Upload
ludlow
View
73
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PEMILIHAN UMUM. MOH. SALEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2012. PEMILIHAN UMUM (GENERAL ELECTION). Pemilu merupakan instrumen pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negera demokrasi Pemilu sebagai penyaluran atas Hak Asasi Manusia. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
PEMILIHAN UMUM
MOH. SALEHFAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA2012
MOH. SALEHFAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA2012
PEMILIHAN UMUM (GENERAL ELECTION)
Pemilu merupakan instrumen pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negera demokrasi
Pemilu sebagai penyaluran atas Hak Asasi Manusia.
Pemilu merupakan legalitas dan legitimasi politik dalam demokrasi modern.
Dalam negara yang punya penduduk besar, demokrasi dilamukan melalui sistem perwakilan (Representative Democracy atau indirect Democracy) yang dipilih lewat Pemilu.
.Peserta Pemilu dapat secara kelembagaan (Parpol) atau secara perorangan.
ALASAN PEMILU BERKALA
1. Pendapat dan aspirasi rakyat dinamis dan berubah dari waktu ke waktu;
2. Kondisi kehidupan bersama dalam masyarakat berubah, baik karena faktor internal maupun internasional.
3. Pertambahan jumlah penduduk yang berakibat adanya new voter yang berbeda dengan orang tuanya.
4. Menjamin terjadinya pergantian kepemimpinan agat tidak terjadi absolutisme.
TUJUAN PEMILU
1. Peralihan kepemimpinan pemerintahan secara tertib dan damai.
2. Terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili kepentingan rakyat di lembaga perwakilan.
3. Untuk melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat.
4. Untuk melaksanakan hak-hak warga negara..
METODE PENYALURAN PENDAPAT RAKYAT
1. Pemilihan Umum
2. Referendum
MPR pernah menetapkan Ketetapan MPR tentang Referendum, yaitu TAP MPR Nomor IV/MPR/1983, meskipun kemudian dicabut sebelum dipraktikkan dengan TAP MPR Nomor VIII/MPR/1998
3. PlebisitPemungutan suara umum di suatu daerah untuk menentukan status suatu daerah.
SISTEM PEMILIHAN UMUM
1. Sistem Pemilu Mekanis
Sistem Pemilu mekanis melihat rakyat sebagai massa individu2 yang sama. Individu tetap dilihat sebagai penyandang hak pilih yang bersifat aktif.
2. Sistem Pemilu Organis
Sistem Pemilu organis menempatkan rakyat sebagai sejumlah individu-individu yang hidup bersama dalam berbagai persekutuan hidup berdasarkan geneologis, ekonomi, lapisan sosial, dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Sehingga persekutuan inilah yang dianggap sebagai pengendali dan yang punya hak pilih.
Lanjutan…
Sistem Pemilu organis dapat dihubungkan dengan sistem perwakilan fungsional (function representation) yang biasa dikenal dalam sistem parlemen dua kamar, seperti di Inggris dalam House of Lord.
Dalam sistem peilu organis, Parpol tidak begitu berperan karena persekutuan masyarakat yang lebih dominan. Sebaliknya dalam Sistem Pemilu mekanis, peran parpol sangat besar yang mengorganisir pemilih dan memimpin pemilih.
SISTEM PEMILU MEKANIS
1. Sistem Perwakilan Distrik/mayoritas (Single member constituencies atau the winner’s take-all)
Wilayah negara dibagi atas distrik2 pemilihan atau Daerah Pemilihan yang jumlahnya sama dengan anggora parlemen yang akan dipilih.
2. Sistem Perwakilan Berimbang (Proportional Representation)
Jumlah kursi di parlemen dibagikan kepada tiap-tiap parpol sesuai dengan jumlah jumlah suara sah yang diperoleh
Misal : Jumlah suara sah 1.000.000. Jika terdapat 100 kursi, maka satu kursi = 10.000 suara.
VARIASI SISTEM PROPORSIONAL
1. Metode Single Transfereble Vote dengan Hare System
Pemilih diberi kesempatan memilih pilihan pertama, kedua atau seterusnya dari daerah pemilihan yang bersangkutan. Jumlah perimbangan suara diperlukan, dan segera jumlah keutamaan pertama dipenuhi, dan apabila ada sisa suara, dapat dipindahkan pada urutan berikutnya, dan demikian seterusnya.
VARIASI SISTEM PROPORSIONAL
2. List System
Pemilih diminta memilih di antara daftar-daftar calon yang berisi sebanyak mungkin nama-nama wakil rakyat yang akan dipilih dalam Pemilu.
Sistem ini terdapat dua macam :
a. Closed List System
b. Open List System
1. UU No. 27 Tahun 1948 tentang Pemilu
2. UU No. 12 Tahun 1949 tentang Pemilu
3. UU No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilu
4. UU No. 15 Tahun 1969 tentang Pemilu
5. UU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar
SEJARAH PEMILU INDONESIA
SEJARAH PEMILU INDONESIA
Maklumat Wakil Presiden tanggal 3 Nopember 1945, bahwa pemilu anggota DPR dan MPR akan diselenggarakan Januari 1946, tetapi tidak terlaksana dengan alasan :
a. Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu
b. Masa konsolidasi karena Instabilitas politik akibat konflik internal dan ancaman eksternal.
Pemilu Pertama tahun 1955 dalam dua tahap :
1. 29 September 1955 untuk memlih anggota DPR
2. 15 Desember 1955 untuk memilih Dewan Konstituante Jumlah Kursi anggota Konstituante sebanyak 520, tetapi di
Irian Barat yang memiliki 6 kursi tidak ada pemilihan. Maka kursi yang dipilih 514
PARPOL PESERTA PEMILU ANGGOTA DPR 1955
NO NA1MA PARPOL KURSI NO NAMA PARPOL KURSI
1 Partai Nasional Indonesia (PNI) 57 16 Murba 2
2 Masyumi 57 17 Baperki 1
3 Nahdlatul Ulama (NU) 45 18Persatuan Indoenesia Raya (PIR) Wongsonegoro
1
4 Partai Komunis Indonesia (PKI) 39 19 Grinda 1
5 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 8 20Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)
1
6 Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 8 21 Persatuan Daya (PD) 1
7 Partai Katolik 6 22 PIR Hazairin 1
8 Partai Sosialis Indonesia (PSI) 5 23 Partai Politik Tarikat Islam (PPTI) 1
9Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
4 24 AKUI 1
10 Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 4 25 Persatuan Rakyat Desa (PRD) 1
11 Partai Rakyat Nasional (PRN) 2 26 Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM) 1
12 Partai Buruh 2 27 Angkatan Comunis Muda (Acoma) 1
13 Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS) 2 28 R.Soedjono Prawirisoedarso 1
14 Partai Rakyat Indonesia (PRI) 2 29 Lain-lain -
15 Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI) 2 TOTAL JUMLAH KURSI 257
PEMILU ANGGOTA KONSTITUANTE 1955
NO NA1MA PARPOL KURSI NO NAMA PARPOL KURSI
1 Partai Nasional Indonesia (PNI) 119 18Persatuan Indoenesia Raya (PIR) Wongsonegoro
2
2 Masyumi 112 19 Grinda 2
3 Nahdlatul Ulama (NU) 91 20 Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai) 2
4 Partai Komunis Indonesia (PKI) 80 21 Persatuan Daya (PD) 3
5 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 16 22 PIR Hazairin 2
6 Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 16 23 Partai Politik Tarikat Islam (PPTI) 1
7 Partai Katolik 10 24 AKUI 1
8 Partai Sosialis Indonesia (PSI) 10 25 Persatuan Rakyat Desa (PRD) 1
9Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
8 26 Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM) 2
10 Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 7 27 Angkatan Comunis Muda (Acoma) 1
11 Partai Rakyat Nasional (PRN) 3 28 R.Soedjono Prawirisoedarso 1
12 Partai Buruh 5 29 Gerakan Pilihan Sunda 1
13 Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS) 2 30 Partai Tani Indonesia 1
14 Partai Rakyat Indonesia (PRI) 2 31 Radja Keprabonan 1
15 Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI) 3 32 Gerakan Banteng Republik Indonesis (GBRI) 1
16 Murba 4 33 PIR NTB 1
17 Baperki 2 34 L.M.Idrus Effendi 1
DEMOKRASI TERPIMPIM
Format politik dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, mengenai pembubaran Konstituante dan pernyataan kembali ke UUD 1945
Prof. Ismail Sunny menyatakan bahwa kekuasaan negara bukan lagi mengacu kepada democracy by law, tetapi democracy by decree
Presiden Soekarno secara sepihak dengan senjata Dekrit mengangkat anggota DPR-GR dan MPRS.
Indonesia tidak pernah lagi menyelenggarakan Pemilu sampai tumbangnya Presiden Soekarno karena krisis politik, ekonomi dan sosial pascakudeta G 30 S/PKI melalui Tap MPRS No. XXXIV/MPRS/ 1967
REZIM ORDE BARU
Soeharto ditetapkan sebagai Presiden RI pada melalui SI MPRS (Tap MPRS No. XLIV/MPRS/1968)
Tap MPRS No. XI/MPRS/1966 yang mengamanatkan Pemilu diselenggarakan 1968, diubah lagi pada SI MPR 1967 oleh Soeharto menjadi 1971.
Pemilu kedua baru terselenggara pada 5 Juli 1971 Pemilu 1971 diselenggarakan berdasarkan UU No. 15
Tahun 1969 tentang Pemilu
PARPOL PADA PEMILU 1971
NO NA1MA PARPOL KURSI
1 Golkar 236
2 NU 58
3 Parmusi 24
4 PNI 20
5 PSII 10
6 Parkindo 7
7 Katolik 3
8 Perti 2
9 IPKI -
10 Murba -
TOTAL JUMLAH KURSI 360
PEMILU 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997
Pesertanya hanya dua Parpol dan satu Golkar Kedua partai itu adalah PPP dan PDI dan satu
Golongan Karya. Pemilu 1977 diselenggarakan berdasarkan UU No. 3
Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar
HASIL PEMILU 1977
NO NA1MA PARPOL KURSI %
1 Golkar 232 62,11
2 PPP 99 29,29
3 PDI 29 8,60
TOTAL JUMLAH KURSI 360 100,00
HASIL PEMILU 1982
NO NA1MA PARPOL KURSI %
1 Golkar 242 64,34
2 PPP 94 27,78
3 PDI 24 7,88
TOTAL JUMLAH KURSI 364 100,00
HASIL PEMILU 1987
HASIL PEMILU 1992
NO NAMA PARPOL KURSI %
1 Golkar 299 73,16
2 PPP 61 15,97
3 PDI 40 10,87
TOTAL JUMLAH KURSI 400 100,00
NO NAMA PARPOL KURSI %
1 Golkar 282 68,10
2 PPP 62 17,01
3 PDI 56 14,89
TOTAL JUMLAH KURSI 400 100,00
HASIL PEMILU 1997
NO NAMA PARPOL KURSI %
1 Golkar 325 74,51
2 PPP 89 22,43
3 PDI 11 3,06
TOTAL JUMLAH KURSI 425 100,00
HASIL PEMILU 1999
NO NA1MA PARPOL KURSI NO NAMA PARPOL KURSI
1 PDIP 14
2 Golkar 15
3 PPP 16
4 PKB 17
5 PAN 18
6 PBB 19
7 Partai Keadilan 20
8 PKP 21
9 PNU 22
10 PDKB 23
11 PBI 24
12 PDI 25
13 PP 26
KOMPOSISI KURSI DPR-RI HASIL PEMILU 2004 (Hamilton/Hare/Niemeyer Method)
NO NAMA PARTAI KURSI PROSENTASE
1 PARTAI GOLKAR 128 23,27%
2 PDI PERJUANGAN 109 19,82%
3 PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 58 10,55%
4 PARTAI DEMOKRAT 57 10,36%
5 PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 52 9,45%
6 PARTAI AMANAT NASIONAL 52 9,45%
7 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 45 8,18%
8 PARTAI BINTANG REFORMASI 13 2,36%
9 PARTAI DAMAI SEJAHTERA 12 2,18%
10 PARTAI BULAN BINTANG 11 2,00%
11 LAIN-LAIN 13 2,36%
KOMPOSISI KURSI DPR RI PEMILU 2004
C.KALIMANTA
N
IRIAN JAYA
MALUKU
E.NUSA TENGGARAW.NUSA TENGGARA
BALI
E.JAVAC.JAVA
W.JAVA
DI YOGYAKARTA
SE.SULAWESI
C.SULAWESI
N.SULAWESI
JAMBI
RIAU
BENGKULU
W.SU
MATRA
DI ACEH
E.KALIMANTA
N
W.KALIMANTAN
PAPUAS.KALIMANTAN
S.SULAWESIC.KALIM
ANTAN
W.JAVA
RIAU
LAMPUNG
S.SUMATRAJAMBI
N.SUMATRA