Upload
michi-mich
View
84
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENATALAKSANAAN DERMATITIS KONTAK
DERMATITIS KONTAK
Iritan Contact Dermatitis
(ICD)
Alergic Contact
Dermatitis (ACD)
Penatalaksanaan farmakologi
Irritant Contact Dermatitis (ICD)
Kompres basah dengan astringent aluminium asetat (mendinginkan dan mengeringkan lesi)
Hidrokortison dan lotion kalamin (meringankan gatal)
Penggunaan topikal anastesi lokal tipe caine perlu dihindari atau diawasi karena dapat menyebabkan kontak dermatitis yang lebih luas.
Penatalaksanaan farmakologi
Allergic Contact Dermatitis (ACD)
Membersihkan kulit dan membuang alergen secepat mungkin
Beri antipruritik lokal yang mengandung kalamin, mentol, fenol, champor
Krim atau salep hidrokortison
Jika ruam makin luas dan tidak mengenai mata atau organ genitalia dapat digunakan kompres atau rendaman astringent.
Penatalaksanaan non farmakologi
Irritant Contact Dermatitis (ICD)
Pencucian sesegera mungkin pada area yang terpapar agen iritan akan mengurangi waktu kontak agen iritan dengan kulit, dan jika terjadi respon kulit, hal ini akan membantu untuk mencegah penyebaran dermatitis.
Beberapa substansi yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit sebaiknya dihindari. Mengedukasikan kepada pasien bagaimana cara untuk mengurangi resiko terpapar merupakan hal yang penting.
Penatalaksanaan non farmakologi
Irritant Contact Dermatitis (ICD)
Penggunaan baju pelindung, sarung tangan, dan peralatan proteksi lainnya akan mengurangi pemaparan iritan dan sebaiknya penggunaan alat proteksi diganti secara periodik.
Pelembab penghalang kulit holister dapat digunakan untuk mencegah ICD jika digunakan sebelum kontak dengan iritan.
Penatalaksanaan non farmakologi
Allergic Contact Dermatitis (ACD)
Membersihkan bagian yang teriritasi
Dilakukan dengan cara mengompres kulit yang teriritasi dengan air hangat (32,2C) atau lebih dingin
Pencucian menggunakan sabun hipoallergenik
Jangan menggosok bagian yang ruam
Penatalaksanaan non farmakologi
Allergic Contact Dermatitis (ACD)
Mencegah terjadinya ruam
Memberi edukasi mengenai kegiatan yang beresiko untuk terkena dermatitis kontak alergi
Menghindari substansi allergen
Mengganti semua pakaian yang terkena allergen
Mencuci bagian yang terpapar secepat mungkin dengan sabun, jika tidak ada sabun bilas dengan air
Menghindari air bekas cucian/bilasan kulit yang terpapar alergen.
Gunaan perlengkapan/pakaian pelindung saat melakukan aktivitas yang beresiko terhadap paparan alergen.
Evaluasi produk
Kortikosteroid topikal
Hidrokortison merupakan kortikosteroid topikal yang paling efektif dalam mengatasi gejala pada dermatitis kontak ringan hingga sedang yang tidak meliputi daerah yang sangat luas. Kortikosteroid lainnya adalah betametason, fluticasone, clobetasol, prednison dll.
Indikasi: mampu mengatasi gatal dang mengurangi inflamasi akibat dermatitis.
Keamanan: aman untuk diaplikasikan pada semua daerah tubuh, kecuali mata dan kelopak mata, wajah dan kulit yang terbuka.
Kontraindikasi: infeksi sistemin, kecuali bila diberikan antibiotik sistemik.
Perhatian: tidak untuk anak usia < 2 thn sebab berpotensi dalam supresi adrenal.
Evaluasi produk
Kortikosteroid topikal
Sediaan di indonesia:
1. Berlicort
Komposisi: hidrokortison acetate
Dosis: oleskan tipis pada tempat yang sakit 2-4x sehari
2. Dermacort
Komposisi: hidrokortison 1%, camphor 1%
Dosis: oleskan 2-4x sehari
Evaluasi produk
Antihistamin/antipruritus topikal
Mekanisme: dapat mendepresi reseptor sensorik dikulit sehingga memberikan efek analgetik topikal.
Indikasi: mengatasi rasa gatal dan analgetik topikal pada dermatitis
Perhatian: tidak untuk luka yang terbuka karena dapat memperparah rasa terbakar. Antihistamin dapat mengakibatkan inflamasi sekunder sehingga bila gejala makin parah maka segera cuci dan bilas dan hentikan pemakaian.
Evaluasi produk
Antihistamin/antipruritus topikal
Sediaan di indonesia:
1. Regata
Komposisi: difenhidramin HCl 1%, calamine 8%, champora 0,1%
Penggunaan: dioleskan pada daerah yang sakit sesudah mandi. Gunakan 4x sehari
Perhatian: jangan gunakan pada kulit yang melepuh dan hindari kontak dengan mata.
2. Caladryl
Komposisi: calamine 8%, champora 0,1%, difenhidramin HCl 1% dan alkohol 2%
Penggunaan: krim oleskan sesuai dengan kebutuhan. 4x sehari
Perhatian: hati-hati dengan kontak kulit yang terkelupas dan hindari dari mata.
Evaluasi produk
Anastesi topikal
Indikasi: untuk meringankan rasa gatal dan juga mencegah garukan sehingga mencegah meluasnya daerah dermatitis kontak serta mengurangi resiko infeksi sekunder.
Penggunaan: mengandung 3-20% benzokain. Digunakan tidak lebih dari 3-4x sehari.
Penggunaan: ini merupakan langkah terakhir setelah antipruritus (anti gatal) lainnya gagal dalam terapi. Sebab dapat menyebabkan inflamasi sekunder dan meningkatkan rasa gatal karena diketahui memiliki kemampuan sensitisasi.
Evaluasi produk
Anastesi topikal
Sediaan di indonesia:
1. Benzomid
Komposisi: benzokain 3%, cetrimid 0,5%
Penggunaan: dioleskan pada daerah yang sakit
Evaluasi produk
Astringent
Merupakan agen presipitasi protein yang digunakan untuk menghentikan dan mengurangi cairan mengalir dari kapiler akibat inflamasi. Zat ini membantu mengeringkan dermatitis basah serta mempercepat kesembuhan.
Beberapa contoh astringent adalah: Burrow’s solution (aluminium asetat), zinc oxide, zinc asetat, natrium bikarbonat.
Penggunaanya dengan cara pengompresan
Evaluasi produk
Obat tradisional
Sambiloto (Andrographis paniculata nees)
Khasiat: sebagai antiradang, menghilangkan bengkak, mengurangi rasa sakit dan penawar racun.
Ketepeng cina (Cassia alata L.)
Khasiat: menghilangkan gatal-gatal dan sebagai obat kulit yang disebabkan karena parasit kulit.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Khasiat: sebagai antiradang, anti bakteri dan analgetik.
Kunyit (Curcuma longa L.)
Khasiat: sebagai antiradang, antibakteri dan melancarkan sirkulasi darah.
Terimakasih