2
 1.5 Penanganan Dehidrasi 1. Dehirasi Isotonik  Bila kalium telah dikoreksi dan kembali ke dalam sel, natrium akan keluar dan masuk ke ruang ekstraseluler. Oleh karena masuknya natrium ke ruang ekstraseluler yang berlebihan maka tidak dipenukan koreksi natrium ekstraseluler pada terapi ini fase kedua, dan secara umum hanya diberikan dua per tiga dari perkiraan defisin natrium dan air dalam 24 jam pertama.  Air dan natrium yang diberikan pada fase pertama dihitung dari sisa kebutuhan dalam 24 jam pertama.  Jumlah total koreksi cairan yang diberikan dalam 24 jam pertama dihitung dari kehilangan cairan yang masih berlangsung dan kebutuhan normal pasien ditambah dengan defisitnya. 2. Dehidrasi Hipotonik  Prinsip penanganan merip dengan dehidrasi isotonic, kecuali terapi yang dibuat untuk mengganti kehilangan natrium tambahan, melebihi pemberian natrium pada terapi dehidrasi normanahemi.  Deficit ekstranatrium (mmol) = (135   perkiraan kadar natrium plasma(mmol/L) dikali BB (kg) dikali 0,6 lalu ditambahkan pada dehidrasi isotonik).  Bila natrium akan diberikan dalam bentuk (garam kering), missal garam hipotonik, dehidrasinya agar berubah dari hiponatremik menjadi isonatremik. Dalam praktek ini tidak dianjurkan meningkatkan natrium secara mendadak, dan tambahan natrium dapat ditambahkan ke dalam cairan infus dalam beberapa hari (kecuali pasien mengalami hiponatremik, yang jarang terjadi bila kadarnya > 20 mmol/L ) 3. Dehidrasi Hipertonik  Secara sirkulasi diperbaiki, penurunan konsentrasi natrium plasma dan osmolalitas yang terlalu cepat, dapat menyebabkan air bergeser ke sel otak, yang sering kali menimbulkan kejang. Penurunan natrium plasma tidak boleh lebih dari 10 mmol/L/24 jam.  Berikan dua per tiga kebutuhan cairan rumatan dan setengah dari cairan pengganti dengan larutan dekirasa 5% natrium 0,45% tambahkan setiap ada kehilangan cairan yang abnormal.  Atasi kejang dengan pemberian manitra intravena selama dehidrasi dapat terjadi hypokalemia dan koreksi jenaan pemberian kalsium glukonar intravena.

Penanganan Dehidrasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penanganan Dehidrasi

5/14/2018 Penanganan Dehidrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penanganan-dehidrasi-55a9318c3ed45 1/2

1.5 Penanganan Dehidrasi

1.  Dehirasi Isotonik 

  Bila kalium telah dikoreksi dan kembali ke dalam sel, natrium akan keluar dan

masuk ke ruang ekstraseluler. Oleh karena masuknya natrium ke ruang

ekstraseluler yang berlebihan maka tidak dipenukan koreksi natrium ekstraseluler

pada terapi ini fase kedua, dan secara umum hanya diberikan dua per tiga dari

perkiraan defisin natrium dan air dalam 24 jam pertama.

  Air dan natrium yang diberikan pada fase pertama dihitung dari sisa kebutuhan

dalam 24 jam pertama.

  Jumlah total koreksi cairan yang diberikan dalam 24 jam pertama dihitung dari

kehilangan cairan yang masih berlangsung dan kebutuhan normal pasien

ditambah dengan defisitnya.

2. 

Dehidrasi Hipotonik   Prinsip penanganan merip dengan dehidrasi isotonic, kecuali terapi yang dibuat

untuk mengganti kehilangan natrium tambahan, melebihi pemberian natrium pada

terapi dehidrasi normanahemi.

  Deficit ekstranatrium (mmol) = (135  – perkiraan kadar natrium plasma(mmol/L)

dikali BB (kg) dikali 0,6 lalu ditambahkan pada dehidrasi isotonik).

  Bila natrium akan diberikan dalam bentuk (garam kering), missal garam

hipotonik, dehidrasinya agar berubah dari hiponatremik menjadi isonatremik.

Dalam praktek ini tidak dianjurkan meningkatkan natrium secara mendadak, dan

tambahan natrium dapat ditambahkan ke dalam cairan infus dalam beberapa hari

(kecuali pasien mengalami hiponatremik, yang jarang terjadi bila kadarnya > 20

mmol/L )

3.  Dehidrasi Hipertonik 

  Secara sirkulasi diperbaiki, penurunan konsentrasi natrium plasma dan

osmolalitas yang terlalu cepat, dapat menyebabkan air bergeser ke sel otak, yang

sering kali menimbulkan kejang. Penurunan natrium plasma tidak boleh lebih dari

10 mmol/L/24 jam.

  Berikan dua per tiga kebutuhan cairan rumatan dan setengah dari cairan pengganti

dengan larutan dekirasa 5% natrium 0,45% tambahkan setiap ada kehilangancairan yang abnormal.

  Atasi kejang dengan pemberian manitra intravena selama dehidrasi dapat terjadi

hypokalemia dan koreksi jenaan pemberian kalsium glukonar intravena.

Page 2: Penanganan Dehidrasi

5/14/2018 Penanganan Dehidrasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penanganan-dehidrasi-55a9318c3ed45 2/2