31
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Cerebral Palsy Spastik Quadriplegi Tipe Ekstensi

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Cerebral Palsy Spastik Quadriplegi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cerebral Palsy Spastik Quadriplegi

Citation preview

Penatalaksanaan Fisioterapi pada Cerebral Palsy Spastik Quadriplegi

Penatalaksanaan Fisioterapi pada Cerebral Palsy Spastik Quadriplegi Tipe EkstensiPendahuluanCerebral PalsyCerebral Palsy adalah kondisi neurologis yang terjadi permanen tapi tidak mempengaruhi kerusakan perkembangan saraf karena itu bersifat non progresif pada lesi satu atau banyak lokasi pada otak yang immatur (Campbell SK et al, 2001 dalam Jan S, 2008)

Anatomi Otak

NeurofisiologiPembagian Area Broadmann

Homunkulus Cerebri

Etiologi Pre NatalFaktor genetik, kelainan kromosomUsia ibu < 20 th atau > 40 thInfeksi intrauterin : TORCH Radiasi saat masih dalam kandunganAsfiksia intrauterin Keracunan saat kehamilan, kontaminasi air raksa pada makanan, rokok dan alkohol.Riwayat obstetrik Toksemia gravidarumDisseminated Intravascular Coagulation

NatalAnoksia/hipoksiaPerdarahan otakPrematuritasPostmaturitasKelahiran sungsangBayi kembar

Post NatalTrauma kepalaMeningitis / ensefalitis yang terjadi 6 bulan pertama kehidupanRacun berupa logam berat, COLuka parut pada otak pasca bedah.

PatofisiologiDemamReaksi kimia tubuh meningkat reaksi2 oksidasi lebih cepat oksigen lebih cepat habis Hipoksia otakCerebral PalsyManifestasi KlinisTerdapat spastisitas Terdapat ataksiaMenetapnya refleks primitif Gangguan penglihatanGangguan pendengaranKesulitan makan dan komunikasiGangguan PertumbuhanKesulitan belajarGangguan tingkah laku

Cerebral Palsy Spastic QuadriplegiCerebral Palsy Spastis Quadriplegi yaitu kerusakan pada sistem saraf pusat yang berdampak tidak berkembangnya sistem saraf tersebut ditandai tonus otot yang meninggi serta semua badan terasa kaku terutama pada lengan sehingga mengalami gangguan pada bagian motorik dan terlambatnya perkembangan anak. Quadriplegi dibeberapa klinik disebut juga sebagai double hemiplegi yaitu dua sisi tubuh terutama dilengan lebih kaku dibanding kaki. (Pamela, 1993)

PrognosisBerat ringannya kerusakan yang dialami pasien.Pemberian terapiKondisi tubuh pasienMildModerateSevere

Lingkungan Tempat TinggalStatus Klinik Identitas PasienNama: DTWTTL: Pacitan, 3 Juni 2012Umur: 3 thJenis Kelamin: laki-lakiAgama: IslamAlamat: Krajan, Mlati, Arjosari, PacitanNama Ayah: Bp. KUsia Ayah: 45 tahunNama Ibu: Ny. AUsia ibu: 37 tahun

Keluhan UtamaPasien belum bisa miring, tengkurap, berguling, merayap, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan secara mandiri di usianya saat ini.

Riwayat Penyakit SekarangRiwayat kelahiran pasien lahir normal pada usia kandungan 9 bulan 10 hari dengan BBL 3, 3 kg, lahir spontan dan langsung menangis. Anak bisa tengkurap pada usia 3 bulan, namun saat usia 9 bulan pasien mengalami panas tinggi tanpa kejang. Kemudian ibu memeriksakannya ke bidan dan hanya diberi obat penurun panas. Setelah panas tinggi kondisi anak menjadi menurun, anak menjadi lemah dan tidak bisa tengkurap lagi. Kemudian orangtua membawanya ke dokter dan diterapi di pacitan. Namun karena perkembangannya tidak signifikan, sekitar 3 bulan yang lalu ibu pasien membawanya ke PNTC untuk menjalani terapi. Selama hamil ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu dan tidak sakit. Saat ini pasien belum mampu miring, tengkurap, berguling, merayap, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan secara mandiri.

Riwayat Penyakit Dahulu:Pada usia 9 bulan anak pernah mengalami panas tinggi.

Riwayat Pribadi (Keterangan Umum Penderita)Pasien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Saat ini pasien tinggal di kost dekat PNTC bersama dengan ibunya. Setiap hari Senin-Sabtu pasien menjalani terapi di PNTC setiap pagi.

PEMERIKSAAN FISIK

TANDA-TANDA VITAL:Tekanan darah: (-)Denyut nadi: 86 kali per menitPernapasan: 20 kali per menitTemperatur: 360 CTinggi badan: 90 cmBerat badan: 10 kg

Kognitif, Intrapersonal, InterpersonalKognitif : Pasien tidak dapat diajak berkomunikasiIntrapersonal : Pasien datang ke tempat terapi tidak menangis, namun pada saat diterapi pada posisi tertentu anak menangis, seperti saat terlentang, tengkurap, dan saat diminta menegakkan kepalanya.Interpersonal : pasien dapat diajak bekerjasama saat terapi, namun kadang pasien menangis dan memberontak.

Kemampuan Fungsional dan lingkungan aktivitasKemampuan fungsional dasarPasien belum mampu miring, tengkurap (berguling), merayap, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan secara mandiri. Kontrol kepala pasien juga belum baik.Aktivitas fungsionalSemua aktivitas sehari hari masih mememrlukan batuan orang lainLingkungan aktivitasLingkungan rumah dan lingkunagn PNTC sangat mendukung untuk latihan

Pemeriksaan SpesifikPemeriksaan Refleks

Pemeriksaan SensoriPemeriksaan HasilVisual1Auditory2Touch2SmellNTTasteNTVestibular1Propioceptif1Pemeriksaan Spastisitas dengan Skala Asworth

Pemeriksaan Kekuatan Otot dengan XOTR

Pemeriksaan Kemampuan Motorik Kasar dengan GMFM

Diagnosis FisioterapiImpairmentAdanya spastisitas pada ke-empat anggota gerakAdanya hipotonus postural dan ekstremitasAdanya spasme otot paravertebrae, leher dan otot biceps, triceps, hamstring, dan gastrocnemiusKelemahan otot secara general karena masih adanya refleks primitiveControl kepala pasien belum baikAdanya gangguan keseimbangan

Functional LimitationPasien belum mampu berguling telentang ke tengkurap dan sebaliknya, merayap, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan secara mandiri.

Participation restrictionPasien mengalami hambatan dalam bermain dengan teman seusianya

Tujuan Jangka Pendek:Mengontrol spastisitas pada ke-4 anggota gerakMeningkatkan tonus otot posturalUntuk rileksasi otot yang spasme ( paravertebrae, upper trapezius, rhomboideus, biceps, tricep, quadriceps, dan gastrocnemius ).Meningkatkan kekuatan otot secara general Untuk meningkatkan keseimbangan.Untuk meningkatkan control kepala pasien

Jangka Panjang:Meningkatkan kemampuan fungsional pasien untuk miring, tengkurap, berguling, merayap, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan secara mandiri.

Intervensi FisioterapiNeurostructureMobilisasi trunkMyofacial releasePatterningLatihan standingMassage ekspresiGeneral massageEvaluasi Evaluasi sensoris

Evaluasi Spastisitas dengan Skala Asworth

Evaluasi Kekuatan Otot (xotr)

Evaluasi Kemampuan Motorik dengan GMFM

Hasil Terapi AkhirPasien berinisial An.DTW dengan diagnosis CP Spastik Quadriplegi tipe ekstensi setelah mendapatkan tindakan fisioterapi sebanyak 4 kali berupa neurostructure, mobilisasi trunk myofascial relase, patterning, standing, massage ekspresi, general massage didapatkan hasil adanya tidak ada peningkatan kemampuan sensoris, kekuatan otot maupun kemampuan motorik kasar namun pada pemeriksaan spastisitas pada T3 terdapat penurunan spastisitas karena kondisi anak yang cenderung tenang, namun saat T4 terdapat peningkatan spastisitas lagi karena kondisi anak menangis.