44
1 PENDAHULUAN Sejak terbitnya Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D), serta disusul terbitnya Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pengelolaan barang milik daerah telah memiliki landasan hukum yang lebih kuat agar tertib administrasi dan tertib pengelolaan BMN/D yang dimaksud dapat diwujudkan. Pengelolaan barang milik daerah menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007 ada beberapa hal, yaitu perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan; penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran; penggunaan; penatausahaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; pembinaan, pengawasan, dan pengendalian; pembiayaan; dan tuntutan ganti rugi. Untuk dapat mengkonversi aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, salah satu yang harus dilakukan adalah penatausahaan barang milik daerah. Penatausahaan menurut Permendagri No.17 tahun 2007 merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut akun resmi Pemkot Salatiga fenomena yang terjadi di Kota Salatiga adalah barang milik daerah yang belum terkoordinir dengan baik. Belum terkoordinirnya barang milik daerah disebabkan oleh pengelolaan yang kurang terstruktur sesuai dengan peraturan yang telah ada (http://salatigakota.go.id/). Permasalahan yang sering terjadi pada pengelolaan barang milik daerah di Kota Salatiga antara lain pengadaan yang menumpuk diakhir periode, penganggaran

Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

1

PENDAHULUAN

Sejak terbitnya Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D), serta disusul terbitnya

Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang

Milik Daerah, pengelolaan barang milik daerah telah memiliki landasan hukum

yang lebih kuat agar tertib administrasi dan tertib pengelolaan BMN/D yang

dimaksud dapat diwujudkan. Pengelolaan barang milik daerah menurut

Permendagri No. 17 Tahun 2007 ada beberapa hal, yaitu perencanaan kebutuhan

dan penganggaran; pengadaan; penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran;

penggunaan; penatausahaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan;

penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian; pembiayaan; dan tuntutan ganti rugi. Untuk dapat mengkonversi

aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, salah satu yang harus dilakukan adalah

penatausahaan barang milik daerah. Penatausahaan menurut Permendagri No.17

tahun 2007 merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,

inventarisasi, dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Menurut akun resmi Pemkot Salatiga fenomena yang terjadi di Kota

Salatiga adalah barang milik daerah yang belum terkoordinir dengan baik. Belum

terkoordinirnya barang milik daerah disebabkan oleh pengelolaan yang kurang

terstruktur sesuai dengan peraturan yang telah ada (http://salatigakota.go.id/).

Permasalahan yang sering terjadi pada pengelolaan barang milik daerah di Kota

Salatiga antara lain pengadaan yang menumpuk diakhir periode, penganggaran

Page 2: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

2

yang kurang tepat, kurang baiknya pendataan aset, serta inventarisasi yang kurang

rapi. Proses pengelolaan barang milik daerah yang dilakukan secara bertahap akan

membuat permasalahan yang muncul ditahap awal akan terus berlanjut ditahap

berikutnya. Misalnya saja permasalahan pada tahap pengadaan yang merupakan

tahap kedua dalam proses pengelolaan barang milik daerah. Masalah tersebut

akan mempengaruhi kinerja pada tahap berikutnya, tidak terkecuali dengan

penatausahaan barang milik daerah. Pengadaan yang menumpuk diakhir periode

akan membuat proses penatausahaan yang terdiri dari kegiatan pembukuan,

inventarisasi dan pelaporan menjadi terhambat pula. Berdasarkan audit BPK RI,

tiga tahun terkhir Pemerintah Kota Salatiga masih memperoleh opini Wajar

Dengan Pengecualian (WDP), dengan salah satu pengecualiannya yaitu aset tetap.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningrum et al. (2013),

pengelolaan aset/barang milik daerah di pemerintah Kota Salatiga diketahui

belum optimal. Belum optimalnya pengelolaan aset daerah di Kota Salatiga

diakibatkan oleh kurang disiplinnya pengguna aset sesuai dengan peraturan yang

berlaku, kurangnya pengelola barang milik daerah yang memahami

pengadministrasian barang milik daerah, dan belum tertibnya administrasi

pengelolaan barang milik daerah. Pengguna aset daerah, seperti sekolah, rumah

sakit, dan beberapa instansi pemerintah, sering kali tidak melaporkan aset yang

digunakan. Masalah sumber daya manusia juga mempengaruhi belum optimalnya

pengelolaan aset daerah seperti, kualitas pegawai yang tidak sesuai dengan bidang

pekerjaan dan kuantitas pegawai bidang aset yang tidak sebanding dengan

jangkauan pengelolaan aset daerah yaitu seluruh aset yang dimiliki pemerintah

Page 3: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

3

Kota Salatiga. Beberapa alasan di atas yang menjadi alasan mengapa selama tiga

tahun terakhir BPK selalu memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian kepada

Laporan Keuangan Kota Salatiga. Terfokus pada pengecualian di bidang aset

tetap.

Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini memfokuskan pada

pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah di Pemerintah Kota Salatiga.

Untuk mengetahui mengapa barang milik daerah yang dimiliki tidak bisa

seluruhnya tercatat dalam laporan keuangan, sehingga menimbulkan adanya

perbedaan yang signifikan antara nilai yang tercantum pada laporan keuangan

dengan nilai fisik yang sebenarnya, serta menimbulkan pengecualian dari hasil

audit BPK selama tiga tahun terakhir. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah untuk memberikan solusi mengenai langkah strategik yang harus

dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga, khususnya Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, dalam rangka melaksanakan

penatausahaan barang milik daerah yang sesuai dengan Permendagri No. 17

Tahun 2007.

KAJIAN PUSTAKA

Aset Tetap Daerah

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 07, aset adalah

sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di

masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun

Page 4: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

4

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non

keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan

sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Sedangkan aset tetap dalam PSAP 07 didefinisikan sebagai aset berwujud yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan

pemerintah atau dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Lebih lanjut dalam

Paragraf 8, aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan sifat atau fungsinya

dalam aktivitas operasi entitas. Aset tetap dibagi menjadi 6 klasifikasi, yaitu:

a. Tanah

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang

diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional

pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

b. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor,

alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya

yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas)

bulan dan dalam kondisi siap pakai.

c. Gedung dan Bangunan

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang

diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional

pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

Page 5: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

5

d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang

dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh

pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

e. Aset Tetap Lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan ke dalam aset tetap di atas, yang diperoleh dan

dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam

kondisi siap dipakai.

f. Konstruksi dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam

proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum

selesai seluruhnya

Aset yang dimiliki oleh pemerintah harus dikelola dengan sebaik-baiknya.

Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Barang Milik Daerah, menyebutkan bahwa pengelolaan barang milik daerah

meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan; penerimaan,

penyimpanan, dan penyaluran; penggunaan; penatausahaan; pemanfaatan;

pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan;

pembinaan, pengawasan, dan pengendalian; pembiayaan; dan tuntutan ganti rugi.

Page 6: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

6

Penatausahaan Barang Milik Daerah

Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, penatausahaan adalah

rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang

milik daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1. Pembukuan

Menurut penjelasan Permendagri No. 17 Tahun 2007 Pasal 25 dan 26,

pembukuan dapat disimpulkan sebagai proses pendaftaran dan pencatatan

barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar

Barang Kuasa Pengguna (DBKP) menurut penggolongan dan kodefikasi

barang. Pencatatan barang milik daerah dimuat dalam Kartu Inventaris

Barang A, B, C, D, E, dan F sesuai dengan golongan masing-masing aset

tetap tersebut. Selanjutnya pembantu pengelola yang bertanggungjawab

mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang

ada pada masing-masing SKPD, melakukan rekapitulasi atas pencatatan

dan pendaftaran barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Milik

Daerah (DBMD).

2. Inventarisasi

Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan

perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data

dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Tujuan dari

inventarisasi barang milik daerah adalah untuk:

a. Meyakini keberadaan fisik barang yang ada pada dokumen inventaris

dan ketepatan jumlahnya

Page 7: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

7

b. Mengetahui kondisi terkini barang (Baik, Rusak Ringan, dan Rusak

Berat)

c. Melaksanakan tertib administrasi, yaitu:

i. Membuat usulan penghapusan barang yang sudah rusak berat

ii. Mempertanggungjawabkan barang-barang yang tidak

diketemukan/hilang

iii. Mencatat/membukukan barang-barang yang belum dicatat

dalam dokumen inventaris.

d. Mendata permasalahan yang ada atas inventaris, seperti sengketa

tanah, kepemilikan yang tidak jelas, inventaris yang dikuasai pihak

ketiga

e. Menyediakan informasi nilai aset daerah sebagai dasar penyusunan

neraca awal daerah.

Di samping itu, untuk mendapatkan data barang yang benar dan dapat

dipertanggungjawabkan serta akurat terbarukan, harus melalui sensus

barang daerah. Barang yang akan disensus adalah seluruh barang milik

pemerintah yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Barang milik daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), termasuk barang

yang dipisahkan pada Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik

Daerah/yayasan Milik daerah.

b. Barang milik Negara yang dipergunakan oleh pemerintah daerah.

Page 8: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

8

3. Pelaporan

Penatausahaan barang milik daerah diakhiri dengan pelaporan

barang milik daerah. Pelaporan barang milik daerah dilakukan secara

berjenjang, mulai dari Kuasa Pengguna Barang , yaitu kepala UPTD

kepada Pengguna Barang (kepala SKPD). Selanjutnya Pengguna barang

akan melaporkan kepada Pengelola barang (Sekretaris Daerah).

Selanjutnya akan disusun Daftar Barang Milik Daerah.

Kuasa Pengguna Barang (Kepala Unit Kerja) harus menyampaikan

Laporan Pengguna Barang setiap semester, tahunan dan 5 tahunan kepada

Pengguna Barang. Selanjutnya Kepala SKPD selaku Pengguna Barang

menyampaikan Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan dan 5

tahunan kepada Kepala Daerah melalui Pengelola Barang (yaitu Sekretaris

Daerah). Pembantu Pengelola (yaitu Kepala Bagian Perlengkapan)

menghimpun seluruh Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan,

dan 5 tahunan dari masing-msing SKPD, baik jumlah maupun nilainya,

dan membuat rekapitulasinya. Hasil rekapitulasi ini yang menjadi bahan

pembuatan Neraca Daerah.

METODE PENELITIAN

Objek pada penelitian ini adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Salatiga. DPPKAD yang terletak di

Jalan Letjend Sukowati No. 51 Salatiga, merupakan salah satu instansi

Page 9: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

9

pemerintahan yang ada di Kota Salatiga yang salah satu tugasnya adalah

melakukan penatausahaan barang milik daerah Kota Salatiga.

Data merupakan suatu komponen penting dalam melakukan sebuah

penelitian. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari DPPKAD

Salatiga, berupa prosedur penatausahaan barang milik daerah yang ada di Kota

Salatiga dan kebutuhan informasi mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam

proses penatausahaan barang milik daerah. Data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari DPPKAD Salatiga dalam bentuk dokumentasi, berupa Laporan

Barang Milik Daerah mulai dari tahun 2010-2013, yang didalamnya terdapat

Kartu Inventaris Barang, Kartu Inventaris Ruangan, Buku Inventaris, Daftar

Mutasi Barang dan rekapitulasinya, serta Laporan Pengguna Barang Semesteran

dan Laporan Pengguna Barang Tahunan dari masing-masing SKPD.

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

melalui observasi dan wawancara. Pada penelitian ini teknik analisis yang

digunakan adalah tekhnik analisis deskriptif kualitatif. Langkah-langkah analisis

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Merangkum dan memilih data yang relevan dalam penelitian, agar dapat

memberikan gambaran yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian,

2. Menganalisis praktek penatausahaan barang milik daerah di DPPKAD

Kota Salatiga dan mencari pokok-pokok permasalahan,

3. Identifikasi langkah strategik yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota

Salatiga, khususnya DPPKAD agar dapat melaksanakan penatausahaan

Page 10: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

10

barang milik daerah seperti yang tercantum dalam Permendagri No. 17

Tahun 2007.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Barang milik daerah yang ada di Kota Salatiga diperoleh dari berbagai

sumber, yaitu bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD),

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi (APBD Provinsi), Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN), serta sumber-sumber lain yang sah,

termasuk di dalamnya hibah yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah

daerah lain, badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, dan kelompok

masyarakat/perorangan dalam negeri dan bantuan yang diberikan oleh instansi

atau komite sekolah.

Di DPPKAD Kota Salatiga, pelaksanaan penatausahaan barang milik

daerah dilaksanakan oleh bidang aset sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi

bidang aset. Kepala bidang aset bertugas melakukan pencatatan dan inventarisasi

terhadap barang milik daerah setiap 6 bulan dan akhir tahun, kemudian

dirumuskan menjadi Daftar Barang Milik Daerah, sehingga dapat diketahui

bertambah atau berkurangnya aset di setiap periode berdasarkan Laporan

Pengguna Barang Semesteran dan Laporan Pengguna Barang Tahunan dari

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Salatiga.

Page 11: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

11

Tahap pembukuan

Di DPPKAD Kota Salatiga, sebelum aset tetap diakui dan dicatat oleh

masing-masing SKPD, harus ada dokumen-dokumen yang dilengkapi terlebih

dahulu. Aset yang bersumber dari APBD, APBD Provinsi, dan APBN dibutuhkan

dokumen pengadaan kontrak. Sedangkan aset yang bersifat hibah dan bantuan,

dokumen yang dibutuhkan yaitu berita acara serah terima barang hibah ataupun

berita acara serah terima dari Komite terkait. Apabila barang telah selesai

diadakan dan dokumen pendukung telah tersedia, barang baru dapat diakui

sebagai barang milik daerah.

Apabila barang telah dapat diakui sebagai barang milik daerah, pengguna

barang melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam

Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) menurut

penggolongan dan kodefikasi barang. Pencatatan barang milik daerah tersebut

dimuat dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) A, B, C, D, E, dan F.

KIB A merupakan kartu catatan untuk tanah. Tanah yang dimiliki oleh

pemerintah harus didata dan dicatat di KIB A. Informasi yang perlu dicantumkan

dalam KIB A adalah jenis barang/nama barang, nomor kode barang, nomor

register, luas tanah, tahun pengadaan, lokasi tanah, hak status tanah, tanggal dan

nomor sertifikat tanah, penggunaan tanah, asal-usul tanah, harga tanah, serta

keterangan yang perlu ditambahkan. Format pencatatan KIB A sesuai dengan

lampiran 1.

Page 12: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

12

KIB B untuk mendata dan mencatat mesin dan peralatan yang dimiliki

oleh pemerintah. Informasi yang perlu dicantumkan dalam KIB B adalah kode

barang, nama/jenis barang, nomor register, merk/type, ukuran/CC, bahan, tahun

pembelian, nomor pabrik, nomor rangka, nomor mesin, nomor polisi, nomor

BPKB, asal-usul cara perolehan, harga, serta keterangan yang perlu ditambahkan.

Format pencatatan KIB B sesuai dengan lampiran 2.

KIB C berisi data mengenai gedung dan bangunan yang dimiliki

pemerintah. Informasi yang dicantumkan dalam KIB C adalah nama/jenis barang,

nomor kode barang, nomor register, kondisi bangunan, konstruksi bangunan

apakah bertingkat atau tidak serta beton atau tidak, luas lantai, lokasi

gedung/bangunan, tanggal dan nomor dokumen gedung, luas, status tanah, nomor

kode tanah, asal-usul, harga, serta keterangan yang perlu ditambahkan. Format

pencatatan KIB sesuai dengan lampiran 3.

KIB D digunakan untuk mencatat jalan, irigasi, dan jaringan yang dimiliki

oleh pemerintah. Informasi yang perlu dicantumkan dalam KIB D adalah

nama/jenis barang, nomor kode barang, nomor register, konstruksi, panjang (KM),

lebar (M), luas, lokasi, tanggal dan nomor dokumen, status tanah, nomor kode

tanah, asal-usul, harga, kondisi, serta keterangan yang perlu dicantumkan. Format

pencatatan KIB D sesuai dengan lampiran 4.

KIB E merupakan kartu untuk mencatat aset tetap lainnya yang dimiliki

oleh pemerintah. Informasi yang perlu dicantumkan dalam KIB E adalah

nama/jenis barang, nomor kode, nomor register, judul/pencipta buku

Page 13: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

13

perpustakaan, spesifikasi buku perpustakaan, asal daerah barang bercorak

kesenian/kebudayaan, pencipta barang bercorak kesenian/kebudayaan, bahan

barang bercorak kesenian/kebudayaan, jenis hewan ternak dan tumbuhan, ukuran

hewan ternak dan tumbuhan, jumlah, tahun cetak/pembelian, asal-usul cara

perolehan, harga, serta keterangan yang perlu ditambahkan. Format pencatatan

KIB E sesuai dengan lampiran 5.

KIB F merupakan kartu yang digunakan untuk mencatat konstruksi dalam

pengerjaan. Informasi yang perlu dicantumkan dalam KIB F adalah nama/jenis

barang, jenis bangunan, konstruksi bangunan apakah bertingkat atau tidak serta

beton atau tidak, luas lantai, lokasi, tanggal dan nomor dokumen,

tanggal/bulan/tahun mulai, status tanah, nomor kode tanah, asal-usul pembiayaan,

nilai kontrak, serta keterangan yang perlu ditambahkan. Format pencatatan KIB F

sesuai dengan lampiran 6.

Selain KIB, pengurus barang masing-masing SKPD juga harus membuat

Kartu Inventaris Ruangan (KIR). Dalam mengisi KIR, pengurus barang harus

menuliskan kabupaten, provinsi, unit, satuan kerja, dan ruangan yang ditempati

terlebih dahulu. Setelah itu baru mencantumkan informasi mengenai nama/jenis

barang, merk/model, nomor seri pabrik, ukuran, bahan, tahun

pembuatan/pembelian, nomor kode barang, jumlah barang/register, harga

beli/perolehan, keadaan barang apakah baik, kurang baik, atau rusak berat, serta

keterangan yang perlu ditambahkan. Format KIR sesuai dengan lampiran 7.

Page 14: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

14

KIB dan KIR selanjutnya dikompilasi dalam buku inventaris. Mulai dari

tanah sampai dengan konstruksi dalam pengerjaan yang dicatat dalam kartu yang

terpisah-pisah, selanjutnya dijadikan satu dalam buku inventaris. Dalam mengisi

buku inventaris harus dituliskan SKPD, kabupaten/kota, dan provinsi terlebih

dahulu. Setelah itu baru mencantumkan informasi nomor kode barang, nomor

register, nama/jenis barang, merk/type barang, nomor sertifikat/nomor

pabrik/nomor chasis/nomor mesin, bahan, asal/cara perolehan barang, tahun

perolehan, ukuran barang/konstruksi, satuan, keadaan barang, jumlah barang,

jumlah harga, serta keterangan yang perlu ditambahkan. Format Buku Inventaris

sesuai dengan lampiran 8. Sebelum adanya peraturan dari pemerintah, untuk

memudahkan pencatatan aset yang berasal dari masing-masing sumber dana

dipisahkan menurut warna. Aset yang bersumber dari APBD diberi warna biru,

APBD Provinsi diberi warna merah muda, dan aset yang bersumber dari APBN

diberi warna kuning. Tetapi, setelah adanya peraturan dari pemerintah yang

mengharuskan pencatatan dijadikan satu, saat ini pembukuan untuk seluruh aset

yang berasal dari berbagai sumber dana yang berbeda tidak dibedakan dalam

pencatatannya, hanya saja diberi keterangan berasal dari mana sumber dana aset

tersebut.

Tahap Inventarisasi.

Aset tetap yang telah dicatat dalam masing-masing KIB disetiap SKPD,

akan diinventarisasi. Inventarisasi merupakan kegiatan untuk melakukan

perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan

pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Inventarisasi dilakukan

Page 15: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

15

dengan tujuan sebagai bahan informasi untuk membantu pelaksanaan

pengawasan, petunjuk dalam rangka pemeliharaan barang, merencanakan dan

menentukan kebutuhan barang, pengarahan pengadaan barang, dan menentukan

penghapusan barang. Pada masing-masing SKPD di Kota Salatiga, setelah buku

inventaris dibuat, dibuat pula rekap buku inventaris yang berisi rangkuman dari

buku inventaris. Jika buku inventaris berisi macam-macam aset secara rinci

seperti yang tercantum dalam KIB, rekap buku inventaris ini merupakan total

masing-masing golongan saja. Format rekapitulasi buku inventaris sesuai dengan

lampiran 9. Buku inventaris dan rekap yang dibuat oleh masing-masing SKPD

diserahkan kepada DPPKAD. Selanjutnya DPPKAD membuat Buku Induk

Inventaris yang merupakan gabungan dari semua catatan buku inventaris masing-

masing SKPD. Untuk mendapatkan data barang dan pembuatan buku induk

inventaris yang benar, dapat dipertanggungjawabkan dan akurat terbarukan maka

dilakukan melalui Sensus Barang Daerah setiap 5 (lima) tahun sekali.

Sensus Barang Daerah Kota Salatiga baru saja dilakukan pada tahun 2013.

DPPKAD membuat tim khusus yang bertugas untuk melakukan verifikasi. Tim

khusus ini mengecek apakah catatan yang dibuat oleh SKPD tersebut sesuai

dengan kondisi fisik aset. Apabila terjadi perbedaan perhitungan menurut tim

khusus, SKPD membuat catatan khusus yang berisi hal-hal yang mengakibatkan

adanya perbedaan tersebut dan apa saja perbedaan yang ada. Selanjutnya catatan

ini diserahkan kepada DPPKAD untuk direkap.

Page 16: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

16

Tahap Pelaporan.

Pencatatan barang milik daerah pada DPPKAD Kota Salatiga akan

menghasilkan daftar yang disebut Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) dan

Daftar Barang Pengguna (DBP). SKPD melakukan pelaporan selama dua kali

dalam setahun, yaitu laporan semesteran dan laporan tahunan. Setiap akhir

smester ataupun akhir tahun, setiap SKPD harus membuat laporan mutasi barang

sesuai dengan lampiran 10. Laporan mutasi ini berisi nilai pada awal periode,

mutasi tambah atau kurang, dan nilai pada akhir periode. Mutasi tambah biasanya

berasal dari pengadaan baru, mutasi dari SKPD lain, adanya hibah ataupun

bantuan. Sedangkan mutasi kurang dapat terjadi apabila ada aset yang dihapus

oleh SKPD. Aset yang akan dihapus karena rusak atau hilang harus diusulkan

terlebih dahulu kepada DPPKAD untuk mendapatkan persetujuan penghapusan

aset. Laporan semesteran ataupun tahunan yang akan diserahkan kepada

DPPKAD tetap harus dilampiri dengan Kartu Inventaris Barang dan buku

inventaris.

Berdasarkan wawancara dari key informan, diketahui bahwa penyebab

ketidaksesuaian nilai aset tetap pada Laporan Keuangan Kota Salatiga dengan

fisiknya ada beberapa hal. Penyebab ketidaksesuaian tersebut dipaparkan dalam

tabel berikut ini.

Page 17: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

17

Tabel 1. Penyebab Ketidaksesuaian Nilai Aset pada Laporan Keuangan Kota

Salatiga

Kategori Sebab

Utama

Kelemahan Keterangan

Sumber daya manusia Kemampuan Sumber

Daya Manusia kurang

memenuhi

Pegawai yang ada di unit SKPD maupun

yang ada di DPPKAD ada yang belum bisa

mengoperasikan komputer, belum mengerti

prosedur yang berlaku, serta kurangnya

komitmen dari Kepala SKPD dalam

menangani aset daerah.

Jumlah pegawai

DPPKAD bagian aset

tidak sebanding dengan

jumlah SKPD yang ada

di Kota Salatiga.

Jumlah pegawai DPPKAD bagian aset yang

hanya berjumlah 12 orang akan terlihat

sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah

SKPD yang berjumlah 26 unit. Sehingga

seringkali kesulitan dalam memperoleh data

yang mengharuskan survey langsung ke

masing-masing SKPD.

Bukti Fisik Dokumen aset tetap

tidak ada / sulit ditelusur

Aset tetap yang telah lama dimiliki oleh

Pemkot ataupun aset yang berasal dari

proses tukar-menukar seringkali

dokumennya telah hilang, sehingga tidak

dapat ditelusur harga perolehannya.

Dokumen yang

dibutuhkan belum

diterbitkan

Untuk mencatat aset yang bersumber dari

dana APBN, APBD, maupun APBD

Provinsi dibutuhkan berita acara mengenai

kontrak atau pengadaan, tetapi seringkali

berita acara tersebut belum terbit bisa

sampai bertahun-tahun lamanya. Sehingga

aset tidak dicatat sampai berita acara

tersebut diterbitkan.

Aset tidak memiliki

bukti kepemilikan

Masih banyak tanah yang dikuasai oleh

Pemkot tetapi masih belum memiliki

sertifikat atas nama Pemkot Salatiga.

Sehingga tidak ada bukti kepemilikan

bahwa aset tersebut benar-benar milik

Pemkot Salatiga. Tetapi tanah ini tetap

diakui dan dicatat sebagai aset daerah dalam

KIB A.

Proses Belum sesuai dengan

kebijakan akuntansi.

Anggaran pemeliharaan yang menambah

masa manfaat, umur ekonomis, dan

menambah volume aset menurut kebijakan

akuntansi seharusnya dapat dikapitalisasi

menjadi aset, namun hal itu tidak dilakukan.

Salah klasifikasi dalam

melakukan pencatatan.

Beberapa biaya salah mengklasifikasikan

dalam pencatatan. Contohnya : mengecat

gedung yang seharusnya masuk dalam biaya

pemeliharaan karena tidak menambah umur

ekonomis, dicatat dalam rehab gedung.

Rehab gedung termasuk dalam belanja

modal, sehingga pencatatan menjadi keliru.

Page 18: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

18

Lanjutan Tabel 1. Penyebab Ketidaksesuaian Nilai Aset pada Laporan Keuangan

Kota Salatiga

Kategori Sebab

Utama

Kelemahan Keterangan

Barang yang sudah tidak

ada wujudnya, nilainya

masih tercantum dalam

laporan.

Apabila terdapat barang rusak ataupun

hilang seharusnya SKPD mengajukan

usulan penghapusan barang terhadap

DPPKAD. Sehingga barang tersebut tidak

perlu dicatat lagi dalam laporan. Akan

tetapi pada kenyataannya SKPD sering kali

tidak mengajukan usulan penghapusan

barang kepada DPPKAD dan tetap

mencatat barang yang sudah tidak ada

tersebut.

Prosedur pencatatan

masih manual

DPPKAD sudah mempunyai Program

Simbada, namun karena masih perlu

pengembangan sehingga belum digunakan.

Rencana pada tahun 2014 ini akan

dilakukan pengembangan sehingga saling

terintegrasi mulai dari perencanaan,

penganggaran sampai dengan pelaporan.

Produktivitas Rekonsiliasi yang

dilakukan tidak

maksimal.

Setiap akhir periode dilakukan rekonsiliasi

antara pejabat penatausahaan keuangan

dengan pengurus barang masing-masing

SKPD. Hasil yang didapatkan seringkali

tidak maksimal. Masih banyak terdapat

perbedaan pada saat masa pelaporan. Sumber : Bagian Aset DPPKAD Kota Salatiga

Pembahasan

Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, penatausahaan adalah

rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang

milik daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang bertujuan untuk

mewujudkan tertib administrasi dan mendukung tertib pengelolaan barang milik

daerah. Agar pengelolaan aset/barang milik daerah dapat berjalan dengan

maksimal, salah satu tahapnya adalah melaksanakan penatausahaan dengan baik.

Oleh karena itu, pemerintah daerah harus melakukan penatausahaan yang

Page 19: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

19

terstruktur terhadap kekayaan daerah yang dimilikinya. Setelah dipaparkan hasil

penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dianalisis dari ketiga rangkaian

kegiatan penatausahaan. Analisis terhadap ketiga rangkaian kegiatan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tahap pembukuan

Pada DPPKAD Kota Salatiga, Undang-Undang yang dipakai adalah

Permendagri No. 17 Tahun 2007, Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013, dan

Peraturan Walikota Salatiga Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Barang

Milik Daerah. Pasal-pasal yang menjadi dasar penatausahaan Barang Milik

Daerah yang diatur dalam Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang pedoman

teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pada BAB VII pasal 25, 26, 27, 28, 29,

dan 30. Sedangkan Peraturan Walikota Salatiga tersebut isinya hampir sama

dengan yang tercantum pada Permendagri No. 17 Tahun 2007.

Dalam praktiknya, DPPKAD Kota Salatiga sudah melaksanakan

pembukuan barang milik daerah yang merupakan proses pencatatan barang milik

daerah ke dalam daftar barang pengguna yang dimuat dalam kartu inventaris

barang dan kartu inventaris ruang, dan selanjutnya dicatat dalam daftar barang

milik daerah. Sebelum melakukan pencatatan barang, terlebih dahulu dilakukan

penggolongan dan kodefikasi barang milik daerah. Akan tetapi peraturan daerah

yang tersedia saat ini tidak mengatur mengenai pencatatan secara spesifik,

sehingga membuat pencatatan menjadi kurang terstruktur. Peraturan daerah yang

ada maupun Peraturan Walikota Salatiga, isinya sama dengan Permendagri No. 17

Page 20: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

20

Tahun 2007, sehingga tidak membantu untuk menyelesaikan masalah yang ada di

Kota Salatiga. Semua aset yang berasal dari sumber yang berbeda-beda,

pencatatannya dijadikan satu dan tidak dibedakan. Sehingga menyebabkan

kerancuan dalam perlakuan terhadap aset itu sendiri.

Aset baru dapat dicatat dan diakui setelah selesai diadakan. Pengadaan

seharusnya diadakan sebelum akhir periode, agar dalam proses pencatatannya

tidak terlambat dan tidak melewati batas akhir penyampaian laporan. Akan tetapi

dalam praktiknya, masih banyak pengadaan yang menumpuk di akhir periode

karena perencanaan pengadaan yang kurang matang. Apabila perencanaan

pengadaan aset dilakukan diawal periode, maka proses pencatatan dalam laporan

tidak akan terhambat diakhir periode seperti saat ini. Selain itu, banyak juga

SKPD yang tidak melaporkan barang apa saja dan berapa nilai aset yang telah

selesai diadakan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya otorisasi terhadap

dokumen pendukung aset yang sangat dibutuhkan dalam tahap pembukuan.

Seharusnya dokumen yang dimiliki bisa diarsipkan secara lebih rapi, baik

pergolongan maupun pertahun, agar semua pegawai mengetahui keberadaan

dokumen dan dapat mencari dengan mudah apabila membutuhkannya sewaktu-

waktu. Masalah yang terakhir yaitu banyak aset yang hilang tetapi masih tercatat

dalam laporan barang SKPD. Barang di SKPD tidak mendapat perhatian yang

cukup dan belum ada pengamanan yang memadai. Sebaiknya ada pegawai yang

ditugaskan untuk mengontrol barang masuk dan keluar dan kemudian mengecek

kebenaran nilai dalam laporan. Berdasarkan kondisi tersebut, pemetaan masalah

dalam tahap pembukuan adalah sebagai berikut.

Page 21: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

21

Tabel 2. Pemetaan Masalah pada Tahap Pembukuan

Kondisi/Masalah Dampak Penyebab Akar Penyebab

Peraturan daerah

yang ada tidak

mengatur secara

spesifik

Pencatatan kurang

terstruktur

Tidak menyelesaikan

masalah yang ada di

Kota Salatiga

Isi dari peraturan

daerah dan peraturan

walikota sama dengan

Permendagri No. 17

Tahun 2007

Pemerintah Kota

Salatiga belum

mengadopsi

Permendagri No.17

Tahun 2007 sesuai

dengan kondisi yang

ada di Kota Salatiga

Pengadaan yang

menumpuk

dimasing-masing

SKPD

Proses pencatatan

yang terlambat

karena menunggu

pengadaan selesai

dilakukan

Pengadaan aset

dilakukan diakhir

periode

Dokumen yang akan

digunakan untuk proses

pengadaan belum siap,

perencanaan pengadaan

aset kurang matang,

petunjuk teknis

pengadaan (khususnya

dari anggaran Dana

Alokasi Khusus) yang

baru keluar pada

pertengahan tahun,

sehingga proses

pengadaan baru dapat

dilaksanakan setelah

juknis keluar

Aset yang nilainya

tidak dicatat

Nilai aset yang

terdapat dalam neraca

disajikan tidak wajar.

Lebih besar nilai aset

fisik daripada nilai

yang terdapat

dicatatan

Dokumen tidak

lengkap, pegawai yang

mengetahui

keberadaan dokumen

sudah pension

Tidak ada otorisasi

terhadap dokumen

pendukung aset

Aset hilang yang

nilainya masih

tercatat

Nilai aset yang

terdapat dalam neraca

disajikan tidak wajar.

Lebih besar nilai

yang terdapat

dicatatan daripada

nilai aset fisik

Tidak memperbaharui

nilai aset dineraca

yang aset fisiknya

telah hilang.

Belum ada pengamanan

barang di SKPD dan

tidak ada perhatian yang

cukup terhadap aset

Sumber: Data primer diolah, april – juli 2014

Tahap Inventarisasi

Inventarisasi yang merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan

perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan

pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian, sudah dilaksanakan oleh

DPPKAD Kota Salatiga sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dapat

Page 22: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

22

dibuktikan dari adanya bukti-bukti pelaksanaan inventarisasi, seperti dokumen

pencatatan yang berbentuk Buku Induk Inventaris, Buku Inventaris, KIB , dan

KIR. Selain itu ada juga bukti dari dokumen pelaporan seperti Daftar Rekapitulasi

Inventaris dan Daftar Mutasi Barang.

Namun dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah di

pemerintah kota Salatiga masih terdapat kendala, yaitu keterbatasan jumlah

pegawai yang ada di Bagian Aset DPPKAD Kota Salatiga. Jumlah pegawai

Bagian Aset DPPKAD berjumlah 12 orang. Sedangkan jumlah SKPD yang ada di

Kota Salatiga berjumlah 26. Menurut informan, seharusnya satu orang menangani

satu SKPD besar, sedangkan untuk SKPD kecil, satu pegawai bisa menangani dua

SKPD. Hal ini disebabkan oleh perencanaan sumber daya manusia yang kurang

matang. Sebaiknya pemkot memperhitungkan kebutuhan pegawai yang mampu

menangani SKPD dan UPTD diseluruh Kota Salatiga. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, setiap 5 (lima) tahun sekali dilakukan Sensus Barang

Daerah untuk mendapatkan data barang dan pembuatan buku induk inventaris

yang benar, dapat dipertanggungjawabkan dan akurat terbantukan. Dalam

melakukan Sensus Barang Daerah ini, DPPKAD harus melakukan inventarisasi

yang jangkauannya adalah seluruh aset yang dimiliki Pemerintah Kota Salatiga,

sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan inventarisasi tersebut

menjadi lama. Karena pegawai yang ada di Bagian Aset DPPKAD Kota Salatiga

tidak sebanding dengan jumlah SKPD yang ada di Kota Salatiga, sehingga dalam

proses survey kemasing-masing SKPD tentu saja memakan waktu yang cukup

lama.

Page 23: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

23

Selain kendala pada keterbatasan pegawai, masalah yang terjadi pada

tahap pembukuan tentu saja akan berdampak pada tahap inventarisasi. Proses

pembukuan yang terlalu lama karena banyaknya masalah yang terjadi dalam tahap

tersebut akan menghambat proses inventarisasi oleh DPPKAD. Dengan adanya

kesalahan yang sering muncul, sensus yang dilakukan setiap 5 tahun sekali jadi

terkesan terlalu lama dan akan semakin menyulitkan team khusus yang menangani

sensus daerah maupun pegawai DPPKAD yang lain. Masalah juga muncul pada

beberapa SKPD yang belum membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) atau tidak

memperbaharui KIR yang dahulu pernah dibuat, dengan alasan waktu yang

dibutuhkan tidak ada atau kurang. Seharusnya dengan perencanaan yang lebih

matang dan dokumen yang sudah lengkap, proses pencatatn KIB dan KIR tidak

akan memakan waktu yang lama. Berdasarkan kondisi di atas, maka pemetaan

masalah dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 3. Pemetaan Masalah pada Tahap Inventarisasi

Kondisi/Masalah Dampak Penyebab Akar Penyebab

Keterbatasan jumlah

pegawai Bagian Aset

DPPKAD Kota

Salatiga

Waktu yang

dibutuhkan untuk

survei barang daerah

ke SKPD menjadi

lama

Pegawai yang ada di

Bagian Aset tidak

sebanding dengan

jumlah SKPD yang

ada di Salatiga

Man Power Planning

Proses pembukuan

yang terlalu lama

Inventarisasi menjadi

terhambat dan

memakan waktu lama

Banyaknya

permasalahan ditahap

pembukuan

Pengadaan menumpuk

diakhir periode, aset

yang nilainya tidak

dicatat, dan aset hilang

yang nilainya masih

tercatat

KIR belum dibuat

oleh beberapa SKPD

Laporan yang

dikirimkan ke

DPPKAD menjadi

tidak lengkap seperti

ketentuan yang ada

Pegawai SKPD tidak

memperbaharui KIR,

sehingga tidak sesuai

dengan keadaan saat

ini

Waktu yang

dibutuhkan untuk

memperbaharui KIR

tidak ada atau kurang

Sumber: Data primer diolah, april – juli 2014

Page 24: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

24

Tahap pelaporan

Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, disebutkan bahwa pelaporan

barang milik daerah yang dilakukan oleh pengguna barang disampaikan setiap

semester, tahunan dan 5 (lima) tahunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola.

Sementara, pembantu pengelola menghimpun seluruh laporan pengguna barang

semesteran, tahunan dan 5 (lima) tahunan dari masing-masing SKPD, jumlah

maupun nilai serta dibuat rekapitulasinya.

Dilihat dari prosedur yang ditetapkan oleh Permendagri No. 17 Tahun

2007, DPPKAD Kota Salatiga memang sudah melaksanakan hal yang sama

dengan yang telah ditetapkan. Akan tetapi pelaksanaan yang terjadi di lapangan

belum sesuai dengan yang diharapkan. Permasalahan utama yang menjadi

penyebab belum optimalnya tahap pelaporan adalah banyaknya SKPD yang

sering terlambat dalam menyampaikan laporan kepada DPPKAD melebihi batas

waktu penyampaian. Sehingga menyulitkan dan memperlambat DPPKAD untuk

melakukan rekapitulasi terhadap semua aset daerah Kota Salatiga, yang untuk

selanjutnya akan diserahkan kepada Sekretaris Daerah. Selain itu permasalahan

yang terjadi dalam tahap pembukuan dan tahap inventarisasi akan muncul pada

tahap pelaporan ini. Banyaknya kesalahan tentu saja akan menyebabkan

timbulnya salah saji material seperti yang telah terjadi selama lebih dari tiga tahun

belakangan ini. Hal tersebut dapat mempengaruhi pencatatan dalam Laporan

Keuangan Pemerintah Kota Salatiga khususnya nilai aset. Kualitas dan

kedisiplinan pegawai yang masih kurang menjadi penyebab masih banyaknya

Page 25: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

25

kesalahan yang dilakukan. Berdasarkan kondisi tersebut, pemetaan masalah dalam

pelaporan adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Pemetaan Masalah pada Tahap Pelaporan

Kondisi/Masalah Dampak Penyebab Akar Penyebab

Pelaporan yang

dilakukan oleh SKPD

sering tidak tepat

waktu

Pembuatan

rekapitulasi oleh

DPPKAD terhadap

seluruh aset daerah

akan menjadi sulit

dan terhambat

Dalam pembuatan

rekapitulasi aset daerah

harus menunggu semua

laporan dari SKPD

terkumpul. Apabila

laporan dari SKPD

terlambat, maka akan

menghambat proses

rekapitulasi

Keterlambatan pada

tahap pembukuan dan

inventarisasi

Kesalahan yang

bersumber dari

masalah ditahap

pembukuan

Salah saji material

yang terdapat di

Laporan Keuangan

Pemerintah Kota

Salatiga

Barang yang nilainya

belum tercatat, barang

yang hilang tetapi

nilainya masih

tercantum dalam

laporan

Kualitas dan

kedisiplinan dari

pegawai

Sumber: Data primer diolah, april – juli 2014

Berdasarkan wawancara dari key informan, diketahui terdapat beberapa

SKPD yang sering tidak tertib dalam melaksanakan penatausahaan barang milik

daerah. SKPD yang terbilang tidak tertib biasanya merupakan SKPD yang

tergolong besar, atau memiliki jangkauan yang luas. Seperti Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) sering mengalami masalah dalam proses

penatausahaan dikarenakan sekolah-sekolah yang dibawahi sering kali tidak

memberikan laporan atau terlambat menyampaikan laporan mengenai barang

milik daerah yang ada disekolah tersebut, sehingga Disdikpora harus menunggu

laporan dari sekolah untuk dapat menginput semua data mengenai barang milik

daerah yang tersebar di sekolah yang ada di Kota Salatiga.

Apabila dilihat dari keseluruhan SKPD, SKPD yang tertib menjalankan

ketiga tahap penatausahaan ada 20 SKPD, sedangkan yang belum tertib ada 6

SKPD. Pada tahap pembukuan, semua SKPD telah melaksanakan dengan tertib.

Page 26: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

26

Sedangkan pada tahap inventarisasi dan pelaporan didapat angka yang sama, yaitu

4 SKPD belum tertib, dan 22 SKPD lainnya telah tertib. Tertib dalam artian

SKPD melakukan setiap tahapan tersebut masih dalam batas waktu yang telah

ditentukan oleh DPPKAD Kota Salatiga. Lebih jelasnya pada lampiran 12.

Berikut merupakan diagram yang menunjukkan tingkat kedisiplinan SKPD di

Kota Salatiga.

Gambar 1. Kedisiplinan SKPD di Kota Salatiga

Lingkaran terluar dari grafik tersebut mengambarkan kedisiplinan SKPD dalam

menjalankan seluruh tahap penatausahaan barang milik daerah.. Lingkaran kedua

menggambarkan kedisiplinan SKPD dalam menjalankan tahap pembukuan.

Lingkaran ketiga menggambarkan kedisiplinan SKPD dalam menjalankan tahap

inventarisasi. Sedangkan lingkaran terakhir atau lingkaran yang paling dalam

menggambarkan kedisiplinan SKPD dalam menjalankan tahap pelaporan.

Page 27: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

27

Berdasarkan pembahasan dapat diketahui bahwa permasalahan yang

terjadi pada satu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya. permasalahan

tersebut akan menurun dan menyebabkan masalah yang lain pada tahap

berikutnya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan berikut ini

Gambar 2. Keterkaitan Permasalahan Antar Tahap

Dari bagan diatas terlihat jelas bahwa awal mula permasalahan berasal dari tahap

pembukuan. Permasalahan yang ada ditahap pembukuan mempengaruhi tahap

inventarisasi dan pelaporan. Berdasarkan kondisi yang ada saat ini di lingkungan

pemerintah Kota Salatiga, harus ada tindak lanjut strategis yang dilakukan untuk

memperbaiki permasalahan yang timbul.

PEMBUKUAN

1. Peraturan daerah

yang ada tidak

mengatur secara

spesifik.

2. Pengadaan yang

menumpuk

dimasing-masing

SKPD.

3. Aset yang

nilainya tidak

tercatat.

4. Aset hilang yang

nilainya masih

tercatat

INVENTARISASI

1. Proses

pembukuan yang

terlalu lama

menjadikan

inventarisasi

menjadi terhambat.

2. Inventarisasi

mendapatkan hasil

yang tidak akurat.

PELAPORAN

1. Pelaporan

menjadi tidak tepat

waktu

2. Pembuatan

rekapitulasi

menjadi terhambat

3. Akan

melaporkan hasil

laporan yang tidak

akurat dan

menyebabkan salah

saji material

Page 28: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

28

Tabel 5. Kondisi dan Usulan Strategis

Kondisi/Masalah Usulan Strategis

Peraturan daerah yang ada tidak mengatur

secara spesifik. Peraturan tersebut hanya

mengacu pada Permendagri No.17 tahun 2007

tanpa mengadopsi dan mengadaptasinya sesuai

dengan kondisi yang ada di Kota Salatiga. Hal

ini mengakibatkan pencatatan yang kurang

terstruktur dan tidak menyelesaikan masalah

yang ada di Kota Salatiga.

Pemda ataupun pemkot sebaiknya membuat

peraturan yang sesuai dengan kondisi di Kota

Salatiga. Walaupun memang harus mengacu

pada Permendagri No.17 Tahun 2007, tetapi

sebaiknya disesuaikan dengan permasalahan

yang sering muncul di Kota Salatiga. Sehingga

dengan adanya peraturan tersebut dapat

membantu menyelesaikan permasalahan dan

mempermudah pegawai untuk bekerja sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan.

Pengadaan yang menumpuk dimasing-masing

SKPD, aset yang nilainya tidak tercatat, dan

aset hilang yang nilainya masih tercatat menjadi

akar penyebab dari timbulnya masalah ditahap-

tahap berikutnya. Ketiga hal tersebut dapat

terjadi diakibatkan oleh kualitas dan

kedisiplinan dari para pegawai. Apabila

pegawai memiliki kedisiplinan dan kualitas

yang baik, tentu saja hal tersebut tidak akan

terjadi.

Karena permasalahan timbul akibat kualitas dan

kedisiplinan pegawai yang kurang baik, maka

yang harus diperbaiki terlebih dahulu adalah

keahlian teknis dari pegawai yang ada saat ini.

Pemerintah kota dapat melakukan pelatihan

teknis mengenai proses penatausahaan kepada

para pegawai untuk meningkatkan kemampuan,

wawasan, dan kinerja pegawai sehingga akan

membantu instansi untuk mencapai tujuannya

dengan mudah.

Kesalahan yang sering terjadi dalam prosedur

penatausahaan barang milik daerah. Seperti

adanya perlakuan terhadap barang milik daerah

yang belum sesuai dengan kebijakan akuntansi

sehingga seringkali terjadi perbedaan

perhitungan dengan BPK yang menggunakan

kebijakan akuntansi dalam penilaiannya. Selain

itu prosedur pencatatan di pemerintah Kota

Salatiga masih manual.

Pegawai harus menggunakan kebijakan

akuntansi dalam perlakuan terhadap barang

milik daerah.

Melakukan review terhadap program Simbada

yang sebenarnya sudah dimiliki oleh Pemkot

Salatiga. Sehingga didapatkan program yang

saling terintegrasi mulai dari perencanaan

penganggaran sampai dengan pelaporan.

Dengan adanya Simbada, pengelolaan barang

milik daerah akan lebih efisien.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian pada DPPKAD Kota Salatiga menunjukkan bahwa

pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah masih memiliki banyak kendala

dan masalah yang berada di masing-masing tahap, yaitu pembukuan,

inventarisasi, dan pelaporan. Dari banyaknya permasalahan yang muncul dapat

ditarik kesimpulan bahwa penyebab utamanya adalah peraturan daerah yang tidak

Page 29: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

29

mengatur secara spesifik, lemahnya kualitas dan kedisiplinan pegawai, serta

prosedur pencatatan yang masih manual.

Peraturan daerah yang tidak mengatur secara spesifik mengakibatkan

proses penatausahaan menjadi kurang terstruktur dan tidak menyelesaikan

masalah yang sering muncul selama ini di Kota Salatiga terkait penatausahaan.

Peraturan daerah yang ada tidak mengadopsi Permendagri No.17 Tahun 2007

sesuai dengan kondisi Kota Salatiga. Selain itu, lemahnya kualitas dan

kedisiplinan pegawai yang melaksanakan proses pengelolaan aset pada masing-

masing SKPD menyebabkan dalam pelaksanaan belum mengikuti peraturan yang

berlaku dan masih sering melakukan kesalahan. Pegawai hanya melakukan tugas

sesuai dengan yang pernah dilakukan pegawai sebelumnya. Penyebab yang

terakhir yaitu prosedur pencatatan barang milik daerah masih dilakukan secara

manual, karena program Simbada yang saat ini dimiliki belum dapat digunakan.

Sehingga mengakibatkan proses pengelolaan barang milik daerah menjadi kurang

efisien dan memakan waktu yang lama.

Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka usulan strategis yang dapat diberikan

kepada instansi pemerintah untuk memperbaiki permasalahan yang timbul adalah

seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan.

1. Walaupun tetap harus mengacu pada Permendagri No.17 Tahun 2007,

tetapi pemda ataupun pemkot sebaiknya membuat peraturan yang sesuai

dengan kondisi di Kota Salatiga.

Page 30: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

30

2. Pemerintah kota dapat melakukan pelatihan teknis mengenai prosedur

pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan kepada para pegawai untuk

meningkatkan kemampuan, wawasan, dan kinerja pegawai sehingga akan

membantu instansi untuk mencapai tujuannya dengan mudah.

3. Pemkot Salatiga harus melakukan review terhadap program Simbada yang

dimiliki. Sehingga didapatkan program yang saling terintegrasi mulai dari

perencanaan penganggaran sampai dengan pelaporan, dan bisa digunakan

dengan mudah oleh pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan

adanya Simbada, pengelolaan barang milik daerah akan menjadi lebih

efisien.

Keterbatasan Penelitian

Meskipun telah berusaha sedemikian rupa untuk merancang penelitian,

namun masih terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu dalam proses

wawancara hanya dapat dilakukan oleh satu orang pegawai yang telah ditunjuk

saja, sehingga tidak bisa mendapatkan pernyataan dan pandangan dari pegawai

lain.

Page 31: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

31

DAFTAR PUSTAKA

Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 9 Tentang Akuntansi Aset

Tetap.

Fahmi. 2012. Wakil Walikota Arahkan SKPD Pengguna Barang.

http://salatigakota.go.id/InfoBerita.php?id=242&. 28 Agustus 2014.

Hilmah, Fairoza, 2013, “Analisis Pelaksanaan Penatausahaan Dan Akuntansi Aset

Tetap Pada DPKA Kota Padang”, E-Journal Universitas Negeri Padang.

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2013 Tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tahun Anggaran 2012.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005, Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 07 Tentang Akuntansi Aset

Tetap.

Peraturan Walikota Salatiga Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Barang

Milik Daerah.

Wahyuningrum, Endah, et.al., 2013, “Analisis Optimalisasi Proses Perencanaan

Pengelolaan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Salatiga”, Journal of Public

Policy, Universitas Diponegoro.

Page 32: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

32

Lampiran-lampiran

Lampiran 1

FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) A

TANAH

NO. KODE LOKASI:

No Jenis

Barang/

Nama

Barang

Nomor Luas

(m2)

Tahun

Pengadaan

Letak/

Alamat

Status tanah Penggunaan Asal-

Usul

Harga

(Ribuan

Rp)

Ket

Kode

barang

Register Hak Sertifikat

Tanggal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MENGETAHUI ……..,……………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (…………………………)

NIP NIP

Page 33: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

33

Lampiran 2

FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) B

PERALATAN DAN MESIN

NO. KODE LOKASI:

No.

Urut

Kode

Barang

Nama/

Jenis

Barang

Nomor

Register

Merk/

Type

Ukuran/

CC

Bahan Tahun

Pembelian

Nomor Asal-usul

Cara

Perolehan

Harga Ket

Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MENGETAHUI ……..,……………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (…………………………)

NIP NIP

Page 34: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

34

Lampiran 3

FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) C

GEDUNG DAN BANGUNAN

NO. KODE LOKASI:

No.

Urut

Nama/

Jenis

Barang

Nomor Kondisi

Bangunan

(B,KB,RB)

Konstruksi

Bangunan

Luas

Lantai

(m2)

Letak/

Lokasi

Alamat

Dokumen

Gedung

Luas

(m2)

Status

Tanah

Nomor

Kode

Tanah

Asal-

Usul

Harga Ket

Kode

Barang

Register Bertingkat/

Tidak

Beton/

Tidak

Tanggal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUI ……..,……………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (…………………………)

NIP NIP

Page 35: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

35

Lampiran 4

FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) D

JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

NO. KODE LOKASI:

No.

Urut

Nama/

Jenis

Barang

Nomor Konstruksi Panjang

(KM)

Lebar

(M)

Luas

(m2)

Letak/

Lokasi

Dokumen Status

Tanah

Nomor

Kode

Tanah

Asal-

Usul

Harga Kondisi

(B,KB.RB)

Ket

Kode

Barang

Register Tanggal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUI ……..,……………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (…………………………)

NIP NIP

Page 36: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

36

Lampiran 5

FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) E

ASSET TETAP LAINNYA

NO. KODE LOKASI:

No.

Urut

Nama/

Jenis

Barang

Nomor Buku/ Perpustakaan Barang Bercorak Kesenian/

Kebudayaan

Hewan/ Ternak

dan Tumbuhan

Jumlah Tahun

Cetak/

Pembelian

Asal-usul

Cara

Perolehan

Harga Ket

Kode Register Judul/

Pencipta

Spesifikasi Asal

Daerah

Pencipta Bahan Jenis Ukuran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MENGETAHUI ……..,……………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (…………………………)

NIP NIP

Page 37: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

37

LAMPIRAN 6

FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) F

KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

NO. KODE LOKASI:

No.

Urut

Nama/

Jenis

Barang

Bangunan

(P,SP,D)

Konstruksi Bangunan Luas

Lantai

(m2)

Letak/

Lokasi

Alamat

Dokumen Tgl/

Bln/

Thn

Mulai

Status

Tanah

Nomor

Kode

Tanah

Asal-Usul

Pembiayaan

Nilai

Kontrak

(Rp)

Ket

Bertingkat/

Tidak

Beton/

Tidak

Tanggal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

MENGETAHUI ……..,……………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (…………………………)

NIP NIP

Page 38: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

38

Lampiran 7

FORMAT KARTU INVENTARIS RUANGAN

KAB :

PROVINSI :

UNIT :

SATUAN KERJA :

RUANGAN : NO. KODE LOKASI :

No. Urut Nama/

Jenis

Barang

Merk/

Model

No. Seri

Pabrik

Ukuran Bahan Tahun

Pembuatan/

pembelian

No. Kode

Barang

Jumlah

Brang/

Register

Harga

Beli/

Peroleha

Keadaan Barang Ket

Baik Kurang

Baik

Rusak

Berat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MENGETAHUI ……..,……………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (…………………………)

NIP NIP

Page 39: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

39

Lampiran 8

FORMAT BUKU INVENTARIS

SKPD :

KABUPATEN/KOTA :

PROVINSI : NO. KODE LOKASI :

NOMOR SPESIFIKASI BARANG Bahan Asal/

Cara

Perolehan

Barang

Tahun

Perolehan

Ukuran

Barang/

Konstruksi

(P,S,D)

Satuan Keadaan

barang

(B,RR,RB)

Jumlah Ket

No.

Urut

Kode

Barang

Register Nama/

jenis

barang

Merk/

Type

No.Sertifikat

No.Pabrik

No.Chasis

No.Mesin

Barang Harga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

MENGETAHUI ……..,……………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (…………………………)

NIP NIP

Page 40: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

40

Lampiran 9

FORMAT REKAPITULASI BUKU INVENTARIS

(REKAP HASIL SENSUS)

SKPD :

KABUPATEN/KOTA :

PROVINSI :

NO KODE JUMLAH JUMLAH

URUT GOLONGAN BIDANG NAMA BIDANG BARANG BARANG HARGA KET

BARANG

1 2 3 4 5 6 7

1 01 01 TANAH

2 02 PERALATAN DAN MESIN

02 a.Alat-alat besar

03 b.Alat-alat angkota

04 c.Alat-alat bengkel dan alat ukur

05 d.Alat-alat pertanian dan peternakan

06 e.Alat-alat kantor dan rumah tangga

07 f.Alat-alat stodio dan komunikasi

08 g.Alat-lat kedokteran

09 h.Alat-alat laboratorium

10 i.Alat-alat keamanan

3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN

11 a.Bangunan dan gedung

12 b.Bangunan dan monumen

4 04 JALAN,IRIGASI DAN JARINGAN

13 a.Jalan dan jembatan

14 b.Bangunan air dan irigasi

15 c.Instalasi

16 d.Jaringan

5 05 ASET TETAP LAINNYA

17 a.Buku perpustakaan

18 b.Barang bercorak kesenian/kebudayaan

19 c.Hewan ternak dan tumbuhan

6 06 KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Page 41: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

41

Lampiran 10

FORMAT DAFTAR MUTASI BARANG

PROV/KAB/KOTA.........................

TAHUN ANGGARAN .......................

SKPD :

KAB/KOTA :

PROVINSI : KODE LOKASI :

NOMOR Asal/

Cara

Perole

han

Baran

g

Tahun

Peroleha

n

Ukura

n

baran

g/

Kon-

struksi

satua

n

Kondi

si (B,

RR,

RB)

Jumlah awal Mutasi/perubahan Jumlah Ket

. No

.

uru

t

Kode

baran

g

Re

g

Nama

/ jenis

baran

g

Merk

/

Type

No.Sertifik

at

No.Pabrik

No.Chasis

No.Mesin

Baha

n

baran

g

harg

a

berkurang Bertamba

h

baran

g

harg

a

jm

l

harg

a

jm

l

harg

a

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

MENGETAHUI ……..,……………………

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(…………………………) (…………………………)

NIP NIP

Page 42: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

42

Lampiran 11

FORMAT REKAPITULASI DAFTAR MUTASI BARANG

SKPD :

KABUPATEN/KOTA :

PROVINSI :

No.

urut

Gol Kode

Bidang

Barang

Nama Bidang

Barang

Keadaan per 1

Jan

Mutasi perubahan selama 1

Jan…s/d 31 Des…

Keadaan per

31 Des

Ket.

Jml

Baran

g

Jml

Harga

Bertambah Berkurang Jml

Baran

g

Jml

Harg

a Jml

Baran

g

Jml

Harga

Jml

Barang

Jml

Harga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 01 01 Tanah

2 02 PERALATAN

DAN MESIN

02 a.Alat-alat besar

03 b.Alat-alat

angkota

04 c.Alat-alat

bengkel dan alat

ukur

05 d.Alat-alat

pertanian dan

peternakan

06 e.Alat-alat

kantor dan

rumah tangga

07 f.Alat-alat stodio

dan komunikasi

08 g.Alat-lat

kedokteran

09 h.Alat-alat

laboratorium

10 i.Alat-alat

keamanan

3 03 GEDUNG DAN

BANGUNAN

11 a.Bangunan dan

gedung

12 b.Bangunan dan

monumen

4 04 JALAN,IRIGAS

I DAN

JARINGAN

13 a.Jalan dan

jembatan

14 b.Bangunan air

dan irigasi

15 c.Instalasi

16 d.Jaringan

5 05 ASET TETAP

LAINNYA

17 a.Buku

perpustakaan

Page 43: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

43

18 b.Barang

bercorak

kesenian/kebuda

yaan

19 c.Hewan ternak

dan tumbuhan

6 06 KONSTRUKSI

DALAM

PENGERJAAN

Page 44: Penatausahaan Barang Milik Daerah Di Dppkad Kota Salatigarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7668/3/T1_232011087_Full... · aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, ... inventarisasi

44

Lampiran 12

Daftar Kedisiplinan SKPD se-Kota Salatiga

SKPD Pembukuan Inventarisasi Pelaporan

Tertib Blm Tertib Tertib Blm Tertib Tertib Blm Tertib

Setda v v v

Setwan v v v

Disdikpora v v v

DKK v v v

Bina Marga v v v

Cipkataru v v v

Dispertankan v v v

Disperindagkop v v v

Dishubkombudpar v v v

DPPKAD v v v

DInsosnaker v v v

Disdukcapil v v v

Bappeda v v v

BKD v v v

Bapermas v v v

Kesbangpol v v v

BPPT dan PM v v v

KLH v v v

Kpersipda v v v

Inspektorat v v v

Satpol PP v v v

RSUD v v v

Kec. Sidomukti v v v

Kec. Tingkir v v v

Kec. Sidorejo v v v

Kec. Argomulyo v v v Sumber : Bagian Aset DPPKAD Kota Salatiga