39
PEMILIHAN PEMASOK BERDASARKAN KUALITAS BAHAN BAKU DALAM SUPPLY CHAIN NETWORK DENGAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING ANISA ARISETIO WIDOWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PEMILIHAN PEMASOK BERDASARKAN KUALITAS BAHAN … · adalah benar karya saya dengan. arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

Embed Size (px)

Citation preview

PEMILIHAN PEMASOK BERDASARKAN KUALITAS

BAHAN BAKU DALAM SUPPLY CHAIN NETWORK

DENGAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING

ANISA ARISETIO WIDOWATI

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemilihan Pemasok

Berdasarkan Kualitas Bahan Baku dalam Supply Chain Network dengan Integer

Linear Programming adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Anisa Arisetio Widowati

NIM G54090071

ABSTRAK

ANISA ARISETIO WIDOWATI. Pemilihan Pemasok Berdasarkan Kualitas

Bahan Baku dalam Supply Chain Network dengan Integer Linear Programming.

Dibimbing oleh FARIDA HANUM dan PRAPTO TRI SUPRIYO.

Pemasok merupakan penyedia bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan

untuk memproduksi barang dan jasa. Bahan baku yang dikirim dari pemasok ke

pabrik memiliki kualitas yang berbeda. Kualitas bahan baku memengaruhi biaya

pembelian bahan baku dan biaya proses pengolahan ulang di pabrik. Bahan baku

dengan kualitas tinggi tidak memerlukan pengolahan ulang, namun harga belinya

lebih tinggi dibandingkan harga bahan baku dengan kualitas lainnya. Meskipun

harga belinya lebih rendah, namun bahan baku berkualitas rendah dan sedang

masih memerlukan pengolahan ulang. Dalam karya ilmiah ini, masalah pemilihan

pemasok diformulasikan dalam bentuk integer linear programming dengan tujuan

memaksimumkan keuntungan perusahaan. Dalam implementasinya,

dipertimbangkan sebuah perusahaan Noodle XYZ dengan rantai pasokan yang

terdiri dari 5 calon pemasok, 3 pabrik, 3 gudang pusat, dan 4 pelanggan.

Perusahaan memilih pemasok berdasarkan kualitas bahan baku yang ditawarkan,

biaya menyewa pemasok, dan pendistribusian produk. Solusi optimal yang

diperoleh berupa pemasok yang dipilih dan pendistribusian produk dalam

memaksimumkan keuntungan.

Kata kunci: pemilihan pemasok, pilihan kualitas bahan baku, rantai pasokan

ABSTRACT

ANISA ARISETIO WIDOWATI. Suppliers Selection Based on the Quality of

Raw Materials in Supply Chain Network with Integer Linear Programming.

Supervised by FARIDA HANUM and PRAPTO TRI SUPRIYO.

Supplier is a provider of raw materials needed by company to produce

goods and services. Raw materials shipped from supplier to manufactures have

different qualities. The quality of raw materials affects purchasing costs for raw

materials and reprocessing cost in manufactures. Raw material with high quality

does not require reprocessing but its purchasing price is higher than other raw

material. Although their purchasing prices are lower, raw materials with medium

or low quality still need reprocessing. In this manuscript, supplier selection

problem is formulated in term of integer linear programming, where the objective

is to maximize the company profit. As an implementation, we considered a

Noodle XYZ company with supply chain consisting of 5 potential suppliers, 3

manufactures, 3 warehouses, and 4 customers. The company selects suppliers

based on the quality of raw materials offered, cost of hired suppliers, and

distribution of the product. The optimal solution is obtained in term of suppliers to

be selected and distribution of the product which maximizing profits.

Keywords: supply chain, supplier selection, raw materials quality option

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Matematika

PEMILIHAN PEMASOK BERDASARKAN KUALITAS

BAHAN BAKU DALAM SUPPLY CHAIN NETWORK

DENGAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING

ANISA ARISETIO WIDOWATI

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Judul Skripsi : Pemilihan Pemasok Berdasarkan Kualitas Bahan Baku dalam

Supply Chain Network dengan Integer Linear Programming

Nama : Anisa Arisetio Widowati

NIM : G54090071

Disetujui oleh

Dra Farida Hanum, MSi

Pembimbing I

Drs Prapto Tri Supriyo, MKom

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Toni Bakhtiar, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Pemilihan Pemasok

Berdasarkan Kualitas Bahan Baku dalam Supply Chain Network dengan Integer

Linear Programming berhasil diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra Farida Hanum, MSi dan

Bapak Drs Prapto Tri Supriyo, MKom selaku pembimbing, serta Bapak Drs

Siswandi, MSi yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, ungkapan

terimakasih penulis sampaikan kepada kedua orangtua penulis, Bapak Moch

Menang Budi Setio dan Ibu Endang Sukoco Dewi, kakak Rizki Arisetio Wibowo

dan adik Haris Arisetio Widodo, serta seluruh keluarga yang telah memberikan

kasih sayang dan doa. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh dosen

dan staf penunjang Departemen Matematika atas segala ilmu dan bantuannya,

Ermi Rodita Hayati, Fitria, Risa Sawitri, Wirdania Ustaza, Windiani Erliana atas

segala ilmu dan bantuannya. Teman-teman seperjuangan Matematika 46 dan

kakak Zessy Ardinal Barlan, kakak Lili Puspita Rahayu, kakak Rimarty Anggun

atas segala bantuannya, serta teman-teman di pink kost atas doa dan

kebersamaannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Anisa Arisetio Widowati

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH 3

Deskripsi Masalah 3

Formulasi Masalah 3

IMPLEMENTASI MODEL 7

SIMPULAN DAN SARAN 18

Simpulan 18

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 20

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Biaya menyewa pemasok (Rp/bulan) 8 2 Harga pembelian tepung terigu dari pemasok (Rp/kg) 8 3 Kapasitas pemasok untuk setiap kualitas tepung terigu (kg) 9 4 Biaya transportasi antara pemasok dan pabrik (Rp/kg) 9 5 Biaya transportasi antara pabrik dan gudang pusat (Rp/kg) dan

kapasitas pabrik (kg) 10 6 Biaya transportasi antara gudang pusat dan pelanggan (Rp/kg) dan

kapasitas gudang pusat 10 7 Biaya pemeriksaan dan pengolahan ulang kualitas tepung terigu di

pabrik (Rp/kg) 10 8 Waktu yang tersedia untuk pemeriksaan tepung terigu di pabrik dan

total waktu maksimum mesin bekerja (menit) 11

9 Pendugaan minimum permintaan, maksimum permintaan dan harga

penjualan 11 10 Pengiriman tepung terigu dari pemasok ke pabrik 16 11 Pembelian total tepung terigu oleh PT Noodle XYZ 16 12 Total penerimaan tepung terigu dan pengolahan ulang kualitas sedang

10% (kg) dan kualitas rendah 30% (kg) 17 13 Total pengolahan tepung terigu dan banyaknya mi yang dihasilkan 17

DAFTAR GAMBAR

1 Jaringan distribusi bahan baku dan produk 3 2 Pendistribusian PT Noodle XYZ 15

3 Pendistribusian mi 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sintaks dan hasil komputasi LINGO 11.0 untuk permasalahan

pemilihan pemasok pada tepung terigu 20

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada era global saat ini, suatu perusahaan harus merancang seluruh jaringan

rantai pasokan dari memperoleh bahan baku, mengolah bahan baku menjadi

produk sampai mendistribusikan produk ke para pelanggan. Perusahaan

manufaktur menangani pengolahan bahan baku menjadi suatu produk untuk dijual

dengan tujuan memaksimumkan keuntungan. Keuntungan tersebut diperoleh dari

banyaknya penjualan di para pelanggan dikurangi dengan semua biaya. Dalam

membuat keputusan yang strategis, perusahaan manufaktur menekankan pada

efisiensi keuntungan dari pemasok sampai ke pelanggan seperti pemilihan bahan

baku, pengolahan bahan baku menjadi suatu produk untuk dijual, dan distribusi

produk.

Pemasok merupakan penyedia bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan

untuk memproduksi barang dan jasa. Perusahaan harus mencari pemasok

kemudian menilai pemasok tersebut dan memilih pemasok mana yang

menyediakan kualitas terbaik dengan biaya yang rendah. Perusahaan manufaktur

harus memperhatikan setiap kualitas bahan baku yang dikirim dari pemasok.

Bahan baku yang dikirim dari pemasok ke pabrik memiliki kualitas yang berbeda.

Kualitas bahan baku memengaruhi biaya pembelian bahan baku. Semakin tinggi

tingkat kualitas bahan baku maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan.

Pada karya ilmiah ini akan dibahas masalah pemilihan pemasok

berdasarkan bahan baku dengan kualitas yang berbeda dan pendistribusian produk.

Dalam memilih pemasok, perusahaan manufaktur juga melihat biaya kontrak

antara pemasok dengan perusahaan dan bahan baku dengan kualitas berbeda yang

dikirim pemasok. Biaya kontrak tersebut merupakan biaya sewa untuk menyewa

pemasok. Perusahaan bertujuan memaksimumkan keuntungan dengan memilih

pemasok berdasarkan pilihan kualitas bahan baku dan pendistribusian produk.

Dalam karya ilmiah ini akan dibahas formulasi dan penyelesaian masalah

menggunakan Integer Linear Programming (ILP). Sumber utama karya ilmiah ini

ialah artikel yang berjudul Integrated profit oriented supply chain of perfect

quality items with multiple imprecise goals in an uncertain environment karangan

A. Nagoor Gani dan S. Maheswari pada tahun 2013.

Tujuan

Tujuan karya ilmiah ini ialah memodelkan masalah pemilihan pemasok

berdasarkan kualitas bahan baku dan pendistribusian produk yang diformulasikan

dengan Integer Linear Programming (ILP) dan menyelesaikannya dengan

software LINGO 11.0.

2

TINJAUAN PUSTAKA

Supply chain mencakup semua hal yang terlibat dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan. Jaringan dalam supply chain terdiri dari pabrik, pemasok, gudang, dan

pelanggan. Jasa transportasi digunakan untuk mengirimkan produk maupun bahan

baku dimana jaringan ini saling terhubung untuk mengadakan pengiriman produk,

informasi, dan keuangan (Chopra dan Meindl 2007).

Beberapa model pemilihan pemasok hanya mempertimbangkan keuntungan

pelanggan. Dalam artikel yang ditulis Ghomi et al. (2010), pemilihan pemasok

tidak hanya mempertimbangkan keuntungan pelanggan tetapi juga

mempertimbangkan keuntungan pemasok. Dalam artikel ini, dikemukakan bahwa

pelanggan memilih pemasok yang tepat dan menentukan banyaknya bahan baku

yang dipesan sesuai dengan permintaan. Pemasok memisahkan banyaknya

pemesanan ke dalam ukuran pak kecil dan pemesanan yang dilakukan lebih dari

beberapa periode yang menggunakan metode mixed integer non-linear dengan

meminimumkan total biaya dalam supply chain.

Evaluasi pemasok dan seleksi pemasok memiliki pengaruh langsung pada

kinerja supply chain perusahaan manufaktur. Masalah evaluasi pemasok dan

seleksi pemasok dapat diselesaikan dengan metode Analytic Hierarcy Process

(AHP). Metode ini menggunakan berbagai pendekatan kualitatif dan perhitungan

untuk memeriksa berbagai data, memutuskan kesimpulan berdasarkan data yang

diperoleh dengan membuat perbandingan berpasangan. Perbandingan ini

berfungsi menemukan pentingnya berbagai kriteria yang dinilai dengan skala.

Pendekatan ini akan membuat perusahaan lebih mudah untuk membeli bahan

baku, mengevaluasi, dan memilih pemasok terbaik bagi perusahaan (Asamoah et

al. 2012).

Pada proses pengolahan bahan baku, tingkat cacat suatu produk adalah suatu

hal penting. Kualitas bahan baku untuk membuat suatu produk harus

dipertimbangkan untuk mencegah cacat suatu produk yang akan dihasilkan.

Metode yang digunakan yaitu metode pemrograman fuzzy dengan Mixed Integer

Non-Linear Programming (MINLP). Pendekatan ini secara signifikan dapat

membantu manajer untuk memutuskan dalam perencanaan rantai pasokan

ekonomi (Elahi et al. 2011).

Dalam karya ilmiah ini tingkat cacat suatu produk tidak diperhatikan.

Pemilihan pemasok dengan pilihan kualitas bahan baku yang mempertimbangkan

pengolahan ulang untuk menghasilkan produk yang diinginkan dan masalah

pendistribusian produk diformulasikan dengan Integer Linear Programming (ILP)

dan diselesaikan dengan bantuan software LINGO 11.0.

3

DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH

Deskripsi Masalah

Pemilihan pemasok yang tepat dan pendistribusian produk merupakan suatu

hal penting dalam perusahaan manufaktur. Terdapat beberapa hal yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok di antaranya ialah bahan baku yang

disediakan pemasok, biaya transportasi, dan pengolahan ulang di pabrik.

Pengolahan ulang di pabrik bertujuan meningkatkan kualitas bahan baku sehingga

keuntungan perusahaan maksimum serta menghasilkan produk sesuai dengan

yang diinginkan perusahaan. Perusahaan menyewa pemasok dengan biaya kontrak

yang telah disepakati. Perusahaan menentukan anggaran untuk menyewa

pemasok. Biaya kontrak untuk menyewa pemasok tidak boleh melebihi anggaran

yang telah ditentukan.

Bahan baku yang akan diolah ulang diperiksa untuk menentukan bahan

baku mana yang akan diolah ulang. Setelah dilakukan pemeriksaan, bahan baku

dengan kualitas sedang dan rendah dilakukan pengolahan ulang di pabrik yang

bertujuan meningkatkan kualitas bahan baku sehingga keuntungan perusahaan

maksimum. Bahan baku berkualitas rendah lebih banyak memerlukan pengolahan

ulang. Bahan baku berkualitas tinggi menjadi alternatif untuk tidak memerlukan

proses pengolahan ulang. Pembelian bahan baku berkualitas tinggi membutuhkan

biaya pembelian tinggi. Perusahaan menghadapi trade-off antara biaya pembelian

bahan baku dengan kualitas tinggi dan pembelian bahan baku dengan kualitas

sedang dan rendah yang harus dilakukan proses pengolahan ulang di pabrik.

Dalam pendistribusian produk, perusahaan mempertimbangkan biaya

transportasi untuk memaksimumkan keuntungan. Pemasok mengirim bahan baku

ke pabrik yang kemudian diolah menjadi produk. Produk yang dihasilkan dikirim

ke gudang pusat sebagai tempat penyimpanan sementara yang kemudian dikirim

ke pelanggan. Jaringan distribusi bahan baku dan produk ditunjukkan pada

Gambar 1.

Pemasok

Pabrik Gudang pusat

Formulasi Masalah

Pemodelan pada karya ilmiah ini dibatasi oleh asumsi-asumsi berikut:

1 Proses distribusi terdiri atas tahapan distribusi yang berurutan yaitu dari

pemasok ke pabrik, dari pabrik ke gudang pusat, dan dari gudang pusat ke

pelanggan.

Distribusi Pengolahan

produk

Kualitas bahan

baku :

Rendah

Sedang

Tinggi

Pelanggan

Gambar 1 Jaringan distribusi bahan baku dan produk

4

2 Kapasitas fasilitas terbatas.

3 Persentase tingkat pengolahan ulang di pabrik untuk setiap kualitas bahan baku

dari pemasok telah diketahui.

4 Pendugaan banyaknya permintaan minimum dan permintaan maksimum di

setiap pelanggan telah diketahui.

5 Bahan baku yang akan diolah ulang diperiksa untuk menghasilkan produk yang

diinginkan perusahaan. Biaya pemeriksaan bahan baku diketahui.

6 Waktu untuk pemeriksaan bahan baku untuk setiap kualitas dan total waktu

maksimum mesin pemeriksaan bahan baku yang tersedia sudah diketahui.

7 Biaya produksi yang diperhitungkan hanya biaya pengadaan bahan baku

utama, biaya pengolahan ulang, biaya pemeriksaan bahan baku utama, dan

biaya penyewaan pemasok.

8 Produk yang dihasilkan akan dikirim ke gudang pusat dilanjutkan ke

pelanggan.

Model dapat diformulasikan sebagai suatu Integer Linear Programming

(ILP). Fungsi tujuan model ini ialah memaksimalkan keuntungan dengan

penjualan produk di pelanggan. Himpunan, indeks, parameter, variabel keputusan,

fungsi objektif, dan kendala yang digunakan adalah sebagai berikut.

Himpunan

I = Himpunan calon pemasok

J = Himpunan pabrik

K = Himpunan gudang pusat

L = Himpunan pelanggan

Q = Himpunan pilihan kualitas

Indeks

i I ialah indeks untuk calon pemasok

j J ialah indeks untuk pabrik

k K ialah indeks untuk gudang pusat

l L ialah indeks untuk pelanggan

q Q ialah indeks untuk pilihan kualitas

Parameter

Bi = Biaya menyewa pemasok i

Cpemiq= Kapasitas pemasok i untuk memasok bahan baku dengan kualitas q ke

pabrik

Cpabj = Kapasitas pabrik j

Cgudk = Kapasitas gudang pusat k

Emaxl = Pendugaan permintaan maksimum di pelanggan l

Eminl = Pendugaan permintaan minimum di pelanggan l

Hl = Harga jual produk di pelanggan l

G = Anggaran untuk menyewa pemasok

Tpemijq= Biaya transportasi dari pemasok i ke pabrik j untuk setiap kualitas

bahan baku q

Tpabjk = Biaya transportasi dari pabrik j ke gudang pusat k

5

Tgudkl = Biaya transportasi dari gudang pusat k ke pelanggan l

Diq = Harga untuk bahan baku dengan kualitas q yang dibeli dari pemasok i

Yjq = Biaya pengolahan ulang bahan baku dengan kualitas q di pabrik j

Mq = Persentase bahan baku dengan kualitas q yang membutuhkan pengolahan

ulang

Wmesq = Total waktu mesin yang tersedia untuk pemeriksaan bahan baku dengan

kualitas q

Vcostjq = Biaya pemeriksaan di pabrik j untuk setiap kualitas bahan baku q

Wpabjq = Waktu mesin untuk pemeriksaan bahan baku dengan kualitas q di pabrik

j

Variabel keputusan

Xpemijq= Total bahan baku dengan kualitas q yang dikirim dari pemasok i ke

pabrik j

Xpabjk = Banyaknya produk yang dikirim dari pabrik j ke gudang pusat k

Xgudkl = Banyaknya produk yang dikirim dari gudang pusat k ke pelanggan l

Sl = Pendugaan banyaknya produk yang terjual di pelanggan l

Aiq = Total bahan baku dengan kualitas q yang dibeli dari pemasok i

Zjq = Total pengolahan ulang di pabrik j untuk setiap kualitas bahan

bahan baku q

Vjq = Total bahan baku dengan kualitas q yang diperiksa di pabrik j

Ui = {

Fungsi objektif

Fungsi objektif dari model pemilihan pemasok ialah memaksimumkan

keuntungan yang diterima perusahaan meliputi jumlah total produk yang terjual

dari pelanggan dikurangi dengan semua biaya.

∑∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

Kendala

1 Total bahan baku yang dikirim dari pemasok ke pabrik tidak melebihi kapasitas

pemasok,

6

2 Banyaknya produk yang dikirim dari pabrik ke gudang pusat tidak melebihi

kapasitas pabrik,

3 Banyaknya produk yang dikirim dari gudang pusat ke pelanggan tidak

melebihi kapasitas gudang pusat,

4 Total produk yang dikirim dari gudang pusat ke pelanggan harus lebih besar

dari pendugaan minimum jumlah penjualan dan lebih kecil dari pendugaan

maksimum jumlah penjualan,

5 Total bahan baku dengan kualitas tertentu yang dilakukan pengolahan ulang

sesuai dengan yang diinginkan perusahaan,

6 Total bahan baku yang dikirim dari pemasok ke pabrik sama dengan total

banyaknya pembelian bahan baku oleh perusahaan untuk setiap pilihan kualitas,

7 Total bahan baku yang dikirim dari pemasok ke pabrik sama dengan banyaknya

produk yang dikirim dari pabrik ke gudang pusat,

∑∑ ∑

8 Banyaknya produk yang dikirim dari pabrik ke gudang pusat sama dengan banyaknya

produk yang dikirim dari gudang pusat ke pelanggan,

7

9 Banyaknya produk yang dikirim dari gudang pusat ke pelanggan sama dengan produk

yang terjual di pelanggan,

10 Total bahan baku yang diperiksa tidak kurang dari total bahan baku yang

diolah ulang,

.

11 Waktu mesin untuk melakukan pemeriksaaan bahan baku tidak melebihi waktu

mesin yang tersedia,

∑∑

12 Biaya sewa tidak boleh melebihi anggaran untuk menyewa pemasok,

13 Pemilihan pemasok merupakan variabel keputusan yang bernilai 0 atau 1,

{ }

14 Kendala ketaknegatifan,

.

IMPLEMENTASI MODEL

PT Noodle XYZ adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang

makanan. PT Noodle XYZ memproduksi mi dengan kemasan 100 gr yang dijual

per dus. Satu dus mi terdiri atas 10 bungkus mi. Bahan baku utama dalam

pembuatan mi adalah tepung terigu. Tepung terigu sangat berguna membentuk

struktur mi serta sebagai sumber karbohidrat dan protein. Tepung terigu yang

digunakan dipasok dari pemasok kemudian diolah menjadi mi di pabrik. Mi yang

telah diolah dikirim ke gudang pusat sebagai penyimpanan sementara dan

akhirnya ke pelanggan.

Kualitas tepung terigu dibedakan berdasarkan kandungan kadar air, gluten,

dan protein. Tepung terigu dengan kualitas tinggi mempunyai kandungan kadar

air sebesar 14.3%, gluten sebesar 30%, dan protein 13%, tepung terigu dengan

kualitas sedang mempunyai kandungan kadar air sebesar 14.3%, gluten sebesar

8

26.5%, dan protein sebesar 12.5%, dan tepung terigu dengan kualitas rendah

mempunyai kandungan kadar air sebesar 14%, gluten sebesar 25.5%, dan protein

sebesar 11% (Bogasari 2011).

Tepung terigu yang akan dikirim ke pabrik dimasukkan ke dalam pak

dengan isi 25 kg di pemasok. Tepung terigu 1 kg akan menghasilkan 10 bungkus

mi. Tepung terigu dengan kualitas sedang dan tepung terigu dengan kualitas

rendah membutuhkan pengolahan ulang sebelum diolah menjadi mi. Pengolahan

ulang dilakukan dengan meningkatkan kualitas kandungan protein dalam tepung

terigu seperti penambahan suatu zat ke dalam tepung terigu yaitu L-cystein. Zat

tersebut ialah salah satu jenis asam amino yang merupakan unit terkecil

pembangun protein. Semakin tinggi protein maka semakin tinggi gluten yang

terkandung dalam tepung terigu. Gluten tersebut sangat berperan dalam

menentukan kekenyalan mi. Tepung terigu kualitas sedang dan kualitas rendah

yang diterima di pabrik kemudian dilakukan pengolahan ulang dengan

menambahkan L-cystein dengan melakukan percampuran. Tepung terigu yang

telah dilakukan pengolahan ulang kemudian dicampurkan kembali dengan tepung

terigu yang tidak dilakukan pengolahan ulang sehingga mi yang dihasilkan akan

sesuai dengan yang diinginkan.

Data yang digunakan dalam karya ilmiah ini yaitu harga pembelian bahan

baku, kapasitas pemasok, pabrik, dan gudang pusat, pendugaan permintaan

pelanggan, biaya, harga penjualan produk, waktu untuk pengolahan ulang, dan

total waktu mesin merupakan data hipotetik. PT Noodle XYZ akan memilih 5

pemasok yang akan disewa dengan biaya sewa yang telah disepakati serta

mempunyai 3 pabrik, 3 gudang pusat, dan 4 pelanggan. Diketahui nilai persentase

bahan baku yang membutuhkan pengolahan ulang yaitu 10% untuk kualitas

sedang dan 30% untuk kualitas rendah. Anggaran yang tersedia untuk menyewa

pemasok sebesar Rp20 000 000. Data untuk biaya menyewa pemasok dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Biaya menyewa pemasok (Rp/bulan)

Pemasok

Biaya sewa 1 2 3 4 5

5 000 000 5 500 000 4 800 000 4 500 000 5 300 000

Data harga pembelian tepung terigu dari pemasok dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Harga pembelian tepung terigu dari pemasok (Rp/kg)

Kualitas tepung

terigu

Pemasok

1 2 3 4 5

Tinggi 8 000 8 500 7 500 7 000 8 300

Sedang 7 000 7 700 6 500 6 300 7 300

Rendah 5 000 7 000 6 000 5 800 6 300

9

Pemasok mempunyai kapasitas ketersediaan tepung terigu yang akan dikirim ke

pabrik. Kapasitas tepung terigu di pemasok dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kapasitas pemasok untuk setiap kualitas tepung terigu (kg)

Pemasok Kualitas tepung terigu

Tinggi Sedang Rendah

1 1 600 1 600 1 600

2 1 900 1 900 1 900

3 1 800 1 800 1 800

4 1 550 1 550 1 550

5 1 850 1 850 1 850

Tepung terigu dengan kualitas tinggi ditempatkan ke dalam plastik dengan ukuran

1 kg kemudian ditempatkan ke dalam box dengan ukuran 25 kg di pemasok.

Tepung terigu dengan kualitas sedang ditempatkan di dalam box dengan ukuran

25 kg tetapi tidak dimasukkan ke dalam plastik dengan ukuran 1 kg di pemasok.

Tepung terigu dengan kualitas rendah ditempatkan di dalam karung dengan

ukuran 25 kg dan tidak ditempatkan di dalam plastik dengan ukuran 1 kg di

pemasok. Penempatan tepung terigu yang berbeda untuk setiap kualitas pada saat

pengiriman ke pabrik mempengaruhi biaya transportasi. Jarak antara pemasok dan

pabrik tidak sama. Biaya transportasi tepung terigu tersebut dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4 Biaya transportasi antara pemasok dan pabrik (Rp/kg)

Pemasok Kualitas tepung

terigu

Pabrik

1 2 3

1

Tinggi 350 320 370

Sedang 330 310 350

Rendah 310 300 340

2

Tinggi 340 380 335

Sedang 335 370 320

Rendah 325 360 310

3

Tinggi 345 325 335

Sedang 330 320 330

Rendah 320 310 325

4

Tinggi 330 365 340

Sedang 325 350 325

Rendah 320 340 315

5

Tinggi 355 350 350

Sedang 340 330 335

Rendah 330 320 330

10

Biaya transportasi antara pabrik, gudang pusat, dan pelanggan serta kapasitas

pabrik dan gudang pusat ada pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5 Biaya transportasi antara pabrik dan gudang pusat (Rp/kg) dan kapasitas

pabrik (kg)

Pabrik Gudang pusat

Kapasitas pabrik 1 2 3

1 430 440 450 9 400

2 450 430 440 8 100

3 430 440 450 7 800

Tabel 6 Biaya transportasi antara gudang pusat dan pelanggan (Rp/kg) dan

kapasitas gudang pusat

Gudang

pusat

Pelanggan Kapasitas gudang

pusat (kg) 1 2 3 4

1 520 530 540 550 8 000

2 530 520 540 550 6 500

3 550 530 520 540 7 700

Tepung terigu dengan kualitas sedang dan rendah membutuhkan pengolahan

ulang sehingga membutuhkan biaya pengolahan ulang. Tepung terigu yang akan

diolah ulang diperiksa untuk menentukan tepung terigu mana yang akan diolah

ulang. Tabel biaya pemeriksaan dan pengolahan ulang kualitas tepung terigu

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Biaya pemeriksaan dan pengolahan ulang kualitas tepung terigu di pabrik

(Rp/kg)

Kualitas tepung terigu

Tinggi

Sedang

Rendah

Pabrik Biaya

Pemeriksaan

Biaya

pemeriksaan

Biaya

pengolahan

ulang

Biaya

pemeriksaan

Biaya

pengolahan

ulang

1 200

220 1 300

250 1 500

2 240

260 1 400

270 1 600

3 250

270 1 500

280 1 800

Waktu mesin untuk pemeriksaan tepung terigu untuk setiap kualitas dapat dilihat

pada Tabel 8.

11

Tabel 8 Waktu yang tersedia untuk pemeriksaan tepung terigu di pabrik dan total

waktu maksimum mesin bekerja (menit)

Pendugaan minimum permintaan, maksimum permintaan dan harga penjualan mi

di setiap pelanggan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Pendugaan minimum permintaan, maksimum permintaan dan harga

penjualan

Pelanggan Minimum

permintaan (dus)

Maksimum

permintaan (dus)

Harga

penjualan

(Rp/dus)

1 4 200 5 000 15 000

2 4 000 4 500 13 000

3 4 200 4 700 14 000

4 4 400 4 900 12 000

Formulasi matematik masalah pemilihan pemasok dapat ditulis sebagai berikut.

Himpunan

I ={1,2,3,4,5} = Himpunan calon pemasok

J ={1,2,3} = Himpunan pabrik

K ={1,2,3} = Himpunan gudang pusat

L ={1,2,3,4} = Himpunan pelanggan

Q ={1, 2, 3} = Himpunan pilihan kualitas dengan 1 untuk kualitas tinggi,

2 untuk kualitas sedang, dan 3 untuk kualitas rendah

Indeks

i I ialah indeks untuk calon pemasok

j J ialah indeks untuk pabrik

k K ialah indeks untuk gudang pusat

l L ialah indeks untuk pelanggan

q Q ialah indeks untuk pilihan kualitas

Parameter

Bi = Biaya menyewa pemasok i

Cpemiq= Kapasitas pemasok i untuk memasok tepung terigu dengan kualitas q ke

pabrik

Cpabj = Kapasitas pabrik j

Cgudk = Kapasitas gudang pusat k

Emaxl = Pendugaan permintaan maksimum di pelanggan l

Kualitas tepung

terigu

Pabrik Maksimum

waktu 1 2 3

Tinggi 0.4 0.5 0.6 38 000

Sedang 0.6 0.7 0.8 39 000

Rendah 0.5 0.8 0.9 42 000

12

Eminl = Pendugaan permintaan minimum di pelanggan l

Hl = Harga jual mi di pelanggan l

G = Rp20 000 000

Tpemijq= Biaya transportasi dari pemasok i ke pabrik j untuk setiap kualitas

tepung terigu q

Tpabjk = Biaya transportasi dari pabrik j ke gudang pusat k

Tgudkl = Biaya transportasi dari gudang pusat k ke pelanggan l

Diq = Harga untuk tepung terigu dengan kualitas q yang dibeli dari pemasok i

Yjq = Biaya pengolahan ulang tepung terigu dengan kualitas q di pabrik j

Mq = Persentase tepung terigu dengan kualitas q yang membutuhkan

pengolahan ulang

Wmesq = Total waktu mesin yang tersedia untuk pemeriksaan tepung terigu

dengan kualitas q

Vcostjq = Biaya pemeriksaan di pabrik j untuk setiap kualitas tepung terigu q

Wpabjq = Waktu mesin untuk pemeriksaan bahan baku dengan kualitas q di pabrik

j

Variabel keputusan

Xpemijq= Total tepung terigu dengan kualitas q yang dikirim dari pemasok i ke

pabrik j

Xpabjk = Banyaknya mi yang dikirim dari pabrik j ke gudang pusat k

Xgudkl = Banyaknya mi yang dikirim dari gudang pusat k ke pelanggan l

Sl = Pendugaan banyaknya mi yang terjual di pelanggan l

Aiq = Total tepung terigu dengan kualitas q yang dibeli dari pemasok i

Zjq = Total pengolahan ulang di pabrik j untuk setiap kualitas q

Vjq = Total tepung terigu dengan kualitas q yang diperiksa di pabrik j

Ui = {

Fungsi objektif

Fungsi objektif dari model pemilihan pemasok ialah memaksimumkan

keuntungan yang diterima perusahaan meliputi jumlah total mi yang terjual dari

pelanggan dikurangi dengan semua biaya.

∑∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

13

Kendala

1 Total tepung terigu yang dikirim dari pemasok ke pabrik tidak melebihi

kapasitas pemasok,

2 Banyaknya mi yang dikirim dari pabrik ke gudang pusat tidak melebihi

kapasitas pabrik,

3 Banyaknya mi yang dikirim dari gudang pusat ke pelanggan tidak melebihi

kapasitas gudang pusat,

4 Total mi yang dikirim dari gudang pusat ke pelanggan harus lebih besar dari

pendugaan minimum permintaan dan lebih kecil dari pendugaan maksimum

permintaan jumlah penjualan,

5 Total tepung terigu dengan kualitas tertentu yang dilakukan pengolahan ulang

sesuai dengan yang diinginkan perusahaan,

6 Total tepung terigu yang dikirim dari pemasok ke pabrik sama dengan total

banyaknya pembelian tepung terigu dari pemasok untuk setiap pilihan kualitas,

14

7 Banyaknya tepung terigu yang dikirim dari pemasok ke pabrik sama dengan

banyaknya tepung terigu yang dikirim dari pabrik ke gudang pusat,

∑∑ ∑

8 Banyaknya mi yang dikirim dari pabrik ke gudang pusat sama dengan banyaknya mi

yang dikirim dari gudang pusat ke pelanggan,

9 Banyaknya mi yang dikirim dari gudang pusat ke pelanggan sama dengan mi yang

terjual di pelanggan,

10 Total tepung terigu yang diperiksa tidak kurang dari total tepung terigu yang

diolah ulang,

11 Waktu mesin untuk pemeriksaan tepung terigu tidak melebihi waktu mesin

yang tersedia,

∑∑

12 Biaya sewa tidak boleh melebihi anggaran untuk menyewa pemasok,

13 Pemilihan pemasok merupakan variabel keputusan yang bernilai 0 atau 1,

{ }

15

14 Kendala ketaknegatifan,

=1,2,3.

Hasil dan pembahasan

Penyelesaian masalah pemilihan pemasok dan pendistribusian mi pada

karya ilmiah ini menggunakan software LINGO 11.0. Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada Lampiran 1, solusi yang diperoleh ialah solusi optimal dengan

iterasi yang dibutuhkan sebanyak 90 iterasi. Total variabelnya sebanyak 108

variabel dengan variabel integer 5 variabel. Total kendala sebanyak 174 dan

variabel taknol sebanyak 518. Pemasok yang disewa PT Noodle XYZ adalah

Pemasok 1, Pemasok 3, Pemasok 4, dan Pemasok 5. Biaya sewa yang harus

dikeluarkan oleh PT Noodle XYZ adalah Rp19 600 000 yang tidak melebihi uang

anggaran PT Noodle XYZ. Distribusi dari pemasok ke pelanggan dalam

mengirimkan tepung terigu dan mi dapat dilihat di Gambar 2.

Tepung terigu yang dikirim ke pabrik telah dimasukkan ke dalam pak

dengan isi 25 kg di pemasok dengan berbagai kualitas. Keempat pemasok

mengirimkan total tepung terigu kualitas tinggi sebanyak 5500 kg, tepung terigu

kualitas sedang sebanyak 6800 kg, dan tepung terigu kualitas rendah sebanyak

6800 kg ke setiap pabrik. Pengiriman tepung terigu dari setiap pemasok ke setiap

pabrik dapat dilihat pada Tabel 10.

Pabrik 1

Pemasok 3 Pemasok 5 Pemasok 4 Pemasok 1

Pabrik 2 Pabrik 3

Gudang pusat 1 Gudang pusat 2 Gudang pusat 3

Pelanggan 1 Pelanggan 2 Pelanggan 3 Pelanggan 4

Gambar 2 Pendistribusian PT Noodle XYZ

16

Tabel 10 Pengiriman tepung terigu dari pemasok ke pabrik

Pemasok

Pabrik

1

2

3

Kualitas

Berat

(kg)

Kualitas

Berat

(kg)

Kualitas

Berat

(kg)

1 Rendah 1 600

- -

- -

- -

Sedang 1 600

- -

3 Sedang 550

Tinggi 1 800

- -

Rendah 1 800

Sedang 1 250

- -

4

Tinggi 500

- -

Tinggi 1 050

Sedang 1 550

- -

- -

Rendah 1 550

- -

- -

5 Rendah 1 850

Sedang 1 850

Tinggi 550

Setelah dilakukan pengiriman oleh pemasok ke setiap pabrik, total tepung terigu

dengan berbagai kualitas yang dibeli PT Noodle XYZ dari setiap pemasok dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Pembelian total tepung terigu oleh PT Noodle XYZ

Pemasok Kualitas Berat

(kg)

1

Tinggi 1 600

Sedang 1 600

Rendah 1 600

3 Tinggi

1 800

Sedang 1 800

Rendah 1 800

4 Tinggi 1 550

Sedang 1 550

Rendah 1 550

5 Tinggi 550

Sedang 1 850

Rendah 1 850

Sebelum dilakukan pengolahan ulang, pemeriksaan tepung terigu dilakukan untuk

menentukan tepung terigu mana yang akan diolah ulang. Tepung terigu yang

akan diolah ulang di Pabrik 1 dengan kualitas sedang sebanyak 210 kg dan

kualitas rendah sebanyak 2040 kg. Pada Pabrik 2, tepung terigu dengan kualitas

sedang sebanyak 470 kg akan diolah ulang. Setelah dilakukan pemeriksaan,

17

pengolahan ulang tepung terigu dilakukan. Total penerimaan tepung terigu dan

pengolahan ulang untuk kualitas sedang dan rendah dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Total penerimaan tepung terigu dan pengolahan ulang kualitas sedang

10% (kg) dan kualitas rendah 30% (kg)

Kualitas

Sedang Rendah

Pabrik

1 Penerimaan 2 100 6 800

Pengolahan ulang 210 2 040

2 Penerimaan 4 700 -

Pengolahan ulang 470 -

Tepung terigu yang telah diolah ulang kemudian dicampurkan dengan tepung

terigu yang tidak diolah ulang untuk diproduksi menjadi mi. Tepung terigu 1 kg

akan menghasilkan 10 bungkus mi dengan kemasan 100 gr. Mi yang telah

diproduksi dikemas dengan kemasan 100 gr kemudian dimasukkan ke dalam dus

dan datanya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Total pengolahan tepung terigu dan banyaknya mi yang dihasilkan

Kualitas

tepung

terigu

Total pengolahan

tepung terigu

(kg)

Banyaknya

mi

(bungkus)

Banyaknya

dus (1 dus=10

bungkus)

Pabrik

1

Tinggi 500

94 000 9 400 Sedang 2 100

Rendah 6 800

2

Tinggi 3 400 81 000 8 100

Sedang 4 700

3 Tinggi 1 600 16 000 1 600

Harga penjualan mi di Pelanggan 1 ialah Rp15 000/dus, harga penjualan mi di

Pelanggan 2 ialah Rp13 000/dus, harga penjualan mi di Pelanggan 3 ialah Rp14

000/dus, dan harga penjualan mi di Pelanggan 4 ialah Rp12 000/dus dengan

keuntungan Rp81 949 850. Dus yang telah diisi mi kemudian dikirim ke gudang

pusat dan pelanggan dengan pendistribusiannya dapat dilihat pada Gambar 3.

18

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemilihan pemasok dan pendistribusian produk dapat diformulasikan

menjadi Integer Linear Programming (ILP). Dari implementasi yang dilakukan,

terlihat bahwa pada masalah PT Noodle XYZ pemilihan pemasok ditentukan dari

biaya sewa pemasok dan kualitas bahan baku yang ditawarkan. PT Noodle XYZ

membeli lebih banyak tepung terigu dengan kualitas sedang dan rendah dari

pemasok. Pendistribusian produk dari pabrik ke gudang pusat dan pelanggan

sudah memenuhi pendugaan permintaan pelanggan.

Saran

Pada karya ilmiah ini telah dibahas penentuan pemilihan pemasok dengan

mempertimbangkan biaya sewa dan tingkat kualitas bahan baku dengan formulasi

Integer Linear Programming (ILP). Karya ilmiah ini dapat dikembangkan dengan

kendala waktu yang dipilih. Selain itu, karya ilmiah ini menggunakan data

hipotetik. Akan lebih baik lagi jika dilakukan penelitian langsung pada perusahaan

yang terintegrasi dengan penyedia jasa logistik dan pemasok.

1 5

00

5 0

00

Gudang pusat 1 Gudang pusat 2 Gudang pusat 3

Pelanggan 1 Pelanggan 2 Pelanggan 3 Pelanggan 4

Pabrik 1 Pabrik 2 Pabrik 3

6 4

00

1 5

00

5 0

00

Gudang pusat 1 Gudang pusat 2 Gudang pusat 3

Pelanggan 1 Pelanggan 2 Pelanggan 3 Pelanggan 4

Pabrik 1 Pabrik 2 Pabrik 3

6 4

00

Gambar 3 Pendistribusian mi

19

DAFTAR PUSTAKA

Asamoah D, Annan J, Nyarko S. 2012. AHP approach for supplier evaluation and

selection in a pharmaceutical manufacturing firm in Ghana. International

Journal of Business and Management. 7(10): 49-62. doi:

10.5539/ijbm.v7n10p49

Bogasari. 2011. Produk[Internet]. [diunduh 2014 Maret 13]. Tersedia

pada:http//www.bogasari.com/produk/merek-kami.aspx

Chopra S, Meindl P. 2007. Supply Chain Management:Strategy, Planning, and

Operation. Ed ke-3. New Jersey (US):Pearson Prentice Hall.

Elahi B, Jafarabadi YP, Etaati L, Seyedhosseini SM. 2011. Optimization of supply

chain planning with considering defective rates of products in each

echelon. Technology and Investment. 2(3): 211-212. doi:

10.4236/ti.2011.23022

Gani A.N, Maheswari S. 2013. Integrated profit oriented supply chain of perfect

quality items with multiple imprecise goals in an uncertain environment.

Journal of Mathematical and Computational Science. 3(2):482-504

Ghomi SMTF, Ghodsypour SH, Kheljani JG. 2010. Supply chain optimization

policy for a supplier selection problem: a mathematical programming approach.

Iranian Journal of Operations Research. 2(1): 17-31

20

Lampiran 1 Sintaks dan hasil komputasi LINGO 11.0 untuk permasalahan

pemilihan pemasok pada tepung terigu

MODEL:

SETS:

SUPPLIERSi/I1..I5/:B,U;!i=pemasok(1,2,3,4,5);

PRODUSENj/J1..J3/:Cpab;!j=pabrik(1,2,3);

DISTRIBUSIk/K1..K3/:Cgud;!k=gudang pusat(1,2,3);

PENGECERl/L1..L4/:H,S,Emax,Emin;!l=pelanggan(1,2,3,4);

PILIHANKUALITASq/Q1..Q3/:M,Wmes;!q=pilihan

kualitas(tinggi,sedang,rendah);

KUANTITASPABRIKDC(PRODUSENj,DISTRIBUSIk):Xpab,Tpab;

KUANTITASDCPENGECER(DISTRIBUSIk,PENGECERl):Xgud,Tgud;

KUANTITASPEMASOK(SUPPLIERSi,PILIHANKUALITASq):A,D;

KUANTITASPRODUK(PRODUSENj,PILIHANKUALITASq):Z,Y,V,Wpab,Vcost;

KAPASITASPEMASOKPRODUSEN(SUPPLIERSi,PILIHANKUALITASq):Cpem;

BAHANPEMASOKPRODUSEN(SUPPLIERSi,PRODUSENj,PILIHANKUALITASq):Xpem,T

pem;

ENDSETS

!FUNGSI OBJEKTIF;

MAX=@SUM(PENGECERl(L):S(L)*H(L))-

@SUM(BAHANPEMASOKPRODUSEN(I,J,Q):Xpem(I,J,Q)*Tpem(I,J,Q))-

@SUM(KUANTITASPEMASOK(I,Q):A(I,Q)*D(I,Q))-

@SUM(KUANTITASPRODUK(J,Q):Z(J,Q)*Y(J,Q))-

@SUM(KUANTITASPABRIKDC(J,K):Xpab(J,K)*Tpab(J,K))-

@SUM(KUANTITASDCPENGECER(K,L):Xgud(K,L)*Tgud(K,L))-

@SUM(KUANTITASPRODUK(J,Q):V(J,Q)*Vcost(J,Q))-

@SUM(SUPPLIERSi(I):B(I)*U(I));

!KENDALA;

!1;@FOR(SUPPLIERSi(I):@FOR(PILIHANKUALITASq(Q):@SUM(PRODUSENj(J):X

pem(I,J,Q))<=U(I)*Cpem(I,Q)));

!2;@FOR(PRODUSENj(J):@SUM(DISTRIBUSIk(K):Xpab(J,K))<=Cpab(J));

!3;@FOR(DISTRIBUSIk(K):@SUM(PENGECERl(L):Xgud(K,L))<=Cgud(K));

!4;@FOR(PENGECERl(L):Emin(L)<=S(L));

@FOR(PENGECERl(L):S(L)<=Emax(L));

!5;@FOR(PRODUSENj(J):@FOR(PILIHANKUALITASq(Q):M(Q)*@SUM(SUPPLIERSi

(I):Xpem(I,J,Q))=Z(J,Q)));

!6;@FOR(SUPPLIERSi(I):@FOR(PILIHANKUALITASq(Q):@SUM(PRODUSENj(J):X

pem(I,J,Q))=A(I,Q)));

!7;@FOR(PRODUSENj(J):@SUM(SUPPLIERSi(I):@SUM(PILIHANKUALITASq(Q):X

pem(I,J,Q)))=@SUM(DISTRIBUSIk(K):Xpab(J,K)));

!8;@FOR(DISTRIBUSIk(K):@SUM(PRODUSENj(J):Xpab(J,K))=@SUM(PENGECERl

(L):Xgud(K,L)));

!9;@FOR(PENGECERl(L):@SUM(DISTRIBUSIk(K):Xgud(K,L))=S(L));

!10;@FOR(PRODUSENj(J):@FOR(PILIHANKUALITASq(Q):V(J,Q)>=Z(J,Q)));

!11;@SUM(PRODUSENj(J):@SUM(PILIHANKUALITASq(Q):Wpab(J,Q)*Z(J,Q)))<

=@SUM(PILIHANKUALITASq(Q):Wmes(Q));

!12;@SUM(SUPPLIERSi(I):B(I)*U(I))<=20000000;

!13;@FOR(SUPPLIERSi(I):@BIN(U(I)));

!14;@FOR(BAHANPEMASOKPRODUSEN(I,J,Q):Xpem(I,J,Q)>=0);

@FOR(KUANTITASPABRIKDC(J,K):Xpab(J,K)>=0);

@FOR(KUANTITASDCPENGECER(K,L):Xgud(K,L)>=0);

@FOR(KUANTITASPRODUK(J,Q):Z(J,Q)>=0);

@FOR(KAPASITASPEMASOKPRODUSEN(I,Q):A(I,Q)>=0);

@FOR(KUANTITASPRODUK(J,Q):V(J,Q)>=0);

21

DATA:

Emax = 5000

4500

4700

4900;

Emin = 4200

4000

4200

4400;

H = 15000

13000

14000

12000;

Tpem = 350 330 310 320 310 300 370 350 340

340 335 325 380 370 360 335 320 310

345 330 320 325 320 310 335 330 325

330 325 320 365 350 340 340 325 315

355 340 330 350 330 320 350 335 330 ;

Tpab = 430 440 450

450 430 440

430 440 450;

Tgud = 520 530 540

550 530 520

540 550 550

530 520 540;

D = 8000 7000 5000 8500 7700

7000 7500 6500 6000 7000

6300 5800 8300 7300 6300;

Y = 1000 1300 1500

1100 1400 1600

1200 1500 1800;

Cpem = 1600 1600 1600 1900 1900

1900 1800 1800 1800 1550

1550 1550 1850 1850 1850;

B = 5000000

5500000

4800000

4500000

5300000;

Cpab = 9400

8100

7800;

Cgud = 8000

6500

7700;

M = 0 0.1 0.3;

Wpab = 0.4 0.5 0.6

0.6 0.7 0.8

0.5 0.8 0.9;

Wmes = 38000

39000

42000;

Vcost = 200 220 250

240 260 270

250 270 280;

ENDDATA

22

Global optimal solution found.

Objective value: 0.8194985E+08

Objective bound: 0.8194985E+08

Infeasibilities: 0.000000

Extended solver steps: 2

Total solver iterations: 90

Variable Value Reduced Cost

B( I1) 5000000. 0.000000

B( I2) 5500000. 0.000000

B( I3) 4800000. 0.000000

B( I4) 4500000. 0.000000

B( I5) 5300000. 0.000000

U( I1) 1.000000 -1875200.

U( I2) 0.000000 3138300.

U( I3) 1.000000 -2889600.

U( I4) 1.000000 -3510400.

U( I5) 1.000000 983950.0

CPAB( J1) 9400.000 0.000000

CPAB( J2) 8100.000 0.000000

CPAB( J3) 7800.000 0.000000

CGUD( K1) 8000.000 0.000000

CGUD( K2) 6500.000 0.000000

CGUD( K3) 7700.000 0.000000

H( L1) 15000.00 0.000000

H( L2) 13000.00 0.000000

H( L3) 14000.00 0.000000

H( L4) 12000.00 0.000000

S( L1) 5000.000 0.000000

S( L2) 4500.000 0.000000

S( L3) 4700.000 0.000000

S( L4) 4900.000 0.000000

EMAX( L1) 5000.000 0.000000

EMAX( L2) 4500.000 0.000000

EMAX( L3) 4700.000 0.000000

EMAX( L4) 4900.000 0.000000

23

EMIN( L1) 4200.000 0.000000

EMIN( L2) 4000.000 0.000000

EMIN( L3) 4200.000 0.000000

EMIN( L4) 4400.000 0.000000

M( Q1) 0.000000 0.000000

M( Q2) 0.1000000 0.000000

M( Q3) 0.3000000 0.000000

WMES( Q1) 38000.00 0.000000

WMES( Q2) 39000.00 0.000000

WMES( Q3) 42000.00 0.000000

XPAB( J1, K1) 6400.000 0.000000

XPAB( J1, K2) 3000.000 0.000000

XPAB( J1, K3) 0.000000 0.000000

XPAB( J2, K1) 0.000000 30.00000

XPAB( J2, K2) 1500.000 0.000000

XPAB( J2, K3) 6600.000 0.000000

XPAB( J3, K1) 1600.000 0.000000

XPAB( J3, K2) 0.000000 0.000000

XPAB( J3, K3) 0.000000 0.000000

TPAB( J1, K1) 430.0000 0.000000

TPAB( J1, K2) 440.0000 0.000000

TPAB( J1, K3) 450.0000 0.000000

TPAB( J2, K1) 450.0000 0.000000

TPAB( J2, K2) 430.0000 0.000000

TPAB( J2, K3) 440.0000 0.000000

TPAB( J3, K1) 430.0000 0.000000

TPAB( J3, K2) 440.0000 0.000000

TPAB( J3, K3) 450.0000 0.000000

XGUD( K1, L1) 5000.000 0.000000

XGUD( K1, L2) 0.000000 10.00000

XGUD( K1, L3) 0.000000 10.00000

XGUD( K1, L4) 3000.000 0.000000

XGUD( K2, L1) 0.000000 10.00000

XGUD( K2, L2) 4500.000 0.000000

XGUD( K2, L3) 0.000000 10.00000

XGUD( K2, L4) 0.000000 0.000000

XGUD( K3, L1) 0.000000 40.00000

XGUD( K3, L2) 0.000000 20.00000

XGUD( K3, L3) 4700.000 0.000000

XGUD( K3, L4) 1900.000 0.000000

TGUD( K1, L1) 520.0000 0.000000

TGUD( K1, L2) 530.0000 0.000000

TGUD( K1, L3) 540.0000 0.000000

TGUD( K1, L4) 550.0000 0.000000

TGUD( K2, L1) 530.0000 0.000000

TGUD( K2, L2) 520.0000 0.000000

TGUD( K2, L3) 540.0000 0.000000

TGUD( K2, L4) 550.0000 0.000000

TGUD( K3, L1) 550.0000 0.000000

TGUD( K3, L2) 530.0000 0.000000

TGUD( K3, L3) 520.0000 0.000000

TGUD( K3, L4) 540.0000 0.000000

A( I1, Q1) 1600.000 0.000000

A( I1, Q2) 1600.000 0.000000

A( I1, Q3) 1600.000 0.000000

A( I2, Q1) 0.000000 0.000000

A( I2, Q2) 0.000000 0.000000

A( I2, Q3) 0.000000 0.000000

A( I3, Q1) 1800.000 0.000000

24

A( I3, Q2) 1800.000 0.000000

A( I3, Q3) 1800.000 0.000000

A( I4, Q1) 1550.000 0.000000

A( I4, Q2) 1550.000 0.000000

A( I4, Q3) 1550.000 0.000000

A( I5, Q1) 550.0000 0.000000

A( I5, Q2) 1850.000 0.000000

A( I5, Q3) 1850.000 0.000000

D( I1, Q1) 8000.000 0.000000

D( I1, Q2) 7000.000 0.000000

D( I1, Q3) 5000.000 0.000000

D( I2, Q1) 8500.000 0.000000

D( I2, Q2) 7700.000 0.000000

D( I2, Q3) 7000.000 0.000000

D( I3, Q1) 7500.000 0.000000

D( I3, Q2) 6500.000 0.000000

D( I3, Q3) 6000.000 0.000000

D( I4, Q1) 7000.000 0.000000

D( I4, Q2) 6300.000 0.000000

D( I4, Q3) 5800.000 0.000000

D( I5, Q1) 8300.000 0.000000

D( I5, Q2) 7300.000 0.000000

D( I5, Q3) 6300.000 0.000000

Z( J1, Q1) 0.000000 0.000000

Z( J1, Q2) 210.0000 0.000000

Z( J1, Q3) 2040.000 0.000000

Z( J2, Q1) 0.000000 0.000000

Z( J2, Q2) 470.0000 0.000000

Z( J2, Q3) 0.000000 0.000000

Z( J3, Q1) 0.000000 0.000000

Z( J3, Q2) 0.000000 0.000000

Z( J3, Q3) 0.000000 0.000000

Y( J1, Q1) 1000.000 0.000000

Y( J1, Q2) 1300.000 0.000000

Y( J1, Q3) 1500.000 0.000000

Y( J2, Q1) 1100.000 0.000000

Y( J2, Q2) 1400.000 0.000000

Y( J2, Q3) 1600.000 0.000000

Y( J3, Q1) 1200.000 0.000000

Y( J3, Q2) 1500.000 0.000000

Y( J3, Q3) 1800.000 0.000000

V( J1, Q1) 0.000000 200.0000

V( J1, Q2) 210.0000 0.000000

V( J1, Q3) 2040.000 0.000000

V( J2, Q1) 0.000000 240.0000

V( J2, Q2) 470.0000 0.000000

V( J2, Q3) 0.000000 0.000000

V( J3, Q1) 0.000000 250.0000

V( J3, Q2) 0.000000 0.000000

V( J3, Q3) 0.000000 0.000000

WPAB( J1, Q1) 0.4000000 0.000000

WPAB( J1, Q2) 0.5000000 0.000000

WPAB( J1, Q3) 0.6000000 0.000000

WPAB( J2, Q1) 0.6000000 0.000000

WPAB( J2, Q2) 0.7000000 0.000000

WPAB( J2, Q3) 0.8000000 0.000000

WPAB( J3, Q1) 0.5000000 0.000000

WPAB( J3, Q2) 0.8000000 0.000000

WPAB( J3, Q3) 0.9000000 0.000000

25

VCOST( J1, Q1) 200.0000 0.000000

VCOST( J1, Q2) 220.0000 0.000000

VCOST( J1, Q3) 250.0000 0.000000

VCOST( J2, Q1) 240.0000 0.000000

VCOST( J2, Q2) 260.0000 0.000000

VCOST( J2, Q3) 270.0000 0.000000

VCOST( J3, Q1) 250.0000 0.000000

VCOST( J3, Q2) 270.0000 0.000000

VCOST( J3, Q3) 280.0000 0.000000

CPEM( I1, Q1) 1600.000 0.000000

CPEM( I1, Q2) 1600.000 0.000000

CPEM( I1, Q3) 1600.000 0.000000

CPEM( I2, Q1) 1900.000 0.000000

CPEM( I2, Q2) 1900.000 0.000000

CPEM( I2, Q3) 1900.000 0.000000

CPEM( I3, Q1) 1800.000 0.000000

CPEM( I3, Q2) 1800.000 0.000000

CPEM( I3, Q3) 1800.000 0.000000

CPEM( I4, Q1) 1550.000 0.000000

CPEM( I4, Q2) 1550.000 0.000000

CPEM( I4, Q3) 1550.000 0.000000

CPEM( I5, Q1) 1850.000 0.000000

CPEM( I5, Q2) 1850.000 0.000000

CPEM( I5, Q3) 1850.000 0.000000

XPEM( I1, J1, Q1) 0.000000 34.00000

XPEM( I1, J1, Q2) 0.000000 10.00000

XPEM( I1, J1, Q3) 1600.000 0.000000

XPEM( I1, J2, Q1) 1600.000 0.000000

XPEM( I1, J2, Q2) 1600.000 0.000000

XPEM( I1, J2, Q3) 0.000000 22.00000

XPEM( I1, J3, Q1) 0.000000 44.00000

XPEM( I1, J3, Q2) 0.000000 45.00000

XPEM( I1, J3, Q3) 0.000000 119.0000

XPEM( I2, J1, Q1) 0.000000 200.0000

XPEM( I2, J1, Q2) 0.000000 0.000000

XPEM( I2, J1, Q3) 0.000000 0.000000

XPEM( I2, J2, Q1) 0.000000 236.0000

XPEM( I2, J2, Q2) 0.000000 45.00000

XPEM( I2, J2, Q3) 0.000000 67.00000

XPEM( I2, J3, Q1) 0.000000 185.0000

XPEM( I2, J3, Q2) 0.000000 0.000000

XPEM( I2, J3, Q3) 0.000000 74.00000

XPEM( I3, J1, Q1) 0.000000 24.00000

XPEM( I3, J1, Q2) 550.0000 0.000000

XPEM( I3, J1, Q3) 1800.000 0.000000

XPEM( I3, J2, Q1) 1800.000 0.000000

XPEM( I3, J2, Q2) 1250.000 0.000000

XPEM( I3, J2, Q3) 0.000000 22.00000

XPEM( I3, J3, Q1) 0.000000 4.000000

XPEM( I3, J3, Q2) 0.000000 15.00000

XPEM( I3, J3, Q3) 0.000000 94.00000

XPEM( I4, J1, Q1) 500.0000 0.000000

XPEM( I4, J1, Q2) 1550.000 0.000000

XPEM( I4, J1, Q3) 1550.000 0.000000

XPEM( I4, J2, Q1) 0.000000 31.00000

XPEM( I4, J2, Q2) 0.000000 35.00000

XPEM( I4, J2, Q3) 0.000000 52.00000

XPEM( I4, J3, Q1) 1050.000 0.000000

XPEM( I4, J3, Q2) 0.000000 15.00000

26

XPEM( I4, J3, Q3) 0.000000 84.00000

XPEM( I5, J1, Q1) 0.000000 15.00000

XPEM( I5, J1, Q2) 0.000000 0.000000

XPEM( I5, J1, Q3) 1850.000 0.000000

XPEM( I5, J2, Q1) 0.000000 6.000000

XPEM( I5, J2, Q2) 1850.000 0.000000

XPEM( I5, J2, Q3) 0.000000 22.00000

XPEM( I5, J3, Q1) 550.0000 0.000000

XPEM( I5, J3, Q2) 0.000000 10.00000

XPEM( I5, J3, Q3) 0.000000 89.00000

TPEM( I1, J1, Q1) 350.0000 0.000000

TPEM( I1, J1, Q2) 330.0000 0.000000

TPEM( I1, J1, Q3) 310.0000 0.000000

TPEM( I1, J2, Q1) 320.0000 0.000000

TPEM( I1, J2, Q2) 310.0000 0.000000

TPEM( I1, J2, Q3) 300.0000 0.000000

TPEM( I1, J3, Q1) 370.0000 0.000000

TPEM( I1, J3, Q2) 350.0000 0.000000

TPEM( I1, J3, Q3) 340.0000 0.000000

TPEM( I2, J1, Q1) 340.0000 0.000000

TPEM( I2, J1, Q2) 335.0000 0.000000

TPEM( I2, J1, Q3) 325.0000 0.000000

TPEM( I2, J2, Q1) 380.0000 0.000000

TPEM( I2, J2, Q2) 370.0000 0.000000

TPEM( I2, J2, Q3) 360.0000 0.000000

TPEM( I2, J3, Q1) 335.0000 0.000000

TPEM( I2, J3, Q2) 320.0000 0.000000

TPEM( I2, J3, Q3) 310.0000 0.000000

TPEM( I3, J1, Q1) 345.0000 0.000000

TPEM( I3, J1, Q2) 330.0000 0.000000

TPEM( I3, J1, Q3) 320.0000 0.000000

TPEM( I3, J2, Q1) 325.0000 0.000000

TPEM( I3, J2, Q2) 320.0000 0.000000

TPEM( I3, J2, Q3) 310.0000 0.000000

TPEM( I3, J3, Q1) 335.0000 0.000000

TPEM( I3, J3, Q2) 330.0000 0.000000

TPEM( I3, J3, Q3) 325.0000 0.000000

TPEM( I4, J1, Q1) 330.0000 0.000000

TPEM( I4, J1, Q2) 325.0000 0.000000

TPEM( I4, J1, Q3) 320.0000 0.000000

TPEM( I4, J2, Q1) 365.0000 0.000000

TPEM( I4, J2, Q2) 350.0000 0.000000

TPEM( I4, J2, Q3) 340.0000 0.000000

TPEM( I4, J3, Q1) 340.0000 0.000000

TPEM( I4, J3, Q2) 325.0000 0.000000

TPEM( I4, J3, Q3) 315.0000 0.000000

TPEM( I5, J1, Q1) 355.0000 0.000000

TPEM( I5, J1, Q2) 340.0000 0.000000

TPEM( I5, J1, Q3) 330.0000 0.000000

TPEM( I5, J2, Q1) 350.0000 0.000000

TPEM( I5, J2, Q2) 330.0000 0.000000

TPEM( I5, J2, Q3) 320.0000 0.000000

TPEM( I5, J3, Q1) 350.0000 0.000000

TPEM( I5, J3, Q2) 335.0000 0.000000

TPEM( I5, J3, Q3) 330.0000 0.000000

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Januari 1991 dan merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Moch Menang Budi Setio dan Endang

Sukoco Dewi.

Penulis lulus dari SD Dharma Karya Tangerang Selatan pada tahun 2004

dan lulus dari SMP Negeri 4 Tangerang Selatan pada tahun 2007. Tahun 2009

penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tangerang Selatan dan pada tahun yang sama

penulis lulus tes masuk IPB melalui Ujian Talenta Mandiri (UTM) pada

Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan,

yaitu menjadi staf divisi Forum Silaturahmi Matematika (FORSMATH) Gugus

Mahasiswa Matematika (GUMATIKA) pada tahun 2010-2011, staf divisi

kesekretariatan Gugus Mahasiswa Matematika (GUMATIKA) pada tahun

2011-2012, dan staf pengajar di bimbingan Sentral Edukatif di Bogor pada tahun

2013. Penulis juga mengikuti beberapa kegiatan antara lain staf divisi Humas

Talkshow Dunia Kerja (TDK) pada tahun 2011, staf divisi konsumsi Masa

Perkenalan Departemen (MPD) pada tahun 2011, dan staf divisi kesekretariatan

IPB Mathematics Challenge (IMC) pada tahun 2012.

28

29