6
KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA SAMMARIE BASRA TENTANG KEBIJAKAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT BENCANA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAMMARIE BASRA NOMOR .............................................. DIREKTUR RSIA SAMMARIE BASRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) SamMarie Basra, maka diperlukan tindakan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana ; b.Bahwa agar tindakan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana di RSIA SamMarie Basra dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RSIA SamMarie Basra sebagai landasan bagi penyelenggaraan tindakan Kesiap siagaan Tanggap Darurat di RSIA SamMarie Basra; c.Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Kebijakan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat RSIA SamMarie Basra dengan Keputusan Direktur RSIA SamMarie Basra. Mengingat: 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1973 tentang Keselamatan Kerja; 2.Undang – undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 3. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit; 4.Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana; 5.Keputusan Mentri Kesehatan No. 432/Menkes/SK/IX/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan (K3) di RS 6.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit;

PENAGGULANGAN BENCANA

  • Upload
    sandi

  • View
    4

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA SAMMARIE BASRATENTANG

KEBIJAKAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT BENCANARUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAMMARIE BASRA

NOMOR ..............................................

DIREKTUR RSIA SAMMARIE BASRA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) SamMarie Basra, maka diperlukan tindakan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana ;

b. Bahwa agar tindakan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana di RSIA SamMarie Basra dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RSIA SamMarie Basra sebagai landasan bagi penyelenggaraan tindakan Kesiap siagaan Tanggap Darurat di RSIA SamMarie Basra;

c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Kebijakan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat RSIA SamMarie Basra dengan Keputusan Direktur RSIA SamMarie Basra.

Mengingat: 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1973 tentang Keselamatan Kerja; 2. Undang – undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;3. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit;4. Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana;5. Keputusan Mentri Kesehatan No. 432/Menkes/SK/IX/2007 tentang Pedoman

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan (K3) di RS6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah

Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA SAMMARIE BASRA TENTANG KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT BENCANA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAMMARIE BASRA.

KESATU : Kebijakan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana RSIA SamMarie Basra sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Kebijakan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana RSIA SamMarie Basra sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam

menyelenggarakan tindakan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana RSIA SamMarie Basra.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : JakartaPada tanggal : 22 September 2015

DIREKTUR RSIA SAMMARIE BASRA,

Dr. dr. Hardi Yusa, Sp.OG, MARS

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA SAMMARIE BASRAPERIHAL : KEBIJAKAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT BENCANA RUMAH

SAKIT IBU DAN ANAK SAMMARIE BASRA.NOMOR : ..........................................................

KEBIJAKAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT BENCANARUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAMMARIE BASRA

1. Keadaan darurat dan bencana disebabkan kegagalan teknologi, manusia atau alam dapat terjadi setiap saat dan dimana saja, untuk itu RSIA SAMMARIE BASRA perlu mempersiapkan suatu cara penanggulangannya guna mengurangi dampak kerugian yang mungkin terjadi

2. Pada kondisi darurat dan bencana, waktu dan tindakan untuk mengurangi dampak seperti kejar mengejar. Untuk itu, diperlukan proses pelaksanaan penyelamatan secara teknis dalam waktu singkat. Perencanaan dan persiapan kesiapsiagaan tanggap darurat dan bencana merupakan kunci keberhasilan dalam penanganan keadaaan darurat secara efektif.

3. Pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat dan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera setelah terjadi kejadian darurat dan bencana. Yang termasuk kegiatan tanggap darurat dan bencana adalah tindakan penyelamatan penghuni bangunan dan aset perusahaan, evakuasi penghuni bangunan dan penyelamatan korban dan pemberian pertolongan pada pasien yang membutuhkan pertolongan dengan segera, pemenuhan kebutuhan pasien selama proses menunggu sampai dinyatakan kondisi normal serta pemulihan kegiatan menjadi normal.

4. Pemeran utama dalam dalam pelaksanaan keadaan darurat dan bencana adalah organisasi tanggap darurat dan bencana dengan dipimpin oleh Direktur Keadaan Darurat dibantu oleh Koordinator Keadaan Darurat dan Bencana, Koordinator Pelayanan dan Tindakan Medis, Koordinator Area Pengungsian, Koordinator Titik Berkumpul, Koordinator Gedung, Koordinator Tehnik, Koordinator Logistik, Koordinator Dokumen dan Koordinator Keamanan.

5. Direktur Keadaan Darurat dan Bencana dijabat oleh Wakil Direktur Umum jika terjadi keadaan darurat pada jam kerja, dan Manager On Duty untuk di luar jam kerja,

6. Wakil Direktur Umum mempunyai kewenangan untuk menetapkan nama-nama personil Organisasi Tanggap Darurat dan Bencana, dan akan diperbaharuhi secara berkala jika ada penggantian nama. Pencantuman nama Personil Tanggap Darurat dan Bencana.

7. Organisasi Tanggap Darurat dan Bencana hanya berfungsi dalam keadaan darurat dan bencana serta untuk menjaga kesiagaan terhadap kemungkinan terjadi keadaan darurat dan

bencana maka perlu dilaksanakan pelatihan simulasi tanggap darurat dan bencana secara berkala berdasarkan skenario yang telah ditetapkan dan laporan evaluasi pelaksanaannya.

8. Koordinator Tehnik berkewajiban untuk memastikan bahwa semua sarana darurat siap pakai dan handal ketika dibutuhkan dalam keadaan darurat dan bencana termasuk rambu-rambu darurat, denah evakuasi dan peta area aman darurat gempa, kebakaran, keamanan, bencana epidemik, banjir dan ancaman bom.

9. Buku kesiapsiagaan tanggap darurat disosialisasikan ke seluruh unit kerja agar semua karyawan mengerti dan memahami tindakan yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat dan bencana.

10. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab untuk memastikan semua karyawan yang berada dalam pengawasannya telah mengerti dan memahami tindakan yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat bencana.

11. Semua Karyawan itu RSIA SAMMARIE BASRA berkewajiban untuk mematuhi Buku Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana.

12. Setiap pertemuan yang diikuti minimal 15 orang harus dibacakan prosedur tanggap darurat dan bencana sebelum acara dimulai oleh panitia penyelenggara acara.

13. Semua perawat disarankan mempunyai keterampilan memadamkan api dan tindakan darurat medis bila terjadi bencana epidemik dengan pelatihan dan praktek yang dilaksanakan secara berkala.

Ditetapkan di : JakartaPada tanggal : 22 September 2015

DIREKTUR RSIA SAMMARIE BASRA

Dr. dr. Hardi Yusa, Sp.OG, MARS