127
1 LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAN ANALISIS SISI PERMINTAAN DUNIA KERJA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM DIMENSI KUALITAS, KUANTITAS, LOKASI DAN WAKTU DI KALIMANTAN SELATAN OLEH ISMED SETYA BUDI MARIANA TAUFIK HIDAYAT PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL DAN INFORMAL (PAUDNI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT JALAN BRIGJEND H. HASAN BASRY, KAYU TANGI, BANJARMASIN TELPON 0511-3302789 / 0511-3305240 MARET 2012

PEMETAAN DAN ANALISIS SISI PERMINTAAN DUNIA KERJA …eprints.ulm.ac.id/257/1/USUL 1 Lap akhir pemetaan - SISI... · 2014-08-26 · kerja dengan tingkat pendidikan sekolah menengah

  • Upload
    hahuong

  • View
    257

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

LAPORAN PENELITIAN

P E M E T A A N D A N A N A L I S I S S I S I P E R M I N T A A N D U N I A

K E R J A P A D A P E R K E B U N A N K E L A P A S A W I T D A L A M

D I M E N S I K U AL I T A S , K U A N T I T A S , L O K A S I D A N

W A K T U D I K A L I M A N T A N S EL A T A N

OLEH

ISMED SETYA BUDI

MARIANA

TAUFIK HIDAYAT

PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL DAN INFORMAL (PAUDNI)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

JALAN BRIGJEND H. HASAN BASRY, KAYU TANGI, BANJARMASIN

TELPON 0511-3302789 / 0511-3305240

MARET 2012

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 2

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 3

RINGKASAN

Kebutuhan ketenagakerjaan pada sektor perkebunan kelapa sawit

di Kalimantan Selatan secara umum menunjukkan trend kecenderungan

yang meningkat seiring dengan perluasan kebun dan pembangunan

pabrik pengolahan kelapa sawit. Peningkatan jumlah tenaga kerja makin

besar apabila dikaitkan dengan makin luasnya lahan marginal dan lahan

basah yang bisaa digarap, serta tuntutan akan pengolahan hasil CPO

menjadi produk jadi. Tenaga kerja yang dibutuhkan nantinya terutama

yang terkait dengan bidang teknis pertanian/perkebunan (untuk

kebutuhan kebun), teknik mesin, industri, kimia (terutama untuk

kebutuhan pabrik kelapa sawit) serta bidang ekonomi,akuntansi,

komputer dan informatika (untuk penunjang kegiatan administrasi

perkantoran).

Tingkat pengangguran terus meningkat dan belum bisa teratasi

dengan tuntas bahkan kecenderungan semakin meningkat baik secara

kuantitas maupun kualitas. Pengembangan kelapa sawit sebagai kegiatan

ekonomi utama terus dikembangkan secara besar-besaran untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara cepat dan tepat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir

sebagian besar hanya berpendidikan tamat SD/MI. Diperlukan tenaga

kerja yang lebih banyak lagi, dengan prediksi memerlukan peningkatn

jumlah lebih dari 100% hingga 2015. Pola ketenaga-kerjaan berdasarkan

level manajemen pada perkebunan kelapa sawit membentuk piramida,

Untuk level manajemen (top manajemen/manajer) proporsinya hanya

sekitar 8,42%, level menengah (supervisor) sebanyak 18,03%, dan level

operator mencapai 73,54%.

Pada level manajer tingkat pendidikan tenaga kerja didominasi oleh

tenaga kerja dengan tingkat pendidikan setara S1 (mencapai 61,65%)

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 4

Pada level supervisor umumnya masih didominasi oleh tenaga

kerja dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas dengan proporsi

mencapai 58,62%.Pada level operator, dapat dilihat bahwa proporsi

mereka yang berpendidikan rendah lebih mendominasi. Hal ini karena

mereka memang sebagai tenaga kerja yang menjadi ujung tombak

pelaksana teknis di lapangan. Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan

formal SD dan SMP mendominasi tenaga kerja pada level operator

dengan proporsi mencapai 67,95%. Walaupun demikian, pada level

operator ini tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal SMA proporsi

juga relatif besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya, yang

mencapai 27,22%.

Hasil survai menunjukkan bahwa kompetensi pada level manajer

lebih banyak didominasi bidang pertanian (terutama agronomi, hama dan

penyakit tumbuhan dan sosial ekonomi pertanian) serta bidang ekonomi.

Kompetensi dasar lainnya adalah hukum, manajemen, dan akuntansi.

Aspek ketenagakerjaan yang terkait dengan dimensi waktu di

perkebunan kelapa sawit ini meliputi kondisi eksisting berdasarkan masa

kerja tenaga kerja yang ada serta perkiraan kebutuhan tenaga kerja di

masa yang akan datang. Berdasarkan hasil survai diketahui bahwa masa

kerja karyawan di perkebunan kelapa sawit ini menunjukkan gambaran

yang cukup berbeda pada masing-masing level, baik untuk level manajer,

supervisor maupun operator. Untuk level manajer umumnya masa kerja

mereka lebih dari 5 tahun (52,43%).

Kondisi kerja diperkebunan kelapa sawit hingga masih kurang baik

secara kuantitas maupun kualitas. Diperkirakan untuk kebutuhan tenaga

kerja satu wilayah kebun dengan luasan sekitar 10.000 hektar idealnya

diperlukan seorang manajer dan dibantu dengan satu orang asisten

kepala, 4 orang asisten kebun, 4 orang mandor kepala, 10 orang mandor.

Kebutuhan tenaga kerja pada level pelaksana lapangan hingga buruh

kebun diperhitungkan dengan proporsi luasan kebun yang ditangani,

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 5

misalnya untuk tenaga kerja tanam dibutuhkan 0.12 x luas kebun, tenaga

pemeliharaan 0,12 x luas kebun, dan tenaga panen sekitar 0,08 x luas

kebun. Dengan demikian kebutruhan tenaga harian semakin besar lagi.

Berdasarkan kajian lokasi asal pendidikan maka tergambar bahwa

pada umumnya tenaga kerja pada sektor perkebunan kelapa sawit di

Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi tenaga kerja dari luar

provinsi baik untuk level manajer, supervisor maupun level operator.

Tenaga kerja lokal hanya mendominasi sebagai tenaga kerja lepas

dengan upah harian. Hal ini bukan karena perusahaan tidak peduli

dengan tenaga kerja lokal tapi karena kualitas tenaga kerja lokal yang

belum memenuhi standat yang dibutuhkan perusahaan. Disamping itu

tenaga kerja lokal belum memandang sektor perkebunan sebagai sektor

mampu menjadi daya tarik karena masih ada sektor perdagangan yang

lebih sesuai haarapan.

Kebutuhan tenaga kerja akan terus meningkat sehingga perlu

adanya kerjasama yang lebih baik antara dunia pendidikan dan pihak

perusahaan kelapa sawit untuk menciptakan tenaga kerja yang memenuhi

standar kuantitas, berkualitas dan kontinuitas. Hal yang juga perlu

mendapat perhatian serius adalah perhatian terhadap tenaga kerja lokal

perlu ditingkatkan agar tidak menimbulkan kecemburuan dan kesejangan

dimasa akan datang.

Fakultas Pertanian Unlam harus mampu menyiapkan pendidikan

yang benar-benar mendukung perkebunan kelapa sawit di Kalimantan,

seperti pembukaan pendidikan fokasi atau SMK khusus kelapa sawit dan

pembukaan Program Studi Kelapa Sawit pada perguruan tinggi.

Tantangan bagi dunia pendidikan kedepan adalah bagaimana

pengembangan perkebunan kelapa sawit masa depan dapat diarahkan

pada lahan marginal dan lahan basah. Luas lahan yang belum tergarap ini

merupakan peluang besar bagi penambahan luas areal perkebunan

kelapa sawit dimasa yang akan datang.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 6

Terkait pada tingkat pendidikan formal para manajer ini dapat

diketahui level manajer dengan semua jenjang pendidikan selalu

didominasi oleh tenaga kerja dari luar provinsi sebesar 72,82%

sedangkan pada level supervisor hanya mencapai 58,28%. Hal yang juga

menarik adalah proporsi tenaga kerja level supervisor yang berasal dari

dalam kabupaten proporsi menempati urutan kedua dibandingkan yang

berasal dari dalam provinsi, dengan proporsi mencapai 21,77%. Pada

level operator proporsi pada masing-masing level walaupun masih

didominasi tenaga kerja dari luar provinsi tetapi tenaga kerja dari dalam

provinsi maupun dalam kabupaten proporsi juga sudah relatif besar.

Terkait asal sekolah tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit yang

masih didominasi oleh tenaga kerja luar propinsi maka perlu usaha

kongkrit dari pihak perusahaan dan pemerintah daerah agar nantinya

tidak timbul kecemburuan sosial dengan lebih memberikan prioritas

kepada putra daerah dimana perkebunan kelapa sawit berada.

.

1

PENDAHULUAN

Persaingan ketat diberbagai bidang pada era globalisasi saat ini

menuntut semua pihak untuk menyiapkan diri dalam segala hal agar tidak

tersisih dalam persaingan. Salah satu faktor penentu utama agar bisa

bersaing di era global saat ini adalah harus tersedia Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh sebab itu pembangunan

pendidikan berkualitas dilakukan oleh berbagai pihak, baik Kementerian

pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Negara lainnya

dengan berbagai program pendidikan, dilaksanakan baik secara formal,

informal maupun non-formal, untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia

Indonesia yang handal di masa depan.

Dokumen Renstra Kemendiknas 2010-2014 menyatakan bahwa

telah terjadi peningkatan capaian indikator Angka Penyerapan Kasar

(APK) yang menunjukkan secara generik bahwa terjadi peningkatan

penyerapan tenaga kerja di Indonesia, namun kenyataan bahwa angka

pengangguran masih relatif tinggi. Kondisi ini yang menuntut pemerintah

dan pihak terkait merumuskan sebuah kerangka kerja yang komprehensif

dengan memperhatikan berbagai kondisi baik internal maupun eksternal,

sehingga ke depan bisa terjadi peningkatan daya serap lulusan oleh dunia

kerja.

Pemerintah sesuai yang diamanahkan dalam Undang-Undang

Dasar 1945 bertanggungjawab terhadap pendidikan dan lapangan kerja

yang layak bagi warganya. Dengan demikian pendidikan merupakan hak

asasi bagi setiap warga negara Indonesia, dan untuk itu pula setiap warga

negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai

dengan minat dan bakat, tanpa memandang status sosial, ekonomi, suku,

etnis, agama, dan gender (Renstra Kemendiknas, 2010).

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 2

Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan berperan

secara langsung pada warga negara Indonesia untuk memiliki kecakapan

hidup (life skills) sehingga mampu mendorong tegaknya pembangunan

manusia seutuhnya, serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai

nilai-nilai Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Renstra Kemendiknas, 2010).

Oleh karena itu pula Universitas Lambung Mangkurat sebagai salah satu

ujung tombak terdepan pendidikan tinggi di Kalimantan Selatan dalam

mewujudkan pembangunan sumberdaya manusia yang berperan penting

dalam proses Pembangunan Nasional, dan sekaligus dalam membangun

daya saing bangsa di tengah persaingan dunia yang semakin kompetitif.

Penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja merupakan sebuah

upaya komprehensif untuk mensinkronkan pendidikan nasional dengan

kebutuhan dunia kerja diberbagai bidang, sehingga diharapkan akan

terjadi keselarasan dalam pelaksanaannya.

Konsep program penyelarasan mengisyaratkan adanya kebutuhan

koordinasi yang baik antara pihak penyedia lulusan pendidikan dengan

pihak yang membutuhkan tenaga lulusan. Analisa kebutuhan dunia kerja

yang meliputi kualitas (kompetensi) dan kuantitas pada lokasi dan waktu

yang berbeda merupakan informasi awal yang perlu disediakan.

Pengembangan kerangka kerja penyelarasan pendidikan dengan

dunia kerja terbagi dalam 3 bagian yaitu kerangka kerja sisi permintaan,

sisi pasokan dan mekanisme penyelarasan. Proyeksi kebutuhan kedepan

terhadap kompetensi yang dibutuhkan dari dunia kerja dan jumlahnya

pada setiap lokasi di Indonesia sangat diperlukan untuk mendisain sistem

pendidikan yang meliputi peningkatan kualitas pendidik, sarana prasarana

dan sistem pembelajarannya.

Program penyelarasan sistem pendidikan dengan dunia kerja

menitikberatkan pada pembekalan kompetensi lulusan yang selaras

dengan kebutuhan dunia kerja, sebagai salah satu upaya untuk

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 3

memberikan jaminan pendidikan yang bermutu sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta relevan terhadap

kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Dengan berjalannya program ini

diharapkan nantinya dunia pendidikan mampu menyiapkan sumberdaya

manusia yang siap kerja dan/atau malah menciptakan lapangan kerja

serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal,

nasional maupun internasional.

Masalah ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan juga mengalami

hal yang sama seperti daerah lainnya di Indonesia. Tingkat pengangguran

belum bisa teratasi dengan tuntas bahkan kecenderungan semakin

meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Padahal Propinsi

Kalimantan Selatan memilki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah

dengan jumlah penduduk yang relatif kecil serta wilayah yang luas.

Berdasarkan pembagian koridor wilayah Kalimantan difokuskan

untuk mengembangkan pertambangan dan lumbung energi. Lumbung

energi lestari salah satunya bisa dipenuhi dari produk yang dihasilkan

oleh sektor perkebunan. Salah satu komoditi perkebunan yang punya

prospek cerah untuk kesejahteraan masyarakat masa depan adalah

pengembangan penanaman kelapa sawit.

Penanaman Kelapa sawit terus dikembangkan secara besar-

besaran sehingga tanaman terlihat pada hamparan luas sejauh mata

memandang. Tak kurang dari 40 perusahaan besar yang bergerak

dibidang pengelolaan kelapa sawit, tersebar luas hampir ke seluruh

pelosok di Kalimantan Selatan. Hanya Kota Banjarmasin dan Banjarbaru

yang tidak meiliki perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian perkebunan

kelapa sawit diharapkan akan mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, dan sub sektor ini pula yang diharapkan berpotensi besar

sebagai penyerap tenaga kerja masyarakat Kalimantan Selatan

khususnya dan penduduk Indonesia pada umumnya.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 4

Melalui program penyelarasan pendidikan dan dunia kerja yang

digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non-Formal

dan Informal (PAUDNI), maka Lembaga Penelitian Unlam Banjarmasin

berusaha berkontribusi membantu dalam proses pemetaan dan analisis

sisi permintaan dunia kerja pada perusahaan kelapa sawit dalam dimensi

kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di wilayah Kalimantan Selatan,

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan, pembuatan kuesioner sesuai kondisi tenaga

kerja diperusahaan kelapa sawit. Identifikasi perencanaan program

dan sosialisasi kepada perusahaan kelapa sawit, pembentukan

forum diskusi kelompok (FGD) dan pembekalan para surveyor,

b. Tahapan Pelaksanaan meliputi pembagian wilayah survei,

pelaksanaan survei, pelaksanaan validasi dan verifikasi data,

proses input dan pengolahan data, analisa data

c. Tahapan Pelaporan meliputi pembuatan laporan hasil pemetaan

dan pembuatan artikel untuk publikasi ke jurnal atau media cetak.

1.1. Tujuan

Tujuan utama kegiatan pada tahun pertama adalah pemetaan dan

analisis sisi permintaan kebutuhan tenaga kerja pada perkebunan kelapa

sawit dalam dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di wilayah

Kalimantan Selatan.

Tujuan Khusus kegiatan penelitian ini adalah mendapatkan

informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan terkait :

1. Kebutuhan tenaga kerja di perusahaan kelapa sawit yang ada di

wilayah Kalimantan Selatan secara kualitas, kuantitas, lokasi dan

waktu.

2. Kompetensi tenaga kerja yang diharapkan perusahaan perkebunan

kelapa sawit sesuai dengan kondisi perusahaan.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 5

3. Permasalahan yang dihadapi oleh dunia kerja dalam upaya

penyediaan tenaga kerja yang memenuhi standar perusahaan.

METODOLOGI KAJIAN

Program pemetaan ini akan menggunakan metode kuantitatif dan

kualitatif untuk pengumpulan data yang diperlukan. Metode kuantitatif

dengan teknik survei langsung kepada pihak perusahaan kelapa sawit

yang ada di Kalimantan Selatan sedangkan untuk teknik kualitatif akan

dilakukan dengan sistem dokumentasi dan diskusi kepada beberapa

orang yang bertanggungjawab langsung pada ketenagakerjaan

perusahaan. Program pemetaan ini akan dibagi menjadi beberapa

tahapan, secara detail akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1. Tahap Identifikasi dan Perencanaan Program

a. Identifikasi Perusahaan yang akan menjadi responden

Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi terhadap beberapa

perusahaan untuk membuat kelasifikasi responden. Responden

dibagi atas perusahaan baru yang belum meiliki pabrik dan

perusahaan yang sudah meiliki pabrik pengolahan sendiri

b. Perencanaan Survei

Agenda pada tahap ini adalah membuat perencanaan kerja,

membuat prosedur survei untuk surveyor, petunjuk pelaksanaan,

dokumentasi data dan kegiatan serta pengumpulan data

c. Proses Validasi Instrumen

Akan dilakukan proses validasi terhadap instrumen yang akan

digunakan dalam survei.

d. Rekrutmen surveyor

Mekanisme perekrutan surveyor akan dilakukan dengan

wawancara langsung berdasarkan motivasi mahasiswa yang

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 6

mendaftar. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi

seperti: kemampuan berkomunikasi, tangguh (tidak mudah putus

asa), berani, jujur, teliti, dan sebagainya. Pada selanjutnya akan

dilakukan pembekalan kepada para surveyor terkait proses

pengumpulan data dalam bentuk workshop.

e. Jaminan Kualitas Hasil Survei

- Status surveyor adalah dosen dan mahasiswa yang

berpengalaman dalam survei

- Surveyor akan mendapatkan pembekalan sebelum

melakukan survey dalam bentuk workshop

- Koordinator akan melakukan “spot check” (kurang lebih

20% dari total responden)

2.2. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data yang digunakan meliputi:

a. Wawancara

Surveyor akan melakukan wawancara langsung kepada responden

disertai dengan pengisian kuesioner.

b. Kuesioner

Kuesioner dirancang sesuai tujuan studi di perkebunan kelapa

sawit dengan mempertimbangkan pemanfaatan beberapa data

primer dan sekunder.

c. Hasil workshop

Forum dilakukan dengan tujuan untuk sosialisasi awal dan

mendapatkan masukkan informasi lebih dalam dari para HRD di

tiap perusahaan guna mendapatkan data awal yang akan ditindak

lanjuti dengan kunjungan surveyor ke tiap perusahaan. Dalam

diskusi terungkap permasalahan mendasar di tiap perusahaan dan

masukan untuk peningkatan kualitas tenaga kerja sesuai

kebutuhan masa depan.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 7

d. Surveyor

Jumlah surveyor sebanyak 10 orang 1 orang sebagai cadangan

dan berperan sebagai coordinator. Tugas dari surveyor adalah

melakukan wawancara kepada responden dan melakukan

pengisisan kuesioner

e. Koordinator/peneliti

Mengkoordinir kerja surveyor dengan tugas khusus: Melakukan

pengecekan terhadap hasil survey, melakukan verifikasi hasil

survei dan melakukan validasi data sebelum diinput kumulatifnya

2.3. Tahapan Analisa Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis kelompok terhadap

seluruh data yang berhasil diperoleh melalui kuesioner. Dengan

menggunakan metode ini diharapkan akan tampak karakteristik

perusahaan kelapa sawit. Karakteristik dari kelompok-kelompok ini

selanjutnya akan dieskplorasi lebih mendalam dengan menggunakan

cross tabulation dan metode-metode dalam statistik deskriptif.

a. Analisis Kelompok

Analisis kelompok (cluster analysis) merupakan salah satu teknik

statistik multivariat yang bertujuan untuk mengidentifikasi sekelompok

obyek yang mempunyai kemiripan karakteristik tertentu yang dapat

dipisahkan dengan kelompok obyek lainnya.

b. Teknik Analisis Kelompok

Teknik analisis kelompok yang digunakan pada penelitian ini

adalah teknik hirarki (hierarchical methods) yaitu teknik pengelompokkan

membentuk kontruksi hirarki atau berdasarkan tingkatan tertentu.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 8

Model Matematis Fulfillment Index (FI)

Dasar perancangan model matematis Fulfillment Index (FI) adalah model

konseptual Fuflillment Index (FI). Berikut ini adalah Fulfillment Index’s

properties yang memuat definisi, tujuan, metode perhitungan, rumus, data

yang dibutuhkan, interpretasi dan beberapa properties lainnya:

Definisi

Indeks yang berguna untuk mengukur tingkat pemenuhan kebutuhan

tenaga kerja, dari dimensi kualitas, kuantitas, waktu, serta lokasi.

Tujuan

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemenuhan kebutuhan tenaga

kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dari dimensi kualitas, kuantitas,

waktu, serta lokasi.

Metode Perhitungan

Membagi antara jumlah tenaga kerja yang diterima perusahaan dengan

total kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Jenis Disagregasi

FI dapat dihitung untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda, yaitu :

Level kompetensi (j), terdiri atas :

j = 1 → pengukuran dilakukan pada tenaga kerja diterima yang kompeten

(competent)

j = 2 → pengukuran dilakukan pada tenaga kerja diterima yang sebagian

kompeten (partly competent)

j=3 → pengukuran dilakukan pada tenaga kerja diterima yang tidak

kompeten (uncompetent)

Level lokasi pemenuhan (k), terdiri atas :

k = 1 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan lokal sekota

(sekota dengan perusahaan )

k = 2 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan lokal

sepropinsi (sepropinsi dengan perusahaan )

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 9

k = 3 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan non-lokal

nasional (luar propinsi dengan perusahaan)

k = 4 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan ekspatriat

(luar negeri)

Level jabatan, terdiri atas :

j = 1 → pengukuran dilakukan untuk level manajer

j = 2 → pengukuran dilakukan untuk level supervisor

j = 3 → pengukuran dilakukan untuk level operator

Nama perusahaan, untuk indeks rumusnya akan disesuaikan dengan

nama perusahaan. Nama departemen yang digunakan dalam penelitian

ini akan disesuaikan dengan departemen yang terdapat dalam objek

validasi. Sebelumnya akan disajikan departemen yang secara umum ada

di perusahaan.

Rumus/Formulasi

Berikut adalah konstruksi dasar dari rumus Fulfillment Index :

Dari rumus konstruksi dasar Fulfillment Index (FI), maka FI dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut

Fulfillment Index (FI) =

persamaan 1

, 1

persamaan 2

: Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung untuk level jabatan l di

departemen i untuk lokasi pemenuhan k, pada tahun t.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 10

: jumlah tenaga kerja diterima pada tahun t yang menempati level

jabatan l di departemen i, dengan lokasi pemenuhan k, serta memiliki

level kompetensi j

(dengan j = 1, 2, 3)

: jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk level jabatan l di

departemen i, pada tahun t.

: : Nilai yang diberikan untuk tenaga kerja dengan level kompetensi j

(α1 = 1, α2 = 0,5 ; dan α3 = 0,1).

Hasil perhitungan pada persamaan 1 akan diagregasi dan akan

menghasilkan nilai Fulfillment Index (FI) untuk tiap level jabatan di tiap

departemen (FI)lit. Untuk persamaannya dapat dilihat pada persamaan 3

di bawah ini.

persamaan 3

Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung untuk level jabatan l di

departemen i pada tahun t.

: Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung untuk level jabatan l di

departemen i untuk lokasi pemenuhan k, pada tahun t.

Setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai Fulfillment Index (FI) di tiap

level jabatan di departemen (FI)lit, selanjutnya akan dihitung nilai

Fulfillment Index (FI) di tiap departemen, dengan menjumlahkan nilai

Fulfillment Index (FI) tiap level jabatan di departemen yang bersangkutan.

Untuk persamaannya dapat dilihat pada persamaan 4 di bawah ini.

((FI)lit) : Nilai Fulfillment Index (FI) departemen i, yang diukur pada

tahun ke-t (dengan i = 1,2,3,...,ni)

persamaan 4

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 11

Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung pada tahun ke-t,

untuk tiap level jabatan ke-l pada departemen i (l = 1, 2, 3).

: Σ = jumlah level jabatan l di departemen i yang

membutuhkan tenaga kerja (n1 = n2 = n3 = 1)

Hasil perhitungan nilai (FI)it akan digunakan untuk menghitung nilai

Fulfillment Index (FI) perusahaan ((FI)at). Untuk persamaannya dapat

dilihat pada persamaan 5 di bawah ini.

: Nilai Fulfillment Index (FI) perusahaan a yang dihitung untuk

tahun t.

: bobot yang diberikan untuk tiap departemen ke-i.

: Nilai Fulfillment Index (FI) departemen ke-i, yang diukur pada

tahun ke-t

(i = 1,2,3,...,12)

Pada persamaan 2 dan persamaan 5 terdapat simbol αj dan βi. Simbol αj

adalah bobot level kompetensi. Untuk nilai tiap bobot dinilai dari un

competent bobotnya 0.1, partly competent 0/5, dan fully competent 1.

Nilai level kompetensi merupakan justifikasi dari pihak perusaaan. Untuk

penentuan nilai βi didapatkan dengan membagi jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan tiap departemen dengan total keseluruhan tenaga kerja

perusahaan.

Interpretasi Hasil Perhitungan Model Patdono, Maria Anityasari,

Baihaqi (ITS)

Nilai FI untuk semua jenis disagregasi berkisar pada selang 0 ≤ FI ≤ 1,

Semakin mendekati satu (1) menunjukkan tingkat pemenuhan kebutuhan

Persamaan

5

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 12

tenaga kerja yang semakin baik, sebaliknya semakin mendekati nol (0)

menunjukkan tingkat pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang semakin

tidak baik atau buruk.

Nilai FI = 1, jika jumlah tenaga kerja yang diterima sesuai dengan

kebutuhan dan smeua tenaga kerja yang diterima merupakan tenaga

kerja yang kompeten (nilai β1=1).

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 13

.

BAB III ANALISIS SITUASI

3.1. Latar Belakang Wilayah

3.1.1. Keadaan Geografis Kalimantan Selatan

Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Banjarmasin terdiri

atas 11 kabupaten dan 2 kota, terletak antara 114 °19' 13'' - 116°33' 28''

Bujur Timur dan 1° 21' 49'' – 4 °10' 14'' Lintang Selatan, memiliki luas

wilayah hanya 6,98 persen dari luas Pulau Kalimantan secara

keseluruhan yaitu seluas 37.530,52 km2 dengan batas–batas : sebelah

barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat

Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa, dan sebelah utara dengan

Provinsi Kalimantan Timur.

Kondisi alam Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas daerah

pantai, dataran rendah dan perbukitan/pegunungan. Kemiringan tanah

dengan 4 kelas klasifikasi menunjukkan bahwa sebesar 43,31 persen

wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai kemiringan tanah 0-2%.

Rincian luas menurut kemiringan adalah sebagai berikut:

0 - 2% : 1.625.384 Ha (43,31%)

>2 - 15% : 1.182.346 Ha (31,50%)

>15 - 40% : 714.127 Ha (19,02%)

>40% : 231.195 Ha (6,16%)

Menurut jenis tanahnya, meliputi Podsolik Merah Kuning (PMK),

Latosol, Litasol, Podsolik Merah Kuning Litosol, Komplek Podsolik Merah

Kuning Organosol Gley Humus, PMK Dataran Tinggi, PMK Pegunungan ,

dan Alluvial.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 14

Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak dialiri sungai. Sungai

tersebut antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam

Kiwa, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai

Tapin, Sungai Kintap, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan dan

sebagainya. Umumnya sungai-sungai tersebut berpangkal pada

pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar.

Data tahun 2008 menyebutkan bahwa penggunaan lahan di

Kalimantan Selatan meliputi lahan pemukiman/kampung seluas 59.563

ha, industri 2.489 ha, pertambangan 42.111 Ha, sawah 426.067 ha,

pertanian lahan kering semusim 60.680 ha, kebun campuran 171.642 ha,

perkebunan 486.448 ha, padang/semak belukar/alang-alang 830.684 ha,

hutan 1.613.431 ha, perairan darat 45.731 ha, tanah terbuka 3.713 ha,

dan lain-lain 59.997 ha.

Wilayah Kalimantan Selatan kaya akan sumber daya alam (SDA)

yang menyimpan beberapa potensi bahan galian pertambangan seperti

mineral, batu bara, minyak, biji besi, gas bumi, intan, dan lain-lain.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Kalimantan Selatan

Potensi pengembangan wilayah dapat dilihat berdasarkan unsur-

unsur potensi geografis, penduduk, ekonomi wilayah, sektor andalan,

sektor pendukung, sektor investasi, keuangan dan pembiayaan, dan

transportasi.

Potensi pengembangan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan

didekati dengan kebijakan perwilayahan. Kebijakan perwilayahan

didasarkan atas efektivitas pembangunan di seluruh Provinsi dan untuk

mensinkronkan pembangunan berbagai sektor andalan yang akan

dikembangkan di masing-masing wilayah kabupaten/kota agar

pengembangannya tidak saling tumpang tindih satu sama lain, sehingga

potensi yang dimiliki masing-masing daerah dapat dikembangkan secara

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 15

optimal dan terintegrasi. Pengembangan potensi secara spasial dilakukan

melalui kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi.

Kawasan strategis wilayah Provinsi terdiri atas Kawasan

Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Strategis Provinsi (KSP).

Kawasan Strategis Nasional dimaksud Kawasan Strategis Nasional dari

sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Pengembangan

Ekonomi Terpadu (KAPET) Batulicin. Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

dimaksud terdiri atas (1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi; (2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; (3) Kawasan strategis dari

sudut kepentingan pertahanan dan keamanan.

3.1.2. Permasalahan Pembangunan di Kalimantan Selatan

Pembangunan Kalimantan Selatan difokuskan pada pemantapan

fondasi pembangunan daerah dalam rangka melaksanakan rencana

pembangunan tahapan kedua dari RPJP Daerah, dan juga untuk

mengantisipasi perubahan yang muncul dimasa yang akan datang.

Provinsi Kalimantan Selatan selain menyelesaikan isu yang bersifat lokal,

juga mempertimbangkan isu-isu yang bersifat nasional dan global, seperti

pertumbuhan dan pemerataan, kemiskinan, pengangguran, lingkungan

hidup dan penataan ruang.

Pembangunan bukan hanya berakibat menguntungkan bagi

manusia tapi juga menimbulkan masalah yang besar apabila tidak

direncanakan pembangunan yang berkelanjutan/lestari. Permasalah

pembangunan yang dihadapi di Kalimantan Selatan antara lain:

a. Peningkatan eksploitasi sumber daya alam yang akan mengakibatkan

terjadinya perubahan bentang alam yang pada gilirannya

terganggunya kelestarian lingkungan

b. Perubahan iklim global berpengaruh terhadap perubahan iklim daerah

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 16

c. Tingkat pertumbuhan penduduk yang masih tinggi yang berakibat

pada tingginya kebutuhan akan sarana dan prasarana dasar seperti

perumahan, pendidikan dan kesehatan

d. Distribusi penduduk yang belum merata, yaitu masih terpusat di

sekitar Kota Banjarmasin untuk itu diperlukan distribusi manusia dan

kegiatan ekonomi di tiap daerah yang belum berkembang

e. Terjadinya peralihan pekerjaan penduduk Kalimantan Selatan dari

pertanian ke non pertanian dimana tahun 1997 sebanyak 97,9%

menjadi 49,1% tahun 2005

f. Masih tingginya angka pengangguran yakni pada tahun 1996 sebesar

0,3% namun pada tahun 2005 sudah menjadi 6,2%

g. APK dan APM mengalami peningkatan namun masih perlu didorong

sehingga peningkatannya dapat lebih tinggi lagi serta penduduk usia

sekolah dapat mengakses pendidikan secara merata

h. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalsel sejak tahun 1999

hingga 2005 menunjukkan peningkatan, yaitu tahun 1999 sebesar

62,2 dan tahun 2005 sebesar 67,4 namun secara peringkat Nasional

menunjukkan penurunan dimana tahun 1999 urutan ke-21 dan tahun

2005 pada urutan ke-26

i. Daya saing ekonomi jika dilihat dari nilai komoditas ekspor non-migas

masih bertumpu pada pertambangan (78%) dimana komoditas

batubara di dalamnya meliputi hampir 70%. Sedangkan produk

ekspor lainnya tidak ada yang berkembang secara signifikan sehingga

perlu usaha-usaha agar ekspor bisa meningkat.

j. Belum berkembangnya industri pengolahan yang mengolah hasil-hasil

pertanian, rendahnya mutu pengemasan, dan belum adanya

standarisasi produk.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 17

Gambar 1. Gambaran angkatan kerja dan pangsa tenaga kerja di sektor Perkebunan (Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Kal-Sel)

k. Tingkat ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota dalam

Provinsi masih cukup tinggi dan menetap. Hal ini terlihat dari nilai

Index Williamson sebesar 0,93 baik pada 2003 maupun ketika tahun

2005 mengalami hal yang sama. Tingkat kesenjangan di berbagai

satuan wilayah pengembangan cukup bervariasi.

l. Belum terinventarisasinya secara maksimal potensi energi baru

terbarukan sebagai sumber energi pengganti minyak bumi dalam

rangka mendukung diversifikasi energi.

m. Belum termanfaatkan gas metana batubara (CBM) sebagai sumber

energi alternatif. Serta belum termanfaatkannya energi baru

terbarukan sebagai sumber energi murah dan ramah lingkungan.

n. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam yang mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Belum ada langkah kongkrit

dalam perlindungan terhadap Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan.

o. Hampir 57% Angkatan Kerja di Kalsel berpendidikan SD kebawah

dengan tingkat keterampilan yang rendah.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 18

Pemerintah Propinsi kalimantan Selatan sangat memperhatikan

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berbagai usaha terus ditempuh

agar kualitas hidup terus meningkat. Salah satu cara dengan

meningkatkan program pendidikan formal dan informal seperti SMK, dan

lembaga pendidikan informal/kursus serta balai latihan kerja. Diharapkan

nilai indeks pembangunan manusia dapat terus meningkat sejalan dengan

peningkatan sumber daya manusia, yang akhirnya juga akan dapat

berdampak peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di seluruh

Propinsi kalimantan Selatan (Tabel 3).

3.1.3. Isu strategis Pembangunan

Berdasarkan kondisi obyektif dan fakta permasalahan yang ada,

maka ditetapkan isu –isu strategis, yaitu : Pembangunan manusia, daya

saing perekonomian daerah, kemiskinan, pengangguran (masalah

ketenagakerjaan), degradasi kuantitas dan kualitas sumberdaya alam dan

kualitas lingkungan hidup. Gambaran tentang isu-isu strategis seperti

tersebut diatas, adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan Manusia. Secara faktual Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Kalimantan Selatan menunjukkan peningkatan jika

dilihat dari angka absolut dan peningkatan tersebut sejalan dengan

IPM nasional. Namun demikian jika dilihat dari peringkat antar provinsi,

IPM Kalimantan Selatan masih berada dibawah nasional.

b. Berdasarkan data pada Gambar 1. maka terlihat kondisi angkatan

kerja Nasional cukup tinggi, demikian pula pada sektor perkebunan

dan sektor pertanian secara umum. Tergambar pula bahwa pangsa

tenaga kerja perkebunan nasional masih sedikit.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 19

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis terhadap aspek ketenagakerjaan pada Perkebunan Kelapa

Sawit di Kalimantan Selatan meliputi empat dimensi, yakni Dimensi

Kuantitas, Dimensi Kualitas, Dimensi Waktu dan Dimensi Tempat.

Dimensi Kuantitas menyangkut jumlah tenaga kerja berdasarkan level

manajemen yang terdiri atas kelompok manajer, supervisor, dan operator.

Data mengenai jumlah tenaga kerja/karyawan diperoleh melalui

hasil survei pada masing-masing perkebunan kelapa sawit. Dimensi

Kualitas meliputi kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan oleh

perkebunan kelapa sawit yang mencakup semua jenjang tingkat

pendidikan. Data mengenai kualitas tenaga kerja ini selain diperoleh

melalui wawancara mendalam dengan pihak manajemen (khususnya

HRD perusahaan), juga diperoleh melalui hasil survai pada data dasar

(database) yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan.

Dimensi Waktu lebih ditekankan pada pengalaman kerja masing-

masing karyawan pada semua level. Data mengenai dimensi waktu ini

diperoleh melalui hasil survai dan database peusahaan. Dimensi Tempat

lebih ditujukan pada analisis asal sekolah atau tempat pendidikan terakhir

dengan wilayah / tempat perkebunan kelapa sawit berada. Dimensi

tempat ini dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni tempat asal

pendidikan tenaga kerja berada di luar provinsi dari lokasi perusahaan

perkebunan, berada dalam satu provinsi tetapi berbeda kabupaten, dan

dalam kabupaten yang sama dengan perusahaan perkebunan tersebut.

Perbandingan tenaga kerja di Kalimantan Selatan berdasarkan

tingkat pendidikan terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar hanya

berpendidikan tamat SD/MI (Gambar 7)

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 20

Perbandingan antara tingkat pendidikan dengan serapan tenaga

kerja di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa pada sektor pertanian

didominasi oleh tingkat pendidikan terakhir adalah SLTP/MTs/sederajat

dan tingkat pendidikan SLTA/MA/sederajat diikuti oleh sektor

pertambangan/galian dan berikutnya pada sektor perkebunan (Gambar

8). Berdasarkan tingkat pendidikan SD/MI/sederajat maka didominasi

pada sektor pertanian diikuti sektor perkebunan dan terakhir pada sektor

pertambangan (Gambar 9). Namun akan terjadi sebaliknya apabila

ditinjau pada tingkat pendidikan Diploma IV/Universitas maka yang

dominan pada sektor pertambangan, diikuti sektor pertanian dan terakhir

sektor perkebunan (Gambar 10). Ini menunjukkan bahwa sektor

pertambangan memerlukan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi.

Prediksi tentang kebutuhan tenaga kerja di masa datang (lima

tahun ke depan) didasarkan atas hasil wawancara mendalam dengan

pihak manajemen perusahaan serta pertimbangan perluasan areal

perkebunan berdasarkan luas HGU yang sudah dimiliki perusahaan dan

rencana pengembangan/pembangunan pabrik baru. Prediksi ini juga

memperhitungkan wilayah potensial yang dapat dikembangkan untuk

perkebunan kelapa sawit berdasarkan RTRW Propinsi Kalimantan

Selatan. Prediksi dilakukan dengan memuat ke empat dimensi tersebut

untuk memperoleh gambaran tentang kebutuhan tenaga kerja pada

bidang perkebunan kelapa sawit pada lima tahun mendatang.

Jumlah perusahaan kelapa sawit yang ada di Kalimantan Selatan

sebanyak 56 buah. Semua perusahaan tersebut sudah dikunjungi dan

mendapat kuesioner penelitian, namun hanya 47 responden yang

memberikan data, sedangkan yang lain tidak berkontribusi dengan alasan

menyangkut izin kantor pusat yang belum direstui dan pertimbangan data

perusahaan bersifat rahasia (Tabel 4)

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 21

Tabel 4. Responden Perusahaan Kelapa sawit di Kalimantan Selatan

NO NAMA PERUSAHAAN NAMA RESPONDEN/

PENERIMA

JABATAN

1 PT. Kharisma Inti Usaha Pulau Pinang Kab. Tapin, Sungai Selai

Ciptadi Nata Ong Head Of Admin & Fin

2. PT. Hasnur Citra Terpadu Jln. Hauling Hasnur Group Desa pandahan Kab. Tapin

C. Paranthaman Agus Hamdan Farkinsyah Arsyad

COO Agronomi Manager Pabrik Konsultan Kebun

3 PT. Barito Putra Plantation Tabukan, Bakumpai, Sungai Gampa Batola

Andira Dharma G Fitri Rahmad Budiatmo

Senior Manager Manajer Kebun Chip securiti

4 PT. Gawi Makmur Kalimantan Kebun Satui Barat, Sei Danau

M. Siti Santoso Adi Yulianto

HRD Manager HRD Information system

5 PT. Pola Kahuripan Inti Sawit Pasir Putih, Kec Kintap Kab. Tanah laut

Yus Sutopo Reza Farhan

GMP PBG 7 Chief Adm

6 PT. Indoraya Everlatex Swarangan, Jorong Estate, Kintap Jorong

Fitri Hendro

Manager kebun Manager pabrik

7. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia

Untung Joko Wiyono Ketua Cabang GAPKI Kalimantan Selatan

8 PT. Alam Raya Kencana M Desa Segayam Kec Panukan Barat Segayam

Sutyo Suyatno Regional senior manager

9 PT. Astra Agro Lestari I Desa Hayup Kec Haruai Kab. Tabalong

Heri S HRD

10 PT. Matahari Kahuripan Indonesia Bakumpai

Ifansyah Asst GMA

11 PT. Buana Karya Bhakti Jln. Propinsi Km. 171 Kec. Satui Barat

Alwin Berkat Syarah

Manager HRD & GA Staf HRD

12 Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia

Syahrial Doloi Ketua Harian GAPKI

13 PT. Sinar Surya Jorong SSJ Estate Jilatan Kec Batuampar Jorong

Jhoan Muller Haloho GM

14 PT. Smart Tbk. Jln. Thamrin Kav 21 Jakarta

Triatmo Wikamto Yuliani

HRD Opt 3 Pusat Jakarta

15 PT. Smart Corp Tanah laut Estate, Kintapura, Kintap Kab tanah laut

Mulyadi VPA

16 PT. Kintap Jaya Watindo Perkebunan Kintap Kab T.laut

Sudiyono HRD / Ka kantor Kal-Sel

17 PT. Candi Artha Desa Tajau Pecah, Sabuhur Kec Batu Ampar Kab. Tanah Laut

Syaifullah Eko Sudarsono Salamuddin Nahar

Koord Umum/HRD Kepala Kantor Ass Kepala

18 PT. Astra Agro Lestari Tbk Juai Halong Balangan

Henny Hendarjanti Departemen Head

19 PTP Nusantara XIII Kerbun Plaihari

Hamonangan Vilitonga

Manager Kebun

20 PT. Putra Bangun Bersama Desa Simpang Nungki Kec Sebamban Kab. Batola

Syahbandiansyah HRD Deputy Manager

21 PT. Palmina Utama Jln. Hasan Basri Koml P Metro

Halim M. Sidiq

Manager Kebun I Accounting

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 22

22 Pabrik Minyak Sawit PTPN Kab Tanah laut

Rajagukguk M. Rusli

Manager Pabrik Staf manager

23 PT. Jaya mandiri Sukses (Green G Agle Group)

Sefria budi Budiman

Staf GA HRD Jakarta

24 PMA Putra bangun Kintap Tanah Laut

Patrick HRD/Office manager

25 PT. Mondrat Intan barakat Bakri Group Kec. Astabul

Supriadi HRD

26 Hasnur Group Juli Staff Legal

27 PT. Kharisma Alam Persada Sungai Lukut Margasari Ilir, Candi laras Selatan

Hery Susanto HRD/ Head Staf Agronomi

28 PT. Amida Jalan raya Km 103 Jorong Kab. Tanah laut

Yohanes Chaniago GM

29 PT. Agro Bukit Hatief Estate, Kusan Hilir Simp Batulicin

Heru Cafriarya Humas/Adm manager

30 PT. Minamas Gemilang Jln. A Yani

Suhardi Asmen HRM KPW Bjb

31 PT.Anugrah Sumber makmur PT. Minamas Plantation Jkt

Farid Manager recruitment & Training Development Jakarta

32 PT. Sumber Agro makmur Bajayau Tengah Daha Selatan

Endro Prastowo Kepala tata Usaha Manger Kebun

33 PT. Sentosa Sukses Utama Telaga Langsat, Tebing siring Jorong Pelaihari

Yahnes Ignash Prayoga

34 PT. Antang Ganda Utama Kotabaru

Muksin Effendi Manager Kebun

35 PT. Laguna mandiri Sungai Durian

Calim Sukman Tatang Yulianto

GM Manager

36 PT. Langgeng Muara Makmur Pamukan Kotabaru

Suhardi Agus Lamarauna Lewi Robi D Magang

Asmen HRM KPW GM Manager

37 PT. Bersama sejahtera sakti Gunung kemasan Sebamban

Suparmadi Bardansyah

GM Manager

38 PT. Ladang rumpun subur abadi Angsana Estate Gunung sari Sebamban

Puji Sasmito Manager

39 PT. Paripurna Swakarsa Pamukan Sesulung Pamukan

Bambang Yuwono Hary Tambunan

Manager Pabrik Manager kebun

40 PT. Sayang Heulang MUstika Estate Angsana Sebamban

Dodik Prayitno Manager

41 PT. Tiga daun Kapuas Ciptadi Manager

42 PT. Swadaya Andika Sungai durian

Paruhum Tampubolon

Manager

43 PT. Subur maju makmur Bajayau lama, Banua hanyar

Suhardi Asmen HRM KPW Bjb

44 PT. Surya Langgeng Sejahtera Bangkau, Sei Kupang, Kandangan HSS

Ade kurniawan HRD

45 PT. Katingan Indah Utama Karang Bintang, Kotabaru

Ifansyah GAM

46 PT. Anugerah Wattiendo Kintap, Tabanio

Sudiyono HRD

47 PT. Agribumi Santosa Tabukan Wanaraya Batola

Pramono Kasdi HRD

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 23

Gambar 7. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Kalimantan Selatan

Gambar 8. Perbandingan tingkat pendidikan pada tiga sektor usaha

Gambar 9. Perbandingan tingkat pendidikan SD/MI di tiga sektor usaha

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 24

Gambar 10. Perbandingan tingkat pendidikan Diploma IV /Universitas di tiga sektor usaha

Gambar 11. Perbandingan tingkat pendidikan Diploma IV /Universitas di tiga sektor usaha

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 25

5.1 Dimensi Kuantitas

Tenaga kerja yang terdapat pada perusahaan perkebunan kelapa

sawit dikelompokkan menjadi kelompok manajer/manajemen, kelompok

supervisor, dan kelompok operator. Selain ketiga kelompok ini

sebenarnya juga terdapat jenis tenaga kerja lainnya yang tidak dianalisis

yakni kelompok buruh tani, baik berupa buruh harian lepas maupun buruh

borongan. Berdasarkan hasil survai diketahui bahwa pola ketenaga-

kerjaan berdasarkan level manajemen pada perkebunan kelapa sawit

membentuk piramida, dimana tenaga kerja pada level atas (top manajer)

lebih sedikit dibandingkan dengan level di bawahnya. Untuk level

manajemen (top manajemen/manajer) proporsinya hanya sekitar 8,42%,

level menengah (supervisor) sebanyak 18,03%, dan level operator

mencapai 73,54%. Secara lengkap gambaran proporsi ketenagakerjaan

pada perkebunan kelapa sawit ini dapat dilihat pada Gambar 12.

Selanjutnya jika dilihat dari tingkat pendidikannya, ternyata tenaga

kerja di perusahaan perkebunan sawit masih didominasi oleh tenaga kerja

dengan tingkat pendidika SD-SMP, dengan proporsi mencapai 52,36%.

Secara keseluruhan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit ini mulai

dari level SD hingga S3. Gambaran tentang proporsi tenaga kerja di

perkebunan kelapa sawit Provinsi Kalimantan Selatan ini dapat dilihat

pada Gambar 13.

Gambaran ketenagakerjaan di atas masih bersifat umum, karena

umumnya tingkat pendidikan tenaga kerja ini berkorelasi dengan level

manajemen. Pada level manajemen tingkat atas (manajer) umumnya

lebih banyak yang berpendidikan tinggi dan sebaliknya pada level

operator lebih banyak didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat

pendidikan yang lebih rendah (Gambar 14 dan 16).

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 26

Kondisi ketenagakerjaan berdasarkan level pendidikan ini sangat

tergantung pada kebutuhan perusahaan, dimana pada level yang lebih

tinggi tenaga kerja lebih diarahkan pada tugas-tugas manajerial yang

terkait dengan kemampuan untuk pengelolaan sumberdaya manusia yang

ada dalam lingkup perusahaan serta kebijakan-kebijakan makro

perusahaan. Sebaliknya pada level operator kemampuan tenaga kerja

yang diharapkan lebih pada kemampuan teknis dalam pengoperasian

peralatan atau mesin yang ada. Untuk level supervisor pendidikan yang

diharapkan lebih pada kemampuan monitoring dan pengawasan

pelaksanan teknis di lapangan. Prosentasi tenaga kerja berdasarkan level manajemen

73.54

18.038.42

Manajer

Supervisor

Operator

Gambar 12. Proporsi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat manajemen (n=4891)

0.02 0.08

8.79

1.820.18 0.35

32.26

4.13

52.36

0

10

20

30

40

50

60

%

S3 S2 S1 D3 D2 D1 SMA SMK SD-SMP

Prosentase tenaga kerja berdasarkan tingkat

pendidikan formal

Gambar 13. Proporsi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit

berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=4891)

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 27

Gambar 14 menunjukkan bahwa pada level manajemen tingkat

atas (manajer) tingkat pendidikan tenaga kerja didominasi oleh tenaga

kerja dengan tingkat pendidikan setara S1 (mencapai 61,65%) bahkan

ada tenaga kerja pada level manajer ini yang berpendidikan S2 dan S3.

Mereka yang berpendidikan formal S2 dan S3 ini umumnya pada bidang

teknis (pertanian) dan bidang manajemen. Kondisi seperti ini jelas

menggambarkan bahwa walaupun proporsi tenaga kerja pada level

manajer ini hanya sekitar 8,42% dari total tenaga kerja yang ada, tetapi

kualitas tingkat pendidikan mereka tergolong tinggi. Kemampuan

manajemen mereka dalam mengelola perusahaan sangat menentukan

keberhasilan dan kelancaran proses produksi pada perkebunan kelapa

sawit. Dalam menjalankan fungsinya, para tenaga kerja level atas ini

dibantu oleh beberapa supervisor yang umumnya berpendidikan formal di

bawah mereka. Kondisi tingkat pendidikan formal supervisor pada

perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat

pada Gambar 15.

Pada level supervisor (manajemen tingkat menengah) umumnya

masih didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan sekolah

menengah atas dengan proporsi mencapai 58,62%. Beberapa diantara

mereka juga ada yang berpendidikan sekolah menegah kejuruan (SMK)

dengan jumlah sekitar 8,98% serta dengan pendidikan diploma (baik D3,

D2 maupun D1) dengan proporsi sebesar 4,88%. Secara keseluruhan,

untuk tingkat pendidikan menengah hingga diploma ini jumlahnya

mencapai 72,45%. Secara kuantitas proporsi ini cukup ideal dalam

sistem manajemen, tetapi jika dilihat dari jenis pendidikan yang

ditamatkan ini, seharusnya mereka adalah tamatan dari sekolah menegah

dengan keahlian khusus, seperti SMK Perkebunan dan Diploma

Perkebunan maupun pendidikan dengan kompetensi keterampilan teknis

tertentu yang dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan mereka sebagai

supervisor.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 28

Pada level operator, dapat dilihat bahwa proposi mereka yang

berpendidikan rendah lebih mendominasi. Hal ini karena mereka memang

sebagai tenaga kerja yang menjadi ujung tombak pelaksana teknis di

lapangan. Gambaran mengenai tingkat pendidikan formal tenaga kerja

level operator (manajemen tingkat bawah) (Gambar 16).

Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal SD dan SMP

mendominasi tenaga kerja pada level operator dengan proporsi mencapai

67,95%. Walaupun demikian, pada level operator ini tenaga kerja dengan

tingkat pendidikan formal SMA proporsi juga relatif besar dibandingkan

dengan tingkat pendidikan lainnya, yang mencapai 27,22%. Gambaran

ini menujukkan bahwa tenaga kerja dengan level SMA merupakan

kelompok yang dapat berperan baik sebagai tenaga kerja pada level

operator maupun level supervisor (Gambar 16).

Mereka yang tingkat pendidikan formalnya SMA umumnya

merupakan kelompok terbesar dalam bursa tenaga kerja. Bagi

perusahaan sawit, mereka dapat dididik untuk menjadi tenaga supervisor

melalui penguatan pada kompetensi teknis maupun manjerial sehingga

dengan berbekal pelatihan yang diberikan oleh pihak perusahaan mereka

juga dapat bukan hanya pada level operator, tetapi juga pada level

supervisor, bahkan hingga ke level manajer (jumlah tenaga kerja tamatan

SMA pada level manajer mencapai 19,90%).

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 29

MANAJER BERDASARKAN LEVEL PENDIDIKAN

SMP

0.49%

SMK

10.68%SMA

19.90%

D1

0.97%

D3

5.10%

S1

61.65%

S2

0.97%

S3

0.24%

Gambar 14. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=412) SUPERVISOR BERDASARKAN LEVEL PENDIDIKAN

S1

14.51%D3

3.40%D2

0.79%

D1

0.68%

SMA

58.62%

SMK

8.96%

SD-SMP

13.04%

Gambar 15. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=882) OPERATOR BERDASARKAN LEVEL PENDIDIKAN

S1

1.33%

D3

1.06%

D2

0.06%D1

0.19%

SMA

27.22%

SMK

2.20%

SD-SMP

67.95%

Gambar 16. Proporsi tenaga kerja level operator pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=3.597)

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 30

5.2 Dimensi Kualitas

Aspek dimensi kualitas mencakup kompetensi yang dibutuhkan

oleh tenaga kerja untuk mampu menjalankan tugas-tugas yang menjadi

tanggungjawabnya. Kompetensi yang dibutuhkan ini meliputi keahlian

dasar yang diperoleh dari jenjang pendidikan formal serta kompetensi

khusus/pendidikan tambahan setelah bekerja yang terkait dengan bidang

tugas masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara

mendalam dengan pihak perusahaan terdapat beberapa kompetensi

dasar yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja, seperti kompetensi

dalam bidang teknis perkebunan, ekonomi pertanian/agribisnis, akuntansi,

teknik mesin, teknik industri, teknik kimia, dan teknologi informasi.

Hasil survai menunjukkan bahwa kompetensi pada level manajer

lebih banyak didominasi bidang pertanian (terutama agronomi, hama dan

penyakit tumbuhan dan sosial ekonomi pertanian) serta bidang ekonomi.

Kompetensi dasar lainnya adalah hukum, manajemen, dan akuntansi.

Secara lengkap gambaran tentang kompetensi dasar yang harus dimiliki

tenaga kerja pada level manajer dapat dilihat pada Tabel 5.

Khusus untuk kompetensi dasar yang dimiliki oleh tenaga kerja

pada level supervisor juga lebih didominasi keahlian dibidang pertanian

(baik terutama teknis pertanian/perkebunan), yang khusus untuk jenjang

pendidikan S1 jumlahnya mencapai 31,91%. Untuk jenjang di bawahnya

(D3, D2, dan D1) lebih didominasi tenaga kerja dengan kompetensi

bidang administrasi. Berbeda halnya dengan tenaga kerja pada level

SMK yang kembali didominasi oleh tenaga kerja dengan kompetensi pada

bidang teknis pertanian. Gambaran ini menunjukkan bahwa dalam

kegiatan perkebunan kelapa sawit, kompetensi supervisor pada level atas

dan bawah lebih mengarah pada teknis pengelolaan kebun. Untuk level

menengah para supervisor ini lebih banyak dibutuhkan dalam hal-hal

terkait dengan masalah administrasi. Secara lengkap gambaran tentang

kompetensi supervisor ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 31

Tabel 5. Kompetensi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit di

Provinsi Kalimantan Selatan pada level Manajer

No Tingkat

Pendidikan

Kompetensi / Keahlian Jumlah

Orang %

1 S3 Pertanian 1 0.63

2 S2 Manajemen 4 2.53

3

S1

Pertanian (termasuk Agronomi dan Ekonomi Pertanian) 48 30.38

4 Ekonomi 32 20.25

5 Hukum 11 6.96

6 Manajemen 9 5.70

7 Akuntansi 8 5.06

8 Teknik (termasuk Teknik Mesin, 7 4.43

9 Manajemen Hutan 3 1.90

10 Sistem Informasi 2 1.27

11 Militer 1 0.63

12 Ilmu Pemerintahan 1 0.63

13

D3

Akuntansi 3 1.90

14 Teknik Informatika 2 1.27

15 Teknik Sipil 2 1.27

16 Manajemen Informatika 1 0.63

17 Teknik Kimia 1 0.63

18 Teknik mesin 1 0.63

19 Administrasi Negara 1 0.63

20 Sistem Informasi 1 0.63

21 Militer / AMN 1 0.63

22 Pertanian 1 0.63

23 D1 Pariwisata-Perhotelan 1 0.63

24

SMK

SMK Pertanian 6 3.80

25 SMK Bangunan 5 3.16

26 SMEA 2 1.27

27 SMK Otomotif 1 0.63

28 SMK Geologi 1 0.63

29 SMK Keperawatan 1 0.63

Jumlah 158 100.00

Kompetensi yang dimiliki tenaga kerja pada level operator tidak

jauh berbeda dengan kompetensi pada level supervisor. Pada level

operator dengan jenjang pendidikan sarjana dan SMK lebih banyak

tenaga kerja dengan kompetensi teknis petrtanian atau perkebunan serta

ekonomi. Sebaliknya untuk operator dengan tingkat pendidikan formal

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 32

diploma (D3) lebih didominasi oleh tenaga kerja dengan kompetensi

bidang administrasi. Secara lengkap gambaran tentang kompetensi

tenaga kerja pada level operator ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 6. Kompetensi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit level

supervisor

No Tingkat

Pendidikan

Kompetensi /

Keahlian

Jumlah

Orang %

1

S1

Pertanian 15 31.91

2 Akuntansi 4 8.51

3 Hukum 4 8.51

4 Kehutanan 2 4.26

5 Perikanan 1 2.13

6 Teknik Sipil 2 4.26

7 Ekonomi 1 2.13

8 Manajemen 1 2.13

9 Komunikasi 1 2.13

10 D3

Administrasi 1 2.13

11 Komputer 1 2.13

12 D2 Administrasi 2 4.26

13 D1 Administrasi 1 2.13

14

SMK

SMK Pertanian 6 12.77

15 SMK Perikanan 3 6.38

16 SMK Bangunan 1 2.13

Jumlah 47 100.00

Pada Gambar 17 menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian pihak

perusahaan yang diwakili oleh HRD atau general manager menyatakan

bahwa 100% tenaga kerja pada level jabatan manajer adalah fully,

sedangkan pada level jabatan supervisor walaupun sebagian besar fully

namun masih ada yang partly dan non-partly atas kinerja mereka.

Kenyataan sebaliknya justru pada level operator bahwa sebagian besar

renaga kerja adalah non-partly. Hal ini menunjukkan bahwa operator

dalam menjalankan aktivitasnya perlu bimbingan dan arahan dari para

supervisor.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 33

Tabel 7. Kompetensi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan pada level Operator

No Tingkat

Pendidikan

Kompetensi /

Keahlian

Jumlah

Orang %

1

S1

Ekonomi 11 19.30

2 Pertanian 8 14.04

3 Akuntansi 2 3.51

4 Kehutanan 2 3.51

5 Bahasa Inggeris 2 3.51

6 FISIP 2 3.51

7 Teknik 1 1.75

8 Teknik Informatika 1 1.75

9 Agama Islam 1 1.75

10

D3

Administrasi 5 8.77

11 Pertanian 1 1.75

12 Perpajakan 1 1.75

13 Administrasi Bisnis 1 1.75

14 Bahasa Inggeris 1 1.75

15 D1 Administrasi 1 1.75

16

SMK

SMK Pertanian 10 17.54

17 SMK Perikanan 3 5.26

18 STM 2 3.51

19 SMK Bangunan 2 3.45

Jumlah 57 100.00

Gambar 17. Tingkat kepuasan pihak perusahaan terhadap tenaga kerja pada level jabatan manajer, supervisor dan operator

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 34

Perhitungan Nilai Fulfillment Index (FI) pada tiap perusahaan

mengalami kendala akibat tidak semua perusahaan yang memberi data

mau mengisi lembar kuesioner tentang kompeten karyawan di tiap level

jabatan dengan berbagai alas an. Dari 47 responden perusahaan kelapa

sawit, hanya ada delapan perusahaan yang mau mengisi. Berikut tersaji

hasil perhitungannya (Tabel 8).

Pada Tabel 8. Nilai Fulfillment Index (FI) pada tiap perusahaan

Perusahaan Jenjang (FI)likt (FI)lit (FI)it

PT.

AG

RO

BU

KIT

es

tate

/ k

ebu

n

Man

ajer

ial 0

1

0.836508

0

0.714286

0.285714

Sup

ervi

sor 0

1 0.047619

0.952381

0

Op

erat

or 0.485714

0.509524 0.02381

0

0

PT.

ALA

M R

AYA

KEN

CA

NA

MA

S es

tate

/ k

ebu

n

Man

ajer

ial 0

1

0.999766

0

1

0

Sup

ervi

sor 0

1 0.064516

0.935484

0

Op

erat

or 0.227528

0.999298 0.033006

0.738764

0

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 35

Lanjutan

perusahaaan Jenjang (FI)likt (FI)lit (FI)it P

T. C

HA

ND

I AR

THA

es

tate

/ k

ebu

n

Man

ajer

ial 0

1

1

0

0.714286

0.285714

Sup

ervi

sor 0.045455

1 0

0.954545

0 O

per

ato

r 0

1 0

1

0

PT.

PU

TRA

BA

NG

UN

BER

SAM

AS

esta

te /

keb

un

Man

ajer

ial 0

1

0.916667

0

1

0

Sup

ervi

sor 0

1 0

1

0

Op

erat

or 0.75

0.75 0

0

0

PT.

SU

BU

R A

GR

O M

AK

MU

R

esta

te /

keb

un

Man

ajer

ial 0.041667

0.958333

0.678346

0.041667

0.875

0

Sup

ervi

sor 0.419492

0.525424 0.101695

0.004237

0

Op

erat

or 0.491453

0.551282 0.047009

0.012821

0

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 36

Lanjutan

perusahaaan Jenjang (FI)likt (FI)lit (FI)it P

T. S

INA

R S

UR

YA J

OR

ON

G

esta

te /

keb

un

Man

ajer

ial 0.071429

0.8

0.610051

0.071429

0.657143

0

Sup

ervi

sor 0.215

0.415 0.1

0.1

0 O

per

ato

r 0.460606

0.615152 0.090909

0.063636

0

PT.

SU

RYA

LA

NG

GEN

G S

EJA

HTE

RA

es

tate

/ k

ebu

n

Man

ajer

ial 0

1

0.916667

0

1

0

Sup

ervi

sor 0

1 0

1

0

Op

erat

or 0.75

0.75 0

0

0

PT.

HA

SNU

R C

ITR

A T

ERP

AD

U

esta

te /

keb

un

Man

ajer

ial 0.041667

0.700

0.642346

0.041667

0.875

0

Sup

ervi

sor 0.419492

0,171 0.101695

0.004237

0

Op

erat

or 0.491453

0,466 0.047009

0.012821

0

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 37

Hasil wawancara mendalam dengan manajer perusahaan

(terutama bidang HRD) dapat diketahui tentang kompetensi khusus yang

dibutuhkan pada masing-masing level dan bidang tugas tenaga kerja

yang bersangkutan. Terdapat enam bidang kompetensi yang dibutuhkan,

yakni: Personal effectiveness, Leadership competencies, POD Estate

competencies, POD Mill competences, Security competences, Security

support. Secara terinci kompetensi masing-masing bidang ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Personal effectiveness, meliputi kompetensi :

a) Accountability (Dependability)

Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana kemampuan dalam

menginternalisasi diri terhadap tanggung jawab atas ketepatan waktu,

komitmen terhadap tugas, kepatuhan terhadap standar kinerja, dan

kepatuhan dengan aturan dan kebijakan organisasi

b) Analytical Thinking

Kompetensi ini adalah tentang menafsirkan, menghubungkan dan

menganalisis informasi dalam rangka memahami sebab dan akibat

dalam sebuah situasi untuk membuat keputusan yang efektif. Ruang

lingkup ini juga mencakup pemikiran strategis dan kemampuan

meninjau masa depan, dan pelaksanaan rencana.

c. Attention to Detail (Quality Orientation)

Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana menggunakan sistem

standar pengorganisasian proses kerja secara sistematis dan sumber

daya terkait serta memperhatikan integrasi seluruh aspek dalam tugas,

situasi dan / atau masalah yang terkait dengan pekerjaan sebagai alat

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 38

untuk mencapai efisiensi yang optimal, efektifitas dan kualitas dalam

menunjukkan tanggungjawab/tugas.

d. Business Development

Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mencari bisnis baru dan

bisnis venture yang sustainable, mengevaluasi kelangsungan hidup

finansial proposisi bisnis dan menjamin perizinan manajemen. Hal

tersebut meliputi pemantauan lingkungan bisnis agar tetap mengikuti

perubahan di pasar yang berpengaruh pada perusahaan

e. Communications

Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk mengatur dan

menyampaikan informasi serta pandangan dan konsep secara ringkas

dan jelas untuk berbagai khalayak. Ini melibatkan mengadopsi

pendekatan komunikasi yang tepat kepada orang lain dalam berbicara

dan mempengaruhi dalam memilih jalan terbaik dalam melakukan

tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan

f. Conflict Management

Kompetensi ini fokus kepada kemampuan untuk mencegah,

mengelola, dan menyelesaikan konflik dari berbagai jenis individu dan

kelompok

g. Customer Focuses

Kompetensi ini adalah tentang kemauan dan kemampuan untuk

mengoptimalkan nilai bisnis bagi pelanggan dengan memberikan

pelayanan dengan kualitas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan

konsumen. Hal ini termasuk kemampuan untuk membantu dan

melayani pelanggan (internal dan eksternal) untuk memenuhi

kebutuhan mereka. Hal ini berfokus pada usaha seseorang dalam

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 39

mengetahui dan memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan atau

klien mereka. Mengembangkan hubungan pertemanan untuk

mempertahankan pelanggan yang ada dan meningkatkan basis

pelanggan untuk mendukung dan mengembangkan bisnis.

h. Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah

Kompetensi ini berfokus pada sejauh mana seorang individu mampu

mengenali dan menganalisa masalah dan / atau situasi yang sulit dan

mengembangkan kursus yang tepat dan berorientasi pada hasil dari

tindakan sejalan dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.

i. Develop & Empower People

Kompetensi ini mengacu pada kemampuan dan kemauan untuk

memberikan pelatihan, arahan dan umpan balik untuk meningkatkan

kinerja, motivasi dan pengembangan keseluruhan untuk meningkatkan

kemampuan jangka panjang orang lain. Mengidentifikasi kekuatan

individu dan kebutuhan pembangunan, dengan menggunakan

berbagai pendekatan dalam rangka untuk memaksimalkan potensi

seorang individu dalam kaitannya dengan pertumbuhan profesional

mereka.

j. Environmental, Safety & Health Awareness

Kompetensi ini mencerminkan tingkat pengetahuan seseorang,

pemahaman, kepatuhan dan pelaksanaan undang-undang kesehatan

dan keselamatan, peraturan, dan standar kerja lainnya untuk tujuan

mendirikan, mempromosikan, dan memelihara lingkungan kerja yang

aman untuk diri sendiri dan orang lain.

k. Financial Resource Management

Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana tanggung jawab untuk

merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan, dan mengelola

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 40

sumber daya moneter untuk memenuhi kegiatan kerja operasional

bagi individu, kelompok, unit/departemen atau organisasi

l. Industry Knowledge & Application

Kompetensi ini mencerminkan jangkauan industri yang berhubungan

dengan pekerjaan dan pengetahuan profesional yang diperlukan untuk

menjalankan fungsi pekerjaan dengan berhasil. Terus menerus

mengikuti perkembangan saat ini dan tren di daerah dan bidang

keahlian yang diperlukan perusahaan/perkebunan.

m. Leveraging Technology

Kompetensi ini berkaitan dengan sejauh mana kemampuan dalam

mengenali dampak dari kemajuan teknis dan bersedia untuk

mengintegrasikan teknologi dalam melaksanakan tugas pekerjaan

untuk mencapai efisiensi, kualitas dan produktivitas

n. Negotiation & Influence

Kompetensi yang mencerminkan kemampuan untuk membujuk,

meyakinkan, mempengaruhi orang lain agar bertujuan untuk mencapai

hasil sesuai yang diinginkan perusahaan/perkebunan.

o. Project Management

Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mengembangkan

dan mengintegrasikan berbagai unsur manajemen proyek seperti

proyek anggaran dasar, laporan keseluruhan, perencanaan

manajemen, kepemimpinan, mengelola, mengamati, pengawasan dan

penutupan proyek. Mampu menyediakan dan menggunakan alat-alat

yang relevan, dan indikator untuk mengukur dan melacak kemajuan

sebagaimana dimaksud dalam rencana proyek.

p. Relationship Management and Networking

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 41

Kompetensi ini mencerminkan kemampuan untuk mengembangkan

dan mempertahankan hubungan pribadi dan profesional yang

membantu dalam penyelesaian tugas kerja, pertukaran informasi

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan/perkebunan.

q. Service Orientation

Kompetensi ini mengacu pada seberapa aktif dalam menemukan dan

mengatasi kebutuhan akan produk dan pelayanan antar anggota

organisasi dan para stakeholder, kelompok-kelompok klien, dan

masyarakat umum.

r. Stakeholder Management

Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mendukung sebuah

organisasi dalam mencapai tujuan strategis dengan menafsirkan dan

mempengaruhi baik itu lingkungan eksternal maupun internal dan

dengan menciptakan hubungan yang positif dengan para stakeholder

melalui pengelolaan yang sesuai dengan harapan dan tujuan yang

telah disetujui. Manajemen stakeholder merupakan proses dan kontrol

yang harus direncanakan dan dipandu oleh kebijakan serta prinsip-

prinsip organisasi dalam identifikasi stakeholder, analisis stakeholder,

dan matriks stakeholder

s. Strategic Orientation & Visioning

Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan dalam

menunjukkan perhatian secara keseluruhan untuk memaksimalkan

sumber daya organisasi dan mencapai efektivitas organisasi. Hal ini

meliputi kemampuan untuk melihat arah dan misi masa depan

organisasi dan mewujudkannya ke dalam sebuah tindakan

t. Teamwork & Team Building

Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan untuk

memanfaatkan gaya interpersonal yang tepat dan menggunakan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 42

strategi teambuilding untuk memperkaya perkembangan sekelompok

orang, untuk menjadi sebuah unit yang berfungsi dengan baik, yang

mencapai sasaran serta tujuan yang diinginkan perusahaan.

2) Leadership Competencies, meliputi kompetensi :

a) Business Accument

Kompetensi ini adalah tentang memiliki pengetahuan masalah proses

bisnis dan potensinya, menghubungkan penilaian mendalam tentang

lanskap bisnis eksternal dan internal dengan arah strategis organisasi.

Melibatkan pembuatan keputusan yang mendukung kebutuhan jangka

panjang dan ekspektasi bisnis dan pelanggan. Pengetahuan dan

keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah business

intelligence, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta

fokus pada pelanggan

b. Driving Change and Performance

Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memulai dan mendukung

transformasi organisasi untuk mewujudkan komitmen terhadap

keunggulan kinerja. Berhasil mengimplementasikan inisiatif baru yang

mencerminkan perubahan lingkungan bisnis yang kompetitif.

Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini

adalah perubahan manajemen, fleksibilitas dan adaptasi dan dorongan

untuk hasil yang lebih baik.

c. Emotional Intelligence

Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola

kekuatan emosi seseorang dan keterbatasannya untuk untuk dapat

memberikan sikap positif kepada orang lain. Menunjukkan

kemampuan untuk berempati dan melibatkan orang lain untuk

membangun hubungan yang saling menguntungkan. Pengetahuan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 43

dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah

kesadaran diri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan

d. Leading through Vision

Kompetensi ini adalah tentang kemampuan untuk merencanakan

keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan dengan merumuskan

dan mendorong strategi inovatif yang menyeimbangkan tujuan jangka

panjang dengan kebutuhan jangka pendek. Pengetahuan dan

keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah fokus

kreativitas, masa depan, inovasi dan pemikiran strategis

e. Leveraging Talent

Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mengembangkan strategi

yang akan memberdayakan masyarakat untuk menyadari potensi

tertinggi mereka dalam rangka memenuhi kebutuhan perusahaan baik

masa sekarang maupun yang akan datang dengan memelihara

lingkungan yang mendukung serta mempertahankan budaya belajar

dan berkomunikasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan

dengan kompetensi ini adalah kemampuan komunikasi, pelatihan dan

pendampingan (communication, coaching and mentoring)..

f. Managing Diversity Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis,

dan mengelola beragam praktek bisnis, lingkungan, nilai,,

pengetahuan perilaku dan budaya dalam konteks dunia yang semakin

mengglobal. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja dalam beragam

lingkungan bisnis lokal atau internasional, memiliki pemahaman

mendalam tentang budaya yang berbeda, kesadaran dan kemampuan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 44

beradaptasi terhadap berbagai persepsi dan pendekatan dan

kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif melintasi batas

multikultural. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan

kompetensi ini adalah intelijen global dan menghargai keberagaman.

g. Sustainanble Orientatition Kompetensi ini adalah tentang aktif mengejar masa depan dimana

kebutuhan dan harapan bisnis, lingkungan dan pemangku kepentingan

organisasi terus ditingkatkan dan dipertahankan melalui praktek-

praktek bisnis organisasi. Pengetahuan dan keterampilan yang

berkaitan dengan kompetensi ini adalah keberlanjutan pola pikir,

keberlanjutan operasionalisasi dan hubungan dengan pemangku

kepentingan yang berkelanjutan.

3) POD Estate Competencies, meliputi kompetensi :

a. Estate Management

Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, eksekusi dan

pengawasan pada kegiatan manajemen estate dengan manejemen

sumber daya efektif untuk menunjang pencapaian tujuan bisnis.

b. Financial Resource Management

Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana seseorang memiliki

tanggungjawab untuk perencanaan, mengalokasikan, membelanjakan

dan mengelola sumber daya keuangan untuk memenuhi kegiatan

operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi-wide.

c . Nursery Management

Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan proses dan operasi manajemen pembibitan; termasuk

persiapan pembibitan, layout, pembibitan baru, penjadwalan kerja dan

kegiatan terkait lainnya; untuk menjamin efektifitas biaya dan efisiensi

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 45

operasi. Termasuk kemampuan mengidentifikasi dan mengatasi isu

dan permasalahan, dan juga meningkatkan proses/ metodologi untuk

peningkatan manajemen pembibitan.‟

d. Replanting & New planting

Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, koordinasi dan

pengawasan kegiatan penanaman, termasuk persiapan dan

pemrosesan tanah, untuk menjamin kualitas penanaman memenuhi

standar yang dibutuhkan perusahaan. Juga menunjukkan kemampuan

memberikan solusi dan peningkatan kegiatan replanting dan new

planting.

e. Field Maintenance & Upkeep

Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kecekapan, dan

kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan memonitor

perawatan dan pemeliharaan.

f. Harvesting

Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan dan penerapan proses

dan teknik panen minyak kelapa sawit sesuai dengan prosedur operasi

standar. Termasuk bidang sistem panen, kegiatan proses panen,

pemeliharaan kendaraan dan pengangkutan hasil.

g. Estate Security

Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman dan

pelaksanaan kegiatan manajemen keamanan untuk menjaga produksi,

material produk, dan asset kebun terhadap pelanggaran keamanan.

Termasuk penerapan langkah-langkah keamanan, prosedur dan

kegiatan, dan juga antisipasi ancaman potensial dan mengawali

tindakan dan kontrol yang tepat.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 46

h. Pest and Diseases

Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, penerapan, pengawasan,

surveillance hama dan penyakit, meliputi prosedur dan proses

pengendalian surveillance. Termasuk pengawasan terhadap

efektivitas pengendalian hama dan penyakit serta mencari solusi yang

tepat.

i. Manuring

Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan dan

kecakapan dalam bidang pemupukan organik (daerah perencanaan,

metode penerapan, kuantitas, penempatan) dan pemupukan

anorganik (analisis dedaunan, rekomendasi R&D, pemesanan dan

penyimpanan, cuaca, pupuk dan pemakaian manual vs mekanikal

sehingga memaksimalkan hasil.

i. Environment, Health & Safety Awareness

Kompetensi ini menggambarkan jangkauan seseorang dalam

mengetahui, memahami, mematuhi dan mengimplementasikan hukum

dan perundang-undangan kesehatan dan keselamatan, dan standar

kerja lainnya untuk menegakkan, mempromosikan, dan menjaga

lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain.

4) POD Mill Competencies, meliputi kompetensi :

a. Finacial Resource Management

Kompetensi ini mengacu pada kemampuan seseorang membawa

tanggungjawab dalam merencanakan, mengalokasikan, belanja dan

mengelola sumber daya keuangan untuk melengkapi kegiatan operasi

kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 47

b. Mills Process Operation Management

Kompetensi ini berfokus pada objek pengetahuan, kemampuan dan

kecakapan dalam pengelolaan proses operasi mill termasuk reception

station, fruit handling station, sterilization station, threshing station,

pressing station, depericarping station, kernel recovery station dan

clarification station.

c. Process Control & Imperovement

Kompetensi ini mengacu pada kemampuan merencanakan, mengelola

dan mengarahkan kegiatan proses untuk meningkatkan produktivitas

dan kualitas produksi. Pengetahuan, kecakapan dan kemampuan

termasuk keteknikan proses dan industri, peningkatan proses dan

validasi perubahan yang relevan.

d. Mills Waste Management

Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan, dan

kecakapan dalam pengelolaan proses pengelolaan effluen.

e. Mill/Factory/Plant Management

Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, dan

pengendalian operasi mill/ pabrik/ plant yang termasuk pemrosesan

dan pengiriman keluaran berkualitas dengan manajemen sumber daya

yang efektif, infrastruktur mill atau pabrik, pemeliharaan dan

perawatan permesinan mill, bagian mekanikal dan elektrikal untuk

mendukung pencapaian tujuan bisnis.

f. Implementation & Enforcement of ESH Practices

Kompetensi ini berfokus pada kemampuan menerapkan dan

menegakkan persyaratan praktik standar ESH. Termasuk analisis dan

resolusi celah ESH, penerapan pada level operasional, penegakan

praktik ESH dan inisiatif improvemen.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 48

5) Security Competencies

Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman, dan

pelaksanaan tindakan manajemen keamanan untuk menjaga produksi

kebun, material dan asset produk terhadap pelanggaran keamanan.

Termasuk penerapan langkah-langkah pengamanan, tindakan dan

prosedur, dan juga antisipasi kemungkinan ancaman dan memulai

tindakan dan kontrol yang tepat.

6) Security Support Competencies

Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk melaksanakan

proses dan kegiatan mendukung infrastruktur teknologi keamanan,

kebijakan, proaktif melindungi proses dan prosedur, memonitor,

menginvestigasi dan menyelesaikan ancaman untuk menjaga

lingkungan pemilik dan asset perusahaan yang aman.

Hingga saat ini tuntutan perusahaan untuk mendapatkan alumni

berkualitas belum terpenuhi. Secara keilmuan hanya memenuhi standart

minimum namun yang lebih parah kalau ditinjau dari metalitas alumni.

Padahal mentalitas alumni merupakan syarat utama agar bisa sukses

berkarier diperkebunan.

Jenjang pendidikan bukan merupakan faktor penentu posisi

berkarya karena hanya langkah awal untuk menentukan jabatan awal,

selanjutnya tergantung prestasi yang bisa ditampilkan. Terbukti jenjang

pendidikan SD bisa mencapai supervisor dan jenjang pendidikan SMA

dapat mencapai jenjang manajer. Namun secara umum setelah bekerja 3-

5 tahun bisa dikatakan menjadi modal seseorang untuk kompeten

bertugas. Pengalaman akan menempa jiwa keteladanan, kepemimmpinan

dan keterampilan. Dengan demikian ada tiga faktor penentu kompetensi

adalah; pendidikan, pengalaman dan prestasi kerja.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 49

Lemahnya minat mahasiswa dan kurangnya kompetensi karena

pilihan masuk SPMA atau Fakultas Pertanian bukan pilihan utama. Lebih

ironis lagi kegiatan magang siswa bukan untuk meningkatkan kompetensi

tapi mendapatkan nilai. Setelah diterima bekerja juga timbul masalah

karena pola kehidupan diperkebunan yang belum dimegerti seperti

bekerja 24 jam dengan disiplin kerja yang ketat. Bekerja mulai jam 5 pagi,

dan dilanjutkan siangnya membuat laporan (evaluasi) serta kewajiban

sorenya harus menunggu perintah atasan.

Perusahaan selalu mengeluarkan dana besar setelah selesai

penerimaan karyawan karena hendak meningkatkan kompetensi calon

karyawan. Berbagai bentuk pelatihan terstruktur dengan lama pendidikan

3-8 bulan, bahkan ada perusahaan yang mulai mempekerjakan calon

karyawannya dari awal dalam bentuk kontrak kerja lebih dari setahun.

Mereka mendapatkan penghasilan 80% dari penghasilan karyawan tetap

karena mereka sambil bekerja untuk perusahaan.

Pemikiran kedepan adalah bagaimana agar dunia pendidikan

mampu menciptakan tenaga siap pakai. Apabila ini bisa terlaksana maka

perusahaan akan mendapatkan keuntungan waktu, tenaga dan biaya,

dipihak dunia pendidikan juga akan mendapat keuntungan dengan

adanya waktu tunggu yang pendek sehingga mampu meningkatkan nilai

akreditasi dunia pendidikan kedepannya.

Keterlibatan putra daerah pada perkebunan di tiap lokasi masih

kecil. Berbagai fasilitas dan kemudahan sudah diberikan perusahaan

namun kenyataannya belum mampu menjadi daya tarik. Disinilah

perlunya pembenahan mendasar pada system pendidikan agar mampu

memotivasi siswa atau mahasiswa mencintai dunia perkebunan. Langkah

nyata bisa melalui kegiatan magang, KKN atau PKL diperkebunan

sehingga pemahaman jiwa kebun sedini mungkin.

Walaupun penerimaan karyawan selalu terbuka lebar dan putra

daerah selalu mendapat prioritas namun kenyataannya peminat sangat

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 50

kurang sehingga kebutuhan selalu meningkat. Minimnya peminat ini

karena tuntutan bekerja diperkebunan yang terlalu tinggi. Sedangkan

penduduk lokal masih dimanjakan dengan banyak pilihan pekerjaan.

Pekerjaan kecil-kecilan di kota lebih menarik dibanding bekerja di kebun

dengan penghasilan dan fasilitas lengkap.

Kiprah Fakultas Pertanian Unlam harus menjadi ujung tombak

pembenahan mendasar agar nantinya putra daerah jangan menjadi

penonton. Dihawatirkan nantinya akan terjadi kecemburuan akibat

kesenjangan yang semakin jauh antara penduduk lokal dan pendatang.

5.3 Dimensi Waktu

Aspek ketenagakerjaan yang terkait dengan dimensi waktu di

perkebunan kelapa sawit ini meliputi kondisi eksisting berdasarkan masa

kerja tenaga kerja yang ada serta perkiraan kebutuhan tenaga kerja di

masa yang akan datang. Perkembangan ketenagakerjaan sektor

perkebunan kelapa sawit ini selaras dengan pengembangan perkebunan

kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan yang cenderung mengalami

peningkatan luas areal hingga lima tahun ke depan.

Berdasarkan hasil survai diketahui bahwa masa kerja karyawan di

perkebunan kelapa sawit ini menunjukkan gambaran yang cukup berbeda

pada masing-masing level, baik untuk level manajer, supervisor maupun

operator. Untuk level manajer umumnya masa kerja mereka lebih dari 5

tahun (52,43%). Hal ini dapat dikaitkan dengan pengembangan

perkebunan kelapa sawit ini sendiri di Kalimantan Selatan yang telah

sudah mulai berkembang pesat pada periode 1995 sampai 2005. Secara

umum gambaran masa kerja level manajer dapat dilihat pada Gambar 18.

Kondisi tenaga kerja ini jika dikaitkan dengan pengalaman bekerja

sesorang terkait dengan kompetensi mereka terutama karena

pengalaman mereka dalam mengelola kebun merupakan salah satu

penentu kapabilitas dan kemampuan sesorang dalam menjalankan tugas

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 51

dan pekerjaannya. Kondisi ketenagakerjaan pada level supervisor

(menengah) tidak banyak berbeda dengan kondisi pada level manajer

(atas) dimana tenaga kerja dengan pengalaman di atas 5 tahun lebih

mendominasi dengan proporsi mencapai 48,46%.

Supervisor sebagai jembatan penghubung dalam sistem

ketanagakerjaan diperkebunan kelapa sawit antara manajer dengan

operator berperan dalam upaya memastikan apakah SOP yang telah

ditetapkan dapat berjalan dengan baik serta melakukan monitoring atas

pelaksanaan di tingkat lapangan. Secara lengkap proporsi tenaga kerja

level supervisor ini berdasarkan pengalaman kerjanya dapat dilihat pada

Gambar 19.

Gambaran ketenagakerjaan pada level operator memperlihatkan

kondisi yang sedikit berbeda, karena justeru tenaga kerja pada level

operator ini lebih di dominasi oleh tenaga kerja dengan pengalaman 1-5

tahun (60,33%). Gambaran ini menunjukkan bahwa tenaga kerja pada

level operator ini lebih banyak direkrut dalam 5 tahun terakhir saja.

Kondisi ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan para HRD

perusahaan yang menyatakan bahwa kebutuhan tenaga kerja lima tahun

ke depan lebih diarahkan pada kebutuhan tenaga untuk level operator.

Kualifikasi yang dinbutuhkan terutama yang terkait dengan bidang teknis

pertanian/perkebunan (untuk kebutuhan kebun), teknik mesin, industri,

kimia (terutama untuk kebutuhan pabrik kelapa sawit) serta bidang

ekonomi,akuntansi, komputer dan informatika (untuk penunjang kegiatan

administrasi perkantoran). Secara lengkap gambaran ketenagakerjaan

pada level operator ini dapat dilihat pada Gambar 20

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 52

15.29

32.28

52.43

0

10

20

30

40

50

60

%

0 - < 1 th 1 - 5 th > 5 th

Masa Kerja

MANAJER BERDASARKAN MASA KERJA (tahun)

Gambar 18. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan

kelapa sawit berdasarkan masa kerja (n=412)

15.08

36.28

48.64

0

10

20

30

40

50

%

0 - < 1 th 1 - 5 th > 5 th

Masa Kerja

SUPERVISOR BERDASARKAN MASA KERJA (Tahun)

Gambar 19. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan masa kerja (n=882)

11.62

60.33

28.05

0

10

20

30

40

50

60

70

%

0 - < 1 th 1 - 5 th > 5 th

Masa Kerja

OPERATOR BERDASARKAN MASA KERJA (Tahun)

Gambar 20. Proporsi tenaga kerja level operator pada perkebunan

kelapa sawit berdasarkan masa kerja (n=3.597)

Kondisi ketenagakerjaan pada sektor perkebunan kelapa sawit di

Kalimantan Selatan secara umum menunjukkan trend kecenderungan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 53

yang meningkat seiring dengan perluasan kebun dan pembangunan

pabrik kelapa sawit (CPO). Peningkatan jumlah kebutuhan tenaga kerja

pada sektor perkebunan sawit ini bersifat khas, karena umumnya pihak

perusahaan melakukan rekruitmen tenaga kerja sesuai dengan rencana

pengembangan kebun yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil

wawancara mendalam dengan pihak HRD diperkirakan untuk kebutuhan

tenaga kerja satu wilayah kebun dengan luasan sekitar 10.000 hektar

idealnya diperlukan seorang manajer dan dibantu dengan satu orang

asisten kepala, 4 orang asisten kebun, 4 orang mandor kepala, 10 orang

mandor. Kebutuhan tenaga kerja pada level pelaksana lapangan hingga

buruh kebun diperhitungkan dengan proporsi luasan kebun yang

ditangani, misalnya untuk tenaga kerja tanam dibutuhkan 0.12 x luas

kebun, tenaga pemeliharaan 0,12 x luas kebun, dan tenaga panen sekitar

0,08 x luas kebun.

Berdasarkan perjalanan waktu maka perusahaan masih

memerlukan banyak tenaga kerja, terutama kalau prediksi berdasarkan

kondisi pertanaman yang lebih 70% berupa tanaman yang dalam

pertumbuhaan vegetatif (tanaman muda) sehingga belum masuk pada

tahapan reproduksi (berbuah), dan masih belum semua lahan tertanami

sehingga luas tanam terus bertambah.

Keterlambatan penanaman lahan yang sudah meiliki HGU akibat

tumpang-tindih kepemilikan lahan perusahaan dengan milik penduduk

setempat, sehingga selalu terjadi komplik berkepanjangan, akhirnya

perusahaan lebih memilih tunda tanam. Apabila permasalahan ini tidak

dinbantu pemerintah untuk penyelesaiannya maka kedepan jadi citra

buruk untuk investasi berikutnya.

Pengembangan perkebunan kelapa sawit bukan lagi hanya

berharap pada lahan kering karena sulit mendapatkannya sehingga

pengembangan kedepan diarahkan pada lahan marginal dan lahan basah

yang belum bisa dimanfaatkan oleh tanaman pangan atau tanaman

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 54

perkebunan lainnya. Cukup luas lahan marginal yang belum tergarap

yakni sebesar 17.113 ha sedangkan lahan basah yang belum

dimanfaatkan sebesar 24.533 ha (Tabel 8). Luas lahan yang belum

tergarap ini merupakan peluang besar bagi penambahan luas areal

perkebunan kelapa sawit dimasa yang akan datang.

Dunia pendidikan harus mampu menjawab tantangan dari

perusahaan perkebunan yang makin meningkat. Pemikiran masa depan

bukan lagi hanya TBS tapi sudah pada tuntutan bahan jadi seperti minyak

goreng. Disini makin tampak bahwa yang dibutuhkan bukan hanya orang

spesialisasi pertanian tapi juga yang menguasai pengolahan seperti teknik

industri dan mesin serta elektro.

Tabel 9. Rencana Pengembangan kelapa sawit pada lahan Marginal dan Basah

HGU Tipe Lahan Rencana Pengembangan

Target Realisasi Sisa

Perusahaan besar

Lahan Marginal Lahan Basah

323.531 217.269

212,963 33.719

110.568 183.550

Jumlah 540.800 246.682 294.118

Kebun swadaya

Lahan Marginal Lahan Basah

23.700 7.490

6.587 70

17.113 7.420

Jumlah 31.190 6.657 24.533

1Kebun Plasma

Lahan Marginal Lahan Basah

64.706 65.180

45.065 4.448

19.641 60.842

Jumlah 129.886 49.403 80.483

Berdasarkan jumlah petani dan luas lahan perkebunan kelapa

sawit di tiap daerah (Gambar 20 dan 21) tergambar jelas bahwa

kebutuhan tenaga kerja didaerah tersebut akan terus bertambah namun

kebutuhannya akan terus bermasalah karena pada daerah tersebut justru

penduduknya sedikit, apalagi jumlah yang berpropesi sebagai petani.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 55

Gambar 21. Peta luas lahan kelapa sawit tiap daerah

Gambar 22. Peta jumlah petani di tiap daerah

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 56

Gambar 23. Letak pabrik kelapa sawit di wilayah Kal-Sel

Gambar 24. Daerah penghasil kelapa sawit di wilayah Kal-Sel

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 57

5.4 Dimensi Tempat

Analisis ketenagakerjaan untuk aspek dimensi tempat lebih

difokuskan untuk memberikan gambaran tentang asal sekolah dimana

tenaga kerja tersebut direkrut. Secara ideal, tenaga kerja yang dihasilkan

oleh dunia pendidikan setempat dapat diserap oleh sektor perkebunan

kelapa sawit yang juga ada di wilayah tersebut. Kesesuaian ini juga

penting bagi pihak dunia pendidikan sebagai supplier tenaga terdidik yang

dapat mengisi kebutuhan pihak perusahaan untuk menyesuaikan

kurikulum dan program yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Fakultas Pertanian Unlam harus mampu menyiapkan pendidikan yang

benar-benar mendukung perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, seperti

pembukaan pendidikan fokasi atau SMK khusus kelapa sawit dan

pembukaan Program Studi Kelapa Sawit pada perguruan tinggi.

Pembahasan tentang aspek dimensi tempat ini menggunakan

basis kabupaten/kota dan provinsi dengan kategori luar provinsi (LP),

dsalam provinsi (DP) dan dalam kota/kabupaten (DK) asal sekolah tenaga

kerja dengan lokasi operasional perkebunan sawit yang bersangkutan.

Untuk pembahasan dimensi tempat ini juga akan dikombinasikan antara

level manajemen yang ada dengan tingkat pendidikan tenaga kerja yang

bersangkutan. Hal ini perlu dikaitkan karena untuk pendidikan tinggi

umumnya tidak berada pada semua kabupaten/kota di Provinsi

Kalimantan Selatan.

Hasil survai menunjukkan bahwa umumnya tenaga kerja pada

sektor perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan masih

didominasi tenaga kerja dari luar provinsi(LP) baik untuk level manajer,

supervisor maupun level operator. Untuk level manajer tenaga kerja dari

luar provinsi (LP) proporsi mencapai 72,83%, bahkan ada juga yang

berasal dari luar negeri (LN) sebanyak 0,73%. Secara lengkap gambaran

sebaran asal tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit pada level manajer

ini dapat dilihat pada Gambar 25.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 58

Selanjutnya jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan formal para

manajer ini dapat diketahui bahwa pada semua tingkat pendidikan

manajer yang ada selalu didominasi oleh tenaga kerja dari luar Provinsi

Kalimantan Selatan (LP). Hal ini terkait dengan sejarah perkembangan

perkebunan kelapa sawit itu sendiri yang relatif baru berkembang

dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia seperti di Pulau Sumatera.

dan Jawa. Kebanyakan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa

sawit ini merupakan bagian dari group perusahaan-perusahaaan

perkebunan kelapa sawit yang telah berkembang di Sumatera seperti

Sinar Mas, Minamas, group Astra dan lainnya. Oleh karena itu tenaga

kerja pada level manajer ini didatangkan dari Sumatera dan Jawa.

Secara lengkap proporsi tenaga kerja pada level manajer berdasarkan

tingkat pendidikan formal dan lokasi sekolah terlihat pada Gambar 25.

Berdasarkan Gambar 20 dapat dilihat bahwa untuk level manajer

dengan semua jenjang pendidikan selalu didominasi oleh tenaga kerja

dari luar provinsi (LP), terutama pada jenjang S1 sangat dominasi oleh

mereka yang berasal dari luar provinsi (LP). Hal yang hampir sama juga

terjadi pada level supervisor, tetapi proporsi tenaga kerja yang bersal dari

luar provinsi (LP) dominasinya tidak sebesar level manajer, dimana

proporsi tenaga kerja dari luar provinsi (LP) hanya mencapai 58,28%

(bandingkan dengan level manajer yang proporsinya mencapai 72,82%.

Hal yang juga menarik adalah proporsi tenaga kerja level supervisor yang

berasal dari dalam kabupaten (DK) proporsi menempati urutan kedua

dibandingkan yang berasal dari dalam provinsi, dengan proporsi

mencapai 21,77%. Secara lengkap gambaran proporsi tenaga kerja pada

level supervisor di perusahaan perkebunan kelapa sawit (Gambar 26).

Selanjutnya jika dihubungkan dengan tingkat pendidikan tenaga

kerja dengan asal sekolahnya ternyata dominasi tenaga kerja dari luar

provinsi (LP) justeru terdapat pada level supervisor dengan jenjang

pendidikan SMA. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan pihak

HRD perusahaan dapat diketahui beberapa hal yang menyebabkan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 59

kondisi ini terjadi. Faktor Pertama, karena sebagian besar tenaga kerja

tersebut memang berasal dari luar provinsi (LP) seperti Sumatera dan

Jawa. Faktor Kedua, beberapa lokasi perkebunan kelapa sawit terutama

di wilayah Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu serta Tanah Laut

berdekatan dengan lokasi transmigrasi. Banyak diantara mereka yang

juga ikut sebagai tenaga kerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit ini,

dan sewaktu sekolah mereka menamatkan pendidikan formalnya di luar

Provinsi Kalimantan Selatan (Gambar 28).

MANAJER BERDASARKAN ASAL SEKOLAH

LN 0.73%

LP 72.82%

DP 24.27%

DK 2.18%

Gambar 25. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa

sawit berdasarkan lokasi sekolahnya (n=412)

Gambar 26. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan

kelapa sawit berdasarkan lokasi sekolahnya (n=882)

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 60

0

10

20

30

40

50

LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK

S3 S2 S1 D3 D1 SMA SMK SMP

%

Gambar 27. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa

sawit berdasarkan tingkat pendidikan dan lokasi sekolahnya

(n=412)

Kondisi ketenagakerjaan pada level operator juga masih

didominasi tenaga kerja luar provinsi (LP), walaupun tingkat dominasi

lebih rendah dibandingkan level manajer dan supervisor, dengan proporsi

mencapai 48,51% (bandingkan dengan level manajer dengan proporsi

72,83%, supervisor dengan proporsi 58,28%). Seperti halnya dengan

level supervisor, tenaga kerja yang berasal dari dalam kabupaten yang

sama (DK) dengan lokasi perusahaan perkebunan kelapa sawit proporsi

lebih banyak dibandingkan dengan yang berasal dari dalam provinsi (DP)

walaupun tidak terlalu jauh berbeda. Secara lengkap gambaran tenaga

kerja pada level operator berdasarkan lokasi pendidikan formal

terakhirnya dapat dilihat pada Gambar 29.

Selanjutnya jika dilihat dari jenjang pendidikan dihubungkan

dengan asal sekolahnya ternyata dominasi tenaga kerja dari luar provinsi

masih tinggi walaupun tidak seekstrim pada level manajer. Faktor

penyebab yang sama karena walaupun banyak tenaga kerja yang direkrut

sudah menjadi penduduk di sekitar wilayah perkebunan, tetapi karena

sebagian dari mereka berasal dari Jawa yang datang sebelumnya ke

wilayah ini melalui program transmigrasi. Sebelum mereka ikut

bertransmigrasi, pendidikan formalnya telah ditamatkan di tempat asal

mereka (di luar Provinsi Kalimantan Selatan). Secara lengkap proporsi

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 61

tenaga kerja pada level operator berdasarkan tingkat pendidikan formal

dan lokasi sekolah terlihat pada Gambar 30.

Berdasarkan Gambar 25 dapat dilihat bahwa untuk level operator

proporsi pada masing-masing level walaupun masih didominasi tenaga

kerja dari luar provinsi (LP) tetapi tenaga kerja dari dalam provinsi (DP)

maupun dalam kabupaten (DK) proporsi juga sudah relatif besar. Bahkan

jika proporsi tenaga kerja dalam provinsi (DP) dan dalam kabupaten (DK)

ini dijumlahkan proporsi lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja

dari luar provinsi (LP).

0

5

10

15

20

25

30

35

LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK

S1 D3 D2 D1 SMA SMK SMP-SD

%

Gambar 28. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan

kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan dan lokasi

sekolahnya (n=882) OPERATOR BERDASARKAN ASAL SEKOLAH

LP

48.51%

DP

23.99%

DK

27.50%

Gambar 29. Proporsi tenaga kerja level operator pada perkebunan

kelapa sawit berdasarkan lokasi sekolahnya (n=882)

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 62

0

5

10

15

20

25

30

35

LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK

S1 D3 D2 D1 SMA SMK SMP-SD

%

Gambar 30. Proporsi tenaga kerja level opetrator berdasarkan tingkat

pendidikan dan lokasi sekolahnya (n=3.597)

Hingga sat ini di Kalimantan Selatan sudah ada 21 pabrik

pengholahan kelapa sawit dan berdasarkan permohonan izin di Dinas

Perkebunan Propinsi Kalimantan Selatan masin ada dua pabrik yang

dalam proses pembangunan fisik (Tabel 9).

Berdasarkan jumlah pabrik yang ada dan yang akan dibangun

perusahaaan seiring dengan tuntutan pengolahan dari perkebunan sawit

yang akan berproduksi maka tidak mustahil kebutuhan tenaga kerja

semakin meningkat terutama pada level operator dan supervisor, bahkan

manajer. Kemungkinan pabrik dibangun akan terus bertambah karena

pengolahan TBS tidak mungkin ditunda, sedangkaan jarak antar

perkebunan cukup jauh. TBS akan menurun kuantitas dan kualitasnya

apabila pengolahan dilakukan setelah 8 jam. Data menunjukkan bahwa

kapasitas pabrik sudah tidak memungkinkan lagi menampung TBS

sehingga kedepan perlu ditingkatkan kapasitasnya atau menambah pabrik

baru disekitar kebun. Pabrik perlu dibangun apabuila luas lahan yang

sudah ditanami mencapai 400 hektar

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 63

Tabel 10 . Pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di Kal-Sel

No PERUSAHAAN KABUPATEN KAPASITAS TON/JAM) PRODUKSI(Ton/Bln)

IJIN PASANG

PAKAI CPO INTI SAWIT

1 PT. ASTRA AGRO LESTARI. TBK

Tabalong 40 40 40-42 - 450.000

2 PT. POLA KAHURIPAN I.S

Tanah Laut 30 30 30 1.164 223

3 PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN

Tanah Laut 90 45 45 3.561,38 -

4 PT. SMART TBK Tanah Laut 30 31,3 31,30 1.865 -

5 PT. KINTAP JAYA WATINDO

Tanah Laut 30 30 30 1.522.514 24,625

6 PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN

Tanah Bumbu 30 30 30 3.616.199 -

7 PT. LADANG RUMPUN S.A

Tanah Bumbu 60 60 60 6.389,431 1.335,569

8 PT. BUANA KARYA BHAKTI

Tanah Bumbu 90 90 60 3.500 750

9 KKPA Tanah Bumbu 15 15 15 1.350,092 250,496

10 PT. SMART TBK Kotabaru 60 62,6 62,6 2,61 -

11 PT. SINAR KENCANA INTI P

Kotabaru 60 57,3 57,3 3.866 -

12 PT. SMART TBK Kotabaru 45 45 45 2.583 -

13 PT. PURIMAS SASMITA

Kotabaru 15 16,5 16,5 1.100 -

14 PT. BERSAMA SEJAHTERA S

Kotabaru 60 40 40 4.221,474 820.394

15 PT. LAGUNA MANDIRI

Kotabaru 60 60 60 2.263,847

426.572

16 PT. LANGGENG MUARA MAKM

Kotabaru 60 60 60 1.898,012 365.496

17 PT. PARIPURNA SWARSA

Kotabaru 60 60 60 3.329,275 596.931

18 PT. SWADAYA ANDIKA

Kotabaru 60 60 60 1.762,588 406

19 PT. SURYA BUMI TP Kotabaru 60 60 57-58 4.420,540 835

20 PT. ALAM RAYA K.M Kotabaru 45 45 45 - -

21 PTPN XIII PELAIHARI Tanah Laut 30 30 - - -

22 PT. BUMI RAYA INVESTINDO

- - - - - dlm proses

23 PT. SAJANG HEULANG

Tanah Bumbu 60 60 - - dlm proses

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemetaan dan analisis sisi permintaan dalam

dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di Perkebunan Kelapa Sawit

Kalimantan Selatan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan dimensi kuantitas, perusahaan kelapa sawit sampai

saat ini masih memerlukan penambahan tenaga kerja pada level

manager, supervisor dan operator. Kebutuhan dimasa yang akan

dating diperkirakan akan meningkat 100%. Kebutuhan tenaga

musiman juga meningkat karena semakin bertambahnya lahan

yang akan ditanami dan tibanya waktu panen.

2. Berdasarkan dimensi kualitas tenaga kerja ada tiga faktor penentu

kompetensi adalah; pendidikan, pengalaman dan prestasi.

Peningkatan kualitas lulusan melalui pembekalan yang cukup

dibidang perkebunan dalam bentuk PKL, magang, KKN atau

praktek kerja dalam rentang waktu tertentu, khususnya tentang

pengelolaan tanaman dan pengelolaan pabrik. Pembenahan

mendasar terhadap mentalitas alumni agar bisa sukses berkarier

diperkebunan. Berdasarkan hasil FGD ditetapkan enam bidang

kompetensi yang dibutuhkan perusahaan ( Personal effectiveness,

Leadership competencies, POD Estate competencies, POD Mill

competences, Security competences, Security support). Nilai

Fulfillment Index (FI) pada tiap perusahaan berkisar antara

0.610051 - 1

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 65

3. Berdasarkan dimensi waktu maka kebutuhan tenaga kerja akan

semakin meningkat secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas

seiring dengan tibanya masa panen dan makin berkembangnya

aktivitas pabrik pengolahan hasil, serta semakin luasnya

pembukaan lahan baru, khususnya pada lahan marginal dan lahan

basah yang belum dimanfaatkan komoditi lain.

4. Berdasarkan dimensi lokasi, sebagian besar tenaga kerja

perkebunan kelapa sawit bukan berasal dari penduduk setempat.

Kurangnya pekerja dari penduduk lokal akibat rendahnya kualitas

SDM yang ada dan masih ada alternatif pekerjaan lain di kota.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan maka

dapat disarankan :

1. Kebutuhan tenaga kerja akan terus meningkat sehingga perlu

adanya kerjasama yang lebih baik antara dunia pendidikan dan

pihak perusahaan kelapa sawit untuk menciptakan tenaga kerja

yang memenuhi standar kuantitas, berkualitas dan kontinuitas.

2. Perhatian terhadap tenaga kerja lokal perlu ditingkatkan dan harus

mendapat perhatian khusus dari pihak perusahaan dan pemerintah

daerah setempat agar tidak menimbulkan kecemburuan dan

kesejangan dimasa akan datang.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 66

LAMPIRAN 1.

1.1. Surat Perjanjian Penelitian

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 67

1.2. Kuesioner penelitian

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 68

1.3. Surat Dukungan Instansi terkait

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 69

LAMPIRAN 2.

2.1. Standar kompetensi

2.1.1 Personal Effectiveness Competencies

Accountability (Dependability) Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana kemampuan dalam menginternalisasi diri terhadap tanggung jawab atas ketepatan waktu, komitmen terhadap tugas, kepatuhan terhadap standar kinerja, dan sesuai dengan aturan dan kebijakan organisasi.

P1 P2 P3 P4

Sesuai dengan aturan dan harapan yang ditetapkan oleh departemen / organisasi

Mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas dan fungsi rutin

Menerapkan tanggung jawab pribadi dan tim terhadap tanggung jawab yang ditugaskan. Menerapkan strategi manajemen kinerja untuk meningkatkan akuntabilitas staf

Melaksanakan keseluruhan tanggung jawab untuk dept / kinerja organisasi, tujuan pertemuan dan kebutuhan stakeholder.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Memberikan pemberithuan sebelumnya jika ada keterlambatan atau hal yang tidak dimaksudkan

Melaporkan pekerjaan secara konsisten pada hari dan waktu yang ditentukan.

Ikuti menyusun prosedur dan peraturan.

Sabar dalam berbagai kondisi kerja untuk menyelesaikan tugas-tugas dan proyek.

Menunjukkan kemauan untuk bekerja lembur demi mengejar deadline

Membuat langkah yang tepat untuk mengatasi kekurangan grup / tim.

Memberikan arah kerja dan feedback yang sesuai melalui berbagai saluran komunikasi yang dianggap pantas.

Memfasilitasi pertemuan dengan unit / anggota departemen untuk berdiskusi tentang tujuan dan agenda jangka pendek dan jangka panjang.

Mengumpulkan sejumlah laporan dan mengupdate status.

Memanfaatkan proses manajemen kinerja.

Menyatakan dengan jelas ekspektasi kinerja, memberikan kesempatan untuk perbaikan dan memberlakukan konsekuensi kinerja.

Menantang individu secara terbuka dan konstruktif mengenai masalah kinerja, bersikap tegas tetapi tetap adil

Menjaga keseimbangan biaya yang efektif mengenai pengendalian dan pengambilan resiko untuk memastikan pekerjaan yang efektif dan efisien dalam anggaran

Mengatasi kesenjangan sumber daya yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi.

Menerangkan, melaporkan, dan menjelaskan penggunaan sumber daya untuk mencapai target kinerja organisasi atau departemen, tujuan dan sasaran.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 70

Analytical Thinking Kompetensi ini adalah tentang menafsirkan, menghubungkan dan menganalisis informasi dalam rangka memahami sebab dan akibat dalam sebuah situasi untuk membuat keputusan yang efektif. Ruang lingkup ini juga mencakup pemikiran strategis & kemampuan meninjau masa depan, dan pelaksanaan rencana.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan kemampuan dalam membagi-bagi tugas menjadi komponen-komponen kunci. Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan operasi dan isu-isu penyelesaian dengan pendekatan yang sama atau terkait

Mendefinisikan masalah yang lebih kompleks, menilai solusi yang paling sesuai dari pilihan yang dikembangkan secara logis atau dengan aplikasi yang imajinatif dari sebuah pendekatan atau metode yang dirancang untuk tujuan lain

Menerapkan analisis yang luas dan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang kompleks atau menciptakan peluang baru yang signifikan dalam situasi yang memerlukan analisis dan interpretasi yang kompleks dan mendalam, bertentangan atau data yang abstrak

Menerapkan sistem perspektif untuk menganalisis masalah organisasi yang luas. Merekomendasikan pilihan setelah melalui evaluasi yang menyeluruh dari berbagai perspektif dan ide

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Memecah program kerja sehingga dapat dicerna, dan mengidentifikasi tonggak kunci.

Membuat daftar tindakan yang dan sumber daya yang dibutuhkan

Melaksanakan rencana dengan pemahaman yang jelas dan hasil yang diantisipasi

Mampu memeriksa dan menafsirkan berbagai data dan informasi.

Belajar, memahami dan menerapkan alat pemecahan masalah dasar

Analisis situasi dan data secara logis dan sistematis.

Berpikir melalui mengapa sesuatu terjadi dan apa implikasinya.

Membangun perencanaan strategis dan menunjukkan pemahaman yang jelas mengenai pengaruh serta mengantisipas hasil yang diinginkan. Membuat rencana yang jelas dan logis serta menyusun program kerja yang koheren

Memantau dan memastikan bahwa tindakan tersebut diikuti perencanaan yang strategis

Menunjukkan kemampuan untuk menganalisis situasi, masalah dan/atau ketidakpastian dan memberikan solusi yang tepat

Memberikan pelatihan kepada orang lain untuk memikirkan masalah, menganalisa beberapa kemungkinan penyebab untuk setiap situasi tertentu. Mempertimbangkan kemungkinan berbagai implikasi. Menggunakan alat-alat analisis untuk menganalisis manajemen dan kinerja data .

Menyusun strategi dan mengintegrasikan pemecahan masalah, penilaian dan pengambilan keputusan. Mampu untuk fokus pada tindakan yang tepat

Menggerakkan tim untuk melaksanakan rencana secara eektif, termasuk memebuat komentar dan mengatasi masalah yang kritis

Mengintegrasikan dan menggerakkan aplikasi yang tepat atas peralatan berpikir secara analitis

Merekomendasikan pilihan setelah melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kemungkinan-kemungkinan dan mencegah situasi yang tidak diinginkan di masa mendatang.

Membimbing untuk membuat pemakaian yang terbaik atas data yang terkumpul untuk mwngamankan perbaikan, termasuk menggunakan data yang diperoleh demi mengembangkan rencana sebelum orang lain

Menyarankan pentingnya memiliki pendekatan yang ketat, logis, dan reflektif terhadap situasi dan masalah.

Menyusun solusi untuk masalah yang luas.

Menganalisis ulang akar permasalahan untuk kemungkinan penyesuaian kesimpulan

Menyediakan nasihat dan mendorong budaya yang mendorong berpikir analitis.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 71

Attention to Detail (Quality Orientation) Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana menggunakan sistem standar pengorganisasian proses kerja secara sistematis dan sumber daya terkait serta memperhatikan integrasi sluruh aspek dalam tugas, situasi dan / atau masalah yang terkait dengan pekerjaan sebagai alat untuk mencapai efisiensi yang optimal, efektifitas dan kualitas dalam menunjukkan tanggung jawab/tugas yang berhubungan

P1 P2 P3 P4

Melakukan tugas-tugas dasar yang rutin dan berulang-ulang dengan dengan kepedulian dan perhatian . Memastikan bahwa rincian tugas yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan standard

Mandiri dalam menentukan urutan tugas dan membantu mengembangkan sebuah sistem organisasi. Mengidentifikasi masalah dalam proses dan tugas kerja serta menyampaikan masalah ini kepada orang lain.

Meninjau dengan cermat terhadap proses dan tugas kerja. Memulai tindakan perbaikan untuk kualitas untuk meningkatkan proses yang ada demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja

Mengembangkan strategi dan instrumen untuk transaksi operasional. Meminimalkan inefisiensi dalam proses & pelayanan di seluruh organisasi.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Menjaga tugas yang diberikan/checklist proyek yang dapat diakses dengan mudah

Mencari klarifikasi jika diperlukan.

Menggunakan waktu pegawai dan sumber daya secara produktif untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Membuat tugas pribadi penggolongan proyek / berdasarkan persyaratan dan standar yang ditetapkan untuk tugas /proyek yang diberikan

Mengikuti pedoman/proses untuk memastikan kualitas hasil

Menerapkan prinsip-prinsip, proses dan peralatan manajemen kualitas dalam kegiatan sendiri dengan bimbingan.

Melakukan tinjauan terhadap pekerjaan sendiri secara hati-hati untuk kelengkapan dan keakuratan terhadap kriteria yang ditetapkan dan / atau checklist sebelum melakukan tinjauan akhir

Memanfaatkan berbagai saluran komunikasi untuk memastikan instruksi tugas yang jelas.

Tetap fokus dan menjaga kualitas di bawah kondisi kerja yang berubah dan beban kerja yang tinggi.

Mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kualitas kerja sendiri.

meninjau dan mengevaluasi karya yang dihasilkan oleh tim di bawah pengawasan langsung

Mengumpulkan sejumlah rekomendasi untuk proses terbaik dari organisasi lain yang menyediakan hal yang sama dari jasa dan atau barang.

Mengnalisa praktek saat ini secara terus menerus untuk peningkatan efisiensi.

Meninjau semua aspek tugas untuk menjamin kualitas.

Mendukung tim dalam menetapkan kriteria kualitas dan kerangka penggabungan standard kualitas, pedoman dan kebijakan.

Membangun pendekatan perbaikan yang kontinyu ke dalam praktek kerja dan belajar dari pengalaman.

Memperbanyak Referensi sumber daya hukum agar tetap sejalan dengan undang-undang dan peraturan saat mereka berhubungan dengan fungsi.

Memastikan bahwa semua standard departemen /praktik kualitas organisasi praktik mutu diterapkan dengan benar di semi tingkat

Bertindak dalam peningkatan feedback secara kontinyu untuk mengukur kualitas bagi tim

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 72

Business Development Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mencari bisnis baru dan bisnis venture yang sustainable, mengevaluasi kelangsungan hidup finansial proposisi bisnis dan menjamin perizinan manajemen. Hal tersebut meliputi pemantauan lingkungan bisnis agar tetap mengikuti perubahan di pasar yang berpengaruh pada perusahaan

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip penelitian pasar. Mengumpulkan data bisnis yang relevan serta memanfaatkan informasi untuk mengidentifikasi usaha bisnis yang potensial

Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi peluang bisnis yang layak. Mengikuti perubahan yang terjadi di pasar yang berdampak pada perusahaan. Melakukan studi kelayakan dan evaluasi keuangan untuk kelangsungan hidupnya.

Meranking kesempatan sesuai dengan parameter yang dibentuk untuk memfasilitasi pengambilan keputusan pada pilihan usaha. Meninjau pekerjaan orang lain untuk kecukupan dan memenuhi tujuan bisnis

Mempresentasikan proposal bisnis kepada manajemen. Menghasilkan rekomendasi yang dapat memberikan nilai tambah sehingga mampu meningkatkan peluang bisnis.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Memperlihatkan konsep bisnis fundamental dan menunjukkan pengetahuan tentang alat

Memahami secara umum mengenai persyaratan organisasi secara keseluruhan

Menganalisa informasi pasar untuk peluang bisnis

Memahami studi kelayakan keuangan dan dampaknya terhadap kelangsungan bisnis baru

Mengkategorikan informasi pasar

Mempresentasikan temuan atas analisis informasi pasar

Memantau kemajuan tugas yang harus diselesaikan

Mengevaluasi dan meriview desain, gambar dan informasi

Menetapkan kerangkan studi kelayakan finansial

Berpartisipasi dalam penyusunan spreadsheet keuangan.

Menghimpun temuan penelitian pasar.

Menyiapkan paper penelitian pasar untuk informasi manajemen

Mengkoordinasi dan mamantau kemajuan proses pengembangan produk dengan mengatur Dan memantau timeline Dan pencapaian berbagai jenis project milestone

Mengatur informasi keuangan untuk memfasilitasi analisis logis dan temuan studi kelayakan

Menyusun temuan yang dibuktikan oleh data dalam urutan yang logis

Menafsirkan informasi pasar Dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kegiatan bisnis

Pengambilan keputusan terhadap pilihan produk yang diinginkan

Menyarankan tentang potensi pengembangan usaha bisnis baru „vis-à-vis‟ risiko bisnis

Memperkirakan kelayakan finansial Dan menginterpretasikan temuan

Menyusun keputusan/rekomendasi untuk presentasi dengan para stakeholder dalam menentukan hasil

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 73

Communications Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk mengatur dan menyampaikan informasi serta pandangan dan konsep secara ringkas dan jelas untuk berbagai khalayak. Ini melibatkan mengadopsi pendekatan komunikasi yang tepat kepada orang lain dalam berbicara dan mempengaruhi dalam memilih jalan terbaik dalam melakukan tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip komunikasi mendasar. Memanfaatkan terminologi bisnis yang tepat dalam pekerjaan individu

Menyampaikan dengan jelas gagasan dan informasi untuk melibatkan penonton dan membantu mereka mempertahankan pesan. Menggunakan metode yang sesuai untuk mengumpulkan, menyusun dan mendistribusikan informasi.

Mengembangkan strategi komunikasi untuk mengadopsi gaya yang tepat dan saluran komunikasi bagi kelompok yang berbeda. Menafsirkan informasi dan menanggapinya dengan tepat.

Menguraikan ide-ide dan pandangan dengan jelas. Memberikan saran tentang strategi komunikasi dan mempromosikan perbaikan terus menerus dalam komunikasi organisasi.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Membangun pengetahuan mandalam tentang bisnis organisasi

Menunjukkan pemahaman tentang strategi komunikasi organisasi dan dimana mereke menyesuaikan diri

Menulis dengan jelas, singkat dan akurat dalam bahasa inggris untuk semi format

Menanggapi pertanyaan dengan jawaban yang akurat, lengkap, dan logis

Menggunakan istilah-istilah yang sesuai untuk para audiens

Memberikan fakta yang jelas dan akurat serta mampu memanfaatkan bahasa dan kosakata yang tepat

Mampu mengidentifikasi dan memahami kebutuhan internal dan eksternal audiens serta meyesuaikan gaya komunikasi yang sesuai

Mengetahui prioritas utama organisasi

Memahami hubungan kunci dan pentingnya jaringan untuk komunikasi organisasi

Menggunakan metode yang sesuai untuk mengumuplkan, menyusun, dan mendistribusikan informasi

Menunjukkan kemampuan untuk membuat presentasi yang efektif

Mempresentasikan ide secara efefktif dan mampu untuk menjelaskan ketika diperlukan

Mengadopsi gaya dan saluran komunikasi yang sesuai bagi beragam kelompok

Mampu menggunakan persuasi untuk mempengaruhi dan menyampaikan pesan secara jelas dan logis.

Memastikan ide dan perspektif yang koheren berkaitan dengan kebutuhan situasional.

Mengidentifikasi masalah komunikasi dan perbaikan dalam memulai sebuah proses

Megembangkan dan mengimplementasikan dan/atau perbaikan metode komunikasi secara lisan dan tertulis yang baru kepada tim

Menjelaskan ide-ide yang kompleks dan penggunaan informasi yang sesuai dengan tingkatan penonton

Ahli dalam hal keterampilan berkomunikasi Dan menggunakan persuasi untuk memperoleh komitmen

Meningkatkan perbaikan secara terus menerus komunikasi organisasi

Menunjukkan fleksibilitas dalam mencapai solusi yang saling menguntungkan

Melatih orang lain dalam hal konsep komunikasi, pendekatan dan penyelesaian masalah

Mengembangkan strategi komunikasi dalam mempengaruhi orang lain dan menjelaskan masalah dengan jelas

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 74

Conflict Management Kompetensi ini fokus kepada kemampuan untuk mencegah, mengelola, dan menyelesaikan konflik dari berbagai jenis individu dan kelompok

P1 P2 P3 P4

Membenarkan adanya konflik dan bertanggung jawab dalam situasi konflik. Mampu membuka jalan komunikasi dengan orang lain

Mengenali dan mengatasi konflik yang terjadi atau berpotensi untuk terjadi. Mengantisipasi dan mengambil tindakan untuk menhindari/mengurangi potensi konflik. Mengajak orang lain untuk mengatasi konflik dengan cara berdialog

Mengelola dan menengahi konflik dengan memperkenalkan strategi yang dapat mengurangi atau menyelesaikan konflik. Memfasilitasi dialog konflik untuk memastikan agar perbedaaan pendapat dapat diselesaikan

Menengahi situasi konflik yang sensitif. Mampu membangun budaya yang berfokus kepada win-win conflict resolution. Mengatur perbedaan antar orang dengan menawarkan solusi yang disepakati bersama

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Tetap tenang ketika menghadapi suatu konflik

Mendengarkan kekhawatiran, pendapat dan keberatan orang lain

Berpartisipasi dalam percakapan dan atau pertemuan yang dimaksudkan untuk menyelesaikan konflik atau waspada terhadap situasi seperti ini

Menunjukkan pengetahuan tentang etika resolusi konflik kolaboratif termasuk: netralitas, kerahasiaan, obyektifitas, menghormati perbedaan, dan kejujuran

Membawa konflik kepada orang yang sesuai dan memiliki wewenang untuk menyelesaikannya

Mendorong dialog yang tenang antara lain ketika terjadi perbedaan pandangan dan meningkatkan saling pengertian

Mempertimbangkan kekhawatiran, masalah, dan keberatan orang lain

Memfokuskan kembali perhatian individu terhadap kegiatan kerja, dan tujuan yang bermutu serta menjauhi masalah-masalah pribadi

Mengambil jalan tengah untuk mengatasi konflik yang sedang berlangsung

Mengantisipasi dan mengambil tindakan untuk menhindari atau mengurangi potensi konflik

Memfasilitasi diskusi formal antara anggota grup kerja untuk mengatasi ketegangan yang terjadi di tempat kerja dan/atau meneguhkan konflik

Menggunakan gaya interpersonal Dan strategi komunikasi yang sesuai dalam memfasilitasi grup diskusi, dan menyempaikannya dengan orang lain

Melakukan pendekatan terhadap situasi konflik secara objektif dan adil

Berusaha untuk menanamkan nilai-nilai individu dan kelompok serta menunjukkan sikap yang dapat mengurangi konflik di tempat kerja umum

Menetapkan persetujuan dengan fakta-fakta

Menetapkan pemahama tentang cara pandang dan keinginan orang lain

Melakukan pendekatan situasi konflik dengan cara yang paling diplomatis

Mencapai hasil yang "win-win" dengan cara mengidentifikasi kepentingan umum, Mengklarifikasi perbedaan, dan mencapai consensus atau kompromi

Memantau dinamika individu/grup Monitors individual/group dynamics untuk mencegah konflik yang semakin meningkat

Melibatkan stakeholder dalam proses yang konstruktif untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan perbedaan demi mencapai solusi yang disepakati bersama.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 75

2.1.2. Leadership Competencies

Business Acumen Kompetensi ini adalah tentang memiliki pengetahuan tentang proses bisnis dan potensinya; menghubungkan penilaian mendalam tentang lanskap bisnis eksternal dan internal dengan arah strategis organisasi. Melibatkan pembuatan keputusan yang mendukung kebutuhan jangka panjang dan ekspektasi bisnis dan pelanggan. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah business intelligence, pemecahan masalah & pengambilan keputusan dan fokus pada pelanggan

P1 P2 P3 P4

Memiliki pengetahuan dasar dalam proses bisnis, konsep dan piranti yang digunakan dalam proses bisnis serta mampu mempraktekkannya dengan baik. Mampu menyelaraskan tujuan organisasi dengan arah strategis organisasi.

Memiliki wawasan dan pengetahuan tentang bisnis serta mampu melakukan tindakan strategis dalam menghadapi tantangan bisnis dan korporasi. Mudah mengatur ulang prioritas untuk merespon tuntutan bisnis dan pelanggan

memimpin dan mengarahkan unit dalam mempengaruhi lanskap bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Menunjukkan wawasan tentang tren bisnis dan menerapkannya untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan saat ini dan masa depan.

Menggambarkan lanskap bisnis masa depan dan bentuk tujuan strategi yang sesuai. Terus mengeksplorasi pendekatan baru untuk mengembangkan bisnis dan kepuasan pelanggan.

Contoh aktivitas dan pengetahuan yang termasuk dalam tingkatan ini adalah :

Menyusun data bisnis

secara teratur dan saling berkaitan

Peningkatan kesadaran akan peran individu dan kontribusinya terhadap strategi bisnis secara keseluruhan

Menunjukkan kemampuan dalam pemecahan masalah serta memiliki keterampilan dasar dalam menentukan solusi yang tepat dalam kebijakan perusahaan

Mampu menggunakan piranti pengambilan keputusan secara efektif

Mentaati nilai-nilai organisasi ketika membuat keputusan dan menggunakan kebijaksanaan dalam melakukan pekerjaan

Menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan pelanggan dan tingkat pelayanan yang maksimal untuk perusahaan

Memiliki pengetahuan yang baik tentang harapan dan

Menganalisa dan menerjemahkan data bisnis

Tingkatan yang dicapai dalam kinerja terbaik

Mengambil tindakan yang berdampak positif terhadap strategi departemen dan strategi bisnis

Menganalisa penyebab masalah dan dampaknya

Mengumpulkan informasi menggunakan alat pengambil keputusan untuk lebih memahami masalah dan cara penyelesaiannya

Mempertimbangkan nilai- nilai organisasi dalam pengambilan keputusan dan dampak keputusan terhadap anggota tim

Mengevaluasi keinginan konsumen dan menerapkan strategi untuk memastikan tercapainya kepuasan konsumen

Membandingkan tingkat kepuasan konsumen dengan best practices

Menerjemahkan data bisnis dan strategi bisnis dalam rencana kegiatan, tujuan dan prioritas perusahaan.

Mencari dan mengenali tren bisnis melalui aliansi sejenis untuk mengetahui kemungkinan pertumbuhan bisnis ataupun kemungkinan penghematan biaya operasional.

Mengantisipasi adanya respond an dampak bisnis dimansa sekarang maupun yang akan datang.

Menerjemahkan informasi dari sumber yang jelas dan dapat dipercaya untuk merumuskan kebijakan yang jelas dan efektif.

Menganalisa masalah dari berbagai macam sudut pandang dan mempertimbangkan dampak keputusan terhadap stakeholder tertentu.

Mnginisiasi strategi yang mengantisipasi dan mengatasi kemungkinan perubahan keinginan konsumen dimasa yang akan dating.

Menyusun rencana dan kemudian mewujudkan bentuk strategi bisnis secara keseluruhan berdasarkan interpretasi data yang ada dalam rangka memperkirakan kemungkinan resiko dan keuntungan yang dapat diraih.

Memanfaatkan adanya aliansi bisnis untuk medapatkan wawasan bisnis.

Secara kontinyu mengeksplorasi pendekatan baru untuk mendapatkan wawasan bisnis dan menciptakan kesempatan

Berpikir kreatif dan mengeksplorasi berbagai macam solusi alternatif untuk mengatasi dan menyelesaikan tantangan dalam waktu yang tepat

Mempertimbangkan dampak keputusan terhadap internal dan eksternal stakeholder

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 76

Driving Change and Performance Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memulai dan mendukung transformasi organisasi untuk mewujudkan komitmen terhadap keunggulan kinerja. Berhasil mengimplementasikan inisiatif baru yang mencerminkan perubahan lingkungan bisnis yang kompetitif. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah perubahan manajemen, fleksibilitas dan adaptasi dan dorongan untuk hasil yang lebih baik.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan dukungan untuk inovasi dan isiatif perubahan dalam organisasi. Menunjukkan kemampuan penyesuaian diri dan kemauan untuk melakukan kinerja yang optimal dengan mencapai tujuan organisasi dan tim.

Menunjukkan pemahaman dan kemampuan untuk merubah lingkungan kerja yang kompetitif dengan merencanakan dan melaksanakan inisiatif perubahan. Mendorong performa kerja yang baik dan mendorong anggota tim untuk mencapai tujuan departemen secara bersama-sama.

Mengembangkan dan mengelola perubahan yang mengacu pada implementasi pendekatan baru untuk merubah lingkungan bisnis. Mengatur tantangan yang secara berkesinambungan memacu orang lain untuk dapat bekerja dan mendapatkan hasil melebihi ekspektasi.

Secara proaktif mengarahkan perubahan dalam perusahaan. Menyarankan pada struktur dan proses untuk merencanakan dan mengatur implementasi dari perubahan strategi. Mengispirasi orang lain untuk dapat mencapai ekspektasi dan berjuang secara terus menerus untuk performa yang lebih baik.

Examples of activities and knowledge comprised within the levels are:

Menyadari peranan individu dalam suatu proses perubahan

Mengatur prioritas sendiri untuk memenuhi kebutuhan perubahan tim

menyesuaikan perilaku dan prioritas pribadi untuk mengubah keadaan

Menunjukkan kemauan untuk mengubah ide-ide atau persepsi ketika dihadapkan dengan informasi baru

Memahami alasan terjadinya perubahan dan dapat mengambil tindakan yang tepat

Mengantisipasi ketidakpastian dan mempersiapkan alternatif lain ketika perubahan terjadi.

Melaksanakan dan memantau proses perubahan untuk memastikan tercapainya tujuan

Memeriksa dampak perubahan pada orang lain

Memberikan respon secara efektif untuk mengubah keadaan dan memantau penyesuaian yang dilakukan untuk memastikan efektivitas maksimum dalam tim

mendorong terwujudnya tanggung jawab pribadi dalam mencapai kinerja yang lebih unggul

Rencana, mengembangkan dan mengelola inisiatif perubahan melalui prinsip-prinsip manajemen perubahan yang efektif dengan mempertimbangkan implikasi terhadap sumber daya yang ada.

Struktur unit kerja harus responsif terhadap kebutuhan situasional dan prioritas yang ingin diterapkan.

Terbuka untuk ide-ide baru dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan dan menyesuaikan prioritas yang sesuai

Mengakomodasi perubahan dan mengidentifikasi pendekatan pragmatis untuk menyelesaikan pekerjaan secara efisien dan efektif

Menerapkan perubahan terpadu dalam operasi bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan

Menciptakan cara-cara inovatif mendukung suatu perubahan dan melihat situasi secara objectif dari berbagai macam sudut pandang.

Bertidak sebagai contoh dalam perubahan perilaku dan organisasi

Memelihara budaya yang kondusif dalam suatu perubahan dan bertindak sebagai model dalam menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptas

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 77

Emotional Intelligence Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola kekuatan emosi seseorang dan keterbatasannya untuk untuk dapat memberikan sikap positif kepada orang lain. Menunjukkan kemampuan untuk berempati dan melibatkan orang lain untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah kesadaran diri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan kemampuan untuk mengelola dan menyaring emosi sendiri dengan cara yang konstruktif. Sadar akan kekuatan emosi sendiri dan keterbatasannya. Menunjukkan empati dan pertimbangan terhadap perasaan orang lain saat / sebelum mengambil tindakan.

Menunjukkan kesadaran sosial dengan mengakui kebutuhan emosional orang lain. Mengakui kekuatan emosional individu dan keterbatasannya serta merubah keterbatasan ini untuk mencapai tujuan. Disesuaikan dengan kebutuhan dan sensitivitas orang lain.

Menyeimbangkan emosi dengan alasan dan logika secara efektif. Mengatur kekuatan dan kelemahan emosi diri sendiri dan orang lain, mengetahui dinamikanya dan menyadari dampaknya terhadap kinerja. Menyediakan waktu dan usaha untuk dapat memahami orang lain serta menawarkan bantuan yang sesuai dan mungkin dibutuhkan.

Menjadi role model kesadaran sosial yang kuat dalam membangun hubungan dengan orang lain. Menginspirasi dan melatih orang lain untuk mengelola kekuatan dan kelemahan emosional mereka. Tanggap dan proaktif terhadap kebutuhan orang lain.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Menggunakan umpan balik untuk mengembangkan rencana untuk pengembangan pribadi

Menangani emosi dengan baik untuk konsisten mewujudkan profesionalisme

Menyadari kebutuhan dan sensitivitas orang lain

Perhatian terhadap isyarat emosional dan mendengarkan orang lain dengan baik

Mengambil inisiatif untuk mendorong perluasan jaringan bisnis

Berkontribusi positif dan bekerja sama dengan anggota tim lain untuk mencapai tujuan bersama

Mengakui adanya konflik dan mengidentifikasi

Mengatur emosi sendiri dan memahami dampaknya terhadap tim

Memberikan semangat kepada anggota tim.

Mengantisipasi dan memahami keprihatinan orang lain.

Membangun dan memelihara jaringan kerja yang produktif

Menydari adanya konflik dan mampu memberikan solusi penyelesaian yang tepat

Mendorong orang lain untuk bertukar pandangan dan memberikan kontribusi positif kepada tim untuk dapat bekerja sama

Memiliki sikap positif dan mampu mengatur emosi dengan baik sehingga dapat memimpin orang lain dengan baik pula.

Memberikan pengaruh serta memimpin orang lain.

Menumbuhkan collaborative networks jangka panjang.

Membantu orang lain dalam membangun dan memelihara hubungan kerja profesional

Mengatur konflik dan proaktif mengidentifikasi metode untuk meningkatkan hubungan kerja

Mendukung dan melindungi kepentingan, kebutuhan dan keinginan karyawan dan stakeholder

Advokat kepentingan, kebutuhan dan keinginan karyawan dan stakeholder

Aktif menjaga dan meningkatkan hubungan dengan jaringan strategis

Mendorong budaya kerjasama di seluruh perusahaan dengan kesadaran manajemen konflik dan mempengaruhi orang lain untuk secara efektif membina hubungan kerja

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 78

Leading through Vision Kompetensi ini adalah tentang kemampuan untuk merencanakan keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan dengan merumuskan dan mendorong strategi inovatif yang menyeimbangkan tujuan jangka panjang dengan kebutuhan jangka pendek. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah fokus kreativitas, masa depan & inovasi dan pemikiran strategis

P1 P2 P3 P4

Mampu menghasilkan ide-ide segar dengan berpikir dengan cara lain dan memberikan pendekatan alternatif dan solusi untuk melakukan pekerjaan lebih efektif. Pameran kreativitas dan inovasi ketika memberikan kontribusi untuk tujuan tim dan individu.

Evaluasi dan mempertimbangkan potensi arah masa depan tim dan dampak pada area kerja masing-masing. Tantangan kebiasaan yang ada sekarang dan mendorong pemikiran kreatif dari orang lain.

Membuat rencana untuk masa depan, mengarahkan kegiatan dan mengantisipasi kebutuhan sumber daya masa depan. Memupuk keadaan lingkungan yang kreatif dan inovatif dalam rangka menanamkan visi Sime Darby pada semua orang dalam perusahaan.

merumuskan strategi saat ini dan masa depan untuk menciptakan peluang. menanamkan dan memelihara budaya yang mendukung kreativitas dan inovasi. dapat memberikan pengaruh pada orang lain untuk menerjemahkan visi dalam bertindak.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mengidentifikasi kecenderungan menggunakan alat analisis perencanaan yang tepat strategis dalam bidang yang relevan untuk berkontribusi pada pengembangan tim / tujuan fungsional.

Memahami strategi dan tujuan saat ini dan masa yang akan dating.

Menerapkan strategi dan tujuan untuk memandu prestasi kerja individu

Memahami dampak rencana masa depan terhadap perananan individual dan peranan tim.

Menggunakan piranti perencanaan strategis untuk menganalisa dan mengatur informasi.

Melaksanakan ide berdasarkan cara berpikir lateral dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam departemen

Melaksanakan tujuan dan strategi masa sekarang dan yang akan dating.

Memahami bahwa rencana masa depan akan berdampak pada anggota tim maupun pada departemen

Memberikan solusi atas saran yang dibutuhkan perusahaan

Memanfaatkan piranti perencanaan strategis untuk mengidentifikasi peluang bisnis dan tantangan bisnis bagi peningkatan kinerja organisasi dalam jangka panjang

Melakukan inovasi dengan cara mengintegrasikan ide kreatif dalam rencana kegiatan yang nyata.

Menerapkan metode dan tegnologi baru dalam rangka meningkatkan performa dan kinerja perusahaan

Mengintegrasikan strategi sekarang dan yang akan datang menjadi tujuan departemen.

Mencari rencana alternative dan mepersiapkan rencana darurat.

Posisi & Pengaruh organisasi untuk menangkap peluang masa depan untuk keberlanjutan jangka panjang dan pertumbuhan perusahaan

Menggunakan alat-alat perencanaan strategis untuk mengantisipasi dan merencanakan kebutuhan sumber daya masa depan untuk mengidentifikasi peluang-peluang baru dan mengurangi risiko di masa mendatang

Menggunakan ide dan solusi revolusienor untuk melihat adanya kemungkinan-kemungkinan baru dalam perusahaan

Menunjukkan efek jangka panjang dan dampaknya pada rencana masa depan perusahaan serta stakeholder perusahaan.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 79

Leveraging Talent Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mengembangkan strategi yang akan memberdayakan masyarakat untuk menyadari potensi tertinggi mereka dalam rangka memenuhikebutuhan perusahaan baik masa sekarang maupun yang akan datang dengan memelihara lingkungan yang mendukung serta mempertahankan budaya belajar dan komunikasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah kemampuan komunikasi, pelatihan dan pendampingan (communication, coaching and mentoring).

P1 P2 P3 P4

Menginisiasi dan mengidentifikasi kebutuhan perkembangan diri sendiri. Membawa arah / umpan balik dan belajar dari pengalaman untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akan memberikan kontribusi pada keunggulan tim.

Mengevaluasi kebutuhan perkembangan dan umpan balik untuk memperluas pembelajaran diri dan tim. informasi Saham, menawarkan nasihat dan saran untuk membantu orang lain untuk menjadi lebih sukses.

Mengidentifikasi potensi masing-masing karyawan, kebutuhan masa depan mereka dan mengelola pengembangan karir mereka untuk memastikan kinerja yang tinggi. Secara proaktif memberikan umpan balik untuk mendorong, membimbing, melatih dan lain sebagainya.

Menginspirasi dan mengakui pada orang dalam dan luar organisasi. Membangun lingkungan yang memelihara dan mengilhami pembelajaran. Bekerja sama dengan laporan langsung untuk menetapkan tujuan kinerja yang baik.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Fokus pada peningkatan kinerja individu sebagai anggota tim kerja

Menyadari area kebutuhan pribadi dan untuk perbaikan dan menentukan tujuan-tujuan spesifik perkembangan pribadi

Mengungkapkan gagasan dan informasi secara jelas baik secara lisan maupun tertulis

Mendemonstrasikan teknik mendengarkan aktif

Berkomunikasi secara profesional dan tepat waktu

Menerima bimbingan dan umpan balik konstruktif secara terbuka

Pantau perkembangan personal dan perkembangan tim, saling mengingatkan dan membantu untuk perbaikan bersama.

Mengejar setiap kesempatan untuk belajar

mengartikulasikan ide-ide dan sudut pandang yang melibatkan kelompok yang berbeda untuk membantu mereka memahami maksud yang disampaikan.

Mampu secara efektif mendengarkan, mempengaruhi dan membujuk orang lain

Ceritakan pengalaman kerja dengan orang lain untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan

Menyediakan bantuan reguler & tepat waktu dan umpan balik konstruktif untuk meningkatkan pengetahuan khusus & keterampilan untuk mencapai keunggulan tim

Memberikan ide dan perspektif yang koheren berkaitan dengan kebutuhan situasional

Mengadopsi yang sesuai gaya dan saluran komunikasi bagi beragam kelompok

Menggunakan persuasi untuk mempengaruhi dan menyampaikan pesan yang jelas

Pelatih tim untuk meningkatkan pengetahuan & keterampilan dan untuk melepas potensi tertinggi mereka

Komitmen dalam menangani kebutuhan perkembangan tim

menilai arah perbaikan dan mengambil tindakan yang tepat

Mengidentifikasi dan memelihara potensi bakat melalui manajemen kinerja

Memperjuangkan pengembangan sumber daya manusia.

Meningkatkan pengetahuan tentang perusahaan dan menginisiasi peningkatan keterampilan kerja.

Memaparkan ide dan visi dengan jelas.

Mengedepankan diskusi dan cara persuasi untuk mendapatkan komitmen anggota tim.

Meningkatkan keterlibatan berbagai macam kelompok dalam perusahaan baik dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan.

Mengajarkan keahlian profesional pada anggota tim

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 80

Managing Diversity Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengelola beragam praktek bisnis, lingkungan, nilai,, pengetahuan perilaku dan budaya dalam konteks dunia yang semakin mengglobal. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja dalam beragam lingkungan bisnis lokal atau internasional, memiliki pemahaman mendalam tentang budaya yang berbeda, kesadaran dan kemampuan beradaptasi terhadap berbagai persepsi dan pendekatan dan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif melintasi batas multikultural. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah intelijen global dan menghargai keberagaman.

P1 P2 P3 P4

Menyadari adanya perbedaan dinamika bisnis, nilai, budaya dan perilaku yang mempengaruhi cara kerja seseorang. Mempertimbangkan berbagai macam metode dan pendekatan berdasarkan cara kerja karyawan. Berinisiatif untuk memahami perbedaan dan sudut pandang orang lain.

Memahami praktek bisnis yang beragam dan dinamis, nilai-nilai, budaya dan perilaku. Memiliki kemampuan dalam bekerja pada lingkungan multi kultural. Beradaptasi dalam lingkungan multikultural dan aktif mencari perspektif yang berbeda.

Mengatur dan analisis beragam dan praktek bisnis yang dinamis,, nilai-nilai budaya dan perilaku dalam konteks bisnis. Memanfaatkan beragam perspektif dan pendekatan dalam rangka mengelola dan memaksimalkan bakat individu untuk mencapai departemen / hasil organisasi.

Merumuskan strategi yang memperhitungkan praktek-praktek bisnis yang beragam dan dinamis, nilai-nilai, budaya dan perilaku untuk Grup / Jurusan / Unit Bisnis. Memupuk lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai keragaman dan memungkinkan orang untuk bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan organisasi.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mempelajari dan menerapkan informasi yang didapatkan dari pasar local ataupun informasi ekonomi lainnya yang berdampak pada perusahaan.

Menyadari pentingnya dan dampak yang dihasilkan dari suatu budaya dan kebiasaan dalam kinerja karyawan.

Menunjukkan keterbukaan dan penerimaan perbedaan

Memberikan kesadaran bahwa perbedaan dapat berdampak positif dan berkontribusi dalam meningkatkan performa kerja.

Menunjukkan minat untuk belajar mengenai perbedaan budaya dan adat istiadat.

Memahami dinamika tentang bagaimana

Menganalisa dan mengintrepetasikan informasi pasar local serta informasi perekonomian lainnya serta tren yang sedang berkembang untuk mendukung pelaksanaan strategi bisnis.

Tingkatan yang dicapai terhadap standar lokal dan global.

Secara proaktif menerapkan pengetahuan tentang budaya dan adat istiadat untuk memimpin karyawan dan bekerja secara efektif

Menggali perbedaan dalam berbagai perspektif untuk merumuskan berbagai pendekatan dalam lingkup pekerjaan

Berhubungan dan

Merekomendasikan strategi berdasarkan tolok ukur lokal dan global.

Menerapkan strategi bisnis yang mencerminkan interpretasi pasar lokal dan informasi ekonomi dan tren, dalam rangka mengelola bisnis organisasi dan meningkatkan daya saing global

Mengintegrasikan pengetahuan budaya dan adat istiadat ketika mendapati adanya sebuah peluang bisnis

Menyadari adanya perbedaan pada diri setiap orang dan mempertimbangkan kebutuhan masing-masing orang.

Mengintegrasikan perspektif yang

Secara komprehensif menggabungkan pengetahuan tentang pasar local, informasi ekonomi, kecenderungan pasar serta ilmu yang dimiliki.

Memimpin dan menyarankan pada strategi yang mendorong pertumbuhan dan ekspansi organisasi lokal dan internasional

Menggunakan pengetahuan budaya dan adat istiadat untuk membangun hubungan strategis yang memberikan peluang baru bagi organisasi

Mengembangkan strategi pengambilan keputusan yang merefleksikan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 81

suatu hal saling terkait dan saling berhubungan.

Menyadari pentingnya mengacu pada praktek-praktek lokal dan internasional.

berinteraksi dengan orang-orang dari beragam budaya dan adat istiadat.

Pertanyaan kritis praktek bisnis konvensional dan pendekatan berdasarkan metode lokal atau global.

berbeda kedalam tujuan dan prioritas kerja untuk mencapai efisiensi dan efektivitas

Membangun hubungan dengan orang-orang dari beragam budaya dan adat istiadat

Memahami lingkungan multikultural dan sensitifitas antarbudaya.

beragam perspektif.

Mempertahankan perbedaan nilai dalam masyarakat dan pekerja untuk memperkuat organisasi.

Memupuk hubungan dan aliansi bisnis melalui pengetahuan mendalam beragam budaya dan adat istiadat

Memiliki kemampuan kepemimpinan global dan dapat bekerja dengan baik dalam lingkungan multicultural.

Mengarahkan berbagai macam praktik dan metode kepemimpinan dan bisnis kearah adanya keanekaragaman.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 82

Sustainability Orientation Kompetensi ini adalah tentang aktif mengejar masa depan dimana kebutuhan dan harapan bisnis, lingkungan dan pemangku kepentingan organisasi terus ditingkatkan dan dipertahankan melalui praktek-praktek bisnis organisasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah keberlanjutan pola pikir, keberlanjutan operasionalisasi dan hubungan dengan pemangku kepentingan yang berkelanjutan.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan kesadaran dan sikap positif terhadap keberlanjutan berkaitan dengan lingkungan, bisnis dan stakeholder. Menyadari dan memahami pentingnya hubungan bisnis antara karyawan dan stakeholde

Mengembangkan inisiatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan, bisnis dan stakeholder. Membina hubungan dengan berbagai stakeholder, dengan fokus pada keberhasilan kinerja tim.

Aktif mencari peluang untuk meningkatkan inisiatif keberlanjutan yang mendukung kebutuhan bisnis, lingkungan dan stakeholder. Menanamkan konsep keberlanjutan seluruh fungsi dan departemen. Aktif mengelola hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan penting.

Memberikan wawasan tentang implikasi jangka pendek dan panjang strategi keberlanjutan lingkungan, bisnis dan stakeholder. Bertindak sebagai model peran dalam menginspirasi orang lain untuk mengadopsi perspektif yang berkelanjutan. Dapat meraih dukungan dari berbagai macam stakeholders.

Examples of activities and knowledge comprised within the levels are:

Menyadari kebijakan organisasi yang berkelanjutan.

Menunjukkan kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas kerja hari

menyadari bahwa individu dan tim dalam sebuah perusahaan adalah stakeholders dari usaha sustainability perusahaan

menjaga hubungan baik dengan berbagai stakeholders dalam lingkup kerja individual.

Perlakukan stakeholders secara hormat, adil dan jujur.

Mendukung, mempromosikan dan melaksanakan kebijakan sustainibility dengan memastikan bahwa diri dan orang lain menggabungkan prinsip-prinsip sustainibility dalam aktivitas kerja sehari-hari

Mengenali kebutuhan dari stakeholders penting dan memberikan respon secara tepat.

Proaktif mengelola komunikasi diantara stakeholder

Mengembangkan inisiatif sustainability yang mendukung kebutuhan bisnis, lingkungan kerja serta keinginan stakeholder.

Menimplementasikan inovasi untuk meningkatkan kebijakan sustainability dalam divisi.

Merencanakan, mengatur dan menerapkan kebijakan sustainability dalam seluruh departemen.

Menemukan cara baru untuk meningkatkan sustainability melalui inisisatif social dan lingkungan.

Mengarahkan dan memimpin secara langsung perkembangan dari strategi sustainability yang merespon secara baik kepentingan stakeholder.

Menetapkan arah untuk pengembangan inisiatif bisnis, lingkungan dan stakeholder yang mendukung upaya sustainability.

Mengembangkan standar untuk penyampaian kerangka sustainibility, yang menjadi tolok ukur untuk industri lain.

Memimpin tim di organisasi untuk meningkatkan upaya yang berkesinambungan dalam proses kerja mereka.

Meninjau dan merevisi inisiatif sustainability untuk memaksimalkan praktek .

Memperjuangkan implementasi kebijakan tentang sustainibility

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 83

Customer Focuses Kompetensi ini adalah tentang kemauan dan kemampuan untuk mengoptimalkan nilai bisnis bagi pelanggan dengan memberikan pelayanan dengan kualitas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini termasuk kemampuan untuk membantu dan melayani pelanggan (internal dan eksternal) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini berfokus pada usaha seseorang dalam mengetahui dan memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan atau klien mereka. Mengembangkan hubungan pertemanan untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan meningkatkan basis pelanggan untuk mendukung dan mengembangkan bisnis.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan akan kemauan pelanggan dan dapat memberikan tingkat kualitas pelayanan yang tinggi. Memastikan pengiriman yang merupakan nilai tambah bagi pelanggan.

Secara aktif mencari informasi untuk mengetahui kebutuhan pelanggan dalam rangka tetap memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi. Meningkatkan keuntungan pelanggan internal dan eksternal dengan memenuhi dan memberikan lebih dari apa yang mereka harapkan

Mengarahkan dan mengembangkan proses pelayanan pelanggan untuk memberikan layanan yang berkualitas tinggi secara kontinyu atau terus menerus dengan mencari metode alternatif untuk meniambah nilai pelayanan pelanggan.

Melakukan proses pelayanan pelanggan untuk memberikan pelayanan berkualitas tinggi dalam jangka pendek dan panjang. Berperan serta dalam membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk mencapai dan memenuhi keinginan pelanggan. Menanamkan nilai-nilai budaya dalam pelayanan pelanggan.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mampu membangun dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

Memahami pentingnya kebutuhan pelanggan dan mencari peluang untuk meningkatkan pengiriman kepada pelanggan.

Memastikan bahwa proses tersebut selalu sesuai untuk mengukur kepuasan pelanggan.

Memantau hubungan kerja antara pelanggan internal dan ekste

Mengatasi potensi kekhawatiran pada pihat yang bertanggungjawab..

Tingkatan yang dicapai memperlihatkan kepuasan pelanggan terhadap usaha-usaha terbaik.

Mempertimbangkan kebutuhan pelanggan saat melakukan semua pekerjaan.

Mencari dan bertindak atas peluang untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.

Memastikan kepada pelanggan apakah kebutuhan mereka telah terpenuhi..

Mengantisipasi dan mengambil

Mengarahkan pelaksanaan dan memantau hubungan pelanggan internal dan eksternal.

Mengarahkan manajemen hubungan pelanggan termasuk menyebarkan informasi yang akurat, mengatasi masalah yang timbul dengan pelanggan internal dan eksternal.

Mengetahui kebutuhan dasar nasabah.

Menyelidiki dan menetapkan informasi tentang kebutuhan pelanggan.

Memulai strategi untuk

Membangun hubungan yang efektif dengan pelanggan internal dan eksternal pada suatu level bisnis.

Mengantisipasi perkiraan kebutuhan masa depan pelanggan.

Mengarahkan implementasi dari solusi pelanggan inovatif yang akan memenuhi tuntutan di masa yang akan datang.

Mengevaluasi fungsi pelayanan pengiriman dan proaktif mengelola isu-isu terkait.

Mempertimbangkan kebutuhan konsumen ketika mengembangkan suatu produk atau jasa.

Mengarahkan sumber daya untuk memenuhi dan melampaui harapan dan kebutuhan pelanggan.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 84

tindakan untuk menghindari / mengurangi potensi terjadinya konflik.

Memfasilitasi diskusi formal antara anggota dalam kelompok kerja untuk mengatasi ketegangan atau masalah-masalah di tempat kerja.

mengatasi dan mengatasi perubahan kebutuhan dan kebutuhan pelanggan di masa yang akan datang.

Menciptakan solusi jangka panjang yang relevan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Mampu memberikan saran dan memediasi masalah yang komplek dengan pelanggan dan memastikan bahwa stakeholder mengetahui informasi tentang isu-isu penting yang dapat mempengaruhi tujuan bisnis.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 85

Pengambilan Keputusan & Pemecahan Masalah Kompetensi ini berfokus pada sejauh mana seorang individu mampu mengenali dan menganalisa masalah dan / atau situasi yang sulit dan mengembangkan kursus yang tepat dan berorientasi pada hasil dari tindakan sejalan dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.

P1 P2 P3 P4

Memberlakukan penilaian terhadap keputusan sendiri. Mendefinisikan dan memecahkan masalah-masalah umum yang sering terjadi dengan pengawasan.

Memberlakukan kebijaksanaan dan beberapa teknik untuk mengekploitasi keputusan alternatif. Pendekatan terhadap keputusan dan masalah secara sistematis. Memeriksa beberapa penyebab dan dampak masalah untuk mengidentifikasi penyebab utamanya.

Merumuskan keputusan yang efektif dan berani bertangjawab atas keputusan yang dibuat. Menganalisis masalah dari sudut pandang yang berbeda dan memahami dampaknya satu sama lain.

Mengidentifikasi, menyelidiki, dan menerapkan keputusan strategis secara sistematis yang memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap organisasi. Memberdayakan dan membimbing orang lain dalam menyelesaikan masalah dan memebuat keputusan yang efektif

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mampu untuk mengevaluasi pengecualian berdasarkan peraturan jelas yang ditentukan.

Mempertimbangkan komponen dari suatu masalah atau isu karena mereka berhubungan untuk bekerja sendiri dan / atau bidang tanggung jawab.

Mengacu pada isu atau masalah yang sedang berkembang dalam mengambil suatu keputusan.

Memperhatikan kondisi dan mengenali pola.

Mengidentifikasi informasi penting yang dibutuhkan untuk menganalisis masallah.

Menempatkan masalah dalam konteks, mengenali resiko, dan memahami variasi situasi.

Mampu membuat keputusan yang tepat waktu disertai dengan pengawasan.

Mencari informasi tambahan tentang situasi selain dari apa yang telah diberikan dan berkonsultasi dengan sumber daya yang tersedia.

Menunjukkan kemampuan dalam memecahkan masalah adalah daftar tugas sederhana.

Mengantisipaso hambatan, mempertimbangkan dampak / akibat dari keputusan.

Mencari hubungan dari perspektif yang beragam.

Mengumpulkan informasi menggunakan alat pengambil keputusan untuk lebih memahami isu-isu, masalah, dan peluang.

Memantau hasil dari keputusan dan menangani masalah-masalah ambigu dengan solusi praktis.

Menafsirkan informasi dari sumber yang dapat dipercaya dan relevan dalam rangka merumuskan solusi yang jelas dan efektif dengan mempertimbangkan implikasinya.

Mengakui gejala-gejala yang menunjukkan masalah yang lebih signifikan.

Menyeimbangkan prioritas bersaing dalam mencapai keputusan.

Mengatur secara menyeluruh dengan tuntutan pengambilan keputusan yang tepat waktu.

Mengkonsep masalah multidimensi, menetukan akar dari permasalahan dan mengevaluasi kelayakan solusi yang potensial.

Berfikir kreatif untuk mempertimbangkan solusi alternatif untuk mengatasi dan menyelesaikan tantangan.

Mendamaikan konflik antara kebutuhan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.

Memperlihatkan kemampuan dalam investigasi suara untuk menarik keluar informasi yang relevan.

Mengkapitalisasi jaringan pribadi sebagai suatu sumber daya untuk mengumpulkan informasi.

Memberikan solusi terbaik dan mempertimbangkan dampak keputusan pada pemangku kepentingan internal dan eksternal.

Mengevalusi keputusan untuk jangka pendek dan panjang dan mempertimbangkan dampaknya pada organisasi.

Mengikutsertakan orang lain dalam proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa sudut pandang mereka juga dipertimbangkan.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 86

Develop & Empower People Kompetensi ini mengacu pada kemampuan dan kemauan untuk memberikan pelatihan, arahan dan umpan balik untuk meningkatkan kinerja, motivasi dan pengembangan keseluruhan untuk mengembangkan kemampuan jangka panjang orang lain. Mengidentifikasi kekuatan individu dan kebutuhan pembangunan, dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam rangka untuk memaksimalkan potensi seorang individu dalam kaitannya dengan pertumbuhan profesional mereka.

P1 P2 P3 P4

Menyediakan dasar arah dan dukungan untuk tugas-tugas rutin. Menyadari perkembangan individu perlu untuk mendelegasikan diri.

Menyediakan kesempatan untuk pelatihan on-the-job, menilai kebutuhan pelatihan kelompok. Memonitor kinerja dan memberikan umpan balik kepada orang lain pada kinerja mereka.

Menetukan kesempatan pelatihan melalui analisis kesenjangan, memberikan umpan balik kinerja formal dan informal. Memberdayakan kelompok terhadap pengembangan pribadi & profesional.

Mengembangkan potensi tenaga kerja jangka panjang dan mengarahkan sumber daya untuk mendukung upaya pembangunan. Membangun bakat dan kemampuan dengan menciptakan kesempatan pengembangan baru.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Memberikan pemahaman yang jelas tentang apa yang diperlukan dan kapan perlu diselesaikan. Menjelaskan standar yang harus disampaikan..

Menyadari ketersediaan kegiatan pelatihan untuk staf.

Mengetahui waktu yang tepat untuk menjawab pertanyaan ketika ditanya.

Menyediakan pelatihan tugas dan pekerjaan ketika diminta dan diuraikan.

Menyiapkan n alat bantu pekerjaauntuk mendukung pelatihan on-the-job.

Memberikan umpan balik informal dan dukungan kepada orang lain.

Memberikan informasi yang tersedia kepada orang lain secara tepat waktu..

Menetapkan tugas / pekerjaan / proyek berdasarkan kemampuan yang 'untuk menyelesaikan proyek tersebut semakin lebih maju.

Pelatihan penjahit on-the-job untuk memenuhi kecepatan pengambangan individu.

Mengalokasikan waktu untuk bekerja dengan anggota tim untuk menentukan tujuan realistis bekerja belum menantang.

Menjadikan waktu yang tersedia untuk pelatihan.

Memberikan umpan balik yang tepat waktu.

Memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk membuat dan belajar dari kesalahan.

Menyediakan nasihat dan bimbingan praktis tentang bagaimana hal-hal dapat dicapai.

Saling membagi kondisi kerja yang baik/terbaik (good practices / best practice)

Memberikan umpan balik yang konstruktif secara teratur kepada orang lain.

Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang siap atau perkembangan.

Memberikan umpan balik negatif dalam perilaku daripada istilah pribadi.

Membawa pada peran mentor.

Memulai dialog dengan unit / karyawan departemen untuk mengembangkan belajar dan rencana karir.

Menyediakan peluang pengembangan profesional secara tepat waktu.

Melakukan review dan brifing sehingga individu belajar dari pengalaman masa lalu.

Menyediakan peluang baru dan peran untuk meningkatkan kemampuan individu.

Mengatur tujuan yang menantang diri dan orang lain.

Secara aktif memastikan orang memiliki rencana pembangunan

Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan berdasarkan keterampilan / pengetahuan yang diperlukan.

Advokat untuk langkah-langkah dan sistem upah berdasarkan pengembangan tim dan perencanaan yang sukses.

Delegasi signifikan tugas kompleks dan menciptakan peluang bagi pengembangan dan pembelajaran.

Mengidentifikasi ketidaksetaraan kesempatan dalam tempat kerja dan mengambil langkah aktif untuk mengatasinya.

Bertindak sebagai mentor: memberikan bimbingan karier.

Mengenali potensi jangka panjang setiap individu.

Membangun bakat dan Kemampuan.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 87

Environmental, Safety & Health Awareness Kompetensi ini mencerminkan tingkat pengetahuan seseorang, pemahaman, kepatuhan dan pelaksanaan undang-undang kesehatan dan keselamatan, peraturan, dan standar kerja lainnya untuk tujuan mendirikan, mempromosikan, dan memelihara lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prosedur kesehatan dan keselamatan. Konsisten mematuhi petunjuk prosedural yang rinci untuk melaksanakan aktivitas kerja dengan aman.

Meneliti dan manyampaikan kesehatan secara umum dan persyaratan keselamatan. Mengokohkan pedoman keselamatan dengan

Mengarahkan kesadaran akan kesehatan dan keselamatan kepada organisasi serta mengimplemantasikan praktik dan prosedur keselamatan. Secara sistematis menganalisis dan mengevaluasi bahaya endemik tempat kerja kepada operasi departemen

Memastikan kepatuhan hukum di seluruh organisasi lengkap dengan standar kesehatan dan keselamatan serta prosedur. Terus melakukan perbaikan pedoman keselamatan dan mempraktekkannya dalam organisasi.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mengelola tempat kerja atau lingkungan pekerjaan yang ditugaskan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan atau kejadian berbahaya lainnya dengan hati-hati

Dengan cepat melaporkan adanya bahaya di tempat kerja atau di lapangan

Menginformasikan kepada orang lain mengenai dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja

Mengintegrasikan tindakan pencegahan kecelakaan dalm semua kegiatan

Meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan mamantau secara terus menerus proses kerja

Menghadiri pelatihan keselamatan kerja secara teratur apabila bekerja di lingkungan yang berbahaya

Mendesain program,kebijakan, atau prosedur yang digunakan di beberapa lokasi untuk meminimalkan dan mencegah terjadinya kecelakaan

Mengembangkan metode untuk terus mendorong perhatian terhadap praktek kerja yang aman oleh unit kerja atau tim

Mengevaluasi efektifitas praktek kesehatan dan keselamatan organisasi secara sistematis dengan menggunakan berbagai jenis analisis seperti menghadiri pelatihan keselamatan kerja secara teratur jika berada di lingkungan kerja yang berbahaya

Meninjau data insiden kecelakaan untuk seluruh pekerjaan organisasi dan mengarahkan modifikasi untuk program pencegahan kecelakaan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 88

Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana tanggung jawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan, dan mengelola sumber daya moneter untuk memenuhi kegiatan kerja operasional bagi individu, kelompok, unit/departemen atau organisasi

P1 P2 P3 P4

Melaporkan pengeluran rutin di alam dan patuh pada persetujuan sebelumnya. Menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak pengeluaran

Melacak pendanaan proyek dan pengeluaran tim melalui catatan detail. Mengikuti pedoman pengadaan dan pembelian

Mengatur dan mengelola anggaran untuk unit/operasi departemen. Memantau dan memverifikasi efektivitas biaya yang berkelanjutan

Merencanakan dan mengembangkan anggaran dan sumber daya untuk beberapa departemen/operasi bisnis. Mengembangkan kontrol dan kerangka yang tepat

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Secara konsisten mencari persetujuan terlebih dahulu untuk setiap dan semua pengeluaran .

Secara formal melaporkan setiap pengeluaran yang terjadi

Menjaga catatan detail untuk melacak pengeluaran dan penerimaan serta mahir dalam menggunakan peralatan untuk melacak atau melaporkan pengeluaran kerja

Menunjukkan pemahaman dalam proses penganggaran

Menyampaikan alokasi anggaran kepada staf

Menjelaskan atau membenarkan permintaan anggaran

Memahami konsekuensi dari penyalahgunaan sumber daya

Secara sistematis menyesuaikan dengan control administrative mengenai dana, kontrak, dan pengadaan

Memantau pengeluaran dan sumber daya untuk memastikan agar pengeluaran sesuai dengan jatah, dan membuat modifikasi yang sesuai bila diperlukan

Menganalisis laporan fiskal/anggaran.

Memberikan alasan mengenai pengelolaan jatah anggaran yang sesuai atau diarahkan

Menerapkan strategi perencanaan keuangan untuk mengembangkan anggaran

Merealokasikan sumber daya dan menata ulang prioritas dalam menanggapi kejadian dan/atau tuntutan yang tak terduga

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 89

Industry Knowledge & Application Kompetensi ini mencerminkan jangkauan industri yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengetahuan profesional yang diperlukan untuk menjalankan fungsi pekerjaan dengan berhasil. Terus mengikuti perkembangan saat ini dan tren di daerah dan bidang keahlian.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pengalaman praktis di bidang yang terkait. Mencari keluar sumber daya yang efektif untuk meningkatkan pekerjaan dan pengetahuan industry

Menunjukkan pengetahun yang mendalam tentang pekerjaan dan industri

Berfungsi sebagai ahli subjek. Mampu menerapkan pengetahuan teknis dan pengalaman. Sadar akan perkembangan tren saat ini yang relevan dengan pekerjaan dan daerah industri pengetahuan.

Menunjukkan pengetahuan yang handal di berbagai fungsi area. Berperan sebagai ahli dalam industri dan pekerjaan dan berbagi pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mencari arah dalam menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan standar profesional

Berpartisipasi dalam program-program pelatihan on the job untuk mendapatkan pengetahuan industry dan belajar untuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan benar

Menunjukkan dalam tugas aplikasi pengetahuan yang benar yang telah dipelajari dalam program pelatihan

Bekerja sesuai dengan pedoman atau arahan pembimbing

Menerapkan praktek industry saat ini untuk tugas pekerjaan

Mengerti ketika pedoman yang tersedia tidak sesuai dengan dkenario atau tugas tertentu dan mampu mempertimbangkan alternative-alternatif yang ada

Memanfaatkan sumber daya informasi yang paling banyak dikenal di lapangan

Mencari tahu kesempatan belajar baru untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek yang berada di luar keahlian dan tanggung jawab

Menerapkan pengetahuan yang tesedia dari pengalaman pekerjaan sebelumnya

Menunjukkan kesadaran akan praktek baru, teknologi, pendekatan, tren teori industry, dan aplikasi melalui berbagai informasi, majalah spesialis/buku, industri situs web, dan konferensi.

Memelihara jaringan kontak profesional secara dengan berpartisipasi secara aktif dalam grup pertukaran informasi, konferensi, atau asosiasi industri lain

Menggabungkan pelajaran baru dengan cara memodifikasi rencana kerja yang ada dan kegiatan pekerjaan unit/departemen si masa mendatang

Memberikan informasi yang dapat diandalkan, terkini, dan Provides information that is credible, current and relevant regarding industry trends and apply them to their work.

Memanfaatkan pengetahuan saat ini untuk mendapatkan pengetahuan yang baru

Meneliti dan menilai ketepatan dan kredibilitas sumber informasi berkenaan dengan keahlian subjek-materi

Menjaga pengetahuan industri saat ini dengan berpartisipasi dalam rapat, program pelatihan, dan pengembangan

Berpengalaman dalam industry yang relevan Dan menunjukkan kerja keras dalam pekkerjaan/pengetahuan kteknis

Memberikan palayanan konsultasi di dalam dan di luar organisasi

Memperhitungkan dan meramalkan arah tren industri

Menggunakan pengalaman dan pengetahuan tentang karir untuk menghasilkan ide dan pemahaman baru

Meningkatkan dasar pengetahuan secara keseluruhan dan meningkatkan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 90

Leveraging Technology kompetensi ini berkaitan dengan sejauh mana kemampuan dalam mengenali dampak dari kemajuan teknis dan bersedia untuk mengintegrasikan teknologi dalam melaksanakan tugas pekerjaan untuk mencapai efisiensi, kualitas dan produktivitas

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan tentang operasi computer dasar untuk tugas individu. Mencari kesempatan secara kontinyu untuk mencari Dan meningkatkan kemampuan teknologi

Memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi, penelitian dan menganalisa data untuk mencapai tujuan operasional. Siap mengintegrasikan teknologi ke dalam tugas pekerjaan.

Mengidentifikasi dan merekomendasikan teknologi yang relevan, perangkat lunak, aplikasi dan mengeksplorasi kelayakan implementasi. Meningkatkan pembelajaran dan pengembangan teknologi baru kepada orang lain.

Secara strategis memanfaatkan teknologi untuk aplikasi di tempat kerja. Terus mengikuti tren teknologi saat ini untuk mengatasi kebutuhan teknologi organisasi yang berkembang.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Proaktif dalam mempelajari tentang bagaimana cara menggunakan teknologi baru yang ditugaskan

Siap menerima perubahan teknologi

Mencari kesempatan untukmeningkatkan pengetahuan tentang berbagai macam teknologi

Mempelajari tentang bagaimana menggunakan feature dan aplikasi software versi baru dan tercanggih

Cakap dalam menggunakan berbagai aplikasi software khusus untuk domain pekerjaan seseorang

Mencari peluang untuk kemampuan lebih lanjut dalam berbagai aplikasi software baru dan yang sudah ada

Mengembangkan strategi dalam pengguanaan teknologi baru untuk meningkatkan pembuatan keputusan

Mendorong perkembangan Dan pelatihan staf dalam aplikasi IT baru

Meminta organisasi untuk melakukan survey yang luas untuk mengevaluasi kebutuhan teknologi departemen atau individu.

Melibatkan stakeholder kunci untuk memulai kemajuan teknologi yang progresif.

Mengesahkan budaya yang mendorong inovasi dan kemajuan teknologi

Mencari kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang berbagai teknologi

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 91

Negotiation & Influence Kompetensi ini mencerminkan kemampuan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi orang lain yang bertujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pemahaman dasar dan kemempuan untuk menerapkan teknik-teknik negosiasi Dan persuasi. Mampu memanfaatkan argument persuasif yang ada untuk mempengaruhi audiens

Menyesuaikan argumen untuk menarik kebutuhan dan kepentingan orang lain. Memerintahkan untuk melakukan diskusi demi mencapai hasil yang diinginkan

Memperoleh dukungan dari beberapa unit fungsional silang. Memulai beberapa pendekatan untuk membujuk dan mempengaruhi berbagai stakeholder

Ahli dalam melakukan negosiasi yang secara strategis mempengaruhi para stakeholder untuk meningkatkan dukungan dalam inisiatif atau kebijakan yang mempengaruhi hasil organisasi

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Menggunakan contoh konkrit , data, dan bantuan visual untuk menunjukkan dan/atau membuat poin

Memberikan informasi yang dapat diandalkan untuk menyusun laporan

Mengidentifikasi dan menargetkan usaha untuk mempengaruhi para pembuat keputusan nyata dan apapun yang bisa mempengaruhi mereka

Mengantisipasi efek salah satu pendekatan atau argument yang dipilih berdasarkan emosi dan sensitifitas terhadap orang lain

Menggunakan proses member dan menerima untuk meningkatkan dukungan

Mengatasi permasalahan dan memperhatikan orang lain ketika mempresentasikan informasi yang memiliki dampak jangka panjang

Mengeksplorasi kebutuhan semi pihak, permasalahan dan posisi awal

Memilih pendekatan serta waktu yang sesuai untuk mempengaruhi orang lain

Mengatur orang lain tanpa menggunakan pengawasan langsung. (contoh : menggunakan contoh yang berbeda untuk menunjukkan point dengan stakeholder yang berbeda)

Mengeksplorasi alternatif dan posisi secara efektif untuk mencapai hasil yang mendapat dukungan serta dapat diterima oleh semi pihak

Menawarkan trade off atau pertukaran untuk memperoleh komitmen

Membangun situasi (misalnya : pengaturan, orang-orang yang saat ini terlibat, urutan kejadian) untuk menghasilkan dampak yag diinginkan dan memaksimalkan peluang yang menguntungkan

Mengakomodasi stakeholder untuk memperluas kemungkinan tanpa mengabaikan pihak lain yang terlibat

Menggunakan keahlian dan kesaksian pihak ketiga lainnya untuk mempengaruhi

Mengidentifikasi pendekatan alternative untuk meningkatkan dukungan dan dapat diterima oleh semi pihak.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 92

Project Management Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai

unsur manajemen proyek seperti proyek anggaran dasar, laporan keseluruhan, perencanaan manajemen, memimpin, mengelola, mengamati, pengawasan dan penutupan proyek. Mampu menyediakan dan menggunakan alat-alat yang relevan, template dan indikator untuk

mengukur dan melacak kemajuan sebagaimana dimaksud dalam rencana proyek.

P1 P2 P3 P4

Mengenali bidang dan peranan manajemen integrasi proyek dalam penyelesaian proyek sebagai rencana proyek

Menyesuaikan dan menginternalisasi elemen integrasi proyek untuk memantau kemajuan proyek dan melakukan tindakan pencegahan

Mengembangkan dan meginstitusionalkan template dan alat-alat standard untuk mengelola, mengukur, memantau dan mengontrol kemajuan proyek

Memberikan saran kepada integrasi usaha dan dampaknya terhadap rencana proyek. Membentuk integrasi untuk menyelesaikan proyek yang ditugaskan

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Belajar dan memahami definisi proyek anggaran dasar, laporan pertanggungjawaban ruang lingkup proyek, rencana manajemen proyek, pelaksanaan proyek, pemantauan dan pengendalian, pengendalian perubahan terpadu dan penutupan proyek.

Mampu untuk melaksanakan kegiatan pendukung untuk mengukur kinerja dan memperoleh data yang relevan dalam sistem informasi manajemen proyek untuk keerluan tindakan pencegahan yang tindakan korektif atau memperbaiki kerusakan.

Belajar dan mampu membantu dalam pengumpulan data, pemantauan dan proses perubahan integrasi dan pedoman.

Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan penutupan administrasi proyek.

Mendukung pelaksanaan tindakan pencegahan yang diperlukan, tindakan korektif atau memperbaiki kerusakan.

Analisis kinerja proyek terhadap rencana proyek.

Memantau kemajuan proyek dan melaksanakan tindakan pencegahan untuk memenuhi rencana proyek.

Berpartisipasi dalam menginternalisasi komponen integrasi proyek

Membantu dalam melaksanakan pengukuran kinerja dan menggunakan kinerja proyek dalam sistem informasi manajemen proyek.

Membantu mengumpulkan data untuk pemantauan dan pengendalian proyek.

Melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pedoman pengendalian perubahan yang terintegrasi .

Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi penutupan proyek.

Mengembangkan alat pengukuran standar untuk melacak semua komponen integrasi proyek

Merumuskan faktor penentu keberhasilan, misalnya

kriteria penerimaan, project deliverable, risiko awal, milestone project, WBS, perkiraan biaya untuk mengukur kemajuan proyek.

Mengatur tindakan pencegahan yang diperlukan, tindakan korektif untuk keberhasilan integrasi proyek.

Menerapkan pengendalian terpadu untuk mengevaluasi perubahan, autoritas, dan melaksanakan perubahan yang timbul dari anggota tim proyek, manajemen, lingkungan dan stakeholder lainnya sebagai akibat dari pengukuran kinerja

Menyarankan pada integrasi proyek dalam komponen proyek.

Memimpin pengendaliaperubahan yang terintegrasi dan mengizinkan tindakan pencegahan yang diperlukan atau tindakan korektif untuk memastikan keberhasilan penyelesaian proyek.

Mengarahkan penutupan administrasi proyek

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 93

Relationship Management & Networking Kompetensi ini mencerminkan kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan pribadi dan profesional yang membantu dalam penyelesaian tugas kerja,

pertukaran informasi dalam rangka mencapai tujuan bisnis.

P1 P2 P3 P4

Proaktif dalam membangun dan memelihara hubungan pribadi dan hubungan kerja. Terbuka terhadap beragam pendapat orang lain untuk mencapai sasaran kerja.

Membangun dan mempertahankan berbagai hubungan bisnis. Terus berupaya untuk memperluas jaringan melintasi batas untuk mendapatkan informasi

Mengembangkan dan memperkuat jaringan dan hubungan untuk menukar pengetahuan dan melaksanakan praktek-praktek yang inovatif

Mengembangkan dan memupuk hubungan strategis untuk mencapai hasil jangka panjang organisasi. Mempengaruhi orang lain untuk mendukung tujuan kemitraan

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Secara aktif mencari informasi dari orang lain untuk menyelesaikan aktivitas kerja.

Menjaga daftar kontak pribadi.

Mengidentifikasi daerah untuk membangun hubungan strategis.

Memberikan kontribusi Positif dan bekerja sama dengan anggota tim lain untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.

Terlibat dalam pertukaran informasi.

Menciptakan dan memelihara kontak informasi penting

Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan networking dan sosial yang bersifat internal dan eksternal untuk organisasi.

Mendorong orang lain untuk bertukar pandangan demi memberikan berkontribusi yang positif dalam bekerja sama dengan tim

Mencari kesempatan untuk berdiskusi dan mentransfer pengetahuan dalam suatu kelompok

Membina hubungan pribadi di berbagai bagian organisasi yang berbeda dan menggunakan koneksi tersebut untuk mencapai hasil yang efektif.

menciptakan, berpartisipasi, dan memfasilitasi forum untuk mengembangkan aliansi baru dan jaringan formal.

Mengelola sebuah tim dan melatih mereka dalam membangun dan memelihara hubungan profesional

Membangun jaringan dengan pihak-pihak yang memungkinkan pencapaian strategi organisasi.

Mencari komunikasi keluar dengan para ahli teknis sebagai alat pengamanan informasi dan keterampilan penting untuk departemen dan / atau hasil organisasi

Menggunakan metode diplomatik dengan konteks interaksi yang sesuai secara bikasana

Mahir berdiplomasi dalam membina hubungan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 94

Service Orientation Kompetensi ini mengacu pada seberapa aktif dalam menemukan dan mengatasi kebutuhan akan produk dan pelayanan antar anggota organisasi dan para stakeholder, kelompok-kelompok klien, dan masyarakat umum.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pemahaman tentang kebutuhan dan berupaya untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada pelanggan internal atau eksternal

Mampu memberikan arahan pada proses pelayanan pengiriman kepada tim, menyelesaikan permintaan, tuntutan, dan penyelidikan rutin

Mengimplementasikan rencana tindakan pengiriman jasa yang sesuai dengan standard. Merekomendasikan untuk proses pengiriman jasa

Mengevaluasi kebutuhan pengiriman jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Mengarahkan pengiriman jasa untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas produk

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Memberikan citra yang positif atas diri dan organisasi dengan mengenakan pakaian yang profesional dan mengikuti standar komunikasi profesional.

Mengacu pada sumber daya informasi terkemuka ketika mencari informasi mengenai kebijakan dan standar organisasi untuk melakukan pengiriman layanan kepada pelanggan dan ketersediaan produk.

Menunjukan kesediaan untuk memberikan layanan melalui pencarian informasi secara aktif terhadap pelanggan yang bermasalah.

Menjaga fokus layanan dengan mengidentifikasi area servis yang memberikan nilai tambah

Memprioritaskan kebutuhan klien berdasarkan laporan feedback

Menggunakan berbagai teknik pengawasan untuk menjamin pengiriman servis yang berkualitas atas nama suatu kelompok kerja grup / tim.

Mengambil tanggung jawab pribadi untuk mengatasi kebutuhan servis dan memperbaiki kesalahan servis dengan benar dan tepat waktu.

Memastikan informasi up-to-date yang disediakan untuk nasabah dengan memberi informasi lain dari setiap perubahan yang dikenal dalam kebijakan organisasi dan standar.

Memastikan komunikasi yang jelas melalui saluran komunikasi tindak lanjut dan alternatif.

Menerapkan pelatihan unit/departemen formal/informal / pelatihan tentang pengiriman servis yang berkualitas.

Melibatkan anggota unit / departemen dalam menetapkan rencana tindakan untuk melaksanakan agenda servis pelanggan yang strategis.

Mencari metode baru dan kesempatan untuk menjangkau segmen nasabah yang terlayani.

Berfungsi sebagai role model dalam penyediaan servis dengan menunjukkan teknik dan perilaku yang unggul dalam pemberian pelayanan prima.

mengalokasikan sejumlah besar waktu untuk mengidentifikasi kebutuhan stakeholder untuk produk dan jasa.

Melobi atas nama klien pada tingkat organisasi yang tepat dan mengintegrasikan beragam kepentingan dalam perencanaan strategis organisasi.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 95

Stakeholder Management Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mendukung sebuah organisasi dalam mencapai tujuan strategis dengan menafsirkan dan mempengaruhi baik itu lingkungan eksternal maupun internal dan dengan menciptakan hubungan yang positif dengan para stakeholder melalui pengelolaan yang sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah disetujui. Manajemen stakeholder merupakan proses dan kontrol yang harus direncanakan dan dipandu oleh kebijakan serta prinsip-prinsip organisasi dalam identifikasi stakeholder, analisis stakeholder, dan matriks stakeholder

P1 P2 P3 P4

Mengidentifikasi stakeholder dan media yang tepat atau alat komunikasi yang dapat meningkatkan keterlibatan stakeholder

Berpartisipasi, menganalisa dan memantau inisiatif manajemen stakeholder mematuhi kebijakan dan prosedur organisasi.

Berkomunikasi dan membangun hubungan dengan stakeholder.Merekomendasikan dan memfasilitasi intervensi untuk mengelola ekspektasi stakeholder demi memperkuat hubungan mereka.

Memimpin inisiatif manajemen stakeholder dan menyampaikan inisiatif yang dipandu oleh kebijakan serta prinsip-prinsip organisasi

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mengidentifikasi stakeholder yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai kepentingan dengan organisasi.

mengenali alat komunikasi yang tepat untuk melibatkan para stakeholder

Mengidentifikasi informasi yang relevan berkaitan dengan kepentingan stakeholder

Memahami dampak media terhadap hubungan dengan stakeholder

Berpartisipasi dalam program pelibatan stakeholder

Melaksanakan rencana komunikasi yang utama melalui pemanfaatan alat yang tersedia secara efektif untuk melibatkan para stakeholder

Analisis dan menggambarkan informasi yang relevan dengan kepentingan para stakeholder.

Memantau dan memastikan kepatuhan pada kebijakan dan prosedur organisasi dalam mengelola hubungan dengan media.

Memfasilitasi program keterlibatan para stakeholder.

Merekomendasikan matriks stakeholder yang sesuai dan menyampaikan rencana untuk merasionalisasi pesan, mengekstrak pesan kunci untuk digunakan dalam program keterlibatan stakeholder

Merekomendasikan dan memfasilitasi pemanfaatan informasi untuk membina hubungan dengan stakeholder.

Merekomendasikan dan memfasilitasi pemanfaatan informasi untuk membangun hubungan dengan para stakeholder

Mengarahkan program keterlibatan para stakeholder

Mempengaruhi para stakeholder dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi.

Memimpin tim untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk para stakeholder.

Mengarahkan hubungan media untuk mengatur para stakeholder dan kepentingan organisasi

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 96

Strategic Orientation & Visioning Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan dalam menunjukkan perhatian secara keseluruhan untuk memaksimalkan sumber daya organisasi dan mencapai efektivitas organisasi. Hal ini meliputi kemampuan untuk melihat arah dan misi masa depan organisasi dan mewujudkannya ke dalam sebuah tindakan

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang sasaran tujuan dan strategi departemen. Meluruskan kegiatan kerja individu agar sejalan dengan tujuan tersebut.

Menunjukkan pemahaman mendalam tentang strategi organisasi, mampu bekerja dengan beberapa tim untuk menyelaraskan strategi operasional departemen dengan visi organisasi

Mampu memberikan kontribusi dalam mendefinisikan tujuan dan visi organisasi serta mempengaruhi arah strategis

Mengembangkan visi organisasional dan mengarahkan strategi bisnis. Menggerakkan budaya organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Terus melakukan evaluasi terhadap perilaku dan kemajuan pekerjaan pribadi untuk memastikan keselarasan dengan nilai-nilai unit / departemen dan tujuan operasional.

Mengkonsultasikan dengan anggota grup kerja untuk memastikan bahwa proses dan kegiatan kerja individu sejalan dengan nilai-nilai unit / departemen dan tujuan yang ditetapkan serta menunjukkan nilai-nilai pribadi yang sejalan dengan misi organisasi.

Mendefinisikan hasil yang diinginkan untuk grup atau departemen.

Mengartikulasikan dengan jelas dan meningkatkan arti dan dampak atas kontribusi karyawan untuk mempromosikan dan mencapai tujuan organisasi.

Melakukan penelitian dan mengumpulkan data untuk mendukung perencanaan program dan unit dan / atau efektivitas taktik departemen

Mengkoordinasi dan memantau kelompok kerja harian / kegiatan tim untuk memastikan keselarasan dengan arah yang strategis, visi dan nilai-nilai unit / departemen

Memberikan kontribusi secara kontinyu bagi pengembangan prioritas dan strategi jangka pendek

Melakukan penilaian terhadap kesenjangan antara keadaan saat ini dan arah masa depan yang diinginkan oleh unit / departemen secara sistematis

Mengidentifikasi kecenderungan atau hubungan antara masalah organisasi dan menerjemahkannya menjadi prioritas organisasi

Memperkirakan rintangan dan peluang bagi organisasi dan melakukan tindakan yang sesuai

Mencari keluar dan menilai informasi tentang arah masa depan yang potensial

Mengevaluasi penelitian dan melakukan analisis data pasar untuk merumuskan dan menerapkan strategi organisasi yang bisa dicapai dan hemat biaya

Menafsirkan visi yang strategis untuk grup kerja / anggota tim di bawah pengawasan

Mengidentifikasi kondisi pasar di masa mendatang dan menyesuaikan misi organisasi, nilai dan kepercayaan untuk menjaga fungsi organisasi yang efisien di bawah ketidakpastian dan risiko

Mengembangkan contingency plan yang strategis untuk mengantisipasi masalah dan situasi yang dapat menghambat restrukturisasi dan / atau inisiatif pengembangan organisasi.

Menjelaskan visi dan nilai-nilai dalam hal menarik untuk mengembangkan pemahaman dan meningkatkan penerimaan / komitmen antara staf dan stakeholder.

Menafsirkan visi strategis untuk kerja kelompok / anggota tim di bawah pengawasan

Top Manajer memberikan arahan dalam menyelaraskan operasi departemen .

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 97

Teamwork & Team Building Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan untuk memanfaatkan gaya interpersonal yang tepat dan menggunakan strategi teambuilding untuk memperkaya perkembangan sekelompok orang, untuk menjadi sebuah unit yang berfungsi dengan baik, yang mencapai sasaran serta tujuan yang diinginkan

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Membantu anggota tim untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama

Berkomunikasi dengan tim, mendukung dan mempromosikan kerjasama tim untuk menciptakan dampak yang positif terhadap dinamika tim.

Mengevaluasi proses kerja tim. Menyampaikan, membangun efektivitas tim dan menjaga keberhasilan tim. Proaktif dalam berbagi informasi dan belajar bersama dengan rekan kerja

Meningkatkan kolaborasi antar tim. Terus mengembangkan dan mempertahankan hubungan tim. Mendorong budaya organisasi yang berorientasi kepada tim

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Menerima dan menyelesaikan tugas tim

Berkontribusi secara positif dan mendukung keputusan tim

Secara proaktif berusaha membangun hubungan kerja yang efektif dengan anggota tim

Menunjukkan fleksibilitas dan keterbukaan terhadap sudut pandang yang lain

Berbagi informasi yang relevan, ide, pendapat, dan perasaan dengan anggota tim lainnya.

Mengikuti komitmen untuk anggota tim.

Saling bertukar informasi dengan anggota tim dengan tepat waktu

Meningkatkan kerjasama tim dan reputasi

Menyampaikan harapan untuk teamwork dan kolaborasi.

Mempelajari dan memahami gaya kerja anggota tim

Mengumpulkan ide, pikiran dan pendapat dari orang lain dalam mengembangkan rencana tindakan tim.

Memantau kemajuan kelompok dan memastikan bahwa tim keep on track.

Memberikan feedback secara terus menerus dan tepat waktu terhadap dinamika tim.

Menumbuhkan komitmen, kebanggaan, kepercayaan dan identitas kelompok sebagai alat untuk menciptakan kesatuan tim.

Memberikan pujian di depan publik atas kinerja yang luar biasa.

Menengahi antara anggota tim untuk mengurangi efek negatif pada produktivitas tim dan lingkungan kerja.

Meningkatkan inisiatif tim.

Melibatkan anggota tim dalam mendiagnosis masalah dan dalam memgembangkan solusi untuk mentransfer pengetahuan secara efektif dalam organisasi.

Berbagi pengetahuan dan keahlian untuk mengembangkan sasaran yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Memimpin dalam upaya untuk menentukan peranan dan tanggung jawab tim.

Menerapkan perbaikan pada proses tim dan inefisiensi.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 98

2.1.3 Upstream - Estate Competencies

Estate Management kompetensi ini berfokus pada perencanaan, eksekusi dan pengawasan pada kegiatan manajemen estate dengan manejemen sumber daya efektif untuk menunjang pencapaian tujuan bisnis.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman manjemen estate dan proses perencanaan

Menjalankan dan memonitor kegiatan manjemen estate untuk memastikan kelancaran operasi

Merencanakan dan mengelola kegiatan dan operasi estate, mengidentifikasi peluang improvemen dan memperkenalkan intervensi yang tepat pada operasi harian untuk meningkatkan efisiensi

Memimpin dan menyediakan arahan strategis pada manjemen dan perencanaan estate untuk pencapaian tujuan bisnis

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mempelajari dan memahami aktivitas dan proses manjemen estate

Mampu mendukung operasi estate

Mampu menyediakan dukungan pada pencatatan dan pelaporan performa estate.

Membantu keseluruhan perencanaan dengan bimbingan dan pengawasan

Menjalankan tugas manjemen estate dengan pengawasan minimum

Membandingkan, menyatukan, dan merangkum data/ informasi relevan

Memenuhi persyaratan standar ESH – statutory & in-house

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman hukum, aturan, dan kesepakatan bersama yang berlaku.

Berkontribusi pada perencanaan dan pengembangan strategi bisnis

Melakukan tindakan pelacakan yang relevan dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk perbaikan dan memberikan saran

Menerapkan tugas manejemen esteate mandiri dan mampu melukan tugas-tugas yang lebih menantang

Menyediakan dokumen dan laporan yang relevan untuk menggambarkan kegiatan dan pencapaian estate

Menganalisa, menggambarkan dan membenarkan data lapangan dalam format yang sesuai untuk intervensi manajemen

Menggalakkan kepatuhan terhadap persyaratan standar ESH – statutory & in-house.

Menganalisis data bisnis untuk mengevaluasi

Menganalisis laporan kinerja & menerapkan intervensi tepat untu mendukung pencapaian tujuan.

Mengelola dan mengawasi penerapan strategi bisnis dan persiapan perencanaan dan perkiraan kebun

Memimpin dan melatih orang lain dalam prakti terbaik manajemen estate dan membuat improvemen ketika diperlukan

Menganalisis data bisnis untuk mengevaluasi peluang bisnis atau untuk mencapai keputusan bisnis

Mereview konsistensi dokumen dan laporan

Mengidentifikasi peluang improvemen dan memperkenalkan perubahan yang diperlukan dalam proses kerja untuk operasi yang efektif

Mengantisipasi dan memulai tindakan proaktif terhadap segala masalah/ isu yang mempengaruhi kegiatan manajemen estate seperti hama & wabah penyakit, permintaan dan persediaan material penanaman dll.

Memimpin dan mengarahkan perumusan perencanaan, peramalan dan keseluruhan manajemen operasi estate.

Mempelopori keseluruhan operasi dan melanjutkan benchmark dan memperkenalkan best practice industri

Mengantisipasi halangan potensial di estate dan mengembangkan rencana kontingensi untuk mengatasinya

Menyajikan dan menginterprestasikan hasil bisnis kepada manajemen atas mengenai perkembangan dan pertumbuhan estate

Memberi saran bagaimana mengimprove biaya produksi dan operasi, kualitas, proses, pemeliharaan dan perawatan berdasarkan pembandingan praktik terbaik dan kemajuan teknologi

Merumuskan strategi untuk mencapai yield yang lebih tinggi melalui perbaikan dalam pemeliharaan,

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 99

peluang bisnis atau untuk mencapai keputusan bisnis

Menganalisis laporan kinerja & menerapkan intervensi tepat untuk mendukung pencapaian tujuan.

Mengajukan peluang improvemen dan memperkenkan perubahan yang diperlukan dalam proses kerja untuk operasi yang efektif

Memaksakan dan memastikan kepatuhan terhadapap aturan dan kesepakatan bersama yang berlaku

Mengelola dan mengontrol kegiatan, pemeliharaan, dan proses untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia

Merekomendasikan sumber daya dan intervensi untuk meningkatkan efektivitas operasi dan kualitas output kebun.

Merumuskan sistem untuk penerapan persyaratan standar ESH yang efektif – statutory & in-house

operasi dan sistem estate

Bervisi mengenai kemajuan dan potensi pertumbuhan estate masing-masing dan merumuskan strategi yang mendukung pencapaian tujuan

Menjaga sejajar dengan pembangunan yang terkait dengan persyaratan ESH secara global dan lokal dan melakukan perubahan atau pembaruan langsung dengan tepat

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 100

Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana seseorang membawa tanggungjawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan dan mengelola sumber daya keuangan untuk memenuhi kegiatan operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi-wide.

P1 P2 P3 P4

Mampu membukukan perbelanjaan yang bersifat rutin dan tunfuk pada persetujuan sebelumnya

Menelusuri belanja tim dan pembiayaan proyek. Mengerti konsekuensi penyalahgunaan sumber daya

Mampu merencanakan, mengembangkan dan mengelola anggaran dan sumber daya untuk unit/ departemen operasi

Mampu untuk merencanakan, mengembangkan dan mengelola anggaran untuk banyak departemen/ business operations. Mengembangkan kerangka dan rencana pengendalian yang tepat.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Secara konsisten mencari pendahulu persetujuan untuk setiap dan semua pengeluaran

Melaporkan secara formal setiap pengeluaran yang timbul

Menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak pengeluaran moneter.

Menjaga catatan mendetail untuk melacak pengeluaran dan penerimaan dan mahir dalam menggunakan peralatan yang sesuai dalam melacak atau melaporkan pengeluaran kerja

Mengikuti pedoman pembelian dan pengadaan

Menunjukkan pemahaman mengenai proses anggaran

Mengkomunikasikan alokasi anggaran kepada staff

Menjelaskan atau membenarkan permintaan anggaran

Secara sistematis patuh terhadap kontrol administrativ atas dana, kontrak, dan pengadaan

Memonitor dan memverifikasi efektifitas dana keluar.

Memonitor pengeluaran dan sumber daya utuk memastikan pembelanjaan masih dalam jatahnya, dan membuat modifikasi yang sesuai bila diperlukan.

Menganalisa laporan fiskal/ anggaran

Memberikan alasan penyesuaian jatah anggaran kepada manajemen yang sesuai atau diarahkan

Mengaplikasikan strategi perencanaan finansial untuk mengmbangkan anggaran

Mengalokasikan ulang sumber daya dan mengatur ulang prioritas sebagai respon terhadap kejadian atau permintaan tak terduga

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 101

Nursery Management Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses dan operasi manajemen pembibitan; termasuk persiapan pembibitan, layout, pembibitan baru, penjadwalan kerja dan kegiatan terkait lainnya; untuk menjamin efektifitas biaya dan efisiensi operasi. Termasuk kemampuan mengidentifikasi dan mengatasi isu dan permasalahan, dan juga meningkatkan proses/ metodologi untuk peningkatan manajemen pembibitan.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses dan operasi manajemen pembibitan

Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksaan kegiatan pembibitan. Menetapkan sumber daya untuk menjalankan kegiatan pembibitan secara efektif

Memonitor dan memberikan pelatihan dan panduan pada persiapan pembibitan dan kegiatan terkait demi efektivitas dan efisiensi biaya. Mengantisipasi dan menyelasaikan masalah

Memberi saran dan peningkatan pada persiapan dan kegiatan pembibitan

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Memiliki pengetahuan dan pemahaman kegiatan manajemen pembibitan

Meyiapkan anggaran pembibitan dan melakukan pengawasan harian terhadap biaya dan anggaran

Memastikan ketersediaan dan kesesuaian sumber daya dan lokasi untuk pembibitan, dan juga segala masalah logistik dan persiapan pembibitan.

Mampu menyusun jadwal kerja yang menyeluruh yang mencakup manpower, bahan kimia, peralatan-[eralatan yang diperlukan unutk kegiatan pembibitan yang lancar. Mengawasi pelaksanaan kegiatan dan operasi pembibitan

Mentaati persyaratan standar ESH – statutory & in-house

Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan

Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembibitan, berdasarkan jadal kerja untuk menjamin ketersediaan bibit sehat yang memadai untuk penanaman di lapangan

Memahami dan mampu mengantisipasi dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan persiapan dan manajemen pembibitan

Menetapkan sumber daya pembibitan secara efektif untuk menjamin kontrol kuantitas, kualitas, biaya, dan permasalahan hukum yang efisien

Melacak dan mengawasi penerapan segala kegiatan operaasi pembibitan

Mengendalikan dan mereview pendirian pembibitan dan kegiatan manajemen. Menentukan target untuk persiapan dan penyelesaian pembibitan secara tepat waktu.

Memonitor pelaksanaan kegiatan pengamanan untuk menjamin kepatuhan terhadap prosedur.

Mereview jadwal kerja dan alokasi sumber daya untuk efektivitas biaya, optimisasi dan efisiensi kualitas.

Mengantisipasi isu/ permasalahan untuk intervensi dang anti rugi tepat waktu

Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamankan produksi, material produk dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga

Memberi arahan, nasihat, dan mengidentifikasi perubahan dalam proses/ metodologi untuk pengembangan pada persiapan dam manajemen pembibitan

Pengelolaan makro dan pelacakan progress dan merekomendasikan perubahan untuk peningkatan keseluruhan manajemen pembibitan

Mereview efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah untuk perbaikan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 102

Replanting & New Planting Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan penanaman; termasuk persiapan dan pemrosesan tanah; untuk menjamin kualitas penanaman memenuhi standar yang dibutuhkan. Juga menunjukkan kemampuan memberikan solusi dan peningkatan kegiatan replanting dan new planting.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman terhadap proses dan operasi replanting & new planting

Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanaman

Mengawasi dan menyediakan pedoman untuk operasi replanting & new planting demi efektivitas dan efisiensi biaya. Mengantisipasi dan mengatasi isu dan permasalahan

Memberi saran solusi dan improvemen kegiatan replanting & new planting

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai kegiatan dan proses penanaman dan persyaratan ESH

Memastikan ketersediaan dan kesesuaian sumber daya.

Menyiapkan jadwal kegiatan penanaman untuk disetujui

Mengkoordinasikan kegiatan dan proses penanaman untuk memenuhi deadline

Mengawasi pelaksanaan kegiatan penanaman

Memastikan kepatuhan terhadap ESH dan peraturan yang dibutuhkan

Melaksanakan seluruh kegiatan pengamanan dibawah pengawasan

Mendelegasikan dan memberi kuasa kepada eksekutif yang cocok untuk memimpin aktivitas dan proses penanaman

Merencanakan dan mengkoordinasikan penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan penanaman

Mengawasi pelaksanaan operasi dan aktivitas penanaman untuk memenuhi standar, biaya, dan jadwal yang berlaku

Memastikan terpenuhinya kualitas dan kuantitas planting material

Menggalakkan kepatuhan terhadap persyaratan peraturan dan ESH

Memonitor pelaksanaan aktivitas keamanan untuk menjamin kepatuhan terhadap prosedur

Memimpin dan mengarahkan aktivitas penanaman untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya

Menyediakan pedoman kepada tim mengenai aktivitas dan proses penanaman sehingga dapat memenuhi standar

Memonitor dan memastikan kualitas penanaman berstandar tinngi

Mampu mengantisipasi dan menyelesaikan masalah atau isu terkait dengan re-planting and new planting

Berpengalaman baik dengan kebutuhan ESh dan peraturan untuk menjamin kepatuhan menyeluruh

Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamankan produksi, material produk, dan aset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga

Menentukan criteria kualifikasi untuk tanah uang akan di replanted

Memberikan saran ahli pada peningkatan aktivitas dan proses penanaman

Mengidentifikasi solusi terhadap masalah yang lebih rumit terkait dengan proses replanting dan new planting

Mengevalusai dan menguji secara berkelanjutan kinerja dan kemajuan penanaman untuk memastikan terpenuhinya standar kualitas, biaya, dan jadwal

Pengelolaan makro kepatuhan total terhadap persyaratan peraturan dan ESH

Mereview efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah untuk improvemen

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 103

Field Maintenance & Upkeep Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kecekapan, dan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan memonitor perawatan dan pemeliharaan fields.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif. Membantu dalam koordinasi dan penjadwalan kegiatan maintenance sesuai persyaratan standar.

Merencanakan, mengkoordinsaikan, dan mengawasi kegiatan maintenance untuk memenuhi standar yang dibutuhkan dan mendukung operasi di estate

Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif agar efektif dan efisien biaya. Merumuskan dan mengimplementasikan rencana untuk pemeliharaan infrastruktur dan perawatan field

Memimpin inisiatif improvemen berdasar best practice dari pasar. Mengidentifikasi langkah-langkah penghematan dan pengefektifan biaya untuk pemeliharaan infrastruktur estate dan perawatan field

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai aktivitas, kebutuhan, dan standar maintenance preventiv dan korektif.menyiapkan dan mengumpulkan rencana maintenance dan perawatan

Dapat membantu dalam koordinasi, supervise, dan penjadwalan kegiatan-kegiatan maintenance

Menjaga dan mengkoordinasikan mesin dan perlengkapan untuk mendukung aktivitas harian

Mengantisipasi isu dan permasalahan, mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan field

Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan

Mereview, menyetujui dan merekomendasikan peningkatan untuk rencana pemeliharaan dan mengkoordinasikan semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif

Mengawasi kegiatan pemeliharaan agar memenuhi standar yang diperlukan dan memastikan penyelesaian sesuai jadwal, melaporkan kasus kelalaian dan ketidakpatuhan

Memastikan bahwa semua kegiatan pemeliharaan dan peraawatan mematuhi standar internal (SOPs)

Menyelesaikan isu dan permasalahan, mampu untuk mengatasi masalah yang terkait pemeliharaan dan perawatan field.

Memastikan kepatuhan yang relevan terhadap prosedur, persyaratan dan standar

Memonitor pelaksanaan kegiatan keamanan untuk menjamin kepatuhan terhadap prosedur

Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif

Memonitor biaya dan anggaran maintenance

Merumuskan dan menerapkan rencana improvemen untuk pemeliharaan dan perawatan field, dan membuat rekomendasi improvemen bila diperlukan.

Mereview dan merekomendasikan perlengkapan dan improvemen yang memadai terhadap infrastruktur Review untuk mendukung operasi harian

Mengelola isu dan permasalahan, merekomendasikan solusi untuk mengatasi isu yang terkait pemeliharaan dan perawatan field

Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamankan produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga

Mengidentifikasi peluang improvemen untuk proses pemeliharaan sesuai praktik pasar/ industri

Memimpin inisiatif improvemen sesuai praktik terbaik industri, dan memberdayakan orang lain untuk menjamin terpenuhinya semua standar

Mereview biaya pemeliharaan dan mengidentifikasi langkah-langkah penghematan dan pengefektifan biaya untuk pemeliharaan dan perawatan infrastruktur estate

Menjamin maintenance terjadwal telah ditaati untuk kelangsungan kegiatan usaha

Mereview efektifitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk improvemen

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 104

Harvesting

Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan dan penerapan proses dan teknik panen minyak kelapa sawit sesuai dengan prosedur operasi standar. Termasuk bidang sistem panen, kegiatan panen, pemeliharaan kendaraan dan pengangkutan FFB.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses dan teknik panen

Plans, implements and supervises harvesting activities to meet standard requirements and target productivity levels

Monitors and reviews harvesting system and operations, productivity and quality standards. Identifies and recommends plans for improvements

Formulate strategies and plans for harvesting operations. Review cost management and initiate measures to improve cost efficiency

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mengerti teknik panen kelapa sawit, proses dan prosedur sistem panen, praktik pemanenan, pemeliharaan kendaraan dan pengangkutan FFB

Menyiapkan sumber daya untuk panen dan mempu menjelaskan prosedur dan standar pemanenan kepada

Membantu dalam perencanaan kegiatan pemanenan, alokasi kendaraan dan perlengkapan, dan penjadwalan maintenance.

Mengkoordinasikan transportasi internal dan eksternal secara tepat waktu untuk pengangkutan FFB ke Mill

Memahami dan menerapkan syarat dan ketentuan kesepakatan bersama yang relevan

Melaksanakan semua kegiatan pegamanan dibawah pengawasan

Merencanakan dan menerapkan sistem dan aktivitas panen; dalam sistem panen khusus Blok D9 dan SBS; memonitor produktivitas, biaya dan standar kualitas pemanenan

Menyiapkan, menerapkan dan menganalisis jadwal pemeliharaan kendaraan panen

Menerapkan alokasi kendaraan dan memonitor penggunaan kendaraan untuk transpor FFB di lapangan

Memenuhi syarat dan ketentuan kesepakatan bersama yang relevan dan berlaku untuk pemanenan

Merencanakan kebutuhan logostik dan menilai tipe dan kecocokan kendaraan untuk sistem yang diapakai

Memberlakukan syarat dan ketentuan kesepakatan bersama yang relevan

Memonitor pelaksanaan kegaiatan pengamanan untuk menjamin pemenuhan terhadap prosedur

Meninjau sistem pemanenan dan hasil terkait, dan memonitor produktivitas panen dan kesesuaian kualitas

Memberi solusi pada berbagai isu yang muncul dari laporan sebelumnya.

Meninjau sistem untuk maintenance untuk mendukung kegiatan pemanenan dan melakukan improvemen ketika diperlukan

Mengantisipasi dan mengatasi isu dan permasalahan.

Memberi pedoman mengenai sistem pemanenan kepada bawahan

Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamnkan produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga.

Mengidentifikasi solusi/ perbaikan untuk penyimpangan dalam sistem pemanenan

Memberi saran untuk rencana imrovemen untuk kegiatan panen

Merumuskan strategi dan rencana untuk kegiatan panen yang efisien

Meninjau manajemen biaya dan mengawali langkah meningkatkan efisiensi biaya

Meninjau efektivitas sistem manejemen saat ini dan mengidentifikasi daerah untuk improvemen

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 105

Estate Security Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman dan pelaksanaan kegiatan manajemen keamanan untuk menjaga produksi, material produk, dan asset estate terhadap pelanggaran keamanan. Termasuk penerapan langkah-langkah keamanan, prosedur dan kegiatan, dan juga antisipasi ancaman potensial dan mengawali tindakan dan kontrol yang tepat.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman manajemen keamanan estate. Mampu melaksanakan kegiatan manajemen keamanan dibawah pengawasan

Menerapkan prosedur keamanan dan memonitor pelaksanaan kegiatan pengamanan untuk menjaga produksi, material produksi dan aset

Mereview dan mengawasi penerapan langkah-langkah, prosedur, dan aktivitas keamanan. Mengantisipasi dan mengawali tindakan untuk menjaga produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan

Mengembangkan rencana strategis dan meninjau praktik manajemen keamanan saat ini. Mengidentifikasi area untuk improvemen dan memberikan saran dan arahan untuk menjaga dari pelanggaran keamanan

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen keamanan

Mempelajari dan memahami prosedur keamanan standar

Mampu untuk menerapkan dan memenuhi semua prosedur keamanan

Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan

Menerapkan prosedur keamanan untuk menjaga produksi dan aset

Memonitor pelaksanaan kegiatan keamanan untuk menjamin pemenuhan prosedur

Mengidentifikasi daerah bermasalah/ berpotensi terjadi pelanggaran keamanan untuk pemulihan segera

Merencanakan perekrutan dan pelatihan personel keamanan untuk menjamin ketersediaan sumber daya

Meninjau dan menyelenggarakan prosedur keamanan

Mengawasi penerapan langkah-langkah keamanan dan pelaksanaan kegiatan pengamanan

Memberikan pelatihan kesadaran keamanan terhadap semua level karyawan

Menguji efektivitas manajemen sekuriti

Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk menjaga produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga

Menerapkan pengamanan yang relevan terhadap kontrol proses untuk tanaman dan pupuk

Megembangkan rencana strategis untuk manajemen keamanan

Meninjau efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi dareh-daerah untuk improvemen

Memberikan konseling dan pengarahan untuk meningkatkan efektivitas keamanan dalam menjaga produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga

Memastikan kontrol proses yang efektif untuk mencegah pelanggaran keamanan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 106

Pests & Diseases

Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, penerapan, pengawasan, surveillance hama dan penyakit, meliputi prosedur dan proses pengendalian surveillance. Termasuk pengawasan efektivitas pengendalian hama dan penyakit dan identifikasi solusi yang tepat

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman surveillance hama dan penyakit (H&P), prosedur dan proses pengendalian dan pencegahan

Merencanakan dan mengimplementasikan prosedur H&P dan kegiatan surveillance

Mereview efektivitas pengendalian H&Pdan membuat rekomendasai untuk improvemen improvement

Memberi saran atas solusi/ improvemen untuk proses yang terkait H&P dan membandingkan terhadap praktik terbaik.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mempelajari dan memahami protokol Hama dan Penyakit (H&P) sesuai ARM dan SOP

Mampu berpartisipasi, memfasilitasi dan menunjukan dalam kegiatan surveillance, pengendalian, dan proteksi H&P

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai protokol dan prosedur P&D untuk memungkinkan penerapan yang tepat di estate

Merencanakan dan menerapkan kegiatan surveillance, melaksanakan pengendalian yang tepat atau penekanan ketika ambang batas telah terlampaui.

Memonitor dan mereview efektivitas kegiatan surveillance, serta langkah pengendalian yang diambil untuk meamastikan keberhasilan penahanan wabah dan penyakit

Mereview pengendalian H&P untuk memastikan efektivitasnya, dan membuat rekomendasi improvemen yang sesuai bila diperlukan.

Melakukan review berkala untuk mengidentifikasi dan memulai usaha improvemen

Memberikan kepemimpinan, saran dan solusi ahli dalam masalah surveillance, pengendalian, dan pencegahan

Membandingkan protokol dan praktik terhadap praktik terbaik dalam industri, dan berkembang dengan teknologi terbaru

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 107

Manuring Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan dan kecakapan dalam bidang pemupukan organik (daerah perencanaan, metode penerapan, kuantitas, penempatan) dan pemupukan anorganik (analisis dedaunan, rekomendasi R&D, pemesanan dan penyimpanan, cuaca, pupuk dan pemakaian- manual vs mekanikal) sehingga memaksimalkan.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang proses pemupukan organik dak anorganik

Memonitor proses pemupukan dan mengidentifikasi daerah yang bisa ditingkatkan

Menyediakan pelatihan dan pedoman pada pemupukan organik dan anorganik

Menetapkan pembanding untuk pemupukan organik dan anorganik yang sejalan dengan praktik terbaik.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang pemupukan organik dan anorganik, kegiatan, proses dan persyaratan ESH

Memastikan ketersediaan dan kecocokan sumber.

Menyiapkan jadwal kagiatan pemupukan untuk disetujui

Mengkoordinasikan kegiatan dan proses pemupukan untuk memenuhi deadline

Mengawasi pelaksanaan kegiatan pemupukan

Memastikan kepatuhan terhadap persyaratan ESH dan hukum

Menyiapkan sumber daya untuk pemupukan dan mampu menjelaskan kepada pekerja mengenai standar dan prosedur pemupukan

Membantu perencanaan kegiatan pemupukan, alokasi kendaraan dan perlengkapan, dan jadwal pemeliharaan

Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan

Menginterprestasikan pengetahuan pemupukan organik dan anorganik kedalam kegiatan praktis dan mengidentifikasi daerah untuk improvemen

Memahami secara komprehensif kebutuhan sampling dan prosedur yang melibatkan analisis daun dan pupuk

Menjaga ketepatan waktu dan akurasi analisis dedaunan dan pupuk

Menjaga ketepatan waktu akan pengiriman, sampling, dan aplikasi

Mendelegasikan dan menguasakan kepada eksekutif yang cocok untuk memimpin kegiatan dan proses pemupukan

Merencanakan dan mengkoordinasikan penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan pemupukan

Mengawasi pelakasanaan kegiatan pemupukan dan kegiatan untuk memenuhi standar, biaya, dan jadwal yang berlaku.

Memastikan terpenuhinya kualitas dan kuantitas material pemupukan.

Menyelenggarakan kepatuhan terhadap persyaratan ESH

Melatih dan mendidik orang lain tentang pemupukan organik dan anorganik melalui kegiatan berbagi pengetahuan yang sering dilakukan

Tetap mengikuti best practices dalam pemupukan organik dan anorganik

Memimpin dan mengarahkan kegiatan pemupukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya

Menyediakan pedoman kegiatan dan proses pemupukan kepada tim sehingga dapat memenuhi semua standar

Memonitor dan memastikan bahwa kualitas pemupukan berstandar tinggi

Mampu mengantisipasi dan menyelesaikan isu atau masalah terkait dengan pemupukan

Mengenal persyaratan ESH dan hukum dengan baik untuk menjamin pemenuhan total

Mengantisipasi dan mengawali tindakan/ langkah-langkah untuk menjaga produksi,

Menetapkan pembanding untuk pemupukan organik dan anorganik yang sejalan dengan best practice secara global

Mengelola secara makro protokol sampling dan analisis dedaunan

Memberikan saran ahli pada peningkatan aktivitas dan proses pemupukan

Mengidentifikasi solusi terhadap masalah yang lebih komplek terkait dengan proses pemupukan

Mengevaluasi dan menilai secara berkelanjutan kinerja dan progres pemupukan untuk menjamin terpenuhinya standar kualitas, biaya, dan batas waktu yang diperlukan

Pengelolaan makro pemenuhan total persyaratan ESH dan hukum

Mereview efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk improvemen

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 108

Environment, Health & Safety Awareness Kompetensi ini menggambarkan jangkauan seseorang dalam mengetahui, memahami, mematuhi dan mengimplementasikan hukum dan perundang-undangan kesehatan dan keselamatan, dan standar kerja lainnya untuk menegakkan , mempromosikan, dan menjaga lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman atas prosedur kesehatan dan keselamatan

Meneliti dan mengkomunikasikan kebutuhan kesehatan dan keselamatan umum

Mengarahkan mengenai kesadaran akan kesehatan dan keselamatan dan penerapan prosedur dan praktik keamanan di seluruh lingkup departement

Memastikan kepatuhan pada ketentuan legal yang ada untuk mengurangi rate kecelakaan di seluruh lingkup organisasi

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mengatur dengan teliti ruan kerja/ lingkungan kerja personal yang ditugaskan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan atau insiden berbahaya lainnya.

Mematuhi petunjuk prosedur rinci secara konsisten untuk melaksanakan kegiatan kerja dengan aman

Dengan cepat melaporkan bahaya di tempat kerja atau di lapangan yang mudah diamati.

Menyampaikan kepada orang lain mengenai informasi keamanan dan kesehatan dasar

Memadukan langkah-langkah pencegahan kecelakaan dalam segala bentuk kegiatan.

Memperkuat panduan keselamatan dengan mencontohkan penggunaan best safety practice dalam melaksanakan pekerjaan

Mempromosikan pencegahan cedera dengan pengawasan proses kerja berkelanjutan

Menghadiri pelatihan keselamatan secara teratur bila bekerja pada lingkungan berbahaya.

Mendesain secara efektif dan efisien program, kebijakan, atau prosedur keselamatan yang digunakan di berbagai lokasi untuk meminimalkan dan mencegah kecelakaan.

Menganalisis dan mengevaluasi secara sistematik bahaya kerja di operasi departemen

Mengembangkan metode untuk mendorong perhatian bekelanjutan terhadap praktik keselamatan oleh unit atau tim kerja.

Mengevaluasi secara sistematis efektivitas praktik kesehatan dan keselamatan dalam organisasi-wide menggunakan berbagai analisis seperti, suvey keselamatan yang komprehensif setelah program berjalan minimal dua tahun, membandinngkan laporan, dan audit fiansial.

Mereview data insiden cedera secara sistematis untuk seluruh kegiatan operasi organisasi dan pengubahan langsung program pencegahan cedera.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 109

2.1.4 . Upstream – Mill Competencies

Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada jangkauan seseorang membawa tanggungjawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan dan mengelola sumber daya keuangan untuk melengkapi kegiatan operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi-wide.

P1 P2 P3 P4

Mampu membukukan pengeluaran rutin dan sesuai dengan persetujuan yang diberikan

Melacak pengeluaran tim dan pembiayaan proyek

Mampu untuk merencanakan, mengembangkan, dan mengelola anggaran dan sumber daya untuk operasi unit/ departemen

Mampu merencanakan, mengembangkan dan mengelola anggaran dan sumber daya untuk berbagai departemen/ operasi bisnis. Mengembangkan kerangka dan kendali rencana yang sesuai.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mengusahakan secara konsisten persetujuan di awal untuk segala dan seluruh pengeluaran

Melaporkan secara formal segala pengeluaran yang timbul

Menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak pengeluaran keuangan.

Menjaga catatan mendetail untuk melacak pengeluaran dan penerimaan dan mahir menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak atau melaporkan biaya kerja

Mengikuti panduan pembelian dan pengadaan

Menunjukkan pemahaman mengenai proses anggaran

Membicarakan alokasi anggaran dengan staff

Menjelaskan atau menjustifikasi permintaan anggaran

Patuh secara sistematis dengan kontrol administrative atas dana, kontrak, dan pengadaan

Memonitor dan memverifikasi efektivitas biaya berkelanjutan.

Memonitor pengeluaran dan sumber daya untuk memastikan perbelanjaan masih didalam jatah, dan melakukan perubahan bila diperlukan

Menganalisis laporan fiskal/ anggaran

Memberikan alasan pada manajemen untuk perubahan jatah anggaran yang pantas atau sesuai arahan

Menerapkan strategi perencanaan finansial untuk mengembangkan anggaran

Mengalokasikan ulang sumber daya dan menentukan ulang prioritas sebagai respon kejadian dan/ atau permintaan tak terduga

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 110

Mills Process Operations Management Kompetensi ini berfokus ada menunjukkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan dalam pengelolaan Proses Operasi Mill termasuk reception station, fruit handling station, sterilization station, threshing station, pressing station, depericarping station. Kernel recovery station dan clarification station.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses dan teknik operasi mill

Mengeksekusi dan mengawasi proses yang terkait dengan operasi mill

Memonitor dan mengelola pelaksanaan proses/ kegiatan untuk menjamin terpenuhinya standar

Memberikan arahan pada proses operasi, mendefinisikan standard an merekomendasikan inisiatif improvemen

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Kemampuan dalam menunjukkan, menjelaskanntujuan dan parameter kontrol yang terkait dengan proses-proses berikut:

i. Penimbangan FFB. ii. Kerja manajemen

penerimaan FFB. iii. FFB grading works iv. Pengangkatan,

penuangan, dan pengaturan cages buah/ cages USB untuk penyimpanan

v. Kerja sterilisasi vi. Kerja pengepresan vii. klarifikasi, viii. Recoveri dan

pengkondisian kacang ix. Recoveri dan

pengkondisian kernel x. Pengolahan air mentah xi. Pengolahan air boiler xii. Operasi boiler xiii. Power generation plant xiv. Pengolahan air limbah

Kemampuan menjelaskan, menunjukkan dan mengelola hal-hal berikut:

i. Pelatihan kegiatan operasional. - pengelasan - permesinan - fittings - fabrikasi - perawatan dasar

ii. Kegiatan operasional

laboratorium - Pengambilan

sampel - pengetesan - analisis

Kemampuan menjelaskan proses dari: i. OHSAS ii. RSPO iii. Persyaratan ijin DOE iv. Persyaratan ijin DOSH

Mengecek dan memelihara penerimaan dan grading FFB sesuai standar

Menjalankan kegiatan fruit handling station dan mengawasinya

Menjalankan dan mengawasi proses perontokan, sterilisasi, dan pengelupasan sesuai dengan standar

Mengecek dan memastikan semua proses stasiun pengepresan dilakukan secara efisien

Memastikan efisiensi recoveri kernel dengan meminimalkan kerusakan

Melaksanakan recoveri minyak termasuk pemurnian dan pengeringan vakum CPO

Memonitor dan mengelola aktivitas penerimaan dan grading FFB

Mengelola penanganan, sterilisasi dan perontokan buah untuk menjamin terpenuhinya standar

Mengelola proses stasiun pengepresan

Memastikan kehilangan kernel minimum dalam cyclone fiber dan terbawanya serat pada kernel.

Memberikan panduan pada bawahan dalam menjalankan proses stasiun Kernel

Mengelola semua proses dalam stasiun klarifikasi untuk memenuhi semua standar

Memberikan penjelasan dalam menentukan grade FFB sesuai standar

Merekomendasikan dan memulai insiatif improvemen untuk meningkatkan kegiatan penanganan, sterilisasi dan perontokan buah

Memastikan efisiensi proses sehingga mencapai rekoveri kernel dan minyak yang efisien

Mendefinisikan criteria dan standar untuk proses pengepresan produk akhir

Menentukan target jumlah minimum kehilangan kernel pada cyclone fiber dan serat yang terbawa dalam kacang

Menentukan standar untuk kondisi kernel setelah melalui stasiun recoveri Kernel Station.

Peningkatan strategi untuk meningkatkan kualitas CPO

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 111

Process Control & Improvement

Kompetensi ini mengacu pada kemampuan merencanakan, mengelola dan mengarahkan kegiatan proses untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi. Pengetahuan, kecakapan dan kemampuan termasuk keteknikan proses dan industri, peningkatan proses dan validasi perubahan yang relevan.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman kontrol dan improvemen proses, termasuk peralatan dan teknik

Mampu menerapkan pengetahuan dan pemahaman manajemen proses untuk merencanakan dan mengembangkan proses manufaktur. Merancang ulang proses manufaktur untuk improvemen. Mengembangkan dan menerapkan rencana improvemen

Mereview dan mengevaluasi metode dan proses manufaktur. Mengarahkan pembelajaran prses, pembelajaran dampak biaya dan mengidentifikasi daerah-daerah potensial untuk improvemen.

Menganalisis dan mengidentifikasi daerah untuk pembelajaran di masa datang. Membandingkan proses internal untuk improvemen rencana dan strategi agar kompetitif

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mempelajari dan memahami pembelajaran proses untuk mengidentifikasi daerah-daerah untuk improvemen proses. Membutuhkan panduan dalam pengumpulan data, analisis data dan study commissioning pada aliran proses saat ini, line layout dll.

Melakukan pembelajaran pembiayaan sederhana dengan penerapan umum peralatan statistik untuk analisis

Mengumpulkan data pada penerapan perubahan proses dan melakukan pembelajaran sederhana dan analisis penghematan biaya.

Menunjukkan pengetahuan proses dan industrial secara detil. Menerapkan peralatan manajemen proses – pemakaian teknologi proses baru, desain lincah/ diam, desain layout perlengkapan, aliran material dan barang-barang kerja- untuk mencapai efisiensi maksimum proses.

Merencanakan, mengembangkan dan memantapkan metode/ proses manufaktur.

Merancang ulang proses manufaktur. Mengembangkan dan menerapkan rencana improvemen.

Melakukan pengujian paska produksi/ analisis/ improvemen, analisis pembelajaran biaya dan penghematan dan merekomendasikan penyempurnaan jika diperlukan.

Mereview dan mengevaluasi efektivitas metode manufaktur.

Mendorong dan mengarahkan usaha pembelajaran proses pada daerah yang berpotensi improvemen.

Mengarahkan pembelajaran dampak biaya, mendorong proses alternative dengan biaya efektif.

Mengelola resiko perubahan proses dan menyiapkan CAPEX untuk sumber daya yang dibutuhkan.

Menentukan kerangka waktu untuk penerapan perubahan proses. Penyempurnaan penerapan dan saran pada rencana improvemen.

Memvisikan daerah pembelajaran di masa dating melalui pemahaman dan analisis mendalam mengenai lingkungan operasi internal, pasar eksternal & kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah untuk membangun kompetitas organisasi.

Berhadap-hadapan dengan partner industri untuk membandingkan rencana dan strategi improvemen proses organisasi untuk memastikan kompetitas dalam industri.

Membangkitkan wawasan manajemen perubahan proses dan menyesuaikan dengan kemampuan organisasi. Memprakarsai dan mengilhami organisasi dengan usaha manajemen perubahan.

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 112

Mills Waste Management Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan dalam pengelolaan proses pengelolaan effluen.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses manajemen limbah

Menkoordinasikan kegiatan pengolahan effluen

Mereview proses pengolahan effluent dan menerapkan tindakan korektif

Mengidentifikasi peluang improvemen untuk manajemen limbah yang efisien

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Mempelajari dan memahami proses pengelolaan limbah termasuk teknik dan kegiatan pengolahan terkait

Mampu melakukan pengolahan limbah cair untuk mengurangi kandungan polutan buangan ke tingkat yang ditetapkan Kementerian Lingkungan

Membantu menyediakan bio-solid dari hasil proses pengolahan limbah untuk digunakan sebagai pupuk di kebun

Mendampingi pengolahan buangan akhir untuk air proses/ kebersihan pada Mill

Mengkoordinasikan semua kegiatan pengolahan effluent, termasuk ekstraksi bio-solid dari pengolahan limbah dan pengolahan buangan akhir untuk air pembersih.

Mereview semua alur kerja yang terlibat

Menerapkan tindakan korektif ketika diperlukan

Memastikan kepatuhan terhadap panduan atau aturan Kementerian Lingkungan

Mengidentifikasi daerah improvemen untuk memperbaiki proses pengolahan effluen

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 113

Mill/ Factory/ Plant Management Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian operasi mill/ pabrik/ plant yang termasuk pemrosesan dan pengiriman keluaran berkualitas dengan manajemen sumber daya yang efektif, infrastruktur mill atau pabrik, pemeliharaan dan perawatan permesinan mill, bagian mekanikal dan elektrikal untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses operasional mill/ pabrik/ plant.

Menjalankan dan mengawasi kegiatan manajemen mill/ pabrik/ plant untuk menjamin kelancaran operasi

Mengelola kegiatan manajemen, mengembangkan dan memperkenalkan intervensi yang sesuai dalam manajemen harian mill/ pabrik/ plant untuk meningkatkan kinerja

Memimpin dan menyediakan arahan strategis pada manajemen mill/ pabrik/ plant untuk pencapaian tujuan bisnis

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Menunjukkan pemahaman operasi mill/ pabrik/ plant

Mengidentifikasi parameter operasi, gangguan proses, penanganan darurat, cepat tanggap, dan mampu mengambil tindakan pembenahan untuk kelanjutan operasi.

Memahami kegiatan pra-commissioning dan menunjukkan kemampuan untuk menjalankan dan mengelola mill/ pabrik/ plant baru dengan aman.

Menyadari dan mampu memenuhi formalitas bea cukai dan Kesehatan dan Keselamatan yang terkait dengan penerimaan, penyimpanan dan pengiriman bahan kimia dan produk akhir untuk menjamin kepatuhan terhadap langkah-langkah keamanan yang memadai.

Menunjukkan pengetahuan mendalam proses pada mill/ pabrik/ plant termasuk prosedur operasi standar untuk infrastruktur, mesin, dan perlengkapan Memelihara catatan kinerja mill/ pabrik/ plant dan patuh terhadap aturan pelaporan internal.

Merencanakan dan melaksanakan kegiatan manajemen mill/ pabrik untuk menjamin kecukupan dan kualitas output.

Menjalankan inspeksi rutin dan kegiatan pemeliharaan demi efisiensi operasi sesuai panduan SOP

Melakukan pemeriksaan berkala terhadap kinerja dan daya tahan mesin, perlengkapan, dan infrastruktur mill/ pabrik untuk menjamin keoptimalan fungsinya.

Mematuhi kebijakan dan prosedur HSE untuk penanganan bahan kimia dan penyimpanan produk

Menganalisis, menggambarkan, dan menjustifikasi data operasi dalam format yang sesuai untuk intervensi manajemen.

Mengawasi personel keamanan dan penegakan prosedur keamanan dan langkah-langkah melindungi kepentingan perusahaan.

Mengembangkan proses operaasional mill/ pabrik dan menjaga criteria untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia

Mereview dan merekomendasikan improvemen dan intervensi untuk operasi dan output dari mill/ pabrik yang efektif.

Mengawali tindakan proaktif dalam mengantisipasi dan mengelola isu seperti OER, FFA, permintaan dan penawaran produksi lapangan

Memastikan kepatuhan terhadap pedoman, kebijakan, dan prosedur HSE untuk meningkatkan praktik HSE demi masa depan yang sustainable..

Mereview laju pemanfaatan dan merekomendasikan intervensi yang sesuai untuk mendukung operasi mill/ pabrik untuk masa depan yang sustainable.

Mereview dan mengelola rencana, sumber daya, prosedur, dan langkah-langkah keamanan. Mengidentifikasi perbaikan langkah-.

Memimpindan mengarahkan kegiatan operasi dan manajemen mill/ pabrik untuk mencapai efisiensi, produktivitas, dan profit yang lebih tinggi.

Memberi saran cara penurunan biaya dan peningkatan kualitas, proses, pemeliharaan dan perawatan berdasarkan pembandingan best practices dan kemajuan teknologi.

Merumuskan strategi pencapaian hasil yang lebih tinggi dari mill/ parik dengan biaya sesuai anggaran.

Memberi saran untuk kesesuaian dan ketahanan mesin, perlengkapan, dan infrastruktur mill/ pabrik untuk masa depan yang sustainable.

Memberi saran pada perubahan lingkungan dan praktik kesehatan dan keselamatan dalam industri untuk masa depan yang sustainable.

Memvisikan kemajuan dan pertumbuhan potensial mill/ pabrik yang bersangkutan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 114

Implementation & Enforcement of ESH Practices Kompetensi ini berfokus pada kemampuan menerapkan dan menegakkan persyaratan praktik standar ESH. Termasuk analisis dan resolusi celah ESH, penerapan pada level operasional, penegakan praktik ESH dan inisiatif improvemen.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pemahaman dan kemampuan menjalankan analisis dan resolusi celah ESH

Kemampuan untuk memantau penerapan praktik standar ESH, termasuk analisis dan resolusi celah ESH.

Mampu mereview efektivitas penerapan; merencanakan dan mengembaangkan kerangkapenegakan

Menyediakan arahan strategis untk penerapan dan penegakan praktik ESH terhadap seluruh lingkup organisasi

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Menunjukkan pemahaman dan kemampuan untuk malakukan analisis dan penyelesaian celah ESH dibawah bimbingan

Menyediakan bantuan dalam penerapan dan penegakan standar practice ESH pada operasi bisnis

Mampu mengawasi penerapan standar praktik ESH pada tingkat operasi bisnis secara efektif

Merencanakan, melakukan dan mengevaluasi analisis dan resolusi celah ESH

Menerapkan rencana dan inisiatif penegakan praktik ESH pada level operasional

Mereview dan memvalidasi analisis dan resolusi celah ESH

Mengawasi efektivitas penerapan standar practice ESH secara berkelanjutan pada level operasional bisnis

Merencanakan dan mengembangkan kerangka penegakan untuk suksesnya penerapan praktik ES yang sejalan denga arah strategis

Merumuskan strategi penerapan dan penegakan praktik ESH, termasuk menempatkan kerangka rencana strategis untuk mengoperasionalkan praktik ESH dalam seluruh lingkup organisasi

Menyediakan arahan menyeluruh analisis dan resolusi celah ESH

Mendorong inisiatif peningkatan praktik ESH pada berbagai operasi bisnis

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 115

2.1.6 Security Support Competencies

Security Support Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk melaksanakan proses dan kegiatan mendukung infrastruktur teknologi keamanan, kebijakan, proaktif melindungi proses dan prosedur, memonitor, menginvestigasi dan menyelesaikan ancaman untuk menjaga lingkungan user dan asset perusahaan yang aman.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pemahaman persyaratan dan prosedur keamanan

Menjalankan tindakan untuk menyelesaikan

ancaman tekologi/ keamanan

Memantau teknologi

keamanan dan memberikan pelatihan

pada prosedur dan kebutuhan terkait

Memantau kepatuhan dan

merekomendasikan peningkatan persyaratan

dan perlindungan keamanan

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

• Menunjukkan

pemahaman mendasar kebutuhan dan prosedur operasional keamanan untuk menjamin integritas dan perlindungan fisik jaringan, dan akses berwenang ke jaringan dan aplikasi

• Menjalankan kegiatan untuk mengatasi ancaman sesuai degan kebijakan dan prosedur serta dibawah pengawasan

• Menjalankan

tindakan untuk mengatasi masalah secara mandiri

• Memonitor

lingkungan keamanan dan menginvestigasi ancaman dalam menyediakan dukungan keamanan

• Memberikan pelatihan bagi tim untuk persyaratan dan prosedur operasional keamanan untuk menjamin integritas jaringan, perlindungan fisik, dan akses berwenang terhadap jaringan dan aplikasi

• Memonitor dan

menjalankan kepatuhan terhadap panduan keamanan prosedur dan proses

• Merekomendasikan kebutuhan keamanan dan peningkatan prosedur operasional untuk menjamin integritas jaringan, perlindungan fisik, dan akses berwenang terhadap jaringan dan aplikasi

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 116

Security Management Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman, dan pelaksanaan tindakan manajemen keamanan untuk menjaga produksi estate, material dan asset produk terhadap pelanggaran keamanan. Termasuk penerapan langkah-langkah pengamanan, tindakan dan prosedur, dan juga antisipasi kemungkinan ancaman dan memulai tindakan dan kontrol yang tepat.

P1 P2 P3 P4

Menunjukkan pengetahuan

dan pemahaman manjemen kemanan estate. Mampu

melaksanakan tindakan

manajemen keamanan dibawah pengawasan.

Menerapkan prosedur

keamanan dan memantau pelaksanaan tindakan

pengamanan untuk menjaga

produksi, material produk dan aset.

Mereview dan mengawasi

penerapan langkah-

langkah, tindakan, dan

prosedur pengamanan.

Mengantisipasi dan memulai tindakan untuk

menjaga produksi, material

produk dan asset terhadap pelanggaran keamanan

Membangun rencana strategis dan mereview

efektifitas praktik

manajemen keamanan saat ini. Mengidentifikasi area

untuk improvemen dan

menyediakan saran dan arahan untuk menjaga

terhadap pelanggaran

keamanan.

Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:

Menunjukkan

pengetahuan dan

pemahaman manajemen

kemanan.

Mempelajari dan

memahami prosedur

keamanan standar

Mampu menerapkan dan

memenuhi semua

prosedur keamanan

Melaksanakan semua

kegiatan pengamanan

dibawah pengawasan

Mengidentifikasi area

perhatian/ berpotensi

terjadi pelanggaran

keamanan untuk

perbaikan segera

Menginspeksi dan

melakukan penilaian

pada sistem keamanan

estate dan memastikan

hal itu telah sesuai

dengan standar

keamanan

Menyiapkan laporan

inspeksi dan menyorot

isu keamanan dengan

memberikan

rekomendasi yang tepat.

Merencanakan

rekruitmen dan training

anggota keamanan

untuk menjamin

ketersediaan sumber

daya

Mereview dan

menyelenggarakan

prosedur keamanan

Mengawasi penerapan

langkah-langkah

keamanan dan

pelaksanaan tindakan

pengamanan

Menguji keefektifan

manajemen keamanan

Mengantisipasi dan

memulai tindakan/

langkah-langkah

mengamankan

produksi, material

produk dan asset

terhadap pelanggaran

keamanan misalnya

pencurian barang-

barang berharga

Mengajukan

pengamanan yang

relevan terkait dengan

pengendalian proses

untuk tanaman dan

pupuk

Menyiapkan laporan

audit dan

merekomendasikan

langkah-langkah

pengendalian keamanan

yang berkredibilitas

Mengembangkan

rencana strategis untuk

manajemen keamanan

Mereview keefektifan

sistem menajemen saat

ini dan mengidentifikasi

area yang bisa

dikembangkan

Menyediakan konseling

dan pengarahan untuk

meningkatkan

keefektifan keamanan

untuk mengamankan

produksi, material

produksi, dan asset

terhadap pelanggaran

keamanan semisal

pencurian barang-

barang berharga

Menggalakkan kontrol

proses efektif untuk

mencegah pelanggaran

keamanan

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 117

SENIOR

GENERAL

MANAGER

GENERAL

MANAGER

SENIOR

MANAGERMANAGER

SENIOR

ASSISTANTASSISTANT ASSISTANT

B C D E F G H

1 Leading Through Vision P4 P4

2 Business Acumen P4 P4 P3 P3

3 Managing Diversity P4 P4 P3 P3

4 Leveraging Talent P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1

5 Emotional Intell igence P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1

6 Driving Change & Performance P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1

7 Sustainable Orientation P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1

7 7 6 6 4 4 4

1 Mills Process Operations Management P3 P2 P1

2 Process Control & Improvement P2 P1

3 Mills Waste Management P2 P1

4 Mill/Factory/Plant Management P4 P3 P2 P1

5 Implementation & Enforcement of ESH Practices P3 P2 P1 P1

Note: Insert more rows or columns if necessary

Management Behaviour Competencies

1 Accountability (Dependability) P1

2 Adaptability (Flexibil ity)

3 Analytical Thinking P4 P3 P1

4 Attention to Details (Quality Orientation)

5 Business Development

6 Communications

7 Conflict Management

8 Customer Focus

9 Decision Making & Problem Solving P3 P3 P2 P1 P1

10 Developing & Empowering People

11 Financial Resource Management P4 P3 P2 P1 P1

12 Health & Safety Awareness

13 Industry Knowledge & Application

14 Leveraging Technology

15 Managing Change

16 Negotiation & Influence

17 Project Management

18 Relationship Management & Network

19 Service Orientation

20 Stakeholder Management

21 Strategic Orientation & Visioning

22 Teamwork & Team Building

3 4 4 6 6 6

Identify Competencies for future development / secondary competencies

1 Conflict Management P2 P2 P1 P1

2 Business Development P4 P3 P2 P1

3 Decision Making & Problem Solving P4 P3 P3 P2 P2 P1

4 Developing & Empowering People P3 P2 P1

5 Negotiation & Influence P3 P2

6 Project Management P1 P1

7 Attention to Detail (Quality Orientation) P3 P3 P3 P2 P1

8 Communication P3 P3 P2 P1

9 Strategic Orientation & Visioning P4 P2 P2 P1

10 Teamwork & Team Building P4 P3 P2 P2 P1

POD - MILL

Leadership Competencies

Competencies for development Required Proficiency Level

COMPETENCIES DIRECTORY - MILL

Total Leadership Competencies

Required Proficiency Level

Total Job Competencies (Division Spesific Competencies + Management

Behaviour Competencies)

COMPETENCIES

Common Job / Division Specific Competencies

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 118

HPO

SENIOR

GENERAL

MANAGER

GENERAL

MANAGER

SENIOR

MANAGERMANAGER

SENIOR

ASSISTANTASSISTANT ASSISTANT

A B C D E F G H

1 Leading Through Vision P4 P4 P4

2 Business Acumen P4 P4 P4 P3 P3

3 Managing Diversity P4 P4 P4 P3 P3

4 Leveraging Talent P4 P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1

5 Emotional Intell igence P4 P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1

6 Driving Change & Performance P4 P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1

7 Sustainable Orientation P4 P4 P4 P3 P3 P2 P1 P1

7 7 7 6 6 4 4 4

1 Estate Management P4 P4 P4 P3 P3

2a Replanting & New Planting (including Nursery P3 P2 P1

2bIf OU does not have replanting/new planting, it will be

replaced with security competency (Security Competency)P3 P2 P1

3 Harvesting P3 P2 P1

4 Field Maintenenace & Upkeep P3 P2 P1

5 Pest & Diseases P3 P2 P1

6 Manuring P3 P2 P1

Note: Insert more rows or columns if necessary

Management Behaviour Competencies

1 Accountability (Dependability)

2 Adaptability (Flexibil ity)

3 Analytical Thinking

4 Attention to Details (Quality Orientation) P2

5 Business Development

6 Communications

7 Conflict Management P3 P2

8 Customer Focus

9 Decision Making & Problem Solving P4 P3 P3

10 Developing & Empowering People

11 Financial Resource Management P4 P3 P3 P3 P2 P1

12 Health & Safety Awareness

13 Industry Knowledge & Application P4 P3

14 Leveraging Technology

15 Managing Change

16 Negotiation & Influence

17 Project Management

18 Relationship Management & Network P2

19 Service Orientation

20 Stakeholder Management

21 Strategic Orientation & Visioning

22 Teamwork & Team Building

3 3 3 4 4 6 6 6

Identify Competencies for future development / secondary competencies

1

2

3

4

5

Required Proficiency Level

POD - ESTATE

COMPETENCIES DIRECTORY

Common Job / Division Specific Competencies Required Proficiency Level

Total Job Competencies (Division Spesific Competencies +

Management Behaviour Competencies)

Competencies for development Required Proficiency Level

COMPETENCIES

Leadership Competencies

Total Leadership Competencies

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 119

Dokumentasi kegiatan

Pelaksanaan FGD di Fakultas Pertanian Unlam Banjarbaru

Diskusi bersama COO Agronomi PT. Hasnur Citra Terpadu (DR. C Paranthaman)

Bersama GM PT Pola Kahuripan Inti sawit di Jorong

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 120

Bersama koordinator survei dari Disbun Diskusi dengan GM PT. Agro Bukit Di PT Chandi Artha Kintap Kab tanah Bumbu

Bersama Direktur Kebun dan Direktur Pabrik PTPN XIII Pleihari

Tanaman kelapa sawit di lahan basah dan lahan kering marginal Milik PT. Hasnur Citra teradu

Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM Page 121

Tim Peneliti bersama HRD Minamas Pusat (Bpk Farid) di Jakarta

Tim Peneliti bersama manajer PT Surya langgeng Sejahtera

Diskusi bersama Manajer Kebun dan manajer pabrik PT. Kahuripan Inti sawit

Peserta Workshop HRD Perusahaan kelapa sawit, Pimpinan Fak. Pertanian dan dosen , Ketua GAPKI Kal-Sel, dan mahasiswa kertua himpunan)