Pemfis Neurologi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    1/42

    PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

    Pemeriksaan fisik neurologi merupakan pemeriksaan yang memerlukan ketelitian

    dan sistimatik sehingga dapat menentukan diagnosis klinis dan topik, dari

    kemungkinan diagnosis ini maka perencanaan pemeriksaan penunjang dapat

    dilaksanakan secara rasional dan objektif.1

    Pemeriksaan fisik neurologi mencakup hal-hal sebagai berikut : 1,2,3

    • Pemeriksaan mental status: level of alertness, respon sikap pasien,

    orientasi waktu dan tempat.

    • Pemeriksaan saraf kranial: pemeriksaan isual, refleks cahaya pada pupil,

    gerakan bola mata, pendengaran, kekuatan otot-otot wajah.

    • Pemeriksaan sistem motorik: kekuatan otot, gaya berjalan, fungsi

    koordinasi.

    • Pemeriksaan sistem sensorik: sensasi raba, suhu, dan nyeri.

    • Pemeriksaan refleks fisiologis: tendon bisep dan trisep, tendon patella, dan

    tendon achilles.

    Pada makalah ini akan dibahas pemeriksaan tingkat kesadaran, tanda rangsangan

    meningeal, saraf kranial dan fungsi motorik.

    PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN

    !esadaran adalah produk neurofisiologik dimana seorang indiidu mampu

     berorientasi secara wajar terhadap waktu, tempat dan orang. !esadaran adalah

    keadaan sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan. !eadaan sadar adalah

    keadaan terjaga dan waspada dimana sipenderita akan bereaksi sepenuhnya dan

    adekuat terhadap rangsangan isual, auditoris dan sensibel."

    !oma adalah suatu keadaan tidak sadar total terhadap diri sendiri dan lingkungan

    meskipun distimulasi dengan kuat. #iantara keadaan sadar dan koma terdapat

     berbagai ariasi keadaan$status gangguan kesadaran."

    1

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    2/42

    Anatomi Kesadaran4

    !eadaan sadar ditentukan oleh 2 komponen, yaitu:

    a. %spek “on‐off qa!it"# ata “Arosi$i!it"#

    &ormasio retikularis terletak di rostral mid pons, midbrain

    'mesencephalon( dan thalamus ke korteks serebri   %)%*

    '+ %scending )eticular %ctiating *ystem(

     b. %spek “%ontent# & isi 'esadaran( : Korte's Sere$ri

    Pende'atan Dia)nosti' *ada Pasien Tida' Sadar

    erbagai proses intrakranial maupun ekstrakranial dapat disertai gangguan

    kesadaran. #alam hal ini naik turunnya tingkat kesadaran dan lamanya gangguan

    kesadaran merupakan salah satu petunjuk penting dari maju mundurnya suatu

     penyakit." 

    !omponen yang harus diperiksa pada pasien tidak sadar adalah:"

    - ingkat kesadaran 'kualitatif dan kuantitatif(

    - Pola pernafasan

    - kuran dan reaksi pupil

    - Pergerakan mata

    - )espon dari okuloestibuler 

    Pemeriksaan kesadaran dapat dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif.

    %ara Pemeri'saan Ka!itatif +,-

    ingkat kesadaran kualitatif yaitu :

    • /omposmentis : !eadaan sisitim sensorik utuh, ada waktu tidur dan sadar 

     penuh serta aktiitas yang teratur.

    • *omnolen :Pasien dapat bangun spontan pada waktunya atau sesudah

    dirangsang tapi kembali tidur setelah stimulasi dihilangkan.

    2

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    3/42

    • *opor : Pasien terlihat tertidur tapi dapat dibangunkan dengan rangsang

    erbal yang kuat, dapat spontan hanya waktu singkat, sistem sensorik 

     berkabut, dapat mengikuti beberapa perintah sederhana.

    • !oma : 0erakan spontan negatif, reflek ‐reflek negatif, fungsi nafas

    terganggu atau negatif.

    ingkat kesadaran kualitatif kurang akurat karena merupakan hasil pemeriksaan

    indiidual.

    %ara Pemeri'saan Kantitatif &Metoda G!as)o. %oma S/a!e(

    %spek-aspek kesadaran yang dinilai secara kualitatif kurang seragam, kriterinya

    sering kurang tegas sehingga bila digunakan untuk memonitor tingkat kesadaran

    seseorang seringkali dilakukan oleh beberapa orang dengan hasil yang tidak 

    konsisten. ntuk mengatasi hal ini Prof. #r. ryan ennet dan easdale, ahli

     bedah saraf dari uniersitas 0lasgow pada tahun 1" menilai tingkat kesadaran

    secara objektif dari tiga aspek, yaitu kemampuan membuka mata, kemampuan

    motorikdankemampuanberkomunikasi.1,4

    Pemeriksaan fungsi membuka mata, respon erbal dan respon motorik terhadap

    rangsangan yang diberikan. )angsangan berupa suara atau rangsangan nyeri.

    )angsangan nyeri dapat diberikan pada supra orbita, ujung kuku, manubrium

    sternum, prosesus stilomastoideus dan papilla mamae.1

    Peni!aian G!as)o. %oma S/a!e &G%S(

    E"e &Mata(+,-,4,0

    5embuka mata spontan + "

    5embuka mata dengan stimulus suara 'panggilan( + 3

    5embuka mata dengan stimulus nyeri + 2

    idak membuka mata dengan stimulus apapun + 1

    3

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    4/42

    6okasi memberikan rangsangan nyeri.1

    Motor &Rea'si Motori'(+,-,4,0

    5engikuti perintah , dapat melakukan gerak sesuai perintah + 7

    • )eaksi setempat, ada gerakan menghindar terhadap rangsangan yang

    diberikan di beberapa tempat + 4

    • 5enghindari nyeri, reaksi fleksi cepat disertai abduksi bahu + "

    • )eaksi fleksi abnormal, fleksi lengan disertai adduksi bahu + 3

    • )eaksi ekstensi terhadap nyeri, ekstensi lengan disertai adduksi,

    endorotasi bahu dan pronasi lengan bawah + 2

    • ak ada reaksi, tak ada gerakan dengan rangsangan cukup kuat + 1

    4

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    5/42

    5

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    6/42

    1er$a!4,0

    • 8rientasi baik, berorientasi baik terhadap tempat, waktu dan orang + 4

    • 0elisah 'confused(, jawaban yang kacau terhadap pertanyaan + "

    • !ata tak jelas 'inappropriate(, seperti berteriak dan tidak menanggapi

     pembicaraan orang lain + 3

    • *uara yang tidak jelas artinya 'unintelligible‐sounds(, selalu ada suara

    rintihan dan erangan + 2

    • ak ada suara + 1

    /ara kwantitatif dengan menggunakan 0lasgow /oma *cale '0/*( dipandang

    lebih baik karena beberapa hal, yaitu :1

    • #apat dipercaya

    6

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    7/42

    • *angat teliti dan dapat membedakan kelainannya hingga tidak terdapat

     banyak perbedaan antara dua penilai 'obyektif (

    • #engan sedikit latihan dapat juga digunakan oleh perawat sehingga

    obserasi mereka lebih cermat

    9al-hal yang perlu diingat :1,"

    •  ilai maksimum ;"57s eye moement$ice water calories positif kedua sisi : 2

    negatif : 1

    ". )eaksi pupil kanan terhadap cahaya positif : 2

    negatif : 1

    4. )eaksi pupil kiri terhadap cahaya positif : 2

    negatif : 1

    7. )efleks muntah atau batuk positif : 2

    negatif : 1

    ?nterpretasi:

    7

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    8/42

    •  ilai minimum : 7

    •  ilai maksimum : 12 ' nilai $skor makin tinggi makin baik (

     LEVEL OF CONSCIOUSNESS 

    *elain dengan pemeriksaan 0/*, penilaian kuantitatif dapat dinilai berdasarkan

    tingkat dari kesadaran pasien yaitu:

    1. Clouding of consciusness 'kesadaran yang menurun( adalah bentuk yang

    sangat ringan dari status mental di mana pasien memiliki kurangnya

     perhatian dan kurangnya tingkat kewaspadaan.

    2. Confusions state 'keadaan bingung( adalah defisit lebih mendalam yang

    mencakup disorientasi, bingung, dan kesulitan memahami perintah.

    3.  Lethargy  terdiri dari rasa kantuk yang berat di mana pasien dapat diberi

    rangsangan nyeri dan kemudian kembali tidur.

    ". Obtundation  adalah keadaan mirip dengan lethargy, tidak dapat

    memperhatikan lingkungan sekitar, respon yang melambat jika diberi

    stimulasi, dan tidur lebih dalam.

    4. Stupor   berarti hanya dengan rangsangan yang kuat saja yang dapat

    membangunkan indiidu tersebut dan ketika rangsangan tersebut

    dihentikan pasien akan kembali ke keadaan tidak responsif.

    7. Coma keadaan yang sudah tidak responsif.

    PEMERIKSAAN TANDA RANGSANG MENINGEAL

    5ekanisme perangsangan selaput otak disebabkan oleh pergeseran struktur-

    struktur intrakranial atau oleh ketegangan saraf spinal yang hipersensitif dan

    meradang. anda-tanda perangsangan selaput otak dan gejalanya ini berariasi

     bergantung pada berat ringan proses yang terjadi.4 

    KAKU KUDUK -,5,0

    1 angan dikerjakan pada pasien dengan cerical tidak stabil seperti pada

    trauma.

    1 %ara : Pasien tidur telentang tanpa bantal.

    angan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang

     berbaring, kemudian kepala ditekukan ' fleksi( dan diusahakan agar dagu

    8

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    9/42

    mencapai dada. *elama penekukan diperhatikan adanya tahanan. ila

    terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai

    dada. !aku kuduk dapat bersifat ringan atau berat.

    3asi! *emeri'saan6

    6eher dapat bergerak dengan mudah, dagu dapat menyentuh sternum,

    atau fleksi leher normal

    %danya rigiditas leher dan keterbatasan gerakan fleksi leher   kaku

    kuduk 

    Arti '!inis6  5eningitis, meningoensefalitis, *%9, !arsinomameningeal

    -

    5

    9

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    10/42

    KERNIG SIGN-,5,0

    Pada pemeriksaan ini , pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya pada

     persendian panggul sampai membuat sudut @ derajat. *etelah itu tungkai bawah

    diekstensikan pada persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari 134

    derajat terhadap paha. ila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang

    dari sudut 134 derajat, maka dikatakan kernig sign positif.

    10

    A.Sewaktu mengangkat

    kepala, baan ikut

    te!angkat.

    ".#e!akan le$e! ke

    kanan atau ki!i tiak

    aa gangguan.

    %.#e!akan &!'&(ek'i

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    11/42

    2RUD7INSKI I &Tanda Le8er menrt 2rd9ins'i(-,5,0

    Pasien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan

    dibawah kepala pasien yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu lagi

    sebaiknya ditempatkan didada pasien untuk mencegah diangkatnya badan

    kemudian kepala pasien difleksikan sehingga dagu menyentuh dada.

    est ini adalah positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi di

    sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara reflektorik.

    2RUD7INSKI II &Tanda tn)'ai 'ontra !atera! menrt 2rd9ins'i( -,5,0

    Pasien berbaring terlentang. ungkai yang akan dirangsang difleksikan pada sendi

    lutut,kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul. ila timbul

    gerakan secara reflektorik berupa fleksi tungkai kontralateral pada sendi lutut dan

     panggul ini menandakan test ini postif.

    11

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    12/42

    PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL

    Pemeriksaan saraf otak dapat membantu kita menentukan lokasi lesi dan

     jenis penyakit. iap saraf otak harus diperiksa dengan teliti, karena itu perlu

     pemahaman anatomi,fungsi dan hubungannya dengan struktur lainnya. 6esi dapat

    terjadi pada serabut atau bagian perifer 'infranuklir, pada inti 'nuklir( atau

    hubungan ke sentral 'supranuklir(. ila inti rusak hal ini diikuti oleh degerasi

    saraf perifernya. *araf perifer dapat pula terganggu tersendiri. 2,"

    *araf otak terbagi atas saraf otak ?-A?? 'erus cranialis ?-A??(. *araf otak 

    ? B ?? merupakan jaras-jaras berupa tonjolan otak. *araf otak A? berasal dari

    segmen serical atas medula spinalis. *araf otak ???-A dan A?? berhubungan

    dengan batang otak. erus cranial yang mempunyai fungsi motorik berasal dari

    kelompok-kelompok sel yang terbenam di batang otak yang analog dengan sel-sel

     pada cornu anterior medula spinalis, sedangkan saraf cranial sensorik berasal dari

    kumpulan sel di batang otak, biasanya dalam ganglion-ganglion yang dianggap

    aanalog dengan ganglion radiks dorsals saraf spinalis.7,,C

    12

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    13/42

    SARAF OTAK I & NER1US OLFAKTORIUS (-,4,0,:,;

    %natomi:

    ?stilah umumnya ditujukan pada traktus olfaktorius, yang muncul dari bulbus

    olfaktorius pada bagian entral lobus frontalis dan dilanjutkan ke posterior untuk 

     berakhir tepat di sebelah lateral kiasma optikum, tempat dimana jaras tersebut

    menembus cerebrum.

    Persiapan : Pasien harus sadar dan kooperatif 

    ahan :kopi,teh,tembakau,jeruk,

     pepperminth,kamper,aD.rosarum

    Pemeriksaan :

    1.*ubyektif : !eluhan pasien

    2.8byektif 

    ujuan pemeriksaan : untuk mendeteksi adanya gangguan menghidu, selain itu

    untuk mengetahui apakah gangguan tersebut disebabkan oleh gangguan saraf atau

     penyakit hidung lokal.

    %ara *emeri'saan:

    *alah satu hidung pasien ditutup, dan pasien diminta untuk mencium bau-bauantertentu yang tidak merangsang .iap lubang hidung diperiksa satu persatu dengan

     jalan menutup lubang hidung yang lainnya dengan tangan. *ebelumnya periksa

    lubang hidung apakah ada sumbatan atau kelainan setempat, misalnya ingus atau

     polip.

    ?nterpretasi :

    E %nosmia adalah hilangnya daya penghiduan

    E 9iposmia adalah bila daya ini kurang tajam

    13

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    14/42

    E 9iperosmia adalah daya penghiduan yang terlalu peka

    E Parosmia adalah gangguan penghiduan bilamana tercium bau yang tidak 

    sesuai misalnya minyak kayu putih tercium sebagai bau bawang goreng.

    E ika parosmia dicirikan oleh modalitas olfaktorik yang tidak menyenangkan

    atau yang memuakan seperti bacin , pesing dsb, maka digunakan istilah lain

    yaitu kakosmia.

    E aik dalam hal parosmia maupun kakosmia adanya perangsangan olfaktorik 

    merupakan suatu kenyataan, hanya pengenalan nya saja tidak sesuai, tetapi

     bila tercium suatu modalitas olfaktorik tanpa adanya perangsangan maka

    kesadaran akan suatu jenis bau ini adalah halusinasi, yaitu halusinasi

    olfaktorik.

    SARAF OTAK II & NER1US OPTIKUS(5,0,:,;

    %natomi :

     erus optikum berisi serabut-serabut saraf yang timbul dari permukaan dalam

    retina dan diteruskan ke posterior memasuki rongga cranium melalui foramen

    optikum. *ebagian serabutnya menyilang ke sisi yang lain melalui kiasma

    optikum.

    ujuan pemeriksaan : untuk mengukur tajam penglihatan 'isus(, pengenalan

    warna, lapangan pandang dan pemeriksaan fundus 'funduskopi( serta untuk 

    14

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    15/42

    menentukan apakah kelainan pada penglihatan disebabkan oleh kelainan okuler 

    lokal atau oleh kelainan saraf.

    +< Pemeri'saan Ta=am Pen)!i8atan & 1iss (

    Persiapan : Fakinkan tidak ada gangguan isus oleh karena penyakit mata.

    Ta$e! Sne!!en

    Pasien berdiri 7 m dari kartu snellen.

    5ata kiri ditutup dengan tangan kiri

    dan isus mata kanan diperiksa.

    #engan mata kanannya membaca

    huruf-huruf dalam tabel snellen.

    egitu juga sebaliknya untuk mata kiri.

    ?nterpretasi

    ari?=ari Tan)an

    E

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    16/42

    5ata pasien disinari dengan cahaya lampu lalu pasien disuruh menentukan gelap

    atau terang.

    ?nterpretasi

     ormal : arak tak terhingga

      ika dpt melihat cahaya dr jarak 1 mH isus 1$J.

      /ahaya tidak dilihatHisus: nol 'nol light perseption(

    -< Pemeri'saan Inter*retasi Pen)ena!an Barna

    Pemeriksaan :

     I 5enggunakan kartu test istihara dan stiling $ benang wol berwarna.

     I Pasien membaca angka berwarna dlm kartu istihara atau stiling.

     I 5engambil wol yang berwarna sesuai perintah.

    ?nterpretasi: ormal atau uta Karna

    5< *emeri'saan La*an) Pandan)

    5etode test :

    anpa alat : est konfrontasi.

    #engan alat : est kampimeter dan est perimeter 

    Persiapan :

     I Pasien kooperatif.

     I Pasien diberi penjelasan test yang akan dilakukan

    Test 'onfrontasi

    ?nterpretasi: ormal atau menyempit

    est !ampimeter B est Perimeter 

    E Papan hitam diletakan di depan pasien jarak 1 atau 2 m.

    E enda penguji 'test objek( berupa bundaran kecil berdiameter 1-3 mm.

    E 5ata pasien difiksasi di tengah B benda penguji digerakan dari perifer ke tengah

    dari segala jurusan

    16

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    17/42

    E %da bagian bagian isual field yang buta dimana pasien tidak dapat melihatnya,

    ini disebut dengan *!885%.

    E *kotoma positif : tanpa diperiksa pasien sudah merasa adanya skotoma.

    E *kotoma negatif: dengan diperiksa pasien baru merasa adanya skotoma.

    E 5acam macam gangguan Lisual fieldL antara lain :

    - hemianopsia ' temporalM nasal M bitemporalis M binasal (

    - homonymous hemianopsia

    - homonymous Duadrantanopsia

    - total blindness dsb

    4< Pemeri'saan Fnds'o*i

    o Pemeriksa memegang oftalmaskop dengan tangan kanan.

    o angan kiri pemeriksa memfiksasi dahi pasien.

    o Pemeriksa menyandarkan dahinya pd darsum manus tangan kiri yang

    memegang dahi pasien.

    o 5ata kanan pasien diperiksa dengan mata kanan pemeriksa,begitu

    sebaliknya.

    o Pemeriksa menilai retina B papil neri optisi.

    ?nterpretasi &unduskopi:

    +< Gam$aran retina

     ormal :

     N 6atar belakang :merah jingga

     N Papil nerus optikus : lebih muda

     N Pembuluh darah berpangkal pada pusat papil memancarkan cabang-

    cabangnya ke seluruh retina

     N %rteri berwarna jernih dan ena berwarna merah tua N )eflek sinar hanya tampak pada arteri

     N

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    18/42

    2.0ambaran erus 8ptikus

     ormal : bentuk lonjong, warna jingga muda, bagian temporal sedikit pucat,

     batas tegas, bagian nasal agak kabur, fisiologik cupping, ena:arteri

    3 : 2

    Papil edema : papil hiperemis, batas papil kabur, cupping menghilang

    Papil %tropi Primer : papil pucat, batas tegas, cupping 'O(

    Papil %tropi *ekunder: papil pucat,batas tidak tegas cupping '-(

    SARAF OTAK III,I1,1I

    &OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,A2DUSENS(-,4,0,:,;,C

    %natomi :

     erus ??? 'okulomotorius( meninggalkan otak pada sisi medial pedunkulus

    serebri dimana serabut saraf ini terletak di sebelah posterior arteri serebri

     posterior, di sebelah anterior arteri cerebelaris superior dan di sebelah lateral

    arteeri basilaris. !emudian nerus okulomotorius berjalan ke anterior, disebelah

    lateral arteri carotis intern dalam sinus kaernosus, dan meninggalkan rongga

    tengkorak melalui fisura orbitalis superior.

     erus ?< 'trokhlearis( mempunyai tempat asal superfisial pada dorsal batang

    otak, lalu melengkung ke entral diantara arteri cerebri posterior dan artericerebelaris superior 'disebelah lateral nerus okulomotorius(. erus ini terus

     berjalan ke anterior di dalam dinding lateral sinus kaernosus, diantara nerus

    okulomotorius dan cabang opthalmika nerus trigeminus, dan memasuki orbita

    melalui fisura orbitalis superior.

     erus

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    19/42

    sinus kaernosus untuk keluar dari rongga cranium melalui fisura orbitalis

    superior.

     

    &ungsi ???,?

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    20/42

    !elainan : *tabismus, deiatio conjugee, krisis okulogirik, eksoptalmus

    $endoftalmus

    .8bserasi celah kelopak mata

    Pemeriksaan :

    Penderita memandang lurus kedepan

    Perhatikan kedudukan kelopak mata thd pupil B iris.

    ?nterpretasi

     ormal : simetris kanan-kiri

    !elainan : 1./elah kelopak mata menyempit : Ptosis, ;noftalmus dan

     blefarospasmus

    2./elah kelopak mata melebar : ;ksoftalmus B proptosis

    -< Pemeri'saan )era'an $o!a mata

    • Penilaian gerakan monokular 

    • Penilaian gerakan kedua bola mata atas perintah

    • Penilaian gerakan bola mata mengikuti obyek bergerak 

    • Pemeriksaan gerakan konjungat reflektorik 'doll>s eye moement(

    ?nterpretasi gerakan bola mata :

    E ormal :

    o 0erakan konjungat

    20

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    21/42

    o 0erakan diskonjungat$gerakan konersion

    o #olls eye moement 'O(

    E !elainan :

    o anda parinaud 'O( 'paralisis lirikan ketas(

    o *tabismus

    o 0erakan okulogirik 

    o #iplopia

    o 0angguan gerakan bola mata kesamping

    o 0angguan gerakan bola mata adduksi, kebawah

    5

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    22/42

     I Pupil marcus gunn

     I Pupil argyll robertson

     I Pupil adie

    SARAF OTAK 1 & NER1US TRIGEMINUS (5,:,;,C

    %natomi :

     eru < 'trigeminus( berisi radiks sensoris yang besar dan radiks motorik yang

    lebih kecil. agian sensorik berasal dari sel-sel pada ganglion semilunaris

    'gasseri( yang besar di bagian lateral sinus kaernosus, berjalan ke posterior di

    antara sinus petrosus superior dan tentorium, serta menembus pedunkulus

    cerebelaris medius untuk memasuki pons. *erabut-serabut bagian opthalmika

    masuk ke dalam tengkorak melalui fisura orbitalis superior. *erabut-serabut

    sensorik bgian mndibularis, bersatu dengan bagian motorik atau masticator yang

    meninggalkan pons di bagian entromedial sensory rootlets dan meninggalkan

    rongga cranium melalui foramen oale.

    Pemeriksaan:

    1. &ungsi motorik . rigeminus

    2. &ungsi sensorik .rigeminus

    3. )eflek rigeminal

    +< Fn)si Motori' N< Tri)emins

    E Pasien menggigit giginya sekuat-kuatnya, palpasi m.maseter B temporalis

    22

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    23/42

    EPasien membuka mulutnya,perhatikan deiasi rahang bawah 'm.pterigoideus

    lateralis(

    E!ayu tong spatel digigit bergantian, bandingkan bekas gigitan '5.Pterigoideus

    5edialis(

    ?nterpretasi

     ormal:

     I !ontraksi m.masseter B m.temporalis simetris

     I )ahang bawah berada ditengah tengah

     I !ekuatan gigitan kayu tong spatel, sama dalam pada gigitan kanan dan kiri

    !elainan :

     I !ontraksi m.masseter B m.temporalis kanan dan kiri '-( $ melemah.

      I #eiasi rahang bawah saat membuka mulut ke sisi m.pterigoideus lateralis

    yg lumpuh.

     I ekas gigitan pada sisi m.pterigoideus medialis yang lumpuh lebih dangkal.

    -

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    24/42

    ada. ila ada gerakan nya hebat yaitu kontraksi m.masseter, m. temporalis, m.

     pterygoideus medialis yang menyebabkan mulut menutup ini disebut refleG

    meninggi.

    c. )efleks supraorbital

    #engan mengetuk jari pada daerah supraorbital, normalnya akan menyebabkan

    mata menutup homolateral 'tetapi sering diikuti dengan menutupnya mata yang

    lain(.

    SARAF OTAK 1II &NER1US FASIALIS(5,0,:,;,C

    %natomi :

    )adiks motorik nerus fasialis muncul dari batas posterior pons tepat di sebelah

    lateral olie inferior sepanjang sisi medial sudut serebelopontin dan meninggalkan

    cranium melalui meatus akustikus internus. )adiks sensorik berasal dari sel-sel

     pada ganglion genikulatum dan berjalan sepanjang meatus akustikus intrnus untuk 

    menembus medulla oblongata melalui bagian yang berada disebelah dorsal

    'nerus dari wrisberg(.

    Pemeriksaan:

    1. &ungsi motorik .&asialis

    2. &ungsi sensorik .&asialis

    3. Parasimpatis .&asialis

    +

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    25/42

    Pasien diperiksa dalam keadaan istirahat. Perhatikan wajah pasien kiri dan

    kanan apakah simetris atau tidak. Perhatikan juga lipatan dahi, tinggi alis,

    lebarnya celah mata, lipatan kulit nasolabial dan sudut mulut.

     b.8bserasi otot wajah saat digerakkan

     I 5engerutkan dahi, dibagian yang lumpuh lipatannya tidak dalam.

     I 5engangkat alis

     I 5enutup mata dengan rapat dan coba buka dengan tangan pemeriksa.

     I 5oncongkan bibir atau menyengir.

     I *uruh pasien bersiul, dalam keadaan pipi mengembung tekan kiri dan kanan

    apakah sama kuat . ila ada kelumpuhan maka angin akan keluar kebagian sisi

    yang lumpuh.

    -

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    26/42

    E Karna berubah menjadi iru : ormal: 1@ I 14 mm ' lama 4 menit (.

    ?nterpretasi :

     ormal : 6akrimasi dan sekresi glandula submasilaris dan sublingualis baik 

    !elainan : 9iperlakrimasi dan 9iposekresi gl.submaGilaris dan sublingualis

    SARAF OTAK 1III &NER1US KOK3LEARIS, NER1US

    1ESTI2ULARIS(-,5,0,:,;,C 

    Antomi 6

     erus akustikus atau statoakustikus memasuki rongga cranium melalui meatus

    akustikus internus dan masuk kedalam batang otak di belakang tepi posterior 

     pedunkulus serebelaris medius. agian estibuler timbul dari sel-sel dalam

    ganglion estibularis 'ganglion dari scarpa( yang terletak di dalam bagian dorsal

    meatus auditori inteernus. agian koklear timbul dari ganglion spiralis.

    Pemeri'saan N< Ko'8!earis

    &ungsi . !okhlearis adalah untuk pendengaran.a. Pemeriksaan Keber.

    5aksud nya membandingkan transportasi melalui tulang ditelinga

    kanan dan kiri pasien. 0arpu tala ditempatkan didahi pasien, pada keadaan

    normal kiri dan kanan sama keras ' pasien tidak dapat menentukan dimana

    yang lebih keras (.

    Pendengaran tulang mengeras bila pendengaran udara terganggu,

    misal: otitis media kiri, pada test weber terdengar kiri lebih keras. ila

    26

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    27/42

    terdapat L nere deafness L disebelah kiri , pada test weber dikanan terdengar 

    lebih keras .

     b. Pemeriksaan )inne.

    5aksudnya membandingakn pendengaran melalui tulang dan

    udara dari pasien. Pada telinga yang sehat, pendengaran melalui udara

    didengar lebih lama dari pada melalui tulang. 0arpu tala ditempatkan pada

     planum mastoid sampai pasien tidak dapat mendengarnya lagi. !emudian

    garpu tala dipindahkan kedepan meatus eksternus. ika pada posisi yang

    kedua ini masih terdengar dikatakan test positip. Pada orang normal test

    )inne ini positif. Pada L /onduction deafness L test )inne negatif.

    c. Pemesiksaan *chwabach.

    Pada test ini pendengaran pasien dibandingkan dengan

     pendengaran pemeriksa yang dianggap normal. 0arpu tala dibunyikan dan

    kemudian ditempatkan didekat telinga pasien. *etelah pasien tidak 

    mendengarkan bunyi lagi, garpu tala ditempatkan didekat telinga

     pemeriksa. ila masih terdengar bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan

     bahwa *chwabach lebih pendek 'untuk konduksi udara(. !emudian garpu

    tala dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang mastoid

     pasien. #irusuh ia mendengarkan bunyinya. ila sudah tidak mendengar 

    lagi maka garpu tala diletakkan ditulang mastoid pemeriksa. ila

     pemeriksa masih mendengarkan bunyinya maka dikatakan *chwabach

    'untuk konduksi tulang( lebih pendek.

    Pemeri'saan N< 1esti$!aris

    27

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    28/42

    a< Pemeriksaan dengan test kalori

    ila telinga kiri didinginkan ' diberi air dingin ( timbul nystagmus

    kekanan. ila telinga kiri dipanaskan ' diberi air panas ( timbul nystagmus

    kekiri. ystagmus ini disebut sesuai dengan fasenya yaitu : fase cepat dan

    fase pelan, misalnya nystagmus kekiri berarti fase cepat kekiri. ila ada

    gangguan keseimbangan maka perubahan temperatur dingin dan panas

    memberikan reaksi.

    $< Pemeriksaan Qpast pointing testL

    Pasien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dengan jari

    telunjuknya, kemudian dengan mata tertutup pasien diminta untuk 

    mengulangi. ormalnya pasien harus dapat melakukannya.

    c. est )omberg

    Pada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan

    kaki yang lainnya. umit kaki yang satu berada didepan jari kaki yang

    lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. 8rang yang

    normal mampu berdiri dalam sikap )omberg yang dipertajam selama 3@

    detik atau lebih.

    d. est melangkah ditempat ' *tepping test (

    Pasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata tertutup , sebanyak 

    4@ langkah dengan kecepatan seperti jalan biasa.*elama test ini pasien

    diminta untuk berusaha agar tetap ditempat dan tidak beranjak dari

    tempatnya selama test berlangsung. #ikatakan abnormal bila kedudukan

    akhir pasien beranjak lebih dari 1 meter dari tempatnya semula, atau badan

    terputar lebih dari 3@ derajat.

    SARAF OTAK I &NER1US GLOSOFARINGEUS NER1US

    1AGUS(-,5,0,:,;,C

    Anatomi 6

     erus glosofaringeus berisi serabut-serabut sensorik yang berasal dari sel-sel

    dalam ganglion superior dan petrosus, lalu berjalan melewati foramen jugulare

    dan memasuli medulla oblongata pada sisi lateral olia inferior tepat di belakang

    28

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    29/42

    nerus fasialis. agian motorik muncul pada nucleus ambigus dan meninggalkan

    lateral medulla oblongata untuk bersatu dengan bagian sensorik.

     erus agus berisi serabut-serabut aferen yang berasal dari sel-sel dalam

    ganglion jugularis dan ganglion nodosum tepat di bawah foramen jugulare, dan

     berjalan memalui foramen jugulare untuk memasuki medulla tepat di belakang

    nerus glosofaringeus . *erabut-serabut motoriknya meninggalkan medulla

    oblongata dan bersatu dengan bagian sensorik saraf tersebut.

     erus ?A erus A

    +< Pemeri'saan Fn)si Motori' %. ?nspeksi lengkung langit-langit

    5inta penderita membuka mulut dan suruh ucapkan Q%h,%hL. Perhatikan

    lengkung langit-langit dan posisi uula.

    ?nterpretasi :

     ormal : *imetris lengkung langit-langit

    !elainan : 6engkung langit-langit yg sehat bergerak keatas.

    6engkung langit-langit yg lumpuh tertinggal.

    29

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    30/42

    . Pemeriksaan fungsi menelan

    5inta penderita minum air, lalu perhatikan apakah pasien mampu minum air 

    atau air masuk ke hidung.

    ?nterpretasi:

     ormal : mampu minum air dg baik.

    !elainan : air akan masuk ke hidung pd lesi n.?A bilateral

    /.Pemeriksaan &onasi suara

    5inta penderita mengucapkan Q a.a.a.a.a.L

    ?nterpretasi :

     ormal : tidak ada kelainan

    !elainan : gangguan fonasi suara QsengauL

    -

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    31/42

    oblongata dan medulla spinalis serikal atas serta meninggalkan cranium melalui

    foramen jugulare.

    1.Pemeriksaan &ungsi 5.*terno !leidomastodius

    Pasien diminta untuk menoleh kekanan dan kekiri dan ditahan oleh pemeriksa,

    kemudian dilihat dan diraba tonus dari m. *ternocleidomastoideus.

    ?nterpretasi :

     ormal : !ontraksi O

    !elainan : !ontkaksi -

    2.Pemeriksaan &ungsi 5.rapeRius

    5emeriksa tonus dari m. rapeRius. #engan menekan pundak pasien dan pasien

    diminta untuk mengangkat pundaknya.

    %.*aat ?stirahat

    .*aat bahu digerakkan

    ?nterpretasi :

     ormal : simetris

    !elainan : %simetris : kelemahan pada bahu yg sakit

    SARAF OTAK II & NER1US 3IPOGLOSUS ( -,5,0,:,;,C

    %natomi :

     erus hipoglosus berjalan dari tempat asal superficial melalui filament di dalam

    sulkus entrolateralis medulla oblongata diantara olia inferior dan piramis,

    filament-filamen ini kemudian menyatu dan meninggalkan fossa posterior tulang

    tengkorak melalui canalis hipoglosus.

    31

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    32/42

    /ara pemeriksaan.

    E #engan adanya gangguan pergerakan lidah, maka perkataan perkataan tidak 

    dapat diucapkan dengan baik hal demikian disebut: dysarthri.

    E #alam keadaan diam lidah tidak simetris, biasanya tergeser ke daerah lumpuh

    karena tonus disini menurun.

    E ila lidah dijulurkan maka lidah akan membelok kesisi yang sakit.

    E 5elihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah .

    E !ekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan lidah ke samping pada pipi

    dan dibandingkan kekuatannya pada kedua sisi pipi.

    PEMERIKSAAN SISTIM MOTORIK<

    Pemeriksaan sistim motorik sebaiknya dilakukan dengan urutan urutan tertentu

    untuk menjamin kelengkapan dan ketelitian pemeriksaan.3

    +< Pen)amatan

    E 0aya berjalan dan tingkah laku.

    E *imetri tubuh dan ektremitas.

    32

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    33/42

    E !elumpuhan badan dan anggota gerak dan lain-lain.

    -< Gera'an 1o!nter

    Fang diperiksa adalah gerakan pasien atas permintaan pemeriksa, misalnya:

     I 5engangkat kedua tangan pada sendi bahu.

     I &leksi dan ekstensi artikulus kubiti.

     I 5engepal dan membuka jari-jari tangan.

     I 5engangkat kedua tungkai pada sendi panggul.

     I &leksi dan ekstensi artikulus genu.

     I Plantar fleksi dan dorso fleksi kaki.

     I 0erakan jari- jari kaki.

    5< Pa!*asi otot

    E Pengukuran besar otot

    E yeri tekan

    E !ontraktur 

    E !onsistensi 'kekenyalan(

    E !onsistensi otot yang meningkat terdapat pada :

     I *pasmus otot akibat iritasi radiG saraf spinalis, misal: meningitis, 9P.

     I !elumpuhan jenis 5 ' spastisitas (.

     I 0angguan 5 ekstrapiramidal ' rigiditas (.

     I !ontraktur otot.

    E !onsistensi otot yang menurun terdapat pada:

     I !elumpuhan jenis 65 akibat denerasi otot.

     I !elumpuhan jenis 65 akibat lesi di Lmotor end plateL.

    4< Per'si otot<E ormal : otot yang diperkusi akan berkontraksi yang bersifat setempat dan

     berlangsung hanya 1 atau 2 detik saja.

    E 5iodema : penimbunan sejenak tempat yang telah diperkusi 'biasanya terdapat

     pada pasien miGedema, pasien dengan giRi buruk(.

    E 5iotonik : tempat yang diperkusi menjadi cekung untuk beberapa detik oleh

    karena kontraksi otot yang bersangkutan lebih lama dari pada biasa.

    0< Tons otot<

    33

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    34/42

    E Pasien diminta melemaskan ekstremitas yang hendak diperiksa kemudian

    ekstremitas tersebut kita gerak-gerakkan fleksi dan ekstensi pada sendi siku dan

    lutut . Pada orang normal terdapat tahanan yang wajar.

    E &laccid : tidak ada tahanan sama sekali 'dijumpai pada kelumpuhan 65(.

    E 9ipotoni : tahanan berkurang.

    E *pastik : tahanan meningkat dan terdapat pada awal gerakan , ini dijumpai pada

    kelumpuhan 5.

    E )igid : tahanan kuat terus menerus selama gerakan misalnya pada Parkinson.

    :< Ke'atan otot<

    E Pemeriksaan ini menilai kekuatan otot, untuk memeriksa kekuatan otot ada dua

    cara:

     I Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya dan

     pemeriksa menahan gerakan ini.

     I Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan ia

    disuruh menahan.

    ntuk memeriksa kekuatan otot maka sebaiknya dilakukan satu arah gerakan pada

    satu sendi saja dan otot atau kelompok otot tersebut langsung dinilai. 0erakan

    dapat pula dilakukan dengan menyuruh pasien membuat gerakan tersebut.4

    /ara menilai kekuatan otot dengan menggunakan angka dari @-4, yaitu :4

    • #erajat 4 : kekuatan normal. *eluruh gerakan dapat dilakukan otot tersebut

    dengan tahanan maksimal dari pemeriksa yang dilakukan berulang-ulang

    tanpa terlihat adanya kelelahan.

    •#erajat " : seluruh gerakan otot dapat dilakukan melawan gaya berat dan

     juga melawan tahanan ringan dan sedang dari pemeriksa.

    • #erajat 3 : seluruh gerakan otot dapat dilakukan melawan gaya berat,

    tetapi tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa.

    • #erajat 2 : otot hanya dapat bergerak bila gaya berat dihilangkan.

    • #erajat 1 : kontraksi otot minimal dapat terasa pada otot bersangkutan

    tanpa mengakibatkan gerakan.

    • #erajat @ : tidak ada kontraksi sama sekali, paralisis total.

    34

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    35/42

    /ara pemeriksaan otot :

    Pasien disuruh menggerakkan otot menurut fungsinya dan pemeriksa memberikan

     perlawanan terhadap gerakan tersebut, atau sebaliknya pemeriksa melakukan

    gerakan pasif pada anggota gerak pasien dan pasien disuruh melawan gerakan

    tersebut.

    %nggota gerak atas,yaitu :3

    E Pemeriksaan otot oponens digiti kuinti ' /,/C,1,saraf ulnaris(

    E Pemeriksaan otot aduktor policis ' /C,1 , saraf ulnaris (.

    E Pemeriksaan otot interosei palmaris ' /C,1,saraf ulnaris (.

    E Pemeriksaan otot interosei dorsalis ' /C,1, saraf ulnaris (.

    E Pemeriksaan abduksi ibu jari.

    E Pemeriksaan otot ekstensor digitorum '/,C,saraf radialis (.

    E Pemeriksaan otot pektoralis mayor bagian atas ' /4-/C(.

    E Pemeriksaan otot pektoralis mayor bagian bawah ' /4-/C(.

    E Pemeriksaan otot latisimus dorsi ' /4-/C, saraf subskapularis(.

    E Pemeriksaan otot seratus aterior ' /4-/,saraf torakalis (.

    E Pemeriksaan otot deltoid ' /4,/4, saraf aksilaris (.

    E Pemeriksaan otot biseps ' /4,/7, saraf muskulokutaneus (.

    E Pemeriksaan otot triseps ' /7-/C, saraf radialis (.

    %nggota gerak bawah, yaitu M3

    E Pemeriksaan otot kuadriseps femoris ' 62-6",saraf femoralis (.

    E Pemeriksaan otot aduktor ' 62-6", saraf obturatorius(.

    E Pemeriksaan otot kelompok L hamstring L ' 6",64,*1,*2,saraf siatika (.

    E Pemeriksaan otot gastroknemius ' 64,*1, *2,saraf tibialis (.

    E Pemeriksaan otot fleksor digitorum longus ' *1, *2, saraf tibialis

    ;< Gera'an ino!nter<

    E 0erakan inolunter ditimbulkan oleh gejala pelepasan yang bersifat positif,

    yaitu dikeluarkan aktiitas oleh suatu nukleus tertentu dalam susunan

    ekstrapiramidalis yang kehilangan kontrol akibat lesi pada nukleus

     pengontrolnya. *usunan ekstrapiramidal ini mencakup korteG

    ekstrapiramidalis, nuklues kaudatus, globus pallidus, putamen, corpus luysi,

    35

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    36/42

    substansia nigra, nucleus ruber, nukleus entrolateralis thalami substansia

    retikularis dan serebelum.

    E remor saat istirahat : disebut juga tremol striatal, disebabkan lesi pada

    corpus striatum ' nucleus kaudatus, putamen, globus pallidus dan lintasan

    lintasan penghubungnya ( misalnya kerusakan substansia nigra pada

    sindroma Parkinson.

    E remor saat bergerak ' intensional ( : disebut juga tremor serebellar,

    disebabkan gangguan mekanisme QfeedbackL oleh serebellum terhadap

    aktiitas kortes piramidalis dan ekstrapiramidal hingga timbul kekacauan

    gerakan olunter.

    E !horea : gerakan inolunter pada ekstremitas, biasanya lengan atau tangan,

    eksplosif, cepat berganti sifat dan arah gerakan secara tidak teratur, yang

    hanya terhenti pada waktu tidur. !horea disebabkan oleh lesi di corpus

    striataum, substansia nigra dan corpus subthalamicus.

    E %thetose : gerakan inolenter pada ektremitas, terutama lengan atau tangan

    atau tangan yang agak lambat dan menunjukkan pada gerakan melilit lilit ,

    torsi ekstensi atau torsi fleksi pada sendi bahu, siku dan pergelangan tangan.

    0erakan ini dianggap sebagai manifestasi lesi di nucleus kaudatus.

    E allismus: gerakan inolunter otot proksimal ekstremitas dan paraertebra,

    hingga menyerupai gerakan seorang yang melemparkan cakram. 0erakan ini

    dihubungkan dengan lesi di corpus subthalamicus, corpus luysi, area

     prerubral dan berkas porel.

    E &asikulasi: kontrasi abnormal yang halus dan spontan pada sisa serabut otot

    yang masih sehat pada otot yang mengalami kerusakan motor neuron.

    !ontraksi nampak sebagai keduten keduten dibawah kulit. keduten tidak secepat fasikulasi dan berlangsung lebih lama dari fasikulasi.

    E 5yokloni : gerakan inolunter yang bangkit tiba tiba cepat, berlangsung

    sejenak, aritmik, dapat timbul sekali saja atau berkali kali ditiap bagian otot

    skelet dan pada setiap waktu, waktu bergerak maupun waktu istirahat.

    C< Fn)si 'oordinasi<

    E ujuan pemeriksaan ini untuk menilai aktiitas serebelum. *erebelum adalah

     pusat yang paling penting untuk mengintegrasikan aktiitas motorik dari korteG,

    36

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    37/42

     basal ganglia, ertibular apparatus dan korda spinalis. 6esi organ akhir sensorik 

    dan lintasan I lintasan yang mengirimkan informasi ke serebelum serta lesi pada

    serebelum dapat mengakibatkan gangguan fungsi koordinasi atau sering disebut Q

    /erebellar sign Q.

    E 5acam-macam pemeriksaan Q /erebellar signL

     I est telunjuk hidung.

     I est jari I jari tangan.

     I est tumit I lutut.

     I est diadokinesia berupa: pronasi I supinasi, tapping jari tangan.

     I est fenomena rebound.

     I est mempertahankan sikap.

     I est nistagmus.

     I est disgrafia.

     I est romberg.

    E est romberg positif: baik dengan mata terbuka maupun dengan mata

    tertutup , pasien akan jatuh kesisi lesi setelah beberapa saat kehilangan

    kestabilan ' bergoyang I goyang (.

    E Pasien sulit berjalan pada garis lurus pada tandem walking, dan

    menunjukkan gejala jalan yang khas yang disebut Q celebellar gait Q

    E Pasien tidak dapat melakukan gerakan olunteer dengan tangan,lengan atau

    tungkai dengan halus. 0erakan nya kaku dan terpatah-patah. 0ait dan

    *tation.

    E Pemeriksaan ini hanya dilakukan bila keadaan pasein memungkinkan untuk 

    itu. 9arus diperhitungkan adanya kemungkinan kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan pada orang orang tua atau penyandang cacat non neurologis.

    Pada saat pasien berdiri dan berjalan perhatikan posture, keseimbangan ,

    ayunan tangan dan gerakan kaki dan mintalah pasien untuk melakukan.

    E alan diatas tumit.

    E alan diatas jari kaki.

    E andem walking.

    E alan lurus lalu putar.

    37

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    38/42

    E alan mundur.

    E 9opping.

    E erdiri dengan satu kaki.

    38

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    39/42

    Ma/am ma/am Gait:

    • 3emi*!e)i' )ait: gaya jalan dengan kaki yang lumpuh digerakkan secara

    sirkumduksi.

    • S*asti' & s/issors )ait (: gaya jalan dengan sirkumduksi kedua tungkai,

    misalnya spastik paraparese.

     

    • Ste**a)e )ait: gaya jalan seperti ayam jago, pada paraparese flaccid atau

     paralisis n. Peroneus. 

    39

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    40/42

     

    • Badd!in) )ait: gaya berjalan dengan pantat dan pinggang bergoyang

     berlebihan, khas untuk kelemahan otot tungkai proksimal, misalnya otot

    gluteus.

     

    • Par'insonian )ait: gaya berjalan dengan sikap tubuh agak membungkuk,

    kedua tungkai berfleksi sedikit pada sendi lutut dan panggul. 6angkah

    dilakukan setengah diseret dengan jangkauan yang pendek-pendek.

    40

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    41/42

    41

  • 8/15/2019 Pemfis Neurologi

    42/42

    DAFTAR PUSTAKA

    1. /ambell K, #eong>s he eurologic ;Gamination *iGth edition,

    6ippincott Killiams and Kilkins, Philadelpia, 2@@4M1-2@,3-"@,-2

    2. 6umbantobing *5, eurologi !linik Pemeriksaan &isik dan 5ental,

    &!?, akarta, 2@@"M -111

    3. uwono , Pemeriksaan !linik eurologi dalam Praktek. ;0/, akartaM 4-

    43

    ". Posner , *chiff #, *aper /, Plum &, Plum and Posner #iagnosis of 

    *tupor and /oma fourth edition, 8Gford niersity Press, 8Gford, 2@@M

    3C-"2

    4. 5arkam *, Penuntun eurologi, inarupa %ksara, akartaM 1C-4@

    7. /husid 0, euroanatomi !orelatif dan eurologi &ungsional agian

    *atu, 0ajah 5ada niersity Press, ogjakarta, 1@M 14@-1@

    . #uus Peter, #iagnosis opik eurologi %natomi, &isiologi, anda dan

    0ejala edisi ??, ;0/, akartaM C-12

    8. &itRgerald 5, 0ruener 0, 5tui ;, /linical euroanatomy and euroscience &ifth edition ?nternational edition, *aunders ;lseier,

    ritish, 2@@M 224-24