18
  P E M E T A A N  D I G I T A L P E M E T A A N  D I G I T A L Agoes S Soedomo Agoes S Soedomo ©Copyright 2011 ©Copyright 2011 

Pemetaan Digital

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sad

Citation preview

  • PEMETAAN DIGITALAgoes S SoedomoCopyright 2011

  • Latar belakang Perbedaan kinerja dengan cara konvensional Cara konvensional : Pengumpulan data Pengolahan data Penyajian data Pengolahan dan penyajian data, sepenuhnya tergantung dari data yang ada. Umpan-balik dari kedua proses tersebut, hanya bila terjadi kekurangan data Pengumpul data (surveyor), diharuskan mengetahui seluruh proses dengan baik Cara digital (modern) : Pengumpulan data Pengolahan data Penyajian data Pengolahan data, merupakan pusat kinerja, karena sepenuhnya dinyatakan dalam bentuk perangkat lunak (software) yang bersifat kaku. Seluruh proses, dilakukan dengan cara digital, sehingga pendataan harus dalam sistem yang sama Pengumpul data (surveyor), harus mengikuti pola kerja yang telah disusun dalam perangkat lunak

  • Kilas balik sistem pendataandata mentah (raw data)datapengolahan data

  • Teknik Pendataan dengan ETS Secara umum, penggunaan ETS, menerapkan pengukuran titik di ruang (3D) (kalau pada cara konvensional, terbagi atas posisi horizontal & vertikal) Metoda pengukuran yang diterapkan adalah metoda polar 3D Pembacaan data, telah sangat dimudahkan, dengan teknologi digital Pembacaan rambu (BT) pada cara konvensional, digantikan dengan tinggi pole pada ETSTampak atasTampak sampingTrigonometrikPolarPemetaan dengan ETS

  • Pendataan pada ETSData yang akan ditunjukkan dan dicatat pada ETS, tergantung pada setting dalam penggunaan. Bermacam kemungkinan setting data, karena pengolahan dilakukan otomatis.Variasi data pada ETS1. Untuk titik bebasIni berlaku pula untuk pengukuran titik-titik dengan koordinat lokal, atau titik pengamatan, berkoordinat (0,0,0) dan azimuth awal arah sembarang No : 1 (no titik otomatis)H : 273o 18 37 V : 74o 43 07D : 63.428 m No : 1 (no titik otomatis)H : 273o 18 37 : 18.267 m : 61.185 m T A : 1.55 mPole : 1,00 mNo : 1 (no titik otomatis)DX : 00.000 mDY : 61.185 mDZ : 18.267 mNo : 1 (no titik otomatis)X : 00.000 mY : 61.185 mZ : 18.267 mAzimuth ke titik 1 = 00o 00 00 Data acuan 1 2 3 4

  • Ilustrasi :Tampak atasAkibat setting koordinat lokal

  • 2. Untuk titik berkaitan Pertama, dimasukkan (input) data titik pengamat berupa : koordinat titik, tinggi alat, tinggi pole dan tipe prisma. Sebelum melakukan pengukuran, dimasukkan data titik acuan lain, yang dinyatakan sebagai back-sight, berupa koordinat atau azimuth BSSetting Data awal :Titik tempat pengukuranKoordinat titik pengukuranPenunjukkan titik acuan (BackSight) Koordinat titik acuan (*)

    BS : H : 311o 10 00 V : 92o 02 23D : 27.455 mFS : H : 148o 25 53 V : 89o 05 41D : 65.013 mBidik Target (Fore-Sight)Data mentahMisal :Titik pengukuran : (100,100,+50)Azimuth BS = 80o 00 00 TA = 1,55 m ; pole = 1,00 mMaka :No : 10 (no titik otomatis)X : 35.517 mY : 108.220 mZ : 51.577 m

  • Ilustrasi :Tampak atasAkibat setting koordinat

  • Pengertian Dasar Kerangka Dasar & titik detail Pengukuran :Pengukuran kerangka dasar, sebaiknya dibedakan dengan pengukuran kerangka dasar, mengingat ketelitian yang tidak setingkat.(ketelitian kerangka dasar, lebih tinggi dibandingkan dengan titik detail) Apabila dilakukan bersamaan, bedakan nomor titik untuk kerangka dasar, agar data tersebut dapat dipisahkan dari data titik detail

  • Untuk daerah luas : Sebaiknya jaring kerangka terdiri dari beberapa rangkaian titik tertutup (kring = loop). Untuk menyamakan ketelitian titik kerangka, terapkan hitung perataan (adjustment) sebelum memastikan koordinat titik detail (untuk mengurangi/memperkecil kemungkinan kesalahan) Perlu diperhatikan batasan bidang datar, untuk daerah yang luas, mengingat muka bumi bukan bidang datar . Setiap hasil ukuran, hasil memperhitungkan reduksi kelengkungan bumi. (ingat pula, sistem proyeksi peta) Titik jaring kerangka yang diukur, dengan menggunakan GPS, sebaiknya pada bagian daerah tertentu, diukur 2 titik (sepasang). Dengan pasangan tersebut, azimuth seluruh jaring, dapat terkontrol (sebaiknya pada sistem yang sama)

  • G P S Kinerja umum GPS :NavigasiJaring KerangkaTitik tunggalTitik banyak (jaring) pengolahan pada model 1, merupakan modul yang bersatu dengan receiver pengolahan pada model 2, merupakan software tersendiri

  • IlustrasiSangat dianjurkan :

    Data titik detail (dari ETS), sebaiknya dalam bentuk data mentah, yaitu : sudut dari BS, jarak datar & beda tinggi (azimuth hitungan, merupakan hasil hitungan kerangka) Plotting, dilakukan setelah terhitungnya koordinat definitiv setiap titik Titik GPS, berfungsi sebagai : 1. Kontrol koordinat 2. Kontrol Azimuth Memerlukan cara perataan (adjustment) jaring yang berbeda dengan perataan jaring tunggal. Perhatikan : 1. tingkat ketelitian titik yang berbeda : ketelitian titik kerangka, harus lebih tinggi dibandingkan titik detail 2. titik yang setingkat, harus memiliki tingkat ketelitian yang sama

  • Penggambaran peta digital 1. Pengertian dasar Datavektor : Data mathematis, yang dinyatakan dalam bentuk arah dan jarak, baik 2D ataupun 3D Input - Output data : perlu diperhatikan bentuk data sebagai input, proses mathematis data, hasil proses 1titik awal penggambarantitik targetl garis lurus

  • 2. Dasar Penggambaran CAD Bentuk obyek : Pada CAD, obyek yang digambarkan, mempunyai syarat harus mathematis. Bentuk yang disediakan pada CAD, adalah obyek geometrik, baik 2D ataupun 3D Dunia pemetaan saat ini, sudah mengharuskan peta digital, sebagai hasil akhir pemetaan. Berarti, penggambaran peta dalam bentuk digital, sudah menjadi syarat mutlak. Sumber & bentuk data : 1. Bentuk data analog, berupa hardcopy : a. data numerik, hasil ukuran manual, pada buku ukur (posisi relativ & absolut) b. data gambar, berupa peta, berupa lembar-lembar peta 2. Data digital (dari ETS), dalam model : a. posisi relativ (a,d) b. posisi absolut (X,Y,Z) Bentuk Geometrik :

    Titik 1D : garis lurus, garis lengkung (busur=arc) & garis sembarang 2D : bidang ; seperti 4 persegi-panjang, trapesium, lingkaran, segi banyak, dsb 3D : benda ; seperti bola, balok, silinder, kerucut

  • Data analog : tulisan petaOUT-PUT : tabel tulisan GrafikData digital : tabel data vektor imageComputation Program Plotting Program Format Conversion Digitizing OUT-PUT : peta digital

  • Contoh penggambaran pada ACAD1. Posisi Relativ2. Posisi Absoluta. Polar (40o,46.5m)Bentuk obyek, adalah garis lurusb. Beda koordinat (29.890,35.621m)Command : lineStart point : x , yto point : @40d> 46.5to point : enterCommand : lineStart point : x , yto point : @29.89 , 35.621to point : enterCommand : lineStart point : x , yto point : x2 , y2to point : enterx , yx2 , y2Hasil akhir : sama Perhatikan : 1. Perbedaan data masukan 2. Cara penulisan data

  • Data ETSKinerja pemetaan ModernDownload ke komputerHitungan koordinatKoordinat titikPlotting Titik tunggal Titik berhubungan Editing Contouring Digital Terrain ModelPlotting DTM Contouring Peta Digital

  • P e n u t u p Bentuk data : Setting data untuk pengukuran, akan mempengaruhi pengolahan data. Oleh karena itu, dalam pemetaan modern, harus direncanakan secara seksama agar setiap bagian berdasarkan standard yang sama, Perbedaan hasil akhir yang direncanakan, akan mempengaruhi cara pendataan. Modernisasi pemetaan, mengakibatkan perlunya pelaksana dengan keahlian yang berbeda untuk melaksanakan seluruh proses dengan baik. Perkembangan teknologi, memerlukan pemutakhiran operator. Modernisasi peralatan, akan banyak memudahkan operasi suatu proses dengan resiko berkurangnya tuntutan ilmu operator. Operator komputer dalam segala bidang, semakin diperlukan dalam pekerjaan sehari-hari. Masalah serupa, sudah menjadi tuntutan dalam bidang pemetaan.