
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 111
Process Control & Improvement
Kompetensi ini mengacu pada kemampuan merencanakan, mengelola dan mengarahkan kegiatan proses untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi. Pengetahuan, kecakapan dan kemampuan termasuk keteknikan proses dan industri, peningkatan proses dan validasi perubahan yang relevan.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman kontrol dan improvemen proses, termasuk peralatan dan teknik
Mampu menerapkan pengetahuan dan pemahaman manajemen proses untuk merencanakan dan mengembangkan proses manufaktur. Merancang ulang proses manufaktur untuk improvemen. Mengembangkan dan menerapkan rencana improvemen
Mereview dan mengevaluasi metode dan proses manufaktur. Mengarahkan pembelajaran prses, pembelajaran dampak biaya dan mengidentifikasi daerah-daerah potensial untuk improvemen.
Menganalisis dan mengidentifikasi daerah untuk pembelajaran di masa datang. Membandingkan proses internal untuk improvemen rencana dan strategi agar kompetitif
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mempelajari dan memahami pembelajaran proses untuk mengidentifikasi daerah-daerah untuk improvemen proses. Membutuhkan panduan dalam pengumpulan data, analisis data dan study commissioning pada aliran proses saat ini, line layout dll.
Melakukan pembelajaran pembiayaan sederhana dengan penerapan umum peralatan statistik untuk analisis
Mengumpulkan data pada penerapan perubahan proses dan melakukan pembelajaran sederhana dan analisis penghematan biaya.
Menunjukkan pengetahuan proses dan industrial secara detil. Menerapkan peralatan manajemen proses – pemakaian teknologi proses baru, desain lincah/ diam, desain layout perlengkapan, aliran material dan barang-barang kerja- untuk mencapai efisiensi maksimum proses.
Merencanakan, mengembangkan dan memantapkan metode/ proses manufaktur.
Merancang ulang proses manufaktur. Mengembangkan dan menerapkan rencana improvemen.
Melakukan pengujian paska produksi/ analisis/ improvemen, analisis pembelajaran biaya dan penghematan dan merekomendasikan penyempurnaan jika diperlukan.
Mereview dan mengevaluasi efektivitas metode manufaktur.
Mendorong dan mengarahkan usaha pembelajaran proses pada daerah yang berpotensi improvemen.
Mengarahkan pembelajaran dampak biaya, mendorong proses alternative dengan biaya efektif.
Mengelola resiko perubahan proses dan menyiapkan CAPEX untuk sumber daya yang dibutuhkan.
Menentukan kerangka waktu untuk penerapan perubahan proses. Penyempurnaan penerapan dan saran pada rencana improvemen.
Memvisikan daerah pembelajaran di masa dating melalui pemahaman dan analisis mendalam mengenai lingkungan operasi internal, pasar eksternal & kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah untuk membangun kompetitas organisasi.
Berhadap-hadapan dengan partner industri untuk membandingkan rencana dan strategi improvemen proses organisasi untuk memastikan kompetitas dalam industri.
Membangkitkan wawasan manajemen perubahan proses dan menyesuaikan dengan kemampuan organisasi. Memprakarsai dan mengilhami organisasi dengan usaha manajemen perubahan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 112
Mills Waste Management Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan dalam pengelolaan proses pengelolaan effluen.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses manajemen limbah
Menkoordinasikan kegiatan pengolahan effluen
Mereview proses pengolahan effluent dan menerapkan tindakan korektif
Mengidentifikasi peluang improvemen untuk manajemen limbah yang efisien
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mempelajari dan memahami proses pengelolaan limbah termasuk teknik dan kegiatan pengolahan terkait
Mampu melakukan pengolahan limbah cair untuk mengurangi kandungan polutan buangan ke tingkat yang ditetapkan Kementerian Lingkungan
Membantu menyediakan bio-solid dari hasil proses pengolahan limbah untuk digunakan sebagai pupuk di kebun
Mendampingi pengolahan buangan akhir untuk air proses/ kebersihan pada Mill
Mengkoordinasikan semua kegiatan pengolahan effluent, termasuk ekstraksi bio-solid dari pengolahan limbah dan pengolahan buangan akhir untuk air pembersih.
Mereview semua alur kerja yang terlibat
Menerapkan tindakan korektif ketika diperlukan
Memastikan kepatuhan terhadap panduan atau aturan Kementerian Lingkungan
Mengidentifikasi daerah improvemen untuk memperbaiki proses pengolahan effluen
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 113
Mill/ Factory/ Plant Management Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian operasi mill/ pabrik/ plant yang termasuk pemrosesan dan pengiriman keluaran berkualitas dengan manajemen sumber daya yang efektif, infrastruktur mill atau pabrik, pemeliharaan dan perawatan permesinan mill, bagian mekanikal dan elektrikal untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses operasional mill/ pabrik/ plant.
Menjalankan dan mengawasi kegiatan manajemen mill/ pabrik/ plant untuk menjamin kelancaran operasi
Mengelola kegiatan manajemen, mengembangkan dan memperkenalkan intervensi yang sesuai dalam manajemen harian mill/ pabrik/ plant untuk meningkatkan kinerja
Memimpin dan menyediakan arahan strategis pada manajemen mill/ pabrik/ plant untuk pencapaian tujuan bisnis
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menunjukkan pemahaman operasi mill/ pabrik/ plant
Mengidentifikasi parameter operasi, gangguan proses, penanganan darurat, cepat tanggap, dan mampu mengambil tindakan pembenahan untuk kelanjutan operasi.
Memahami kegiatan pra-commissioning dan menunjukkan kemampuan untuk menjalankan dan mengelola mill/ pabrik/ plant baru dengan aman.
Menyadari dan mampu memenuhi formalitas bea cukai dan Kesehatan dan Keselamatan yang terkait dengan penerimaan, penyimpanan dan pengiriman bahan kimia dan produk akhir untuk menjamin kepatuhan terhadap langkah-langkah keamanan yang memadai.
Menunjukkan pengetahuan mendalam proses pada mill/ pabrik/ plant termasuk prosedur operasi standar untuk infrastruktur, mesin, dan perlengkapan Memelihara catatan kinerja mill/ pabrik/ plant dan patuh terhadap aturan pelaporan internal.
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan manajemen mill/ pabrik untuk menjamin kecukupan dan kualitas output.
Menjalankan inspeksi rutin dan kegiatan pemeliharaan demi efisiensi operasi sesuai panduan SOP
Melakukan pemeriksaan berkala terhadap kinerja dan daya tahan mesin, perlengkapan, dan infrastruktur mill/ pabrik untuk menjamin keoptimalan fungsinya.
Mematuhi kebijakan dan prosedur HSE untuk penanganan bahan kimia dan penyimpanan produk
Menganalisis, menggambarkan, dan menjustifikasi data operasi dalam format yang sesuai untuk intervensi manajemen.
Mengawasi personel keamanan dan penegakan prosedur keamanan dan langkah-langkah melindungi kepentingan perusahaan.
Mengembangkan proses operaasional mill/ pabrik dan menjaga criteria untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia
Mereview dan merekomendasikan improvemen dan intervensi untuk operasi dan output dari mill/ pabrik yang efektif.
Mengawali tindakan proaktif dalam mengantisipasi dan mengelola isu seperti OER, FFA, permintaan dan penawaran produksi lapangan
Memastikan kepatuhan terhadap pedoman, kebijakan, dan prosedur HSE untuk meningkatkan praktik HSE demi masa depan yang sustainable..
Mereview laju pemanfaatan dan merekomendasikan intervensi yang sesuai untuk mendukung operasi mill/ pabrik untuk masa depan yang sustainable.
Mereview dan mengelola rencana, sumber daya, prosedur, dan langkah-langkah keamanan. Mengidentifikasi perbaikan langkah-.
Memimpindan mengarahkan kegiatan operasi dan manajemen mill/ pabrik untuk mencapai efisiensi, produktivitas, dan profit yang lebih tinggi.
Memberi saran cara penurunan biaya dan peningkatan kualitas, proses, pemeliharaan dan perawatan berdasarkan pembandingan best practices dan kemajuan teknologi.
Merumuskan strategi pencapaian hasil yang lebih tinggi dari mill/ parik dengan biaya sesuai anggaran.
Memberi saran untuk kesesuaian dan ketahanan mesin, perlengkapan, dan infrastruktur mill/ pabrik untuk masa depan yang sustainable.
Memberi saran pada perubahan lingkungan dan praktik kesehatan dan keselamatan dalam industri untuk masa depan yang sustainable.
Memvisikan kemajuan dan pertumbuhan potensial mill/ pabrik yang bersangkutan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 114
Implementation & Enforcement of ESH Practices Kompetensi ini berfokus pada kemampuan menerapkan dan menegakkan persyaratan praktik standar ESH. Termasuk analisis dan resolusi celah ESH, penerapan pada level operasional, penegakan praktik ESH dan inisiatif improvemen.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pemahaman dan kemampuan menjalankan analisis dan resolusi celah ESH
Kemampuan untuk memantau penerapan praktik standar ESH, termasuk analisis dan resolusi celah ESH.
Mampu mereview efektivitas penerapan; merencanakan dan mengembaangkan kerangkapenegakan
Menyediakan arahan strategis untk penerapan dan penegakan praktik ESH terhadap seluruh lingkup organisasi
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menunjukkan pemahaman dan kemampuan untuk malakukan analisis dan penyelesaian celah ESH dibawah bimbingan
Menyediakan bantuan dalam penerapan dan penegakan standar practice ESH pada operasi bisnis
Mampu mengawasi penerapan standar praktik ESH pada tingkat operasi bisnis secara efektif
Merencanakan, melakukan dan mengevaluasi analisis dan resolusi celah ESH
Menerapkan rencana dan inisiatif penegakan praktik ESH pada level operasional
Mereview dan memvalidasi analisis dan resolusi celah ESH
Mengawasi efektivitas penerapan standar practice ESH secara berkelanjutan pada level operasional bisnis
Merencanakan dan mengembangkan kerangka penegakan untuk suksesnya penerapan praktik ES yang sejalan denga arah strategis
Merumuskan strategi penerapan dan penegakan praktik ESH, termasuk menempatkan kerangka rencana strategis untuk mengoperasionalkan praktik ESH dalam seluruh lingkup organisasi
Menyediakan arahan menyeluruh analisis dan resolusi celah ESH
Mendorong inisiatif peningkatan praktik ESH pada berbagai operasi bisnis
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 115
2.1.6 Security Support Competencies
Security Support Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk melaksanakan proses dan kegiatan mendukung infrastruktur teknologi keamanan, kebijakan, proaktif melindungi proses dan prosedur, memonitor, menginvestigasi dan menyelesaikan ancaman untuk menjaga lingkungan user dan asset perusahaan yang aman.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pemahaman persyaratan dan prosedur keamanan
Menjalankan tindakan untuk menyelesaikan
ancaman tekologi/ keamanan
Memantau teknologi
keamanan dan memberikan pelatihan
pada prosedur dan kebutuhan terkait
Memantau kepatuhan dan
merekomendasikan peningkatan persyaratan
dan perlindungan keamanan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
• Menunjukkan
pemahaman mendasar kebutuhan dan prosedur operasional keamanan untuk menjamin integritas dan perlindungan fisik jaringan, dan akses berwenang ke jaringan dan aplikasi
• Menjalankan kegiatan untuk mengatasi ancaman sesuai degan kebijakan dan prosedur serta dibawah pengawasan
• Menjalankan
tindakan untuk mengatasi masalah secara mandiri
• Memonitor
lingkungan keamanan dan menginvestigasi ancaman dalam menyediakan dukungan keamanan
• Memberikan pelatihan bagi tim untuk persyaratan dan prosedur operasional keamanan untuk menjamin integritas jaringan, perlindungan fisik, dan akses berwenang terhadap jaringan dan aplikasi
• Memonitor dan
menjalankan kepatuhan terhadap panduan keamanan prosedur dan proses
• Merekomendasikan kebutuhan keamanan dan peningkatan prosedur operasional untuk menjamin integritas jaringan, perlindungan fisik, dan akses berwenang terhadap jaringan dan aplikasi
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 116
Security Management Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman, dan pelaksanaan tindakan manajemen keamanan untuk menjaga produksi estate, material dan asset produk terhadap pelanggaran keamanan. Termasuk penerapan langkah-langkah pengamanan, tindakan dan prosedur, dan juga antisipasi kemungkinan ancaman dan memulai tindakan dan kontrol yang tepat.
P1 P2 P3 P4
Menunjukkan pengetahuan
dan pemahaman manjemen kemanan estate. Mampu
melaksanakan tindakan
manajemen keamanan dibawah pengawasan.
Menerapkan prosedur
keamanan dan memantau pelaksanaan tindakan
pengamanan untuk menjaga
produksi, material produk dan aset.
Mereview dan mengawasi
penerapan langkah-
langkah, tindakan, dan
prosedur pengamanan.
Mengantisipasi dan memulai tindakan untuk
menjaga produksi, material
produk dan asset terhadap pelanggaran keamanan
Membangun rencana strategis dan mereview
efektifitas praktik
manajemen keamanan saat ini. Mengidentifikasi area
untuk improvemen dan
menyediakan saran dan arahan untuk menjaga
terhadap pelanggaran
keamanan.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menunjukkan
pengetahuan dan
pemahaman manajemen
kemanan.
Mempelajari dan
memahami prosedur
keamanan standar
Mampu menerapkan dan
memenuhi semua
prosedur keamanan
Melaksanakan semua
kegiatan pengamanan
dibawah pengawasan
Mengidentifikasi area
perhatian/ berpotensi
terjadi pelanggaran
keamanan untuk
perbaikan segera
Menginspeksi dan
melakukan penilaian
pada sistem keamanan
estate dan memastikan
hal itu telah sesuai
dengan standar
keamanan
Menyiapkan laporan
inspeksi dan menyorot
isu keamanan dengan
memberikan
rekomendasi yang tepat.
Merencanakan
rekruitmen dan training
anggota keamanan
untuk menjamin
ketersediaan sumber
daya
Mereview dan
menyelenggarakan
prosedur keamanan
Mengawasi penerapan
langkah-langkah
keamanan dan
pelaksanaan tindakan
pengamanan
Menguji keefektifan
manajemen keamanan
Mengantisipasi dan
memulai tindakan/
langkah-langkah
mengamankan
produksi, material
produk dan asset
terhadap pelanggaran
keamanan misalnya
pencurian barang-
barang berharga
Mengajukan
pengamanan yang
relevan terkait dengan
pengendalian proses
untuk tanaman dan
pupuk
Menyiapkan laporan
audit dan
merekomendasikan
langkah-langkah
pengendalian keamanan
yang berkredibilitas
Mengembangkan
rencana strategis untuk
manajemen keamanan
Mereview keefektifan
sistem menajemen saat
ini dan mengidentifikasi
area yang bisa
dikembangkan
Menyediakan konseling
dan pengarahan untuk
meningkatkan
keefektifan keamanan
untuk mengamankan
produksi, material
produksi, dan asset
terhadap pelanggaran
keamanan semisal
pencurian barang-
barang berharga
Menggalakkan kontrol
proses efektif untuk
mencegah pelanggaran
keamanan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 117
SENIOR
GENERAL
MANAGER
GENERAL
MANAGER
SENIOR
MANAGERMANAGER
SENIOR
ASSISTANTASSISTANT ASSISTANT
B C D E F G H
1 Leading Through Vision P4 P4
2 Business Acumen P4 P4 P3 P3
3 Managing Diversity P4 P4 P3 P3
4 Leveraging Talent P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1
5 Emotional Intell igence P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1
6 Driving Change & Performance P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1
7 Sustainable Orientation P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1
7 7 6 6 4 4 4
1 Mills Process Operations Management P3 P2 P1
2 Process Control & Improvement P2 P1
3 Mills Waste Management P2 P1
4 Mill/Factory/Plant Management P4 P3 P2 P1
5 Implementation & Enforcement of ESH Practices P3 P2 P1 P1
Note: Insert more rows or columns if necessary
Management Behaviour Competencies
1 Accountability (Dependability) P1
2 Adaptability (Flexibil ity)
3 Analytical Thinking P4 P3 P1
4 Attention to Details (Quality Orientation)
5 Business Development
6 Communications
7 Conflict Management
8 Customer Focus
9 Decision Making & Problem Solving P3 P3 P2 P1 P1
10 Developing & Empowering People
11 Financial Resource Management P4 P3 P2 P1 P1
12 Health & Safety Awareness
13 Industry Knowledge & Application
14 Leveraging Technology
15 Managing Change
16 Negotiation & Influence
17 Project Management
18 Relationship Management & Network
19 Service Orientation
20 Stakeholder Management
21 Strategic Orientation & Visioning
22 Teamwork & Team Building
3 4 4 6 6 6
Identify Competencies for future development / secondary competencies
1 Conflict Management P2 P2 P1 P1
2 Business Development P4 P3 P2 P1
3 Decision Making & Problem Solving P4 P3 P3 P2 P2 P1
4 Developing & Empowering People P3 P2 P1
5 Negotiation & Influence P3 P2
6 Project Management P1 P1
7 Attention to Detail (Quality Orientation) P3 P3 P3 P2 P1
8 Communication P3 P3 P2 P1
9 Strategic Orientation & Visioning P4 P2 P2 P1
10 Teamwork & Team Building P4 P3 P2 P2 P1
POD - MILL
Leadership Competencies
Competencies for development Required Proficiency Level
COMPETENCIES DIRECTORY - MILL
Total Leadership Competencies
Required Proficiency Level
Total Job Competencies (Division Spesific Competencies + Management
Behaviour Competencies)
COMPETENCIES
Common Job / Division Specific Competencies
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 118
HPO
SENIOR
GENERAL
MANAGER
GENERAL
MANAGER
SENIOR
MANAGERMANAGER
SENIOR
ASSISTANTASSISTANT ASSISTANT
A B C D E F G H
1 Leading Through Vision P4 P4 P4
2 Business Acumen P4 P4 P4 P3 P3
3 Managing Diversity P4 P4 P4 P3 P3
4 Leveraging Talent P4 P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1
5 Emotional Intell igence P4 P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1
6 Driving Change & Performance P4 P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1
7 Sustainable Orientation P4 P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1
7 7 7 6 6 4 4 4
1 Estate Management P4 P4 P4 P3 P3
2a Replanting & New Planting (including Nursery P3 P2 P1
2bIf OU does not have replanting/new planting, it will be
replaced with security competency (Security Competency)P3 P2 P1
3 Harvesting P3 P2 P1
4 Field Maintenenace & Upkeep P3 P2 P1
5 Pest & Diseases P3 P2 P1
6 Manuring P3 P2 P1
Note: Insert more rows or columns if necessary
Management Behaviour Competencies
1 Accountability (Dependability)
2 Adaptability (Flexibil ity)
3 Analytical Thinking
4 Attention to Details (Quality Orientation) P2
5 Business Development
6 Communications
7 Conflict Management P3 P2
8 Customer Focus
9 Decision Making & Problem Solving P4 P3 P3
10 Developing & Empowering People
11 Financial Resource Management P4 P3 P3 P3 P2 P1
12 Health & Safety Awareness
13 Industry Knowledge & Application P4 P3
14 Leveraging Technology
15 Managing Change
16 Negotiation & Influence
17 Project Management
18 Relationship Management & Network P2
19 Service Orientation
20 Stakeholder Management
21 Strategic Orientation & Visioning
22 Teamwork & Team Building
3 3 3 4 4 6 6 6
Identify Competencies for future development / secondary competencies
1
2
3
4
5
Required Proficiency Level
POD - ESTATE
COMPETENCIES DIRECTORY
Common Job / Division Specific Competencies Required Proficiency Level
Total Job Competencies (Division Spesific Competencies +
Management Behaviour Competencies)
Competencies for development Required Proficiency Level
COMPETENCIES
Leadership Competencies
Total Leadership Competencies
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 119
Dokumentasi kegiatan
Pelaksanaan FGD di Fakultas Pertanian Unlam Banjarbaru
Diskusi bersama COO Agronomi PT. Hasnur Citra Terpadu (DR. C Paranthaman)
Bersama GM PT Pola Kahuripan Inti sawit di Jorong
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 120
Bersama koordinator survei dari Disbun Diskusi dengan GM PT. Agro Bukit Di PT Chandi Artha Kintap Kab tanah Bumbu
Bersama Direktur Kebun dan Direktur Pabrik PTPN XIII Pleihari
Tanaman kelapa sawit di lahan basah dan lahan kering marginal Milik PT. Hasnur Citra teradu
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 121
Tim Peneliti bersama HRD Minamas Pusat (Bpk Farid) di Jakarta
Tim Peneliti bersama manajer PT Surya langgeng Sejahtera
Diskusi bersama Manajer Kebun dan manajer pabrik PT. Kahuripan Inti sawit
Peserta Workshop HRD Perusahaan kelapa sawit, Pimpinan Fak. Pertanian dan dosen , Ketua GAPKI Kal-Sel, dan mahasiswa kertua himpunan)